Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH,

TBK SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC DENGAN METODE DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2011-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Ekonomi (S.E)

OLEH:

Diana Oktavia Safitri

1113046000081

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2018M
ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PT BANK PANIN DUBAI SYARIAH,
TBK SEBELUM DAN SETELAH GO PUBLIC DENGAN METODE DATA
ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE 2011-2016

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh:

DIANA OKTAVIA SAFITRI


NIM: 1113046000081

Di Bawah Bimbingan:

Dr. M. DAWUD ARIF KHAN, S. E, M. Si, Ak, CPA

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H /2018

i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Hari ini Kamis, 11 Januari 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswi:

1. Nama : Diana Oktavia Safitri


2. NIM : 1113046000081
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Analisis Tingkat Efisiensi PT Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk Sebelum dan Sesudah Go Public dengan Metode
Data Envelopment Analysis (DEA) Periode 2011-2016.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang


bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Januari 2018

PANITIA UJIAN:
1. Ketua : AM Hasan Ali, M.A
NIP. 19751201 200501 1 005 (.....………...…….)

2. Sekertaris : Dr. Abdurrauf, Lc, M.A


NIP. 19731215 200501 1 002 (…..…..………….)

3. Pembimbing : Dr.M.Dawud Arif K, SE,M.Si,Ak,CPA


(.…………...…….)

4. Penguji I : Erika Amelia, S.E, M.Si


NIP. 19771109 200912 2 001 (….…...………….)

5. Penguji II : Aini Masruroh, SE.I, M.M


NIDN. 2020088005 (.…..……………..)

ii
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Diana Oktavia Safitri


NIM : 1113046000081
Jurusan : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Desember 2017

Diana Oktavia Safitri

iii
ABSTRACT

Diana Oktavia Safitri, NIM 1113046000081, Efficiency Level Analysis of Bank


Panin Dubai Syariah, Tbk Before and After Go Public With Data Envelopment
Analysis Method Period 2011-2016. Sharia Economic Studies Program, Faculty
of Economics and Business, Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta , 1439 H/2018.

This research aims to measure the efficiency level of Bank Panin Dubai
Syariah,Tbk before going public and after going public. The time period of
measurement used in this research is three years before going public and three
years after going public.
The method used in this research is Data Envelopment Analysis, using
asusmsi Constant Return to Scale (CRS). The variables used in this research are
DPK, fixed assets, and labor cost as input variables, as well as financing and
operating income as output variables.
The result showed that there is no significant difference of efficiency level
of Bank Panin Dubai Syariah,Tbk before and after go public. Then, the trend of
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk efficiency level after going public is more stable
than before going public. This study also provides potential improvement
analysis, by looking at the value of to gain as an effort that can be used by banks
to operate efficiently.

Keywords : Go Public, Efficiency, CRS, Data Envelopment Analysis.


Advistor : Dr. M. Dawud Arif Khan, SE, M. Si, Ak, CPA
Reference : 2004 s.d 2016

iv
ABSTRAK

Diana Oktavia Safitri, NIM 1113046000081, Analisis Tingkat Efisiensi


Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan Sesudah Go Public Dengan Metode
Data Envelopment Analysis Periode 2011-2016, Program Studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, 1439 H/2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk saat sebelum melaksanakan go public dan saat sesudah
melaksanakan go public.Periode waktu pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tiga tahun sebelum go public dan tiga tahun sesudah go
public.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data
Envelopment Analysis,dengan menggunakan asusmsi Constant Return to Scale
(CRS). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPK, aset tetap, dan
biaya tenaga kerja sebagai variabel input, serta pembiayaan dan pendapatan
operasional sebagai variabel output.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk anatara sebelum dan
sesudah go public. Namun, trend tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
sesudah go public lebih stabil dibandingkan sebelum go public. Penelitian ini juga
memberikan analisis potential improvement, dengan melihat nilai to gain sebagai
upaya yang dapat digunakan perbankan agar dapat beroperasi dengan efisien

Kata Kuci : Go Public, Efisiensi, CRS, Data Envelopment Analysis


Pembimbing : Dr. M. Dawud Arif Khan, SE, M. Si, Ak, CPA
Daftar Pustaka : 2004 s.d 2016

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai pemenuhan persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan ucapan hormat dan terimakasih
sebagaibentuk penghargaan kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A selaku Tim
Task Force Passing Out Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si dan RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Bapak Dr. M. Dawud Arif Khan, SE, M. Si, Ak, CPA selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan
dan membimbing penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Mu’min Rouf, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing selama perkuliahan.
7. Seluruh dosen yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan jenjang pendidikan ini

vi
dengan baik, dan tak lupa kepada staf akademik, karyawan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak dan Ibu, sebagai motivasi terbesar dalam hidup saya yang dengan
tulus selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam segala hal.
Saudaraku, Wahyu Setiyawan yang turut memberikan semangat dan
doanya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh teman seperjuangan kuliah penulis, serta seluruh keluarga besar
Muamalat jurusan Perbankan Syariah 2013. Dan untuk semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hal itu tidak akan mengurangi
rasa terimakasih atas do’a dan dukungannya. Terimakasih telah mengisi
warna perkuliahan penulis. Semoga semua kebaikan yang diberikan Allah
SWT dibalas dengan berlipat ganda.

Jakarta, 11 Desember 2017

Diana Oktavia Safitri

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ....................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR GRAFIK ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................1


B. Identifikasi Masalah .......................................................................6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................7
E. Sistematika Penulisan .....................................................................8

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................9

A. Bank Syariah ...................................................................................9


1. Pengertian Bank Syariah ............................................................9
2. Fungsi Bank Syariah ................................................................10
3. Tujuan Bank Syariah ................................................................10
4.Produk dan Jasa Perbankan Syariah ..........................................11
B. Go Public ......................................................................................15
C. Teori Efisiensi ...............................................................................17
1. Konsep Efisiensi .......................................................................17
2. Teknik Pengukuran Efisiensi ...................................................20
3. Penentuan Variabel Input dan Output ......................................22

viii
4.Model Pengukuran Efisiensi DEA ............................................23
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode DEA .................................24
D. Review Penelitian Terdahulu .......................................................26
E. Kerangka Berpikir ........................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................30

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................30


B. Metode Penentuan Sampel ...........................................................30
C. Metode Pengumpulan Data ..........................................................31
D. Identifikasi Variabel Input dan Output ........................................31
E. Metode Analisis Data ...................................................................33
1. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ............................33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................37

A. Gambaran Umum Bank Panin Dubai Syariah, Tbk .....................37


B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .......................................41
C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi .............................................43
1. Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Sebelum Go Public ......44
2. Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah Sesudah Go Public ........53
3. Efisiensi Keseluruhan Bank Panin Dubai Syariah .................58
D. Analisis Potential Improvement ...................................................61
E. Interpretasi Hasil Penelitian .........................................................63

BAB V PENUTUP .........................................................................................65

A. Kesimpulan ..................................................................................65
B. Saran .............................................................................................66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................67

LAMPIRAN ...................................................................................................70

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah .............................................. 1


Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu. .................................................... 26
Tabel 3.1 Spesifikasi Variabel Input dan Output dalam Penelitian. ......... 31
Tabel 4.1 Komposisi Kepemilikan Salam Bank Panin Dubai Syariah. .... 39
Tabel 4.2 Perkembangan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah.............. 40
Tabel 4.3 Variabel Input Output Sebelum Go Public ............................... 41
Tabel 4.4 Variabel Input Output Sesudah Go Public................................ 42
Tabel 4.5 Nilai Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
Go Public. .................................................................................................... 44
Tabel 4.6 Target for Unit Maret 2011. ...................................................... 47
Tabel 4.7 Target for Unit Juni 2011. ......................................................... 48
Tabel 4.8 Target for Unit Juni 2012. ......................................................... 49
Tabel 4.9 Target for Unit Desember 2012. ............................................... 50
Tabel 4.10 Target for Unit Juni 2013. ....................................................... 50
Tabel 4.11 Target for Unit September 2013. ............................................ 51
Tabel 4.12 Target for Unit Desember 2013. ............................................... 52
Tabel 4.13 Nilai Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah Sesudah
Go Public. .................................................................................................... 53
Tabel 4.14 Target for Unit Maret 2016. ....................................................... 56
Tabel 4.15 Target for Unit Juni 2016. ......................................................... 56
Tabel 4.16 Target for Unit September 2016. .............................................. 57
Tabel 4.17 Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah Sebelum dan Sesudah
Go Public. .................................................................................................... 58

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Produk dan Jasa Perbankan ..................................................... 16


Gambar 2.2 Konsep Efisiensi...................................................................... 18
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................ 29
Gambar 4.1 Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Dubai Syariah ............. 37

xi
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Pertumbuhan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah ................ 40
Grafik 4.2 Pergerakan Variabel InputOutput Sebelum Go Public.............. 42
Grafik 4.3 Pergerakan Variabel InputOutput Sesudah Go Public .............. 43
Grafik 4.4 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah Sebelum Go Public ......................................................................... 46
Grafik 4.5 Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
Go Public ..................................................................................................... 47
Grafik 4.6 Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah Sesudah Go Public .......................................................................... 54
Grafik 4.7 Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah Sesudah
Go Public ..................................................................................................... 55
Grafik 4.8 Pergerakan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah Sebelum
dan Sesudah Go Public ................................................................................ 59
Grafik 4.9 Total Potential Improvement Sebelum Go Public .................... 61
Grafik 4.10 Total Potential Improvemen Sesudah Go Public .................... 62

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dapat dilihat dengan banyak
munculnya lembaga keuangan syariah, seperti bank syariah, asuransi syariah,
pasar modal syariah, dan lembaga lainnya. Awal perkembangan perbankan
syariah di Indonesia dimulai dengan didirikannya bank syariah pertama pada
tahun 1992, yaitu Bank Muamalat Indonesia. Perbankan Islam memiliki peran
strategis dalam meningkatkan kesejahteraan umat melalui proses intermediasi,
yaitu kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa
keuangan lainnya berdasarkan prinsip syariah. Selanjutnya eksistensi perbankan
syariah semakin hari semakin meningkat, hal ini dibuktikan setelah bank syariah
bertahan dalam krisis ekonomi tahun 1998. Bank syariah tidak menggunakan
tingkat suku bunga dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Besarnya bagi
hasil pada bank syariah bersaing dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh
bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi lalu telah menenggelamkan
banyak bank konvensional dan banyak yang menjalankan proses likuidasi.
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia relatif selalu meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini dapat digambarkan dari tabel di bawah :

Tabel 1.1: Perkembangan Perbankan Syariah


Indikator 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah BUS 11 11 11 12 12 13
Jumlah Kantor 1.401 1.745 1.998 2.163 1.990 1.869
Jumlah UUS 24 24 23 22 22 21
Jumlah Kantor 336 517 590 320 311 332
Total Aset 145.467 195.018 242.276 272.343 296.262 356.504
Sumber : Statistik Perbankan Syariah - OJK

Dari segi keuangan, perbankan syariah telah mengalami peningkatan.


Seperti yang ditunjukan Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh OJK
pada Desember 2016, total asset perbankan syariah sebesar 356.504 triliun. Jelas

1
2

ini mengalami peningkatan dibandingkan akhir tahun 2015 lalu yang sebesar
296.262 triliun. Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh Bank Pembangunan
Daerah Aceh yang melakukan spin off dari Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi
Bank Umum Syariah (BUS) pada September 2016 yang lalu.

Salah satu faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan saat


ini adalah strategi manajemen bank dalam melakukan ekspansi, yaitu dengan cara
go public, yang artinya menjual sebagian sahamnya kepada publik dan
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.1
Untuk menjadi perusahaan publik, bank syariah dapat melakukan
penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO). Istilah Penawaran Umum
Perdana (Initial Public Offering/IPO) saham atau disebut juga sebagai “Go
Public” dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk pertama kalinya suatu saham
ditawarkan/dijual kepada publik/masyarakat. Selain saham, istilah Penawaran
Umum Perdana (IPO) juga dapat dikaitkan dengan penawaran/penjualan obligasi
perusahaan kepada publik. Namun untuk go public, istilah tersebut hanya berlaku
untuk IPO saham atau penawaran umum perdana saham.2
Selain merupakan sumber dana baru untuk pertumbuhan perusahaan, go
public juga membantu meningkatkan kinerja perusahaan, yang berdampak pada
meningkatnya kepercayaan masyarakat. Dengan go public, nama dan produk
perusahaan juga semakin dikenal, karena perusahaan mendapatkan perhatian dari
media dan para analis. Promosi tersebut meningkatkan image perusahaan. Selain
itu, perusahaan yang go public juga berpeluang mendapatkan insentif pajak.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 56 Tahun 2015, wajib pajak badan
dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka dapat memperoleh penurunan tarif

1
Umiyati dan Queenindya Permata, “Pengukuran Kinerja Bank Syariah dengan Metode
RGEC”, Jurnal Akutansi dan Keuangan Islam, II, 2 (2015), h.,186.
2
Nor Hadi, Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis di Instrumen Keuangan Pasar Modal,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h., 36.
3

pajak penghasilan sebesar 5 persen lebih rendah dari tarif pajak penghasilan wajib
pajak dalam negeri yang saat ini sebesar 25 persen.3
Melalui go public diharapkan perusahaan mampu memperoleh pengaruh
yang besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan. Dengan adanya perubahan
perusahaan menjadi perusahaan publik maka diharapkan kinerja perusahaan
tersebut akan mengalami peningkatan. Salah satu cara untuk mengukur kinerja
usaha perbankan syariah ialah melalui tingkat efisiensi. Dengan kata lain, tingkat
efisiensi dapat memberikan gambaran mengenai kinerja usaha perbankan. Bank
yang efisien berarti kinerjanya juga baik, demikian pula sebaliknya, bank yang
tidak efisien kinerjanya juga tidak baik. Bank yang efisien dapat memberikan
kepercayaan kepada para investor, bahwa dana yang diinvestasikan di bank
tersebut akan memberikan hasil atau keuntungan. Sedangkan bagi para nasabah,
bank yang efisien dapat memberikan keuntungan, karena biaya transaksi di bank
tersebut lebih murah dibandingkan bank yang lain (yang tidak efisien).4
Efisiensi dalam ranah perbankan adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam mengukur suatu kinerja bank dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
dan Net Operating Margin (NOM) sering dijadikan acuan dalam menganalisis
efisiensi yang merupakan salah satu komponen dalam analisis CAMEL (Capital
Asset Management Equity Liability). Namun, rasio BOPO dan NOM tersebut
memiliki kelemahan dalam mengukur efisiensi. Di antaranya yaitu sulit untuk
menyamaratakan apakah suatu rasio itu baik atau buruk, sulit untuk menyatakan
apakah suatu perusahaan tersebut kuat atau lemah, dan tidak memperhitungkan
biaya modal.5

3
BEI : Go Public Bantu STingkatkan Kinerja Perusahaan”,
https://economy.okezone.com./read/2016/10/18/278/1517922/BEI-go-public-bantu-tingkatkan-
kinerja-perusahaan#lastread, diakses pada 25 Januari 2016.
4
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, (Jawa Barat: Gramata
Publishing, 2014), h., 64.
5
Endri, “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-Rasio Keuangan dan
Economic Value Added (Studi kasus PT. Bank Mandiri Syariah)”, Jurnal Ekonomi, XIII, 1 (Mei,
2008), h.,160.
4

