Anda di halaman 1dari 130

PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN STRUKTUR

MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


PADA INDEKS LQ 45 PERIODE 2009-2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Dicky Hermawan

NIM: 1113081000010

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
PENGARUH MODAL INTELEKTUAL DAN STRUKTUR MODAL
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDEKS LQ 45
PERIODE 2009 – 2016

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

DICKY HERMAWAN
NIM : 1113081000010

Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I

Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM


NIDN. 03110658 04

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Dicky Hermawan
2. NIM : 1113081000010
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Indeks LQ 45 Periode 2009-2016

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 April 2017

1. Amalia, SE., MSM. (_________________________)


NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji I

2. Supriyono, SE., MM (_________________________)


NIP. 197201112014111001 Penguji II

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 28 September 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dicky Hermawan
2. NIM : 1113081000010
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Indeks LQ 45 Periode 2009-2016

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang


bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 September 2017

1. Ela Patriana, MM. (…………………………)


NIP. 19690528 200801 2 010 Ketua

2. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM (…………………………)


NIDN. 03110658 04 Sekretaris

3. Dr. Taridi Kasbi Ridho, MBA (...………………………)


NIDN. 2004 1070 02 Penguji Ahli

4. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE., MM (………………………..)


NIDN. 03110658 04 Pembimbing I

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Dicky Hermawan


2. NIM : 1113081000010
3. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
4. Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu


mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab
atas karya ini.
Apabila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya
dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan,
ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan
diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 19 Agustus 2017

Dicky Hermawan

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dicky Hermawan
2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/09 Juli 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Wibawa mukti II rt
03 rw 05 Jatisari asih
Jatiasih, Bekasi
6. No Handphone : 081310459145
7. Email : dicky.hwn@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL


1. 2001 – 2007 : SD Negeri 03 Pagi
2. 2006 – 2009 : SMP Negeri 228 Jakarta
3. 2009 – 2012 : SMA Taman Madya 1 Jakarta
4. 2012 – 2017 : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta

III. PENGALAMAN ORGANISASI


1. Anggota HMJ Manajemen Divisi Olahraga (2013-
2014)

2. Anggota Divisi Analisis Saham Laboratorium Pasar


Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode (2014-
2015)

3. Anggota Divisi Control Internal DEMA Fakultas


Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(2015-2016)

v
ABSTRACT

This research was aimed to find out the influence of intellectual capital and
capital structure to firm value. This study examined the relationship of intellectual
capital variables is Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human
Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), variable of capital
structure measured by Debt to Equity Ratio (DER), and variable of firm value is
Price to Book Value (PBV). Population in this research is company that included
in index LQ 45 period 2009-2016. Data analysis using multiple regression method
and sample selection in this study using purposive sampling method with the
number of samples of 18 companies.
The result of the research shows that Value Added Capital Employed (VACA),
Value Added Human Capital (VAHU), and Debt to Equity Ratio (DER) influence
significantly to Price to Book Value (PBV), while Structural Capital Value Added
(STVA) significantly influence Price to Book Value (PBV). The results showed that
simultaneously Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human
Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA) and Debt to Equity Ratio
(DER) had significant effect on Price to Book Value (PBV).
Keywords: Intellectual Capital, Capital Structure, Firm Value

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal intelektual dan


struktur modal terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menguji hubungan variabel
intellectual capital yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), variabel
struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan variabel nilai
perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV). Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode 2009-2016.
Analisis data menggunakan metode regresi berganda dan pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 18 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Value Added Capital Employed
(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh secara signifikan terhadap Price to Book Value (PBV), sedangkan
variabel Structural Capital Value Added (STVA) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Price to Book Value (PBV). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara simultan Value Added Capital Employed (VACA), Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA) dan Debt to
Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV).
Kata Kunci : Intellectual Capital, Struktur Modal, Nilai Perusahaan

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.
Segalapujibagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap NIlai Perusahaan Pada
Indeks LQ 45 Periode 2009 - 2016”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah
kepada junjungan Nabi Muhammaad SAW, Sang Teladan yang telah membawa
kita kezaman kebaikan.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis
haturkan atas anugerah berupa kelancaran dan kemudahan dari Allah SWT yang
diberikan kepada penulis. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Sugiono dan Sugiyanti yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik moril maupun materil dan do’a terbaiknya yang
tiada henti untuk kesuksesan penulis.
2. Kakak-Kakak ku Feri dan Rudi yang telah menyemangati dan memberikan
motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syari fHidayatullah Jakarta.
4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Ibu Ela Patriana, Ir., MM selaku Wakil Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku dosen penasihat akademik yang telah
banyak memberikan banyak arahan selama perkuliahan
7. Ibu Dr. Pudji Astuty, SE., M.M selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan

viii
mengarahkan penulis. Selain itu juga, selalu memberikan motivasi dan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
9. Seluruh staf Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
10. Sahabat terkasih Citra Aulia Widyanti yang selalu ada untuk membantu dan
memberikan support dari awal sampai akhir dalam penulisan skripsi ini.
11. Sahabat Management Touring Community, terimakasih sudah menjadi sahabat
seperjuangan yang sangat baik dalam mendengarkan keluh-kesah penulis di
masa kuliah.
12. Sahabat seperjuangan skripsi IP 4 Irfan Fachrezy, Rio, Deni, Burhan, Sandi dan
Faiz terimaksih telah memberikan support untuk selama ini.
13. Teman-teman jurusan Manajemen Angkatan 2013.
14. Teman-teman KKN BERSATU, terimakasih atas kenangan indahnya selama
KKN dan telah mengajarkan penulis bagaimana arti berjuang.
15. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 19 Agustus 2017

Dicky Hermawan

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI........................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………………….....v
ABSTRACT…………………………………………….………………….............vi
ABSTRAK………………………………………………………………….........vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………......xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………........xiii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xiv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………11
A. Landasan Teori ....................................................................................... 11
1. Stakeholder Theory .......................................................................... 11
2. Resource Based Theory .................................................................... 13
B . Tinjauan Literatur................................................................................... 13
1 . Intellectual Capital........................................................................... 13
2. Struktur Modal ................................................................................. 24
3. Nilai Perusahaan............................................................................... 27
C. Keterikatan Antara Variabel Penelitian ................................................. 32
D. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 35
E. Kerangka pemikiran ............................................................................... 43
F. Hipotesis Penelitian................................................................................ 44
BAB III METODELOGI PENELITIAN………………………………………... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 45

x
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 45
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 47
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 47
1. Analisis statistik Deskriptif .............................................................. 48
2. Pemilihan Model Data Panel ............................................................ 49
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 50
4. Analisis Regresi Data Panel ............................................................. 53
5. Uji Hipotesis .................................................................................... 54
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 56
1. Variabel Independen ........................................................................ 56
2. Variabel Dependen ........................................................................... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………... 61
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 61
B. Analisis Deskriptif ................................................................................. 67
C. Pemilihan Model Data Panel .................................................................. 69
D. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 71
1. Uji Normalitas .................................................................................. 71
2. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 72
3. Uji Autokorelasi ............................................................................... 73
4. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 74
E. Analisis Regresi Data Panel ................................................................... 75
F. Uji Hipotesis .......................................................................................... 77
1. Uji Signifikansi Simultan (Ujit F) .................................................... 77
2. Uji Signifikan Parsial (Uji T) ........................................................... 78
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)............................................... 82
G. Interprestasi Hasil Penelitian.................................................................. 82
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….88
A. Kesimpulan ............................................................................................ 88
B. Saran ....................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 91
LAMPIRAN .......................................................................................................... 94

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital………………..17


Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu…………………………………………………...35
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian…………………………………………..45
Tabel 4.1 Perkembangan pasar Modal....................................................................62
Tabel 4.2 Sampel Data Penelitian...........................................................................66
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Peneltian...................................................67
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow…………………………………………………………69
Tabel 4.5 Uji Hausman...........................................................................................70
Tabel 4.6 Uji Multikoliearitas…………………………………………………….72
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi……………………………………………………….73
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi dengan Conchrane-orcutt............................................74
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas...........................................................................75
Tabel 4.10 Analisis Regresi Linear Berganda........................................................76
Tabel 4.11 Uji F (Simultan)....................................................................................78
Tabel 4.12 Parsial (Uji T).......................................................................................79
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi………………………………………………..82

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pergerakan harga LQ 45……………………………………………...7


Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran…………………………………………………42
Gambar 3.1 Proses Penentuan Sampel...................................................................44
Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera.............................................71

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan…………………………………………94


Lampiran 2 : Data Rincian Data Perusahaan 2009-2016...………………………95
Lampiran 3 : Hasil Data yang telah diolah menggunakan Eviews 9…………...113

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkembang pesatnya ekonomi indonesia membuat persaingan pelaku

pebisnis pun semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk mengubah cara mereka

dalam menjalankan strategi bisnisnya. Tujuan utama berdirinya sebuah

perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimalkan nilai

perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005 dalam mandalika 2016). Nilai

perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi

akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham and

Gapensi, 2006 dalam mandalika 2016). Semakin tinggi harga saham semakin

tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para

pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan

dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari

keputusan investasi, pendanaan (financing), keuntungan, penjualan, serta

manajemen aset.

Indikator dalam mencerminkan nilai perusahaan dalam penelitian ini

adalah Price Book Value (PBV) yang merupakan perbandingan dari harga

suatu saham dengan nilai buku. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya

atas prospek perusahaan ke depan. PBV juga dapat menunjukan seberapa jauh

sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan dengan jumlah

modal yang diinvestasikan oleh perusahaan. Perusahaan yang baik memiliki

1
PBV diatas 1, semakin tinggi PBV mencerminkan harga saham yang tinggi

dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham,

semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai bagi para pemegang

sahamnya (Simanungkalit, 2015).

Hal ini tidak lepas dari pendanaan suatu modal perusahaan yang ingin

mengembangkan perusahaan nya menjadi lebih besar. Perusahaan memiliki

berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun

dari luar perusahaan. Penadanaan perusahaan dari luar dapat berasal dari

kreditur (hutang), penerbitan surat hutang, maupun pendanaan yang bersifat

penyertaan dalam bentuk saham.

Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang

digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif

mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil.

Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar

modal dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat

menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan

pendapatan yang akan diterima. Dalam melihat struktur modal perusahaan,

investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan

keuangan yang dikeluarkan setiap tahunnya. Para investor akan melakukan

berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya

pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan

keuangan perusahaan.

2
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan

struktur modal terhadap nilai perusahaan. Teori ini menjelaskan bahwa

kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan

ekuitas yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap

keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat

mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber – sumber dana yang akan

dipilih.

Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan untuk

menganalisis struktur modal adalah rasio solvabilitas. Rasio solvabilitas atau

leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Fahmi, 2013). Solvabilitas

menelaah mengenai struktur modal perusahaan termasuk sumber dana jangka

panjang dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban investasi

dan utang jangka panjangnya. Untuk mengukurnya digunakan Debt to Equity

Ratio (DER). Rasio ini menunjukkan faktor risiko yang dihadapi investor.

Semakin tinggi rasio DER mengakibatkan risiko finansial perusahaan

semakin tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi harga saham dan volume saham

suatu perusahaan.

Namun, pendanaan modal perusahaan tidak hanya berfokus pada

kepemilikan aktiva berwujud, tetapi juga berfokus pada inovasi, sistem

informasi, pengelolaan organisasi dan sumber daya manusia yang dimilikinya

(aset tak berwujud). Aset tidak berwujud ini berfokus pada ilmu pengetahuan

yang diakui sebagai komponen esensial bisnis dan sumber daya strategis yang

3
lebih sustainable (berkelanjutan) untuk memperoleh dan mempertahankan

keunggulan kompetitif yang dimiliki para pelaku bisnis. Bahkan pengetahuan

telah menjadi bagian dalam pengembangan suatu bisnis. Salah satu

pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran knowledge asset

(aset pengetahuan) tersebut adalah intellectual capital yang telah menjadi

fokus perhatian dalam berbagai bidang, baik manajemen, teknologi informasi,

sosiologi maupun akuntansi.

Di Indonesia penjelasan mengenai aset yang tak berwujud dapat

ditemukan di dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.19

(revisi 2000). Menurut PSAK No.19, aset tidak terwujud adalah aset non

meter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta

dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang dan

jasa, disewakan kepada lainya, atau untuk tujuan administratif.

Perhatian pelaku bisnis terhadap pengelolaan intellectual capital

beberapa tahun terakhir ini semakin besar. Hal ini disebabkan adanya

kesadaran bahwa intellectual capital merupakan landasan bagi perusahaan

untuk unggul dan bertumbuh. Kesadaran ini antara lain ditandai dengan

semakin seringnya istilah knowledge based company muncul dalam wacana

bisnis. Istilah tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang lebih

mengandalkan pengelolaan intellectual capital sebagai sumber keunggulan

dan pertumbuhan jangka panjangnya.

4
Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh

komunitas yang memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan.

Komunitas ini memiliki kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan

problem solving yang tinggi. Ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih

mengandalkan knowledge dalam mempertajam daya saingnya, hal ini

digambarkan dengan semakin mengecilnya investasi yang dialokasikannya

untuk physical goods, sementara untuk soft factor mendapat alokasi investasi

yang semakin besar.

Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal

yang konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan

aktiva fisik lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang

berbasis pada pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu

pengetahuan dan teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara

menggunakan sumber daya lainnya secara efisien dan ekonomis, yang

nantinya akan memberikan keunggulan bersaing (Sawurjuwono dan Kadir,

2003).

Purnomoshidi (2006) menemukan bahwa rata-rata jumlah atribut IC

yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia

sebesar 56%. Persentase ini menggambarkan bahwa perusahaan publik telah

memiliki kesadaran terhadap arti penting IC bagi peningkatan keunggulan

kompetitif, meskipun cara pengungkapan IC belum sistematis sesuai dengan

kerangka kerja yang ada serta praktik pengungkapan IC diantara perusahaan

masih bervariasi.

5
Menurut Pulic (1998) tujuan utama dalam ekonomi yang berbasis

pengetahuan adalah untuk menciptakan value added, sedangkan untuk

mendapatkan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical

capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intelectual potential (dipresentasikan

oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada

mereka) dan menyatakan bahwa Value Added Inteleectual Capital (VAIC)

menunjukan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan

intelectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan.

Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 tahun 2009-2014. Peneliti

memilih indeks LQ 45 karena indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham pilihan

yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan serta memiliki likuiditas

tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang

disesuaikan setiap enam bulan (awal bulan Februari dan Agustus). Indeks LQ

45 diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuiditas transaksi

adalah transaksi di pasar reguler. Indeks LQ 45 bertujuan untuk menyediakan

sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer

investasi, investor dan pemerhati pasar modal dalam memonitor pergerakan

harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.

6
Gambar 1.1

Pergerakan harga LQ 45

LQ 45
1000
900 898.58 884.62
800 792.03
700 735.04 711.13
661.38 673.51
600
500 498.29
400
300
200
100
0
Des '09 Des '10 Des '11 Des '12 Des '13 Des '14 Des '15 Des '16

Sumber: data diolah dari IDX

Dapat dilihat pada gambar 1.1 pergerakan harga saham pada indeks LQ

45 dari tahun 2009 hingga tahun 2016 mengalami peningkatan yang cukup

signifikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan berfokus pada

pengaruh modal intelektual dan struktur modal terhadap nilai perusahaan.

Modal intelektual yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pulic Value

Added Inteleectual Capital (VAIC) berupa Value Added Capital Employed

(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value

Added (STVA). Maka dari itu, peneliti tertarik untuk menjawab uraian di atas

dalam bentuk karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH

MODAL INTELEKTUAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP

NILAI PERUSAHAAN PADA INDEKS LQ 45 PERIODE 2009 – 2016”

7
B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini dapat terarah dan sistematis, dengan mengacu pada

latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap

nilai perusahaan pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?

2. Bagaimana pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap

nilai perusahaan pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?

3. Bagaimana pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap

nilai perusahaan pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?

4. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada ideks

LQ 45 periode 2009 – 2016 ?

5. Bagaimana Value Added Capital Employed (VACA), Value Added

Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA), dan

Struktur Modal berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan

pada ideks LQ 45 periode 2009 – 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengukur pengaruh Value Added Capital Employed (VACA)

terhadap nilai perusahaan pada indeks LQ 45 periode 2009 – 2016

2. Untuk mengukur pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap

nilai perusahaan pada indeks LQ 45 periode 2009 – 2016

8
3. Untuk mengukur pengaruh Structural Capital Value Added (STVA)

terhadap nilai perusahaan pada indeks LQ 45 periode 2009 – 2016

4. Untuk mengukur pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada

indeks LQ 45 periode 2009 – 2016

5. Untuk mengukur pengaruh Value Added Capital Employed (VACA), Value

Added Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA),

dan Struktur Modal secara simultan terhadap nilai perusahaan pada ideks

LQ 45 periode 2009 – 2016

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi peneliti untuk

menambah pengetahuan, khususnya pengetahuan yang sifatnya empiris

mengenai faktor-faktor penentu nilai perusahaan di LQ 45.

2. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penilitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk para peneliti

selanjutnya, yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh

intellectual capital terhadap nilai perusahaan di LQ 45.

3. Manfaat Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan referensi

informasi kepada manajemen perusahaan sebagai bahan pertimbangan

dalam melakukan keputusan penerapan intellectual capital di perusahaan

untuk dapat menciptakan nilai perusahaan.

9
4. Manfaat Bagi Investor

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan dasar pertimbangan

dalam pengambilan keputusan sebelum melakukan investasi dengan

mengukur kinerja intellectual capital yang selanjutnya dapat digunakan

untuk menilai perusahaan.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Stakeholder Theory

Berdasarkan theory stakeholder, manajemen organisasi

diharapkan untuk melakukan aktivitas yang dianggap penting oleh

stakeholder mereka dan melaporkan kembali aktivitas-aktivitas

tersebut kepada para stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa

seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang

bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka (sebagai

contoh melalui sponsorship, inisiatif pengamanan dan lain-lain),

bahkan ketika mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi

tersebut dan bahkan ketika mereka tidak dapat secara langsung

memainkan peran yang konstruktif dalam kelangsungan hidup

organisasi (Deegan, 2004)

Lebih lanjut Deegan (2004) menyatakan bahwa teori

stakeholder menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi

kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan

bahwa organisasi akan memilih secara sukarela mengungkapkan

informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan intelektual mereka,

melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk memenuhi ekspektasi

sesungguhnya atau diakui oleh stakeholder.

