Anda di halaman 1dari 135

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP KEPUTUSAN

PENDANAAN, PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA


PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)
TAHUN 2013-2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Maya Kartika Laksmiwati


NIM : 1113081000042

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 / 1438 H
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Maya Kartika Laksmiwati
2. Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 21 Mei 1995
3. Agama : Islam
4. Alamat : Jl. Masjid Baiturrahim No. 113 RT/RW.
003/03 Pondok Aren, Tangerang Selatan
5. Email : mayakartika39@gmail.com

II. PENDIDIKAN FORMAL


2001- 2007 : SDI Darunnajah Jakarta
2007- 2010 : SMPN 11 Jakarta
2010- 2013 : SMKN 18 Jakarta
2013- 2017 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. PENDIDIKAN INFORMAL


Januari 2013 : Kursus Brevet Pajak A & B
Maret 2013 : Pengujian Kompetensi Akuntansi dari PT TSI
Juni 2013 : Pengujian dan Pelatihan Kompetensi Akuntansi dari
Puslatdikjur Jakarta Selatan
Oktober 2014 : Sekolah Pasar Modal Level 1 di Bursa Efek Indonesia

IV. PENGALAMAN ORGANISASI


2010- 2012 : Anggota Bidang Dakwah ROHIS SMKN 18 Jakarta
2013- 2014 : Anggota Divisi Analisis Data dan Trading Laboratorium
Pasar Modal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

V. PENGALAMAN BEKERJA
Januari 2012 : PT BPR Darbeni Rizki Tangerang
November 2016 : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Baru
II Jakarta Selatan

v
ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of investment decision on


financing decision, profitability and value of the firm along with analyze
investment decision on profitability with financing decision as an intervening
variable. This study used a sample of company registered on Jakarta Islamic
Index (JII) with the yearly data for 3 years from 2013 to 2015. The statistical
methods used in this research is the Partial Least Square (PLS). The results
showed that investment decision have not a significant effect on financing
decision; investment decision positive significantly influence to profitability;
investment decision positive significantly influence to value of the firm; and
financing decision use to become an intervening variable reinforce relation
investment decision as an negative significantly effect to profitability.

Keywords: investment decision, financing decision, profitability, value of the


firm

vi
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi


terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan serta
menganalisis keputusan investasi terhadap profitabilitas dengan keputusan
pendanaan sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan sampel
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan data tahunan
selama 3 tahun yaitu dari 2013 sampai dengan 2015. Metode statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap keputusan pendanaan; keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas; keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan; dan keputusan pendanaan mampu menjadi
variabel intervening yang menguatkan hubungan keputusan investasi menjadi
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Kata kunci: keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, nilai


perusahaan

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanallahu


wata’ala atas rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan nikmat serta
segalanya yang tidak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan,
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) Tahun 2013-2015”. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
wassalam beserta keluarga dan sahabatnya sehingga kita selaku umatnya
mendapat syafa’atnya di yaumil akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan
tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orangtua tersayang atas dukungan, doa, semangat, nasihat, dan
limpahan kasih sayang yang telah diberikan tiada henti.
2. Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Titi Dewi Warninda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu
kelancaran studi penulis dan memberikan izin penelitian.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM., selaku dosen pembimbing skripsi,
yang telah memberikan segala nasihat, ilmu, waktu, dan saran yang
membangun kepada saya selama ini baik saat masa perkuliahan maupun saat
masa bimbingan skripsi.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.
6. Teman-teman pemberi semangat yang selalu mengingatkan untuk terus
berjuang, bersabar dan belajar, Rifka, Acong, Sri, Rio, Evi, Resti, Tiya,
Gifari, dan lainnya dari Manajemen Keuangan ataupun Manajemen 2013.

viii
Terima kasih telah membantu selama masa perkuliahan, memberikan
semangat ketika kompre waktu itu dan terus menyemangati dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Teman-teman dari masa-masa SD sampai SMK yang selalu menyemangati
dan mendengarkan saat saya membutuhkan saran dan semangat, Azhar,
Dimas, Edwin, Rizky, Nia, Wida, dan Erna. Terima kasih sering
mendengarkan.
8. KKN Lentera, terima kasih banyak pengalamannya.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu
proses penulisan skripsi ini hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih
banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak.

Jakarta, 16 Mei 2016

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian...............................................................................1

B. Permasalahan ................................................................................................11

1. Identifikasi Masalah ..............................................................................11

2. Pembatasan Masalah..............................................................................12

3. Rumusan Masalah .................................................................................12

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................13

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................15

A. Kajian Teori ..................................................................................................15

x
1. Keputusan Investasi ...............................................................................15

2. Keputusan Pendanaan ............................................................................18

3. Profitabilitas ..........................................................................................27

4. Nilai Perusahaan ....................................................................................29

5. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan ..........32

6. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ..................33

7. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas .........................34

8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas ......................35

B. Penelitian Terdahulu .....................................................................................36

C. Kerangka Pemikiran .....................................................................................42

D. Hipotesis .......................................................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................45

A. Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................45

B. Metode Penentuan Sampel .........................................................................46

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................48

D. Metode Analisis Data. ...............................................................................49

1. Uji Statistik Deskriptif ...........................................................................49

2. Partial Least Square (PLS) ...................................................................50

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................56

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................60

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...........................................................60

1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia ...............................................60

2. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) .........................................63

xi
a. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII) ..................................64

b.Prinsip Pasar Modal Syariah ........................................................66

B. Pengujian dan Pembahasan ........................................................................68

1. Deskriptif Data Sampel .......................................................................69

2. Analisis Outer Model .........................................................................82

a. Convergent Validity .....................................................................83

b.Discriminant Validity ...................................................................85

c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) ..86

3. Analisis Model Struktural (Inner Model ) ...........................................88

4. Analisis Hipotesis................................................................................91

5. Interpretasi ...........................................................................................97

BAB V PENUTUP ...............................................................................................103

A. Simpulan ..................................................................................................103

B. Saran .........................................................................................................104

C. Implikasi ...................................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................107

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................111

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................36

Tabel 3.1 Seleksi Pemilihan Sampel ......................................................................47

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ...................................................................................47

Tabel 3.3 Operasional Variabel..............................................................................59

Tabel 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ........71

Tabel 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015..................73

Tabel 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .................75

Tabel 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015..................77

Tabel 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .................79

Tabel 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..................81

Tabel 4.7 Convergent Validity (Sebelum Modifikasi) ...........................................83

Tabel 4.8 Convergent Validity (Sesudah Modifikasi) ............................................84

Tabel 4.9 Cross Loading (Sebelum Modifikasi) ....................................................85

Tabel 4.10 Cross Loading (Sesudah Modifikasi) ..................................................86

Tabel 4.11 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)

(Sebelum Modifikasi).............................................................................................87

Tabel 4.12 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)

(Sesudah Modifikasi) .............................................................................................88

Tabel 4.13 R Square...............................................................................................90

Tabel 4.14 Result for Inner Weight ........................................................................92

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2013-

2015 ..........................................................................................................................7

Gambar 1.2 Perbandingan Kinerja JII, IHSG, dan LQ45 Tahun 2010-2015 ...........8

Gambar 2.1 Tahap Financial Distress ...................................................................25

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ..............................................................................43

Gambar 4.1 Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ....70

Gambar 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............73

Gambar 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .............75

Gambar 4.4 Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............77

Gambar 4.5 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 .............79

Gambar 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015 ..............81

Gambar 4.7 Model Struktural ................................................................................89

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi) ................................111

Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi) .................................114

Lampiran 3 Seleksi Sampel Penelitian .................................................................117

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yakni

meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan tersebut dimaksudkan untuk

meningkatkan kekayaan bagi para pemilik perusahaan. Perusahaan yang

mampu meningkatkan nilai perusahaannya maka akan meningkatkan

kesejahteraan bagi pemilik atau pemegang saham perusahaan.

Bagi perusahaan yang telah go public, nilai perusahaan dapat

disamakan dengan harga saham yang beredar di bursa. Harga saham

merupakan gambaran dari kinerja perusahaan tersebut. Dengan demikian,

semakin tinggi harga saham yang beredar maka makin tinggi kekayaan yang

akan diperoleh bagi para pemegang saham (Fitriana, 2014). Selain itu, bagi

perusahaan yang telah go public juga nilai perusahaan dapat dilihat dari

berbagai variabel yang melekat pada perusahaan itu sendiri. Misalnya pada

aset yang dimiliki dan lain sebagainya yang dapat membentuk penilaian

investor terhadap perusahaan.

Fenomena yang terjadi, harga saham yang terbentuk adalah sentimen

para investor di bursa. Perilaku investor dalam mengambil keputusan

investasi itu sendiri masih sulit diukur karena perilaku berkaitan dengan

faktor psikologis di mana setiap orang memiliki psikologis yang berbeda-

beda. Namun faktor psikologis investor dalam pengambilan keputusan

investasi dapat dipengaruhi oleh informasi yang diterima serta pengetahuan

1
dan kemampuan yang dimiliki (Puspitaningtyas, 2014). Informasi yang dapat

menjadi faktor pertimbangan investor adalah informasi akuntansi perusahaan.

Informasi akuntansi merupakan ringkasan keuangan perusahaan yang

menunjukkan kondisi atau performa keuangan perusahaan selama periode

tertentu. Informasi akuntansi yang akan memengaruhi perilaku investor

adalah informasi yang menampilkan kinerja positif dan mengalami

pertumbuhan. Dengan demikian, investor memiliki pandangan positif

terhadap perusahaan. Dalam menyajikan informasi akuntansi yang baik,

diperlukan kondisi rill perusahaan yang baik juga, salah satu upaya dalam

meningkatkan performa perusahaan adalah membuat keputusan keuangan

perusahaan.

Pengambilan keputusan keuangan oleh manajer keuangan menjadi

sangat penting dan perlu berhati-hati karena satu keputusan keuangan yang

diambil akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya. Permasalahannya

adalah keputusan keuangan seperti apa yang perlu dibentuk agar dapat

meningkatkan performa perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan nilai

perusahaan. Rodoni dan Ali (2014:3) menyatakan bahwa dalam menciptakan

nilai perusahaan, manajer keuangan harus mencoba membuat keputusan

investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen yang tepat.

Menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010), dalam fungsi keuangan

perusahaan keputusan investasi merupakan faktor penting, di mana nilai

perusahaan semata-mata ditentukan keputusan investasi. Melalui keputusan

investasi, perusahaan melepaskan dana pada saat ini dengan harapan untuk

2
menghasilkan arus dana yang lebih besar di masa mendatang. Keuntungan

yang diperoleh dengan tingkat risiko tertentu itulah yang dapat meningkatkan

nilai perusahaan.

Dalam teori signalling juga menyatakan bahwa keputusan investasi

adalah sinyal kepada investor bahwa semakin tinggi kesempatan investasi

yang diimplementasikan perusahaan maka akan meningkatkan pertumbuhan

perusahaan. Peningkatan investasi perusahaan akan meningkatkan

kepercayaan investor dalam memutuskan investasi terhadap perusahaan.

Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya

bertujuan untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi

terhadap cash inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan

profitabilitas perusahaan dan kemudian berdampak terhadap nilai perusahaan.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Warusawitharana (2015), keputusan

investasi yang dilakukan dapat berpengaruh positif terhadap profitabilitas

suatu perusahaan dan kemudian meningkatkan performa perusahaan dan pada

akhirnya berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Namun

perbedaan ditemukan pada penelitian Pratiska (2013), dana yang digunakan

perusahaan untuk melaksanakan kegiatan investasi akan berdampak terhadap

kinerja perusahaan di masa depan bukan saat ini. Sehingga keputusan

investasi tidak memengaruhi profitabilitas perusahaan saat ini.

Keputusan investasi sebagai fungsi keuangan yang penting perlu

dilaksanakan terlebih dahulu baru dapat berdampak terhadap profitabilitas

maupun nilai perusahaan. Implementasi dari keputusan investasi tentu

3
membutuhkan biaya. Oleh karena itu, keputusan investasi sangat dipengaruhi

oleh ketersediaan dana dalam perusahaan. Hal ini seperti yang dikemukakan

oleh Husnan (1996:14) yang menyatakan keputusan pendanaan berhubungan

dengan perolehan dana bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada

keputusan investasi. Perusahaan memerlukan sumber dana di mana

pendanaan tersebut dapat berasal dari internal (internal financing) maupun

eksternal (external financing) perusahaan. Dengan memerhatikan sumber-

sumber dana, perusahaan memiliki berbagai alternatif untuk menentukan

struktur modal yang tepat bagi perusahaan.

Hubungan antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan

juga masih mengalami perdebatan. Menurut Modigliani dan Miller (1958)

dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa kondisi pasar yang sempurna tidak

ada hubungan antara keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Bahkan

ketika struktur modal telah relevan, faktor pajak atau faktor lain masih

membuat tidak terjadi hubungan langsung antara investasi dan pendanaan

karena investasi diputuskan terlebih dahulu baru memutuskan pendanaan.

Sehingga investasi bersifat independen terhadap keputusan pendanaan ketika

benar-benar menginginkan nilai yang maksimal untuk nilai perusahaan.

Perbedaan tersebut akan muncul ketika membicarakan sikap perusahaan

dalam praktik keputusan pendanaan sesuai dengan kondisi keuangan

perusahaan tersebut saat itu.

Dalam praktiknya jika keputusan investasi dikaitkan dengan tingkat

kesempatan dalam berinvestasi. Menurut Myers (1977), perusahaan dengan

4
tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung akan mengurangi persentase

penggunaan hutang karena semakin tinggi penggunaan hutang akan

mengakibatkan hilangnya kesempatan dalam berinvestasi akibat akan

meningkatkan risiko kebangkrutan. Hal tersebut sesuai dengan teori pecking

order yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat hutang

yang semakin tinggi akan mengakibatkan dana yang dimiliki akan digunakan

terlebih dahulu untuk membayar hutang-hutangnya daripada digunakan untuk

mengimplementasikan keputusan investasi. Sehingga ada hubungan negatif

antara keputusan investasi dengan keputusan pendanaan.

Dalam kaitannya dengan profitabilitas, keputusan pendanaan yang

optimum dapat diperoleh dengan mengombinasikan hutang dengan modal

sendiri yang memiliki biaya modal paling minimal. Struktur modal yang

optimum dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh

keuntungan atau laba yang tinggi (Pratiska, 2013). Hal tersebut akibat

efektivitas dana dalam mengimplementasikan keputusan investasi. Semakin

besar profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi kesempatan

perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik

bagi investor karena menandakan meningkatnya kemampuan perusahaan

dalam memperoleh keuntungan.

Salah satu indikator perkembangan ekonomi sebuah negara dapat

dilihat melalui pasar modal. Pasar modal memberikan tempat bagi semua

pihak baik yang kelebihan dana untuk berinvestasi maupun pihak yang

kekurangan dana dan sedang membutuhkan sumber pembiayaan jangka

5
panjang bagi usahanya. Seiring berjalannya waktu, penduduk Indonesia yang

mayoritas Islam membutuhkan tempat berinvestasi dengan fungsi yang tidak

melunturkan keunggulan dari pasar modal tetapi menjamin tidak melanggar

ketentuan dari syariat Islam. Tingginya permintaan akan hal tersebut

membuat pemerintah Indonesia membuka investasi saham syariah, salah

satunya dapat dilihat menggunakan indeks yang terdiri dari 30 perusahaan

pilihan yang masuk kriteria syariah dan persyaratan lain yakni Jakarta

Islamic Index (JII).

Jakarta Islamic Index (JII) sebagai solusi mengatasi permasalahan

tersebut, namun perlu dicermati kriteria apa yang sebenarnya dapat dijadikan

tolak ukur menempatkan produk tersebut sesuai syariat Islam atau tidak.

