Anda di halaman 1dari 167

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN HERBISIDA,

INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA DI PT. DANKEN


INDONESIA

SKRIPSI

Humairra Avicienna
11140920000064

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1440 H
ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN HERBISIDA,
INSEKTISIDA DAN FUNGISIDA DI PT. DANKEN
INDONESIA

Oleh :
HUMAIRRA AVICIENNA
11140920000064

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Humairra Avicienna

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Agustus 1996

Alamat : Permata Pamulang, Jl. Bukit


Permata V, blok E15 No. 8,
Tangerang Selatan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

No. HP : 085885342180

E-mail : humairra.avicienna@yahoo.com

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 44 kg

Riwayat Pendidikan

2002-2008 : SDN Puspiptek

2008-2011 : SMPN 17 Kota Tangerang Selatan

2011-2014 : SMAN 6 KotaTangerang Selatan

2014-2018 : S-1 Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi dan Prestasi

2012-2013 : Pengurus Ekstrakulikuler Saman SMAN 6 Kota


Tangerang Selatan

2015-2016 : Anggota Divisi Recruitment LSO Saman Agribisnis


2016-2017 : Ketua LSO Saman Agribisnis

2015 : Koordinator Panitia Divisi Pubdekdok OPAK (Orientasi


Pengenalan Akademik Mahasiswa) Agribisnis UIN Jakarta
Penari Tradisional Betawi pada Musyawarah Nasional
II Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia

Delegasi UIN Jakarta (Grup Indonesia) Koronadal


International Folklore Festival – Filiphina

2016 : Anggota Divisi Humas Aplikasi Studi (AKSI) Agribisnis


UIN Jakarta

2016 : Peserta Penari 6600 Ratoeh Jaroe Massal

Pengalaman Kerja

2017 : Departemen Pemasaran PT. Mitra Balai Industri

2018 : Asisten Praktikum Mata Kuliah Ilmu Tanaman, Program


Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

karunia, srta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Peramalan Penjualan Herbisida, Insektisida, dan

Fungisida di PT. Danken Indoneisa”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Program Studi Agribisnis,

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Selama proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan

bantuan berbagai pihak. Penulis dengan penuh rasa hormat mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan dan

dukungan baik secara moril dan materil, secara lansung maupun tidak langsung

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta yang telah memberikan bantuan moral serta

materil. Papa saya Ir. Junaidi M.Si yang sangat menginspirasi serta

banyak sekali memberikan masukan-masukan yang berarti dalam penulisan

skripsi ini dan mama saya Hilyati Syamsudin yang telah melimpahkan kasih

sayang dan dukungannya tanpa henti.

2. Kakak penulis tersayang Shakienna Avicienna yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi selama penulisan skripsi.

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.


4. Dr. Ir. Edmon Daris, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Dr.

Iwan Aminuddin, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis, terima

kasih telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada penulis serta

membantu penulis dalam proses akademis.

5. Seluruh dosen Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu,

pengetahuan, wawasan dan pengalamannya kepada penulis sehingga

dapat terselesainya skripsi ini.

6. Dr. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si sebagai pembimbing I skripsi sekaligus

pembimbing akademik dan Ir. Armaeni Dwi Humaerah, M.Si

sebagai pemimbing II terima kasih telah mencurahkan waktu, tenaga,

support, nasihat serta memberikan ilmunya secara tulus sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

7. Ir. Mudatsir Najamuddin, M.Si selaku penguji I dan Rahmah

Farahdita Soeyatno, M.Si selaku penguji II skripsi saya yang telah

memberikan banyak masukan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Bapak Zulkarnaen Lubis selaku Direktur Utama PT. Danken Indonesia, Mba

Anti, Mba Martha, dan seluruh staff PT. Danken Indonesia.

9. Mba Maya Wulan Arini, S. Stat, MM yang telah memberikan ilmu dan

bantuan dalam pengolahan data. Terimakasih atas semua penjelasan

mengenai statistika yang penulis butuhkan.

10. Sahabat penulis di kampus, Chabe Syariah Tia, Dea, Wita, Vivi, Lulu,

Ninda, dan Ule yang selalu ada setiap saat, menemani dan membantu

selama perkuliahan sampai pada penulisan skripsi ini. Terimakasih atas

dukungan,

viii
nasihat, kasih sayang, celotehan, tempat curhat, tangisan, hiburan, yang

selalu ada dalam suka dan duka. See you on top!

11. Sahabat penulis sejak SD, Dita dan Dean atas dukungannya dan yang tidak

pernah absen untuk selalu bertemu setiap ada kesempatan. See you on top!

12. Para pejuang skripsi, keluarga besar AGRIBISNIS 2014 yang telah

membantu dan memberikan semangat kepada penulis selama perkuliahan.

See you on top guys!

13. Keluarga besar Saman Agribisnis dan Amarantha terima kasih atas prestasi,

ilmu dan pengalaman organisasinya.

14. Kakak – kakak senior Agribisnis 2012 dan 2013 yang selalu memberikan

ilmu, pengalaman dan informasi mengenai seluk-beluk skripsi, serta adik-

adik junior

2015 dan 2016 yang selalu memberikan support.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas

semangat dan motivasinya.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah kalian berikan

kepada penulis. Aamiin Ya Rabbal Allamiin

Jakarta, September 2018

Penulis

ix
RINGKASAN

HUMAIRRA AVICIENNA, Analisis Peramalan Penjualan Herbisida,


Insektisida, dan Fungisida di PT. Danken Indonesia. Di bawah bimbingan
LILIS IMAMAH ICHDAYATI dan ARMAENI DWI HUMAERAH.

Perbedaan penggunaan jenis pestisida dalam mengendalikan OPT


dan faktor perubahan iklim menyebabkan pihak perusahaan sulit
memprediksi banyaknya produk yang akan terjual di masa yang akan datang.
Penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida di PT. Danken Indonesia menjadi
berfluktuatif dan tidak seimbang serta membuat tidak tercapainya target
yang telah ditetapkan. Perkembangan dunia usaha yang begitu cepat juga
mengharuskan perusahaan untuk mampu memprediksi berbagai kemungkinan
yang akan terjadi dimasa depan dengan memahami informasi yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui hubungan antara
herbisida, insektisida, dan fungisida terhadap penjualan di PT. Danken
Indonesia, (2) Mengetahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan
penjualan pestisida di PT. Danken Indonesia, (3) Mengetahui hasil ramalan
volume penjualan dalam periode Januari-Maret 2018 di PT. Danken Indonesia,
(4) Menganalisis perbedaan hasil evaluasi dari ramalan volume penjualan dengan
data aktual penjualan periode Januari-Maret 2018 di PT. Danken Indonesia.
Peramalan penjualan menggunakan data sekunder berupa data
penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida periode Januari 2016 hingga
Desember 2017 di PT. Danken Indonesia. Informasi dan data yang diperoleh
diolah secara kuantitatif dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,
Eviews 9, dan Minitab 16. Metode peramalan dilakukan dengan multivariate time
series analysis menggunakan model analisis VAR yang memiliki analisis
lanjutan yaitu Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error
Variance Decomposition (FEVD). Sebelum melakukan analisis model VAR
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji
stasioneritas, penentuan lag optimal dan uji kointegrasi. Selain itu, metode
peramalan dilakukan dengan univariate time series model yang digunakan
adalah metode naif, metode rata-rata bergerak, metode single exponential
smoothing, dan metode double exponential smoothing. Hasil ramalan penjualan
dan aktual penjualan dievaluasi menggunakan uji z beda dua nilai tengah dengan
tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05).
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara penjualan fungisida dan insektisida. Tetapi, hubungan penjualan herbisida
dengan penjualan lainnya tidak signifikan. Hasil IRF untuk dua puluh periode
kedepan menunjukkan guncangan yang dapat membuat penurunan penjualan
bagi tiga jenis pestisida adalah herbisida, guncangan fungisida hanya
menyebabkan penurunan penjualan fungisida sendiri, dan guncangan insektisida
akan membuat peningkatan penjualan bagi tiga jenis pestisida. Hubungan yang
terbentuk dari hasil FEVD untuk dua puluh periode kedepan menunjukkan bahwa
insektisida dan fungisida tidak kuat pengaruhnya terhadap penjualan
herbisida. Sedangkan herbisida lebih kuat pengaruhnya terhadap penjualan
insektisida, dan insektisida lebih kuat pengaruhnya terhadap penjualan fungisida.
Metode peramalan terbaik untuk volume penjualan masing-masing jenis
pestisida dan tiga produk unggulan adalah metode moving average (rata-rata
bergerak) dengan ordo 3. Hasil ramalan total penjualan herbisida, insektisida, dan
fungisida periode Januari-Maret 2018 sebesar 75.405,6 liter, 18.013,3 liter, dan
2.725,9 liter. Hasil ramalan total penjualan DKMetrin, DKMektin, dan
DKZolExtra periode Januari-Maret 2018 sebesar 38.967,5 liter, 5.174,7 liter, dan
533,3 liter. Hasil evaluasi data aktual penjualan herbisida, insektisida, DKMetrin
dan DK Mektin lebih kecil dari hasil ramalan, sedangkan penjualan
fungisida dan DKZolExtra lebih besar dari hasil ramalan. Hasil uji z
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan aktual
dengan ramalan penjualan dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0.05).

Kata Kunci : peramalan, penjualan, pestisida, VAR, IRF, FEVD, moving average

xi
DAFTAR ISI

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

RINGKASAN ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitan ................................................................................... 8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 10

2.1 Sarana Produksi Pertanian .................................................................... 10


2.2 Perlindungan Tanaman ......................................................................... 11
2.2.1 Pestisida ....................................................................................... 12
2.2.2 Karakteristik Organisme Pengganggu Tanaman .......................... 13
2.2.3 Peranan Pestisida Dalam Pembangunan Pertanian ...................... 15
2.3 Peramalan (Forecasting) ....................................................................... 15
2.3.1 Pengertian Peramalan ................................................................ 16
2.3.2 Jenis-Jenis Peramalan ................................................................ 16
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peramalan ......................... 18
2.3.4 Metode Peramalan ..................................................................... 19
2.3.5 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan .............................................. 26
2.3.6 Evaluasi Peramalan .................................................................... 26
2.4 Kointegrasi ............................................................................................ 27
2.5 Vector Autoregression (VAR) .............................................................. 28
2.6 Vector Error Correction Model (VECM) ............................................. 29
2.7 Impulse Response Function (IRF).......................................................... 29
2.8 Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) ................................ 30
2.9 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 30
2.10 Kerangka Penelitian ............................................................................ 34
2.11 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 39

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 39


3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 39
3.3 Sumber dan Jenis Data .......................................................................... 40
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 41
3.5 Metode Pengolahan Data ...................................................................... 42
3.6 Analisis Data ......................................................................................... 46
3.6.1 Hubungan Antar Ketiga Produk ................................................... 47
3.6.2 Pencapaian Volume Penjualan ..................................................... 48
3.6.3 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan ................................................. 51
3.6.4 Evaluasi Hasil Ramalan Penjualan .............................................. 52
3.7 Definisi Operasional ............................................................................. 53

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. DANKEN INDONESIA ....................... 55

4.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................... 55


4.2 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 56
4.3 Struktur Perusahaan .............................................................................. 56
4.4 Produk Perusahaan ................................................................................ 61
4.5 Prosedur Pemesanan Produk ................................................................. 63
4.6 Gangguan Pencapaian Target Penjualan ............................................... 65

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 67

5.1 Ramalan Penjualan Tiga Jenis Pestisida ................................................ 67


5.1.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Herbisida, Insektisida, dan
Fungisida ....................................................................................... 67
5.1.2 Hubungan Tiga Jenis Pestisida Terhadap Penjualan..................... 72
5.1.2.1 Impulse Response Function (IRF) .................................... 75
5.1.2.2 Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) .......... 86
5.1.3 Ramalan Volume Penjualan Tiga Jenis Pestisida ......................... 90
5.1.3.1 Metode Peramalan Pencapaian Volume Penjualan

xiii
Herbisida, Insektisida, dan Fungisida .............................. 90
5.1.3.2 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik .............................. 93
5.2 Ramalan Penjualan Tiga Merk Produk Unggulan ................................ 95
5.2.1 Identifikasi Pola Data Penjualan DKMetrin, DKmektin,
dan DKZolExtra ............................................................................ 96
5.2.2 Metode Peramalan Pencapaian Volume Penjualan
DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra ................................... 100
5.2.3 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik ....................................... 104
5.3 Evaluasi Hasil Ramalan ...................................................................... 105

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 111

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 111


6.2 Saran ................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 113

LAMPIRAN ...................................................................................................... 116

xiv
DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Kehilangan Produksi Pertanian Akibat Organisme Pengganggu Tanaman ........ 1

2. Total Volume Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida


Tahun 2015-2017................................................................................................. 5

3. Pemilihan Metode Peramalan ........................................................................... 20

4. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu .................................. 34

5. Produk-Produk Perusahaan Terdaftar ............................................................... 62

6. Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida (liter) .................................... 67

7. Hasil Uji Stasioneritas Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken


Indonesia Tahun 2016-2017 .............................................................................. 71

8. Hasil Uji Stabilitas Model Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken
Indonesia Tahun 2016-2017 .............................................................................. 73

9. Hasil Uji Lag Optimum Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken
Indonesia Tahun 2016-2017 .............................................................................. 74

10. Hasil Model VAR Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken
Indonesia Tahun 2016-2017 ............................................................................ 75

11. Respon Herbisida Terhadap Guncangan dari Fungisida, Herbisida,


dan Insektisida ................................................................................................ 77

12. Respon Insektisida Terhadap Guncangan dari Fungisida, Herbisida,


dan Insektisida ................................................................................................ 80

13. Respon Fungisida Terhadap Guncangan dari Fungisida, Herbisida,


dan Insektisida ................................................................................................ 83

14. Respon pada Guncangan Untuk Tiga Jenis Pestisida ..................................... 85

15. Hasil Perhitungan Metode Naif Herbisida, Insektisida, dan Fungisida


PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ........................................................ 91

16. Perbandingan Hasil Perhitungan Moving Average pada Herbisida,


Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ............. 92
17. Hasil Perhitungan Metode Single Exponential Smoothing Herbisida,
Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ............. 93

18. Hasil Perhitungan Metode Double Exponential Smoothing Herbisida,


Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ............. 93

19. Perbandingan Indikator Nilai Kesalahan Metode Permalan Herbisida,


Insektisida, dan Fungisida ............................................................................... 94

20. Ramalan Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida Bulan


Januari-Maret 2018 PT. Danken Indonesia Bulan Januari- Maret 2018
dengan Metode MA Ordo 3 ............................................................................. 95

21. Penjualan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia


Tahun 2016-2017 (liter) ................................................................................... 96

22. Hasil Uji Stasioneritas DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra


PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ..................................................... 100

23. Hasil Perhitungan Metode Naif pada DKMetrin, DKMektin, dan


DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ................................. 101

24. Perbandingan Hasil Perhitungan Moving Average pada DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ....... 102

25. Hasil Perhitungan Metode Single Exponential Smoothing DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ....... 103

26. Hasil Perhitungan Metode Double Exponential Smoothing DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 ....... 104

27. Perbandingan Indikator Nilai Kesalahan Metode Peramalan


DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra ...................................................... 104

28. Ramalan Penjualan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken


Indonesia Bulan Januari-Maret 2018 dengan Metode MA Ordo 3 ............... 105

29. Hasil Ramalan Penjualan dengan Data Aktual Penjualan Tiga Jenis
Pestisida PT. Danken Indonesia Periode Januari-Maret 2018 ...................... 106

30. Hasil Ramalan Penjualan dengan Data Aktual Penjualan Produk


Unggulan PT. Danken Indonesia Periode Januari-Maret 2018 ..................... 107

xvi
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Jenis Pestisida Terdaftar di Indonesia .................................................................3

2. Grafik Penjualan Per Bulan Produk Herbisida, Insektisida, dan Fungisida


Periode Januari 2016 – Desember 2017 ............................................................. 5

3. Sistem Agribisnis .............................................................................................. 10

4. Alur Kerangka Pemikiran ................................................................................. 37

5. Struktur Organisasi PT. Danken Indonesia ....................................................... 57

6. Plot Data Penjualan Herbisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 .........68

7. Plot Data Penjualan Insektisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 .......69

8. Plot Data Penjualan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017 .........70

9. Respons of Herbisida ......................................................................................... 79

10. Respons of Insektisida ...................................................................................... 82

11. Respons of Fungisida ..................................................................................... 85

12. Diagram FEVD Herbisida ...............................................................................87

13. Diagram FEVD Insektisida .............................................................................88

14. Diagram FEVD Fungisida ..............................................................................89

15. Plot Data Penjualan DKMetrin PT. Danken Indonesia 2016-2017 ................. 95

16. Plot Data Penjualan DKMektin PT. Danken Indonesia 2016-2017................. 96

17. Plot Data Penjualan DKZolExtra PT. Danken Indonesia 2016-2017 ..............97
DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Uji Stasioner Penjualan ................................................................................ 117

2. Estimasi VAR .............................................................................................. 119

3. Hasil Perhitungan Metode Naif .................................................................... 120

4. Hasil Perhitungan Metode Moving Average Ordo 3 ................................... 126

5. Hasil Perhitungan Metode Single Exponential Smoothing .......................... 132

6. Hasil Perhitungan Metode Double Exponential Smoothing ........................ 138

7. Hasil Perhitungan Uji Z ............................................................................... 144


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Subsistem agribisnis hulu merupakan kegiatan pengadaan sarana produksi

pertanian antara lain penyediaan benih/bibit, pupuk, alat mesin pertanian dan

pestisida. Selain itu, terdapat penunjang kredit pertanian dan lembaga keuangan

lain yang melayani sektor produksi. Pengadaan sarana produksi dalam

pembangunan pertanian menurut Faqih (2010:1) bertujuan untuk meningkatkan

hasil dan mutu produksi, meningkatkan taraf hidup petani, memperluas lapangan

kerja, serta menunjang pembangunan industri.

Kualitas produk dan tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang berada di luar kemampuan para petani, salah satunya ialah

serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Menurut Djafaruddin

(1995:115), serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) memang mutlak

harus dikendalikan. Artinya OPT tersebut harus dimonitor, diamati dan diawasi

agar tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan secara ekonomis. Kehilangan

produksi pertanian akibat serangan OPT membuat kerugian yang besar di beberapa

wilayah dunia yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kehilangan Produksi Pertanian Akibat Organisme Pengganggu Tanaman


Wilayah Kehilangan (%) Kerugian (juta US$)
Eropa 28,2 16,8
Oseania 36,2 1,9
Amerika Utara 31,2 23,0
Rusia 40,9 22,0
Amerika Selatan 41,3 21,8
Afrika 48,3 12,8
Asia 47,1 145,3
Total 243,7
Sumber: Nurmala, dkk (2012:43)
Kehilangan produksi pertanian akibat serangan OPT terjadi di wilayah Eropa,

Oseania, Amerika Utara, Rusia, Amerika Selatan, Afrika, dan Asia. Wilayah Asia

mengalami kehilangan produksi pertanian sebesar 47,1% dan mengalami kerugian

tertinggi yaitu sebesar 145,3 US dollar. Di Indonesia, serangan OPT juga

menyerang pada enam belas komoditi utama perkebunan tahun 2016 sekitar 3,83

juta ha. Akibatnya, diperkirakan mengalami kerugian hasil sekitar Rp.1,087 trilyun.

Kondisi tersebut diperburuk dengan terjadinya cekaman iklim seperti kekeringan,

kebakaran lahan dan banjir (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2017).

Upaya mengatasi serangan OPT ditujukan untuk mengurangi kehilangan

produksi pertanian melalui program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan

penggunaan pestisida kimiawi pada tahap akhir dari langkah-langkah PHT.

Menurut Nurmala dkk (2012:50-52) langkah-langkah operasional yang ditempuh

dalam rangka pengendalian OPT antara lain penyediaan sarana perlindungan

pestisida, agensia hayati, dan alat mesin pertanian, serta pengembangan

kemampuan SDM perlindungan tanaman melalui Sekolah Lapang Pengendalian

Hama Terpadu (SLPHT) untuk petani di seluruh Indonesia. Pestisida digunakan

untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu.

Penggunaan dari pestisida tersebut sering tidak bijaksana, seperti penggunaan tidak

sesuai peruntukannya, tidak sesuai dosis yang dianjurkan oleh produsen serta

penyemprotan yang tidak memperhatikan ada tidaknya OPT. Begitu pula pestisida

yang sama digunakan secara terus menerus sehingga tidak ada pergiliran bahan

aktif lain (Nurmala, 2012:58). Oleh karena itu, teknologi pengendalian hama harus

selalu dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan dinamika

organisme sasaran. Bila pestisida tersebut efektif dan metode aplikasinya tepat,

2
populasi hama dapat diturunkan untuk sementara, tetapi tidak dapat dan tidak

mungkin dihabiskan sama sekali (Oka, 2005:17).

Pestisida yang beredar di pasar harus sudah terdaftar dan memiliki perizinan

melalui Kementerian Pertanian. Saat ini terdapat 15 jenis pestisida terdaftar yang

dapat dilihat pada Gambar 1.


Jumlah Formulasi

2000 2011

1000 2012
2013
0
2014
2015
2016
2017

Jenis Pestisida

Gambar 1. Jenis Pestisida Terdaftar di Indonesia


Sumber : Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (2017:69)

Berdasarkan Gambar 1, jenis pestisida terdaftar tidak hanya untuk budidaya

tanaman, namun juga untuk pemukiman (pestisida rumah tangga, bahan pengawet

kayu, rodentisida dan repelen), perikanan, dan peternakan. Dari berbagai jenis

pestisida untuk budidaya tanaman, didominasi oleh herbisida sebanyak 1.089

formulasi, insektisida sebanyak 1.424 formulasi, dan fungisida sebanyak 704

formulasi di tahun 2017. Jumlah formulasi ketiga jenis pestisida ini jauh lebih tinggi

dan terus mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2017 jika dibandingkan

dengan pestisida untuk budidaya tanaman lainnya.