Seperti pada penelitian yang dilakukan Rahma dan Lukviarman, bahwa


pendekatan efisiensi cendrung lebih baik dibandingkan dengan penggunaan rasio
keuangan tradisional dalam pengukuran kinerja. Pada rasio CAMEL tidak terlalu
diperhatikan faktor efisiensi. Untuk mengatasi kekurangan yang ada pada analisis
rasio dalam mengukur kinerja perusahaan, maka pendekatan frontier
dikembangkan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan.
Pendekatan cost frontier analysis adalah pendekatan lain yang dapat dipakai
untuk menilai efisiensi sebuah bank dan lebih baik dari pendekatan akuntansi
tradisional. Pendekatan ini melakukan penghitungan jumlah maksimum beban
biaya untuk menghasilkan produk berupa jasa keuangan dalam jumlah kombinasi
output yang serupa. Potensi biaya yang dapat dikurangi disebut cost inefficiency.
Ada dua macam pendekatan frontier yang digunakan dalam menilai efisiensi,
yaitu pendekatan non-parametrik (Data Envelopment Analysis/DEA) dan
pendekatan parametrik (Stochastic Frontier Analysis/SFA).6
Salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis efisiensi bank
adalah metode non-parametrik yang bernama Data Envelopment Analysis (DEA).
DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur
efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dan membandingkan secara
relatif terhadap UKE yang lain. Metode ini mempunyai keuntungan dibandingkan
dengan metode parametrik. Keuntungan dalam menggunakan metode non-
parametrik adalah kita dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai
referensi. 7
Karakter pengukuran efisiensi dengan metode DEA memiliki konsep yang
berbeda dengan efisiensi pada umumnya, yaitu pertama, efisiensi yang diukur
adalah bersifat teknis, bukan ekonomis. Artinya bahwa analisis DEA hanya
memperhitungkan nilai absolut dari satu variabel. Satuan dasar yang
mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang,

6
Rina Sari Qurniawati, “Efisiensi Perbankan di Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Return
Saham dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis (DEA)”, BENEFIT Jurnal Manajemen dan
Bisnis, XVII, 1( Juni 2013), h., 28.
7
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, XVI, 2 (Oktober 2013), h.,168.
5

isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya, dimungkinkan suatu pola
perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda.
Kedua, nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam
lingkup sekumpulan UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) yang diperbandingkan.8
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk menjadi bank syariah pertama yang
mencatatkan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pencatatan perdana
saham (Initial Public Offering/IPO). Bank Panin Dubai Syariah, Tbk bisa dibilang
bank syariah yang masih terhitung muda bila dibandingkan dengan Bank
Muamalat dan Bank Syariah Mandiri yang telah berdiri cukup lama. Pada 15
Januari 2014 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah melakukan penawaran saham
perdana/IPO.
Dalam prospektusnya Bank Panin Dubai Syariah, Tbk menyebutkan bahwa
setelah melakukan IPO akan mengalami peningkatan kinerja yang dapat dilihat
dari penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham. Dana dari hasil
penjualan saham selanjutnya dikurangi biaya-biaya emisi efek. Dana hasil
pengurangan tersebut sekitar 80% akan digunakan sebagai modal kerja perseroan
guna memperkuat struktur pendanaan jangka panjang dalam rangka mendukung
ekspansi pembiayaan, dan sekitar 20% untuk pengembangan jaringan termasuk di
dalamnya infrastruktur perseroan. Setelah IPO diharapkan perusahaan dapat
memberikan peluang yang besar untuk jangka panjang bagi perusahaan seperti
peningkatan kinerja manajemen, modal, laba, dan kualitas perusahaan.9
Penilaian kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan publik juga
penting dilakukan sebab apabila kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan
publik kurang baik atau jelek, maka akan berpengaruh pada harga saham yang
beredar di pasar sekunder atau bursa efek. Perusahaan publik dituntut untuk selalu
meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, agar para investor atau pemegang
saham aktif dalam memperdagangkan sahamnya di pasar modal, dan pada

8
Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus : Bank - Bank YangTerdaftar di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2002”, Dinamika Pembangunan, I, 2 (Desember, 2004), h., 97.
9
PT. Panin Bank Syariah Tbk, “ Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana Saham PT
Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013”, diakses pada 7 Agustus 2017 dari
https://www.paninbanksyariah.co.id/document/prospektus.pdf , h., 10.
6

akhirnya harga dari saham perusahaan yang bersangkutan bisa bersaing secara
kompetitif, sehingga saham tersebut bisa dikategorikan menjadi saham blue chip.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti lebih lanjut tentang kinerja
perusahaan yang diukur melalui tingkat efisiensi perusahaan saat sebelum dan
sesudah go public. Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan dalam sektor
perbankan syariah yang telah listing di BEI, yaitu Bank Panin Syariah yang telah
berubah nama menjadi PT Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Penelitian dilakukan
dengan membandingkan data sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan go
public. Dengan demikian, maka dibuatlah penelitian dengan judul “Analisis
Tingkat Efisiensi Bank PT Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan Sesudah
Go Public Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”

B. Identifikasi Masalah
1. Selain merupakan sumber dana baru untuk pertumbuhan perusahaan, go public
juga membantu meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Efisiensi dalam ranah perbankan adalah salah satu hal yang sangat penting
dalam mengukur suatu kinerja bank dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya.
3. Rasio BOPO dan NOM memiliki kelemahan dalam mengukur efisiensi.
4. Pendekatan cost frontier analysis adalah pendekatan lain yang dapat dipakai
untuk menilai efisiensi bank dan lebih baik dari pendekatan akutansi
tradisional.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, agar tidak
terlalu meluas pembahasannya penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini terfokus pada BUS yang telah go public, Bank Syariah yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Bank Panin Dubai Syariah, Tbk.
2. Penelitian dilakukan dengan membandingkan data dari laporan keuangan PT
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah go public
yakni tahun 2011-2013 (sebelum go public) dan tahun 2014-2016 (sesudah go
public).
7

3. Metode analisis yang digunakan yaitu pendekatan non-parametrik Data


Evelopment Analysis (DEA).

Adapun permasalahan pokok yang akan dilakukan pengujian dalam


penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk sebelum dan
sesudah go public?
2. Seberapa besarkah perbedaan tingkat efisiensi rata-rata Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk sebelum dan sesudah go public?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan Penelitian :
1. Untuk mengumpulkan bukti empiris mengenai tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk sebelum dan sesudah go public.
2. Mengetahui seberapa besarkah perbedaan tingkat efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk sebelum dan sesudah go public.
Manfaat Penelitian:
1. Bagi Akademisi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana memperluas
wawasan serta menambah referensi penulis dan dapat menerapkan teori-teori
yang telah didapat selama berkuliah. Serta sebagai bahan referensi bagi pihak-
pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik dalam
penelitian ini.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
mengevaluasi kinerja perusahaannya, terutama mengenai tingkat efisiensinya.
3. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan berupa sumbangan
informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan dalam penentuan
investasi.
8

E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka disusun sistematika
penulisan yang terdiri dari 5 (lima) bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan pustaka terhadap hal-hal yang dibahas, yang
berisikan teori-teori mengenai bank syariah, go public, efisiensi bank,
penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran teoritis.
BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan variabel penelitian dan definisi operasional dari
variabel yang digunakan dalam penelitian, jenis dan sumber data,
metode pengumpulan data, metode analisis yang digunakan, serta
gambaran umum objek penelitian.
BAB IV: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan hasil dari data yang telah diolah
secara mendalam menggunakan alat analisis, sehingga akan didapat
hasil penelitian yang baik yang kemudian akan merunjuk pada
seimpulan dan rekomendasi.
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan analisa
olahan data dan berisi rekomendasi yang tepat untuk dijadikan solusi
bagi para pihak terkait dan yang berkepentingan dengan tema yang
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Bank berasal dari kata bangque (bahasa Perancis) dan dari kata banco
(bahasa Italia) yang berarti peti/lemari atau bangku. Definisi tersebut menjelaskan
fungsi dasar dari bank komersial, yaitu: pertama, sebagai fungsi penyimpanan
yang aman dengan menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman,
kedua, sebagai fungsi transaksi yakni menyediakan alat pembayaran untuk
membeli barang dan jasa.10 Adapun definisi bank menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.11
Menurut UU Nomor 21 tahun 2008, perbankan syariah adalah segala
sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Sementara itu, yang dimaksud bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah.12
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam
maksudnya adalah bank yang dalam operasionalnya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat tersebut dihindari praktik-praktik yang
dikhawatirkan mengandung unsur riba, yang kemudian diisi dengan kegiatan-
kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan atau praktik-
praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang
telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau.13

10
M. Syafi’i Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alfabeta,
2006, cet. ke-4), h., 2.
11
Suharso, dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux, (Semarang:
CV Widya Karya), h., 19.
12
UU Nomor 21 tahun 2008, Pasal 1.
13
Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005,
cet. 1), h., 33.

9
10

2. Fungsi Bank Syariah


Secara umum, Bank Syariah dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan
atau badan usaha yang memiliki fungsi perantara (intermediary) dalam
penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Fungsi intermediasi dalam Bank Syariah terbagi menjadi 2 fungsi, yaitu
fungsi komersil dan fungsi sosial.
a. Fungsi komersil : Bank Syariah menjalankan fungsi komersil dengan
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan mengambil
keuntungan.
b. Fungsi sosial : Bank Syariah menjalankannya dalam bentuk lembaga baitul
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau
dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.
Selain itu, dalam fungsi sosial Bank syariah dapat menghimpun dana sosial
yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf
sesuai dengan kehendak pemberi wakaf.14
3. Tujuan Bank Syariah 15
Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan bank
konvensional, berkaitan dengan keberadaannya sebagai institusi komersial dan
kewajiban moral yang disandangnya. Selain bertujuan meraih profit sebagaimana
layaknya bank konvensional, bank syariah juga bertujuan sebagai berikut:
a. Menyediakan lembaga keuanga perbankan sebagai sarana meningkatkan
kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pengimpunan modal dari
masyarakat dan pemanfaatannya kepada masyarakat diharapkan dapat
mengurangi kesenjangan sosial guna tercipta peningkatan pembangunan
nasional yang semakin mantap. Metode bagi hasil akan membantu orang yang
lemah permodalannya untuk bergabung dengan bank syariah untuk
mengembangakan usahanya. Metode bagi hasil akan memunculkan usaha-
usaha baru dan pengembangan usaha yang telah ada, sehingga dapat
mengurangi pengangguran.

14
UU Nomor 21 tahun 2008, Pasal 4.
15
Edy Wibowo, dkk., Mengapa Memilih Bank Syariah?, h., 47.
11

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan


karena keengganan sebagian masyarakat untuk berhubungan dengan bank
yang disebabkan oleh sikap menghindari bunga telah terjawab oleh bank
syariah. Metode perbankan yang efisien dan adil akan menggalakkan usaha
ekonomi kerakyatan.
c. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan berperilaku bisnis
untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi,
tumbuh, dan berkembang melalui bank-bank dengan metode lain.
4. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
Adapun kegiatan usaha Bank Syariah adalah:
a. Penghimpunan Dana (funding), penghimpunan dana di bank syariah dapat
berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang
diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi’ah,
dan mudharabah.
1) Wadiah berarti titipan dari suatu pihak ke puhak lain, baik individu
maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan oleh penerima
titipan kapan pun si penitip menghendaki. Wadiah dibagi menjadi dua,
yaitu wadiah yad dhamanah merupakan titipan selama belum
dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima titipan.
Serta wadiah yad amanah merupakan penerima titipan tidak boleh
memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil
kembali titipannya.
2) Mudharabah terbagi dua, yaitu : mudharabah muthlaqah adalah salah
satu jenis mudharabah yang memberi kuasa kepada mudharib secara
penuh untuk menjalankan usaha tanpa batasan dalam menjalankan usaha
tersebut. Serta mudharabah muqayyadah merupakan salah satu jenis
mudharabah di mana pemilik dana memberi batasan kepada pengelola
dana berupa jenis usaha, tempat, pemasok, maupun konsumen. 16

16
Kautsar Rizal Salman, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah, (Padang:
@kademia, 2012), h., 74.
12

b. Penyaluran Dana (financing), dalam menyalurkan dananya kepada nasabah,


secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam tiga kategori
yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaaanya, yaitu :
1) Prinsip jual beli (Bai’), dilaksanakan sehubungan dengan adanya
perpindahan kepemilikan barang atau benda. Transaksi jual beli dapat
dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan
barang, di antaranya pembiayaan murabahah, salam, dan istishna’.
a) Murabahah adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah
keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga dari pemasok ditambah
keuntungan (margin). 17
b) Salam adalah transaksi jual beli di mana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan
secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. Bank
bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.18
c) Istishna’ adalah transaksi jual beli yang didasarkan atas penugasan
kepada penjual yang juga produsen untuk menyediakan barang atau
suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan
menjualnya dengan harga yang disepakati. Skema ini digunakan
bank untuk nasabah yang memerlukan produk konstruksi dan
manufaktur. Pembayaran dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa
kali (termin). 19
2) Prinsip sewa (ijarah), dilandasi adanya perpindahan manfaat. Terdapat
prinsip ijarah yang objeknya berupa jasa dan prinsip IMBT (ijarah
muntahhiyah bittamlik) sewa yang diikuti perpindahan kepemilikan.
a) Sewa dengan skema ijarah dalah transaksi sewa-menyewa antara
pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

17
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2013), h., 98.
18
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h., 99.
19
Rinda Hesti K, Sistem Informasi Perbankan Syariah, (Tangerang Selatan: UIN Jakarta
Press, 2013), h., 80.
13

objek yang disewakan. Transaksi ini berlaku bagi nasabah yang


hanya menginginkan manfaat dari objek sewa yang disediakan oleh
bank dan tidak bermaksud untuk memilikinya. Akad sewa ini dapat
digunakan untuk keperluan sewa barang maupun sewa jasa.
Beberapa bank syariah menggunakan akad ijarah ini untuk
membiayai kebutuhan nasabah terhadap jasa pendidikan, kesehatan,
dan jasa lainnya yang membutuhkan biaya.
b) Sewa dengan skema ijarah munttahiya bittamlik (IMBT) adalah
transaksi sewa-menyewa antara pemilik objek sewa dengan penyewa
yang pada akhir masa sewa, disediakan opsi perpindahan hak milik
barang sewa. 20
3) Prinsip bagi hasil (syirkah), produk pembiayaan atas dasar prinsip bagi
hasil adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah.
a) Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di
mana pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada
pengelola dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk
ini menegaskan kerja sama dalam panduan kontribusi 100% modal
kas dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola.
b) Musyarakah adalah kerja sama investasi para pemilik modal yang
mencampurkan modal mereka pada suatu usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya, sedangkan apabila terjadi kerugian ditanggung oleh
pemilik modal berdasarkan porsi modal masing-masing. 21
c. Produk Jasa (service), bank syariah dapat melakukan pelayanan jasa kepada
nasabah. Produk jasa yang dilakukan berupa hiwalah (alih hutang piutang),
rahn (gadai), qordh (pinjaman uang), wakalah (perwakilan), dan kafalah
(garansi bank).