Tujuan utama dari theory stakeholder adalah untuk membantu

11
manajer korporasi mengerti lingkungan stakeholder mereka dan

melakukan pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan

hubungan-hubungan di lingkungan perusahaaan mereka. Namun

demikian, tujuan yang lebih luas dari theory stakeholder adalah untuk

menolong manajer korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak

aktifitas-aktifitas mereka, dan meninimalkan kerugian- kerugian bagi

stakeholder

2. Resource Based Theory

Resources Based Theory (RBT) adalah suatu teori yang

membahas mengenai sumber daya yang dimiliki perusahaan dan

bagaimana perusahaan tersebut dapat mengolah dan memanfaatkan

sumber daya yang dimilikinya dengan baik (Bontis, 2000). Teori ini

menjelaskan bahwa kinerja perusahaan yang baik menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam penggunaan yang efektif dan efisien

dari aset berwujud maupun tak berwujud yang dimiliki oleh

perusahaan atau intellectual ability. RBT dapat menjelaskan bahwa

perusahaan dengan kemampuan mengelola intellectual capital

dengan maksimal dalam hal ini seluruh sumber daya yang dimiliki

perusahaan, baik karyawan (human capital), aset fisik (physical

capital) maupun structural capital dapat menciptakan nilai bagi

perusahaan tersebut. Asumsi dari teori ini adalah bagaimana

perusahaan mendapatkan nilai tambah (value added) dengan

mengelola sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kemampuan

12
perusahaan. Penciptaan nilai tambah bagi perusahaan akan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

B . Tinjauan Literatur

1 . Intellectual Capital

a . Definisi Intellectual Capital

Definisi mengenai intellectual capital di Indonesia, secara

tidak langsung telah di singgung pada PSAK No. 19 revisi 2000

mengenai intangible assets sebagai berikut :

“Intangible asset atau aktiva tidak berwujud adalah aktiva

non moneter yang dapat di identifikasi dan tidak

mempunyai wujud fisik.”

Menurut Nurhayati (2017) Intellectual capital adalah asset

tak berwujud yang memegang peran penting dalam meningkatkan

daya saing perusahaan dan juga dimanfaatkan secara efektif untuk

meningkatka n keuntungan perusahaan.

Menurut Sangkala (2006) mendefinisikan Intellectual

Capital sebagai hasil dari proses transformasi pengetahuan atau

pengetahuan itu sendiri yang di transformasikan dalam aset yang

bernilai bagi perusahaan. Setiap organisasi menempatkan materi

intelektual dalam bentuk aset dan sumber daya, perspektif dan

kemampuan eksplisit dan tersembunyi, data, informasi,

pengetahuan, dan kebijakan.

Menurut Gozali dan Saarce (2014) intellectual capital

13
sebagai keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan

pelanggan, tenaga kerja perusahaan dan prosedur pendukung yang

diciptakan dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat

ini, transfer ilmu pengetahuan dan pembelajaran yang

berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan kinerja dan nilai

perusahaan.

b. Komponen Intellectual Capital

Menurut Sawarjuwono dan Kadir (2003) intellectual capital

dibentuk dalm tiga komponen bentuk yaitu:

1) Human Capital (modal manusia)

Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Di

sinilah sumber inovasi dan improvement, namun merupakan

komponen yang sulit untuk diukur. Human capital juga

merupakan tempat bersumbernya pengetahuan yang sangat

berguna, ketrampilan, dan kompetensi dalam suatu organisasi

atau perusahaan. Human capital mencerminkan kemampuan

kolekif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang

ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat,

jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang

dimiliki oleh karyawannya. Human capital antara lain terdiri

dari: pendidikan, pengetahuan, know-how dan kompetensi yang

berhubungan dengan pekerjaan, kualifikasi kejuruan, semangat

14
kewirausahaan, kemampuan reaktif, inovatif, proaktif, dan

kemampuan merubah.

2) Structural Capital atau Organizational Capital (modal

organisasi)

Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau

perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan

strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk

menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja

bisnis secara keseluruhan, misalnya; sistem operasional

perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi

manajemen, dan semua bentuk intellectual property yang

dimiliki perusahaan. Seorang individu dapat memiliki tingkat

intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki

sistem dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak

dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada

tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.

3) Relational Capital atau Customer Capital (modal pelanggan)

Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang

memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan

hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki

oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari

pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan

yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan yang

15
bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan

pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar. Relational

capital dapat muncul dari berbagai bagian di luar lingkungan

perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan

tersebut. Relational capital antara lain terdiri dari: merk,

pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan

distribusi, kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang

menguntungkan dan perjanjian franchise.

c. Pengukuran Intellectual Capital

Metode pengukuran intellectual capital menurut Tan et.,al

(2009) dalam Ulum (2009) dapat dikelompokkan ke dalam dua

kategori, yaitu pengukuran non moneter dan pengukuran moneter.

Hartono (2001) dalam Ulum (2009) menguraikan beberapa

keunggulan menggunakan pengukuran non moneter dalam

mengukur intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Pengukuran secara non moneter akan mudah menunjukan unsur-

unsur yang membangun intellectual capital dalam perusahaan,

sedangkan secara moneter hal itu akan sulit dilakukan.

2) Pengaruh internal development dalam pembentukan intellectual

capital tidak dapat diukur dengan pengukuran atribut moneter.

3) Pengkapitalisasian biaya menjadi aset akan mengakibatkan

adanya manipulasi terhadap laba.

16
Tabel 2.1 di bawah ini memberikan ilustrasi kerangka kerja

pengklasifikasian IC yang diringkas oleh Brennan dan Connell

(2000), Petty dan Guthrie (2000), dan Pulic (1998) dalam Ulum

(2009). Model prinsip dalam frameworks ini adalah Balanced

Scorecard (Kaplan dan Norton, 1992), the value platform (Petrash,

1996), the intangible asseets monitor (Sveiby, 1997), dan VAIC™

(Pulic, 1998). Model terakhir (VAIC™) yang dijadikan acuan dalam

penelitian ini dan dijabarkan secara lebih detail setelah tabel

dibawah ini.

Tabel 2.1

Kerangka Kerja Pengklasifikasian Intellectual Capital

Dikembangkan Kerangka Klasifikasi

Oleh Kerja

Kaplan dan Balanced Internal process

Norton (1992) Scorecard perspectives

Customer perspectives

Learning and growth

perspectives

Financial perspectives

Haanes dan Classification Competence Relational

Lowendahl of Resources

(1997)

17
Lowendahl Classification Competence Relational

(1997) of Resources

Sveiby (1997) Intangible Internal structure

Asset Monitor External structure

Competence of personnel

Edvinsson dan Skandia Value Human capital

Malone (1997) Scheme Structural capital

Customer Capital

Petrash (1996) Value Platform Human capital

Customer capital

Organisational capital

Danish Three People

Confederation categories of System

of Trade Unions “Knowledge” Market

(1999)

Efficiency of human capital


Pulic (1998) VAIC™ Structural capital efficiency
Capital employed efficiency
Sumber: Brennan dan Connell (2000), Petty dan Guthrie (2000),
dan Pulic (1998) dalam Ulum (2009)

Metode VAICTM yang dikembangkan oleh Pulic (1998),

didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation

efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak

berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. VAICᵀᴹ

18
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital

perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk

dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam laporan

keuangan perusahaan (neraca, laba rugi).

Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added. Value Added (VA) adalah indikator

paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation).

VA dihitung sebagai selisih antara output dan input. Output

merupakan seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan

input merupakan seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh

pendapatan kecuali beban karyawan.

Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan

(labour expenses) tidak termasuk di dalam input. Karena peran

aktifnya dalam proses value creation, intellectual potential (yang

direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai

biaya (cost) dan tidak masuk dalam komponen input. Karena itu,

aspek kunci dalam model Pulic adalah memperlakukan tenaga kerja

sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity).

Value added (VA) intellectual capital dipengaruhi oleh tiga

komponen, yaitu Human Capital (HC), Capital Employed (CE), dan

Structural Capital (SC). Value Added Human Capital (VAHU)

mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai

19
bagi perusahaan dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja

tersebut. Value Added of Capital Employed (VACA) adalah

indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical

capital. Pulic (1998) mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE

menghasilkan return yang lebih besar daripada perusahaan yang

lain, berarti perusahaan tersebut lebih baik dalam memanfaatkan CE

(dana yang tersedia).

Sedangkan Structural Capital Value Added (STVA)

menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan

nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 rupiah dari VA, dan merupakan indikasi bagaimana

kontribusi SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang

independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation

(Pulic, 1998). Artinya semakin besar kontribusi HC dalam value

creation, maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut.

SC adalah VA dikurangi HC. Selanjutnya dalam menentukan

besarnya nilai Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

adalah dengan menambahkan semua hasil Value Added Human

Capital (VAHU), Value Added Capital Employed (VACA), dan

Structural Capital Value Added (STVA) yang telah diperoleh.

Secara lebih ringkas, formulasi dan tahapan perhitungan

VAICᵀᴹ yang dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Ulum (2009)

adalah sebagai berikut:

20
Tahap Pertama: Menghitung Value Added (VA) :

VA dihitung sebagai selisih antara output dan input.

VA = Output - Input

Dimana:

Output : total penjualan dan pendapatan

Input : beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban


karyawan).

Tahap Kedua: Menghitung Value Added Capital Empoyed

(VACA)

VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu

unit dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang

dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

VACA = VA / CE

Di mana:

VACA = Value Added Capital Employed : rasio dari VA terhadap

CE.

VA = Value Added

21
CE = Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas, laba

bersih)

Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital

(VAHU)

VAHU menujukan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan

dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini

menunjukan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang

diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi.

VAHU = VA / HC

Di mana:

VAHU = Value Added Human Capital : rasio dari VA terhadap

HC.

VA = Value Added

HC = Human Capital : beban karyawan.

Tahap Keempat: Menghitung Structural Capital Value Added

(STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana

keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

22
STVA = SC / VA

Di mana:

STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap

VA.

SC = Structural Capital : VA - HC

VA = Value Added

Tahap Kelima: Menghitung Value Added Intelectual

Coefficient (VAICTM)

VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi

yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance

Indicator). VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen

sebelumnya yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.

VAICᵀᴹ = VACA + VAHU + STVA

Keunggulan metode VAICTM adalah karena data yang

dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis

perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio

tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar yang umumnya

tersedia dari laporan keuangan perusahaan. Alternatif pengukuran

IC lainnya terbatas hanya menghasilkan indikator keuangan dan

non-keuangan yang unik yang hanya untuk melengkapi profil suatu

23
perusahaan secara individu. Indikator-indikator tersebut, khususnya

indikator non-keuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat oleh

perusahaan yang lain (Tan et al., 2007 dalam Ulum, 2009).

Konsekuensinya, kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC

alternatif tersebut secara konsisten terhadap sampel yang besar dan

terdivesifikasi menjadi terbatas.

2. Struktur Modal

a. Definisi Strukur Modal

Menurut Sjahrial (2008:179) mendefinisikan struktur modal

merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman

(hutang jangka pendek yang bersifat permanen, dan hutang jangka

panjang) dengan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa).

Definisi lain Menurut Fahmi (2013) Struktur modal

merupakan gambaran dari bentuk proporsi financial perusahaan

yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka

panjang (long term liabilities) dan modal sendiri (shareholders’

equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan.

Menurut Keown, et al (2005:85) dalam Ta’dir, et al (2014),

struktur modal (capital structure) adalah perpaduan sumber dana

jangka panjang long-term sources of funds yang digunakan

perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam

memaksimilisasi kekayaan pemehang saham, manajer keuangan

24
harus dapat menilai struktur modal dan memahami hubunganya

dengan risiko, hasil atau pengembalian nilai.

Dari beberapa pandangan tersebut dapat dikatakan bahwa

struktur modal merupakan merupakan bagian dari struktur keuangan

perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan mendanai

aktivanya dengan sumber internal maupun eksternal yang tercermin

pada hutang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri dalam

menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha yang

paling tepat dan paling menguntungkan dari segi hutang dan modal

usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi

keuangan. Manajer keuangan harus mencari bauran pendanaan

(Financing Mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang

optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan.

b. Komponen Struktur Modal

Menurut Kasmir (2009) struktur modal perusahaan secara

umum terdiri atas beberapa komponen, antara lain :

1) Modal sendiri

Modal sendiri pada dasarnya merupakan modal yang berasal dari

pemilik perusahaan yang tertanam di dalam perusahaan untuk

waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, modal

sendiri ditinjau dari sudut likuiditas yang merupakan dana

jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri

dapat berasal dari keuntungan kegiatan operasioanal perusahaan,

25
juga dapat berasal dari pemilik perusahaan itu diluar kegiatan

operasional perusahaan yang kerap kali modal seperti ini adalah

merupakan bentuk penyertaan modal sebagai bukti kepemilikan

seseorang di dalam suatu perusahaan.

2) Modal asing atau hutang jangka panjang

Modal asing atau hutang jangka panjang merupakan hutang yang

jangka waktunya panjang dan umumnya lebih dari 10 tahun.

Modal asing merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan

yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi

perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang

yang pada saatnya harus dibayar kembali.

c. Pengukuran Struktur Modal

Menurut George Foster (1996) dalam Fahmi (2013) ada

beberapa rasio yang representatif untuk dipergunakan dalam

struktur modal (capital structure) salah satunya adalah debt to

equit ratio (DER). Menurut Kasmir (2009) debt to equity ratio

adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan

ekuitas. Rasio ini dihitung dengam cara membandingkan antara

seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.

Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang

disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Bagi

26
bank (kreditor), semakin besar rasio ini akan semakin tidak

menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang

ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan.

Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan

semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin

tinggi tingkat pendanaan yang diesdiakan pemilik dan semakin

besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian

atau penyusutan terhadap nilai aktiva (Kasmir, 2009). Analisis

debt to equity ratio penting karena digunakan untuk mengukur

tingkat penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan

perusahaan yang mencakup kewajiban lancar maupun utang

jangka panjang, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Maka dari itu, rasio debt to equity ratio dipilih untuk digunakan

sebagai indikator dalam mengukur struktur modal. Berikut

adalah formula dari debt to equity ratio:

DER = Total Debt / Total Equity

3. Nilai Perusahaan

a. Definisi Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai pasar dari utang dan ekuitas

perusahaan (Arthur J.Keown et.al, 2010) nilai perusahaan

merupakan pandangan investor atau pasar terhadap sebuah

perusahaan yang kerap tercermin dari harga sahamnya, atau dengan

27
kata lain sebuah perusahaan dengan harga saham yang tinggi

merupakan sebuah perusahaan yang memiliki nilai baik bagi

investor.

Masalahnya adalah bahwa indikator tradisional tentang

keberhasilan bisnis, seperti peningkatan pendapatan, arus kas, laba,

penguasaan pasar, dan kempemimpinan teknologi sesungguhnya

tidak mampu menyediakan informasi apakah perusahaan benar-

benar menciptakan nilai bagi pemilik dan pemegang saham atau

belum. Hanya ketika suatu perusahaan mampu menghasilkan

sesuatu yang lebih dari sumber daya yang diinvestasi, maka kita

dapat berbicara tentang penciptaan nilai.

Dalam konteks ini, kepentingan utama semua stakeholders

adalah bahwa strategi bisnis diarahkan pada pencapaian tujuan

tersebut (value creation) dan bahwa sistem pengukuran

mencerminkan kemampuan manajemen untuk mencapai tujuan

tersebut. Bagaimanapun, meningkatnya tekanan dan tanggung

jawab terhadap pemegang saham dan karyawan menyiratkan

perhatian kepada penciptaan nilai (value creation) sebagai suatu

ukuran baru tentang keberhasilan bisnis (riset yang dilakukan di

pasar modal membuktikan bahwa terdapat hubungan antara efisiensi

penciptaan nilai dan nilai pasar perusahaan).

Tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kemampuan

perusahaan dalam jangka panjang, yang hanya akan dapat dicapai

28
dengan investasi pada sumber daya intelektual (terutama pada

human capital, yang merupakan faktor kunci penciptaan nilai pada

bisnis modern) dan peningkatan mobilisasi dari potensi internal

perusahaan, terutama adalah intangible (Ulum, 2009).

Premis kunci untuk penciptaan nilai perusahaan adalah bahwa

semua kontribusi terhadap penciptaan nilai (value creation) namun

juga pembinasaan nilai (value destruction) dapat diukur tampa

kerancuan, yang sering kali memerlukan skema organisasi dan

indeks-indeks baru. Sebagai tambahan, proses perencanaan dan

pengambilan keputusan harus difokuskan pada upaya penciptaan

nilai. Untuk efektifitas pengendalian biaya, maka manajemen

eksekutif perlu bersama-sama dengan manajemen puncak

mengidentifikasi berbagai kemungkinan untuk terus meningkatkan

efisiensi penciptaan nilai. Melalui proses ini, semua potensial

inteketual yang berada di dalam perusahaan dapat dimoblisasi untuk

tujuan pencapaian nilai maksimum (baik untuk pemegang saham

maupun karyawan).

Teori modern mendefinisikan aktiva bisnis sebagai nilai

tambah (value added) dan kekayaan, yang jauh lebih kompleks

daripada sebelumnya. Untuk tujuan penciptaan laba, adalah penting

membangun hubungan dengan pelanggan ke tingkatan paling tinggi.

Lebih dari itu, adalah penting untuk menyadari bahwa format yang

terukur/berwujud (tangible form) dari penciptaan nilai (seperti:

29
pendapatan, nilai tambah) adalah tergantung pada format yang tidak

terwujud (intangible form) dari penciptaan nilai (seperti:

peningkatan waktu dan efektivitas komunikasi, hubungan yang lebih

baik dengan pelanggan, membangun dan mempertahankan

reputasi).

Dalam penciptaan sebab akibat hubungan antara dua format

penciptaan nilai (tangible dan intangible form) harus dikatakan

bahwa salah satu tantangan utama bagi manajemen adalah

menciptakan kondisi yang akan membuka peluang generasi sukses

nilai intangible (seperti: pengetahuan layanan, pengalaman,

keuntungan, kecepatan, kualitas, kesan) dan transformasinya kepada

format tangible (seperti: pendapatan, laba, nilai tambah, pangsa

pasar, nilai pasar). Manajemen penciptaan nilai yang sistematik

didasarkan pada premis bahwa konsep ini melekat di dalam

perusahaan sebagai tujuan akhir bisnis. Penting untuk dipastikan

bahwa konsep “hidup” di semua tingkatan bisnis, pada aktifitas hari

ke hari, dirangsang, dihargai, diukur dan dikomunikasikan (Ulum,

2009).

b. Pengukuran Nilai Perusahaan

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

nilai perusahaan antara lain:

30
1) Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang

yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap

dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110).

Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana

pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh

earning per share nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan

antara pasar saham biasa dengan earning per share.

2) Tobin’s Q

Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari

Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar

dari aset perusahaan dengan biaya penggantinya: Menurut

konsepnya, rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar

terhadap nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai

perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang

dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Dalam praktiknya, rasio

Q sulit untuk dihitung dengan akurat karena memperkirakan

biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan bukanlah suatu

pekerjaan yang mudah (Margaretha, 2014:20).

3) Price to Book Value (PBV)

Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis

kondisi perusahaan adalah Price to Book Value (PBV) yang

merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang

31
investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk

perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya

rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai

pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio

PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif

dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan.

Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas

prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi

keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang

tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga

tinggi. Menurut (Brigham dan Houston, 2006:112), nilai

perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

PBV = Harga pasar Saham / Nilai buku per


lembar saham

C. Keterikatan Antara Variabel Penelitian

1. Pengaruh Value Added Capital Employeed (VACA) terhadap Nilai

Perusahaan

Berdasarkan Resources Based Theory (RBT), sebuah perusahaan

dipersepsikan sebagai kumpulan aset maupun kemampuan berwujud

dan tak berwujud (Firer and Williams, 2003). Teori ini menjelaskan

bahwa nilai perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam penggunaan aset berwujud maupun tak berwujud

yang dimiliki oleh perusahaan atau intellectual ability secara efektif dan

32
efisien. Dalam teori stakeholder, pasar akan memberikan nilai yang

lebih tinggi terhadap perusahaan dengan penggunaan asset maksimal.

Menurut Pramelasari, (2010) perusahaan yang mampu mengelola

asset perusahaan secara maksimal akan mampu menciptakan value

added dan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.

Penelitian Diwaf dkk, (2012) menunjukkan adanya pengaruh yang

positif dan siginifikan antara VACA dan nilai perusahaan. Hal tersebut

didukung oeh penelitian Firer dan Williams, (2003) yang menunjukkan

bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara VACA dengan

nilai perusahaan.

2. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Nilai

Perusahaan

Menurut Tan et.,al (2007) VAHU menunjukkan berapa banyak

value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja. Berdasarkan konsep RBT, agar dapat menciptakan nilai,

maka perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Perusahaan juga harus dapat mengelola sumber daya manusia dengan

maksimal sehingga menciptakan value added bagi perusahaan. Dalam

teori stakeholder, value added akan berpengaruh terhadap peningkatan

nilai perusahaan.

Penelitian Pramelasari, (2010) menunjukkan adanya pengaruh

yang positif antara VAHU dan nilai perusahaan. Perusahaan dengan

nilai VAHU yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal

33
tersebut didukung oleh penelitian Chan et.,al (2005) yang menunjukkan

bahwa VAHU berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Nilai

Perusahaan

Menurut Ulum, (2009) Structural Capital meliputi semua non-

human storehouse of knowledge perusahaan, seperti: database,

organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala

hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya.

Dalam teori RBT, perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses

rutinitas dan struktur yang mendukung usaha karyawan untuk

menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal akan

menciptakan value added bagi perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori

stakeholder, dimana value added akan berpengaruh terhadap

peningkatan nilai perusahaan. Penelitian Pramelasari, (2010)

menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Chan et.,al (2005)

yang menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Namun penelitian tersebut bertolak belakang dengan

penelitian Diwaf dkk., (2012) dimana STVA tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

4. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan

Menurut Hermuningsih (2013) Struktur modal yang menunjukkan

perbandingan antara modal eksternal jangka panjang dengan modal

34
sendiri, merupakan aspek yang penting bagi setiap perusahaan karena

mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan.

Perusahaan yang memiliki aktiva berwujud cukup besar, cenderung

menggunakan hutang dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan

dengan perusahaan dengan aktiva tak berwujud besar meskipun yang

terakhir ini memiliki kesempatan tumbuh lebih baik. Ini mudah

dipahami karena perusahaan yang hanya memiliki good will namun

tidak didukung oleh aktiva berwujud yang cukup, sulit diprediksi

prospek kinerjanya.

Menurut Sujoko dan Soebiantoro (2007), kebijakan hutang

(diukur dengan debt to equity ratio) dan ukuran perusahaan (diukur

dengan total aset) berpengaruh positif dan signifikan terhadap price

book value.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu telah banyak dilakukan untuk

menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Perusahaan. Berikut

adalah rincian dari penelitian tersebut:

Tabel 2.2

Pnelitian Terdahulu

No Peneliti dan Variabel Perbedaan Hasil


Judul Penelitian

1 I Gede Cahyadi Variabel Variabel Hasil


Putra (2012) independen independen penelitian
VAIC TM DER menunjukkan.

35
NO Peneliti dan Variabel Perbedaan Hasil
Judul Penelitian

meneliti (VACE, Variabel bahwa modal


tentang VAHC, dependen intelektual
pengaruh VASC). Tidak ada berpengaruh
modal positif pada
intelektual pada Variabel Uji Hipotesis nilai
nilai dependen Tidak ada perusahaan
perusahaan price to book
perbankan. value (PBV).

Uji Hipotesis
Analisis
multiple
regression.
2 Nuryaman Variabel Variabel Hasil
(2015) meneliti independen independen penelitian
tentang The Value added DER menunjukkan
Influence of Capital bahwa: (a)
Intellectual Employed Variabel modal
Capital on The (VACA), dependen intelektual
Firm’s Value Value added PBV memiliki efek
with The Human positif
Financial Capital terhadap nilai
Performance as (VAHU), perusahaan;
Intervening Structural (b) modal
Variable. Capital Value intelektual
added memiliki
(STVA). dampak
positif pada
Variabel profitabilitas;
dependen dan (c)
nilai penelitian
perusahaan telah
yang diwakili menunjukkan
PBV. bahwa
profitabilitas
Variabel berfungsi
Intervening sebagai
kinerja variabel
keuangan intervening
yang diukur dalam
dengan ROE, hubungan
ROA, NPM. kausal antara
modal

36
intelektual
dan nilai
perusahaan.

3 Ta’dir Eko Variabel Variabel Hasil


Prasetia, independen independen penelitian
Parengkuan DER, Total VAIC TM menunjukkan
Tommy, Ivone Aset, Beta. (VACE, bahwa secara
S. Saerang VAHC, simultan
(2014) meneliti Variabel VASC). seluruh
tentang dependen variabel
Struktur Modal, nilai Variabel independen
Ukuran perusahaan dependen dalam
Perusahaan, yang diwakili penelitian ini
dan Risiko PBV. Tidak ada berpengaruh
Perusahaan signifikan
Terhadap Nilai terhadap nilai
Perusahaan. perusahaan.
Stuktur modal
mempunyai
pengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
ukuran
perusahaan
mempunyai
pengaruh
positif
signifikan
terhadap nilai
perusahaan,
risiko
perusahaan
mempunyai
pengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
4 Sherly Octavia Variabel Variabel Hasil yang
S, Edi independen independen diperoleh
Sukamanto, Intellectual dalam
capital dan

37
dan Sri Fadilah. Struktur Variabel penelitian ini
(2015). modal dependen adalah bahwa
PBV
“Pengaruh Variabel terdapat
Intellectual dependen pengaruh
Capital dan Kinerja yang
Struktur Modal Keuangan. signifikan
terhadap positif antara
Kinerja Intellectual
Keuangan Capital
Perusahaan dengan
(Studi Empiris Kinerja
pada Keuangan
Perusahaan Perusahaan
Perbankan
Sektor dan Struktur
Perbankan Modal juga
yang terdaftar memiliki
di BEI tahun pengaruh
2010-2014)” yang
signifikan
positif
terhadap
Kinerja
Keuangan
Perusahaan.
5 Irina Variabel Variabel Hasil
Berzkalne, independen independen penelitian
Elvira Zelgalve VAIC TM DER menunjukkan
(2015) meneliti (HCE, SCE, bahwa
tentang CEE). Variabel peningkatan
Intellectual dependen modal
capital and Variabel PBV intelektual
company value. dependen harus
nilai meningkatkan
perusahaan nilai
yang diwakili perusahaan.
Tobin’s Q. namun
empiris hasil
oleh penulis
lain tidak
konsisten, dan
penelitian ini
diperoleh
hasil yang
beragam juga.

38
NO Peneliti dan Variabel Perbedaan Hasil
Judul Penelitian

Ada statistik
hubungan
yang
signifikan dan
positif antara
modal
intelektual
dan nilai
perusahaan
bagi
perusahaan di
Latvia dan
Lithuania,
sedangkan
korelasi
tersebut tidak
diamati untuk
perusahaan di
Estonia.
6 Harahap Variabel Variabel Intellectual
(2014), independen independen Capital
Pengaruh Intellectual DER berpengaruh
Intellectual Capital terhadap nilai
Capital (VAIC): Variabel pasar
terhadap Value dependen perusahaan
Nilai Added Capital Intellectual
Perusahaan Employed Capital
Dengan Kinerja (VACA), berpengaruh
Keuangan Value terhadap
sebagai Added Human kinerja
Variabel Capital keuangan
Intervening (VAHU), Kinerja
Pada Structural keuangan
Perusahaan Capital mampu
Real Estate Value Added memediasi
yang terdaftar (STVA) hubungan
di antara
BEI tahun Variabel Intellectual
2010-2012 dependen Capital
Nilai pasar terhadap
perusahaan nilai pasar
(PBV perusahaan.
dan PER)

39
NO Peneliti dan Perbedaan Hasil
Judul Variabel Peneltian

Variabel
Intervening
Kinerja
keuangan
(ROA dan
EPS)

7. Firer dan Independen: Independen: CEE dan HCE


Williams, Intellectual DER berpengaruh
(2003) Capital negatif
Intellectual (VAIC): Capital terhadap
Capital and Employed productivity
Traditional (CEE), Dependen: (ATO).
Measures of Human Capital PBV CEE
Corporate (HCE), berpengaruh
performance Structural positif
Capital (SCE) terhadap
market
Dependen: valuation
profitability (M/B)
(ROA), HCE tidak
productivity Berpengaruh
(ATO), dan terhadap
market market
valuation valuation
(M/B) (M/B)
Kontrol: dan
Size, profitability
Leverage, (ROA).
ROE, dan SCE tidak
Industry berpengaruh
Type terhadap
profitability
(ROA),
productivity
(ATO),
maupun
market
valuation
(M/B).
Ketiga
komponen
Intellectual

40
Capital (CEE,
HCE, dan
SCE)
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja
keuangan
(ROA).
8. Pramelasari, Independen: Independen: VACA
(2010) Intellectual DER berpengaruh
Pengaruh Capital negatif
Intellectual (VAIC): terhadap
Capital Value Dependen: nilai
terhadap Added Capital PBV perusahaan.
Nilai Pasar Employed Sedangkan
Perusahaan (VACA), VAHU dan
dan Kinerja Value STVA
Keuangan Added Human Berpengaruh
Perusahaan Capital positif
(VAHU), terhadap
Structural nilai
Capital perusahaan
Value Added VACA
(STVA), RD, berpengaruh
dan positif
AD. terhadap
kinerja
Dependen: keuangan.
Market-to- Sedangkan
Book VAHU dan
Value STVA
(MtBV), berpengaruh
Return on negatif
Equity terhadap
(ROE), Return kinerja
on keuangan
Assets (ROA),
dan
Employeed
Productivity
(EP)
9. Chan et.,al., Independen: Independen: Intellectual
(2005) Intellectual DER Capital
Intelectual Capital berpengaruh
capital and Dependen: terhadap nilai

41
Performanc (VAIC): PBV pasar dan
e in Causal Value kinerja
Models Added Capital keuangan
Employed
(VACA), R&D
Value berpengaruh
Added Human terhadap
Capital kinerja
(VAHU), perusahaan
Structural
Capital
Value Added
(STVA), RD,
dan
AD.

Dependen:
Kinerja
keuangan
(ROA dan
ROE).
10. Tan et.,al Independen: Independen: Intellectual
(2007) Intellectual DER Capital
Intellectual Capital berpengaruh
Capital and (VAIC): Dependen: positif
Financial Value PBV terhadap
Returns of Added Capital kinerja
Comapanies Employed perusahaan,
(VACA), baik
Value masa kini
Added Human maupun
Capital masa
(VAHU), mendatang.
Structural
Capital Kontribusi
Value Added Intellectual
(STVA). Capital
terhadap
Dependen: kinerja
Kinerja perusahaan
keuangan berbeda
(ROE, EPS, berdasarkan
dan jenis
ASR). industrinya

42
E. Kerangka pemikiran

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

43
F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Ho : βx1 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara VACA

terhadap nilai perusahaan

Ha : βx1 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara VACA terhadap

nilai perusahaan

2. Ho : βx2 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara VAHU

terhadap nilai perusahaan

Ha : βx2 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara VAHU terhadap

nilai perusahaan

3. Ho : βx3 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara STVA

terhadap nilai perusahaan

Ha : βx3 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara STVA terhadap

nilai perusahaan

4. Ho : βx4 = 0 tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara DER

terhadap nilai perusahaan

Ha : βx4 ≠ 0 terdapat pengaruh secara signifikan antara DER terhadap

nilai perushaan

44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun

tidak langsung antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh dari variabel independen yaitu intellectual capital dan

struktur modal terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini adalah

nilai perusahaan,

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mepunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61).

Sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan dan bukan populasi itu

sendiri. Sehingga, sampel tersebut sudah bisa mewakili adanya populasi

dalam penelitian tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

yang termasuk dalam indeks LQ 45 periode 2009 sampai 2016.

Gambar 3.1
Proses Penentuan Sampel

Populasi Emiten yang


terdaftar di BEI

Emiten Indeks LQ 45

Laporan Keuangan Emiten


Selama Periode 2009-2016
Sumber : Olahan Penulis, 2017

45
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling adalah

untuk menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-

informasi tersebut. Artinya pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria

tertentu, yaitu antara lain:

1. Merupakan perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ 45 pada 2009

sampai tahun 2016

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan berturut-turut

selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2016

3. Mempublikasikan laporan keuangan yang tercantum dalam Indonesia

Stock Exchange (IDX) dan The Indonesia Capital Market Institute

(TICMI) secara rutin dalam mata uang Negara Republik Indonesia

(rupiah) selama periode 2009-2016.

4. Memiliki ketersediaan informasi atau ketersediaan data yang

digunakan oleh peneliti.

Tabel 3.1

Penentuan Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah Perusahaan


1 Perusahaan yang secara konsisten 24

terdaftar di indeks LQ 45 pada 2009-


2 Perusahaan yang memenuhi kriteria 18
5 2016
Total sampel penelitian dari tahun 2009- 18 x 8 = 144

2016diolah,
Sumber: Data (selama
2017 8 tahun)

46
C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder.

Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan periode 2009-2016. Data

tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia di

http://www.idx.co.id. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal,

karya ilmiah, artikel dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan

acuan dalam penelitian ini. Data penunjang lainya diperoleh dari Indonesia

Capital Market Directory (ICMD).

D. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis

analisis kuantitatif, yaitu analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

mengkuantifikasikan data- data penelitian sehingga menghasilkan informasi

yang dibutuhkan dalam analisis.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi yang perhitungannya menggunakan eviews 9. Regresi

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Analisis regresi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi data panel karena variabel independen

yang digunakan lebih dari satu variabel. Metode analisis regresi data panel

yang digunakan dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi

klasik, uji estimasi model regresi, dan uji hipotesis.

47
1. Analisis statistik Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan

dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, kemudian data-data

tersebut diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif

diperoleh gambaran yang jelas mengenai topik ataupun masalah yang

diteliti. Selain itu, dalam (Sugiyono, 2010: 29) menyatakan bahwa

statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti

melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan mebuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Analisis statistik deskriptif yang digunakan terdiri atas:

a. Mean (nilai rata-rata)

Digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata data yang diamati.

Meskipun mean sering digunakan untuk mengetahui nilai

kecenderungan dari suatu pengamatan, tetapi mean memiliki

kelemahan yaitu rentan terhadap gangguan dari data outliers.

b. Maximum (nilai tertinggi)

Digunakan untuk mengetahui nilai tertinggi dari data yang

diamati.

c. Minimum (nilai terendah)

Digunakan untuk mengetahui nilai terendah dari data yang

diamati.

48
d. Standar Deviasi

Digunakan untuk mengetahui variabilitas dan penyimpangan

teradap nilai rata-rata.

2. Pemilihan Model Data Panel

Untuk mengestimasi parameter model data panel, terdapat beberapa

model yaitu:

a. Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Model ini mengasumsikan bahwa ada variabel-variabel yang

tidak semuanya masuk dalam persamaan model sehingga

memungkinkan adanya intersep yang tidak konstan, dimana intersep

ini memiliki kemungkinan untuk berubah pada setiap individu dan

waktu.

b. Model Efek Random (Random Effect Model)

Berbeda dengan model efek tetap, pada model efek random,

perbedaan antara individu atau waktu dicerminkan lewat error.

Model ini juga memperhitungkan bahwa gangguan memiliki

kemungkinan berkorelasi sepanjang urut waktu dan cross section.

c. Model Common-Constant (The Pooled OLS method)

The Pooled OLS merupakan model yang paling sederhana

untuk mengestimasi parameter model data panel. Model ini

mengkombinasikan data cross section dan time series (unit waktu)

sebagai satu kesatuan. Untuk mengestimasi model data panel,

metode ini biasanya menggunakan Ordinary Least Sqaure.

49
Langkah-langkah untuk penelitian model data panel dapat

dilakukan dengan:

1) Estimasi dengan Model Efek Tetap (Fixed Effect Model)

Uji Chow (Pooled OLS atau Fixed Effecr Model)

Hipotesis = H0 = The Pooled OLS Method lebih baik

H1 = Fixed Effect Model lebih baik

Tolak H0 jika p-value < 0,05, maka H1 diterima dsn sebaliknya

2) Estimmasi dengan Common-Constant (The Pooled OLS Method)

Uji Lagrange Multiplier (Pooled OLS atau Random Effect Model)

Hipotesis = H0 = The Pooled OLS Method lebih baik

H1 = Random Effect Model lebih baik

Tolak H0 jika p-value < 0,05, maka H1 diterima dan sebaliknya

3) Estimasi dengan Model Efek Random (Random Effect Model)

Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)

Hipotesis : H0 = Random Effect Model

H1 = Fixed Effect Model

Tolak H0 jika p-value < 0,05, maka H1 diterima

3. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas model untuk regresi yang digunakan dalam penelitian ini,

serta untuk menguji apakah persamaan regresi yang telah ditentukan

merupakan persamaan yang dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias.

50
Uji asumsi klasik terdiri atas:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang digunakan dalam penelitian memiliki variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi

yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Salah satu pengujian normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji jarque-Bera (J-B). Uji

normalitas Jarque-Bera adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui

apakah data dalam variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Data

yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang

memiliki distribusi normal. Data yang berdistribusi normal artinya

data mempunyai sebaran yang merata sehingga benar-benar mewakili

populasi. Penerapan pada uji Jarque-Bera adalah bahwa jika

probabilitas lebih besar dari signifikansi, yaitu 0,05 atau probabilitas

> 0,05 yang berarti data yang akan diuji berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2016). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara

variabel independen. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas dalam model regresi Yaitu dapat dilihat dari

toleransi value dan variance inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini

mengukur variabilitas variabel independen menjadi variabel dependen

terikat dan di regresi terhadap variabel independen lainnya terikat dan

51
di regresi terhadap variabel independen lainnya. Jadi, nilai toleran yang

rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 5 tolerance.

Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai toleransi >0.10 atau sama dengan nilai

VIF < 5 (Ghozali, 2016)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan kepengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah

yang terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisias.