Pendaftaran dan perizinan pestisida ini menyangkut perdagangan dan

dampaknya terhadap masyarakat luas, terutama produsen dan konsumen. Para

3
produsen pestisida, pedagang besar dan pengecer, berkepentingan agar pestisida

yang telah memperoleh izin untuk dipergunakan dapat diijual kepada masyarakat

yang berkepentingan dengan memperoleh keuntungan. Sebaliknya, konsumen yang

memerlukan pestisida mengharapkan agar pestisida yang diperlukan selalu tersedia

dengan harga yang dapat dijangkaunya (Oka, 2005:194). Hasil positif dari

penggunaan pestisida kimiawi yang bijaksana dapat mendatangkan keuntungan

bagi perusahaan sebagai penyedia berbagai macam jenis pestisida.

Salah satu perusahaan penjual pestisida kimia yang telah terdaftar di

Kementerian Pertanian adalah PT. Danken Indonesia. Perusahaan ini merupakan

salah satu anggota dari perusahaan multi nasional yaitu Zhongsan Grup. PT Danken

Indonesia menyediakan berbagai macam jenis pestisida yang berkualitas tinggi. PT.

Danken Indonesia memiliki tiga jenis pestisida unggulan yaitu herbisida,

insektisida, dan fungisida. Ketiga jenis produk tersebut memiliki penjualan yang

berkelanjutan dan menjadi fokus bagi perusahaan dalam upaya meningkatkan

penjualan untuk herbisida, insektisida, dan fungisida. PT. Danken Indonesia telah

memasarkan produknya ke pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi

Selatan. Penjualan produk herbisida, insektisida, dan fungisida di PT. Danken

Indonesia sangat berfluktuatif yang dapat dilihat pada Gambar 2.

4
60.000,00
Jumlah (L) 50.000,00
40.000,00
30.000,00
20.000,00
10.000,00
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Periode

Herbicides Insecticides Fungicides

Gambar 2. Grafik Penjualan Per Bulan Produk Herbisida, Insektisida, dan Fungisida
Periode Januari 2016 – Desember 2017.
Sumber: PT. Danken Indonesia, 2018

Berdasarkan Gambar 2, dalam beberapa periode terlihat penjualan herbisida

lebih tinggi jika dibandingkan dengan penjualan insektisida dan fungisida.

Perkembangan penjualan fungisida dari awal periode hingga akhir periode masih

sangat kecil jika dibandingkan herbisida dan insektisida. Penjualan ketiga produk

tersebut dari Januari 2016 hingga November 2017 juga tidak bergerak naik ataupun

turun secara bersama-sama. Penjualan herbisida yang dimulai sejak Januari 2015

membuat penjualan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan insektisida dan

fungisida. Walaupun penjualan insektisida dan fungisida baru dilakukan pada akhir

bulan November di tahun 2015, tetapi total penjualan kedua pestisida tersebut

mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke 2017 seperti yang terlihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Total Volume Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida Tahun 2016-2017
Volume Penjualan (Liter)
Produk
2016 2017
Herbisida 319.234,40 172.012,50
Insektisida 55.758,90 72.328,00
Fungisida 6,150.00 15,600.00
Sumber: PT. Danken Indonesia, 2018

5
Berdasarkan Tabel 2, total volume penjualan herbisida tahun 2016 sebesar

319.234,4 liter dan terjadi penurunan volume penjualan menjadi 172.012,5 liter di

tahun 2017. Sedangkan total penjualan insektisida dan fungisida mengalami

peningkatan walaupun jumlahnya belum bisa mencapai penjualan dari herbisida.

Menurut pihak perusahaan, fluktuasi volume penjualan yang tidak

seimbang dikarenakan adanya pengendalian OPT yang berbeda antara gulma, hama

dan penyakit. Penggunaan pestisida akan disesuaikan dengan serangan OPT tersbut

yang akhirnya mempengaruhi penjualan dari herbisida, insektisida, dan fungisida.

Selain itu, faktor perubahan iklim juga menyebabkan permintaan dan frekuensi

penggunaan dari pestisida menjadi tidak menentu. Menurut Susanti dkk (2014:5)

terjadinya anomali musim, yakni masih adanya hujan di musim kemarau juga dapat

menstimulasi serangan OPT. Waktu tanam yang tidak serempak dan kondisi cuaca

yang tidak menentu juga dapat menjadi pemicu serangan OPT. Hal ini juga

membuat penjualan di PT. Danken Indonesia tidak mencapai target di tahun 2017

sebesar 487.491,29 liter, dengan realisasi penjualan hanya mencapai 259.940,5

liter.

Perbedaan penggunaan jenis pestisida dalam mengendalikan OPT dan

faktor perubahan iklim tersebut menyebabkan pihak perusahaan sulit memprediksi

banyaknya produk yang akan terjual di masa yang akan datang. Penjualan

herbisida, insektisida, dan fungisida menjadi berfluktuatif dan tidak seimbang serta

membuat tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Perkembangan dunia usaha

yang begitu cepat juga mengharuskan perusahaan untuk mampu memprediksi

berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan dengan memahami

informasi yang ada. PT. Danken Indonesia memerlukan suatu instrumen yang

6
diharapkan dapat mengontrol penjualan ketiga produk di masa yang akan datang

dan dapat memprediksi banyaknya penjualan dalam beberapa periode ke depan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan peramalan penjualan seakurat mungkin dan pihak

perusahaan dapat menetapkan target penjualan dengan berbagai pertimbangan yang

dapat disesuaikan dari hasil ramalan penjualan. Berdasarkan hal tersebut, penulis

akan melakukan penelitian mengenai peramalan penjualan dengan judul “Analisis

Peramalan Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida Di PT. Danken

Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan antara herbisida, insektisida, dan fungisida terhadap

penjualan di PT. Danken Indonesia?

2. Apa metode peramalan yang terbaik untuk meramalkan penjualan pestisida di

PT. Danken Indonesia berdasarkan pola data penjualan?

3. Berapa hasil ramalan volume pencapaian penjualan dalam periode Januari-

Maret 2018 di PT. Danken Indonesia?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil evaluasi dari data aktual

penjualan dengan data ramalan penjualan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis memiliki tujuan

yang hendak dicapai, yaitu :

7
1. Mengetahui hubungan antara herbisida, insektisida, dan fungisida terhadap

penjualan di PT. Danken Indonesia.

2. Mengetahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan pestisida

di PT. Danken Indonesia.

3. Mengetahui hasil ramalan volume penjualan dalam periode Januari-Maret

2018 di PT. Danken Indonesia.

4. Menganalisis perbedaan hasil evaluasi dari ramalan volume penjualan dengan

data aktual penjualan periode Januari-Maret 2018 di PT. Danken Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian diatas, maka

manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan, sebagai salah satu alternatif pengambilan keputusan dalam

meramalkan penjualan dan sebagai informasi untuk meningkatkan penjualan.

2. Bagi Pembaca, sebagai bahan informasi dan masukan bagi penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Penulis, untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh

penulis dimasa perkuliahan, serta sebagai salah satu syarat kelulusan studi

program sarjana strata satu, Program Studi Agribisnis, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya akan melakukan peramalan penjualan tiga jenis pestisida

yaitu Herbisida dengan produk unggulan DKMetrin, Insektisida dengan produk

8
unggulan DKMektin, dan Fungisida dengan produk unggulan DKZolExtra.

Ramalan penjualan dilihat berdasarkan data time series dari PT. Danken Indonesia

periode Januari 2016 sampai Desember 2017. Data penjualan herbisida, insektisida,

dan fungisida akan digunakan untuk mengetahui hubungan antara ketiga produk

terhadap penjualan menggunakan model Vector Autoregression (VAR) yang

dilanjutkan dengan alat analisis Impulse Response Function (IRF) dan Forecast

Error Variance Decomposition (FEVD). Sedangkan data penjualan herbisida,

insektisida, fungisida, DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra untuk mengetahui

besarnya volume penjualan periode Januari-Maret 2018 dengan melihat nilai error

terkecil dari teknik peramalan deret waktu satu ragam. Teknik peramalannya yaitu

teknik naif, teknik rata-rata bergerak, teknik pemulusan eksponensial tunggal, dan

teknik pemulusan eksponensial ganda. Hasil ramalan penjualan dan data aktual

penjualan dievaluasi menggunakan uji z beda dua nilai tengah dengan tingkat

kepercayaan 95%.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sarana Produksi Pertanian

Menurut Soehardjo (1997) dalam Faqih (2010:8) agribisnis ialah sebuah

sistem yang terdiri atas beberapa subsistem seperti pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Sistem Agribisnis


Sumber : Faqih (2010:9)

Gambar 3 menunjukkan bahwa setiap subsistem dari sistem agribisnis

memiliki keterkaitan satu sama lain. Agribisnis merupakan suatu kegiatan usaha

yang berkaitan dengan sektor bisnis pertanian, mencakup perusahaan-perusahaan

pemasok input. Perusahaan pemasok input seperti pengadaan dan penyaluran sarana

produksi (subsistem I), penghasil produk primer (subsistem II), pengolahan produk

pertanian (subsistem III), pemasaran hasil produksi (subsistem IV) dan ditunjang

oleh lembaga-lembaga keuangan.

Salah satu subsistem dari sistem agribisnis ialah subsistem pengadaan dan

penyaluran sarana produksi yang menyangkut penyediaan saprotan meliputi

benih/bibit, pupuk, obat pembasmi hama (pestisida), dan alat mesin pertanian.

Pengadaan saprotan ini tidak lepas dari peranan industri yang melakukan kegiatan
yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian disebut “agroindustri hulu”

(upstream).

Peranan input bukan saja dilihat dari segi macam atau ketersediaannya

dalam waktu yang tepat, tetapi juga dapat ditinjau dari segi efisiensi

penggunaannya. Karena hal-hal tersebut, kerap kali terjadi kesenjangan

produktivitas antara produktivitas yang seharusnya dengan produktivitas yang

dihasilkan oleh petani. Senjang produktivitas ini terjadi karena adanya faktor yang

sulit diatasi oleh petani, salah satunya kendala biologi, misalnya ada tanaman

pengganggu, serangan hama penyakit, masalah tanah dan kesuburannya, dan lain-

lain (Hanafie, 2010:6).

2.2 Perlindungan Tanaman

Menurut Djafaruddin (1995:6) perlindungan tanaman mempunyai peranan

yang sangat penting dan merupakan “bagian” yang tidak dapat dipisahkan dari

usaha “Peningkatan Produksi Tanaman” atau Produksi Pertanian/Pertanaman.

Perlindungan tanaman ini untuk melindungi, mencegah, atau menghindari agar

tanaman yang di budidaya tidak menderita suatu gangguan, kerusakan, kematian,

atau kemerosotan hasilnya dan memperkecil kerugian secara ekonomis.

Oleh karena itu pengendalian gangguan, khususnya terhadap jasad

pengganggu, dalam langkah budidaya tanaman merupakan salah satu langkah yang

sama perannya dengan langkah lainnya, yaitu:

1. Pengendalian/ pemberantasan hama;

2. Pengendalian/ pemberantasan penyakit;

3. Pengendalian/ pemberantasan gulma.

11
Adapun tujuan perlindungan tanaman menurut Firmansyah (2017:2), antara lain :

1. Pencegahan, pengendalian dan pemantauan Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT).

2. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil pertanian.

3. Peningkatan daya saing produk pertanian di pasar lokal dan global.

4. Peningkatan penghasilan dan kesejahteraan petani.

2.2.1 Pestisida

Pestisida berasal dari kata pest yang artinya hama dan side yang berarti

racun atau mematikan. Menurut pengertian secara umum pestisida dapat

didefinisikan sebagai suatu bahan yang digunakan untuk pengendalian populasi

jasad hidup yang dianggap sebagai hama dalam arti yang merugikan kepentingan

manusia. (Hanindipto, 1989 dalam Rahayuningsih, 2009:28). Menurut US.

Environmental Protection Agency (2018:1) pestisida merupakan semua zat atau

campuran zat yang digunakan untuk mencegah, menghancurkan, atau mengurangi

hama.

Gangguan pada tanaman bisa terjadi karena faktor abiotik yang tidak bisa

dikoreksi dengan penggunaan pestisida, sedangkan gangguan karena faktor biotik

(makhluk hidup) yang bisa dikendalikan dengan pestisida disebut dengan istilah

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Berdasarkan OPT sasarannya, pestisida

dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut (Djojosumarto, 2008:5):

1. Insektisida, digunakan untuk mengendalikan hama berupa serangga. Kelompok

insektisida dibedakan menjadi dua, yaitu ovisida (mengendalikan telur

serangga), dan larvisida (mengendalikan larva serangga).

2. Akarisida, digunakan untuk mengendalikan akarina (tungau atau mites).

12
3. Moluskisida, digunakan untuk mengendalikan hama dari bangsa siput.

4. Rodentisida, digunakan untuk mengendalikan hewan pengerat (tikus).

5. Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematode.

6. Fungisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan

oleh cendawan (jamur atau fungi).

7. Bakterisida, digunakan untuk mengendalikan penyakit tanaman yang

disebabkan oleh bakteri.

8. Herbisida, digunakan untuk mengendalikan gulma (tumbuhan pengganggu).

9. Algisida, digunakan untuk mengendalikan ganggang (algae).

10. Piskisida, digunakan untuk mengendalikan ikan buas.

11. Avisida, digunakan untuk meracuni burung perusak hasil pertanian.

12. Repelen, pestisida yang tidak bersifat membunuh, hanya mengusir hama.

13. Atraktan, digunakan untuk menarik atau mengumpulkan serangga.

14. ZPT, digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman yang efeknya bisa

memacu pertumbuhan atau menekan pertumbuhan.

15. Plant Activator, digunakan untuk merangsang timbulnya kekebalan tumbuhan

sehingga tahan terhadap penyakit tertentu.

2.2.2 Karakteristik Organisme Pengganggu Tanaman

Menurut Djafaruddin (1995:13) metode pengendalian jasad pengganggu

relatif sama. Hanya saja, sesuai dengan sifat dan karakteristik kelompok serta

masing-masing jenis OPT dari setiap kelompok, maka strategi atau langkah

pengendaliannya menjadi berbeda. Kelompok jasad pengganggu tersebut dibedakan

menjadi tiga aspek, yaitu hama, penyakit, dan gulma.

13
Diantara anggota kelompok hama berdasarkan kelasnya, kelas insekta

(serangga) adalah yang terpenting karena jumlahnya sangat banyak jauh melebihi

kelas lainnya (72%), serta jenis dan cara berkembang biaknya juga bermacam-

macam. Menurut Wudianto (2001:7) salah satu kesulitan pengendalian serangga

adalah sifatnya yang mudah menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.

Sehingga, jenis pestisida yang tepat untuk pemberantasan hama serangga dengan

menggunakan insektisida, karena mengandung senyawa kimia beracun yang bisa

mematikan semua jenis serangga.

Penyabab penyakit pada tanaman dapat disebabkan karena unsur iklim dan

tanah yang tidak cocok, serta kesalahan kultur teknik. Selain itu, terdapat penyakit

biotis pada tanaman yang bersifat menular. Selain kelompok hama, jamur/cendawan

menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit yang paling sering/banyak

(Djafaruddin, 1995:31). Jenis pestisida dalam mengatasi serangan cendawan ini

dapat menggunakan fungisida, karena mengandung senyawa kimia beracun yang

bisa memberantas dan mencegah fungi/cendawan. Menurut Wudianto (2001:9)

dengan mengacu pada aplikasinya, fungisida bisa diberikan sebagai eradikan

(patogen sudah ada didalam tanaman), dan protektan (pada permukaan bagian

tanaman sebelum patogen menyerang).

Gangguan lainnya selain jasad pengganggu penyebab hama dan penyakit

biotis, ialah gulma. Menurut Sutidjo (1974) dalam Djafaruddin (1995:60) gulma

ialah tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat tetapi keberadaannya tidak

dikehendaki dan mempunyai nilai negatif bagi manusia. Jenis pestisida yang

digunakan untuk mengatasi gulma dengan menggunakan herbisida, karena

mengandung senyawa kimia beracun yang bisa membunuh tumbuhan pengganggu.

14
Dilihat dari aplikasinya, herbisida dibedakan atas empat macam, yaitu herbisida

pratanam, herbisida prapengolahan tanah, herbisida pratumbuh, dan herbisida

pasca-tumbuh (Wudianto, 2001:17).

2.2.3 Peranan Pestisida Dalam Pembangunan Pertanian

Serangan patogen merupakan kendala yang sangat besar dalam

pembangunan pertanian, termasuk di Indonesia. Trisyono (2014:1) memprediksi

bahwa kehilangan hasil pertanian mulai dari lahan (on farm) sampai dengan setelah

panen (off farm) dapat mencapai 25% disebabkan oleh serangan hama. OPT dapat

menyerang dan merugikan setiap komoditas pertanian sejak pengolahan tanah,

pembibitan, fase pertumbuhan vegetative, panen dan pasca panen. Dampak

serangan OPT bagi pembangunan menurut Untung (2007) dalam Sumardiyono

(2013:2), antara lain penurunan kuantitas dan kualitas produksi hasil pertanian,

peningkatan biaya produksi untuk pengelolaan, penurunan penghasilan petani, serta

penurunan sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Nasional Bruto.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, pengelolaan secara kimia sering tidak

dapat dihindarkan, bahkan menjadi pilihan utama. Menurut Sumardiyono (2013:5),

hal ini disebabkan kemudahan cara aplikasi pestisida. Hasil yang terlihat pun lebih

menjamin keberhasilan pengelolaan dibandingkan dengan cara lain. Tetapi

pengelolaan dengan pestisida diketahui mempunyai kelemahan, khususnya dampak

bagi ekosistem dan produk pertanian. Oleh karena itu, perlu dilakukan secara hati-

hati dan bijaksana agar tidak menimbulkan akibat samping yang merugikan.

15
2.3 Peramalan (Forecasting)

Usaha untuk melihat situasi dan kondisi dimasa depan dengan memahami

pengertian peramalan, jenis-jenis peramalan, faktor-faktor yang mempengaruhi

peramalan, metode peramalan, dan ukuran akurasi dalam hasil peramalan yang

dijelaskan sebagai berikut :

2.3.1 Pengertian Peramalan

Peramalan menurut Makridakis dan Wheelwright dalam Sutawidjaya dan

Nugroho (2016:136) ialah rencana untuk masa depan dan membuat keputusan yang

efektif. Sedangkan menurut Supranto (2000:9) ramalan merupakan dugaan atau

perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan

datang.

Aktivitas peramalan digunakan untuk memperkirakan kejadian yang akan

terjadi yaitu berdasarkan data masa lalu dan data saat ini, dengan suatu metode

tertentu yang lazim disebut sebagai metode statistik atau matematik (Sutawidjaya

dan Nugroho, 2016:137).

2.3.2 Jenis-Jenis Peramalan

Menurut Aritonang (2009:4) jenis peramalan dapat dibedakan berdasarkan

jangka waktu, ruang lingkup, dan metode yang digunakan. Apabila dilihat dari

jangka waktu, ramalan penjualan dapat dibedakan menjadi (Sutawidjaya dan

Nugroho, 2016:138):

1. Ramalan Jangka Panjang

Ramalan jangka panjang mencakup pikiran yang luas tentang jumlah

waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester.

16
Sedangkan menurut Supranto (2000:10) ramalan jangka panjang meliputi kurang

lebih 25 tahun mendatang.

2. Ramalan Jangka Pendek

Ramalan jangka pendek merupakan jenis ramalan yang paling banyak

digunakan oleh perusahaan-perusahaan, karena ramalan ini mencakup perkiraan

tentang penjualan dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu setengah

tahun atau kurang. Sedangkan menurut Supranto (2000:10) ramalan jangka pendek

selain untuk tahunan juga triwulanan bahkan mungkin bulanan.

Menurut Aritonang (2009:4) berdasarkan ruang lingkupnya, peramalan

dibedakan menjadi peramalan makro dan mikro. Namun, batasan mengenai mikro

dan makro itu adalah relatif. Berdasarkan metode peramalan yang digunakan,

dibedakan menjadi metode kualitatif dan kuantitatif, seperti berikut: (Sutawidjaya

dan Nugroho, 2016:137).

1. Peramalan Kualitatif

Di dalam membuat analisis biasanya didasarkan pada peramalan dari

berbagai pertimbangan-pertimbangan baik dari internal atau eksternal. Tingkat

pertimbangan subjektif dipakainya itu melebihi penggunaan data dari keragaan

yang lalu. Hasil dari peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang

menyusunnya. Analisis kualitatif banyak menggunakan pendekatan yang

berhubungan dengan pengambilan keputusan, misalnya emosi, pengalaman pribadi,

serta sistem nilai yang dianut. Ada empat pendekatan yang biasa dipakai dalam

metode peramalan secara kualitatif, yaitu jury of executive opinon, sales force

composite, metode delphi, dan riset pasar (Rangkuti, 2008:63).

17
2. Peramalan Kuantitatif

Teknik ini biasanya dipergunakan apabila seorang forecaster telah memiliki

data masa lalu atau data history dengan asumsi bahwa sekumpulan data tersebut

menjadi bagian dari populasi di masa depan yang belum diketahui dengan pasti.

Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau

penyimpangan yang seminimum mungkin. Peramalan kuantitatif dapat digunakan

apabila terdapat kondisi sebagai berikut:

a. Adanya informasi tentang data masa lalu.

b. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data.

c. Dapat diasumsikan bahwa pola data yang lalu akan berkelanjutan pada masa

yang akan datang.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peramalan

Menurut Sutawidjaya dan Nugroho (2016:138) terdapat berbagai faktor

yang dapat mempengaruhi aktivitas peramalan, yaitu:

1. Horison Waktu

Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan metode

peramalan, yaitu cakupan waktu di masa yang akan datang dengan

menyesuaikan metode peramalan yang sebaiknya digunakan dan aspek yang

kedua ialah jumlah periode untuk peramalan yang diinginkan.

2. Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola

yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan. Pola data

dapat dibedakan berdasarkan empat komponen, yaitu trend, seasonal

(musiman), cycical (siklis), dan irregular components (acak).

18
3. Jenis Model

Model-model ini merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai

unsur yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan didalam pola,

yang mungkin secara sistematik dapat dijelaskan dengan analisis regresi atau

korelasi. Model yang lain adalah model sebab akibat yang menggambarkan

bahwa ramalan yang dilakukan sangat tergantung pada terjadinya sejumlah

peristiwa lain. Atau sifatnya merupakan campuran dari model-model yang

disebutkan diatas.

4. Biaya

Umumnya ada empat unsur biaya tercakup dalam penggunaan prosedur

ramalan, yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpangan, operasi pelaksanaan

dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik serta metode lainnya.

5. Ketepatan

Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat

perincian yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.

6. Mudah Tidaknya Penggunaan

Dalam penggunaan metode ilmiah dari peramalan adalah metode-metode yang

dapat dimengerti dan diaplikasikan dalam pengambilan keputusan.

2.3.4 Metode Peramalan

Eksplorasi data time series dapat dipisahkan berdasarkan empat komponen,

yaitu trend, seasonal (musiman), cycical (siklis), dan irregular components (acak).

Jika pada data terdapat trend atau ada komponen siklis, maka data dapat dikatakan

tidak stasioner. Sebaliknya, jika pada data tidak ada trend, seasonal, atau siklis

maka data tersebut stasioner (Firdaus, 2011:26). Stasioneritas data penting untuk

19
menentukan lebih jauh metode peramalan apa yang tepat dilakukan. Metode untuk

data stasioner akan berbeda dengan metode forecasting untuk data yang tidak

stasioner (Singgih, 2009:48). Pemilihan metode peramalan menurut pola data dan

jangka waktu dapat diuraikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pemilihan Metode Peramalan


Metode Pola Data Jangka Waktu Model
Sederhana ST PDK RW
Rata-rata bergerak sederhana ST PDK RW
Pemulusan eksponensial ST PDK RW
Regresi sederhana T MNH K
Regresi berganda M,S MNH K
Dekomposisi M PDK RW
Model trend eksponensial T MNH,PJG RW
Box-Jenkins ST,T,S,M PDK RW
Model ekonometri S PDK K
Regresi berganda runtut waktu T,M MNH,PJG K
Sumber: Arsyad (1994:56)

Keterangan :
- Pola Data : ST = stasioner ; T = trend ; M = musiman ; S = siklis
- Jangka waktu : PDK = pendek ; MNH = menengah ; PJG = panjang
- Model : RW = runtut waktu ; K = kausal

Berdasarkan Firdaus (2011:7) metode peramalan kuantitatif terbagi atas

dua golongan, yaitu metode deret waktu dan metode kausal (regresi).

1) Metode deret waktu (time series)

Model deret waktu fokus pada observasi terhadap urutan pola data secara

kronologis suatu peubah tertentu. Tujuan metode time series adalah menemukan

pola data dalam deret waktu dan mengekstrapolasikan data tersebut ke masa depan.

Stock dan Watson (2001) dalam Firdaus (2011:133) memaparkan bahwa univariate

autoregression merupakan sebuah persamaan tunggal atau bisa disebut model deret

waktu satu ragam (univariate time series model). Metode yang digunakan dalam

peramalan deret waktu satu ragam terdiri dari beberapa teknik, yaitu :

20
a. Teknik Naif (Naïve)

Menurut Firdaus (2011:11) metode ini berdasarkan asumsi bahwa periode

saat ini merupakan prediktor terbaik dari masa mendatang. Metode ini merupakan

metode sederhana karena perhitungannya dengan menggunakan data yang lewat

yang dijadikan sebagai ramalan waktu mendatang. Metode naif cocok pada pola

data stasioner. Teknik naif dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ŷt+1 = Yt ; formula untuk data stasioner ................................................................. (1)

Ŷt+1 = Yt + (Yt – Yt-1) ; formula untuk data dengan trend ...................................... (2)

Ŷt+1 = Yt-3 ; formula untuk data dengan varasi musiman yang kuat ...................... (3)

keterangan :

Ŷt+1 = nilai ramalan penjualan periode mendatang

Yt = nilai aktual penjualan periode ke-t

Berdasarkan Aritonang (2000:46) secara matematis dirumuskan: Ft+1 = Yt

dengan Y sebagai data dan t sebagai periode. Bila data (Yt) terlihat adanya tren

meningkat atau disebut nonstasioner, maka ditambahkan perbedaan nilai data antara

periode ini dan perode terakhir, sehingga modelnya menjadi:

Ft+1 = Yt + (Yt – Yt-1)

F3 = Y2 + (Y2 – Y1)

Bila data terlihat adanya gejala musim yang kuat, maka modelnya bisa diubah

menjadi Ft+1 = Yt-3 untuk data kuartalan atau Ft+1 = Yt-11 untuk data bulanan.

b. Teknik Rata-Rata Bergerak Sederhana (Moving Average)

Metode ini digunakan jika terdapat informasi baru, nilai ramalan terbaru

akan diperoleh dengan menghilangkan informasi terlama dengan memasukkan

21
informasi terbaru, artinya semua informasi dibobot sama. Metode rata-rata bergerak

sederhana cocok untuk pola data stasioner (Firdaus, 2011:12)

Mt = Ŷt+1 = (Yt + Yt-1 + Yt-2 + … + Yt-n+1 ) / n ................................................... (4)

keterangan :

Ŷt+1 = nilai ramalan penjualan periode mendatang

Yt = nilai aktual penjualan periode ke-t

n = ordo

Rata-rata bergerak secara efektif meratakan atau menghaluskan fluktuasi

pola data yang ada. Tentu saja, semakin panjang periodenya, semakin rata kurvanya

(Prasetya dan Lukiastuti, 2009:51).

c. Teknik Pemulusan Eksponensial

Teknik pemulusan ekponensial adalah prosedur yang dapat merevisi secara

kontinu hasil peramalan dengan informasi terbaru. Prediksi dilakukan dengan

memberikan bobot yang lebih tinggi untuk informasi yang lebih baru. Teknik

pemulusan cocok digunakan untuk peramalan mingguan atau bulanan untuk sistem

inventory yang terdiri dari ribuan item (Firdaus, 2011:16).

Teknik eksponensial dilakukan dengan memberikan bobot tertentu pada

tiap data. Bobotnya dilambangkan dengan α (alpha) dan bergerak antara 0 sampai 1.

Bobot yang lebih besar diberikan pada data yang lebih kini, yaitu α untuk data yang

paling kini, α(1-α) untuk data yang lebih kini berikutnya, dan α(1-α)2 untuk data

yang berikutnya, dan seterusnya (Aritonang, 2000:52).

C1. Teknik Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Eksponensial Smoothing)

Nilai peramalan satu periode yang akan datang adalah penjumlahan dua

komponen. Pertama, komponen hasil peramalan terakhir yaitu Yt .Kedua,

22
komponen galat yang terjadi karena perubahan kondisi terbaru. Bila St adalah nilai

sekarang hasil dari peramalan saat ini, St-1 adalah nilai sekarang dari peramalan satu

periode yang lalu. Dengan demikian dapat ditulis sebagai berikut (Firdaus,

2011:16):

St = αYt + (1-α)St-1 ................................................................................................. (5)

C2. Teknik Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Eksponensial Smoothing)

Teknik ini mempunyai dasar pemikiran yang sama dengan rataan bergerak

linier dan cukup akurat jika diterapkan untuk series yang mengandung unsur trend.

Teknik double eksponensial smoothing memproses time series yakni dengan

mengekstrapolasikan data atas dasar trend terakhir pada data, sehingga ramalan

yang akan terlihat nantinya cenderung ke suatu arah yakni sesuai dengan trend

terakhir (Firdaus, 2011:19). Formula untuk teknik ini dapat dirumskan sebagai

berikut :

St = αYt + (1-α) (St-1+Tt-1) ...................................................................................... (6)

Tt = β(St-St-1) + (1-β)Tt-1 ......................................................................................... (7)

Ŷt+p = St + Tt(p) ........................................................................................................ (8)

keterangan :

St = nilai pemulusan baru data aktual penjualan

α, β = koefisien pemulusan

Yt = nilai aktual penjualan periode ke-t

p = jumlah periode penjualan mendatang yang akan diramalkan

Ŷt+p = nilai ramalan penjualan untuk p periode mendatang

Tt = nilai perkiraan trend

23
Jika parameternya (α) tidak mendekati nol, pengaruh proses awalnya secara

cepat menjadi kurang berarti begitu waktu berlalu. Jika parameternya mendekati

nol, proses awalnya dapat berperan penting untuk beberapa periode (Aritonang,

2000:54).

d. Teknik Dekomposisi

Teknik peramalan dekomposisi menggunakan data time series yang pada

umumnya memiliki empat komponen, yaitu trend seasonality, cycles, dan random

variations (Rangkuti, 2008:64). Teknik dekomposisi dapat ditulis dalam persamaan

matematis sebagai berikut (Firdaus, 2011:20):

Yt = f (St, Tt, Ct, Et) ................................................................................................ (9)

e. Teknik Perhitungan Indeks Musiman

Peramalan model ini merupakan estimasi penjualan yang hanya

memasukkan komponen trend dan musiman tanpa memperhatikan pengaruh silikal.

Perhitungan indeks musiman menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009:51) dapat

dihitung dengan mencari rata-rata berbagai rasio penjualan kuartalan nyata terhadap

nilai garis trend untuk setiap kuartal. Perhitungan indeks musiman dapat dihitung

melalui :

Y = a + bX ............................................................................................................. (10)

∑𝑦
a= ..................................................................................................................... (11)
𝑛

∑𝑥𝑦
b= ................................................................................................................... (12)
𝑛

Yt
ŕ= ...................................................................................................................... (13)
𝑌

∑ŕ
ŕ (rata-rata) = .................................................................................................... (14)
𝑛

Ŷt+1 = (Y) (ŕ (rata-rata)) ......................................................................................... (15)

24
keterangan :

a, b = konstanta

n = banyaknya data

Y = penjualan aktual

X = pengkodean dari titik tengah periode

ŕ = rasio penjualan

Yt = nilai garis tren

Ŷt+1 = nilai ramalan periode mendatang

f. Teknik Winters

Menurut Firdaus (2011:18) winters merupakan salah satu teknik

pemulusan yang rumit, hal itu karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk

menemukan tiga parameter yang optimal. Teknik ini dapat mengantisipasi adanya

pola musiman pada deret data. Model ini dapat dirumuskan sebagai berikut

(Subagyo, 1994;26) :

St = α(Xt – It-L) + (1-α)(St-1 + Tt-1) ......................................................................... (16)

Tt = β(St - St-1) + (1-β)(Tt-1) ................................................................................... (17)

It = γ(Xt – St-1) + (1-γ)(It-L) .................................................................................... (18)

Ŷt+p = [St + Tt p] + It-L+m ....................................................................................... (19)

keterangan :

St = pemulusan baru data aktual

Xt = nilai aktual penjualan periode ke-t

Tt = pemulusan terhadap tren pada periode t

It = pemulusan terhadap variasi musiman pada periode t

Ŷt+p = nilai ramalan penjualan untuk p periode medatang

25
p = jumlah periode penjualan mendatang yang akan diramalkan

α, β, γ = koefisien pemulusan

L = panjang variabel musiman

2) Metode Kausal (Regresi)

Metode ini fokus pada identifikasi dan determinasi hubungan antar variabel

yang akan diramalkan yang tergolong dalam metode kausal antara lain teknik

regresi, model ekonometrika, dan input output.

2.3.5 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Ukuran akurasi hasil peramalan dapat dilakukan dengan mengamati

besarnya selisih nilai aktual pengamatan dengan nilai estimasi dari peramalan. Nilai

residual atau error (et) adalah perbedaan antara nilai aktual dan hasil peramalan

(Firdaus, 2011:28). Ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan sebagai alat

untuk mengukur akurasi hasil peramalan, yaitu (Heizer dan Render, 2005:155) :

1. MAE (Mean Absolute Error) : ukuran perbedaan atau selisih antara ramalan

dengan aktual. MAE diperoleh dengan mengambil nilai absolute dari tiap

kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data.

2. MSE (Mean Squared Error) : rataan selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan

dan yang diamati.

3. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) : dihitung dengan menemukan

kesalahan absolute setiap periode, kemudian membaginya dengan nilai observasi

pada periode tersebut dan merata-ratakan presentase absolute tersebut.

2.3.6 Evaluasi Ramalan

Untuk mendapatkan peramalan yang akurat, terdapat dua hal yang harus

diperhatikan. Pertama, pengumpulan data secara baik. Kedua, peramalan dengan

26
teknik yang tepat. Maka dari itu, perlu dilakukan langkah-langkah secara berurutan,

yaitu menentukan tujuan dan peubah yang akan dianalisis, mengumpulkan data,

membuat dan menentukan pola data, estimasi model dan menghitung nilai yang

akan diramalkan serta evaluasi hasil estimasi (Firdaus, 2011:8)

Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan

ditinjau kembali. Evaluasi merupakan pembandingan ramalan-ramalan dengan hasil

nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodelogi atau teknik peramalan.

Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi di waktu yang

akan datang. (Prasetya dan Lukiastuti, 2009:45).

2.4 Kointegrasi

Menurut Verbeek (2000) dalam Firdaus (2011:162) adanya hubungan

kointegrasi dalam sebuah sistem persamaan mengimplikasikan dalam sistem tersebut

terdapar error correction model yang menggambarkan adanya dinamisasi jangka

pendek secara konsisten dengan hubungan jangka panjangnya. Dengan kata lain,

kointegrasi merepresentasikan hubungan keseimbangan jangka panjang.

Variabel-variabel runtut waktu disebut memiliki kointegrasi, jika data asli

variabel stasioner pada perbedaan jenjang yang sama. Misalnya, data asli time series

dari variabel A dan B tidak stasioner, tetapi perbedaan pertama masing-masing data

sama-sama memiliki integrasi jenjang pertama. Dengan demikian, kedua variabel itu

memiliki kointegrasi (Aritonang, 2009:134). Jika variabel-variabel suatu penelitian

terkointegrasi pada derajat yang berbeda, dapat dikatakan bahwa variabel-variabel

tersebut tidak bisa terkointegrasi. (Enders, 2004 dalam Firdaus, 2011:162).

27
2.5 Vector Autoregression (VAR)

Model VAR pertama kali diperkenalkan oleh Christopher Sims pada tahun

1980. Dalam konteks ekonometrika modern, VAR termasuk ke dalam multivariate

time series analysis. VAR menyediakan cara yang sistematis untuk menangkap

perubahan yang dinamis dalam multiple time series, serta memiliki pendekatan yang

kredibel dan mudah untuk dipahami bagi pendeskripsian data, forcasting

(peramalan), inferensi structural, serta analisis kebijakan (Stock dan Watson dalam

Firdaus, 2011:133). Menurut Arsana (2005) dalam Firdaus (2011:133), alat analisa

yang disediakan oleh VAR dilakukan melalui empat macam penggunaannya, yakni

Forcasting, Impulse Response Function (IRF), Forecast Error Variance

Decomposition (FEVD), dan Granger Causality Test.

Keunggulan metode VAR adalah sebagai berikut (Firdaus, 2011:136) :

1. Mengembangkan model secara bersamaan di dalam suatu sistem kompleks

sehingga dapat menangkap hubungan keseluruhan variabel didalam persamaan

itu.

2. Bisa menghindarkan parameter yang bias akibat tidak dimasukkannya variabel

yang relevan.

3. Dapat mendeteksi hubungan antarvariabel didalam persamaan.

4. Terbebas dari berbagai batasan teori ekonomi yang sering muncul.

Namun, model VAR juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Gujarati

(1978) dalam Firdaus (2011:136) kelemahan VAR antara lain:

1. Model VAR lebih bersifat teori karena tidak memanfaatkan informasi dari teori-

teori terdahulu.

28
2. Karena lebih menitikberatkan pada peramalan, maka model VAR tidak sesuai

untuk implikasi kebijakan.

3. Tantangan terberat VAR adalah pemilihan panjang lag yang tepat.

4. Semua variabel yang digunakan dalam model VAR harus stasioner.

5. Koefisien dalam estimasi VAR sulit untuk diintepretasikan.

2.6 Vector Error Correction Model (VECM)

Vector Error Correction (VEC) Model adalah VAR terestriksi yang

digunakan untuk variabel nonstasioner tetapi memiliki potensi untuk terkointegrasi.

Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioneritas pada perbedaan

pertama atau I(1). Restriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaan bentuk

data yang tidak stasioner pada level, tetapi terkointegrasi (Firdaus, 2011:147).

VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam

spesifikasinya. Oleh karena itu, VECM sering disebut sebagai desain VAR bagi

series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi.

2.7 Impulse Response Function (IRF)

Metode IRF digunakan untuk menentukan respons suatu variabel endogen

terhadap suatu guncangan (shock) tertentu. Hal ini dikarenakan shock variabel

misalnya ke-i tidak hanya berpengaruh terhadap variable ke-i itu saja, tetapi

ditransmisikan kepada semua variabel endogen lainnya melalui struktur dinamis atau

struktur lag dalam VAR. karena itu, IRF juga dapat mengukur pengaruh suatu shock

pada suatu waktu kepada inovasi variabel endogen pada saat tersebut dan dimasa

yang akan datang. (Firdaus, 2011:157).

29
2.8 Forecast Error Decomposition Variance (FEVD)

Metode yang dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan dalam

suatu variabel yang ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh

variabel-variabel lainnya adalah FEVD. Metode ini mencirikan suatu struktur

dinamis dalam model VAR/VECM, dimana dalam metode ini dapat dilihat kekuatan

dan kelemahan masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel lainnya

dalam kurun waktu yang panjang. Jadi, FEVD dapat diketahui secara pasti faktor-

faktor yang memengaruhi fluktuasi terhadap perubahan dari variabel tertentu

(Firdaus, 2011:158).

2.9 Penelitan Terdahulu

Septiany (2009) yang berjudul Peramalan Penjualan Bunga Adenium PT

Godong Ijo Asri dalam Rangka Perencanaan Strategi Pemasaran. Penelitian ini

bertujuan untuk mengidentifikasi pola penjualan bunga adenium PT Godongijo Asri,

menganalisis metode peramalan time series terbaik untuk meramalkan penjualan

bunga adenium pada PT Godongijo Asri, dan mendapatkan hasil peramalan sehingga

dapat menjadi acuan dalam perencanaan strategi pemasaran yang mungkin

diterapkan PT Godongijo Asri. Pada data penjualan bunga adenium periode April

2007 - April 2009, menunjukan adanya kenaikan maupun penurunan pada bulan

tertentu yang terjadi secara berulang. Hal ini menunjukan pola data volume

penjualan bunga adenium mengandung komponen musiman. Dari hasil analisis

autokorelasi yang dilakukan, didapat bahwa data penjualan ini bersifat stasioner.

Hasil peramalan penjualan yang dilakukan dalam empat jenis metode time series

30
(trend analysis, moving average, exponential smoothing, dan winter’s method).

Metode terbaik yang dipilih adalah metode yang memiliki nilai MAPE terkecil, yaitu

pada winter’s multiplicative method (3) dengan nilai MAPE = 15. Dari hasil

peramalan yang dilakukan untuk 12 bulan kedepan, menunjukan terjadinya

penurunan penjualan. Hal ini menyebabkan Godongijo harus lebih memperhatikan

kembali strategi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya penurunan volume

penjualan. Penjualan menurun dari 3296 pada bulan Mei 2009 hingga 1924 pada

bulan Mei 2010.

Indrazakti (2011) yang berjudul Analisis Peramalan Penjualan

Menggunakan Metode Kointegrasi Pada Produk Safe 1 dan Cypergard (500 ml dan

100 ml) di PT Chemigard. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kointegrasi

produk Cypergard 500ml, Cypergard 100ml, dan Safe 1 di PT. Chemigard.

Penelitian ini menggunakan data deret waktu periode 2007-2010. Berdasarkan hasil

uji stasioner, menunjukan bahwa data tersebut stasioner pada pembedaan pertama

(first difference) dan berdasarkan hasil uji kointegrasi terdapat hubungan kointegrasi

pada produk Safe 1, Cypergard 100 ml dan Cypergard 500 ml diperoleh kesimpulan

bahwa model yang tepat untuk peramalan adalah menggunakan model analisis

VECM. Model ini memiliki analisis lanjutan yaitu Impulse Response Function (IRF)

dan Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD). Hasil ramalan ketiga

produk tersebut untuk enam periode cenderung mengalami peningkatan walaupun

adanya fluktuasi ringan dan produk yang berpengaruh baik terhadap peningkatan

penjualan semua produk adalah produk Cypegard baik kemasan 500 ml maupun 100

ml. Sedangkan produk Safe 1 berpengaruh positif terhadap penjualan dirinya sendiri

31
dan penjualan produk Cypegard 500 ml, tetapi berpengaruh negatif terhadap

penjualan produk Cypegard 100 ml.

Ajeng (2011) yang berjudul Peramalan Penjualan Untuk Perencanaan

Persediaan Buah Durian di Rumah Durian Harum Bintaro, Jakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk melakukan peramalan penjualan buah durian dan

merekomendasikan alternatif pengendalian persediaan buah durian. Peramalan

penjualan dilakukan dengan metode peramalan time series yaitu metode double

moving average, metode double eksponensial smoothing, metode dekomposisi,

metode indeks musiman dan metode winters. Sedangkan perencanaan persediaan

menggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Safety Stock (SS).

Metode peramalan time series yang dipilih adalah metode yang memiliki nilai MSE

terkecil yaitu metode winters untuk buah durian medan 722629, buah monthong

Thailand 2747612, dan buah frozen durian 219519. Perencanaan persedian

menggunakan EOQ menghasilkan untuk buah durian Medan sebesar 203,79 kg,

buah durian monthong Thailand 158,83 kg, dan durian frozen monthong 227,71 kg.

besarnya frekuensi pemesanan untuk buah durian Medan sebanyak 122 kali, buah

durian monthong Thailand sebanyak 95 kali, dan durian frozen monthong sebanyak

137 kali. Persediaan pengaman (safety stock) untuk buah durian Medan sebesar

38,96 kg, buah durian monthong sebesar 51,86 kg, dan durian frozen monthong

37,27 kg.