Adam dan Bakar (2014) menyatakan dalam menentukan kriteria syariah perlu

melakukan screening syariah terlebih dahulu, syariah yang benar adalah

mengikuti hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Syariah

Islam melarang segala bentuk investasi yang mengandung riba, maysir, dan

gharar. Berkaca pada aturan tersebut, Jakarta Islamic Index (JII) telah

menggunakan prinsip hukum Islam dan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah

Nasional (DSN). Setiap perusahaan yang akan masuk akan diseleksi

berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, perusahaan tersebut tidak

memproduksi barang dan jasa yang diharamkan, tidak mengandung riba,

transaksi yang akan dilakukan tidak meragukan, tidak mengandung spekulasi

ataupun judi, dan masih terdapat kriteria lainnya.

6
Tak hanya akibat membutuhkan tempat yang memberikan rasa aman

berinvestasi sesuai dengan syariat islam. Kuatnya ekonomi Islam beberapa

tahun silam dalam mengahadapi krisis ekonomi membuat instrumen ekonomi

Islam menarik untuk dikembangkan. Melihat kinerja dari Jakarta Islamic

Index (JII) beberapa tahun terakhir memang masih mengalami fluktuasi. Jika

dilihat melalui pergerakan harga dari Jakarta Islamic Index (JII) selama tiga

tahun terakhir. Pada tahun 2014, indeks mengalami pertumbuhan sebesar 18,1

persen dari tahun 2013 dan pada tahun 2015, indeks mengalami penurunan

sebesar 12,69 persen dari tahun 2014. Namun, pada akhir tahun 2015 harga

indeks ditutup dengan pergerakan grafik yang mulai merangkak naik. Berikut

ini merupakan grafik pergerakan indeks selama tiga tahun terakhir:

Gambar 1.1

Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII)

Tahun 2013-2015

Sumber: Yahoo! Finance

7
Jika melakukan perbandingan kinerja dari beberapa indeks, data dari

Bapepam Desember 2011, Jakarta Islamic Index (JII) memberikan return

sebesar 12 persen, sedangkan LQ45 sebesar 13 persen. Hal tersebut

menandakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja saham

syariah dengan konvensional di Indonesia. Sedangkan, perbandingan kinerja

beberapa indeks dalam lima tahun terakhir yakni 2010-2015 dapat dilihat

sebagai berikut:

Gambar 1.2

Perbandingan Kinerja JII, IHSG, dan LQ45

Tahun 2010-2015

Sumber: www.bareksa.com

Berdasarkan gambar 1.2, saham-saham berkapitalisasi besar yang

diwakili oleh indeks LQ45 hanya memberikan return sebesar 21,12 persen,

indeks syariah yang diwakili Jakarta Islamic Index (JII) memberikan return

sebesar 14,05 persen, dan IHSG memberikan return sebesar 25,63 persen.

8
Melalui tiga data di atas, menunjukkan bahwa Jakarta Islamic Index (JII)

masih berfluktuasi dan dalam perbandingan kinerja dengan indeks lainnya

juga masih belum unggul. Hal tersebut wajar terjadi karena investasi syariah

masih dikatakan lebih baru dibandingkan investasi konvensional di negeri ini.

Kenyataan tersebut tidak dapat dijadikan dasar untuk meragukan

performa dari investasi syariah. Sudah terbuktinya kekuatan investasi syariah

melewati krisis ekonomi merupakan hal yang patut diunggulkan. Menurut

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri melihat pertumbuhan pasar

saham syariah lebih bagus dibandingkan dengan pasar saham konvensional

karena saham-saham perbankan besar tidak masuk ke pasar saham syariah.

Hal tersebut dikarenakan adanya tekanan terhadap perbankan. Kebijakan

pemerintah menekan Net Interest Margin (NIM). Selain itu, tingkat kredit

macet atau Non Performing Loan (NPL) meningkat. Tekanan lainnya juga

berasal dari kebijakan pemerintah yang menghimbau perusahaan keuangan

negara seperti Dana Pensium untuk menempakan sebagian investasinya ke

Surat Utang Negara (SUN) (http://investasi.kontan.co.id). Dengan demikian,

prospek pertumbuhan saham syariah di tahun mendatang akan lebih baik.

Seperti yang dikutip dari syariahsaham.com, kinerja saham syariah

pada Januari 2016 mengalami kenaikan yang signifikan, 16 saham syariah

mampu mengungguli kinerja IHSG. Sedangkan, menurut republika.co.id pada

November 2016 perkembangan pasar modal syariah di Indonesia sangat

menjanjikan. Return yang dihasilkan sebesar 18 persen sedangkan IHSG

hanya 13 persen. Saham syariah memiliki kapaitalisasi pasar sekitar 56

9
persen, volume perdagangan sebesar 51 persen, dan nilai transaksi mencapai

57 persen. Kenyataan tersebut sangat diapresiasi karena investasi syariah

telah menunjukkan pertumbuhan yang gemilang dan dapat menjadi solusi

dalam berinvestasi dari kerentanan perekonomian konvensional saat ini.

Penelitian menurut Warusawitharana (2015), keputusan investasi

dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan

nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiska (2013)

menemukan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan

Setiani (2013) menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Perbedaan dari hasil penelitian tersebut yang juga

menjadi keinginan peneliti menguji konsistensi penelitian dalam variabel

tersebut. Selain itu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah

keinginan peneliti melakukan penelitian menggunakan objek Jakarta Islamic

Index (JII) karena penelitian tentang investasi syariah dalam hal keputusan

keuangan perusahaan masih jarang ditemukan dan penelitian ini juga

mengukur hubungan antara keputusan investasi dengan profitabilitas dengan

keputusan pendanaan sebagai variabel intervening.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik dengan

melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap

Keputusan Pendanaan, Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2013-

2015”.

10
B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

a. Dalam meningkatkan nilai perusahaan diperlukan membentuk

keputusan keuangan yang tepat di mana terdiri dari membuat

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen.

Setiap sebuah keputusan yang dibuat akan memengaruhi keputusan

lainnya.

b. Kebutuhan penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam

terhadap tempat berinvestasi dengan fungsi yang tidak melunturkan

keunggulan dari pasar modal tetapi menjamin tidak melanggar

ketentuan dari syariat Islam.

c. Fenomena fluktuasi yang cenderung menurun pada harga indeks

Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2015 dari yang sebelumnya

mengalami peningkatan di tahun 2014.

d. Kebijakan pemerintah menekan Net Interest Margin (NIM) dan

menghimbau perusahaan keuangan negara seperti Dana Pensium

untuk menempatkan sebagian investasinya ke Surat Utang Negara

(SUN) serta tingkat kredit macet atau Non Performing Loan (NPL)

yang meningkat, membuat tekanan bagi saham sektor perbankan dan

akan berdampak terhadap pertumbuhan dari Jakarta Islamic Index

(JII) ke depannya.

11
2. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka agar penelitian ini lebih

terarah dan efektif, penelitian ini berfokus pada peningkatan nilai

perusahaan yang diukur dengan PBV melalui keputusan investasi yang

diukur dengan MVABVA, meneliti hubungan keputusan investasi

terhadap keputusan pendanaan yang diukur dengan DAR dan DER, serta

meneliti hubungan langsung keputusan investasi terhadap profitabilitas

yang diukur dengan ROA dan ROE maupun melalui keputusan

pendanaan sebagai variabel intervening pada perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013-2015.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan

penelitian-penelitian terdahulu yang dikemukakan sebelumnya,

permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan

pendanaan?

b. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan?

c. Bagaimana pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas?

d. Apakah terdapat pengaruh keputusan investasi langsung dan tidak

langsung terhadap profitabilitas melalui variabel keputusan

pendanaan?

12
C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan

pendanaan.

2. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap nilai

perusahaan.

3. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas.

4. Untuk mengetahui pengaruh keputusan investasi langsung dan tidak

langsung dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan manajemen keuangan

khususnya mengenai keputusan investasi, keputusan pendanaan,

profitabilitas dan nilai perusahaan baik pengaruh secara langsung dan

tidak langsung sehingga dapat menerapkan ilmu ini dalam manajemen

keuangan dan pasar modal yang telah diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi Pihak Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dalam hal

melakukan kebijakan perusahaan khususnya pengambilan keputusan.

Dengan mengetahui hubungan antara keputusan investasi, keputusan

pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan akan lebih bijak untuk

mengambil keputusan dalam berinvestasi dan pemilihan struktur modal

13
yang tepat dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan

kinerja perusahaan.

3. Bagi Akademisi

Memberikan bukti empiris dalam bidang keuangan khususnya

mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan,

profitabilitas, dan nilai perusahaan maupun pengaruh langsung keputusan

investasi terhadap profitabilitas atau melalui mediasi variabel keputusan

pendanaan. Penelitian ini diharapkan pula menjadi acuan untuk penelitian

selanjutnya agar lebih baik dalam menjawab hipotesis yang berkaitan

dengan keputusan investasi, keputusan pendanaan, profitabilitas, dan

nilai perusahaan.

4. Bagi Investor

Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai informasi dalam

mengambil keputusan dengan melihat kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan kinerja perusahaan dan mengambil keputusan guna

meningkatkan nilai dari perusahaan yang dapat memaksimumkan

kekayaan dari para pemegang saham.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keputusan Investasi

Sebuah investasi perlu dilakukan oleh perusahaan agar

perusahaannya dapat tumbuh dan berkembang. Kegiatan investasi juga

merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh seorang manajer

keuangan perusahaan. Kegiatan ini melibatkan sejumlah dana yang

dikeluarkan untuk suatu hal yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih

di masa depan. Menurut Bodie, et al (2014:1), investasi merupakan

komitmen saat ini atas uang atau sumber daya lain dengan harapan untuk

mendapatkan keuntungan di masa depan.

Menurut Pujiati dan Widanar (2009), keputusan investasi merupakan

keputusan yang dikeluarkan perusahaan terkait dengan kegiatan

perusahaan untuk melepaskan dana pada saat sekarang dengan harapan

untuk menghasilkan arus dana masa mendatang dengan jumlah yang lebih

besar dari yang dilepaskan pada saat investasi awal, sehingga harapan

perusahaan untuk selalu tumbuh dan berkembang akan semakin jelas dan

terencana.

Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa keputusan investasi

merupakan kegiatan perencanaan pengalokasian dana atau aset yang

dimiliki perusahaan ke suatu aset lainnya untuk memperoleh keuntungan

di masa depan. Keputusan investasi bukanlah sebuah keputusan yang

15
mudah dalam melakukannya karena melibatkan aset perusahaan dan

harapan perusahaan di masa depan.

Menurut Moeljadi (2006:10), keputusan investasi merupakan

langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan

perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini

merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan.

Menurut Senjani (2015), keputusan investasi bukan keputusan yang

mudah karena berhubungan erat dengan sumber pendanaan baik internal

maupun eksternal yang masing-masing sumber akan digunakan tersebut

memiliki tingkat bunga yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebuah

keputusan investasi perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak

merugikan perusahaan di masa depan.

Keputusan investasi merupakan faktor penting dalam pembentukan

nilai perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010) menyatakan

bahwa nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi.

Oleh karena itu, keputusan investasi merupakan faktor penting dalam

mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari keputusan investasi ialah

memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu.

Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang bisa dikelola

diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan yang berarti menaikkan

kemakmuran pemegang saham.

Keputusan investasi juga merupakan sinyal bagi investor. Teori

Signalling menjelaskan bahwa keputusan investasi merupakan sebuah

16
tanda perusahaan akan melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan perusahaan

merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan keuntungan

lebih baik di masa yang akan datang.

Investasi dapat berjalan jika alternatif dalam melakukan investasi

telah diputuskan. Oleh karena itu, dapat dikatakan investasi dilakukan jika

keputusan investasi telah dilaksanakan. Dalam menentukan keputusan

investasi, seorang manajer keuangan disajikan beberapa macam alternatif

bentuk investasi. Keputusan investasi berkaitan dengan investasi jangka

panjang yang harus dilakukan, baik dalam bentuk aset berwujud maupun

tidak berwujud (Rodoni dan Ali, 2014:2).

Hidayat (2010) menjelaskan hal serupa, keputusan investasi meliputi

investasi pada aktiva jangka pendek (aktiva lancar) dan aktiva jangka

panjang (aktiva tetap). Aktiva jangka pendek biasanya didefinisikan

sebagai aktiva dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau kurang

dari satu siklus bisnis, dalam hal ini dana yang diinvestasikan pada aktiva

jangka pendek diharapkan akan diterima kembali dalam waktu dekat atau

kurang dari satu tahun dan diterima sekaligus. Tujuan perusahaan

berinvestasi pada aktiva jangka pendek adalah untuk digunakan sebagai

modal kerja atau operasional perusahaan. Sedangkan aktiva jangka

panjang didefinisikan sebagai aktiva dengan jangka waktu lebih dari satu

tahun, dalam hal ini dana yang ditanamkan pada aktiva jangka panjang

akan diterima kembali dalam waktu lebih dari satu tahun dan kembalinya

17
secara bertahap. Tujuan perusahaan berinvestasi pada aktiva jangka

panjang adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.

2. Keputusan Pendanaan

Salah satu fungsi manajemen keuangan adalah menentukan

keputusan pendanaan dalam membiayai investasi yang akan dilakukan

perusahaan. Keputusan pendanaan dari manajemen keuangan berhubungan

dengan pemilihan sumber pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan

pembiayaan perusahaan (Husnan, 1996:10).

Menurut Rodoni dan Ali (2014:2), keputusan pendanaan merupakan

langkah selanjutnya setelah memutuskan investasi, sehingga dalam

keputusan pendanaan mempertimbangkan mengenai sumber dana yang

akan digunakan untuk investasi tersebut.

Keputusan pendanaan dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai sumber dana, baik berasal dari internal perusahaan maupun

eksternal perusahaan. Keputusan pendanaan yang berasal dari dana

internal, misalnya dapat berupa laba ditahan dan cadangan-cadangan yang

disisihkan sedangkan dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang,

saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan. Hal ini menunjukkan

bahwa keputusan pendanaan terkait dengan menentukan struktur modal

yakni perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri,

maka keputusan pendanaan sering juga disebut dengan keputusan struktur

modal (Husnan:1996, 14).

18
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan

jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang

jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana

perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba

ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari

modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu

dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari

hutang. Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus

mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang

efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang

optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur

modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan

sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Harjito,

2002 : 240).

Beberapa tokoh telah membahas tentang struktur modal, di antaranya

adalah sebagai berikut:

a. Teori Struktur Modal Tradisional

Menurut Sjahrial (2008:179), pendekatan tradisional berpendapat

bahwa kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai

perusahaan bisa diubah dengan dengan cara mengubah struktur

modalnya. Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-an.

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pada tingkat leverage tertentu,

risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Namun demikian setelah

19
rasio leverage tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat.

Pendekatan tradisional mengemukakan bahwa terjadi perubahan

struktur modal optimal dan peningkatan nilai total perusahaan dengan

menggunakan jumlah utang tertentu. Dengan menggunakan utang yang

semakin besar, pada mulanya perusahaan dapat menurunkan biaya

modal dan meningkatkan nilai perusahaan.

b. Modiligliani Miller

Teori ini bermula pada tahun 1958, saat Franco Modigliani dan

Merton Miller mempublikasikan artikel keuangan yang berjudul “The

Cost of Capital, Corporation Finance and The Theory of Investment”.

MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh

struktur modalnya. MM berpendapat bahwa dalam keadaan pasar

sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai

perusahaan tetapi dengan adanya pajak maka hutang menjadi relevan.

MM berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak

berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan.

Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal

antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai

investasi. Karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari

keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah

walaupun struktur modalnya berubah.

