SKRIPSI
Ekonomi (S.E)
OLEH:
1113046000081
JAKARTA
1439H/2018M
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH,
TBK SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2011-2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh:
Di Bawah Bimbingan:
i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Hari ini Kamis, 11 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswi:
PANITIA UJIAN:
1. Ketua : AM Hasan Ali, M.A
NIP. 19751201 200501 1 005 (.....………...…….)
ii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
ABSTRACT
This research aims to measure the efficiency level of Bank Panin Dubai
Syariah,Tbk before going public and after going public. The time period of
measurement used in this research is three years before going public and three
years after going public.
The method used in this research is Data Envelopment Analysis, using
asusmsi Constant Return to Scale (CRS). The variables used in this research are
DPK, fixed assets, and labor cost as input variables, as well as financing and
operating income as output variables.
The result showed that there is no significant difference of efficiency level
of Bank Panin Dubai Syariah,Tbk before and after go public. Then, the trend of
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk efficiency level after going public is more stable
than before going public. This study also provides potential improvement
analysis, by looking at the value of to gain as an effort that can be used by banks
to operate efficiently.
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai pemenuhan persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan ucapan hormat dan terimakasih
sebagaibentuk penghargaan kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A selaku Tim
Task Force Passing Out Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si dan RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Dr. M. Dawud Arif Khan, SE, M. Si, Ak, CPA selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan
dan membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Mu’min Rouf, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing selama perkuliahan.
7. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini
vi
dengan baik, dan tak lupa kepada staf akademik, karyawan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak dan Ibu, sebagai motivasi terbesar dalam hidup saya yang dengan
tulus selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam segala hal.
Saudaraku, Wahyu Setiyawan yang turut memberikan semangat dan
doanya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman seperjuangan kuliah penulis, serta seluruh keluarga besar
Muamalat jurusan Perbankan Syariah 2013. Dan untuk semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak akan mengurangi
rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Terimakasih telah mengisi
warna perkuliahan penulis. Semoga semua kebaikan yang diberikan Allah
SWT dibalas dengan berlipat ganda.
vii
DAFTAR ISI
viii
4.Model Pengukuran Efisiensi DEA ............................................23
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode DEA .................................24
D. Review Penelitian Terdahulu .......................................................26
E. Kerangka Berpikir ........................................................................28
A. Kesimpulan ..................................................................................65
B. Saran .............................................................................................66
LAMPIRAN ...................................................................................................70
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Pertumbuhan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah ................ 40
Grafik 4.2 Pergerakan Variabel InputOutput Sebelum Go Public.............. 42
Grafik 4.3 Pergerakan Variabel InputOutput Sesudah Go Public .............. 43
Grafik 4.4 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah Sebelum Go Public ......................................................................... 46
Grafik 4.5 Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
Go Public ..................................................................................................... 47
Grafik 4.6 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah Sesudah Go Public .......................................................................... 54
Grafik 4.7 Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah Sesudah
Go Public ..................................................................................................... 55
Grafik 4.8 Pergerakan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
dan Sesudah Go Public ................................................................................ 59
Grafik 4.9 Total Potential Improvement Sebelum Go Public .................... 61
Grafik 4.10 Total Potential Improvemen Sesudah Go Public .................... 62
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat dilihat dengan banyak
munculnya lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah,
pasar modal syariah, dan lembaga lainnya. Awal perkembangan perbankan
syariah di Indonesia dimulai dengan didirikannya bank syariah pertama pada
tahun 1992, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Perbankan Islam memiliki peran
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat melalui proses intermediasi,
yaitu kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa
keuangan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya eksistensi perbankan
syariah semakin hari semakin meningkat, hal ini dibuktikan setelah bank syariah
bertahan dalam krisis ekonomi tahun 1998. Bank syariah tidak menggunakan
tingkat suku bunga dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Besarnya bagi
hasil pada bank syariah bersaing dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh
bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi lalu telah menenggelamkan
banyak bank konvensional dan banyak yang menjalankan proses likuidasi.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia relatif selalu meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini dapat digambarkan dari tabel di bawah :
1
2
ini mengalami peningkatan dibandingkan akhir tahun 2015 lalu yang sebesar
296.262 triliun. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh Bank Pembangunan
Daerah Aceh yang melakukan spin off dari Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi
Bank Umum Syariah (BUS) pada September 2016 yang lalu.
1
Umiyati dan Queenindya Permata, “Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode
RGEC”, Jurnal Akutansi dan Keuangan Islam, II, 2 (2015), h.,186.
2
Nor Hadi, Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis di Instrumen Keuangan Pasar Modal,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h., 36.
3
pajak penghasilan sebesar 5 persen lebih rendah dari tarif pajak penghasilan wajib
pajak dalam negeri yang saat ini sebesar 25 persen.3
Melalui go public diharapkan perusahaan mampu memperoleh pengaruh
yang besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan. Dengan adanya perubahan
perusahaan menjadi perusahaan publik maka diharapkan kinerja perusahaan
tersebut akan mengalami peningkatan. Salah satu cara untuk mengukur kinerja
usaha perbankan syariah ialah melalui tingkat efisiensi. Dengan kata lain, tingkat
efisiensi dapat memberikan gambaran mengenai kinerja usaha perbankan. Bank
yang efisien berarti kinerjanya juga baik, demikian pula sebaliknya, bank yang
tidak efisien kinerjanya juga tidak baik. Bank yang efisien dapat memberikan
kepercayaan kepada para investor, bahwa dana yang diinvestasikan di bank
tersebut akan memberikan hasil atau keuntungan. Sedangkan bagi para nasabah,
bank yang efisien dapat memberikan keuntungan, karena biaya transaksi di bank
tersebut lebih murah dibandingkan bank yang lain (yang tidak efisien).4
Efisiensi dalam ranah perbankan adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam mengukur suatu kinerja bank dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
dan Net Operating Margin (NOM) sering dijadikan acuan dalam menganalisis
efisiensi yang merupakan salah satu komponen dalam analisis CAMEL (Capital
Asset Management Equity Liability). Namun, rasio BOPO dan NOM tersebut
memiliki kelemahan dalam mengukur efisiensi. Di antaranya yaitu sulit untuk
menyamaratakan apakah suatu rasio itu baik atau buruk, sulit untuk menyatakan
apakah suatu perusahaan tersebut kuat atau lemah, dan tidak memperhitungkan
biaya modal.5
3
BEI : Go Public Bantu STingkatkan Kinerja Perusahaan”,
https://economy.okezone.com./read/2016/10/18/278/1517922/BEI-go-public-bantu-tingkatkan-
kinerja-perusahaan#lastread, diakses pada 25 Januari 2016.
4
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, (Jawa Barat: Gramata
Publishing, 2014), h., 64.
5
Endri, “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-Rasio Keuangan dan
Economic Value Added (Studi kasus PT. Bank Mandiri Syariah)”, Jurnal Ekonomi, XIII, 1 (Mei,
2008), h.,160.