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

uji homogenitas varians-bartlett. Dalam (Gujarati, 2007: 95)

menyebutkan bahwa beberapa tes lain untuk uji

heteroskedastisitas,salah satunya adalah uji homogenitas varians

Bartlett. Pengambilan keputusan adanya heteroskedastisitas adalah:

1) Jika probabilitas varians Bartlett ≥ 0,05, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas

2) Jika probabilitas varians Bartlett < 0,05, maka terjadi

heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear

terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lainnya. Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi

52
dapat menggunakan uji Durbin-Watson (D-W). Ada atau tidaknya

autokorelasi dapat dilihat dari ketentuan berikut:

1) Bila nilai D-W terletak diantara batas atas (Du) dan (4-Du), maka

koefisien korelasi adalah nol, berarti tidak ada autokorelasi

2) Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah atau

lowerbound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari

pada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bilai nilai D-W lebihbesar daripada (4-dl), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi

negatif.

4) Bilai nilai D-W terletak diantara batas atad (du) dan batas bawah

(dl) atau D-W terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya

tidak dapat disimpulkan (Ghozali, 2016).

Jika terdapat Autokorelasi maka dapat diatasi dengan metode

Cohcrane-Orcutt untuk untuk kasus autokorelasi berbentuk ar(1) dan

nilai p diketahui. Teknik koreksi ini cukup sederhana dengan

menambahkan ar(1) pada baris paling belakang persamaan Regresi

(Fathurahman, 2012).

4. Analisis Regresi Data Panel

Penelitian ini diuji untuk dengan menggunakan model regresi

berganda (multiple regression). Model regresi berganda umumnya

digunakan untuk menguji dua atau lebih variabel independen terhadap

variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam

suatu persamaan linear, Regresi linear berganda merupakan teknik

pengujian hiptesis dengan menggunakan model persamaan yang dilakukan

53
untuk melihat ada atau tidaknya hubungan dan pengaruh antara variabel-

variabel bebas atau variabel yang dinotasikan dengan X terhadap variabel

terikat atau variabel yang dinotasikan dengan Y.

Adapun model yang akan diuji dalam penelitian ini yang

dikembangkan berdasarkan variabel-variabel yang dipilih termasuk tanda

koefisien yang diharapkan sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Dimana:

Y = Price to Book Value (PBV)

α = Konstanta

β = Koefisien Regresi

X1 = Value Added Capital Employed (VACA)

X2 = Value Added Human Capital (VAHU)

X3 = Structural Capital Value Added (STVA)

X4 = Debt to Equity Ratio (DER)

ε = Standar Error

5. Uji Hipotesis

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi

variabel dependen (Ghozali, 2016). Uji F dikenal dengan ujji serentak

atau uji mode/uji anova, yaitu uji untuk melihat bagaimanakah

pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap

variabel terikatnya atau untuk menguji apakah model regresi yang kita

54
buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F

dengan membandingkan antar nila F-tabel dan nilai F-hitung.

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara

nilai F-tabel dan nilai F-hitung sesuai dengan tingkat signifikansi α ≤

0,05 yang digunakan.

1) Jika F hitung > F tabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0

diterima

2) Jika F hitung < F tabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0

ditolak

b. Uji Signifikansi Parameter Individu (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh 1 variabel

penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel independen (Ghozali, 2016). Pengambilan keputusan

dilakukan berdasarkan nilai t-tabel dan t-hitung sesuai dengan tingkat

signifikansi α ≤ 0,05 yang digunakan.

1) Jika t hitung > t tabel atau jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0

diterima

2) Jika t hitung < t tabel atau jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0

ditolak.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali, (2016) koefisien determinasi (Adjusted R²)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (R2)

55
atau dibaca R square pada regresi linear sering diartikan sebagai

seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan

carians variabelnya. Nilai koefisien determinasi adalah anatar 0

sampai dengan 1. Jika nilai R2 mendekati 1 maka dapat dikatakan

semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi

tersebut dalam menerangkan variabel bebasnya, sebaliknya jika R2

mendekati 0 maka semakin lemah variabel bebas menerangkan

variabel-variabel terikat.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 akan

meningkat dimana tidak melihat variabel independen tersebut

berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Oleh

karena itu, penelitian ini menggunakan adjusted R2. Dengan

menggunakan nilai adjusted R2 dapat dievaluasi model regresi yang

terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai adjusted R2 dapat naik turun

apabila satu variabel indepnden ditambahkan ke dalam model. Nilai

adjusted R2 dapat bernilai negatif walaupun yang dikehendaki adalah

bernilai positif. Dalam uji empiris nilai adjusted R2 yang negatif maka

nilai adjusted R2 dianggap bernilai 0.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel Independen

Variabel independen, yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya

atau terpengaruhnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel

independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual capital

56
yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh Capital

Employed (VACA), Human Capital (VAHU), dan Structural Capital

(STVA).

a. Intellectual capital

Menurut Bontis (1998) modal intelektual adalah seperangkat tak

berwujud (sumber daya, kemampuan dan kompetensi) yang

menggerakkan kinerja organisasi dan penciptaan nilai.

Pengukuran intellectual capital dalam penelitian ini

menggunakan konsep value added yang dicetuskan oleh Pulic. Pulic

percaya bahwa metode pengukuran kinerja tradisional tidak cocok

untuk mengukur kinerja dalam konteks knowledge economy. Oleh

karena itu ia mengusulkan untuk menggunakan value added sebagai

indikator untuk mengukur kinerja dalam konteks knowledge economy.

Value added dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic,

1999).

Berikut formulasi perhitungan VAICᵀᴹ berdasarkan pendapat Pulic:

VA = Output – Input
VACA = VA / CE
VAHU = VA / HC
STVA = (VA – HC) / VA

VAICᵀᴹ = VACA + VAHU + STVA

Keterangan:

1) VAIC = Value Added Capital Coefficient

57
2) VA = Value Added

3) VACA = Value Added Capital Employed

4) VAHU = Value Added Human Capital

5) STVA = Structural Capital Value Added

6) Output = Total Penjualan dan pendapatan

7) Input = Beban dan biaya-biaya, selain beban

karyawan.

8) CE = Capital Employed (ekuitas dan laba bersih)

9) HC = Human Capital (beban karyawan)

Dengan demikian, variabel independen dalam

penelitian ini adalah masing-masing komponen dari

intellectual capital dalam model VAIC yaitu, VACA, VAHU,

STVA.

b. Struktur Modal

Struktur modal merupakan merupakan bagian dari struktur

keuangan perusahaan yang mengulas tentang cara perusahaan

mendanai aktivanya dengan sumber internal maupun eksternal yang

tercermin pada hutang jangka panjang, dan unsur-unsur modal sendiri

dalam menciptakan suatu komposisi dari hutang dan modal usaha

yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi hutang dan

modal usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari segi

keuangan. Manajer keuangan harus mencari bauran pendanaan

(Financing Mix) yang tepat agar tercapai struktur modal yang optimal

yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Menurut George Foster (1996) dalam Fahmi (2013) ada

58
beberapa rasio yang representatif untuk dipergunakan dalam struktur

modal (capital structure) salah satunya adalah debt to equit ratio

(DER). Menurut Kasmir (2009) debt to equity ratio adalah rasio yang

digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dihitung

dengam cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang

lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui

jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik

perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui

setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Berikut adalah formula dari debt to equity ratio:

DER = Total Debt / Total Equity

2. Variabel Dependen

Variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang

digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan menggambarkan

kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai bentuk

kepercayaan dari masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui proses

kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut

didirikan sampai pada saat ini. Nilai perusahaan merupakan persepsi

investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga

saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika

kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga

sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya

juga baik. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.

59
Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran

pemegang saham. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga yang dibayar

investor atas sahamnya di pasar.

Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan Price

Book Value (PBV). PBV merupakan perbandingan dari harga suatu saham

dengan nilai buku. PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas

prospek perusahaan ke depan. PBV juga dapat menunjukan seberapa jauh

sebuah perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan dengan jumlah

modal yang diinvestasikan oleh perusahaan. Perusahaan yang baik memiliki

PBV diatas 1, semakin tinggi PBV mencerminkan harga saham yang tinggi

dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham,

semakin berhasil perusahaan dalam menciptakan nilai bagi para pemegang

sahamnya (Simanungkalit, 2015). Berikut adalah formula dari Price to Book

Value :

PBV = Harga pasar Saham / Nilai buku per


lembar saham

60
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia

merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu

didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah

kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan

dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,

bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami

kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang

dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada

pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan

operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal

pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami

pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang

dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia

dapat dilihat sebagai berikut:

61
Tabel 4.1
Perkembangan pasar Modal

Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia


[Desember 1912]
oleh Pemerintah Hindia Belanda

[1914 – 1918] Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan


[1925 – 1942]
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di


[Awal Tahun 1939]
Semarang dan Surabaya ditutup

Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang


[1942 – 1952]
Dunia II

Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek


[1956]
semakin tidak aktif

[1956 – 1977] Perdagangan di Bursa Efek vakum

Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.

BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana

[10 Agustus 1977] Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga

ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai

emiten pertama

Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten

hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih


[1977 – 1987]
memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen

Pasar Modal

62
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987

(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi


[1987]
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan

investor asing menanamkan modal di Indonesia

Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal

[1988 – 1990] diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas

bursa terlihat meningkat

Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek


[2 Juni 1988]
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan

dealer

Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88

(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan


[Desember 1988]
perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain

yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

[16 Juni 1989] dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT

Bursa Efek Surabaya

Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan

[13 Juli 1992] Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai

HUT BEJ

Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

[22 Mei 1995] dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated

Trading Systems)

63
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8

[10 November 1995] Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini

mulai diberlakukan mulai Januari 1996

Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek


[1995]
Surabaya

Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)


[2000]
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia

BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak


[2002]
jauh (remote trading)

Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa

[2007] Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa


[02 Maret 2009]
Efek Indonesia: JATS-NextG

Sumber: IDX

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris

Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham yang

merupakan hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa

Efek Surabaya (BES), di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam

Bursa Efek Jakarta.

Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada

1 Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama

Erry Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama

64
BES Guntur pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed

Income dan Derivatif, Keanggotaan dan Partisipan.

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang

perkembangan bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan

harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indicator

pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Saat ini,

BEI mempunyai tujuh macam indeks saham:

a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen

kalkulasi Indeks.

b. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam

setiap sektor.

c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui

beberapa tahapan seleksi.

d. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing

saham didasarikan harga dasar.

e. Jakarta Islamic index, merupakan indeks perdagangan saham syariah.

f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembanggan, indeks yang

didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu

kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.

2. Deskripsi Objek Pnelitian

Penelitian ini dilakukan pada indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia

periode 2009-2016. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan

menggunakan metode purposive sampling. Penelitian yang dilakukan

pada periode 2009-2016 terdapat 45 perusahaan.

65
Namun berdasarkan kriteria-kriteria penelitian sampel yang

diisyaratkan, hanya 18 perusahaan yang memenuhi persyaratan sampel

dalam penelitian ini.

Dari proses seleksi sampel tersebut diperoleh perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini. Di bawah ini peneliti menyajikan

tabel daftar nama perusahaan dasar dan bahan kimia yang digunakan

dalam penelitian ini yang dijelaskan dalam tabel 4.2 dengan nama

perusahaan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sampel Data Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan


1 AALI PT. Astra Agro Lestari
2 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
7 BMRI PT. Bank Mandiri , Tbk.
8 ELSA PT Elnusa Tbk
9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
10 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
11 JSMR PT. Jasa Marga , Tbk.
12 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk
13 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk.
14 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
15 SMGR PT. Semen Indonesia , Tbk.
16 TLKM PT. Telkom Indonesia , Tbk.
17 UNTR PT. United Tractors
18 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Sumber: Data Diolah, 2017

66
B. Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata

(mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang

digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah VACA, VAHU,

STVA, dan DER.

Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Variabel Peneltian

PBV VACA VAHU STVA LNDER

Mean 2.775727 0.243388 3.67197 0.634621 0.187668

Maximum 8.058408 0.439649 15.90133 0.937112 2.387098

Minimum 0.597576 0.097054 0.924344 -0.08185 -2.04022

Std. Dev. 1.334223 0.076033 2.797832 0.166785 1.185256

Observations 144 144 144 144 144

Sumber: Data diolah, 2017

Dari tabel 4.3 menunjukan bahwa jumlah data yan digunakan dalam

penelitian ini adalah sebanyak 144 sampel data yang didapat dari laporan

keuangan publikasi tahunan perusahaan pada LQ 45 periode 2009-2016.

1. Variabel Price to Book Value (PBV) memiliki nilai rata- rata (mean)

sebersar 2.775727 dan standar deviasinya sebesar 1.334223. PBV

memiliki nilai maksimum sebesar 8.058408 yang diperoleh oleh PT

Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai

67
minimum sebesar 0.597576 PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra

Indonesia Tbk pada tahun 2009.

2. Variabel Value Added Capital Coefficient (VACA) memiliki nilai rata-

rata (mean) sebersar 0.243388 dan standar deviasinya sebesar 0.076033.

VACA memiliki nilai maksimum sebesar 0.439649 yang diperoleh oleh

PT Bank Central Asia Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai minimum

sebesar 0.097054 PT Astra Agro Lestari Tbk pada tahun 2015.

3. Variabel Value Added Human Capital (VAHU) memiliki nilai rata- rata

(mean) sebersar 3.67197 dan standar deviasinya sebesar 2.797832.

VAHU memiliki nilai maksimum sebesar 15.90133 yang diperoleh oleh

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2012, sedangkan

nilai minimum sebesar 0.924344 PT Elnusa Tbk pada tahun 2011.

4. Variabel Structual Capital Value Added (STVA) memiliki nilai rata- rata

(mean) sebersar 0.634621 dan standar deviasinya sebesar 0.166785.

STVA memiliki nilai maksimum sebesar 0.937112 yang diperoleh oleh

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada tahun 2012, sedangkan

nilai minimum sebesar -0.08185 PT Elnusa Tbk pada tahun 2011.

5. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai rata- rata (mean)

sebersar 0.187668 dan standar deviasinya sebesar 1.185256. DER

memiliki nilai maksimum sebesar 2.387098 yang diperoleh oleh PT Bank

Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2009, sedangkan nilai

minimum sebesar -2.04022 PT.Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk pada

tahun 2016.

68
C. Pemilihan Model Data Panel

A. Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan

Fixed Effect Model (FEM) dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam

membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang

diuji sebagai berikut:

H0: Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM

H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas cross section F < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross section F ≥ 0,05, maka H0 diterima dan

H1 ditolak.

Tabel 4.4

Hasil uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

0.024

Cross-section F 1.911759 -17,103 8

Cross-section Chi- 0.007

square 34.55448 17 1

Sumber: Data diolah, 2017

69
Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.4 diketahui nilai

probabilitas adalah 0,0071. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model

estimasi yang digunakan adalah model FEM.

B. Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan

Random Effect Model (REM) dengan Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEM atau REM dalam

membentuk model regresi, maka digunakan uji Hausman. Hipotesis yang

diuji sebagai berikut:

H0: Model REM lebih baik dibandingkan model FEM

H1: Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka H0 ditolak

dan H1 diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka H0 diterima

dan H1 ditolak.

Tabel 4.5

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 13.467964 4 0.0092

Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan hasil dari Uji Hausman pada Tabel 4.5 diketahui nilai

probabilitas adalah 0,0092. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model

estimasi yang digunakan adalah model FEM.

70
D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekat

normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan

menggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Dalam penelitian ini, tingkat

signifikansi yang digunakan α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan

adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas p ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika nilai probabilitas p < 0,05, maka asumsi normalitas tidak

terpenuhi.

Gambar 4.1

Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Sumber: Data diolah, 2017

71
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui nilai probabilitas dari statisktik

J-B adalah 0.115315. Karena nilai p = 0.115315 lebih besar dibandingkan

dengan tingkat signifikansi yaitu 0.05 maka dapat diasumsikan bahwa

normalitas terpenuhi pada penelitian ini.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Multikolinieritas

dapat dilihat dengan Variance Inflation Factor (VIF), bila nilai VIF < 10

dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas.

Nilai VIF dan tolerance masing-masing variabel independen dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Uji Multikolinearitas

model Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF
C 0.364479 54.94174 NA
VACA 4.788179 39.89459 1.754132
VAHU 0.005355 12.09909 1.805038
STVA 1.271096 78.4578 1.845763
LNDER 0.136077 1.799691 1.398532
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel

independen memiliki nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat masalah multikolinieritas dalam penelitian ini,

sehingga model regresi layak untuk dipakai.

72
3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi yang digunakan terdapat korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode

t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang

tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu

cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini

maka digunakan uji Durbin-Watson (DW Test).

Tabel 4.7

Uji Autokorelasi

Cross-section fixed

(dummy variables)

R-squared 0.784062 Mean dependent var 2.775727

Adjusted R-squared 0.746892 S.D. dependent var 1.334223

S.E. of regression 0.671246 Akaike info criterion 2.1804

Sum squared resid 54.96964 Schwarz criterion 2.634122

Log likelihood -134.989 Hannan-Quinn criter. 2.364767

F-statistic 21.09409 Durbin-Watson stat 1.425079

Prob(F-statistic) 0

Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan hasil uji pada Tabel 4.7 maka diperoleh nilai hitung

dari Durbin-Watson sebesar 1,425079, sedangkan besarnya DW tabel

dengan n = 144 dan k = 4: dl (batas luar) = 1,6710; du (batas dalam) =

73
1,7851 ; 4 – du = 2,2149 ; dan 4 – dl = 2,329, maka dari perhitungan

disimpulkan bahwa DW-test terletak pada autokorelasi positif.

Untuk mengatasi masalah ini maka dapat dilakukan dengan

beberapa metode, salah satunya yaitu metode Cochrane-orcutt.

Tabel 4.8

Uji Autokorelasi dengan Conchrane-orcutt

R-squared 0.795089 Mean dependent var 2.731582


Adjusted R-squared 0.751322 S.D. dependent var 1.231927
S.E. of regression 0.614333 Akaike info criterion 2.026968
Sum squared resid 38.87273 Schwarz criterion 2.544702
Log likelihood -104.6990 Hannan-Quinn criter. 2.237307
F-statistic 18.16625 Durbin-Watson stat 2.154145
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai Durbin-Watson

sebesar 2,154145. Sedangkan pada tabel Durbin-Watson dengan k = 4, n

= 126, α = 5%, maka diperoleh nilai dl = 1,6443; du = 1,7751; maka nilai

4-du = 2,225. Oleh karena nilai DW=2,154145 lebih besar dari

du=1,7751 dan kurang dari nilai 4-du=2,225, maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi yang digunakan terdapat ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamantan ke pengamatan yang lain. Apabila

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain terdapat

kesamaan, maka disebut homoskedastisitas dan apabila terdapat

ketidaksamaan disebut heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data

74
yang homoskedastisitas. Dalam penelitian ini cara mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dapat digunakan Uji Bartlett.

