Anda di halaman 1dari 171

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK

DI CV INSAN MUTIARA PERDANA, SAWANGAN, DEPOK.

Firda Yanti
11150920000050

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020/1441 H
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA, SAWANGAN, DEPOK.

Oleh:
Firda Yanti
11150920000050

Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada
Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020/1441 H

i
PENGESAHAN UJIAN

ii
PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA

MANAPUN.

Jakarta, 18 Mei 2020

Firda Yanti
11150920000050

iii
RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

Nama : Firda Yanti

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Desember 1997

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

No. Hp : 082299149420

E-mail : firdayayanti06@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

2002– 2003 : TK Padu Mekar Sari

2003 – 2008 : SDN 02 Daru Indah

2008 – 2009 : SDN 02 Gunung Sindur

2009 – 2012 : SMPN 11 Kota Tangerang Selatan

2012 – 2014 : SMAN 06 Kota Tangerang Selatan

2015 – 2020 : S-1 Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

iv
PENGALAMAN ORGANISASI

2007-2008 : Anggota Dokcil (Dokter Cilik) SDN Daru II

2009-2010 : Bendahara Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 11 Tangerang Selatan

2010-2011 : Bendahara Teater 11 SMPN 11 Tangerang Selatan

2015 -2016 : Anggota Saman Agribisnis

2016-2017 : Anggota LDK Fakultas Sains dan Teknologi

2016-2017 : Angota Ilalang Agribisnis

PENGALAMAN KERJA

2018 : Praktik Kerja Lapang di Kelompok Tani Mandiri

2019 : Volunteer Big Bad Wolf Books

v
RINGKASAN

Firda Yanti, Strategi Pengembangan Usaha Jambu Biji Organik di CV Insan


Mutiara Perdana, Sawangan, Depok. Dibawah bimbingan Akhmad Riyadi Wastra
dan Titik Inayah.

CV Insan Mutiara Perdana adalah salah satu perusahaan di Sawangan, Kota Depok
dalam bidang budidaya dan distribusi buah jambu biji merah dan kristal. Perusahaan
dalam menjalankan usahanya menghadapi beberapa kendala internal dan eksternal untuk
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal
yang merupakan kekuatan dan kelemahan bagi usaha jambu biji organik di CV Insan
Mutiara Perdana; (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal yang merupakan
peluang dan ancaman bagi usaha jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana; (3)
Merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik di CV
Insan Mutiara Perdana; (4) Menentukan prioritas strategi dalam pengembangan usaha
jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan
wawancara baik secara mendalam maupun sistematik dengan panduan wawancara berupa
kuesioner kepada 5 orang narasumber, yang terbagi atas 2 orang internal perusahaan dan
3 orang eksternal. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
Identifikasi faktor internal dan eksternal, Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks
SWOT, dan Matriks QSP. Serta dibantu dengan pengolahan data menggunakan software
excel 2013.
Hasil penelitian ini diketahui terdapat 11 faktor internal yang teridentifikasi dan 10
faktor eksternal. Berdasarkan Matriks IE, perusahaan berada pada diagram V pada posisi
Growth atau Stability. Kemudian pada Matriks SWOT didapatkan 5 strategi yang terdiri
atas 1 strategi S-O, 1 strategi W-O, 1 strategi S-T, dan 2 strategi W-T yang dapat
dijalankan oleh perusahaan. Selanjutnya strategi tersebut diolah dan didapatkan alternatif
strategi yang sebaiknya diakukan perusahaan dengan menggunakan analisis Matriks QSP.

Kata Kunci : Strategi, Strategi Pengembangan, IFE, EFE, IE, SWOT, QSPM, Jambu,
Jambu biji.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji dan syukur atas rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala tuhan pencipta alam

karena atas rahmat-Nyalah skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha

Jambu Biji Organik di CV Insan Mutiara Perdana, Sawangan, Depok” ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya dan tidak lupa juga shalawat dan salam penulis

panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shallallah’Alayhi wa Sallam yang

telah membimbing umatnya dari zaman jahiliah hingga ke zaman terang benderang seperti

saat ini.

Adapun tujuan dari penyusunan Skripsi ini adalah sebagai syarat untuk

menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik berupa materil dan moral

yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya kepada:

1. Orang tua dan kakak ku atas semua cinta dan kasih sayang, do’a yang tak pernah henti

dipanjatkan, dan dukungan yang tiada henti diberikan, sehingga semua menjadi lebih

mudah dan lancar.

2. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri M.Env.Stud selaku dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

vii
3. Ibu Dr. Ir Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Rizki Adi S.P, M.M selaku Ketua Program

Studi dan Sekretaris Program Studi Agribisnis yang telah banyak membantu dan

memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Akhmad Riyadi Wastra, S.IP, MM dan Ibu Titik Inayah S.P, M.Si,

selaku dosen pembimbing 1 dan 2 yang telah membimbing penulis dengan baik dan

banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir Yon Girie Mulyono, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik penulis

yang dengan sabar memberikan saran, motivasi dan dukungan kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan staff Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu, pelajaran serta pengalaman selama penulis menjalani

perkuliahan.

7. Bapak Syukron, selaku pemilik dan direktur utama CV Insan Mutiara Perdana, Ibu

Dyta selaku manajer keuangan serta karyawan CV Insan Mutiara Perdana yang telah

memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

8. Bu Leni, Pak Ade, Pak Hamidin selaku narasumber yang telah memberikan waktu

dan kesediaan menjadi narasumber penulis dalam melakukan penelitian.

9. Teman-teman Agribisnis UIN Jakarta, khususnya angkatan 2015 sekeluarga yang

sangat membanggakan dan memberikan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan, maka dari itu

penulis mengharapkan kritik dan saran pada skripsi ini, agar kelak dapat menjadi lebih

viii
baik dan bermanfaat serta menambah wawasan bagi penulis dan pada umumnya bagi

pembaca, Amin.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatu

Ciputat, Mei 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 9
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 10

2.1 Manajemen Strategi..................................................................................... 10


2.2 Strategi ........................................................................................................ 11
2.3 Analisis Lingkungan Organisasi ................................................................. 16
2.3.1 Analisis Lingkungan Internal............................................................. 16
2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal .......................................................... 18
2.4 Jambu Biji ................................................................................................... 24
2.4.1 Botani dan Morfologi Jambu Biji ...................................................... 24
2.4.2 Jenis Jambu Biji ................................................................................. 25
2.4.3 Budidaya Jambu Biji Organik............................................................ 26
2.5 Sistem Pertanian Organik ........................................................................... 33
2.6 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 34
2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 43


3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 43
3.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 43
3.3 Metode Pengambilan Sampel ..................................................................... 44
3.4 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 45
3.5 Metode Pengolahan Data ............................................................................ 46
3.5.1 Tahap Pengumpulan Data ............................................................... 46
3.5.2 Tahap Analisis ................................................................................ 49
3.5.3 Tahap Evaluasi ................................................................................. 53

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN ........................................................................ 56

4.1 Sejarah CV Insan Mutiara Perdana ............................................................. 56


4.2 Lokasi dan Letak Geografis CV Insan Mutiara Perdana ............................ 57
4.3 Visi dan Misai CV Insan Mutiara Perdana ................................................. 58
4.4 Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana ......................................... 59
4.5 Sumber Daya CV Insan Mutiara Perdana ................................................... 60
4.6 Produk CV Insan Mutiara Perdana ............................................................. 61
4.7 Kegiatan Operasional CV Insan Mutiara Perdana ...................................... 62

BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................................ 71

5.1 Analisis Lingkungan Internal ...................................................................... 71


5.1.1 Manajemen........................................................................................ 71
5.1.2 Aspek Pemasaran .............................................................................. 74
5.1.3 Aspek Keuangan ............................................................................... 77
5.1.4 Aspek Produksi/ Operasional............................................................ 78
5.2 Analisis Lingkungan Eksternal ................................................................... 84
5.2.1 Ekonomi ............................................................................................. 84
5.2.2 Politik, Hukum dan Pemerintah ......................................................... 86
5.2.3 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan .................................... 87
5.2.4 Teknologi ........................................................................................... 90
5.2.5 Lingkungan Industri ........................................................................... 91

xi
5.3 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation) ................................................. 96
5.4 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation)............................................. 98
5.5 Analisis Posisi CV Insan Mutiara Perdana ............................................... 100
5.6 Perumusan Alternatif Strategi CV Insan Mutiara Perdana ....................... 102
5.7 Penentuan Prioritas Strategi CV Insan Mutiara Perdana .......................... 108

BAB VI PENUTUP ....................................................................................................... 110

6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 110


6.2 Saran ......................................................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 111

LAMPIRAN................................................................................................................... 116

xii
DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Rata-rata Pertumbuhan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun 2014 – 2018 ..... 2

2. Produksi Jambu Biji di Indonesia (Kuintal) ................................................................. 3

3. Rata-rata Pertumbuhan Produksi Jambu Biji di Kota Depok Tahun 2014 – 2018 ....... 4

4. Permintaan dan Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019 ......................... 6

5. Jarak Tanam Dengan Jumlah Populasi Tanaman Per Hektar .................................... 27

6. Pemberian Pupuk Organik/Kandang Untuk Tanaman Jambu Biji ............................. 31

7. Penelitian Terdahulu ................................................................................................... 41

8. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .................................................................. 48

9. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ............................................................... 49

10. Matriks SWOT.......................................................................................................... 53

11. Matriks QSP.............................................................................................................. 55

12. Harga produk CV Insan Mutiara Perdana................................................................. 62

13. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan CV Insan Mutiara Perdana .................. 74

14. Permintaan, Produksi dan Realisasi CV Insan Mutiara Perdana Tahun 2019 ......... 75

15 Harga Produk Jambu Biji ........................................................................................... 76

16. Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019 ............................................... 79

17 Potensi Tanaman Jambu Biji Merah dan Kristal ....................................................... 81

18. Perbandingan Skala Usaha Pesaing dengan CV Insan Mutiara Perdana .................. 93

19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV Insan Mutiara Perdana ..................... 97
20. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) CV Insan Mutiara Perdana ................. 99

21. Matriks SWOT CV Insan Mutiara Perdana ............................................................ 103

22. Analisis Prioritas Strategi ....................................................................................... 109

xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Hal

1. Kekuatan Persaingan Industri Menurut Porter............................................................ 20

2. Kerangka Pemikiran ................................................................................................... 36

3. Kerangka Formulasi Strategis ..................................................................................... 46

4. Matriks IE ................................................................................................................... 51

5. Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana ......................................................... 59

6. Kegiatan operasional CV Insan Mutiara Perdana ....................................................... 63

7. Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................................... 85

8. PDRB ADHK Provinsi Jawa Barat ............................................................................ 86

9. Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Jawa Barat .......................................................... 89

10 Matriks IE CV Insan Mutiara Perdana ..................................................................... 101


DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal

1. Daftar Pertanyaan Wawancara.................................................................................. 117

2. Kuisioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ................................................ 120

3. Kuisioner Penetapan Rating...................................................................................... 125

4. Kuisioner Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal ...................................... 130

5. Penentuan Strategi .................................................................................................... 137

6. Foto Kegiatan ............................................................................................................ 148


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agribisnis merupakan salah satu usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi

pertanian yang meliputi, pengusahaan input pertanian, pengusahaan produksi pertanian,

dan pengelolaan hasil pertanian. Agribisnis dalam ekonomi dan sebagai subjek akademik,

mempelajari strategi untuk memperoleh laba dengan mengelola dari aspek budidaya,

penyediaan bahan baku, pascapanen, pengolahan, hingga tahap pemasaran (Sjarkowi dan

Sufri 2004 dalam Andayani 2017:3). Ruang lingkup pertanian secara luas terdiri atas

beberapa subsektor yaitu subsektor hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor

perikanan, dan subsektor tanaman pangan. Subsektor hotikultura merupakan salah satu

subsektor yang berperan dalam pembangunan sektor pertanian di Indonesia.

Komoditi subsektor hortikultura terdiri atas empat jenis yaitu buah-buahan,

tanaman sayuran, tanaman hias dan biofarmaka. Salah satu komoditi hortikultura yang

memiliki nilai ekonomi tinggi adalah buah-buahan. Hal ini didukung oleh konsumsi rata-

rata per kapita tiap tahunnya. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),

konsumsi buah-buahan pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 relatif meningkat.

Tahun 2014 hingga tahun 2015 mengalami kenaikan mencapai sekitar 5 kg/kapita/tahun.

Pada tahun 2015 hingga 2016 data konsumsi menurun menjadi 3,41 kg/kapita/tahun. Data

konsumsi menunjukkan adanya kenaikan pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018

hingga mencapai 8,54 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi buah-buahan pada tahun 2018

memiliki jumlah pengeluaran per kapita paling tinggi dibandingkan empat tahun
sebelumnya. Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan rata-rata pertumbuhan konsumsi

buah-buahan di Indonesia masih positif yaitu sebesar 0,51 persen, perhitungan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Pertumbuhan Konsumsi Buah-buahan di Indonesia Tahun


2014 – 2018
No Tahun Konsumsi (kg/kap/tahun) %(+/-)
1. 2014 3,66 -
2. 2015 8,00 1,19
3. 2016 3,41 (0,057)
4. 2017 3,61 0,06
5. 2018 8,54 1,37
Rata-rata 0,51
Sumber: Pengeluaran konsumsi penduduk (SUSENAS), diolah

Adanya pertumbuhan konsumsi buah-buahan memberikan peluang kepada para

petani dan pengusaha untuk terus berusaha memproduksi buah-buahan. Salah satu buah-

buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi yaitu jambu biji. Menurut Parimin (2007:4),

nilai ekonomis jambu biji cukup tinggi, secara umum rata-rata harga pasaran jambu biji

sekitar Rp 8 000,- – Rp 25 000,-. Kepercayaan masyarakat terhadap khasiat buah jambu

biji adalah dapat menyembuhkan penyakit demam berdarah karena kandungan vitamin C

nya yang tinggi dibandingkan buah-buahan yang lain (Zakaria, dkk 2000:21). Menurut

Parimin (2007:4), apabila diasumsikan peningkatan konsumsi buah-buahan meningkat

sebanyak 5% maka dimungkinkan peningkatan konsumsi jambu biji lebih dari 5%. Hal

tersebut dapat dimengerti, sebab sebagian masyarakat lebih terfokus mengkonsumsi

jambu biji untuk perbaikan kesehatan.

2
Jambu biji juga termasuk kedalam salah satu komoditas buah tropis yang dapat

dibudidayakan dan tersebar diberbagai Provinsi Indonesia. Menurut BPS, kontribusi

produksi jambu biji terbesar adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera

Utara, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013 sampai

dengan tahun 2014 memiliki tingkat produksi jambu biji yang lebih tinggi dibandingkan

ke empat provinsi lainnya. Pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 Provinsi Jawa

Barat menduduki posisi kedua produksi jambu biji terbanyak, akan tetapi penurunan

produksi jambu biji tidak terlalu signifikan dan cenderung stabil pada range 40 000 ton,

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi Jambu Biji di Indonesia (Kuintal)


No Provinsi 2013 2014 2015 2016 2017
1. Jawa Tengah 36.718 40.462 48.050 60.802 52.805
2. Jawa Barat 47.764 44.473 46.790 42.555 44.246
3. Jawa Timur 22.149 26.591 28.340 30.527 33.244
4. Sumatera Utara 15.070 12.661 8.807 10.049 9.807
5. Nusa Tenggara Barat 10.037 10.907 11.403 9.020 8.382
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), diolah

Jawa barat terdiri atas sembilan kota yang memproduksi buah jambu biji, Kota

Depok salah satu kota yang memiliki tingkat produksi jambu biji kedua paling tinggi.

Tingkat produksi jambu biji di Kota Depok mengalami fluktuatif. Tahun 2014 sampai

dengan tahun 2015 Kota Depok memiliki tingkat produksi yang menurun, sedangkan

tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 memiliki tingkat produksi yang cukup meningkat,

namun pada tahun 2018 mengalami penurunan kembali. Apabila dilihat dari tingkat rata-

rata pertumbuhan produksi negatif yaitu sebesar 3,84 persen, dapat dilihat Tabel 3.

3
Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan Produksi Jambu Biji di Kota Depok Tahun
2014 – 2018
No Tahun Produksi (Kuintal) %(+/-)
1. 2014 8.945 -
2. 2015 5.038 (0,002)
3. 2016 7.203 0,001
4. 2017 14.114 0,003
5. 2018 8.635 (0,002)
Rata-rata (3,84)
Sumber: Produksi Hortikultura Buah dan Sayur Tahunan (BPS), diolah

Penanganan yang tepat untuk mempertahankan produksi jambu biji dengan nilai

ekonomi dan nilai manfaat tinggi sangat diperlukan sehingga produksi dan pemasarannya

dapat berjalan seiring sejalan dan berkelanjutan. Kondisi masyarakat terhadap permintaan

buah-buahan sekarang ini, berkecenderungan mengkonsumsi buah-buahan sehat tanpa

adanya input produksi yang mengandung senyawa kimiawi atau an-organik. Bertani

secara organik merupakan salah satu cara untuk mendapatkan produk buah-buahan yang

sehat, terbebas dari pupuk kimiawi. Menurut SNI Sistem Pertanian Organik (2016:III),

pertanian organik dapat mendukung pelestarian lingkungan. Sistem ini dirancang untuk

menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, mengandalkan sumber daya yang dapat

diperbaharui dan meningkatkan aktivitas biologi tanah, berpotensi menjaga kehidupan

tanaman dalam jangka panjang yang membuat produksi stabil.

Salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang budidaya tanaman jambu biji

dengan sistem pertanian organik yaitu CV Insan Mutiara Perdana. Perusahaan ini berdiri

pada tahun 2010 yang dimiliki oleh Bapak Syukron di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

CV Insan Mutiara Perdana memiliki tujuan untuk mencapai target yang telah ditentukan

4
oleh pemilik. Target tersebut dirangkum kedalam pernyataan visi dan misi perusahaan.

Visi perusahaan adalah menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama

pelanggan. Misinya adalah meningkatkan kualitas pelayanan, agar dapat memuaskan

pelanggan dan meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi dan

pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Berdasarkan visinya, perusahaan hanya

menyebutkan menjadikan perusahaan yang tangguh, pernyataan ini masih mencakup luas

dan belum jelas, hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan David (2017:30), pernyataan

visi harus mengungkapkan jenis usaha yang dijalankan perusahaan.

Pernyataan visi dan misi yang dapat digaris bawahi selanjutnya yaitu diharuskan

adanya tenaga kerja yang kompeten, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan di

bidang pertanian yang dijalankan khususnya jambu biji. Kegiatan perusahaan dijalankan

oleh Pak Syukron dibantu oleh Manajer Keuangan, serta memiliki karyawan kebun

sebanyak 11 orang diantaranya 9 untuk budidaya dan 2 untuk tenaga pascapanen dengan

jadwal yang telah ditentukan. Perusahaan mengambil tenaga kerja untuk budidayanya

berdasarkan dengan asas titipan. Direktur utama dan manajer keuangan telah memiliki

pengalaman dan pelatihan pada bidangnya, namun pada karyawan kebun rata-rata

memiliki tingkat pendidikan yang cukup rendah dan belum memiliki pengalaman di

bidang pertanian khususnya jambu biji. Tingkat pendidikan karyawan yang berada di

kebun memiliki tingkat pendidikan sekolah dasar sebanyak 9 orang dan sekolah menengah

pertama sebanyak 2 orang, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Peraturan Pemerintah

No. 61/ Permentan/ OT.160/11/2006 tentang Good Agricultural Practices untuk buah-

buahan yang berisi bahwa tenaga kerja yang memenuhi syarat adalah tenaga kerja yang

5
mengetahui dan menguasai budidaya komoditas serta telah mengikuti pelatihan, hal

tersebut menjadikan kelemahan bagi perusahaan, karena perusahaan harus melakukan

pelatihan sehingga memerlukan biaya untuk melatih karyawan.

Perusahaan memiliki dua jenis varietas jambu biji yaitu jambu biji merah dan

jambu biji kristal. Jambu biji merah merupakan produk unggulan, hal ini disebabkan

permintaan jambu biji merah lebih tinggi dibandingkan dengan jambu kristal. Perusahaan

memasarkan produknya antara lain ke retail Alfamidi yang memasarkannya disekitar

Jabodetabek, pemesanan lewat ibu rumah tangga, karyawan perkantoran dan juga ke Pasar

Depok. Produk jambu biji yang dihasilkan sampai saat ini belum memenuhi permintaan,

seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Permintaan dan Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019

Jambu Biji Merah (kg) Jambu Biji Kristal (kg)


No. Bulan Permintaan Produksi Permintaan Produksi
1. Maret 3632 2564 56 10
2. April 10223 4582 316 160
3. Mei 4643 2953 170 55
4. Juni 1582 652 26 25
5. Juli 2919 3725 147 16
6. Agustus 5105 4167 83 17
7. September 3632 2532 56 23
8. Oktober 2042 2032 32 15
9. November 3076 3442 0 12
10. Desember 1903 1105 0 5
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana, diolah

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa CV Insan Mutiara Perdana belum dapat

memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan memiliki produksi jambu biji merah yang

memenuhi pada bulan Juli dan November, sedangkan untuk jambu biji kristal belum

6
pernah memenuhi permintaan. Pemenuhan permintaan perusahaan dibantu oleh mitra

sekitar 20% dari total permintaan. Permintaan belum terpenuhi dengan baik, hal tersebut

menjadi permasalahan sekaligus peluang bagi perusahaan. Perusahaan memiliki peluang

untuk melakukan pengembangan usahanya disisi lain produksi yang tidak cukup dapat

menjadikan konsumen beralih untuk mendapatkan produk, sehingga memberikan peluang

untuk para pesaing mengisi permintaan yang ada dan menjadi ancaman untuk perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dihadapi perusahaan CV Insan

Mutiara Perdana dapat dirangkum sebagai berikut : Visi dan misi yang belum jelas dan

tercapai, tenaga kerja yang belum memiliki keterampilan dan belum mengikuti pelatihan,

produksi yang mengalami fluktuasi sehingga permintaan yang tidak terpenuhi, adanya

kesempatan konsumen beralih merupakan beberapa kendala yang dihadapi CV Insan

Mutiara Perdana.

Permasalahan tersebut diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk

mengatasinya agar perusahaan mampu untuk bertahan menghadapi persaingan. CV Insan

Mutiara Perdana perlu membuat perencanaan strategi jangka panjang yang jelas dan

menyeluruh guna mempertahankan dan mengembangkan skala usahanya. Perumusan

strategi dilakukan dengan merumuskan pemilihan-pemilihan strategi sehingga

menghasilkan alternatif strategi yang mungkin diterapkan oleh perusahaan.

7
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa faktor internal sebagai kekuatan dan kelemahan usaha jambu biji organik CV

Insan Mutiara Perdana?

2. Apa faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman usaha jambu biji organik CV

Insan Mutiara Perdana?

3. Apa alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik CV Insan

Mutiara Perdana?

4. Apa prioritas perencanaan strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik

CV Insan Mutiara Perdana?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian yang akan

dicapai sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal sebagai kekuatan dan

kelemahan bagi usaha jambu biji organik CV Insan Mutiara Perdana.

2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor eksternal sebagai peluang dan ancaman

bagi usaha jambu biji organik CV Insan Mutiara Perdana.

3. Merumuskan alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik

CV Insan Mutiara Perdana.

4. Menentukan prioritas strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik CV

Insan Mutiara Perdana.

8
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktisi,

teoritis dan akademis.

1. Secara praktisi, diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi:

a. Perusahaan CV Insan Mutiara Perdana untuk dapat memberikan informasi

serta sebagai rujukan bagi pemilik agar perusahaan dapat lebih berkembang

lagi.

b. Penulis, diharapkan dapat memenuhi persyaratan untuk lulus strata satu di

Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat mengenai

strategi pengembangan usaha.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

perbandingan dan acuan bagi pihak lain untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini perlu adanya pembatasan pembahasan untuk menghindari kerancuan

dan meluasnya masalah yang dianalisis dan diteliti. Adapun batasan masalah ini meliputi:

1. Penelitian ini dilakukan di CV Insan Mutiara Perdana, Sawangan, Depok.

2. Penelitian ini hanya mencakup analisis tentang strategi pengembangan usaha pada

jambu biji organik di CV Insan Mutiara Perdana.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Strategi

Manajemen strategi sangat penting bagi perusahaan. Menurut Sofyan (2015:4),

manajemen strategi adalah suatu proses pengambilan keputusan untuk memanfaatkan

sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien dalam kondisi lingkungan

perusahaan yang selalu berubah-ubah. Manajemen strategi menurut Siagian (2018:15)

merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimpelementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi

dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Menurut David (2011:6), definisi

manajemen strategis yaitu sebagai seni dan ilmu pengetahuan untuk memformulasi,

mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang

memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Kesimpulannya manajemen

strategi adalah sebuah pengambilan keputusan oleh perusahaan secara efektif serta

efisien yang didesain untuk mencapai tujuan perusahaan.