20
Rinda Hesti K, Sistem Informasi Perbankan Syariah, h., 85,
21
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.,102- 103.
14

1) Hiwalah. Tujuan fasilitas ini adalah untuk membantu supplier


mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank
mendapat ganti-biaya atas jasa pemindahan piutang.
2) Rahn. Tujuan akad ini adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.
3) Qordh adalah pinjaman uang.
4) Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan
kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa
tertentu.
5) Kafalah bertujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban
pembayaran.22
Untuk lebih jelasnya berikut bagan produk dan jasa perbankan syariah :
Gambar 2.1: Produk dan Jasa Perbankan Syariah

Produk dan
Jasa Perbankan
Syariah

Pendanaan Jasa Pembiayaan

Giro Deposito Tabungan Jual Beli Sewa Bagi Hasil

Wakalah
Mudharabah Kafalah Ijarah
Mutlaqah Hawalah Murabahah Mudharabah
Wadiah Mudharabah
Rahn Salam Ijarah
Mudharabah Wadiah
Mudharabah Qord Istishna Muntahhiyah Musyarakah
Muqayyadah Bittamlik

Sumber : (Wangsawidjaja, 2012 : 47)

22
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h., 105-107.
15

B. Go Public
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk dapat
menghimpun dana dalam rangka ekspansi usahanya adalah dengan melakukan
penawaran saham (go public). Penawaran umum saham (go public) ini sering
dikenal pula dengan istilah Intial Public Offering atau IPO.
Istilah go public (Penawaran Umum) tidak lain adalah istilah hukum yang
ditunjukan bagi kegiatan suatu emiten untuk memasarkan dan menawarkan dan
akhirnya menjual efek-efek yang diterbitkannya, baik dalam bentuk saham,
obligasi atau efek lainnya kepada masyarakat secara luas. Dengan demikian,
penawaran umum tidak lain adalah kegiatan emiten untuk menjual efek yang
dikeluarkan kepada masyarakat, yang diharapkan akan membeli dan dengan
demikian memberikan pemasukan dana kepada emiten baik untuk
mengembangkan usahanya, membayar utang, atau kegiatan lainnya yang
diinginkan oleh emiten tersebut.23
Adapun manfaat go public adalah sebagai berikut:24
a. Membuka akses perusahaan terhadap sarana pendanaan jangka panjang.
Dana untuk pengembangan, baik untuk penambahan modal kerja maupun
untuk ekspansi usaha, adalah faktor yang sering menjadi kendala banyak
perusahaan. Dengan menjadi perusahaan publik, kendala tersebut akan lebih
mudah diselesaikan. Perusahaan dapat memanfaatkan pasar modal untuk
memperoleh pendanaan selanjutnya melalui penawaran umum terbatas dan
secondary offering serta private placement. Selain itu mempermudah akses
perusahaan untuk menirbatkan surat utang.
b. Kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
Kemampuan untuk tetap dapat bertahan dalam kondisi apapun termasuk
dalam kondisi yang dapat mengakibatkan bangkrutnya perusahaan, seperti
terjadinya kegagalan pembayaran utang kepada pihak ketiga, perpecahan di antara
para pemegang saham pendiri, atau bahkan karena adanya perubahan dinamika

23
H.M Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Tata Nusa, 2006), h., 19.
24
Bursa Efek Indonesia, “Panduan Go Public”, diakses 15 Juni 2017 dari
https://gopublic.idx.co.id/2016/06/22/panduan-go-public.pdf , h., 5.
16

pasar yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk tetap dapat


bertahan di bidang usahanya.
c. Meningkatkan image perusahaan.
Dengan go public suatu perusahaan akan selalu mendapat perhatian media
dan komunitas keuangan. Hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan
tersebut untuk mendapat publikasi secara cuma-cuma, sehingga dapat
meningkatkan citranya. Serta meningkatkan eksposur pengenalan atas produk-
produk yang dihasilkan perusahaan. Hal ini akan menciptakan peluang-peluang
baru dengan pelanggan baru dalam bisnis perusahaan.
d. Meningkatkan nilai perusahaan (company value).
Dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di
Bursa, setiap saat dapat diperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Setiap
peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan umumnya akan mempunyai
dampak terhadap harga saham di Bursa, yang pada akhirnya akan meningkatkan
nilai perusahaan secara keseluruhan.
e. Menumbuhkan loyalitas karyawan perusahaan.
Dengan lebih melibatkan karyawan dalam proses pertumbuhan perusahaan,
diharapkan dapat menumbulkan rasa memiliki, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan profesionalisme dan kinerja karyawan.

Setiap perusahaan yang melakukan penawaran umum saham dihadapkan


pada konsekuensi sebagai berikut :25
1. Perusahaan atau calon emiten dituntut untuk lebih terbuka dan harus
mengikuti peraturan-peratuan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan.
Seperti harus membuat pelaporan yang diwajibkan tepat waktu, dan wajib
menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
2. Segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan bank pemasukan maupun
pengeluaran harus tercatat secara terperinci dan dapat
dipertanggungjawabkan.

25
Gunawan Widjaja dan Wulandari Risnamanitis, Seri Pengetahuan Pasar Modal: Go
Public dan Go Private di Indonesia (Jakarta: Kencana , 2009), h., 10-11.
17

3. Keharusan untuk mengumumkan besaran pendapatan perusahaan dan


pembagian dividen.
4. Perusahaan harus selalu meningkatkan tingkat pertumbuhan usahanya.
5. Biaya penawaran umum dan setelah penawaran umum harus dipertimbangkan
sebagai suatu hal yang penting dan kritis.

Proses penawaran umum saham dapat dikelompokan menjadi 4 tahapan


utama yang harus dilalui, yaitu:26
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
c. Tahap Penjualan Saham (pemasaran dan penawaran umum)
d. Tahap Pencatatan di Bursa Efek Indonesia.

C. Teori Efisiensi
1. Konsep Efisiensi
Konsep efisiensi diawali dari konsep teori ekonomi mikro, yaitu teori
produsen dan teori konsumen. Teori produsen menyebutkan bahwa produsen
cenderung memaksimumkan keuntungan dan meminimalkan biaya. Serta teori
konsumen menyebutkan bahwa konsumen cendrung memaksimumkan tingkat
kepuasannya. Dalam teori produsen dikenal adanya garis frontier produksi. Garis
ini menggambarkan hubungan antara input dan output dalam proses produksi.
Garis ini mewakili tingkat output maksimum dari setiap penggunaan input yang
mewakili penggunaan teknologi dari suatu perusahaan.27

26
Nor Hadi, Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis di Instrumen Keuangan Pasar Modal
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h., 36.
27
Nurul Huda & Mustafa Edwin N, Current Issue Lembaga Keuangan Syaiah, (Jakarta :
Kencana, 2009), h., 10.
18

Gambar 2.2 : Konsep Efisiensi

Y2 B

C
Y1
A

X1 X2

Sumber : (Rahmat Hidayat, 2014 : 66)

Gambar tersebut menjelaskan konsep efisiensi. Katakanlah di dalam suatu


industri, perusahaan-perusahaan hanya menggunakan 1 input (X) untuk
menghasilkan 1 output (Y). Garis 0F’ adalah garis pembatas produksi (production
frontier). Garis batas produksi ini adalah batas di mana perusahaan-perusahaan
yang beroprasi terbaik akan beroperasi. Sebagai contoh, jika jumlah input X2
digunakan, jumlah output optimum yang dapat dihasilkan adalah Y2. Hal ini
disebabkan karena perusahaan-perusahaan yang beroperasi terbaik akan
menghasilkan output Y2 untuk jumlah input X2. Perusahaan yang beroprasi di
titik A dianggap tidak efisien dari segi teknik dibanding dengan perusahaan yang
beroprasi di titik B. Ini disebabkan bahwa dengan jumlah input yang sama (X2),
perusahaan yang beroprasi di titik B dapat menghasilkan output yang lebih banyak
(Y2) dibanding output yang dihasilkan oleh perusahaan yang beroprasi di titik A
yaitu Y1. Atau perusahaan yang beroperasi di titik A sebaiknya mengurangi
jumlah input yang dipergunakan dari X2 ke X1 dengan tingkat output yang
dihasilkan sebanyak Y1. Kalau itu yang dapat dilakukan, maka perusahaan yang
beroperasi di titik A dapat dikatakan efisien dari segi teknik.28
Menurut Farrel (1957), efisiensi dari perusahaan terdiri dari dua komponen,
yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis mencerminkan

28
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, (Jawa Barat: Gramata
Publishing, 2014), h., 65-66.
19

kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan output dengan sejumlah input


yang tersedia. Sementara itu, efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan input-nya, dengan struktur harga
dan teknologi produksinya. Kedua ukuran ini yang kemudian dikombinasikan
menjadi efisiensi ekonomi (economic efficiency). Menurut Kumbhaker dan Lovell
(2000), dalam rangka mencapai tingkat keuntungan yang maksimal sebuah
perusahaan harus memproduksi output yang maksimal dengan jumlah input
tertentu (efisiensi teknis) dan memproduksi output dengan kombinasi yang tepat
dengan tingkat harga tertentu (efisiensi alokatif).29
Dalam teori manajemen konvensional, kinerja organisasi dinilai dari
seberapa bagus suatu organisasi mampu meminimalkan biaya dan menciptakakn
kekayaan. Kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada
dengan biaya serendah mungkin dan menghasilkan output kekayaan sebanyak-
banyaknya melahirkan konsep efisiensi.30
Secara sederhana, pengukuran efisiensi biasa dirumuskan dengan:

Efisiensi = (2.1)

Akan tetapi, formula tersebut tidaklah memadai mengingat fakta yang ada
saat ini banyak sekali output dan input yang berhubungan dengan sumber daya,
aktivitas dan faktor lingkungan yang berbeda. Akhirnya, ukuran efisiensi relatif
yang digunakan adalah:

Efisiensi = (2.2)

Hasil nilai efisiensi akan menunjukkan skala 0-1 (nol hingga 1), di mana
jika hasil efisiensi menunjukkan “0” maka unit bisnis yang diuji sangat tidak
efisien. . nilai ”1” menunjukkan bahwa unit bisnis tersebut adalah sangat efisien.
Nilai-nilai efisiensi tersebut adalah relatif (tidak absolut) dan nilai yang dihasilkan

29
Nurul Huda & Mustafa Edwin N, Current Issue Lembaga Keuangan Syaiah, h., 11.
30
Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta:Gramata
Publishing, 2013), h., 320.
20

adalah dengan membandingkan antara setiap unit-unit bisnis pada kumpulan data
yang akan dianalisis.31
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis
mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi
“kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan input yang ada, adalah
merupakan ukuran kinerja yang diharapkan”. Dengan demikian ada pemisahan
antara harga dan unit yang digunakan (input) maupun harga dan unit yang
dihasilkan (output) sehingga dapat diidentifikasi beberapa tingkat efisiensi
teknologi, efisiensi alokasi, dan total efisiensi. Dengan diidentifikasinya alokasi
input dan output, maka akan dapat dianalisis lebih jauh untuk melihat penyebab
inefiensi suatu bank.32
Selanjutnya, efisiensi dapat dikategorikan ke dalam dua konsep, yaitu:33
a. Efisiensi output, yang didasarkan pada perbandingan antara biaya pada
tingkat output yang nyata dengan biaya di tingkat ouput optimum. Dasar dari
efisiensi output adalah bagaimana sejumlah output dapat ditingkatkan secara
bertahap tanpa merubah jumlah input yang digunakan.
b. Efisiensi input, berkaitan dengan upaya perusahaan dalam menggunakan
input secara efisien dalam menghasilkan jumlah output tertentu. Efisiensi
input ini berintikan bagaimana jumlah input dapat dikurangi secara bertahap
tanpa mengubah jumlah output yang dihasilkan
2. Teknik Pengukuran Efisiensi34
Terdapat tiga jenis pendekatan dalam mengukur efisiensi perbankan:
a. Pendekatan Rasio
Pendekatan ini mengukur efisiensi dengan cara menghitung perbandingan
output dengan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki

31
Hendri Tanjung & Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, h., 321.
32
Zaenal Abidin dan Endri, “Kinerja Efisisensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, XI, 1 (Mei,
2009), h., 22.
33
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 68.
34
Harjum Muharram dan Rizki Pusvitasari, ”Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah
di Indonesia dengan metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005)”, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam, II, 3 (Desember, 2007), h., 86.
21

efisiensi yang tinggi apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum
dengan input yang seminimal mungkin.

Efisiensi = (2.3)

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak input dan
output yang akan dihitung secara bersamaan, maka banyak perhitungan kemudian
menimbulkan asumsi yang tidak tegas.
b. Pendekatan Regresi
Pendekatan ini menggunakan sebuah model dari tingkat output tertentu
sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tetentu. Bentuk fungsi dalam
pendekatan regresi:
Y = f {X1, X2, X3, X4, .................... Xn} (2.4)
Di mana Y = Output dan X = Input
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat
digunakan untuk memproduksi tingkat input yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu. UKE tersebut dinilai
efisien, apabila mampu menghasilkan jumlah output lebih banyak dibandingkan
jumlah output hasil estimasi. Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi
banyak output karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung dalam
sebuah persamaan regresi. Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam
satu indikator, informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi.
c. Pendekatan Frontier
Pendekatan ini mempunyai dua jenis, yaitu parametrik dan non-parametrik.
Pendekatan parametrik terdiri dari Stochastic Frontier Approach (SFA), yaitu
perluasan dari model asli deterministik untuk mengukur efek-efek yang tidak
terduga (stochastic frontier) di dalam batas produksi, Distribution Free Approach
(DFA) mengukur efisiensi biaya mengukur seberapa dekat biaya dari suatu bank
dengan biaya terendah yag dibutuhkan untuk memproduksi output yang sama
pada kondisi yang sama dan Thick Frontier Approach (TFA). Sedangkan non-
parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu model pemrograman
linier fraksional yang dapat mencakup banyak input dan banyak output tanpa
22

perlu menentukan bobot untuk setiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan
eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dengan output (tidak seperti
regresi).
Pendekatan frontier lebih unggul karena penggunaan teknik program atau
statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan harga input dan faktor
eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Keuntungan
yang paling utama dari pendekatan ini adalah dapat mengukur secara objektif
kuantitatif dengan menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen
lainnya yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.
3. Penentuan Variabel Input dan Output
Untuk mengukur tingkat efisiensi lembaga keuangan baik menggunakan
pendekatan parametrik atau non-parametrik perlu ditentukan atau didefinisikan
variabel input dan output. Terdapat tiga pendekatan yang lazim digunakan untuk
mendefinisikan hubungan input dan output dari suatu lembaga keuangan, yaitu:35
1. Pendekatan Aset (Asset Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai pencipta
kredit/pinjaman (loans). Dalam pendekatan ini, efisiensi diukur berdasarkan
kemampuan perbankan menanamkan dana dalam bentuk
kredit/pinjaman/pembiayaan, surat-surat berharga dan aset lainnya sebagai output.
Sedangkan input diukur dari biaya tenaga kerja, biaya dana (cost of fund) dan
biaya capital fisik.
2. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari
rekening tabungan (deposit account) dan kredit/pinjaman (loans). Pendekatan
produksi mendefinisikan output sebagai jumlah dari berbagai rekening (account)
tersebut atau berbagai transaksi yang terkait. Sedangkan input dihitung dari
jumlah tenaga, pengeluaran modal pada aktiva tetap dan material lainnya.