Tabel 4.9

Uji Heteroskedastisitas

Method df Value Probability

Bartlett 6 11.76089 0.0675


Levene (6, 119) 1.560124 0.1648
Brown-Forsythe (6, 119) 1.547743 0.1686
Sumber: Data diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat dilihat nilai probability Bartlett

sebesar 0,0675 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 sehingga dapat

dikatakan data homoskedastisitas dan tidak terdapat masalah dalam uji

heteroskedastisitas.

E. Analisis Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel dapat digunakan untuk mengetahui

pengaruh masing – masing variabel yang digunakan dalalm peneliitian, yaitu

modal intelektual yang diukur dengan Value Added Capital Coefficient

(VACA), Value Added Human Capital (VAHU), Structual Capital Value

Added (STVA), dan struktur modal yang diukur dengan Debt to Equity Ratio

(DER) terhadap NIlai Perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value

(PBV). Untuk melihat pengaruh dari masing -masing variabel penelitian

maka dilakukan analisis regresi data panel, analisis ini dilakukan karena data

penelitian yang digunakan adalah data panel.

75
Berdasarkan uji estimasi model data panel, yaitu uji chow dan uji

hausman. Maka model data panel yang digunakan Fixed effect model (FEM).

Maka output yang dapat dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Analisis Regresi Linear Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.118952 0.603721 -0.19703 0.8442

VACA 4.658216 2.188191 2.128798 0.0357

VAHU 0.252634 0.073178 3.452312 0.0008

STVA 1.078196 1.127429 0.956332 0.3411

LNDER 0.848476 0.368886 2.300103 0.0235

Sumber: Data diolah, 2017

model regresi yang didapatkan dari hasil output uji regresi data

panel di atas adalah:

PBV = -0,118952 + 4,658216 VACA + 0,252634 VAHU + 0,848476

LNDER + e

Berdasarkan persamaan model regresi di atas, dapat dijabarkan


bahwa:

1. Nilai konstanta adalah -0,118952, artinya nilai PBV akan

memiliki nilah sebesar konstanta walaupun variabel

independen (VACA, VAHU, STVA dan DER) bernilai 0.

2. Nilai koefisien VACA (X1) adalah 4.658216, artinya nilai PBV

akan bertambah sebesar 4.658216 setiap VACA mengalami

penambahan 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel lain

konstan.

76
3. Nilai koefisien VAHU (X2) adalah 0.252634, artinya nilai

PBV akan bertambah sebesar 0.252634 setiap VAHU

mengalami penambahan 1 satuan dengan asumsi bahwa

variabel lain konstan.

4. Nilai koefisien DER (X4) adalah 0.848476, artinya nilai PBV

akan bertambah sebesar 0.848476 setiap DER mengalami

penambahan 1 satuan dengan asumsi bahwa variabel lain

konstan.

F. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikansi Simultan (Ujit F)

Pengujian model secara simultan dengan Uji F digunakan untuk

menguji pengaruh secara simultan variabel independen terhadap

variabel dependennya atau untuk menguji ketepatan model. Jika

variable independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria

cocok atau fit.

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen.

Penelitian ini untuk melihat pengaruh variabel independen Value Added

Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital (VAHU),

Structual Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER)

terhadap Price to Book Value (PBV) sebagai variabel dependen.

Untuk mengetahui nilai F-tabel dapat dilakukan perhitungaan

sebagai berikut:

77
f tabel = α; df = (n-k),(k-1)

= 5%; df = (144-4),(4-1)

= 0,05; df(140,3) = 2,67

Tabel 4.11

Simultan (Uji F)

R-squared 0.795089 Mean dependent var 2.731582


Adjusted R-squared 0.751322 S.D. dependent var 1.231927
S.E. of regression 0.614333 Akaike info criterion 2.026968
Sum squared resid 38.87273 Schwarz criterion 2.544702
Log likelihood -104.6990 Hannan-Quinn criter. 2.237307
F-statistic 18.16625 Durbin-Watson stat 2.154145
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data diolah, 2017

Dari hasil output model regresi di atas, dapat disimpulkan bahwa

nilai F-statistic dan probabilitas (F section) masing-masing adalah

18,16625 dan 0,00000 sehingga nilai F-statistic lebih besar dari F-

tabel atau F-statistic (18,16625) > F tabel (2,67) dan nilai probabilitas

(F section) lebih kecil dari 0,05 atau probabilitas (F section) < 0,05.

Maka dari itu, H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dari itu, dapat

disimpulkan bahwa variabel independen dapat mempengaruhi

variabel dependen secara bersama-sama.

2. Uji Signifikan Parsial (Uji T)

Uji T dapat menunjukkan seberapa jauh variabel independen

secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen. Cara

yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah masing- masing

variabel yang digunakan dalam penelitian mampu menerangkan

variabel dependen adalah dengan melihat t-statistic dan probabilitas

78
masing-masing variabel independen.

Untuk mengetahui nilai t-tabel dapat dilakukan perhitungaan sebagai

berikut:

t tabel = ; df = (n-k)

= 2,5%; df = (144-4)

= 0,025’ df(140) = 1,97705

Variabel independen mampu menerangkan variasi variabel

dependen jika t-statistic lebih besar dari t tabel atau t-statistic > t tabel

dan probablitias lebih kecil dari nilai signifikansi (0,05) atau

probabilitas < 0,05.

Tabel 4.12

Parsial (Uji T)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.118952 0.603721 -0.19703 0.8442

VACA 4.658216 2.188191 2.128798 0.0357

VAHU 0.252634 0.073178 3.452312 0.0008

STVA 1.078196 1.127429 0.956332 0.3411

LNDER 0.848476 0.368886 2.300103 0.0235

Sumber: Data diolah, 2017

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

Value Added Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital

(VAHU), Structual Capital Value Added (STVA), dan Debt to Equity

79
Ratio (DER) memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel

dependen Price to Book Value (PBV).

Berdasarkan hasil output di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Variabel Value Added Capital Coefficient (VACA)

Nilai t-statistic pada variabel Value Added Capital Coefficient

(VACA) sebesar 2,128798 yang berarti nilai t-statistic (2,128798)

lebih besar dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (2,128798) > t

tabel (1,97705). Selain itu, variabel Value Added Capital Coefficient

(VACA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0357 lebih kecil dari

tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai

probabilitas 0,0357 < 0,05; maka Ho ; β1 = 0 ditolak dan menerima

Ha : β1 ≠ 0, artinya Value Added Capital Coefficient (VACA) secara

parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Price to

Book Value (PBV).

b. Variabel Value Added Human Capital (VAHU)

Nilai t-statistic pada variabel Value Added Human Capital

(VAHU) sebesar 3,452312 yang berarti nilai t-statistic (3,452312)

lebih besar dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (3,452312) > t

tabel (1,97705). Selain itu, variabel Value Added Human Capital

(VAHU) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0008 lebih kecil dari

tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai

probabilitas 0,0008 < 0,05; maka Ho ; β2 = 0 ditolak dan menerima

Ha : β2 ≠ 0, artinya Value Added Human Capital (VAHU) secara

80
parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Price to

Book Value (PBV).

c. Variabel Structual Capital Value Added (STVA)

Nilai t-statistic pada variabel Structual Capital Value Added

(STVA) sebesar 0,956332 yang berarti nilai t-statistic (0,956332)

lebih kecil dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (0,956332) < t

tabel (1,97705). Selain itu, variabel Structual Capital Value Added

(STVA) memiliki nilai tidak signifikansi sebesar 0,3411 lebih besar

dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai

probabilitas 0,3411 > 0,05 maka Ho ; β3 = 0 diterima dan menolak

Ha : β3 ≠ 0, artinya Structual Capital Value Added (STVA) tidak

berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value (PBV).

d. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value

(PBV)

Nilai t-statistic pada variabel Debt to Equity Ratio (DER)

sebesar 2,300103 yang berarti nilai t-statistic (2,300103) lebih besar

dari nilai t tabel (1,97705) atau t-statistic (2,300103) > t tabel

(1,97705). Selain itu, variabel Debt to Equity Ratio (DER) memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,0235 lebih kecil dari tingkat probabilitas

yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai probabilitas 0,0235 < 0,05;

maka Ho ; β4 = 0 ditolak dan menerima Ha : β4 ≠ 0, artinya Debt to

Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan dengan

arah positif terhadap Price to Book Value (PBV).

81
3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk menjelaskan seberapa

besar pengaruh variabel dependen yaitu Price to Book Value (PBV)

dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Value Added Capital

Coefficient (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), Structual

Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER).

Tabel 4.13

Koefisien Determinasi

R-squared 0.795089 Mean dependent var 2.731582


Adjusted R-squared 0.751322 S.D. dependent var 1.231927
S.E. of regression 0.614333 Akaike info criterion 2.026968
Sum squared resid 38.87273 Schwarz criterion 2.544702
Log likelihood -104.6990 Hannan-Quinn criter. 2.237307
F-statistic 18.16625 Durbin-Watson stat 2.154145
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber:Data diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai adjusted

R2 adalah 0.751322 yang berarti variabel dependen yaitu Price to Book

Value (PBV) dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Value

Added Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital

(VAHU), Structual Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity

Ratio (DER) sebesar 75,1322% sedangkan sisanya 24,8678%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak menjadi objek penelitian ini.

G. Interprestasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menjelaskan

pengaruh hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,

82
antara lain:

1. Pengaruh Value Added Capital Coefficient (VACA) terhadap Price to

Book Value (PBV)

Hasil uji yang telah dilakukan pada variabel Value Added Capital

Coefficient (VACA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0357 lebih

kecil dari tingkat probabilitas 0,05; ; maka Ho ; β1 = 0 ditolak dan

menerima Ha : β1 ≠ 0. Selain itu koefisien variabel VACA pada model

regresi bernilai 4,658216 yang artinya Value Added Capital Coefficient

(VACA) secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif

terhadap Price to Book Value (PBV).

Berdasarkan Resources Based Theory (RBT), sebuah perusahaan

dipersepsikan sebagai kumpulan aset maupun kemampuan berwujud

dan tak berwujud (Firer and Williams, 2003). Dalam teori ini terdapat

asumsi dimana perusahaan akan dapat menciptakan nilai perusahaan

dengan mengelola dan menggunakan secara maksimal capital asset atau

sumber daya fisik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh

perusahaan. Ketika capital asset mampu dikelola dengan efektif dan

efisien maka akan mendorong peningkatan kinerja perusahaan. Kinerja

perusahaan yang baik nantinya akan direspon positif oleh para

stakeholder salah satunya investor.

Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa sumber daya

perusahaan yaitu physical capital dapat dikelola secara efisien dan dapat

menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan untuk meningkatkan nilai

83
perusahaan, sebagaimana penelitian Diwaf dkk, (2012) menunjukkan

adanya pengaruh yang positif dan siginifikan antara VACA dan nilai

perusahaan. Hal tersebut didukung oeh penelitian Firer dan Williams,

(2003) yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan

signifikan antara VACA dengan nilai perusahaan.

2. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Price to Book

Value (PBV)

Hasil uji yang telah dilakukan pada variabel Value Added Human

Capital (VAHU) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0008 lebih kecil

dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai

probabilitas 0,0008 < 0,05; maka Ho ; β2 = 0 ditolak dan menerima Ha

: β2 ≠ 0. Selain itu koefisien variabel VAHU pada model regresi bernilai

0,252634 yang artinya Value Added Human Capital (VAHU) secara

parsial berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap Price to

Book Value (PBV).

Berdasarkan Resources Based Theory (RBT) agar dapat

menciptakan nilai, maka perusahaan membutuhkan sumber daya

manusia yang berkualitas. Perusahaan juga harus dapat mengelola

sumber daya manusia dengan maksimal sehingga menciptakan value

added dan keunggulan kompetitif perusahaan yang pada akhirnya dapat

menigkatkan nilai bagi perusahaan.

Menurut Tan et al (2007) VAHU menunjukkan berapa banyak

value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk

84
tenaga kerja. Hasil penelitian ini dapat membuktikan bahwa dari setiap

dana yang dikeluarkan untuk human capital dapat dikelola secara

efisien dan dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan untuk

meningkatkan nilai perusahaan, sebgaimana menurut penelitian

Pramelasari, (2010) menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara

VAHU dan nilai perusahaan. Perusahaan dengan nilai VAHU yang

tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut didukung oleh

penelitian Chan et al (2005) yang menunjukkan bahwa VAHU

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

3. Pengaruh Structual Capital Value Added (STVA) terhadap Price to

Book Value (PBV)

Hasil uji yang telah dilakukan pada variabel Structual Capital

Value Added (STVA) memiliki nilai tidak signifikansi sebesar 0,3411

lebih besar dari tingkat probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau

nilai probabilitas 0,3411 > 0,05; maka Ho ; β3 = 0 diterima dan menolak

Ha : β3 ≠ 0. Selain itu koefisien variabel STVA pada model regresi

bernilai 1,078196 yang artinya Structual Capital Value Added (STVA)

secara parsial tidak berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap

Price to Book Value (PBV).

Menurut Ulum, (2009) Structural Capital meliputi semua non

human storehouse of knowledge perusahaan, seperti: database,

organizational charts, process manuals, strategies, routines, dan segala

hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari nilai materialnya.

85
Dalam teori RBT, perusahaan yang mampu memenuhi kebutuhan proses

rutinitas dan struktur yang mendukung usaha karyawan untuk

menghasilkan kinerja bisnis dan kinerja intelektual yang optimal akan

menciptakan value added bagi perusahaan. Namun di dalam penelitian

ini dari hasil yang didapat bahwa structural capital di perusahaan LQ

45 belum mampu sepenuhnya menciptakan value added bagi nilai

perusahaan. Hal ini juga dapat diindikasikan bahwa structural capital

tidak mampu memenuhi kebutuhan proses rutinitas dan struktur yang

mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja bisnis dan

kinerja intelektual yang optimal akan menciptakan value added bagi

perusahaan

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan

oleh penelitian Pramelasari, (2010) dan penelitian Chan et al (2005)

yang menunjukkan bahwa STVA berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Akan tetapi, penelitian ini mendukung hasil penelitian

Diwaf dkk., (2012) dimana STVA tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak

mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sebagai nilai tambah

bagi perusahaan.

4. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Price to Book Value

(PBV)

Hasil uji yang telah dilakukan pada variable Debt to Equity Ratio

(DER) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0235 lebih kecil dari tingkat

86
probabilitas yang ditentukan sebesar 0,05 atau nilai probabilitas 0,0235

< 0,05; maka Ho ; β4 = 0 ditolak dan menerima Ha : β4 ≠ 0. Selain itu

koefisien variabel DER pada model regresi bernilai 0,848476 yang

artinya Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh

signifikan dengan arah positif terhadap Price to Book Value (PBV).

Menurut teori Kasmir (2009), semakin besar rasio DER akan

semakin baik, sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi

tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas

pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan

terhadap nilai aktiva.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio DER mempunyai

pengaruh posifif yang signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa

setiap kenaikkan rasio DER maka nilai perusahaan akan meningkat

dengan signifikan dan sebaliknya jika rasio DER menurun yang berarti

jika perusahaan mengurangi penggunaan hutang maka nilai perusahaan

akan menurun. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dijelaskan

dalam (kasmir 2009) dan memperkuat dari hasil penelitian Sujoko dan

Soebiantoro (2007) dan Irayanti dan Altje (2014), kebijakan hutang

(diukur dengan debt to equity ratio) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap price book value.

87
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti pengaruh modal intelektual dan struktur modal

terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan

pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Value Added

Capital Coefficient (VACA) berpengaruh signifikan ke arah positif

terhadap Price to Book Value (PBV).

2. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Value Added

Human Capital (VAHU) berpengaruh signifikan ke arah positif

terhadap Price to Book Value (PBV).

3. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Structual

Capital Value Added (STVA) tidak berpengaruh signifikan ke arah

positif terhadap Price to Book Value (PBV).

4. Berdasarkan hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan ke arah positif terhadap

Price to Book Value (PBV).

5. Berdasarkan hasil uji f (simultan) menunjukkan bahwa Value Added

Capital Coefficient (VACA), Value Added Human Capital (VAHU),

Structual Capital Value Added (STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER)

memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap Price to Book Value

(PBV).

88
6. Berdasarkan koefisien determinasi (adjusted R2) menunjukkan bahwa

nilai yang dihasilkan adalah 0.795089 yang berarti variabel dependen

yaitu Price to Book Value (PBV) dapat dijelaskan oleh keempat variabel

independen yaitu Value Added Capital Coefficient (VACA), Value

Added Human Capital (VAHU), Structual Capital Value Added

(STVA) dan Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 79,50% sedangkan

sisanya 20,50% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak menjadi objek

penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan oleh peneliti, penelitian

ini masih banyak kekurangan, sehingga banyak yang perlu diperbaiki dan

diperhatikan lagi untuk penelitan berikutnya. Adapun saran dari penulis

untuk penelitan berikutnya adalah :

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan sebaiknya terus meningkatkan perhatianya terhadap

intangible asset, karena hal tersebut akan menjadi faktor kunci

penting bagi perusahaan di masa depan untuk memiliki keunggulan

kompetitif dibanding perusahaan lain, hal tersebut akan yang akan

menjadi suatu kelebihan bagi perusahaan yang akan menjadi modal

guna memenangkan persaingan antar perusahaan dan meningkatkan

nilai perusahaan.

89
2. Bagi Peneliti Selanjtnya

a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan jenis perusahaan yang

berbeda sebagai pembanding, seperti perusahaan yang bergerak

diberbagai sector dan penelitian selanjutnya diharapkan dapat

meningkatkan sampel penelitian dengan asumsi bahwa objek

penelitian mengalami peningkatan

b. Untuk penelitian selanjutnya, interval periode penelitian agar

ditambah sehingga memberikan sampel yang lebih banyak serta

hasil yang lebih akurat.

c. Memperluas penelitian dengan menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi Price to Book Value agar hasil bisa lebih akurat

seperti Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM), dan

Earning Per Share (EPS).

90
DAFTAR PUSTAKA

Bontis, N. “Intellectual Capital: An Exploratory Study that Develops


Measures and Models Management Decision”, Vol. 36 No. 2, pp. 63-
76, 1998
Berzkalne, Irina and Elvira Zelgalve. Intellectual Capital and company value.
Latvia. 2013

Chen, M.C., S.J. Cheng, Y. Hwang. “An Empirical Investigation of the


Relationship Between Intellectual Capital and firms’ Market Value and
Financial Performances”, Journal of Intellectual Capital Vol. 6 No. 2.pp.
159-176, 2005

Diwaf Doni, et.all. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Market Value


pada Perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di BEI Tahun 2006-
2011”. 2012

Deegan, C. “Financial Accounting Theory”, McGraw-Hill Book Company.


Sdyney, 2004

Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab.”


