Anda di halaman 1dari 178

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN KERIPIK

SINGKONG DI CV. SITELA RIYANK SEJAHTERA,


KABUPATEN BOGOR

Meilena Dwiyanti
11170920000141

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023 M /1444 H
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR HASIL

KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Tangerang Selatan, 20 Januari 2023

Meilena Dwiyanti
11170920000141

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama Meilena Dwiyanti


Tempat Tanggal Lahir Tangerang, 10 Mei 1999
Jenis Kelamin Perempuan
Kewarganegaraan Indonesia
Agama Islam
Alamat Komp. Pamulang Permai Jalan Permai
Raya III, Blok AX3/15 RT 001/012
Pamulang, Tangerang Selatan 15417
No. Telepon 085900246765
Email Meilenadwiyanti@gmail.com

Pendidikan Formal
2005 – 2011 SDN Pamulang Permai, Kota Tangerang Selatan
2011 – 2014 SMPN 17 Tangerang Selatan
2014 – 2017 SMAN 6 Tangerang Selatan
2017 – Sekarang Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan


2014 – 2016 Anggota Ekstrakurikuler Tari Ratoe Jaroe SMAN 6
Tangerang Selatan
2017 – 2018 UKM KOPMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2018 Anggota Divisi Konsumsi Agricamp
2019 – 2020 Staff Departemen Ekonomi dan Bisnis DEMA
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta
2019 Ketua Pelaksana Saintek Entrepreneur Competition

Pengalaman Kerja
2020 Praktik Kerja Lapangan CV. Hidroponikita, Depok

iv
RINGKASAN

Meilena Dwiyanti, Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Keripik Singkong di


CV. Sitela Riyank Sejahtera, Kabupaten Bogor. Di bawah Bimbingan Lilis
Imamah Ichdayati dan Junaidi.

Kondisi Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap perkembangan


sektor industri pengolahan makanan yang berbahan baku komoditas pertanian salah
satunya ialah ubi kayu atau biasa disebut dengan singkong. Singkong merupakan
salah satu produk pangan yang mampu diolah ke berbagai jenis olahan pangan yang
berpotensi untuk dikembangkan seperti keripik singkong. CV. Sitela Riyank
Sejahtera merupakan salah satu industri skala rumah tangga yang bergerak di
bidang usaha pengolahan keripik singkong di Kecamatan Gunung Sindur,
Kabupaten Bogor yang telah berdiri sejak 2019. Seiring dengan adanya peristiwa
Pandemi Covid-19 membuat perusahaan mengalami kenaikan penjualan yang
dikarenakan adanya peningkatan reseller keripik singkong sitela. Namun hal
tersebut tidak berangsur lama, perusahaan mengalami penurunan di beberapa bulan
terakhir 2020 yang menyebabkan perusahaan menganggap bahwa kegiatan
produksi yang dijalankan mengalami kerugian. CV. Sitela Riyank Sejahtera belum
pernah melakukan evaluasi terhadap biaya produksi dan pendapatan yang diterima
oleh perushaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis
kelayakan usaha untuk mengetahui apakah kegiatan usaha produksi keripik
singkong yang dilakukan CV. Sitela Riyank Sejahtera menguntungkan dan layak
untuk dijalankan.
Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis biaya dan keuntungan yang
diperoleh dari usaha pengolahan keripik singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera,
(2) menganalisis kelayakan usaha pengolahan keripik singkong yang dilakukan di
CV. Sitela Riyank Sejahtera berdasarkan aspek non-finansial dan (3) Menganalisis
kelayakan usaha pengolahan keripik singkong yang dilakukan di CV. Sitela Riyank
Sejahtera berdasarkan aspek finansial. Penelitian ini dilakukan di CV. Sitela Riyank
Sejahtera, Kabupaten Bogor sejak bulan Oktober hingga Desember 2021. Jenis
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sumber data menggunakan data primer yang
diperoleh dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan
dan data sekunder yang diperoleh dari data mengenai perusahan serta sumber
literatur lainnya. Analisis data yang digunakan ialah analisis deskriptif untuk
mengetahui gambaran perusahaan dan analisis kelayakan non finansial, analisis
kelayakan finansial meliputi analisis biaya usaha, cashflow, Net Present Value
(NPV), Net B/C Ratio, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP)

v
yang selanjutnya diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel tahun
2019.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) analisis biaya usaha yang
dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera pada periode masa awal Pandemi
Covid-19 memiliki nominal yang lebih besar yaitu Rp. 263.332.304 dengan
keuntungan sebesar Rp. 93.228.400 sedangkan pada periode sebelum Pandemi
Covid-19, total biaya usaha yang dikeluarkan sebesar sebesar Rp. 157.951.783 dan
dihasilkan keuntungan usaha yaitu sebesar Rp. 18.159.077; (2) berdasarkan aspek
non finansial, CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dikatakan layak berdasarkan aspek
pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen SDM, hukum, sosial dan
ekonomi serta lingkungan. Keenam aspek tersebut mampu dipenuhi oleh
perusahaan selama menjalankan kegiatan produksi; dan (3) berdasarkan aspek
finansial yang dihasilkan bahwa CV. Sitela Riyank Sejahtera menghasilkan nilai
tidak layak pada periode sebelum masa Pandemi Covid-19 dengan nilai kelayakan
yaitu nilai BEP produk 30.174 dan BEP Harga Rp. 6.447, NPV sebesar - Rp
21.953.864, Net B/C Ratio 0,50, IRR -13,08% dan PP 1 tahun 7 Bulan. Sedangkan
pada masa awal Pandemi Covid-19 menghasilkan nilai yang menguntungkan dan
layak yang ditunjukkan dengan nilai BEP produk 39.306 dan BEP Harga Rp. 6.804,
NPV sebesar Rp 45.528.559, Net B/C Ratio 2,13 IRR 31,97% dan PP 4 bulan 8
hari.

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkat, rahmat dan Karunia-Nya yang sungguh luar biasa tidak terkira,

sehingga penelitian ini mampu disusun dan diselesaikan dengan sebaik mungkin.

Shalawat serta salam tak lupa penulis sanjungkan untuk junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah menerangi kegelapan dunia dengan cahaya

kebenaran, semoga kelak kita akan mendapatkan syafaatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini,

penulis memperoleh banyak bantuan dan doa serta mendapat banyak bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Keluarga Penulis, Alm. Bapak, Ibu, Kak Santi, Mas Agung, Jennaira dan

keluarga besar penulis yang selalu berdoa dan mendukung penulis untuk terus

semangat dalam menjalankan pendidikan kuliah penulis.

2. Ibu Dr. Lilis Imamah Ichdayati dan Bapak Junaidi, M.Si selaku dosen

pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, motivasi, arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi.

3. Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen Penguji I dan Agustina Senjayani,

M.Si selaku dosen penguji II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan nasihat, arahan, dan saran untuk kesempurnaan skripsi penulis.

vii
4. Bapak Ir. Nasrul Hakiem, S.Si, MT, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

jajarannya.

5. Bapak Akhmad Mahbubi SP, MM, Ph.D dan Ibu Rizki Adi Puspita Sari, MM

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Agribisnis yang memberikan

arahan dan sarana dalam penyelesaian tugas akhir penulis serta seluruh Dosen

Agribisnis yang telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan.

6. Kepada seluruh civitas akademika Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan layanan dengan

sangat baik sehingga pengerjaan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Keluarga besar CV. Sitela Riyank Sejahtera yang telah memberikan izin dan

kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

8. Sahabat-sahabat, keluarga besar Agribisnis 2017 dan Kelas E’17 terima kasih

banyak atas kebersamaan, doa dan dukungan kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belumlah sempurna.

Namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak, bagi

penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh

Tangerang Selatan, 1 Desember 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 11
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 14

2.1 Industri Rumah Tangga (Home Industry)..................................................... 14


2.1.1 Bahan Baku Singkong ......................................................................... 16
2.1.2 Industri Rumah Tangga Keripik Singkong ....................................... 20
2.2 Investasi dan Penyusutan.............................................................................. 22
2.3 Struktur Biaya............................................................................................... 24
2.4 Studi Kelayakan Bisnis ................................................................................ 27
2.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ........................................................... 28
2.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi .......................................................... 28
2.4.3 Aspek Manajemen SDM ................................................................ 29
2.4.4 Aspek Hukum ................................................................................. 30
2.4.5 Aspek Sosial dan Ekonomi ............................................................. 31
2.4.6 Aspek Lingkungan.......................................................................... 31
2.4.7 Aspek Finansial .............................................................................. 32
2.5 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 39
2.6 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 46

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................ 46


3.2 Jenis dan Sumber data .................................................................................. 46
3.3 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................ 47
ix
3.4 Analisis Data Aspek Non Finansial .............................................................. 48
3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran .......................................................... 48
3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi ......................................................... 49
3.4.3 Aspek Manajemen SDM................................................................ 50
3.4.4 Aspek Hukum ................................................................................ 51
3.4.5 Aspek Sosial dan Ekonomi ............................................................ 51
3.4.6 Aspek Lingkungan ......................................................................... 52
3.5 Analisis Data Aspek Finansial...................................................................... 52
3.5.1 Investasi Usaha Keripik Singkong CV. Sitela Riyank Sejahtera ... 53
3.5.2 Penerimaan dan Keuntungan Usaha Keripik Singkong CV. Sitela
Riyank Sejahtera ........................................................................... 54
3.5.3 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) ................................................. 55
3.5.4 Break Even Point (BEP) ................................................................ 56
3.5.5 Net Present Value (NPV)............................................................... 57
3.5.6 Net B/C Ratio ................................................................................. 58
3.5.7 Internal Rate of Return (IRR) ........................................................ 59
3.5.8 Payback Period (PP)...................................................................... 60
3.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 60

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................................... 63

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ....................................................... 63


4.2 Letak Geografis Perusahaan ......................................................................... 64
4.3 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................................... 65
4.4 Sarana dan Prasarana CV. Sitela Riyank Sejahtera ...................................... 69
4.5 Kegiatan Produksi Keripik Singkong CV. Sitela Riyank Sejahtera ............. 72

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 75

5.1 Analisis Kelayakan Usaha Aspek Non Finansial CV. Sitela Riyank
Sejahtera ....................................................................................................... 75

5.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran .......................................................... 75


5.1.2 Aspek Teknis dan Teknologi ......................................................... 91
5.1.3 Aspek Manajemen SDM................................................................ 97
5.1.4 Aspek Hukum .............................................................................. 100
5.1.5 Aspek Sosial dan Ekonomi .......................................................... 102
5.1.6 Aspek Lingkungan ....................................................................... 103
5.2 Biaya dan Keuntungan Usaha Pengolahan Keripik Singkong CV. Sitela
Riyank Sejahtera......................................................................................... 104

5.2.1 Biaya Investasi Usaha Pengolahan Keripik Singkong ................. 104


5.2.2 Biaya Penyusutan Usaha Pengolahan Keripik Singkong ............. 106
5.2.3 Biaya Tetap Usaha Pengolahan Keripik Singkong ...................... 108
x
5.2.4 Biaya Variabel Usaha Pengolahan Keripik Singkong ................. 110
5.2.5 Total Biaya Usaha Pengolahan Keripik Singkong....................... 115
5.2.6 Penerimaan Usaha Pengolahan Keripik Singkong ...................... 117
5.2.7 Keuntungan Usaha Pengolahan Keripik Singkong ...................... 120
5.3 Analisis Kelayakan Usaha Aspek Non Finansial ....................................... 121
5.3.1 Arus Kas Bersih Usaha Pengolahan Keripik singkong Sitela...... 121
5.3.2 Break Even Point (BEP) .............................................................. 123
5.3.3 Net Present Value (NPV)............................................................. 126
5.3.4 Net B/C Ratio .............................................................................. 128
5.3.5 Internal Rate of Return (IRR) ...................................................... 129
5.3.6 Payback Period (PP).................................................................... 131

BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 134

6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 134


6.2 Saran ....................................................................................................... 137
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 139

LAMPIRAN................................................................................................................... 144

xi
DAFTAR TABEL
No Halaman

1. Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bogor Atas


Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen)
Tahun 2019-2020 ............................................................................................. 2

2. Produksi dan Tingkat Pertumbuhan Tanaman Palawija di


Kabupaten Bogor Tahun 2019 - 2020 .............................................................. 4

3. Hasil Penjualan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera


bulan Oktober 2019 - September 2020 ............................................................ 7

4. Klasifikasi Industri Menurut Banyaknya Tenaga Kerja................................. 14

5. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ............................... 42

6. Peralatan Produksi di CV. Sitela Riyank Sejahtera. ...................................... 70

7. Harga Produk Keripik Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera ....... 87

8. Mesin dan Peralatan Proses Produksi Keripik Singkong Sitela ..................... 97

9. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Keripik Singkong


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Bulan
Oktober 2019 - Desember 2020 ................................................................... 105

10. Biaya Penyusutan Usaha Pengolahan Keripik Singkong


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Bulan
Oktober 2019 - September 2020 .................................................................. 107

11. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Keripik Singkong


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19
dan Saat Pandemi Covid-19 ......................................................................... 108

12. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Keripik Singkong


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19
dan Saat Pandemi Covid-19 ......................................................................... 111

13. Total Biaya Usaha Pengolahan Keripik Singkong


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada pada Sebelum Pandemi Covid-19
dan Saat Pandemi Covid-19 .......................................................................... 116
14. Penerimaan Usaha Pengolahan Keripik Singkong
di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19
dan Saat Pandemi Covid-19 ........................................................................... 118

15. Keuntungan Usaha Pengolahan Keripik Singkong


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19
dan Saat Pandemi Covid-19 ........................................................................... 120

16. Kas Bersih Usaha Pengolahan Keripik Singkong Sitela


di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan
Saat Pandemi Covid-19 ................................................................................. 122

17. Analisis BEP Produksi Keripik Singkong Sitela di


CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19
dan Saat Pandemi Covid-19 .......................................................................... 124

18. Analisis BEP Harga Keripik Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19 ................... 126

19. Analisis Net Present Value (NPV) Usaha Pengolahan Keripik


Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum
Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19 ........................................... 127

20. Analisis Net B/C Ratio Usaha Pengolahan Keripik Singkong Sitela
di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan
Saat Pandemi Covid-19 ................................................................................. 128

21. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Usaha Pengolahan Keripik Singkong
Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan
Saat Pandemi Covid-19 ................................................................................. 130

22. Analisis Payback Period (PP) Usaha Pengolahan Keripik Singkong Sitela
di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan
Saat Pandemi Covid-19 ................................................................................. 131

23. Hasil Nilai Kelayakan Aspek Finansial di CV. Sitela Riyank Sejahtera ...... 132

xiii
DAFTAR GAMBAR

No Halaman
1. Pohon Industri Ubi Kayu ............................................................................... 19

2. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 45

3. Peta Kecamatan Gunung Sindur .................................................................... 65

4. Struktur Organisasi CV. Sitela Riyank Sejahtera .......................................... 66

5. Kegiatan Produksi Keripik Singkong Sitela .................................................. 75

6. Persentase Wilayah Penjualan Keripik Singkong Sitela Berdasarkan


Segmentasi Geografis .................................................................................... 78

7. Persentase Penjualan Keripik Singkong Sitela Berdasarkan Sasaran ........... 81

8. Pengemasan Keripik Singkong Sitela ........................................................... 84

9. Label Produk Keripik Singkong Sitela ......................................................... 85

10. Logo Produk Keripik Singkong Sitela .......................................................... 86

11. Skema Saluran Distribusi CV. Sitela Riyank Sejahtera ................................ 88

12. Gambar Promosi Keripik Singkong Sitela .................................................... 90

13. Media Instagram Keripik Singkong Sitela .................................................... 90


DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman
1. Pedoman Wawancara Aspek Non Finansial .............................................. 145

2. Pedoman Wawancara Aspek Finansial ...................................................... 150

3. Tingkat Suku Bunga Nasional Oktober 2019 – Desember 2020 ............... 152

4. Biaya Bahan Baku Tambahan CV. Sitela Riyank Sejahtera ...................... 153

5. Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank Sejahtera ................... 154

6 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19 .................................................... 155

7. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Saat Pandemi Covid-19 ........................................................... 156

8. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera ....... 157

9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera ..................................... 158

10. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera .................................. 159

11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera ................. 160

12. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela ..................................... 161


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Awal tahun 2020, perkembangan dunia industri di Indonesia mengalami

keterhambatan yang disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah yang

memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mengurangi

mobilitas terhadap pergerakan orang dan barang untuk satu wilayah tertentu yang

telah diatur pada PP No. 21 Tahun 2020 dalam rangka penangan virus Covid-19

(Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2020). Pemberlakuan kebijakan PSBB

dimulai sejak 4 April 2020 oleh pihak pemerintah. Hal ini menyebabkan

perkembangan diberbagai sektor industri tidak dapat terus berkembang dengan baik

walaupun teknologi dan sistem produksi sudah menunjang kegiatan industri

tersebut. Berbagai perusahaan disektor industri tidak mampu meningkatkan jumlah

produksi yang sesuai dengan permintaan masyarakat karena adanya pembatasan

kegiatan industri yang menyebabkan karyawan tidak diizinkan berkumpul di tempat

kerja. Hal ini berdampak pada penurunan keuntungan yang didapatkan perusahaan

disektor industri tersebut. Selanjutnya penurunan produksi pada sektor industri

akan mempengaruhi nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) yang dimiliki

oleh suatu wilayah.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang sektor industrinya turut

terdampak terhadap kebijakan PSBB menghadapi pandemi virus Covid-19.

Permasalahan tersebut menyebabkan selama tahun 2020 pertumbuhan ekonomi


Kabupaten Bogor mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2019. Hal ini

ditunjukkan bahwa selama tahun 2020 perekonomian berkontraksi sebesar -1,77

persen (BPS Kabupaten Bogor, 2021:99). Penyebab terjadinya penurunan nilai

pertumbuhan di Kabupaten Bogor karena adanya penurunan produksi hampir

disemua lapangan usaha yang berdampak pada nilai PDRB Kabupaten Bogor.

Berikut data persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bogor atas

dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pada tahun 2019-2020 dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bogor Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Persen) Tahun 2019-2020
Lapangan Usaha /Industri Persentase Produk Domestik Regional Bruto (%)
2019 2020
Industri pengolahan 54,04 53,67
Perdagangan besar dan eceran 12,30 12,06
(Reparasi
Mobil dan Sepeda)
Pertanian, Perikanan, Kehutanan 5,26 5,39
Kontruksi 10,38 9,93
Transportasi dan Pergudangan 3,86 3,90
Pertambangan dan Penggalian 2.02 2,19
Pengadaan Listrik dan gas 0,15 0,15
Penyediaan Akomodasi dan Makan 2,73 2,58
Minum
Informasi dan Komunikasi 1,73 2,33
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,55 0,56
Real Estate 0,83 0,88
Jasa Perusahaan 0,20 0,19
Administrasi Pemerintahan, 1,49 1,49
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 2,03 2,29
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,51 0,49
Jasa Lainnya 1,77 1,76
Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2021:97)

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat beberapa lapangan usaha mengalami

penurunan salah satunya sektor industri pengolahan. Meskipun sektor industri

pengolahan masih mendominasi sebagai lapangan usaha yang memiliki peranan

2
terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bogor dengan nilai persentase

PDRB sebesar 53,67% namun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

Penyebab penurunan tersebut disebabkan adanya penurunan permintaan dari

masyarakat yang berimbas pada penurunan produksi, sulitnya akses mendapatkan

bahan baku produksi dan adanya kenaikan biaya faktor produksi yaitu Upah

Minimum Kabupaten (UMK) yang sudah menembus angka Rp. 4,08 juta perbulan

(BPS Kabupaten Bogor, 2021:98).

Industri pengolahan merupakan kegiatan ekonomi di bidang perubahan secara

kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk baru. Industri

pengolahan meliputi industri makanan dan minuman yang memanfaatkan bahan

baku dari sektor pertanian. Komoditas yang diunggulkan dari sektor pertanian salah

satunya adalah ubi kayu atau dapat disebut dengan singkong. Singkong merupakan

komoditas pangan utama di Indonesia selain padi dan jagung yang mampu

memenuhi kebutuhan karbohidrat. Singkong dapat diolah menjadi berbagai macam

produk makanan dan produk antara untuk bahan baku industri sehingga hal ini

berpeluang besar untuk mampu mengembangkan industri pengolahan singkong

(Rohaman dan RM, 2019:15).

Karakteristik singkong yang umumnya dibudidayakan di daerah kering,

menjadikan Kabupaten Bogor sebagai salah satu wilayah yang berpotensi untuk

memproduksi singkong. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah produksi singkong

tertinggi jika dibandingkan dengan komoditas pangan lainnya. Produksi tanaman

palawija dan tingkat pertumbuhan di Kabupaten Bogor pada tahun 2019 - 2020

dapat dilihat pada Tabel 2.

3
Tabel 2. Produksi dan Tingkat Pertumbuhan Tanaman Palawija di Kabupaten
Bogor Tahun 2019 - 2020
Produksi (Ton) Tingkat Pertumbuhan
Komoditas
2019 2020 (%)
Jagung 1.260 1.675 3,29
Kedelai 343 12 -96,50
Kacang Tanah 1.026 1.056 0,03
Ubi Kayu 91.087 85.861 - 5,73
Ubi Jalar 44.688 48.294 8,06
Talas 11.801 11.165 - 5,39
Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2021:312-315)

Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa komoditas ubi kayu merupakan

salah satu komoditas tanaman pangan yang memiliki jumlah produksi tertinggi.

Meskipun singkong memiliki jumlah produksi yang tinggi, komoditi tersebut

mengalami pertumbuhan negatif yaitu sebesar 5,73% dari tahun 2019 ke tahun

2020. Hal ini dikarenakan kondisi pandemi virus Covid-19 yang menyebabkan

terhambatnya mobilitas penjualan hasil produksi ke pasar dan petani kesulitan

untuk mendapatkan bahan baku produksi. Berdasarkan wawancara dengan petani

setempat yang berada di wilayah Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor,

mengatakan bahwa petani kesulitan dalam mendapatkan bahan baku produksi

karna adanya kenaikan harga dari pupuk subsidi maupun non-subsidi sedangkan

pendapatan yang diterima selama masa Pandemi Covid-19 kian mengalami

penurunan. Pendapatan tersebut dikelola untuk mencukupi kebutuhan hidup

keluarga para petani sehingga tidak mampu mengalokasi dana lebih untuk biaya

produksi. Adanya penurunan permintaan juga berpengaruh pada jumlah produksi

sehingga banyak para petani yang mengurangi produksinya guna meminimalisir

kerugian yang lebih besar.

4
Komoditas singkong berpotensial untuk dijadikan sebagai bahan baku

yang mampu menghasilkan beragam jenis makanan dengan dilakukan proses

pengolahan guna meningkatkan nilai dan memperoleh harga jual yang lebih

tinggi. Dalam industri makanan, pengolahan singkong dapat dikelompokkan

menjadi tiga yaitu singkong yang dikeringkan (keripik), tepung singkong atau

tepung tapioka dan hasil fermentasi singkong (peuyeum/tape) (Direktorat

Pengolahan dan Pemasaran Hasil, 2005:1).

Pengolahan singkong yang beragam menuntut perlu adanya industri

yang mampu mengolah hasil singkong dengan berbagai perubahan fisik atau

kimiawi yang dapat meningkatkan nilai tambah produk singkong tersebut.

Industri pengolahan keripik singkong dapat dijumpai di Kecamatan Gunung

Sindur, yang merupakan salah satu wilayah sentra pengolahan keripik singkong

di Kabupaten Bogor. Hal ini didukung dengan ketersediaan singkong yang cukup

melimpah di wilayah Kecamatan Gunung Sindur jika dibandingkan dengan

tanaman palawija lainnya. Jumlah produksi ubi kayu di Kecamatan Gunung

Sindur pada tahun 2020 mencapai 423 Ton/Tahun (BPS Kabupaten Bogor,

2021:42). Hal ini menuntut masyarakat untuk mengolah singkong menjadi

keripik singkong karena dapat meningkatkan nilai jual dan keuntungan yang

lebih besar. Skala industri yang berada di Kecamatan Gunung Sindur masih

didominasi berbentuk industri skala rumah tangga sehingga proses produksi yang

dilakukan masih menggunakan cara tradisonal.

CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan salah satu industri skala rumah

tangga yang bergerak di bidang usaha pengolahan keripik singkong di Kecamatan

5
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Perusahaan ini telah berdiri sejak Oktober

tahun 2019 dengan memfokuskan sebagai perusahaan olahan makanan keripik

yang mensuplai konsumen di wilayah Jabodetabek terutama Bogor, Jakarta dan

Tangerang. Keberagaman produk keripik singkong terdiri dari 12 varian rasa

dihasilkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera. Produk olahan keripik singkong yang

dihasilkan memiliki nilai jual tinggi dengan kisaran harga Rp. 7.500 –

Rp.10.000/pack berukuran 250 Gram yang ditawarkan kepada konsumen.

Upaya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku ialah dengan

mengambil bahan baku utama yaitu keripik singkong setengah jadi ke supplier

terdekat yaitu UD. Tiga Saudara. Perusahaan memilih untuk menjadikan keripik

singkong setengah jadi sebagai bahan baku utama karena biaya produksi yang

lebih minim dan sumber daya yang dimiliki perusahaan belum memenuhi untuk

mengelola ubi kayu menjadi keripik singkong. Tak hanya itu, produk setengah jadi

memiliki daya simpan yang lebih lama sehingga menjadi potensi yang

menguntungkan bagi perusahaan.

Pengembangan industri pengolahan keripik singkong merupakan tantangan

tersendiri bagi CV. Sitela Riyank Sejahtera. Seiring dengan kondisi pandemi

Covid-19 dan adanya penerapan kebijakan PSBB oleh pemerintah, berdampak

sangat besar terhadap kegiatan produksi pada CV. Sitela Riyank Sejahtera

terutama dalam memasarkan produknya kepada masyarakat. Karena adanya

pembatasan mobilitas masyarakat, membuat perusahaan sulit untuk memasarkan

produknya ke pasar dan melakukan kegiatan promosi secara langsung (offline).

Meskipun perusahaan sulit melakukan kegiatan pemasaran karena adanya

6
fenomena Covid-19 pada saat itu, namun penjualan produk keripik singkong kian

mengalami peningkatan tiap bulannya. Hasil penjualan keripik singkong CV.

Sitela Riyank Sejahtera pada Oktober 2019 – September 2020 dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Penjualan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera bulan
Oktober 2019 - September 2020
Bulan Kemasan (250 Hasil Penjualan (Rp)
Gram/Pack)
Sebelum Pandemi Covid-19
Oktober 2019 1.564 13.649.028
November 2019 1.962 17.122.374
Desember 2019 2.710 23.650.170
Januari 2020 4.003 34.934.181
Febuari 2020 4.831 42.160.137
Maret 2020 5.110 44.594.970
Pada Masa awal Pandemi Covid-19
April 2020 5.387 47.012.349
Mei 2020 6.838 59.675.226
Juni 2020 7.932 69.222.564
Juli 2020 7.476 65.243.052
Agustus 2020 6.619 57.764.013
September 2020 6.605 57.643.500
Rata-rata Hasil Penjualan 5.086 44.389.297
Keripik Singkong
Sumber: Data Perusahaan (2019 - 2020)

Berdasarkan Tabel 3 disajikan hasil penjualan keripik singkong oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera selama 12 bulan yang terbagi menjadi dua periode yaitu

periode sebelum Pandemi Covid-19 yang dimulai dari bulan Oktober 2019 – Maret

2020 dan periode pada masa awal Pandemi Covid-19 yaitu bulan April –

September 2020. Hasil penjualan tersebut menunjukkan perusahaan mampu

mencapai hasil penjualan di awal produksi yaitu pada Oktober 2019 senilai Rp.

13.649.028. penjualan keripik singkong terus mengalami peningkatan hingga

dihasilkan penjualan terbesar pada bulan Juni 2020 yaitu sebesar Rp. 69.222.564.

7
Dari keseluruhan hasil penjualan yang didapatkan CV. Sitela Riyank Sejahtera,

maka rata-rata hasil penjualan keripik singkong sitela sebesar Rp. 44.389.297.

Perusahaan beranggapan bahwa dengan penjualan produk keripik singkong yang

terus meningkat maka perusahaan menerima keuntungan dan dapat layak untuk

dikembangkan sedangkan hal tersebut hanya dilihat pada aspek keuangan

perusahaan saja tanpa melihat aspek-aspek non-keuangan lainnya. Peristiwa

Pandemi Covid-19 menjadi hambatan serta tantangan bagi CV. Sitela Riyank

Sejahtera untuk mampu bertahan dalam menjualkan produknya kepada para

konsumen sehingga maka perlu adanya analisis kelayakan terutama pada aspek

non finansial guna mengetahui apakah perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera

telah memenuhi kriteria pada masing-masing aspek non finansial.

Karena peristiwa Pandemi Covid-19 membuat perusahaan hanya terfokus

dalam memperhatikan aspek finansial yang ada pada perusahaan dengan kondisi

adanya peningkatan hasil penjualan tanpa memperhatikan aspek-aspek non

finansial lainnya seperti bagaimana perusahaan menerapkan dan menentukan

strategi pemasaran agar produk dapat masuk ke pasar yang diinginkan, ketepatan

lokasi usaha dan penggunaan mesin, adanya dampak yang diberikan untuk faktor

eksternal perusahan yang terdiri dari lingkungan dan sosial ekonomi, serta

pengelolaan manajemen yang diterapkan. CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan

perusahaan yang baru didirikan dan masih pada proses pengembangan usahanya

sehingga perlu penilaian analisis kelayakan baik dari aspek non finansial dan aspek

finansial untuk menilai apakah kegiatan produksi layak untuk dijalankan. Aspek

non finansial penting untuk dianalisis karna faktor tersebut akan mempengaruhi

8
kelayakan usaha suatu perusahaan. Tanpa adanya faktor-faktor non finansial,

maka perusahaan akan sulit mendapatkan keuntungan.

Menurut Nurmalina dkk (2017:4), studi kelayakan merupakan penelahaan

atau analisis tentang apakah suatu kegiatan investasi memberikan manfaat atau

hasil bila dilaksanakan. Jika hasil analisis menyatakan layak maka usaha yang

dijalankan oleh perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat berlanjut untuk

dikembangkan. Dan sebaliknya, apabila hasil analisis menyatakan tidak layak,

maka CV. Sitela Riyank Sejahtera perlu melakukan evaluasi dalam kegiatan usaha

tersebut agar usaha dapat berkembang dan menguntungkan.

1.2 Rumusan Masalah

Peristiwa Pandemi Covid-19 menjadi hambatan serta tantangan khususnya

bagi industri pengolahan makanan untuk mampu bertahan dalam menjualkan

produknya kepada para konsumen. CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan salah

satu industri pengolahan keripik singkong berskala rumah tangga yang

penjualannya turut terdampak karena adanya kondisi Pandemi Covid-19.

Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang dilakukan oleh

pemerintah membuat perusahaan terbatas untuk melakukan mobilitas dalam

menjualkan produknya ke konsumen secara luas. Tak hanya itu, beberapa bahan

baku yang digunakan turut mengalami kenaikan harga yang membuat biaya

produksi semakin besar. Kondisi tersebut membuat perusahaan sulit

mengembangkan usahanya terutama dalam memaksimalkan keuntungan yang

didapat dari penjualan keripik singkong sitela.

9
Seiring berjalannya waktu, CV. Sitela Riyank Sejahtera terus

mempertahankan kegiatan usahanya hingga mampu menghasilkan hasil penjualan

baik masa sebelum dan pada masa awal pandemi Covid-19 dengan nilai rata-rata

sebesar Rp. 44.389.297 per bulannya dengan jumlah produksi mencapai rata-rata

sebanyak 5.086 bungkus per bulannya dalam ukuran 250 Gram atau sebanyak

1.272 Kilogram keripik singkong sitela. Perusahaan sempat mengalami

peningkatan produksi akibat adanya peningkatan jumlah reseller di awal masa

Pandemi Covid-19. Kenaikan produksi tersebut membuat perusahaan

menggangap bahwa kegiatan produksi yang dijalankan mengalami keuntungan

tanpa memperhatikan aspek non finansial. Salah satunya ialah pada aspek

pemasaran yang dimiliki perusahaan, perusahaan tidak mampu melakukan

kegiatan promosi secara meluas karena adanya fenomena Pandemi Covid-19 pada

saat itu. Namun hal tersebut seharusnya tidak menjadi penghalang apabila

perusahaan mampu memiliki strategi pemasaran yang baik dan benar. Faktor-

faktor eksternal lainnya juga dapat mempengaruhi kegiatan produksi apabila tidak

diteliti dengan baik.

Selama pengembangan usaha pengolahan keripik singkong, CV. Sitela

Riyank Sejahtera hanya memperhatikan keuangan perusahaan saja. Hal tersebut

menjadi pertanyaan bagi perusahaan apakah usaha yang dijalankan layak selama

dua periode waktu yaitu pada saat sebelum Pandemi Covid-19 maupun pada masa

awal Pandemi Covid-19 jika ditinjau melalui aspek non finansialnya. Oleh karena

itu, dengan pengembangan usaha yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

perlu dilakukan penelitian terhadap kelayakan usaha baik secara aspek non

10
finansial maupun aspek finansial.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan keripik singkong yang dilakukan

CV. Sitela Riyank Sejahtera dilihat dari aspek non-finansial?

2. Berapa besar biaya dan keuntungan yang diperoleh dari usaha pengolahan

keripik singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera?