Fikriansyah (2011) yang berjudul Analisis Peramalan Penjualan

Menggunakan Metode Kointegrasi pada Tipe Mobil City Car, Sedan, dan MPV di

Auto 2000. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis

hubungan antara Sedan, Mpv dan City Car dan mengetahui prediksi peramalan

32
penjualan mobil di Auto 2000 pada tahun 2011. Model yang digunakan adalah

model analisis Vector Autoregression (VAR), karena data setiap variabel sudah

stasioner pada tingkat level. Model ini memiliki analisis lanjutan yaitu Impulse

Response Function (IRF) dan Forecasting Error Variance Decomposition (FEVD).

Dari hasil IRF, apabila sedan diimpuls maka akan terjadi respon positif yang

diberikan oleh sedan itu sendiri dan akan direspon negative oleh MPV dan City car.

Sedangkan apabila City car diimpuls maka akan memperoleh respon positif dari City

car itu sendiri dan MPV sedangkan respon negative diberikan oleh sedan jika terjadi

guncangan pada City car. Apabila MPV diimpuls maka semua variabel akan

memberikan respon positif. Dari hasil FEVD diperoleh hasil bahwa penjualan sedan

untuk periode 50 ke depan dipengaruhi oleh variaebel itu sendiri sedangkan untuk City

car dipengaruhi oleh variabel itu sendiri dan juga dipengaruhi oleh MPV dan untuk

produk MPV dipengaruhi oleh City car. Berdasarkan hasil peramalan yang telah

dilakukan dalam kurun waku 6 bulan, maka diperoleh hasil bahwa untuk produk

City car diramalkan akan terus mengalami peningkatan selama 6 bulan kedepan,

sedangkan hasil sedan dari hasil peramalannya diperoleh hasil bahwa sedan

diramalkan akan mengalami penurunan ada bulan ke 44 dan bulan ke 46. Untuk

produk MPV telah diperoleh hasil dari peramalannya yaitu akan mengalami

penurunan pada bulan 4.

Secara keseluruhan, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu

terletak pada tidak adanya evaluasi hasil ramalan. Persamaan dan perbedaan yang

dilakukan peneliti dengan penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4..

33
Tabel 4. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Persamaan Perbedaan
1 Septiany (2009) Menggunakan metode time series Objek penelitian yaitu bunga
satu ragam. adenium.
Panjang deret waktu 24 bulan. Deret waktu April 2007-April
2009.
2 Indrazakti (2011) Menggunakan metode analisis IRF Objek penelitian yaitu pestisida
dan FEVD. pembasmi rayap.
Terdapat tiga objek penelitian. Deret waktu 2007-2010 (36
bulan).
3 Ajeng (2011) Menggunakan metode time series Objek penelitian yaitu buah
satu ragam. durian.
Terdapat tiga objek penelitian. Deret waktu Maret 2009
Februari 2011 (23 bulan).
4 Fikriansyah (2011) Menggunakan metode analisis Objek penelitian yaitu mobil.
IRF dan FEVD. Deret waktu 2008-2010 (36
Terdapat tiga objek penelitian. bulan).

2.10 Kerangka Pemikiran

PT. Danken Indonesia adalah anggota dari Zhongsan Grup, yang merupakan

perusahaan multi nasional pembuat pestisida. Perusahaan ini menyediakan berbagai

macam jenis pestisida dengan produk unggulan yaitu herbisida, fungisida, dan

insektisida yang berkualitas tinggi. PT. Danken Indonesia telah memasarkan

produknya ke pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Selatan.

Perbedaan penggunaan jenis pestisida dalam mengendalikan OPT dan faktor

perubahan iklim menyebabkan pihak perusahaan sulit memprediksi banyaknya

produk yang akan terjual di masa yang akan datang. Penjualan menjadi berfluktuatif

dan tidak seimbang serta target penjualan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Oleh

karena itu, perusahaan perlu melakukan peramalan penjualan yang seakurat mungkin

dan pihak perusahaan dapat menetapkan target penjualan dengan berbagai pertimbangan

yang dapat disesuaikan dari hasil ramalan penjualan.

34
Identifikasi pola data penjualan dilakukan terlebih dahulu melalui visualisasi

grafik dan uji stasioneritas data menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF)

untuk mengetahui apakah data penjualan termasuk data stasioner atau tidak

stasioner. Data penjualan dikatakan stasioner pada level bila dalam taraf signifikan

sebesar 1%, 5%, dan 10%. Setelah mengetahui pola data penjualan, maka dapat

dilakukan peramalan penjualan dengan metode peramalan kuantitatif, yaitu

multivariate time series analysis dan univariate time series model.

Multivariate time series analysis digunakan untuk mengetahui hubungan

ketiga tiga jenis pestisida terhadap penjualan di masa depan menggunakan analisis

Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition

(FEVD). Sebelum melakukan analisis IRF dan FEVD, dilakukan uji stabilitas, uji lag

optimum, dan uji kointegrasi. Apabila masing-masing data penjualan sudah stasioner

pada level, maka dapat langsung menggunakan model VAR. Namun, apabila

masing-masing data penjualan tidak stasioner dan stasioner pada pembedaan

pertama (first difference) maka dilakukan uji kointegrasi, dan dapat menggunakan

model VECM.

Kemudian peramalan penjualan univariate time series model digunakan

untuk mengetahui volume penjualan herbisida, insektisida, fungisida, DKMetrin,

DKmektin, dan DKZolExtra periode Januari-Maret 2018. Ramalan volume

penjualan dilakukan melalui beberapa teknik yaitu teknik naif, teknik Moving

Average, teknik Single Eksponensial Smoothing, dan teknik Double Eksponensial

Smoothing. Pemilihan teknik peramalan terbaik diketahui dengan melihat nilai

MAE/MSE/MAPE terkecil, karena semakin kecil nilai error maka semakin akurat

peramalan yang digunakan. Teknik peramalan terbaik dengan nilai error terkecil

35
akan menghasilkan ramalan pencapaian volume penjualan Januari-Maret 2018.

Setelah didapatkan metode peramalan terbaik, diharapkan dapat dibuat implikasi

manajerial berupa analisis pola data penjualan pestisida, teknik peramalan terakurat,

dan hasil peramalan tiga bulan mendatang. Hasil ramalan di evaluasi menggunakan

uji z beda dua nilai tengah dengan tingkat kepercayaan 95%.

Berdasarkan hasil perhitungan peramalan kuantitatif tersebut, akan dilakukan

analisis peramalan penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida sehingga

perusahaan dapat mengambil keputusan yang terbaik terhadap penjualan ketiga

produk tersebut di tahun 2018. Secara garis besar, maksud uraian kerangka

pemikiran dapat dilihat pada Gambar 4.

36
PT. Danken Indoneisa

Pengendalian OPT yang berbeda dan faktor iklim tidak menentu

- Fluktuasi volume penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida


periode Jan 2016-Des2017
- Target penjualan tidak tercapai

Identifikasi pola data penjualan - Visualisasi Grafik


Uji Stasioner:
- Augmented Dickey-Fuller
Peramalan Penjualan

Multivariate time series Univariate time


analysis series model

1. Uji Stabilitas
1. Naif
2. Uji Lag Optimum
2. Moving Average
3. Single
= Stasioner ≠ Stasioner eksponential
smoothing
4. Double
Eksponential
VAR Uji Kointegrasi Smoothing

VECM MAE/MSE/ Pemilihan metode


MAPE peramalan terbaik

IRF dan FEVD Pencapaian volume


penjualan

Hubungan herbisida, insektisida, Uji Z Nilai


Tengah Evaluasi hasil ramalan
dan fungisida terhadap penjualan

KESIMPULAN

Gambar 4. Alur Kerangka Pemikiran

Keterangan
: sasaran penelitian : kegiatan penelitian
: arah kegiatan penelitian : alat analisis

37
2.11 Hipotesis Penelitian

Menurut Subagyo (2005;51) hipotesis merupakan jawaban sementara,

belum jawaban yang empirik. Dalam suatu penelitian, dapat terjadi hipotesis

penelitian dan hipotesis statistik untuk mendapatkan data yang valid. Hipotesis

statistik dalam penelitian ini sebagai berikut:

➢ Hipotesis penelitian untuk hasil evaluasi ramalan adalah :

H0 = Tidak ada perbedaan antara hasil ramalan dengan data aktual penjualan

H1 = Terdapat Perbedaan antara hasil ramalan dengan data aktual penjualan

➢ Hipotesis statistik untuk pengujian stasioneritas adalah :

H0 : δ = 0 (terdapat akar unit, tidak stasioner)

H1 : δ ≠ 0 (tidak terdapat akar unit, stasioner)

➢ Hipotesis statisik untuk uji kointegrasi adalah :

H0 : ρ = 0 (variable-variabel dalam model tidak terkointegrasi)

H1 : ρ ≠ 0 (variabel-variabel dalam model terkointegrasi)

38
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Danken Indonesia, yang terletak di

Kompleks Ruko Duta Indah Iconic Blok C-21, Jl. MH Thamrin KM 2 Kebon Nanas,

Tangerang. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive),

dengan pertimbangan bahwa PT. Danken Indonesia adalah salah satu perusahaan

yang bergerak pada industri hulu pertanian yang dalam hal ini menjual berbagai

macam pestisida yaitu herbisida, insektisida, dan fungisida. Penelitian ini

dilaksanakan mulai bulan Mei – Juli 2018.

3.2 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat empat variabel yang digunakan, yaitu :

1. Hubungan antar produk

Hubungan antar produk merupakan suatu variabel (HAP) untuk mengetahui

besarnya hubungan produk herbisida, insektisida, dan fungisida dalam proses

penjualan. Untuk mengetahui hubungan antar produk (HAP), perlu diketahui

terlebih dahulu volume penjualan herbisida (VPH), volume penjualan insektisida

(VPI) dan volume penjualan fungisida (VPF) pada periode sebelumnya.

2. Volume penjualan herbisida

Volume penjualan herbisida merupakan suatu variabel (VPH) untuk

mengetahui besarnya pencapaian volume penjualan herbisida pada periode

mendatang (VPHt+1). Besarnya volume penjualan herbisida perlu diketahui terlebih


dahulu dengan melihat data penjualan produk herbisida periode sebelumya (VPHt-1)

yang kemudian digunakan untuk mengukur dan mengetahui besarnya pencapaian

volume penjualan herbisida untuk periode mendatang (VPHt+1).

3. Volume penjualan insektisida

Volume penjualan insektisida merupakan suatu variabel (VPI) untuk

mengetahui besarnya pencapaian volume penjualan insektisida pada periode

mendatang (VPIt+1). Besarnya volume penjualan insektisida perlu diketahui terlebih

dahulu dengan melihat data penjualan produk insektisida periode sebelumya (VPIt-

1) yang kemudian digunakan untuk mengukur dan mengetahui besarnya pencapaian

volume penjualan herbisida untuk periode mendatang (VPIt+1).

4. Volume penjualan fungisida

Volume penjualan fungisida merupakan suatu variabel (VPF) untuk

mengetahui besarnya pencapaian volume penjualan fungisida pada periode

mendatang (VPFt+1). Besarnya volume penjualan herbisida perlu diketahui terlebih

dahulu dengan melihat data penjualan produk fungisida periode sebelumya (VPFt-1)

yang kemudian digunakan untuk mengukur dan mengetahui besarnya pencapaian

volume penjualan fungisida untuk periode mendatang (VPFt+1).

3.3 Sumber dan Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder,

baik kualitatif maupun kuantitatif. Pada penelitian ini tidak ada populasi karena data

berasal dari satu perusahaan yaitu data sekunder berupa volume penjualan produk

herbisida, insektisida, dan fungisida sebagai sumber utama dalam penelitian ini.

Data sekunder diperoleh dari laporan internal perusahaan berupa data penjualan

40
herbisida, insektisida, dan fungisida selama dua tahun terakhir periode Januari 2016

hingga Desember 2017, literatur-literatur dan studi pustaka.

Data kualitatif yang dikumpulkan dalam penelitian ini berkaitan dengan

gambaran umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, visi dan misi, lokasi

perusahaan, struktur organisasi, ketenagakerjaan, produk-produk pestisida yang

dipasarkan, dan kegiatan peramalan penjualan pestisida yang dilakukan oleh PT.

Danken Indonesia. Sedangkan data kuantitatif yang digunakan adalah volume

penjualan produk herbisida, insektisida, dan fungisida periode Januari 2016 sampai

Desember 2017.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan

data kuantitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan survei dan teknik

observasi non partisipatif. Suvei dilakukan untuk mengumpulkan informasi secara

sistematis dari lingkungan perusahaan PT. Danken Indonesia. Survei dilakukan

melalui telepon, surat elektronik, dan melalui tatap muka dengan pihak-pihak

perusahaan. Sedangkan observasi non partisipatif yang dimaksud adalah melakukan

pengumpulan data tetapi peneliti tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau

proses penjualan dari produk-produk yang sedang diamati.

Kemudian untuk pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan teknik

wawancara yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara

peneliti dan narasumber. Narasumber dalam penelitian ini ialah Zulkarnain Lubis

sebagai country manager, dan Martha Stephanni Putri sebagai accounting officer.

Wawancara dilakukan secara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman

41
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-

poin penting dari masalah yang ingin digali dari narasumber.

3.5 Metode Pengolahan Data

Data dan informasi yang diperoleh diolah menggunakan program Microsoft

Excel, Eviews 9 dan Minitab 16. Pengolahan data dilakukan dengan melihat pola

data penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida periode Januari 2016 sampai

Desember 2017. Pola data penjualan diamati secara visual grafik, kemudian

dilakukan uji stasioneritas, uji stabilitas, uji lag optimum, uji kointegrasi, dan

estimasi VAR menggunakan program eviews 9. Beberapa tahap metode pengolahan

data dijelaskan sebagai berikut :

1) Uji Stasioneritas

Data yang diperoleh kemudian dibuat model lebih dahulu. Dalam

mengestimasi model, uji stasioneritas harus dilakukan untuk menghindari masalah

regresi lancung (spurious regression). Uji ini dilakukan pada tingkat level dan first

difference, karena data time series pada umumnya tidak stasioner (mengandung akar

unit) pada level, sehingga perlu dilakukan pengujian selanjutnya pada tingkat first

difference. Pengujian akar unit merupakan bentuk lain dari pengujian kestasioneran

suatu runtut waktu. Akar unit pada suatu runtut waktu dapat diiuji dengan uji Dickey-

Fuller (DF), Augmented Dickey-Fuller (ADF) dan uji Philips-Perron (PP).

Pada penelitian ini, uji stasioneritas dilakukan dengan menggunakan test

Augmented Dickey-Fuller (ADF) sebagai kriteria pengujian untuk mengetahui

apakah semua variabel sudah stasioner. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih

untuk melakukan uji ADF yakni intercept, trend and intercept, dan none.

42
Pengujian hipotesis statistik dilakukan dengan membandingkan nilai ADF

test statistic dengan test statistic MacKinnon critical value (taraf nyata) pada taraf

signifikansi sebesar 1%, 5%, dan 10%. Jika ADF test statistic hitung pada setiap

variabel lebih kecil secara aktual pada MacKinnon test critical values, maka H0

ditolak, artinya data tersebut tidak terdapat akar unit atau data variabel tersebut

sudah stasioner. Sebaliknya, jika ADF test statistic hitung pada setiap variabel lebih

besar secara aktual pada MacKinnon test critical values, maka H0 diterima atau H1

ditolak, artinya pada data tersebut terdapat akar unit atau data variabel tersebut tidak

stasioner.

Apabila hasil uji stasioneritas pada setiap variabel atau salah satu variabel

dari herbisida, insektisida, dan fungisida belum stasioner pada level atau integrasi

derajat nol [I0], maka perlu dilakukan differencing data untuk memperoleh data yang

stasioner. Prosedur data ADF kemudian diaplikasikan kembali untuk menguji data

first difference. Jika dari hasil uji ternyata data first difference telah stasioner, maka

dikatakan data time series tersebut terintegrasi pada derajat pertama [I1] untuk

seluruh variabel. Tetapi jika data first difference tersebut belum stasioner maka perlu

dilakukan differencing kedua pada data tersebut. Prosedur ini seterusnya dilakukan

hingga diperoleh data yang stasioner.

2) Uji Stabilitas Model

Uji stabilitas digunakan untuk melihat apakah model yang digunakan stabil

atau tidak. Estimasi harus mempunyai validitas yang tinggi sehingga hasil nya dapat

dipercaya. Hasil tersebut dapat dipercaya apabila model yang digunakan mempunyai

stabilitas. Uji stabilitas dilakukan dengan menghitung akar-akar dari fungsi

polinomial atau dikenal dengan roots of characteristic polynomial. Jika semua akar

43
dari fungsi polinomial tersebut berada diluar unit circle atau nilai absolutenya >1,

maka hasil dari estimasi model Vector Autoregression (VAR) tersebut meragukan,

sehingga pengujian panjang lag masih perlu dikurangi. Sebaliknya, jika VAR akar

karakteristiknya berada di dalam unit circle atau nilai absolutnya <1, maka model

VAR tersebut dianggap stabil sehingga Impulse Response Function (IRF) dan

Forecast Error Decomposition Variance (FEVD) yang dihasilkan dianggap valid.

3) Uji Lag Optimum

Uji lag optimum dilakukan sebagai penentuan jumlah lag yang optimal untuk

digunakan dalam model. Langkah awal dalam pengujian ini dengan membentuk

persamaan Vector Autoregression (VAR) untuk mendapatkan lag optimum dan

stabilitas VAR baru dapat dibentuk persamaan Vector Error Correction (VECM)

nya. Pengujian panjang lag yang optimal memanfaatkan beberapa informasi yaitu

dengan menggunakan Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC),

dan Hannan-Quinn Criterion (HQ). Pada pengujian pemilihan lag melalui kriteria

tersebut, akan didapat kandidat lag pada masing-masing kriteria yang merujuk pada

lag optimal dengan melihat tanda bintang pada nilai AIC, SC, dan HQ terkecil yang

terdapat pada tampilan eviews 9.

4) Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk menentukan apakah diantara variabel

volume penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida jika tidak stasioner untuk

mengetahui apakah ketiga variabel terkointegrasi atau tidak. Kointegrasi sebagai

kombinasi linear dari dua atau lebih variabel yang tidak stasioner akan menghasilkan

variabel yang stasioner dan dapat diinterpretasikan sebagai hubungan keseimbangan

jangka panjang di antara variabel.

44
Dalam hal kointegrasi, ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi pada

persamaan tersebuut :

1. Herbisida (HRB) terkointegrasi secara bersama dengan Insektisida (INS) dan

Fungisida (FUNG).

2. Herbisida (HRB) terkointegrasi dengan Insektisida (INS) saja.

3. Herbisida (HRB) terkointegrasi dengan Fungisida (FUNG) saja.

Jadi, ada maksimum 3 kemungkinan persamaan kointegrasinya.

Pendeteksian keberadaan kointegrasi ini dilakukan dengan Johannsen

Cointegration Test. Pada Eviews 9, suatu persamaan dikategorikan berkointegrasi

apabila nilai trace statistic lebih besar dari nilai kritis 5 persen. Maka jika trace

statistic > critical value, persamaan tersebut terkointegrasi. Dengan demikian H0

ditolak atau terima H1, artinya terjadi kointegrasi diantara variabel volume

penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida. Setelah jumlah persamaan yang

terkointegrasi telah diketahui, maka tahapan analisis dapat dilanjutkan dengan

analisis Vector Error Correction Model (VECM). Sebaliknya, apabila trace

statistic < critical value persamaan tersebut tidak terkointegrasi, dengan demikian

H0 diterima atau tolak H1.

5) Estimasi Model VAR

Bila masing-masing variabel sudah stasioner pada level, maka tahapan

analisis dapat dilanjutkan dengan analisis Vector Autoregression (VAR). VAR

meliputi serangkaian proses spesifikasi dan identifikasi model. Spesifikasi model

VAR meliputi pemilihan variabel dan banyaknya selang yang digunakan dalam

model. Mengacu persamaan umum VAR dari Enders (2004) dalam Firdaus

(2011:134), maka model VAR dapat diformulasikan sesuai batas panjang lag

45
optimal yang telah diketahui sebelumnya, sehingga persamaan tersebut dapat ditulis

menjadi :

HRBt = c1 + α11HRBt-1 + α12INSt-1 + α13FUNGt-1 + β11HRBt-2 + β12INSt-2 +

β13FUNGt-2 +…+u1t ............................................................................... (20)

INSt = c2 + α21INSt-1 + α22HRBt-1 + α23FUNGt-1 + β21INSt-2 + β22HRBt-2 +

β23FUNGt-2 +…+u2t ................................................................................ (21)

FUNGt = c3 + α31FUNGt-1 + α32INSt-1 + α33HRBt-1 + β31FUNGt-2 + β32INSt-2 +

β33HRBt-2 +…+u3t .................................................................................. (22)

Dimana :

ci , αij , βij = parameter yang akan diestimasi

HRB = herbisida

INS = insektisida

FUNG = fungisida

Kriteria pemilihan model VAR ialah jika variabel-variabel tidak terkointegrasi dan

memastikan variabel tersebut sudah stasioner pada derajat (ordo) yang sama, maka

dapat diterapkan model VAR.