35
Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan
Metode NonParametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”, Working Paper Series Bank
Indonesia (Desember, 2003), h., 3.
23

3. Pendekatan Intermediasi (Intermediary Approach)


Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai perantara
(intermediary), di mana lembaga keuangan ini mengubah atau mentransfer
berbagai aset keuangan dari unit kelebihan dana (surplus unit) ke unit yang
kekurangan dana (deficit unit). Serta yang termasuk dalam input dalam
pendekatan ini adalah biaya tenaga kerja, modal dan pembayaran bunga (margin)
pada deposito. Adapun output diukur melalui kredit/pinjaman (loans) atau
pembiayaan (financial) dan investasi keuangan.
4. Model Pengukuran Efisiensi DEA
Data Envelopment Analysis (DEA) adalah analisis non-parametrik yang
merupakan pengembangan dari matematika linear programming untuk mengukur
tingkat efisiensi dari Unit Kerja Ekonomi (UKE) relatif terhadap UKE yang
sejenis ketika semua unit-unit ini berada pada atau di bawah “kurva” efisiensi
frontiernya. Teknik DEA pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper, dan
Rhodes (1978).36
DEA menghitung efisiensi teknis untuk seluruh unit. Skor efisiensi untuk
setiap unit adalah relatif, tergantung pada tingkat efisiensi dari unit-unit lainnya di
dalam sample. Setiap unit dalam sample dianggap memiliki tingkat efisiensi yang
tidak negatif, dan nilainya antara 0 hingga 1, di mana satu menunjukkan efisiensi
yang sempurna. Kemudian unit-unit yang memiliki nilai satu ini digunakan dalam
membuat envelope untuk frontier efisiensi. Unit-unit lainnya yang ada di dalam
envelope menunjukkan tingkat inefisiensi.37
Pada pengkuran tingkat efisiensi terdapat 2 model yang digunakan dalam
menganalisis efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), yaitu:
a. Constant Return to Scale (CRS)
Model ini dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes (Model CCR)
pada tahun 1978. Dalam model ini setiap UKE akan dibandingkan dengan seluruh
UKE yang ada di sampel dengan asumsi bahwa kondisi internal dan eksternal
UKE adalah sama. Menurut Charnes, Cooper, dan Rhodes model ini dapat
36
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 72.
37
Muliaman D. Hadad, dkk, “Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan
Metode NonParametrik Data Envelopment Analysis (DEA)”, h., 11.
24

menunjukkan technical efficiency secara keseluruhan atau nilai dari profit


efficiency untuk setiap UKE. Dalam persamaan CCR, dapat diterangkan bahwa
nilai/score efisiensi teknis didapatkan dengan perbandingan antara rasio output
terhadap rasio input-nya. Dalam model CCR juga dijelaskan bahwa fungsi tujuan
dari model tersebut adalah memaksimalkan output dengan fungsi kendala bahwa
nilai input sama dengan satu, sehingga nilai output yang dikurangi nilai input
nilainya kurang atau sama dengan 0. Hal itu berarti semua bank akan berada atau
di bawah tingkat efisiensi teknis.38
b. VariablerReturn to Scale (VRS)
Model ini dikembangkan oleh Bankers, Charnes, dan Cooper (Model BCC)
pada tahun 1984. Dalam model ini diasumsikan bahwa kondisi semua UKE tidak
sama atau dapat dikatakan bahwa tidak semua UKE beroperasi secara optimal.
Pesaingan tidak sempurna, kendala keuangan dan sebagainya mungkin
menyebabkan sebuah perusahaan tidak beroperasi pada skala yang optimal. Model
matematika dengan pendekatan VRS didapat melalui modifikasi dari model
dengan pendekatan CRS dan tetap berpedoman pada model matematika umum
DEA sebagai persamaan dalam mengukur tingkat efisiensi teknis.39
5. Kelebihan dan Kelemahan metode DEA
Sebagai metode non-parametrik, salah satu kelebihan DEA adalah tidak
membutuhkan asumsi mengenai bentuk fungsi produksi tertentu untuk
menghubungkan antara input dan output. Oleh karena itu, probabilitas kesalahan
spesifikasi berkaitan dengan teknologi produksi sama dengan nol. Namun,
kekurangan DEA sebagai metode non-parametrik adalah sensitif terhadap
pengamatan-pengamatan ekstrim dari perhitungan error. Hal ini terjadi karena
asumsi dasar pendekatan DEA adalah tidak adanya random error. Akibatnya,
pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti harga antar

38
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, XVI, 2 (Oktober 2013), h., 175.
39
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, h., 175.
25

daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, dan pengamatan yang
ekstrim sebagai faktor ketidakefisienan.40
Jadi, secara singkat terdapat beberapa kelebihan dan keterbatasan metode
DEA yang dikemukakan oleh Purwantoro (2003), yaitu :

a. Kelebihan dari metode DEA: 41


1) Bisa menangani banyak input dan output.
2) Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan
output.
3) UKE (Unit Pengambil Keputusan) dibandingkatn secara langsung dengan
sesamanya.
4) Input dan output dapat memiliki suatuan pengukuran yang berbeda.

Epstein & Henderson (1989) mengatakan keuntungan utamanya dalam


bidang manajemen, yaitu ia dapat mengetahui unit yang digunakan sebagai dasar
yang dapat membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan.
Serta, DEA juga tidak memerlukan ketentuan yang lengkap dari bentuk fungsi
yang menunjukkan hubungan penghasilan dan penyebarannya dari pengamatan.42

b. Kelemahan dari metode DEA:43


1) Bersifat sample specific.
2) Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa
berakibat fatal.
3) Hanya mengukur efisiensi relatif dari UKE dan tidak mengukur efisiensi
absolut.
4) Uji hipotesis secara sistemik atas hasil DEA sulit dilakukan.

40
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 97-98.
41
Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus : Bank - Bank YangTerdaftar di Bursa
Efek Jakarta Tahun 2002”, Dinamika Pembangunan, I, 2 (Desember, 2004), h., 101.
42
Rahmat Hidayat, Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek, h., 97.
43
Mumu Daman Huri dan Indah Susilowati, “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan
dengan Metode Data Envelopment Analysis, h., 101.
26

D. Review Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1: Review Penelitian Terdahulu

Peneliti & Judul Metode Penelitian


No Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian
1 Vicky Rahma Putri Menggunakan Penelitian ini Menggunakan
& Niki kombinasi teknik menunjukkan bahwa metode DEA.
Lukviarman. analisis rasio dari 17 bank Dengan variabel
(2008) keuangan (CAMELS) komersial dalam input : Biaya
Pengukuran dan DEA. periode sampel tidak Tenaga Kerja,
Kinerja Bank Variabel: EFF, P/L, ditemukn bank yang DPK, Aktiva
Komersial NIM, RDIBA, ROE, konsisten beroprasi Tetap. Serta
Dengan dan ROA. secara efisien selama variabel output:
Pendekatan 3 tahun. Namun Pembiayaan dan
Efisiensi: Studi terdapat satu bank pendapatan
Terhadap (bank Lippo) yang operasional.
Perbankan Go- konsisten beroprasi Objek yang
Public Di secara efisien pada 2 digunakan Bank
Indonesia tahun penelitian. Syariah yang Go-
Public.
2 Mumu Daman Huri Menggunakan DEA. Penelitian ini Dengan variabel
& Indah Variabel Input: Beban menunjukkan bahwa input : biaya
Susilowati. Tenaga Kerja, Aktiva dari 18 bank dalam tenaga kerja, DPK,
(2004) Tetap. Jumlah periode sampel aktiva tetap. Serta
Pengukuran Simpanan. terdapat 6 bank yang variabel output:
Efisiensi Relatif Variabel Output : tingkat efisiensinya pembiayaan dan
Emiten Pendapatan tidak efisien (33,3%), pendapatan
Perbankan Operasional, Total dan 12 bank mencapai operasional.
Dengan Metode pinjaman yang tingkat efisiensi Objek yang
Data Envelopment diberikan, Kas. sempurna (100%) digunakan Bank
Analysis (DEA) Asumsi CRS Syariah yang Go-
(Studi Kasus: Public.
27

Bank-bank yang
terdaftar di BEJ
tahun 2002)
3 Queenindya Model Analisis : Hasil dalam penelitian Menggunakan
Permata Faly RGEC, metode tersebut menunjukkan metode DEA.
(2016). komparatif dengan bahwa variabel CAR Dengan variabel
Analisis alat uji statistik non terdapat perbedaan input : biaya
Perbandingan parametrik two related yang signifikan, tenaga Kerja, DPK,
Kinerja Bank sample (wilcoxon test) karena memiliki nilai aktiva etap. Serta
Syariah Sebelum sig. < 0,05. Sedangkan variabel output:
dan Setelah Go Variabel Penelitian : variabel lainnya pembiayaan,
Public dengan CAR, NPF, FDR, seperti NPF, FDR, pendapatan
Model RGEC ROA, ROE, NOM, ROA, ROE, NOM dan operasional.
(Studi Kasus pada dan GCG. GCG tidak memiliki Periode yang
Bank Panin perbedaan yang digunakan lebih
Syariah Periode signifikan. panjang.
2013-2014)
4 Shafitranata Model Analisis : Hasil dalam penelitian Dengan variabel
(2011). Data Envelopment tersebut menunjukkan input : biaya
Tingkat Efisiensi Analysis (DEA). bahwa rata-rata tenaga kerja, DPK,
Bank Umum tingkat efisiensi rata- aktiva tetap. Serta
Syariah (BUS) Variabel Penelitian : rata tahunan BMI, variabel output:
Menggunakan Input: Biaya BSM, dan BMS sudah pembiayaan,
Metode Data Operasional, Biaya mencapai efisiensi pendapatan
Envelopment Tenaga Kerja ,Jasa suatu bank kecuali operasional.
Analysis (DEA). Bank. BMS yang memiliki Objek yang
Output: Total rata-rata tahunan digunakan Bank
Simpanan, dan kurang dari ketetapan Syariah yang Go-
Deposito suatu efisiensi. Public.
28

E. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian
yang telah ada sebelumnya, yaitu menganalisis tingkat atau nilai efisiensi suatu
bank, khususnya bank syariah di Indonesia yang telah go public dengan
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Objek atau sampel
dalam penelitian ini yaitu Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Periode yang
digunakan pada penelitian ini yaitu dalam kurun waktu 6 tahun terakhir dengan
data per-triwulan, 3 tahun periode sebelum go public tahun 2011-2013, dan 3
tahun periode sesudah go public tahun 2014-2016. Sementara itu, variabel-
variabel yang digunakan dalam menganalisis mengacu kepada penelitian yang
dilakukann oleh Zaenal Abidin dan Endri (2009), Heri Pratikto dan Iis Sugianto
(2011), Asep Saepullah (2012), Farhan Rabbani (2014), dan Ika Yulita (2015).
Jadi, variabel input yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Aktiva Tetap, dan
Biaya Tenaga Kerja. Serta variabel output-nya adalah Pembiayaan, dan
Pendapatan Operasional.
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, peneliti membuat
kerangka pemikiran yang tetap untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk selama periode kuartal ke-1 tahun 2011 sampai dengan
kuartal ke-4 tahun 2016. Dalam pengukurannya, peneliti menggunakan metode
Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. Serta
software analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software WDEA.
29

Gambar 2.3: Kerangka Pemikiran

Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

Laporan Keuanga Publikasi

Sebelum Go Public Sesudah Go Public

Input Output
 DPK  Pembiayaan
 Biaya  Pendapatan
Operasional Operasional
 Biaya Tenaga
Kerja

Score efisiensi berdasarkan metode


DEA, menggunakan aplikasi WDEA.

Interpretasi/Analisis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Bank Panin Dubai Syariah, Tbk.
Penelitian ini menganalisis kinerja Bank Panin Dubai Syariah, Tbk melalui
tingkat efisiensi saat sebelum dan sesudah go public. Periode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah periode 2011-2016, di mana periode 2011-2013 adalah
periode sebelum go public dan periode 2014-2016 adalah periode sesudah go
public. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk dari tahun 2011-2016.
Tingkat efisiensi bank tersebut dianalisis dengan metode Data Envelopment
Analysis (DEA). Variabel DEA yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
variabel input dan variabel output. Variabel input terdiri dari Biaya Tenaga Kerja,
DPK, dan Aset Tetap. Sedangkan variabel output terdiri Pembiayaan, dan
Pendapatan Operasional.

B. Metode Penentuan Sampel


Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang dilakukan
berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian,44 yaitu bank syariah yang telah
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Bank Panin Dubai Syariah, Tbk.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
berupa laporan keuangan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk yang di publikasi di
website Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Periode data yang digunakan selama
kuartal I tahun 2011 sampai kuartal IV tahun 2016.

44
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramedia
Publishing, 2013), h., 94-95.

30
31

C. Metode Pengumpulan Data


Teknik dalam pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan
metode desk riset atau dikenal juga degan studi kepustakaan. Dalam teknik desk
riset, peneliti memperoleh data dengan cara melihat laporan keuangan Bank
Syariah publikasi yang ada di lembaga keuangan, seperti OJK, dengan
mengunjungi website-nya.
Selain itu, dalam teknik ini pengumpulan data juga dilakukan dengan cara
membaca berbagai sumber, yaitu buku-buku literatur, jurnal, dan karya ilmiah
lainnya yang berkenaan dengan efisiensi perbankan.

D. Identifikasi Variabel Input dan Output


Untuk mengukur tingkat efisiensi lembaga keuangan yang menggunakan
pendekatan non-parametrik perlu ditentukan variabel input dan output-nya.
Pendekatan yang digunakan untuk menentukan variabel input-output dalam
penelitian ini adalah pendekatan intermediasi. Pendekatan intermediasi dianggap
sesuai dengan fungsi perbankan yang sebenarnya yaitu sebagai lembaga
penyaluran dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan
dana serta penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakan perbankan sudah
efisien apabila dilihat dari sisi intermediasinya. Dilihat dari hal inilah dapat
ditentukan variabel input dan output apa saja yang akan digunakan dalam
penelitian. Selain itu, pendekatan intermediasi telah banyak digunakan dalam
penelitian mengukur tingkat efisiensi perbankan yang dilakukan di berbagai
negara. Dan berikut tabel yang menunjukkan variabel input-output dalam
penelitian ini :

Tabel 3.1: Spesifikasi Variabel Input dan Output Dalam Penelitian


Pendekatan Variabel Input Variabel Output Sumber
DPK
Pembiayaan Neraca
Aset Tetap
Intermediasi
Biaya Tenaga Pendapatan
Lap.Laba/Rugi
Kerja Operasional
32

1. Variabel Input
Variabel input merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk
mengetahui efisiensi suatu entitas, di mana variabel input akan mempengaruhi
variabel output. Variabel input pada penelitian ini berjumlah 3 (tiga), yaitu:
a. Dana Pihak ketiga (Total simpanan)
Berdasarkan pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan,
mendefinisikan dana pihak ketiga atau simpanan adalah dana yang dipercayakan
oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam
bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
b. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset yang memiliki periode manfaat yang diharapkan yang
meliputi lebih dari satu periode. Aset ini diperoleh untuk digunakan dalam
aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha biasa.45 Sedangkan
menurut kamus BI, aset tetap adalah aset bank dengan masa pakai di atas satu
tahun, dimaksudkan tidak untuk dijual guna menunjang kegiatan operasional
bank, antara lain berupa, tanah, gedung, dan peralatan yang dimiliki atau disewa.
c. Beban Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat. Biaya tenaga kerja atau beban personalia adalah biaya yang
dikeluarkan untuk seluruh aktivitas tenaga kerja yang dipekerjakan perusahaan.
2. Variabel Output
a. Total Pembiayaan
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pembiayaan adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank yang dibiayai untuk mengembalikan

45
K.R. Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuanga Ed. 10, ( Jakarta:
Salemba Empat, 2010), h., 294.
33

uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil.46 Menurut M. Syafii Antonio (2001) pembiayaan adalah pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit
unit.
b. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional meliputi pendapatan dari penyaluran dana bank
syariah kepada masyarakat, baik individu ataupun berbadan hukum dengan
menggunakan akad-akad muamalah dalam satuan jutaan rupiah. Serta pendapatan
operasional lainnya, yaitu pendapatan jasa administrasi, jasa transaksi ATM,
pembiayaan khusus, jasa komisi, laba (rugi) transaksi valuta asing, fee sistem
online-payment point.47

E. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah data
variabel-variabel input dan output yang ada di dalam laporan keuangan bank. Alat
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis
(DEA). Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah
terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktivitas unit. Setelah
mendapatkan skor efisiensi, kemudian dilihat perbedaan efisiensi bank syariah
sebelum dan sesudah melakukan go public, di mana proses pengolahannya
menggunakan perangkat software WDEA.
1. Metode Data Envelopment Analysis (DEA) 48
Data Envelopment Analysis merupakan metode non parametric yang
digunakan dalam mengukur tingkat efisiensi suatu Unit Kegiatan Ekonomi
(UKE). Selain itu, DEA merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi
efisiensi dari suatu unit pengambil keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab
menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan.