3. Bagaimana Kelayakan usaha pengolahan keripik singkong yang dilakukan

CV. Sitela Riyank Sejahtera dilihat dari aspek finansial?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan penelitian, yaitu:

1. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan keripik singkong yang dilakukan

di CV. Sitela Riyank Sejahtera berdasarkan aspek non-finansial.

2. Menganalisis biaya dan keuntungan yang diperoleh dari usaha pengolahan

keripik singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera.

3. Menganalisis kelayakan usaha pengolahan keripik singkong yang dilakukan

di CV. Sitela Riyank Sejahtera berdasarkan aspek finansial.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi yang

dapat digunakan oleh berbagai pihak antara lain:

1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

11
melatih kemampuan penulis dalam menganalisis studi kelayakan suatu

perusahaan yang sesuai dengan ilmu yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan. Penelitian ini juga dilakukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi serta tambahan ilmu pengetahuan untuk penelitian sejenis yang

akan dilakukan selanjutnya.

3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan

masukan pertimbangan dalam melanjutkan usahanya maupun bagi pemula.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Sitela Riyank Sejahtera yang merupakan

perusahaan baru yang bergerak di bidang pengolahan keripik singkong khususnya

untuk olahan keripik singkong. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis besar

keuntungan yang diterima oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dan bagaimana

kelayakan usaha pengolahan keripik singkong pada dua periode waktu, yaitu

sebelum pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 6 bulan yaitu dimulai dari

bulan Oktober 2019 – Maret 2020 dan pada masa awal Pandemi Covid-19 yang

terdiri dari 6 bulan yaitu April 2020 – September 2020 baik dari aspek non

finansial maupun finansial. Analisis kelayakan berdasarkan aspek non finansial

meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek

hukum, aspek lingkungan serta aspek sosial dan ekonomi yang dilakukan dengan

12
menggunakan analisis deskriptif. Analisis kelayakan berdasarkan aspek finansial

diukur dengan menggunakan metode arus kas (Cash flow), Break Even Point

(BEP), Net Present Value (NPV), Net B/C Ratio, Internal Rate of Return (IRR),

dan Payback Period (PP). Data yang digunakan untuk menganalisis aspek

finansial berupa biaya, kas, penerimaan dan data keuangan lainnya yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, mulai dari Oktober 2019 hingga September 2020

yaitu dalam kurun waktu 12 bulan.

13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Rumah Tangga (Home Industry)

Menurut Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang perindustrian yang

disebut industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan

baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang

mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Menurut

Badan Pusat Statistik (2017:10), industri dapat dikelompokkan menjadi empat

golongan berdasarkan jumlah tenaga kerja, terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Klasifikasi Industri Menurut Banyaknya Tenaga Kerja


No. Klasifikasi Industri Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1 Industri Besar 100 atau lebih
2 Industri Sedang 20 – 90
3 Industri Kecil 5 – 19
4 Industri Rumah Tangga 1–4
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017:10)

Menurut Kimbal (2015:27), industri rumah tangga (IRT) memiliki pengertian

yaitu suatu kegiatan keluarga yang terdiri dari unit-unit konsumtif dan produktif

yang terdiri dari paling sedikit dua anggota rumah tangga yang sama, sama-sama

menanggung pekerjaan, makanan dan tempat berlindung. Industri rumah tangga

dapat dikategorikan ke dalam jenis usaha mikro dan usaha kecil dengan melihat

seberapa besar nilai investasi yang dimiliki, jumlah tenaga kerja serta bidang usaha

industri rumah tangga. Menurut Tambunan (2002:166), industri rumah tangga atau

biasa disebut dengan Home Industry adalah unit-unit usaha yang sifatnya lebih
tradisional, dalam arti menerapkan sistem organisasi dan manajemen yang baik

seperti lazimnya dalam perusahaan modern, namun tidak ada pembagian kerja dan

sistem pembukuan yang jelas.

Menurut Suryana (2006:77), Industri rumah tangga atau Home Industry

memiliki fungsi diantaranya:

1. Usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam

menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena dapat

menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal serta meningkatkan sumber

daya manusia agar dapat menjadi wirausaha yang tangguh.

2. Usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai

keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan

pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi

sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan

maupun ke belakang.

3. Usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan

nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan, karena jumlahnya

tersebar diperkotaan maupun pedesaan.

Suatu proses industri yang dilakukan oleh industri rumah tangga

membutuhkan adanya kegiatan produksi yaitu kegiatan ekonomi yang bertujuan

untuk memberikan nilai tambah dalam menciptakan barang yang akan

didistribusikan kepada masyarakat. Untuk mendukung pengembangan industri

rumah tangga, maka pihak pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan dalam

melakukan pembinaan bagi masyarakat untuk melakukan industri kecil tersebut

15
dengan mentargetkan masyarakat di daerah pedesaan, hal ini dikarenakan tingkat

teknologi yang digunakan sederhana dan dapat menampung masyarakat yang tidak

bekerja pada sektor pertanian dan sekaligus untuk menciptakan pemerataan

pendapatan untuk memberantas kemiskinan (Syahdan dan Husnan dalam Prayitno,

2019:48).

2.1.1 Bahan Baku Singkong

Singkong (Manihot esculenta Crantz) pertama kali ditemukan dari negara

Amerika Latin atau tepatnya dari negara Brazil. Penyebaran komoditi singkong ini

hampir menyebar ke seluruh dunia termasuk negara Indonesia. Singkong atau ubi

kayu masuk ke Indonesia pada tahun 1852 dan Kebun Raya Bogor merupakan

tempat pertama bibit singkong diterima dari Suriname yang selanjutnya pada tahun

1854 disebarkan ke seluruh Pulau Jawa dan kawasan lain di luar Pulau Jawa hingga

pada akhir abad ke-17, masyarakat Indonesia mulai membudidayakan singkong dan

memasyarakat khususnya dikalangan petani. Ini dikarenakan dua hal, yaitu tanaman

singkong mudah dibudidayakan dan kandungan karbohidrat yang tinggi, sehingga

singkong dapat berperan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras (Rohaman

dan RM, 2019:5).

Rohaman dan RM (2019:8) menjelaskan, singkong merupakan salah satu

tanaman yang dapat ditanam sepanjang tahun. Waktu panen dari singkong

bervariasi tergantung dari kondisi iklim dan lingkungan penanaman. Umur terbaik

untuk pemanenan ubi kayu tidak dapat ditentukan, tergantung dari tujuan

penggunaannya. Tanaman singkong tidak memiliki stadium pemasakan yang pasti

untuk konsumsi. Jenis tanaman yang dianggap genjah, biasanya dapat dipanen pada

16
umur 5-6 bulan, namun bila dibiarkan tumbuh terus menerus dapat mencapai umur

10-12 bulan. Waktu pemanenan singkong yang terlalu lambat berimbas pada

kerugian karena lama penantian waktu yang tidak seimbang dengan kenaikan hasil

yang diperoleh.

Menurut Saleh dkk (2016:5), umur panen singkong dipengaruhi oleh curah

hujan. Pada umumnya, singkong memerlukan curah hujan 150-200 mm pada umur

1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100-150 mm pada fase menjelang

dan saat panen. Karakteristik iklim di Indonesia mendukung pertumbuhan singkong

yang dapat dikembangkan di hampir seluruh kawasan, baik di daerah beriklim

hujan maupun kering seiring ketersediaan air yang sesuai dengan kebutuhan

tanaman singkong pada tiap fase pertumbuhannya. Grace dalam Firsta (2020:6),

menjelaskan bahwa singkong dapat tumbuh pada tanah liat berpasir atau tanah liat

berpasir yang lembab dan subur ataupun jenis tanah yang lain dengan tekstur tanah

cukup gembur untuk memungkinkan perkembangan singkong.

Singkong digolongkan kedalam famili Euphorbiaceae atau suku jarak-

jarakan dengan batang berbentuk silindris dengan diameter 2-6 cm, beruas berupa

benjolan bekas tangkai daun yang telah gugur yang tersusun secara berselang-

seling, tinggi tanaman 1,5-5 m. batang berlubang, berisi empulur berwarna putih,

lunka dengan struktur seperti gabus dan berwarna kecoklatan atau keunguan.

Batang singkong ada yang bercabang dan ada yang tidak bercabang tergantung

varietas dan lingkungan (BALITKABI, 2016:11).

17
Menurut Richana (2018:69), Umbi singkong berbeda dengan tanaman umbi-

umbian lainnya. Umbi secara anatomis sama dengan akar, tidak mempunyai mata

tunas sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat perbanyakan vegetatif. Akar

tanaman masuk kedalam tanah sekitar 0,5-0,6 m yang digunakan untuk menyimpan

bahan makanan (karbohidrat). Ukuran akar tersebut akan terus membesar

mengalahkan ukuran lainnya, sehingga akar ini yang disebut sebagai umbi singkong

yang mampu menyimpan cadangan energi dalam bentuk karbohidrat (amylium).

Tak hanya umbinya, bagian daun dari tanaman singkong dapat dimanfaatkan baik

sebagai bahan pangan maupun pakan hewan. Umumnya daun singkong berwarna

hijau muda kekuningan dan dimanfaatkan untuk sayuran karena dikenal memiliki

kandungan protein yang cukup tinggi dibandingkan bagian umbinya. Hal ini

dikarenakan, kandungan daun singkong yang memiliki pro vitamin A, vitamin B1,

vitamin B2, dan vitamin C.

Ubi kayu atau singkong dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan

makanan, pakan, dan sumber energi terbarukan. Ubi kayu mampu dimanfaatkan

mulai dari bagian daun, batang, umbi dan limbahnya. Bagian umbi mampu

dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat yang mampu diolah menjadi berbagai

produk olahan pangan, daunnya dapat dikonsumsi sebagai sayuran karena

kandungan protein yang baik serta mengandung vitamin. Sedangkan kulit singkong

pada umunya dianggap sebagai limbah kupasan dari hasil pengolahan gaplek, tape,

tapioka dan bahan pangan lainnya yang berbahan dasar singkong. Pohon industri

ubi kayu dapat dilihat pada Gambar 1.

18
Gambar 1. Pohon Industri Ubi Kayu
Sumber: Rohaman dan RM (2019:13)
Sebagai bahan pangan, singkong dapat dimanfaatkan secara luas serta

memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan dalam industri pengolahan

makanan, baik oleh industri skala menengah dan besar ataupun industri skala kecil.

Kandungan karbohidrat yang dimiliki singkong, juga menjadikan nilai unggul bagi

komoditas tersebut untuk bisa diolah menjadi berbagai produk olahan makanan,

baik menjadi produk makanan tradisional yang sudah ada seperti: tapai, tiwul,

keripik, dan lain-lain ataupun produk olahan lainnya seperti: tepung tapioka,

gaplek, dekstrin, kue-kue. Keanekaragaman pangan yang dihasilkan dari komoditi

singkong sangatlah penting, artinya sebagai usaha untuk mengatasi masalah

ketergantungan pada satu bahan pangan saja (Rohaman dan RM, 2019:15).

19
Keanekaragaman produk olahan singkong yang semakin meluas turut

menuntut pemerintah untuk mampu mendorong peningkatan produksi singkong

karena permintaan singkong yang cenderung meningkat seiring dengan peran yang

dimilikinya serta kebutuhan pangan manusia yang kian berkembang pesat. Produksi

ubi kayu di Indonesia sendiri dapat didekati melalui luas panen dan produktivitas

komoditi itu sendiri. Namun saat ini, luas panen singkong cenderung mengalami

penurunan sedangkan tren produktivitas akan komoditi singkong kian meningkat.

Hal ini turut menjadi motivasi bagi para petani singkong untuk mampu

meningkatkan produksi baik dengan menambah luas areal ataupun peningkatan

produktivitas dalam memenuhi permintaan pasar bagi singkong yang kian luas.

(Poyuono, 2010:9).

2.1.2 Industri Rumah Tangga Keripik Singkong

Industri rumah tangga adalah suatu kegiatan usaha yang melakukan

kegiatan produksi dengan mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah-jadi

atau bahan-jadi dengan metode dan alat yang sederhana. Menurut Afiyah dkk

(2015:3), Home industry juga disebut dengan industri rumah tangga karena

termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga dan memiliki kriteria

lainnya yang meliputi:

1. Proses produksi dilakukan di sekitar rumah pemilik usaha.

2. Teknologi yang digunakan masih sederhana dan manual menggunakan

tenaga manusia.

3. Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga dan kerabat.

4. Lokasi usaha biasanya berada di pedesaan.

20
5. Kegiatan produksi berkaitan dengan hasil pertanian.

Potensi industri rumah tangga sebagian besar merupakan industri

pengolahan hasil pertanian. Keragaman hasil pertanian yang dihasilkan di tiap

wilayah akan memacu masyarakat untuk membawa suatu perubahan terhadap

kondisi sosial ekonomi masyakarat yang bersifat holistik. Salah satu olahan hasil

pertanian adalah keripik singkong. Keripik singkong merupakan kudapan yang

dihasilkan dari ubi kayu atau singkong dengan langkah pembuatan yang sederhana.

Menurut Koswara (2009:13), keripik singkong adalah makanan ringan yang dibuat

dari irisan tipis umbi singkong, digoreng, dengan diberi bumbu tertentu atau hanya

diberi garam.

Di era yang modern, perubahan pola konsumsi masyarakat kian variatif

terhadap berbagai produk olahan makanan, khususnya keripik singkong. Dengan

berkembangnya aneka olahan untuk makanan ringan maka keripik singkong juga

mengalami perkembangan dengan inovasi baru. Singkong yang mulanya hanya

diiris, direndam garam, kemudian digoreng, saat kini para industri menambahkan

tahap pengolahan dengan proses pengukusan dan pengeringan keripik singkong

agar menghasilkan keripik singkong dengan kualitas yang baik.

Tak hanya itu, modifikasi rasa dan penambahan kandungan lainnya juga

disajikan oleh para industri olahan keripik singkong guna meningkatkan nilai

tambah dari produk yang dihasilkan. Pengolahan yang dilakukan masih secara

tradisional dan hanya menggunakan peralatan seperti pisau, wajan, alat pengiris

atau parutan singkong, serok, spinner dan wadah.

21
2.2 Investasi dan Penyusutan

Menurut Nurmalina dkk (2017:84), ib nvestasi adalah biaya yang umumnya

dikeluarkan pada awal kegiatan dan pada saat tertentu untuk memperoleh manfaat

beberapa tahun kemudian. Pengeluaran investasi dilakukan oleh perusahaan

sebelum mulai melakukan kegiatan produksinya dan umumnya dilakukan satu kali

atau lebih. Adapun menurut Sunariyah (2013:15), investasi dikaitkan dengan

penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa

mendatang. Menurut Halim (2005:4), investasi pada hakikatnya merupakan

penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

keuntungan di masa yang akan datang. Pada umumnya investasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1. Investasi pada aset-aset finansial (financial assets) berupa sertifikat deposito,

commercial paper, surat berharga yang dilakukan di pasar uang dan investasi

yang dilakukan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, dan opsi.

2. Investasi pada aset-aset riil (real assets) yaitu berupa pembelian aset

produktif, lahan produksi (tanah), pendirian pabrik, dll.

Suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan investasinya, maka memerlukan

dana yang diperoleh dari berbagai sumber dana yang ada baik dari modal sendiri

atau modal pinjaman atau keduanya. Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:91), sumber

modal terdiri dari dua macam jika dilihat dari segi sumber asalnya, yaitu:

22
1. Modal sendiri merupakan modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan

dengan cara mengeluarkan saham baik secara tertutup yaitu hanya dari

kalangan internal pemilik saham sebelumnya maupun secara terbuka yaitu

dengan menjual saham kepada masyarakat luas.

2. Modal asing (modal pinjaman) merupakan modal yang diperoleh dari pihak

luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Sumber dana dari

modal asing dapat diperoleh melalui perbankan, lembaga keuangan ataupun

perusahaan nonbank.

Penggunaan modal dibutuhkan oleh perusahaan untuk melakukan investasi

baik untuk membiayai operasional perusahaan ataupun untuk membeli aktiva tetap.

Semua jenis aktiva tetap kecuali tanah apabila dipakai secara terus menerus maka

akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa dan pendapatan.

Hal ini disebabkan masa manfaat dan nilai guna dari aktiva tetap semakin berkurang

dari waktu ke waktu. Penurunan nilai aktiva tetap disebut dengan penyusutan atau

depresiasi. Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian harga pokok aktiva

tetap selama masa penggunaannya atau biaya yang dibebankan terhadap produksi

akibat penggunaan aktiva tetap itu dalam proses produksi (Harahap, 2002:53).

Perhitungan suatu penyusutan aktiva tetap perlu memperhatikan masa

manfaat dan jumlah yang disusutkan. Masa manfaat diukur dengan periode suatu

aktiva yang diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi yang

diharapkan dapat diperoleh dari aktiva oleh perusahaan, sedangkan jumlah yang

dapat disusutkan dapat dihitungkan dengan subtitusi antara biaya perolehan suatu

23
aktiva dengan biaya dalam laporan keuangan, dikurangi nilai sisanya (Suhikmat

dan Novita, 2018:49). Untuk menghitung penyusutan suatu aktiva tetap adalah:

𝐻𝑃
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = .......................................................... (1)
𝑛

Keterangan:

HP = Harga Perolehan Aktiva Tetap (Rp)


n = Taksiran Umur Kegunaan

2.3 Struktur Biaya

Suatu industri dalam melaksanakan kegiatan produksi pada hakekatnya

perlu mengeluarkan sejumlah biaya untuk keberlangsungan proses produksi dapat

terlaksana dengan baik. Menurut Nurmalina dkk (2017:71), biaya dapat

didefinisikan sebagai segala sesuatu yang langsung maupun tidak langsung

mengurangi tujuan bisnis. Adapun menurut Sumadji dkk (2006:106), biaya atau

cost adalah pengorbanan yang diukur dengan harga yang dibayar untuk

memperoleh, menghasilkan, atau mempertahankan barang-barang dan jasa-jasa.

Menurut Arifin (2015:69), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur

dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

mencapai tujuan tertentu. Sumber ekonomi yang telah dikeluarkan oleh suatu

individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu baik pada masa lalu atau

masa yang akan datang.

Menurut Mursyidi (2008:14), biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan

yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang

dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. Adapun

24
menurut Soekartawi (2006:56), biaya adalah nilai dari seluruh sumberdaya yang

digunakan untuk memproduksi suatu barang. Biaya dalam industri rumah tangga

dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Biaya Tetap (fixed cost)

Menurut Samryn (2013:47), biaya tetap adalah suatu biaya yang konstan

dalam total tanpa mempertimbangkan perubahan-perubahan tingkat aktivitas dalam

suatu kisaran relevan tertentu. Sedangkan Menurut Carter (2009:69), biaya tetap

adalah biaya yang secara total tidak berubah Ketika aktivitas bisnis meningkat dan

menurun. Biaya tetap (fixed cost) dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

𝐹𝐶 = ∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖 𝑃𝑥𝑖 .................................................... (2)

Keterangan:

FC = Biaya Tetap (Rp)


Xi = Jumlah Fisik dari input ke-i yang membentuk biaya tetap
Pxi = Harga input (Rp) ke-i
n = Macam Input dari i = 1 sampai n

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa Biaya tetap adalah

biaya yang nilainya relatif sama atau konstan dari waktu ke waktu dan besar dari

nilai biaya nya tidak dipengaruhi oleh komoditi apa yang akan digunakan sebagai

bahan baku dan berapa banyak hasil produksi yang dihasilkan. Dengan kata lain

besarnya tingkat produksi yang dilakukan oleh suatu industri tidak mempengaruhi

jumlah biaya tetap yang dikeluarkan. Unsur biaya tetap antara lain: sewa lahan,

penyusutan alat mesin, bunga modal (terutama atas sarana tahan lama), pajak, upah

tenaga kerja tetap, dll (Arifin, 2015:70).

25
2. Biaya Variabel (Variable cost)

Berbeda halnya dengan biaya tetap, yaitu biaya variabel atau biaya tidak tetap

adalah jenis biaya yang nilainya dapat berubah, baik mengalami kenaikan maupun

penurunan seiring dengan tingkat produksi yang dilakukan oleh industri. Jika skala

produksi meningkat, maka biaya variabel meningkat pula, dan sebaliknya. Menurut

Joesron dan Fathrrozi (2003:124), biaya variabel adalah biaya yang akan berubah

apabila tingkat output berubah. Sedangkan menurut Suratiyah (2015:114), biaya

variabel adalah biaya yang digunakan untuk membeli atau menyediakan bahan

baku yang habis dalam satu kali produksi. Biaya variabel dapat dihitung dengan

rumus berikut:

𝑉𝐶 = ∑𝑛𝑖=1 𝑋𝑖 𝐶𝑥𝑖 ....................................................... (3)

Keterangan:

VC = Biaya Variabel (Rp)


Xi = Jumlah Fisik dari input ke-i yang membentuk biaya variabel
Cxi = Harga input (Rp) ke-i
n = Macam Input dari i = 1 sampai n

3. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total adalah jumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh industri, baik

biaya tetap maupun biaya variabel selama proses produksi berlangsung. Menurut

Suratiyah (2015:79), untuk menghitung besarnya biaya total (Total Cost) diperoleh

dengan cara menjumlahkan biaya tetap (Fixed Cost/ FC) dengan biaya variabel

(Variable Cost/VC). Untuk mengetahui besarnya biaya total yang digunakan

selama proses produksi, dapat dihitung dengan rumus berikut:

TC = FC + VC ....................................................... (4)

26
Keterangan:

TC = Biaya Total Produksi (Rp)


FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel (Rp)

2.4 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan salah satu kajian yang telah banyak dikenal

oleh masyarakat, terutama yang bergerak dalam bidang bisnis. Menurut Nurmalina

dkk (2017:4), studi kelayakan bisnis atau feasibility study merupakan bahan

pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan: (a) apakah menerima atau

menolak suatu rencana bisnis yang direncanakan dan (b) apakah menghentikan atau

mempertahankan bisnis yang sudah atau sedang dilaksanakan. Adapun menurut

Kasmir dan Jakfar (2016:7), studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang

mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan

dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

Kajian penelitian ini menyangkut berbagai aspek baik aspek hukum, sosial

dan ekonomi, pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen, lingkungan

serta finansial yang dimiliki oleh bisnis tersebut. Hal tersebut sebagai dasar

penelitian yang hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah proyek

atau bisnis tersebut menghasilkan keuntungan dan dapat dikerjakan atau ditunda

dan bahkan tidak berjalan dikarenakan tidak memberikan manfaat dan mencapai

tujuan dari bisnis tersebut. Tujuan diadakan studi kelayakan khususnya bagi

investor yaitu menghindari keterlanjuran investasi atau penanaman modal yang

27
terlalu besar untuk suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata tidak

menguntungkan (Afiyah dkk, 2015:3).

2.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:65), aspek pasar dan pemasaran

bertujuan untuk mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki, struktur dan

peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang akan datang, serta bagaimana

strategi pemasaran yang harus dilakukan. Ide bisnis yang direncanakan oleh suatu

industri perlu ditinjau dari segi pasar dan pemasaran yang bertujuan apakah bisnis

yang dijalankan akan memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak serta besar

potensi pasar yang ada untuk produk yang akan ditawarkan. Menurut Umar

(2015:26), analisis ini dapat dilakukan dengan cara deskriptif maupun inferensial,

jenis data yang digunakan dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Analisis

kelayakan dari aspek ini yang utama adalah dalam hal:

1. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.

2. Kajian untuk mengetahui permintaan dan penawaran yang dilakukan oleh

suatu perusahaan terhadap konsumen potensialnya

3. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan

dilaksanakan.

2.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan

proses pembangunan fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah

bangunan fisik selesai dibangun (Kamaluddin, 2004:27). Perencanaan ide bisnis

perlu mengkaji aspek teknis dan teknologi dengan melihat segi pembangunan

28
proyek dan segi implementasi bisnis secara teknis dapat dilaksanakan yang

digunakan untuk menunjang proses produksi.

Penentuan lokasi merupakan salah satu variabel rumit yang perlu dikaji

dan dipertimbangkan oleh suatu industri karena akan berpengaruh terhadap aspek

lainnya. Tak hanya itu, industri perlu memperhatikan karakteristik produk yang

dihasilkan, yakni mencakup standar kualitas, dimensi, warna, paten, trade mark,

lisensi, syarat penyimpanan, packing, syarat pengiriman, dan juga kemungkinan

untuk mempertimbangkan bahwa tidak keseluruhan komponen produk dibuat

sendiri (Nurmalina dkk, 2017:28).

2.4.3 Aspek Manajemen SDM

Menurut Nurmalina dkk (2017:35), aspek manajemen mempelajari

tentang manajemen dalam masa pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa

operasi. Manajemen dalam pembangunan bisnis mengkaji bagaimana

pembangunan bisnis secara fisik sedangkan dalam masa operasi mencakup

pengadaan sumber daya manusia, jumlah tenaga kerja dan kualifikasi yang

diperlukan untuk mengelola bisnis tersebut. Aspek manajemen digunakan untuk

meneliti kesiapan sumber daya manusia yang akan menjalankan usaha tersebut,

kemudian mencari bentuk struktur organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan

dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2016:12).

Menurut Ibrahim (2009:127), keberhasilan suatu proyek atau usaha yang

telah dinyatakan layak untuk dikembangkan, sangat dipengaruhi oleh peranan

manajemen dengan mengaitkan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Keempat fungsi tersebut tidak

29
dapat berjalan sendiri-sendiri, namun diperlukan pelaksanaan yang saling terkait

satu dengan lainnya.

2.4.4 Aspek Hukum

Suatu perusahaan yang didirikan perlu melengkapi kelengkapan dan

keabsahan dokumen mengenai bentuk badan usaha sampai pada izin-izin yang

dimiliki serta tidak boleh melanggar hukum yang ada dan merugikan sekitarnya.

Menurut Suliyanto (2010:15), aspek hukum merupakan salah satu aspek kelayakan

yang membahas mengenai ketentuan hukum apa saja yang harus dipenuhi sebelum

menjalankan sebuah usaha dengan tujuan supaya bisnis tersebut sesuai dengan

ketentuan hukum dan mampu memenuhi segala persyaratan perizinan di wilayah

tersebut. Sedangkan menurut Nurmalina dkk (2017:35), aspek hukum mempelajari

tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan (dikaitkan dengan kekuatan

hukum dan konsekuensinya) dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa

disediakan bila akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman, berbagai

akta, sertifikat, dan izin.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2016:33), dalam praktiknya terdapat beberapa

macam perizinan usaha dan jenis-jenis izin tersebut bergantung pada jenis usaha

apa yang akan dijalankan. Adapun izin yang dimaksud adalah:

1. Tanda daftar perusahaan (TDP).

2. Nomor pokok wajib pajak (NPWP).

3. Izin-izin usaha.

4. Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki.

30
2.4.5 Aspek Sosial dan Ekonomi

Suatu rencana bisnis tidak hanya memiliki manfaat bagi pihak internal

suatu perusahaan, melainkan perlu memperhatikan seberapa besar rencana bisnis

tersebut berdampak baik dalam aspek sosial dan ekonomi menjadi manfaat bagi

masyarakat keseluruhan. Dalam aspek ini, menonjolkan dampak positif yang

diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya

dan pemerintah umumnya. Bagi masyarakat, dampak yang diberikan berupa

penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran yang akan

mempengaruhi meningkatnya taraf pendapatan masyarakat dan menambah

aktivitas ekonomi. Dengan berdirinya usaha atau proyek secara sosial dan ekonomi

lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan kerugian (Kasmir dan Jakfar,

2016:200).

2.4.6 Aspek Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan salah satu komponen yang penting untuk

dikaji sebelum suatu perusahaan melakukan investasi atau bisnis dijalankan untuk

mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan bisnis tersebut. Aspek

lingkungan mempelajari bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan,

apakah dengan adanya bisnis menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin

rusak (Nurmalina dkk, 2017:37).

Pengaruh yang ditimbulkan dari aktivitas bisnis dapat berupa semakin

ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, timbulnya penyakit masyarakat, perubahan

gaya hidup dan timbulnya kerawanan sosial. Oleh karena itu, suatu ide bisnis

dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan jika kondisi lingkungan sesuai

31
dengan kebutuhan ide bisnis dan mampu memberikan manfaat yang lebih besar

dibandingkan dampak negatifnya (Purnomo dkk, 2017:100).

2.4.7 Aspek Finansial

Menurut Nurmalina dkk (2017:37), Aspek finansial dianalisis untuk

memperhitungkan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan

kemudian mengoperasikan kegiatan bisnis. Menurut Sofyan (2004:105), analisis

finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah

terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam

tahapan analisis usaha. Aspek finansial digunakan oleh industri khususnya skala

rumah tangga untuk menentukan layak atau tidaknya bisnis tersebut dijalankan

setelah menelaah semua faktor produksi yang dijalankan.

Analisis kelayakan finansial memiliki beberapa metode yang masing-

masing terdapat kelebihan dan kekurangan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah arus kas (Cash flow), nilai bersih kini (Net Present Value), Net

B/C Ratio, Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return), Jangka Waktu

Pengembalian Modal Investasi (Payback Period), dan Titik impas (Break Even

Point). Penjelasan metode analisis finansial dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Arus Kas (Cashflow)

Arus kas merupakan komponen penting yang memuat penerimaan dan

pengeluaran dalam bisnis untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis

tersebut. Menurut Hery (2012:9), arus kas adalah sebuah laporan yang

menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-

masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada

32
aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu tertentu. Perhitungan

arus kas bersih (Net Cash Flow) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Penerimaan = xx
Total Biaya usaha = xx
EBITD = Penerimaan – Total Biaya Usaha
Penyusutan = xx
EBIT = EBITD – Penyusutan
Interest = xx
EBT = EBIT – interest
Tax = t % x EBT
EAT = EBT – Tax
𝑁𝑒𝑡 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐹𝑙𝑜𝑤 = EAT + Biaya Penyusutan. . . . . . . ..….....(5)

Keterangan:

EBITD (Earning Before Interest, = Pendapatan sebelum bunga, pajak dan


Tax, Depreciation) depresiasi
EBIT (Earning Before Interest = Pendapatan sebelum bunga dan pajak
and Tax)
Interest = Suku bunga pinjaman
EBT (Earning Before Tax) = Pendapatan sebelum pajak
Tax = Besar Pajak
EAT (Earning After Tax) = Laba Bersih Setelah Pajak
Net Cash Flow = Arus Kas Bersih

Arus kas bersih memuat suku bunga pinjaman (Interest) dan pajak. Menurut

Karl dan Fair (2001:635), suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu

pinjaman dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga

yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Apabila suatu perusahaan

tidak menggunakan pinjaman sebagai modal kegiatan operasionalnya, maka nilai

suku bunga tersebut ialah sebesar 0%. Berbeda halnya dengan pajak, pajak

merupakan kontribusi wajib yang dibayarkan oleh seseorang atau suatu badan

usaha kepada negara yang bersifat memaksa dan telah diatur dalam perundang-

undangan. Semua badan usaha atau perusahaan perlu memahami dan membayar

33
kewajiban perpajakannya agar bisnis yang dijalankan dapat berjalan baik dan lancar

tanpa terkena masalah perpajakan yang menghambat kegiatan bisnis. Menurut

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 tentang pajak penghasilan menyatakan

bahwa Pajak penghasilan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

memiliki tarif yaitu sebesar 0.5% dengan syarat peredaran pendapatan tidak lebih

dari 4,8 Milyar dalam satu tahun.

Tujuan adanya aliran kas untuk memberikan informasi atas dasar mengenai

aktivitas operasi, investasi dan pendanaan suatu perusahaan selama periode waktu

tertentu. Cash flow menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh pihak

manajemen, investor, konsultan, dan stakeholder lainnya untuk memperhitungkan

kelayakan suatu bisnis berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada

(Nurmalina dkk, 2017:81).

2. Net Present Value (NPV)

Menurut Umar (2015:200), Net Present Value atau nilai bersih sekarang

adalah selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari

penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas

terminal) di masa yang akan datang. Suatu rencana bisnis dapat dinyatakan layak

apabila jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan.

Hal ini dapat dikatakan apabila nilai NPV lebih besar dari 0 (NPV>0), maka bisnis

tersebut menguntungkan dan dinyatakan layak. Apabila nilai NPV lebih kecil dari

0 (NPV<0), maka bisnis tersebut tidak layak untuk dijalankan. Perhitungan NPV

dapat dirumuskan sebagai berikut:

34
𝐵𝑡−𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛𝑡=0 (1+𝑖)𝑡 .................................................. (6)

Keterangan:

NPV = Net Present Value


Bt = Benefit pada Bulan ke-t
Ct = Biaya pada Bulan ke-t
n = Periode Waktu
i = Tingkat Suku Bunga

Variabel yang dibutuhkan guna mendapatkan nilai sekarang ialah arus kas,

masa waktu arus kas dan tingkat suku bunga. Tingkat suku bunga adalah harga dari

suatu pinjaman yang diberikan oleh pihak kreditur yang dinyatakan sebagai

persentase uang pokok per unit. Menurut Boediono (2014:76), suku bunga

merupakan harga dari penggunaan dana investasi (loanable fund). Tingkat suku

bunga merupakan rasio pengembalian jumlah investasi sebagai bentuk imbalan

yang diberikan kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga menyesuaikan

dengan kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada pihak

kreditur.