Alfabeta, Bandung, 2013.
Fathurahman, M. Metode Cochrane-Orcutt untuk Mengatasi Autokorelasi
pada Regresi Ordinary Least Squares. FMIPA Universitas
Mulawarman. 2012
Firer, S dan Williams, M. “Intellectual Capital and Traditional Measures of
Corporate Performance”, Journal of Intellectual Capital.Vol. 4 No. 3,
pp. 348-360, 2003

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM


SPSS 23”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2016
Gujarati, Damodar N. Dasar-dasar Ekonometrika, ISBN: 0-07-297092-
8. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2007
Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Leuangan”, Rajawali
Pers, Jakarta, 2010
Irayanti, Desi dan Altje L. Tumbel. Analisis Kinerja Keuangan Pengaruhnya
terhadap Nilai Perusahaan pada Industri Makanan dan Minuman di BEI.
Manado. 2014
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, ISBN: 978-979-8433-10-8.
Alfabeta.Bandung. 2010

91
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan.” Edisi Pertama, Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2009.
Keown, Arthur J. et.al. “Manajemen Keuangan : Prinsip dan Penerapan”, Jilid
2, Edisi 10, Indeks, Jakarta, 2010
Murhadi, Werner R. Analisis Saham Pendekatan Fundamental, ISBN: 979-
062-123. Macanan jaya Cemerlang. Jakarta. 2009
Nuryaman. The Influence of Intellectual Capital on The Firm’s Value with
the Financial Performance as Intervening Variable. Bali. 2015
Octavia, Sherly., Edi Sukarmanto dan Sri Fadilah. “Pengaruh Intellectual
Capital dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Sektor Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014).”
Prosiding Akuntansi, Volume 2, No. 1, Tahun 2016, ISSN: 2460-6561
Pramelasari, Y.M. “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar Dan
Kinerja Keuangan Perusahaan”, Universitas Diponegoro. Semarang,
2010.
Pulic, Ante. “Measuring The Performance of Intellectual Potential in
Knowledge Economy.” The 2nd McMaster World Congress on
Measuring and Managing Intellectual Capital by The Austrian team for
Intellectual Potential, Presented in 1998.
Purnomoshidi, Bambang. ”Pengungkapan Modal Intelektual pada Perusahaan
Publik di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.9, 2006.
Putra, I Gede Cahyadi. 2012. Pengaruh Modal Intelektual Pada Nilai
Perusahaan Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia.
Singaraja
Sangkala. “Intellectual Capital Management: Strategi Baru Membangun Daya
Saing Perusahaan”, YAPENSI, Jakarta, 2006
Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. “Intellectual
Capital:Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan”, Jurnal Akuntansi
Keuangan Vol.5, Surabaya, 2003.
Simanungkalit, Paskah. “Pengaruh Intellectual capital terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening”,
Universitas Diponegoro. Semarang, 2015
Sugiyono. Statistika untuk Penelitian, ISBN: 978-979-8433-10-8.
Alfabeta.Bandung. 2010

92
Sujoko dan Ugy Soebianyoro. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,
Leverage, Faktor Intern Dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi empirik pada perusahaan manufaktur dan non
manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Surabaya.2007
Ulum, Ihyaul. “Intellectual capital, Konsep dan Kajian Empiris”, Graha Ilmu.
Yogyakarta, 2009
www.idx.co.id diakses pada tanggal 09 Juli 2017 pukul 09.00 WIB
www.yahoofinance.co.id diakses pada tanggal 15 Juli 2017 pukul 20.00 WIB

93
LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Sampel Perusahaan

DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL


2009 – 2016
No. Kode Nama Perusahaan
1 AALI PT. Astra Agro Lestari
2 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk
3 ASII PT. Astra International Tbk
4 BBCA PT. Bank Central Asia Tbk
5 BBNI PT. Bank Negara Indonesia Tbk
6 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
7 BMRI PT. Bank Mandiri , Tbk.
8 ELSA PT Elnusa Tbk
9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.
10 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
11 JSMR PT. Jasa Marga , Tbk.
12 LPKR PT. Lippo Karawaci, Tbk
13 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk.
14 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk.
15 SMGR PT. Semen Indonesia , Tbk.
16 TLKM PT. Telkom Indonesia , Tbk.
17 UNTR PT. United Tractors
18 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

94
Lampiran 2 : Data Rincian Data Perusahaan 2009 - 2016

Data perolehan Value Added 2009 -2016


*IDR dalam Jutaan Rupiah
No Kode Tahun Input Output Value Added
AALI 2009 IDR 5,589,849 IDR 7,424,283 IDR 1,834,434
AALI 2010 IDR 6,591,196 IDR 8,843,721 IDR 2,252,525
AALI 2011 IDR 7,996,570 IDR 10,772,582 IDR 2,776,012
AALI 2012 IDR 8,685,910 IDR 11,564,319 IDR 2,878,409
1
AALI 2013 IDR 10,410,180 IDR 12,674,999 IDR 2,264,819
AALI 2014 IDR 13,298,362 IDR 16,305,831 IDR 3,007,469
AALI 2015 IDR 11,856,890 IDR 13,059,216 IDR 1,202,326
AALI 2016 IDR 11,424,702 IDR 14,121,374 IDR 2,696,672
AKRA 2009 IDR 8,545,565 IDR 8,959,842 IDR 414,277
AKRA 2010 IDR 11,713,313 IDR 12,194,997 IDR 481,685
AKRA 2011 IDR 18,038,401 IDR 18,805,900 IDR 767,499
AKRA 2012 IDR 20,877,541 IDR 21,674,000 IDR 796,459
2
AKRA 2013 IDR 21,470,954 IDR 22,337,928 IDR 866,975
AKRA 2014 IDR 21,355,916 IDR 22,468,328 IDR 1,112,411
AKRA 2015 IDR 18,347,600 IDR 19,764,821 IDR 1,417,221
AKRA 2016 IDR 13,816,029 IDR 15,212,591 IDR 1,396,562
ASII 2009 IDR 82,831,000 IDR 98,526,000 IDR 15,695,000
ASII 2010 IDR 108,513,000 IDR 129,991,000 IDR 21,478,000
ASII 2011 IDR 136,143,000 IDR 162,564,000 IDR 26,421,000
ASII 2012 IDR 158,230,000 IDR 188,053,000 IDR 29,823,000
3
ASII 2013 IDR 159,042,000 IDR 193,880,000 IDR 34,838,000
ASII 2014 IDR 165,727,000 IDR 201,701,000 IDR 35,974,000
ASII 2015 IDR 153,504,000 IDR 184,196,000 IDR 30,692,000
ASII 2016 IDR 147,500,000 IDR 181,084,000 IDR 33,584,000
BBCA 2009 IDR 4,106,000 IDR 19,346,000 IDR 15,240,000
BBCA 2010 IDR 2,245,000 IDR 20,282,000 IDR 18,037,000
BBCA 2011 IDR 8,024,000 IDR 24,049,000 IDR 16,025,000
BBCA 2012 IDR 9,738,000 IDR 27,614,000 IDR 17,876,000
4
BBCA 2013 IDR 13,253,386 IDR 34,372,000 IDR 21,118,614
BBCA 2014 IDR 15,894,094 IDR 41,051,000 IDR 25,156,906
BBCA 2015 IDR 20,456,158 IDR 47,876,172 IDR 27,420,014
BBCA 2016 IDR 15,744,791 IDR 53,779,420 IDR 38,034,629
BBNI 2009 IDR 9,484,000 IDR 15,428,000 IDR 5,944,000
5 BBNI 2010 IDR 10,553,000 IDR 18,782,000 IDR 8,229,000
BBNI 2011 IDR 9,947,000 IDR 20,797,000 IDR 10,850,000

95
BBNI 2012 IDR 11,279,000 IDR 23,905,000 IDR 12,626,000
BBNI 2013 IDR 13,358,000 IDR 28,500,000 IDR 15,142,000
BBNI 2014 IDR 15,481,000 IDR 33,091,000 IDR 17,610,000
BBNI 2015 IDR 20,388,715 IDR 36,895,081 IDR 16,506,366
BBNI 2016 IDR 23,524,289 IDR 43,768,439 IDR 20,244,150
BBRI 2009 IDR 12,335,000 IDR 26,319,000 IDR 13,984,000
BBRI 2010 IDR 18,286,000 IDR 38,434,000 IDR 20,148,000
BBRI 2011 IDR 16,414,000 IDR 40,203,000 IDR 23,789,000
BBRI 2012 IDR 16,581,000 IDR 44,874,000 IDR 28,293,000
6
BBRI 2013 IDR 25,875,090 IDR 59,461,084 IDR 33,585,994
BBRI 2014 IDR 36,756,752 IDR 75,122,213 IDR 38,365,461
BBRI 2015 IDR 43,424,091 IDR 85,434,037 IDR 42,009,946
BBRI 2016 IDR 50,074,984 IDR 94,787,989 IDR 44,713,005
BMRI 2009 IDR 10,960,000 IDR 22,440,000 IDR 11,480,000
BMRI 2010 IDR 14,082,000 IDR 28,768,000 IDR 14,686,000
BMRI 2011 IDR 16,534,000 IDR 35,546,000 IDR 19,012,000
BMRI 2012 IDR 18,381,000 IDR 41,931,000 IDR 23,550,000
7
BMRI 2013 IDR 21,632,716 IDR 48,496,055 IDR 26,863,339
BMRI 2014 IDR 23,696,426 IDR 53,820,239 IDR 30,123,813
BMRI 2015 IDR 38,041,074 IDR 71,570,127 IDR 33,529,053
BMRI 2016 IDR 48,440,980 IDR 76,709,888 IDR 28,268,908
ELSA 2009 IDR 2,677,315 IDR 3,662,331 IDR 985,016
ELSA 2010 IDR 3,682,874 IDR 4,210,786 IDR 527,912
ELSA 2011 IDR 4,348,832 IDR 4,716,771 IDR 367,939
ELSA 2012 IDR 4,121,091 IDR 4,777,083 IDR 655,992
8
ELSA 2013 IDR 3,217,990 IDR 4,111,973 IDR 893,983
ELSA 2014 IDR 3,055,931 IDR 4,221,172 IDR 1,165,241
ELSA 2015 IDR 2,465,439 IDR 3,775,323 IDR 1,309,884
ELSA 2016 IDR 2,498,465 IDR 3,620,570 IDR 1,122,105
INDF 2009 IDR 34,074,896 IDR 37,397,300 IDR 3,322,404
INDF 2010 IDR 34,111,685 IDR 38,403,400 IDR 4,291,715
INDF 2011 IDR 40,951,117 IDR 45,332,300 IDR 4,381,183
INDF 2012 IDR 45,374,896 IDR 50,201,500 IDR 4,826,604
9
INDF 2013 IDR 51,318,895 IDR 55,623,700 IDR 4,304,805
INDF 2014 IDR 57,529,581 IDR 63,594,500 IDR 6,064,919
INDF 2015 IDR 57,235,673 IDR 64,061,947 IDR 6,826,274
INDF 2016 IDR 59,400,967 IDR 66,750,317 IDR 7,349,350
INTP 2009 IDR 7,399,846 IDR 10,576,000 IDR 3,176,154
INTP 2010 IDR 7,454,422 IDR 11,138,000 IDR 3,683,578
10
INTP 2011 IDR 9,698,037 IDR 13,888,000 IDR 4,189,963
INTP 2012 IDR 11,774,378 IDR 17,290,000 IDR 5,515,622

96
INTP 2013 IDR 12,559,181 IDR 18,691,000 IDR 6,131,819
INTP 2014 IDR 13,865,525 IDR 19,996,000 IDR 6,130,475
INTP 2015 IDR 12,498,308 IDR 17,798,055 IDR 5,299,747
INTP 2016 IDR 10,570,755 IDR 15,361,894 IDR 4,791,139
JSMR 2009 IDR 1,916,206 IDR 3,692,000 IDR 1,775,794
JSMR 2010 IDR 2,268,238 IDR 4,378,584 IDR 2,110,346
JSMR 2011 IDR 4,332,570 IDR 6,485,771 IDR 2,153,201
JSMR 2012 IDR 6,381,972 IDR 9,070,219 IDR 2,688,247
11
JSMR 2013 IDR 8,048,801 IDR 10,271,000 IDR 2,222,199
JSMR 2014 IDR 6,482,295 IDR 9,175,000 IDR 2,692,705
JSMR 2015 IDR 6,960,105 IDR 9,848,242 IDR 2,888,137
JSMR 2016 IDR 13,048,294 IDR 16,661,403 IDR 3,613,109
LPKR 2009 IDR 1,853,541 IDR 2,565,000 IDR 711,459
LPKR 2010 IDR 2,236,217 IDR 3,125,000 IDR 888,783
LPKR 2011 IDR 3,073,917 IDR 4,190,000 IDR 1,116,083
LPKR 2012 IDR 4,415,148 IDR 6,160,000 IDR 1,744,852
12
LPKR 2013 IDR 4,511,439 IDR 6,666,000 IDR 2,154,561
LPKR 2014 IDR 7,819,920 IDR 11,655,000 IDR 3,835,080
LPKR 2015 IDR 6,521,969 IDR 8,910,178 IDR 2,388,209
LPKR 2016 IDR 7,674,848 IDR 10,537,827 IDR 2,862,979
LSIP 2009 IDR 1,942,501 IDR 3,199,687 IDR 1,257,186
LSIP 2010 IDR 1,987,295 IDR 3,592,658 IDR 1,605,363
LSIP 2011 IDR 2,351,304 IDR 4,686,457 IDR 2,335,153
LSIP 2012 IDR 2,052,740 IDR 4,211,578 IDR 2,158,838
13
LSIP 2013 IDR 2,104,603 IDR 4,133,679 IDR 2,029,076
LSIP 2014 IDR 2,247,203 IDR 4,726,539 IDR 2,479,336
LSIP 2015 IDR 2,043,139 IDR 4,189,615 IDR 2,146,476
LSIP 2016 IDR 1,881,416 IDR 3,847,869 IDR 1,966,453
PGAS 2009 IDR 11,363,408 IDR 18,024,279 IDR 6,660,871
PGAS 2010 IDR 13,045,309 IDR 19,765,716 IDR 6,720,407
PGAS 2011 IDR 13,639,954 IDR 20,417,055 IDR 6,777,101
PGAS 2012 IDR 16,214,322 IDR 25,695,365 IDR 9,481,043
14
PGAS 2013 IDR 23,240,257 IDR 32,464,404 IDR 9,224,147
PGAS 2014 IDR 26,642,998 IDR 34,644,909 IDR 8,001,911
PGAS 2015 IDR 25,629,672 IDR 30,687,908 IDR 5,058,237
PGAS 2016 IDR 25,424,675 IDR 29,347,787 IDR 3,923,112
SMGR 2009 IDR 9,634,640 IDR 14,387,850 IDR 4,753,210
SMGR 2010 IDR 9,254,193 IDR 14,344,189 IDR 5,089,996
15 SMGR 2011 IDR 10,874,093 IDR 16,378,794 IDR 5,504,701
SMGR 2012 IDR 12,922,451 IDR 19,598,248 IDR 6,675,797
SMGR 2013 IDR 16,632,655 IDR 24,501,241 IDR 7,868,586

97
SMGR 2014 IDR 19,031,871 IDR 26,987,035 IDR 7,955,164
SMGR 2015 IDR 19,844,767 IDR 26,948,004 IDR 7,103,237
SMGR 2016 IDR 19,151,600 IDR 26,134,306 IDR 6,982,706
TLKM 2009 IDR 44,858,788 IDR 67,678,000 IDR 22,819,212
TLKM 2010 IDR 48,356,993 IDR 68,629,000 IDR 20,272,007
TLKM 2011 IDR 47,263,000 IDR 71,253,000 IDR 23,990,000
TLKM 2012 IDR 50,593,000 IDR 77,143,000 IDR 26,550,000
16
TLKM 2013 IDR 52,794,000 IDR 82,967,000 IDR 30,173,000
TLKM 2014 IDR 58,631,000 IDR 89,696,000 IDR 31,065,000
TLKM 2015 IDR 68,393,000 IDR 102,470,000 IDR 34,077,000
TLKM 2016 IDR 78,053,000 IDR 116,333,000 IDR 38,280,000
UNTR 2009 IDR 23,781,344 IDR 29,241,883 IDR 5,460,539
UNTR 2010 IDR 31,436,621 IDR 37,323,872 IDR 5,887,251
UNTR 2011 IDR 46,174,265 IDR 55,052,562 IDR 8,878,297
UNTR 2012 IDR 46,848,839 IDR 55,953,915 IDR 9,105,076
17
UNTR 2013 IDR 42,000,804 IDR 51,012,385 IDR 9,011,581
UNTR 2014 IDR 43,431,161 IDR 53,141,768 IDR 9,710,607
UNTR 2015 IDR 40,248,849 IDR 49,347,479 IDR 9,098,630
UNTR 2016 IDR 34,785,515 IDR 45,539,238 IDR 10,753,723
WIKA 2009 IDR 6,281,846 IDR 6,590,857 IDR 309,011
WIKA 2010 IDR 5,611,077 IDR 6,022,922 IDR 411,845
WIKA 2011 IDR 7,193,579 IDR 7,741,827 IDR 548,248
WIKA 2012 IDR 9,144,346 IDR 9,816,086 IDR 671,740
18
WIKA 2013 IDR 11,026,905 IDR 11,884,668 IDR 857,763
WIKA 2014 IDR 11,433,008 IDR 12,463,216 IDR 1,030,209
WIKA 2015 IDR 12,623,959 IDR 13,620,101 IDR 996,142
WIKA 2016 IDR 14,192,681 IDR 15,668,833 IDR 1,476,151

98
Data perolehan Value Added Capital Employed (VACA)
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No. Kode Tahun Value Added Capital Employed VACA
AALI 2009 IDR 1,834,434 IDR 7,887,014 0.233
AALI 2010 IDR 2,252,525 IDR 9,228,467 0.244
AALI 2011 IDR 2,776,012 IDR 10,924,723 0.254
AALI 2012 IDR 2,878,409 IDR 11,819,065 0.244
1
AALI 2013 IDR 2,264,819 IDR 12,204,109 0.186
AALI 2014 IDR 3,007,469 IDR 14,422,131 0.209
AALI 2015 IDR 1,202,326 IDR 12,388,190 0.097
AALI 2016 IDR 2,696,672 IDR 19,773,269 0.136
AKRA 2009 IDR 414,277 IDR 2,015,779 0.206
AKRA 2010 IDR 481,685 IDR 2,697,323 0.179
AKRA 2011 IDR 767,499 IDR 4,168,837 0.184
AKRA 2012 IDR 796,459 IDR 4,828,500 0.165
2
AKRA 2013 IDR 866,975 IDR 5,978,788 0.145
AKRA 2014 IDR 1,112,411 IDR 6,751,746 0.165
AKRA 2015 IDR 1,417,221 IDR 8,344,916 0.170
AKRA 2016 IDR 1,396,562 IDR 9,121,172 0.153
ASII 2009 IDR 15,695,000 IDR 49,934,000 0.314
ASII 2010 IDR 21,478,000 IDR 63,676,000 0.337
ASII 2011 IDR 26,421,000 IDR 93,623,000 0.282
ASII 2012 IDR 29,823,000 IDR 109,235,000 0.273
3
ASII 2013 IDR 34,838,000 IDR 128,485,000 0.271
ASII 2014 IDR 35,974,000 IDR 142,449,000 0.253
ASII 2015 IDR 30,692,000 IDR 142,146,000 0.216
ASII 2016 IDR 33,584,000 IDR 158,208,000 0.212
BBCA 2009 IDR 15,240,000 IDR 34,664,000 0.440
BBCA 2010 IDR 18,037,000 IDR 42,587,000 0.424
BBCA 2011 IDR 16,025,000 IDR 52,847,000 0.303
BBCA 2012 IDR 17,876,000 IDR 63,619,000 0.281
4
BBCA 2013 IDR 21,118,614 IDR 78,221,000 0.270
BBCA 2014 IDR 25,156,906 IDR 94,407,000 0.266
BBCA 2015 IDR 27,420,014 IDR 107,316,445 0.256
BBCA 2016 IDR 38,034,629 IDR 140,119,804 0.271
BBNI 2009 IDR 5,944,000 IDR 21,628,000 0.275
BBNI 2010 IDR 8,229,000 IDR 37,222,000 0.221
5 BBNI 2011 IDR 10,850,000 IDR 43,651,000 0.249
BBNI 2012 IDR 12,626,000 IDR 50,573,000 0.250
BBNI 2013 IDR 15,142,000 IDR 56,741,000 0.267