Menurut David (2011:15), tujuan manajemen strategis adalah untuk

mengeksploitasi, menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa yang akan

datang. Proses manajemen strategi adalah proses yang dinamis dan berkelanjutan.

Menurut David (2011:16), proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu

formulasi strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.


1. Formulasi strategi

Strategi ini merupakan tahapan dalam proses manajemen strategis. Formulasi

strategi terjadi beberapa tahapan yaitu mengembangkan visi dan misi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan

kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan

alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi

Tahap ini disebut juga sebagai tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.

Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk

menempatkan strategi yang telah diformulasikan menjadi sebuah tindakan.

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan,

membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya

sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan.

3. Evaluasi startegi

Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis. Tiga

aktivitas dasar evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor eksternal dan internal

yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan

korektif.

2.2 Strategi

Strategi adalah suatu perencanaan yang cermat dari segala kegiatan yang ingin

dilaksanakan agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang diharapkan (Sofyan,

11
2015:3). Menurut Assauri (2016:4), strategi merupakan suatu organisasi yang

bermaksud memanfaatkan lingkungannya serta memilih upaya agar pengorganisasian

secara internal dapat disusun dan direncanakan bagi pencapaian tujuan dan sasaran

organisasi. Strategi menurut Porter dalam Rangkuti (2016:4), strategi adalah alat yang

sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut David (2011;19),

strategi juga merupakan alat mencapai sasaran jangka panjang melalui tindakan

potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya

perusahaan dalam jumlah besar. Kesimpulannya strategi merupakan suatu upaya yang

dilaksanakan sebuah organisasi secara terangkai untuk mencapai tujuan yang

diharapkan dengan melihat kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang

dimiliki perusahaan. Perusahaan dibagi ke dalam empat tipe strategi yaitu strategi

integrasi, strategi intensif, strategi diversifikasi, strategi defensif.

1. Strategi Integrasi

a. Integrasi ke depan (Forward Integration)

Integrasi ke depan adalah upaya meningkatkan kendali atas distributor atau

pengecer. Saat ini pemasok yang menjalankan strategi integrasi ke depan

dengan cara mendirikan website untuk menjual produk mereka secara langsung

kepada konsumen.

12
b. Integrasi ke belakang (Backward Integration)

Strategi ini mencoba untuk meningkatkan kontrol terhadap perusahaan

pemasok. Strategi ini sangat tepat apabila perusahaan pemasok tidak dapat

diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Integrasi horizontal (Horizontal Integration)

Strategi pertumbuhan yang dilakukan melalui akuisisi perusahaan pesaing yang

memiliki line of business yang sama.

2. Strategi Intensif

a. Penetrasi Pasar (Market penetration)

Strategi ini berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar produk dan jasa yang

sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang gencar. Penetrasi pasar dapat

dilakukan dengan upaya menambah jumlah pramuniaga, belanja iklan,

melakukan promosi atau meningkatkan upaya publisitas.

b. Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar dilakukan dengan memperkenalkan produk atau jasa yang

ada ke wilayah geografis yang baru. Beberapa panduan tentang kapan

pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang efektif diantaranya: a) ketika

ada saluran distribusi baru yang dapat diandalkan, murah dan bermutu baik. b)

ketika ada pasar baru yang belum dimanfaatkan dan belum jenuh, c) ketika

organisasi mempunyai kapasitas produksi yang berlebihan.

13
c. Pengembangan produk (Product development)

Pengembangan produk dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan

memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada. Beberapa hal

yang dapat dijadikan pedoman kapan sebaiknya menerapkan strategi

pengembangan produk secara efektif, ialah a) ketika organisasi bersaing dalam

industri yang tumbuh cepat, b) ketika organisasi mempunyai kemampuan

penelitian dan pengembangan yang sangat kuat, c) ketika organisasi bersaing

dalam industri saat perkembangan teknologi semakin cepat.

3. Strategi Diversifikasi

a. Diversifikasi Konsentris

Strategi yang menjalankan dengan menambah produk baru yang masih terkait

dengan produk yang ada saat ini. Beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman

kapan strategi dilakukan, diantaranya a) ketika organisasi bersaing dalam

industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat, b) ketika menambah

produk baru, namun masih terkait akan meningkatkan penjualan produk yang

ada secara signifikan, c) ketika produk-produk organisasi saat ini dalam tahap

daur hidup produk yang menurun.

14
b. Diversifikasi Horisontal (Horizontal Diversification)

Strategi ini lebih kepada menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait

untuk pelanggan yang sudah ada. Risiko pada strategi ini tidak terlalu besar

karena perusahaan sudah mengenal pelanggan yang telah ada.

c. Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification)

Strategi diversifikasi ini dilakukan dengan cara mengakuisisi perusahaan yang

memiliki line of business yang sama sekali berbeda. Strategi dilakukan dengan

beberapa alasan diantaranya:

1. Perusahaan didalam industri yang pertumbuhannya lambat mengakuisisi.

2. Perusahaan yang mengakusisi memiliki kemampuan manajemen finansial

dan teknik serta pemasaran yang bisa diaplikasikan kepada perusahaan

yang lebih lemah sehingga dapat meningkatkan kemampuan laba

perusahaan yang lemah tersebut.

3. Perusahaan yang memiliki kelebihan sumberdaya uang dari investor,

dengan melihat bahwa industri yang berbeda merupakan strategi yang

menguntungkan.

4. Strategi Defensif

a. Rasionalisasi biaya (Retrenchment)

Rasionalisasi biaya dilakukan apabila suatu organisasi melakukan

restrukturisasi melalui penghematan biaya serta aset untuk meningkatkan

kembali penjualan dan laba yang sedang menurun.

15
b. Divestasi (Divestiture)

Divestasi seringkali digunakan dalam meningkatkan modal yang selanjutnya

digunakan untuk akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut.

c. Likuidasi (Liquidation)

Strategi ini menjual semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai

nyata aset tersebut.

2.3 Analisis Lingkungan Organisasi

Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dan

lingkungan eksternal. Lingkungan internal yaitu lingkungan perusahaan yang berada

dalam perusahaan tersebut dan secara normal memiliki implikasi langsung dan khusus

serta mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan eksternal, yaitu lingkungan yang

berasal dari luar yang mendukung berjalannya perusahaan, mempengaruhi kinerja yang

berperan dalam kegiatan-kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan.

2.3.1 Analisis Lingkungan Internal

Menurut Lestari (2011:45), analisis lingkungan internal adalah proses

mengidentifikasi dan mengevaluasi karakteristik perusahaan seperti sumber-sumber,

kapabilitas dan kompetensi lain. Menganalisis lingkungan internal perusahaan berarti

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi

perusahaan. Menurut David (2012:178), pendekatan fungsi bisnis berupaya

16
mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup kemampuan

perusahaan dan keterbatasan yang biasanya dikategorikan sebagai berikut:

1. Manajemen

Manajemen merupakan suatu tingkatan sistem pengaturan organisasi yang

mencakup sistem produksi, pemasaran, pengelolaan sumberdaya manusia dan

keuangan.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi,

menciptakan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan

jasa.

3. Keuangan dan Akuntansi.

Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat menjadikan salah satu acuan untuk

menentukan posisi persaingan dan menjadi daya tarik bagi investor.

4. Produksi dan Operasi

Produksi dan operasi merupakan seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan

yaitu merubah input menjadi output berupa barang maupun jasa.

5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan sangat diperlukan untuk mendukung produk yang

sudah ada. Penelitian dan pengembangan diarahkan pada pengembangan produk

baru sebelum pesaing melakukannya begitu pula dengan pengembangan produk

17
yang sudah ada dengan memperbaiki kualitas dan produksi yang maksimal dengan

penggunaan biaya yang minimal.

2.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan proses mengidentifikasi dan

mengevaluasi informasi dari luar yang berkaitan dan dapat mempengaruhi perusahaan

(Lestari, 2011:30). Menurut David (2012:120), analisis lingkungan eksternal dapat

dibedakan menjadi lima kategori, yaitu:

1. Kekuatan Ekonomi.

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu usaha

beroperasi. Setiap perusahaan dituntut untuk paham dan mengerti kecenderungan

ekonomi di segmen-segmen yang dituju. Faktor ekonomi dapat menghambat

sekaligus membantu upaya untuk mencapai tujuan dan keberhasilan strategi.

2. Kekuatan Sosial Budaya, Demografi, dan Lingkungan.

Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hampir semua produk,

jasa, pasar dan pelanggan. Menurut Pearce dan Robinson (2008:113), faktor sosial

yang mempengaruhi suatu perusahaan meliputi kepercayaan, nilai, sikap, opini,

dan gaya hidup masyarakat dalam lingkungan eksternal perusahaan yang

berkembang dari kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnis.

3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum.

Menurut Pearce dan Robinson (2008:116), faktor ini menentukan parameter-

parameter hukum dan aturan dimana perusahaan beroperasi. Batasan politik yang

18
biasanya diberlakukan dan mempengaruhi perusahaan adalah keputusan

perdagangan yang adil, undang-undang antimonopoli, program pajak, aturan upah

minimum, dan penetapan harga, dan berbagai tindakan lainnya yang ditujukkan

untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan.

4. Kekuatan Teknologi

Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan berakibat banyaknya

ilmu baru dan temuan yang beraneka ragam. Perubahan teknologi dapat

mempengaruhi cara pelaksanaan yang memberikan gambaran secara luas seperti

mendesain, menghasilkan dan mendistribusikan. Menurut Pearce dan Robinson

(2008;118), ilmu pengetahuan dikuasai untuk mengantisipasi perubahan

lingkungan dan persaingan serta mengestimasikan pentingnya perubahan tersebut

bagi keberlangsungan suatu organisasi. Peramalan teknologi dapat membantu

melindungi serta memperbaiki profitabilitas perusahaan dalam industri yang

sedang tumbuh.

5. Kekuatan Industri

Model lima kekuatan porter merupakan pendekatan yang digunakan secara luas

untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri. Lima kekuatan tersebut

juga mempengaruhi kinerja organisasi, menentukan intensitas persaingan, dan

kemampu labaan dalam industri. Menurut Porter dalam David (2006:130), hakikat

persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan,

berikut model lima kekuatan tersebut, dapat dilihat pada Gambar 1.

19
Pemain Baru

Kekuatan Persaingan Industri Kekuatan


Pemasok Penawaran

Produk Pengganti

Gambar 1. Kekuatan Persaingan Industri Menurut Porter

(Rangkuti, (2016:12)

1. Persaingan Industri

Persaingan antar industri merupakan salah satu pesaing yang memiliki

kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif (David, 2006:131). Menurut Pearce

dan Robinson (2013: 111), kompetisi antarpesaing yang sudah ada terjadi dalam bentuk

perebutan posisi. Bentuk persaingan yang ketat ini berkaitan dengan beberapa faktor,

diantaranya:

1) Adanya banyak pesaing atau pesaing memiliki ukuran dan kekuatan yang

hampir sama.

2) Pertumbuhan industri lambat sehingga mempercepat perebutan pangsa pasar.

3) Produk atau jasa yang ditawarkan kurang memiliki diferensiasi sehingga tidak

dapat mempertahankan konsumen atau membuat konsumen loyal terhadap

produk perusahaan.

20
4) Biaya yang tetap tinggi dan produknya yang tidak tahan lama sehingga

menimbulkan dorongan untuk menjualnya dibawah harga.

5) Para pesaing memiliki strategi, asal dan “kepribadian” yang beragam. Sehingga

memiliki berbagai gagasan dan perlakuan bagaimana cara menangani pesaing

dan bertarung satu sama lain dalam prosesnya.

2. Adanya Pemain Baru

Pemain baru atau pendatang baru dapat mempengaruhi berjalannya suatu

usaha, karena intensitas persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Menurut

Pearce dan Robinson (2013:105), terdapat enam sumber utama hambatan terhadap

masuknya pendatang baru:

1) Skala ekonomi, skala ini mengacu pada penghematan yang didapatkan oleh

perusahaan dalam suatu industri yang disebabkan oleh kenaikan volume

produksi. Apabila volume produksi naik, biaya rata-rata untuk satu unit produk

akan menurun.

2) Diferensiasi produk atau dengan kata lain suatu hal yang dapat diterima oleh

konsumen sebagai suatu pembeda diantara berbagai jenis produk dan jasa.

3) Persyaratan modal, adanya kebutuhan untuk menginvestasikan sumber daya

keuangan yang besar terutama apabila modal dibutuhkan untuk pengeluaran

yang tidak bisa diperoleh kembali seperti memasang iklan, melakukan

penelitian, memberikan pelatihan kepada karyawan untuk meningkatkan

kemampuan.

21
4) Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, seperti

pengalaman yang dimiliki perusahaan, teknologi yang dimiliki, akses sebagai

sumber bahan baku terbaik, subsidi pemerintah atau lokasi yang

menguntungkan.

5) Akses terhadap saluran distribusi, semakin terbatasnya saluran distribusi grosir

atau retail dan semakin terikatnya saluran-saluran ini dengan pesaing yang ada,

tentu saja akan mempersulit sebuah perusahaan untuk masuk kedalam industri

ini. Pemain baru biasanya menciptakan saluran distribusinya sendiri, apabila

hambatan ini cukup besar.

6) Kebijakan Pemerintah, pemerintah dapat membatasi atau menutupi masuknya

pendatang baru ke industri dengan pengendalian-pengendalian seperti

persyaratan lisensi, pembatasan akses bahan baku, dan insentif pajak.

3. Kekuatan Pemasok

Menurut David (2006: 134), kekuatan tawar menawar pemasok mempengaruhi

intensitas persaingan dalam industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok,

ketika hanya ada sedikit barang subtitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk

mengganti bahan baku sangat mahal. Menurut Pearce dan Robinson (2013: 108),

kelompok pemasok akan memiliki kekuatan jika:

1) Didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan yang lebih terkonsentrasi

dibandingkan industri kepada siapa mereka menjual.

2) Produknya memiliki keunikan dan terdiferensiasi.

22
3) Pemasok tidak perlu bersaing dengan produk lain untuk menjual ke industri

tersebut.

4) Pemasok merupakan salah satu ancaman yang kuat karena dapat melakukan

integrasi hilir sampai ke bisnis industri tersebut.

5) Industri bukan merupakan pelanggan penting bagi kelompok pemasok tersebut.

4. Kekuatan Pembeli

Ketika fokus konsumen tertuju pada besar jumlah produk atau membeli dalam

jumlah yang banyak, kekuatan tawar-menawar dalam industri. Kekuatan tawar-

menawar mereka menjadi kekuatan utama yang dapat mempengaruhi intensitas

perusahaan. Perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi yang lebih panjang atau

jasa khusus untuk mendapatkan konsumen yang loyal (David, 2006: 134). Menurut

Pearce dan Robinson (2013: 109), kelompok pembeli berkuasa jika:

1) Konsumen terkonsentrasi atau membeli dalam volume besar.

2) Produk yang dibeli oleh konsumen ini dari industri tersebut adalah produk yang

standar atau produk yang tidak terdiferensiasi.

3) Pembeli hanya memperoleh laba yang kecil sehingga memiliki insentif yang

tinggi untuk menurunkan biaya pembeliannya.

4) Produk industri tersebut tidak terlalu penting bagi kualitas produk atau jasa di

konsumen.

23
2.4 Jambu Biji

Tanaman jambu merupakan salah satu tanaman beriklim tropis (Cahyono,

2010:7). Jambu biji adalah salah satu tanaman buah perdu yang berasal dari Brasil,

Amerika Tengah. Tanaman ini kemudian menyebar ke Thailand dan Negara Asia

lainnya seperti Indonesia. (Redaksi Agro Media, 2009:66).

2.4.1 Botani dan Morfologi Jambu Biji

Secara botanis tanaman jambu biji diklasifikasikan sebagai berikut.

Divisi : Spermatophya (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L


Jambu biji merupakan tanaman perdu yang bercabang banyak. Tinggi tanaman

dapat berkisar antara 3-10 meter. Umurnya sekitar 30-40 tahun, batang jambu biji

memiliki ciri khusus diantaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah dan padat.

Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau bulat oval dengan ujung

tumpul atau lancip. Warna daunnya beragam seperti hijau tua, hijau muda, merah tua

dan hijau kekuningan. Tanaman jambu biji dapat berbuah sepanjang tahun. Biasanya

pucuk bunga tumbuh sekitar 1 minggu dan tiap batang dapat menghasilkan 1-3 bunga.

Buah jambu biji memiliki ciri-ciri yaitu buah berbentuk bulat panjang atau lonjong

24
dengan kulit buah berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda setelah matang

(Cahyono, 2010:9).

2.4.2 Jenis Jambu Biji

Hingga saat ini terdapat 97 varietas jambu biji yang tersebar dibeberapa negara

termasuk Indonesia. Ada beberapa jenis atau varietas jambu biji yang dikenal

masyarakat dan di produksi oleh perusahaan, diantaranya:

1. Jambu biji getas merah

Jambu biji getas merah merupakan hasil persilangan antara jambu biji bangkok

dan jambu biji pasar minggu yang daging buahnya berwarna merah (Redaksi Agro

Media, 2009:67). Ukuran buah dari jambu biji getas merah cukup besar yaitu 400

gram perbuah. Jambu ini banyak diminati karena selain rasanya enak, ternyata

dapat meningkatkan trombosit darah pada penderita demam berdarah. Daun jambu

biji getas merah berwarna hijau tua. Panjang daun sekitar 6-14 cm. Kulit berwarna

hijau muda sampai hijau kekuningan bila telah matang. Permukaan kulit buah rata

dan mengilap sehingga penampilannya sangat menarik. Jambu biji ini juga tahan

terhadap hama dan penyakit (Parimin, 2007:18).

2. Jambu Kristal

Jambu kristal merupakan varietas jambu biji yang tergolong kedalam

komoditas buah-buahan yang tumbuh optimal didaerah tropis dengan ketinggian 5-

1200 mdpl. Memiliki nilai yang ekonomis dan sangat potensial untuk

25
dikembangkan. Tanaman jambu kristal dapat tumbuh berkembang serta berbuah

dengan buah optimal pada suhu 23-28oC. Jambu kristal memiliki kulit berwarna

hijau muda dan tekstur kulit yang bergelombang. Jambu ini memiliki rasa manis,

daging buah yang lembut dan nyaris tanpa biji. (Diperpa, 2020)

2.4.3 Budidaya Jambu Biji Organik

Teknik budidaya diperlukan untuk mendapatkan hasil yang optimal,

perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat menentukan kualitas

pertumbuhan tanaman. Pelaksanaan budidaya jambu biji tentunya terdapat organik dan

anorganik. Pengaplikasian dan tata caranya perlu diperhatikan, sebagai berikut:

1. Pengolahan Lahan

Budidaya tanaman organik diperlukan pengolahan lahan dengan tujuan untuk

membalikkan kandungan unsur hara yang ada di dalam tanah. Salah satu cara

membalikkan unsur hara yang ada di dalam tanah adalah dengan mencampur bahan

alami seperti kompos maupun produk samping seperti kotoran hewan. Masa

pengolahan lahan ini dilakukan selama 2 tahun lamanya. (SNI 2016:9)

2. Pembuatan jarak tanam dan lubang tanam

Sebelum membuat lubang tanam, langkah awal adalah mengatur dan

menentukan jarak tanam. Sistem pengaturan jarak tanam yang dikenal antara lain

bujur sangkar, segi panjang, equilateral triangle-hexagonal system dan diagonal

26
system. Berdasarkan literatur dari Departemen Pertanian RI, jarak tanam jambu biji

digambarkan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jarak Tanam Dengan Jumlah Populasi Tanaman Per Hektar


No. Jarak Tanam (m) Jumlah Tanaman/Ha
1. 3,5x3.5 816
2. 3,0x4,0 833
3. 4,0x4,0 625
4. 4,0x5,0 500
5. 5,0x5,0 400
6. 5,0x6,0 333
7. 6,0x6,0 278
8. 6,0x7,0 238
9. 6,0x8,0 208
Sumber:Vademekum Buah, Direktorat Buah Tanaman dalam Parimin
(2007:38)

Prosedur pembuatan lubang tanam hendaknya dibuat seawal mungkin sebelum

bibit ditanam. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari keasamaan tanah sekaligus

menggemburkan tanah yang baru digali. Lubang yang terbuka dibiarkan selama

beberapa waktu agar memperoleh sinar matahari dan angin. Perlakuan tersebut

dapat membunuh rumput dan jasad renik pengganggu tanaman serta membuat

tanah galian menjadi lebih gembur (Parimin 2007:40)

Setelah cukup mendapatkan sinar matahari tanah galian lapisan bawah

dicampur dan diaduk merata dengan pupuk kandang yang telah matang. Pupuk

kandang yang diberikan sebanyak 40 kg per lubang tanam. Pemberian pupuk

kandang membuat tanah lebih gembur dan subur. Pupuk kandang yang dapat

digunakan diantaranya kotoran sapi, kerbau, kambing, atau kuda. Ciri pupuk

27
kandang matang antara lain berwarna hitam, gembur, tidak lengket, hampir tidak

berbau dan tidak panas sehingga suhunya sudah stabil.

3. Penanaman bibit

Penanaman dilakukan ketika jumlah bibit telah tersedia dan cukup umur.

Waktu penanaman sebaiknya dilakukan saat musim hujan sebaiknya setiap petakan

lahan terdiri dari 1 jenis varietas sehingga kualitas dan keunggulan buah yang

dipanen selanjutnya jelas. Penanaman beberapa jenis jambu penting untuk

memenuhi kebutuhan konsumen. Apabila hendak memproduksi buah dalam skala

komersial atau berkebun secara luas sebelum menanam bibit, kebutuhan terhadap

bibit dalam satu hektarnya perlu diperhitungkan sebagai contoh, luas kebun 1 Ha

akan ditanami jambu biji dengan jarak tanam 4m x 4m dengan jarak tanam dan luas

lahan tersebut, kebutuhan bibit yang diperlukan adalah 625. Berikut cara

menghitungnya

Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2) : jarak tanam (m2)
=10.000 m2 (1ha): 16 m2 (4mx4m)
Jumlah kebutuhan bibit = 625 tanaman/ha.

Menurut Parimin (2007:42), adapun tata cara penanaman bibit tanaman jambu

biji, sebagai berikut:

28
1. Menggali lubang seukuran polybag tempat bibit atau kurang lebih sedalam 30

cm dan berdiameter 25 cm agar bibit yang ditanam rapih dan lurus, gunakan

tali benang yang dipasang berdasarkan jarak tanam;

2. Membuka polybag dengan cara menariknya pelan-pelan sehingga polybag

dapat diambil;

3. Memasukkan bibit tepat di tengah-tengah lubang yang tersedia lalu tutup

dengan tanah disekitarnya dan padatkan dengan tangan.

Setelah tertanam, bumbun tanaman dengan tanah secukupnya agar tumbuh tegak

kuat dan air hujan tidak menggenang disekitar tanaman agar tumbuh baik dan tegak

pasang ajir bambu dan ikat dengan tali rafia agar tidak miring atau roboh karena tiupan

angin. Apabila penanaman telah selesai, siram dengan air secukupnya agar tanaman

tetap segar dan segera tumbuh.

4. Perawatan tanaman

Perawatan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan dan pembubunan,

pemupukan, penjarangan buah jambu biji, dan pembungkusan buah.

a. Penyiraman

Jambu biji memerlukan air yang cukup selama fase pertumbuhan, baik

pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pada musim hujan biasanya buah jambu

berukuran besar, sedangkan saat kemarau buahnya menjadi kecil. Kekurangan air

pada kebun jambu biji dapat diatasi dengan melakukan penyiraman. Penyiraman

29
tanaman dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan menggenangi kebun

menggunakan selang, ember atau embrat, serta sistem tetes. Sumber air penyiraman

dapat berupa sumur, kolam, danau, atau air sungai. Penyiraman dilakukan selama

dua minggu pertama setelah penanaman, frekuensi penyiraman sebanyak dua kali

sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pada minggu selanjutnya penyiraman dapat

dikurangi menjadi satu kali sehari (Redaksi Agro Media, 2009:74).

b. Penyiangan dan pembubunan

Rumput atau gulma yang tumbuh disekitar tanaman perlu dibersihkan agar

tanaman dapat tumbuh dengan baik. Gangguan yang ditimbulkan terhadap tanaman

berupa persaingan dalam memperebutkan ruang, air, oksigen, sinar matahari, dan

unsur hara. Apabila hal ini terjadi maka tanaman menjadi terhambat

pertumbuhannya sehingga hasil produksinya berkurang dari kuantitas maupun

kualitasnya. Tujuan dari penyiangan dan pembubunan antara lain membersihkan

lingkungan tanaman dari gulma, membuat pertumbuhan dan perkembangan

perakaran tanaman lebih baik, menggemburkan tanah disekitar tanaman dan

membuat pertukaran udara dalam tanah dan penyerapan air ke dalam tanah lebih

baik. Pembangunan bertujuan agar tanah yang telah padat menjadi gembur dan

tanaman menjadi tumbuh dengan baik dan kokoh (Parimin 2007:44)

30
c. Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu faktor penting agar tanaman jambu biji

tumbuh optimal, lebih produktif dan rajin berbuah sepanjang tahun. Semua unsur

hara yang dibutuhkan tanaman telah tersedia dalam tanah secara alami. Perubahan

lingkungan dan berkurangnya unsur hara dalam tanah membuat diperlukannya

pemupukan untuk mengembalikan unsur hara agar sesuai dengan yang dibutuhkan

tanaman. Pupuk organik meliputi pupuk kandang dari kotoran sapi, kambing,

kerbau, guano, kotoran walet dan kompos. Pupuk kandang harus sudah matang

sehingga tidak membahayakan tanaman yang dipupuk. Manfaat pupuk organik

cukup banyak seperti menjaga kesuburan tanah menyediakan unsur hara secara

bertahap menambah daya serap tanah terhadap air sehingga kelembaban tetap

terjaga menyediakan unsur hara serta membantu penguraian bahan organik

sehingga hasil perombakan nutrisi dapat diserap oleh tanaman setiap saat.