Kegunaan dari metode NPV ini ialah apabila seorang pemilik modal ataupun

manajemen perusahaan mengevaluasi apakah ingin melakukan investasi atau tidak

pada suatu proyek baru atau suatu investasi pada pembelian aset baru. Tidak hanya

digunakan sebagai bahan evaluasi kelayakan suatu bisnis, namun juga digunakan

untuk membandingkan investasi mana yang lebih baik jika terdapat dua pilihan

investasi atau lebih.

3. Net B/C Ratio

Net B/C Ratio ialah rasio atau perbandingan antara nilai manfaat bersih yang

bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan demikian Net

35
B/C Ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh dari setiap penambahan satu

rupiah pengeluaran. Menurut Nurmalina dkk (2017:100), suatu bisnis atau kegiatan

investasi dapat dikatakan layak bila Net B/C Ratio lebih besar dari satu (B/C>1) dan

dikatakan tidak layak Net B/C Ratio lebih kecil dari satu (B/C<1). Perhitungan Net

B/C Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

∑𝑛
𝑖=1 𝑁𝐵𝑖 (+)
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 = ∑𝑛
................................................................ (7)
𝑖=1 𝑁𝐵𝑖 (−)

Keterangan:

NB (+) = Net Benefit yang telah di discount positif (+)


NB (–) = Net Benefit yang telah di discount negatif (‒)

4. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu metode yang digunakan

untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang

diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi

awal (Umar, 2015:199). Menurut Halim (2005:39), Internal Rate of Return (IRR)

adalah metode penilaian kelayakan usaha dengan menggunakan metode nilai

sekarang. IRR digunakan untuk mengetahui pada tingkat suku bunga berapa nilai

NPV sama dengan nol. sebuah bisnis dikatakan layak apabila nilai IRR lebih besar

dari DF (Discount Factor) dan tidak layak apabila nilai IRR lebih kecil dari DF.

Perhitungan IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝑁𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + 𝑥 (𝑖2 − 𝑖1 ) ....................................... (8)
𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2

Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return (%)
i1 = Tingkat bunga 1
i2 = Tingkat bunga 2
NPV1 = Net Present Value 1 pada DF terkecil

36
NPV2 = Net Present Value 2 pada DF terbesar

Kelebihan dari metode IRR ialah tidak dipertimbangkan time value of money

sehingga dapat memperhitungkan dengan hasil yang lebih tepat dan realistis

dibandingkan dengan metode accounting rate of return sedangkan kekurangan

metode ini adalah perlu waktu untuk menghitungnya, termasuk saat cash inflow

tidak terdistribusi secara merata dan metode ini tidak dapat mengidentifikasi ukuran

investasi dalam berbagai proyek yang bersaing dan tingkat keuntungannya.

5. Payback Period (PP)

Menurut Umar (2015:197), Payback Period adalah periode yang diperlukan

untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan

menggunakan aliran kas, dengan kata lain Payback Period merupakan rasio antara

Initial Cash Invesment dengan Cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan

waktu. Adapun menurut Kasmir dan Jakfar (2016:101), Payback Period merupakan

teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu

proyek atau usaha yang perhitungannya dapat dilihat dari perhitungan kas bersih

(proceed) yang diperoleh setiap tahun. Perhitungan Payback Period dapat

dirumuskan sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 𝑥 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 ................... (9)
𝐾𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ / 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Suatu bisnis dapat dikatakan layak apabila nilai PP sekarang lebih kecil dari

umur investasi atau jika Payback Period lebih pendek waktunya dari Maximum

Payback Period-nya. Metode ini cukup sederhana sehingga memiliki beberapa

kelebihan dan kelemahan. kelebihan metode Payback Period yaitu:

37
1. Metode yang mudah dan sederhana untuk menentukan lamanya waktu

pengembalian dana investasi.

2. Memberikan informasi mengenai lamanya Break Even Point (BEP).

3. Alat pertimbangan risiko Karena semakin pendek Payback Period maka

semakin pendek pula risiko kerugian yang ada pada bisnis tersebut.

4. Digunakan untuk membandingkan dua proyek yang memiliki risiko dan Rate

of Return yang sama dengan melihat jangka waktu pengembalian investasi.

Kekurangan dari metode ini yaitu:

1. Mengabaikan penerimaan investasi atau kas bersih (proceeds) yang diperoleh

sesudah Payback Period tercapai.

2. Mengabaikan Time Value of Money (nilai waktu uang).

3. Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan.

6. Break Even Point (BEP)

Break Even Point atau titik pulang pokok merupakan salah satu analisis

keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan suatu bisnis. Menurut

Herjanto (2008:151), analisis pulang pokok adalah suatu analisis yang bertujuan

untuk menemukan satu titik dalam kurva biaya dan pendapatan yang menunjukkan

biaya sama dengan pendapatan. Adapun menurut Hansen dan Mawar (2006:274),

Break Even Point adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya,

titik dimana laba sama dengan nol. Oleh karena itu, pihak suatu perusahaan perlu

meningkatkan laba untuk memperoleh laba yang maksimum dengan melihat

volume penjualan. Semakin lama perusahaan mencapai titik pulang pokok, semakin

38
besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih menutupi segala biaya

yang dikeluarkan (Nurmalina dkk, 2017:92).

Analisis Break Even point memiliki peranan penting terutama untuk pihak

perusahaan guna mengetahui hubungan antara biaya, volume, dan laba terutama

informasi mengenai jumlah penjualan yang harus dicapai dan besarnya penurunan

realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak mengalami

kerugian. Menurut Kasmir (2016:334), perlu diketahui beberapa hal penting dalam

menentukan titik impas dengan tepat, yaitu:

1. Tingkat keuntungan (laba) yang ingin dicapai dalam suatu periode

2. Besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat

ditingkatkan

3. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel.

Padangaran (2013:91) menjelaskan bahwa perhitungan Break Even Point

terbagi menjadi dua jenis, yaitu BEP atas dasar unit dan BEP harga. Perhitungan

Break Even Point dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐵𝐸𝑃 (𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖) = ................................ (10)
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐵𝐸𝑃 (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎) = ...................................... (11)
𝐾𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

2.5 Penelitian Terdahulu

Konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini mengacu pada penelitian-

penelitian terdahulu untuk mendukung penelitian serta sebagai gambaran penulis

dalam menyusun penelitian. Penelitian tersebut menjadi bahan rujukan untuk

39
penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian-penelitian yang dijadikan acuan

yaitu:

1. Gunawati dan Sudarwati (2017), menganalisis kelayakan usaha bisnis

Cassava chips di Perumahan Mardani Raya. Penelitian ini dilakukan atas dasar

informasi mengenai jumlah potensial pasar minat terhadap keripik singkong cukup

banyak untuk melakukan usaha, sehingga perlu adanya penelitian mengenai

kelayakan usaha tersebut. Permasalahan yang terjadi ialah karena pelaku usaha

yang masih sulit berkembang dikarenakan perencanaan manajemen pengelolaan

yang kurang jelas dan tersusun dengan baik. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kriteria penilaian investasi didapat nilai NPV sebesar Rp.

730.802.669, yang artinya selisih antara nilai kas yang akan datang dengan nilai

investasi bernilai positif. Nilai BEP untuk mencapai titik balik modal, target jumlah

keripik singkong yang harus dicapai minimal sebanyak 621 Kg dalam 1 bulan. Nilai

IRR sebesar 14 %, lebih besar dari discount factor sebesar 13%, dan payback period

selama 2 tahun 4 bulan. Maka dapat disimpulkan secara keseluruhan usaha bisnis

Cassava Chips di Perumahan Mardani Raya dikatakan layak.

2. Efendi (2019), menganalisis kelayakan usaha keripik singkong di Desa

Wonosobo Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. Tujuan penelitian

tersebut yaitu untuk menganalisis kelayakan bisnis keripik singkong di Desa

Wonosobo Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara baik dari aspek non

finansial maupun aspek finansial. Permasalahan yang terjadi ialah para pelaku

bisnis di wilayah Kecamatan Sukamaju menjalankan usahanya tidak dengan

pengelolaan manajemen yang baik dan pada akhirnya tidak sedikit dari mereka

40
yang akhirnya mempertahankan usahanya dan mengalami kebangkrutan. Aspek

non finansial terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, SDM

serta lingkungan. Sedangkan aspek finansial menggunakan metode ROI dan R/C

Ratio. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kriteria penilaian investasi

ditunjukkan dengan nilai ROI sebesar 54,1% dan nilai R/C 1,54 dan usaha tersebut

dinyatakan layak.

3. Rahayu (2015), menganalisis kelayakan usaha gula semut anggota koperasi

serba usaha (KSU) di Jatirogo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

kelayakan usaha gula semut anggota KSU Jatirogo yang ditinjau baik dari aspek

non finansial maupun finansial. Permasalahan yang terjadi ialah kapasitas produksi

gula semut belum sesuai dengan KSU Jatirogo, produk yang tidak sesuai dengan

kriteria koperasi serta perhitungan finansial yang dilakukan oleh petani belum tepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai rata-rata PP untuk usaha gula semut

bukan warehouse adalah 2 tahun 5 bulan 9 hari dan 1 tahun 4 bulan 15 hari sebagai

warehouse. Nilai NPV yang diperoleh menghasilkan angka positif atau lebih dari

nol. Nilai rata-rata NPV untuk usaha gula semut bukan warehouse adalah Rp

6.758.349,- sedangkan untuk usaha gula semut sebagai warehouse adalah Rp

485.728.132,-. Nilai rata- rata PI untuk usaha gula semut bukan warehouse adalah

3,09 kali sedangkan untuk usaha gulasemut sebagai warehouse adalah 20,97 kali.

Nilai rata-rata IRR untuk usaha gula semut bukan warehouse adalah 54%

sedangkan untuk usaha gula semut sebagai warehouse adalah 103% dan untuk

metode ARR diperoleh hasil bahwa ARR memiliki nilai lebih besar dari 10% dan

41
20%. Berikut disajikan persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu pada

Tabel 5.

Tabel 5. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Persamaan Perbedaan


Penelitian
1. Gunawati Analisis - Komoditas - Perbedaan lokasi
dan Studi keripik singkong penelitian
Sudarwati Kelayakan - Aspek non - Permasalahan
(2017) Usaha Bisnis finansial meliputi mengenai pelaku
Cassava aspek pasar, usaha masih sulit
Chips di teknis, SDM, berkembang
Perumahan sosial dan dikarenakan
Mardani ekonomi serta perencanaan
Raya lingkungan manajemen yang
- Penggunaan kurang jelas dan
metode kriteria tersusun dengan baik
kelayakan yaitu - Analisa SWOT
BEP, NPV, IRR, sebagai strategi bisnis
dan PP
2. Efendi Analisis - Komoditas - Perbedaan lokasi
(2019) Kelayakan keripik singkong penelitian
Usaha - Aspek non - Permasalahan
Keripik finansial meliputi mengenai pelaku
Singkong di aspek pasar, bisnis tidak memiliki
Desa teknis, SDM dan pengelolaan
Wonosobo lingkungan. manajemen yang baik
Kecamatan - Terdapat kriteria
Sukamaju kelayakan aspek
Kabupaten finansial yaitu R/C
Luwu Utara Ratio dan ROI
3. Rahayu Analisis - Aspek non - Perbedaan komoditas
(2015) Kelayakan finansial meliputi dan lokasi penelitian
Usaha Gula aspek pasar, - Permasalahan
Semut hukum, teknis mengenai kapasitas
Anggota dan lingkungan. produksi dan
Koperasi - Penggunaan perhitungan finansial
Serba Usaha metode kriteria yang kurang tepat oleh
(KSU) kelayakan yaitu para petani.
Jatirogo Payback Period, - Penggunaan metode
PI atau Net B/C kriteria kelayakan
Ratio NPV, IRR. yaitu ARR

42
2.6 Kerangka Pemikiran

Ubi kayu merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki

peluang besar untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan pangan.

Tingkat harga yang cenderung meningkat karena kegunaan ubi kayu yang beragam

khususnya untuk keperluan pangan, menjadikan ubi kayu sebagai komoditas yang

memiliki nilai jual tinggi. Hal ini menjadi peluang yang besar bagi usaha industri,

terutama industri skala kecil dan menengah. Keripik singkong merupakan salah satu

produk olahan ubi kayu yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Oleh karena

itu banyak perusahaan industri rumah tangga yang mendirikan usaha dengan

memproduksi keripik singkong.

CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan salah satu industri skala rumah

tangga yang berlokasi di Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2019 dan baru berjalan selama dua setengah

tahun yang menandakan perusahaan ini masih terbilang berusia muda dalam

menjalankan usahanya. Pada tahun 2020, kondisi pandemi virus Covid-19 menjadi

salah satu peristiwa yang berdampak pada kegiatan penjualan keripik singkong oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera. Perusahaan kesulitan untuk melakukan promosi ke

masyarakat secara luas karena kebijakan pemerintah yang membatasi mobilitas

masyarakat. Perusahan tidak memperhatikan aspek-aspek diluar keuangan

perusahaan salah satunya ialah aspek pasar dan pemasaran sehingga CV. Sitela

Riyank Sejahtera tidak mampu meramalkan prospeknya di masa yang akan datang

seperti adanya fenomena Pandemi Covid-19 ini. Dengan adanya permasalahan

43
tersebut membuat perusahaan tidak mengetahui apakah kegiatan usaha yang

dijalankan dapat dikatakan layak jika ditinjau berdasarkan studi kelayakan bisnis

terutama pada aspek non finansial.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan industri keripik

singkong skala rumah tangga di CV. Sitela Riyank Sejahtera, Kabupaten Bogor,

baik ditinjau dari aspek non finansial maupun finansial dan besarnya keuntungan

yang diterima perusahaan. Kedua aspek tersebut perlu diperhatikan secara bersama

guna menentukan bagaimana perusahaan memperoleh keuntungan dari suatu

penanaman investasi tertentu. Aspek non finansial menggunakan analisis deskriptif

yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen,

lingkungan, serta sosial dan ekonomi. aspek finansial diukur dengan metode

analisis Cashflow, Net Present Value (NPV), Net B/C Ratio, Internal Rate of Return

(IRR), Payback Period (PP), dan Break Even Point (BEP) yang bertujuan untuk

mengetahui besarnya keuntungan yang diterima perusahaan dan menentukan

rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan

membandingkan pengeluaran dan pendapatan yang diterima CV. Sitela Riyank

Sejahtera. Berdasarkan uraian di atas maka gambaran kerangka pemikiran dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

44
CV. Sitela Riyank Sejahtera
Usaha Pengolahan Keripik Singkong Skala Rumah Tangga

Perusahaan tidak memperhatikan bagaimana aspek-aspek non


finansiala dalam kegiatan produksinya dan hanya berfokus pada
penjualan keripik singkong baik sebelum maupun pada masa
awal pandemi Covid-19

Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Keripik singkong di CV.


Sitela Riyank Sejahtera, Kabupaten Bogor

Aspek Aspek Aspek


Aspek Aspek Aspek Aspek
pasar dan teknis dan sosial dan
manajemen Hukum lingkungan finansial
pemasaran teknologi ekonomi

Lokasi Bentuk Manfaat


Jenis
usaha, luas badan usaha
Penawaran badan
produksi, usaha, Total
dan hukum Dampak terhadap
pemilihan Struktur biaya
permintaa usaha, usaha penyerap
jenis organisas usaha,
n, bauran surat izin terhadap an tenaga
teknologi i, job penerima
pemasaran usaha lingkung kerja dan
dan descripti an dan
dan dan an pendapat
peralatan, on, pendapat
strategi dokumen sekitar an
layout dan jumlah an usaha
pemasaran perizinan masyarak
proses tenaga at sekitar
lainnya
produksi kerja

Kriteria kelayakan
Analisis deskriptif usaha: Cashflow, NPV,
IRR, Net B/C Ratio,
PP, dan BEP

Usaha keripik singkong CV.


Sitela Riyank Sejahtera
dinyatakan layak/tidak layak
dijalankan

Rekomendasi atau Evaluasi


atas keberlangsungan usaha
keripik singkong CV. Sitela
Riyank Sejahtera

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

45
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di CV. Sitela Riyank Sejahtera, yang beralamatkan

Kampung Pengasinan RT 06 RW 01, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Gunung

Sindur, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive)

dengan pertimbangan bahwa CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan salah satu

industri rumah tangga yang bergerak di bidang pengolahan keripik singkong yang

baru berjalan selama dua setengah tahun dan masih dalam proses pengembangan

usaha sehingga perlu ditinjau kelayakan usahanya. Penelitian dilakukan dalam

waktu kurang lebih 2 bulan, dimulai dari bulan Oktober hingga Desember 2021.

Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data dan keterangan yang terkait

dengan penelitian serta melakukan analisis data.

3.2 Jenis dan Sumber data

Pelaksanaan penelitian diperlukan data-data akurat dari perusahaan untuk

menganalisis keuntungan dan kelayakan usaha industri keripik singkong skala

rumah tangga. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian adalah data kualitatif

dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data mengenai gambaran umum perusahaan

meliputi sejarah perusahaan, proses produksi keripik singkong, ketenagakerjaan,

sarana dan prasarana dan mengkaji aspek kelayakan non finansial. Data kuantitatif

yaitu data mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan
produksi keripik singkong dan keuntungan yang diperoleh usaha keripik singkong

untuk menganalisis kelayakan usaha dari aspek finansial.

Sumber data untuk penelitian menggunakan data primer dan data sekunder.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan

langsung di lapangan dan wawancara yang ditujukkan kepada narasumber yaitu

pemilik CV. Sitela Riyank Sejahtera sedangkan data sekunder dalam penelitian ini

menggunakan data pelengkap dari berbagai instansi yang terkait dan studi pustaka

dan sumber-sumber literatur, penelusuran dan kepustakaan, buku serta internet

yang relevan dengan penelitian.

3.3 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan selama penelitian terdiri dari

beberapa cara, yaitu:

1. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data untuk tujuan penelitian yang

dilakukan secara langsung bertatap muka antara penanya dengan narasumber

yaitu pemilik CV. Sitela Riyank Sejahtera, Karyawan perusahaan serta

masyarakat sekitar perusahaan. Tujuan dilakukan wawancara ialah untuk

melengkapi informasi yang diperoleh melalui pengamatan dan sesuai dengan

kondisi perusahaan. Panduan wawancara pada penelitian ini dapat dilihat

pada Lampiran 1 dan 2.

2. Observasi, metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis. Pengamatan dilakukan secara langsung

terhadap aktivitas produksi keripik singkong.

47
3. Studi pustaka, bertujuan untuk melengkapi kelengkapan data lapangan

sehingga diperlukan studi literatur yang terkait dengan judul penelitian.

Setelah data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data

yaitu metode pengolahan data kuantitatif dan pengolahan data kualitatif. Metode

pengolahan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif dengan

mendeskripsikan gambaran data yang telah terkumpul mengenai operasional

perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera dan menjabarkan mengenai analisis

kelayakan non finansial. Sedangkan metode pengolahan data kuantitatif yang

dilakukan pada penelitian ini adalah menganalisis kelayakan aspek finansial dengan

menggunakan alat bantu Microsoft office excel tahun 2019.

3.4 Analisis Data Aspek Non Finansial

Metode analisis data aspek non finansial menggunakan data kualitatif melalui

pendekatan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan aspek kelayakan non

finansial yang dikupas pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi,

aspek manajemen, aspek hukum, aspek lingkungan serta aspek sosial, ekonomi dan

budaya. Penjabaran masing-masing aspek yang dijelaskan secara deskriptif atau

berupa uraian sebagai berikut.

3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:44) yang berpendapat bahwa pasar

secara sederhana dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan

pembeli untuk melakukan transaksi. Dalam penelitian ini, dengan adanya analisis

aspek pasar dan pemasaran akan diketahui permintaan dan penawaran produk,

48
bauran pemasaran dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera. Berikut ini kriteria kelayakan usaha yang digunakan dalam aspek pasar

dan pemasaran:

a. Bagaimana permintaan dan penawaran produk keripik singkong yang

dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera.

b. Kegiatan program pemasaran yang mencakup strategi pemasaran yaitu STP

(Segmentation, Targeting, Positioning) yang dilakukan secara efektif dan

efisien untuk mengetahui, mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar

atau konsumen

c. Variabel pemasaran berupa Bauran pemasaran (Marketing mix) untuk

mencapai tujuan pemasaran pada pasar yang ditargetkan.

3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Mengacu pada Kamaluddin (2004:27) pengertian aspek teknis merupakan

suatu aspek yang berkaitan dengan proses pembangunan fisik usaha baik secara

teknis ataupun pengoperasiannya setelah bangunan fisik tersebut selesai dibangun.

Aspek teknis dan teknologi penting untuk dianalisis oleh suatu usaha bisnis guna

meminimalisir kegagalan bisnis di masa yang akan datang yang disebabkan karena

adanya masalah teknis. Pembahasan aspek teknis dan teknologi dalam penelitian

ini meliputi penentuan lokasi usaha, proses produksi, Layout pabrik serta pemilihan

mesin dan jenis teknologi yang digunakan untuk menunjang proses produksi.

Berikut ini kriteria penilaian kelayakan usaha yang digunakan dalam aspek teknis

dan teknologi:

49
a. Lokasi usaha keripik singkong mencakup ketersediaan bahan baku

produksi, tenaga listrik dan air, tenaga kerja dan fasilitas trasnportasi yang

mudah diperoleh serta letak pasar yang dituju untuk menjangkau konsumen.

b. Jenis proses produksi yang digunakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

untuk memproduksi keripik singkong.

c. Penentuan tata letak (Layout) yang mencakup konsistensi dengan teknologi

produksi, arus produk dalam proses produksi keripik singkong, penggunaan

ruangan produksi yang optimal, dan letak mesin dan fasilitas yang

digunakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera.

d. Ketepatan pemilihan jenis teknologi yang dipilih oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera dalam memproduksi keripik singkong.

3.4.3 Aspek Manajemen SDM

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:168), aspek manajemen merupakan

aspek yang menyangkut masalah SDM maupun rencana perusahaan yang disusun

sesuai dengan tujuan perusahaan yang memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam

proses manajemen. Dalam penelitian ini, aspek manajemen mengkaji mengenai

bentuk usaha dan proses penerapan manajemen pada sumber daya manusia dalam

perusahaan tersebut. kriteria kelayakan usaha yang digunakan dalam aspek

manajemen yaitu mencakup struktur organisasi, deskripsi masing-masing jabatan,

jumlah tenaga kerja, dan sistem pengupahan yang ada pada CV. Sitela Riyank

Sejahtera.

50
3.4.4 Aspek Hukum

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:28), aspek hukum merupakan

aspek yang meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-

dokumen yang dimiliki yang dilakukan sesuai dengan lembaga yang mengeluarkan

dan yang mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Dalam penelitian ini,

mengkaji kriteria kelayakan dari aspek hukum mengenai perizinan usaha CV. Sitela

Riyank Sejahtera yang ditinjau dari pemilihan badan hukum yang tepat dan sesuai

dengan tujuan perusahaan, adanya dokumen penunjang berupa surat izin usaha

yang dimiliki, sertifikat atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan usaha

tersebut.

3.4.5 Aspek Sosial dan Ekonomi

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:201), bahwa dalam aspek sosial

dan ekonomi perlu ditelaah apakah usaha atau proyek yang dijalankan akan

memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau

sebaliknya. Dalam penelitian ini, mengkaji mengenai manfaat yang diberikan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera kepada masyarakat sekitar baik dalam aspek sosial

maupun aspek ekonomi. Berikut kriteria kelayakan usaha yang digunakan dalam

aspek sosial dan ekonomi, yaitu:

a. Adanya penambahan kesempatan kerja atau pengurangan pengangguran

di lingkungan sekitar usaha CV. Sitela Riyank Sejahtera.

b. Pengaruh bisnis terhadap lingkungan sekitar.

c. Adanya manfaat dan pengorbanan sosial yang dialami oleh masyarakat

sekitar lokasi CV. Sitela Riyank Sejahtera

51
d. Peningkatan pendapatan dan menambah aktivitas ekonomi masyarakat

sekitar lokasi CV. Sitela Riyank Sejahtera.

3.4.6 Aspek Lingkungan

Mengacu pada Nurmalina dkk (2017:37), aspek lingkungan merupakan salah

satu aspek penting bagi suatu perusahaan yang akan merancang atau menganalisis

kegiatan investasi untuk meminimalisir adanya masalah dampak lingkungan yang

akan merugikan kegiatan produksi. Dalam penelitian ini, aspek lingkungan

mengkaji kriteria kelayakan aspek lingkungan mengenai perlakuan dan

pemanfaatan limbah yang dihasilkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera yang tidak

mengakibatkan kerusakan lingkungan dalam proses produksi keripik singkong.

3.5 Analisis Data Aspek Finansial

Analisis aspek finansial menggunakan data kuantitatif untuk mengetahui

keuntungan dan menganalisis kelayakan usaha dari aspek finansial. Perhitungan

data sesuai dengan rumus-rumus pada masing-masing analisis dengan

menggunakan program Microsoft office Excel tahun 2019. Metode analisis pada

aspek finansial meliputi analisis biaya usaha, cashflow, Net Present Value (NPV),

Net B/C Ratio, Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP) dari

kegiatan produksi keripik singkong yang dijalankan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera pada dua periode waktu, yaitu sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) yang

dimulai dari bulan Oktober 2019 – Maret 2020 dan masa awal Pandemi Covid-19

(K₂) yang terdiri dari bulan April hingga September 2020.

52
3.5.1 Investasi Usaha Keripik Singkong CV. Sitela Riyank Sejahtera

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:92), investasi merupakan

penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif

panjang dalam berbagai bidang usaha. Komponen yang terkandung dalam biaya

kebutuhan investasi disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Biaya

investasi meliputi biaya pembelian aktiva tetap dan biaya operasi.

1. Analisis Penyusutan

Perhitungan penyusutan untuk usaha keripik singkong menggunakan metode

garis lurus (straight line method) dimana metode ini menghubungkan alokasi biaya

dengan berlalunya waktu dan pembebanan periodik yang sama sepanjang umur aset

(Hery, 2015:195). Perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus

sebagai berikut:
𝑁𝐵𝑖
𝑃 = ............................................................ (12)
𝑈𝐸𝑖

Keterangan:

P = Penyusutan Usaha keripik singkong


NBi = Nilai beli barang ke i
UEi = Umur ekonomis barang ke i

2. Analisis Biaya Usaha

Analisis biaya usaha meliputi semua pengeluaran yang dinyatakan dengan

uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi. Analisis biaya usaha keripik

singkong diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel yang dihasilkan

CV. Sitela Riyank Sejahtera yang terbagi dalam dua periode waktu yaitu saat saat

sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) maupun masa awal Pandemi Covid-19 (K₂).

53
Mengacu pada Soekartawi (2016:54), perhitungan analisis biaya usaha CV. Sitela

Riyank Sejahtera dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

𝑇𝐵𝑈𝐾𝑆 𝑘1 , 𝑘₂ = 𝐵𝑇𝑈𝐾𝑆 𝑘1, 𝑘₂ + 𝐵𝑉𝑈𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂......................... (13)

Keterangan:

k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19


k₂ = Masa awal Pandemi Covid-19
TBUKS = Total Biaya Usaha Keripik Singkong (Rp)
BTUKS = Biaya Tetap Usaha Keripik Singkong (Rp)
BVUKS = Biaya Variabel Usaha Keripik Singkong (Rp)

3.5.2 Penerimaan dan Keuntungan Usaha Keripik Singkong CV. Sitela


Riyank Sejahtera

Keuntungan usaha didapatkan dari selisih antara penerimaan dengan

semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Penerimaan

usaha keripik singkong diperoleh dari jumlah produksi keripik singkong yang

terbagi menjadi dua periode yaitu saat sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) dan masa

awal Pandemi Covid-19 (K₂) dikalikan dengan harga jual produk CV. Sitela Riyank

Sejahtera. Mengacu pada Soekartawi (2016:54) perhitungan penerimaan, dan

keuntungan usaha industri keripik singkong skala rumah tangga di CV. Sitela

Riyank Sejahtera sebagai berikut:

1. Perhitungan penerimaan dirumuskan sebagai berikut:

𝑇𝑃𝑈𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂ = 𝐽𝑃𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂ . 𝐻𝐽𝐾𝑆 .................................... (14)

Keterangan:

K₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19


K₂ = Masa awal Pandemi Covid-19
TPUKS = Total Penerimaan Usaha Keripik Singkong (Rp)
JPKS = Jumlah Produksi Keripik Singkong (Kg)
HJKS = Harga Jual Keripik Singkong (Rp/Kg)

54
2. Perhitungan keuntungan dirumuskan sebagai berikut:

𝐾𝑈𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂ = 𝑇𝑃𝑈𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂ – 𝑇𝐵𝑈𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂ ..................... (15)

Keterangan:

K₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19


K₂ = Masa awal Pandemi Covid-19
KUKS = Keuntungan Usaha Keripik Singkong (Rp)
TPUKS = Total Penerimaan Usaha Keripik Singkong (Rp)
TBUKS = Total Biaya Usaha Keripik Singkong (Rp)

3.5.3 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow)

Mengacu pada Halim (2007:3), arus kas bersih (Net Cash Flow) terjadi

apabila selama proyek investasi beroperasi maka akan terjadi arus kas keluar (Cash

outflow) dan arus kas masuk (Cash inflow). Apabila arus kas masuk melebihi arus

kas keluar, maka akan terdapat arus kas bersih atau biasa disebut dengan Net Cash

Flow. Perhitungan arus kas usaha keripik singkong sitela menggunakan suku bunga

pinjaman sebesar 0%, hal ini dilandasi karena perusahaan CV. Sitela Riyank

Sejahtera tidak menggunakan modal pinjaman kepada lembaga pebankan atau

keuangan lainnya, melainkan menggunakan modal sendiri yang diperoleh pemilik

perusahaan. Sedangkan untuk pajak usaha yang digunakan dalam perhitungan arus

kas CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah dengan tarif sebesar 0,5%. Hal ini

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 tentang pajak penghasilan.

Tarif pajak tersebut diperuntukkan untuk usaha berskala mikro dengan pendapatan

dibawah 4,8 milyar pertahunnya. Perhitungan arus kas bersih dapat dirumuskan

sebagai berikut:

55
TPUKS k₁, k₂ = xx………………………………………………..(14)
TBUKS k₁, k₂ = xx………………………………………………..(13)
EBITD k₁, k₂ = TPUKS k₁, k₂ – TBUKS k₁, k₂ …….……….…(15)
Penyusutan = xx………………………………………………..(12)
EBIT k₁, k₂ =EBITD k₁, k₂ – Penyusutan.…………….………(16)
Interest = xx
EBT k₁, k₂ =EBITk₁, k₂ – interest ……………………..…….(17)
Tax =t % x EBT k₁, k₂ ………………….……..………(18)
EAT k₁, k₂ =EBT k₁, k₂ – Tax………..……………….………(19)
Total Kas Bersih k₁, k₂ = EAT k₁, k₂ + Penyusutan………….…....(20)

Keterangan:
TPUKS = Total penerimaan Usaha Keripik Singkong
TBUKS = Total Biaya Usaha Keripik Singkong
EBITD = Pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi
EBIT = Pendapatan sebelum beban bunga dan pajak
Interest = suku bunga pinjaman 0%
EBT = Pendapatan sebelum pajak
Tax = Besar pajak (0,5%)
EAT = Pendapatan atau laba bersih setelah pajak
k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19
k₂ = Masa awal Pandemi Covid-19

3.5.4 Break Even Point (BEP)

Mengacu pada Nurmalina dkk (2017:92), Break Even Point adalah titik

pulang pokok dimana total revenue (TR) = total cost (TC). Kondisi ini

menggambarkan sebuah usaha dapat menutupi segala biaya operasi dan

pemeliharaan serta biaya modal lainnya tidak di bawah break even, sehingga

perusahaan tidak mengalami kerugian. Terdapat dua jenis BEP yaitu BEP volume

dan BEP harga yang dirumuskan sebagai berikut:


𝑇𝐵𝑈𝐾𝑆 𝑘₁,𝑘₂
𝐵𝐸𝑃 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑝𝑖𝑘 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔 (𝐾𝑔) 𝑘₁, 𝑘₂ = ........................ (21)
𝐻𝐽𝐾𝑆

Keterangan:
TBUKS = Total Biaya Usaha Keripik Singkong (Rp)
HJKS = Harga Jual Keripik Singkong (Rp)
k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19
k₂ = Masa awal Pandemi Covid-19

56
𝑇𝐵𝑈𝐾𝑆 𝑘₁,𝑘₂
𝐵𝐸𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑝𝑖𝑘 𝑆𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔 (𝑅𝑝/𝐾𝑔)𝑘₁, 𝑘₂ = ............. (22)
𝐾𝑃𝐾𝑆 𝑘₁,𝑘₂

Keterangan:
TBUKS = Total Biaya Usaha Keripik Singkong (Rp)
KPKS = Kuantitas Produksi Keripik Singkong (Kg)
k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19
k₂ = Setelah masa Pandemi Covid-19

3.5.5 Net Present Value (NPV)

Mengacu pada Kasmir dan Jakfar (2016:103), Net Present Value atau nilai

bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of Proceed) dan

PV investasi (Capital Outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV

tersebutlah yang dikenal dengan Net Present Value (NPV). Dalam menghitung

NPV, maka diperlukan nilai PV kas bersih dengan menghitung Cash Flow

perusahaan selama umur investasi tertentu. Tingkat bunga per bulan yang

digunakan pada periode saat sebelum Pandemi Covid-19 sebesar 4,8% sedangkan

pada masa awal Pandemi Covid-19 sebesar 4,08%. Nilai tersebut diperoleh dari

rata-rata tingkat suku bunga pada bulan Oktober 2019 – September 2020 yang dapat

dilihat pada Lampiran 3. Untuk mengitung NPV dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐾𝑎𝑠 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ0 𝐾𝐵𝑈𝐾𝑆𝑡1,𝑡2


𝑁𝑃𝑉𝑈𝐾𝑆 𝑘₁, 𝑘₂ = + ....................... (23)
(1+𝑟)0 (1+𝑟)𝑡1,𝑡2

Keterangan:

k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19


k₂ = Setelah masa Pandemi Covid-19
NPVUKS = Net Present Value Usaha Keripik Singkong
KBUKS0 = Kas Bersih Usaha Keripik Singkong (Bulan ke-0)
KBUKSt₁,t₂ = Kas Bersih Usaha Keripik Singkong (Bulan ke-t)
r = Diskonto atau suku bunga (r₁ = 4,8%, r₂ = 4,08%)
t₁ = Bulan ke 1 – 6 (Saat sebelum Pandemi Covid-19)
t₂ = Bulan ke 7 – 15 (Masa awal Pandemi Covid-19)

57
Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan dengan metode NPV adalah

sebagai berikut:

1. Industri keripik singkong dinilai layak apabila nilai NPV positif atau lebih

besar dari nol (NPV > 0).