Menurut Sjahrial (2008:183), beberapa asumsi dalam teori ini

adalah sebagai berikut:

20
1) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan δ EBIT (Standard Deviation

Earning Before Interest and Taxes = Deviasi Standar Laba Sebelum

Bunga dan Pajak).

2) Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan

di masa mendatang.

3) Saham dan obligasi diperjualbelikan di suatu pasar modal yang

sempurna. Adapun kriteria pasar modal yang efisien adalah:

 Informasi selalu tersedia bagi semua investor (Symmetric

information) dan dapat diperoleh tanpa biaya

 Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional

 Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna

 Tidak ada baik pajak penghasilan perorangan maupun pajak

penghasilan perusahaan

 Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan

tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar

tingkat bunga bebas risiko. Hutang adalah tanpa risiko sehingga

suku bunga pada hutang adalah suku bunga bebas risiko.

4) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas dengan kata lain, pertumbuhan

perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama.

Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang

berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital : A

Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan.

Peraturan perpajakan memperboleh pengurangan pembayaran bunga

21
sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham

tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong

perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM

membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam

perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat sejalan dengan

makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai maksimum

bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001).

c. Financial Distress

Financial Distress adalah kondisi di mana perusahaan mengalami

kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan

kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan yang disebabkan

oleh, keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi

perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual dan

sebagainya. Biaya kebangkrutan ini termasuk dalam direct cost of

financial distress (Sjahrial, 2008:202).

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.

Meckling pada tahun 1976. Menurut Rodoni dan Ali (2014:189),

financial distress ditinjau dari aspek keuangan, maka terdapat tiga

keadaan yang dapat menyebabkan financial distress yaitu:

1) Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal

Ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang bersumber

pada penjualan atau penagihan piutang dengan pengeluaran uang

untuk membiayai operasi perusahaan tidak mampu menarik untuk

22
kekurangan dana tersebut, maka perusahaan akan berada pada

kondisi tidak likuid.

2) Besarnya beban utang dan bunga

Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar untuk

menutup kekurangan dana, maka likuiditas perusahaan dapat teratasi

untuk sementara waktu. Tetapi kemudian timbul persoalan baru yaitu

adanya kewajiban untuk membayar kembali pokok pinjaman dan

bunga kredit.

3) Menderita kerugian

Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu menutup

seuruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih.

Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan untuk

reinvestasi. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu berupaya

meningkatkan pendapatan dan mengendalikan tingkat biaya.

Ketidakmampuan perusahaan mempertahankan keseimbangan

pendapatan dengan biaya, maka perusahaan akan mengalami

financial distress.

Menurut Rodoni dan Ali (2014:194), kondisi perekonomian suatu

negara merupakan salah satu penyebab terjadinya financial distress.

Kepekaan perusahaan terhadap tekanan kondisi ekonomi makro

merupakan inti dari risiko sistematis. Beberapa faktor ekonomi makro

yang memengaruhi financial distress yaitu, Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG), Inflasi dan Nilai Tukar.

23
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Begitu pula dengan faktor

ekonomi makro. Dengan demikian, keseimbangan tersebut harus dijaga

agar perusahaan terhindar dari kondisi financial distress.

Menurut Rodoni dan Ali (2014:187), financial distress dapat di

atasi dengan beberapa cara yaitu:

1) Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual aset-aset

utama, melakukan merger dengan perusahaan lain, menurunkan

pengeluaran dan biaya penelitian dan pengembangan.

2) Berhubungan dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan

menerbitkan sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan bank dan

kreditor. Financial distress dapat melibatkan restrukturisasi aset atau

pun restrukturisasi keuangan.

24
Gambar 2.1

Tahap Financial Distress

Financial Distress

49% 51%

Tidak melakukan Melakukan


restrukturisasi restrukturisasi
keuangan keuangan

53% 47%

Melakukan atas Melakukan atas


putusan pengadilan prakarsa sendiri

3% 10%
7%

Melakukan
Merger dengan
reorganisasi dan Likuidasi
perusahaan lain
berhasil bangkit
kembali

Tahap-tahap financial distress pada gambar di atas menjelaskan

bahwa sebanyak 49 persen perusahaan mendapatkan manfaat dari

financial distress dengan merestrukturisasi aset. Sedangkan perusahaan

yang tidak melakukan resturukturisasi keuangan melakukan penyehatan

terhadap hutang sehingga mengubah perilaku perusahaan dan mendesak

perusahaan untuk membuang bisnis mereka yang tidak berhubungan.

25
d. Model Trade Off

Trade off model dalam struktur modal menunjukkan bahwa

perusahaan tidak dapat menggunakan hutang yang banyak. Satu hal

yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang, akan semakin

tinggi kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan.

Perusahaan yang menggunakan hutang maka perusahaan akan

memperoleh keuntungan berupa penghematan pajak. Namun di sisi lain

perlu diperhitungkan biaya yang akan ditimbulkan dari penggunaan

hutang tersebut (Rodoni dan Ali, 2014:131).

Menurut Sjahrial (2008:203), semakin besar penggunaan utang

akan meningkatkan keuntungan dari penggunaan hutang tetapi biaya

financial distress dan agency cost juga akan meningkat. Oleh karena

itu, penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi

hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik itu, penggunaan hutang

akan menurunkan nilai perusahaan karena keuntungan dari penggunaan

hutang tidak sebanding dengan kenaikan biaya financial distress dan

agency cost.

Trade of Theory menjelaskan hubungan antara pajak yang harus

dibayarkan, risiko kebangkrutan dan struktur modal dengan

penggunaan hutang yang disebabkan oleh keputusan pendanaan

perusahaan (Brealey dan Myers, 1991) dalam (Pratiska, 2013). Dengan

demikian, penggunaan struktur modal yang optimal diperlukan untuk

26
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Kombinasi yang tepat

diperlukan sesuai dengan kondisi perusahaan.

e. Pecking Order Theory

Pecking order menyukai penggunaan sumber dana internal

terlebih dahulu karena hutang yang terlalu besar akan mengakibatkan

nilai perusahaan akibat risiko yang semakin tinggi. Perusahaan dapat

menggunakan dana dari eksternal perusahaan ketika dana internal tidak

mencukupi.

Pecking order menjelaskan bahwa hutang biasanya akan

bertambah ketika investasi melebihi laba ditahan dan hutang akan

berkurang jika investasi kurang dari laba ditahan. Semakin tingginya

tingkat leverage perusahaan maka akan semakin kecil kesempatan

investasinya, karena perusahaan masih mempunyai kewajiban dalam

pembayaran periodik atas pokok dan bunga pinjaman yang tinggi

sehingga dapat menyebabkan aliran kas perusahaan berkurang. Hal ini

berarti semakin tinggi leverage perusahaan memungkinan perusahaan

dalam reinvestasinya akan semakin kecil karena perusahaan masih

mempunyai beban risiko finansial (financial risk) atas leverage tersebut

(Saputro dan Hindasah, 2007).

3. Profitabilitas

Profitabilitas termasuk salah satu dasar pertimbangan investor untuk

berinvestasi di suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai profitabilitas maka

investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut

27
dikarenakan profitabilitas menandakan kemampuan perusahaan

memperoleh keuntungan. Semakin besar kemampuan tersebut akan

meningkatkan keuntungan bagi investor.

Profitabilitas merupakan pendapatan untuk membiayai investasi

yang ditujukan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi

profitabilitas maka semakin besar peluang investasi yang bisa dijalankan

(Baskin, 1983) dalam (Saputro dan Hindasah, 2007). Oleh karena itu,

profitabilitas layaknya sebuah sinyal kondisi perusahaan.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam

menggunakan harta yang dimilikinya. Sehingga profitabilitas perusahaan

harus dilihat sebagai faktor pendorong dan dalam jangka panjang,

perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya

sehingga mampu membayar kewajibannya (Rodoni dan Ali, 2014:192).

Rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, untuk menghasilkan laba

dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian

prestasi perusahaan. Laba perusahaan selain merupakan indikator

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang

dananya juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai perusahaan

yang menunjukkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang.

28
4. Nilai Perusahaan

Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimumkan

kekayaan para pemegang saham. Memaksimumkan kekayaan pemegang

saham dapat dilihat dari tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan

merupakan ukuran nilai yang objektif oleh publik dan orientasi pada

kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Harmono (2009), nilai perusahaan adalah kinerja

perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham yang dibentuk oleh

permintaan dan penawaran di pasar modal yang merefleksikan penilaian

masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Kondisi baik atau buruknya suatu

perusahaan dapat dilihat melalui harga atau nilai sahamnya. Perusahaan

yang memiliki kinerja baik, cenderung mempunyai harga saham yang

lebih stabil atau bahkan mengalami peningkatan.

Nilai perusahaan merupakan persepsi masyarakat terhadap

perusahaan yang dapat dicerminkan melalui harga saham. Menurut Rodoni

dan Ali (2014:4), semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai

perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran

pemegang saham yang juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan

perusahaan direpsentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan

cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset.

Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa nilai perusahaan dapat

dilihat dari harga pasar saham perusahaan yang merupakan suatu cerminan

29
penilaian investor secara keseluruhan. Selain itu, harga pasar saham

menunjukkan penilaian sentral diseluruh pelaku pasar dan bertindak

sebagai barometer kinerja manajemen perusahaan.

Nilai perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan di masa

depan bagi investor sehingga diperlukan suatu ukuran dalam

mengetahuinya. Menurut Suharli (2006), nilai perusahaan pada dasarnya

dapat diukur melalui beberapa aspek yaitu:

a. Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau metode PER

b. Pendekatan arus kas atau metode diskonto arus kas

c. Pendekatan dividen atau metode pertumbuhan dividen

d. Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva

e. Pendekatan harga saham

f. Pendekatan economic value added (EVA)

Meningkatkan nilai perusahaan dapat diupayakan dengan

meningkatkan performa perusahaan yang diimplementasikan dalam

pembuatan keputusan keuangan. Optimalisasi nilai perusahaan dapat

dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, di mana satu

keputusan keuangan yang diambil akan memengaruhi keputusan keuangan

lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan.

Nilai perusahaan juga merupakan suatu satuan harga yang harus

dibayar oleh calon pembeli di dalam bursa mengingat keterkaitan nilai

perusahaan itu sendiri dalam harga saham. Beberapa indikator yang

digunakan untuk nilai perusahaan di antaranya adalah:

30
a. Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan

yang diperoleh oleh pemegang saham. PER dapat dihitung dengan

rumus (Fitriana, 2014):

Harga pasar saham


PER =
Laba per lembar Saham

b. Price Book Value (PBV)

Metode ini akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan

menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. PBV

dapat dihitung dengan rumus:

Nilai buku ekuitas saham


PBV =
Jumlah lembar Saham beredar

c. Tobin’s Q Ratio

Q Tobin adalah nilai pasar dari aset perusahaan dibagi dengan

biaya penggantinya. Q Tobin dapat dihitung dengan rumus:

Nilai pasar aset perusahaan


Q Tobin =
Biaya Penggantian Aset Perusahaan

31
5. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang diperuntukkan

dalam membiayai investasi yang akan dilakukan perusahaan. Pendanaan

menjadi penting karena tanpa keputusan pendanaan yang baik akan

menghambat aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan. Menurut

Husnan (1996:14), keputusan pendanaan berhubungan dengan perolehan

dana bagi pelaksanaan investasi yang telah dipilih pada keputusan

investasi.

Kegiatan investasi yang merupakan peluang perusahaan untuk

tumbuh dan memperoleh keuntungan di masa mendatang memiliki

hubungan negatif dengan keputusan pendanaan. Hal tersebut diakibatkan

semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan mengurangi

penggunaan hutang oleh perusahaan dalam membiayai investasinya.

Menurut Myers (1977), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

yang tinggi akan cenderung untuk mengurangi penggunaan hutang karena

tingginya tingkat hutang yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko

kebangkrutan.

Menurut teori Trade Off, selain tingginya tingkat hutang akan

meningkatkan risiko kebangkrutan juga penggunaan hutang akan

meningkatkan nilai perusahaan namun pada saat mencapai titik tertentu

akan menurunkan nilai perusahaan akibat nilai kebangkrutan tidak

sebanding dengan keuntungan dari penggunaan hutang tersebut.

Sedangkan menurut teori pecking order, perusahaan yang memiliki tingkat

32
hutang yang semakin tinggi akan mengakibatkan dana yang dimiliki akan

digunakan terlebih dahulu untuk membayar hutang-hutangnya daripada

digunakan untuk mengimplementasikan keputusan investasi.

Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan

keputusan pendanaan di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis

alternatif pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1: terdapat pengaruh negatif keputusan investasi terhadap

keputusan pendanaan

6. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan investasi dilakukan untuk menghasilkan arus kas di masa

mendatang yang lebih besar dari kas yang dikeluarkan. Keuntungan

tersebut senantiasa diharapkan perusahaan untuk membuat perusahaan

selalu tumbuh dan berkembang. Namun, keputusan investasi bukanlah

keputusan yang mudah karena berhubungan erat dengan masa depan

perusahaan. Keputusan investasi akan memengaruhi keputusan keuangan

lainnya seperti, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Sehingga

keputusan investasi adalah faktor penting dalam pembentukan nilai

perusahaan.

Menurut Hidayat (2010), nilai perusahaan semata-mata ditentukan

oleh keputusan investasi. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh

keuntungan dengan tingkat risiko tertentu, risiko yang dapat dikelola

diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan.

33
Menurut teori signalling, keputusan investasi juga merupakan

sebuah sinyal bagi investor. Sinyal yang dimaksud adalah sebuah

keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah tanda bagi

investor bahwa perusahaan akan melakukan pertumbuhan. Pertumbuhan

perusahaan merupakan kabar baik bagi investor yang akan mendapatkan

keuntungan lebih baik di masa yang akan datang. Nilai positif dari investor

tersebut yang akan meningkatkan nilai perusahaan.

Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan nilai

perusahaan di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif

kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha2: terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai

perusahaan

7. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas

Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya

bertujuan untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi

terhadap cash inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan

profitabilitas perusahaan dan kemudian berdampak terhadap nilai

perusahaan.

Investasi yang dilakukan perusahaan dapat memberikan peluang bagi

perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan tersebut adalah salah satu faktor

penting bagi investor untuk menanamkan modalnya. Oleh karena itu,

tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai

perusahaan.

34
Menurut Baskin (1983) dalam Saputro dan Hindasah (2007),

semakin besar profitabilitas perusahaan akan semakin besar peluang

investasi yang bisa dijalankan. Profitabilitas adalah tanda kemampuan

perusahaan memperoleh keuntungan. Semakin besar kemampuan

perusahaan memperoleh keuntungan akan memperbesar potensi

perusahaan untuk investasi dan terus tumbuh di masa mendatang.

Sehingga adanya hubungan positif antara keputusan investasi dengan

profitabilitas dalam membentuk nilai perusahaan.

Dari berbagai keterkaitan antara keputusan investasi dengan

profitabilitas di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif

ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha3: terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap

profitabilitas

8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas

Keputusan pendanaan merupakan aktivitas dalam menentukan

keputusan pembiayaan dari berbagai sumber dana, baik berasal dari

internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pemilihan sumber dana

yang akan digunakan dalam melakukan pembiayaan investasi perusahaan

diperlukan struktur modal yang optimal.

Perimbangan antara dana internal dan eksternal yang optimal sangat

diperlukan bagi perusahaan karena struktur modal yang optimal akan

membuat perusahaan dapat meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

memperoleh keuntungan di masa mendatang.

35
Menurut Martono dan Harjito (2002:204), Peningkatan kemampuan

tersebut berasal dari pendanaan yang efisien sehingga dapat

meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan sehingga akan

memaksimalkan nilai perusahaan.