Tabel 6. Pemberian Pupuk Organik/Kandang Untuk Tanaman Jambu Biji


No. Umur Tanaman Dosis pupuk kandang
(tanaman/tahun)
1. 1 40-50kg
2. 2 -3 80-100kg
3. 4 100-120kg
4. 5-6 120-160kg
5. 7 120-160kg
6. >7 160kg
Sumber: Parimin (2007:47)

31
d. Penjarangan buah jambu biji

Penjarangan diperlukan untuk membuat buah jambu biji dapat tercukupi

nutrisinya, sehingga buah yang dihasilkan menjadi optimal dan baik. Penjarangan

buah dilakukan setelah umur 1,5 bulan dihitung sejak bunga mekar atau buah

sebesar kelereng. Buah yang dibuang biasanya buah yang bertekstur jelek atau

cacat.

e. Pembungkusan buah

Pembungkusan buah bertujuan agar buah terlindung dari hama dan penyakit,

warna buah lebih menarik, nilai jual lebih baik dan dapat diterima oleh konsumen.

Adapun bahan pembungkus buah yang baik adalah menggunakan kertas karbon

dan kertas semen. Pembungkusan buah apabila dipakai menggunakan bahan dari

kertas maka bagian luar pembungkus sebaiknya dilapisi plastik sehingga tetap

aman dari hujan.

5. Pemanenan

Pemanenan jambu biji biasanya dilakukan pada umur 109-114 hari setelah bunga

mekar untuk konsumsi segar. Olahan lainnya seperti sirop, nektar, jeli dan dodol

sebaiknya buah panen antara 112-113 hari. (Parimin, 2007:93). Berikut, ciri-ciri buah

siap panen:

1. Warna kulit sudah berubah dari hijau tua menjadi hijau muda.

2. Aroma buah mulai harum.

32
3. Tekstur daging agak lunak.

Cara panen jambu biji adalah dengan memanennya pada pukul 06.00-09.00 serta

menggunting tangkai buah dengan menggunakan gunting pemangkas kemudian taruh

buah dengan hati-hati.

6. Penanganan pascapanen

Penanganan pascapanen merupakan salah satu titik kritis dalam proses produksi

buah jambu biji sebelum sampai ke konsumen. Penanganan pascapanen diharuskannya

teliti agar hasil panen tidak rusak. Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa

kerusakan hasil panen dapat mencapai 30%-40%.

2.5 Sistem Pertanian Organik

Menurut SNI (2016:2), organik merupakan istilah pelabelan yang menyatakan

bahwa suatu produk telah sesuai dengan standar produk pertanian organik dan telah di

sertifikasi oleh lembaga sertifikasi organik yang telah diakreditasi oleh KAN.

Pertanian organik merupakan budidaya pertanian dengan mengandalkan input dan

sarana produksi bahan alami (organik). Tujuan utama pertanian organik adalah

menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi

kesehatan produsen dan konsumennya (Piay, dkk 2012:2). Sistem pertanian organik

merupakan manajemen produksi untuk meningkatkan dan mengembankan kesehatan

agroekosistem. Terdapat beberapa sejumlah keuntungan yang dapat diambil dari

bertani secara organik (Krisno, dkk 2014;24), diantaranya:

33
1. Menghasilkan makanan yang cukup, aman, bergizi sehingga meningkatkan

kesehatan masyarakat.

2. Membuat lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani.

3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena biaya pembelian pupuk

organik lebih murah dibandingkan pupuk kimia, harga jual hasil pertanian dengan

organik memiliki harga jual yang mahal.

4. Meningkatkan dan menjaga produktivitas lahan.

2.6 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

kerangka pemikiran pada penelitian ini dibuat untuk menggambarkan langkah

penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dari segi

faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Perusahaan telah diindikasikan

menghadapi beberapa permasalahan mulai dari visi dan misi yang belum jelas, sumber

daya manusia yang dimiliki dan belum tercukupinya permintaan. Fokus penelitian ini

adalah menyesuaikan antara tujuan visi dan misi perusahaan kemudian

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi ketidak

tercapainya visi dan misi tersebut, dilanjutkan dengan menggunakan tahap analisis

untuk menetapkan strategi perusahaan yang dapat dilakukan.

Analisis awal dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu faktor internal

dan eksternal pada perusahaan yang kemudian dianalisis menggunakan Matriks IFE

dan Matriks EFE. Pengidentifikasian diketahui melalui proses wawancara dengan

34
narasumber yang mengetahui faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

meliputi manajemen perusahaan, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi,

kemudian pada faktor eksternal perusahaan meliputi ekonomi, politik, hukum, budaya,

sosial, demografi, dan industri dianalisis menggunakan Matriks IFE dan EFE dengan

menentukan skor dan bobot. Skor dan bobot didapat dari hasil penyebaran kuisioner ke

pemilik dan manajer keuangan. Setelah proses analisis menggunakan Matriks IFE dan

EFE telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah menggunakan tahap analisis yaitu

menggunakan Matriks IE dan Matriks SWOT. Matriks IE dilakukan untuk melihat

penempatan perusahaan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam berdaya saing.

Matriks SWOT digunakan untuk mengetahui posisi perusahaan yang dilihat dari segi

kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan. Pada

Matriks SWOT peneliti menggunakan strategi dengan mempertimbangkan kelemahan,

kekuatan, ancaman serta peluang perusahaan dan juga mempertimbangkan strategi

yang dapat dilakukan perusahaan. Faktor-faktor yang diidentifikasi mempengaruhi dan

posisi perusahaan, maka tahap selanjutnya dilakukan tahap pengambilan keputusan.

Tahap prioritas strategi yang digunakan menggunakan Matriks QSP. Tahap prioritas

strategi dilakukan untuk memilih strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan

bedasarkan nilai skor tertinggi. Berikut alur kerangka pemikiran pada penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 2.

35
CV Insan Mutiara Perdana

1. Visi dan misi yang belum terfokus, jelas dan terukur;


2. Tenaga kerja belum memiliki pengetahuan dan pengalaman;
3. Perusahaan belum sepenuhnya memenuhi prosedur sesuai dengan
Permentan No. 61 tentang GAP buah-buahan yang baik;
4. Permintaan belum tercukupi.

Perlu Perumusan Strategi Pengembangan Usaha yang tepat

Analisis Lingkungan Aspek-aspek Eksternal


Internal 1. Ekonomi
1. Manajemen 2. Politik, Hukum dan
2. Pemasaran Pemerintah
3. Keuangan 3. Sosial, Budaya,
4. Produksi dan Demogafi dan
Operasi. Lingkungan
4. Teknologi
5. Industri

Identifikasi Kekuatan dan Identifikasi Peluang dan


Kelemahan Ancaman

Analisis Matriks IFE Analisis Matriks EFE

Tahap Analisis melalui Matriks IE dan Matriks SWOT

Tahap Prioritas Strategi melalui Matriks QSP

Strategi Pengembangan Usaha

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

36
2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan sebuah penelitian yang sebelumnya telah

dilakukan oleh peneliti lainnya yang digunakan sebagai sebuah rujukan penelitian ini.

Peneliti mengambil empat rujukan penelitian terdahulu, diantaranya adalah

1. Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Pada


PT. Amani Mastra, Jakarta.

Penelitian ini dilakukan oleh Nursyamsiyah pada tahun 2008. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE, Matriks

SWOT dan Matriks QSP. Hasil dari penelitian ini pada analisis lingkungan internal faktor

yang menjadi kekuatan perusahaan adalah memiliki sertifikasi produk, produk yang

berkualitas, perencanaan tanam yang baik, sistem pendistribusian produk yang efektif,

tingkat penjualan yang cukup tinggi, alat transportasi yang memadai, lingkungan kerja

dan fasilitas karyawan yang mendukung. Faktor kelemahan pada PT Amani Mastra ialah

teknologi produksi yang masih sederhana dan terbatas, fasilitas litbang yang belum

memadai, volume produksi yang kurang optimal, keterbatasan modal, belum adanya riset

pasar, pengemasan dan label yang kurang menarik. Hasil perhitungan pada Matriks IFE

diperoleh skor sebesar 2,49 yang menunjukkan bahwa PT Amani Mastra memiliki

kemampuan di atas rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan dan kelemahan.

Pada faktor eksternalnya, faktor yang menjadi peluang bagi PT Amani Mastra

adalah keadaan perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil, peluang pangsa pasar

yang masih luas, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih sehat, dan adanya asosiasi

pertanian organik. Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah adanya perubahan

37
cuaca dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia. Faktor ancaman lainnya adalah

semakin meningkatnya persaingan dalam industri, kenaikan harga BBM, konsumen yang

mendapatkan produk subtitusi dan adanya perkembangan jenis hama dan penyakit

tanaman. Matriks EFE yang diperoleh memiliki skor sebesar 2,722 yang berarti PT

Amanis Mastra memiliki kemampuan diatas rata-rata dalam memanfaatkan peluang dan

menghindari ancaman eksternal. Faktor internal dan eksternal mendasari posisi Matriks

IE dengan menggambarkan posisi perusahaan pada sel V yaitu sel pertahanan dan pelihara

dan strategi-strategi umum yang digunakan adalah strategi penetrasi pasar dan strategi

pengembangan produk.

Penentuan strategi selanjutnya menggunakan Matriks SWOT dan penentuan

urutan prioritas strategi menggunakan Matriks QSP. Hasil strategi yang paling baik untuk

diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk organik yang belum

dipasarkan oleh perusahaan, sedangkan strategi lainnya yang dapat diterapkan perusahaan

salah satunya adalah meningkatkan kerjasama dengan petani mitra.

2. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok

Penelitian ini dilakukan oleh Suryadi pada tahun 2014. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks

SWOT. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi internal Pasar Segar Depok berdasarkan

analisis faktor strategis internal dan eksternal diperoleh total skor faktor lingkungan

internal sebesar 2,762 yaitu diatas rata-rata 2,5 yang berarti posisi internal kuat. Total skor

lingkungan eksternal sebesar 3,031 diatas nilai rata-rata 2,50 yang berarti perusahaan

merespon dengan baik kondisi eksternal baik peluang maupun ancaman.

38
Berdasarkan analisis SWOT, didapat tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan

Pasar Segar Depok diantaranya adalah restrukturisasi, meningkatkan kerjasama dengan

pemangku kepentingan, membangun sistem operasional kerja, meningkatkan keahlian

dan keterampilan sumberdaya manusia, meningkatkan aktifitas promosi, mengintensifkan

komunikasi dan konsolidasi dengan para pemilik unit dan pedagang serta meningkatkan

pelayanan dan fasilitas pendukung.

3. Strategi Pengembangan Usaha Hasil Olahan Carica (Studi Kasus Pada


Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten
Wonosobo)

Penelitian ini dilakukan oleh Arief Wahyuaji pada tahun 2016. Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Matriks IFE, Matriks EFE,

Matriks SWOT dan Matriks QSP. Hasil penelitian ini adalah menyatakan bahwa kekuatan

utama industri kecil olahan carica di Kecamatan Mojotengah adalah produk yang

memiliki citra sebagai makanan khas Kabupaten Wonosobo dan kelemahan utamanya

adalah kurangnya kegiatan promosi produk. Apabila dilihat dari peluang utama yang ada

pada industri ini adalah melalui peningkatan kapasitas produksi carica dari segi ancaman

utama industri adalah tanaman carica yang merupakan sebuah tanaman musiman.

Perumusan alternatif strategi yang dilakukan menggunakan Matriks SWOT dihasilkan

delapan buah alternatif strategi beberapa diantaranya adalah memanfaatkan kredit yang

ditawarkan oleh pemerintah untuk pengembangan usaha, melakukan kontrak untuk

pengadaan buah agar supply buah dapat terjamin serta meningkatan upaya pemasaran

melalui peningkatan kegiatan promosi dan memperkuat identitas produk dengan

39
memperbaiki labelisasi produk. Prioritas strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan

kredit yang ditawarkan oleh pemerintah untuk pengembangan usaha.

4. Strategi Bersaing PT Mumtaz Elhakim Perkasa dalam Industri Restoran


Cepat Saji di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan oleh Marsya Ayu Adira pada tahun 2018. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE,

Matriks SWOT dan Matriks QSP. Penelitian ini membahas seputar produk O’Chicken.

Hasil penelitian ini adalah pada analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan

didapatkan tujuh faktor strategis internal yang meliputi empat kekuatan dan tiga

kelemahan, serta delapan faktor strategis eksternal yang meliputi empat peluang dan

empat ancaman. Hasil perhitungan Matriks IFE dengan total nilai 2,69 menunjukkan

bahwa kondisi internal PT MEP berada pada kondisi sedang dan berdasarkan hasil

perhitungan Matriks EFE dengan total nilai 3,36 menunjukkan bahwa PT MEP memiliki

kondisi kuat, kemudian didapatkan hasil pertimbangan dari hasil analisis pada Matriks IE

yang menunjukkan posisi perusahaan dalam kondisi grow and build (Kuadran II).

Hasil Matriks SWOT digunakan untuk memperoleh alternatif strategi bersaing

diantaranya adalah meningkatan kegiatan promosi produk terkait keunggulan bahan baku,

meningkatkan kapabilitas tenaga kerja dalam memanfaatkan teknologi dan media promosi

online, meningkatkan jumlah pemasok bahan baku, melakukan inovasi menu dan menjaga

konsistensi dan menjamin mutu produk. Berdasarkan hasil analisis pada tahap keputusan

menggunakan QSPM, prioritas strategi yang dapat diimplementasikan oleh PT EMP

dengan STAS senilai 7,604 yaitu strategi dengan melakukan inovasi menu, dapat dilihat

pada Tabel 7.

40
Tabel 7. Penelitian Terdahulu

No. Nama Penulis Judul Skripsi Persamaan Perbedaan


1. Nursyamsiyah Strategi Melakukan identifikasi dan Penelitian Nursyamsyiah menggunakan
(2008) Pengembangan menganalisis faktor internal objek penelitian pada usaha sayur organik,
Usaha Produk dan eksternal dan melakukan sedangkan peneliti menggunakan objek
Sayuran Organik penentuan strategi penelitian pada usaha buah-buahan.
Pada PT. Amani perusahaan yang tepat.
Mastra, Jakarta.

2. Suryadi (2014) Strategi Melakukan identifikasi dan Penelitian Suryadi menggunakan objek
Pengembangan menganalisis faktor internal penelitian pada pasar dan tidak
Pasar Segar Depokdan eksternal menggunakan tahap pengambilan
keputusan, sedangkan peneliti
menggunakan objek pada sebuah
perusahaan dan menggunakan Analisis
QSPM sebagai tahap pengambilan
keputusan strategi yang tepat.
3. Arief Strategi Melakukan identifikasi dan Penelitian Arief Wahyuaji menggunakan
Wahyuaji(2016) Pengembangan menganalisis faktor internal objek penelitian pada usaha hasil olahan
Usaha Hasil dan eksternal dan melakukan carica, sedangkan peneiliti menggunakan
Olahan Carica penentuan strategi objek penelitian yang berfokus pada usaha
(Studi Kasus Pada perusahaan yang tepat. budidaya buah-buahan
Industri Kecil
Olahan Carica di
Kecamatan
Mojotengah,
Kabupaten
Wonosobo)

41
4. Marsya Ayu Strategi Bersaing Melakukan identifikasi dan Penelitian Marsya menggunakan objek
Adira (2018) PT Mumtaz menganalisis faktor internal penelitian pada usaha industri restoran
Elhakim Perkasa dan eksternal dan melakukan cepat saji, sedangkan peneliti
dalam Industri penentuan strategi menggunakan objek penelitian yang
Restoran Cepat perusahaan yang tepat. berfokus pada usaha budidaya buah-buahan
Saji di Indonesia.

42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Insan Mutiara Perdana yang beralamat di JL.

H. Dulwanih No. 31, Bedahan, Sawangan, Kota Depok. Pemilihan lokasi dilakukan

secara purposive dengan pertimbangan bahwa perusahaan merupakan salah satu sentra

produksi dan pemasaran buah jambu biji yang memiliki skala usaha cukup besar di

Kota Depok. Kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan turun lapang,

wawancara, observasi (pengamatan), serta pengumpulan data yang digunakan dalam

pengolahan data. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019 hingga Maret

2020.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan data yang diambil oleh penulis dari pengamatan langsung,

diskusi serta wawancara. Pengambilan wawancara dilakukan bersama dengan pemilik

perusahaan sekaligus sebagai direktur utama dan juga manajer keuangan. Daftar

wawancara dan kuisioner berisi pertanyaan seputar keadaan umum, kegiatan

perusahaan yang menyangkut seputar internal dan eksternal serta analisis strategi yang

menghasilkan keputusan atau saran ke perusahaan. Data sekunder diperoleh dari


berbagai literatur seperti BPS, jurnal, buku dan data internal CV Insan Mutiara Perdana

yang terkait dengan topik penelitian ini.

3.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability

sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan suatu teknik yang

menetapkan ciri-ciri khusus yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Responden

terbagi kedalam dua jenis yaitu responden internal dan eksternal. Responden internal

yaitu Bapak Syukron selaku direktur utama dan Bu Dyta sebagai manajer keuangan di

CV Insan Mutiara Perdana. Pada responden eksternal terdiri dari tiga tenaga ahli

diantaranya praktisi di bidang budidaya jambu biji yaitu Bapak Hamidin, dan dua

tenaga ahli yaitu Bapak Ade yang memiliki fokus dibidang manajemen dan juga Bu

Leni dibidang Agribisnis. Kriteria responden yang dipertimbangkan bagi responden

internal adalah memiliki informasi yang lengkap dan valid, disebabkan turut ikut serta

dalam menjalankan perusahaan dan mengetahui seluk beluk perusahaan. Kriteria

responden eksternal untuk praktisi adalah orang yang memiliki usaha dan pengalaman

dibidang usaha budidaya jambu biji dan untuk tenaga ahli memiliki pemahaman

mengenai manajemen, pemasaran, keuangan serta produksi yang ditinjau menurut

teori.

44
3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Observasi

Teknik observasi lapangan digunakan untuk memperoleh data pendukung tentang

keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Teknik ini dilakukan dengan

mengamati secara langsung aktivitas di CV Insan Mutiara Perdana yang

berhubungan dengan objek penelitian.

2. Wawancara

Teknik wawancara terhadap responden dengan menggunakan daftar pertanyaan.

Pada wawancara ini dilakukan secara mendalam kepada pemilik dan manajer

keuangan CV Insan Mutiara Perdana.

3. Studi kepustakaan

Studi pustaka diperoleh dan dikumpulkan dengan membaca, merangkum,

mengambil kesimpulan serta mengutip pendapat dari berbagai sumber buku,

skripsi, laporan atau dokumen perusahaan dan sumber lainnya yang terkait seputar

penelitian.

4. Kuisioner

Kuisioner atau angket merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak

langsung. Penulis memberikan kuisioner kepada narasumber untuk mendapatkan

sejumlah data tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta penilaian

responden terhadap CV Insan Mutiara Perdana.

45
3.5 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

lingkungan internal dan eksternal serta analisis SWOT. Analisis kuantitatif

menggunakan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor

Evaluation), sedangkan dalam tahap pemaduan menggunakan analisis IE (Internal-

External). Matriks SWOT digunakan untuk menghasilkan strategi-strategi yang sesuai

dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Penentuan prioritas dianalisis

menggunakan Matriks QSP yang terdiri dari beberapa alternatif strategi yang

dihasilkan, dapat dilihat kerangka formulasi strategis pada Gambar 3.

Tahap Pengumpulan Data


Evaluasi Faktor Internal Evaluasi Faktor Eksternal
Tahap Analisis
Matriks IE Matriks SWOT

Tahap Prioritas Strategi


Matriks QSP
Gambar 3. Kerangka Formulasi Strategis

3.5.1 Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini tidak hanya sekadar pengumpulan data, namun merupakan suatu

kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Tahap ini dapat dibedakan menjadi dua

yaitu data internal dan data eksternal. Data internal dapat diperoleh dari dalam

perusahaan, seperti laporan keuangan, laporan kegiatan sumber daya manusia, laporan

kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran, sedangkan pada data eksternal dapat

46
diperoleh dari lingkungan diluar perusahaan seperti analisis pasar, analisis kompetitor,

analisis komunitas, pemasok, pemerintah serta kelompok kepentingan tertentu.

3.5.1.1 Matriks EFE dan IFE

Data yang sebelumnya telah diidentifikasi dari kondisi eksternal dan internal

perusahaan langkah selanjutnya adalah dengan memberi bobot pada masing-masing

faktor. Menurut Rangkuti (2016:24), penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan

identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada responden yang telah terpilih.

Berikut langkah penentuan Matriks EFE dan IFE pada CV Insan Mutiara Perdana:

a. Menyusun kolom 1 mengenai peluang dan ancaman untuk faktor eksternal dan

kekuatan dan kelemahan untuk faktor internal perusahaan sebanyak 5 sampai

dengan 10.

b. Memberikan bobot pada masing-masing faktor dalam kolom 2, penentuan

bobot dilakukan dengan mengajukan faktor strategis internal dan eksternal

kepada pihak perusahaan.

c. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor. Nilai skala

dalam perhitungan ini adalah

1 = IFE (Kelemahan Utama) / EFE (Respon perusahaan rendah)

2 = IFE (Kelemahan Minor)/ EFE (Respon perusahaan rata-rata)

3 = IFE (Kekuatan Minor) / EFE (Respon perusahaan diatas rata-rata)

4 = IFE (Kekutan Utama) / EFE (Respon perusahaan superior)

47
d. Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari

4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Menjumlahkan skor tertimbang untuk memperoleh total skor pembobotan bagi

perusahaan yang bersangkutan.

Tabel 8. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x Rating


No.
Internal
Kekuatan
1.
2.
1.
3.
4.
5.
Kelemahan
1.
2.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber: Rangkuty, Freddy (2016:27)

48
Tabel 9. Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot x Rating
No.
Eksternal
Peluang
1.
2.
1.
3.
4.
5.
Ancaman
1.
2.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber: Rangkuty, Freddy (2016:26)

3.5.2 Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan berdasarkan informasi yang diturunkan dari tahap

input untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan

kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal

adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak. Pada tahap analisis dari

kerangka kerja perumusan strategi diantaranya adalah Matriks IE dan Matriks SWOT.

3.5.2.1 Matriks Internal-Eksternal (IE)

Matriks internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE-

Model). Pada Matriks IE parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan

internal perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Menurut Rangkuti

49
(2016:95), Matriks IE menjelaskan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya

kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

a. Gowth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2,

5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

b. Stability Strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi

yang telah diterapkan.

c. Retrenchment Strategy (sel 3, 6,dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

50
Total Rata-rata Tertimbang

3,0 2,0 1,0


I 2 3
GROWTH GROWTH RETRENCHMENT

Konsentrasi Konsentrasi melalui Turnaround


melalui integrasi integrasi horizontal
vertikal
Tinggi
Total Rata-rata Tertimbang

3,0
4 5 6
STABILITY GROWTH RETRENCHMENT
Hati-hati Konsentrasi melalui
integrasi horizontal Captive Company
atau Divestment
STABILITY
Tak ada perubahan
Sedang profit strategy
2,0
7 8 9
GROWTH GROWTH RETRENCHMENT

Diversifikasi Diversifikasi Bangkrut atau


Rendah Konsentrik Konglomerat Likuidasi
1,0
Tinggi Rata-rata Lemah

Gambar 4. Matriks IE
Sumber: Rangkuti, Freddy (2016:95)

3.5.2.2 Matriks SWOT

Menurut Assauri (2016;71), analisis SWOT merupakan ringkasan dari

keunggulan dan kelemahan perusahaan yang dikaitkan dengan peluang dan ancaman

lingkungan. SWOT merupakan akronim dari Strength dan Weakness internal dari suatu

perusahaan serta Opportunities dan Threat lingkungan yang dihadapi. Strength

merupakan sumberdaya atau kapabilitas yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi

51
suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul dibandingkan pesaing

dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilayaninya. Weakness merupakan

keterbatasan atau kekurangan dalam satu atau lebih sumber daya atau kapabilitas suatu

perusahaan relatif terhadap pesaingnya yang menjadi hambatan dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan secara efektif. Opportunity merupakan situasi utama yang

menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Threat merupakan situasi utama

yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu perusahaan. Robinson dan Pearce

(2006: 200) menyatakan analisis SWOT merupakan sebuah teknik historis yang

terkenal yaitu para manajer menciptakan sebuah gambaran umum secara cepat

mengenai situasi perusahaan. Menurut David (2012:327), Matriks SWOT

menggunakan informasi yang didapat dari tahap input dan merupakan alat yang penting

untuk membantu manajer mengembangkan empat kemungkinan alternatif strategi,

yaitu:

a) Strategi S-O adalah menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal.

b) Strategi W-O bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang eksternal.

c) Strategi S-T menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi perngaruh dari ancaman eksternal.

d) Strategi W-T adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.