99
BBNI 2014 IDR 17,610,000 IDR 71,850,000 0.245
BBNI 2015 IDR 16,506,366 IDR 87,578,754 0.188
BBNI 2016 IDR 20,244,150 IDR 100,664,196 0.201
BBRI 2009 IDR 13,984,000 IDR 34,565,000 0.405
BBRI 2010 IDR 20,148,000 IDR 48,145,000 0.418
BBRI 2011 IDR 23,789,000 IDR 64,908,000 0.367
BBRI 2012 IDR 28,293,000 IDR 83,569,000 0.339
6
BBRI 2013 IDR 33,585,994 IDR 100,681,000 0.334
BBRI 2014 IDR 38,365,461 IDR 121,991,000 0.314
BBRI 2015 IDR 42,009,946 IDR 138,537,967 0.303
BBRI 2016 IDR 44,713,005 IDR 173,040,581 0.258
BMRI 2009 IDR 11,480,000 IDR 42,264,000 0.272
BMRI 2010 IDR 14,686,000 IDR 50,761,000 0.289
BMRI 2011 IDR 19,012,000 IDR 74,900,000 0.254
BMRI 2012 IDR 23,550,000 IDR 92,037,000 0.256
7
BMRI 2013 IDR 26,863,339 IDR 106,994,349 0.251
BMRI 2014 IDR 30,123,813 IDR 124,716,435 0.242
BMRI 2015 IDR 33,529,053 IDR 140,644,239 0.238
BMRI 2016 IDR 28,268,908 IDR 168,019,886 0.168
ELSA 2009 IDR 985,016 IDR 2,375,911 0.415
ELSA 2010 IDR 527,912 IDR 2,001,195 0.264
ELSA 2011 IDR 367,939 IDR 1,874,710 0.196
ELSA 2012 IDR 655,992 IDR 2,177,842 0.301
8
ELSA 2013 IDR 893,983 IDR 2,527,719 0.354
ELSA 2014 IDR 1,165,241 IDR 3,001,088 0.388
ELSA 2015 IDR 1,309,884 IDR 3,011,017 0.435
ELSA 2016 IDR 1,122,105 IDR 3,196,541 0.351
INDF 2009 IDR 3,322,404 IDR 17,572,100 0.189
INDF 2010 IDR 4,291,715 IDR 27,805,700 0.154
INDF 2011 IDR 4,381,183 IDR 34,687,400 0.126
INDF 2012 IDR 4,826,604 IDR 37,401,400 0.129
9
INDF 2013 IDR 4,304,805 IDR 40,876,900 0.105
INDF 2014 IDR 6,064,919 IDR 45,113,800 0.134
INDF 2015 IDR 6,826,274 IDR 47,988,940 0.142
INDF 2016 IDR 7,349,350 IDR 48,925,728 0.150
INTP 2009 IDR 3,176,154 IDR 13,428,000 0.237
INTP 2010 IDR 3,683,578 IDR 16,326,000 0.226
INTP 2011 IDR 4,189,963 IDR 17,490,000 0.240
10
INTP 2012 IDR 5,515,622 IDR 24,182,000 0.228
INTP 2013 IDR 6,131,819 IDR 28,196,000 0.217
INTP 2014 IDR 6,130,475 IDR 29,939,000 0.205

100
INTP 2015 IDR 5,299,747 IDR 28,222,611 0.188
INTP 2016 IDR 4,791,139 IDR 30,009,022 0.160
JSMR 2009 IDR 1,775,794 IDR 8,176,073 0.217
JSMR 2010 IDR 2,110,346 IDR 8,933,500 0.236
JSMR 2011 IDR 2,153,201 IDR 9,558,035 0.225
JSMR 2012 IDR 2,688,247 IDR 11,390,409 0.236
11
JSMR 2013 IDR 2,222,199 IDR 11,584,000 0.192
JSMR 2014 IDR 2,692,705 IDR 12,829,000 0.210
JSMR 2015 IDR 2,888,137 IDR 13,671,043 0.211
JSMR 2016 IDR 3,613,109 IDR 18,023,065 0.200
LPKR 2009 IDR 711,459 IDR 5,275,000 0.135
LPKR 2010 IDR 888,783 IDR 8,750,000 0.102
LPKR 2011 IDR 1,116,083 IDR 10,117,000 0.110
LPKR 2012 IDR 1,744,852 IDR 12,530,000 0.139
12
LPKR 2013 IDR 2,154,561 IDR 15,406,000 0.140
LPKR 2014 IDR 3,835,080 IDR 20,193,000 0.190
LPKR 2015 IDR 2,388,209 IDR 19,940,885 0.120
LPKR 2016 IDR 2,862,979 IDR 23,302,513 0.123
LSIP 2009 IDR 1,257,186 IDR 4,520,952 0.278
LSIP 2010 IDR 1,605,363 IDR 5,587,434 0.287
LSIP 2011 IDR 2,335,153 IDR 7,541,004 0.310
LSIP 2012 IDR 2,158,838 IDR 7,395,899 0.292
13
LSIP 2013 IDR 2,029,076 IDR 7,383,480 0.275
LSIP 2014 IDR 2,479,336 IDR 8,135,538 0.305
LSIP 2015 IDR 2,146,476 IDR 8,027,682 0.267
LSIP 2016 IDR 1,966,453 IDR 8,206,308 0.240
PGAS 2009 IDR 6,660,871 IDR 17,961,123 0.371
PGAS 2010 IDR 6,720,407 IDR 20,107,934 0.334
PGAS 2011 IDR 6,777,101 IDR 23,435,723 0.289
PGAS 2012 IDR 9,481,043 IDR 32,432,720 0.292
14
PGAS 2013 IDR 9,224,147 IDR 35,344,383 0.261
PGAS 2014 IDR 8,001,911 IDR 36,987,648 0.216
PGAS 2015 IDR 5,058,237 IDR 34,414,155 0.147
PGAS 2016 IDR 3,923,112 IDR 34,854,421 0.113
SMGR 2009 IDR 4,753,210 IDR 13,524,167 0.351
SMGR 2010 IDR 5,089,996 IDR 15,770,480 0.323
SMGR 2011 IDR 5,504,701 IDR 18,545,870 0.297
15 SMGR 2012 IDR 6,675,797 IDR 23,010,258 0.290
SMGR 2013 IDR 7,868,586 IDR 27,520,470 0.286
SMGR 2014 IDR 7,955,164 IDR 30,578,558 0.260
SMGR 2015 IDR 7,103,237 IDR 32,102,963 0.221

101
SMGR 2016 IDR 6,982,706 IDR 34,942,735 0.200
TLKM 2009 IDR 22,819,212 IDR 52,938,212 0.431
TLKM 2010 IDR 20,272,007 IDR 69,355,007 0.292
TLKM 2011 IDR 23,990,000 IDR 76,462,000 0.314
TLKM 2012 IDR 26,550,000 IDR 85,366,000 0.311
16
TLKM 2013 IDR 30,173,000 IDR 97,714,000 0.309
TLKM 2014 IDR 31,065,000 IDR 107,596,000 0.289
TLKM 2015 IDR 34,077,000 IDR 116,565,000 0.292
TLKM 2016 IDR 38,280,000 IDR 132,617,000 0.289
UNTR 2009 IDR 5,460,539 IDR 17,661,251 0.309
UNTR 2010 IDR 5,887,251 IDR 20,009,269 0.294
UNTR 2011 IDR 8,878,297 IDR 33,404,856 0.266
UNTR 2012 IDR 9,105,076 IDR 38,080,232 0.239
17
UNTR 2013 IDR 9,011,581 IDR 40,447,676 0.223
UNTR 2014 IDR 9,710,607 IDR 43,416,704 0.224
UNTR 2015 IDR 9,098,630 IDR 42,562,139 0.214
UNTR 2016 IDR 10,753,723 IDR 47,817,223 0.225
WIKA 2009 IDR 309,011 IDR 1,722,163 0.179
WIKA 2010 IDR 411,845 IDR 2,086,546 0.197
WIKA 2011 IDR 548,248 IDR 2,621,204 0.209
WIKA 2012 IDR 671,740 IDR 3,322,769 0.202
18
WIKA 2013 IDR 857,763 IDR 3,851,331 0.223
WIKA 2014 IDR 1,030,209 IDR 5,729,554 0.180
WIKA 2015 IDR 996,142 IDR 6,147,413 0.162
WIKA 2016 IDR 1,476,151 IDR 13,627,585 0.108

102
Data Perolehan Value Added Human Capital (VAHU)
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No. Kode Tahun Value Added Human Capital VAHU
AALI 2009 IDR 1,834,434 IDR 173,785 10.556
AALI 2010 IDR 2,252,525 IDR 235,745 9.555
AALI 2011 IDR 2,776,012 IDR 277,447 10.006
AALI 2012 IDR 2,878,409 IDR 424,755 6.777
1
AALI 2013 IDR 2,264,819 IDR 328,569 6.893
AALI 2014 IDR 3,007,469 IDR 422,824 7.113
AALI 2015 IDR 1,202,326 IDR 512,923 2.344
AALI 2016 IDR 2,696,672 IDR 516,885 5.217
AKRA 2009 IDR 414,277 IDR 139,558 2.968
AKRA 2010 IDR 481,685 IDR 170,769 2.821
AKRA 2011 IDR 767,499 IDR 173,366 4.427
AKRA 2012 IDR 796,459 IDR 177,659 4.483
2
AKRA 2013 IDR 866,975 IDR 251,348 3.449
AKRA 2014 IDR 1,112,411 IDR 321,848 3.456
AKRA 2015 IDR 1,417,221 IDR 358,480 3.953
AKRA 2016 IDR 1,396,562 IDR 349,710 3.993
ASII 2009 IDR 15,695,000 IDR 5,655,000 2.775
ASII 2010 IDR 21,478,000 IDR 7,112,000 3.020
ASII 2011 IDR 26,421,000 IDR 8,636,000 3.059
ASII 2012 IDR 29,823,000 IDR 10,402,000 2.867
3
ASII 2013 IDR 34,838,000 IDR 12,541,000 2.778
ASII 2014 IDR 35,974,000 IDR 13,849,000 2.598
ASII 2015 IDR 30,692,000 IDR 15,079,000 2.035
ASII 2016 IDR 33,584,000 IDR 15,282,000 2.198
BBCA 2009 IDR 15,240,000 IDR 8,433,000 1.807
BBCA 2010 IDR 18,037,000 IDR 9,558,000 1.887
BBCA 2011 IDR 16,025,000 IDR 5,205,000 3.079
BBCA 2012 IDR 17,876,000 IDR 6,155,000 2.904
4
BBCA 2013 IDR 21,118,614 IDR 6,864,614 3.076
BBCA 2014 IDR 25,156,906 IDR 8,670,906 2.901
BBCA 2015 IDR 27,420,014 IDR 9,728,509 2.819
BBCA 2016 IDR 38,034,629 IDR 10,629,884 3.578
BBNI 2009 IDR 5,944,000 IDR 3,460,000 1.718
BBNI 2010 IDR 8,229,000 IDR 4,127,000 1.994
5 BBNI 2011 IDR 10,850,000 IDR 5,042,000 2.152
BBNI 2012 IDR 12,626,000 IDR 5,578,000 2.264
BBNI 2013 IDR 15,142,000 IDR 6,084,000 2.489

103
BBNI 2014 IDR 17,610,000 IDR 6,781,000 2.597
BBNI 2015 IDR 16,506,366 IDR 7,365,834 2.241
BBNI 2016 IDR 20,244,150 IDR 8,833,954 2.292
BBRI 2009 IDR 13,984,000 IDR 6,676,000 2.095
BBRI 2010 IDR 20,148,000 IDR 8,676,000 2.322
BBRI 2011 IDR 23,789,000 IDR 8,701,000 2.734
BBRI 2012 IDR 28,293,000 IDR 9,606,000 2.945
6
BBRI 2013 IDR 33,585,994 IDR 12,231,994 2.746
BBRI 2014 IDR 38,365,461 IDR 14,111,461 2.719
BBRI 2015 IDR 42,009,946 IDR 16,599,158 2.531
BBRI 2016 IDR 44,713,005 IDR 18,485,014 2.419
BMRI 2009 IDR 11,480,000 IDR 4,325,000 2.654
BMRI 2010 IDR 14,686,000 IDR 5,468,000 2.686
BMRI 2011 IDR 19,012,000 IDR 6,766,000 2.810
BMRI 2012 IDR 23,550,000 IDR 8,046,000 2.927
7
BMRI 2013 IDR 26,863,339 IDR 8,659,586 3.102
BMRI 2014 IDR 30,123,813 IDR 10,251,940 2.938
BMRI 2015 IDR 33,529,053 IDR 12,376,655 2.709
BMRI 2016 IDR 28,268,908 IDR 13,618,745 2.076
ELSA 2009 IDR 985,016 IDR 518,783 1.899
ELSA 2010 IDR 527,912 IDR 464,006 1.138
ELSA 2011 IDR 367,939 IDR 398,054 0.924
ELSA 2012 IDR 655,992 IDR 520,395 1.261
8
ELSA 2013 IDR 893,983 IDR 651,378 1.372
ELSA 2014 IDR 1,165,241 IDR 747,149 1.560
ELSA 2015 IDR 1,309,884 IDR 934,053 1.402
ELSA 2016 IDR 1,122,105 IDR 803,307 1.397
INDF 2009 IDR 3,322,404 IDR 1,246,504 2.665
INDF 2010 IDR 4,291,715 IDR 1,338,815 3.206
INDF 2011 IDR 4,381,183 IDR 1,303,983 3.360
INDF 2012 IDR 4,826,604 IDR 1,565,404 3.083
9
INDF 2013 IDR 4,304,805 IDR 1,801,005 2.390
INDF 2014 IDR 6,064,919 IDR 2,179,519 2.783
INDF 2015 IDR 6,826,274 IDR 1,958,927 3.485
INDF 2016 IDR 7,349,350 IDR 2,365,045 3.107
INTP 2009 IDR 3,176,154 IDR 429,154 7.401
INTP 2010 IDR 3,683,578 IDR 458,578 8.033
INTP 2011 IDR 4,189,963 IDR 587,963 7.126
10
INTP 2012 IDR 5,515,622 IDR 752,622 7.329
INTP 2013 IDR 6,131,819 IDR 913,819 6.710
INTP 2014 IDR 6,130,475 IDR 976,475 6.278

104
INTP 2015 IDR 5,299,747 IDR 943,086 5.620
INTP 2016 IDR 4,791,139 IDR 920,820 5.203
JSMR 2009 IDR 1,775,794 IDR 783,100 2.268
JSMR 2010 IDR 2,110,346 IDR 916,860 2.302
JSMR 2011 IDR 2,153,201 IDR 955,675 2.253
JSMR 2012 IDR 2,688,247 IDR 1,085,623 2.476
11
JSMR 2013 IDR 2,222,199 IDR 1,196,199 1.858
JSMR 2014 IDR 2,692,705 IDR 1,288,705 2.089
JSMR 2015 IDR 2,888,137 IDR 1,585,759 1.821
JSMR 2016 IDR 3,613,109 IDR 1,928,884 1.873
LPKR 2009 IDR 711,459 IDR 323,459 2.200
LPKR 2010 IDR 888,783 IDR 363,783 2.443
LPKR 2011 IDR 1,116,083 IDR 408,083 2.735
LPKR 2012 IDR 1,744,852 IDR 684,852 2.548
12
LPKR 2013 IDR 2,154,561 IDR 926,561 2.325
LPKR 2014 IDR 3,835,080 IDR 1,288,080 2.977
LPKR 2015 IDR 2,388,209 IDR 1,364,088 1.751
LPKR 2016 IDR 2,862,979 IDR 1,635,605 1.750
LSIP 2009 IDR 1,257,186 IDR 549,699 2.287
LSIP 2010 IDR 1,605,363 IDR 572,034 2.806
LSIP 2011 IDR 2,335,153 IDR 633,573 3.686
LSIP 2012 IDR 2,158,838 IDR 1,042,652 2.071
13
LSIP 2013 IDR 2,029,076 IDR 1,259,583 1.611
LSIP 2014 IDR 2,479,336 IDR 1,562,632 1.587
LSIP 2015 IDR 2,146,476 IDR 1,456,772 1.473
LSIP 2016 IDR 1,966,453 IDR 1,406,129 1.398
PGAS 2009 IDR 6,660,871 IDR 431,828 15.425
PGAS 2010 IDR 6,720,407 IDR 481,046 13.970
PGAS 2011 IDR 6,777,101 IDR 545,014 12.435
PGAS 2012 IDR 9,481,043 IDR 596,242 15.901
14
PGAS 2013 IDR 9,224,147 IDR 591,202 15.602
PGAS 2014 IDR 8,001,911 IDR 644,961 12.407
PGAS 2015 IDR 5,058,237 IDR 872,123 5.800
PGAS 2016 IDR 3,923,112 IDR 770,624 5.091
SMGR 2009 IDR 4,753,210 IDR 1,426,722 3.332
SMGR 2010 IDR 5,089,996 IDR 1,459,269 3.488
SMGR 2011 IDR 5,504,701 IDR 1,573,928 3.497
15 SMGR 2012 IDR 6,675,797 IDR 1,830,394 3.647
SMGR 2013 IDR 7,868,586 IDR 2,152,092 3.656
SMGR 2014 IDR 7,955,164 IDR 2,379,058 3.344
SMGR 2015 IDR 7,103,237 IDR 2,441,073 2.910