4
6
Rina Sari Qurniawati, “Efisiensi Perbankan di Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Return
Saham dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis (DEA)”, BENEFIT Jurnal Manajemen dan
Bisnis, XVII, 1( Juni 2013), h., 28.
7
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, XVI, 2 (Oktober 2013), h.,168.
5
isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya, dimungkinkan suatu pola
perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda.
Kedua, nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam
lingkup sekumpulan UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) yang diperbandingkan.8
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk menjadi bank syariah pertama yang
mencatatkan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan perdana
saham (Initial Public Offering/IPO). Bank Panin Dubai Syariah, Tbk bisa dibilang
bank syariah yang masih terhitung muda bila dibandingkan dengan Bank
Muamalat dan Bank Syariah Mandiri yang telah berdiri cukup lama. Pada 15
Januari 2014 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah melakukan penawaran saham
perdana/IPO.
Dalam prospektusnya Bank Panin Dubai Syariah, Tbk menyebutkan bahwa
setelah melakukan IPO akan mengalami peningkatan kinerja yang dapat dilihat
dari penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham. Dana dari hasil
penjualan saham selanjutnya dikurangi biaya-biaya emisi efek. Dana hasil
pengurangan tersebut sekitar 80% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan
guna memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dalam rangka mendukung
ekspansi pembiayaan, dan sekitar 20% untuk pengembangan jaringan termasuk di
dalamnya infrastruktur perseroan. Setelah IPO diharapkan perusahaan dapat
memberikan peluang yang besar untuk jangka panjang bagi perusahaan seperti
peningkatan kinerja manajemen, modal, laba, dan kualitas perusahaan.9
Penilaian kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan publik juga
penting dilakukan sebab apabila kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan
publik kurang baik atau jelek, maka akan berpengaruh pada harga saham yang
beredar di pasar sekunder atau bursa efek. Perusahaan publik dituntut untuk selalu
meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, agar para investor atau pemegang
saham aktif dalam memperdagangkan sahamnya di pasar modal, dan pada
8
Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus : Bank - Bank YangTerdaftar di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2002”, Dinamika Pembangunan, I, 2 (Desember, 2004), h., 97.
9
PT. Panin Bank Syariah Tbk, “ Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT
Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013”, diakses pada 7 Agustus 2017 dari
https://www.paninbanksyariah.co.id/document/prospektus.pdf , h., 10.
6
akhirnya harga dari saham perusahaan yang bersangkutan bisa bersaing secara
kompetitif, sehingga saham tersebut bisa dikategorikan menjadi saham blue chip.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut tentang kinerja
perusahaan yang diukur melalui tingkat efisiensi perusahaan saat sebelum dan
sesudah go public. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan dalam sektor
perbankan syariah yang telah listing di BEI, yaitu Bank Panin Syariah yang telah
berubah nama menjadi PT Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Penelitian dilakukan
dengan membandingkan data sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan go
public. Dengan demikian, maka dibuatlah penelitian dengan judul “Analisis
Tingkat Efisiensi Bank PT Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan Sesudah
Go Public Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”
B. Identifikasi Masalah
1. Selain merupakan sumber dana baru untuk pertumbuhan perusahaan, go public
juga membantu meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Efisiensi dalam ranah perbankan adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam mengukur suatu kinerja bank dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya.
3. Rasio BOPO dan NOM memiliki kelemahan dalam mengukur efisiensi.
4. Pendekatan cost frontier analysis adalah pendekatan lain yang dapat dipakai
untuk menilai efisiensi bank dan lebih baik dari pendekatan akutansi
tradisional.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang dibahas, yang
berisikan teori-teori mengenai bank syariah, go public, efisiensi bank,
penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variabel penelitian dan definisi operasional dari
variabel yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan, serta
gambaran umum objek penelitian.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan hasil dari data yang telah diolah
secara mendalam menggunakan alat analisis, sehingga akan didapat
hasil penelitian yang baik yang kemudian akan merunjuk pada
seimpulan dan rekomendasi.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan analisa
olahan data dan berisi rekomendasi yang tepat untuk dijadikan solusi
bagi para pihak terkait dan yang berkepentingan dengan tema yang
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank berasal dari kata bangque (bahasa Perancis) dan dari kata banco
(bahasa Italia) yang berarti peti/lemari atau bangku. Definisi tersebut menjelaskan
fungsi dasar dari bank komersial, yaitu: pertama, sebagai fungsi penyimpanan
yang aman dengan menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman,
kedua, sebagai fungsi transaksi yakni menyediakan alat pembayaran untuk
membeli barang dan jasa.10 Adapun definisi bank menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.11
Menurut UU Nomor 21 tahun 2008, perbankan syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Sementara itu, yang dimaksud bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.12
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
maksudnya adalah bank yang dalam operasionalnya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat tersebut dihindari praktik-praktik yang
dikhawatirkan mengandung unsur riba, yang kemudian diisi dengan kegiatan-
kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-
praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang
telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau.13
10
M. Syafi’i Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alfabeta,
2006, cet. ke-4), h., 2.
11
Suharso, dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, (Semarang:
CV Widya Karya), h., 19.
12
UU Nomor 21 tahun 2008, Pasal 1.
13
Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005,
cet. 1), h., 33.
9
10
14
UU Nomor 21 tahun 2008, Pasal 4.
15
Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, h., 47.
11
16
Kautsar Rizal Salman, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah, (Padang:
@kademia, 2012), h., 74.
12
17
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2013), h., 98.
18
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h., 99.
19
Rinda Hesti K, Sistem Informasi Perbankan Syariah, (Tangerang Selatan: UIN Jakarta
Press, 2013), h., 80.
13
20
Rinda Hesti K, Sistem Informasi Perbankan Syariah, h., 85,
21
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.,102- 103.
14
Produk dan
Jasa Perbankan
Syariah
Wakalah
Mudharabah Kafalah Ijarah
Mutlaqah Hawalah Murabahah Mudharabah
Wadiah Mudharabah
Rahn Salam Ijarah
Mudharabah Wadiah
Mudharabah Qord Istishna Muntahhiyah Musyarakah
Muqayyadah Bittamlik
22
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h., 105-107.
15
B. Go Public
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk dapat
menghimpun dana dalam rangka ekspansi usahanya adalah dengan melakukan
penawaran saham (go public). Penawaran umum saham (go public) ini sering
dikenal pula dengan istilah Intial Public Offering atau IPO.
Istilah go public (Penawaran Umum) tidak lain adalah istilah hukum yang
ditunjukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan dan menawarkan dan
akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik dalam bentuk saham,
obligasi atau efek lainnya kepada masyarakat secara luas. Dengan demikian,
penawaran umum tidak lain adalah kegiatan emiten untuk menjual efek yang
dikeluarkan kepada masyarakat, yang diharapkan akan membeli dan dengan
demikian memberikan pemasukan dana kepada emiten baik untuk
mengembangkan usahanya, membayar utang, atau kegiatan lainnya yang
diinginkan oleh emiten tersebut.23
Adapun manfaat go public adalah sebagai berikut:24
a. Membuka akses perusahaan terhadap sarana pendanaan jangka panjang.
Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun
untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, kendala tersebut akan lebih
mudah diselesaikan. Perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal untuk
memperoleh pendanaan selanjutnya melalui penawaran umum terbatas dan
secondary offering serta private placement. Selain itu mempermudah akses
perusahaan untuk menirbatkan surat utang.
b. Kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
Kemampuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk
dalam kondisi yang dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti
terjadinya kegagalan pembayaran utang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara
para pemegang saham pendiri, atau bahkan karena adanya perubahan dinamika
23
H.M Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Tata Nusa, 2006), h., 19.
24
Bursa Efek Indonesia, “Panduan Go Public”, diakses 15 Juni 2017 dari
https://gopublic.idx.co.id/2016/06/22/panduan-go-public.pdf , h., 5.
16
25
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal: Go
Public dan Go Private di Indonesia (Jakarta: Kencana , 2009), h., 10-11.
17
C. Teori Efisiensi
1. Konsep Efisiensi
Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro, yaitu teori
produsen dan teori konsumen. Teori produsen menyebutkan bahwa produsen
cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Serta teori
konsumen menyebutkan bahwa konsumen cendrung memaksimumkan tingkat
kepuasannya. Dalam teori produsen dikenal adanya garis frontier produksi. Garis
ini menggambarkan hubungan antara input dan output dalam proses produksi.
Garis ini mewakili tingkat output maksimum dari setiap penggunaan input yang
mewakili penggunaan teknologi dari suatu perusahaan.27
26
Nor Hadi, Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis di Instrumen Keuangan Pasar Modal
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h., 36.
27
Nurul Huda & Mustafa Edwin N, Current Issue Lembaga Keuangan Syaiah, (Jakarta :
Kencana, 2009), h., 10.
18
Y2 B
C
Y1
A
X1 X2
28
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, (Jawa Barat: Gramata
Publishing, 2014), h., 65-66.
19
Efisiensi = (2.1)
Akan tetapi, formula tersebut tidaklah memadai mengingat fakta yang ada
saat ini banyak sekali output dan input yang berhubungan dengan sumber daya,
aktivitas dan faktor lingkungan yang berbeda. Akhirnya, ukuran efisiensi relatif
yang digunakan adalah:
Efisiensi = (2.2)
Hasil nilai efisiensi akan menunjukkan skala 0-1 (nol hingga 1), di mana
jika hasil efisiensi menunjukkan “0” maka unit bisnis yang diuji sangat tidak
efisien. . nilai ”1” menunjukkan bahwa unit bisnis tersebut adalah sangat efisien.
Nilai-nilai efisiensi tersebut adalah relatif (tidak absolut) dan nilai yang dihasilkan
29
Nurul Huda & Mustafa Edwin N, Current Issue Lembaga Keuangan Syaiah, h., 11.
30
Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata
Publishing, 2013), h., 320.
20
adalah dengan membandingkan antara setiap unit-unit bisnis pada kumpulan data
yang akan dianalisis.31
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi
“kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan input yang ada, adalah
merupakan ukuran kinerja yang diharapkan”. Dengan demikian ada pemisahan
antara harga dan unit yang digunakan (input) maupun harga dan unit yang
dihasilkan (output) sehingga dapat diidentifikasi beberapa tingkat efisiensi
teknologi, efisiensi alokasi, dan total efisiensi. Dengan diidentifikasinya alokasi
input dan output, maka akan dapat dianalisis lebih jauh untuk melihat penyebab
inefiensi suatu bank.32
Selanjutnya, efisiensi dapat dikategorikan ke dalam dua konsep, yaitu:33
a. Efisiensi output, yang didasarkan pada perbandingan antara biaya pada
tingkat output yang nyata dengan biaya di tingkat ouput optimum. Dasar dari
efisiensi output adalah bagaimana sejumlah output dapat ditingkatkan secara
bertahap tanpa merubah jumlah input yang digunakan.
b. Efisiensi input, berkaitan dengan upaya perusahaan dalam menggunakan
input secara efisien dalam menghasilkan jumlah output tertentu. Efisiensi
input ini berintikan bagaimana jumlah input dapat dikurangi secara bertahap
tanpa mengubah jumlah output yang dihasilkan
2. Teknik Pengukuran Efisiensi34
Terdapat tiga jenis pendekatan dalam mengukur efisiensi perbankan:
a. Pendekatan Rasio
Pendekatan ini mengukur efisiensi dengan cara menghitung perbandingan
output dengan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki
31
Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, h., 321.
32
Zaenal Abidin dan Endri, “Kinerja Efisisensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, XI, 1 (Mei,
2009), h., 22.
33
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 68.
34
Harjum Muharram dan Rizki Pusvitasari, ”Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah
di Indonesia dengan metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, II, 3 (Desember, 2007), h., 86.
21
efisiensi yang tinggi apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum
dengan input yang seminimal mungkin.
Efisiensi = (2.3)
Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan
output yang akan dihitung secara bersamaan, maka banyak perhitungan kemudian
menimbulkan asumsi yang tidak tegas.
b. Pendekatan Regresi
Pendekatan ini menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu
sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tetentu. Bentuk fungsi dalam
pendekatan regresi:
Y = f {X1, X2, X3, X4, .................... Xn} (2.4)
Di mana Y = Output dan X = Input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat input yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu. UKE tersebut dinilai
efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan
jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi
banyak output karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam
sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam
satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi.
c. Pendekatan Frontier
Pendekatan ini mempunyai dua jenis, yaitu parametrik dan non-parametrik.
Pendekatan parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approach (SFA), yaitu
perluasan dari model asli deterministik untuk mengukur efek-efek yang tidak
terduga (stochastic frontier) di dalam batas produksi, Distribution Free Approach
(DFA) mengukur efisiensi biaya mengukur seberapa dekat biaya dari suatu bank
dengan biaya terendah yag dibutuhkan untuk memproduksi output yang sama
pada kondisi yang sama dan Thick Frontier Approach (TFA). Sedangkan non-
parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu model pemrograman
linier fraksional yang dapat mencakup banyak input dan banyak output tanpa
22
perlu menentukan bobot untuk setiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan
eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dengan output (tidak seperti
regresi).
Pendekatan frontier lebih unggul karena penggunaan teknik program atau
statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor
eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Keuntungan
yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat mengukur secara objektif
kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen
lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.
3. Penentuan Variabel Input dan Output
Untuk mengukur tingkat efisiensi lembaga keuangan baik menggunakan
pendekatan parametrik atau non-parametrik perlu ditentukan atau didefinisikan
variabel input dan output. Terdapat tiga pendekatan yang lazim digunakan untuk
mendefinisikan hubungan input dan output dari suatu lembaga keuangan, yaitu:35
1. Pendekatan Aset (Asset Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai pencipta
kredit/pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, efisiensi diukur berdasarkan
kemampuan perbankan menanamkan dana dalam bentuk
kredit/pinjaman/pembiayaan, surat-surat berharga dan aset lainnya sebagai output.