52
Tabel 10. Matriks SWOT
Internal Kekuatan Kelemahan
No.
Eksternal (Strengths – S) (Weaknesses-W)
Peluang
1.
(Opportunities – O)
Ancaman
2.
(Threats- T)
Sumber: Wheleen & Hunger (2010) dalam Assauri (2016:77)

3.5.3 Tahap Evaluasi

Pada tahap ini termasuk kedalam strategi tambahan yang dihasilkan dari

analisis pencocokkan dari tahap analisis sebelumnya yang selanjutnya didiskusikan

dan ditambahkan kedalam daftar pilihan alternatif yang layak dan selanjutnya

diimplementasikan oleh perusahaan (David, 2006:308).

3.5.3.1 Matriks QSP (Quantitive Strategy Planning Matriks)

Menurut David (2011:350-351), terdapat satu teknik yang digunakan untuk

merumuskan alternatif strategi yang terbaik yaitu matriks perencanaan strategi

kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)). QSPM menggunakan

input dari analisis tahap satu dan hasil tahap pencocokkan untuk menentukan secara

objektif diantara alternatif strategi. Matriks ini mengevaluasi alternatif berdasarkan

faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya

untuk memilih alternatif strategi yang terbaik. Secara konsep, QSPM menentukan daya

tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci

internal dan eksternal dimanfaatkan untuk diperbaiki. Terdapat enam langkah untuk

mengembangkan QSPM:

53
1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di CV Insan

Mutiara Perdana yang ingin diidentifikasi pada kolom kiri Matriks QSP.

Informasi yang diambil, didapatkan dari Matriks IFE dan EFE.

2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot

diseragamkan dengan Matriks IFE dan EFE.

3. Mengevaluasi Matriks tahap pencocokan dan identifikasi alternatif strategi

yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan.

4. Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores (AS)). Nilai daya tarik

didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari

masing-masing strategi dalam kesatuan alternatif tertentu. Secara spesifik nilai

daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi. Jangkauan untuk nilai

daya tarik adalah :

1= tidak menarik

2= agak menarik

3= cukup menarik

4= sangat menarik

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores (TAS)). Total

nilai daya tarik didefinisikan sebagai produk pengalian bobot (langkah 2)

dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Semakin tinggi

nilai daya tarik, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.

54
6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (STAS) pada masing-masing kolom.

Penjumlahan ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap

sel alternatif. Apabila hasil dari penjumlahan tersebut menghasilkan nilai yang

tinggi, maka strategi tersebut yang paling layak diaplikasikan oleh perusahaan.

Tabel 11. Matriks QSP


No. Alternatif Strategi
Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
1. Faktor Internal
Kunci

Kekuatan
………
Kelemahan
………
2. Faktor Eksternal
Kunci

Peluang
………
Ancaman
………
Penjumlahan Total Daya
Tarik
Sumber: David (2011:193)

55
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN

4.1 Sejarah CV Insan Mutiara Perdana

CV Insan Mutiara Perdana pada awalnya memulai karir dibidang katering

dengan memiliki legalitas usaha pada tahun 2004. Pak Syukron yang merupakan

pemilik dari CV Insan Mutiara Perdana tidak hanya berfokus pada usaha katering saja

melainkan juga ditunjuk oleh para petani setempat untuk menjadi ketua kelompok tani

yang ada di Depok. Beliau bertugas memberi arahan, memasarkan sekaligus menjadi

pengepul pada saat itu. Aliansi Depok Organik terdiri atas petani belimbing organik.

Pihak kelompok tani memasarkannya ke pasar tradisional yang ada di Depok.

Pada tahun 2007, sehubungan dengan banyaknya permintaan buah-buahan

organik, Pak syukron ingin meningkatkan supply secara pribadi dengan menyewa

sebuah lahan kosong didekat Perumahan Bukit Rivaria dengan luas lahan sekitar 2 Ha

menggunakan dana pribadinya. Lahan yang telah disewa, kemudian diolah untuk

memperbaiki tekstur dan kualitas tanah menjadi organik. Tanah ditanami bibit jambu

biji dan menghasilkan sebanyak 400 pohon tanaman namun, kini menjadi 8000m2

dengan 249 pohon jambu biji yang produktif. Lahan tersebut pada awalnya dirawat

oleh petani yang telah ditunjuk oleh beliau, kemudian seiring berjalan waktu

perusahaan mengambil tenaga kerja dari luar. Selama 3 tahun perusahaan mengolah

tanah dan berproses melakukan budidaya jambu biji.


Pada tahun 2010 CV Insan Mutiara Perdana resmi berdiri dengan memiliki

komoditas jambu biji dengan mendapat supply belimbing dari Aliansi Depok Organik.

Pada tahun yang sama Pak Syukron mendapatkan kepercayaan sebagai pemasok

(supplier) untuk produk belimbing dan jambu biji merah pada PT Midi Utama

Indonesia. Berjalannya waktu CV Insan Mutiara Perdana melebarkan sayapnya untuk

fokus ke budidaya jambu biji kristal dengan menyewa lahan sekitar 4 hektar, namun

pohon jambu biji yang produktif baru sekitar 80 pohon dengan lahan yang telah diolah

seluas 5000m2. Pemasaran jambu biji kristal juga ikut dipasarkan di PT Midi Utama

Indonesia dan kini perusahaan sudah memasarkan produknya disekitar Jabodetabek.

Perusahaan saat ini memiliki dua jenis komoditas buah yang dibudidayakan yaitu

jambu biji dengan dua varietas yaitu jambu biji merah dan kristal dengan komoditas

belimbing yang bermitra dengan petani dalam Aliansi Depok Organik tersebut.

4.2 Lokasi dan Letak Geografis CV Insan Mutiara Perdana

Lokasi CV Insan Mutiara Perdana terletak di Jl H. Dulwanih No. 31, Bedahan,

Sawangan, Kota Depok. Lokasi perkebunan berada di Sawangan dan Sentul, Bogor.

Secara Geografis, Kecamatan Sawangan merupakan sebuah daerah yang memiliki luas

wilayah mencapai 4.671.20 Km2 dengan luas area sekitar 2 939 93 Ha. Memiliki

ketinggian wilayah dari permukaan laut berkisar 50 m sampai dengan 60 m. Permukaan

tanah yang dimiliki relatif datar dan tidak berbukit-bukit. Secara administratif

Kecamatan Sawangan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

57
1. Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Banten,

Kecamatan Limo.

2. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Bogor.

3. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Bojongsari.

4. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Limo dan Kecamatan Pancoran

Mas.

Lokasi kebun di Sentul, secara Geografis memiliki luas area ± 3000ha.

Memiliki ketinggian 200-750 mdpl dengan kemiringan sekitar 0%-25%. Permukaan

tanah merupakan kawasan yang bergelombang dan berbukit-bukit. Suhu rata-rata

bulanan ini berdasarkan stasiun pengukur Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG),

Darmaga, Bogor berkisar antara 24,55oC – 26,75oC.

4.3 Visi dan Misai CV Insan Mutiara Perdana

Visi perusahaan dapat memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan

dan memberi sebuah inspirasi dalam mencapai kinerja yang maksimal. Visi perusahaan

yaitu menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Visi yang

ingin tercapai dengan baik memerlukan beberapa misi yang harus dilakukan, berikut

misi perusahaan yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan agar dapat memuaskan pelanggan.

2. Meningkatkan nilai perusahaan melalui kreativitas, inovasi dan

pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

58
4.4 Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana

Direktur Utama

Karyawan
Manajer Keuangan Karyawan Budidaya
Pascapanen

Gambar 5. Struktur Organisasi CV Insan Mutiara Perdana


Deskripsi dari masing-masing bagian struktur organisasi pada CV Insan

Mutiara Perdana:

1. Direktur Utama

Direktur utama pada CV Insan Mutiara Perdana sekaligus sebagai perusahaan.

Direktur utama merupakan pimpinan di perusahaan. Pemilik memiliki tugas

sebagai pengatur, pembuat keputusan dan mengawasi seluruh kegiatan yang

dijalankan perusahaan seperti bagian budidaya, keuangan dan pascapanen dan ikut

melakukan pemasaran melalui media online.

2. Manajer Keuangan

Fungsi dari manajer keuangan sendiri yaitu mengatur keluar masuknya

keuangan perusahaan, seperti keperluan untuk membeli keperluan saprotan untuk

budidaya atau biaya transportasi dalam pendistribusian barang.

59
3. Karyawan Budidaya

Fungsi dari karyawan budidaya adalah orang-orang yang bertugas melakukan

proses budidaya jambu yang meliputi penyemaian bibit baru, pemupukan,

pemangkasan, pengaritan atau sanitasi lahan, pembungkusan buah dan pengairan.

4. Karyawan Pascapanen

Tugas dari seorang karyawan pascapanen yaitu melakukan proses yang

berkaitan dengan pascapanen diantaranya meliputi panen buah, mengambil

jambu dari bungkusnya, melakukan packaging yang meliputi wrapping dan

pemuatan kedalam krat atau kontainer, serta pendistribusian barang.

4.5 Sumber Daya CV Insan Mutiara Perdana

Sumber daya mempunyai peranan penting untuk menunjang proses

berjalannnya perusahaan. Sumber daya di CV Insan Mutiara Perdana terbagi menjadi

dua yaitu sumber daya fisik dan sumber daya manusia:

1. Sumber Daya Fisik

Sumber daya fisik merupakan salah satu aset perusahaan meliputi sarana

dan prasarana. Sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan antara lain kantor,

toilet, gudang penyimpanan, musholla, penginapan karyawan serta peralatan

yang menunjang kegiatan. Lahan yang digunakan merupakan lahan sewa

luasnya sebesar 1 Ha. Lahan sebanyak 8000 m2 digunakan untuk penanaman

kebun jambu biji merah dan 2000m2 dibangun untuk kantor. Lahan perusahaan

60
juga terletak di Sentul, Bogor dengan luas lahan sekitar 4 Ha untuk penanaman

jambu kristal, namun lahan yang baru ditanami jambu biji kristal hanya 5000

m2. Peralatan yang dimiliki oleh CV Insan Mutiara Perdana seperti mesin air,

toren, arit, sepatu boots, pembungkus jambu, tali pengikat, mesin sealer,

sterefoam, plastik wrapping, kontainer, pisau, ember, sorong.

2. Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga kerja di CV Insan Mutiara Perdana sebanyak 13 orang

berikut direktur utama dan juga manajer keuangan, 11 orang bekerja di Kebun

Sawangan dan dua orang berada di Kebun Sentul. Status pekerja merupakan 5

orang pekerja tetap dan 8 orang pekerja harian. Hari kerja di CV Insan Mutiara

Perdana dilaksanakan setiap hari untuk karyawan harian dan untuk karyawan

tetap memiliki jam kerja tiap hari senin hingga sabtu, kedua jenis karyawan

tersebut memiliki jam kerja dimulai pada pukul 07.00 sampai dengan 17.00

dengan waktu istirahat dimulai pukul 11.00 hingga 13.00.

4.6 Produk CV Insan Mutiara Perdana

Budidaya yang dilakukan CV Insan Mutiara Perdana meliputi satu komoditas

dengan dua varietas yaitu jambu biji merah dan jambu biji kristal. Produk CV Insan

Mutiara Perdana merupakan produk buah-buahan yang belum diolah. Harga produk

disesuaikan dengan yang ditawarkan oleh pihak perusahaan dan disepakati oleh pihak

retail dan pasar. Berikut harga jambu biji di CV Insan Mutiara Perdana, dapat dilihat

pada Tabel 12.

61
Tabel 12. Harga produk CV Insan Mutiara Perdana

No. Produk Harga


1. Jambu biji merah Rp 8 000/kg
2. Jambu biji kristal Rp 13 000/kg
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana

4.7 Kegiatan Operasional CV Insan Mutiara Perdana

Kegiatan operasional usaha CV Insan Mutiara Perdana meliputi proses

budidaya jambu biji merah dan kristal. Proses budidaya jambu biji merah dan kristal

memiliki cara penanganan dan penggunaan teknologi yang hampir sama. Berikut

skema tahapan kegiatan budidaya jambu biji merah CV Insan Mutiara Perdana.

62
Persiapan Lahan

Penanaman

Pemeliharaan
• Pemangkasan dan
Perundukan
• Penyiraman
• Pemupukan
• Pemberian Pestisida
• Pembungkusan
• Sanitasi

Pembungkusan

Pemanenan

Penyortiran

Pengepakan

Distribusi

Gambar 6. Kegiatan operasional CV Insan Mutiara Perdana


1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan untuk melakukan penanaman. Lahan diolah terlebih

dahulu selama 2 tahun dengan memasukkan sampah daun kedalam tanah. Selama

persiapan dilakukan, hal lain yang disiapkan adalah menyiapkan bibit terlebih

dahulu. Bibit jambu merah perusahaan membelinya secara langsung, sedangkan

untuk jambu kristal perusahaan menggunakan teknik grafting. Setelah tanah

63
diperkirakan cukup gembur selanjutnya membuat jarak tanam sebesar 6x5 m untuk

jambu biji dan kristal. Bibit jambu dalam satu hektar didapatkan sekitar 249 pohon

yang produktif untuk 8000m2 dan untuk lahan di Sentul mendapatkan 80 pohon

yang produktif dengan lahan yang telah diolah sebanyak 5000m2.

2. Penanaman

Penanaman pohon jambu biji merah dilakukan setelah bibit sudah cukup umur.

Berikut langkah penanaman bibit jambu biji merah:

1. Menggali lubang seukuran polybag dengan ukuran 40cm dan diameter 30

cm. Setelah itu diberi pupuk dengan perbandingan tanah dan pupuk yaitu

35%:65%.

2. Membuka polybag dengan menarik pelan-pelan sampai bibit dapat terambil

dari polybag.

3. Memasukkan bibit tepat ditengah lubang yang tersedia lalu kembali tutup

dengan tanah.

Penanaman jambu merah dengan cara membelinya, sedangkan jambu

kristal menggunakan teknik grafting. Teknik grafting merupakan teknik

sambung pucuk. Cabang atau batang yang digunakan perusahaan berasal dari

pohon induk jambu kristal yang didapatkan dari Bogor dan telah disertifikasi

oleh BSB Provinsi Bandung. Pohon induk yang digunakan perusahaan

menggunakan pohon jambu biji varietas jambu biji merah. Cara perusahaan

dalam melakukan grafting yaitu 1) menyiapkan batang bawah (seling) dengan

64
tinggi 40 cm dan tanaman induk yang telah berumur tiga bulan, kemudian belah

batang sambungan dari atas, 2) menyiapkan pucuk pohon jambu kristal dan di

potong minimal 1 ruas sampai 3 ruas, 3) menyambungkan kedua batang dan

ikat dengan plastik 4) setelah proses grafting selesai, dilakukan pengecekan

untuk mengetahui sudah layak ditanam atau belum. Setelah diperkirakan

berhasil, perusahaan baru mulai menanam ke lubang tanam yang sudah

disiapkan. Perusahaan biasanya menunggu proses grafting sekitar 3 bulan.

3. Pemeliharaan
Selama pemeliharaan bibit jambu biji yang dilakukan oleh CV Insan Mutiara

Perdana terdiri atas pemangkasan dan perundukkan, penyiraman, pemupukan,

pembungkusan serta sanitasi.

a. Pemangkasan dan perundukkan

Biasanya pemangkasan dan perundukkan dilakukan secara bersamaan.

Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi tunas air atau cabang-cabang

pohon yang tidak memiliki potensi menjadi produktif dalam menghasilkan

buah. Pemangkasan dilakukan seminggu sekali menggunakan gunting

pangkas atau gergaji. Satu tandan dilakukan pemangkasan dengan memilih

buah yang bagus dan tidak berbolong. Adapun ciri-ciri dari tunas air yaitu

cabang pohon menghadap keatas, ujung cabang tidak memiliki bunga atau

bakal buah. Tunas air dapat tumbuh disekitar ujung batang pohon, cabang

yang sudah tua dan penuh dengan daun yang mati.

65
Pada perundukkan bertujuan untuk menjadikan produksi jambu menjadi

optimal, sebab apabila dilakukan perundukkan maka kulit batang pohon

menjadi pecah sehingga kambium terlihat dan membuat potensi tumbuhnya

tunas baru tumbuh. Tunas baru yang tumbuh diharapkan memiliki tunas

yang berpotensi menghasilkan bakal buah baru. Perundukkan tersebut

dilakukan pada cabang pohon jambu, sedangkan perundukkan yang

dilakukan pada batang jambu sendiri berbeda perlakuan, yaitu dengan

menggunakan sisa kain jahit bekas yang ditarik kebawah dengan bentuk

memanjang.

b. Penyiraman

Penyiraman CV Insan Mutiara Perdana dilakukan tiap sore pada saat musim

kemarau. Kebutuhan asupan air sangat banyak dibutuhkan oleh pohon agar

dapat berproduksi dengan optimal sedangkan, pada musim penghujan

penyiraman dilakukan seminggu sekali dan jika diperlukan.

c. Pemupukan

Pupuk yang digunakan oleh CV Insan Mutiara Perdana terbagi kedalam dua

jenis pupuk yaitu pupuk cair dan padat. Pupuk cair yang digunakan

perusahaan yaitu pupuk udang cair, yang didapatkan dari pabrik kerupuk

dan pupuk padat menggunakan pupuk kompos. Diantara kedua pupuk

tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Pupuk cair berkonsentrasi terhadap

daun dan pupuk padat berkonsentrasi pada tanah dan batang dari pohon.

66
Pemupukan pupuk cair dilakukan setiap 2 minggu sekali agar daun dan

buah tetap terjaga dari hama yang dapat merusak hasil produksi dari pohon

jambu biji. Pemupukan padat dilakukan di tanah yang telah disiapkan.

Tanah yang telah disiapkan dibentuk mengitari pohon jambu, gunanya agar

pupuk mudah diserap dan tidak terbawa air apabila ada hujan air atau

penyiraman dilakukan. Pupuk padat juga berfungsi untuk memperbaiki

struktur tanah. Pemupukan padat dilakukan pada saat musim panas saja,

karena pada saat musim hujan dapat terjadi drainase dibawah pohon jambu

yang berfungsi untuk tempat penyerapan. Air pemupukan padat biasannya

memiliki dosis sebanyak 150kg/pohon dan diberikan setiap 7 bulan sekali.

d. Pemberian pestisida

Pemberian pestisida pada perusahaan menggunakan biopestisida dengan

menggunakan olahan buah maja, daun mimba, antawali, mahoni, bawang

merah, cabe keriting, lengkoas dan kunyit dengan perbandingan yaitu 1

liter: 10 cc, selain itu pengendalian hama juga dilakukan dengan

menggunakan pengasapan. Pengasapan tersebut dihasilkan dari

pembakaran bongkol kelapa. Tujuannya untuk membuat organisasi

pengganggu tanaman (OPT) tidak hinggap didaun dan pohon.

67
e. Pembungkusan

Pembungkusan berfungsi untuk menjaga bakal buah agar tidak diserang

oleh hama dan penyakit seperti lalat buah, kutu putih dan sengatan matahari.

Pembungkusan juga berfungsi sebagai pembantu agar buah yang dihasilkan

tetap segar saat dipanen. Pembungkusan dilakukan terhadap buah jambu

yang memiliki ukuran sebesar jempol kaki dengan menggunakan plastik

yang didalamnya terdapat kertas koran.

f. Sanitasi

Tiap tanaman memiliki kendala dengan tumbuhnya gangguan seperti gulma

yang berada disekitar pohon. Hal ini dipengaruhi oleh proses pemupukan

dan adanya penyinaran matahari yang cukup sehingga menjadikan

terangsangnya pertumbuhan gulma disekitar pohon. Sanitasi berfungsi

membuat tanah menjadi sehat karena mendapatkan asupan cahaya sinar

matahari dengan cukup serta unsur hara akan terserap penuh oleh pohon

jambu dengan optimal. Sanitasi diperusahaan biasanya dilakukan apabila

sudah setinggi betis orang dewasa.

4. Pemanenan

Pemanenan dilakukan sekitar 2 tahun setelah penanaman awal dan kurang lebih

selama 3 bulan pada saat masa panen sebelumnya. Adapun ciri-ciri buah jambu

merah yang telah siap panen adalah buah yang sudah berwarna hijau mengkilap

dan belum menjadi berwarna kuning. Pemanenan dilakukan saat kondisi buah

68
masih berwarna hijau dengan tujuan apabila produk telah sampai ke konsumen

akhir tidak menjadi busuk dan mudah rusak sehingga, tidak mengakibatkan adanya

kerugian akibat adanya pengembalian barang. Pemanenan dilakukan dengan

menggunakan gunting pangkas dan memetik buah beserta dengan tangkainya

selanjutnya dikumpulkan ke sorong dan dikumpulkan ke tempat penyortiran buah.

5. Penyortiran

Penyortiran dilakukan untuk mengetahui jambu yang masih belum masak

sempurna dengan jambu yang telah masak sempurna serta memisahkan antara

jambu yang cacat dan busuk. Ciri-ciri jambu yang lolos penyortiran dan masuk

kedalam kriteria yang ingin dijual ke retail adalah jambu yang mempunyai warna

hijau cerah, permukaan halus dan tidak bolong-bolong. Sisanya jambu yang tidak

sesuai kriteria dijual ke Pasar Depok atau pengepul dan juga orang yang memesan

buah jambu. Penyortiran dilakukan sebelum melakukan packing jambu. Lamanya

pelaksanaan tergantung dari banyaknya jambu yang dipanen.

6. Pengepakan

Proses pengepakan dilakukan setelah proses penyortiran dilakukan.

Pelaksanaan pengepakan pada CV Insan Mutiara Perdana dilakukan menggunakan

sterefoam. Jambu yang telah disortir kemudian ditaruh diatas sterefoam sebanyak

4 buah, selanjutnya di wrapping menggunakan plastik wrap, dan dilabeli. Hasil

packaging tersebut dimasukkan kedalam tray. Tray sebelumnya disiapkan dengan

bagian bawah yang dilapisi tumpukkan koran dan dindingnya dilapisi oleh koran,

69
gunanya agar jambu tidak terkena lecet atau rusak saat proses pengiriman barang.

Kapasitas yang dimasukkan dalam satu tray yaitu jambu yang telah dipacking

kemudian disusun dengan 4 susunan.

7. Pendistribusian

Proses pendistribusian dilakukan menggunakan mobil box. Biasanya dalam

proses pendistribusian pengepakan disusun makismal 3 tray. Fungsinya selain lebih

efisien dari segi penempatan, agar proses distribusi cepat adalah meminimalisir

biaya transportasi yang dikeluarkan.

70
BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dilakukan dengan meninjau faktor-faktor yang

terdapat didalam industri untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan

yang terjadi didalam usaha. Analisis internal berfokus untuk melihat kekuatan dan

kelemahan. Hasil ini dapat dimanfaatkan untuk menganalisis kekuatan untuk

mengatasi kelemahan perusahaan. Faktor-faktor internal yang dimiliki meliputi aspek

manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi.

5.1.1 Manajemen

David (2017:86) mengatakan fungsi dari manajemen terdiri atas lima aktivitas

dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan karyawan, dan

pengendalian. Perencanaan perusahaan dirangkum ke dalam pernyataan visi dan misi.

Penyusunan visi dan misi serta program kerja, pembuatan target perusahaan

merupakan kegiatan yang dilakukan dalam upaya perencanaan perusahaan.

Perencanaan yang dilaksanakan oleh CV Insan Mutiara Perdana masih kurang terkait

penentuan target yaitu belum terfokus, jelas dan terukur. Penentuan target perusahaan

masih terbilang cukup luas. Menurut David (2017:30), pernyataan visi harus

mengungkapkan jenis usaha yang dijalankan perusahaan, sedangkan visi perusahaan

yaitu menjadikan perusahaan yang tangguh dan pilihan utama pelanggan. Pernyataan
visi masih bermakna luas dikarenakan perusahaan belum menggambarkan jenis usaha

yang dilakukan perusahaan. Pada misinya menurut David (2017:34), karakteristik

dalam pernyataan misi harus menginspirasi, mendefinisikan manfaat produk untuk

pelanggan, mencakup kesembilan komponen yaitu perhatian untuk karyawan,

perhatian atas citra publik, mengungkapkan perusahaan bertanggung jawab pada

lingkungan dan masyarakat. Pada misi perusahaan yaitu meningkatkan kualitas

pelayanan, agar dapat memuaskan pelanggan dan meningkatkan nilai perusahaan

melalui kreativitas, inovasi dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Misi

tersebut menyatakan perusahaan hanya berfokus pada kebutuhan pelanggan dan

perhatian terhadap karyawan namun, tidak mengungkapkan seputar manfaat produk

untuk pelanggan dan tidak mengungkapkan perusahaan bertanggung jawab terhadap

lingkungan. Apabila dilihat pada misi yang kedua, perusahaan belum melakukan

pengembangan kompetensi sumber daya manusia khususnya dibidang jambu biji.