Dari berbagai keterkaitan antara keputusan pendanaan dengan

profitabilitas di atas, maka dapat dirumuskan melalui hipotesis alternatif

keempat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha4: terdapat pengaruh antara keputusan investasi terhadap

profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai variabel

intervening

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan

pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan ini menggunakan beberapa

acuan penelitian terdahulu. Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu

dalam tabel 2.1 di bawah ini yang menunjukkan beberapa hasil penelitian

sebelumnya dengan variabel terkait dalam penelitian ini.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Judul Metode


No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
1. Marizah Which firms Data Panel Penelitian ini Penelirtian ini
Minhat use Islamic menemukan bahwa meneliti
dan financing? islamic financing keputusan
Nazam signifikan terbentuk pendanaan yang
Dzolkarna dari ekuitas pengguna digunakan pada

36
Nama Judul Metode
No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
ini (2017) dalam menentukan pendanaan
struktur modal. syariah dan
Namun pada menggunakan
perusahaan yang tambahan
kurang variabel bebas,
menguntungkan yaitu collateral.
ditemukan lebih
cenderung
menggunakan hutang
dari ekuitas. Hal ini
konsisten dengan
teori agency.
2. Giriati Free cash Ordinary Least Free cash flow tidak Penelitian ini
(2016) flow, Square berpengaruh terhadap menggunakan
dividend kebijakan deviden, tambahan
policy, free cash flow dan
variabel bebas
investment investnent decision
opportunity tidak memengaruhi yaitu, free cash
set, kebijakan deviden. flow dan
opportunisti Tetapi saat diuji managerial
c behavior simultan pada seluruh behavior.
and firm’s variabel
value memengaruhi nilai
perusahaan
3. Norma Pengaruh Analisis Jalur Struktur modal Penelitian ini
Safitri dan Struktur ditemukan tidak menggunakan
Aniek Modal dan berpengaruh perusahaan semen
Wahyuati Keputusan signifikan terhadap yang terdaftar di
(2015) Investasi profitabilitas tetapi bursa efek
Terhadap berpengaruh negatif Indonesia sebagai
Profitabilita signifikan terhadap objek penelitian
s dan Nilai nilai perusahaan. dan juga proksi
Perusahaan Keputusan investasi MBEBVE dalam
berpengaruh positif menilai variabel
signifikan terhadap keputusan
profitabilitas dan nilai investasi.
perusahaan. Terakhir,
profitabilitas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
4. Ozde Capital Data Panel Semakin besar Penelitian ini
Oztekin Structure perusahaan akan menggunakan
(2015) Decisions meningkatkan aktiva tambahan

37
Nama Judul Metode
No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
around the tetap perusahaan. variabel bebas
World:Whic Peningkatan tersebut yaitu, inflasi
h Factors akan meningkatkan untuk menilai
Are Reliably leverage. Selain itu, pengaruh struktur
Important? profitabilitas akan modal.
lebih tinggi jika
leverage perusahan
rendah dan operasi
perusahaan di dalam
lingkungan inflasi
akan menurunkan
leverage.
5. Mursalim Financial PLS Keputusan investasi Penelitian ini
et. al Decision, berpengaruh positif menggunakan
(2015) Innovation, signifikan terhadap tambahan
Profitability profitabilitas dan nilai variabel bebas
and perusahaan, yaitu, inovasi.
Company keputusan pendanaan
Value : berpengaruh positif
Case Study signifikan terhadap
on nilai perusahaan
Manufacturi maupun profitabilitas,
ng in keputusan deviden
Indonesian berpengaruh positif
Stock signifikan terhadap
Exchange profitabilitas namun
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan,
inovasi berpengaruh
positif signifikan
terhadap profitabilitas
dan nilai perusahaan
dan profitabilitas
berpengaruh positif
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
6. Mohamma The Impact Regresi dan Penelitian ini Penelitian ini
d Irfan of Book Korelasi membuktikan menggunakan dua
dan Vipin Value on pentingnya nilai buku model analisis
Kumar Market perusahaan karena regresi dan
(2015) Value of akan memengaruhi korelasi.
Shariah nilai pasar Penelitian ini juga
Compliant perusahaan tersebut menilai nilai buku

38
Nama Judul Metode
No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
Companies yang dicerminkan perusahaan
in India: An melalui harga saham. terhadap nilai
Empirical Kemudian keputusan pasar.
Analysis investasi dan
kebijakan dividen
juga akan
berpengaruh atas nilai
pasar tersebut dalam
menyusun kebijakan-
kebijakannya.
7. Luh Putu Pengaruh Analisis Jalur Keputusan investasi Penelitian ini
Novita keputusan berpengaruh positif menggunakan
Sartini investasi, signifikan terhadap proksi PER dalam
dan Ida Kebijakan nilai perusahaan, menilai keputusan
Bagus Dividen, kebijakan dividen investasi, proksi
Anom Serta berpengaruh positif DAR dalam
Purbawan Keputusan signifikan terhadap menilai keputusan
gsa (2014) Pendanaan nilai perusahaan, pendanaan, proksi
Terhadap keputusan pendanaan DPR dalam
Nilai berpengaruh positif menilai kebijakan
Perusahaan signifikan terhadap dividen dan
Manufaktur nilai perusahaan, proksi PBV
di Bursa serta kebijakan dalam menilai
Efek dividen berpengaruh nilai perusahaan.
Indonesia positif signifikan
terhadap
keputusan pendanaan.
8. Rahman Pengaruh Analisis Jalur Penelitian Penelitian ini
Rusdi Struktur menemukan bahwa menggunakan
Hamidy Modal struktur modal profitabilitas
(2014) Terhadap
berpengaruh terhadap sebagai variabel
Nilai
Perusahaan profitabilitas. Hasil intervening dalam
dengan penelitian sesuai melihat pengaruh
Profitabilita dengan teori trade off tidak langsung
s Sebagai di mana penggunaan struktur modal
Variabel hutang akan terhadap nilai
Intervening menurunkan biaya perusahaan dan
Pada
agensi sehingga laba menggunakan
Perusahaan
Properti dan akan meningkat yang objek penelitian
Real Estate akan meningkatkan perusahaan di
di Bursa profitabilitas dan sektor properti
Efek

39
Nama Judul Metode
No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
Indonesia pada akhirnya dan real estate.
meningkatkan nilai
perusahaan.
9. Fitriana Pengaruh Analisis SEM ROA berpengaruh Penlitian ini
(2014) Keputusan positif signifikan menggunakan
Investasi, terhadap DPR, kebijakan dividen
Keputusan sedangkan TAG dan (DPR) sebagai
Pendanaan DER berpengaruh variabel
dan negatif signifikan intervening untuk
Profitabilita terhadap DPR.TAG, melihat pengaruh
s Terhadap DER, ROA dan DPR langsung dan
Nilai berpengaruh positif tidak langsung
Perusahaan: dan signifikan keputusan
Kebijakan terhadap PBV. Investasi (TAG),
Dividen Berdasarkan hasil uji keputusan
Sebagai sobel, DPR dapat pendanaan
Variabel memediasi pengaruh (DER),
Intervening ROA terhadap PBV, profitabilitas
Pada sedangkan pengaruh (ROA) terhadap
Perusahaan TAG dan DER nilai perusahaan
Manufaktur terhadap PBV tidak (PBV).
yang dapat di mediasi
Terdaftar di melalui DPR.
BEI
10. Rury Pengaruh Data Panel Keputusan investasi Penelitian ini
Setiani Keputusan berpengaruh tidak menggunakan
(2013) Investasi, signifikan dan negatif variabel tingkat
Keputusan terhadap nilai suku bunga SBI
Pendanaan perusahaan, sebagai variabel
dan Tingkat Keputusan pendanaan bebas dan
Suku Bunga berpengaruh menggunakan
Terhadap signifikan dan positif objek penelitian
Nilai terhadap nilai sektor otomotif.
Perusahaan perusahaan dan
Pada tingkat suku bunga
Perusahaan berpengaruh
Otomotif signifikan dan negatif
yang terhadap nilai
Terdaftar di perusahaan.
Bursa Efek
Indonesia
11. Ni Gst. A. Pengaruh Analisis Jalur Investment Penelitian ini
Pt. Silka IOS, opportunity set tidak melakukan

40
Nama Judul Metode
No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
Pratiska Leverage berpengaruh terhadap pengamatan
(2013) dan profitabilitas, hanya pengaruh
Dividend variabel Investment langsung dan
Yield opportunity set dan tidak langsung
Terhadap profitabilitas yang Investment
Profitabilita memengaruhi nilai opportunity set,
s dan Nilai perusahaan, leverage leverage, dan
Perusahaan berpengaruh terhadap dividend yield
Sektor profitabilitas dan terhadap nilai
Manufaktur Investment perusahaan
di BEI opportunity set tidak melalui
berpengaruh terhadap profitabilitas.
leverage dan dividend
yield.
12. Rami Capital Data Panel Keputusan pendanaan Penelitian ini
Zeitun dan Structure berpengaruh negatif melihat pengaruh
Gary Tian and terhadap profitabilitas struktur modal
(2007) Corporate akibat biaya agency menggunakan
Performanc yang meningkat variabel dependen
e: Evidence seiring dengan Market
from Jordan peningkatan performance atau
penggunaan hutang nilai perusahaan
tetapi hutang jangka (Tobin Q, MBVR,
pendek berpengaruh PER dan MBVE)
positif terhadap nilai dan Firm
perusahaan sesuai performance atau
dengan teori Myers Profitabilitas
yang menyatakan (ROE dan ROA).
bahwa semakin tinggi
hutang menandakan
adanya pertumbuhan
dan kinerja
perusahaan.
Sumber: berbagai jurnal- data diolah

41
C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini membahas pengaruh keputusan investasi terhadap

keputusan pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan pada perusahaan

yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013–2015. Pengamatan

mengenai keputusan investasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting

mengingat keputusan investasi yang perusahaan lakukan sangat berkaitan

dengan masa depan perusahaan dan akan memengaruhi keputusan pendanaan

perusahaan dalam memilih sumber dana yang optimal sehingga dapat

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan nilai

perusahaan pada akhirnya.

Terdapat beberapa variabel laten yang digunakan pada penelitian ini,

di antaranya keputusan investasi menggunakan indikator yang terdiri dari,

market to book value of asset ratio (MVABVA) dalam hal ini bertindak

sebagai variabel independen penelitian, nilai perusahaan (PBV) dan

profitabilitas dengan indikator Return on asset (ROA) dan Return on equity

(ROE) sebagai variabel dependen penelitian, keputusan pendanaan dengan

indikator Debt to asset ratio (DAR) dan Debt to equity ratio (DER) dalam hal

ini bertindak sebagai variabel intervening dan juga variabel dependen

penelitian.

Berdasarkan tinjauan pustaka, tujuan penelitian dan hasil penelitian

sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar

untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran yang

dituangkan dalam model penelitian pada gambar 2.2:

42
Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Keputusan Pendanaan,


Profitabiltas dan Nilai Perusahaan

Perusahaan yang Tercatat di JII tahun 2013-2015

Keputusan Pendanaan

Keputusan Investasi Nilai perusahaan

Profitabilitas

Partial Least Square (PLS)

Uji Statistik Deskriptif

Uji Outer Model :


- Convergent validity
- Discriminant validity
- Composite Reliability
- Average Variance Extracted (AVE)

Uji Inner Model :


- Koefisien determinasi (R2)
- Predictive Relevance (Q2 )
- Goodness of Fit (GoF).

Uji Hipotesis :
- t-stastistic
- Uji Sobel

Hasil Penelitian dan Pembahasan

43
D. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan

singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka dan merupakan uraian

sementara dari permasalahan yang perlu diujikan kembali. Suatu hipotesis

akan diterima jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa hipotesis

tersebut benar, begitu pula sebaliknya.

Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil penelitian-penelitian

terdahulu maka hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh keputusan investasi dengan keputusan pendanaan

Ha1: βy1x1 < 0, terdapat pengaruh negatif antara keputusan investasi

terhadap keputusan pendanaan

2. Pengaruh keputusan investasi dengan nilai perusahaan

Ha2: βy2x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi

terhadap nilai perusahaan

3. Pengaruh keputusan investasi dengan profitabilitas

Ha3: βy3x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi

terhadap profitabilitas

4. Pengaruh keputusan investasi dengan profitabilitas melalui keputusan

pendanaan sebagai variabel intervening

Ha4: βy3x1 ≠ 0, terdapat pengaruh antara keputusan investasi terhadap

profitabilitas melalui keputusan pendanaan sebagai

variabel intervening

44
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan data panel. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang

dilakukan untuk melihat pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan

pendanaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan dengan studi kasus terhadap

seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Alasan

penulis memilih Jakarta Islamic Index (JII) menjadikan sampel penelitian

adalah harga saham yang ditampilkan cenderung berfluktuasi selama periode

2013-2015 namun pada akhir tahun 2015 diprediksi bahwa kinerja Jakarta

Islamic Index (JII) pada masa mendatang akan mengalami pertumbuhan yang

gemilang. Selain itu, penelitian terhadap keputusan keuangan dengan objek

penelitian investasi syariah masih jarang ditemukan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dari laporan

tahunan dan laporan keuangan. Penulis memilih Indonesian Stock Exchange

(IDX) sebagai tempat melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena

dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data

yang diperlukan peneliti. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan

yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2013–2015.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2010 dan

SmartPLS 3.00. Setelah diketahui hasil penelitian, selanjutnya dilakukan

analisis hasil.

45
B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013–

2015. Pengambilan sampel dengan seluruh perusahaan bertujuan untuk

mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan menyeluruh.

Pemilihan sampel diseleksi secara purposive sampling dari seluruh

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan tujuan untuk

memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan. Teknik purposive sampling merupakan salah satu teknik

pengambilan sampel non probabilitas di mana teknik pemilihan secara tidak

acak yang informasinya diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu dan

umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.

Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria perusahaan yang

terdaftar Jakarta Islamic Index (JII) selama tiga tahun berturut-turut periode

2013–2015. Berdasarkan metode penentuan sampel tersebut, kriteria-kriteria

yang digunakan dalam pengambilan data dan sampel adalah sebagai berikut:

1) Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) hingga Desember

2015.

2) Perusahaan terdaftar yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan

selama tiga tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan, yaitu

2013, 2014, dan 2015.

3) Perusahaan yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan

informasi yang diperlukan atau informasi yang diperlukan untuk mencari

46
data yang dibutuhkan yaitu, neraca, harga penutupan saham dan jumlah

saham beredar selama periode penelitian yang diperoleh dari Indonesian

Stock Exchange dan yahoo! finance.

Pertimbangan-pertimbangan diatas dibuat untuk mengahasilkan

sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Dari kriteria

pemilihan sampel di atas, maka terdapat 18 perusahaan yang dapat dijadikan

sebagai sampel penelitian. Berikut keterangan seleksi pemilihan sampel.

Tabel 3.1
Seleksi Pemilihan Sampel

Karakteristik Total
Jumlah perusahaan yang terdaftar pada Januari 2013 30
Jumlah perusahaan yang tidak konsisten terdaftar pada Jakarta (12)
Islamic Index hingga Desember 2015
Tidak lengkap laporan keuangan dan tahunan (0)
Sampel yang diteliti 18
Sumber: IDX, data diolah.

Tabel 3.2
Sampel Penelitian

No. Kode Emiten


1. AALI Astra Agro Lestari
2. ADRO Adaro Energy
3. AKRA AKR Corporindo
4. ASII Astra International
5. ASRI Alam Sutera Realty
6. BSDE Bumi Serpong Damai
7. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
8. INDF Indofood Sukses Makmur
9. INTP Indocement Tunggal Prakarsa
10. ITMG Indo Tambangraya Megah
11. KLBF Kalbe Farma
12. LPKR Lippo Karawaci
13. LSIP PP London Sumatra Indonesia

47
14. PGAS Perusahaan Gas Negara
15. SMGR Semen Gresik
16. TLKM Telekomunikasi Indonesia
17. UNTR United Tractors
18. UNVR Unilever Indonesia
Sumber: IDX, data diolah.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu laporan keuangan dan tahunan yang telah diaudit pada periode 2013-

2015. Selain itu diperlukan juga data harga saham dari perusahaan yang

bersangkutan. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Jenis data

Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data

sekunder yang diambil dari:

a. Laporan keuangan dan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013, 2014 dan 2015

yang didapat dari Indonesian Stock Exchange (IDX).

b. Harga saham akhir tahun dari perusahaan yang terdaftar di Jakarta

Islamic Index (JII) periode 2013, 2014 dan 2015 yang didapat dari

yahoo! finance.