3.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif untuk mengetahui hubungan

herbisida, insektisida, dan fungisisda pada proses penjualan dan untuk mengetahui

pencapaian volume penjualan dari masing-masing jenis pestisida serta produk

unggulannya pada periode mendatang. Hasil ramalan volume penjualan produk

ungulan dari tiap jenis pestisida juga dilakukan agar dapat mengetahui lebih spesifik

ramalan volume penjualan yang diduga akan mendominasi. Analisis data dilakukan

46
dengan Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance

Decomposition (FEVD) untuk multivariate time series analysis. Sedangkan untuk

analisis data univariate time series model dilakukan dengan teknik naif, teknik rata-

rata bergerak sederhana, teknik pemulusan eksponensial tunggal, dan teknik

pemulusan eksponensial ganda. Pemilihan teknik peramalan terbaik dengan melihat

nilai kesalahan terkecil dari besarnya nilai MAE (Mean Absolut Error), nilai MSE

(Mean Squared Error), dan nilai MPE (Mean Percentage Error).

3.6.1 Hubungan Antar Ketiga Produk

Kemampuan menduga secara dini aspek-aspek yang tidak dapat dikontrol

dari kejadian-kejadian masa lalu, akan membantu pihak PT. Danken Indonesia

untuk mengambil suatu keputusan dalam melakukan penjualan produk herbisida,

insektisida, dan fungisida di masa depan.

Setelah mengetahui model yang dipilih, maka dapat melihat hubungan antara

herbisida (HRB), insektisida (INS), dan fungisida (FUNG) menggunakan analisis

Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Decomposition Variance

(FEVD).

1) Impulse Response Function (IRF)

Impulse Response Function (IRF) digunakan untuk menentukan respons

suatu variable endogen terhadap suatu guncangan (shock) tertentu. Hal ini

dikarenakan shock variable misalnya ke-i tidak hanya berpengaruh terhadap variable

ke-i itu saja, tetapi ditransmisikan kepada semua variable endogen lainnya melalui

struktur dinamis atau struktur lag dalam VAR. Karena itu, IRF juga dapat mengukur

pengaruh suatu shock pada suatu waktu kepada inovasi variabel endogen pada saat

tersebut dan dimasa yang akan datang. Analisis IRF dilakukan untuk menilai respon

47
dinamik variabel hubungan antara produk herbisida, insektisida, dan fungisida pada

proses penjualan. Respons yang ditunjukkan dari analisis ini berupa positif atau

negatif, baik terhadap variabel itu sendiri maupun variabel endogen lainnya.

Pengaruh tersebut dapat dilihat secara visual melalui grafik. Apabila grafik yang

menunjukkan hasil dari IRF mendekati titik keseimbangan, menunjukkan bahwa

nilai lag optimum pada model VAR baik untuk digunakan.

2) Forecast Error Decomposition Variance (FEVD)

Forecast Error Decomposition Variance (FEVD) merupakan metode yang

dapat dilakukan untuk melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang

ditunjukkan oleh perubahan error variance dipengaruhi oleh variabel-variabel

lainnya. Metode ini mencirikan suatu struktur dinamis dalam model VAR. Dimana

dalam metode ini dapat melihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel

dalam mempengaruhi variabel lainnya untuk kurun waktu yang panjang. Jadi, FEVD

dapat diketahui secara pasti faktor-faktor yang memengaruhi fluktuasi terhadap

perubahan dari variabel tertentu. FEVD juga dapat mengetahui secara pasti faktor-

faktor mana yang memberikan kontribusi paling sifgnifikan terhadap perubahan dari

variabel tertentu. Dalam analisis ini variabel tersebut yaitu variabel penjualan

herbisida, insektisida, dan fungisida.

3.6.2 Pencapaian Volume Penjualan

Peramalan pencapaian volume penjualan dalam penelitian ini dilakukan

karena keefektifan sebuah keputusan tergantung pada deret kejadian-kejadian masa

lalu. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode peramalan deret waktu satu

ragam (univariate time series model ) untuk mengetahui ramalan pencapaian volume

penjualan herbisida (HRB), insektisida (INS), dan fungisida (FUNG). Selain itu,

48
ramalan volume penjualan juga dilakukan pada satu produk unggulan dari masing-

masing jenis pestisida. Metode perhitungan yang digunakan untuk pola data bersifat

stasioner. Metode ini terdiri atas beberapa teknik yaitu :

1) Teknik Naif (Naive)

Berdasarkan Firdaus (2011) dan Aritonang (2000), teknik naif untuk data

stasioner dilihat pada persamaan (1), maka dalam penelitian ini dapat di rumuskan

sebagai berikut :

NRHRBt+1 = NAHRBt ......................................................................................... (23)

NRINSt+1 = NAINSt ............................................................................................. (24)

NRFUNGt+1 = NAFUNGt .................................................................................... (25)

keterangan :

NRHRBt+1 = nilai ramalan penjualan herbisida periode tiga bulan kedepan

NRINSt+1 = nilai ramalan penjualan insektisida periode tiga bulan kedepan

NRFUNGt+1 = nilai ramalan penjualan fungisida periode tiga bulan kedepan

NAt = nilai aktual penjualan (HRB/INS/FUNG) periode ke-t.

2) Teknik Rata-Rata Bergerak Sederhana (Moving Average = MA)

Berdasarkan Firdaus (2011), dan Prasetya dan Lukiastuti (2011), formula

untuk teknik ini ada dalam bentuk yang paling sederhana yang disajikan pada

persamaan (4). Teknik rataan bergerak dapat digunakan setiap ada informasi terbaru,

nilai ramalan terbaru akan diperoleh dengan menghilangkan informasi terlama.

Sebagai contoh MA ordo 1 atau MA (1) berarti peramalan hanya menggunakan satu

observasi sebelumnya untuk meramalkan satu nilai yang akan datang. Maka,

formula untuk teknik ini adalah :

NRHRBt+1 = (NAHRBt + NAHRBt-1 + NAHRBt-2 + … + NAHRBt-n+1 ) / n ...... (26)

49
NRINSt+1 = (NAINSt + NAINSt-1 + NAINSt-2 + … + NAINSt-n+1 ) / n ............... (27)

NRFUNGt+1 = (NAFUNGt + NAFUNGt-1 + NAFUNGt-2 + … +

NAFUNGt-n+1 ) / n ....................................................................... (28)

keterangan :

NRHRBt+1 = nilai ramalan penjualan herbisida periode tiga bulan kedepan.

NRINSt+1 = nilai ramalan penjualan insektisida periode tiga bulan kedepan.

NRFUNGt+1 = nilai ramalan penjualan fungisida periode tiga bulan kedepan.

NAt = nilai aktual penjualan (HRB/INS/FUNG) periode ke-t

n = ordo

3) Teknik Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Eksponensial Smoothing)

Berdasarkan Firdaus (2011) dan Aritonang (2000) formula untuk teknik ini

dilihat pada persamaan (5) yang kemudian di formulasikan sebagai berikut:

NR(HRB/INS/FUNG)t = αNAt + (1-α)NRt-1 ....................................................... (29)

keterangan :

NRt = nilai ramalan penjualan pestisida (HRB/INS/FUNG) untuk satu periode


kedepan

NAt = nilai aktual penjualan pestisida (HRB/INS/FUNG) periode ke-t

NRt-1 = nilai ramalan penjualan (HRB/INS/FUNG) sekarang dari peramalan satu


periode yang lalu

α = koefisien pemulusan (0 ≤ α < 1)

4) Teknik Pemulusan Eksponensial Ganda (Double Eksponensial Smoothing)

Berdasarkan Firdaus (2011) dan Aritonang (2000), formula untuk teknik ini

mengacu pada persamaan (6, 7, dan 8) yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

NPBt = αNAt + (1-α) (NPBt-1+Tt-1) ..................................................................... (30)

Tt = β(NPBt-NPBt-1) + (1-β)Tt-1 ........................................................................... (31)

50
NR(HRB/INS/FUNG)t+p = NPBt + Tt(p) ............................................................... (32)

keterangan :

NPBt = nilai pemulusan baru data aktual penjualan pestisida (HRB/INS/FUNG)

α, β = koefisien pemulusan

NAt = nilai aktual penjualan pestisida (HRB/INS/FUNG) periode ke-t

p = jumlah periode penjualan pestisida (HRB/INS/FUNG) mendatang yang akan


diramalkan.

NRt+p = nilai ramalan penjualan untuk pestisida (HRB/INS/FUNG) periode

mendatang

Tt = nilai perkiraan trend

3.6.3 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan

Berdasarkan Firdaus (2011), serta Heizer dan Render (2005) bahwa nilai

residual atau error (et) dapat diperoleh dari beberapa tolak ukur yang dapat

digunakan sebagai alat untuk mengukur akurasi hasil peramalan melalui :

1. MAE (Mean Absolut Error) = [ Σ (NAt – NRt) ] / n .................................... (33)

2. MSE (Mean Squared Error) = Σ (NAt – NRt)2 / n ....................................... (34)

3. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) = [ Σ ((NAt – NRt) / NAt) ]

x100 / n .......................................................................................................... (35)

dimana :

NAt = nilai aktual penjualan pestisida (HRB/INS/FUNG)

NRt = nilai ramalan pestisida (HRB/INS/FUNG)

(NAt – NRt ) = kesalahan ramalan (error)

n = banyaknya data

51
Bila nilai residual besarnya merata sepanjang pengamatan maka MSE yang

sebaiknya digunakan. Tetapi bila hanya ada satu atau dua residual yang besar, maka

MAE yang sebaiknya digunakan. Untuk melihat bias tidaknya teknik peramalan,

MAPE dapat digunakan. Hasil peramalan dikatakan tidak bias bila MAPE ≈ 0. Bila

MAPE besar dan negatif, maka hasil peramalan overestimate, bila MAPE besar dan

positif maka hasil peramalan underestimate.

Hasil peramalan terbaik dipilih dengan mengetahui besarnya nilai residual

atau error pada setiap teknik peramalan. Hal ini dilakukan sebagai acuan dalam

memilih teknik peramalan terbaik dengan asumsi bahwa semakin kecil nilai residu,

maka semakin akurat hasil peramalan volume penjualan untuk herbisida, insektisida,

dan fungisida dalam tiga periode mendatang.

3.6.4 Evaluasi Hasil Ramalan Penjualan

Setelah diketahui hasil ramalan volume penjualan, maka dilakukan evaluasi

hasil ramalan dengan data aktual penjualan dari periode Januari 2016 sampai Maret

2018. Untuk mengevaluasi ketepatan ramalan dalam pemodelan runtun waktu

dapat digunakan beberapa metode salah satunya dengan ukuran statistik standar

(Suwardiwijaya dkk, 2009:1).

Evaluasi dilakukan dengan uji z (n ≥ 30) beda dua nilai tengah dengan

tingkat kepercayaan sebesar 95% (α = 0.05). Jika Zhitung > Zα/2, maka H0 ditolak

yang artinya terdapat perbedaan antara hasil ramalan dengan data akual penjualan.

Sebaliknya, apabila Zhitung < Zα/2, maka H0 diterima atau tolak H1, yang artinya tidak

ada perbedaan antara hasil ramalan dengan data akual penjualan. Sebelum

mengetahui hasil dari uji beda dua nilai tengah, maka harus diketahui terlebih

dahulu ragam yang terbentuk dengan pengujian hipotesis statistik dua arah.

52
• Rumus Ragam

𝜎i 2 = ∑ (xi - x )2 .................................................................................... (36)


N
• Rumus Zhit (Walpole, 1982: 305)

x1 − x2
Z hit = .............................................................. (37)
σ1 2 σ2 2
√( 𝑛1 )+( n2 )

Keterangan:

X 1 = Rata - rata data penjualan


X 2 = Rata – rata data ramalan penjualan
n1 = Jumlah data penjualan
n2 = Jumlah data ramalan penjualan
𝜎i 2 = Varian/ragam

3.7 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau

membasmi organisme pengganggu tanaman.

2. Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dimanfaatkan untuk membunuh

tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.

3. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa

mematikan semua jenis serangga.

4. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa

memberantas dan mencegah fungi/ cendawan.

5. Data time series adalah data penjualan bulanan produk herbisida, insektisida,

dan fungisida.

53
6. Peramalan penjualan adalah aktivitas memperkirakan hubungan dan banyaknya

produk herbisida, insektisida, dan fungisida yang akan dijual dalam waktu ke

depan.

7. Stasioner adalah pola data dengan rataan dan ragam konstan sepanjang waktu

pengamatan.

8. Hubungan antar produk adalah besarnya nilai dalam hubungan antara produk

yang satu dengan produk yang lain dalam proses penjualan.

9. Volume penjualan adalah jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan

produk herbisida, insektisida, dan fungisida dalam satuan liter.

54
BAB IV
GAMBARAN UMUM PT. DANKEN INDONESIA

4.1 Sejarah Perusahaan

PT. Danken Indonesia adalah bagian dari Zhongshan Group, produsen

herbisida triazine terkemuka di China. Zhejiang Zhongshan Chemical Industry

Group Co. Ltd., adalah perusahaan produsen agrokimia terkemuka di dunia yang

didirikan oleh Li Bugao pada bulan Juli 1998. Zhongshan Group mempunyai

cabang di beberapa negara yang tidak hanya Danken Indonesia, seperti Danken

Mexico, Danken Argentina, Farm Do Brasil, Sixon Asia (Vietnam, Laos, Sri Lanka,

India, Pakistan), Sixon Afrika (Nigeria, Gahana, Afrika Selatan, Kenya) dan lain-

lain. Berbagai produk perlindungan tanaman yang dibuat oleh Zhongshan Group

tidak hanya mencakup herbisida saja tetapi juga fungisida dan insektisida serta telah

menjual produknya ke lebih dari 100 negara.

PT. Danken Indonesia baru berdiri pada tahun 2012 dengan direktur utama

yaitu bapak Zulkarnaen Lubis. Perusahaan ini termasuk perusahaan global di

bidang agrokimia yang menyediakan produk-produk pestisida untuk perlindungan

tanaman. Adapun produk pertama yang didaftarkan ke Kementerian Pertanian saat

itu adalah herbisida dengan jenis DKMesonin 550 SC di tahun 2013. Seiring

perkembangan perusahaan, PT. Danken Indonesia sudah menjual herbisida,

insektisida, fungisida, moluskisida, dan bahan aktif lainnya. Danken Indonesia juga

akan mengembangkan bisnisnya di bidang pupuk dan benih.

Saat ini, PT. Danken Indonesia memiliki pasar di pulau Jawa, Sumatera, dan

Sulawesi Selatan dengan sistem distribusi tingkat provinsi. Jumlah distributor


tingkat provinsi yang bekerjasama dengan PT. Danken Indonesia sudah mencapai

20 perusahaan distributor besar. Pengembangan pasar bagi produk PT. Danken

Indonesia di dukung oleh tim marketing dan sales yang berpengalaman. Dengan

dukungan penuh dari Zhongshan Group, PT. Danken Indonesia akan selalu

berkomitmen untuk menjaga kualitas produk yang akan dipasarkan di seluruh

Indonesia. Dengan motto “Memberikan yang Terbaik” merupakan suatu komitmen

dari Danken kepada semua pihak yang terlibat dalam mendukung tumbuhnya PT.

Danken Indonesia. Memberikan yang terbaik bagi pengguna, rekanan bisnis,

karyawan, dan pertanian Indonesia.

4.2 Visi dan Misi Perusahaan

PT. Danken Indonesia saat ini belum memiliki tujuan yang visioner.

Perusahaan masih terus mengembangkan produk-produk yang ada dan

memaksimalkan daerah distribusi di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Selatan.

PT. Danken Indonesia masih berusaha untuk mengenalkan dan menjual produk-

produk pestisida agar mencapai lingkup pasar di seluruh Indonesia.

4.3 Struktur Perusahaan

PT. Danken Indonesia memiliki sruktur organisasi yang jelas dengan fungsi

setiap divisi dan bagian di dalam struktural yang sesuai kebutuhan perusahaan.

Struktur organisasi sangat diperlukan untuk pengukuran tugas, tanggung jawab

serta wewenang sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dan benar. PT.

Danken Indonesia dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang langsung

membawahi national sales manager dan lima divisi lainnya. Dalam menjalankan

56
operasional perusahaan, direktur dibantu oleh divisi operasional, divsi HRD, divisi

finance, divisi supply chain, serta divisi produk dan registrasi. Hingga kini, total

karyawan PT. Danken Indonesia sebanyak 55 orang, diantaranya seorang karyawan

HRD, 3 karyawan finance, 2 karyawan supply chain, dan 2 karyawan produk

registrasi. Sekitar 30 sampai 40 orang karyawan dari perusahaan ini lebih banyak

menjadi staff sales yang jarang sekali berada di kantor perusahaan. Staff sales

merupakan karyawan yang khusus berada di lapangan atau berada di lokasi target

penjualan seperti di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Selatan. Struktur orgainisasi PT.

Danken Indonesia dapat dilihat pada Gambar 5.

Direktur
Utama

National
Sales
Manager

Regional
Sales
Manager

Staff Sales

Divisi
Divisi Divisi Supply
Divisi HRD Product &
Finance Chain
Registration

Gambar 5. Struktur Organisasi PT. Danken Indonesia


Sumber : PT. Danken Indonesia, 2018

Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Direktur Utama

Direktur utama mempunyai wewenang untuk menjalankan dan memimpin

perusahaan. Direktur memiliki tugas sebagai berikut :

a. Menentukan visi dan misi perusahaan

57
b. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi seluruh pelaksanaan

operasional perusahaan.

c. Merencanakan strategi, menentukan, dan mengambil keputusan dalam

perencanaan jangka panjang perusahaan.

d. Menentukan kebijakan untuk karyawan, kegiatan operasional, serta hubungan

dengan pihak Zhongshan Group.

2. National Sales Manager

Manajer Penjualan Nasional (National Sales Manager) mempunyai

wewenang untuk mengusulkan program baru yg bisa menunjang peningkatan sales

kepada direktur utama. Tugas dan tanggung jawab manajer penjualan nasional

sebagai berikut:

a. Memastikan bahwa tujuan penjualan perusahaan di seluruh wilayah Indonesia

terpenuhi.

b. Mengawasi penjualan nasional untuk memenuhi atau melampaui target yang

diproyeksikan.

c. Menjalin komunikasi langsung dengan regional sales manager

d. Memberikan layanan pelanggan yang luar biasa dan bertanggung jawab atas

kepuasan klien secara keseluruhan dan kepada klien-klien penting.

3. Regional Sales Manager

Manager Penjualan Area/Daerah (Regional Sales Manager) memiliki

wewenang untuk memimpin teamnya sendiri di daerah atau semua anggota di

bawah tanggung jawabnya untuk membantu semua proses pencapaian target. Tugas

dan tanggung jawab manajer penjualan nasional sebagai berikut :

58
a. Merumuskan strategi dalam memaksimalkan tanggung jawab tim penjualan

(staff sales)

b. Menterjemahkan perintah dari national sales manager untuk dikerjakan

bersama – sama team nya sesuai dengan situasi dan kondisi di daerah masing

– masing.

c. Mengelola areanya dengan efektif dan efisen dalam berkontribusi untuk

pencapaian target nasional .

d. Mengelola seluruh staff sales, memberi nasihat dan mendorong agar terus tetap

bersemangat, melatih dan mengembangkan mereka serta merdorong kreativitas

team.

4. Staff Sales

Staff sales bertanggung jawab untuk meningkatkan penjualan agar target

penjualan perusahaan dapat tercapai. Tugas staff sales sebagai berikut :

a. Melakukan direct selling

b. Memperkenalkan dan menjelaskan produk kepada klien

c. Meningkatkan penjualan agar target tercapai

d. Melakukan follow up dan negosiasi terhadap klien

e. Membuat laporan dan evaluasi terhadap hasil follow up

f. Mengatur data-data klien

g. Menjalin hubungan yang baik dengan customer atau klien

5. Divisi Finance

Tugas divisi finance sebagai berikut :

a. Melakukan pengelolaan keuangan perusahaan

b. Melakukan penginputan semua transaksi keuangan

59
c. Melakukan transaksi keuangan perusahaan

d. Melakukan pembayaran kepada supplier

e. Melakukan penagihan kepada customer

f. Mengontrol aktivitas keuangan atau transaksi keuangan perusahaan

g. Membuat laporan mengenai aktivitas keuangan perusahaan

h. Melakukan verifikasi terhadap keabsahan dokumen yang diterima

i. Melakukan evaluasi budget

j. Menyiapkan dokumen penagihan invoice atau kwitansi tagihan beserta

kelengkapannya

6. Divisi HRD (Human Resources Develpoment)

Tugas divisi HRD sebagai berikut :

a. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia

dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.

b. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari

mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.

c. Melakukan seleksi, promosi, dan transfering pada karyawan yang dianggap

perlu.

d. Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental, keterampilan

dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar perusahaan.

e. Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan,

perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.

f. Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya

kontrak kerja.

60
g. Melakukan tindakan pada karyawan yang melanggar peraturan atau kebijakan

perusahaan.

7. Divisi Supply Chain

Tugas divisi supply chain sebagai berikut :

a. Merencanakan jadwal pengiriman barang ke customer

b. Memastikan stok barang di gudang mencukupi

c. Mengawasi proses pemesanan dan pengemasan produk

d. Memonitor level persediaan

e. Lacak produk melalui depot untuk memastikan mereka sampai di tempat tujuan

f. Mengawasi kedatangan pengiriman

8. Divisi Produk dan Registrasi

Tugas divisi produk dan registrasi sebagai berikut :

a. Melakukan registrasi produk ke dinas terkait, baik produk baru maupun update

statusnya untuk produk lama.

b. Mempersiapkan dokumen dan perlengkapannya serta melakukan negosiasi jika

diperlukan.

c. Melakukan komunikasi langsung dengan dinas terkait.

d. Melakukan proses administrasi ke LKPP berkaitan dengan produk yang akan

dijual.

4.4 Produk Perusahaan

Daftar nama-nama produk perusahaan yang telah terdaftar di Kementerian

Pertanian dapat dilihat pada Tabel 5.