Kegiatan pengorganisasian, pengorganisasian menurut David (2017:86)

meliputi semua aktivitas manajerial yang menghasilkan hubungan struktur pekerjaan

dan otoritas. CV Insan Mutiara Perdana belum terlihat mulai dari pembuatan struktur,

penyusunan deskripsi pekerjaan, dan pendelegasian terhadap tugas-tugas pekerjaan

dan berkoordinasi antar anggota tim. Beberapa karyawan memiliki tugas lebih dari satu

dan belum mempunyai tugas yang tetap.

Pemotivasian melibatkan pengarahan yang bertujuan membentuk perilaku

manusia (David, 2017:86). Proses pemberian motivasi dilakukan oleh direktur utama.

72
Direktur utama yang bertugas memberi motivasi, mengambil keputusan, dan

mengawasi seluruh kegiatan yang dijalankan perusahaan seperti bagian budidaya,

keuangan dan pascapanen. Implementasi yang dilakukan direktur utama kepada para

karyawannya adalah melakukan komunikasi kepada karyawan, menanyakan pada

karyawannya mengenai kendala, melakukan pendekatan pada keluarga karyawan,

dengan tujuan menjalin persaudaraan.

Pengendalian mengacu pada aktivitas manajerial yang mengarahkan dan

memastikan bahwa hasil dapat sesuai dengan yang direncanakan. Pengendalian yang

dilakukan oleh CV Insan Mutiara Perdana berupa rapat evaluasi tiap bulannya pada

karyawan tentang kendala yang dialami selama dikebun serta laporan tertulis secara

berkala mengenai pengeluaran perbulannya. Pengendalian diharapkan dapat

mengidentifikasi masalah yang kemungkinan muncul dan segera dicari solusi atas

masalah tersebut. CV Insan Mutiara Perdana memiliki karyawan yang terdiri atas

direktur utama, manajer keuangan, karyawan budidaya dan pascapanen. Karyawan

kebun dan budidaya memiliki tingkat pendidikan rendah dan belum memiliki keahlian

dibidang pertanian khususnya jambu biji. Direktur utama dan manajer keuangan lebih

kepada urusan manajemen dan pemasaran perusahan. Berikut karyawan yang berada

di CV Insan Mutiara Perdana menurut tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 13.

73
Tabel 13. Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan
CV Insan Mutiara Perdana
No. Keterangan Jumlah Tingkat Pendidikan
1 Direktur Utama 1 SMA
2 Manajer Keuangan 1 S1
3 Karyawan Budidaya 9 SD, SMP
4 Karyawan Pascapanen 2 SD
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana

5.1.2 Aspek Pemasaran

Pemasaran dapat dideskripsikan dengan mendefinisikan, mengantisipasi,

membuat dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk dan jasa (David,

2017:90). Pemasaran yang dilakukan CV Insan Mutiara Perdana untuk brand Depok

Organik melakukan segmentasi pasar yaitu masih dapat mencakup Jabodetabek, untuk

segala jenis usia dan orang yang memiliki gaya hidup sehat. Target yang dituju

perusahaan adalah konsumen retail. Positioning produk berfokus pada konsumen yang

menyukai produk organik maupun non organik.

Aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dari retail disusul

oleh pemesanan dari konsumen karyawan dan ibu rumah tangga dimana sisa barang

yang mengalami kecacatan yang banyak dialihkan atau baru dipasarkan ke Pasar

Depok. Berikut permintaan dan produksi untuk komoditas buah jambu biji merah dan

kristal, dapat dilihat pada Tabel 14.

74
Tabel 14. Permintaan, Produksi dan Realisasi
CV Insan Mutiara Perdana Tahun 2019
Jambu Biji Merah (kg) Jambu Biji Kristal (kg)
No. Bulan Permintaan Produksi Realisasi Permintaan Produksi Realisasi
1. Maret 3632 2564 2726 56 10 0
2. April 10223 4582 7210 316 160 153
3. Mei 4643 2953 4116 170 55 46
4. Juni 1582 652 584 26 25 0
5. Juli 2919 3725 5736 147 16 16
6. Agustus 5105 4167 5974 83 17 0
7. September 3632 2532 2726 56 23 0
8. Oktober 2042 2032 1848 32 15 0
9. November 3076 3442 3442 0 12 0
10. Desember 1903 1105 1023 0 5 0
Total 38757 27754 35385 886 251 338
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana
Tabel 14 menunjukkan bahwa permintaan lebih banyak dibandingkan dengan

produksi, produksi jambu biji merah dapat terpenuhi pada Juli dan November.

Realisasi jambu biji merah dapat dipenuhi pada Maret, Juli, dan November. Perusahaan

dalam memenuhi permintaannya bekerjasama dengan mitra. Pada komoditas jambu

biji merah permintaan belum pernah terpenuhi dan hasil panen yang tidak sesuai

dengan keinginan pasar dan untuk jambu kristal tidak adanya permintaan pada saat itu

dan buah belum dapat dipanen. Perusahaan dalam memenuhi produksi jambu biji

merah melakukannya dengan bermitra, sedangkan untuk jambu biji kristal tidak. Mitra

CV Insan Mutiara Perdana memiliki kontribusi dalam pemenuhan permintaan selama

6 bulan terhitung mulai dari Maret sampai Mei dan Juli sampai September. Produksi

jambu biji merah mitra memenuhi permintaan perusahaan sekitar 20%, hal tersebut

dapat dihitung dari pembagian total produksi mitra dengan total permintaan

perusahaan.

75
Produk perusahaan selain dipasarkan melalui retail juga memasarkan di media

sosial seperti website, instagram dan twitter. Produk yang dipasarkan di website adalah

produk atau buah-buahan yang sudah masak, selain itu perusahaan juga biasanya

menjual ke pasar melalui tengkulak dan konsumen rumah tangga serta karyawan

perkantoran. Pemasaran lewat website dan media sosial dilakukan oleh Pak Syukron

dan Bu Dyta selaku karyawan yang memiliki pengetahuan mengenai pemasaran

digital. Berikut daftar harga produk CV Insan Mutiara Perdana. Tabel 15.

Tabel 15 Harga Produk Jambu Biji

No. Produk Jambu Biji Harga/kg


1. Merah Rp 8 000,-
2. Kristal Rp 13 000,-
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana

Tabel 15 menunjukkan harga dari jambu biji merah Rp 8 000,-/kg lebih rendah

dibandingkan harga jambu biji kristal dengan harga Rp 13 000,-/kg. Perusahaan dalam

menjalankan aktivitas pemasarannya menggunakan sebuah truk tertutup.

Pendistribusian perusahaan masih menggunakan 1 unit mobil. Pada proses pengiriman,

perusahaan biasanya dapat mengirim produk ke satu sampai dua tempat, tergantung

lokasi permintaan yang dituju pada hari itu. Pola distribusi yang ada di CV Insan

Mutiara Perdana terdapat dua pola yaitu:

76
a) Perusahaan → Pengecer → Konsumen

Pola saluran ini untuk biaya transportasi biasanya ditanggung oleh perusahaan

ke pengecer, pengecer merupakan konsumen retail. Buah yang didistribusikan

merupakan buah yang memiliki tekstur yang mulus, bersih, dan tidak cacat.

Transaksi ini dibayar secara tukar faktur yang membutuhkan waktu 1 sampai 2

minggu. Pelaksanaan distribusi dilakukan apabila persediaan jambu

diperusahaan tersedia.

b) Perusahaan → Konsumen

Pola saluran ini, CV Insan Mutiara Perdana menjual produk langsung kepada

konsumen. Konsumen yang dituju merupakan konsumen akhir seperti ibu

rumah tangga atau karyawan perkantoran maupun pengepul.

5.1.3 Aspek Keuangan

Berdasarkan pada James Van Horne dalam David (2017;95) fungsi akuntansi

atau keuangan terdiri atas tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan

pendanaan dan keputusan dividen. Penganggaran perusahaan masih menggunakan

dana pribadi untuk memproduksi buah-buahannya. Lahan perusahaan pada awalnya

diberi kepercayaan untuk mengolah lahan milik orang lain dan hanya membayar pajak

lahan yang dipercayakan. Perusahaan membayar pajak tahunnya sebesar Rp

21.000.000,-/tahun dengan memberikan keuntungan sebanyak 10% kepada pemilik

lahan.

77
Proses pemasukan keuangan untuk perusahaan masih mengandalkan penjualan

komoditasnya. Pembayaran dari retail menggunakan transaksi tukar faktur yang cair

selama 1 sampai 2 minggu, sehingga dapat menghambat proses berjalannya

perusahaan. Kondisi seperti ini dapat menjadi kelemahan bagi perusahaan dalam

pengembangan usahanya. Konsumen ibu rumah tangga dan juga karyawan

membelinya secara tunai. Pos pengeluaran CV Insan Mutiara Perdana antara lain yaitu

gaji karyawan tetap dan tidak tetap, biaya penyusutan transportasi dan BBM (Bahan

Bakar Minyak) untuk distribusi, pembelian barang habis pakai dan biaya rekening

listrik. Pemasukan dan pengeluaran perusahaan tercatat dalam buku yang ditangani

oleh manajer keuangan. Pencatatan buku biasanya terdiri atas masuk keluarnya uang

serta rekap permintaan dan produksi. Pembukuan keuangan terdiri atas debit, kredit

hingga jurnal keuangan yang dicatat dalam tulisan serta digital.

5.1.4 Aspek Produksi/ Operasional

Produksi berhubungan dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Menghasilkan produksi yang baik maka diperlukannya pedoman budidaya buah-

buahan yang baik (Good Agriculture Practices) yang diatur kedalam peraturan

pemerintah pertanian No.61/ Permentan/ OT.160/11/2006. Proses budidaya

perusahaan belum sesuai dengan GAP yang ada. Proses budidaya yang baik

mempengaruhi tingkat produksi, dapat dilihat pada Tabel 16.

78
Tabel 16. Produksi Jambu Biji Merah dan Kristal Tahun 2019

No. Bulan Jambu Biji Merah (kg) Jambu Kristal (kg)


1. Maret 2564 10
2. April 4582 160
3. Mei 2953 55
4. Juni 652 25
5. Juli 3725 16
6. Agustus 4167 17
7. September 2532 23
8. Oktober 2032 15
9. November 3442 12
10. Desember 1105 5
Sumber: CV Insan Mutiara Perdana

Tabel 16 menunjukkan adanya produksi yang fluktuatif, terdapat beberapa hal

yang mempengaruhi produksi jambu biji di CV Insan Mutiara Perdana diantaranya

terlambatnya gulma untuk dibersihkan, kurangnya ketelitian para karyawan dalam

memangkas, terlambat atau tidak melakukan pembungkusan buah, pemangkasan daun

yang terlalu banyak, melakukan pemangkasan pada siang hari dan terkadang tidak

melakukan penjarangan buah. Selain dari beberapa faktor tersebut, faktor jumlah

pohon yang ditinjau dari jarak tanam dengan luas lahan yang mempengaruhi volume

produksi.

Perusahaan menggunakan jarak tanam sekitar 5m x 6m dengan hasil 249 pohon

buah jambu biji merah/8000m2 dan pohon jambu biji kristal produktif hanya 80 pohon

atau dengan lahan seluas 5000m2, sedangkan menurut Parimin, (2007:38) untuk jarak

tanam 5m x 6m dalam satu Ha menghasilkan tanaman sebanyak 333 tanaman.

Perhitungan didapat dari

79
Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2): jarak tanam (m2)
=10.000 m2 (1ha): 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 333 tanaman/ha.

Hal tersebut tidak sesuai dengan jumlah pohon yang ada di perusahaan. Apabila

dihitung untuk pohon jambu biji merah, hasilnya adalah

Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2): jarak tanam (m2)
= 8000 m2: 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 267 tanaman/m2, sedangkan perusahaan hanya

mempunyai 249 pohon jambu biji merah yang produktif, kemudian untuk jambu biji

kristal dengan lahan seluas 5000 m2, hasil yang diperoleh sebanyak

Jumlah kebutuhan bibit = Luas areal penanaman (m2) : jarak tanam (m2)
= 5000 m2: 30 m2 (5mx6m)
Jumlah kebutuhan bibit = 166 tanaman/m2, sedangkan perusahaan hanya

mempunyai 80 pohon yang produktif.

Adapun hal-hal diatas dapat mempengaruhi potensi produksi sehingga potensi

produksi perusahaan tidak dapat dicapai dengan optimal. Berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian No 517Kpts/PD.210/10/2003 tentang pelepasan jambu biji merah

sebagai varietas unggul, berat buah jambu biji merah yaitu 200-300 kg/pohon/tahun.

Menurut Keputusan Menteri Pertanian No 517Kpts/ SR.120/9/2007 tentang pelepasan

jambu biji kristal sebagai varietas unggul, berat buah jambu biji kristal yaitu 20-

50kg/pohon/tahun. Perusahaan menjelaskan bahwa dalam setahun produksi jambu biji

merah ±30-35 ton pertahunnya dan varietas kristal ±0,5 ton/tahunnya.

80
Perhitungan potensi didapatkan dari perkalian jumlah pohon jambu biji dan

berat buah menurut SK Menteri terhadap pelepasan bibit sebagai varietas unggul.

Apabila dikalkulasikan maka didapatkan hasil, sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel

17.

Tabel 17 Potensi Tanaman Jambu Biji Merah dan Kristal

No. Varietas Potensi Riil perusahaan Presentase


Jambu Biji (ton/ tahun) (ton/ tahun) (%)
1. Merah 53,4-80,1 30-35 50-37
2. Kristal 3,3-8,3 0,5 15-6
Sumber: Diolah, 2020

Tabel 17 menujukkan perhitungan potensi jambu biji merah diperoleh dengan

mengkalikan berat buah yang telah memenuhi keputusan Kementan dengan hasil

perhitungan ideal banyaknya pohon yang produktif. Apabila ditinjau potensinya dan

dipresentasikan, komoditas jambu biji merah baru mampu memenuhi 50-37%

produksinya, sedangkan untuk komoditas jambu kristal memenuhi 15-6% dari total

potensi yang seharusnya dicapai perusahaan.

Produksi jambu biji di perusahaan CV Insan Mutiara Perdana menggunakan

proses secara organik. Pada proses budidayanya perusahaan telah memiliki sertifikat

organik yang diberikan oleh INOFICE untuk jambu biji merah pada tahun 2011.

Varietas jambu biji kristal juga melakukannya dengan budidaya organik, namun masih

dalam proses. Menurut Permentan No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 pada lampiran IV

tentang persyaratan teknis, adapun proses budidaya perusahaan telah mencakup

minimal persyaratan diantaranya yaitu:

81
1. Lahan yang diolah, perusahaan telah mengolah lahannya selama 2 tahun untuk

lahan jambu biji merah dan kristal.

2. Manajemen kesuburan tanah yang cukup baik, dalam mengatur kesuburan

tanah perusahaan sesuai dengan SNI 6729 (2016:9) yaitu memanfaatkan bahan-

bahan seperti dedaunan yang ditimbun kedalam tanah dan pupuk kompos.

3. Benih dan stok bibit, bibit yang digunakan oleh perusahaan merupakan bibit

yang dibeli dan sudah tersertifikasi. Bibit yang digunakan oleh perusahaan

memenuhi persyaratan bibit menurut SNI 6729 (2016:10) pada poin

persyaratan sistem pertanian organik yaitu poin a yang menjelaskan perusahaan

diharuskan menggunakan benih yang organik. Perusahaan menggunakan bibit

dari pertanian organik dan telah disertfiikasi oleh BSB Provinsi Bandung.

4. Pengendalian hama, menurut SNI 6729 (2016:11) pengendalian OPT

(organisasi pengganggu tanaman) harus memperhatikan dampak lingkungan

biotik dan abiotik. Ini sesuai dengan perusahaan yaitu menggunakan

biopestisida alami yang terdiri atas beberapa komposisi diantaranya yaitu

memakai buah maja, daun mimba, mahoni, bawang merah yang telah diberi

perlakuan, selain itu perusahaan juga melakukan sanitasi kebun.

5. Logo dan pengemasan yang digunakan, menurut SNI 6729 (2016:11) pelabelan

harus menggunakan logo organik. Logo tertera di produk CV Insan Mutiara

Perdana dengan label Depok Organik. Pembungkus yang digunakan

perusahaan adalah sterefoam, sterefoam memiliki sifat karsinogenik yaitu sifat

82
yang dapat mengkontaminasi makanan, namun hal ini tidak mengkontaminasi

buah. Hal ini masih diperbolehkan sebab menurut SNI 6729 (2016:23) bahan

kemasan sebaiknya dipilih dari bahan-bahan daur ulang.

Pelaksanaan proses pembudidayaan hingga pascapanen perusahaan

menggunakan alat yang sudah modern dengan akses membelinya mudah didapat.

Perusahaan biasanya membeli alat dan bahan yang diperlukan tidak jauh dari kebun

budidayanya. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan internal diatas maka

didapatkan sebelas faktor internal, diantaranya adalah:

1. Visi dan Misi perusahaan.

2. Pengorganisasian perusahaan.

3. Tenaga kerja yang belum terampil dan berpengalaman.

4. Permintaan pasar belum tercukupi.

5. Pemasaran yang sudah modern.

6. Produk dilakukan dengan sistem pertanian organik sesuai dengan Permentan

No. 64/Permentan/OT.140/5/2013 dan SNI 6729 Tahun 2016.

7. Lahan masih sewa.

8. Masih menggunakan dana pribadi.

9. Pencatatan keuangan dan produk sudah administratif

10. Alat Saprotan yang sudah modern.

11. Akses terhadap alat produksi mudah didapat.

83
5.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal berfokus untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi trend dan kejadian diluar kendali suatu perusahaan. Menganalisis

lingkungan eksternal dapat melihat ancaman dan peluang yang dihadapi oleh

organisasi, sehingga manajer dapat memformulasi strategi untuk mengambil

keuntungan dari kesempatan dan menghindari atau mengurangi dampak ancaman

(David 2017;45). Analisis ini terfokus untuk mendapatkan faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi CV Insan Mutiara Perdana. Diantaranya faktor-faktor tersebut dibagi

menjadi lima kategori luas: 1) kekuatan ekonomi; 2) kekuatan budaya, sosial,

demografi, dan lingkungan; 3) kekuatan politik, pemerintah dan hukum; 4) kekuatan

teknologi; dan 5) kekuatan industri.

5.2.1 Ekonomi

Faktor ekonomi berdampak langsung pada daya tarik suatu strategi. Apabila

ekonomi dalam suatu daerah relatif stabil maka mendukung kelancaran dan kinerja

usaha tersebut begitu pula sebaliknya. Faktor yang berpengaruh dengan kondisi

ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi. CV Insan Mutiara Perdana memasarkan

produknya di PT Midi Utama Indonesia, Pasar Depok dan konsumen rumah tangga

serta karyawan perkantoran, pemasaran perusahaan tersebut mencakup wilayah

Jabodetabek. Wilayah tersebut secara umum masih masuk kedalam Provinsi Jawa

Barat sehingga kondisi perekonomian Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu hal yang

84
berpengaruh untuk perusahaan. Kondisi pertumbuhan sektor ekonomi di Provinsi Jawa

Barat mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 memiliki grafik yang fluktuatif

namun, presentase pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih cukup stabil yaitu berada

di posisi 5%. Tahun 2016 memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi,

dapat dilihat pada Gambar 7.

5.8 5.66 5.64


5.6 5.35
Persen (%)

5.4
5.09 5.05
5.2
5
4.8
4.6
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS), diolah 2019


Gambar 7. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun dapat diukur

menggunakan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB

ADHK). PDRB ADHK didasarkan pada nilai tambah barang dan jasa yang dihitung

menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar, yaitu

tahun 2010. Provinsi Jawa Barat berdasarkan ukuran PDRB pada tahun 2018

mengalami peningkatan dibandingkan PDRB empat tahun sebelumnya. PDRB ADHK

pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, dapat dilihat pada Gambar 8

85
1500 1275.62 1343.86 1419.69
1149.22 1207.23
PDRB ADHK
(Triliyun) 1000

500

0
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS), diolah 2019


Gambar 8. PDRB ADHK Provinsi Jawa Barat
Pertumbuhan ekonomi yang cukup meningkat dan PDRB yang selalu

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun menandakan adanya peningkatan

pendapatan, konsumsi, serta daya beli masyarakat di Jawa Barat. Kondisi tersebut

dapat menjadi sebuah peluang bagi CV Insan Mutiara Perdana dalam mengembangkan

perusahaannya.

5.2.2 Politik, Hukum dan Pemerintah

Keadaan politik, hukum dan pemerintah berdampak pada suatu usaha yang

dijalankan. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus mempertimbangkan secara

hati-hati terhadap setiap keputusan yang diambil. Salah satu kebijakan pemerintah

yang berpengaruh adalah adanya peraturan pemerintah mengenai pertanian organik.

Sehubungan perusahaan melakukan budidaya dengan sistem organik, maka

didalamnya harus sesuai dengan regulasi pertanian organik.

86
Melalui peraturan menteri pertanian no. 64/ Permentan/ OT.140/5/2013 tentang

sistem pertanian organik. Upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun regulasi,

standar serta pedoman dengan tujuan untuk mendorong perkembangan usaha pertanian

organik yang baik dan benar serta meningkatkan kesejahteraan para pelaku. Ditinjau

dari peraturan budidayanya, kebijakan pemerintah di Kota Depok yang berpengaruh

secara langsung dengan perusahaan adalah kerjasama CV Insan Mutiara Perdana

dengan PT Midi Utama Indonesia yang dijembatani oleh Dinas Koperasi dan Usaha

Mikro (DKUM) Kota Depok, hal tersebut menjadikan sebuah peluang utama agar

perusahaan menjadi eksis di kalangan masyarakat dan dapat merambah ke pasar retail

lainnya.

Pengaruh kebijakan pemerintah selanjutnya adalah adanya Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dicetuskan oleh Menteri Kesehatan dan

dicanangkan pada tahun 2016. Gerakan tersebut mengajak masyarakat untuk

berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan tersebut membuat

masyarakat mendapatkan edukasi dan menambah kesadaran masyarakat untuk

mengkonsumsi sayur dan buah-buahan.

5.2.3 Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Semakin majunya teknologi membuat informasi menjadi cepat berkembang.

Salah satunya efek dari pertukaran informasi yang cepat membuat masyarakat menjadi

sadar pentingnya kesehatan sehingga, dapat mengubah pandangan dan membuat

sebagian konsumen mengubah perilaku konsumsinya dengan memperhatikan pangan

87
dari segi manfaat, kandungan atau zat lain yang masuk ke tubuh mereka. Salah satu

pangan yang memiliki kandungan gizi dan zat-zat yang paling aman dikonsumsi adalah

makanan organik. Menurut hasil survey Aliansi Organik Indonesia (2016:25), latar

belakang para konsumen untuk mengonsumsi pangan organik sebagian besar

berorientasi pada kesehatan, sedangkan sisanya karena menjaga lingkungan dan

mengikuti zaman. Kondisi ini diduga menjadi peluang bagi perkembangan CV Insan

Mutiara Perdana, karena produk atau buah-buahan yang diproduksi bersertifikat

organik. Terlepas dari sifat budidayanya, buah-buahan juga memiliki manfaat bagi

kesehatan tubuh.

Faktor budaya masyarakat Indonesia dapat berpotensi terhadap penciptaan

pasar di industri tertentu. Jambu biji salah satu buah yang dikenal dengan buah yang

dapat menyembuhkan penyakit terutama demam berdarah. Menurut Rinta (2019: 10),

konsumsi jambu biji secara berturut-turut dapat menyembuhkan penyakit demam

berdarah karena mengandung beberapa senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan

untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Efek positif yang diberikan menunjukkan salah

satu pengaruh yang positif bagi perusahaan. Selain adanya sosial dan budaya

masyarakat, adanya faktor demografi mempengaruhi berjalannya perusahaan dalam

melakukan penciptaan pasar sebab, perusahaan memasarkan produknya di area Jawa

Barat, sehingga faktor demografinya dilihat dari seberapa besar pertumbuhan

penduduk Jawa Barat, dapat dilihat pada Gambar 9.