2. Sumber data

Sumber data yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (IDX)

selama periode penelitian 2013–2015. Penelitian ini juga diperoleh melalui

studi kepustakaan. Sumber-sumber yang digunakan sebagai tinjauan

48
pustaka untuk menganalisis data membahas permasalahan penelitian ini

seperti buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, tesis, literatur, dan penelusuran

internet yang erat hubungannya dengan objek penelitian.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metodologi Partial Least Square (PLS)

dan Uji Sobel. Dalam upaya mengolah data serta menarik kesimpulan maka

peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0. penelitian ini melakukan dua

kali proses analisis data di mana digunakan untuk menguji hipotesis 1 sampai

3 menggunakan Partial Least Square (PLS) dan menguji hipotesis 4

menggunakan uji sobel karena dapat menguji variabel intervening.

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk memberikan

gambaran tentang variabel-variabel penelitian yang diteliti. Dalam

penelitian ini variabel yang berlaku sebagai variabel independen adalah

keputusan investasi dengan indikator variabel laten yaitu Market to Book

of Asset Ratio (MVABVA) terhadap keputusan pendanaan dengan

indikator variabel laten yaitu Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to

Equity Ratio (DER), profitabilitas dengan indikator variabel laten yaitu

Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dan nilai perusahaan

(PBV).

Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen

pada penelitian ini, maka digunakan alat teknik Partial Least Square

49
(PLS). Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen

melalui variabel intervening pada penelitian ini, maka digunakan uji sobel.

2. Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square (PLS) adalah model persamaan Structural

Equation Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS

mulai pertama kali diperkenalkan di bidang chemometrics (computational

chemistry) pada tahun 1960-an oleh Herman Wold seorang ahli

ekonometrika (Ghozali, 2013:419).

Menurut Ghozali (2006), prediksi dalam PLS yakni mendefinisikan

variabel laten adalah linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight

estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat

berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang

menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran

yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi.

Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan

menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk

menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur

(path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel

laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan

lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel

laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses

iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap

50
pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan

estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga

menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2006).

Analisis pada Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan beberapa

tahap, yakni:

a. Analisa Outer Model

b. Analisa Inner Model

c. Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Outer Model atau Model Pengukuran

Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang

digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Analisa outer

model ini menjelaskan hubungan antar variabel laten dengan indikator-

indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan

bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabel latennya.

Analisis outer model dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni:

 Convergent Validity

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif

indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component

score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran

reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan

konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap

51
awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai

0,60 dianggap cukup (Ghozali, 2006).

 Discriminant Validity

Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif

indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan

konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar

daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa

konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada

ukuran blok lainnya (Ghozali, 2006).

 Composite Reliability

Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi

dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s

Alpha (Ghozali, 2006). Pada uji Cronbach’s Alpha nilai yang

diharapkan adalah lebih dari 0,6 untuk semua konstruk.

 Average Variance Extracted (AVE)

Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah

membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted

(AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam

model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai

korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka

dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran

ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score

variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan

52
composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar

0,50 (Ghozali, 2006).

Menurut Hussein (2015), Uji yang dilakukan di atas merupakan uji

pada outer model untuk indikator reflektif. Untuk indikator formatif

dilakukan pengujian yang berbeda. Uji untuk indikator formatif yaitu :

 Significance of weights

Nilai weight indikator formatif dengan konstruknya harus

signifikan.

 Multicolliniearity

Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas

didalam model dengan melihat dengan cara sebagai berikut:

1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)

Jika dalam model memiliki nilai Variance Inflation Factor

(VIF) < 10 berarti data tidak ada masalah multikolinearitas.

2) Dilihat dari nilai Tolerance

Jika dalam model memiliki nilai tolerance < 0,10 maka

dikatakan terdapat masalah multikolinearitas dan jika sebaliknya

nilai tolerance > 0,10 maka dapat dikatakan model tidak terdapat

masalah multikolinearitas.

53
b. Pengujian Inner Model atau Model Struktural

Inner model (inner relation, structural model dan substantive

theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada

teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-

square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk

predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter

jalur struktural.

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square

untuk setiap variabel laten dependen. Interpretasinya sama dengan

interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk

menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap variabel

laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali,

2006). Di samping melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi

dengan melihat Q-square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-

square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan

juga estimasi parameternya. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus

berikut:

Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ...... (1 – Rn2)

Nilai Goodness of Fit (GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF

small = 0,1, GoF medium = 0,25 dan GoF besar = 0,38. Adapun nilai

Goodness of Fit (GoF) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

54
GoF = √AVE x R2

c. Pengujian Hipotesis dengan Uji Sobel

Menurut Hussein (2015), Secara umum metode explanatory

research adalah pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini

disebabkan pada metode ini terdapat pengujian Hipotesa. Menguji

hipotesis dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk

menolak atau menerima Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha

diterima jika nilai p < 0,05.

Di dalam penelitian yang terdapat variabel intervening, menurut

Ghozali (2009), suatu variabel disebut disebut variabel intervening jika

variabel tersebut ikut memengaruhi hubungan antara variabel independen

dan variabel dependen.

Pengujian hipotesis mediasi Pengujian hipotesis mediasi dapat

dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan

dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara

menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke

variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak

langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur (a) dan

(b) seperti dijelaskan sebagai berikut:

X M = (a)
M Y = (b)

ab

55
Koefisien ab = (c – c’)

Di mana :

c = Pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M

c’ = Koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M.

Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya

standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect). Sab dihitung

dengan rumus dibawah ini:

Sab = √b2 Sa2 + a2 Sb2 + Sa2 Sb2

Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita

perlu menghitung nilai t dari koefisiensi ab dengan rumus sebagai berikut:

ab
t=
Sab

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nilai t

hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi

pengaruh mediasi (Ghozali, 2009).

E. Operasional Variabel Penelitian

Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk

mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk

mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian

56
serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen Keputusan Investasi

Market to Book Value of Asset Ratio (MVABVA) merupakan rasio

yang menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan dicerminkan

dalam harga saham, pasar menilai pertumbuhan perusahaan dari nilai pasar

saham yang lebih besar dari nilai bukunya.

(Total Aktiva – Total Ekuitas) + (Jumlah


Saham Beredar x Harga Saham)
MVABVA =
Total Aktiva

2. Variabel Dependen

a. Nilai Perusahaan

Price to book value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai price dengan book value. Metode ini akan mengetahui nilai

intrinsik dari saham tersebut dan menggambarkan tingkat kepercayaan

pasar terhadap perusahaan.

Price to book value (PBV) = Price

Book value

57
b. Profitabilitas

 Return on Asset (ROA)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Profitabilitas dapat diukur dengan Return on

Assets (ROA), ROA adalah kemampuan perusahaan menghasilkan

laba dari aktiva yang dipergunakan.

Return
ROA =
Asset

 Return on Equity (ROE)

Pengembalian atas ekuitas atau sering disebut rentabilitas modal

sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan

yang menjadi hak pemilik modal sendiri (Hamidy, 2014).

Return
ROE =
Equity

3. Variabel Intervening Keputusan Pendanaan

a. Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang digunakan untuk

menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai hutang dalam

pembiayaan jumlah aktiva atau asetnya (Dewi, et al, 2014).

Debt
DAR =
Asset

58
b. Debt to Equity Ratio (DER)

Struktur Modal dapat diukur dengan debt to equity ratio (DER)

(Gayatri dan Mustanda, 2014). DER merupakan perbandingan total

hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan

Satuan pengukuran debt to equity ratio adalah dalam persentase.

Debt
DER =
Equity

Tabel 3.3
Operasional Variabel

Variabel Proksi Skala

Keputusan Investasi MVABVA = (Total Aktiva – Total Ekuitas)


+ (Jumlah Saham Beredar X
Rasio
Harga Saham)
Aktiva

Keputusan Pendanaan a. DAR = Hutang

Aktiva
Rasio
b. DER = Hutang

Ekuitas

Profitabilitas a. ROA = Return

Aktiva
Rasio
b. ROE = Return

Ekuitas

Nilai Perusahaan PBV = Price


Rasio
Nilai buku

59
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini membahas tentang pengaruh keputusan investasi terhadap

keputusan pendanaan, profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013–2015. Tuntutan pasar

akan investasi menyebabkan dibutuhkannya pasar modal sebagai tempat

dalam melakukan investasi. Seiring berjalannya waktu investasi terus

mengalami perkembangan, salah satunya adalah permintaan untuk

menyediakan kegiatan investasi berbasis syariah. Dengan permintaan tersebut

pasar modal Indonesia menyediakan Jakarta Islamic Index sebagai tempat

bagi investor melakukan investasi saham secara syariah.

1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Pasar modal merupakan tempat dalam melakukan penawaran dan

perdagangan efek untuk perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi para

investor dalam melakukan investasi. Pasar Modal juga bertindak sebagai

penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi

pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti

obligasi, saham dan lainnya.

Di Indonesia, perkembangan pasar modal mengalami beberapa kali jatuh

bangun. Berikut adalah penjelasan mengenai perjalanan pasar modal di

Indonesia:

60
 Pada tahun 1880, transaksi efek telah berlangsung namun dilakukan tanpa

organisasi resmi sehingga catatan tentang transaksi tersebut tidak lengkap.

 Pada tahun 1878 terbentuk perusahaan untuk perdagangan komuitas dan

sekuritas, yakni Dunlop & Koff, cikal bakal PT. Perdanas.

 Pada tahun 1892, perusahaan perkebunan Cultuur Maatschappij Goalpara

di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga

500 gulden per saham. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode

permulaan sejarah pasar modal Indonesia.

 Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun

perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sumber dana diperoleh dari

para penabung. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial waktu itu

mendirikan pasar modal.

 Pada tahun 1914 bursa di Batavia sempat ditutup karena adanya Perang

Dunia I, namun dibuka kembali pada tahun 1918.

 Pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di

Semarang resmi didirikan bursa.

 Pada tahun 1929 dan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan yang semakin

memburuk membuat Bursa Efek Surabaya dan Semarang ditutup terlebih

dahulu. Kemudian pada 10 Mei 1940 disusul oleh Bursa Efek Jakarta.

 Pada tanggal 3 Juni 1952, Bursa Efek Jakarta dibuka kembali.

 Pada tahun 1965, Kondisi pasar modal nasional memburuk kembali karena

adanya nasionalisasi perusahaan asing, sengketa Irian Barat dengan

61
Belanda dan tingginya inflasi pada akhir pemerintahan Orde Lama yang

mencapai 650% menyebabkan Bursa Efek Jakarta tutup kembali.

 Pada tahun 1976, PT Danareksa BUMN pertama yang melakukan go

public dengan penyertaan modal negara Republik Indonesia sebanyak Rp

50 miliar.

 Selama tahun 1977 sampai dengan 1987 mengalami kelesuan dan PT.

Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang dicatat dalam

saham BEJ.

 Pada periode awal 1987, pemerintah membuat deregulasi yang pada

intinya adalah melakukan penyederhanaan dan merangsang minat

perusahaan untuk masuk ke bursa serta menyediakan kemudahan-

kemudahan bagi investor.

 Pada tahun 1991, perubahan tugas Bapepam yang semula juga bertindak

sebagai penyelenggara bursa, maka hanya menjadi badan regulator. Selain

itu pemerintah juga membentuk lembaga baru seperti Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI),

reksadana, serta manajer Investasi.

 Berdirinya PT. Bursa Efek Surabaya, serta pada tanggal 13 Juli 1992

berdiri PT. Bursa Efek Jakarta yang menggantikan peran Bapepam sebagai

pelaksana bursa.

 Tahun 1995, mulai diberlakukan sistem JATS (Jakarta Automatic Trading

System). Suatu sistem perdagangan di lantai bursa yang secara otomatis

me-match-kan antara harga jual dan beli saham.

62
 Pada tanggal 22 Juli 1995, BES merger dengan Indonesian Parallel Stock

Exchange (IPSX), sehingga sejak itu Indonesia hanya memiliki dua bursa

efek: BES dan BEJ.

 Pada tanggal 19 September 1996, BES mengeluarkan sistem Surabaya

Market information and Automated Remote Trading (S-MART) yang

menjadi Sebuah sistem perdagangan yang komprehensif, terintegrasi dan

luas remote yang menyediakan informasi real time dari transaksi yang

dilakukan melalui BES.

 Bursa Efek Jakarta melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya pada

akhir 2007 dan pada awal 2008 berubah nama menjadi Bursa Efek

Indonesia.

2. Perkembangan Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) adalah salah satu indeks saham yang ada di

Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis saham-

saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan Jakarta Islamic Index

(JII) tidak lepas dari kerja sama antara pasar modal Indonesia atau PT Bursa

Efek Indonesia dengan PT Danareksa Investment Management. Jakarta

Islamic Index (JII) dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan

instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah

yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003.

Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang

digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan

Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk Jakarta Islamic

63
Index (JII) berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah.

Jakarta Islamic Index (JII) menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995

dengan nilai dasar 100.

Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk

meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham

berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan

syariah islam untuk melakukan investasi di bursa efek. Jakarta Islamic Index

(JII) juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas

saham berbasis syariah di Indonesia. Jakarta Islamic Index (JII) menjadi

jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah.

Dengan kata lain, Jakarta Islamic Index (JII) menjadi pemandu bagi investor

yang ingin menanamkan dananya secara syariah takut tercampur dengan dana

ribawi.

a. Karakteristik Jakarta Islamic Index (JII)

Penentuan kriteria dari komponen Jakarta Islamic Index (JII) tersebut

disusun berdasarkan persetujuan dari Dewan Pengawas Islam dan PT

DIM. Seleksi yang dilakukan terhadap saham-saham yang dimasukkan

dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII) meliputi seleksi yang bersifat

normatif dan finansial. Seleksi normatif meliputi kegiatan usaha emiten

yang bertentangan dengan prinsip syariah, yang meliputi:

 Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

64
 Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan

dan asuransi konvensional.

 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram.

 Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta menyediakan barang-

barang atau jasa-jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

Sedangkan seleksi finansial meliputi:

 Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak

bertentangan dengan prinsip hukum Islam dan sudah tercatat lebih dari

tiga bulan (kecuali bila termasuk dalam saham-saham 10 berkapitalisasi

besar).

 Memilih saham berdasarkan laporan tahunan atau tengah tahunan

berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar

90%.

 Memilih 60 saham dari sususan di atas berdasarkan urutan rata-rata

kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun

terakhir.

 Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-

rata nilai perdagangan selama satu tahun terakhir.

Dengan mengacu pada proses seleksi yang dilakukan terhadap saham-

saham yang tercatat pada Jakarta Islamic Index (JII), terlihat bahwa

saham-saham Jakarta Islamic Index (JII) tidak hanya sesuai dengan

65
kriteria syariah tetapi juga merupakan saham-saham pilihan dalam hal

kapitalisasi pasar tertinggi serta volume perdagangan juga tertinggi.

Adapun kriteria investasi Islam berdasarkan fatwa DSN adalah

sebagai berikut:

 Perusahaan yang mendapat dana pembiayaan atau sumber dana dari

utang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya.

 Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15%.

 Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang

dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 50%.

Pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan

komponen indeks pada awal bulan juli setiap tahunnya. Adapun perubahan

pada jenis usaha emiten akan di monitoring secara terus-menerus

berdasarkan data publik yang tersedia.

b. Prinsip Pasar Modal Syariah

Investasi dalam Islam sangat didorong karena diyakini membawa

pada peningkatan produktivitas sektor riil dan memberikan manfaat bagi

umat. Dalam Islam, investasi hanya bisa dilakukan pada aktivitas ekonomi

yang jelas-jelas memberikan pengaruh pada sektor riil.

Salah satu media dalam berinvestasi adalah melalui pasar modal. Pada

prinsipnya, investasi syariah di pasar modal tidak terlalu berbeda dengan

investasi keuangan konvensional. Namun, ada beberapa prinsip mendasar

yang membedakan antara investasi syariah dan konvensional di pasar

modal tersebut. Pertama, investasi di pasar modal tidak boleh

66
mengandung unsur riba (bunga). Kedua, gharar (ketidakpastian atau

spekulasi) dan Ketiga, maysir (judi).

Menurut fatwa Dewan Syari’ah Nasional, prinsip-prinsip syariah di

bidang pasar modal, setidaknya harus memenuhi 2 kriteria, yaitu:

 Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama

mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme

perdagangannya dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah

memenuhi prinsip-prinsip syariah.

 Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila

telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah.

Adapun prinsip dalam transaksi yang mengandung unsur dharar,

gharar, riba, maysir, risywah, maksiat, dan ke-dzalim-an sebagaimana

dimaksud di atas meliputi:

 Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu

 Bai’ al-ma’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah)

yang belum dimiliki (short selling)

 Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk

memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang

 Menimbulkan informasi yang menyesatkan

 Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan

fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian

pembelian efek syariah tersebut.

67
 Ihtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau/dan

pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan harga

efek syariah dengan tujuan memengaruhi pihak lain.

Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

SmartPLS 3.00. langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan sampel

yang akan diteliti dengan menggunakan purposive sampling. Sampel

penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)

pada tahun 2013-2015. Jumlah perusahaan yang diteliti sebanyak 18

perusahaan. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data-data yang

diperlukan terkait dengan proksi yang digunakan dari laporan keuangan dan

tahunan yang telah diaudit.

B. Pengujian dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index (JII) sebagai sampel penelitian. Penelitian ini memiliki empat variabel

laten dan enam variabel manifes. Semua data yang digunakan dalam analisis

ini merupakan data sekunder yang berbentuk tahunan dari tahun 2013-2015.

Data-data yang dibutuhkan dalam memperhitungkan nilai rasio diperoleh dari

laporan keuangan yang disajikan di Indonesian Stock Exchange (IDX) dan

Yahoo! Finance.

Dalam penelitian ini akan dilakukan dua analisis. Pertama, untuk melihat

pengaruh keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan, profitabilitas

dan nilai perusahaan, dilakukan dengan menggunakan Partial Least Square

68
(PLS). Kedua, untuk menganalisis pengaruh keputusan investasi terhadap

profitabilitas dengan keputusan pendanaan sebagai variabel intervening,

dilakukan dengan menggunakan uji sobel. Sesuai dengan metode yang

ditentukan pada BAB III, pembahasan dimulai dari statistik deskriptif dan

dilanjut dengan analisis Partial Least Square (PLS) dan uji sobel.

1. Deskriptif Variabel Penelitian

Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini

maka dilakukan analisis deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi variabel independen, variabel dependen, dan variabel intervening.

Variabel independen terdiri dari keputusan investasi di mana indikator yang

menerangkan adalah market to book value of asset ratio (MVABVA).

Variabel dependen terdiri dari keputusan pendanaan dengan indikator debt to

equity (DER) dan debt to asset (DAR), profitabilitas dengan indikator return

on equity (ROE) dan return on asset (ROA), dan nilai perusahaan dengan

indikator price to book value (PBV). Sedangkan, variabel interveningnya

adalah keputusan pendanaan dengan indikator debt to equity (DER) dan debt

to asset (DAR). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 perusahaan yang

terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII). Periode pengamatan yang

dilakukan selama 3 tahun, yaitu 2013-2015.

Pengelohan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan program

software Microsoft Excel 2010 dan SmartPLS 3.00. Adapun deskripsi dari

variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

69
a. Keputusan Investasi

Variable independen dalam penelitian ini adalah keputusan

investasi. Indikator dalam menjelaskan variabel laten adalah Market to

Book Value of Asset (MVABVA). MVABVA merupakan rasio yang

menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan dicerminkan dalam

harga saham, pasar menilai pertumbuhan perusahaan dari nilai pasar

saham yang lebih besar dari nilai bukunya. Oleh karena itu, semakin tinggi

nilai MVABVA suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut memiliki peluang untuk tumbuh.

Gambar 4.1

Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

70
Tabel 4.1

Nilai MVABVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

No. Kode 2013 2014 2015 Rata-rata


1. AALI 2,9555 2,4200 1,6164 2,3306
2. ADRO 0,9535 0,9102 0,6406 0,8348
3. AKRA 1,7933 1,6868 2,3845 1,9549
4. ASII 1,7902 1,7643 1,4741 1,6762
5. ASRI 1,2161 1,2737 1,0073 1,1657
6. BSDE 1,7623 1,5225 1,3483 1,5444
7. ICBP 3,1806 3,4692 3,3413 3,3303
8. INDF 1,2709 1,2207 1,0252 1,1722
9. INTP 2,9115 3,1154 3,1100 3,0457
10. ITMG 2,3212 1,3944 0,6954 1,4703
11. KLBF 5,4273 7,1111 4,7190 5,7525
12. LPKR 1,2182 1,1563 1,1202 1,1649
13. LSIP 1,8421 1,6757 1,1881 1,5686
14. PGAS 2,4456 2,5569 1,2879 2,0968
15. SMGR 3,0166 3,0706 2,0531 2,7134
16. TLKM 2,0272 2,3770 2,2722 2,2254
17. UNTR 1,7506 1,4342 1,3884 1,5244
18. UNVR 16,2813 17,9252 18,6404 17,6156
Rata-rata 3,0091 3,1158 2,7396 2,9548
Sumber: Data Diolah

Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa rata-rata MVABVA tertinggi

dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 17,6156 yang

menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan

yang tinggi di masa depan. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh

perusahaan Adaro Energy sebesar 0,8348.

Keputusan investasi dianggap faktor keuangan yang penting dalam

memengaruhi nilai perusahaan. Melalui keputusan investasi, perusahaan

dapat memperoleh keuntungan dan dapat menumbuhkan perusahaan.

71
Semakin tinggi nilai MVABVA maka semakin baik prospek masa depan

perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata MVABVA pada

perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-

2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan Kalbe Farma

memiliki prospek pertumbuhan terbaik.

b. Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel

dependen dan variabel intervening. Indikator yang digunakan dalam

mengukur variabel laten adalah DER dan DAR.

Debt to Equity (DER) merupakan perbandingan total hutang yang

dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Nilai DER yang baik

adalah kurang dari 1 atau 100 persen. Semakin tinggi angka DER maka

perusahaan akan memiliki risiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas

perusahaannya. Namun, perlu dicermati apa yang menyebabkan angka

DER tersebut besar, apa berasal dari hutang lancar atau hutang jangka

panjang.

72
Gambar 4.2

Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

2,5

1,5

0,5

Tabel 4.2

Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

No. Kode 2013 2014 2015 Rata-rata


1. AALI 0,46 0,57 0,84 0,62
2. ADRO 0,50 0,35 0,26 0,37
3. AKRA 1,70 1,50 1,10 1,43
4. ASII 1,00 1,00 0,90 0,97
5. ASRI 1,71 1,66 1,83 1,73
6. BSDE 0,31 0,23 0,35 0,29
7. ICBP 0,67 0,72 0,62 0,67
8. INDF 1,11 1,14 1,13 1,13
9. INTP 0,70 0,50 0,50 0,57
10. ITMG 0,49 0,48 0,41 0,46
11. KLBF 0,07 0,03 0,04 0,05
12. LPKR 0,50 0,40 0,60 0,50
13. LSIP 0,26 0,24 0,21 0,24
14. PGAS 0,38 0,64 0,90 0,64

73
15. SMGR 0,20 0,16 0,15 0,17
16. TLKM 0,87 0,82 0,97 0,89
17. UNTR 0,12 0,07 0,06 0,08
18. UNVR 2,11 2,01 2,26 2,12
Rata-rata 0,73 0,69 0,73 0,72
Sumber: Data Diolah

Pada gambar 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata DER tertinggi

dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 2,12 yang

menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki perbandingan hutang

dengan ekuitas sebesar 212 persen. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh

perusahaan Kalbe Farma sebesar 0,05 atau 5 persen. Semakin kecil nilai

DER yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik likuiditas

perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DER pada perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat

diketahui bahwa Kalbe Farma dan United Tractors memiliki nilai hutang

atas ekuitas terbaik.

Debt to Asset atau DAR merupakan rasio yang dapat digunakan

untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan hutang

dalam pembiayaan aktiva atau asetnya.

74
Gambar 4.3

Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

0,80

0,70

0,60

0,50

0,40

0,30

0,20

0,10

0,00

Tabel 4.3

Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

No. Kode 2013 2014 2015 Rata-rata


1. AALI 0,31 0,36 0,46 0,38
2. ADRO 0,53 0,49 0,44 0,48
3. AKRA 0,60 0,60 0,50 0,57
4. ASII 0,50 0,50 0,50 0,50
5. ASRI 0,63 0,62 0,65 0,63
6. BSDE 0,18 0,15 0,22 0,18
7. ICBP 0,40 0,42 0,38 0,40
8. INDF 0,53 0,53 0,53 0,53
9. INTP 0,60 0,40 0,40 0,47
10. ITMG 0,33 0,32 0,29 0,31
11. KLBF 0,05 0,02 0,03 0,03
12. LPKR 0,20 0,30 0,30 0,27
13. LSIP 0,20 0,20 0,17 0,19
14. PGAS 0,24 0,33 0,42 0,33

75
15. SMGR 0,13 0,11 0,11 0,12
16. TLKM 0,40 0,39 0,44 0,41
17. UNTR 0,07 0,04 0,04 0,05
18. UNVR 0,68 0,67 0,69 0,68
Rata-rata 0,37 0,36 0,37 0,36
Sumber: Data Diolah

Pada gambar 4.3, dapat dilihat bahwa rata-rata DAR tertinggi

dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,68 yang

menandakan bahwa perusahaan tersebut menggunakan hutang dalam

pembiayaan aktiva atau asetnya sebesar 68 persen. Sedangkan, nilai

terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma sebesar 0,03 atau 3 persen.

Semakin kecil nilai DAR yang dimiliki oleh perusahaan maka akan

semakin baik kinerja perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DAR

pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun

2013-2015 dapat diketahui bahwa Kalbe Farma dan United Tractors

memiliki nilai hutang atas aset terbaik.

c. Profitabilitas

Profitabilitas dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel

dependen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten

adalah ROE dan ROA.

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola ekuitasnya dalam

mengahasilkan laba perusahaan. Idealnya semakin tinggi nilai ROE maka

menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.

76
Gambar 4.4

Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

1,4

1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

Tabel 4.4

Nilai ROE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

No. Kode 2013 2014 2015 Rata-rata


1. AALI 0,19 0,22 0,06 0,16
2. ADRO 0,07 0,06 0,05 0,06
3. AKRA 0,14 0,15 0,17 0,15
4. ASII 0,21 0,18 0,12 0,17
5. ASRI 0,17 0,18 0,10 0,15
6. BSDE 0,22 0,22 0,11 0,18
7. ICBP 0,18 0,19 0,19 0,19
8. INDF 0,10 0,14 0,09 0,11
9. INTP 0,26 0,22 0,18 0,22
10. ITMG 0,23 0,22 0,08 0,18
11. KLBF 0,23 0,21 0,18 0,21
12. LPKR 0,10 0,16 0,03 0,10
13. LSIP 0,12 0,14 0,09 0,12
14. PGAS 0,43 0,33 0,15 0,30

77
15. SMGR 0,26 0,23 0,17 0,22
16. TLKM 0,24 0,21 0,21 0,22
17. UNTR 0,14 0,15 0,10 0,13
18. UNVR 1,33 1,35 1,22 1,30
Rata-rata 0,26 0,25 0,18 0,23
Sumber: Data Diolah

Pada gambar 4.4, dapat dilihat bahwa rata-rata ROE tertinggi

dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 1,30. Sedangkan,

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,06.

Semakin besar nilai ROE yang dimiliki oleh perusahaan maka akan

semakin baik performa perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata

ROE pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama

tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan

Perusahaan Gas Negara memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan

terbaik.

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur seberapa

besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA

yang positif menandakan bahwa aktiva yang dipergunakan untuk operasi

perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.

78
Gambar 4.5

Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

0,45

0,4

0,35

0,3

0,25

0,2

0,15

0,1

0,05

Tabel 4.5

Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

No. Kode 2013 2014 2015 Rata-rata


1. AALI 0,13 0,14 0,03 0,10
2. ADRO 0,04 0,03 0,03 0,03
3. AKRA 0,04 0,06 0,07 0,06
4. ASII 0,10 0,09 0,06 0,08
5. ASRI 0,06 0,07 0,04 0,06
6. BSDE 0,13 0,14 0,07 0,11
7. ICBP 0,14 0,14 0,16 0,14
8. INDF 0,09 0,09 0,08 0,09
9. INTP 0,22 0,19 0,15 0,19
10. ITMG 0,15 0,15 0,05 0,12
11. KLBF 0,17 0,17 0,15 0,16
12. LPKR 0,04 0,07 0,01 0,04
13. LSIP 0,13 0,15 0,10 0,13
14. PGAS 0,26 0,20 0,14 0,20

79
15. SMGR 0,17 0,16 0,12 0,15
16. TLKM 0,11 0,10 0,09 0,10
17. UNTR 0,01 0,09 0,06 0,05
18. UNVR 0,45 0,44 0,39 0,42
Rata-rata 0,14 0,14 0,10 0,12
Sumber: Data Diolah

Pada gambar 4.5, dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tertinggi

dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 0,42. Sedangkan,

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,03.

Semakin besar nilai ROE yang dimiliki oleh perusahaan maka akan

semakin baik performa perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata

ROE pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama

tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa Unilever Indonesia dan

Perusahaan Gas Negara memiliki kemampuan mendapatkan keuntungan

atas aset terbaik.

d. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel

dependen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel laten

adalah PBV.

Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui nilai intrinsik dari saham dan menggambarkan tingkat

kepercayaan pasar terhadap perusahaan.

80
Gambar 4.6

Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

60

50

40

30

20

10

Tabel 4.6

Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2015

No. Kode 2013 2014 2015 Rata-rata


1. AALI 3,85 3,23 2,13 3,07
2. ADRO 0,90 0,82 0,36 0,70
3. AKRA 3,16 2,70 3,89 3,25
4. ASII 2,59 2,50 1,92 2,34
5. ASRI 1,58 1,73 1,02 1,44
6. BSDE 2,28 1,80 1,57 1,88
7. ICBP 4,65 5,24 4,79 4,89
8. INDF 1,57 1,47 1,05 1,37
9. INTP 3,24 3,49 3,44 3,39
10. ITMG 2,97 1,58 0,57 1,71
11. KLBF 6,91 8,79 5,66 7,12
12. LPKR 1,48 1,34 1,26 1,36
13. LSIP 2,06 1,84 1,23 1,71
14. PGAS 3,62 4,12 1,62 3,12

81
15. SMGR 3,86 3,84 2,46 3,39
16. TLKM 2,72 3,27 3,26 3,08
17. UNTR 2,21 1,68 1,61 1,83
18. UNVR 46,63 51,92 58,48 52,34
Rata-rata 5,35 5,63 5,35 5,44
Sumber: Data Diolah

Pada gambar 4.6, dapat dilihat bahwa rata-rata PBV tertinggi

dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia sebesar 52,34. Sedangkan,

nilai terendah dimiliki oleh perusahaan Adaro Energy sebesar 0,7.