Sedangkan input diukur dari biaya tenaga kerja, biaya dana (cost of fund) dan
biaya capital fisik.
2. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari
rekening tabungan (deposit account) dan kredit/pinjaman (loans). Pendekatan
produksi mendefinisikan output sebagai jumlah dari berbagai rekening (account)
tersebut atau berbagai transaksi yang terkait. Sedangkan input dihitung dari
jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan material lainnya.
35
Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan
Metode NonParametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”, Working Paper Series Bank
Indonesia (Desember, 2003), h., 3.
23
38
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, XVI, 2 (Oktober 2013), h., 175.
39
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, h., 175.
25
daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, dan pengamatan yang
ekstrim sebagai faktor ketidakefisienan.40
Jadi, secara singkat terdapat beberapa kelebihan dan keterbatasan metode
DEA yang dikemukakan oleh Purwantoro (2003), yaitu :
40
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 97-98.
41
Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus : Bank - Bank YangTerdaftar di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2002”, Dinamika Pembangunan, I, 2 (Desember, 2004), h., 101.
42
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 97.
43
Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis, h., 101.
26
Bank-bank yang
terdaftar di BEJ
tahun 2002)
3 Queenindya Model Analisis : Hasil dalam penelitian Menggunakan
Permata Faly RGEC, metode tersebut menunjukkan metode DEA.
(2016). komparatif dengan bahwa variabel CAR Dengan variabel
Analisis alat uji statistik non terdapat perbedaan input : biaya
Perbandingan parametrik two related yang signifikan, tenaga Kerja, DPK,
Kinerja Bank sample (wilcoxon test) karena memiliki nilai aktiva etap. Serta
Syariah Sebelum sig. < 0,05. Sedangkan variabel output:
dan Setelah Go Variabel Penelitian : variabel lainnya pembiayaan,
Public dengan CAR, NPF, FDR, seperti NPF, FDR, pendapatan
Model RGEC ROA, ROE, NOM, ROA, ROE, NOM dan operasional.
(Studi Kasus pada dan GCG. GCG tidak memiliki Periode yang
Bank Panin perbedaan yang digunakan lebih
Syariah Periode signifikan. panjang.
2013-2014)
4 Shafitranata Model Analisis : Hasil dalam penelitian Dengan variabel
(2011). Data Envelopment tersebut menunjukkan input : biaya
Tingkat Efisiensi Analysis (DEA). bahwa rata-rata tenaga kerja, DPK,
Bank Umum tingkat efisiensi rata- aktiva tetap. Serta
Syariah (BUS) Variabel Penelitian : rata tahunan BMI, variabel output:
Menggunakan Input: Biaya BSM, dan BMS sudah pembiayaan,
Metode Data Operasional, Biaya mencapai efisiensi pendapatan
Envelopment Tenaga Kerja ,Jasa suatu bank kecuali operasional.
Analysis (DEA). Bank. BMS yang memiliki Objek yang
Output: Total rata-rata tahunan digunakan Bank
Simpanan, dan kurang dari ketetapan Syariah yang Go-
Deposito suatu efisiensi. Public.
28
E. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian
yang telah ada sebelumnya, yaitu menganalisis tingkat atau nilai efisiensi suatu
bank, khususnya bank syariah di Indonesia yang telah go public dengan
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Objek atau sampel
dalam penelitian ini yaitu Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Periode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu dalam kurun waktu 6 tahun terakhir dengan
data per-triwulan, 3 tahun periode sebelum go public tahun 2011-2013, dan 3
tahun periode sesudah go public tahun 2014-2016. Sementara itu, variabel-
variabel yang digunakan dalam menganalisis mengacu kepada penelitian yang
dilakukann oleh Zaenal Abidin dan Endri (2009), Heri Pratikto dan Iis Sugianto
(2011), Asep Saepullah (2012), Farhan Rabbani (2014), dan Ika Yulita (2015).
Jadi, variabel input yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Aktiva Tetap, dan
Biaya Tenaga Kerja. Serta variabel output-nya adalah Pembiayaan, dan
Pendapatan Operasional.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, peneliti membuat
kerangka pemikiran yang tetap untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk selama periode kuartal ke-1 tahun 2011 sampai dengan
kuartal ke-4 tahun 2016. Dalam pengukurannya, peneliti menggunakan metode
Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. Serta
software analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software WDEA.
29
Input Output
DPK Pembiayaan
Biaya Pendapatan
Operasional Operasional
Biaya Tenaga
Kerja
Interpretasi/Analisis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
44
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramedia
Publishing, 2013), h., 94-95.
30
31
1. Variabel Input
Variabel input merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk
mengetahui efisiensi suatu entitas, di mana variabel input akan mempengaruhi
variabel output. Variabel input pada penelitian ini berjumlah 3 (tiga), yaitu:
a. Dana Pihak ketiga (Total simpanan)
Berdasarkan pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan,
mendefinisikan dana pihak ketiga atau simpanan adalah dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam
bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset yang memiliki periode manfaat yang diharapkan yang
meliputi lebih dari satu periode. Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam
aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha biasa.45 Sedangkan
menurut kamus BI, aset tetap adalah aset bank dengan masa pakai di atas satu
tahun, dimaksudkan tidak untuk dijual guna menunjang kegiatan operasional
bank, antara lain berupa, tanah, gedung, dan peralatan yang dimiliki atau disewa.
c. Beban Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat. Biaya tenaga kerja atau beban personalia adalah biaya yang
dikeluarkan untuk seluruh aktivitas tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan.
2. Variabel Output
a. Total Pembiayaan
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank yang dibiayai untuk mengembalikan
45
K.R. Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuanga Ed. 10, ( Jakarta:
Salemba Empat, 2010), h., 294.
33
uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.46 Menurut M. Syafii Antonio (2001) pembiayaan adalah pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit
unit.
b. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional meliputi pendapatan dari penyaluran dana bank
syariah kepada masyarakat, baik individu ataupun berbadan hukum dengan
menggunakan akad-akad muamalah dalam satuan jutaan rupiah. Serta pendapatan
operasional lainnya, yaitu pendapatan jasa administrasi, jasa transaksi ATM,
pembiayaan khusus, jasa komisi, laba (rugi) transaksi valuta asing, fee sistem
online-payment point.47
46
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h., 106.
47
Rani Rahman dan Irman Firmansyah, “Analisis Efisiensi Perbankan di Indonesia”,
Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper (SCA2016),VI, 1 (2016), h., 409.
48
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, XVI, 2 (Oktober 2013), h., 172.
34
∑
=∑ , untuk i=1,..., m dan j=1,……, n, (3.1)
49
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis” h., 173.
35
Max hs = ∑
St. ∑ -∑ < 0, r=1,…N (3.3)
∑ = 1 dan ui dan vj > 0
Gambar 4.1: Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Dubai Syariah, Tbk.
Kantor pusat Bank Panin Dubai Syariah, Tbk beralamat di Gedung Panin
Life Center lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia.