88
49.00 48.68
48.50 48.03
48.00 47.37
47.50
Juta Orang

47.00 46.70
46.50 46.02
46.00
45.50
45.00
44.50
2014 2015 2016 2017 2018
Tahun

Sumber: Data Badan Pusat Statistik (BPS), diolah 2019


Gambar 9. Tingkat Pertumbuhan Penduduk di Jawa Barat
Tingkat pertumbuhan penduduk di Jawa Barat memiliki grafik yang selalu

meningkat. Tercatat pada tahun 2014 hingga tahun 2018 mengalami peningkatan

pertumbuhan penduduk sekitar 200 ribu jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk maka

dapat berpengaruh terhadap peningkatan permintaan produk yang berujung

menciptakan peluang pasar yang potensial. Peningkatan penduduk di Jawa Barat yang

meningkat maka mempengaruhi peningkatan atas permintaan buah di Jawa Barat.

Selain dari faktor demografi, faktor lingkungan juga menjadi salah satu hal

yang dapat mempengaruhi perusahaan terutama pada produksi. Buah jambu biji

merupakan tanaman buah sepanjang tahun. Menurut Rahardi, dkk (2007:28), masa

berbuah tanaman jambu biji lebat pada Februari-Maret dan volume masa berbuah

sedikit pada April-Januari, sedangkan menurut Parimin (2007:93) musim panen raya

buah jambu biji antara Desember – Februari dan Juni – Agustus, hal tersebut juga

sejalan dengan pernyataan pemilik, musim panen untuk jambu biji biasanya banyak

89
pada musim hujan yaitu pada bulan September-Maret. Musim hujan juga turut ikut

menyebabkan banyaknya hama yang datang seperti lalat buah dan belalang karena

kelembabannya yang tinggi.

Ditinjau dari iklim menurut Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung

suhu optimal untuk tanaman jambu biji kristal sekitar 23oC-28oC, sedangkan menurut

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kebun Sentul memiliki suhu

sekitar 23oC - 31oC, sehingga dapat disimpulkan suhu yang dibutuhkan lebih rendah,

apabila suhu lebih tinggi, maka pohon jambu biji kristal menjadi sangat rapuh dan

kering. Menurut Parimin (2007:58) untuk varietas merah, suhu optimal berkisar antara

15oC-30oC, sedangkan untuk kebun di Depok memiliki suhu sekitar 25oC-32oC.

Apabila suhu yang ada di Depok lebih tinggi maka diperlukannya penyiraman secara

rutin untuk menyiasati agar kelembaban tanah tidak menurun, dan tidak membuat

tanaman menjadi dehidrasi. Faktor seperti iklim menjadi salah satu ancaman untuk

perusahaan karena dapat menjadikan buah yang seharusnya dipanen bisa terserang

hama dan mempengaruhi volume produksi pohon jambu.

5.2.4 Teknologi

Perkembangan teknologi semakin pesat di dunia usaha maupun dibidang

lainnya. Sebuah teknologi yang canggih dapat menciptakan pasar dan keunggulan

bersaing yang lebih kuat dibandingkan sebelumnya. Menurut David (2017:56),

perusahaan sebaiknya mengejar strategi yang memanfaatkan keuntungan teknologi

untuk memperoleh keunggulan bersaing yang berkelanjutan dipasaran.

90
Teknologi yang digunakan pada proses budidaya di perusahaan yaitu

menggunakan mesin air dan selang yang mengalir disekitar tanaman. Perusahaan juga

menggunakan alat pemotong rumput apabila rumput disekitar tanaman sudah semakin

panjang. Perusahaan juga menggunakan spryer untuk menyemprot pupuk. Pada proses

penanganan pascapanen perusahaan telah menggunakan teknologi yang cukup modern

seperti adanya mesin siller, mesin wrapping, dan timbangan buah serta menggunakan

mobil box tertutup untuk proses distribusi. Perusahaan telah memberi label pada

produk kemasannya yaitu “Depok Organik” sebagai branding-nya.

5.2.5 Lingkungan Industri

Lingkungan industri memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha.

Analisis lingkungan industri menggunakan model lima kekuatan porter. Model

kekuatan porter dalam analisis lingkungan adalah pendekatan kompetitif yang secara

luas digunakan untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri (David,

2017:59). Analisis lingkungan industri pada CV Insan Mutiara Perdana adalah:

1) Persaingan antar industri sejenis

Pemasaran yang dilakukan di CV Insan Mutiara Perdana untuk brand Depok

Organik melakukan segmentasi pasar yaitu masih dapat mencakup Jabodetabek, untuk

segala jenis usia dan orang yang memiliki gaya hidup sehat. Target yang dituju

perusahaan adalah konsumen retail dan konsumen rumah tangga. Positioning produk

berfokus pada konsumen yang menyukai produk organik maupun non organik.

91
Terdapat beberapa perusahaan yang memiliki usaha dibidang jambu biji merah dan

jambu biji kristal, perusahaan yang menjadi pesaing di retail dan berada di Provinsi

Jawa Barat yang memiliki skala lebih besar, luas area dan juga kapasitas pasar yang

dituju dan juga modal, berikut perbandingan perusahaan dengan pesaing, dapat dilihat

pada Tabel 18.

92
Tabel 18. Perbandingan Skala Usaha Pesaing dengan
CV Insan Mutiara Perdana
No. Nama Skala Luas SDM Pemasaran
Lahan
1 CV Insan CV 1,3 Terdiri atas Retail: Alfamidi
Mutiara Perdana Ha Direktur, Manajer Pasar Depok, Ibu
Keuangan dan Rumah Tangga dan
karyawan kebun Karyawan
perkantoran di
wilayah
Jabodetabek.
2 PT Sewu Segar PT - SDM sudah Retail: Alfamidi,
Nusantara terstruktur mulai Transmart, Giant,
adanya Direktur Ranch Market dan
utama, Manajer lainnya
keuangan, Manajer
pemasaran,
Manajer produksi.
Staff produksi,
keuangan dan
budidaya lainnya.
3 PT Sawangan PT 10 Ha Terdiri atas Retail: Superindo
Bumi Makmur direktur, manajer Ranch Market,
produksi, manajer Kem-Chicks
pemasaran, Pengecer di Bogor,
manajer keuangan Jakarta, dan Depok
dan karyawan
kebun.
4 AT 3 Farm CV 2,2 Ha Terdiri atas Retail: Kem
direktur, manajer Chicks Restauran
keuangan, manajer dan ibu rumah
produksi, dan tangga disekitar
karyawan kebun. Bogor
Sumber: Diolah, 2020

Tabel 18, menggambarkan perbandingan pada perusahaan dengan perusahaan

sejenis lainnya apabila dilihat dari sisi lahan PT Sewu Segar Nusantara (SSN)

merupakan perusahaan distribusi buah, perusahaan dapat dikatakan pesaing karena

memiliki komoditas dan menjual ke pasar serupa. PT Sawangan Bumi Makmur

93
merupakan perusahaan yang memilki skala PT dan memilki SDM yang jauh lebih

unggul dibandingkan CV Insan Mutiara Perdana. Perusahaan tersebut melakukan

pemasaran ke retail dan di wilayah Jabodetabek. Perusahaan AT3 Farm memiliki skala

yang sama dengan CV Insan Mutiara Perdana, namun perusahaan AT3 Farm memiliki

lahan yang lebih luas dibandingkan CV Insan Mutiara Perdana dilanjutkan dengan

SDM yang lebih unggul. Pemasarannya dilakukan di retail dan juga di wilayah sekitar

Bogor, hal ini menjadikan ancaman untuk perusahaan yang memasarkan produknya di

wilayah serupa.

2) Pemain Baru

Perusahaan baru dapat dengan mudah masuk dalam industri tertentu. Besarnya

ancaman masuk tergantung pada rintangan yang ada serta reaksi dari para pesaing yang

sudah ada berdasarkan perkiraan pendatang baru. Rintangan yang dapat dilihat dari

adanya pesaing baru yaitu dapat dilihat dari skalanya. Perusahaan yang sudah lama

berkecimpung dalam membudidayakan buah-buahan telah memiliki keunggulan

diantaranya skala. Budidaya jambu biji diperlukan lahan yang cukup luas untuk

menanam. Pengalaman juga diperlukan untuk lebih mengerti dan memahami budidaya

jambu biji agar budidaya berjalan dan tanaman menjadi produktif.

Akses sumber bahan baku dan akses saluran distribusi juga harus

diperhitungkan, perusahaan lama biasanya memiliki akses sumber bahan baku yang

sudah memadai, sedangkan untuk pendatang baru diharuskannya mencari bahan baku

yang sesuai. Faktor waktu yang cukup lama untuk menjalankan pertanian secara

94
organik juga perlu diperhitungkan, mengolah lahan secara organik menggunakan biaya

yang cukup besar karena menggunakan waktu dan energi berupa modal dan tenaga

kerja. Lahan dapat dikatakan organik, dikarenakan adanya pengolahan lahan atau

konversi lahan kurang lebih selama dua tahun (Sistem Pertanian Organik, 2016:5).

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diberi kesimpulan bahwa rintangan bagi

pendatang baru cukup sulit, karena diperlukannya dana yang cukup besar, akses

distribusi dan bahan baku, pengalaman yang cukup banyak, serta waktu yang cukup

lama.

3) Produk Pengganti

Saat ini banyak produk yang dihasilkan melalui olahan buah-buahan seperti jus

buah, sari buah, adanya perasa kimia yang mirip dengan buah dan masih banyak

lainnya. Produk-produk tersebut tergolong kedalam produk subtitusi buah-buahan

seperti minuman perisa buah atau minuman serbuk dan pure. Produk pengganti tidak

hanya ditinjau dari rasanya, melainkan juga dari kandungannya, produk buah-buahan

seperti jambu biji dapat diganti dengan buah-buahan lainnya dan sayur-sayuran yang

memiliki vitamin yang serupa seperti jambu biji dan jambu kristal yang memiliki

vitamin C dapat digantikan dengan diantaranya mengkonsumsi jeruk, pepaya, cabai,

kol, dan bayam. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan eksternal diatas maka

didapatkan sepuluh faktor eksternal, diantaranya adalah:

95
1. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa Barat.

2. Adanya dukungan dari program pemerintah.

3. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat.

4. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat.

5. Adanya pengaruh iklim.

6. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan pascapanen.

7. Adanya persaingan industri sejenis.

8. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam industri buah-buahan jambu biji.

9. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk subtitusi.

10. Konsumen memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan.

5.3 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)

Matriks IFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan

internal perusahaan (kelemahan dan kekuatan). Faktor-faktor yang telah diidentifikasi

selanjutnya diberikan pembobotan dan rating untuk masing-masing faktor sehingga

dapat terlihat skor total yang tercantum pada Matriks IFE. Nilai skor yang diperoleh

dapat menunjukkan faktor yang menjadi kekuatan utama, kekuatan kecil, kelemahan

utama dan kelemahan kecil di CV Insan Mutiara Perdana, dapat dilihat pada Tabel 19.

96
Tabel 19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV Insan Mutiara Perdana
Peringkat
Faktor Internal Bobot Rata- Rata-
No. (Rating) SKOR
Strategis rata rata
Rin 1 Rin2 Rin1 Rin2
Kekuatan
Pemasaran yang
1 0.086 0.081 0.084 4 3 3.5 0.294
modern
Produk telah sesuai
dengan SNI 6729
2 tahun 2016 dan 0.068 0.118 0.093 4 4 4 0.372
Permentan no. 64 tahun
2013
Pencatatan keuangan
3 dan produk sudah 0.086 0.086 0.086 3 4 3.5 0,301
administrative
Alat Saprotan yang
4 0.081 0.086 0.084 4 4 4 0.336
sudah modern
Akses terhadap bahan
5 penunjang produksi 0.081 0.073 0.077 4 4 4 0.309
mudah didapat
Subtotal 1.614
Kelemahan
Visi dan Misi
6 0.109 0.086 0.097 2 1 1.5 0.147
perusahaan
Pengorganisasian
7 0.113 0.1 0.106 2 2 2 0.214
perusahaan
Tenaga kerja yang
8 belum terampil dan 0.113 0.118 0.115 1 1 1 0.116
berpengalaman
Permintaan pasar
9 0.095 0.1 0.097 1 1 1 0.098
belum tercukupi
10 Lahan masih sewa 0.095 0.081 0.088 1 2 1.5 0.133
Masih menggunakan
11 0.068 0.068 0.068 1 2 1.5 0.102
dana pribadi
Subtotal 0.809
Total 2.424
Sumber: Data diolah (2020)
Ket: Responden Internal 1(Pak Syukron) ; Responden Internal 2 (Bu Dyta)

97
Berdasarkan Tabel 19, hasil yang diperoleh terdapat lima faktor kekuatan dan

enam faktor kelemahan. Kekuatan internal perusahaan mulai dari skor terbesar sampai

terkecil. Kekuatan bagi CV Insan Mutiara Perdana adalah Produk telah sesuai dengan

SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013 dengan bobot sekitar 0.372.

Pada faktor strategi internal tersebut memiliki perkalian bobot dan rating rata-rata yang

paling tinggi, ini membuktikan bahwa responden menganggap faktor tersebut

merupakan kekuatan yang paling penting dibandingkan faktor kekuatan yang lain,

sedangkan kelemahan utama bagi perusahaan yaitu permintaan pasar yang belum

tercukupi dengan total skor perkalian antara pembobotan dengan rating yaitu 0.098.

Skor total faktor internal CV Insan Mutiara Perdana adalah 2,424. Menurut David

(2017:65), skor total rata-rata tertimbang tertinggi yaitu 4,0 dan skor total rata-rata

terendah yaitu 1,0, dan total skor rata-rata tertimbang yaitu 2,5. Skor ini menunjukkan

bahwa posisi internal CV Insan Mutiara Perdana hampir diposisi tertimbang atau stabil.

5.4 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation)

Matriks EFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan

dengan eksternal perusahaan (peluang dan ancaman). Faktor-faktor yang telah

diidentifikasi selanjutnya diberikan pembobotan dan rating untuk masing-masing

faktor sehingga dapat terlihat skor total yang tercantum pada Matriks EFE. Nilai skor

yang diperoleh dapat menunjukkan faktor mana saja yang menjadi peluang utama,

peluang kecil, ancaman utama dan ancaman kecil di CV Insan Mutiara Perdana.

98
Tabel 20. Matriks Eksternal Factors Evaluation (EFE)
CV Insan Mutiara Perdana
Rata- Peringkat
Faktor Eksternal Bobot Rata- SKOR
No. rata (Rating)
Strategis rata
Rin1 Rin2 Rin1 Rin2
Peluang
Pertumbuhan Ekonomi dan
1 0.094 0.111 0.102 2 2 2 0.205
PDRB Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari
2 0.111 0.105 0.108 2 4 3 0.325
program pemerintah
Tingkat konsumsi buah-
3 0.066 0.094 0.080 3 3 3 0.241
buahan meningkat.
Pertumbuhan jumlah
4 0.061 0.055 0.058 3 2 2.5 0.145
penduduk di Jawa Barat.
Adanya perkembangan
5 teknologi budidaya dan 0.133 0.116 0.125 2 4 3 0.375
pascapanen.
Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
6 0.116 0.067 0.0917 2 2 2 0.183
industri buah-buahan
jambu biji
Ancaman Subtotal 1.476
Adanya persaingan industri
7 0.078 0.1 0.089 4 4 4 0.356
sejenis
8 Adanya pengaruh iklim 0.1 0.1 0.1 3 4 3.5 0.35
Kemudahan konsumen
9 untuk mendapatkan produk 0.094 0.127 0.111 3 2 2.5 0.278
subtitusi
Konsumen memiliki
10 kekuatan untuk 0.144 0.122 0.133 3 3 3 0.4
menentukan pilihan
Subtotal 1.383
Total 2.859
Sumber: Data diolah (2020)
Ket: Responden Internal 1(Pak Syukron) ; Respondem Internal 2 (Bu Dyta)

99
Berdasarkan Tabel 20, hasil yang diperoleh terdapat enam faktor peluang dan

empat faktor ancaman. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang direspon paling

baik oleh faktor adanya perkembangan teknologi dengan skor 0.375. Pada faktor

strategi eksternal memiliki perkalian bobot dan rating rata-rata yang paling tinggi, ini

membuktikan bahwa responden menganggap faktor peluang tersebut paling penting

dibandingkan faktor peluang yang lain. Pada faktor strategis yang menjadi ancaman

dan paling mempengaruhi adalah konsumen memiliki kekuatan untuk menentukan

pilihan dengan skor 0,4. Skor total faktor eksternal CV Insan Mutiara Perdana adalah

2,859. Menurut David (2017:65), skor total rata-rata tertimbang tertinggi yaitu 4,0 dan

skor total rata-rata terendah yaitu 1,0, dan total skor rata-rata tertimbang yaitu 2,5. Skor

ini menunjukkan bahwa posisi eksternal CV Insan Mutiara Perdana dapat

memanfaatkan peluang atau masih dapat mengantisipasi ancaman hanya saja belum

cukup maksimal.

5.5 Analisis Posisi CV Insan Mutiara Perdana

Parameter Matriks IE yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal

perusahaan dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Berasarkan hasil skor yang

diperoleh Matriks IFE dan EFE maka diketahui posisi CV Insan Mutiara Perdana pada

Matriks IE. Hasil Matriks IE pada CV Insan Mutiara Perdana disajikan pada Gambar

10.

100
Skor IFE
Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0
4,0
Tinggi 2,0
II
I
III
3,0
Sedang
IV V VI
Skor
EFE 2,0
Rendah
VII VIII IX

1,0
Gambar 10 Matriks IE CV Insan Mutiara Perdana
Hasil analisis Matriks IFE diperoleh total skor 2,424 dan Matriks EFE memiliki

skor 2,859. Total skor yang didapatkan oleh CV Insan Mutiara Perdana dipetakan

kedalam Matriks IE. Pada Matriks IE diketahui perusahaan menempati posisi divisi

nomor V atau posisi Stability Strategy atau Growth Strategy yaitu upaya yang dapat

diterapkan seperti strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar maupun

pengembangan produk) atau strategi integrasi baik depan, belakang, maupun

horizontal (David,2008:228).

Strategi penetrasi pasar merupakan strategi dapat melakukan pengembangan

untuk produk saat ini, strategi yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan

meningkatkan mutu dan jumlah produk. Perusahaan masih ingin berfokus untuk

pengembangan produk pada mutunya untuk meminimalisir tingkat pengembalian,

selain hal tersebut perusahaan juga belum memiliki modal yang cukup untuk

101
mengembangkan produknya menjadi olahan. Strategi lain yaitu dengan melakukan

integrasi kedepan. Integrasi kedepan yaitu mengambil kepemilikan. Perusahaan masih

mengandalkan pemasukannya dengan penjualan buah-buahan. Mengambil investor

menjadi strategi yang tepat untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatan kontrol

lebih dalam pada perusahaan. Strategi integritas kedepan dan kebelakang yang

dilakukan oleh perusahaan yaitu menjaga hubungan baik dengan konsumen dan

pemilik lahan, dikarenakan perusahaan saat ini masih menggunakan dana pribadi dan

juga menjaga hubungan untuk konsumen, cara ini dilakukan termasuk kedalam layanan

yang diberikan agar perusahaan lebih dekat dengan konsumen.

5.6 Perumusan Alternatif Strategi CV Insan Mutiara Perdana

Faktor Internal dan eksternal yang telah diidentifikasi mengenai kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh CV Insan Mutiara Perdana.

Faktor-faktor tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT. Faktor–faktor

yang telah dianalisis dapat diberikan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan

saat ini. Berikut hasil dari analisis SWOT perusahaan CV Insan Mutiara Perdana, dapat

dilihat pada Tabel 21.

102
Tabel 21. Matriks SWOT CV Insan Mutiara Perdana

Internal Kekuatan(Strengths – S) Kelemahan (Weaknesses-W)


1. Pemasaran yang modern 1. Visi dan Misi perusahaan
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6729 2. Pengorganisasian perusahaan
tahun 2016 dan Permentan no. 64 3. Tenaga kerja yang belum terampil dan
tahun 2013 berpengalaman
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah 4. Permintaan pasar belum tercukupi
administratif
5. Lahan masih sewa
4. Alat Saprotan yang sudah modern
6. Masih menggunakan dana pribadi
5. Akses terhadap bahan penunjang
produksi mudah didapat
Eksternal
Peluang (Opportunities – O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa Meningkatkan pencatatan keuangan dan Memperkuat permodalan perusahaan
Barat produk untuk mengetahui rencana dengan cara mengambil investor
2. Adanya dukungan dari program pemerintah permintaan pasar agar produk tepat (W5, W6, O1, O2, O3, O4, O5,O6)
3. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat ditangani. (S1, S2, O1,O2, O3, O4)
4. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat.
5. Adanya perkembangan teknologi
6. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman (Threats- T) Strategi S-T Strategi W-T
1. Adanya persaingan industri sejenis Meningkatkan mutu dan jumlah produk Memperbaiki manajemen perusahaan yang
2. Adanya pengaruh iklim yang ada. meliputi visi dan misi, melatih tenaga kerja
3. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan (S2, S3, S4, S5, T2, T3, T4) yang ada. (W1, W2, W3, T1, T2, T3, T4)
produk subtitusi
4. Konsumen memiliki kekuatan untuk Menjalin hubungan baik dengan konsumen
menentukan pilihan dan pemilik lahan.
(W4,W5,W6, T1,T2,T3,T4)

103
Berdasarkan hasil analisis Matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif

strategi yaitu strategi S-O, Strategi W-O, strategi S-T, dan strategi W-T. Alternatif

strategi yang diperoleh adalah:

1. Strategi S-O

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

untuk memanfaatkan peluang. Strategi S-O yang dijadikan alternatif strategi

CV Insan Mutiara Perdana yaitu:

a. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana

permintaan pasar agar produk tepat ditangani.

Perusahaan sudah memiliki pembukuan yang tersusun rapih dan modern.

Perusahaan dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut, yakni pembukuan

dapat dianalisa untuk mengetahui permintaan pasar dalam pemenuhan

produksi, mendapatkan informasi seputar produk dan juga biaya yang

dikeluarkan dengan tujuan untuk meminimalisir kerugian. Adanya hal tersebut

maka perusahaan dapat menyesuaikan analisa dengan peluang diantaranya

pertumbuhan penduduk Jawa Barat, tingkat konsumsi buah-buahan dan juga

tingkat perekenomian dan PDRB yang meningkat agar target pasar dapat sesuai

dan tercapai.

104
2. Strategi W-O

Strategi W-O merupakan strategi yang menggunakan kelemahan internal

untuk memanfaatkan peluang. Strategi W-O yang dijadikan alternatif strategi

CV Insan Mutiara Perdana yaitu:

a. Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor


Perusahaan CV Insan Mutiara Perdana memiliki kelemahan berupa

lahannya yang masih sewa dan menggunakan dana pribadi karena masih

mengandalkan pemasukan dari penjualan buah. Perusahaan dapat

memanfaatkan kelemahan tersebut untuk mengambil para investor dan juga

memberikan pelatihan terhadap karyawan. Beberapa peluang yaitu

meningkatnya perekonomian dan jumlah penduduk serta tingkat konsumsi

buah-buahan yang meningkat dapat membuka pangsa pasar untuk perusahaan.

Terlebih lagi dengan adanya dukungan pemerintah dan tingkat teknologi yang

semakin modern merupakan faktor yang dapat memperlancar berjalannya

perusahaan, tujuannya agar perusahaan bertahan dan diperlukannya investor

untuk memperkuat dan menjadikan usaha dapat diperluas pangsa pasarnya.

3. Strategi S-T

Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

untuk memanfaatkan ancaman. Strategi S-T yang dijadikan alternatif strategi

CV Insan Mutiara Perdana yaitu:

105
a. Meningkatkan mutu produk dan jumlah produk yang ada.

Kualitas atau mutu serta jumlah produk komoditas jambu biji yang ada di

CV Insan Mutiara Perdana perlu ditingkatkan untuk menghadapi para pesaing,

ancaman produk subtitusi, dan adanya kekuatan konsumen untuk menentukan

pilihan. Kualitas mutu produk didukung dengan produk yang telah sesuai

dengan SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan No.64 tahun 2013 yang akan

membuat konsumen lebih memilih produk. Produk seringkali mengalami

pengembalian dikarenakan belum adanya penanganan yang baik sebab adanya

human error dan karyawan belum memiliki kesadaran dan pengetahuan yang

jelas terhadap produk buah-buahan khususnya jambu biji. Terdapatnya akses

dan alat saprotan yang modern juga ikut membantu terciptanya mutu produk

yang baik dan kuantitas produk yang maksimal.

4. Strategi W-T

Strategi W-T merupakan strategi yang menggunakan kelemahan internal

untuk memanfaatkan ancaman. Strategi W-T yang dijadikan alternatif strategi

CV Insan Mutiara Perdana yaitu:

a. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih

tenaga kerja yang ada.