2. Industri keripik singkong dinilai tidak layak apabila nilai NPV negatif atau

lebih kecil dari nol (NPV < 0).

3. Industri keripik singkong dinilai tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak

mengalami kerugian apabila nilai NPV sama dengan nol (NPV = 0).

3.5.6 Net B/C Ratio

Mengacu pada Nurmalina (2017:100), Net B/C Ratio adalah rasio antara

manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.

Dengan kata lain, manfaat bersih yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan

terhadap setiap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu usaha atau kegiatan

investasi dapat dikatakan layak apabila nilai Net B/C Ratio lebih besar dari satu (Net

B/C > 1) dan dikatakan tidak layak apabila Net B/C Ratio lebih kecil dari satu (Net

B/C < 1). Untuk menghitung Net B/C Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐵𝑡₁,𝑡₂ − 𝐶𝑡₁,𝑡₂
∑𝑛
𝑏 = 0/1 (1+𝑟₁,₂) 𝑡₁,𝑡₂ (𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 )> 0
𝑁𝑒𝑡 𝐵/𝐶 𝑘₁, 𝑘₂ = 𝐵𝑡₁,𝑡₂ − 𝐶𝑡₁,𝑡₂ 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 ....... (24)
∑𝑛 (𝐵𝑡 − 𝐶𝑡 ) < 0
𝑏 = 0/1 (1+𝑟₁,₂)𝑡₁,𝑡₂

Keterangan:

k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19


k₂ = Masa awal Pandemi Covid-19
Bt = Manfaat pada bulan t
Ct = Biaya pada bulan t
r = suku bunga usaha (r₁ = 4,8%, r₂ = 4,08%)
t₁ = Bulan ke 1 – 6 (Saat sebelum Pandemi Covid-19)
t₂ = Bulan ke 7 – 12 (Masa awal Pandemi Covid-19)

58
3.5.7 Internal Rate of Return (IRR)

Kelayakan suatu usaha perlu dinilai dari seberapa besar pengembalian

bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Mengacu pada Kasmir dan Jakfar

(2016:105), Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat

pengembalian hasil intern. Besaran yang dihasilkan dari perhitungan IRR adalah

dalam satuan persentase (%). Suatu kegiatan usaha dapat dikatakan layak apabila

nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari Opportunity cost of capital-nya (DF).

pada umumnya, IRR dihitung dengan menggunakan metode interpolasi di antara

tingkat discount factor yang lebih rendah (yang menghasilkan nilai NPV positif)

dengan tingkat discount factor yang lebih tinggi (yang menghasilkan nilai NPV

negatif). Tingkat bunga per bulan yang digunakan pada periode saat sebelum

Pandemi Covid-19 sebesar 4,8% sedangkan pada masa awal Pandemi Covid-19

sebesar 4,08%. Nilai tersebut diperoleh dari rata-rata tingkat suku bunga pada bulan

Oktober 2019 – September 2020 yang dapat dilihat pada Lampiran 3. untuk

menghitung IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:


𝑁𝑃𝑉𝑈𝐾𝑆1
𝐼𝑅𝑅 𝑘₁, 𝑘₂ = 𝑖1 + 𝑥 (𝑖2 − 𝑖1 ).................. (25)
𝑁𝑃𝑉𝑈𝐾𝑆1 − 𝑁𝑃𝑉𝑈𝐾𝑆2

Keterangan:

k₁ = Saat sebelum Pandemi Covid-19


k₂ = Masa awal Pandemi Covid-19
IRR = Nilai Internal Rate of Return (%)
i1 = Tingkat suku bunga 11 sebesar 4,8%
i2 = Tingkat suku bunga 12 sebesar 4,08%
NPVUKS1 = Net Present Value Usaha Keripik Singkong 1 pada DF terkecil
NPVUKS2 = Net Present Value Usaha Keripik Singkong 2 pada DF terbesar

Kriteria yang digunakan untuk menilai kelayakan dengan metode IRR

adalah sebagai berikut:

59
1. Industri keripik singkong dapat dikatakan layak apabila nilai IRR yang

dihasilkan lebih besar dari tingkat bunga yang diterapkan.

2. Industri keripik singkong dapat dikatakan tidak layak apabila nilai IRR

yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga yang diterapkan.

3.5.8 Payback Period (PP)

Mengacu pada Umar (2015:197), Payback Period (PP) adalah suatu

periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial

Cash Investment) dengan menggunakan aliran kas yang selanjutnya nilai tersebut

dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima. Untuk

menghitung PP dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑝𝑖𝑘 𝑠𝑖𝑛𝑔𝑘𝑜𝑛𝑔


𝑃𝑃 𝑘₁, 𝑘₂ = 𝑥 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛............... (26)
𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ..............(20)

Kriteria penilaian kelayakan suatu usaha dengan menggunakan metode PP

adalah jika Payback Period yang dihasilkan lebih pendek waktunya dari maximum

payback period-nya maka usaha tersebut dapat diterima. Umumnya metode IRR

digunakan sebagai indikator tingkat risiko dari suatu usaha, makin lama periode

pengembaliannya maka proyek tersebut semakin berisiko.

3.6 Definisi Operasional

Definisi yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Industri keripik singkong adalah industri pengolahan pangan yang

mengolah singkong menjadi keripik singkong yang dinyatakan dalam

satuan unit.

60
2. Analisis kelayakan usaha adalah analisis yang digunakan sebagai dasar

penilaian apakah usaha layak untuk dijalankan dengan mendapatkan

keuntungan dan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu

keputusan.

3. Analisis Kelayakan Non finansial bertujuan untuk mengkaji suatu usaha

dapat dikatakan layak atau tidak dengan melihat aspek pasar dan

pemasaran, teknis dan teknologi, manajemen, lingkungan, serta sosial dan

ekonomi yang terdapat di CV. Sitela Riyank Sejahtera.

4. Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk mengkaji suatu usaha dapat

dikatakan layak atau tidak dengan melihat perhitungan yang dihasilkan

dari seluruh pembiayaan yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera.

5. Biaya tetap usaha keripik singkong (BTUKS) adalah biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi keripik singkong yang besarnya tidak

dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dinyatakan

dalam satuan rupiah (Rp).

6. Biaya variabel usaha keripik singkong (BVUKS) adalah biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi keripik singkong yang besarnya

dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya tetap dinyatakan

dalam satuan rupiah (Rp)

7. Biaya total atau total biaya usaha keripik singkong (TBUKS) adalah

penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel yang dihasilkan oleh

61
kegiatan produksi usaha keripik singkong. Biaya total dinyatakan dalam

satuan rupiah (Rp).

8. Keuntungan usaha keripik singkong (KUKS) adalah selisih antara total

penerimaan (TPUKS) dengan total biaya (TBUKS). Pendapatan

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

9. Biaya investasi adalah penjumlahan dari biaya aktiva tetap dan biaya

operasional yang dihasilkan oleh kegiatan kegiatan produksi usaha keripik

singkong. Biaya investasi dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

10. BEP (Break Even Point) adalah titik pertemuan antara biaya usaha keripik

singkong dengan harga jual dan volume produksi keripik singkong dimana

usaha tidak mengalami untung dan rugi.

11. Net Present Value (NPV) adalah metode penilaian kelayakan dengan

melihat selisih antara kas bersih usaha keripik singkong yang akan

diterima dengan nilai investasi yang dikeluarkan usaha keripik singkong

dengan menggunakan nilai waktu uang.

12. Net B/C Ratio adalah perbandingan antara manfaat bersih yang bernilai

positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif.

13. Internal Rate of Return (IRR) adalah metode penilaian kelayakan dengan

melihat tingkat pengembalian usaha keripik singkong terhadap investasi

yang ditanamkan.

14. Payback Period (PP) adalah perhitungan kas bersih yang diperoleh dalam

jangka waktu tertentu yang dibutuhkan untuk menutup kembali nilai

investasi usaha keripik singkong.

62
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan salah satu industri berskala rumah

tangga yang bergerak pada usaha pengolahan keripik singkong yang berdiri sejak

tahun 2019. Latar belakang didirikannya perusahaan ini ialah pemilik dari CV.

Sitela Riyank Sejahtera yaitu Bapak Ramdani dan Ibu Ade yang memulai menjual

keripik singkong karena mengisi waktu luang serta menambah pendapatan yang

hanya didapatkan dari kerja utamanya. Beliau memulai menjual keripik singkong

yang diambil dari perusahaan lain dengan melakukan rebranding dengan brand

yang diciptakan sendiri dan berusaha untuk mencari pasar yang akan dituju dengan

menawarkan produknya dalam lingkup kecil yaitu hanya kepada kerabat terdekat.

Melihat potensi permintaan serta keuntungan yang dihasilkan kian meningkat,

membuat pemilik CV. Sitela Riyank Sejahtera ini memutuskan untuk memulai

memproduksi keripik singkong sendiri dengan memiliki dua tenaga kerja saja.

Nama produk keripik singkong diberikan nama “Sitela Snack” yang berasal

dari nama depan singkong yaitu “Si” dan “Tela” yang berarti ketela yaitu nama lain

dari tumbuhan umbi kayu. Proses produksi yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera hanya meliputi proses penambahan bumbu dan rasa serta pengemasan.

Varian rasa keripik singkong yang dihasilkan CV. Sitela Riyank Sejahtera terdiri

dari 11 rasa0 meliputi Original, Keju, Jagung Bakar, Barbeque, Balado Pedas

Manis, Balado Wijen, Extra Pedas, Daun Jeruk, Balado Asam Manis, Cabe ijo, dan

Pedas Teri Medan. Penambahan varian rasa yang beragam pada produk keripik
singkong merupakan salah satu ide pemilik untuk membuat inovasi produk

makanan ringan dari singkong yang tidak membosankan di kalangan masyarakat.

Keripik singkong yang diolah, diambil dari pemasok yaitu UD. Tiga Saudara.

Berikutnya pada Oktober 2020, Perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera

mulai memiliki badan hukum usaha yaitu CV (commanditaire venootschap)

dikarenakan perusahaan ingin memasukkan produknya ke distributor di luar daerah

sehingga menuntut perusahaan untuk mampu memenuhi syarat-syarat meliputi

adanya barcode produk, telah terdaftar sertifikat izin P-IRT (Pangan Industri

Rumah Tangga) dan sudah berbadan hukum. Seiring perkembangan usaha hingga

2021 ini, CV. Sitela Riyank Sejahtera mampu menghasilkan produk keripik

singkong dengan 11 varian rasa yang beragam dan memiliki tenaga kerja sebanyak

4 orang yang berasal dari masyarakat sekitar untuk mengolah produk keripik

singkong. Dengan memanfaatkan modal yang dimiliki oleh pemilik yaitu sebesar

Rp. 70.000.000, CV. Sitela Riyank Sejahtera mampu meraup keuntungan hingga

Rp.100.000.000 dari hasil penjualan keripik singkong sitela.

4.2 Letak Geografis Perusahaan

Lokasi CV. Sitela Riyank Sejahtera berada di Kampung Pengasinan RT 06

RW 01, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor.

Perusahaan ini memiliki luas lahan sebesar 60 m². Kecamatan Gunung Sindur

merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bogor yang terletak di

sebelah utara dan sebagai salah satu zona kecamatan dengan arah pengembangan

industri perdesaan dan pengembangan UMKM berbasis produk atau komoditas

64
pertanian secara luas (BAPPEDA Kabupaten Bogor, 2015:13). Luas wilayah

Kecamatan Gunung Sindur adalah 4.881 Ha dan berada pada ketinggian ± 125

Meter di atas permukaan lait dengan suhu udara rata-rata 27ºC. Kecamatan Gunung

Sindur memiliki Batasan wilayah, diantaranya pada bagian utara berbatasan dengan

Kota Tangerang Selatan, bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciseeng dan

Kecamatan Parung, bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Rumpin dan bagian

timur berbatasan dengan Kota Depok.

Gambar 3. Peta Kecamatan Gunung Sindur


Sumber: BPS Kabupaten Bogor (2021:3)

4.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi di CV. Sitela Riyank Sejahtera ditetapkan untuk

menunjang pelaksanaan kegiatan produksi sehingga dapat berjalan sesuai dengan

tujuan perusahaan. Struktur organisasi CV. Sitela Riyank Sejahtera tersusun atas

lima uraian tanggung jawab yaitu pemilik perusahaan, bagian administrasi, helper,

operator penggorengan dan operator pengemasan produk. Perusahaan CV. Sitela

Riyank Sejahtera dikelola oleh pemiliknya sendiri yaitu Bapak Ramdani yang

65
berperan sebagai pimpinan perusahaan sedangkan bagian administrasi dipegang

oleh Ibu Ade selaku istri Bapak Ramdani. Keduanya sekaligus terlibat langsung

dalam setiap tahap kegiatan perusahaan dan menangani pekerjaan lainnya. Proses

pengolahan keripik singkong sitela dibantu empat karyawan yang bertugas sebagai

helper, operator penggorengan dan operator pengemasan. Struktur organisasi di

CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 4. Struktur Organisasi CV. Sitela Riyank Sejahtera


Sumber: Data Perusahaan (2021)

Tenaga kerja yang digunakan ialah masyarakat sekitar lingkungan

perusahaan yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga. Tugas setiap bagian

struktur organisasi dalam CV. Sitela Riyank Sejahtera adalah:

1. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan adalah Bapak Ramdani selaku pemilik perusahaan CV.

Sitela Riyank Sejahtera. Fungsi pemimpin dalam suatu perusahaan ialah

memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi keberlangsungan kegiatan produksi.

Tugas pemimpin meliputi mengelola perusahaan, memantau dan memberikan

arahan kepada karyawan selama proses kegiatan produksi.

66
2. Administrasi

Bagian administrasi perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera dikelola oleh Ibu

Ade yaitu istri Bapak Ramdani. Tugas administrasi ialah melakukan pencatatan

hasil produksi (output) keripik singkong sitela, menerima pesanan baik dari reseller

maupun konsumen langsung dan merekap data jumlah pemesanan produk. CV.

Sitela Riyank Sejahtera hingga saat ini belum memiliki tenaga kerja di bidang

keuangan, sehingga pengolahan data keuangan baik dana penjualan ataupun biaya

keluar selama kegiatan operasional turut menjadi salah satu tugas dari bagian

administrasi.

3. Helper

Helper memiliki tugas yaitu menerima bahan baku yang masuk, mengecek

dan mencatat ketersediaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi,

memastikan jumlah produk yang tersedia. Helper turut melakukan kegiatan

produksi yaitu proses penggorengan keripik singkong terutama apabila permintaan

sedang meningkat. Karyawan yang bertugas menjadi helper terdiri dari satu orang.

4. Operator Penggorengan

Operator penggorengan merupakan salah satu karyawan yang bertanggung

jawab selama proses pemasakan keripik singkong, yaitu pemberian bumbu. Tugas

yang diberikan ialah hanya memasak keripik singkong sesuai dengan ketentuan dan

standarisasi yang telah ditentukan oleh perusahaan, mensortir bahan baku, dan

memastikan kualitas produk keripik singkong sitela sebelum dikemas. Operator

penggorengan produk dipegang oleh satu orang karyawan, namun proses

pemasakan keripik singkong sitela juga turut dibantu oleh helper.

67
5. Operator Pengemasan

Operator pengemasan memiliki tugas yaitu menerima hasil keripik singkong

sitela yang telah dimasak oleh operator bagian penggorengan, memastikan kembali

bahwa kondisi dan kualitas produk baik dan layak untuk dikemas, menyiapkan

mesin pengemas serta kemasan yang dibutuhkan, melakukan proses pengemasan

sesuai dengan ketentuan perusahaan, menyimpan produk yang sudah dikemas pada

rak produk, serta merekap jumlah produk keripik singkong sitela yang dihasilkan

tiap satu kali produksi. Jumlah karyawan yang bertugas menjadi operator

pengemasan ialah sebanyak dua orang.

Jam kerja yang diberlakukan ialah selama 6 jam, dimulai dari jam 09.00 –

16.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam. Namun jam kerja tersebut

kembali disesuaikan dengan jumlah produksi. Apabila permintaan produk keripik

singkong sedikit maka jam kerja dapat lebih cepat dan sebaliknya, apabila

permintaan keripik singkong sedang meningkat, jam kerja karyawan bisa melebihi

jam kerja normal atau lembur. Karena hal tersebut, maka perusahaan menetapkan

sistem pemberian upah karyawan dilakukan menurut satuan hasil berdasarkan total

jumlah produk (output) yang dihasilkan per satu kali produksi. Pemberian upah

dalam satu kali produksi dibagi sesuai bagian kerja yang dilakukan oleh karyawan

yaitu untuk helper dan operator penggorengan sebanyak dua orang karyawan

diberikan upah sebesar Rp 1.000/Kg sedangkan untuk bagian pengemasan produk

yang dilakukan sebanyak dua karyawan dan diberikan upah sebesar Rp 1.300/Kg.

berbeda halnya dengan pemilik perusahaan dan bagian administrasi, upah yang

diberikan menggunakan sistem berdasarkan waktu dimana keduanya baik pemilik

68
perusahaan dan bagian administrasi menerima gaji setiap bulannya secara teratur

yaitu sebesar Rp. 2.000.000/bulan untuk pemilik perusahaan dan Rp.

1.000.000/bulan untuk bagian administrasi.

4.4 Sarana dan Prasarana CV. Sitela Riyank Sejahtera

Sarana dan prasana yang dimiliki perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera

meliputi segala kebutuhan untuk menunjang kegiatan produksi keripik singkong

dan membantu karyawan selama proses produksi. Adapun sarana dan prasarana

yang dimiliki perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk kegiatan produksi

sebagai berikut:

1. Dapur Produksi

Seluruh kegiatan produksi keripik singkong dilakukan di dapur produksi yang

meliputi proses sortasi keripik singkong dasar yang telah dibeli melalui supplier

UD. Tiga Saudara, pemasakan keripik singkong yaitu pengolahan keripik singkong

dasar dengan memberikan bumbu sesuai dengan varian rasa yang tersedia.

sedangkan penimbangan, dan pengemasan produk keripik singkong. kegiatan

sortasi dan pemasakan keripik singkong dasar dikerjakan oleh bagian operasi

penggorengan dibantu helper, sedangkan bagian penimbangan dan pengemasan

produk dilakukan oleh operator pengemasan. tak hanya itu, ruang produksi ini juga

berfungsi sebagai tempat penyimpanan produk keripik yang sudah dikemas.

Ruangan ini memiliki luas sebesar 60 m² dan berdampingan dengan rumah pemilik

perusahaan.

69
2. Peralatan Produksi

Perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera masih menggunakan alat-alat

produksi yang sederhana dalam menunjang kegiatan produksinya. Oleh karena itu,

perusahaan ini masih berada pada skala industri rumah tangga. Berikut peralatan

produksi yang digunakan untuk produksi keripik singkong di CV. Sitela Riyank

Sejahtera pada Tabel 6.

Tabel 6. Peralatan Produksi di CV. Sitela Riyank Sejahtera.

No Nama Alat Jumlah Fungsi


Produksi (Unit)
1. Kompor gas 4 untuk proses memasak salah satunya proses
pemberian bumbu pada keripik singkong
dengan menggunakan tenaga gas tabung.
2. Tabung gas 3 4 Sebagai bahan bakar untuk kompor gas
Kilogram
3. Wajan 4 Sebagai peralatan masak untuk menggoreng
dan pencampuran bumbu dengan keripik
singkong dasar.
4. Pisau 2 digunakan untuk memotong bahan baku.
5. Sodet 5 Peralatan memasak yang digunakan untuk
membalik, mengangkat dan mengaduk olahan
keripik singkong saat dimasak di dalam wajan.
6. Baskom 5 Wadah untuk menampung ataupun
stainless mencampur bumbu-bumbu yang akan
dicampur dengan keripik singkong.
7. Mesin 1 Peralatan masak yang berfungsi untuk
blender menghaluskan bumbu untuk proses
pembumbuan keripik singkong sitela
8. Hand Sealer 2 Mesin pengemas yang berfungsi mengepres
kemasan plastik dari keripik singkong sitela
agar tertutup dengan rapat dan kedap udara.
9. Continuous 1 Mesin pengemas yang berfungsi untuk
Hand Sealer mengemas bahan plastik yang digunakan
sebagai kemasan keripik singkong agar
tertutup dengan baik yang bergerak otomatis
tanpa perlu bantuan tenaga manusia.

70
Tabel 6. Lanjutan
No. Nama Alat Jumlah Fungsi
Produksi (Unit)
10. Timbangan 2 Fungsi dari peralatan ini ialah untuk
Digital (5 Kg) mengukur atau menimbang berat dari
11. Timbangan 2 keripik singkong sebelum dimasukkan ke
Digital (30 Kg) dalam kemasan. Jenis timbangan ini bekerja
secara otomatis menggunaka tenaga listrik.
12. Rak wadah 2 Digunakan untuk meletakkan bumbu-
bumbu bumbu yang digunakan untuk pengolahan
keripik singkong agar tertata lebih rapih
13. Rak besi besar 2 Digunakan untuk menyimpan produk
keripik singkong sitela yang telah selesai
dikemas.
14. Rak besi kecil 1 Digunakan untuk menyimpan kemasan,
label sticker ataupun bahan baku yang
tersisa.
15. Meja packing 3 Digunakan untuk meletakkan peralatan
yang digunakan saat proses pengemasan
dan memudahkan karyawan dalam
mengemas produk keripik singkong.
Sumber: Data Perusahaan (2021)

3. Toilet

Fasilitas toilet disediakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahteera yang dapat

digunakan oleh karyawan. Toilet dilengkapi dengan kloset dan keran air

untuk berwudhu.

4. Tempat Shalat

CV. Sitela Riyank Sejahtera memberikan fasilitas tempat ibadah shalat bagi

karyawan yang melaksanakan ibadah shalat ketika jam istirahat sehingga

memudahkan karyawan untuk melaksanakan ibadah tanpa perlu mencari

masjid ataupun pulang ke rumah terlebih dahulu.

5. Transportasi

Transportasi yang digunakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah

kendaraan roda dua (Motor) yang dimiliki perusahaan. Transportasi ini

71
digunakan untuk mengakses bahan baku produksi dan distribusi keripik

singkong sitela kepada konsumen.

4.5 Kegiatan Produksi Keripik Singkong CV. Sitela Riyank Sejahtera

Kegiatan produksi merupakan serangkaian proses guna menciptakan,

mengolah, serta membuat suatu input menjadi sebuah output yang memiliki nilai

tambah. Proses produksi keripik singkong yang dilakukan di CV. Sitela Riyank

Sejahtera terdiri dari proses pengadaan bahan baku yang meliputi bahan baku utama

(keripik singkong dasar) dan bahan baku tambahan (bumbu dapur, minyak, dll),

sortasi keripik singkong dasar, penggorengan keripik singkong dengan bumbu,

penimbangan dan pengemasan, serta pendistribusian.

1. Pengadaan bahan baku

Sebelum melakukan proses pengolahan keripik singkong, CV. Sitela Riyank

sejahtera mempersiapkan bahan baku yang akan digunakan. Bahan baku yang

disiapkan berupa bahan baku utama yaitu keripik singkong dasar yang diambil dari

supplier yaitu UD. Tiga Saudara, perusahaan ini berperan sebagai pemasok keripik

singkong bagi CV. Sitela Riyank Sejahtera. Pengadaan keripik singkong dilakukan

dengan membeli dalam bentuk plastik besar (ball) ke pemasok dengan jumlah

menyesuaikan permintaan konsumen. ukuran satu ball berisi kurang lebih 10

Kilogram keripik singkong. Sedangkan untuk bahan baku lainnya seperti bumbu,

perusahaan membeli langsung ke pasar yang dekat dengan lokasi produksi. Proses

pengadaan bahan baku ini turut memperhatikan kualitas dari kondisi bahan baku

yang dibeli sehingga tidak akan merusak kualitas keripik singkong sitela nantinya.

72
2. Sortasi keripik singkong

Kegiatan sortasi dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan keripik

singkong yang berkualitas baik dan layak dari keripik singkong yang tidak layak

untuk diolah kembali. Kualifikasi pemilihan keripik singkong yang layak untuk

diolah kembali ialah keripik singkong yang memiliki mutu baik, memiliki tekstur

renyah, tidak mudah hancur, dan dalam keadaan tidak berbau. Sortasi keripik

singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera dilakukan secara manual oleh para

karyawan.

3. Penggorengan dan Pemberian Bumbu keripik singkong

Proses penggorengan keripik singkong meliputi adanya penambahan bumbu

terhadap keripik singkong yang diolah. Pada proses ini, perusahaan perlu

menyiapkan tambahan bahan baku (Input) lainnya seperti bumbu, penyedap rasa,

dan bahan masakan lainnya. Proses selanjutnya ialah keripik singkong dimasukkan

ke dalam wajan dengan bumbu yang disiapkan. Satu kali proses pemasakan

berlangsung selama 1-2 jam dengan api sedang hingga bumbu benar-benar meresap

pada keripik singkong sehingga keripik singkong yang dihasilkan memiliki 11 cita

rasa yang kuat meliputi Original, Keju, Jagung Bakar, Barbeque, Balado Pedas

Manis, Balado Wijen, Extra Pedas, Daun Jeruk, Balado Asam Manis, Cabe ijo, dan

Pedas Teri Medan. Keripik singkong yang dihasilkan mampu bertahan selama satu

bulan apabila proses penyimpanan baik meliputi diletakkan pada tempat yang

kering atau tidak lembab, tidak terkena paparan cahaya matahari langsung,

disimpan dalam plastik yang tertutup rapat. Dengan daya tahan keripik singkong

73
yang baik, maka produk keripik singkong akan layak untuk dikonsumsi dan tidak

mengalami perubahan rasa.

4. Penimbangan dan Pengemasan

Setelah proses penggorengan, langkah selanjutnya ialah dilakukan

penimbangan serta pengemasan produk. Keripik singkong yang sudah digoreng

dengan bumbu, didiamkan beberapa menit agar tidak terlalu panas saat ingin

dikemas. Hal ini bertujuan agar keripik singkong memiliki daya tahan yang lama.

Untuk satu kemasan keripik singkong ditimbang dengan berat 250 g dan

dimasukkan ke dalam kemasan plastik berukuran 20 x 25 cm yang sudah

dicantumkan sticker label yang berisikan merek dagang, varian rasa, komposisi,

tanggal produksi dan kadaluarsa, serta logo halal MUI (Majelis Ulama Indonesia).

selanjutnya kemasan direkatkan dengan menggunakan mesin hand sealer dan

continuous hand sealer untuk menjaga kualitas keripik singkong. proses

penimbangan dan pengemasan produk keripik singkong dilakukan oleh dua

karyawan dan dilakukan di meja packing.

5. Pendistribusian

Proses distribusi keripik singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera dilakukan

dengan menggunakan kendaraan roda dua milik Bapak Ramdani. Produk keripik

singkong dipasarkan kepada para pengecer (reseller) yang tersebar di wilayah

Jabodetabek. Tak hanya itu, produk keripik singkong didistribusikan ke wilayah

luar kota dan proses pendistribusian tersebut menggunakan jasa pengiriman barang.

secara ringkas proses produksi keripik singkong di CV. Sitela Riyank Sejahtera

dapat dilihat pada Gambar 5.

74
Gambar 5. Kegiatan Produksi Keripik Singkong Sitela
Keterangan
HJ : Harga Jual Keripik singkong per 250 Gram (Rp)
RPB : Rata-rata Penjualan Keripik Singkong ukuran 250 Gram per bulan

75
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Kelayakan Usaha Aspek Non Finansial CV. Sitela Riyank
Sejahtera

Kelayakan usaha pengolahan keripik singkong sitela berdasarkan aspek non

finansial terdiri dari enam aspek, yaitu, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Teknis

dan Teknologi, Aspek Manajemen, Aspek Hukum, Aspek Sosial dan Ekonomi,

serta Aspek Lingkungan.

5.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran merupakan salah satu aspek non finansial

yang dibutuhkan dalam menilai sejauh mana produk keripik singkong sitela dapat

dijual dan diterima oleh para konsumen. Analisis dalam aspek ini mengkaji

mengenai permintaan dan penawaran produk, strategi STP (Segmentasi, Targeting,

Positioning), serta bauran pemasaran (Marketing Mix) yang diterapkan oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera.

5.1.1.1 Permintaan

Kondisi awal diberlakukannya kebijakan pemerintah mengenai PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar) karena adanya Pandemi Covid-19 membuat

permintaan keripik singkong sitela mengalami kenaikan. Permintaan keripik

singkong sitela berasal dari para reseller dan perorangan (konsumen langsung).

Reseller berasal dari wilayah Jabodetabek. Rata-rata permintaan produk keripik

singkong sitela sebesar 5.086 pack per bulannya. Hal ini terbukti pada Oktober
2019 hingga Juli 2020 bahwa permintaan cenderung meningkat. Peningkatan

permintaan disebabkan karena banyak dari kalangan masyarakat yang ingin

menambah penghasilan dengan menjadi pengecer atau reseller produk makanan

ringan selagi diberlakukannya aktivitas di rumah atau Work from Home. Namun

setelah pemerintah mulai menggaungkan kebiasaan New Normal dimana

masyarakat bisa kembali beraktivitas di luar, banyak para reseller yang hengkang

untuk menjual produk keripik singkong sitela. Hal tersebut berdampak pada

permintaan produk keripik singkong sitela yang mengalami penurunan menjelang

akhir Tahun 2020. Menurunnya permintaan keripik singkong sitela menandakan

bahwa potensi pasar yang dimiliki CV. Sitela Riyank Sejahtera cukup kecil. Oleh

karena itu, perusahaan perlu memperluas pasar yang dijangkau untuk

meningkatakan permintaan produk keripik singkong sitela dan menjadi peluang

besar bagi CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk mengembangkan usaha produksinya.

5.1.1.2 Penawaran

Sisi penawaran suatu perusahaan dilihat dari potensi pasar yang dimiliki.

Usaha pengolahan keripik singkong sekarang ini sangatlah tersebar luas di

Kabupaten Bogor. Produksi singkong yang melimpah, membuat masyarakat

banyak yang berkecimpung untuk mengolah singkong menjadi produk yang

bernilai tinggi, salah satunya ialah keripik singkong. CV. Sitela Riyank sejahtera

merupakan salah satu industri usaha pengolahan keripik singkong di Kabupaten

Bogor yang menawarkan keunggulan dari produk keripik singkong yang memiliki

keberagaman varian rasa, tanpa bahan pengawet dan dikemas dengan baik. Hal ini

76
merupakan peluang besar bagi CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk mengembangkan

usahanya.

Pemasaran produk merupakan salah satu tantangan yang berat bagi CV.

Sitela Riyank Sejahtera saat ini. Hal ini dikarenakan permintaan untuk keripik

singkong sitela yang masih tergolong kecil dan terus mengalami penurunan

sedangkan kapasitas produksi relatif besar. CV. Sitela Riyank Sejahtera belum

memperluas pemasarannya sehingga produk yang dipasarkan hanya berada di

sekitar wilayah Jabodetabek. Pemasaran CV. Sitela Riyank Sejahtera dilakukan

hanya pada skala lokal yaitu reseller di wilayah Jabodetabek. Untuk memperluas

target pasar, CV. Sitela Riyank Sejahtera menawarkan produknya melalui social

media dengan harapan semakin banyaknya reseller ataupun konsumen langsung

yang tertarik untuk membeli produk keripik singkong sitela.

5.1.1.3 Strategi Pemasaran STP CV. Sitela Riyank Sejahtera

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan memerlukan

adanya strategi STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dalam menempatkan

produk yang dihasilkan di kalangan konsumen. Strategi yang dilakukan meliputi

penentuan segmentasi pasar, sasaran pasar yang dituju, dan menentukan posisi

pasar.

1. Segmentasi (Segmentation)

Strategi segmentasi pasar bertujuan untuk membantu perusahaan yaitu CV.

Sitela Riyank Sejahtera untuk mengetahui target segmen merek dan produk yang

dihasilkan serta lebih mudah mendapatkan gambaran informasi terkait kondisi

77
kompetisi pasar. Segmentasi pasar yang dimiliki oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

terdiri dari segmentasi geografis, demografis, dan psikografis.

a. Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis merupakan salah satu segmentasi untuk mengetahui

wilayah atau domisili tiap target konsumen produk keripik singkong sitela. CV.