Semakin besar nilai PBV yang dimiliki oleh perusahaan maka

menandakan semakin besar kepercayaan pasar terhadap perusahaan

tersebut, berdasarkan nilai rata-rata PBV pada perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2015 dapat diketahui bahwa

Unilever Indonesia dan Kalbe Farma memiliki nilai perusahaan terbaik.

2. Analisis Outer Model

Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis

Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap untuk menilai Fit Model dari

sebuah model penelitian (Ghozali, 2006). Salah satunya adalah analisis Outer

Model. Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang

digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Ada beberapa

indikator dalam analisis outer model, diantaranya, Convergent Validity,

Discriminant Validity dan Composite Reliability.

82
a. Convergent validity

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif

indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component

score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif

dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang

ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari

pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap

cukup (Ghozali, 2006).

Tabel 4.7

Convergent Validity (Sebelum Modifikasi)

Keputusan Keputusan Nilai


Profitabilitas
Investasi Pendanaan Perusahaan
Keputusan Investasi 0.564
Keputusan Pendanaan 0.018 0.939
Nilai Perusahaan 0.721 -0.158 0.717
Profitabilitas 0.389 0.530 0.154 0.817
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS 3.00 dapat dilihat

pada Tabel 4.7 nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan

variabel belum memenuhi convergent validity karena masih ditemukan

indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70. Manifes dari

keputusan investasi masih memiliki nilai korelasi terhadap konstruk

sebesar 0,564 yang menandakan belum terpenuhinya nilai convergent

validity. Oleh karena itu, modifikasi model dapat dilakukan agar

membentuk model yang reliabel. Salah satu caranya yaitu dengan

83
mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor di

bawah 0,70.

Tabel 4.8

Convergent Validity (Sesudah Modifikasi)

Keputusan Keputusan Nilai


Profitabilitas
Investasi Pendanaan Perusahaan
Keputusan Investasi 1.000
Keputusan Pendanaan -0.096 0.939
Nilai Perusahaan 0.695 -0.156 1.000
Profitabilitas 0.385 0.525 0.157 0.981
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Setelah mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai korelasi

di bawah 0,70 diperoleh hasil pengolahan yang lebih baik dapat dilihat

pada Tabel 4.8 nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan

variabel pada awalnya belum memenuhi convergent validity karena masih

ditemukan indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah 0,70.

Pada model modifikasi sebagaimana pada tabel 4.8 tersebut menunjukkan

Nilai korelasi indikator keputusan investasi terhadap konstruk sebesar

1,000, nilai korelasi indikator keputusan pendanaan terhadap konstruk

sebesar 0,939, nilai korelasi indikator profitabilitas terhadap konstruk

sebesar 0,981 dan nilai korelasi indikator nilai perusahaan terhadap

konstruk sebesar 1,000. Hal tersebut menandakan bahwa semua loading

factor memiliki nilai di atas 0,70 sehingga konstruk untuk semua variabel

sudah tidak ada yang dieliminasi dari model.

84
b. Discriminant Validity

Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflektif

indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.

Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada

ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten

memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok

lainnya (Ghozali, 2006).

Tabel 4.9

Cross Loading (Sebelum Modifikasi)

Keputusan Keputusan Nilai


Profitabilitas
Investasi Pendanaan Perusahaan
CAPBVA 0.608 0.077 0.383 0.185
DAR -0.032 0.935 -0.223 0.484
DER 0.063 0.942 -0.079 0.510
LN SIZE 0.127 -0.050 0.242 -0.084
MVABVA 0.794 -0.094 0.661 0.353
NPM 0.325 0.197 0.128 0.458
PBV 0.718 -0.154 0.985 0.173
PER -0.227 0.027 -0.089 -0.022
PPEBVA 0.468 0.230 0.192 0.160
ROA 0.334 0.554 0.121 0.941
ROE 0.315 0.470 0.138 0.953
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor

untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten yang memiliki

nilai lebih rendah dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel

laten lain. Sebelum modifikasi dilakukan untuk membentuk model yang

reliabel dan valid, penelitian ini menggunakan beberapa indikator lain

seperti, keputusan investasi menggunakan indikator CAPBVA,

85
MVABVA, PER dan PPEBVA. Profitabilitas menggunakan indikator

NPM, ROA dan ROE. Nilai perusahaan menggunakan indikator Ln SIZE

dan PBV. Namun, berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui indikator PER

memiliki nilai korelasi terhadap konstruknya yakni keputusan investasi

yang lebih kecil dibandingkan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya.

Oleh karena itu, modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang

lebih baik.

Tabel 4.10

Cross Loading (Sesudah Modifikasi)

Keputusan Keputusan Nilai


Profitabilitas
Investasi Pendanaan Perusahaan
DAR -0.140 0.939 -0.218 0.484
DER -0.040 0.939 0.075 0.502
MVABVA 1.000 -0.096 0.695 0.385
PBV 0.695 -0.156 1.000 0.157
ROA 0.402 0.554 0.150 0.984
ROE 0.348 0.470 0.159 0.978
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor

untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai

lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel laten

lain. Maka dapat dikatakan konstruk memiliki discriminant validitas yang

tinggi.

c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)

Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah

membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE)

setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model.

86
Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas

suatu konstruk dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-

masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika

nilainya 0,70 dan AVE berada diatas 0,50. Pada tabel 4.11 akan disajikan

nilai Composite Reliability dan AVE untuk seluruh variabel.

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai composite reliability

masih memiliki nilai di bawah 0,70 seperti keputusan investasi yang

memiliki nilai sebesar 0,498 dan nilai perusahaan sebesar 0,608. Oleh

karena itu, masih ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang

dibentuk. Begitu pula dengan nilai Average Variance Extracted (AVE)

dari masing-masing konstruk masih memiliki nilai di bawah 0,50 seperti

keputusan investasi yang memiliki nilai sebesar 0,318. Oleh karena itu,

modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang baik.

Tabel 4.11
Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sebelum Modifikasi)

Composite Average Variance


Reliability Extracted (AVE)
Keputusan Investasi 0.498 0.318
Keputusan Pendanaan 0.937 0.881
Nilai Perusahaan 0.608 0.514
Profitabilitas 0.847 0.663
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

87
Tabel 4.12
Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sesudah Modifikasi)

Composite Average Variance


Reliability Extracted (AVE)
Keputusan Investasi 1.000 1.000
Keputusan Pendanaan 0.937 0.881
Nilai Perusahaan 1.000 1.000
Profitabilitas 0.981 0.962
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai composite reliability

memiliki nilai diatas 0,70 untuk seluruh konstruk. Oleh karena itu, tidak

ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang dibentuk. Begitu

pula dengan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing

konstruk memiliki nilai diatas 0,50. Dengan demikian semua konstruk

memenuhi kriteria yang reliabel sesuai dengan kriteria yang

direkomendasikan.

3. Analisis Model Struktural (Inner Model)

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat

hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model

penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk

konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur

struktural. Setelah melakukan modifikasi model untuk memperoleh model

terbaik, diperoleh model struktural sebagai berikut:

88
Gambar 4.7

Model Struktural

Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square

untuk setiap variabel laten dependen. Tabel 4.13 merupakan hasil estimasi R-

square dengan menggunakan SmartPLS 3.00.

89
Tabel 4.13

R Square

R Square R Square Adjusted


Keputusan Pendanaan 0.009 -0,010
Nilai Perusahaan 0.483 0.473
Profitabilitas 0.467 0.446
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan 3

(tiga) buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel

keputusan pendanaan yang dipengaruhi oleh variabel keputusan investasi,

variabel nilai perusahaan yang dipengaruhi profitabilitas dan variabel

profitabilitas yang dipengaruhi oleh variabel keputusan pendanaan.

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai R Square untuk variabel keputusan

pendanaan adalah sebesar 0,009 yang berarti model mampu menjelaskan

sebesar 0,9% untuk variabel keputusan investasi memengaruhi keputusan

pendanaan. Untuk variabel profitabilitas diperoleh sebesar 0,467 yang berarti

model mampu menjelaskan sebesar 46,7% untuk variabel keputusan

pendanaan memengaruhi profitabilitas. Untuk variabel nilai perusahaan

adalah sebesar 0,483 yang berarti model mampu menjelaskan sebesar 48,3%

untuk variabel profitabilitas memengaruhi nilai perusahaan.

Melalui R-Square itu pula dapat dihitung nilai Predictive Relevance (Q2).

Nilai Predictive Relevance (Q2) prediktif relevansi untuk model konstruktif.

Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan

90
juga estimasi parameternya. Q-Square yang baik memiliki nilai lebih besar

dari 0. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R22) ...... (1 – Rn2)


Q2 = 1 – (1 – 0,0092) (1 – 0,4672) (1 – 0,4832)
Q2 = 0,40

Berdasarkan perhitungan nilai Q-Square di atas dapat dilihat bahwa

model dapat diobservasi. Selanjutnya dapat mencari nilai Goodness of Fit

(GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF kecil = 0,1, GoF sedang = 0,25

dan GoF besar = 0,38.

GoF = √AVE x R2
GoF = √ 0,961 x 0,320
GoF = 0,55

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Goodness of Fit (GoF), dapat

diketahui bahwa model memiliki nilai pengamatan yang baik karena nilai

GoF yang besar. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian inner model

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini model struktural yang dibangun

robust dan akurat.

4. Analisis Hipotesis

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang

sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar

yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada

output result for inner weight. Tabel 4.14 memberikan output estimate untuk

pengujian model struktural.

91
Tabel 4.14

Result for Inner Weight

Original Sample Standard


T-
Sample Mean Deviation P-Value
Statistics
(O) (M) (STDEV)
Keputusan Investasi -> -0.096 -0.096 0.093 1.031 0.303
Keputusan Pendanaan
Keputusan Investasi -> 0.695 0.670 0.135 5.161 0.000
Nilai Perusahaan
Keputusan Investasi -> 0.439 0.434 0.133 3.291 0.001
Profitabilitas
Keputusan Pendanaan - 0.567 0.589 0.126 4.484 0.000
> Profitabilitas
Sumber: data diolah dengan SmartPLS 3.00 (2017)

Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang

dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini

dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap

juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data

penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah

sebagai berikut:

1) Pengujian hipotesis 1 (Keputusan Investasi berpengaruh negatif

terhadap Keputusan Pendanaan)

Hasil pengujian keputusan investasi terhadap keputusan pendanaan

menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar -0,096 dengan nilai t-statistik

sebesar 1,031. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel

(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh negatif tidak

signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dengan demikian Hipotesis 1

ditolak.

92
Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh keputusan investasi yang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic

Index (JII) bersifat independen. Sehingga keputusan investasi yang

dilakukan tidak dipengaruhi oleh sumber dana perusahaan, tetapi mutlak

hanya untuk pertumbuhan perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian Modigliani dan Miller (1958) dalam Hidayat (2010) yang

menemukan bahwa sebuah perusahaan dalam kondisi pasar yang

sempurna tidak ada hubungan antara keputusan investasi dan keputusan

pendanaan. Hal tersebut karena investasi diputuskan terlebih dahulu baru

memutuskan pendanaan. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian Oztekin (2015) dan penelitian Sartini dan Purbawangsa (2014)

yang menyatakan bahwa semakin besar kesempatan investasi perusahaan

akan meningkatkan leverage perusahaan.

2) Pengujian hipotesis 2 (Keputusan Investasi berpengaruh positif

terhadap Nilai Perusahaan)

Hasil pengujian keputusan investasi terhadap nilai perusahaan

menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,695 dengan nilai t-statistik

sebesar 5,161. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel

(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian Hipotesis 2

diterima.

Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh semakin besar keputusan

investasi atau dalam hal ini kesempatan investasi perusahaan yang tinggi

93
menandakan perusahaan akan tumbuh dan menguntungkan di masa

mendatang. Menurut teori signalling, nilai investasi yang tinggi adalah

sinyal bagi investor bahwa perusahaan akan mengalami peningkatan nilai

yang dicerminkan melalui harga saham.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Gayatri dan Mustanda

(2014), Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar (2015),

Mursalim, et al (2015) dan Pratiska (2013) yang menyatakan bahwa

keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Namun penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Setiani

(2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh

signifikan dan negatif terhadap nilai perusahaan.

3) Pengujian hipotesis 3 (Keputusan Investasi berpengaruh positif

terhadap Profitabilitas)

Hasil pengujian keputusan investasi terhadap profitabilitas

menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,439 dengan nilai t-statistik

sebesar 3,291. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel

(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas. Dengan demikian Hipotesis 3

diterima.

Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan investasi yang

merupakan salah satu langkah strategis perusahaan untuk tumbuh dan

meningkatkan pendapatannya. Sehingga dana yang dikeluarkan

94
perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan yang pada akhirnya

meningkatkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Mursalim (2015), Safitri

dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang menyatakan

bahwa keputusan investasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

profitabilitas. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

Pratiska (2013) yang menyatakan bahwa keputusan investasi tidak

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas.

4) Pengujian hipotesis 4 (Keputusan Investasi berpengaruh terhadap

Profitabilitas melalui Keputusan Pendanaan)

Pengujian hipotesis keempat untuk melakukan pengujian pengaruh

tidak langsung variabel keputusan investasi terhadap profitabilitas

melalui keputusan pendanaan, dilakukan terlebih dahulu dengan menguji

keputusan pendanaan terhadap profitabilitas. Pengujian untuk

mengetahui pengaruh tidak langsung dilakukan dengan menggunakan

rumus Sobel.

Hasil pengujian pengaruh keputusan pendanaan terhadap

profitabilitas menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,567. Nilai t-

statistik diperoleh sebesar 4,484. Nilai t-statistik tersebut lebih besar

daripada nilai t-tabel (1,989). Hasil ini berarti keputusan pendanaan

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.

95
Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening

dengan variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel.

Hasil dari kedua pengujian diringkas sebagai berikut:

P1 = -0,096

P2 = 0,567

Se1 = 0,093

Se2 = 0,126

Besarnya koefisien tidak langsung variabel keputusan investasi

terhadap profitabilitas merupakan perkalian dari pengaruh variabel

keputusan investasi terhadap variabel keputusan pendanaan dengan

keputusan pendanaan terhadap profitabilitas. Dengan demikian dapat

diperoleh sebagai berikut:

ab = a . b

= -0,096 . 0,567

= -0,054

Besarnya standard error tidak langsung keputusan investasi

terhadap profitabilitas merupakan perkalian dari keputusan investasi

terhadap keputusan pendanaan dengan keputusan pendanaan terhadap

profitabilitas. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai berikut:

Sab = √b2 Sa2 + a2 Sb2 + Sa2 Sb2

= √(0,567)2 (0,093)2 + (-0,096)2 (0,126)2 + (0,093)2 (0,126)2

= 0,00519

96
Dengan nilai uji t diperoleh sebagai berikut:

t = ab
Sab

= -0,054
0,00519

= -10,404

Nilai t sebesar -10,404 tersebut lebih besar dari 1,989 yang berarti

bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian

model pengaruh tidak langsung dari variabel keputusan investasi

terhadap profitabilitas melalui keputusan pendanaan dapat diterima.

Dengan demikian Hipotesis 4 diterima.

5) Interpretasi

Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas,

penelitian ini menemukan beberapa hal-hal sebagai berikut:

a. Keputusan Investasi tidak dapat memengaruhi Keputusan Pendanaan.