Manajemen perusahaan CV Insan Mutiara Perdana memerlukan adanya

perbaikan secara menyeluruh. Faktor kekurangan yang dimiliki perusahaan

salah satunya yaitu belum adanya visi dan misi yang didefinisikan secara baik

106
sebab, visi misi merupakan salah satu perencanaan yang bertujuan untuk

memberikan dasar untuk melakukan aktivitas perusahaan, termasuk kedalam

penilaian internal perusahaan, mengembangkan strategi, dan merancang

kebijakan. Adanya pengorganisasian secara tertulis dan pelatihan terhadap

karyawan dapat memberikan informasi tentang perusahaan serta kinerja

karyawan dapat menjadi lebih baik. Perbaikan manajemen dapat juga menjaga

agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti adanya pengembalian

barang, telatnya penanganan buah atau terjadinya proses yang menyebabkan

produksi menjadi berkurang seperti adanya keterlambatan pembersihan gulma,

ketidak telitian dari karyawan dalam memangkas dan terlambat atau tidak

melakukan pembungkusan buah.

b. Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.

CV Insan Mutiara Perdana menjalin kerjasama dengan konsumen dan

pemilik lahan. Konsumen perusahaan menjalin kerjasama berdasarkan kontrak,

sedangkan untuk penyewa lahan menjalin kerjasama atas asas kepercayaan.

Perusahaan memiliki kekurangan yaitu masih menggunakan dana pribadi

sehingga tidak memungkinkan untuk membeli lahan baru. Menjalin hubungan

baik dengan pemilik lahan saat ini merupakan strategi yang cukup dan belum

adanya pemenuhan produksi tercapai diharuskannya perusahaan tetap menjalin

komunikasi yang baik terhadap konsumen retail maupun konsumen non retail,

107
agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain sehingga, dapat disimpulkan

saat ini hubungan baik perlu dijalin, untuk menghadapi pesaing kedepannya.

5.7 Penentuan Prioritas Strategi CV Insan Mutiara Perdana

Pada tahap ini dihasilkan dari hasil pencocokan yang didapat dari analisis

sebelumnya, kemudian didapatkan daftar alternatif yang layak untuk selanjutnya di

implementasikan oleh perusahaan (David, 2006:308). QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix) merupakan salah satu cara untuk menentukan prioritas strategi

dengan menentukan daya tarik dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor

keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan untuk diperbaiki. Hasil pada

matriks sebelumnya diperoleh lima alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh CV

Insan Mutiara Perdana. Alternatif tersebut sebagai berikut:

1. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana

permintaan pasar agar produk tepat ditangani.

2. Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor

3. Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.

4. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih

tenaga kerja yang ada.

5. Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.

Diantara lima strategi alternatif tersebut dipilih satu strategi yang menjadi

prioritas untuk direkomendasikan kepada CV Insan Mutiara Perdana. Hasil

108
perhitungan analisis QSP, manajemen diharuskannya mengambil tingginya nilai skor

dari ∑TAS, dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Analisis Prioritas Strategi


No. Analisis Prioritas Strategi ∑TAS

1 Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, 6.366


melatih tenaga kerja yang ada.
2 Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor 6.256

3 Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada 6.157

4 Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui 6.117


rencana permintaan pasar agar produk tepat ditangani
5 Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan 5.729

Sumber: Data diolah (2020)

109
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada CV Insan Mutiara Perdana

maka kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Faktor Internal

a. Faktor kekuatan tertinggi dan terendah perusahaan yaitu produk telah

sesuai dengan SNI 6729 tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013

dengan skor 0.372 dan pemasaran yang modern 0,294.

b. Faktor kelemahan tertinggi dan terendah perusahaan yaitu

pengorganisasian perusahaan belum sistematis dan belum tertulis

dengan skor 0.214 dan permintaan pasar belum tercukupi dengan skor

0.098.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor peluang dengan nilai skor tertinggi dan terendah terdapat pada

faktor adanya perkembangan teknologi dengan skor 0.375 dan

pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat dengan skor 0.145.

b. Faktor ancaman dengan nilai skor tertinggi dan terendah terdapat faktor

kemudahan konsumen untuk mendapatkan produk subtitusi dengan

skor 0.278 dan faktor konsumen memiliki kekuatan untuk menentukan

pilihan dengan skor 0.4.


3. Alternatif strategi dalam pengembangan usaha jambu biji organik adalah:

a. Pada analisis IE, perusahaan menempati posisi divisi (kolom) nomor V

atau posisi Growtth Strategy yaitu upaya yang dapat diterapkan seperti

strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar maupun

pengembangan produk) atau strategi integrasi baik depan belakang,

maupun horizontal.

b. Melakukan integrasi kedepan dengan mengundang investor untuk

memperoleh kepemilikan atau meningkatan kontrol lebih dalam pada

perusahaan, dan menjaga hubungan baik dengan konsumen dan

pemilik lahan.

4. Prioritas perencanaan strategi dalam pengembangan usaha jambu biji

organik adalah memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan

misi, serta melatih tenaga kerja dengan skor tertinggi 6.366.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada CV Insan Mutiara Perdana, adalah:

1. CV Insan Mutiara Perdana dapat lebih memperbaiki manajemen

perusahaan dengan meninjau kembali tujuan, visi dan misi perusahaan,

serta memberi pelatihan terhadap karyawan.

2. CV Insan Mutiara Perdana diharapkan dapat memperluas kapasitas

produksi perusahaan dengan mengundang investor atau penyandang

dana dan meningkatkan kemitraan.

111
3. CV Insan Mutiara Perdana lebih fokus pada satu produk yaitu jambu

biji merah terlebih dahulu, untuk pemenuhan permintaan dari

konsumen.

4. Melakukan inovasi produk dengan membuat olahan produk jambu biji,

seperti pure atau jus buah.

5. Perusahaan mensertifikasi produk, sehingga produk dapat dipercaya

oleh masyarakat dan dengan adanya sertifikat tersebut harga buah juga

menjadi naik.

112
DAFTAR PUSTAKA

Adira, Marsya Ayu. 2018. Strategi Bersaing PT Mumtaz Elhakim Perkasa Dalam
Industri Restoran Cepat Saji di Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi
dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Andayani, Sri Ayu. 2017. Manajemen Agribisnis (Pendekatan Manajemen dalam


Agribisnis. CV Cendekia Muslim, Majalengka.

Assauri, Prof. Dr Sofjan, MBA. 2016. Strategic Management Sustainable Competitive


Advantages: Edisi 2. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

BPS. 2018. Statistik Pertanian. Pusat Data dan Sistem Pertanian Kementerian
Pertanian Republik Indonesia.

BPS. 2015-2018. Produksi Hortikultura (Buah dan Sayur Tahunan Jawa Barat). BPS
Provinsi Jawa Barat.

Cahyono, Bambang. 2010. Sukses Budidaya Jambu Biji di Pekarangan dan


Perkebunan. Lily Publisher, Yogyakarta.

David, Fred R. 2006.Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-10. Salemba Empat, Jakarta.

David, Fred R 2008. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-11. Salemba Empat, Jakarta

David, Fred R 2011. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-12. Salemba Empat, Jakarta.

David, Fred R. 2012. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-13. Salemba Empat,

Jakarta.

David, Fred R. 2017. Manajemen Strategis: Konsep. Ed ke-15. Salemba Empat,

Jakarta.

Dinas Pertanian dan Pangan (DIPERPA).


https://badungkab.go.id/instansi/diperpa/baca-artikel/31/Cara-Budidaya-
Jambu-Krista.html. Diakses 21 April 11.45

Hariadi, Bambang. 2005. Strategi Manajemen (Strategi Memenangkan Perang Bisnis).


Bayumedia, Malang.
Hitt, Michael A, dkk. 2002. Manajemen Strategis Daya Saing & Global. Salemba
Empat, Jakarta.

Kaharuddin. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Jambu Biji Organik di PT Sawangan


Bumi Makmur,Parung, Bogor [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kementerian Pertanian. 2013. Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pertanian
Organik (Nomor 64/Permentan/OT.140/5/2013).

Kementerian Pertanian. 2006. Pedoman Teknis Budidaya dengan Buah-Buahan yang


Baik (Good Agricultural Practices) No. 61/ Permentan/ OT.160/11/2006

Kementerian Pertanian. 2007. Keputusan Menteri: Jambu Kristal No.


517Kpts/SR.120/9/2007.

Kementerian Pertanian. 2003. Keputusan Menteri: Jambu Merah Wijaya NO.


517Kpts/PD.210/2003.

Krisno, Agus dkk. 2014. Peningkatan Produk Pangan Organik. Universitas


Muhamadiyyah Malang, Malang.

Lestari, Endah Prapti. 2011. Pemasaran Strategik: Bagaimana Meraih Keunggulan


Kompetitif : Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta

Nursyamsyiah. 2008. Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Pada


PT. Amani Mastra, Jakarta [Skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

PT. Sewu Segar Nusantara. https://www.sunpride.co.id/about-us/pt-sewu-segar-


nusantara/. Diakses pada tanggal 20 April 2020, Pukul 19.25 WIB

Parimin. 2007. Jambu Biji Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Piay, dkk. 2012. Pertanian Organik (Persyaratan, Budidaya, dan Sertifikat). Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPPT), Jawa Tengah.

Rahardi, dkk. 2007. Agribisnis Tanaman Buah (Edisi Revisi). Penerbit Swadaya,
Jakarta.

Rahayu, Iman. 2006. Produk Organik Dengan Sistem Budidaya Tanaman-Ternak,


Jasinga, Bogor [jurnal]. Fakultas Perternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

114
Rangkuti, Freddy. 2016. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Salemba
Empat, Jakarta.

Redaksi Agro Media. 2009. Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Robinson dan Pearce. 2008. Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan


Pengendalian. Ed ke-10. Salemba Empat, Jakarta.
Robinson dan Pearce. 2013. Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian. Ed ke-12. Salemba Empat, Jakarta.

Rinta, Crismonia. 2019. Studi Kinetika Ekstrak Jambu Biji Terhadap Penyembuhan
Demam Berdarah [Jurnal]. Universitas Negri Padang, Padang.

Sofyan, Iban, S.E., M.M. 2015. Manajemen Strategi. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Siagian, Prof. Dr. Sondang P, MPA. 2018. Manajemen Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.

SNI. 2016. Sistem Pertanian Organik 6729. Kementerian Pertanian.

Suryadi. 2014. Strategi Pengembangan Pasar Segar Depok [skripsi] Jakarta: Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Susenas. 2014-2018. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Badan Pusat


Statistik. Pusat Data dan Sistem Pertanian Kementerian Pertanian Republik
Indonesia.

Wahyuaji, Arief. 2016. Strategi Pengembangan Usaha Hasil Olahan Carica (Studi
Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah,
Kabupaten Wonosobo) [skripsi]. Jakarta: Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Zakaria, R Fransiska, dkk. 2000. Intervensi Sayur dan Buah Pembawa Vitamin C dan
E Meningkatkan Sistem Imun Populasi Buruh Pabrik di Bogor [jurnal]. Bul.
Teknologi dan Industri Pangan, Vol XI, No.2, Th.2000. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor

115
LAMPIRAN

116
Lampiran 1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar Pertanyaan Strategi Pengembangan Usaha Jambu Biji Organik di CV Insan
Mutiara Perdana

Daftar pertanyaan ini dibuat sebagai salah satu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan responden dalam rangka penulisan skripsi, yang dilakukan oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

I. Aspek Internal Perusahaan


Aspek Manajemen
1. Apa visi dan misi perusahaan?
2. Apakah visi dan misi sudah mencapai tujuan?
3. Apakah struktur organisasi sudah sesuai?
4. Apakah perusaahaan telah menerapkan fungsi manajemen dengan baik?
5. Apakah tingkat keluar masuknya karyawan tinggi?
6. Apakah deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan sudah sesuai?
Aspek Pemasaran
1. Apakah pasar tersegmentasi dengan baik?
2. Apakah posisi perusahaan memiliki potensi yang baik dikalangan para pesaing?
3. Apakah perancanaan dan penganggaran untuk pemasaran efektif?
4. Apakah pangsa pasar perusahaan telah meningkat?
5. Apakah saluran distribusi saat ini dapat diandalkan dan berbiaya efektif?
6. Apakah perusahaan melakukan riset pemasaran?
7. Apakah produk perusahaan telah dikenakan harga yang pantas?
8. Apakah pemasaran, perencanaan dan anggaran efektif?
Aspek Keuangan
1. Berapa presentase peningkatan penjualan?
2. Apakaha prosedur penganggaran modal yang ada telah efektif?
3. Bagaimana marjin keuntungan perusahaan?
4. Apakah dana yang ada saat ini memadai untuk pengembangan usaha?
5. Apakah pembukuan atau pencatatan sudah terlaksana dengan baik?
6. Apakah manajer perusahaan berpengalaman dan mendapat pelatihan yang baik?
7. Apakah terdapat investor yang memberikan sejumlah modal terhadap perusahaan?
Aspek Produksi
1. Apakah sarana produksi pertanian untuk proses budidaya mendukung?
2. Apakah perusahaan mengolah atau melakukan penanganan lanjut pada hasil
produksinya?
3. Apakah produk yang dihasilkan memiliki keunggulan dibanding produk lainnya?
4. Apakah produksi perusahaan sudah dapat memenuhi permintaan pasar?
5. Apakah perusahaan menggunakan teknologi yang memadai?
6. Apakah kebijakan dan prosedur pengendalian efektif?
7. Apakah fasilitas, sumber daya dan pasar berlokasi strategis?

II. Aspek Eksternal Perusahaan


Aspek Ekonomi
1. Bagaimana pengaruh petumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat mempengaruhi
perusahan?
2. Bagaimanakah pengaruh PDRB Jawa Barat mempengaruhi perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap perusahaan?
4. Apakah tingkat harga produk yang beredar pada saat ini, sudah sesuai dengan
perusahaan?
5. Apakah pendapatan rata-rata penduduk mempengaruhi tingkat permintaan
konsumen?
6. Apakah perusahaan dikenakan pajak?
Aspek Sosial Budaya, Demografi, dan Lingkungan
1. Apakah perusahaan bergabung dengan organisasi khusus?
2. Apakah produk yang dihasilkan mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakat?
3. Apakah hubungan antara pemasok dan perusahaan berjalan dengan lancar?
4. Apakah pertumbuhan jumlah penduduk berpengaruh pada perusahaan?
5. Apakah polusi udara dan tingkat iklim yang labil mengakibatkan terhambatnya
produksi dari budidaya?
6. Apakah lokasi dari perusahaan dengan ritel memiliki akses yang baik?
Aspek Politik dan Hukum
1. Apakah ada peran pemerintah yang berpengaruh pada perusahaan?
2. Apakah ada bantuan dari pemerintah setempat?
3. Apakah terjadi banyak perubahan dari segi hukum yang memperngaruhi perusahaan?
4. Apa saja perubahan politik dan hukum yang memiliki efek pada perusahaan?
5. Bagaimana perlakuan yang telah dilakukan CV. IMP dalam mengatasinya jalan
bisnisnya?

118
Aspek Teknologi
1. Apa peranan teknologi untuk perusahaan?
2. Apa saja yang dilakukan perusahaan dalam menghadapi perkembangan teknologi?
3. Apa teknologi yang digunakan perusahaan?
4. Apakah anda mengatahui adanya teknik baru yang dapat diterapkan oleh perusahaan
yang mungkin belum diterapkan oleh perusahaan?
5. Bagaimana kemampuan perusahaan dalam pemenuhan akan teknologi tersebut?
Persaingan dengan perusahaan sejenis
1. Apakah keunggulan perusahan dibandingkan perusahaan lain?
2. Apakah ada pesaing dengan produk sejenis?
3. Jika ada, apa keunggulan produk perusahaan dibanding pesaing?
4. Apa saja usaha yang dilakukan CV. IMP untuk mengatasi masalah dan
mengantisipasi kompetitor?
5. Apakah perusahaan melakukan survey kepada konsumen mengenai kompetitor?
Daya Tawar Pemasok
1. Berapa pemasok yang dimiliki perusahaan?
2. Dimana lokasi operasional pemasok tersebut?
3. Apa saja kendala yang pernah dialami perusahaan dengan pemasok?
4. Apakah kekuatan tawar menawar pemasok dalam menaikkan atau menurunkan harga
produk atau kualitas produk mempengaruhi usaha?
Daya Tawar Konsumen
1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap produk perusahaan?
2. Bagaimanakah loyalitas konsumen terhadap produk perusahan?
3. Apa saja yang mempengaruhi ketertarikan pembeli terhadap produk perusahaan?
Ancaman masuknya pendatang baru
1. Bagaimana pendapat CV IMP apabila terdapat pendatang baru?
Produk Subtitusi
1. Apakah buah-buahan lainnya dapat mengancam produk utama?
2. Buah-buahan apa yang menjadi pesaing usaha?

119
Lampiran 2 Kuisioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK DI
CV INSAN MUTIARA PERDANA
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Dalam rangka penelitian skripsi kuesioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan oleh
Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian:
Tujuan:
Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam Faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) dan Faktor eksternal dalam pengembangan usaha jambu biji di CV Insan
Mutiara Perdana yang dilakukan oleh responden.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuesioner, narasumber diharapkan untuk melakukannya secara
sekaligus (tidak tertunda)
4. Narasumber berhak menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dalam
kuesioner dengan alasan yang jelas dan kuat.
5. Seluruh definisi yang digunakan dalam kuisioner ini sepenuhnya menjadi hak
narasumber. Narasumber berhak sajamemiliki pandangan yang berbeda suatu faktor
dalam kuesioner ini, dengan narasumber lainnya ataupun dengan penelitian. Hal ini
dibenarkan apabila memiliki alasan yang kuat.
Petunjuk Teknis:
1. Faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal merupakan suatu hal yang
mempunyai dampak yang kuat dan langsung terhadap aktifitas usaha CV Insan
Mutiara Perdana.
2. Faktor internal meliputi manajemen, sumber daya manusia, keuangan, pemasaran dan
produksi. Faktor eksternal merupakan tinjauan terhadap situasi politik dan hukum,
ekonomi teknologi, industri.
3. Faktor strategis internal: beri tanda (√) pada ruang kekuatan atau kelemahan
perusahaan sesuai dengan pilihan atau jawaban narasumber.
4. Faktor Strategis eksternal: beri tanda (√) pada ruang peluang atau ancaman perubahan
sesuai dengan pilihan/ jawaban narasumber
No. Faktor-faktor Strategis Kekuatan Kelemahan Keterangan
Internal (+) (-)
1 Visi dan Misi yang masih
Visi dan Misi perusahaan bermakna luas
2 Pengorganisasian
perusahaan belum
Pengorganisasian perusahaan
sistematis dan belum
tertulis
3 Tenaga kerja rata-rata
memiliki pendidikan akhir
Tenaga kerja yang belum
Sekolah Dasar (SD) dan
terampil dan berpengalaman
Sekolah Menengah
Pertama (SMP)
4 Permintaan pasar belum Karena masih terbatasnya
tercukupi pasokan.
5 Menggunakan pemasaran
Pemasaran yang modern
online
6 Produk dilakukan dengan sistem -
pertanian organik sesuai dengan
permentan
No.64/Permentan/OT.140/5/2013
7 Perusahaan masih
Lahan masih sewa menggunakan lahan sewa
milik orang lain
8 Masih menggunakan dana Perusahaan belum mau
pribadi mengambil investor
9 Pencatatan keuangan dan produk -
sudah administratif
10 Alat Saprotan yang sudah -
modern
11 Akses terhadap alat dan bahan -
produksi mudah didapat
No. Faktor-faktor Peluang Ancaman Keterangan
Strategis Eksternal (+) (-)
1 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
dan PDRB Provinsi Jawa Provinsi Jawa Barat yang cukup
Barat meningkat
2 Program pemerintah lewat Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro
Adanya dukungan dari
(DKUM) Kota Depok dengan
program pemerintah
membuka pasar baru bagi
perusahaan.
3 Tingkat konsumsi menurut data
statistik konsumsi pangan dari
Tingkat konsumsi buah-
tahun 2013-2017 cukup meningkat
buahan meningkat
terutama pada komoditas jambu
biji.
4 Pertumbuhan jumlah penduduk di
Pertumbuhan jumlah Jawa Barat yang meningkat
penduduk di Jawa Barat. membuat penciptaan pasar yang
cukup mudah
5 Sulitnya industri baru -
untuk masuk kedalam
industri buah-buahan
jambu biji
6 Adanya perkembangan teknologi
bbudidaya yang semakin canggih.
Adanya perkembangan Pada pascapanen adanya mesin
teknologi budidaya dan siller dan wrapping yang
pascapanen mempermudah dan mempercepat
karyawan dalam melakukan
aktivitasnya
7 Adanya persaingan industri sejenis
Adanya persaingan diantaranya yaitu PT Sewu Segar
industri sejenis Nusantara (SSN) dan PT Sawangan
Bumi Makmur
8 Adanya perbedaan antara iklim
Adanya pengaruh iklim lapangan dengan ketentuan
budidaya jambu biji.
9 Kemudahan konsumen untuk
Kemudahan konsumen mendapatkan produk subtitusi
untuk mendapatkan seperti jus buah, sari buah dan
produk subtitusi adanya perasa buah yang terbuat
dari bahan kimia.
10 Konsumen memiliki Karena adanya barang subtitusi
kekuatan untuk maka konsumen memiliki kekuatan
menentukan pilihan untuk menentukan pilihan

122
Keterangan: Responden Internal 1 (Rin1) : Pak Syukron
Responden Internal 2 (Rin 2) : Bu Dyta
No. Faktor-faktor Strategis Rin1 Rin2 Keterangan
Internal Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kelemahan
1 √ √
Visi dan Misi perusahaan Kelemahan
2 Pengorganisasian √ √
Kelemahan
perusahaan
3 Tenaga kerja yang belum √ √
terampil dan Kelemahan
berpengalaman
4 √ √
Permintaan pasar belum
Kelemahan
tercukupi
5
Pemasaran yang modern √ √ Kekuatan

6 Produk dilakukan dengan


sistem pertanian organik
sesuai dengan permentan √ √ Kekuatan
No.64/Permentan/OT.140/5
/2013
8 Lahan masih sewa √ √ Kelemahan
9 Masih menggunakan dana √ √
Kelemahan
pribadi
9 Pencatatan keuangan dan √
Kekuatan
produk sudah administratif
10 Alat Saprotan yang sudah √
Kekuatan
modern
11 Akses terhadap alat dan √
bahan produksi mudah Kekuatan
didapat

123
Faktor-faktor Rin1 Rin2
No. Keterangan
Strategis Eksternal Peluang Ancaman Peluang Ancaman
1 Pertumbuhan Ekonomi
dan PDRB Provinsi Jawa √ √ Peluang
Barat
2 Adanya dukungan dari
√ √ Peluang
program pemerintah
3
Tingkat konsumsi buah-
√ √ Peluang
buahan meningkat
4 Pertumbuhan jumlah
√ √ Peluang
penduduk di Jawa Barat.
5 Sulitnya industri baru
untuk masuk kedalam
√ √ Peluang
industri buah-buahan
jambu biji
6 Adanya perkembangan
teknologi budidaya dan √ √ Peluang
pascapanen
7 Adanya persaingan
√ √ Ancaman
industri sejenis
8
Adanya pengaruh iklim √ √ Ancaman

9 Kemudahan konsumen
untuk mendapatkan √ √ Ancaman
produk subtitusi
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk √ √ Ancaman
menentukan pilihan

124
Lampiran 3. Kuisioner Penetapan Rating
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penetapan Rating Faktor Internal dan Eksternal
Tujuan
Mendapatkan informasi penilaian responden seputar faktor internal dan eksternal
perusahaan, mengidentifikasi pengaruh masing-masing faktor terhadap kondisi
perusahaan serta memberikan saran yang terbaik untuk perusahaan lakukan kedepannya.
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian:
Petunjuk Umum
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber.
3. Dalam pengisian kuisioner, narasumber diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus
1. Faktor-faktor internal adalah faktor yang memiliki pengaruh langsung dan dapat
dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini dibagi kedalam dua aspek yaitu kekuatan
dan kelemahan.
2. Faktor-faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar perusahaan dan tidak
dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini dibagi kedalam dua aspek yaitu
peluang dan ancaman.
3. Kekuatan dan Kelemahan meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi
dan operasi, peneitian dan pengembangan, sedangkan peluang dan ancaman
meliputi ekonomi , politik, hukum dan pemerintah ,sosial, budaya, demogafi dan
lingkungan, teknologi industri.
4. Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan, sesuai dengan nilai rating
yang diberikan untuk faktor tersebut.

a) Penilaian Faktor Internal


1 = Kelemahan Utama/Mayor
2 = Kelemahan Kecil/Minor
3 = Kekuatan Kecil/Minor
4= Kekuatan Utama/Mayor
No. Faktor Internal Strategis Peringkat (Rating)
Kekuatan 1 2 3 4
1 Pemasaran yang modern
Produk telah sesuai dengan SNI 6729
2 tahun 2016 dan Permentan no. 64
tahun 2013
Pencatatan keuangan dan produk sudah
3 administratif
4 Alat Saprotan yang sudah modern

Akses terhadap bahan penunjang


5
produksi mudah didapat
Kelemahan

6 Visi dan Misi perusahaan

7 Pengorganisasian perusahaan

Tenaga kerja yang belum terampil dan


8
berpengalaman
9 Permintaan pasar belum tercukupi
10 Lahan masih sewa
11 Masih menggunakan dana pribadi

b) Penilaian Faktor Eksternal

1 = Rendah, respon perusahaan rendah


2 = Sedang, respon perudahaan rata-rata
3 = Tinggi, respon perusahaan diatas rata-rata
4 = Sangat tinggi, respon perudahaan superior