Sitela Riyank Sejahtera memasarkan produknya ke berbagai wilayah yang

diantaranya Jabodetabek dan beberapa kota di luar Jabodetabek. Jabodetabek

merupakan salah satu wilayah yang dijadikan sebagai target utama pasar yang

dituju karena dianggap berpotensial bagi CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam

memasarkan produknya. Data penjualan berdasarkan segmentasi geografis dapat

dilihat pada Gambar 6.

10%

90%

Jabodetabek Luar Jabodetabek

Gambar 6. Persentase Wilayah Penjualan Keripik Singkong Sitela Berdasarkan


Segmentasi Geografis
Sumber: Data Penjualan CV. Sitela Riyank Sejahtera (2019-2020)

Dapat dilihat pada Gambar 6, bahwa sebesar 90% dari data penjualan keripik

singkong sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan konsumen yang berada

di wilayah Jabodetabek sedangkan 10% merupakan konsumen di luar Jabodetabek.

Hal tersebut dikarenakan para reseller CV. Sitela Riyank Sejahtera berasal dari

wilayah Jabodetabek terutama Bogor, Depok dan Tangerang. Keberadaan lokasi

78
CV. Sitela Riyank Sejahtera yang berada di Kabupaten Bogor menjadi salah satu

alasan utama kebanyakan konsumen berasal dari wilayah tersebut karena mudah

untuk menjangkau produk serta proses pengiriman produk lebih cepat. Wilayah di

luar Jabodetabek meliputi konsumen langsung yang membeli produk keripik

singkong sitela melalui e-commerce yang disediakan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera yaitu Shopee. Wilayah tersebut meliputi Jawa Tengah, Riau dan

Kalimantan. Namun pembelian produk oleh para konsumen di luar Jabodetabek

terhitung sedikit dibanding konsumen yang berada di wilayah Jabodetabek, hal ini

dikarenakan biaya pengiriman yang besar serta jarak pengiriman yang terlalu jauh

sehingga berisiko produk mudah hancur saat proses pengiriman.

b. Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis merupakan pengelompokkan target konsumen

berdasarkan kategori umur, agama, ras, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status

perkawinan, dan pekerjaan. Produk keripik singkong sitela yang dihasilkan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera tidak membagi pembeli menjadi kelompok yang

berbeda sehingga produk dapat ditujukan untuk berbagai kalangan. Usia pembeli

yang dituju oleh CV. Sitela Riyank sejahtera dapat dikonsumsi oleh semua umur,

namun rata-rata pembeli produk keripik singkong sitela berada pada rentang umur

35 – 50 Tahun. mengenai tingkat penghasilan konsumen, CV. Sitela Riyank

Sejahtera memilih segmen pasar dengan menawarkan harga produk yang dapat

dijangkau oleh konsumen tingkat menengah ke bawah.

79
c. Segmentasi Psikografis

Segmentasi psikografis merupakan segmentasi yang mengelompokkan

konsumen berdasarkan gaya hidup konsumen. Berdasarkan segmentasi psikografis,

CV. Sitela Riyank Sejahtera memiliki konsumen dengan karakteristik gaya hidup

yang santai dan menyukai makanan ringan untuk dijadikan cemilan sehari-hari.

Makanan ringan yang ditawarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera berbahan dasar

singkong yang memiliki kandungan karbohidrat sehingga dianggap sebagai pilihan

atau alternatif bagi masyarakat yang memiliki kegiatan padat atau kesenangan

mereka dalam “mengemil” makanan ringan.

2. Sasaran (Targeting)

Suatu perusahaan tidak hanya mengklasifikasikan konsumen ke beberapa

segmen pasar, namun perlu memilih target pasar yang berpotensi untuk

memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adapun yang menjadi target pasar dari

CV. Sitela Riyank Sejahtera adalah masyarakat dengan tingkat perekonomian

menengah ke bawah yang ingin menambah penghasilan lebih dengan menjadi

seorang reseller atau agen dari menjual produk keripik singkong sitela, namun tidak

menutup kemungkinan bisa dikonsumsi oleh konsumen langsung yang berasal dari

kalangan menengah ke atas. Hal ini dikarenakan CV. Sitela Riyank Sejahtera

menawarkan produk keripik singkong sitela dengan harga yang terjangkau dan

dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan yaitu dengan harga kisaran Rp. 7.500 –

10.000. Harga tersebut dianggap oleh perusahaan sebagai harga yang ekonomis dan

dapat menguntungkan khususnya bagi para reseller yang ingin menjual produknya

kembali.

80
Target pasar yang mendominasi ialah berasal dari kalangan reseller dan

konsumen langsung. CV. Sitela Riyank Sejahtera menerapkan B2B (Business to

Business) yaitu kepada reseller yang ingin menjual kembali produk keripik

singkong sitela baik menggunakan label yang berasal dari CV. Sitela Riyank

Sejahtera ataupun label sendiri. Tak hanya itu, CV. Sitela Riyank Sejahtera turut

melakukan pemasaran dengan B2C (Business to Customer) yaitu kepada konsumen

langsung yang berasal dari segala kalangan namun sebagian besar adalah wanita

karier ataupun ibu rumah tangga. Persentase penjualan berdasarkan sasaran CV.

Sitela Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 7.

30%

70%

Reseller Konsumen Langsung

Gambar 7. Persentase Penjualan Keripik Singkong Sitela Berdasarkan Sasaran


Sumber: Data Penjualan CV. Sitela Riyank Sejahtera (2019-2020)

Berdasarkan Gambar 7. dapat dijelaskan bahwa target penjualan keripik

singkong sitela terbesar ialah reseller sebesar 70% sedangkan konsumen langsung

hanya menyumbang sebesar 30%. Hal ini dikarenakan CV. Sitela Riyank Sejahtera

menginginkan agar produknya semakin banyak dikenal oleh masyarakat secara luas

khususnya di wilayah Jabodetabek sehingga memanfaatkan adanya reseller yang

tersebar di berbagai wilayah Jabodetabek yang mampu menyebarkan produknya

kembali di wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera.

81
3. Posisi (Positioning)

Positioning merupakan tahapan terakhir untuk suatu perusahaan dengan

memposisikan produk yang dihasilkan kepada para konsumen yang dituju. Hal ini

membahas mengenai bagimana keripik singkong sitela dinilai dan dilihat oleh

konsumen dan hal yang membuat konsumen selalu mengingat produk tersebut. CV.

Sitela Riyank Sejahtera memposisikan produk keripik singkong sitela sebagai

produk makanan ringan berbahan dasar singkong yang mempunyai kandungan

karbohidrat sehingga dapat berperan sebagai produk alternatif yang

mengenyangkan serta keberagaman varian rasa yang tidak dapat ditemukan di

tempat lain namun harga tetap terjangkau. Produk keripik singkong sitela lebih

mengutamakan kualitas produk yang memiliki cita rasa beragam sehingga tidak

membuat para konsumen mudah bosan terhadap produknya. Hal ini sesuai dengan

brand message dari CV. Sitela Riyank Sejahtera yaitu “Coba Sekali, Nagihnya

Berkali-kali”. Melalui produk keripik singkong sitela, perusahaan mengharapkan

untuk menjadi pemimpin pasar (Market Leader) bagi produk olahan keripik

singkong terutama di wilayah Kabupaten Bogor.

5.1.1.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) CV. Sitela Riyank Sejahtera

Bauran pemasaran (Marketing Mix) ialah strategi pemasaran yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menjualkan dan mempromosikan produknya serta

bagaimana perusahaan menentukan harga yang tepat dan menguntungkan. Strategi

bauran pemasaran yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera meliputi

produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (Promotion).

82
1. Produk (Product)

Produk merupakan sesuatu barang atau jasa yang dijual oleh suatu

perusahaan. Produk yang dimiliki oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah keripik

singkong sitela yang terdiri dari 11 varian rasa, diantaranya Original, Keju, Jagung

Bakar, Barbeque, Balado Pedas Manis, Balado Wijen, Extra Pedas, Daun Jeruk,

Balado Asam Manis, Cabe ijo, dan Pedas Teri Medan. Keberagaman varian rasa

yang dihasilkan menjadi strategi bagi produk keripik singkong sitela. Tak hanya

itu, produk keripik singkong sitela memiliki nilai gizi yang baik karena tidak

menggunakan bahan pengawet namun dapat disimpan dalam waktu yang cukup

lama yaitu hingga 1,5 bulan. Produk keripik singkong sitela telah memiliki sertifikat

halal dan telah mendapatkan nomor P-IRT di setiap varian produknya. Nomor P-

IRT produk keripik singkong sitela dapat dilihat pada Lampiran 11.

Keripik singkong sitela yang ditawarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

hanya terdiri dari satu ukuran produk yaitu 250 gram. CV. Sitela Riyank Sejahtera

menganggap bahwa ukuran tersebut ekonomis untuk ukuran produk makanan

ringan. Keunggulan tersebut membuat CV. Sitela Riyank Sejahtera mengalami

peningkatan permintaan walaupun saat awal kondisi Pandemi Covid-19 dilakukan

identifikasi dalam beberapa aspek diantaranya:

a. Pengemasan (Packaging)

Pengemasan adalah proses terakhir dalam pembuatan suatu produk

khususnya produk olahan pangan guna menjaga kualitas produk dan daya tahan

produk. Dengan menggunakan kemasan yang baik, produk yang dihasilkan tidak

mudah mengalami kerusakan baik secara fisik maupun kimiawi. CV. Sitela Riyank

83
Sejahtera menggunakan kemasan plastik PP (Polypropylene) berukuran 20 x 30 cm

untuk kemasan keripik singkong sitela dengan berat 250 Gram.

Penggunaan plastik PP dianggap tepat oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

sebagai kemasan produk keripik singkong sitela karena mudah didapatkan dan

ramah dengan biaya produksi yang relatif murah. Keunggulan lainnya ialah plastik

tersebut merupakan plastik bening transparan sehingga dapat memperindah dan

memperjelas tampilan produk keripik singkong ke para konsumen. Keripik

singkong yang telah dikemas dalam kemasan, selanjutnya direkatkan dengan mesin

sealer yang bertujuan agar produk tidak terkontaminasi sehingga keripik singkong

memiliki waktu simpan yang lama serta tidak mudah basi atau kadaluarsa. Bentuk

pengemasan untuk keripik singkong sitela dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Pengemasan Produk Keripik Singkong Sitela

84
b. Label Produk

Label produk merupakan suatu bagian yang ada pada kemasan makanan yang

memuat informasi penting mengenai produk yang ditawarkan oleh suatu

perusahaan kepada konsumen. label produk dibuat dengan tampilan menarik dan

informatif dengan harapan agar para perusahaan mampu menyampaikan informasi

produk yang ditawarkan oleh calon konsumen mengenai kualitas, brand, ataupun

legalitas produk agar mudah diingat oleh konsumen tersebut. CV. Sitela Riyank

Sejatera membuat label produk untuk ditempelkan pada kemasan keripik singkong

sitela dengan memuat informasi mengenai merek dan logo produk, varian rasa

keripik singkong, komposisi, nama pembuat atau produsen beserta alamatnya,

keterangan berat produk, tanggal pembuatan dan kadaluarsa, nomor P-IRT setiap

varian produknya, logo halal dan barcode yang menandakan jenis varian rasa

keripik singkong sitela. Label kemasan keripik singkong sitela dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9. Label Produk Keripik Singkong Sitela

Keterangan:
1 = Jenis Olahan Produk
2 = Brand Produk keripik singkong
3 = Varian rasa

85
4 = Logo Halal MUI
5 = Logo pembuangan sampah (Litter sign)
6 = Komposisi produk
7. = Tanggal Pembuatan dan Kadaluwarsa produk
8 = Berat Produk (gram)

Informasi tersebut disajikan oleh perusahaan dengan tujuan agar konsumen

dapat lebih mengenal dan mengetahui informasi produk. Warna yang ditampilkan

di tiap labelnya berbeda-beda mengikuti varian rasa dengan tujuan memudahkan

konsumen untuk membedakan varian produk keripik singkong sitela. CV. Sitela

Riyank Sejahtera menampilkan logo produk berupa tulisan “Sitela” yang

merupakan merek dari produk yang dihasilkan serta gambar animasi dari ubi kayu

atau biasa dikenal dengan singkong. Pemberian nama “Sitela” berasal dari nama

lain singkong yaitu ketela serta diberi penambahan kata sandang yaitu si- dengan

harapan nama tersebut mudah diingat oleh konsumen. Logo tersebut

menggambarkan produk olahan keripik singkong bermerek sitela dapat membuat

konsumen senang dan meninggalkan kesan yang baik saat mengonsumsi produk

tersebut. Logo produk keripik singkong sitela dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Logo Produk Keripik Singkong Sitela

2. Harga (Price)

Harga merupakan salah satu komponen penting yang ada pada strategi bauran

pemasaran. Suatu perusahaan perlu melakukan penentuan harga pada produk yang

86
dihasilkan mengingat harga sebagai penentu laku atau tidaknya produk tersebut

ditawarkan karena apabila perusahaan salah dalam melakukan penentuan harga

produk akan menyebabkan kerugian ataupun produk sulit memasuki pasar.

Penentuan harga keripik singkong sitela berdasarkan perhitungan biaya operasional

perusahaan dan penetapan HPP (Harga Pokok Produksi). CV. Sitela Riyank

Sejahtera memproduksi keripik singkong dengan proses produksi yang singkat

sehingga tidak membutuhkan biaya yang besar.

Harga yang ditawarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera terbilang lebih

terjangkau dan stabil jika dibandingkan dengan harga produk dari pesaing usaha

keripik singkong lainnya yang berada di sekitar wilayah Kabupaten Bogor. Hal ini

merupakan salah satu stragegi yang diterapkan CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk

menjaga loyalitas dan kepercayaan pelanggan terhadap produk Sitela. Daftar harga

keripik singkong sitela yang terdapat di CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Harga Produk Keripik Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera
Berat
No Jenis Produk Harga (Rp)
(Gram/Pack)
1 Original 250 7.500
2 Keju 250 8.000
3 Barbeque (BBQ) 250 8.000
4 Jagung Bakar 250 8.000
5 Balado Pedas Manis 250 9.000
6 Balado Asam Manis 250 9.000
7 Balado Wijen 250 9.000
8 Cabe Ijo 250 9.000
9 Extra Pedas 250 9.000
10 Daun Jeruk 250 9.500
11 Teri Medan 250 10.000
Rata-rata Harga (Rp) 8.727
Sumber: Data Perusahaan (2019-2020)

87
Berdasarkan Tabel 7, dapat dijelaskan bahwa harga penjualan keripik

singkong sitela dibedakan atas varian rasa yang berbeda dengan ukuran berat

produk yang sama, yaitu 250 Gram. Harga yang ditawarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera dimulai dari Rp. 7.500 untuk varian Original hingga Rp. 10.000 untuk

varian Teri Medan sehingga didapatkan rata-rata untuk keseluruhan harga keripik

singkong sitela ialah sebesar Rp. 8.727. Harga tersebut dianggap masih terjangkau

dan dapat diterima oleh konsumen dari berbagai tingkat ekonomi. Penawaran harga

tersebut tidak dibedakan baik reseller maupun konsumen langsung.

3. Distribusi (Place)

Kegiatan pemasaran produk keripik singkong sitela yang dilakukan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera yaitu melalui dua saluran distribusi. Saluran distribusi yang

pertama ialah saluran distribusi tingkat nol atau biasa disebut dengan saluran

distribusi langsung dimana produk yang disalurkan hanya antara produsen dengan

konsumen langsung dan saluran distribusi yang kedua ialah saluran distribusi

tingkat satu yaitu adanya satu perantara yang menyalurkan produk dari produsen

menuju ke konsumen yaitu pengecer (reseller). Saluran pendistribusian CV. Sitela

Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Skema Saluran Distribusi CV. Sitela Riyank Sejahtera

Gambar 12. Skema Saluran Distribusi CV. Sitela Riyank Sejahtera


88

Gambar 13. Skema Saluran Distribusi CV. Sitela Riyank Sejahtera


CV. Sitela Riyank Sejahtera memiliki 8-10 reseller yang tersebar di wilayah

Jabodetabek. Proses pendistribusian dapat dilakukan baik secara langsung yaitu

reseller ataupun konsumen langsung datang ke tempat produksi keripik singkong

sitela yang beralamatkan Kampung Pengasinan RT 06 RW 01, Kelurahan

Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor ataupun menggunakan

jasa pengiriman yang tersedia dengan waktu pengiriman 2-3 hari.

Pelayanan yang diberikan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah apabila

reseller ataupun konsumen langsung yang membeli produk dengan kuantitas lebih

dari 5 Kilogram, maka produk dapat diantarkan oleh pemilik ke alamat tujuan

dengan menggunakan kendaraan motor ataupun gratis biaya pengiriman. Kegiatan

distribusi dilakukan dihari proses produksi keripik singkong ataupun satu hari

setelah proses produksi.

4. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan guna

memperkenalkan, menawarkan serta menyebarluaskan informasi mengenai produk

yang dijual kepada para calon konsumen. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera dengan memanfaatkan adanya sosial media yaitu

melalui Whatsapp dan Instagram. CV. Sitela Riyank Sejahtera memperkenalkan

produk keripik singkong sitela dengan membagikan gambar-gambar yang memuat

informasi mengenai produk keripik singkong sitela dengan tampilan yang

sederhana namun mampu menyampaikan pesan langsung kepada para konsumen

baik di grup whatsapp ataupun Instagram milik CV. Sitela Riyank Sejahtera

89
Adanya kegiatan promosi yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera,

perusahaan saat ini mampu memiliki reseller dan konsumen yang berlokasi di luar

wilayah Kabupaten Bogor. Kendala yang dialami oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

ialah kurangnya kegiatan promosi baik dilakukan secara offline maupun online.

Kondisi Pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab utama CV. Sitela Riyank

Sejahtera tidak mampu melakukan promosi secara offline seperti menghadiri

pameran atau event. Kebijakan pemerintah yang memberlakukan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar) membuat tidak tersedianya pameran yang

diadakan oleh pihak lainnya. CV. Sitela Riyank Sejahtera beranggapan bahwa

pameran dapat sebagai suatu momentum yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan

untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada masyarakat luas. Tak hanya

itu, pemilik perusahaan tidak memiliki tenaga kerja yang mumpuni di bidang

pemasaran produk sehingga kegiatan promosi hanya sebatas yang diketahui oleh

pemilik saja. Media promosi yang digunakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

dapat dilihat pada Gambar 12 dan 13.

Gambar 12. Gambar Promosi CV. Gambar 13. Media Instagram


Sitela Riyank Sejahtera CV. Sitela Riyank
Sejahtera

Gambar 26. Skema Saluran Distribusi


CV. Sitela Riyank Sejahtera Gambar 19. Skema Saluran 90
Distribusi CV. Sitela Riyank
Sejahtera
5.1.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Aspek teknis dan teknologi merupakan salah satu aspek non finansial

dalam kelayakan usaha yang mengkaji bagaimana CV. Sitela Riyank Sejahtera

sebagai industri pengolahan makanan mampu menjalankan usahanya dengan

menilai ketepatan lokasi, proses produksi, tata letak (layout) serta ketepatan

penggunaan teknologi dalam kegiatan produksi keripik singkong sitela.

1. Pemilihan Lokasi Usaha

Lokasi industri pengolahan CV. Sitela Riyank Sejahtera berada di Kampung

Pengasinan RT 06 RW 01, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur,

Kabupaten Bogor. Lokasi tersebut dipilih dengan alasan sang pemilik memiliki satu

ruangan kosong yang tidak terpakai yang terletak bersampingan dengan rumah

pemilik usaha, sehingga pemilik berininsiatif untuk menjadikan ruangan kosong

tersebut sebagai dapur produksi keripik singkong sitela. Terdapat beberapa variabel

lainnya dalam penentuan lokasi usaha oleh pemilik CV. Sitela Riyank Sejahtera

yang terdiri dari jenis usaha, pasar yang dituju, ketersediaan bahan baku dan tenaga

kerja serta tersedianya sarana dan prasarana umum.

a. Jenis Usaha

CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan industri berskala rumah tangga yang

termasuk dalam jenis usaha pengolahan makanan yang melakukan kegiatan

produksi pengolahan keripik singkong dengan berbagai macam rasa. Dalam

kegiatan produksinya, jenis usaha pengolahan memerlukan ketersediaan sumber

daya baik bahan baku maupun tenaga kerja yang mudah didapatkan sehingga CV.

Sitela Riyank Sejahtera memilih lokasi tersebut karena dekat dengan akses untuk

91
mendapatkan bahan baku dan tenaga kerja guna meminimalkan biaya operasional

perusahaan.

b. Pasar yang dituju

Letak pasar yang dituju merupakan salah satu variabel utama dalam

pemilihan lokasi usaha khususnya bagi perusahaan yang tidak bersakala besar. CV.

Sitela Riyank Sejahtera sebagai industri pengolahan berskala rumah tangga

memilih lokasi tersebut sebagai lokasi produksi karena dekat dengan pasar yang

akan dituju bagi produk keripik singkong sitela. Apabila lokasi produksi dekat

dengan letak pasar yang dituju, tentunya akan mempermudah perusahaan untuk

mempromosikan produknya sehingga memudahkan konsumen untuk mendapatkan

produk keripik singkong sitela. Wilayah produksi yang terletak di pinggir

Jabodetabek yaitu Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor, menjadikan

perusahaan mampu menyebarkan produknya ke konsumen di wilayah Jabodetabek

secara efektif dan efisien. Sasaran utama pasar yang dituju oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera ialah pengecer (reseller), agen, toko makanan ringan, maupun masyarakat

umum.

c. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor produksi yang diperlukan oleh perusahaan

untuk membantu melancarkan kegiatan proses produksi. Tanpa faktor tersebut,

perusahaan tidak mampu menghasilkan produk yang diinginkan dan sesuai dengan

tujuan perusahaan. CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan industri pengolahan

keripik singkong yang membutuhkan ketersediaan bahan baku keripik singkong

dan bahan baku penunjang lainnya. Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, CV.

92
Sitela Riyank Sejahtera memilih lokasi produksi di Kecamatan Gunung Sindur,

Kabupaten Bogor dikarenakan dekat dengan penyuplai keripik singkong yaitu UD.

Tiga Saudara yang masih satu wilayah dengan CV. Sitela Riyank Sejahtera dan

pasar yaitu Pasar Prumpung untuk membeli bahan-bahan lainnya sehingga dapat

meminimalkan biaya operasional yang perlu dikeluarkan untuk mengakses bahan

baku tersebut.

d. Ketersediaan Tenaga Kerja

Ketersediaan tenaga kerja juga turut menjadi komponen yang penting untuk

diperhatikan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera karena berpengaruh terhadap biaya

produksi yang dikeluarkan perusahaan. Tenaga kerja CV. Sitela Riyank Sejahtera

terdiri dari dua lingkup, yaitu internal dan eksternal. Tenaga kerja internal meliputi

anggota keluarga pemilik sendiri yang menjabat sebagai pemimpin perusahaan dan

bagian administrasi yang dikelola oleh Bapak Ramdani dan Ibu Ade. Sedangkan

tenaga kerja eksternal berasal dari masyarakat setempat yaitu kalangan ibu-ibu.

Lokasi produksi yang digunakan berada di pemukiman warga dengan tujuan jumlah

tenaga kerja yang banyak dari kalangan para warga dan upah yang murah.

e. Suplai Tenaga Listrik dan Air

CV. Sitela Riyank Sejahtera memerlukan listrik guna menggerakkan

peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan keripik singkong walaupun

peralatan yang dimiliki tidak memerlukan daya listrik berkapasitas besar. Begitu

halnya dengan ketersediaan air guna menunjang proses produksi. Sumber tenaga

listrik dan air ditempat produksi pengolahan keripik singkong sitela cukup baik.

Lokasi produksi jarang mengalami gangguan yang menyebabkan terhambatnya

93
kegiatan produksi seperti mati lampu. Tak hanya itu, lokasi memiliki sistem saluran

air yang baik dan bersih sehingga tidak akan mencemari peralatan produksi saat

dibersihkan. Air yang digunakan diperoleh melalui sumur bor yang terletak di

rumah sang pemilik. Gangguan cuaca baik musim hujan maupun kemarau tidak

menganggu ketersediaan air.

f. Ketersediaan Fasilitas Umum

Ketersediaan fasilitas umum yang meliputi transportasi bagi kegiatan bisnis

merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang kegiatan produksi.

Ketersediaan sarana transportasi turut diperhatikan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera karena berkaitan erat dengan pertimbangan bahan baku dan pasar. Lokasi

produksi terhubung dengan jalan besar, sehingga akses untuk mendapatkan

transportasi dan sumber bahan baku sangat mudah. Dalam menjangkau bahan baku

produksi, CV. Sitela Riyank Sejahtera menggunakan transportasi milik pribadi

sehingga biaya transportasi yang dikeluarkan tidak besar.

2. Proses Produksi

Proses produksi merupakan suatu proses pengubahan serta penambahan nilai

suatu bahan baku menjadi produk lain yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Pada

Gambar 5. dapat dilihat rangkaian proses produksi pembuatan keripik singkong

sitela yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera. Proses produksi keripik

singkong sitela termasuk dalam jenis produksi berjangka pendek, dimana untuk

jenis produksi ini kegiatan produksinya dapat dilakukan dengan cepat dalam

menghasilkan keripik singkong sitela untuk kemudian dinikmati konsumen.

Berdasarkan jangka waktu produksi, proses produksi yang dilakukan oleh CV.

94
Sitela Riyank Sejahtera ialah proses produksi terputus-putus. Dikatakan terputus-

putus karena adanya perubahan proses produksi setiap terjadi perubahan jenis rasa

keripik singkong sitela yang diolah. CV. Sitela Riyank Sejahtera menggunakan

bahan baku yaitu keripik singkong setengah jadi. Hal ini tentunya akan

mempengaruhi proses produksi yang dijalankan perusahaan sehingga berdasarkan

proses, proses produksi yang dilakukan ialah produksi langsung sekunder. Proses

tersebut dilakukan untuk menambahkan nilai lebih pada suatu barang yang ada,

yaitu keripik singkong original ditambahkan berbagai varian rasa.

Rangkaian proses produksi keripik singkong sitela sudah memiliki tingkat

keefisienan produk. Dalam satu kali proses produksi, perusahaan hanya

memerlukan waktu lama produksi 1-2 jam dengan kapasitas produksi > 20 Kg

dalam sekali produksi. Proses produksi yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera telah mendapatkan izin P-IRT serta sertifikat halal sehingga proses

produksi sudah memenuhi kriteria standar pengolahan produk keripik singkong

yang berkualitas tinggi.

3. Tata Letak (Layout)

Tata letak (Layout) merupakan proses dalam menentukan bentuk dan

penempatan fasilitas-fasilitas yang digunakan oleh CV. Sitela Riyank sejahtera

dalam memproduksi keripik singkong sitela yang bertujuan untuk menentukan

efisiensi produksi. CV. Sitela Riyank Sejahtera memiliki luas lahan produksi

sebesar 60 m². Lahan tersebut dibangun sebagai dapur produksi dengan berbagai

peralatan guna menunjang kegiatan produksi keripik singkong sitela.

95
Tata letak yang dimiliki oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera terbilang tidak

terlalu besar dan hanya terdiri dari beberapa bagian untuk pengerjaan keripik

singkong sitela yang terdiri dari tempat pengumpulan bahan baku, pemasakan,

pengemasan, penempelan label sticker, dan rak penyimpanan produk. Untuk saat

ini, perusahaan belum memiliki kantor dan Gudang khusus untuk penyimpanan

produk keripik singkong sitela. Hal ini dikarenakan terbatasnya luas lahan yang

dimiliki serta keterbatasan biaya yang dimiliki perusahaan. Layout bangunan dapur

produksi CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Lampiran 8.

Layout yang digunakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera menggunakan

Layout garis dimana letak mesin atau fasilitas produksi diletakkan berdasarkan

urutan proses produksi dalam pembuatan keripik singkong sitela. Barang yang

dihasilkan setiap produksi selalu sama dan arus barang yang dikerjakan setiap

produksi juga selalu sama sehingga seolah-olah menyerupai bentuk garis.

4. Pemilihan Teknologi

Ketepatan perusahaan dalam menggunakan teknologi yang digunakan dalam

proses produksi akan membuat kegiatan produksi yang dilakukan lebih efisien dan

dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Saat ini, CV. Sitela Riyank Sejahtera

masih menggunakan teknologi sederhana untuk proses produksi keripik singkong

sitela. Teknologi yang digunakan disesuaikan dengan bahan baku yang digunakan,

yaitu keripik singkong. Pengolahan bahan baku yang tidak sulit membuat

perusahaan tetap menggunakan peralatan produksi yang sederhana sehingga dapat

meminimalkan biaya investasi peralatan serta menyesuaikan kemampuan sumber

daya manusia yang dimiliki dalam menerapkan teknologi tersebut. Perusahaan telah

96
menerapkan keamanan penggunaan alat dan mesin yang digunakan untuk kegiatan

produksi keripik singkong dengan melakukan sosialisasi penggunaan alat produksi

secara baik dan benar yang rutin dilakukan oleh perusahaan serta tiap karyawan

perlu menggunakan pelindung seperti sarung tangan saat proses penggorengan

keripik singkong dan pengemasan produk. Adapun mesin dan peralatan yang

digunakan dalam proses produksi keripik singkong sitela dapat dilihat pada Tabel

8.

Tabel 8. Mesin dan Peralatan Proses Produksi Keripik Singkong Sitela

No Nama Jenis Mesin Fungsi

1. Mesin Blender menghaluskan bumbu yang akan digunakan


untuk proses pembumbuan keripik singkong
sitela.
2. Kompor Gas untuk proses penggorengan dan pemberian
bumbu keripik singkong sitela
3. Timbangan Digital mengukur atau menimbang berat dari keripik
singkong sitela sebelum dimasukkan ke dalam
kemasan.
4. Hand Sealer mengepres kemasan plastik dari keripik
singkong sitela agar tertutup dengan rapat dan
kedap udara..
5. Continuous Hand Sealer mengemas bahan plastik yang digunakan
sebagai kemasan keripik singkong sitela agar
tertutup dengan baik.
Sumber: Data Perusahaan (2021)

5.1.3 Aspek Manajemen SDM

Aspek manajemen SDM (Sumber Daya Manusia) mengkaji hal-hal yang

terkait dengan kesiapan perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam menerapkan

manajemen dalam operasinya seperti struktur organisasi, deskripsi masing-masing

jabatan dan jumlah tenaga kerja yang digunakan serta sistem pengupahan yang

diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya.

97
1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi CV. Sitela Riyank Sejahtera berbentuk garis atau lini dan

disusun secara sederhana. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4. mengenai struktur

organisasi CV. Sitela Riyank Sejahtera. Dapat dilihat pada Gambar 4. bahwa

struktur organisasi terdiri dari pemilik selaku pemimpin perusahaan yang berada di

posisi atas, dibawahi oleh bagian administrasi dan para karyawan yang terdiri dari

posisi helper, operator penggorengan dan operator pengemasan. Bentuk struktur

organisasi garis ini dilandasi dengan ciri-ciri perusahaan yaitu hubungan antara

pemilik dengan karyawan yang masih bersifat langsung dengan satu garis

wewenang, jumlah karyawan yang dimiliki masih berjumlah sedikit, pemilik modal

CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan pemimpin tertinggi yaitu selaku pemilik

usaha, struktur organisasi sederhana dan skala usaha kecil.

2. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja CV. Sitela Riyank Sejahtera berjumlah empat orang dengan

kualifikasi Pendidikan SMP-SMA yang merupakan warga sekitar lingkungan

perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera. Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha

keripik singkong sitela terdiri dari satu orang helper, satu orang operator

penggorengan dan dua orang operator pengemasan. Kegiatan produksi keripik

singkong sitela terbilang masih sederhana sehingga tidak membutuhkan tenaga

kerja yang banyak. Namun hal tersebut tidak menjadikan halangan bagi perusahaan

untuk mampu menghasilkan produk dengan baik karena walaupun dengan jumlah

tenaga kerja yang sedikit, CV. Sitela Riyank Sejahtera mampu menghasilkan output

keripik singkong sitela dengan maksimal dan sesuai dengan permintaan konsumen.

98
3. Deskripsi Jabatan (Job Description)

Uraian atau deskripsi jabatan (Job Description) merupakan suatu pernyataan

yang dibuat oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera mengenai apa saja yang harus

dikerjakan pada perusahaan tersebut oleh para pemegang jabatan. Pada CV. Sitela

Riyank Sejahtera, terdiri dari lima posisi jabatan yaitu pemilik usaha selaku

pemimpin perusahaan, bagian administrasi, helper, operator penggorengan dan

operator pengemasan. Pemimpin perusahaan bertugas dalam mengelola

perusahaan, mengawasi jalannya kegiatan produksi keripik singkong sitela yang

dilakukan oleh karyawan agar sesuai dengan prosedur produksi yang ditetapkan.

Bagian administrasi bertugas dalam mengatur laporan keuangan serta menerima

pesanan produk

Karyawan perusahaan terdiri dari tiga bagian, yaitu helper yang bertugas

sebagai mempersiapkan bahan baku dan mencatat jumlah stock yang dimiliki.

Helper turut membantu operator penggorengan yaitu menggoreng dan memberikan

bumbu pada keripik singkong sesuai variannya. Sedangkan untuk operator

pengemasan bertugas untuk mengemas produk keripik singkong di kemasan Plastik

PP dengan berat 250 Gram dan menempelkan label sticker produk sesuai dengan

rasa keripik singkong sitela.

4. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan tenaga kerja yang diberikan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera kepada karyawannya menggunakan sistem berdasarkan satuan hasil

dimana perusahaan membayarkan upah sesuai dengan jumlah produksi atau hasil

output keripik singkong sitela yang dicapai oleh setiap karyawannya. Masing-

99
masing karyawan di CV. Sitela Riyank Sejahtera menerima besaran upah yang

berbeda-beda menyesuaikan dengan hasil pekerjaannya masing-masing. Semakin

banyak output yang dihasilkan tiap orangnya, maka upah yang diterima juga

semakin besar. Upah untuk karyawan bagian helper dan operator penggorengan

diberikan upah sebesar Rp. 1.000 per kilogram dan bagian operator pengemasan

sebesar Rp. 1.300 per kilogram.

5.1.4 Aspek Hukum

Aspek hukum dalam kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan yaitu CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam memenuhi

persyaratan perundang-undangan yang berlaku dalam menjalankan kegiatan

usahanya. Dalam penelitian ini, aspek hukum mengkaji tentang bentuk badan usaha

di CV. Sitela Riyank Sejahtera dan izin usaha yang diperoleh perusahaan.

1. Badan Hukum Usaha

Usaha pengolahan keripik singkong sitela milik Bapak Ramdani ini,

dijalankan sepenuhnya oleh beliau selaku pemilik usaha CV. Sitela Riyank

Sejahtera. Bentuk badan usaha yang dimiliki oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah

Perseroan Komanditer atau lebih sering disebut dengan CV. Bentuk badan tersebut

merupakan perusahaan yang biasanya dijalankan oleh seorang sekutu aktif dan

bertanggung jawab atas semua risiko yang ada pada perusahaan. Pemilihan bentuk

badan usaha ini dikarenakan badan hukum CV memiliki banyak kelebihan

dibandingkan dengan badan hukum lainnya. Kelebihan yang dimiliki antara lain

ialah kewenangan yang dimiliki terbatas kepada modal yang diberikan serta luas

bidang usaha yang dimiliki. Dengan adanya bentuk badan usaha ini, pemilik

100
mengharapkan agar bisa membuka peluang bagi perseorangan untuk ikut

menanamkan modalnya pada usaha keripik singkong sitela dan dapat

mendistribusikan produk dengan skala besar ke luar wilayah Jabodetabek.

2. Izin Usaha

Kegiatan usaha yang dijalankan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

memerlukan adanya perizinan usaha guna melindungi kepentingan perusahaan dari

berbagai hal yang tidak diinginkan. CV. Sitela Riyank Sejahtera telah memiliki izin

usaha berupa P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga). P-IRT merupakan jaminan

tertulis yang diberikan oleh pihak Bupati terhadap hasil produk industri berskala

rumah tangga yang telah memenuhi standar dan syarat dalam produksi dan

peredaran produk pangan yang dihasilkan. Sitela Riyank Sejahtera membuat

perizinan P-IRT dengan tujuan agar produk keripik singkong sitela dapat

dipasarkan secara luas di luar wilayah Jabodetabek. Perizinan tersebut memperkuat

produk keripik singkong sitela layak dijual di pasar bahkan toko modern

(Supermarket) karena memiliki keamanan serta mutu produk yang terjamin.

Perizinan lainnya ialah SKDU (Surat Keterangan Domisili Usaha) yang

didapatkan dari kelurahan atau kecematan setempat yang menyatakan keberadaan

CV. Sitela Riyank Sejahtera benar adanya di lokasi tersebut yaitu Kecamatan

Gunung Sindur. Surat ini digunakan untuk mengurus perizinan lainnya seperti

pembuatan bentuk usaha, NPWP dan izin operasioanl lainnya. Produk keripik

singkong sitela telah mendapatkan sertifikasi halal sehingga dapat dikatakan bahwa

keripik singkong sitela yang dihasilkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera memakai

bahan baku yang aman khususnya bagi kaum muslim sehingga memberikan rasa

101
aman dan nyaman kepada konsumen yang ingin mengkonsumsi keripik singkong

sitela.

5.1.5 Aspek Sosial dan Ekonomi

Aspek sosial dan ekonomi menilai seberapa besar dampak yang diberikan

oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera bagi sosial dan ekonomi terhadap masyarakat.

Keberadaan usaha pengolahan keripik singkong sitela yang dijalankan oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar

lokasi usaha. Jika ditinjau dari aspek sosial, perusahaan ini belum memberikan

dampak apapun baik adanya perubahan demografi, budaya, kesehatan maupun

fasilitas masyakarat di lingkungan sekitar lokasi usaha seperti adanya pembangunan

sarana dan prasarana yang diberikan oleh perusahaan untuk lingkungan sekitar.

Sedangkan jika ditinjau dari aspek ekonomi, CV. Sitela Riyank Sejahtera mampu

memberikan peluang peningkatan pendapatan bagi masyarakat setempat. Usaha

pengolahan keripik singkong sitela telah menyerap paling tidak 4 tenaga kerja

khususnya dari kalangan para ibu-ibu setempat, yang terdiri dari dua tenaga kerja

bagian pemasakan dan dua orang bagian pengemasan produk.

Adanya penyerapan tenaga kerja yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera, perusahaan turut berupaya dalam membuka kesempatan kerja yang luas

sekaligus mengurangi tingkat pengangguran. bagi masyarakat sekitar terutama

kalangan ibu rumah tangga, pembukaan lapangan kerja di CV. Sitela Riyank

Sejahtera cukup membantu mereka untuk menambah pendapatan tambahan.

Walaupun daya serap tenaga kerja masih terbilang sedikit, diharapkan perusahaan

mampu menambah tenaga kerja dari lingkungan sekitar seiring dengan

102
perkembangan perusahaan. Hal lainnya ialah, tersedianya jumlah dan ragam produk

keripik singkong sitela di masyarakat sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan

untuk produk yang diinginkan. Hal tersebut turut meningkatkan pesaingan antar

produsen keripik singkong sekitar CV. Sitela Riyank Sejahtera. Para produsen

berusaha untuk meningkatkan kualitas produk dan hal ini berpengaruh terhadap

harga jual keripik singkong di pasaran.

5.1.6 Aspek Lingkungan

Kegiatan usaha pengolahan keripik singkong sitela yang dijalankan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi di

lingkungan sekitar lokasi usaha. Usaha pengolahan ini tidak menghasilkan limbah

dalam skala besar dan berbahaya bagi lingkungan. Limbah yang dihasilkan berupa

limbah rumah tangga yang berupa sampah organik dari sisa-sisa bahan baku yang

digunakan untuk pengolahan keripik singkong sitela. Walaupun jumlah limbah

yang dihasilkan sedikit, perusahaan saat ini belum memiliki upaya untuk

pengelolaan sampah yang baik sehingga limbah produksi hanya dibuang ke pihak

lingkungan setempat tanpa adanya bentuk pengolahan dari pihak perusahaan.

Dengan tidak menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar seperti

menyebabkan bau dan limbah kotor yang berserakan dl lingkungan perusahaan,

sehingga pada aspek lingkungan CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dikatakan

layak.

103
5.2 Biaya dan Keuntungan Usaha Pengolahan Keripik Singkong CV. Sitela
Riyank Sejahtera

CV. Sitela Riyank Sejahtera merupakan industri pengolahan berskala rumah

tangga yang melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan produk keripik

singkong sitela guna menghasilkan keuntungan dari penjualan produk tersebut.

Dalam menjalankan kegiatan tersebut tentunya perusahaan perlu memperhatikan

berbagai pengeluaran yang disebut dengan biaya usaha. Biaya dalam penelitian ini

mencakup semua pengeluaran yang digunakan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

dalam membiayai kegiatan produksi keripik singkong sitela selama 12 bulan yang

terbagi menjadi dua periode waktu yaitu sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) dan masa

awal Pandemi Covid-19 (K₂). biaya terdiri dari biaya investasi, biaya penyusutan,

biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Sesuai dengan tujuan bisnis, maka perusahaan perlu memaksimalisasikan

jumlah produksi yang dihasilkan dengan meminimalisir biaya yang dikeluarkan.

CV. Sitela Riyank Sejahtera mendapatkan keuntungan yang dihitung dari selisih

antara total biaya usaha dengan penerimaan usaha. Penerimaan usaha ini didapatkan

dari perhitungan volume produksi keripik singkong sitela dikali dengan harga jual

keripik singkong sitela.

5.2.1 Biaya Investasi Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal usaha oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk memulai kegiatan produksi keripik singkong

sitela. Biaya ini dikeluarkan untuk memperoleh manfaat seperti pembangunan dan

104
penyediaan sarana prasana yang menunjang kegiatan produksi keripik singkong

sitela. Berikut biaya investasi yang dikeluarkan CV. Sitela Riyank Sejahtera dari

bulan Oktober 2019 hingga September 2020, dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Bulan Oktober 2019 - Desember 2020
Umur
Harga Satuan Jumlah Biaya
No Komponen Unit Ekonomis
(Rp) (Rp)
(Bulan)
Renovasi bangunan
1. Produksi 60 m² 120 25.000.000 25.000.000
2. Kompor gas 4 60 210.000 840.000
3. Wajan 4 36 185.000 740.000
4. Sodet 5 24 40.000 200.000
5. Pisau 2 24 15.000 30.000
6. Mesin Blender 1 48 700.000 700.000
7. Baskom stainless 5 24 65.000 325.000
Timbangan digital
8. (5 Kg) 2 48 120.000 240.000
Timbangan digital
9. (30 Kg) 2 48 680.000 1.360.000
10. Rak wadah bumbu 3 36 230.000 690.000
11. Rak besi kecil 1 60 800.000 800.000
12. Rak besi besar 2 60 1.500.000 3.000.000
13. Meja Packing 3 60 300.000 900.000
14. Hand Sealer 2 48 280.000 560.000
Continous hand
15. sealer 1 48 4.500.000 4.500.000
Tabung Gas Elpiji
16. 3 Kg 4 60 120.000 480.000
Total Biaya Investasi 40.365.000
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa total biaya investasi yang

dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam usaha pengolahan keripik

singkong sitela sebesar Rp. 40.365.000. Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera adalah biaya untuk perbaikan (Renovasi) bangunan

berukuran sebesar 60 m² yang digunakan sebagai dapur produksi keripik singkong

sitela. Perbaikan bangunan tersebut guna merubah fungsi bangunan yang

105
sebelumnya merupakan ruang pengolahan tekstil hingga diubah menjadi dapur

produksi yang telah dirancang oleh pemilik menjadi pabrik produksi keripik

singkong sitela. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perbaikan bangunan

yaitu sebesar Rp. 25.000.000.

Biaya terbesar kedua adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat

Continuous hand sealer yaitu sebesar Rp. 4.500.000. sama halnya dengan hand

sealer, alat tersebut berfungsi sebagai mesin pengemas produk keripik singkong

sitela namun dengan kapasitas yang lebih besar jika dibanding dengan tipe mesin

pengemas lainnya. Biaya terbesar ketiga adalah biaya pembuatan rak besi besar

yaitu sebesar Rp. 3.000.000, rak besi besar merupakan peralatan produksi yang

digunakan sebagai tempat penyimpanan produk keripik singkong sitela yang sudah

dikemas dan siap untuk didistribusikan kepada konsumen.

5.2.2 Biaya Penyusutan Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Biaya penyusutan adalah biaya yang dibebankan terhadap produksi dan

dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya pengalokasian sistematis jumlah yang

dapat disusut dari suatu asset atau aktiva tetap selama umur ekomonisnya. Berikut

total biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dari

bulan Oktober 2019 hingga September 2020 dapat dilihat pada Tabel 10.

106
Tabel 10. Biaya Penyusutan Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Bulan Oktober 2019 - September 2020
Umur
Jumlah Biaya Penyusutan
No Komponen Ekonomis
(Rp) (Rp/Bulan)
(Bulan)
1. Renovasi bangunan 25.000.000 120 208.333
2. Kompor gas 840.000 60 14.000
3. Wajan 740.000 36 20.556
4. Sodet 200.000 24 8.333
5. Pisau 30.000 24 1.250
6. Mesin Blender 700.000 48 14.583
7. Baskom stainless 325.000 24 13.542
Timbangan digital (5
8. Kg) 240.000 48 5.000
Timbangan digital (30
9. Kg) 1.360.000 48 28.333
10. Rak wadah bumbu 690.000 36 19.167
11. Rak besi kecil 800.000 60 13.333
12. Rak besi besar 3.000.000 60 50.000
13. Meja Packing 900.000 60 15.000
14. Hand Sealer 560.000 48 11.667
15. Continous hand sealer 4.500.000 48 93.750
16. Tabung Gas Elpiji 3 kg 480.000 60 8.000
Biaya Penyusutan per Bulan 524.847
Biaya Penyusutan Sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) 3.149.083
Biaya Penyusutan Masa awal Pandemi Covid-19 (K₂) 3.149.083
Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa biaya penyusutan yang

dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk usaha pengolahan keripik

singkong sitela sebesar Rp. 524.847 per bulan. Biaya penyusutan diperoleh dari

masing-masing aset sesuai dengan umur ekonomis yang dimiliki. Aset tersebut

meliputi renovasi bangunan dapur produksi dan alat produksi yang digunakan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera.

107
5.2.3 Biaya Tetap Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera dengan jumlah yang tetap atau tidak berubah, berapapun besarnya jumlah

produksi keripik singkong sitela dihasilkan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera terbagi menjadi dua periode yaitu biaya tetap yang

dikeluarkan saat sebelum Pandemi Covid-19 (BTUKSk₁) selama enam bulan yaitu

bulan Oktober 2019 – Maret 2020 dan biaya tetap yang dikeluarkan masa awal

Pandemi Covid-19 (BTUKSk₂) selama enam bulan yaitu pada bulan April –

September 2020. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

untuk usaha pengolahan keripik singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19

Sebelum Masa awal


No. Uraian Pandemi Covid- Pandemi Covid-
19 (BTUKS k₁) 19 (BTUKS k₂)
1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) 60.000 60.000
2. Biaya Tenaga Kerja Tetap 18.000.000 18.000.000
3. Pajak Kendaraan Bermotor 100.000 100.000
4. Iuran Kebersihan Lingkungan 120.000 120.000
Total 18.280.000 18.280.000
Rata-rata per Bulan 3.046.667 3.046.667
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 11, Biaya tetap yang dikeluarkan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera pada saat sebelum Pandemi Covid-19 (BTUKSk₁) sebesar Rp.

18.280.000 dengan rata-rata per bulannya ialah sebesar Rp. 3.046.667 sedangkan

masa awal Pandemi Covid-19 (BTUKSk₂) memiliki nominal yang sama yaitu

sebesar Rp. 18.280.000 dengan rata-rata per bulannya sebesar Rp. 3.046.667.

berdasarkan total biaya tetap yang dikeluarkan, dapat dinyatakan bahwa jumlah

biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan ialah pada saat sebelum memasuki

108
pandemi dan masa awal Pandemi Covid-19 memiliki nominal biaya tetap yang

sama karena lamanya periode waktu masing-masing selama enam bulan.

Komponen yang menjadi biaya tetap usaha pengolahan keripik singkong sitela di

CV. Sitela Riyank Sejahtera terdiri dari:

1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Pajak bumi dan bangunan merupakan biaya yang dibayarkan CV. Sitela

Riyank Sejahtera yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya

keuntungan atau kedudukan sosial ekonomi bagi perorangan ataupun badan usaha

yang memiliki suatu hak memperoleh manfaat. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan

(PBB) yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera sebesar Rp. 120.000 per

tahunnya rata-rata per bulannya ialah sebesar Rp. 10.000. data ini diperoleh dalam

wawancara terbuka dengan pemilik perusahaan.

2. Biaya Tenaga Kerja Tetap

Biaya tenaga kerja tetap ialah biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera untuk gaji bulanan tenaga kerja tetap. Tenaga kerja tetap di CV. Sitela

Riyank Sejahtera merupakan pemilik perusahaan serta bagian administrasi yang

merupakan bagian dari pemilik perusahaan. Upah untuk pemilik perusahaan

sebesar Rp. 2.000.000 per bulan sedangkan untuk bagian administrasi sebesar Rp.

1.000.000 per bulan sehingga dapat dijumlahkan upah tenaga kerja tetap yang

dikeluarkan per bulannya adalah Rp. 3.000.000. Maka dapat dihasilkan total upah

tenaga kerja tetap pada masa sebelum pandemi Covid-19 ialah sebesar Rp.

18.000.000 sedangkan pada masa saat pandemi Covid-19, biaya yang dikeluarkan

ialah sebanyak Rp. 18.000.000.

109
3. Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak kendaraan bermotor merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera atas kendaraan bermotor yang beroperasi untuk kegiatan produksi

perusahaan khususnya dalam mendistribusikan produk keripik singkong ke

konsumen. biaya pajak kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera sebesar Rp. 200.000 per tahunnya sehingga rata-rata per bulannya

ialah sebesar Rp. 16.667. Maka dapat dihasilkan total biaya pajak kendaraan motor

pada saat sebelum Pandemi Covid-19 ialah sebesar Rp. 100.000 sedangkan pada

saat pandemi Covid-19, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 100.000.

4. Iuran Kebersihan Lingkungan

Iuran kebersihan lingkungan adalah biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera dalam menjaga kebersihan di lingkungan tempat produksi keripik

singkong sitela dengan membayar jasa petugas kebersihan setempat yang

mengangkut sampah produksi. biaya iuran kebersihan lingkungan yang perlu

dikeluarkan per bulannya oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah sebesar Rp. 20.000

per bulan sehingga biaya yang dikeluarkan pada masa sebelum pandemi Covid-19

ialah sebesar Rp. 120.000 sedangkan pada masa awal Pandemi Covid-19 ialah

sebesar Rp. 120.000.

5.2.4 Biaya Variabel Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera dimana jumlah yang dikeluarkan berubah mengikuti kuantitas volume

produksi keripik singkong sitela yang dihasilkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera.

110
Biaya terbesar yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ialah pembelian

keripik singkong dasar sebagai bahan baku utama dalam produksi keripik singkong

sitela yang dibeli pada supplier yaitu UD. Tiga Saudara. Perusahaan belum

memiliki sumber daya manusia yang mampu untuk mengolah singkong segar

menjadi produk olahan yaitu keripik singkong dengan baik sehingga perusahaan

memutuskan untuk mengambil produk setengah jadi kepada supplier yang telah

bekerja sama dengan perusahaan. Komponen biaya variabel lainnya ialah biaya

bahan baku tambahan, biaya listrik, biaya transportasi, biaya kemasan plastik, biaya

label sticker, biaya isi ulang gas 3 Kg serta biaya tenaga kerja tidak tetap. Biaya

variabel yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk usaha

pengolahan keripik singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19
No. Uraian Sebelum Pandemi Masa awal Pandemi
Covid-19 (BVUKS k₁) Covid-19 (BVUKS k₂)
1. Biaya Pembelian Keripik 96.840.000 182.700.000
Singkong Dasar
2. Biaya Bahan Baku 13.622.000 14.127.000
Tambahan
3. Biaya Listrik 1.200.000 1.200.000
4. Biaya Transportasi 1.200.000 1.200.000
5. Biaya Kemasan Plastik 6.457.600 12.738.621
6. Biaya Label sticker 4.350.000 5.800.000
7. Biaya Tenaga Kerja Tidak 11.941.100 23.087.600
Tetap (4 orang)
8. Biaya Isi Ulang Gas 3 Kg 912.000 1.050.000
Total 136.522.700 241.903.221
Rata-rata per Bulan 22.753.783 40.317.204
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 12, menunjukkan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan

oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam kegiatan produksi keripik singkong sitela

terbesar adalah masa awal pandemi Covid-19 (BVUKSk₂) dibanding sebelum

111
pandemi Covid-19 (BVUKSk₁) terjadi. Hal ini dikarenakan selama pandemi,

tingkat permintaan meningkat di beberapa awal bulan (April - Juni 2020) saat

memasuki pandemi Covid-19 karena penambahan jumlah reseller yang menjual

produk keripik singkong sehingga kapasitas produksi keripik singkong turut

mengalami peningkatan dan berpengaruh terhadap biaya variabel yang dikeluarkan

oleh perusahaan. biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 241.903.221 dengan

rata-rata sebesar Rp. 40.317.204 per bulannya. berbeda halnya dengan sebelum

pandemi Covid-19, biaya variabel yang dikeluarkan hanya sebesar Ro. 135.610.700

dengan rata-rata sebesar Rp. 22.601.783 per bulannya. Komponen yang menjadi

biaya variabel usaha pengolahan keripik singkong sitela di CV. Sitela Riyank

Sejahtera terdiri dari:

1. Biaya Pembelian Keripik Singkong Dasar

Biaya pembelian keripik singkong dasar merupakan biaya yang dikeluarkan

oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk membeli bahan baku utama yaitu keripik

singkong dasar yang sudah dalam berbentuk keripik (chips) yang nantinya akan

kembali dilakukan proses penggorengan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera. Bahan

baku keripik singkong memiliki jumlah biaya yang terbesar jika dibandingkan

biaya variabel lainnya. Keripik singkong dasar sebagai bahan baku utama dibeli

kepada supplier yaitu UD. Tiga Saudara selama 12 bulan dengan harga sebesar Rp.

18.000 per Kilogram. Pengadaan keripik singkong dilakukan dengan membeli

dalam bentuk plastik besar (ball) ke pemasok dengan jumlah ukuran satu ball berisi

kurang lebih 10 Kilogram keripik singkong. Harga jual keripik singkong dasar yang

ditawarkan oleh supplier tidak mengalami perubahan harga baik sebelum maupun

112
saat pandemi Covid-19. Hal ini dikarenakan pihak perusahaan dengan supplier

telah melakukan perjanjian harga tetap keripik singkong serta ketersediaan

singkong yang stabil membuat tidak adanya peningkatan harga jual.

2. Biaya bahan baku tambahan

Biaya bahan baku tambahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi keripik singkong

sitela. Bahan-bahan tersebut meliputi gula pasir, garam, minyak goreng, bubuk

penyedap, bumbu bubuk, cabe hijau, cabe rawit merah, bawang merah, bawang

putih, teri, daun jeruk dan wijen. Untuk varian rasa balado wijen, daun jeruk, extra

pedas, cabe ijo, balado pedas manis, balado asam manis dan pedas teri medan

menggunakan bumbu-bumbu dengan bahan yang perlu diolah kembali oleh

perusahaan. Berbeda halnya dengan varian rasa original, keju, barbeque dan jagung

bakar yang hanya menggunakan bubuk yang telah dibeli oleh perusahaan. Biaya

yang dikeluarkan tiap bulannya untuk bahan pendukung berbeda-beda karena

menyesuaikan harga pasar yang fluktuatif serta kebutuhan yang menyesuaikan

permintaan konsumen terhadap produk keripik singkong sitela. Perhitungan biaya

bahan baku dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Biaya Listrik

Biaya listrik merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera untuk penggunaan listrik yang digunakan untuk mendukung kegiatan

produksi keripik singkong sitela. Pengeluaran biaya listrik digunakan untuk

penerangan ruangan, mesin blender, dan mesin pengemas kemasan keripik

singkong yaitu hand sealer dan continuous hand sealer. Tak hanya itu, penggunaan

113
air yang digunakan untuk proses produksi juga termasuk ke dalam biaya listrik.

Penggunaan listrik yang digunakan pada dapur produksi dibedakan dengan listrik

untuk rumah pemilik. Perusahaan rutin membayar token listrik untuk dapur

produksi sebesar Rp. 200.000 per bulannya.

4. Biaya Transportasi

Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera untuk kendaraan roda dua milik pribadi yang digunakan sebagai alat

transportasi untuk mendistribusikan produk keripik singkong sitela ke konsumen.

Biaya transportasi ini digunakan untuk membeli bensin setiap minggunya dan biaya

perbaikan kendaraan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli

bensin ialah sebesar Rp. 200.000 per bulannya.

5. Biaya Kemasan Plastik

Biaya kemasan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera untuk membeli kemasan plastik PP (Polypropylene) berukuran 20 x 30

cm sebagai media pengemasan keripik singkong sitela. kemasan plastik PP dibeli

dengan harga Rp. 28.800 per kilogramnya. Perusahaan membeli kemasan plastik

PP sesuai dengan banyaknya jumlah produksi keripik singkong sitela yang

dihasilkan.

6. Biaya Label Sticker

Label sticker merupakan media promosi yang digunakan oleh perusahaan

untuk ditempel pada kemasan serta berfungsi sebagai identitas terhadap merk

dagang yaitu keripik singkong sitela dan memuat informasi mengenai produk yang

dijual. Biaya label sticker yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

114
selama. label sticker dibuat sebanyak 11 jenis menyesuaikan dengan 11 varian rasa

yang dijual oleh perusahaan.

7. Biaya Isi Ulang Gas Elpiji 3 Kg

Gas elpiji 3 Kilogram digunakan sebagai bahan bakar untuk mengolah keripik

singkong sitela. Satu tabung gas elpiji 3 Kilogram dapat digunakan untuk 1-2 kali

produksi. CV. Sitela Riyank Sejahtera menggunakan 4 tabung gas untuk kegiatan

memasak. Perusahaan mengisi ulang tabung gas rata-rata sebanyak 8 tabung dalam

satu bulan.

8. Biaya Tenaga Kerja Tidak Tetap

Biaya tenaga kerja tidak tetap merupakan upah yang dikeluarkan oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera untuk empat orang karyawannya. Upah yang dibayarkan

menggunakan sistem satuan hasil berdasarkan total hasil penjualan keripik

singkong sitela. Semakin banyak jumlah keripik singkong yang diproduksi,

semakin besar upah yang didapatkan oleh para karyawan. Dua karyawan bagian

pemasakan diberikan upah sebesar Rp. 1.000 per Kilogram dan bagian pengemasan

sebesar Rp. 1.300 per kilogram.

5.2.5 Total Biaya Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Total biaya usaha pengolahan keripik singkong sitela merupakan

penjumlahan dari seluruh komponen biaya, yaitu biaya tetap, biaya variabel dan

biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera yang terbagi

menjadi dua periode, yaitu saat sebelum Pandemi Covid-19 (TBUKSk₁) dan masa

115
awal Pandemi Covid-19 (TBUKSk₂). Rincian total biaya yang dikeluarkan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Total Biaya Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi
Covid-19
No. Komponen Biaya Saat sebelum Pandemi Masa awal Pandemi
Covid-19 (TBUKSk₁) Covid-19 (TBUKSk₂)
1. Biaya Tetap Usaha Keripik 18.280.000 18.280.000
Singkong (BTUKS)
2. Biaya Variabel Usaha Keripik 136.522.700 241.903.221
Singkong (BVUKS)
3. Biaya Penyusutan 3.149.083 3.149.083
Total 157.951.783 263.332.304
Rata-rata per Bulan 26.325.297 43.888.717
Sumber: Tabel 10,11 dan 12

Berdasarkan Tabel 13, menunjukkan bahwa total biaya usaha yang

dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera untuk produksi keripik singkong

masa awal Pandemi Covid-19 ialah yang terbesar jika dibandingkan saat sebelum

Pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan dengan total biaya tetap masa awal

Pandemi Covid-19 (TBUKSk₂) sebesar Rp. 263.332.304 dengan rata-rata sebesar

Rp. 43.888.717 per bulannya. Sedangkan sebelum memasuki masa pandemi Covid-

19 (TBUKSk₁), total biaya usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan hanya sebesar

Rp. 157.951.783 dengan rata-rata sebesar Rp. 26.325.297. hal ini disebabkan karena

masa awal Pandemi Covid-19, komponen biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan

unttuk melakukan kegiatan produksi keripik singkong turut meningkat mengingat

kapasitas produksi yang mengalami kenaikan yaitu bulan April hingga Juni 2020

sehingga perusahaan perlu menambahkan jumlah bahan baku. tak hanya itu, biaya

bahan baku yang tidak tetap (fluktuatif) di pasar yaitu pada bahan baku tambahan

116
juga mempengaruhi bertambahnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh

perusahaan.

5.2.6 Penerimaan Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Penerimaan usaha merupakan total pemasukan yang diterima oleh CV.

Sitela Riyank Sejahtera dari kegiatan produksi keripik singkong sitela. Hasil

penerimaan usaha pengolahan keripik singkong sitela di CV. Sitela Riyank

Sejahtera selama 12 bulan dari bulan Oktober 2019 hingga September 2020 yang

terbagi menjadi dua periode, yaitu saat sebelum Pandemi Covid-19 (TPUKSk₁) dan

masa awal Pandemi Covid-19 (TPUKSk₂). Penerimaan usaha didapatkan dari hasil

penjualan keripik singkong per bulannya dikalikan dengan harga rata-rata produk

keripik singkong. Rata-rata harga jual produk keripik singkong tidak mengalami

perubahan baik dari saat sebelum Pandemi Covid-19 hingga masa awal Pandemi

Covid-19 yaitu sebesar Rp. 8.727 per pack yang dapat dilihat pada Tabel 14. Oleh

karena itu, penerimaan usaha yang diterima oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

dipengaruhi oleh jumlah penjualan produk. Semakin banyak keripik singkong yang

dapat terjual oleh perusahaan, maka jumlah penerimaan yang didapatkan akan

semakin besar. Total penerimaan usaha keripik singkong sitela yang diterima oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 14.

117
Tabel 14. Penerimaan Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19
Rata-rata
Penjualan Keripik
No Bulan/Tahun Harga Jumlah (Rp)
Singkong (Pack)
(Rp/Pack)
Saat sebelum Pandemi Covid-19 (TPUKSk₁)
1. Oktober 2019 8.727 1.564 13.649.028
2. November 2019 8.727 1.962 17.122.374
3. Desember 2019 8.727 2.710 23.650.170
4. Januari 2020 8.727 4.003 34.934.181
5. Februari 2020 8.727 4.831 42.160.137
6. Maret 2020 8.727 5.110 44.594.970
Total 20.180 176.110.860
Rata-rata per Bulannya 3.363 29.351.810
Masa awal Pandemi Covid-19 (TPUKSk₂)
1. April 2020 8.727 5.387 47.012.349
2. Mei 2020 8.727 6.838 59.675.226
3. Juni 2020 8.727 7.932 69.222.564
4. Juli 2020 8.727 7.476 65.243.052
5. Agustus 2020 8.727 6.619 57.764.013
6. September 2020 8.727 6.605 57.643.500
Total 40.857 356.560.704
Rata-rata per Bulannya 6.810 59.426.784
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat total penerimaan yang diterima oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera didapatkan dari perkalian antara volume penjualan

keripik singkong sitela dengan rata-rata harga keripik singkong sitela. Jumlah

penjualan pertama yaitu saat saat sebelum Pandemi Covid-19 pada bulan Oktober

2019 di CV. Sitela Riyank Sejahtera sebesar 1.564 pack. maka diperoleh

penerimaan pada bulan Oktober 2019 sebesar Rp. 13.649.028. jumlah permintaan

produk keripik singkong sitela terus mengalami kenaikan di masa sebelum pandemi

covid-19 yaitu dari bulan Oktober 2019 hingga Maret 2020 sehingga dapat

dijumlahkan penerimaan yang dihasilkan sebesar Rp. 176.110.860.

118
Periode selanjutnya yaitu masa awal pandemi Covid-19, permintaan akan

keripik singkong sitela justru mengalami peningkatan. Hal ini mempengaruhi hasil

penjualan yang diterima oleh perusahaan turut mengalami kenaikan. pada saat awal

pandemi Covid-19, permintaan akan produk keripik singkong sitela mengalami

peningkatan dalam kurun waktu 3 bulan yaitu dimulai dari bulan April hingga Juni

2020. Penerimaan usaha yang didapatkan oleh perusahaan pada saat itu diatas nilai

rata-rata penerimaan per bulannya terutama pada bulan Juni 2020, perusahaan

mampu mendapatkan penerimaan usaha terbesar yaitu Rp. 69.222.564 dengan

jumlah penjualan sebanyak 7.932 pack. Hal ini disebabkan karena banyaknya

masyarakat yang dirumahkan sehingga mengalihkan aktivitasnya dengan menjadi

reseller produk keripik singkong sitela.

Peningkatan permintaan keripik singkong sitela tidak berlangsung lama.

Hal ini disebabkan karena produk makanan ringan dianggap bersifat musiman

dikalangan masyarakat dan memasuki era New Normal dimana masyarakat dapat

kembali beraktivitas keluar sehingga para reseller kembali beralih ke pekerjaan

utamanya. Salah satu penyebabnya ialah karena kurang meluasnya pemasaran

produk keripik singkong sitela sehingga penjualan produk hanya pada reseller yang

sudah ada dan tidak ada penambahan reseller. Penurunan penjualan keripik

singkong terjadi dimulai pada bulan Juli hingga September 2020, namun nominal

hasil penjualan yang dihasilkan masih berada di atas nilai rata-rata penjualan per

bulannya. Total penerimaan yang diterima oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam

kurun waktu setelah masa pandemi Covid-19 ialah sebesar Rp. 356.560.704 dengan

rata-rata per bulannya sebesar Rp. 59.426.784.