Hingga tahun 2016, Bank Panin Dubai Syariah, Tbk memiliki 21 kantor yang
terdiri dari 15 kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu, dan 1 kantor kas.
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk memiliki visi yaitu “Bank Syariah Pilihan
yang menjadi Role Model Berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi Rakyat”. Untuk
37
38
mewujudkan visi Bank Panin Dubai, Tbk Syariah, maka misi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk, dijabarkan sebagai berikut: (1) Menyediakan produk dan layanan
yang kreatif, inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. (2)
Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat. (3)
Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional berlandaskan
nilai-nilai spiritual berbasis merit system. (4) Menerapkan tata kelola perusahaan
dan sistem pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip syariah. (5)
Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholders.
Selain itu, Bank Panin Syariah juga mempunyai nilai-nilai positif yang
merupakan budaya perusahaan (corporate culture) yang disebut dengan I CARE,
di mana setiap hurufnya memiliki arti tersendiri yaitu :
Integrity : Jujur, amanah dan beretika.
Collaboration : Pro-aktif, sinergi dan solusi.
Accountability : Terukur, akurat, objektif dan bertanggungjawab.
Respect : Rendah hati, empati dan saling menghargai.
Excellence : Cepat, tepat dan ramah.
Tabel 4.1: Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Tahun 2014, pada awal IPO komposisi saham yang dimiliki Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk sebesar 52,11%, Dubai Islamic Bank sebesar 24,71%, dan sisanya
sebesar 23,18% dimiliki oleh masyarakat. Tahun 2015, komposisi saham Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk meningkat menjadi sebesar 51,86%, komposisi saham
yang dimiliki Dubai Islamic Bank meningkat menjadi 39,50%, dan komposisi
saham yang dimiliki masyarakat hanya sebesar 8,64%. Serta pada tahun 2016,
Bank Panin Syariah mengubah namanya sehubungan dengan masuknya Dubai
Islamic Bank menjadi salah satu pemegang saham pengendali menjadi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk, dengan masing-masing komposisi saham sebesar
51,61% oleh Bank Panin Dubai Syariah, Tbk, 39,32% oleh Dubai Islamic Bank,
dan sisanya sebesar 9,07% dimiliki oleh masyarakat.
Saat ini Bank Panin Dubai Syariah, Tbk termasuk dalam kelompok bank
umum kegiatan usaha (BUKU) 2. Adapun total asset Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk per 31 Desember 2016 sebesar Rp 8,76 triliun. Aset Bank Panin Dubai, Tbk
mengalami peningkatan yang sigifikan dari sebelum go public dan terus
meningkat sesudah melakukan go public. Perkembangan asset Panin Dubai
Syariah dijelaskan pada tabel 4.2 dan grafik 4.1 :
40
Tabel 4.2 : Perkembangan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Grafik 4.1: Pertumbuhan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Total Aset
10.000.000.000
8.000.000.000
6.000.000.000
4.000.000.000
2.000.000.000
0
2016 2015 2014 2013 2012 2011
Tabel 4.4 : Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sesudah Go Public
(Dalam Jutaan Rupiah)
Input Output
Periode
DPK Aset Tetap DPK Aset Tetap
Sesudah Go Public
Mar-14 2674295 46769 12142 3025139 101867
Jun-14 2967373 47122 26700 4183173 239512
Sep-14 3834621 49247 40723 4292177 402234
Des-14 5076082 50765 54736 4785524 559789
Mar-15 5171092 51708 17869 4835900 252438
Jun-15 5554336 52341 36225 5419736 433685
Sep-15 5775013 67719 56691 5549633 636397
Des-15 5928345 73100 76656 5716720 734238
Mar-16 5805681 84064 22551 5458930 185432
Jun-16 6512872 84046 45669 5835531 360280
Sep-16 6607711 94561 68973 5889790 538673
Des-16 6899007 87627 100928 6346929 717682
Sumber: Input dan Output Penelitian, data diolah
Sedangkan untuk pergerakan masing-masing variabel input dan output pada
periode sebelum go public dan sesudah go public dapat dilihat pada gambar 4.2
dan 4.3:
Grafik 4. 2: Pergerakan Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sebelum Go Public
3500000
3000000
DPK
2500000
1000000 Pembiayaan
500000
Pendapatan
Operasional
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 4.3 : Statistik Deskriptif Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sesudah Go Public
8000000
7000000
6000000
DPK
5000000
Aset Tetap
4000000
Biaya Tenaga Kerja
3000000 Pembiayaan
2000000 Pendapatan Operasional
1000000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dari grafik 4.2 dan grafik 4.3 dapat diketahu bahwa setelah go public setiap
variabel meningkat di bandingkan saat sebelum go public. Serta dari perbandinga
variabel input dan output pada grafik 4.2 dan grafik 4.3, dapat diketahui bahwa
terjadi hubungan antara variabel input DPK dengan variabel output pembiayaan.
Semakin tinggi DPK maka semakin tinngi pula pembiayaannya. Hal ini sejalan
dengan fungsi bank sebagai lembaga intermediary, yaitu menyalurkan dana dari
pihak yang kelebihan dana ke pihak kekurangan dana.
100%, maka DMU bersangkutan dianggap tidak efisien, artinya DMU tersebut
masih melakukan tindakan pemborosan dalam penggunaan input dan output-nya
dan belum mampu memanfaatkan secara optimal potensial kemampuan produksi
yang dimiliki.52
. Di samping itu, terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual
adalah angka input output yang dimiliki, sedangkan angka target adalah angka
yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi
efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan
target agar mencapai target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.53
DEA menghasilkan output berupa skor efisiensi berdasarkan orientasi input.
Hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk dengan
pendekatan intermediasi menggunakan analisis CRS (cost return to scale)
disajikan berikut ini :
1. Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go public :
Tabel 4.5 : Nilai Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
Periode 2011 2012 2013
Maret 55,92 % 100,00 % 100,00 %
Juni 62,93 % 87,47 % 88,86 %
September 100,00 % 100,00 % 89,74 %
Desember 100,00 % 99,39 % 84,65 %
Rata-rata 79,71% 96,71% 90,80%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti
Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa pada tahun 2011, tingkat rata-
rata efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 79,71%. Hal ini
menunjukkan bahwa Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada tahun tersebut telah
52
Nurlela, “Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengana Metode
Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal TEKUN, VI, 1(Maret 2015), h.,151.
53
Shafitranata, “Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA)”, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h., 80.
45
Grafik 4.4 : Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sebelum Go Public.
120,00%
96,71%
100,00% 90,80%
79,71%
80,00%
Efisiensi
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
2011 2012 2013
Mean
Dari grafik 4.4 terlihat bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk secara keseluruhan periode sebelum go publicmengalami fluktuasi.