61
Tabel 5. Produk-Produk Perusahaan Terdaftar
No. Nama Produk Bahan Aktif No. Registrasi
BAHAN TEKNIS
1 2,4 D ACID 98 TC 2,4D Acid 98% RI. 042014318
2 AMETRYN 96 TC Ametryn 96% RI. 042014321
3 ATRAZINE 97 TC Atrazine 97% RI. 042014323
4 GLYPHOSATE 95 TC Glyphosate 95% RI. 0402016384
HERBISIDA
1 DKMetrin 80 WG Ametryn 80% RI. 01030120134859
2 DKMetrin 500 SC Ametryn 500 g/l RI. 01030120134858
3 DKMesonin 550 SC Atrazine 500 g/l + mesotrione 50 g/l RI. 01030120144979
4 DKZine 80 WP Atrazine 80% RI. 01030120144898
5 DKZine 500 SC Atrazine 500 g/l RI. 01030120144899
6 DKAlmine 865 SL 2,4D DMA 865 g/l RI. 01030120155220
7 DKBusin 70 WP Metribizin 70% RI. 01030120155141
8 DKGlifordi 240/120 SL Glyphosate IPA 240 g/l + 2,4D IPA 120 g/l RI. 01030120145054
9 DKHexaron 60 WG Hexazinone 13.2% + diuron 46.8% RI. 01030120155222
10 DKIuron 80 WP Diuron 80% RI. 01030120165428
11 DKSpero 100 SC Bispyribac sodium 100 g/l RI. 01030120165433
12 DKGlammo 200 SL Glufosinate ammonium 200 g/l RI. 01030120165556
13 DKLifosat 480 SL Glyphosate IPA : 480 g/l RI. 01030120175684
FUNGISIDA
1 DKZol Extra 300 EC Propiconazole 150 g/l + difenoconazole 150 RI. 01020120145055
g/l
2 DKDuopro 490 EC Procholraz 400 g/l + propiconazole 90 g/l RI. 01020120155297
3 DKSimozeb 64/8 WP Mancozeb 64% + cymoxanil 8% RI. 01020120165432
4 DKStaronil Mix 560 SC Chlorotaloni 500 g/l + azoxystrobin 60 g/l RI. 01020120165434
5 DKSarzeb 80 WP Mancozeb 80% RI. 01020120165435
6 DKTiram 70 WG Metiram 70% RI. 01020120165502
7 DKPoxiben 250 SC Epoxiconazole 125 g/l + carbendazim 1125 RI. 01020120165557
g/l
8 DKAztrozol Plus 375 SC Azoxystrobin 200 g/l + difenoconazole 125 RI. 01020120175838
g/l + hexaconazole 50 g/l
9 DKCyproblin 280 SC Azoxystrobin 200 g/l + cyproconazole 80 g/l RI. 01020120175839
SC
10 DKBostrobin 32,7 WG Boscalid 26% + pyraclostrobin 6,7% RI. 01020120175896
INSEKTISIDA
1 DKPro-Nil 50 SC Fipronil 50 g/l RI. 01020120155221
2 DKMektin 18 EC Abamectin 18 g/l RI. 01020120155223
3 DKFenrat 200 EC Fenvalerate 200 g/l RI. 01020120155346
4 DKFostrin 550 EC Chlorpyrifos 500 g/l + cypermethrin 50 g/l RI. 01020120155347
5 DKLufem 50 WG Lufenuron 40% + emmamectin benzoate 10% RI. 01020120165429
6 DKMetoar 400 EC Dimethoate 400 g/l RI. 01020120165430
7 DKFenzo 120 SC Chlorfenapyr 100 g/l + emmamectin benzoate RI. 01020120165555
20 g/l
8 DKBinova 100 SC Novaluron 50 g/l + bifenthrin 50 g/l RI. 01020120175837
MOLUSKISIDA
1 DKNiklos 250 EC Niclosamide 250 g/l RI. 01050120165431
Sumber : Divisi Produk dan Registrasi, PT. Danken Indonesia (2018)

Total produk PT. Danken Indonesia yang telah terdaftar di Kementrian

Pertanian saat ini sebanyak 36 termasuk 13 herbisida, 10 fungisida, 8 insektisida, 1

62
moluskisida, dan 4 bahan teknis. Jenis produk dijual dalam bentuk cair dan

beberapa padatan berupa granul ataupun serbuk. Produk pertama yang di daftarkan

adalah jenis herbisida dengan nama produk DKMesonin 550 SC dan di susul

dengan DKMetrin. Herbisida ialah jenis pestisida pertama yang sudah dilakukan

penjualan. Dalam penjualan produk ini harus dalam jumlah yang besar/banyak.

Masing-masing produk memiliki masa tahan selama 3 tahun, sedangkan untuk

masa perijinan produk berlaku hingga 5 tahun. Danken Indonesia juga masih terus

memperbanyak produk-produk yang akan dijual. Saat ini terdapat 17 produk yang

masih proses pendaftaran, yaitu 5 herbisida, 5 insektisida, dan 7 fungisida.

4.5 Prosedur Pemesanan Produk

Prosedur pemesanan produk yang dilakukan PT. Danken Indonesia terdapat

dua proses utama, yaitu pemesanan barang dari Danken ke pihak Zhongshan Group

dan pemesanan barang dari pembeli kepada pihak Danken. Biaya pengiriman

barang sepenuhnya ditanggung oleh pihak Zhongshan Group dan pihak Danken

Indonesia. Masing-masing proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :

1. Prosedur Impor Produk

Pemesanan barang kepada pihak Zhongshan Group di kontrol langsung oleh

divisi supply chain dan dibantu oleh sales untuk memproyeksikan berapa banyak

barang yang dbutuhkan. Sebelum melakukan impor barang, pihak Zhongshan

mengirimkan penawaran harga untuk pihak Danken. Apabila pihak Danken telah

menyetujui harga yang ditawarkan, maka divisi finance akan membuatkan surat

Purchasing Order (PO) untuk dikirimkan ke Zhongshan. Proses dari pemesanan,

pembayaran, hingga barang sampai ke Indonesia membutuhkan waktu dua bulan

63
melalui jalur laut menggunakan kapal. Sehingga, divisi supply chain harus mampu

memproyeksikan banyaknya barang yang akan dijual maupun untuk sampel

produk.

Barang diangkut dari pelabuhan hingga ke gudang Danken menggunakan

container. Danken Indonesia memiliki dua gudang besar di daerah Tambun dan

Tangerang. Apabila produk yang diantar sudah dalam bentuk kemasan botol kecil

maupun dirigen, maka barang-barang tersebut disimpan dalam gudang di daerah

Tangerang. Namun, apabila produk yang diantar masih dalam bentuk barel/drum

berukuran 200 liter maka barang-barang tersebut wajib disimpan dalam gudang

yang berada di Tambun. Produk yang berada dalam gudang Tambun selanjutnya

akan melewati tahap re-pack (pengemasan ulang) untuk dijadikan produk-produk

dalam kemasan botol maupun dirigen sesuai ukuran.

2. Prosedur Pemesanan Produk dari Pembeli

Danken Indonesia menerapkan sistem pemasaran Business to Business

(B2B) yang terdapat kontrak perjanjian atau kerjasama sebelum proses transaksi

berlangsung. Di dalam kontrak kerjasama tersebut berisi kesepakatan-kesepakatan

seperti harga jual produk, lamanya waktu pembayaran, lamanya produk datang,

sampai penanganan barang rusak. Setelah adanya kesepakatan antara pihak pembeli

dan pihak Danken, kemudian divisi finance akan menerbitkan surat PO. Apabila

pembeli tersebut masih mempunyai tunggakan pembayaran, maka divisi finance

tidak bisa membuat PO yang lain. Kurangnya pembayaran akan dibantu oleh pihak

sales yang berada di wilayah pembeli untuk mengingatkan dan memberitahukan

bahwa PO pembelian produk lain tidak bisa dibuat.

64
4.6 Gangguan Pencapaian Target Penjualan

Guncangan (shock) yang mungkin terjadi dan menjadi ancaman untuk jenis

pestisida ini perlu diwaspadai. Menurut Rahayuningsih (2009:4) banyak usaha yang

telah dilakukan dan akan terus dilakukan untuk memperkecil jumlah pestisida yang

digunakan. Beberapa perkiraan guncangan secara umum yang dapat mempengaruhi

pencapaian dari target penjualan pestisida di PT. Danken Indonesia ialah :

1. Kegiatan yang sering dilakukan perusahaan berupa pelatihan dan edukasi

mengenai penggunaan pestisida kimiawi yang bijaksana di daerah pasar PT.

Danken Indonesia. Hal ini dilakukan karena apabila aplikasi pestisida tidak

tepat dapat berdampak negatif dengan memicu ledakan populasi hama akibat

resistensi. Akibat buruk untuk PT. Danken Indonesia secara tidak langsung

akan menurunkan minat petani dalam penggunaan pestisida yang dianggap

tidak bagus. Badan Litbang Pertanian (2012) melakukan penelitian guna

menghasilkan rakitan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk

mitigasi perubahan iklim yang dapat menekan penggunaan pestisida >50%.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Untung 2004 dalam Rahayuningsih 2009:4)

bahwa akan terus dikembangkan dan diterapkannya usaha komprehensif dan

terpadu oleh semua stakeholder untuk melembagakan dan menerapkan PHT.

2. Posisi perusahaan yang hanya sebagai distributor pestisida kimiawi membuat

pihak perusahaan sulit dalam mengontrol formulasi bahan aktif yang

terkandung dalam pestisida. Bahan aktif pada produk-produk yang dijual PT.

Danken Indonesia termasuk dalam pestisida berspektrum luas. Dimana

menurut (Djojosumarto, 2008:232) pestisida berspektrum luas sebenarnya

65
memiliki beberapa kelemahan, seperti merugikan organisme non-target dan

serangga berguna lainnya. Sementara bagi industri pestisida, pengembangan

pestisida spesifik tidak terlalu menarik karena segmen pasarnya terlalu sempit

sehingga dianggap kurang menguntungkan. Hal ini dapat menjadi ancaman

yang sejalan dengan (Rahayuningsih, 2009:4) bahwa akan ada peraturan

pemberian izin hanya untuk formulasi jenis pestisida yang mempunyai

spektrum sempit sehingga muncul larangan penggunaan jenis pestisida

tertentu.

3. Kondisi ilkim Indonesia yang tidak menentu membuat pihak perusahaan tidak

mampu mengendalikan kebutuhan pestisida di lapangan. Perkiraan dari pihak

perusahaan pada serangan hama juga menjadi sulit yang berdampak pada

antisipasi penyediaan pestisida. Berdasarkan penelitian dari Balai Besar

Penelitian Tanaman Padi (2016) menyatakan perkembangan OPT perlu

diwaspadai karena terjadi anomali iklim yang ditunjukkan dengan musim

kemarau basah. Ketidaknormalan iklim berakibat pada meningkatnya

gangguan oleh berbagai organisme tanaman padi. Kondisi musim kemarau

dengan curah hujan yang masih tinggi membuat peluang besar terhadap

berkembangnya OPT.

66
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Ramalan Penjualan Tiga Jenis Pestisida

Peramalan penjualan jenis pestisida dilakukan dengan dua model dan

analisis yang berbeda, yaitu multivariate analysis dan univariate model. Model

yang terbentuk bertujuan untuk meramalkan hubungan penjualan antar tiga jenis

pestisida dan banyaknya volume produk yang akan terjual. Identifikasi pola data

dilakukan untuk menentukan penggunaan metode peramalan yang tepat.

5.1.1 Identifikasi Pola Data Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida

Peramalan penjualan diawali dengan mengetahui data masa lampau

mengenai penjualan produk herbisida, insektisida, dan fungisida di PT. Danken

Indonesia. Adapun panjang deret waktu pengamatan sebanyak 24 periode (bulan)

dari Januari 2016 sampai Desember 2017 seperti yang tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia


Tahun 2016-2017 (liter)

Jenis Pestisida
Periode (bulan) Herbisida Insektisida Fungisida
2016 2017 2016 2017 2016 2017
Januari 19050 14450 6790 4810 1000 1000
Februari 32167,5 11412,5 3400 5610 1000 0
Maret 9413 5950 1689,9 1100 1000 1300
April 43893,26 5380 1700 2800 1250 0
Mei 49812,13 7057,5 5130 2000 350 650
Juni 14322,88 350 450 5250 550 820
Juli 5754 17045 2800 9898 0 4280
Agustus 0 19970 1600 13710 0 2200
September 29675 14335 13440 5100 0 2400
Oktober 35202,63 22395 3250 13530 0 750
November 40930 34230 7520 5040 0 2200
Desember 39014 19437,5 7989 3480 1000 0
Total 319234,4 172012,5 55758,9 72328 6150 15600
Sumber : PT. Danken Indonesia (2018)
Kemudian data bulanan pada Tabel 6 dibuat plot secara time series untuk

melihat pola data yang terbentuk dari masing-masing jenis pestisida. Hal ini akan

membantu dalam menentukan lebih lanjut model dan teknik peramalan untuk

meramalkan hubungan ketiga produk pada proses penjualan dan volume penjualan

untuk periode tiga bulan kedepan. Pola data penjualan diidentifikasi melalui visual

grafik dan dilakukan dengan uji stasioneritas atau uji akar unit.

1. Visualisasi Grafik

Pola data penjualan dari herbisida, insektisida, dan fungisida dilihat

melalui program Minitab 16 yang menunjukkan hasil berbentuk grafik. Plot data

runtut waktu dimulai dari Januari 2016 (periode 1) hingga Desember 2017 (periode

24), yang disesuaikan pada banyaknya produk yang terjual disepanjang 24 bulan

tersebut dalam satuan liter. Plot data dari masing-masing variabel penjualan

herbisida, insektisida, dan fungisida dapat dilihat secara berturut-turut pada Gambar

6, 7 dan 8.

Time Series Plot of Penjualan Herbisida

50000

40000
Penjualan Herbisida (liter)

30000

20000

10000

0
-5000

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Bulan

Gambar 6. Plot Data Penjualan Herbisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

68
Berdasarkan plot data penjualan herbisida pada Gambar 6 terlihat pola data

memiliki komponen acak atau berfluktuatif. Pada tahun 2016 (periode 1-12),

fluktuasi pola penjualan terjadi pada periode 1 hingga periode 5 dengan penjualan

tertinggi sebesar 49.812 liter. Kemudian penjualan terus menurun hingga periode

ke 8 yang akhirnya tidak adanya penjualan (nol). Namun, setelah itu mengalami

peningkatan kembali dan hanya mengalami sedikit penurunan pada periode ke 12.

Jika dibandingkan dengan tahun 2016, pergerakan pola penjualan di tahun 2017

(periode 13-24) mengalami penurunan. Penjualan terendah di tahun 2017 pada

periode ke 18 sebanyak 350 liter. Namun pada bulan ke 19 hingga 24, penjualan

mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Pergerakan pola data pada kuartal

empat (bulan Oktober-Desember) di tahun 2016 dan 2017 cenderung sama dengan

terjadinya penurunan penjualan di bulan Desember pada dua tahun tersebut. Dalam

pola penjualan herbisida tidak ditetapkan adanya unsur musiman, karena deret

waktu untuk menentukan adanya unsur musiman masih terlalu kecil.

Time Series Plot of Penjualan Insektisida

14000

12000
Penjualan Insektisida (liter)

10000

8000

6000

4000

2000

0
-500

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Bulan

Gambar 7. Plot Data Penjualan Insektisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

69
Berdasarkan plot data penjualan insektisida pada Gambar 7 terlihat pola

data memiliki komponen acak atau berfluktuatif. Pada tahun 2016 (periode 1-12),

pergerakan pola penjualan cenderung mengalami penurunan hingga periode ke 6

sebesar 450 liter. Penjualan insektisida pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang

tinggi pada periode ke 9 sebesar 13.440 liter dan kemudian terus mengalami

fluktuasi sampai periode ke 12. Pada tahun 2017 (periode 13-24), pergerakan pola

penjualan cenderung mengalami penurunan dari kuartal ke empat (Oktober-

Desember) di tahun 2016 sampai periode ke 17 dengan penjualan sebesar 2000 liter.

Namun pada bulan ke 18 hingga 24, penjualan mengalami fluktuasi yang cenderung

meningkat dan penjualan tertinggi terjadi pada periode ke 20 sebesar 13.710 liter.

Secara keseluruhan, pola penjualan insektisida tidak ditemukan unsur musiman dan

deret waktu untuk menentukan adanya unsur musiman masih terlalu kecil.

Time Serie s Plot of Pe njualan Fungisida

4000
Penjualan Fungisida (liter)

3000

2000

1000

0
-300

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Bulan

Gambar 8. Plot Data Penjualan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Berdasarkan plot data penjualan fungisida pada Gambar 8, pergerakan pola

data di tahun 2016 (periode 1-12) cenderung stabil dan tidak adanya penjualan pada

70
periode ke 7 hingga ke 11. Pola data penjualan cenderung berfluktuatif di tahun

2017 (periode 13-24). Tidak adanya penjualan fungisida di tahun 2017 terjadi pada

periode ke 14, 16, dan 24 dan penjualan tertinggi terjadi pada bulan ke 19 sebesar

4.280 liter. Pola data penjualan fungisida tidak ditemukan unsur musiman dan deret

waktu untuk menentukan adanya unsur musiman masih terlalu kecil.

2. Uji Stasioneritas

Pola data penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida juga di identifikasi

melalui uji stasioneritas data yang dilakukan dengan test Augmented Dickey-Fuller

(ADF) melalui perangkat lunak Eviews 9. Pengujian hipotesis statistik dilakukan

dengan membandingkan nilai ADF test statistic dengan test statistic MacKinnon

critical value (taraf nyata) pada taraf signifikansi sebesar 1%, 5%, dan 10%. Jika

ADF test statistic hitung pada setiap variabel lebih kecil secara aktual pada

MacKinnon test critical values, maka H0 ditolak, artinya data tersebut tidak terdapat

akar unit atau data variabel tersebut sudah stasioner. Pada pengujian stasioneritas

data dari masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Stasioneritas Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT.
Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Jenis Test Critical Values


t-statistic Probability
Pestisida 1% 5% 10%
Herbisida -3.752946 -2.998064 -2.638752* -2.967190 0.0532
Insektisida -3.752946* -2.998064 -2.638752 -4.032734 0.0053
*
Fungisida -3.752946 -2.998064 -2.638752 -3.237651 0.0306
Sumber : Lampiran 1 (a,b,c)

Hasil uji stasioneritas pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pola data dari

penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida sudah stasioner pada level. Masing-

masing pola data penjualan jenis pestisida memiliki nilai titik kritis yang berbeda-

beda pada taraf nyata terendah sebesar 10% hingga tertinggi sebesar 1%. Hasil uji

71
ADF menghasilkan bahwa nilai statistik penjualan herbisida lebih kecil dari nilai

kritis pada taraf 10% yaitu sebesar -2.967190. Penjualan Insektisida menunjukkan

bahwa hasil uji ADF lebih kecil dari nilai kritis pada taraf 1% yaitu -4.032734.

Begitu pun dengan penjualan fungisida yang memiliki nilai ADF statistik lebih

kecil dari nilai kritis pada taraf 5 % yaitu sebesar -3.237651. Secara keseluruhan,

hasil uji stasioneritas herbisida, insektisida, dan fungisida dapat dilihat pada

Lampiran 1 (a,b,c).

5.1.2 Hubungan Tiga Jenis Pestisida Terhadap Penjualan

Multivariate time series analysis dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara herbisida (HRB), insektisida (INS), dan fungisida (FUNG) terhadap

penjualan di masa depan. Analisis data dilakukan dengan Impulse Response

Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Sebelum

melakukan analisis IRF dan FEVD, dilakukan uji stabilitas, uji lag optimum, dan

uji kointegrasi. Namun, hasil dari masing-masing identifikasi pola data penjualan

sudah menunjukkan stasioner pada rentang titik kritis 1%-10%, maka uji

kointegrasi tidak perlu dilakukan dan dapat langsung dilanjutkan dengan model

VAR.

1. Uji Stabilitas VAR

Setelah dilakukan uji stasioneritas, maka pengujian selanjutnya ialah uji

stabilitas model VAR yang akan digunakan. Jika semua akar pada fungsi

polinominal tersebut berada di dalam unit circle atau jika nilai absolutnya <1 maka

model VAR dianggap stabil sehingga IRF dan FEVD yang dihasilkan dianggap

valid (Firdaus, 2011:138). Hasil dari uji stabilitas model dapat dilihat pada Tabel 8.

72
Tabel 8. Hasil Uji Stabilitas Model Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT.
Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Root Modulus

-0.910058 0.910058
0.486060 - 0.744971i 0.889515
0.486060 + 0.744971i 0.889515
0.638392 - 0.568232i 0.854653
0.638392 + 0.568232i 0.854653
0.790851 - 0.174551i 0.809885
0.790851 + 0.174551i 0.809885
-0.503319 - 0.568443i 0.759248
-0.503319 + 0.568443i 0.759248
-0.092160 - 0.752405i 0.758028
-0.092160 + 0.752405i 0.758028
-0.608288 0.608288

Hasil uji stabilitas model pada Tabel 8 dihasilkan dari penentuan panjang

lag dengan trial dan error hingga mendapatkan hasil VAR yang memiliki kondisi

stabil. Lag spesifikasi pada penjualan ketiga jenis pestisida memiliki kondisi stabil

hingga panjang lag ke empat. Hal ini dapat terlihat dari nilai akar karakteristik dan

modulus semuanya sudah kurang dari satu, artinya model VAR yang digunakan

memiliki stabilitas model hingga panjang lag ke empat.

2. Uji Lag Optimum

Berdasarkan uji kestabilan yang telah dilakukan, bahwa model VAR dalam

penelitian ini telah stabil hingga lag ke-4. Setelah dipastikan bahwa hasil estimasi

VAR berada dalam kondisi stabil, maka dapat dilakukan penetapan lag optimum.

Penentuan lag optimum dapat digunakan dengan beberapa pendekatan antara lain

Likelihood Ratio (LR), Final Prediction Error (FPE), Akaike Information Criterion

(AIC), dan Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quinn Criterion (HQ). Hasil

penentuan lag optimum dapat dilihat pada Tabel 9.