119
5.2.7 Keuntungan Usaha Pengolahan Keripik Singkong

Keuntungan usaha pengolahan keripik singkong sitela merupakan selisih

antara keseluruhan penerimaan yang diterima oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

dengan total biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha pengolahan keripik

singkong sitela yang terbagi menjadi dua periode, yaitu saat sebelum Pandemi

Covid-19 (KUKSk₁) dan masa awal Pandemi Covid-19 (KUKSk₂). Rincian

keuntungan usaha pengolahan keripik singkong sitela di .0CV. Sitela Riyank

Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Keuntungan Usaha Pengolahan Keripik Singkong di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19
No Uraian Saat sebelum Pandemi Masa awal Pandemi
Covid-19 (KUKSk₁) Covid-19 (KUKSk₂)
1. Total Penerimaan Usaha 176.110.860 356.560.704
Keripik Singkong (TPUKS)
2. Total Biaya Usaha Keripik 157.951.783 263.332.304
Singkong (TBUKS)
Total Keuntungan (1-2) 18.159.077 92.228.400
Rata-rata per Bulannya 3.026.513 15.538.067
Sumber: Tabel 13 dan 14

Berdasarkan Tabel 15, dapat diketahui nilai keuntungan usaha keripik

singkong sitela. Keuntungan usaha didapat dari total penerimaan usaha keripik

singkong yang didapat dari perkalian antara volume penjualan dengan harga rata-

rata keripik singkong dikurang dengan total biaya usaha keripik singkong yang

terdiri dari biaya tetap, biaya variabel dan biaya penyusutan. Saat pandemi Covid-

19. Kegiatan produksi keripik singkong sitela yang dilakukan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera mampu memberikan keuntungan sebesar Rp. 92.228.400 dengan

rata-rata sebesar Rp. 15.538.067 per bulannya sedangkan pada saat sebelum

Pandemi Covid-19, keuntungan yang didapatkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

120
adalah sebesar Rp. 18.159.077 dengan rata-rata keuntungan yaitu Rp. 3.026.513 per

bulannya. Hal ini menunjukkan bahwa masa awal Pandemi Covid-19 menyumbang

keuntungan yang besar bagi perusahaan jika dibandingkan saat saat sebelum

Pandemi Covid-19. Usaha pengolahan keripik singkong sitela dapat dikatakan

berhasil karena penerimaan yang diperoleh sudah mencukup untuk membayar

seluruh biaya yang dikeluarkan selama kegiatan produksi, baik biaya tetap, biaya

variabel dan biaya penyusutan.

5.3 Analisis Kelayakan Usaha Aspek Non Finansial

Analisis kelayakan usaha pengolahan keripik singkong sitela berdasarkan

aspek non finansial dapat dihitung dengan menggunakan analisis arus kas bersih

(Net Cash Flow), Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV), Net B/C

Ratio, Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP).

5.3.1 Arus Kas Bersih Usaha Pengolahan Keripik singkong Sitela

Arus kas bersih atau Net Cash Flow digunakan oleh perusahaan CV. Sitela

Riyank Sejahtera untuk mengetahui seberapa besarnya keuntungan yang diperoleh

dari usaha pengolahan keripik singkong sitela selama 12 bulan yang terbagi menjadi

dua periode, yaitu saat sebelum Pandemi Covid-19 dan masa awal Pandemi Covid-

19. Kas bersih diperoleh dari perhitungan penjumlahan laba setelah pajak dengan

biaya penyusutan. Besar pajak (Tax) yang digunakan ialah sebesar 0,5%, hal ini

berdasarkan ketentuan pajak pada Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2018 untuk

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sedangkan untuk bunga (Interest)

yang digunakan sebesar 0%. Hal tersebut dikarenakan CV. Sitela Riyank Sejahtera

121
menggunakan modal sendiri pada usaha yang dijalankan. Perhitungan kas bersih

dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Kas Bersih Usaha Pengolahan Keripik Singkong Sitela di CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi
Covid-19
Saat sebelum Masa awal
No. Uraian Pandemi Pandemi Sumber
Covid-19 (k₁) Covid-19 (k₂)
1. Total Penerimaan (TPUKS) 176.110.860 356.560.704 Tabel 12
2. Biaya Operasional
a. Biaya Tetap (BTUKS) 18.280.002 18.280.000 Tabel 9
b. Biaya Variabel 136.522.700 241.903.221 Tabel 10
(BVUKS)
3. EBITD = ((1)-(2a+2b)) 21.308.158 96.377.483
4. Interest = 0% 0 0
5. EBT = (3)-(4) 21.308.158 96.377.483
6. Tax 0,5% = (0,5%)*(5) 106.540 481.887
7. EAT = (5)-(6) 21.201.618 95.895.596
8. Penyusutan 3.149.082 3.149.082 Lampiran 5
Total Kas Bersih = (7)+(8) 24.350.700 99.044.678
Rata-rata per Bulannya 4.058.450 16.507.446
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 16, menjelaskan bahwa total kas bersih usaha

pengolahan keripik singkong sitela yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera masa awal Pandemi Covid-19 menghasilkan nilai yang lebih besar yaitu

sebesar Rp. 99.044.678 dengan rata-rata Rp. 16.507.446 per bulannya jika

dibandingkan dengan masa sebelum Pandemi Covid-19 yang hanya menghasilkan

total kas bersih sebesar Rp. 24.350.700 dengan rata-rata per bulannya yaitu Rp.

4.058.450. kas bersih diperoleh dari perhitungan hasil laba yang dihasilkan setelah

pajak dijumlahkan dengan biaya penyusutan. Dari kedua hasil total kas bersih

tersebut menunjukkan bahwa kegiatan usaha pengolahan keripik singkong sitela di

CV. Sitela Riyank Sejahtera memberikan keuntungan baik pada masa sebelum

maupun saat Pandemi Covid-19 berlangsung.

122
5.3.2 Break Even Point (BEP)

Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah keadaan yang

menggambarkan usaha pengolahan keripik singkong sitela dapat menutupi segala

biaya operasional baik biaya tetap maupun biaya variabel tidak di bawah titik impas

atau dalam keadaan sama dengan nol (impas) sehingga tidak mengalami

keuntungan maupun kerugian. Analisis BEP terbagi menjadi dua jenis yaitu BEP

Produksi dan BEP Harga.

1. BEP Produksi

Analisis BEP produksi adalah perbandingan antara total biaya usaha biaya

tetap usaha dengan harga jual keripik singkong sitela yang yang dihasilkan oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera baik pada masa sebelum Pandemi Covid-19 maupun

saat selama Pandemi Covid-19. Total biaya usaha yang dihasilkan pada masa saat

sebelum Pandemi Covid-19 ialah sebesar Rp. 157.951.783 sedangkan pada masa

awal Pandemi Covid-19 sebesar Rp. 263.332.304. keduanya didapatkan dari hasil

penjumlahan dari biaya tetap dengan biaya variabel usaha pengolahan keripik

singkong sitela yang dapat dilihat pada Tabel 11, sedangkan harga jual rata-rata

keripik singkong sitela per pack isian 250 Gr sebesar Rp. 8.727 yang dapat dilihat

pada Tabel 7. Maka perhitungan analisis BEP produksi usaha pengolahan keripik

singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

123
Tabel 17. Analisis BEP Produksi Keripik Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19
No Uraian Saat sebelum Masa awal
Pandemi Covid-19 Pandemi Covid-
(K₁) 19 (K₂)
1. Total Biaya Usaha Keripik Singkong 157.951.783 263.332.304
/ TBUKS (Rp)
2. Harga Jual Keripik Singkong / HJKS 8.727 8.727
(Rp/Pack)
BEP Produksi = (1)/(2) 18.099 30.174
Rata-rata per Bulan 3.017 5.029
Sumber: Tabel 7 dan 13

Berdasarkan hasil analisis BEP Produksi pada Tabel 17 menunjukkan

bahwa produksi yang harus dihasilkan oleh usaha pengolahan keripik singkong

sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera saat masa sebelum Pandemi Covid-19 ialah

minimal sebanyak 18.099 pack selama 6 bulan atau dengan rata-rata per bulan

sebesar 3.017 pack. Maka dapat diartikan bahwa usaha pengolahan keripik

singkong sitela mengalami titik impas saat produksi mencapai 3.017 Pack keripik

singkong per satu bulannya. jika produksi kurang dari nilai titik impas tersebut

maka usaha pengolahan keripik singkong yang dijalankan CV. Sitela Riyank

Sejahtera akan mengalami kerugian dan sebaliknya, jika produksi yang dihasilkan

lebih dari nilai titik impas tersebut maka usaha pengolahan keripik singkong

memperoleh keuntungan.

Pada Lampiran 7 dinyatakan bahwa secara keseluruhan jumlah produksi

yang dihasilkan CV. Sitela Riyank Sejahtera mampu mencapai titik impas dan

memperoleh keuntungan baik pada masa sebelum Pandemi Covid-19 maupun masa

awal Pandemi Covid-19. Namun terdapat beberapa waktu tertentu dimana jumlah

produksi yang dihasilkan perusahaan tidak mencapai nilai titik impas. Pada masa

sebelum Pandemi Covid-19, saat bulan Oktober hingga Desember 2019, jumlah

124
produksi yang dihasilkan berada dibawah nilai titik impas yang dihasilkan yaitu

3.017 pack. Sedangkan pada masa awal Pandemi Covid-19, Bulan November –

September 2020 jumlah produksi keripik singkong mampu mencapai nilai titik

impas BEP produksi yang dihasilkan yaitu sebanyak 5.029 pack.

2. BEP Harga

Analisis BEP harga adalah perbandingan antara total biaya usaha

pengolahan keripik singkong sitela dengan kuantitas produksi keripik singkong atau

jumlah produksi keripik singkong sitela yang dihasilkan baik pada masa sebelum

Pandemi Covid-19 maupun saat selama Pandemi Covid-19. Total biaya usaha yang

dihasilkan pada masa saat sebelum Pandemi Covid-19 ialah sebesar Rp.

157.951.783 sedangkan pada masa awal Pandemi Covid-19 sebesar Rp.

263.332.304. Keduanya didapatkan dari hasil penjumlahan dari biaya tetap dengan

biaya variabel usaha pengolahan keripik singkong sitela yang dapat dilihat pada

Tabel 11.

Data kuantitas produksi keripik singkong yang dihasilkan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera dapat dilihat pada Lampiran 7 dan Tabel 12. Kuantitas produksi

yang dihasilkan pada masa sebelum Pandemi Covid-19 ialah sebanyak 20.220 pack

lebih sedikit jika dibandingkan pada masa awal Pandemi Covid-19 yang mencapai

40.845 pack. Maka perhitungan analisis BEP harga usaha pengolahan keripik

singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 18 berikut.

125
Tabel 18. Analisis BEP Harga Keripik Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19
No Uraian Saat sebelum Masa awal
Pandemi Covid-19 Pandemi Covid-19
1. Total Biaya Usaha Keripik Singkong 157.951.783 263.332.304
/ TBUKS (Rp)
2. Kuantitas Produksi Keripik 20.220 40.845
Singkong / KPKS (Pack)
BEP Harga = (1)/(2) 7.812 6.447
Sumber: Tabel 13 dan Lampiran 8

Berdasarkan hasil analisis BEP harga pada Tabel 18, dapat dihasilkan

bahwa usaha pengolahan keripik singkong sitela dapat mencapai nilai titik impas

saat menjual produknya dengan harga minimal Rp. 7.812 saat sebelum Pandemi

Covid-19 dan Rp. 6.447 di masa awal Pandemi Covid-19. Jika perusahaan menjual

produk keripik singkong diatas harga nilai titik impas, maka perusahaan akan

mendapatkan keuntungan dan sebaliknya, jika dibawah nilai titik impas maka

perusahaan akan mengalami kerugian. CV. Sitela Riyank Sejahtera menjual produk

keripik singkong sitela dengan rata-rata harga jual sebesar Rp. 8.727 baik saat

sebelum maupun selama masa Pandemi Covid-19. Harga jual tersebut tidak

mengalami kenaikan atau penurunan selama 12 bulan. Harga jual tersebut

menunjukkan lebih besar dari BEP harga atau nilai titik impas harga yang

dihasilkan selama dua periode yaitu Rp. 7.812 dan Rp. 6.447.

5.3.3 Net Present Value (NPV)

Analisis Net Present Value (NPV) merupakan metode yang digunakan

untuk mengukur kemampuan serta kelayakan CV. Sitela Riyank Sejahtera dalam

mengelola investasi yang dijalankan dan mengetahui apakah investasi tersebut

memberikan keuntungan selama umur usaha yang dijalankan. Nilai NPV diperoleh

dengan menjumlahkan seluruh nilai present value yang didapatkan dari arus kas

126
bersih per bulan yang didiskontokan. Pada saat saat sebelum Pandemi Covid-19,

tingkat suku bunga yang dihasilkan 4,8% sedangkan pada masa awal Pandemi

Covid-19 dengan tingkat suku bunga yaitu 4,08%. Tingkat suku bunga tersebut

dengan asumsi merupakan tingkat suku bunga nasional yang berlaku pada Oktober

2019 – September 2020 yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Tingkat suku bunga

tersebut guna melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

yang lebih besar saat melakukan investasi tersebut. Analisis Net Present Value

(NPV) usaha pengolahan keripik singkong sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera

terbagi menjadi dua periode yaitu pada saat sebelum Pandemi Covid-19 maupun

masa awal Pandemi Covid-19. Perhitungan NPV dapat dilihat pada Tabel 19

berikut.

Tabel 19. Analisis Net Present Value (NPV) Usaha Pengolahan Keripik Singkong
Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat
Pandemi Covid-19
No Kriteria Investasi Saat sebelum Pandemi Masa awal Pandemi
Covid-19 (k₁) Covid-19 (k₂)
1. Net Present Value (NPV) -21.953.864 45.528.559
Keterangan Tidak Layak ( < 0) Layak ( > 0)
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 19, dapat dilihat bahwa nilai NPV yang diperoleh usaha

pengolahan keripik singkong sitela oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera saat saat

sebelum Pandemi Covid-19 adalah sebesar Rp. -21.953.864. hal tersebut

menandakan bahwa nilai NPV yang dihasilkan bernilai negatif dan lebih kecil

dibandingkan dengan nilai yang diinvestasikan sehingga usaha pengolahan keripik

singkong yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera pada masa sebelum

pandemi Covid-19 (k₁) yaitu dari bulan Oktober 2019 hingga maret 2020

mengalami kerugian dan tidak layak untuk dijalankan.

127
Berbeda halnya pada masa awal Pandemi Covid-19, nilai NPV yang

dihasilkan bernilai positif atau > 0 yaitu sebesar Rp. 45.528.559 sehingga dapat

dikatakan usaha pengolahan keripik singkong sitela yang dilakukan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera pada masa awal Pandemi Covid-19 (k₂) yaitu pada bulan April –

September 2020 memiliki kriteria layak untuk dijalankan kedepannya dan

menguntungkan bagi perusahaan.

5.3.4 Net B/C Ratio

Net B/C Ratio merupakan metode analisis yang menggambarkan berapa

kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dari biaya

yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha pengolahan keripik singkong sitela dengan

membandingkan jumlah dari nilai NPV bernilai positif dengan nilai NPV yang

bernilai negatif. Usaha pengolahan keripik singkong sitela dapat dikatakan layak

apabila nilai Net B/C Ratio yang dihasilkan bernilai lebih dari satu dan sebaliknya,

apabila nilai Net B/C Ratio bernilai kurang dari satu maka dapat dikatakan tidak

layak dan mengalami kerugian. Hasil perhitungan analisis Net B/C Ratio usaha

pengolahan keripik singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.

Tabel 20. Analisis Net B/C Ratio Usaha Pengolahan Keripik Singkong Sitela di
CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan Saat
Pandemi Covid-19
No. Uraian Saat sebelum Pandemi Masa awal Pandemi
Covid-19 (K₁) Covid-19 (K₂)
1. PV (+) 22.160.688 85.893.559
2. PV (-) 44.114.552 40.365.000
Net B/C Ratio = (1)/(2) 0,50 2,13
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 20, dihasilkan nilai Net B/C Ratio yang diperoleh oleh

CV. Sitela Riyank Sejahtera pada saat sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) ialah

128
sebesar 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengolahan keripik singkong sitela

pada periode tersebut tidak dapat dikatakan layak untuk dijalankan. Nilai Net B/C

yang dihasilkan ialah kurang dari 1 sehingga pada periode tersebut, perusahaan

menerima manfaat bersih yang tidak menguntungkan bagi perusahaan terhadap

setiap satu satuan kerugian dari usaha tersebut. Berbeda halnya pada periode masa

awal Pandemi Covid-19 (K₂), nilai Net B/C yang dihasilkan ialah 2,13. Hal ini

menunjukkan bahwa pada periode tersebut, usaha pengolahan keripik singkong

sitela dapat dikatakan layak karna memiliki nilai manfaat bersih lebih dari 1,

memiliki arti usaha pengolahan keripik singkong sitela akan memberikan manfaat

bersih 2,13 kali lipat dari total biaya yang dikeluarkan. Setiap satu rupiah biaya

yang dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera pada masa saat Pandemi Covid-

19 akan memberi manfaat sebesar 2,13 rupiah.

5.3.5 Internal Rate of Return (IRR)

Analisis Internal Rate of Return (IRR) adalah metode kriteria kelayakan

yang menganalisis tingkat bunga yang menggambarkan nilai antara biaya dengan

manfaat (benefit) yang telah di present value kan akan menghasilkan nilai sama

dengan nol. Metode ini berfungsi untuk mengetahui persentase keuntungan yang

dihasilkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera tiap tiap periodenya. Kriteria

kelayakan dari metode analisis IRR ialah apabila usaha pengolahan keripik

singkong sitela memperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang

ditentukan, maka dapat dikatakan layak. Namun, apabila nilai IRR yang dihasilkan

kurang dari tingkat diskonto tersebut, maka usaha dikatakan tidak layak untuk

dijalankan.

129
Tingkat diskonto yang digunakan pada analisis ini sama halnya seperti

tingkat diskonto analisis Net Present Value (NPV) yaitu pada periode saat sebelum

Pandemi Covid-19 (K₁) sebesar 4,8% sedangkan pada masa saat Pandemi Covid-

19 (K₂) sebesar 4,08%. Nilai tersebut didapatkan dari tingkat bunga nasional pada

Oktober 2019 hingga September 2020 yang tertera pada Lampiran 3. Hasil

perhitungan analisis Internal Rate of Return (IRR) usaha pengolahan keripik

singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Tabel 21. Analisis Internal Rate of Return (IRR) Usaha Pengolahan Keripik
Singkong Sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi
Covid-19 dan Saat Pandemi Covid-19
Uraian Saat sebelum Pandemi Masa awal Pandemi
Covid-19 (K₁) Covid-19 (K₂)
Internal Rate of Return (IRR) -13,08% 31,97%
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan Tabel 22. dihasilkan nilai IRR pada saat sebelum Pandemi

Covid-19 (K₁) sebesar -0,1308 atau -13,08% dengan NPV pada tingkat suku bunga

4,8% sebesar - Rp. 21.953.864 dan nilai NPV pada tingkat suku bunga 1% sebesar

- Rp. 17.096.502. Nilai IRR yang dihasilkan bernilai negatif dan lebih rendah dari

tingkat discount factor yaitu sebesar 4,8% sehingga usaha keripik singkong sitela

pada periode waktu tersebut dapat dikatakan tidak layak untuk dikembangkan.

Berbeda halnya pada masa awal Pandemi Covid-19 (K₂), nilai IRR yang

dihasilkan ialah sebesar 31,97% dengan NPV pada tingkat suku bunga 30% sebesar

Rp. 1.729.490 dan nilai NPV pada tingkat suku bunga sebesar 35% yaitu - Rp.

2.658.121. Penggunaan tingkat suku bunga 30% dan 35% dengan asumsi nilai NPV

yang mendekati = 0. Nilai IRR yang dihasilkan ialah sebesar 31,97%. Nilai tersebut

menunjukkan bahwa lebih besar dari tingkat discount factor yang berlaku yaitu

130
4,08% sehingga dapat dikatakan bahwa usaha pengolahan keripik singkong sitela

pada periode masa Pandemi Covid-19 dapat dikatakan layak dan masih

menguntungkan.

5.3.6 Payback Period (PP)

Payback Period (PP) merupakan suatu jangka waktu yang

menggambarkan pengembalian investasi yang telah dikeluarkan oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera melalui keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha

pengolahan keripik singkong sitela. Kriteria kelayakan yang dihasilkan dari analisis

Payback Period adalah semakin cepat waktu pengembalian biaya investasi maka

semakin baik usaha tersebut karena perputaran modal yang baik. Hasil perhitungan

PP usaha pengolahan keripik singkong sitela dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis Payback Period (PP) Usaha Pengolahan Keripik Singkong Sitela
di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Sebelum Pandemi Covid-19 dan
Saat Pandemi Covid-19

Saat sebelum Pandemi Masa awal


No. Uraian Covid-19 (K₁) Pandemi Covid-
19 (K₂)
1. Biaya Investasi (Rp) 40.365.000 40.365.000
2. Kas Bersih Usaha
Pengolahan Keripik 24.350.700 99.044.678
Singkong (Rp)
Payback Period (PP) 1,6 0,40
1 Tahun 7 bulan 6 hari 4 Bulan 24 Hari
Sumber: Lampiran 6 dan 7

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 22. menunjukkan bahwa nilai PP

yang dihasilkan pada saat sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) sebesar 1,6. Hal ini

menggambarkan bahwa pengembalian investasi pada usaha pengolahan keripik

singkong sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera membutuhkan waktu 1 tahun 7

bulan. Lama usaha yang dijalankan pada masa sebelum Pandemi Covid-19

131
berlangsung 6 bulan sehingga usaha pengolahan keripik singkong sitela tidak dapat

dikatakan layak untuk dijalankan karena jangka waktu pengembalian investasi

melebihi dari umur ekonomis usaha tersebut.

Berbeda halnya pada masa awal Pandemi Covid-19 (K₂), nilai PP yang

dihasilkan ialah sebesar 0,40. Hal ini menggambarkan bahwa pengembalian

investasi pada usaha pengolahan keripik singkong sitela pada periode tersebut

hanya membutuhkan waktu 4 bulan 8 hari. Lama usaha yang dijalankan pada

periode tersebut ialah selama 6 bulan sehingga usaha pengolahan keripik singkong

sitela dapat dikatakan layak karena jangka waktu pengembalian investasi kurang

dari umur usaha. Adanya peristiwa pandemi Covid-19 tidak menghalangi CV.

Sitela Riyank Sejahtera untuk mendapatkan pengembalian modal yang cepat.

Pengembalian modal yang cepat disebabkan karena usaha pengolahan keripik

singkong sitela selama awal 6 bulan mengalami peningkatan pendapatan yang

diperoleh terus mengalami peningkatan tiap bulannya.

Berdasarkan dari seluruh hasil analisis kelayakan aspek finansial usaha

pengolahan keripik singkong sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera pada dua periode

waktu yaitu pada masa sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) dan masa awal Pandemi

Covid-19 (K₂), maka nilai dan hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.

Tabel 23. Hasil Nilai Kelayakan Aspek Finansial di CV. Sitela Riyank Sejahtera

Saat sebelum Masa awal


Pandemi Pandemi
No Uraian Covid-19 (K₁) Hasil Covid-19 (K₂) Hasil
1. NPV - Rp 21.953.864 Tidak Layak Rp 45.528.559 Layak
2. Net B/C Ratio 0,50 Tidak Layak 2,13 Layak
3 IRR - 13,08% Tidak Layak 31,97% Layak
4. PP 1 Tahun 7 Bulan Tidak Layak 4 Bulan 24 Hari Layak
6 Hari
Sumber: Lampiran 6 dan 7

132
Dapat dilihat pada Tabel 23, bahwa usaha pengolahan keripik singkong

sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera selama masa sebelum Pandemi Covid-19 (K₁)

jika ditinjau dari kriteria kelayakan usaha menghasilkan nilai yang tidak layak

untuk dikembangkan namun pada masa awal Pandemi Covid-19 (K₂) justru

menunjukkan hasil kriteria kelayakan yang layak sehingga dapat kembali

dikembangkan oleh perusahaan serta kegiatan usaha yang dijalankan menghasilkan

keuntungan.

CV. Sitela Riyank Sejahtera memiliki nilai kelayakan usaha yang layak

dan positif saat terjadi peristiwa Pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan mampu mengembangkan usahanya dengan baik sehingga mampu

menjalankan usaha tersebut dikala peristiwa Pandemi Covid-19 yang menyerang

sektor industri khususnya industri pengolahan makanan. Perusahaan mampu

memiliki nilai kelayakan yang layak karena jumlah keripik singkong yang

diproduksi memiliki jumlah yang lebih tinggi jika dibandingkan pada masa sebelum

Pandemi Covid-19 dan hal tersebut berpengaruh terhadap pendapatan yang

diperoleh oleh perusahaan. Nilai pendapatan yang dihasilkan suatu perusahaan

berpengaruh terhadap nilai kriteria kelayakan usaha tersebut. Jika pendapatan yang

diperoleh tinggi maka kelayakan usaha juga akan tinggi atau bernilai positif.

Periode saat sebelum Pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa pendapatan

yang diterima oleh perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera sangat rendah, hal ini

tentunya akan berpengaruh terhadap nilai kelayakan usaha yang dihasilkan yang

menyebabkan kriteria kelayakan usaha dikatakan tidak layak untuk dikembangkan

dan perusahaan tidak menghasilkan keuntungan. Jumlah produksi yang masih

133
rendah berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diterima oleh CV. Sitela

Riyank Sejahtera.

134
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan pada

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Hasil analisis aspek non finansial:

a. Aspek pasar dan pemasaran yang dimiliki oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera mampu menentukan permintaan dan penawaran ke

konsumen. strategi pemasaran baik STP (Segmentation, Targeting,

Positiobning) maupun bauran pemasaran (Marketing Mix) dapat

diterapkan secara baik oleh perusahaan namun faktor promosi

(Promotion) yang dilakukan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera

terbilang lemah karena belum mampu memanfaatkan media promosi

yang dimiliki baik secara offline maupun online dalam memperluas

target pasarnya.

b. Aspek teknis dan teknologi yang dimiliki oleh CV. Sitela Riyank

Sejahtera telah sesuai dengan kriteria kelayakan mengenai bagaiamana

perusahaan mampu memilih lokasi produksi, proses produksi yang

digunakan, tata letak (Layout) bangunan dan pemilihan teknologi

dengan tepat guna.

c. Aspek manajemen SDM pada CV. Sitela Riyank Sejahtera telah

memiliki struktur organisasi dengan pembagian tugas dan tanggung

jawab yang merata di setiap bagiannya namun perusahaan belum

134
mampu mempunyai tenaga kerja khusus untuk bagian keuangan

sehingga bagian administrasi tidak merangkap sebagai bagian tersebut.

d. Aspek hukum menyatakan bahwa CV. Sitela Riyank Sejahtera telah

memiliki badan hukum usaha yaitu berbentuk CV serta telah memiliki

izin usaha seperti P-IRT, SKDU dan Sertifikat halal untuk produk

keripik singkong sitela sehingga perusahaan ini sudah diakui dan

berlegalitas.

e. Aspek sosial dan ekonomi menunjukkan bahwa CV. Sitela Riyank

Sejahtera mampu memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat

sekitar dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

setempat sehingga upaya ini turut membantu meningkatkan

pendapatan masyarakat sedangkan untuk dampak secara sosial,

perusahaan belum memberikan pengaruh pada aspek tersebut bagi

lingkungan seperti adanya pembangunan sarana yang memfasilitasi

masyarakat sekitar.

f. Aspek lingkungan mengkaji bahwa kegiatan produksi yang dilakukan

oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera tidak memberikan dampak buruk

untuk lingkungan. Limbah produksi hanya berupa limbah padat yang

tidak mencemari lingkungan sekitar.

2. Hasil analisis biaya usaha pengolahan keripik singkong sitela yang

dikeluarkan oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera ditinjau pada dua periode

waktu yaitu saat sebelum Pandemi Covid-19 (K₁) dan masa awal Pandemi

Covid-19 (K₂). Total biaya usaha K₁ sebesar Rp. 157.951.783 dengan

135
jumlah penerimaan yang didapat selama bulan Oktober 2019 hingga Maret

2020 yaitu sebesar Rp. 176.110.860. sehingga dapat dihasilkan

keuntungan usaha dari selisih antara penerimaan dengan total biaya usaha

yaitu sebesar Rp. 18.159.077. Total biaya usaha K₂ sebesar Rp.

263.332.304 dengan jumlah penerimaan yang didapat selama bulan April

– September 2020 yaitu sebesar Rp. 356.560.704 sehingga dapat

dihasilkan keuntungan usaha dari selisih antara penerimaan dengan total

biaya usaha yaitu sebesar Rp. 93.228.400. Dapat dikatakan bahwa usaha

pengolahan keripik singkong sitela pada dua periode waktu tersebut

menguntungkan.

3. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial dapat dikatakan bahwa usaha

pengolahan keripik singkong sitela di CV. Sitela Riyank Sejahtera

dikatakan layak dan menguntungkan hanya pada periode masa awal

Pandemi Covid-19 (K₂) jika dibandingkan pada saat sebelum Pandemi

Covid-19 (K₁). hal tersebut dapat dilihat dari nilai kelayakan yang

diperoleh masing-masing periode. Nilai kelayakan K₁ ini ditunjukkan

dengan nilai BEP produk 30.174 dan BEP Harga Rp. 6.447, NPV sebesar

- Rp 21.953.864, Net B/C Ratio 0,50, IRR -13,08% dan PP 1 tahun 7 Bulan

6 Hari. Nilai kelayakan K₂ ini ditunjukkan dengan nilai BEP produk

39.306 dan BEP Harga Rp. 6.804, NPV sebesar Rp 45.528.559, Net B/C

Ratio 2,13 IRR 31,97% dan PP 4 bulan 24 hari.

136
6.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, terdapat

beberapa saran yang peneliti akan sampaikan yaitu sebagai berikut:

1. Dari hasil analisis baik aspek non finansial maupun aspek finansial dapat

dinyatakan bahwa usaha pengolahan keripik singkong yang dijalankan

oleh CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat dikatakan layak dan

menguntungkan terutama pada periode masa awal Pandemi Covid-19 (K₂).

CV. Sitela Riyank Sejahtera dapat terus melanjutkan dan mengembangkan

usaha pengolahan keripik singkong dengan memperhatikan kegiatan

pemasaran dengan tepat sehingga mampu memperluas target pasar

sehingga perusahaan mampu meningkatkan penjualan keripik singkong

sitela kembali baik di masa Pandemi Covid-19 ataupun di masa

mendatang.

2. Bagi perusahaan, perlu memperkuat strategi pemasaran yang dimiliki

terutama pada kegiatan promosi seperti mencoba melakukan pemasaran

secara online yang lebih meluas dengan menambah promosi secara offline

(langsung) dengan menghadiri event atau pameran untuk memperkenalkan

produk keripik singkong sitela ke masyarakat luas. Dengan hal tersebut,

diharapkan mampu menarik lebih banyak konsumen yang ingin membeli

produk keripik singkong sitela yang diharapkan mampu menambahkan

tingkat penjualan bagi perusahaan. Semakin tinggi tingkat pendapatan

yang diterima oleh perusahaan, kegiatan produksi yang dilakukan

137
perusahaan dapat dinyatakan layak jika ditinjau dari kriteria kelayakan

usaha.

3. Pada aspek manajemen SDM, CV. Sitela Riyank Sejahtera perlu

mengadakan tenaga kerja yang berkecimpung pada bagian keuangan dan

bagian pemasaran agar pemilik perusahaan serta bagian administrasi tidak

memiliki tugas diluar wewenang dan tanggung jawabnya. Hal tersebut

bertujuan agar laporan keuangan perusahaan dapat tercatat dengan baik.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak

mengenai aspek pasar dan pemasaran terkait potensi dan peluang pasar,

pangsa pasar serta besarnya market share yang dimiliki oleh perusahaan

agar diperoleh hasil penelitian yang lebih lengkap dan akurat.

5. Peneliti selanjutnya juga diharapkan untuk memperluas sumber maupun

referensi mengenai potensi produk dan kapasitas produksi sebagai variabel

untuk menunjang pembahasan strategi pengembangan produk yang ada

pada aspek teknis dan teknologi.

138
DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, Abidatul, Muhamad Saifi dan Dwiatmanto. 2015. Analisis Studi Kelayakan
Usaha Pendirian Home Industri (Studi Kasus pada Home Industri Cokelat
“Cozy” Kademangan Blitar). Jurnal Administrasi Bisnis.Vol.23, No.1:1-
11

Arifin. 2015. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV. Mujahid Press: Bandung

Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah


(BAPPEDA) Kabupaten Bogor. 2015. Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) Kabupaten Bogor Tahun 2015 – 2019.
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/. Diakses pada 11 Desember 2021 Pukul
21:15 WIB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2020. Produksi dan Pertumbuhan


Tanaman Palawijaya di Kabupaten Bogor Tahun 2019 – 2020.
https://bogorkab.bps.go.id. Diakses pada 26 Juni 2021 pukul 19:46 WIB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2021. Kecamatan Gunung Sindur dalam
Angka 2021. https://bogorkab.bps.go.id. Diakses pada 19 Agustus 2021
pukul 21:41 WIB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2021. Persentase Produk Domestik


Regional Bruto Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2019 – 2020. https://bogorkab.bps.go.id. Diakses
pada 26 Juni 2021 pukul 21:00 WIB

Badan Pusat Statistik. 2017. Klasifikasi Industri Menurut Banyaknya Tenaga Kerja.
https://www.bps.go.id. Diakses 24 Juni 2021 pukul 14:39 WIB

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi [BALITKABI]. 2016.


Pedoman Budidaya Ubi Kayu di Indonesia. IAARD Press: Jakarta

Boediono. 2014. Ekonomi Mikro. BPFE: Yogyakarta.