46
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h., 106.
47
Rani Rahman dan Irman Firmansyah, “Analisis Efisiensi Perbankan di Indonesia”,
Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper (SCA2016),VI, 1 (2016), h., 409.
48
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis”, Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, XVI, 2 (Oktober 2013), h., 172.
34

Secara khusus, DEA merupakan pengembangan teknik pemograman linier yang di


dalamnya terdapat fungsi tujuan dan fungsi kendala. Berikut adalah persamaan
umum pada metode Data Envelopment Analysis (DEA).


=∑ , untuk i=1,..., m dan j=1,……, n, (3.1)

hs : efisiensi teknis bank s


m : output bank s yang diamati
n : input bank s yang diamati
yis : jumlah output i yang diproduksi oleh bank s
xjs : jumlah input j yang digunakan oleh bank s
ui : bobot input i yang dihasilkan oleh bank s
vj : bobot input j yang diberikan oleh bank s

Pengukuran juga dilakukan untuk menemukan nilai u dan v, sebagai sebuah


pengukuran efisiensi hs yang maksimal. Dengan tujuan untuk kendala bahwa
semua ukuran efisiensi haruslah kurang atau sama dengan satu, salah satu masalah
dengan formulasi atau rumusan rasio ini adalah bahwa ia memiliki sejumlah
solusi yang tidak terbatas (infinite). Untuk menghindari hal ini, maka kita dapat
menentukan kendala yang akan menspesifikasikan dan memudahkan dalam proses
selanjutnya menggunakan teknik komputasi yang terus mengalami perkembangan.
Adapun fungsi kendala tersebut adalah : 49

<1 ,r=1,2,…,N dan ui dan vj > 0, (3.2)

Berdasarkan rumus di atas, N menunjukkan jumlah bank dalam sampel dan r


merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam penelitian. Pertidaksamaan
pertama menunjukkan adanya efisiensi rasio untuk perusahaan lain tidak lebih
dari 1, sementara pertidaksamaan kedua berbobot positif. Angka rasio akan
bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank dikatakan efisien apabila memiliki

49
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis” h., 173.
35

angka rasio mendekati 1 atau 100 persen, sebaliknya jika mendekati 0


menunjukkan efisiensi bank semakin rendah. Pada DEA, setiap bank dapat
menentukan pembobotnya masing-masing dan menjamin bahwa pembobot yang
dipilih akan menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik.50
Dalam penelitian ini digunakan model dengan asumsi constant return to
scale (CRS). Model ini mengasumsikan bahwa rasio penambahan input dan
output adalah sama (constant return to scale). Artinya jika ada tambahan input
sebesar x maka output akan meningkatkan sebesar x kali juga. Asumsi lain yang
digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau decision making
unit (DMU) beroperasi pada skala yang optimal. Rumus dari constant return to
scale, yaitu:51

Max hs = ∑
St. ∑ -∑ < 0, r=1,…N (3.3)
∑ = 1 dan ui dan vj > 0

Dalam persamaan tersebut dijelaskan bahwa fungsi tujuan dari persamaan


tersebut adalah mamaksimalkan output dengan fungsi kendala bahwa nilai input
sama dengan satu, sehingga nilai output yang dikurangi nilai input nilainya kurang
atau sama dengan 0. Hal itu berarti semua bank akan berada atau di bawah tingkat
efisiensi teknis.
Pada penelitian ini juga digunakan pengukuran efisiensi dengan pendekatan
berorientasi input, hal tersebut dikarenakan pihak manajemen bank dapat
melakukan pengawasan terhadap input dalam hal mengurangi beban, biaya
maupun karyawan. Pengawasan yang lebih mudah dari input akan meminimalisasi
biaya sehingga akan meningkatkan profit yang lebih tinggi. Orientasi ini melihat
efisiensi sebagai pengurangan penggunaan input meski memproduksi output
dalam jumlah yang tetap. Pendekatan yang digunakan untuk mengukur efisiensi
50
M. Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen, ”Efisiensi Bank Umum Syariah
Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis” h., 174.
51
Coelli T.J., A Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment Analysis (Computer
Program), No.8/96, hal., 10.
36

tersebut adalah pendekatan intermediasi. Pendekatan intermediasi dianggap sesuai


dengan fungsi perbankan yang sebenarnya yaitu sebagai lembaga penyaluran dana
dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana serta
penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakan perbankan sudah efisien
apabila dilihat dari sisi intermediasinya.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bank Panin Dubai Syariah, Tbk


Induk usaha Bank Panin Dubai Syariah adalah Bank Pan Indonesia Tbk.
Bank Panin Dubai Syariah mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia sebagai
bank umum pada tanggal 6 Oktober 2009 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Bank Indonesia No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009, sebagai bank umum berdasarkan
prinsip syariah dan kemudian resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal
2 Desember 2009. Bank Panin Syariah didirikan di Malang tanggal 8 Januari
1972. Bank Panin Dubai Syariah telah melakukan beberapa kali perubahan nama,
anatara lain :

Gambar 4.1: Sejarah Perubahan Nama Bank Panin Dubai Syariah, Tbk.

•PT Bank Pasar Bersaudara Djaja.


8 Januari 1972

•PT Bank Bersaudara Jaya.


8 Januari 1990

•PT Bank Harfa. Pada tahun 2007, PT. Bank


27 Maret 1997
Panin Tbk mengakuisisi Bank Harfa.

•Bank Harfa dikonvensi menjadi PT Bank


3 Agustus 2009
Panin Syariah.

•Perubahan status menjadi perseroan terbuka,


23 Juni 2013
PT Bank Panin Syariah Tbk.

•Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Masuknya


11 Mei 2016 Dubai Islamic Bank sebagai salah satu
pemegang saham pengendali bank.

Sumber: Annual Report Bank Panin Dubai Syariah

Kantor pusat Bank Panin Dubai Syariah, Tbk beralamat di Gedung Panin
Life Center lt.3 Jl. Letjend S. Parman Kav.91 Jakarta Barat 11420 – Indonesia.
Hingga tahun 2016, Bank Panin Dubai Syariah, Tbk memiliki 21 kantor yang
terdiri dari 15 kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu, dan 1 kantor kas.
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk memiliki visi yaitu “Bank Syariah Pilihan
yang menjadi Role Model Berbasiskan Kemitraan dan Ekonomi Rakyat”. Untuk

37
38

mewujudkan visi Bank Panin Dubai, Tbk Syariah, maka misi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk, dijabarkan sebagai berikut: (1) Menyediakan produk dan layanan
yang kreatif, inovatif dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. (2)
Mengembangkan kemitraan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi rakyat. (3)
Mengembangkan sumber daya insani berintegritas dan profesional berlandaskan
nilai-nilai spiritual berbasis merit system. (4) Menerapkan tata kelola perusahaan
dan sistem pengendalian yang terintegrasi sesuai prinsip syariah. (5)
Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholders.
Selain itu, Bank Panin Syariah juga mempunyai nilai-nilai positif yang
merupakan budaya perusahaan (corporate culture) yang disebut dengan I CARE,
di mana setiap hurufnya memiliki arti tersendiri yaitu :
 Integrity : Jujur, amanah dan beretika.
 Collaboration : Pro-aktif, sinergi dan solusi.
 Accountability : Terukur, akurat, objektif dan bertanggungjawab.
 Respect : Rendah hati, empati dan saling menghargai.
 Excellence : Cepat, tepat dan ramah.

Bank Panin Syariah merupakan Bank Umum Syariah pertama yang


mencatatkan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal
15 Januari 2014. Bank Panin Dubai, Tbk Syariah menawarakan saham kepada
publik sejumlah 4.750.000.000 lembar saham kepada masyarakat disertai dengan
950.000.000 waran seri I yang diberikan secara cuma-cuma. Harga penawaran
saham Rp 100 per lembar saham, di mana dana yang diperoleh sekitar Rp. 475
miliar. Pelepasan saham ke masyarakat ini setara dengan 50 persen dari jumlah
modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, komposisi kepemilikan
saham Bank Panin Syariah sesudah IPO telah mengalami perubahan sehubungan
dengan adanya kepemilikan saham oleh publik.
39

Adapun perkembangan komposisi kepemilikan saham Bank Panin Dubai


Syariah, Tbk sebagai berikut:

Tabel 4.1: Komposisi Kepemilikan Saham Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

Tahun PT Bank Panin Tbk Dubai Islamic Bank Masyarakat

2016 51,61% 39,32% 9,07%

2015 51,86% 39,50% 8,64%

2014 52,11% 24,71% 23,18%


Sumber: Annual Report Bank Panin Dubai Syariah, data diolah

Tahun 2014, pada awal IPO komposisi saham yang dimiliki Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk sebesar 52,11%, Dubai Islamic Bank sebesar 24,71%, dan sisanya
sebesar 23,18% dimiliki oleh masyarakat. Tahun 2015, komposisi saham Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk meningkat menjadi sebesar 51,86%, komposisi saham
yang dimiliki Dubai Islamic Bank meningkat menjadi 39,50%, dan komposisi
saham yang dimiliki masyarakat hanya sebesar 8,64%. Serta pada tahun 2016,
Bank Panin Syariah mengubah namanya sehubungan dengan masuknya Dubai
Islamic Bank menjadi salah satu pemegang saham pengendali menjadi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk, dengan masing-masing komposisi saham sebesar
51,61% oleh Bank Panin Dubai Syariah, Tbk, 39,32% oleh Dubai Islamic Bank,
dan sisanya sebesar 9,07% dimiliki oleh masyarakat.
Saat ini Bank Panin Dubai Syariah, Tbk termasuk dalam kelompok bank
umum kegiatan usaha (BUKU) 2. Adapun total asset Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk per 31 Desember 2016 sebesar Rp 8,76 triliun. Aset Bank Panin Dubai, Tbk
mengalami peningkatan yang sigifikan dari sebelum go public dan terus
meningkat sesudah melakukan go public. Perkembangan asset Panin Dubai
Syariah dijelaskan pada tabel 4.2 dan grafik 4.1 :
40

Tabel 4.2 : Perkembangan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

Tahun Total Aset


2016 8.757.963.603
2015 7.134.234.975
2014 6.206.504.337
2013 4.052.700.692
2012 2.140.482.140
2011 1.016.878.719
Sumber: Annual Report Bank Panin Dubai Syariah, data diolah

Grafik 4.1: Pertumbuhan Total Aset Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

Total Aset
10.000.000.000

8.000.000.000

6.000.000.000

4.000.000.000

2.000.000.000

0
2016 2015 2014 2013 2012 2011

Sumber: Annual Report Bank Panin Dubai Syariah, data diolah

Total asset Panin Dubai Syariah sebelum melakukan go public sebesar Rp


4,05 triliun pada tahun 2013. Selanjutnya sesudah go public meningkat sebesar
53,08% menjadi Rp 6,20 triliun pada tahun 2014. Pada tahun 2015 mengalami
pertumbuhan sebesar 14,95% menjadi Rp 7,13 triliun. Serta pada tahun 2016 total
asset tumbuh sebesar 22,82% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 8,76
triliun.
41

B. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian


Dalam melakukan penghitungan efisiensi dengan menggunakan pendekatan
Data Envelopment Analysis (DEA) diperlukan variabel input dan output. Pada
penelitian ini terdiri dari 3 variabel input dan 2 variabel output. Variabel input
terdiri dari DPK, aset tetap dan biaya tenaga kerja. Sedangkan, variabel output
terdiri dari pembiayaan, dan pendapatan operasional. Nilai variabel input dan
output didapatkan dari hasil penghitungan pos-pos keuangan yang terdapat pada
laporan keuangan publikasi pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode
2011-2016. Berikut stastistik ringkasan variabel input dan output pada sebelum go
public dan sesudah go public:
Tabel 4.3 : Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
(Dalam Jutaan Rupiah)
Input Output
Periode Biaya Tenaga Pendapatan
DPK Aset Tetap Pembiayaan
Kerja Operasional
Sebelum Go Public
Mar-11 370192 36133 3162 291131 11474
Jun-11 399094 36267 6712 390533 27432
Sep-11 251042 36307 10785 515407 49609
Des-11 419722 36680 14956 684118 74894
Mar-12 506215 39767 4241 710462 27087
Jun-12 722565 39934 8657 924017 59010
Sep-12 898382 40232 13485 1345987 104108
Des-12 1223290 39463 19907 1515420 152468
Mar-13 1557923 40375 6879 1883646 62663
Jun-13 1764391 40562 16058 2180869 129187
Sep-13 2296565 40920 25612 2570177 208707
Des-13 2870310 46237 35375 2594825 283759
Sumber: Input dan Output Penelitian, data diolah
42

Tabel 4.4 : Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sesudah Go Public
(Dalam Jutaan Rupiah)
Input Output
Periode
DPK Aset Tetap DPK Aset Tetap

Sesudah Go Public
Mar-14 2674295 46769 12142 3025139 101867
Jun-14 2967373 47122 26700 4183173 239512
Sep-14 3834621 49247 40723 4292177 402234
Des-14 5076082 50765 54736 4785524 559789
Mar-15 5171092 51708 17869 4835900 252438
Jun-15 5554336 52341 36225 5419736 433685
Sep-15 5775013 67719 56691 5549633 636397
Des-15 5928345 73100 76656 5716720 734238
Mar-16 5805681 84064 22551 5458930 185432
Jun-16 6512872 84046 45669 5835531 360280
Sep-16 6607711 94561 68973 5889790 538673
Des-16 6899007 87627 100928 6346929 717682
Sumber: Input dan Output Penelitian, data diolah
Sedangkan untuk pergerakan masing-masing variabel input dan output pada
periode sebelum go public dan sesudah go public dapat dilihat pada gambar 4.2
dan 4.3:
Grafik 4. 2: Pergerakan Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sebelum Go Public
3500000

3000000
DPK
2500000

2000000 Aset Tetap

1500000 Biaya Tenaga Kerja

1000000 Pembiayaan

500000
Pendapatan
Operasional
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sumber: Input dan Output Penelitian, data diolah


43

Tabel 4.3 : Statistik Deskriptif Variabel Input Output Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sesudah Go Public
8000000

7000000

6000000
DPK
5000000
Aset Tetap
4000000
Biaya Tenaga Kerja
3000000 Pembiayaan
2000000 Pendapatan Operasional

1000000

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sumber: Input dan Output Penelitian, data diolah

Dari grafik 4.2 dan grafik 4.3 dapat diketahu bahwa setelah go public setiap
variabel meningkat di bandingkan saat sebelum go public. Serta dari perbandinga
variabel input dan output pada grafik 4.2 dan grafik 4.3, dapat diketahui bahwa
terjadi hubungan antara variabel input DPK dengan variabel output pembiayaan.
Semakin tinggi DPK maka semakin tinngi pula pembiayaannya. Hal ini sejalan
dengan fungsi bank sebagai lembaga intermediary, yaitu menyalurkan dana dari
pihak yang kelebihan dana ke pihak kekurangan dana.