Pada tahun 2011 hingga 2012 nilai efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
mengalami trend yang meningkat. Kemudian dari grafik tersebut terlihat bahwa
pada tahun 2013 tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mengalami
penurunan. Dari 79,71% pada tahun 2011, naik menjadi 96,71% pada tahun
2012, kemudian turun menjadi 90,80%. Untuk lebih rinci penulis juga
menjelaskan mengenai tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk per-
triwulan yang dapat dilihat pada tabel 4.5:
47
Grafik 4.5 : Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
120,00%
100,00%
80,00%
Efisiensi
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Dari gambar di atas, dapat dilihat dengan jelas trend kenaikan dan penuruan
tingkat efisiensi per-triwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go
public. Rata-rata tertinggi pada periode ini terjadi 5 kali yaitu, terjadi pada bulan
September 2011, Desember 2011, Maret2012, September 2012, dan Maret 2013
dengan tingkat efisiensi yang penuh sebesar 100% dan periode terendah terjadi
pada periode Maret 2011 dan Juni 2011 dengan tingkat efisiensi masing-masing
sebesar 55,92% dan 62,93%.
Dengan rata-rata per-triwulan sebesar 89,08%, dapat dikatakan bahwa
sampai tahun 2013 rata-rata Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik. Setiap tahunnya, tingkat efisiensi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk meningkat, walaupun terjadi penurunan pada akhir
periode tahun 2013.
Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa pada bulan Maret 2011, Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mengalami posisi level terendah yang hanya mencapai
55,92% dibandingkan bulan lainnya pada periode sebelum go public ini.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Maret 2011
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 207.021,8 juta
rupiah yang saat ini sebesar 370.192 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual
saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 44,1%, menetapkan
target aset tetap sebesar 15.665,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 36.133 juta
rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 56,6%, menetapkan
biaya tenaga kerja sebesar 1.768,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 3.162 juta
rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 44,1%.
b) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2011
Tabel 4.7 : Targets for Unit Juni 2011 efficiency 62.93% radial
Pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2011, Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 62,93%. Peningkatan
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2011 dapat dilakukan
dengan cara menetapkan target DPK sebesar 251.137,9 juta rupiah yang saat ini
sebesar 399.094 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat
mencapai target apabila biaya DPK dikurangi sebesar 37,1%, menetapkan target
49
aset tetap sebesar 11.602,5 juta rupiah yang saat ini sebesar 36.267 juta rupiah
dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 68,0%, menetapkan biaya
tenaga kerja sebesar 4.223,7 juta rupiah yang saat ini sebesar 6.712 juta rupiah
dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 37,1%.
c) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2012
Tabel 4.8 : Targets for Unit Juni 2012 efficiency 87.47% radial
Pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2012, Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 87,47%. Peningkatan
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2012 dapat dilakukan
dengan cara menetapkan target DPK sebesar 632.003,5 juta rupiah yang saat ini
sebesar 722.565 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat
mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 12,5%, menetapkan target aset tetap
sebesar 17.819,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 39.934 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 55,4%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 7.572 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.657 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 12,5%.
50
Pada tabel 4.9, dapat dilihat bahwa pada bulan Desember 2012, Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang hampir penuh mencapai
99,39%. Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode
Desember 2012 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar
1.215.803,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.223.290 juta rupiah dengan kata
lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi
0,6%, menetapkan target aset tetap sebesar 39.221,5 juta rupiah yang saat ini
sebesar 39.463 juta rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar
0,6%, menetapkan biaya tenaga kerja sebesar 19.785,2 juta rupiah yang saat ini
sebesar 19.907 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini
sebesar 0,6%.
e) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2013
Tabel 4.10 : Targets for Unit Juni 2013 efficiency 88.86% radial
Pada tabel 4.10, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2013, Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 88,86%.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2013
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 1.567.779,8 juta
rupiah yang saat ini sebesar 1.764.391 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual
saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 11,1%, menetapkan
target aset tetap sebesar 25.119,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 40.562 juta
rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 38,1%, menetapkan
biaya tenaga kerja sebesar 14.268,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.058 juta
rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 11,1%.
f) Analisis Tingkat Efisiensi periode September 2013
Tabel 4.11 : Targets for Unit September 2013 efficiency 89.74% radial
Pada tabel 4.11, dapat dilihat bahwa pada bulan September 2013, Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 89,74%.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode September
2013 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 2.061.034,9
juta rupiah yang saat ini sebesar 2.296.565 juta rupiah dengan kata lain kondisi
aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 10,3%,
menetapkan target aset tetap sebesar 36.723,3 juta rupiah yang saat ini sebesar
40.920 juta rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 10,3%,
menetapkan biaya tenaga kerja sebesar 22.985,3 juta rupiah yang saat ini sebesar
25.612 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar
10,3%.
52
Pada tabel 4.12, dapat dilihat bahwa pada bulan Desember 2013, Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 84,65%.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Desember
2013 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 2.429.696,2
juta rupiah yang saat ini sebesar 2.870.310 juta rupiah dengan kata lain kondisi
aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 15,4%,
menetapkan target aset tetap sebesar 39.139,3 juta rupiah yang saat ini sebesar
46.237 juta rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 15,4,3%,
menetapkan biaya tenaga kerja sebesar 29.944,7 juta rupiah yang saat ini sebesar
35.375 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar
15,4%.
53
Berdasarkan 4.13, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014, tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah mencapai 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada tahun tersebut telah
melakukan efisiensi penuh dan melakukan inefisiensi sebesar 0%.Tingkat rata-rata
efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2014
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah melakukan pengelolaan sumber daya yang
sangat baik karena telah mencapai efisiensi yang sempurna.
Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2015 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
dapat mempertahankan tingkat rata-rata efisiensinya dengan nilai efisiensi
mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi penuh dan melakukan
inefisiensi sebesar 0%.Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase
tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
telah melakukan pengelolaan sumber daya yang sangat baik karena telah
mencapai efisiensi yang sempurna.
Berbeda dari tahun sebelumnya, di tahun 2016, tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mengalami penurunan hingga 16,12% dari tahun
sebelumnya, yaitu menjadi 83,88%. Akibatnya pada tahun tersebut rata-rata Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk melakukan inefisiensi sebesar 16,12%. Pada tahun
54
2016, Bank Panin belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang penuh karena
belum mengola sumber dayanya dengan baik.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sesudah go public tahun 2014-2016 telah
stabil walaupun diakhir periode mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dalam
grafik 4.6:
Grafik 4.6 : Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sesudah Go Public.
105,00%
100,00% 100,00%
100,00%
95,00%
Efisiensi
90,00%
83,88%
85,00%
80,00%
75,00%
2014 2015 2016
Mean
Dari grafik 4.6, terlihat bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk periode sesudah go public lebih stabil walau terjadi penurunan di
akhir periode. Pada tahun 2014 dan tahun 2015 dapat diketahui bahwa Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk telah stabil mampu menjalankan fungsi utamanya dengan baik
dengan mencapai nilai efisiensi yang sempurna sebesar 100%. Kemudian dari
grafik tersebut terlihat bahwa pada tahun 2016 tingkat efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mengalami penurunan menjadi 83,88%.