Carter, William K. 2009. Akuntasi Manajemen Edisi 14. Salemba Empat: Jakarta

Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2005. Pengembangan Usaha


Pengolahan Tepung Tapioka. Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian. Departemen Pertanian: Jakarta

Efendi, Imran. 2019. Analisis Kelayakan Usaha Keripik Singkong di Desa


Wonosari Kecamatan Sukamaju Kabupaten Luwu Utara. [Skripsi].

139
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo: Palopo.

Firsta, Novella. 2020. Analisis Kelayakan Agroindustri Keripik Singkong Skala


Rumah Tangga di Kota Tarakan. [Skripsi]. Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan: Tarakan.

Gunawati, Utami dan Wiwik Sudarwati. 2017. Analisis Studi Kelayakan Usaha
Bisnis Cassava Chips di Perumahan Mardani Raya. Jurnal Integrasi Sistem
Industri. Vol 4 No 1:35-44

Grace, M. R. 1977. Cassava Processing. Food and Agriculture Organization of


United Nations: Roma.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi Edisi 2. PT Salemba Emban Patria: Jakarta

Hansen, Don. R. dan Maryanne Mowen. 2006. Akuntansi Biaya Edisi Ketujuh. Jilid
2. Salemba Empat: Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo: Jakarta

Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara: Jakarta

Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta: Jakarta

Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi
Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Salemba Empat: Jakarta

Kamaluddin, Laode Masihu. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Dioma: Malang

Kasmir dan Jakfar. 2016. Studi Kelayakan Bisnis Edisi revisi. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Karl dan Fair. 2001. Pembayaran Bunga Tahunan dari Suatu Pinjaman dalam
Bentuk Persentase dari Pinjaman yang Diperoleh. Jurnal Manajemen
Perbankan. Vol 11 No.2

Kimbal, Rahel Widiawati. 2015. Modal Sosial dan Ekonomi Industri Kecil Sebuah
Studi Kualitatif. Depublish: Yogyakarta

Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Singkong (Teori dan Praktek).


Fakultas Teknologi Pertanian IPB: Bogor

140
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Liberty: Yogyakarta

Mursyidi. 2008. Akuntansi Biaya. Refika Aditama: Bandung

Nurmalina, R., T. Sarianti, A. Karyadi. 2017. Studi Kelayakan Bisnis. IPB Press:
Bogor

Pranoto, Sudmaji., Yudha Pratama & Rosita. 2006. Kamus Ekonomi Lengkap.
WIPRESS: Jakarta

Padangaran, Ayub. 2013. Analisis Kuantitatif Pembiayaan Perusahaan Pertanian.


IPB Press: Bogor

Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Pembatasan Sosial


Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penangan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). https://jdih.setkab.go.id/ Diakses pada
Tanggal 28 Januari 2022 Pukul 23:58 WIB

Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2018 Tentang Pajak Penghasilan Atas


Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu. https://peraturan.bpk.go.id/ Diakses
pada Tanggal 07 Februari 2022 pukul 11:56 WIB

Perdian, Fery. 2018. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Tepung Tapioka pada
CV. Wangun Mandiri Bogor. [Skripsi]. Program Studi Agribisnis Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Neger Syarif Hidayatullah Jakarta:
Jakarta
Poyuono, Arief. 2010. “Membangun Bangsa dan Negara Lewat Singkong”.
https://www.academia.edu/9745222/Membangun_Bangsa_dan_Negara_
Lewat_Singkong_Ubi_Kayu. Diakses pada tanggal 28 Mei 2021 pukul
13:54 WIB
Prayitno, Hadi. 1987. Pembangunan Ekonomi Pedesaan. LP3ES: Jakarta
Purnomo, Rochmat Aldy, Riawan dan La Ode Sugianto. 2017. Studi Kelayakan
Bisnis. UNMUH Ponorogo Press: Ponorogo

Rahayu, Ardia Desti. 2015. Analisis Kelayakan Gula Semut Anggota Koperasi
Serba Usaha (KSU) Jatirogo. [Skripsi]. Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta

Richana, Nur. 2018. Menggali Potensi Ubi Kayu dan Ubi Jalar : Botani, budidaya,
Teknologi proses dan Teknologi pascapanen. Nuansa Cendekia: Bandung

Rochaeni, Siti. 2009. Kelayakan Usaha Pembesaran Lele Dumbo Secara Intensif
pada Kolam Terpal. Jurnal Agribisnis. Juni 2009. Vol 4, No. 1:1-6

141
Rohaman, M. Maman dan Yuliasri RM. 2019. Hilirasi Pengolahan Ubi Kayu di
Bidang Pangan Menuju Industri 4.0. IPB Press: Bogor

Saleh, N., Abdullah T., Yudi W., Titik S. 2016. Pedoman Budi Daya Ubi Kayu di
Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (IAARD)
press: Jakarta

Samryn, L.M. 2013. Akuntansi Manajemen : Informasi Biaya untuk Mengendalikan


Aktivitas Operasi dan Investasi. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Setyowati, Nuning. 2012. Analisis Potensi Agroindustri Olahan Singkong di


Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. Vol 1 No.
3:179-185

Sitorus, Parlin. 1996. Teori Lokasi Industri. Universitas Trisakti Press: Jakarta

Sjafrizal. 2014. Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi. Raja


Grafindo Persada: Jakarta
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI-Press: Jakarta

Sofyan, Iban. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Graha Ilmu: Yogyakarta

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Andi Offset:


Yogyakarta

Sumadji, Yudha Pratama dan Rosita. 2006. Kamus Ekonomi. Wipres: Bandung

Syahdan dan Husnan. 2019. Peran Industri Rumah Tangga (Homeindusrty) pada
Usaha Kerupuk Terigu Terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan
Sakra Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Manajemen dan Ilmu Pendidikan.
Vol 1 No 1:45-63

Suhikmat dan Dessy Novita. 2018. Analisis Uji Beda Perhitungan Laba Usaha
Dengan Penyusutan Aktiva Tetap Menggunakan Metode Garis Lurus dan
Saldo Menurun Ganda pada PT. Kahoindah Citragarment 2014 – 2016.
Jurnal Akuntansi. Vol 12, No.1:45-57

Sunariyah. 2013. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 6. UPP STIM YKPN
Yogyakarta: Yogyakarta

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani Edisi Revisi. Penebar Swadaya: Jakarta

Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Salemba Empat: Jakarta

142
Tambunan, Tulus T.H. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia : Beberapa
Isu Penting. Salemba Empat: Jakarta

Umar, Husein. 2015. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta

Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian.


https://kemenperin.go.id. Diakses pada Tanggal 24 Juni 2021 pukul 20:30
WIB
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian Edisi Revisi. Graha Ilmu:
Yogyakarta

143
LAMPIRAN

157
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Aspek Non Finansial

PEDOMAN WAWANCARA TERSTRUKTUR

Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Keripik Singkong Skala Rumah


Tangga di CV. Sitela Riyank Sejahtera, Kabupaten Bogor
(Informan Utama: Pemilik CV. Sitela Riyank Sejahtera)
Identitas Informan
Nama Informan :
Umur / Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir :
Alamat Usaha :
Tanggal Wawancara :
Dalam upaya memperoleh data, penelitian ini menggunakan wawancara sebagai
metode utama untuk melakukan pengkajian data secara mendalam terhadap
informan sehingga diharapkan peroleh informasi yang lengkap, aktual dan akurat.
Adapun beberapa pedoman pertanyaan dalam wawancara sebagai berikut.
I. Gambaran Umum Perusahaan
No Pertanyaan
1 Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan CV. Sitela Riyank Sejahtera?
2 Apa visi dan misi perusahaan?
3 Bagaimana letak geografis perusahaan?
4 Dalam bidang bsisnis apakah perusahaan ini bergerak?
5 Apakah tujuan dari didirikannya perusahaan ini?
6 Apa kendala yang anda alami selama mengelola bisnis keripik singkong?
7 Apakah yang anda harapkan ke depannya selaku pemilik untuk usaha ini?

II. Aspek non finansial


No Indikator Pertanyaan Wawancara

Aspek Pasar dan Pemasaran

1 Permintaan dan Penawaran Bagaimana perusahaan memperkirakan


produk jumlah permintaan produk?
2 Permintaan dan Penawaran Bagaimana data penjualan per Kg selama
produk dua tahun?

145
3 Permintaan dan Penawaran Bagaimana perkembangan produk yang
produk ditawarkan baik di masa lalu dan perkiraan
di masa yang akan datang jika dilihat dari
faktor jenis produk yang menyaingi dan
kebijakan dari pemerintah?
4 Analisis Strategi Pemasaran Tipe perusahaan seperti apa yang masuk
(Segmenting, Targetting, kedalam konsumen anda dan mengapa anda
Positioning) memilih tipe perusahaan tersebut
5 Analisis Strategi Pemasaran Bagaimana perusahaan mensegmentasikan
(Segmenting, Targetting, pasar dari aspek geografis, demografis,
Positioning) psikografis dan perilaku?
6 Analisis Strategi Pemasaran Faktor apa saja yang mempengaruhi Anda
(Segmenting, Targetting, dalam menentukan konsumen
Positioning)
7 Analisis Strategi Pemasaran Pasar mana yang menjadi taget perusahaan
(Segmenting, Targetting, dan apa alasan anda memilih pasar tersebut
Positioning) sebagai target?
8 Analisis Strategi Pemasaran Citra perusahaan seperti apa yang anda pilih
(Segmenting, Targetting, dan apa alasan anda memilih citra tersebut?
Positioning)
9 Analisis Strategi Pemasaran Bagaimana citra perusahaan anda dimata
(Segmenting, Targetting, konsumen?
Positioning)
10 Bauran Pemasaran (Marketing Mengenai produk yang dijual, berikut
Mix) pertanyaan mengenai Product:
a. Apa saja produk yang perusahaan
jual?
b. Bagaimana cara anda menentukan
produk yang akan dijual?
c. Apakah produk yang anda jual
sudah bervariasi?
d. Bagaimana kualitas dan tingkat
durability produk yang anda jual?
e. Apa yang perusahaan lakukan jika
produk yang dijual mengalami
kerusakan?
f. Bagaimana perusahaan menentukan
jumlah persediaan produk?

146
g. Apa yang perusahaan lakukan jika
produk yang dipesan konsumen
tidak tersedia?
11 Bauran Pemasaran (Marketing Mengenai harga yang ditawarkan, berikut
Mix) pertanyaan mengenai Price:
a. Berapa daftar harga jual produk?
b. Bagaimana perusahaan menentukan
harga produk yang akan dijual?
c. Bagaimana sistem pembayaran dari
konsumen ke perusahaan anda?
12 Bauran Pemasaran (Marketing Mengenai lokasi perusahaan, berikut
Mix) pertanyaan mengenai Place:
a. Bagaimana cara anda menentukan
lokasi usaha?
b. Berapa luas bangunan yang anda
gunakan untuk kegiatan usaha?
c. Bagaimana sistem pengawasan
produksi yang anda terapkan saat
ini?
13 Bauran Pemasaran (Marketing Mengenai kegiatan promosi, berikut
Mix) pertanyaan mengenai Promotion:
a. Siapa yang bertanggung jawab
terhadap promosi perusahaan anda?
b. Apa saja media promosi yang
perusahaan gunakan?
c. Bagaimana cara perusahaan
menentukan promosi penjualan dan
berapa alokasi dana yang
digunakan?
Aspek Teknis dan Teknologi

1 Lokasi usaha Bagaimana pendapat anda tentang


penempatan lokasi usaha anda?
2 Lokasi usaha Apakah lokasi usaha menunjang variabel-
variabel berikut:
a. ketersediaan bahan baku
b. letak pasar yang dituju
c. tenaga listrik dan air
d. supply atau tenaga kerja
e. fasilitas transportasi

147
3 Bahan baku dan Bahan baku apa yang anda gunakan untuk
penggunaannya proses produksi? Dan Bagaimana
kebutuhan per bulan bahan baku yang anda
butuhkan?
4 Proses Produksi Bagaimana proses produksi produk anda?

5 Proses Produksi Apa keunggulan proses produksi anda?

6 Layout Bagaimana perusahaan menentukan


tataletak pabrik untuk kegiatan produksi?
7 Pemilihan jenis teknologi dan Apakah perusahaan menggunakan
mesin teknologi atau mesin dalam proses
produksi? Jika iya, bagaimana perusahaan
memilih teknologi tepat guna bagi
perusahaan?
8 Pemilihan jenis teknologi dan Apakah terdapat kendala dan masalah
mesin mengenai penggunaan teknologi dan mesin
yang digunakan selama usaha berjalan?
Aspek Manajemen

1 Struktur organisasi Bagaimana struktur organisasi dalam


perusahaan anda?
2 Struktur organisasi Bagaimana deskripsi masing-masing
jabatan yang ada?
3 Analisis sumber daya manusia Berapa banyak jumlah tenaga kerja yang
digunakan?
4 Analisis sumber daya manusia Bagaimana kompetensi yang harus
dipenuhi untuk menjadi tenaga kerja di
usaha anda?
5 Analisis sumber daya manusia Bagaimana sistem penggajian atau
pengupahan tenaga kerja yang bekerja pada
usaha anda?
Aspek Hukum

1 Jenis badan hukum Jenis badan hukum apa yang dipilih oleh
perusahaan? Mengapa perusahaan memilih
jenis badan hukum tersebut
2 Surat perizinan usaha Apakah perusahaan membuat surat
perizinan usaha lainnya? Jika ya, perizinan
apa saja yang dilakukan oleh pihak
perusahaan?

148
3 Surat perizinan usaha Apakah dapat dilampirkan surat-surat atau
dokumentasi lainnya mengenai surat
perizinan usaha?
Aspek Sosial dan Ekonomi

1 Penyerapan Tenaga Kerja – Apakah keberadaan perusahaan ini mampu


Aspek Sosial menyerap tenaga kerja dari lingkungan
sekitar usaha?
2 Perubahan Lingkungan sosial Apakah usaha ini mempengaruhi keadaan
– Aspek Sosial lingkungan sekitar? (contoh: adanya
penerangan listrik, lalu lintas semakin
padat, dll)
3 Peningkatan Pendapatan – Apakah perusahaan memberikan peluang
Aspek Ekonomi terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat?
Aspek Lingkungan

1 Dampak Perusahaan terhadap Limbah apa yang dihasilkan dari kegiatan


lingkungan produksi keripik singkong?
2 Dampak Perusahaan terhadap Bagaimana penanganan limbah yang
lingkungan dihasilkan oleh perusahaan?

149
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Aspek Finansial

I. Karakteristik Informan

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Diploma/Sarjana/Lainnya
Luas Bangunan Usaha :
Status Kepemilikan : a. Pribadi b. Sewa
Sumber Modal : a. Pribadi b. Pinjaman Bank c. lainnya

II. Pelaksanaan Usaha


1. Biaya Investasi Bangunan dan Peralatan
No Uraian Jumlah Umur Harga Jumlah
Ekonomis Satuan Biaya
(Rp) (Rp)

150
2. Biaya Variabel Produksi Keripik Singkong
No Uraian Jumlah Harga Total
Satuan (Rp) Biaya (Rp)

3. Biaya Tenaga Kerja


Kegiatan Jumlah Status Jam Kerja Upah/Hari
(Orang) Pekerjaan (Jam) (Rp)

4. Jumlah Penjualan Keripik Singkong (2019-2020)

Tahun 2019 Tahun 2020


Jumlah Total Penerimaan Jumlah Total Penerimaan

151
Lampiran 3. Tingkat Suku Bunga Nasional Oktober 2019 – September 2020

Bulan Tingkat Suku Bunga (%)

Periode Sebelum Pandemi Covid-19 (K₁)


Tahun 2019
Oktober 5,00
November 5,00
Desember 5,00
Tahun 2020
Januari 5,00
Februari 4,75
Maret 4,50
Rata-rata Tingkat Suku Bunga 4,8
Periode Saat Pandemi Covid-19 (K₂)

Tahun 2020
April 4,50
Mei 4,50
Juni 4,25
Juli 4,00
Agustus 4,00
September 4,00
Rata-rata Tingkat Suku Bunga 4,08
Sumber: Bank Sentral Republik Indonesia (2019 - 2020)

152
Lampiran 4. Biaya Bahan Baku Tambahan CV. Sitela Riyank
Sejahtera
Periode Waktu
Jenis Bahan Baku
No Sebelum Pandemi Saat Pandemi
Tambahan
Lampiran 5. Biaya Investasi dan Penyusutan
Covid-19CV.
(K₁)Sitela Riyank
Covid-19 (K₂)
SejahteraLampiran 6. Biaya Bahan Baku Tambahan CV. Sitela
1 Gula
Riyank Pasir
Sejahtera 1.440.000 1.656.000
2 Garam 48.000 52.000
3 Minyak
Lampiran Goreng
5. Biaya 2.880.000
Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank 2.880.000
Sejahtera
Bubuk Pengawet
4 Natrium Sodium 24.000 24.000
5 Bumbu
Lampiran 7 A. Bubuk 1.800.000
Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank 1.800.000
Sejahtera
6 Cabe pada
IjoMasa Sebelum Pandemi Covid-19Lampiran
1.170.000 8. 1.230.000
Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank
7 Cabe Rawit 9. Biaya Bahan Baku Tambahan
SejahteraLampiran 748.000
CV. Sitela 785.000
Riyank Sejahtera
8 Bawang Merah 1.482.000 1.499.000
9 Bawang Putih 1.427.000 1.562.000
Lampiran
10 Teri10. Biaya Investasi dan Penyusutan1.150.000
Medan CV. Sitela Riyank 1.159.000
SejahteraLampiran 11. Biaya Bahan Baku Tambahan CV. Sitela
11 Teri
Riyank Biasa
Sejahtera 764.000 776.000
12 Daun Jeruk 65.000 80.000
13 Bumbu Asam 144.000 144.000
Lampiran 5. Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank
Sejahtera
14 Wijen 480.000 480.000
Total Biaya (Rp) 13.622.000 14.127.000

Lampiran 12 A. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela


Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19Lampiran
13. Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 6 . Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank
Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19

Lampiran 14. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela


Riyank SejahteraLampiran 15 A. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow)
CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-
19Lampiran 5. Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank
Sejahtera

153
Lampiran 16 A. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19Lampiran
17. Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank
Lampiran 5. Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank Sejahtera
Umur
Harga Nilai Beli Penyusutan
No Uraian Unit ekonomis (Rp)
(Rp) (Rp)
(Bulan)(Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank
Lampiran 174 A. Arus Kas Bersih
Renovasi
Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19Lampiran 175. Biaya
1 bangunan
Investasi 1 CV.120
dan Penyusutan 25.000.000
Sitela Riyank Sejahtera 25.000.000 208.333
Kompor
2 gas 4 60 210.000 840.000 14.000
Lampiran 6 . Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank
3 Wajan
Sejahtera 4
pada Masa Sebelum 36 185.000
Pandemi Covid-19 740.000 20.556

4 Sodet 5 24 40.000 200.000 8.333


Lampiran
5 Pisau 176. Kuantitas
2 Produksi
24 dan BEP Produk
15.000 di CV. Sitela
30.000Riyank 1.250
SejahteraLampiran
Mesin 177 A. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera
6 Blender pada
1 Masa Sebelum
48 Pandemi Covid-19Lampiran
700.000 700.000 5. 14.583
Biaya Baskom
Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank Sejahtera
7 stainless 5 24 65.000 325.000 13.542
Timbanga
Lampiran 178 A.
n digital (5 Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank
Sejahtera
8 Kg)pada Masa Sebelum
2 Pandemi Covid-19Lampiran
48 120.000 179. Biaya 5.000
240.000
Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank Sejahtera
Timbanga
n digital
28.333
9 (30 Kg) 2 48 680.000 1.360.000
Rak6 . Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank
Lampiran
wadah
Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19 19.167
10 bumbu 3 36 230.000 690.000
Rak besi
11 kecil 1 60 800.000 800.000 13.333
Lampiran 180. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank
Rak besi
SejahteraLampiran 181 A. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
12 besar 2 60 1.500.000 3.000.000 50.000
Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19
Meja
13 Packing 3 60 300.000 900.000 15.000
Hand
Lampiran
14 Sealer7. Arus Kas2 Bersih (Net
48 Cash Flow) CV. Sitela Riyank
280.000 560.000Sejahtera
11.667
pada Masa Saat
Continous Pandemi Covid-19
hand
93.750
15 sealer 1 48 4.500.000 4.500.000
Tabung
Lampiran 182 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank
gas pada
Sejahtera elpijiMasa
3 Saat Pandemi Covid-19Lampiran 6 . Arus Kas Bersih
8.000
16 Cash
(Net Kg Flow) CV.4Sitela Riyank60 Sejahtera120.000 480.000Pandemi
pada Masa Sebelum
Covid-19
Total Biaya 40.365.000 524.847

Lampiran 183. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 184 A. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19Lampiran 5. 154
Biaya Investasi dan Penyusutan CV. Sitela Riyank Sejahtera
Lampiran 6 . Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19
Bulan
Uraian
0 1 2 3 4 5 6
Lampiran
a. Inflow 312. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 313 A. Arus Kas Bersih
(Net CashKeripik
Penjualan Flow)Singkong
CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa
13.649.028 Sebelum23.650.170
17.122.374 Pandemi Covid-19
34.934.181 42.160.137 44.594.970
Total Inflow 13.649.028 17.122.374 23.650.170 34.934.181 42.160.137 44.594.970

b. Outflow7. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19
Lampiran
Biaya Investasi 40.365.000
Biaya Tetap 3.046.667 3.046.667 3.046.667 3.046.667 3.046.667 3.046.667
Biaya Variabel 13.111.780 16.615.140 19.533.600 27.020.260 29.481.320 30.760.600
Lampiran 314 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-
Total Outflow 40.365.000 16.158.447 19.661.807 22.580.267 30.066.927 32.527.987 33.807.267
19Lampiran 6 . Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Sebelum Pandemi Covid-19
EBITD - 40.365.000 - 2.509.419 - 2.539.433 1.069.903 4.867.254 9.632.150 10.787.703
Pajak Usaha (0,5%) 17.757 17.757 17.757 17.757 17.757 17.757
EAT - 40.365.000 - 2.527.176 - 2.557.190 1.052.146 4.849.497 9.614.393 10.769.946
Lampiran
Penyusutan315. Kuantitas Produksi dan BEP524.847
Produk di CV. Sitela Riyank
524.847 SejahteraLampiran
524.847 524.847 316 A. Arus Kas Bersih
524.847 524.847
(Net
TotalCash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
Kas Bersih pada Masa
- 2.002.329 Sebelum Pandemi
- 2.032.343 1.576.993 Covid-19
5.374.344 10.139.240 11.294.793
DF (4,8%) 1 0,952 0,907 0,864 0,823 0,784 0,746
PV Kas Bersih - 40.365.000 - 1.906.217 - 1.843.335 1.362.522 4.423.085 7.949.164 8.425.916
NPV DF (4,8%)
Lampiran 7. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19 - 21.953.864
PV Positif 22.160.688
PV Negatif 44.114.552
Net B/C Ratio 0,50
Lampiran
DF (1%) 317 B. Arus Kas Bersih 1 (Net Cash Flow)
0,992 CV. Sitela
0,984Riyank Sejahtera
0,976 pada0,969
Masa Saat Pandemi
0,961 Covid-19 0,953
PV Kas Bersih - 40.365.000 - 1.986.310 - 1.999.825 1.539.145 5.207.740 9.743.810 10.763.938
NPV DF (1%) - 17.096.502
IRR
Lampiran 8. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera -13,08%
BEP Produksi (Kg) 18.099
BEP Harga (Rp) 7.812
Payback Period (Tahun) 1.6 (1 Tahun 7 bulan 6 hari)
Lampiran 318. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 319. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di
CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 7. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa
Saat Pandemi Covid-19 155

Lampiran 320 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-
Lampiran 7. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19
Bulan
Uraian
0 7 8 9 10 11 12
a. Inflow
Lampiran 442 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19
Penjualan Keripik Singkong 47.012.349 59.675.226 69.222.564 65.243.052 57.764.013 57.643.500
Total Inflow 47.012.349 59.675.226 69.222.564 65.243.052 57.764.013 57.643.500

b. Outflow 8. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera
Lampiran
Biaya Investasi 40.365.000
Biaya Tetap 3.046.667 3.046.667 3.046.667 3.046.667 3.046.667 3.046.667
Biaya Variabel 33.663.940 38.951.280 46.736.140 43.261.320 - 3.046.667 - 3.046.667
Lampiran 443. Tata Letak40.365.000
Total Outflow (Layout) CV. Sitela Riyank
36.710.607 SejahteraLampiran
41.997.947 49.782.807 444. Kuantitas
46.307.987 Produksi dan BEP Produk
44.122.247 di
41.261.628
CV.
EBITDSitela Riyank SejahteraLampiran
- 40.365.000 7. Arus Kas
10.301.742 Bersih (Net
17.677.279 Cash Flow)
19.439.757 CV. Sitela
18.935.065 Riyank Sejahtera pada 16.381.872
13.641.766 Masa
Saat
Pajak Pandemi Covid-19
Usaha (0,5%) 80.314 80.314 80.314 80.314 80.314 80.314
EAT - 40.365.000 10.221.428 17.596.965 19.359.443 18.854.751 13.561.452 16.301.558
Penyusutan 524.847 524.847 524.847 524.847 524.847 524.847
Total Kas Bersih 10.746.275 18.121.812 19.884.290 19.379.598 14.086.299 16.826.405
Lampiran
DF (4,08%) 445 B. Arus Kas Bersih1(Net Cash Flow) CV.
0,96 Sitela Riyank
0,925 0,88 Sejahtera pada Masa
0,85 Saat Pandemi Covid-190,79
0,82
PV - 40.365.000 10.316.424 16.762.676 17.498.175 16.472.658 11.550.765 13.292.860
NPV DF (4,08%) 45.528.559
PV Positif 85.893.559
Lampiran
PV Negatif 8. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera 40.365.000
Net B/C Ratio 2,13
DF (30%) 1 0,769 0,592 0,455 0,35 0,269 0,207
PV Kas Bersih - 40.365.000 8.263.885 10.728.113 9.047.352 6.782.859 3.789.214 3.483.066
Lampiran 446. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 447. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di
NPV DF (30%) 1.729.490
CV. Sitela Riyank Sejahtera
DF (35%) 1 0,74 0,548 0,406 0,301 0,223 0,165
PV Kas Bersih - 40.365.000 7.952.244 9.930.753 8.073.022 5.833.259 3.141.245 2.776.357
NPV DF (35%) - 2.658.121
IRR
Lampiran 9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera 31,97%
BEP Produksi (Kg) 30.174
BEP Harga (Rp) 6.447
Payback Period (Tahun) 0.40 (4 Bulan 24 Hari)
Lampiran 448 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 449. Tata Letak (Layout) CV. Sitela
Riyank SejahteraLampiran 8. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera
156

Lampiran 450. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 451. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di
CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 7. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera pada Masa
Lampiran 8. Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera
No Bulan Kuantitas Nilai BEP Keterangan Titik
Produksi (Pack) Produksi (Pack) Impas
Lampiran 588. Pandemi
Saat sebelum Tata Letak (K₁)
(Layout)
Covid-19 CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 589.
Kuantitas
1 Produksi dan BEP
Oktober Produk di CV. Sitela
1.570 3.017Riyank Sejahtera
< Nilai BEP Produk
2 November 1.965 3.017 < Nilai BEP Produk
3 Desember 2.720 3.017 < Nilai BEP Produk
Lampiran
4 9. Tata
Januari Letak (Layout)
4.010 CV. Sitela Riyank
3.017 Sejahtera
> Nilai BEP Produk
5 Februari 4.840 3.017 > Nilai BEP Produk
6 Maret 5.115 3.017 > Nilai BEP Produk
Lampiran 590 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 591.
Total
Tata Letak 20.220
(Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 8. Kuantitas Produksi dan
BEP Produk di CV. Sitela Riyank (K₂)
Masa awal Pandemi Covid-19 Sejahtera
1 April 5.340 5.029 > Nilai BEP Produk
2 Mei 6.845 5.029 > Nilai BEP Produk
3
Lampiran JuniTata Letak 7.940
592. (Layout) CV. Sitela5.029 > Nilai BEP Produk
Riyank SejahteraLampiran 593.
Kuantitas
4 Produksi
Juli dan BEP Produk di CV. Sitela
7.485 5.029Riyank Sejahtera
> Nilai BEP Produk
5 Agustus 6.625 5.029 > Nilai BEP Produk
6 September 6.610 5.029 > Nilai BEP Produk
Lampiran 9.
Total Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera
40.845

BEP PRODUK
Lampiran = Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 595. Tata Letak
594 A.
(Layout) CV. Sitela
Saat sebelum RiyankCovid-19
Pandemi Sejahtera Masa awal Pandemi Covid-19

BEP Produksi 𝑇𝐵𝑈𝐾𝑆


=
Lampiran 10. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank
𝐻𝐽𝐾𝑆 Sejahtera

BEP Produksi 157.951.783 263.332.304


=
Lampiran 596 B. Nomor P-IRT =
8.727dan Nama Produk CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 597 A.
8.727
Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela
Riyank Sejahtera
BEP Produksi = 18.099 Pack = 30.174 Pack

Rata-rata BEP = 3.017 Pack per Bulan = 5.029 Pack per Bulan
Lampiran 598 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 599.
Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 8. Kuantitas Produksi dan
Produksi
BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera
*ket: HJKS didapatkan dari rata-rata harga jual keripik singkong sitela [Tabel 7]

Lampiran 600. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 601.
Kuantitas Produksi dan BEP Produk di CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera


157

Lampiran 602 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 603.
Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 8. Kuantitas Produksi dan
Lampiran 9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 750 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran


751. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 10. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 752 B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 753 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 754 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran


755. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 10. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera


Keterangan:

Lampiran
A :756 B. Produksi
Dapur Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 757 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank
B
Sejahtera : Tempat Penggorengan dan Pemberian Bumbu
C : Tempat pencucian peralatan produksi
D : Toilet
Lampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
Sejahtera
E : Tempat penyimpanan peralatan produksi
F : Tempat penyimpanan bahan baku
Lampiran
G :758.
MejaSertifikasi
pengemasanHalal
I Produk Keripik Singkong
SitelaLampiran 759 B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela
H SejahteraLampiran
Riyank : Meja pengemasan 10.IISurat Perizinan P-IRT CV. Sitela
Riyank
I Sejahtera
: Kontainer Penyimpanan produk jadi
J : Rak penyimpanan produk jadi
Lampiran
K :760 B. Nomor
Tempat shalat P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 761 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 9. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 762 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran


763. Tata Letak (Layout) CV. Sitela Riyank Sejahtera

158
Lampiran 10. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera
Lampiran 10. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 910 B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 911 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 912. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong SitelaLampiran 913 B.


Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 10. Surat
Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 914 B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 915 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 916. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong SitelaLampiran 917 B.


Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 918 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran 919. Sertifikasi Halal Produk
Keripik Singkong SitelaLampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela
Riyank Sejahtera

Lampiran 920. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong SitelaLampiran 921 B.


Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 10. Surat
Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 922 B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
SejahteraLampiran 923 A. Surat Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera

159B.
Lampiran 924. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong SitelaLampiran 925
Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank SejahteraLampiran 10. Surat
Perizinan P-IRT CV. Sitela Riyank Sejahtera
Lampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera

No Jenis Pangan Jenis Produk No P-IRT


Lampiran 1054. Sertifikasi Halal Produk
Keripik Keripik Original
Singkong Singkong SitelaLampiran 1055
2153201010802-25
B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank
Keripik Singkong Jagung Sejahtera
2153201020802-25
Bakar
Lampiran 10. Sertifikasi Halal Keripik Singkong
Produk Keripik Keju Sitela
Singkong 2153201030802-25
Keripik Singkong 2153201040802-25
Barbeque
1. Hasil Olahan Biji- Keripik Singkong Balado 2153201050802-25
Lampiran 1056
bijian,B.Kacang-
Arus Kas Bersih
Wijen(Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran 1057.
kaccangan dan umbi Keripik Singkong Balado Sertifikasi Halal Produk
2153201060802-25
Keripik Singkong SitelaLampiran 11.Manis
Pedas Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela
Riyank Sejahtera Keripik Singkong Balado 2153201070802-25
Asam Manis
Keripik
Lampiran 1058. Sertifikasi Halal ProdukSingkong
Keripik Daun 2153201080802-25
Singkong SitelaLampiran 1059
Jeruk
B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera
Keripik Singkong Ekstra 2153201090802-25
Pedas
Lampiran 10. Sertifikasi Halal Keripik
Produk Keripik
SingkongSingkong
Cabai Sitela 2153201110802-25
Ijo
Keripik Singkong Pedas 2153201120802-25
Teri Medan
Lampiran 1060 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran 1061. Sertifikasi Halal Produk
Keripik Singkong Sitela

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1062 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran 1063. Sertifikasi Halal Produk
Keripik Singkong SitelaLampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela
Riyank Sejahtera

Lampiran 1064. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong SitelaLampiran 1065


B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1066 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela Riyank Sejahtera
pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran 1067. Sertifikasi Halal Produk
Keripik Singkong SitelaLampiran 11. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela
Riyank Sejahtera
160
Lampiran 1068. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong SitelaLampiran 1069
B. Nomor P-IRT dan Nama Produk CV. Sitela Riyank Sejahtera
Lampiran 12. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1150 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran
1151. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1152 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran
1153. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1154 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran
1155. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1156 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran
1157. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1158 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran
1159. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 10. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela

Lampiran 1160 B. Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) CV. Sitela
Riyank Sejahtera pada Masa Saat Pandemi Covid-19Lampiran 161
1161. Sertifikasi Halal Produk Keripik Singkong Sitela
141

Anda mungkin juga menyukai