105
SMGR 2016 IDR 6,982,706 IDR 2,614,363 2.671
TLKM 2009 IDR 22,819,212 IDR 8,533,000 2.674
TLKM 2010 IDR 20,272,007 IDR 7,332,000 2.765
TLKM 2011 IDR 23,990,000 IDR 8,509,000 2.819
TLKM 2012 IDR 26,550,000 IDR 8,162,000 3.253
16
TLKM 2013 IDR 30,173,000 IDR 9,883,000 3.053
TLKM 2014 IDR 31,065,000 IDR 9,594,000 3.238
TLKM 2015 IDR 34,077,000 IDR 10,940,000 3.115
TLKM 2016 IDR 38,280,000 IDR 11,207,000 3.416
UNTR 2009 IDR 5,460,539 IDR 1,642,998 3.324
UNTR 2010 IDR 5,887,251 IDR 2,014,320 2.923
UNTR 2011 IDR 8,878,297 IDR 2,977,389 2.982
UNTR 2012 IDR 9,105,076 IDR 3,325,401 2.738
17
UNTR 2013 IDR 9,011,581 IDR 4,212,803 2.139
UNTR 2014 IDR 9,710,607 IDR 4,870,637 1.994
UNTR 2015 IDR 9,098,630 IDR 5,786,816 1.572
UNTR 2016 IDR 10,753,723 IDR 5,558,443 1.935
WIKA 2009 IDR 309,011 IDR 119,789 2.580
WIKA 2010 IDR 411,845 IDR 126,923 3.245
WIKA 2011 IDR 548,248 IDR 146,420 3.744
WIKA 2012 IDR 671,740 IDR 162,976 4.122
18
WIKA 2013 IDR 857,763 IDR 233,391 3.675
WIKA 2014 IDR 1,030,209 IDR 279,413 3.687
WIKA 2015 IDR 996,142 IDR 286,831 3.473
WIKA 2016 IDR 1,476,151 IDR 347,282 4.251

106
Data Perolehan Structural Capital Value Added (STVA)
*IDR dalam Jutaan Rupiah
No. Kode Tahun Structural capital Value Added STVA
AALI 2009 IDR 1,660,649 IDR 1,834,434 0.905
AALI 2010 IDR 2,016,780 IDR 2,252,525 0.895
AALI 2011 IDR 2,498,565 IDR 2,776,012 0.900
AALI 2012 IDR 2,453,654 IDR 2,878,409 0.852
1
AALI 2013 IDR 1,936,250 IDR 2,264,819 0.855
AALI 2014 IDR 2,584,645 IDR 3,007,469 0.859
AALI 2015 IDR 689,403 IDR 1,202,326 0.573
AALI 2016 IDR 2,179,787 IDR 2,696,672 0.808
AKRA 2009 IDR 274,719 IDR 414,277 0.663
AKRA 2010 IDR 310,916 IDR 481,685 0.645
AKRA 2011 IDR 594,133 IDR 767,499 0.774
AKRA 2012 IDR 618,800 IDR 796,459 0.777
2
AKRA 2013 IDR 615,627 IDR 866,975 0.710
AKRA 2014 IDR 790,563 IDR 1,112,411 0.711
AKRA 2015 IDR 1,058,741 IDR 1,417,221 0.747
AKRA 2016 IDR 1,046,852 IDR 1,396,562 0.750
ASII 2009 IDR 10,040,000 IDR 15,695,000 0.640
ASII 2010 IDR 14,366,000 IDR 21,478,000 0.669
ASII 2011 IDR 17,785,000 IDR 26,421,000 0.673
ASII 2012 IDR 19,421,000 IDR 29,823,000 0.651
3
ASII 2013 IDR 22,297,000 IDR 34,838,000 0.640
ASII 2014 IDR 22,125,000 IDR 35,974,000 0.615
ASII 2015 IDR 15,613,000 IDR 30,692,000 0.509
ASII 2016 IDR 18,302,000 IDR 33,584,000 0.545
BBCA 2009 IDR 6,807,000 IDR 15,240,000 0.447
BBCA 2010 IDR 8,479,000 IDR 18,037,000 0.470
BBCA 2011 IDR 10,820,000 IDR 16,025,000 0.675
BBCA 2012 IDR 11,721,000 IDR 17,876,000 0.656
4
BBCA 2013 IDR 14,254,000 IDR 21,118,614 0.675
BBCA 2014 IDR 16,486,000 IDR 25,156,906 0.655
BBCA 2015 IDR 17,691,505 IDR 27,420,014 0.645
BBCA 2016 IDR 27,404,745 IDR 38,034,629 0.721
BBNI 2009 IDR 2,484,000 IDR 5,944,000 0.418
BBNI 2010 IDR 4,102,000 IDR 8,229,000 0.498
5 BBNI 2011 IDR 5,808,000 IDR 10,850,000 0.535
BBNI 2012 IDR 7,048,000 IDR 12,626,000 0.558
BBNI 2013 IDR 9,058,000 IDR 15,142,000 0.598

107
BBNI 2014 IDR 10,829,000 IDR 17,610,000 0.615
BBNI 2015 IDR 9,140,532 IDR 16,506,366 0.554
BBNI 2016 IDR 11,410,196 IDR 20,244,150 0.564
BBRI 2009 IDR 7,308,000 IDR 13,984,000 0.523
BBRI 2010 IDR 11,472,000 IDR 20,148,000 0.569
BBRI 2011 IDR 15,088,000 IDR 23,789,000 0.634
BBRI 2012 IDR 18,687,000 IDR 28,293,000 0.660
6
BBRI 2013 IDR 21,354,000 IDR 33,585,994 0.636
BBRI 2014 IDR 24,254,000 IDR 38,365,461 0.632
BBRI 2015 IDR 25,410,788 IDR 42,009,946 0.605
BBRI 2016 IDR 26,227,991 IDR 44,713,005 0.587
BMRI 2009 IDR 7,155,000 IDR 11,480,000 0.623
BMRI 2010 IDR 9,218,000 IDR 14,686,000 0.628
BMRI 2011 IDR 12,246,000 IDR 19,012,000 0.644
BMRI 2012 IDR 15,504,000 IDR 23,550,000 0.658
7
BMRI 2013 IDR 18,203,753 IDR 26,863,339 0.678
BMRI 2014 IDR 19,871,873 IDR 30,123,813 0.660
BMRI 2015 IDR 21,152,398 IDR 33,529,053 0.631
BMRI 2016 IDR 14,650,163 IDR 28,268,908 0.518
ELSA 2009 IDR 466,233 IDR 985,016 0.473
ELSA 2010 IDR 63,906 IDR 527,912 0.121
ELSA 2011 IDR (30,115) IDR 367,939 -0.082
ELSA 2012 IDR 135,597 IDR 655,992 0.207
8
ELSA 2013 IDR 242,605 IDR 893,983 0.271
ELSA 2014 IDR 418,092 IDR 1,165,241 0.359
ELSA 2015 IDR 375,831 IDR 1,309,884 0.287
ELSA 2016 IDR 318,798 IDR 1,122,105 0.284
INDF 2009 IDR 2,075,900 IDR 3,322,404 0.625
INDF 2010 IDR 2,952,900 IDR 4,291,715 0.688
INDF 2011 IDR 3,077,200 IDR 4,381,183 0.702
INDF 2012 IDR 3,261,200 IDR 4,826,604 0.676
9
INDF 2013 IDR 2,503,800 IDR 4,304,805 0.582
INDF 2014 IDR 3,885,400 IDR 6,064,919 0.641
INDF 2015 IDR 4,867,347 IDR 6,826,274 0.713
INDF 2016 IDR 4,984,305 IDR 7,349,350 0.678
INTP 2009 IDR 2,747,000 IDR 3,176,154 0.865
INTP 2010 IDR 3,225,000 IDR 3,683,578 0.876
INTP 2011 IDR 3,602,000 IDR 4,189,963 0.860
10
INTP 2012 IDR 4,763,000 IDR 5,515,622 0.864
INTP 2013 IDR 5,218,000 IDR 6,131,819 0.851
INTP 2014 IDR 5,154,000 IDR 6,130,475 0.841

108
INTP 2015 IDR 4,356,661 IDR 5,299,747 0.822
INTP 2016 IDR 3,870,319 IDR 4,791,139 0.808
JSMR 2009 IDR 992,694 IDR 1,775,794 0.559
JSMR 2010 IDR 1,193,486 IDR 2,110,346 0.566
JSMR 2011 IDR 1,197,526 IDR 2,153,201 0.556
JSMR 2012 IDR 1,602,624 IDR 2,688,247 0.596
11
JSMR 2013 IDR 1,026,000 IDR 2,222,199 0.462
JSMR 2014 IDR 1,404,000 IDR 2,692,705 0.521
JSMR 2015 IDR 1,302,378 IDR 2,888,137 0.451
JSMR 2016 IDR 1,684,225 IDR 3,613,109 0.466
LPKR 2009 IDR 388,000 IDR 711,459 0.545
LPKR 2010 IDR 525,000 IDR 888,783 0.591
LPKR 2011 IDR 708,000 IDR 1,116,083 0.634
LPKR 2012 IDR 1,060,000 IDR 1,744,852 0.608
12
LPKR 2013 IDR 1,228,000 IDR 2,154,561 0.570
LPKR 2014 IDR 2,547,000 IDR 3,835,080 0.664
LPKR 2015 IDR 1,024,121 IDR 2,388,209 0.429
LPKR 2016 IDR 1,227,374 IDR 2,862,979 0.429
LSIP 2009 IDR 707,487 IDR 1,257,186 0.563
LSIP 2010 IDR 1,033,329 IDR 1,605,363 0.644
LSIP 2011 IDR 1,701,580 IDR 2,335,153 0.729
LSIP 2012 IDR 1,116,186 IDR 2,158,838 0.517
13
LSIP 2013 IDR 769,493 IDR 2,029,076 0.379
LSIP 2014 IDR 916,704 IDR 2,479,336 0.370
LSIP 2015 IDR 689,704 IDR 2,146,476 0.321
LSIP 2016 IDR 560,324 IDR 1,966,453 0.285
PGAS 2009 IDR 6,229,043 IDR 6,660,871 0.935
PGAS 2010 IDR 6,239,361 IDR 6,720,407 0.928
PGAS 2011 IDR 6,232,087 IDR 6,777,101 0.920
PGAS 2012 IDR 8,884,801 IDR 9,481,043 0.937
14
PGAS 2013 IDR 8,632,944 IDR 9,224,147 0.936
PGAS 2014 IDR 7,356,951 IDR 8,001,911 0.919
PGAS 2015 IDR 4,186,114 IDR 5,058,237 0.828
PGAS 2016 IDR 3,152,487 IDR 3,923,112 0.804
SMGR 2009 IDR 3,326,488 IDR 4,753,210 0.700
SMGR 2010 IDR 3,630,727 IDR 5,089,996 0.713
SMGR 2011 IDR 3,930,773 IDR 5,504,701 0.714
15 SMGR 2012 IDR 4,845,403 IDR 6,675,797 0.726
SMGR 2013 IDR 5,716,494 IDR 7,868,586 0.726
SMGR 2014 IDR 5,576,106 IDR 7,955,164 0.701
SMGR 2015 IDR 4,662,164 IDR 7,103,237 0.656

109
SMGR 2016 IDR 4,368,344 IDR 6,982,706 0.626
TLKM 2009 IDR 14,286,212 IDR 22,819,212 0.626
TLKM 2010 IDR 12,940,007 IDR 20,272,007 0.638
TLKM 2011 IDR 15,481,000 IDR 23,990,000 0.645
TLKM 2012 IDR 18,388,000 IDR 26,550,000 0.693
16
TLKM 2013 IDR 20,290,000 IDR 30,173,000 0.672
TLKM 2014 IDR 21,471,000 IDR 31,065,000 0.691
TLKM 2015 IDR 23,137,000 IDR 34,077,000 0.679
TLKM 2016 IDR 27,073,000 IDR 38,280,000 0.707
UNTR 2009 IDR 3,817,541 IDR 5,460,539 0.699
UNTR 2010 IDR 3,872,931 IDR 5,887,251 0.658
UNTR 2011 IDR 5,900,908 IDR 8,878,297 0.665
UNTR 2012 IDR 5,779,675 IDR 9,105,076 0.635
17
UNTR 2013 IDR 4,798,778 IDR 9,011,581 0.533
UNTR 2014 IDR 4,839,970 IDR 9,710,607 0.498
UNTR 2015 IDR 3,311,814 IDR 9,098,630 0.364
UNTR 2016 IDR 5,195,280 IDR 10,753,723 0.483
WIKA 2009 IDR 189,222 IDR 309,011 0.612
WIKA 2010 IDR 284,922 IDR 411,845 0.692
WIKA 2011 IDR 401,828 IDR 548,248 0.733
WIKA 2012 IDR 508,764 IDR 671,740 0.757
18
WIKA 2013 IDR 624,372 IDR 857,763 0.728
WIKA 2014 IDR 750,796 IDR 1,030,209 0.729
WIKA 2015 IDR 709,311 IDR 996,142 0.712
WIKA 2016 IDR 1,128,869 IDR 1,476,151 0.765

110
Data Perolehan Debt to Equity Ratio (DER)
No. Kode 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AALI 0.184 0.185 0.210 0.330 0.460 0.570 0.840 0.380
2 AKRA 2.201 2.014 1.320 1.800 1.730 1.480 1.090 0.960
3 ASII 1.003 1.099 1.030 1.020 1.020 0.960 0.940 0.930
4 BBCA 9.137 8.498 8.070 7.516 6.736 6.064 5.601 4.973
5 BBNI 10.882 6.505 6.903 6.658 6.909 5.591 5.262 5.520
6 BBRI 10.628 10.024 8.432 7.498 6.894 7.205 6.765 5.836
7 BMRI 10.234 9.814 7.204 6.778 6.721 6.648 6.161 5.376
8 ELSA 1.196 0.892 1.305 1.103 0.913 0.644 0.673 0.456
9 INDF 1.606 0.902 0.700 0.740 1.040 1.080 1.130 1.060
10 INTP 0.241 0.171 0.150 0.170 0.160 0.170 0.160 0.130
11 JSMR 1.173 1.369 1.320 1.530 1.610 1.790 1.970 2.270
12 LPKR 1.399 0.970 0.940 1.170 1.210 1.140 1.180 1.070
13 LSIP 0.271 0.221 0.160 0.200 0.210 0.200 0.210 0.240
14 PGAS 1.355 1.225 0.800 0.660 0.600 1.100 1.150 1.160
15 SMGR 0.258 0.282 0.350 0.460 0.410 0.370 0.390 0.450
16 TLKM 1.248 0.768 0.690 0.660 0.650 0.640 0.780 0.700
17 UNTR 0.755 0.839 0.690 0.560 0.610 0.560 0.570 0.500
18 WIKA 2.652 2.425 2.750 2.890 2.900 2.200 2.600 1.490

111
Data Perolehan Price to Book Value (PBV)
No. Kode 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 AALI 5.483 5.452 3.865 3.157 3.669 3.074 2.033 1.835
2 AKRA 2.109 2.750 3.234 3.797 3.166 2.705 3.880 2.966
3 ASII 3.521 4.479 3.950 3.426 2.592 2.498 1.920 2.394
4 BBCA 4.293 4.626 4.693 4.323 3.700 4.153 3.659 3.357
5 BBNI 1.498 2.182 1.873 1.585 1.545 1.864 1.186 1.143
6 BBRI 1.730 1.766 3.342 2.642 2.255 2.941 2.466 1.942
7 BMRI 2.764 3.230 2.492 2.470 2.063 2.398 1.788 1.743
8 ELSA 1.357 1.224 0.881 0.618 1.054 1.936 0.684 1.065
9 INDF 2.011 1.722 1.278 1.505 1.510 1.438 1.054 1.584
10 INTP 4.722 4.482 4.519 4.256 3.204 3.713 3.444 2.169
11 JSMR 1.707 2.998 3.404 3.786 3.043 4.196 2.873 1.919
12 LPKR 1.717 1.788 1.619 2.012 1.481 1.334 1.263 0.753
13 LSIP 0.598 0.770 2.629 2.499 1.990 1.786 1.227 1.553
14 PGAS 8.058 7.735 4.474 4.748 3.755 4.830 2.201 2.065
15 SMGR 4.391 4.617 4.647 5.176 3.849 3.843 2.464 1.780
16 TLKM 4.809 3.520 2.877 3.362 3.448 3.353 3.350 3.801
17 UNTR 3.581 4.718 3.574 2.275 1.988 1.678 1.611 1.860
18 WIKA 1.176 2.094 1.534 2.971 2.784 4.209 2.765 1.694

112
Lampiran 3 : Hasil Data yang telah diolah menggunakan Eviews 9

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 6.793433 (17,122) 0.0000


Cross-section Chi-square 95.918055 17 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 09/13/17 Time: 16:43
Sample: 2009 2016
Periods included: 8
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 144

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.705746 0.460075 -3.707539 0.0003


VACA 6.875620 1.005730 6.836446 0.0000
VAHU 0.136948 0.040822 3.354784 0.0010
STVA 3.633640 0.673155 5.397923 0.0000
LNDER -0.004679 0.065470 -0.071475 0.9431

R-squared 0.579797 Mean dependent var 2.775743


Adjusted R-squared 0.567705 S.D. dependent var 1.334203
S.E. of regression 0.877227 Akaike info criterion 2.610004
Sum squared resid 106.9644 Schwarz criterion 2.713122
Log likelihood -182.9203 Hannan-Quinn criter. 2.651905
F-statistic 47.94807 Durbin-Watson stat 0.857901
Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 13.469780 4 0.0092

113
Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

VACA 6.186140 6.557032 1.041162 0.7162


VAHU 0.337650 0.257115 0.001643 0.0469
STVA 0.590765 1.422578 0.224320 0.0790
LNDER 0.602052 0.111597 0.063153 0.0510

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: PBV
Method: Panel Least Squares
Date: 09/13/17 Time: 16:46
Sample: 2009 2016
Periods included: 8
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 144

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.457656 0.526642 -0.869007 0.3865


VACA 6.186140 1.552171 3.985476 0.0001
VAHU 0.337650 0.063505 5.316943 0.0000
STVA 0.590765 0.879791 0.671484 0.5032
LNDER 0.602052 0.276449 2.177805 0.0313

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.784138 Mean dependent var 2.775743


Adjusted R-squared 0.746981 S.D. dependent var 1.334203
S.E. of regression 0.671117 Akaike info criterion 2.180017
Sum squared resid 54.94859 Schwarz criterion 2.633739
Log likelihood -134.9613 Hannan-Quinn criter. 2.364384
F-statistic 21.10357 Durbin-Watson stat 1.425688
Prob(F-statistic) 0.000000

114
Hasil Estimasi Model Fixed Effect

Dependent Variable: PBV


Method: Panel Least Squares
Date: 08/11/17 Time: 23:51
Sample: 2009 2016
Periods included: 8
Cross-sections included: 18
Total panel (balanced) observations: 144

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.457656 0.526642 -0.869007 0.3865


VACA 6.186140 1.552171 3.985476 0.0001
VAHU 0.337650 0.063505 5.316943 0.0000
STVA 0.590765 0.879791 0.671484 0.5032
LNDER 0.602052 0.276449 2.177805 0.0313

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.784138 Mean dependent var 2.775743


Adjusted R-squared 0.746981 S.D. dependent var 1.334203
S.E. of regression 0.671117 Akaike info criterion 2.180017
Sum squared resid 54.94859 Schwarz criterion 2.633739
Log likelihood -134.9613 Hannan-Quinn criter. 2.364384
F-statistic 21.10357 Durbin-Watson stat 1.425688
Prob(F-statistic) 0.000000

115

Anda mungkin juga menyukai