Untuk lebih rinci penulis juga akan menjelaskan pula mengenai tingkat
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk per-triwulan dapat dilihat pada tabel 4.7:
55
Grafik 4.7 : Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sesudah Go
Public
120,00%
100,00%
80,00%
Efisiensi
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Dari grafik 4.7, trend tingkat efisiensi per-triwulan Bank Panin Syariah
lebih stabil. Di mana rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, Juni 2014,
September 2014, Desember 2014, Maret 2015, Juni 2015, September 2015,
Desember 2015 dengan tingkat efisiensi mencapai 100% dan periode terendah
terjadi pada Juni 2016 dengan tingkat efisiensi sebesar 76,18%.
Dengan rata-rata efisiensi per-triwulan sebesar 94,63% Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik dengan
mempertahankan tingkat efisiensi yang penuh selama 2 tahun yaitu tahun 2014
dan 2015, walau terjadi penurunan tingkat efisiensi pada tahun 2016.
56
Pada tabel 4.15, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2016, efisiesi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 76,18%. Peningkatan efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2016 dapat dilakukan dengan cara
menetapkan target DPK sebesar 4.961.641,8 juta rupiah yang saat ini sebesar
6.512.872 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai
target apabila biaya DPK dikurangi 23,8%, menetapkan target aset tetap sebesar
62.895,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 84.064 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 25,2%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 34.791,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 45.669 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 23,8%.
c) Analisis Tingkat Efisiensi periode September 2016
Tabel 4.16 : Targets for Unit September 2016 efficiency 78.60% radial
Pada tabel 4.16, dapat dilihat bahwa pada bulan September 2016, efisiesi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 78,60%. Peningkatan efisiensi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode September 2016 dapat dilakukan dengan
cara menetapkan target DPK sebesar 5.193.447,8 juta rupiah yang saat ini sebesar
6.607.711 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai
target apabila biaya DPK dikurangi 21,4%, menetapkan target aset tetap sebesar
74.321,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 94.561 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 21,4%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 54.210,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 68.973 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 21,4%.
58
Tabel 4.17 : Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan Sesudah Go
Public
Dari tabel 4.17, maka dapat dirinci secara keseluruhan skor rata-rata tingkat
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode 3 tahun terakhir sebelum
go public dan periode 3 tahun sesudah go public, yaitu skor rata-rata efisiensinya
sebelum go public sebesar 89,08 % dan skor rata-rata efisiensi sesudah go public
sebesar 94,63%. Hal ini menunjukkan bahwa periode sesudah melakukan go
public kinerja perusahaan lebih efisien bila dibandingkan sebelum melakukan go
public.
59
Grafik 4.8 : Pergerakan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan
Sesudah Go public
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dari grafik 4.8 dapat dijelskan bahwa periode sebelum melakukan go public
mengalami skor efisiensi yang sangat fluktuatif. Pada awal periode sebelum go
public, triwulan ke 1 skor efisiensi hanya sebesar 55,92%, pada triwulan ke 2
meningkat skor efisiensinya menjadi 62,93%. Selanjutnya, pada triwulan ke 3, 4,
dan 5 secara berturut-turut mengalami efisiensi penuh yaitu sebesar 100%.
Triwulan ke 6 mengalami penurunan skor efisiensi menjadi 87,47%. Triwulan ke
60
publik (go public) telah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada (input) untuk
menghasilkan output yang optimal.
Pembiayaan Pendapatan
0% Operasional
0%
Biaya Tenaga DPK
Kerja 10,93%
10,93%
Aset Tetap
20,37%
Pendapatan
Operasional
2,33%
Pembiayaan DPK
0% 5,37%
Biaya Tenaga
Kerja
5,86%
Aset Tetap
5,48%
Berdasarkan grafik 4.9 dan 4.10, total improvement (variabel yang perlu
mendapatkan perbaikan) terdapat pada variabel input dan variabel output.
Variabel input meliputi DPK, aset tetap, biaya tenaga kerja. Adapun untuk
variabel output yang perlu mendapatkan perhatian adalah pendapatan operasional.
Pada periode sebelum go public, seperti yang terlihat pada grafik 4.9,
variabel input yang menjadi penyebab inefisiensi terbesar yaitu aset tetap sebesar
20,27%, selanjutnya biaya tenaga kerja 10,93%, dan DPK sebesar 10,93%.
Sedangkan untuk variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional
tidak perlu dilakukan perbaikan karena telah mencapai efisiensi yang sempurna.
Kemudian pada periode sesudah go public, seperti yang terlihat pada grafik
4.10, variabel input penyumbang terbesar yang menjadi penyebab inefisiensi
adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar 5,86%, selanjutnya aset tetap sebesar 5,
48%, dan DPK sebesar 5,37%. Sedangkan variabel output berupa pendapatan
operasional penyumbang inefisiensi sebesar 2,33%, dan untuk pembiayaan tidak
perlu dilakukan perbaikan karena telah mencapai efisiensi yang sempurna.
63
Dari perbandingan di atas dapat diketahui bahwa Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk telah mampu mengatasi penyebab inefisien pada periode sebelum go public,
karena pada periode sesudah go public variabel penyebab efisiensi telah
berkurang walaupun belum sempurna.
Sehingga upaya yang harus dilakukan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk untuk
mencapai efisiensi optimal sesudah go public yaitu, harus mengurangi jumlah
beban tenaga kerja sebesar 5,86%, jumlah aset tetap dikurangi sebesar 5,48%, dan
jumlah DPK dikurangi sebesar 5,37%, serta penambahan jumlah pendapatan
operasional sebesar 2,33%. Dalam orientasi input, secara absolut nilai
penambahan output jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai pengurangan
input-nya.
Beban tenaga kerja yang membengkak diakibatkan adanya agresifitas
ekspansi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Ketika ekspansi, tentu membuka kantor
cabang baru dan akhirnya terjadi peningkatan jumlah SDM yang tentunya juga
akan meningkatkan cost personalia. Hal ini berhubungan dengan inefisiennya aset
tetap Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Membengkaknya aset tetap terjadi karena
adanya ekspansifitas tinggi yaitu dengan pembangunan kantor cabang baru.
Sebenarnya hal ini bisa diatasi atau diminimalisir melalui kerjasama antara bank
syariah dengan bank konvensional induknya untuk menekan cost of fixed asset,
misalnya dengan optimalisasi office channeling, atau dengan terobosan baru yaitu
branchless banking di mana cabang tanpa kantor berbentuk fisik. Sehingga selain
dapat mengurangi aset tetap Bank Panin Dubai Syariah, Tbk juga dapat
mengurangi biaya tenaga kerja.
secara teknis menunjukkan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah, Tbk sudah
cukup baik dalam menyalurkan pembiayaan dan memperoleh pendapatan dengan
input yang dimiliki.
Selanjutnya tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode
sesudah go public (tahun 2014-2015) cenderung lebih efisien jika dibandingkan
dengan tahun periode sebelum go public. Dengan rata-rata efisiensi sebesar
94,63%, serta variabel yang menjadi penyebab inefisiensi terbesar adalah biaya
tenaga kerja sebesar 5,86%.