C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk


Menurut Huri dan Susilowati, suatu UKE dikatakan efisien secara relatif,
bilamana nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi = 100%). Sebaliknya bila
nilai dualnya kurang dari 1, maka UKE bersangkutan dianggap tidak efisien
secara relatif. Suatu DMU dikatakan efisien, apabila memiliki skor efisiensi sama
denga 100% artinya DMU tersebut tidak lagi melakukan pemborosan dalam
penggunaan input dan output-nya dan atau sudah mampu mencapai tingkat output
yang efisien. Sebaliknya jika skor efisiensi bernilai antara 0% sampai dengan
44

100%, maka DMU bersangkutan dianggap tidak efisien, artinya DMU tersebut
masih melakukan tindakan pemborosan dalam penggunaan input dan output-nya
dan belum mampu memanfaatkan secara optimal potensial kemampuan produksi
yang dimiliki.52
. Di samping itu, terdapat pula angka aktual dan angka target, angka aktual
adalah angka input output yang dimiliki, sedangkan angka target adalah angka
yang disarankan oleh perhitungan DEA supaya input output tersebut menjadi
efisien. Sedangkan to gain dan to achieved adalah persentase dalam penambahan
target agar mencapai target yang dihasilkan oleh perhitungan DEA.53
DEA menghasilkan output berupa skor efisiensi berdasarkan orientasi input.
Hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk dengan
pendekatan intermediasi menggunakan analisis CRS (cost return to scale)
disajikan berikut ini :
1. Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go public :

Tabel 4.5 : Nilai Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
Periode 2011 2012 2013
Maret 55,92 % 100,00 % 100,00 %
Juni 62,93 % 87,47 % 88,86 %
September 100,00 % 100,00 % 89,74 %
Desember 100,00 % 99,39 % 84,65 %
Rata-rata 79,71% 96,71% 90,80%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat bahwa pada tahun 2011, tingkat rata-
rata efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 79,71%. Hal ini
menunjukkan bahwa Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada tahun tersebut telah

52
Nurlela, “Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengana Metode
Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal TEKUN, VI, 1(Maret 2015), h.,151.
53
Shafitranata, “Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA)”, (Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h., 80.
45

melakukan efisiensi sebesar rata-rata 79,71% dan melakukan inefisiensi sebesar


20,29%.Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase tersebut
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk belum
mengelola sumber dayanya dengan baik, karena belum mendekati efisiensi
sempurna.
Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2012 tingkat efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mengalami kenaikan yang signifikan dengan nilai efisiensi rata-rata
mencapai 96,71%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mengalami kenaikan sebesar 17,00% dari tahun sebelumnya
dan telah melakukan inefisiensi sebesar 3,29%. Meski mengalami kenaikan nilai
efisiensi, Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada tahun 2012 tetap belum mencapai
tingkat efisiensi rata-rata yang penuh karena belum mengelola sumber daya-nya
dengan baik.
Berbeda dari tahun sebelumnya, di tahun 2013, tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mengalami sedikit penurunan sebesar 5,91% dari
tahun sebelumnya, yaitu menjadi 90,80%. Akibatnya pada tahun tersebut rata-rata
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk melakukan inefisiensi sebesar 9,20%. Pada tahun
2013 pun Bank Panin belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang penuh
karena belum mengola sumber daya-nya dengan baik.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat rata-rata persentase
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go public tahun 2011-
2013 menunjukkan bahwa Bank Panin Dubai Syariah, Tbk masih belum menjadi
Bank yang efisien dalam melakukan kinerja efisiensinya. Dari hasil perhitungan
dengan metode DEA tersebut didapatkan temuan bahwa tingkat efisiensi dari
tahun 2011-2013 mengalami fluktuasi. Tingkat efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk dapat dilihat pada grafik 4.4:
46

Grafik 4.4 : Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sebelum Go Public.

120,00%
96,71%
100,00% 90,80%
79,71%
80,00%
Efisiensi

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
2011 2012 2013

Mean

Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Dari grafik 4.4 terlihat bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk secara keseluruhan periode sebelum go publicmengalami fluktuasi.
Pada tahun 2011 hingga 2012 nilai efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
mengalami trend yang meningkat. Kemudian dari grafik tersebut terlihat bahwa
pada tahun 2013 tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mengalami
penurunan. Dari 79,71% pada tahun 2011, naik menjadi 96,71% pada tahun
2012, kemudian turun menjadi 90,80%. Untuk lebih rinci penulis juga
menjelaskan mengenai tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk per-
triwulan yang dapat dilihat pada tabel 4.5:
47

Grafik 4.5 : Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum Go Public
120,00%

100,00%

80,00%
Efisiensi

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%

Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Dari gambar di atas, dapat dilihat dengan jelas trend kenaikan dan penuruan
tingkat efisiensi per-triwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go
public. Rata-rata tertinggi pada periode ini terjadi 5 kali yaitu, terjadi pada bulan
September 2011, Desember 2011, Maret2012, September 2012, dan Maret 2013
dengan tingkat efisiensi yang penuh sebesar 100% dan periode terendah terjadi
pada periode Maret 2011 dan Juni 2011 dengan tingkat efisiensi masing-masing
sebesar 55,92% dan 62,93%.
Dengan rata-rata per-triwulan sebesar 89,08%, dapat dikatakan bahwa
sampai tahun 2013 rata-rata Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah mampu
menjalankan fungsinya dengan baik. Setiap tahunnya, tingkat efisiensi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk meningkat, walaupun terjadi penurunan pada akhir
periode tahun 2013.

1) Target Input dan Output yang belum mencapai Efisiensi


a) Analisis Tingkat Efisiensi periode Maret 2011
Tabel 4.6 : Targets for Unit Maret 2011 efficiency 55.92% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 370192 207021.8 44.1% 55.9%
Aset Tetap 36133 15665.6 56.6%` 43.4%
48

Biaya Tenaga Kerja 3162 1768.3 44.1% 55.9%


Pembiayaan 291131 291131.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 11474 11474.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa pada bulan Maret 2011, Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mengalami posisi level terendah yang hanya mencapai
55,92% dibandingkan bulan lainnya pada periode sebelum go public ini.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Maret 2011
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 207.021,8 juta
rupiah yang saat ini sebesar 370.192 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual
saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 44,1%, menetapkan
target aset tetap sebesar 15.665,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 36.133 juta
rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 56,6%, menetapkan
biaya tenaga kerja sebesar 1.768,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 3.162 juta
rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 44,1%.
b) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2011
Tabel 4.7 : Targets for Unit Juni 2011 efficiency 62.93% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 399094 251137.9 37.1% 62.9%
Aset Tetap 36267 11602.5 68.0% 32.0%
Biaya Tenaga Kerja 6712 4223.7 37.1% 62.9%
Pembiayaan 390533 390533.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 27432 27432.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2011, Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 62,93%. Peningkatan
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2011 dapat dilakukan
dengan cara menetapkan target DPK sebesar 251.137,9 juta rupiah yang saat ini
sebesar 399.094 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat
mencapai target apabila biaya DPK dikurangi sebesar 37,1%, menetapkan target
49

aset tetap sebesar 11.602,5 juta rupiah yang saat ini sebesar 36.267 juta rupiah
dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 68,0%, menetapkan biaya
tenaga kerja sebesar 4.223,7 juta rupiah yang saat ini sebesar 6.712 juta rupiah
dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 37,1%.
c) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2012
Tabel 4.8 : Targets for Unit Juni 2012 efficiency 87.47% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 722565 632003.5 12.5% 87.5%
Aset Tetap 39934 17819.9 55.4% 44.6%
Biaya Tenaga Kerja 8657 7572.0 12.5% 87.5%
Pembiayaan 924017 924017.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 59010 59010.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2012, Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 87,47%. Peningkatan
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2012 dapat dilakukan
dengan cara menetapkan target DPK sebesar 632.003,5 juta rupiah yang saat ini
sebesar 722.565 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat
mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 12,5%, menetapkan target aset tetap
sebesar 17.819,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 39.934 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 55,4%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 7.572 juta rupiah yang saat ini sebesar 8.657 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 12,5%.
50

d) Analisis Tingkat Efisiensi periode Desember 2012


Tabel 4.9: Targets for Unit Desember 2012 efficiency 99.39% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 1223290 1215803.4 0.6% 99.4%
Aset Tetap 39463 39221.5 0.6% 99.4%
Biaya Tenaga Kerja 19907 19785.2 0.6% 99.4%
Pembiayaan 1515420 1515420.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 152468 152468.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.9, dapat dilihat bahwa pada bulan Desember 2012, Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang hampir penuh mencapai
99,39%. Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode
Desember 2012 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar
1.215.803,4 juta rupiah yang saat ini sebesar 1.223.290 juta rupiah dengan kata
lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi
0,6%, menetapkan target aset tetap sebesar 39.221,5 juta rupiah yang saat ini
sebesar 39.463 juta rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar
0,6%, menetapkan biaya tenaga kerja sebesar 19.785,2 juta rupiah yang saat ini
sebesar 19.907 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini
sebesar 0,6%.
e) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2013
Tabel 4.10 : Targets for Unit Juni 2013 efficiency 88.86% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 1764391 1567779.8 11.1% 88.9%
Aset Tetap 40562 25119.3 38.1% 61.9%
Biaya Tenaga Kerja 16058 14268.6 11.1% 88.9%
Pembiayaan 2180869 2180869.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 129187 129187.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti
51

Pada tabel 4.10, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2013, Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 88,86%.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2013
dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 1.567.779,8 juta
rupiah yang saat ini sebesar 1.764.391 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual
saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 11,1%, menetapkan
target aset tetap sebesar 25.119,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 40.562 juta
rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 38,1%, menetapkan
biaya tenaga kerja sebesar 14.268,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 16.058 juta
rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 11,1%.
f) Analisis Tingkat Efisiensi periode September 2013
Tabel 4.11 : Targets for Unit September 2013 efficiency 89.74% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 2296565 2061034.9 10.3% 89.7%
Aset Tetap 40920 36723.3 10.3% 89.7%
Biaya Tenaga Kerja 25612 22985.3 10.3% 89.7%
Pembiayaan 2570177 2570177.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 208707 208707.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.11, dapat dilihat bahwa pada bulan September 2013, Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 89,74%.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode September
2013 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 2.061.034,9
juta rupiah yang saat ini sebesar 2.296.565 juta rupiah dengan kata lain kondisi
aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 10,3%,
menetapkan target aset tetap sebesar 36.723,3 juta rupiah yang saat ini sebesar
40.920 juta rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 10,3%,
menetapkan biaya tenaga kerja sebesar 22.985,3 juta rupiah yang saat ini sebesar
25.612 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar
10,3%.
52

g) Analisis Tingkat Efisiensi periode Desember 2013


Tabel 4.12 : Targets for Unit Desember 2013 efficiency 84.65% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 2870310 2429696.2 15.4% 84.6%
Aset Tetap 46237 39139.3 15.4% 84.6%
Biaya Tenaga Kerja 35375 29944.7 15.4% 84.6%
Pembiayaan 2594825 2594825.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
283759 283759.0 0.0% 100.0%
Operasional
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.12, dapat dilihat bahwa pada bulan Desember 2013, Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mendapatan tingkat efisiensi yang mencapai 84,65%.
Peningkatan efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode Desember
2013 dapat dilakukan dengan cara menetapkan target DPK sebesar 2.429.696,2
juta rupiah yang saat ini sebesar 2.870.310 juta rupiah dengan kata lain kondisi
aktual saat ini dapat mencapai target apabila biaya DPK dikurangi 15,4%,
menetapkan target aset tetap sebesar 39.139,3 juta rupiah yang saat ini sebesar
46.237 juta rupiah dengan cara mengurangi aset tetap saat ini sebesar 15,4,3%,
menetapkan biaya tenaga kerja sebesar 29.944,7 juta rupiah yang saat ini sebesar
35.375 juta rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar
15,4%.
53

2. Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sesudah Go Public


Berikut ini adalah hasil olah data rata-rata tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk periode sesudah go public :
Tabel 4.13 : Nilai Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sesudah Go Public
Periode 2014 2015 2016
Maret 100,00 % 100,00 % 91,37 %
Juni 100,00 % 100,00 % 76,18 %
September 100,00 % 100,00 % 78,60 %
Desember 100,00 % 100,00 % 89,37 %
Rata-rata 100,00% 100,00% 83,88%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Berdasarkan 4.13, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014, tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah mencapai 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada tahun tersebut telah
melakukan efisiensi penuh dan melakukan inefisiensi sebesar 0%.Tingkat rata-rata
efisiensi yang mencapai persentase tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2014
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah melakukan pengelolaan sumber daya yang
sangat baik karena telah mencapai efisiensi yang sempurna.
Pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2015 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
dapat mempertahankan tingkat rata-rata efisiensinya dengan nilai efisiensi
mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk pada tahun tersebut telah melakukan efisiensi penuh dan melakukan
inefisiensi sebesar 0%.Tingkat rata-rata efisiensi yang mencapai persentase
tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
telah melakukan pengelolaan sumber daya yang sangat baik karena telah
mencapai efisiensi yang sempurna.
Berbeda dari tahun sebelumnya, di tahun 2016, tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mengalami penurunan hingga 16,12% dari tahun
sebelumnya, yaitu menjadi 83,88%. Akibatnya pada tahun tersebut rata-rata Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk melakukan inefisiensi sebesar 16,12%. Pada tahun
54

2016, Bank Panin belum mencapai tingkat efisiensi rata-rata yang penuh karena
belum mengola sumber dayanya dengan baik.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat rata-rata efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sesudah go public tahun 2014-2016 telah
stabil walaupun diakhir periode mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dalam
grafik 4.6:
Grafik 4.6 : Pergerakan Rata-rata Tahunan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
Sesudah Go Public.