73
Tabel 9. Hasil Uji Lag Optimum Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken
Indonesia Tahun 2016-2017

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -579.3292 NA 3.92e+21 58.23292 58.38228 58.26207


1 -562.6019 26.76357* 1.84e+21* 57.46019* 58.05763* 57.57682*
2 -554.4336 10.61883 2.16e+21 57.54336 58.58888 57.74746
3 -550.9750 3.458560 4.60e+21 58.09750 59.59110 58.38907
4 -538.9888 8.390406 5.38e+21 57.79888 59.74055 58.17791

Lag optimum yang bertanda bintang (*) menunjukkan bahwa dari masing-

masing pendekatan memilih lag yang optimum. Kriteria LR memilih berdasarkan

nilai tertinggi, sedangkan kriteria FPE, AIC, SC, dan HQ memilih berdasarkan nilai

terendah. Hasil uji lag optimum pada Tabel 9 menunjukkan setiap kriteria

pendekatan memilih lag pertama sebagai lag yang paling optimum. Penentuan

panjang lag digunakan untuk mengetahui lamanya periode yang berpengaruh

terhadap variabel masa lalunya maupun terhadap variabel endogen lainnya. Artinya

penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida di masa depan dipengaruhi oleh

penjualan pada periode satu bulan sebelumnya.

3. Model Vector Autoregression (VAR)

Setelah memastikan bahwa masing-masing variabel sudah stasioner pada

level, maka dapat langsung diterapkan model VAR. Interpretasi hasil dapat dilihat

dengan membaca koefisien integrasi dan pembacaan tanda terbalik dari tanda

koefisiennya. Koefisien integrasi dinyatakan signifikan jika nilai mutlak statistik

lebih besar dari nilai t tabel (α=5%) sebesar 1,96. Hasil dari model VAR dapat

dilihat pada Tabel 10.

74
Tabel 10. Hasil Model VAR Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken
Indonesia Tahun 2016-2017

FUNGICIDES HERBICIDES INSECTICIDES

FUNGICIDES(-1) 0.193627 -0.681784 1.617674


(0.19840) (3.08169) (0.80885)
[ 0.97593] [-0.22124] [ 1.99997]

HERBICIDES(-1) -0.023517 0.379502 -0.060438


(0.01391) (0.21605) (0.05671)
[-1.69070] [ 1.75655] [-1.06580]

INSECTICIDES(-1) 0.124242 0.420637 0.074133


(0.05318) (0.82595) (0.21679)
[ 2.33644] [ 0.50927] [ 0.34196]

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 10, hasil dari model VAR terdapat pengaruh pada

penjualan fungisida saat ini yang dipengaruhi secara nyata oleh penjualan

insektisida pada lag 1 dan mempengaruhi penjualan fungisida saat ini dengan nilai

koefisien sebesar 0,12. Penjualan insektisida saat ini juga dipengaruhi secara nyata

oleh penjualan fungisida pada lag 1 dan mempengaruhi penjualan insektisida saat

ini dengan nilai koefisien sebesar 1,61. Secara keseluruhan terdapat hubungan yang

signifikan antara fungisida dan insektisida, sedangkan hubungan herbisida dengan

produk lainnya tidak signifikan. Hasil estimasi VAR dapat dilihat secara lengkap

dapat pada Lampiran 2.

5.1.2.1 Impulse Response Function (IRF)

Permodelan VAR yang sudah terbentuk ditujukkan untuk melihat hubungan

antar ketiga jenis pestisida dalam multivariate time series analysis melalui Impulse

Response Function (IRF). Analisis IRF dilakukan untuk menilai respon dinamik

antar variabel dan dapat mengukur pengaruh suatu shock yang kemungkinan akan

terjadi pada suatu waktu kepada inovasi variabel endogen pada saat tersebut dan

75
dimasa yang akan datang. Suatu shock pada variabel endogen secara langsung akan

mempengaruhi variabel itu sendiri dan menjalar kepada variabel-variabel lain

secara dinamis.

Impulse response yang diamati yaitu sepanjang dua puluh periode kedepan

atau dua puluh bulan setelah bulan Desember 2017, karena hasil menunjukkan

sudah mencapai titik keseimbangan pada kisaran nilai nol. Hasil dari grafik IRF

model VAR dengan lag 1 menunjukkan pergerakan mendekati titik keseimbangan

(convergence), ini berarti model VAR lag 1 baik untuk digunakan untuk peramalan

pada data penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida.

1. Response of Herbisida

Hal pertama yang di analisa adalah respon herbisida ketika terjadi shock

(guncangan) pada fungisida, insektisida, maupun terhadap herbisida itu sendiri.

Respon herbisida terhadap guncangan dari fungisida dan insektisida bernilai positif,

sedangkan respon herbisida terhadap guncangan dari herbisida itu sendiri bernilai

positif sampai periode ke lima yang kemudian berubah menjadi negatif. Hasil

respon herbisida terhadap guncangan pada tiga jenis pestisida untuk periode dua

puluh bulan kedepan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 11.

76
Tabel 11. Respon Herbisida Terhadap Guncangan dari Fungisida, Herbisida, dan
Insektisida
Response of HERBISIDA
Period FUNGISIDA HERBISIDA INSEKTISIDA
1 1107.54 14345.53 0.00
2 -56.75 6136.58 1421.3
3 456.44 2106.05 358.54
4 204.78 708.65 339.55
5 171.49 139.45 136.07
6 90.89 -20.36 85.79
7 55.84 -57.89 39.34
8 29.64 -49.89 21.34
9 16.32 -35.08 10.1
10 8.45 -21.96 5.08
11 4.4 -12.98 2.39
12 2.21 -7.33 1.14
13 1.1 -4.01 0.52
14 0.54 -2.14 0.24
15 0.26 -1.12 0.11
16 0.12 -0.57 0.05
17 0.06 -0.29 0.02
18 0.03 -0.14 0.01
19 0.01 -0.07 0.003
20 0.005 -0.03 0.0008

Respon pertama yang dianalisis yaitu variabel herbisida terhadap

guncangan dari variabel fungisida. Dapat dilihat bahwa respon yang diberikan

herbisida jika terjadi guncangan pada fungisida sebesar satu standar deviasi bernilai

positif dan hanya pada periode dua bernilai negatif. Herbisida merespon positif

pada periode pertama, artinya jika terjadi guncangan pada fungisida maka akan

meningkatkan penjualan herbisida sebanyak 1.107,54 liter. Hanya pada periode

kedua respon yang diberikan herbisida bernilai negatif yang menunjukkan bahwa

penjualan herbisida akan menurun sebanyak 56,75 liter. Selanjutnya respon

kembali positif yang menunjukkan peningkatan penjualan pada herbisida walaupun

77
respon terus menurun hingga periode ke tigabelas. Respon mencapai titik

keseimbangan mulai periode empat belas hingga dua puluh yang ditunjukkan oleh

nilai nol. Secara keseluruhan, apabila terjadi suatu guncangan pada fungisida, maka

penjualan herbisida akan merespon baik (meningkat) dan tidak merugikan

penjualan dari herbisida.

Respon kedua yang dianalisis yaitu respon herbisida terhadap guncangan

dari herbisida itu sendiri. Pada periode pertama hingga periode kelima respon yang

diberikan bernilai positif, tetapi pergerakan respon terus menurun. Penjualan

herbisida akan meningkat sebanyak 14.345 liter di periode pertama yang kemudian

hanya meningkatkan penjualan sebanyak 139,45 liter pada periode ke lima.

Selanjutnya dari periode keenam, respon yang diberikan mengalami penurunan

mencapai nilai negatif sampai periode ke duapuluh dengan titik respon terendah

sebesar -58 liter pada periode ke tujuh. Hal ini menunjukkan, apabila terjadi suatu

guncangan pada herbisida, maka penjualan herbisida itu sendiri akan merespon

secara fluktuatif. Penjualan herbisida dapat menurun secara drastis pada periode

ketujuh dan respon penjualannya ikut menurun dari periode enam hingga periode

ke duapuluh.

Respon ketiga yang dianalisis yaitu respon herbisida terhadap guncangan

dari insektisida. Adanya guncangan insektisida sebesar satu standar deviasi pada

bulan pertama ternyata belum direspon oleh herbisida. Mulai bulan kedua,

guncangan pada insektisida direspon positif, artinya penjulalan herbisida akan

meningkat sebanyak 1.421,3 liter. Namun, sejak bulan ketiga, respon positif

herbisida semakin berkurang hingga di tahun pertama (12 bulan) sebesar 1,14 liter.

Pada akhirnya, respon herbisida terhadap guncangan insektisida ini mulai mencapai

78
keseimbangan dari bulan ke tigabelas hingga bulan ke duapuluh pada nilai nol. Hal

ini menunjukkan, apabila terjadi suatu guncangan pada insektisida, maka penjualan

herbisida akan merespon baik (meningkat) dan tidak merugikan penjualan dari

herbisida.

Respon dinamik yang dihasilkan herbisida terhadap guncangan dari


Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Response of FUNGISIDA to FUNGISIDA Response of FUNGISIDA to HERBISIDA
fungisida, herbisida, dan insektisida dapat dilihat melaluiResponse
grafikof pada
FUNGISIDA to INSEKTISIDA
Gambar 9.
1,500 1,500 1,500

1,000 1,000 1,000


Respon ditujukkan pada gambar masing-masing dengan garis berwarna biru,
500 500 500

sedangkan
0 garis berwarna merah
0 menandakan standar error
0 dari hasil respon yang

-500 -500 -500


diberikan.
-1,000 -1,000 -1,000
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of HERBISIDA to FUNGISIDA Response of HERBISIDA to HERBISIDA Response of HERBISIDA to INSEKTISIDA


20,000 20,000 20,000

15,000 15,000 15,000

10,000 10,000 10,000

5,000 5,000 5,000

0 0 0

-5,000 -5,000 -5,000

-10,000 -10,000 -10,000


2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

(a) to FUNGISIDA
Response of INSEKTISIDA (b) to HERBISIDA
Response of INSEKTISIDA (c) to INSEKTISIDA
Response of INSEKTISIDA
Gambar
6,000 9. Respons of Herbisida
6,000 6,000

4,000 4,000 4,000

2.2,000 Response of Insektisida 2,000 2,000

0 0 0
Hal kedua yang dianalisa adalah respon insektisida ketika terjadi shock
-2,000 -2,000 -2,000

-4,000 -4,000 -4,000


(guncangan)
2 4 6 8 pada
10 12 14fungisida,
16 18 20 herbisida,
2 4 6 8 maupun
10 12 14 16 terhadap
18 20 insektisida
2 4 6 8 10 itu
12 14sendiri.
16 18 20

Respon insektisida terhadap guncangan dari fungisida dan insektisida bernilai

positif, sedangkan respon insektisida terhadap guncangan dari herbisida bernilai

negatif. Hasil respon insektisida terhadap guncangan pada tiga jenis pestisida untuk

periode dua puluh bulan kedepan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 12.

79
Tabel 12. Respon Insektisida Terhadap Guncangan dari Fungisida, Herbisida, dan
Insektisida
Response of INSEKTISIDA
Period FUNGISIDA HERBISIDA INSEKTISIDA
1 367.27 1646.14 3378.92
2 1458.79 -744.98 250.49
3 433.41 -641 611.77
4 362.21 -599.59 151.45
5 153.47 -378.48 124.76
6 92.93 -240.34 44.5
7 43.52 -137.43 26.43
8 23.23 -77.62 10.75
9 11.08 -41.89 5.48
10 5.53 -22.27 2.3
11 2.61 -11.53 1.07
12 1.24 -5.88 0.44
13 0.57 -2.94 0.18
14 0.26 -1.45 0.07
15 0.11 -0.70 0.02
16 0.05 -0.33 0.01
17 0.02 -0.16 0.00
18 0.01 -0.07 -0.001
19 0.00 -0.03 -0.01
20 0.00 -0.01 -0.001

Respon pertama yang dianalisis yaitu insektisida terhadap guncangan dari

variabel fungisida. Dapat dilihat bahwa respon yang diberikan variabel insektisida

jika terjadinya guncangan pada fungisida berdampak positif. Guncangan fungisida

sebesar satu standar deviasi pada bulan pertama akan menyebabkan peningkatan

penjualan pada insektisida sebanyak 367 liter. Respon paling besar terjadi pada

bulan ke dua sebesar 1.458,8 liter dan pada bulan ke tiga sebesar 433 liter meski

respon postif ini mengalami penurunan cukup tajam. Mulai bulan ke empat hingga

bulan ke dua belas respon positif insektisida semakin berkurang mencapai 1,24 liter.

Pada akhirnya, respon insektisida terhadap guncangan fungisida ini mulai mencapai

80
keseimbangan dari bulan ke tigabelas hingga bulan ke duapuluh pada kisaran nilai

nol. Hal ini menunjukkan, apabila terjadi suatu guncangan pada fungisida, maka

penjualan insektisida akan merespon baik (meningkat) dan tidak merugikan

penjualan dari insektisida.

Respon kedua yang dianalisis yaitu respon insektisida terhadap guncangan

dari herbisida. Guncangan herbisida sebesar satu standar deviasi pada bulan

pertama akan menyebabkan peningkatan pada insektisida sebesar 1.646 liter.

Namun, sejak bulan ke dua hingga proyeksi dua puluh bulan kedepan di respon

negatif, artinya terjadinya penurunan pada penjualan insektisida. Penjualan

insektisida dapat menurun secara drastis pada periode ke dua sebanyak 745 liter

dan penurunan penjualan insektisida bergerak menuju hasil yang lebih kecil.

Dimana respon insektisida pada guncangan herbisida ini mulai mencapai

keseimbangan dari bulan ke lima belas hingga bulan ke dua puluh pada kisaran nilai

nol.

Respon ketiga yang dianalisis yaitu respon insektisida terhadap guncangan

dari variabel insektisida itu sendiri. Guncangan insektisida sebesar satu standar

deviasi direspon positif, artinya akan terjadi peningkatan penjualan pada

insektisida. Pada bulan pertama adanya peningkatan penjualan insektisida sebesar

3.379 liter, namun pada periode ke dua respon insektisida menurun secara drastis

walaupun masih merespon postitif, yaitu mencapai 250,5 liter. Respon meningkat

kembali pada periode ke tiga sebesar 611,8 liter. Respon peningkatan panjualan

insektisida bergerak menuju hasil yang lebih kecil, dimana guncangan insektisida

ini mulai mencapai keseimbangan dari bulan ke dua belas hingga bulan ke dua

puluh pada kisaran nilai nol. Namun, respon insektisida menunjukkan hasil negatif

81
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Response of FUNGISIDA to FUNGISIDA Response of FUNGISIDA to HERBISIDA Response of FUNGISIDA to INSEKTISIDA
1,500 1,500 1,500
dari periode ke delapan belas sampai ke dua puluh. Hal ini menunjukkan apabila
1,000 1,000 1,000

terjadi
500 suatu guncangan pada
500 insektisida, maka penjualan
500 insektisida dapat
0 0 0

meningkat
-500 tetapi terus menurun
-500 hingga bisa menyebabkan-500
penurunan penjualan.
-1,000 -1,000 -1,000
2 Respon dinamik
4 6 8 10 12 14 16 18 20yang dihasilkan
2 4 6 8 10 insektisida
12 14 16 18 20 terhadap
2 4 6guncangan
8 10 12 14 16 dari
18 20

Response of HERBISIDA to FUNGISIDA Response of HERBISIDA to HERBISIDA Response of HERBISIDA to INSEKTISIDA


fungisida,
20,000 herbisida, dan insektisida
20,000 dapat dilihat melalui20,000grafik pada Gambar 10.
15,000 15,000 15,000
Respon
10,000
ditujukkan pada gambar
10,000
masing-masing dengan
10,000
garis berwarna biru,
5,000 5,000 5,000
sedangkan
0
garis berwarna merah
0
menandakan standar error0 dari hasil respon yang
-5,000 -5,000 -5,000
diberikan.
-10,000 -10,000 -10,000
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Response of INSEKTISIDA to FUNGISIDA Response of INSEKTISIDA to HERBISIDA Response of INSEKTISIDA to INSEKTISIDA


6,000 6,000 6,000

4,000 4,000 4,000

2,000 2,000 2,000

0 0 0

-2,000 -2,000 -2,000

-4,000 -4,000 -4,000


2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

(a) (b) (c)


Gambar 10. Respons of Insektisida

3. Response of Fungisida

Hal ketiga yang dianalisa adalah respon fungisida ketika terjadi shock

(guncangan) pada herbisida, insektisida, maupun terhadap fungisida itu sendiri.

Respon fungisida terhadap guncangan dari fungisida dan insektisida bernilai positif,

sedangkan respon fungisida terhadap guncangan dari herbisida bernilai negatif.

Hasil respon fungisida terhadap guncangan pada tiga jenis pestisida untuk periode

20 bulan kedepan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 13.

82
Tabel 13. Respon Fungisida Terhadap Guncangan dari Fungisida, Herbisida, dan
Insektisida
Response of FUNGISIDA
Period FUNGISIDA HERBISIDA INSEKTISIDA
1 926.33 0.00 0.00
2 198.95 -132.84 419.8
3 221.1 -262.59 78.98
4 85.92 -180.01 82.87
5 56.82 -126.01 26.88
6 26.04 -74.7 17.5
7 14.45 -43.85 6.9
8 6.89 -24.2 3.69
9 3.52 -13.16 1.55
10 1.67 -6.93 0.74
11 0.81 -3.59 0.31
12 0.38 -1.82 0.14
13 0.18 -0.91 0.05
14 0.08 -0.45 0.02
15 0.03 -0.22 0.00
16 0.01 -0.1 0.00
17 0.00 -0.05 0.00
18 0.00 -0.02 0.00
19 0.00 -0.01 0.00
20 0.00 -0.00 0.00

Respon pertama yang dianalisis yaitu fungisida terhadap guncangan dari

variabel fungisida itu sendiri. Guncangan fungisida sebesar satu standar deviasi

direspon positif, artinya akan terjadi peningkatan penjualan pada fungisida. Pada

bulan pertama penjualan fungisida akan meningkat sebesar 926 liter, bulan ke dua

199 liter, dan bulan ke tiga 221 liter. Mulai bulan ke empat hingga bulan ke sepuluh

respon positif fungisida semakin berkurang mencapai 1,7 liter. Pada akhirnya,

respon fungisida terhadap guncangan fungisida sendiri mulai mencapai

keseimbangan dari bulan ke sebelas hingga bulan ke dua puluh pada kisaran nol

persen. Hal ini menunjukkan, apabila terjadi suatu guncangan pada fungisida, maka

83
penjualan fungisida dapat meningkat tetapi respon terus menurun hingga bisa

menyebabkan penurunan penjualan.

Respon kedua yang dianalisis yaitu respon fungisida terhadap guncangan

dari herbisida. Adanya guncangan herbisida sebesar satu standar deviasi berdampak

negatif, artinya penjualan fungisida dapat menurun. Pada bulan pertama guncangan

belum direspon oleh fungisida, dan penurunan penjualan fungisida terbanyak

terjadi pada periode ke tiga mencapai -263 liter. Pada akhirnya, respon mulai

mencapai keseimbangan dari bulan ke tiga belas hingga bulan ke dua puluh pada

kisaran nilai nol. Hal ini menunjukkan, apabila terjadi suatu guncangan pada

herbisida, maka penjualan fungisida akan menurun walaupun bergerak menuju

positif.

Respon ketiga yang dianalisis yaitu respon fungisida terhadap guncangan

dari variabel insektisida. Sama halnya guncangan dari variabel herbisida, bahwa

pada bulan pertama guncangan sebesar satu standar deviasi pada insektisida belum

direspon oleh fungisida. Namun respon menunjukkan akan meningkatkan

penjualan fungisida mulai periode kedua hingga ke sembilan. Respon berfluktuasi

dari periode dua sampai lima dengan respon tertinggi sebesar 420 liter pada periode

ke dua. Namun, respon positif fungisida terhadap guncangan insektisida semakin

berkurang dari periode enam sampai pada periode dua puluh. Hal ini menunjukkan,

apabila terjadi suatu guncangan pada insektisida maka akan meningkatkan

penjualan fungisida.

Respon dinamik yang dihasilkan fungisida terhadap guncangan dari

fungisida, herbisida, dan insektisida dapat dilihat melalui grafik pada Gambar 11.

Respon ditujukkan pada gambar masing-masing dengan garis berwarna biru,

84
sedangkan garis berwarna merah menandakan standar error dari hasil respon yang

diberikan.
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Response of FUNGISIDA to FUNGISIDA Response of FUNGISIDA to HERBISIDA Response of FUNGISIDA to INSEKTISIDA
1,500 1,500 1,500

1,000 1,000 1,000

500 500 500

0 0 0

-500 -500 -500

-1,000 -1,000 -1,000


2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

(a) to FUNGISIDA
Response of HERBISIDA (b) to HERBISIDA
Response of HERBISIDA (c) to INSEKTISIDA
Response of HERBISIDA
Gambar 11. Respons of Fungisida
20,000 20,000 20,000

15,000 15,000 15,000

10,000 Hasil analisis dari IRF menunjukkan apabila10,000


10,000 terjadi guncangan pada
5,000 5,000 5,000

herbisida
0 maka akan membuat0 penurunan penjualan untuk
0 ketiga jenis pestisida
-5,000 -5,000 -5,000

lainnya.
-10,000 Hal ini sesuai dengan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
“icon”
-10,000 dari PT. Danken Indonesia
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
-10,000 yang mengenalkan
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

danResponse
menjualof INSEKTISIDA to FUNGISIDA
herbisida sebagai awalResponse of INSEKTISIDA to HERBISIDA
mula terbentuknya perusahaan. Response of INSEKTISIDA to INSEKTISIDA
Hingga saat ini
6,000 6,000 6,000

herbisida
4,000
masih menjadi 4,000
produk unggulan diantara4,000 insektisida, fungisida,
2,000 2,000 2,000

moluskisida,
0 dan bahan aktif0 yang diprediksi akan terus
0 berpengaruh bagi
-2,000 -2,000 -2,000
keberlangsungan majunya perusahaan. Secara keseluruhan, respon yang dihasilkan
-4,000 -4,000 -4,000
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

pada guncangan dari tiap jenis pestisida dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Respon pada Guncangan Untuk Tiga Jenis Pestisida


Respon
Guncangan
Herbisida Insektisida Fungisida
Herbisida Positif dan Negatif Negatif Negatif
Insektisida Positif Positif Positif
Fungisida Positif Positif Negatif
Ket :
Positif = peningkatan penjualan
Negatif = penurunan penjualan

Guncangan (shock) yang dapat terjadi bisa berdampak positif bagi pestisida

kimiawi, seperti adanya ledakan serangan hama dan penyakit di lahan pertanian.