Secara umum, pada periode sesudah go public ini dapat dikatakan konsisten
dengan sedikit variasi. Hal ini dikarenakan pada dua tahun setelah melakukan go
public Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah melakukan efisiensi yang sempurna
namun pada tahun ketiga setelah go public tingkat efisiensinya menurun sebanyak
16,12%. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vicky
Rahma dan Niki Lukviarman (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada bank yang
dapat konsisten beroperasi secara efisien dalam periode 3 tahun, pada bank yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pada penelitian ini hanya menemukan satu bank
yang dapat konsisten beoperasi secara efisien pada 2 tahun penelitian.
Sehingga dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa perusahaan perbankan
dapat meningkatkan kinerjanya melalui tingkat efisiensi setelah melakukan go
public. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Adhisyahfitri Evalina (2011) yang menyatakan bahwa kinerja
perusahaan lebih baik pada saat sebelum melakukan IPO, serta kinerja
perusahaan sesudah melakukan IPO cenderung menurun. Penelitian ini dilakukan
pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode sampel tahun 2001-2004.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat efisiensi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk selama periode sebelum go public dan periode sesudah
go public. Dengan periode sampel dari kuartal I tahun 2013 sampai kurtal IV
tahun 2016, serta menggunakan metode Data Envelopment Analysis berdasarkan
asumsi CRS (Constant Return to Scale). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dibahas pada bab IV, maka ditemukan beberapa kesimpulan pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. Analisis tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go
public menunjukkan trend yang fluktuatif. Di mana terjadi 5 kali tingkat
efisiensi sempurna dalam periode sampel. Sedangkan analisis tingkat efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sesudah go public menunjukkan
trend yang lebih stabil. Di mana terjadi 8 kali tingkat efisiensi sempurna yang
terjadi secara berturut-turut selama 2 tahun dalam periode sampel. Hal ini
menujukkan bahwa Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mampu mempertahankan
tingkat efisiensinya sesudah go public. Analisis tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk periode saat sebelum melakukan go public dan periode
saat sesudah melakukan go public diketahui bahwa terjadi peningkatan
tingkat efisiensi sebesar 5,55%. Dengan skor rata-rata efisiensi periode
sebelum go public sebesar 89,08% dan skor rata-rata efisiensi sesudah go
public sebesar 94,63%. Hal ini menunjukkan bahwa periode sesudah
melakukan go public kinerja perusahaan lebih efisien bila dibandingkan
sebelum melakukan go public.
2. Dari hasil analisis total potential improvement Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk sesudah go public, maka dapat diketahui variabel penyumbang
inefisiensi yaitu DPK sebesar 5,37%, aset tetap sebesar 5,47% , biaya tenaga
kerja sebesar 5,86%, dan pendapatan operasional sebesar 2,33%. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa penyumbang inefisien terbesar yaitu biaya tenaga
kerja dan aset tetap, serta variabel yang telah efisien yaitu pembiayaan.
65
66
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, sebagai berikut :
1. Bagi Perbankan
Dari hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada pihak perbankan,
khususnya Bank Panin Dubai Syariah, Tbk supaya memperhatikan kinerjanya
agar dapat beroperasi dengan efisien, yaitu dengan meminimalisasi input
tertentu tanpa mengurangi jumlah output yang dihasilkan. Karena go public
merupakan sarana bagi perusahaan dalam rangka ekspansi usaha dengan cara
penambahan modal melalui penjualan saham. Sehingga bagi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk hendaknya secara konsisten dan berkelanjutan
menerapkan sistem pengawasan efisiensinya pada sisi input dalam hal ini
yaitu dana pihak ketiga, aset tetap, dan biaya tenaga kerja. Oleh karena itu,
langkah go public yang diambil Bank Panin Syariah seharusnya menjadi
langkah awal terbesar dalam pencapaian kinerja Bank Panin Syariah, Tbk
yang lebih baik hingga masa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini menggunakan periode waktu penelitian data triwulanan
guna menganalisis kinerja Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Oleh karena itu
disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan periode
penelitian dan menambahkan variabel input dan output lain melalui
pendekatan produksi maupun pendekatan aset. Disamping itu, penelitian ini
hanya menjelaskan tingkat efisiensi dengan pendekatan non-parametrik
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), disarankan untuk
menggunakan pendekatan parametrik dengan metode seperti Stochastic
Frontier Analysis (SFA) atau lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal dan Endri. “Kinerja Efisisensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol 11, 1, (2009): 21-28
Antonio, M. Syafi’i. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alfabeta, 2006.
Balfas, H.M. Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Tata Nusa, 2006.
“BEI : Go Public Bantu Tingkatkan Kinerja Perusahaan”.Artikel diakses pada 25
Januari 2016 dari
https://economy.okezone.com./read/2016/10/18/278/1517922/BEI-go-
public-bantu-tingkatkan-kinerja-perusahaan#lastread
Bursa Efek Indonesia. “Panduan Go Public”. Diakses 15 Juni 2017 dari
https://gopublic.idx.co.id/2016/06/22/panduan-go-public.pdf.
Coelli, T.J., A Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment Analysis
(Computer Program), No.8/96.
Endri,“Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-Rasio Keuangan
dan Economic Value Added studi kasus PT. Bank Mandiri Syariah”.
JurnalEkonomi. Vol 13, 1, (2008): 140-165.
Firdaus, M.Faza. “Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Two-Stage Data
Envelopment Analysis. Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum ,
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Firdaus, M. Faza dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen. ”Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment
Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol 16, 2, (2013):
167-187.
Hadi, Nor Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis di Instrumen Keuangan
Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Media Grafika,
2009.
67
68
Huri, Mumu Daman dan Indah Susilowati “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten
Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus :
Bank - Bank YangTerdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002”.
Dinamika Pembangunan. Vol. 1, 2, (2004): 95-106.
Hesti, Rinda K. Sistem Informasi Perbankan Syariah. Tangerang Selatan: UIN
Jakarta Press, 2013.
Hidayat, Rahmat. Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek. Jawa Barat:
Gramata Publishing, 2014.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin N. Current Issue Lembaga Keuangan Syaiah.
Jakarta : Kencana, 2009.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2013.
Muharram, Harjum dan Ruzki Pusvitasari. ”Analisis Perbandingan Efisiensi Bank
Syariah di Ingdonesia dengan metode Data Envelopment Analysis
(Periode tahun 2005)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol 2, 3
(2007): 80-112.
Nurlela, “Analisis Tinngkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia Dengan
Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal TEKUN. Vol. VI, 1,
(2015): 151.
PT. Panin Bank Syariah Tbk, “Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana
Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013”. Diakses pada 7
Agustus 2017 dari
https://www.paninbanksyariah.co.id/document/prospektus.pdf.
Qurniawati, Rina Sari.“Efisiensi Perbankan di Indonesia dan Pengaruhnya
Terhadap Return Saham dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis
(DEA)”. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 17, 1, (2013): 27-
40.
Rahman, Rani dan Irman Firmansyah.”Analisa Efisiensi Perbankan di Indonesia”.
Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper (SCA2016). Vol 6, 1,
(2016): 409.
69
70
71