126
No. Faktor Eksternal Strategis Peringkat (Rating)
Peluang 1 2 3 4
Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
1
Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari program
2
pemerintah
Tingkat konsumsi buah-buahan
3
meningkat
Pertumbuhan jumlah penduduk di
4
Jawa Barat.
Adanya perkembangan teknologi
5
budidaya dan pascapanen
Sulitnya industri baru untuk masuk
6 kedalam industri buah-buahan
jambu biji
Ancaman

7 Adanya persaingan industri sejenis

8 Adanya pengaruh iklim


Kemudahan konsumen untuk
9
mendapatkan produk subtitusi
Konsumen memiliki kekuatan untuk
10
menentukan pilihan

127
Hasil Penetapan Rating Faktor Internal

Keterangan: Responden Internal 1 (Rin1): Pak Syukron (Direktur Utama)


Responden Internal 2 (Rin2): Bu Dyta (Manajer Keuangan)

Peringkat (Rating)
No. Faktor Internal Strategis Rata-Rata
Rin1 Rin2
Kekuatan
1 Pemasaran yang modern 4 3 3.5
Produk telah sesuai dengan SNI 6729
2 tahun 2016 dan Permentan no. 64 4 4 4
tahun 2013
Pencatatan keuangan dan produk sudah
3 3 4 3.5
administratif
4 Alat Saprotan yang sudah modern 4 4 4

Akses terhadap bahan penunjang


5 4 4 4
produksi mudah didapat
Kelemahan

6 Visi dan Misi Perusahaan 2 1 1.5

Pengorganisasian perusahaan belum


7 2 2 2
sistematis dan belum tertulis
Tenaga kerja yang belum terampil dan
8 1 1 1
berpengalaman
9 Permintaan pasar belum tercukupi 1 1 1
10 Lahan masih sewa 1 2 1.5
11 Masih menggunakan dana pribadi 1 2 1.5

128
Peringkat (Rating)
No. Faktor Eksternal Strategis Rata-rata
Rin1 Rin2
Peluang
Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
1 2 2 2
Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari program
2 2 4 3
pemerintah
Tingkat konsumsi buah-buahan
3 3 3 3
meningkat
Pertumbuhan jumlah penduduk di
4 3 2 2.5
Jawa Barat.
Adanya perkembangan teknologi
5 2 4 3
budidaya dan pascapanen
Sulitnya industri baru untuk masuk
6 kedalam industri buah-buahan 2 2 2
jambu biji
Ancaman

7 Adanya persaingan industri sejenis 4 4 4


8 Adanya pengaruh iklim 3 4 3.5
Kemudahan konsumen untuk
9 3 2 2.5
mendapatkan produk subtitusi
Konsumen memiliki kekuatan untuk
10 3 3 3
menentukan pilihan

129
Lampiran 4 Kuisioner Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penentuan/ Pembobotan Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Dalam rangka penelitian skripsi kuisioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan
oleh Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama:
Pekerjaan:
Divisi/Bagian
Tujuan :
Mendapatkan penilaian pada responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal
CV Insan Mutiara Perdana, yaitu dengan pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor
tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan strategi bersaing usaha
budidaya buah-buahan.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuisioner narasumber, diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus:
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang
tersedia untuk kuisioner ini adalah dengan memberikan nilai 1, 2 atau 3 yang paling sesuai
menurut narasumer dengan cara sebagai berikut:
1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 : jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 : jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal.
Faktor Internal Strategis A B C D E F G H I J K Total Bobot

A Visi dan Misi perusahaan


B Pengorganisasian perusahaan

Tenaga kerja yang belum


C
terampil dan berpengalaman
Permintaan pasar belum
D
tercukupi
E Pemasaran yang modern
Produk telah sesuai dengan
F SNI 6729 tahun 2016 dan
Permentan no. 64 tahun 2013
G Lahan masih sewa
Masih menggunakan dana
H
pribadi
Pencatatan keuangan dan
I
produk sudah administratif
Alat Saprotan yang sudah
J
modern
Akses terhadap alat produksi
K
mudah didapat
Total
Faktor Eksternal Strategis A B C D E F G H I J Total Bobot
Pertumbuhan Ekonomi dan
A
PDRB Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari
B
program pemerintah
Tingkat konsumsi buah-
C
buahan meningkat
Pertumbuhan jumlah
D
penduduk di Jawa Barat.
E Adanya pengaruh iklim
Adanya perkembangan
F teknologi budidaya dan
pascapanen
Adanya persaingan industri
G
sejenis
Sulitnya industri baru untuk
H masuk kedalam industri
buah-buahan jambu biji
Kemudahan konsumen
I untuk mendapatkan produk
subtitusi
Konsumen memiliki
J kekuatan untuk menentukan
pilihan
Total

132
Penentuan/ Pemberian Bobot Faktor Internal
Responden Internal 1: Pak Syukron (Direktur Utama)

Faktor Internal Strategis A B C D E E G H I J K Total Bobot


A Visi dan Misi perusahaan X 3 1 2 3 2 1 3 3 3 3 24 0.10909
B Pengorganisasian perusahaan 1 X 3 2 3 3 3 3 3 1 3 25 0.11364
Tenaga kerja yang belum
C 3 1 X 2 2 3 3 2 3 3 3 25 0.11364
terampil dan berpengalaman
Permintaan pasar belum
D 2 2 2 X 1 3 3 3 2 2 1 21 0.09545
tercukupi
E Pemasaran yang modern 1 1 2 3 1 1 3 3 1 3 19 0.08636
Produk telah sesuai dengan
F SNI 6729 tahun 2016 dan 2 1 1 1 3 X 2 2 1 1 1 15 0.06818
Permentan no. 64 tahun 2013
G Lahan masih sewa 3 1 1 1 3 2 X 2 2 3 3 21 0.09545
Masih menggunakan dana
H 1 1 2 1 1 2 2 X 1 2 2 15 0.06818
pribadi
Pembukuan keuangan sudah
I 1 1 1 2 1 3 2 3 X 3 2 19 0.08636
administrative
Alat Saprotan yang sudah
J 1 3 1 2 3 3 1 2 1 X 1 18 0.08182
modern
Akses terhadap alat produksi
K 1 1 1 3 1 3 1 2 2 3 X 18 0.08182
mudah didapat
Total 16 15 15 19 21 25 19 25 21 22 22 220 1

133
Responden Internal 2: Bu Dyta (Manajer Keuangan)

Faktor Internal Strategis A B C D E F G H I J K Total Bobot


A Visi dan Misi perusahaan X 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 19 0.086

B Pengorganisasian perusahaan 2 X 2 2 2 2 3 1 3 2 3 22 0.1

Tenaga kerja yang belum


C 3 2 X 3 3 2 3 3 2 2 3 26 0.118
terampil dan berpengalaman
Permintaan pasar belum
D 2 2 1 X 3 1 2 3 3 3 2 22 0.1
tercukupi
E Pemasaran yang modern 2 2 1 1 1 3 2 2 1 3 18 0.082
Produk telah sesuai dengan
F SNI 6729 tahun 2016 dan 3 2 2 3 3 X 3 3 2 3 2 26 0.118
Permentan no. 64 tahun 2013
G Lahan masih sewa 2 1 1 2 1 1 X 2 2 3 3 18 0.082
Masih menggunakan dana
H 1 3 1 1 2 1 2 X 1 1 2 15 0.068
pribadi
Pencatatan keuangan dan
I 2 1 2 1 2 2 2 3 X 2 2 19 0.086
produk sudah administratif
Alat Saprotan yang sudah
J 2 2 2 1 3 1 1 3 2 2 19 0.086
modern
Akses terhadap bahan
K penunjang produksi mudah 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 X 16 0.073
didapat
Total 21 18 14 18 22 14 22 25 21 21 24 220 1

134
Penentuan/ Pemberian Bobot Faktor Eksternal
Responden Internal 1: Pak Syukron (Diektur Utama)

Faktor Eksternal Strategis A B C D E F G H I J Total Bobot


Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
A X 1 2 3 1 2 3 1 3 1 17 0.0944
Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari program
B 3 X 3 3 2 1 3 1 3 1 20 0.1111
pemerintah
Tingkat konsumsi buah-buahan
C 2 1 X 3 1 1 1 1 1 1 12 0.0667
meningkat
Pertumbuhan jumlah penduduk di
D 1 1 1 X 1 1 3 1 1 1 11 0.0611
Jawa Barat.
E Adanya pengaruh iklim 3 2 3 3 1 1 3 1 1 18 0.1
Adanya perkembangan teknologi
F 2 3 3 3 3 X 3 3 3 1 24 0.1333
budidaya dan pascapanen
G Adanya persaingan industri sejenis 1 1 3 1 3 1 X 1 1 2 14 0.0778
Sulitnya industri baru untuk masuk
H kedalam industri buah-buahan 3 3 3 3 1 1 3 X 3 1 21 0.1167
jambu biji
Kemudahan konsumen untuk
I 1 1 3 3 3 1 3 1 X 1 17 0.0944
mendapatkan produk subtitusi
Konsumen memiliki kekuatan
J 3 3 3 3 3 3 2 3 3 X 26 0.1444
untuk menentukan pilihan
Total 19 16 24 25 18 12 22 15 19 10 180 1

135
Responden Internal 2: Bu Dyta (Manajer Keuangan)

Faktor Eksternal Strategis A B C D E F G H I J Total Bobot


Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB
A X 2 2 3 2 2 3 3 2 1 20 0.1111
Provinsi Jawa Barat
Adanya dukungan dari program
B 2 X 3 3 3 2 1 3 1 1 19 0.1056
pemerintah
Tingkat konsumsi buah-buahan
C 2 1 3 2 1 3 3 1 1 17 0.0944
meningkat
Pertumbuhan jumlah penduduk di
D 1 1 1 X 1 1 2 1 1 1 10 0.0556
Jawa Barat.
E Adanya pengaruh iklim 2 1 2 3 2 1 3 2 2 18 0.1

Adanya perkembangan teknologi


F 2 2 3 3 2 X 2 3 2 2 21 0.1167
budidaya dan pascapanen

G Adanya persaingan industri sejenis 1 3 1 2 3 2 X 2 2 2 18 0.1


Sulitnya industri baru untuk masuk
H kedalam industri buah-buahan 1 1 1 3 1 1 2 X 1 1 12 0.0667
jambu biji
Kemudahan konsumen untuk
I 2 3 3 3 2 2 2 3 X 3 23 0.1278
mendapatkan produk subtitusi
Konsumen memiliki kekuatan
J 3 3 3 3 2 2 2 3 1 X 22 0.1222
untuk menentukan pilihan
Total 16 17 19 26 18 15 18 24 13 14 180 1

136
Lampiran 5 Penentuan Strategi
KUISIONER STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMBU BIJI ORGANIK
DI CV INSAN MUTIARA PERDANA
Penentuan Strategi
Dalam rangka penelitian skripsi kuisioner ini mengacu pada kuisioner yang dikemukan
oleh Fred R. David, oleh:
Nama/NIM : Firda Yanti / 11150920000050
Fakultas : Jurusan Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Profil Responden
Nama :
Pekerjaan :
Divisi/Bagian :
Tujuan:
Mendapatkan penilaian responden tentang tingkat daya tarik faktor-faktor kunci terhadap
alternatif-alternatif mana yang terbaik dan menjadi priotitas dalam pelaksanannya.
Petunjuk Umum:
1. Pengisian dilakukan secara tertulis oleh narasumber.
2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing narasumber,
3. Dalam pengisian kuisioner narasumber, diharapkan untuk melakukan secara
sekaligus (tidak tertunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban.
Petunjuk Khusus:
Alternatif pemberian nilai pada faktor-faktor kunci dengan mengajukan pertanyaan
terlebih dahulu “Apakah faktor ini mempengaruhi strategi pilihan dalam pelaksanannya
(Strategi 1,2,3 dst)? Jika iya, seberapa besar pengaruhnya?”. Dalam hal ini skala alternatif
penilaian strategi sebagai berikut:
1 = tidak menarik
2 = cukup menarik
3 = agak menarik
4 = amat menarik
Berikut merupakan penjelasan strategi apa saja yang akan diberikan penilaian:
1. Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana

permintaan pasar agar produk tepat ditangani.

2. Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor

3. Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.

4. Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih tenaga

kerja yang ada.

5. Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.

Keterangan:

1) Responden Internal 1 (Rin1): Pak Syukron,

2) Responden Internal 2 (Rin2): Bu Dyta

3) Responden Eksternal (Reks1): Bu Leni

4) Responden Eksternal 2 (Reks2): Pak Ade

5) Responden Eksternal 3 (Reks 3): Pak Hamidin

138
Strategi 1: Meningkatkan pencatatan keuangan dan produk untuk mengetahui rencana
permintaan pasar agar produk tepat ditangani.
No. Strategi 1 Rata-rata
Faktor-Faktor Utama
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3 AS 1
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 2 3 3 3
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
1 4 2 4 1 2.4
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 4 4 4 4 4
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 2 4 4 4 3 3.4
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
1 3 3 1 1 1.8
mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 2 1 2 4 1 2
7. Pengorganisasian perusahaan 2 3 2 3 3 2.6
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
1 4 2 3 2 2.4
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 3 4 3 3.4
10. Lahan masih sewa 2 2 2 3 4 2.6
11. Masih menggunakan dana pribadi 3 4 3 3 4 3.4
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
1 4 4 4 4 3.4
Jawa Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 4 4 4 4 4 4
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 3 4 4 4 4 3.8
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 4 4 3 2 3.2
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
4 4 4 4 3 3.8
dan pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
2 3 4 4 2 3
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 1 4 4 4 4 3.4
19. Adanya pengaruh iklim 1 4 3 4 3 3
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
1 4 3 4 3 3
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
2 4 2 3 3 2.8
menentukan pilihan

139
Strategi 2: Memperkuat permodalan perusahaan dengan cara mengambil investor.
Strategi 2 Rata-
No Faktor-Faktor Utama rata AS
Reks1 Reks2 Reks1 Reks2 Reks3
2
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 1 2 3 3 1 2
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
1 4 3 3 4 3
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 4 3 4 4 3.8
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 1 4 4 3 4 3.2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
2 3 3 4 3 3
mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 4 2 2 3 3 2.8
7. Pengorganisasian perusahaan 4 3 2 4 3 3.2
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
2 4 2 3 3 2.8
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 3 4 1 3
10. Lahan masih sewa 4 3 4 3 1 3
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 4 4 4 1 3.4
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
1 4 4 4 3 3.2
Jawa Barat
13 Adanya dukungan dari program pemerintah 4 4 4 4 4 4
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 4 4 4 3 3 3.6
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 4 4 4 3 3.6
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
4 4 4 3 4 3.8
dan pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
1 2 3 4 2 2.4
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 1 4 4 3 3 3
19. Adanya pengaruh iklim 1 3 3 4 4 3
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
1 4 4 3 3 3
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
2 3 4 4 2 3
menentukan pilihan

140
Strategi 3: Meningkatkan mutu dan jumlah produk yang ada.
Strategi 3 Rata-rata
No Faktor-Faktor Utama
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3 AS 3
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 4 3 4 3.6
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
4 4 2 4 2 3.2
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
1 3 1 3 2 2
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 4 4 4 4 4 4
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi mudah
3 4 2 4 2 3
didapat
Kelemahan
6. Visi, Misi perusahaan 4 2 1 4 1 2.4
7. Pengorganisasian perusahaan 4 4 1 4 1 2.8
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
1 4 1 4 2 2.4
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 3 4 2 4 1 2.8
10. Lahan masih sewa 4 3 2 4 1 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 3 2 4 1 2.8
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi Jawa
1 4 3 4 1 2.6
Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 1 4 4 4 2 3
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 1 4 2 4 1 2.4
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 4 4 2 3 1 2.8
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan
4 4 4 4 4 4
pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
3 4 4 4 1 3.2
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 2 4 4 4 2 3.2
19. Adanya pengaruh iklim 4 4 4 3 4 3.8
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
4 4 3 4 1 3.2
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
4 4 4 4 4 4
menentukan pilihan

141
Strategi 4: Memperbaiki manajemen perusahaan yang meliputi visi dan misi, melatih
tenaga kerja yang ada.
Strategi 4 Rata-rata
No. Faktor-Faktor Utama
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3 AS 4
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 3 2 4 3.2
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2 3 2 3 2 2.4
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 3 1 4 2 2.8
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 2 2 1 3 2 2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
2 2 2 3 2 2.2
mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 4 4 4 4 4 4
7. Pengorganisasian perusahaan 4 4 4 4 4 4
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
4 4 4 4 4 4
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 4 2 1 3 4 2.8
10. Lahan masih sewa 4 4 1 3 2 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 3 4 3 4 1 3
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
4 4 2 4 2 3.2
Jawa Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 4 3 3 3 3 3.2
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 4 3 3 2 2 2.8
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 2 4 4 4 4 3.6
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya
4 3 2 3 4 3.2
dan pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
3 3 4 3 4 3.4
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 4 3 4 3 4 3.6
19. Adanya pengaruh iklim 4 4 4 3 2 3.4
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
4 4 2 4 2 3.2
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
4 3 4 4 2 3.4
menentukan pilihan

142
Strategi 5: Menjalin hubungan baik dengan konsumen dan pemilik lahan.
Strategi 5 Rata-
No. Faktor-Faktor Utama rata AS
Rin1 Rin2 Reks1 Reks2 Reks3
5
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 4 3 4 3 3 3.4
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6279 tahun
2 3 1 4 4 2.8
2016 dan Permentan no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
4 3 1 4 2 2.8
administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 4 2 1 3 1 2.2
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi mudah
4 3 4 4 4 3.8
didapat
Kelemahan
6. Visi dan misi perusahaan 4 2 2 3 3 2.8
7. Pengorganisasian perusahaan 3 3 2 3 3 2.8
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
1 2 1 4 2 2
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 4 3 1 4 3 3
10. Lahan masih sewa 4 3 1 4 2 2.8
11. Masih menggunakan dana pribadi 4 2 2 3 2 2.6
Peluang
12. Pertumbuhan Ekonomi dan PDRB Provinsi
3 3 2 4 1 2.6
Jawa Barat
13. Adanya dukungan dari program pemerintah 3 3 3 3 2 2.8
14. Tingkat konsumsi buah-buahan meningkat 3 3 4 4 1 3
15. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat. 3 3 4 4 1 3
16. Adanya perkembangan teknologi budidaya dan
4 3 2 4 4 3.4
pascapanen
17. Sulitnya industri baru untuk masuk kedalam
4 3 3 3 2 3
industri buah-buahan jambu biji
Ancaman
18. Adanya persaingan industri sejenis 4 4 4 2 2 3.2
19. Adanya pengaruh iklim 2 3 2 3 2 2.4
20. Kemudahan konsumen untuk mendapatkan
4 3 4 3 1 3
produk subtitusi
21. Konsumen memiliki kekuatan untuk
4 3 4 3 1 3
menentukan pilihan

143
Prioritas Strategi
Faktor-Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
No.
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 0.0841
2. Produk telah sesuai dengan SNI 6729
tahun 2016 dan Permentan no. 64 tahun
2013 0.0932
3. Pencatatan keuangan dan produk sudah
administratif 0.0864
4. Alat Saprotan yang sudah modern 0.084
5. Akses terhadap alat dan bahan produksi
mudah didapat 0.077
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 0.0977
7.
Pengorganisasian perusahaan 0.1068
8. Tenaga kerja yang belum terampil dan
0.1159
berpengalaman
9. Permintaan pasar belum tercukupi 0.0977
10. Lahan masih sewa 0.0886
11. Masih menggunakan dana pribadi 0.0682
Alternatif Strategi
Bobot
Faktor-faktor Utama Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
No. AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Pertumbuhan Ekonomi
Provinsi Jawa Barat 0.102
2. Adanya dukungan dari
program pemerintah 0.108
3. Tingkat konsumsi buah-
buahan meningkat 0.080
4. Pertumbuhan jumlah
penduduk di Jawa Barat. 0.058
5. Adanya perkembangan
teknologi 0.125
6. Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri
buah-buahan jambu biji 0.0917
Ancaman
7. Adanya persaingan industri
sejenis 0.089
8. Adanya pengaruh iklim 0.1
9. Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk
subtitusi 0.111
10 Konsumen memiliki
kekuatan untuk menentukan
pilihan 0.133
Total 2

145
Alternatif Strategi
No. Faktor-Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1. Pemasaran yang modern 0.084 3 0.252 2 0.168 3.6 0.302 3.2 0.269 3.4 0.28591
2. Produk telah sesuai dengan SNI
6729 tahun 2016 dan Permentan 0.093 2.4 0.223 3 0.279 3.2 0.298 2.4 0.223 2.8 0.26091
no. 64 tahun 2013
3. Pencatatan keuangan dan produk
0.086 4 0.345 3.8 0.328 2 0.172 2.8 0.241 2.8 0.24182
sudah administratif
4. Alat Saprotan yang sudah modern 0.084 3.4 0.285 3.2 0.269 4 0.336 2 0.168 2.2 0.185
5. Akses terhadap alat dan bahan
0.077 1.8 0.139 3 0.231 3 0.231 2.2 0.17 3.8 0.293
produksi mudah didapat
Kelemahan
6. Visi dan Misi perusahaan 0.097 2 0.195 2.8 0.273 2.4 0.234 4 0.390 2.8 0.27364
7. Pengorganisasian perusahaan 0.106 2.6 0.277 3.2 0.341 2.8 0.299 4 0.427 2.8 0.29909
8. Tenaga kerja yang belum terampil
0.115 2.4 0.278 2.8 0.324 2.4 0.278 4 0.463 2 0.23182
dan berpengalaman
9.
Permintaan pasar belum tercukupi 0.097 3.4 0.332 3 0.293 2.8 0.273 2.8 0.273 3 0.29318
10. Lahan masih sewa 0.088 2.6 0.230 3 0.265 2.8 0.248 2.8 0.248 2.8 0.24818
11.
Masih menggunakan dana pribadi 0.068 3.4 0.231 3.4 0.231 2.8 0.190 3 0.204 2.6 0.17727

146
Alternatif Strategi
No. Faktor-Faktor Utama Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5
AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang
1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Jawa Barat 0.102 3.4 0.349 3.2 0.328 2.6 0.267 3.2 0.328 2.6 0.267
2. Adanya dukungan dari program
pemerintah 0.108 4 0.433 4 0.433 3 0.325 3.2 0.346 2.8 0.303
3. Tingkat konsumsi buah-buahan
meningkat 0.080 3.8 0.306 3.6 0.29 2.4 0.193 2.8 0.225 3 0.241
4. Pertumbuhan jumlah penduduk
di Jawa Barat. 0.058 3.2 0.186 3.6 0.21 2.8 0.163 3.6 0.21 3 0.175
5. Adanya perkembangan teknologi 0.125 3.8 0.475 3.8 0.475 4 0.5 3.2 0.4 3.4 0.425
6. Sulitnya industri baru untuk
masuk kedalam industri buah-
buahan jambu biji 0.091 3 0.275 2.4 0.22 3.2 0.293 3.4 0.311 3 0.275
Ancaman
7. Adanya persaingan industri
sejenis 0.089 3.4 0.302 3 0.267 3.2 0.284 3.6 0.32 3.2 0.284
8. Adanya pengaruh iklim 0.1 3 0.3 3 0.3 3.8 0.38 3.4 0.34 2.4 0.24
9. Kemudahan konsumen untuk
mendapatkan produk subtitusi 0.11 3 0.333 3 0.333 3.2 0.355 3.2 0.355 3 0.333
10. Konsumen memiliki kekuatan
untuk menentukan pilihan 0.133 2.8 0.373 3 0.4 4 0.53333 3.4 0.453 3 0.4

Total 2 64.4 6.117 65.8 6.256 64 6.157 66.2 6.366 60.4 5.279

147
Lampiran 6 Foto Kegiatan

No. Foto Kegiatan Keterangan

1.
Proses pemangkasan
jambu biji

Proses pemilihan
2.
jambu biji (Grading)

Proses penimbangan
3.
jambu biji
No. Foto Kegiatan Keterangan
4.

Jambu merah yang


terlalu matang

5.

Proses Packaging

6.

Produk yang menerima


hasil retur karena
kematangan, banyak
semut dan cacat

149
No. Foto Kegiatan Keterangan
7.

Proses sesi wawancara dengan


Pak Syukron (Direktur Utama)

8.

Proses sesi wawancara dengan


Bu Dyta (Manajer Keuangan)

9.

Proses sesi wawancara dengan


Bu Leni (Akademisi di bidang
Manajemen Agribisnis)

10.

Proses sesi wawancara dengan


Pak Hamidin
(Petani/Pengusaha Jambu Biji)

150
No. Foto Kegiatan Keterangan
11.

Proses waancara dengan Pak Ade


Indra (Akademisi di bidang
Manajemen)

12.

Sertifikat Organik Jambu biji merah

151

Anda mungkin juga menyukai