Dalam hal ini keputusan investasi menunjukkan koefisien bertanda

negatif yang berarti berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

keputusan pendanaan perusahaan, artinya tidak ada pengaruh antara

keputusan investasi dengan keputusan pendanaan. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian Modigliani dan Miller (1958) tetapi

penelitian ini juga menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Pratiska (2013) yang menemukan hubungan

negatif signifikan antara investasi dengan keputusan pendanaan.

Sedangkan, Sartini dan Purbawangsa (2014) dan Oztekin (2015) yang

97
menemukan hubungan positif signifikan antara keputusan investasi

dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kemungkinan perbedaan

pada penelitian ini adalah kondisi perusahaan saat itu. Ketika

perusahaan hanya ingin meningkatkan nilai perusahaan, investasi akan

bersifat independen terhadap keputusan pendanaan. Namun, ketika

investasi dikaitkan dengan tingkat kesempatan dalam berinvestasi,

perusahaan akan mengurangi tingkat hutang karena ingin

meningkatkan efektivitas penggunaan dana untuk berinvestasi.

b. Keputusan Investasi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Dalam

penelitian ini koefisien keputusan investasi bertanda positif yang

berarti semakin tinggi keputusan Investasi maka akan semakin tinggi

nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Gayatri dan

Mustanda (2014), Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar

(2015), Mursalim, et al (2015) dan Pratiska (2013) yang juga

menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan. Tetapi penelitian ini juga menunjukkan hasil yang

berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiani (2013) yang

menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan. Menurut teori sinyal (signaling theory), di mana

pengeluaran modal perusahan tampak sangat penting dalam upaya

mengoptimalkan nilai perusahaan karena jenis investasi tersebut

memberi sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang

diharapkan di masa mendatang mampu meningkatkan harga saham

98
yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Begitu pula

menurut Fama (1978) dalam Hidayat (2010) menyatakan bahwa nilai

perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Oleh

karena itu, penelitian ini sejalan dengan teori signalling yang dapat

memberikan sinyal kepada investor bahwa semakin tinggi kesempatan

investasi yang diimplementasikan dalam keputusan investasi

perusahaan akan meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan.

Pertumbuhan tersebut akan menjadi tanda peningkatan pendapatan

perusahaan dan menjadi berita baik atas kinerja perusahaan. Dengan

demikian, permintaan saham perusahaan akan meningkat. Peningkatan

tersebut akibat kepercayaan investor terhadap perusahaan yang

akhirnya akan berdampak terhadap tingginya nilai perusahaan.

c. Keputusan Investasi berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas.

Koefisien keputusan investasi menunjukkan positif dan signifikan

terhadap profitabilitas yang berarti keputusan investasi memberikan

pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mursalim (2015),

Safitri dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang

menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas. Tetapi penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiska (2013) yang

menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas. Perbedaan penelitian ini kemungkinan

99
disebabkan oleh waktu investasi dalam memberikan pengaruh

terhadap profitabilitas itu sendiri. Menurut Fama dalam Hidayat

(2010) telah menyatakan bahwa keputusan keuangan yang

memengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan investasi. Keputusan

investasi menjadi langkah strategis untuk perusahaan tumbuh dan

meningkatkan pendapatannya. Dana yang digunakan untuk investasi

akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Semakin tinggi

profitabilitas perusahaan akan memperbesar peluang investasi yang

dimiliki perusahaan. Selain itu, sebuah perusahaan akan berupaya

untuk meningkatkan performa keuangannya melalui investasi-

investasi yang dilakukannya karena niali profitabilitas adalah

cerminan kinerja dari perusahaan. Oleh karena itu, keputusan investasi

dengan profitabilitas memiliki sebuah hubungan yang positif dan

saling berkaitan.

d. Uji sobel yang dilakukan menemukan bahwa keputusan investasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas melalui

keputusan pendanaan sebagai intervening. Hal ini menunjukkan

bahwa keputusan investasi dapat berpengaruh negatif secara langsung

terhadap profitabilitas dan juga berpengaruh negatif secara tidak

langsung yaitu dari keputusan investasi ke keputusan pendanaan lalu

ke profitabilitas. Dengan demikian, peran keputusan pendanaan

mampu menjadi variabel intervening yang membuat pengaruh

keputusan investasi menjadi negatif terhadap profitabilitas.

100
Pengaruh negatif secara langsung artinya keputusan investasi yang

dilakukan perusahaan dapat menurunkan profitabilitasnya. Sedangkan

keputusan investasi dapat berpengaruh negatif secara tidak langsung

terhadap profitabilitas artinya perusahaan yang akan melakukan

keputusan investasi akan menurunkan hutang dalam struktur

modalnya untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam

medapatkan keuntungan. Dengan melihat hasil signifikansi masing-

masing variabel maka hasil uji sobel ini dapat menunjukkan bahwa

pelaksanaan keputusan investasi perusahaan dapat berpengaruh secara

langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Sedangkan keputusan

pendanaan sebagai variabel intervening dapat memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap pelaksanaan keputusan investasi dengan

profitabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi

perusahaan dapat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan melalui keputusan pendanaan yang semula

memberikan pengaruh positif secara langsung. Dengan melalui

keputusan pendanaan sebagai variabel intervening mengubah

hubungan keputusan investasi dengan profitabilitas menjadi

berpengaruh secara negatif.

Penelitian ini sesuai dengan teori pecking yang menyatakan bahwa

perusahaan yang semakin tinggi tingkat hutang dalam struktur

modalnya akan menurunkan kesempatan investasi perusahaan.

101
Menurut Gaver dan Gaver (1995) dalam Saputro dan Hindasah

(2007), hal tersebut terjadi hutang yang tinggi akan menyebabkan

perusahaan harus membayar kewajiban secara periodik dan akan

menurunkan kesempatan investasi perusahaan akibat dana yang

digunakan untuk reinvestasi harus digunakan membayar kewajiban

tersebut. Dengan menurunkan hutang dalam struktur modalnya akan

memaksimalkan keputusan investasi perusahaan, keputusan investasi

tersebut akan menumbuhkan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan

merupakan kabar baik untuk meningkatkan kemampuan perusahaan

dalam memperoleh keuntungan.

102
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis PLS menggunakan SmartPLS 3.00 dan

pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menunujukkan

bahwa sebagian besar dari hipotesis adalah diterima, atau dengan kata lain

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel

dependen. Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis adalah:

1. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Dari hasil pengolahan

diketahui bahwa investasi yang dilakukan bersifat independen terhadap

pendanaan karena investasi ditentukan terlebih dahulu baru kemudian

pendanaan ditentukan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif keputusan

investasi terhadap keputusan pendanaan.

2. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan diketahui

bahwa semakin tinggi keputusan investasi akan semakin meningkatkan

nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap

nilai perusahaan secara signifikan.

3. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh

signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa

103
semakin tinggi keputusan investasi akan semakin meningkatkan

profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap

profitabilitas secara signifikan.

4. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh

tidak langsung terhadap profitabilitas yang dikuatkan melalui keputusan

pendanaan sebagai variabel intervening. Hal ini ditunjukkan oleh pengaruh

keputusan investasi terhadap profitabilitas memiliki pengaruh sama

dengan pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas melalui

keputusan pendanaan. Hasil uji sobel yang dilakukan menunjukkan

perusahaan yang memiliki kesempatan investasi yang tinggi akan memilih

hutang yang rendah dalam menentukan keputusan pendanaan untuk

meningkatkan pertumbuhan perusahaan atau profitabilitas.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

penulis dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar

memperoleh penelitian yang lebih baik lagi kedepannya, diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Terdapat banyak variabel lain yang dapat dijadikan sebagai manifes dalam

menjelaskan variabel laten, seperti Tobin-Q, PER, MVEBVE dan lain-lain

untuk menjelaskan keputusan investasi. NPM, ROI dan lain-lain untuk

menjelaskan profitabilitas. LDR, short debt rasio dan lain-lain untuk

104
menjelaskan keputusan pendanaan sehingga dapat memengaruhi hasil

analisis pada penelitian.

2. Periode pengamatan yang relatif pendek, yakni tiga tahun sehingga dapat

menambah periode yang lebih panjang lagi.

3. Meneliti kembali tentang fungsi keputusan keuangan syariah dengan lebih

fokus dan mendalam karena masih jarang penelitian dalam topik tersebut.

C. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

menguraikan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:

1. Bagi Perusahaan

Adanya pengaruh yang signifikan antara keputusan investasi dengan

nilai perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini membantu pihak

perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan. Keputusan keuangan

yang mempertimbangkan bahwa penentuan keputusan investasi akan

memberikan pengaruh terhadap perusahaan karena keputusan investasi

akan menumbuhkan perusahaan dan kemudian meningkatkan nilai

perusahaan.

Adanya keputusan pendanaan yang dapat memengaruhi perusahaan

secara tidak langsung juga menjadi pertimbangan bagi perusahaan harus

memaksimalkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan

melalui kegiatan investasinya dan pemilihan keputusan pendanaan karena

hal tersebut adalah informasi penting bagi investor dalam memutuskan

105
investasinya ke perusahaan dan akan berdampak terhadap

keberlangsungan perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Investor

Investor dalam mengambil keputusan investasi dapat

mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh menggunakan nilai

perusahaan, profitabilitas, dan keputusan investasi perusahaan.

106
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Noor Latifah dan Noordin Abu Bakar, “Shariah Screening Process in
Malaysia”, page 113-123, ELSEVIER, 2014.
Bodie, Zvie, et al, “Manajemen Portofolio dan Investasi”, Salemba Empat,
Jakarta, 2014.
Brigham, EF dan Houston F Joel, “Manajemen Keuangan Edisi 8”, Erlangga,
Jakarta, 2001.
Dewi, Inggi Rovita, et al, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai
Perusahaan”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 17, No. 1, Universitas
Brawijaya, Desember 2014.
Fitriana, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”,
Semarang, 2014.
Gayatri, Ni Luh Putu Rassri dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan”,
Universitas Udayana Bali, 2014.
Ghozali, Imam, “Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial
Least Square”, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang,
2006.
Ghozali, Imam, “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program AMOS 16.0”, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang, 2009.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23”,
Edisi 8, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Giriati, “Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity Set,
OpportunisticBehavior and Firm’s Value”, ELSEVIER, 2016.
Hamidy, Rahman Rusdi, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan
Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia”, Universitas Udayana,
2014.
Harmono, “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan
Teori, Kasus dan Riset Bisnis)”, Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
Hidayat, Riskin, “Keputusan Investasi Dan Financial Constraints : Studi Empiris
Pada Bursa Efek Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
April 2010.

107
Husnan, Suad, “Manajemen Keuangan : Teori dan Terapan (Keputusan Jangka
Panjang)”, BPFE – Yogyakarta, 1996.
Hussein, Ananda Sabil, “Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Square dengan SmartPLS 3.0”, Universitas Brawijaya, Malang, 2015.
Irfan, Mohammad dan Vipin Kumar, “The Impact of Book Value on Market Value
of Shariah Compliant Companies in India: An Empirical Analysis”,
International Journal of Media and Management, Vol. 4, Issue 1, India, Juni
2015.
Martono dan A. Harjito, “Manajemen Keuangan Edisi Pertama”, Ekonisia,
Yogyakarta, 2002.
Moeljadi, “Manajemen Keuangan : Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”,
Bayumedia Publishing, Malang, 2006.
Minhat, Marizah dan Nazam Dzolkarnaini, “Which Firm Use Islamic
Financing?”, Economic Letter ELSEVIER, page 15-17, 2017.
Mursalim, et al, “Financial Decision, Innovation, Profitability and Company
Value: Case Study on Manufacturing in Indonesian Stock Exchange”,
Information Management and Bussiness Review, Vol. 7, No.2, page 72-78,
April 2015.
Myers, S. C, “Determinant of Corporate Borrowing”, Journal of Financial
Economics, Vol. 9, No. 3, page 237-264, 1977.
Oztekin, Ozde, “Capital Structure Decisions Around The World: Which Factors
Are Reliably Important?”, Journal Of Financial And Quantitative Analysis,
Vol. 50, No. 3, page 301–323, Juni2015.
Pratiska, Ni Gst. A. Pt. Silka, “Pengaruh IOS, Leverage, dan Dividend Yield
Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI”,
Universitas Udayana Bali, 2013.
Pujiati, Diyah dan Widanar Erman, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap
Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening”,
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12, No.1, hal. 71-86,
2009.
Puspitaningtyas, Zarah, “Perilaku Investor Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi di Pasar Modal”, Universitas Jember, 2014.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2014.
Safitri, Norma dan Aniek Wahyuati, “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan
Investasi Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen, Vol. 4, No. 2, Februari 2015.

108
Saputro, Akhmad Adi dan Lela Hindasah, “Pengaruh Kebijakan Pendanaan,
Deviden dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Set Kesempatan
Investasi”, Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol.8, No.1, Hal. 58-71, Januari
2007.
Sartini, Luh Putu Novita dan Ida Bagus Anom Purbawangsa, “Pengaruh
Keputusan Investasi, Kebijakan Dividen, Serta Keputusan Pendanaan
Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal
Manejemen Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 8, No.2, Agustus 2014.
Senjani, Yayu Putri, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Investasi Pada Perusahaan BUMN”, Simposium Nasional Akuntansi 18
Universitas Sumatera Utara, September 2015.
Setiani, Rury, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan
Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Alumni FE UNP,
Padang, 2013.
Sjahrial, Dermawan MM, “Manajemen Keuangan Edisi 2”, Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2008.
Suharli, Michell, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportuniy Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Hal. 9- 17, Mei
2006.
Warusawitharana, Missaka, “Research and development, profits, and firmvalue: A
structural estimation”, Quantitative Economics 6, page 531-565, The
Federal Reserve System, 2015.
Zeitun, Rami dan Gary Tian, “Capital Structure and Corporate Performance :
Evidence From Jordan”, Forthcoming in Australian Accounting Business &
Finance Journal, Australia, 2007.
http://bareksa.com, “Perbandingan Indeks IHSG, JII dan LQ45 Desember 2010-
Desember 2015”, diakses pada 14 Mei 2017
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index, diakses pada 15 Februari
2017
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar_Modal, diakses pada 15 Februari 2017
http://investasi.kontan.co.id, “Pasar Saham Syariah Lebih Moncer Dari
Konvensional”, diakses pada 8 Mei 2017
http://republika.co.id, “Saham Syariah Mendominasi”, diakses pada 14 Mei 2017

109
http://syariahsaham.com, “Review Performa Januari 2016:16 Saham Syariah
Ungguli Kinerja IHSG, INDF dan JSMR Memimpin”, diakses pada 14 Mei
2017
www.finance.yahoo.com
www.idx.co.id

110
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi)

Gambar Model Penelitian

Construct Reliability and Validity

111
Discriminant Validity – Cross Loadings

Discriminant Validity – Convergent Validity

R Square

112
Result for Inner Weight

113
Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi)

Gambar Model Penelitian

Construct Reliability and Validity

114
Discriminant Validity – Cross Loadings

Discriminant Validity – Convergent Validity

R Square

115
Result for Inner Weight

116
Lampiran 3

Sampel Penelitian

No. Kode Emiten


1. AALI Astra Agro Lestari
2. ADRO Adaro Energy
3. AKRA AKR Corporindo
4. ASII Astra International
5. ASRI Alam Sutera Realty
6. BSDE Bumi Serpong Damai
7. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
8. INDF Indofood Sukses Makmur
9. INTP Indocement Tunggal Prakarsa
10. ITMG Indo Tambangraya Megah
11. KLBF Kalbe Farma
12. LPKR Lippo Karawaci
13. LSIP PP London Sumatra Indonesia
14. PGAS Perusahaan Gas Negara
15. SMGR Semen Gresik
16. TLKM Telekomunikasi Indonesia
17. UNTR United Tractors
18. UNVR Unilever Indonesia

117

Anda mungkin juga menyukai