105,00%
100,00% 100,00%
100,00%

95,00%
Efisiensi

90,00%
83,88%
85,00%

80,00%

75,00%
2014 2015 2016
Mean

Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Dari grafik 4.6, terlihat bahwa tingkat efisiensi rata-rata Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk periode sesudah go public lebih stabil walau terjadi penurunan di
akhir periode. Pada tahun 2014 dan tahun 2015 dapat diketahui bahwa Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk telah stabil mampu menjalankan fungsi utamanya dengan baik
dengan mencapai nilai efisiensi yang sempurna sebesar 100%. Kemudian dari
grafik tersebut terlihat bahwa pada tahun 2016 tingkat efisiensi Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk mengalami penurunan menjadi 83,88%.
Untuk lebih rinci penulis juga akan menjelaskan pula mengenai tingkat
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk per-triwulan dapat dilihat pada tabel 4.7:
55

Grafik 4.7 : Efisiensi Pertriwulan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sesudah Go
Public

120,00%

100,00%

80,00%
Efisiensi

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%

Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Dari grafik 4.7, trend tingkat efisiensi per-triwulan Bank Panin Syariah
lebih stabil. Di mana rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Maret 2014, Juni 2014,
September 2014, Desember 2014, Maret 2015, Juni 2015, September 2015,
Desember 2015 dengan tingkat efisiensi mencapai 100% dan periode terendah
terjadi pada Juni 2016 dengan tingkat efisiensi sebesar 76,18%.
Dengan rata-rata efisiensi per-triwulan sebesar 94,63% Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik dengan
mempertahankan tingkat efisiensi yang penuh selama 2 tahun yaitu tahun 2014
dan 2015, walau terjadi penurunan tingkat efisiensi pada tahun 2016.
56

1) Target Input dan Output yang belum mencapai Efisiensi


a) Analisis Tingkat Efisiensi periode Maret 2016
Tabel 4.14 : Targets for Unit Maret 2016 efficiency 91.37% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 5805681 5304616.6 8.6% 91.4%
Aset Tetap 84064 76808.8 8.6% 91.4%
Biaya Tenaga Kerja 22551 20604.7 8.6% 91.4%
Pembiayaan 5458930 5458930.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 185432 237245.8 27.9% 78.2%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti
Pada tabel 4.14, dapat dilihat bahwa pada bulan Maret 2016, efisiesi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 91,37%. Peningkatan efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk pada periode Maret 2016 dapat dilakukan dengan cara
menetapkan target DPK sebesar 5.304.616,6 juta rupiah yang saat ini sebesar
5.805.681 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai
target apabila biaya DPK dikurangi 8,6%, menetapkan target aset tetap sebesar
76.808,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 84.064 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 8,6%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 20.604,7 juta rupiah yang saat ini sebesar 22.551 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 8,6%, menetapkan pendapatan
operasional sebesar 237.245,8 juta rupiah yang saat ini sebesar 185.432 juta
rupiah dengan cara mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 27,9%.
b) Analisis Tingkat Efisiensi periode Juni 2016
Tabel 4.15 : Targets for Unit Juni 2016 efficiency 76.18% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 6512872 4961641.8 23.8% 76.2%
Aset Tetap 84046 62895.3 25.2% 74.8%
Biaya Tenaga Kerja 45669 34791.6 23.8% 76.2%
Pembiayaan 5835531 5835531.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 360280 360280.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti
57

Pada tabel 4.15, dapat dilihat bahwa pada bulan Juni 2016, efisiesi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 76,18%. Peningkatan efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk pada periode Juni 2016 dapat dilakukan dengan cara
menetapkan target DPK sebesar 4.961.641,8 juta rupiah yang saat ini sebesar
6.512.872 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai
target apabila biaya DPK dikurangi 23,8%, menetapkan target aset tetap sebesar
62.895,3 juta rupiah yang saat ini sebesar 84.064 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 25,2%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 34.791,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 45.669 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 23,8%.
c) Analisis Tingkat Efisiensi periode September 2016
Tabel 4.16 : Targets for Unit September 2016 efficiency 78.60% radial

Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived


DPK 6607711 5193447.8 21.4% 78.6%
Aset Tetap 94561 74321.9 21.4% 78.6%
Biaya Tenaga Kerja 68973 54210.6 21.4% 78.6%
Pembiayaan 5889790 5889790.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 538673 538673.0 0.0% 100.0%
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Pada tabel 4.16, dapat dilihat bahwa pada bulan September 2016, efisiesi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mencapai 78,60%. Peningkatan efisiensi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode September 2016 dapat dilakukan dengan
cara menetapkan target DPK sebesar 5.193.447,8 juta rupiah yang saat ini sebesar
6.607.711 juta rupiah dengan kata lain kondisi aktual saat ini dapat mencapai
target apabila biaya DPK dikurangi 21,4%, menetapkan target aset tetap sebesar
74.321,9 juta rupiah yang saat ini sebesar 94.561 juta rupiah dengan cara
mengurangi aset tetap saat ini sebesar 21,4%, menetapkan biaya tenaga kerja
sebesar 54.210,6 juta rupiah yang saat ini sebesar 68.973 juta rupiah dengan cara
mengurangi biaya tenaga kerja saat ini sebesar 21,4%.
58

3. Efisiensi Keseluruhan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk.


Berikut ini adalah tabel skor efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk dalam
periode sampel sebelum go public dan sesudah melakukan go public secara
keseluruhan :

Tabel 4.17 : Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan Sesudah Go
Public

Triwulan Perbadingan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk

Sebelum Go Public Sesudah Go Public


1 55,92 100
2 62,93 100
3 100 100
4 100 100
5 100 100
6 87,47 100
7 100 100
8 99,39 100
9 100 91,37
10 88,86 76,18
11 89,74 78,6
12 84,65 89,37
Rata-rata 89,08 94,63
Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Dari tabel 4.17, maka dapat dirinci secara keseluruhan skor rata-rata tingkat
efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode 3 tahun terakhir sebelum
go public dan periode 3 tahun sesudah go public, yaitu skor rata-rata efisiensinya
sebelum go public sebesar 89,08 % dan skor rata-rata efisiensi sesudah go public
sebesar 94,63%. Hal ini menunjukkan bahwa periode sesudah melakukan go
public kinerja perusahaan lebih efisien bila dibandingkan sebelum melakukan go
public.
59

Suatu perbankan dapat dikategorikan sebagai bank yang memiliki efisiensi


penuh adalah yang memiliki skor efisiensi sebesar 100% dan skor di bawah itu
dianggap inefisiensi. Bank yang memiliki skor efisiensi 100% adalah bank yang
mampu beroperasi dengan tepat, di mana ia dapat menggunakan sumber dayanya
dengantepat untuk menghasilkan output.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perubahan efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk saat sebelum melakukan go public dan sesudah melakukan go
public serta perbandingan antara setiap triwulannya maka dapat dilihat melalui
grafik yang menggambarkan skor efisiensi dalam 12 triwulan secara keseluruhan,
yang digambarkan pada grafik di bawah ini :

Grafik 4.8 : Pergerakan Efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk Sebelum dan
Sesudah Go public

120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sebelum Go Public Setelah Go Public

Sumber: WDEA, data diolah oleh peneliti

Dari grafik 4.8 dapat dijelskan bahwa periode sebelum melakukan go public
mengalami skor efisiensi yang sangat fluktuatif. Pada awal periode sebelum go
public, triwulan ke 1 skor efisiensi hanya sebesar 55,92%, pada triwulan ke 2
meningkat skor efisiensinya menjadi 62,93%. Selanjutnya, pada triwulan ke 3, 4,
dan 5 secara berturut-turut mengalami efisiensi penuh yaitu sebesar 100%.
Triwulan ke 6 mengalami penurunan skor efisiensi menjadi 87,47%. Triwulan ke
60

7 mengalami skor efisiensi penuh sebesar 100%, pada triwulan ke 8 mengalami


skor efisiensi yang hampir penuh sebesar 99,39%, serta triwulan ke 9 mengalami
skor efisiensi penuh sebesar 100%. Pada triwulan ke 10, 11, dan 12 secara
berturut-turut 88,86%, 89,74%, dan 84,65%.
Dalam periode 3 tahun sebelum go public Bank Panun Dubai Syariah, Tbk
beroperasi dengan efisien 5 kali dengan mendapat skor efisiensi yang penuh
sebesar 100%, yaitu berturut-turut pada triwulan ke 3, 4, 5, 7, dan 9. Serta 1 kali
mengalami skor efisiensi yang hampir penuh sebesar 99,39% yaitu pada periode
triwulan ke 8. Serta skor efisiensi terendah terjadi pada awal periode yaitu
triwulan ke 1 sebesar 55,92%.
Untuk periode sesudah go public dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa
skor efisiensi yang didapatkan lebih stabil walapun diakhir periode mengalami
penurunan, namun kembali meningkat. Pada triwulan ke 1 sampai triwulan ke 8
secara berturut-turut mendapatkan skor efisiensi yang penuh sebesar 100%. Pada
triwulan ke 9 mengalami sedikit penurunan skor efisiensi menjadi 91,37%.
Selanjutnya pada triwulan ke 10 mengalami penurunan yang signifikan menjadi
76,18%. Serta pada triwulan ke 11 mengalami kenaikan skor efisiensi menjadi
78,6 %, serta triwulan ke 12 skor efisiensinya sebesar 89,37%.
Dalam periode 3 tahun sesudah go public Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
mengalami 8 kali mendapat skor efisiensi yang penuh sebesar 100%, yaitu
berturut-turut pada triwulan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, yang artinya dari awal
melakukan go public pada tahun 2014 sampai tahun 2015 Bank Panin Dubai
Syariah, Tbk telah mencapai efisiensi yang penuh. Namun, pada triwulan ke 9
sampai 12, yaitu pada tahun 2016 mengalami penurunan skor efisiensi. Skor
efisiensi terendah pada periode sesudah go public terjadi pada triwulan ke 10 yaitu
sebesar 76,18%.
Sesudah melihat hasil efisiensi keseluruhan di atas, maka dapat diketahui
bahwa, terjadi perbedaan efisiensi yang cukup signifikan ketika Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk belum melakukan go public dan sesudah melakukan go
public. Artinya, Bank Panin Dubai Syariah, Tbk sesudah menjadi perusahaan
61

publik (go public) telah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada (input) untuk
menghasilkan output yang optimal.

D. Analisis Total Potential Improvement


Hasil perhitungan DEA juga memperlihatkan potential improvement yang
dapat dilakukan oleh bank yang belum beroperasi secara efisien. Berdasarkan
pendekatan intermediasi yang berorientasi input, analisis ini melihat berapakah
nilai input yang harus dikurangi setiap DMU untuk menghasilkan sejumlah output
tertentu, agar dapat beroperasi dengan efisien dan meningkatkan output-nya untuk
menghasilkan output yang ideal oleh DMU pada tahun-tahun tersebut. Dalam hal
ini adalah melihat seberapa besar biaya (input) yang dapat diminimalisir oleh bank
di awal periode sebelum go publicI dan sesudah go public, supaya dapat
beroperasi dengan efisien.
Berikut ini penyebab inefisiensi pada Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
sebelum dan sesudah go public yang akan dijadikan perbaikan bagi kedua periode
tersebut :
Grafik 4.9 : Total Potential Improvement Sebelum Go Public

Pembiayaan Pendapatan
0% Operasional
0%
Biaya Tenaga DPK
Kerja 10,93%
10,93%

Aset Tetap
20,37%

Sumber:Data diolah dari Total Improve Input Oriented WDEA


62

Grafik 4.10 : Total Potential Improvement Sesudah Go Public

Pendapatan
Operasional
2,33%
Pembiayaan DPK
0% 5,37%

Biaya Tenaga
Kerja
5,86%

Aset Tetap
5,48%

Sumber:Data diolah dari Total Improve Input Oriented WDEA

Berdasarkan grafik 4.9 dan 4.10, total improvement (variabel yang perlu
mendapatkan perbaikan) terdapat pada variabel input dan variabel output.
Variabel input meliputi DPK, aset tetap, biaya tenaga kerja. Adapun untuk
variabel output yang perlu mendapatkan perhatian adalah pendapatan operasional.
Pada periode sebelum go public, seperti yang terlihat pada grafik 4.9,
variabel input yang menjadi penyebab inefisiensi terbesar yaitu aset tetap sebesar
20,27%, selanjutnya biaya tenaga kerja 10,93%, dan DPK sebesar 10,93%.
Sedangkan untuk variabel output yaitu pembiayaan dan pendapatan operasional
tidak perlu dilakukan perbaikan karena telah mencapai efisiensi yang sempurna.
Kemudian pada periode sesudah go public, seperti yang terlihat pada grafik
4.10, variabel input penyumbang terbesar yang menjadi penyebab inefisiensi
adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar 5,86%, selanjutnya aset tetap sebesar 5,
48%, dan DPK sebesar 5,37%. Sedangkan variabel output berupa pendapatan
operasional penyumbang inefisiensi sebesar 2,33%, dan untuk pembiayaan tidak
perlu dilakukan perbaikan karena telah mencapai efisiensi yang sempurna.
63

Dari perbandingan di atas dapat diketahui bahwa Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk telah mampu mengatasi penyebab inefisien pada periode sebelum go public,
karena pada periode sesudah go public variabel penyebab efisiensi telah
berkurang walaupun belum sempurna.
Sehingga upaya yang harus dilakukan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk untuk
mencapai efisiensi optimal sesudah go public yaitu, harus mengurangi jumlah
beban tenaga kerja sebesar 5,86%, jumlah aset tetap dikurangi sebesar 5,48%, dan
jumlah DPK dikurangi sebesar 5,37%, serta penambahan jumlah pendapatan
operasional sebesar 2,33%. Dalam orientasi input, secara absolut nilai
penambahan output jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai pengurangan
input-nya.
Beban tenaga kerja yang membengkak diakibatkan adanya agresifitas
ekspansi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Ketika ekspansi, tentu membuka kantor
cabang baru dan akhirnya terjadi peningkatan jumlah SDM yang tentunya juga
akan meningkatkan cost personalia. Hal ini berhubungan dengan inefisiennya aset
tetap Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Membengkaknya aset tetap terjadi karena
adanya ekspansifitas tinggi yaitu dengan pembangunan kantor cabang baru.
Sebenarnya hal ini bisa diatasi atau diminimalisir melalui kerjasama antara bank
syariah dengan bank konvensional induknya untuk menekan cost of fixed asset,
misalnya dengan optimalisasi office channeling, atau dengan terobosan baru yaitu
branchless banking di mana cabang tanpa kantor berbentuk fisik. Sehingga selain
dapat mengurangi aset tetap Bank Panin Dubai Syariah, Tbk juga dapat
mengurangi biaya tenaga kerja.

E. Interpretasi Hasil Penelitian


Hasil penelitian melalui Data Envelopment Analysis (DEA) menunjukkan
bahwa pada periode Bank Panin Dubai Syariah, Tbk sebelum go public (tahun
2011-2013) tidak selalu efisien atau berfluktuatif. Dengan rata-rata efisiensi
sebesar 89,07%, serta variabel yang menjadi penyebab inefisiensi terbesar adalah
aset tetap sebesar 20,37%. Meskipun belum efisien secara optimal 100%, namun
rata-rata tingkat efisiensi berada di atas 50% sehingga tingginya tingkat efisiensi
64

secara teknis menunjukkan bahwa kinerja Bank Panin Dubai Syariah, Tbk sudah
cukup baik dalam menyalurkan pembiayaan dan memperoleh pendapatan dengan
input yang dimiliki.
Selanjutnya tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk pada periode
sesudah go public (tahun 2014-2015) cenderung lebih efisien jika dibandingkan
dengan tahun periode sebelum go public. Dengan rata-rata efisiensi sebesar
94,63%, serta variabel yang menjadi penyebab inefisiensi terbesar adalah biaya
tenaga kerja sebesar 5,86%.
Secara umum, pada periode sesudah go public ini dapat dikatakan konsisten
dengan sedikit variasi. Hal ini dikarenakan pada dua tahun setelah melakukan go
public Bank Panin Dubai Syariah, Tbk telah melakukan efisiensi yang sempurna
namun pada tahun ketiga setelah go public tingkat efisiensinya menurun sebanyak
16,12%. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Vicky
Rahma dan Niki Lukviarman (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada bank yang
dapat konsisten beroperasi secara efisien dalam periode 3 tahun, pada bank yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pada penelitian ini hanya menemukan satu bank
yang dapat konsisten beoperasi secara efisien pada 2 tahun penelitian.
Sehingga dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa perusahaan perbankan
dapat meningkatkan kinerjanya melalui tingkat efisiensi setelah melakukan go
public. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Adhisyahfitri Evalina (2011) yang menyatakan bahwa kinerja
perusahaan lebih baik pada saat sebelum melakukan IPO, serta kinerja
perusahaan sesudah melakukan IPO cenderung menurun. Penelitian ini dilakukan
pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode sampel tahun 2001-2004.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat efisiensi Bank
Panin Dubai Syariah, Tbk selama periode sebelum go public dan periode sesudah
go public. Dengan periode sampel dari kuartal I tahun 2013 sampai kurtal IV
tahun 2016, serta menggunakan metode Data Envelopment Analysis berdasarkan
asumsi CRS (Constant Return to Scale). Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dibahas pada bab IV, maka ditemukan beberapa kesimpulan pada penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
1. Analisis tingkat efisiensi Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sebelum go
public menunjukkan trend yang fluktuatif. Di mana terjadi 5 kali tingkat
efisiensi sempurna dalam periode sampel. Sedangkan analisis tingkat efisiensi
Bank Panin Dubai Syariah, Tbk periode sesudah go public menunjukkan
trend yang lebih stabil. Di mana terjadi 8 kali tingkat efisiensi sempurna yang
terjadi secara berturut-turut selama 2 tahun dalam periode sampel. Hal ini
menujukkan bahwa Bank Panin Dubai Syariah, Tbk mampu mempertahankan
tingkat efisiensinya sesudah go public. Analisis tingkat efisiensi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk periode saat sebelum melakukan go public dan periode
saat sesudah melakukan go public diketahui bahwa terjadi peningkatan
tingkat efisiensi sebesar 5,55%. Dengan skor rata-rata efisiensi periode
sebelum go public sebesar 89,08% dan skor rata-rata efisiensi sesudah go
public sebesar 94,63%. Hal ini menunjukkan bahwa periode sesudah
melakukan go public kinerja perusahaan lebih efisien bila dibandingkan
sebelum melakukan go public.
2. Dari hasil analisis total potential improvement Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk sesudah go public, maka dapat diketahui variabel penyumbang
inefisiensi yaitu DPK sebesar 5,37%, aset tetap sebesar 5,47% , biaya tenaga
kerja sebesar 5,86%, dan pendapatan operasional sebesar 2,33%. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa penyumbang inefisien terbesar yaitu biaya tenaga
kerja dan aset tetap, serta variabel yang telah efisien yaitu pembiayaan.

65
66

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, sebagai berikut :
1. Bagi Perbankan
Dari hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada pihak perbankan,
khususnya Bank Panin Dubai Syariah, Tbk supaya memperhatikan kinerjanya
agar dapat beroperasi dengan efisien, yaitu dengan meminimalisasi input
tertentu tanpa mengurangi jumlah output yang dihasilkan. Karena go public
merupakan sarana bagi perusahaan dalam rangka ekspansi usaha dengan cara
penambahan modal melalui penjualan saham. Sehingga bagi Bank Panin
Dubai Syariah, Tbk hendaknya secara konsisten dan berkelanjutan
menerapkan sistem pengawasan efisiensinya pada sisi input dalam hal ini
yaitu dana pihak ketiga, aset tetap, dan biaya tenaga kerja. Oleh karena itu,
langkah go public yang diambil Bank Panin Syariah seharusnya menjadi
langkah awal terbesar dalam pencapaian kinerja Bank Panin Syariah, Tbk
yang lebih baik hingga masa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dalam penelitian ini menggunakan periode waktu penelitian data triwulanan
guna menganalisis kinerja Bank Panin Dubai Syariah, Tbk. Oleh karena itu
disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan periode
penelitian dan menambahkan variabel input dan output lain melalui
pendekatan produksi maupun pendekatan aset. Disamping itu, penelitian ini
hanya menjelaskan tingkat efisiensi dengan pendekatan non-parametrik
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA), disarankan untuk
menggunakan pendekatan parametrik dengan metode seperti Stochastic
Frontier Analysis (SFA) atau lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal dan Endri. “Kinerja Efisisensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:
Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol 11, 1, (2009): 21-28
Antonio, M. Syafi’i. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Pustaka
Alfabeta, 2006.
Balfas, H.M. Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Tata Nusa, 2006.
“BEI : Go Public Bantu Tingkatkan Kinerja Perusahaan”.Artikel diakses pada 25
Januari 2016 dari
https://economy.okezone.com./read/2016/10/18/278/1517922/BEI-go-
public-bantu-tingkatkan-kinerja-perusahaan#lastread
Bursa Efek Indonesia. “Panduan Go Public”. Diakses 15 Juni 2017 dari
https://gopublic.idx.co.id/2016/06/22/panduan-go-public.pdf.
Coelli, T.J., A Guide to DEAP version 2.1: A Data Envelopment Analysis
(Computer Program), No.8/96.
Endri,“Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Rasio-Rasio Keuangan
dan Economic Value Added studi kasus PT. Bank Mandiri Syariah”.
JurnalEkonomi. Vol 13, 1, (2008): 140-165.
Firdaus, M.Faza. “Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Two-Stage Data
Envelopment Analysis. Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum ,
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Firdaus, M. Faza dan Muhamad Nadratuzzaman Hossen. ”Efisiensi Bank Umum
Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment
Analysis”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Vol 16, 2, (2013):
167-187.
Hadi, Nor Pasar Modal : Acuan Teoritis dan Praktis di Instrumen Keuangan
Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Media Grafika,
2009.

67
68

Huri, Mumu Daman dan Indah Susilowati “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten
Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Kasus :
Bank - Bank YangTerdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002”.
Dinamika Pembangunan. Vol. 1, 2, (2004): 95-106.
Hesti, Rinda K. Sistem Informasi Perbankan Syariah. Tangerang Selatan: UIN
Jakarta Press, 2013.
Hidayat, Rahmat. Efisiensi Perbankan Syariah: Teori dan Praktek. Jawa Barat:
Gramata Publishing, 2014.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin N. Current Issue Lembaga Keuangan Syaiah.
Jakarta : Kencana, 2009.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2013.
Muharram, Harjum dan Ruzki Pusvitasari. ”Analisis Perbandingan Efisiensi Bank
Syariah di Ingdonesia dengan metode Data Envelopment Analysis
(Periode tahun 2005)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol 2, 3
(2007): 80-112.
Nurlela, “Analisis Tinngkat Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia Dengan
Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”. Jurnal TEKUN. Vol. VI, 1,
(2015): 151.
PT. Panin Bank Syariah Tbk, “Prospektus Awal Penawaran Umum Perdana
Saham PT Panin Bank Syariah Tbk Tahun 2013”. Diakses pada 7
Agustus 2017 dari
https://www.paninbanksyariah.co.id/document/prospektus.pdf.
Qurniawati, Rina Sari.“Efisiensi Perbankan di Indonesia dan Pengaruhnya
Terhadap Return Saham dengan Pendekatan Data Evelopment Analysis
(DEA)”. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 17, 1, (2013): 27-
40.
Rahman, Rani dan Irman Firmansyah.”Analisa Efisiensi Perbankan di Indonesia”.
Prosiding Seminar Nasional & Call for Paper (SCA2016). Vol 6, 1,
(2016): 409.
69

Salman, Kautsar Rizal. Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah.


Padang: @kademia, 2012.
Shafitranata. “Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan
Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”, Skripsi S-1 Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011.
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. Analisis Laporan Keuanga Ed. 10. Jakarta:
Salemba Empat, 2010.
Suharso, dan Ana Retnoningsih. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Lux.
cet.10. Semarang: CV Widya Karya, 2014.
Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:
Gramata Publishing, 2013.
UU Nomor 21 tahun 2008 Tentanng Perbankan Syariah.
Widjaja, Gunawan dan Wulandari Risnamanitis. Seri Pengetahuan Pasar Modal:
Go Public dan Go Private di Indonesia. Jakarta: Kencana , 2009.
Wibowo, Edy dkk. Mengapa Memilih Bank Syariah?. Bogor: Ghalia Indonesia,
2005.
LAMPIRAN

a) Tabel Input-Output Laporan Keuangan Bank Panin Dubai Syariah, Tbk


(dalam jutaan rupiah)
Input Output
Biaya
Periode Pendapatan
DPK Aset Tetap Tenaga Pembiayaan
Operasional
Kerja
Sebelum Go Public
Mar-11 370192 36133 3162 291131 11474
Jun-11 399094 36267 6712 390533 27432
Sep-11 251042 36307 10785 515407 49609
Des-11 419722 36680 14956 684118 74894
Mar-12 506215 39767 4241 710462 27087
Jun-12 722565 39934 8657 924017 59010
Sep-12 898382 40232 13485 1345987 104108
Des-12 1223290 39463 19907 1515420 152468
Mar-13 1557923 40375 6879 1883646 62663
Jun-13 1764391 40562 16058 2180869 129187
Sep-13 2296565 40920 25612 2570177 208707
Des-13 2870310 46237 35375 2594825 283759
Sesudah Go Public
Mar-14 2674295 46769 12142 3025139 101867
Jun-14 2967373 47122 26700 4183173 239512
Sep-14 3834621 49247 40723 4292177 402234
Des-14 5076082 50765 54736 4785524 559789
Mar-15 5171092 51708 17869 4835900 252438
Jun-15 5554336 52341 36225 5419736 433685
Sep-15 5775013 67719 56691 5549633 636397
Des-15 5928345 73100 76656 5716720 734238
Mar-16 5805681 84064 22551 5458930 185432
Jun-16 6512872 84046 45669 5835531 360280
Sep-16 6607711 94561 68973 5889790 538673
Des-16 6899007 87627 100928 6346929 717682

70
71

b) Hasil Skor Efisiensi Keseluruhan

Perbadingan Efisiensi Bank Panin


Dubai Syariah
Triwulan
Sebelum Go Sesudah Go
Public(%) Public (%)
1 55.92 100.00
2 62.93 100.00
3 100.00 100.00
4 100.00 100.00
5 100.00 100.00
6 87.47 100.00
7 100.00 100.00
8 99.39 100.00
9 100.00 91.37
10 88.86 76.18
11 89.74 78.60
12 84.65 89.37
Rata-rata 89.08 94.63

c) Hasil Olah Data WDEA

Targets for Unit MAR11 efficiency 55.92% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 370192 207021.8 44.1% 55.9%
Aktiva Tetap 36133 15665.6 56.6%` 43.4%
Biaya Tenaga Kerja 3162 1768.3 44.1% 55.9%
Pembiayaan 291131 291131.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
11474 11474.0 0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit JUN11 efficiency 62.93% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 399094.0 251137.9 37.1% 62.9%
Aktiva Tetap 36267.0 11602.5 68.0% 32.0%
Biaya Tenaga Kerja 6712.0 4223.7 37.1% 62.9%
Pembiayaan 390533.0 390533.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
27432.0 27432.0 0.0% 100.0%
Operasional
72

Targets for Unit SEP11 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 251042.0 251042.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 36307.0 36307.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 10785.0 10785.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 515407.0 515407.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 49609.0 49609.0 0.0% 100.0%

Targets for Unit DES11 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 419722.0 419722.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 36680.0 36680.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 14956.0 14956.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 684118.0 684118.0 0.0% 100.0%
Pendapatan Operasional 74894.0 74894.0 0.0% 100.0%

Targets for Unit MAR12 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 506215.0 506215.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 39767.0 39767.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 4241.0 4241.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 710462.0 710462.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 27087.0 27087.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit JUN12 efficiency 87.47% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 722565.0 632003.5 12.5% 87.5%
Aktiva Tetap 39934.0 17819.9 55.4% 44.6%
Biaya Tenaga Kerja 8657.0 7572.0 12.5% 87.5%
Pembiayaan 924017.0 924017.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
59010.0 59010.0 0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit SEP12 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 898382.0 898382.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 40232.0 40232.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 13485.0 13485.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 1345987.0 1345987.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 104108.0 104108.0
0.0% 100.0%
Operasional
73

Targets for Unit DES12 efficiency 99.39% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 1223290.0 1215803.4 0.6% 99.4%
Aktiva Tetap 39463.0 39221.5 0.6% 99.4%
Biaya Tenaga Kerja 19907.0 19785.2 0.6% 99.4%
Pembiayaan 1515420.0 1515420.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 152468.0 152468.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit MAR13 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 1557923.0 1557923.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 40375.0 40375.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 6879.0 6879.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 1883646.0 1883646.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 62663.0 62663.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit JUN13 efficiency 88.86% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 1764391.0 1567779.8 11.1% 88.9%
Aktiva Tetap 40562.0 25119.3 38.1% 61.9%
Biaya Tenaga Kerja 16058.0 14268.6 11.1% 88.9%
Pembiayaan 2180869.0 2180869.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
129187.0 129187.0 0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit SEP13 efficiency 89.74% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 2296565.0 2061034.9 10.3% 89.7%
Aktiva Tetap 40920.0 36723.3 10.3% 89.7%
Biaya Tenaga Kerja 25612.0 22985.3 10.3% 89.7%
Pembiayaan 2570177.0 2570177.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
208707.0 208707.0 0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit DES13 efficiency 84.65% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 2870310.0 2429696.2 15.4% 84.6%
Aktiva Tetap 46237.0 39139.3 15.4% 84.6%
Biaya Tenaga Kerja 35375.0 29944.7 15.4% 84.6%
Pembiayaan 2594825.0 2594825.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
283759.0 283759.0 0.0% 100.0%
Operasional
74

Targets for Unit MAR14 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 2674295.0 2674295.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 46769.0 46769.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 12142.0 12142.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 3025139.0 3025139.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 101867.0 101867.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit JUN14 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 2967373.0 2967373.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 47122.0 47122.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 26700.0 26700.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 4183173.0 4183173.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 239512.0 239512.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit SEP14 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 3834621.0 3834621.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 49247.0 49247.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 40723.0 40723.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 4292177.0 4292177.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 402234.0 402234.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit DES14 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 5076082.0 5076082.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 50765.0 50765.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 54736.0 54736.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 4785524.0 4785524.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 559789.0 559789.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit MAR15 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 5171092.0 5171092.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 51708.0 51708.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 17869.0 17869.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 4835900.0 4835900.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 252438.0 252438.0
0.0% 100.0%
Operasional
75

Targets for Unit JUN15 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 5554336.0 5554336.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 52341.0 52341.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 36225.0 36225.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 5419736.0 5419736.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 433685.0 433685.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit SEP15 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 5775013.0 5775013.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 67719.0 67719.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 56691.0 56691.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 5549633.0 5549633.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 636397.0 636397.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit DES15 efficiency 100.00% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 5928345.0 5928345.0 0.0% 100.0%
Aktiva Tetap 73100.0 73100.0 0.0% 100.0%
Biaya Tenaga Kerja 76656.0 76656.0 0.0% 100.0%
Pembiayaan 5716720.0 5716720.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 734238.0 734238.0
0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit MAR16 efficiency 91.37% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 5805681.0 5304616.6 8.6% 91.4%
Aktiva Tetap 84064.0 76808.8 8.6% 91.4%
Biaya Tenaga Kerja 22551.0 20604.7 8.6% 91.4%
Pembiayaan 5458930.0 5458930.0 0.0% 100.0%
Pendapatan 185432.0 237245.8
27.9% 78.2%
Operasional

Targets for Unit JUN16 efficiency 76.18% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 6512872.0 4961641.8 23.8% 76.2%
Aktiva Tetap 84046.0 62895.3 25.2% 74.8%
Biaya Tenaga Kerja 45669.0 34791.6 23.8% 76.2%
Pembiayaan 5835531.0 5835531.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
360280.0 360280.0 0.0% 100.0%
Operasional
76

Targets for Unit SEP16 efficiency 78.60% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 6607711.0 5193447.8 21.4% 78.6%
Aktiva Tetap 94561.0 74321.9 21.4% 78.6%
Biaya Tenaga Kerja 68973.0 54210.6 21.4% 78.6%
Pembiayaan 5889790.0 5889790.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
538673.0 538673.0 0.0% 100.0%
Operasional

Targets for Unit DES16 efficiency 89.37% radial


Variabel Actual (Rp) Target (Rp) To Gain Achived
DPK 6899007.0 6165379.5 10.6% 89.4%
Aktiva Tetap 92999.0 83109.7 10.6% 89.4%
Biaya Tenaga Kerja 93253.0 77823.5 16.5% 83.5%
Pembiayaan 6342276.0 6342276.0 0.0% 100.0%
Pendapatan
731845.0 731845.0 0.0% 100.0%
Operasional

Anda mungkin juga menyukai