Sedangkan dampak negatifnya ialah usaha untuk pengurangan jumlah pestisida

85
kimiawi. Usaha-usaha yang sudah dilakukan maupun dikembangkan untuk

memperkecil penggunaan pestisida kimia seperti :

1. Dikembangkan dan diterapkannya usaha untuk melembagakan dan menerapkan

PHT seperti rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) terhadap hama

tanaman padi sawah di desa Makalonsow, Kecamatan Tondano Timur,

Kabupaten Minahasa (Manueke,dkk : 2017). Pengabdian pada masyarakat di

Desa Pangolombian dan Desa Rurukan, Provinsi Sulawesi Utara dengan

penerapan dan transfer teknologi pemanfaatan microbe untuk mengendalikan

hama tanaman sayuran (Salaki dan Dumalang, 2017).

2. Dikembangkannya teknologi mikroorganisme efektif (biopestisida) dengan

memanfaatkan musuh-musuh alaminya seperti menggunakan predator itik pada

hama keong emas dan penggunaan pathogen yaitu Metharizium anizopliae dan

Beauveria bassiana (Manueke,dkk : 2017).

3. Pemanfaatan pestisida yang berasal dari tanaman (pestisida nabati) seperti

ekstrak buah tanaman lanta, bitung, saga dan akar deris dapat dapat membunuh

hama Keong Mas (Manueke dan Tarore, 2007 dalam Manueke,dkk, 2017),

ekstrak daun sukun mampu membunuh hama lalat buah (Sadewo,dkk : 2015),

serta daun mimba, daun sirsak dan daun pepaya dapat membunuh ulat grayak

pada tanaman sawi (Deden, 2017).

5.1.2.2 Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Analisis Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) dilakukan untuk

melihat bagaimana perubahan dalam suatu variabel yang ditunjukkan oleh

perubahan error variance dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya. Metode ini

dapat melihat kekuatan dan kelemahan masing-masing variabel dalam

86
mempengaruhi variabel lainnya untuk kurun waktu yang panjang. FEVD juga dapat

mengetahui secara pasti faktor-faktor mana yang memberikan kontribusi paling

signifikan terhadap perubahan dari variabel tertentu.

1. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Herbisida

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
INSECTICIDES 00 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
HERBICIDES 99 99 99 99 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98 98
FUNGICIDES 01 00 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01 01
Bulan

Gambar 12. Diagram FEVD Herbisida

Jika dilihat dari Gambar 12 di atas, penjualan produk herbisida untuk

periode dua puluh bulan ke depan pengaruhnya lebih di dominasi oleh insektisida.

Pada periode pertama, insektisida tidak berpengaruh terhadap penjualan herbisida,

sedangkan untuk fungisida mempengaruhi sebesar 1% saja. Pada periode ke dua,

tidak adanya pengaruh fungisida, sedangkan pengaruh insektisida menguat menjadi

1%. Secara keseluruhan fluktuasi penjualan herbisida sepanjang periode kedepan

hanya sedikit dipengaruhi oleh fungisida dan insektisida, sedangkan pengaruh

dirinya sendiri sebesar 98% sepanjang periode kedepannya. Hal ini menunjukkan,

bahwa insektisida dan fungisida tidak kuat pengaruhnya terhadap penjualan

herbisida.

87
2. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Insektisida

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
INSECTICIDES 80 67 66 64 64 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
HERBICIDES 19 19 20 22 22 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23
FUNGICIDES 01 13 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
Bulan

Gambar 13. Diagram FEVD Insektisida

Jika dilihat dari Gambar 13 di atas, penjualan produk insektisida untuk

periode dua puluh bulan pengaruhnya lebih di dominasi oleh herbisida. Pada

periode pertama penjualan insektisida dipengaruhi fungisida sebesar 1% dan

herbisida sebesar 19%. Pengaruh fungisida meningkat sejak periode ke dua dan

terus bergerak stabil pada bulan ke empat sebesar 14%. Pengaruh herbisida terus

meningkat dan mulai stabil dengan kontribusi sebesar 23% pada periode ke enam.

Pengaruh dari insektisida itu sendiri terus menurun dan mulai stabil dengan

kontribusi sebesar 63% dari periode ke enam. Hal ini menunjukkan, bahwa

herbisida lebih kuat pengaruhnya terhadap penjualan insektisida jika dibandingkan

dengan fungisida.

88
3. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) Fungisida

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
INSECTICIDES 00 16 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
HERBICIDES 00 02 07 09 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
FUNGICIDES 100 82 78 76 75 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74 74
Bulan

Gambar 14. Diagram FEVD Fungisida

Jika dilihat dari Gambar 14 di atas, penjualan produk fungisida untuk

periode dua puluh bulan pengaruhnya lebih di dominasi oleh fungisida itu sendiri.

Pada periode pertama penjualan fungisida dipengaruhi oleh fungisida itu sendiri

hingga mencapai nilai 100 %. Pada periode ke dua, pengaruh herbisida dan

insektisida mulai memengaruhi variabilitas fungisida masing-masing sebesar 2%

dan 16%. Pada periode berikutnya, pengaruh fungisida mulai melemah dan terus

mengalami penurunan sampai periode ke enam kemudian stabil hingga periode ke

dua puluh dengan nilai 74 %. Pengaruh dari herbisida terus mengalami peningkatan

mencapai nilai 11 %, sedangkan peranan insektisida mengalami penurunan menjadi

15 % dari periode ke enam hingga dua puluh. Hal ini menunjukkan, bahwa

insektisida lebih kuat pengaruhnya terhadap penjualan fungisida jika dibandingkan

dengan herbisida.

89
5.1.3 Ramalan Volume Penjualan Jenis Pestisida

Peramalan penjualan tiap jenis pestisida dilakukan untuk mengetahui

banyaknya volume produk yang terjual untuk Januari-Maret 2018 dengan

univariate time series analysis.

5.1.3.1 Metode Peramalan Pencapaian Volume Penjualan Herbisida,


Insektisida, dan Fungisida

Hasil identifikasi pola data penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida

telah memberikan informasi bahwa pola data ketiga produk tersebut adalah acak

dan stasioner. Berdasarkan hal tersebut, maka metode peramalan time series yang

sesuai untuk ketiga variabel adalah naif, moving average, single exponential

smoothing, dan double exponential smoothing. Pemilihan metode tersebut

didasarkan pada pola data yang stasioner jika dilihat dari plot time series maupun

uji akar unit yang telah di lakukan sebelumnya.

Penentuan metode peramalan terbaik dengan melihat nilai kesalahan (error)

terkecil yaitu dengan perhitungan dari MAE, MSE, dan MAPE. Metode peramalan

time series yang terbaik nantinya akan dilihat nilai forecast (ramalan) untuk bulan

Januari, Februari, dan Maret tahun 2018. Berikut merupakan metode peramalan

pencapaian volume penjualan yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Metode Naif

Metode naif merupakan metode paling sederhana karena perhitungannya

hanya melihat dari data satu periode sebelumnya yang dijadikan acuan untuk

peramalan satu periode setelahnya. Metode naif cocok digunakan untuk pola data

yang bersifat stasioner disepanjang masa peramalan. Hasil perhitungan metode naif

dari ketiga variabel dapat dilihat pada Tabel 15.

90
Tabel 15. Hasil Perhitungan Metode Naif Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT.
Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Jenis Pestisida
Error Measure
Herbisida Insektisida Fungisida
MAE 11.777,86 4.057,75 798,26
MSE 246.125.142,74 26.893.286,7 1.436.930,44
MAPE 149,65 135 48
Sumber: Lampiran 3 (a,b,c).

Berdasarkan hasil perhitungan metode naif, diketahui peramalan penjualan

untuk herbisida periode selanjutnya yaitu sebanyak 19.347,5 liter, untuk insektisida

sebanyak 3.480 liter, sedangkan untuk fungisida tidak ada penjualan. Hal tersebut

merupakan hasil ramalan penjualan untuk satu periode setelahnya yang

diperkirakan hanya untuk Januari 2018. Hasil perhitungan metode naif dapat dilihat

pada Lampiran 3 (a,b,c).

2. Metode Moving Average (MA)

Metode rata-rata bergerak (moving average) menetapkan bahwa banyaknya

data yang diikutsertakan pada ramalan disebut ordo. Perhitungan dengan moving

average ini dilakukan dengan trial dan error dari penentuan ordo yang bertujuan

untuk mencari nilai kesalahan terkecil. Percobaan panjangnya ordo dilakukan

sampai panjang ke lima untuk semua variabel. Hasil ramalan dari moving average

memiliki nilai yang sama di sepanjang waktu pengamatan, sehingga metode ini

perlu dilakukan tiga kali proses olah data.

Berdasarkan perbandingan error terkecil, ketiga variabel menunjukkan

perhitungan peramalan yang memiliki nilai error terkecil ialah pada ordo 3. Hasil

perhitungan rata-rata bergerak dari ketiga variabel dapat dilihat pada Tabel 16, dan

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 4 (a,b,c).

91
Tabel 16. Perbandingan Hasil Perhitungan Moving Average pada Herbisida,
Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Error Measure
No. Length Moving Average
MAE MSE MAPE
Herbisida
1 MA (Ordo 1) 11.778 246.125.143 156
2 MA (Ordo 2) 13.868 275.096.026 171
3 MA (Ordo 3) 9.245 122.264.901 114
4 MA (Ordo 4) 9.406 117.603.709 139
5 MA (Ordo 5) 9.596 124.127.502 154
Insektisida
1 MA (Ordo 1) 4.058 26.893.287 135
2 MA (Ordo 2) 2.626 11.295.488 84
3 MA (Ordo 3) 2.250 8.292.617 69
4 MA (Ordo 4) 2.502 10.362.761 78
5 MA (Ordo 5) 2.692 11.943.017 85
Fungisida
1 MA (Ordo 1) 789 1.436.930 74
2 MA (Ordo 2) 537 632.370 51
3 MA (Ordo 3) 449 463.134 44
4 MA (Ordo 4) 526 657.299 50
5 MA (Ordo 5) 597 742.975 59
Sumber: Lampiran 4 (a,b,c).

3. Metode Single Exponential Smoothing

Hasil peramalan dengan metode single exponential smoothing tergantung

pada besarnya α. Bila α semakin mendekati 0, berarti ramalan akan semakin

mendekati nilai observasi sebelumnya. Perhitungan metode ini dengan

menggunakan software Minitab versi 16, dimana nilai α ditentukan secara otomatis

berdasarkan konstanta yang optimal. Tabel 17 menyajikan hasil perhitungan error

dari peramalan herbisida, insektisida, dan fungisida dengan metode single

exponential smoothing. Hasil perhitungan metode Single Exponential Smoothing

secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5 (a,b,c).

92
Tabel 17. Hasil Perhitungan Metode Single Exponential Smoothing Herbisida,
Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Jenis Pestisida
Error Measure Herbisida Insektisida Fungisida
(α = 0,5) (α = 0,1) (α = 0,3)
MAE 13.291 2.901 667
MSE 223.523.577 15.953.654 990.547
MAPE 187 87 57
Sumber: Lampiran 5 (a,b,c)

4. Metode Double Exponential Smoothing

Metode ini menggunakan dua koefisien pemulusan yaitu α dan β. Koefisien

pemulusan α menunjukkan nilai koefisien terhadap pemulusan model double

exponential smoothing, sedangkan koefisien pemulusan β menunjukkan nilai

koefisien terhadap trend. Perhitungan metode ini dengan menggunakan software

Minitab versi 16, dimana nilai pemulusan α dan β ditentukan secara otomatis

berdasarkan konstanta yang optimal. Tabel 18 menyajikan hasil perhitungan error

dari peramlaan herbisida, insektisida, dan fungisida dengan metode double

exponential smoothing. Hasil perhitungan metode Double Exponential Smoothing

secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6 (a,b,c).

Tabel 18. Hasil Perhitungan Metode Double Exponential Smoothing Herbisida,


Insektisida, dan Fungisida PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Jenis Pestisida
Error Measure Herbisida Insektisida Fungisida
(α = 0,8 ; β = 0,05) (α = 0,5 ; β = 0,1) (α = 0,6 ; β = 0,1)
MAE 12.904 3.503 715
MSE 266.170.017 19.300.532 1.136.014
MAPE 167 120 66
Sumber: Lampiran 6 (a,b,c)

5.1.3.2 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik

Dalam perhitungan peramalan penjualan dari keempat metode peramalan

telah didapatkan nilai MAE, MSE, dan MAPE dari masing-masing metode.

93
Pemilihan metode peramalan terbaik dilihat dari nilai MAE (Mean Absolute Error)

terkecil karena nilai residual besarnya tidak merata sepanjang pengamatan (Firdaus,

2011:10). Untuk metode moving average, ketiga variabel memilih perhitungan

menggunakan rata-rata bergerak 3 periode, yang berarti 3 periode pertama dijadikan

sebagai perhitungan dasar untuk melakukan peramalan periode berikutnya.

Sedangkan untuk metode exponential smoothing, konstanta yang dipilih

berdasarkan nilai optimal yang otomatis tertera dengan bantuan software Minitab

versi 16. Perbandingan keempat metode tersebut menghasilkan nilai keakuratan

yang terkecil dan dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Perbandingan Indikator Nilai Kesalahan dari Empat Metode Permalan
Metode Peramalan
Single Double
Keterangan Moving
Naif Exponential Exponential
Average
Smoothing Smoothing
Herbisida (Length=3) (α = 0,5) (α = 0,8 ; β=0,05)
MAE 11.777,86 9.245 13.291 12.904
MSE 246.125.142,74 122.264.901 223.523.577 266.170.017
MAPE 149,65 114 187 167
Insektisida (Length=3) (α = 0,1) (α = 0,5 ; β = 0,1)
MAE 4.057,75 2.250 2.901 3.503
MSE 26.893.286,7 8.292.617 15.953.654 19.300.532
MAPE 135 69 87 120
Fungisida (Length=3) (α = 0,3) (α = 0,6 ; β = 0,1)
MAE 798,26 449 667 715
MSE 1.436.930,44 463.134 990.547 1.136.014
MAPE 48 44 57 66

Dilihat dari perbandingan indikator nilai kesalahan ramalan pada Tabel 15,

maka peramalan dengan metode moving average pada ordo 3 memiliki nilai MAE

(Mean Absolute Error) terkecil untuk ketiga variabel. Adapun berdasarkan

peramalan dengan metode moving average, maka estimasi penjualan untuk periode

Januari sampai Maret 2018 disajikan pada Tabel 20.

94
Tabel 20. Ramalan Penjualan Herbisida, Insektisida, dan Fungisida PT. Danken
Indonesia Bulan Januari- Maret 2018 dengan Metode MA Ordo 3

Ramalan Penjualan (Liter)


Bulan
Herbisida Insektisida Fungisida
Januari 25.354,2 7.350 983,3
Februari 26.340,6 5.290 1.061,1
Maret 23.710,8 5.373,3 681,5
Total 75.405,6 18.013,3 2.725,9

Dari hasil ramalan diprediksi bahwa penjualan herbisida pada tiga bulan

pertama di 2018 berjumlah 75.405,6 liter, jumlah tersebut meningkat sebanyak

43.593 liter dari tiga bulan pertama di tahun 2017. Penjualan insektisida pada tiga

bulan pertama di 2018 berjumlah 18.013,3 liter, jumlah tersebut meningkat

sebanyak 6.493,3 liter dari dari tiga bulan pertama di tahun 2017. Sedangkan

penjualan fungisida pada tiga bulan pertama di 2018 berjumlah 2.725,9 liter, jumlah

tersebut menurun sebanyak 425,9 liter dari tiga bulan pertama di tahun 2017.

5.2 Ramalan Volume Penjualan Tiga Merk Unggulan

Peramalan volume penjualan untuk tiga merk unggulan dilakukan dengan

univariate time series model. Dari masing-masing jenis pestisida tentunya memiliki

produk unggulan dengan merk dagang dan kegunaan yang lebih spesifik. Herbisida

memiliki tujuh produk terjual, terdapat satu produk yang memiliki penjualan

tertinggi dengan merk dagang yaitu DKMetrin. Produk DKMetrin biasanya

digunakan pada tanaman tebu, jagung, dan ubi kayu untuk mengatasi gulma

berdaun lebar, gulma berdaun sempit, rumput teki, dan alang-alang. Insektisida

memiliki lima produk terjual, dan terdapat satu produk yang memiliki penjualan

tertinggi dengan merk dagang yaitu DKMektin. Produk DKMektin banyak dipakai

untuk tanaman kelapa sawit, kentang, buah-buahan, dan sayuran. Sedangkan

fungisida memiliki tiga produk terjual, dan terdapat satu produk yang memiliki

95
penjualan tertinggi dengan merk dagang yaitu DKZolExtra. Produk DKZolExtra

banyak digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman padi.

5.2.1 Identifikasi Pola Data Penjualan DKMetrin, DKMektin, dan


DKZolExtra

Masing-masing dari jenis produk herbisida, insektisida, dan fungisida

memiliki merk unggulan dengan penjualan yang tinggi dalam kurun waktu dua

tahun terakhir. Ketiga produk tersebut ialah DKMetrin untuk jenis herbisida,

DKMektin untuk jenis insektisida, dan DKZolExtra untuk jenis Fungisida. Data

yang digunakan adalah data penjualan dari tahun 2016-2017 seperti yang tertera

pada Tabel 21.

Tabel 21. Penjualan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia
Tahun 2016-2017 (liter)

Herbisida Insektisida Fungisida


Periode
DKMetrin DKMektin DKZolExtra
(bulan)
2016 2017 2016 2017 2016 2017
Januari 13550 11000 5640 3200 1000 1000
Februari 16050 4300 2700 5610 1000 0
Maret 2150 5950 639.9 600 1000 1300
April 12450 5380 1700 2800 1250 0
Mei 19420 2950 4330 350 350 650
Juni 3530 0 450 5270 550 0
Juli 4450 7420 6864 0 0 0
Agustus 0 6830 950 4450 0 0
September 17550 8600 5640 0 0 0
Oktober 7900 6320 1800 4940 0 200
November 19540 22600 3620 0 0 400
Desember 18950 8600 4040 1640 1000 0
Total 135540 89950 38373,9 28860 6150 3550
Sumber : PT. Danken Indonesia (2018)

Data penjualan pada Tabel 17 kemudian di buat plot data secara time series

untuk melihat pola data yang terbentuk. Hal ini akan membantu dalam menentukan

lebih lanjut teknik peramalan untuk volume penjualan periode Januari-maret 2018.

Pola data penjualan diidentifikasi melalui visual grafik yang diperoleh dari program

96
Minitab 16. Selain diamati secara visual grafik, identifikasi pola data juga dilakukan

dengan uji stasioneritas atau uji akar unit dengan program Eviews 9.

1. Visualisasi Grafik

Plot data dari masing-masing penjualan DKMetrin, DKMektin, dan

DKZolExtra dapat dilihat secara berturut-turut pada Gambar 15, 16 dan 17.

Time Series Plot of Penjualan DKMetrin


25000
Penjualan DKMetrin (Liter)

20000

15000

10000

5000

0
-1000

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Bulan

Gambar 15. Plot Data Penjualan DKMetrin PT. Danken Indonesia 2016-2017

Berdasarkan plot data penjualan DKMetrin pada Gambar 15 terlihat pola

data memiliki komponen acak atau berfluktuatif dari tahun 2016 (periode 1-12)

hingga tahun 2017 (periode 13-24). Pada periode ke 8 tidak adanya penjualan dan

mengalami penurunan berturut-turut dari periode ke 12 sampai 14 dan terus

menurun dari bulan 16 hingga bulan 18. Penjualan tertinggi terjadi di tahun 2017

pada periode ke 23 sebesar 22.600 liter. Secara keseluruhan, dalam pola penjualan

DKMetrin tidak ditemukan unsur musiman dan trend. Hal ini dikarenakan deret

waktu untuk menentukan adanya unsur musiman ataupun trend masih terlalu

kecil/pendek.

97
Time Series Plot of Penjualan DKMektin
7000

6000
Penjualan DKMektin (Liter)

5000

4000

3000

2000

1000

0
-200

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Bulan

Gambar 16. Plot Data Penjualan DKMektin PT. Danken Indonesia 2016-2017

Berdasarkan plot data penjualan DKMetrin pada Gambar 16 terlihat bahwa

pola penjualan DKMektin selama dua tahun terakhir sangat berfluktuatif. Pola data

DKMektin juga memiliki lebar yang sama antar pergerakan dan konstan dalam

ragam. Penjualan tertinggi selama tahun 2016-2017 terjadi pada periode ke 7

sebesar 6.864 liter dan tidak adanya penjualan pada produk ini pada bulan Juli,

September, dan Oktober (periode 19, 21, dan 23) di tahun 2017. Secara

keseluruhan, dalam pola penjualan DKMektin tidak ditemukan unsur musiman dan

trend. Hal ini dikarenakan deret waktu untuk menentukan adanya unsur musiman

ataupun trend masih terlalu kecil/pendek.

98
Time Series Plot of Penjualan DKZolExtra
1400
Penjualan DKZolExtra (Liter)

1200

1000

800

600

400

200

0
-50

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Bulan

Gambar 17. Plot Data Penjualan DKZol Extra PT. Danken Indonesia 2016-2017

Berdasarkan plot data penjualan DKZolExtra pada Gambar 17 terlihat pola

data cenderung konstan pada tahun 2016 (periode 1-12) dan berfluktuatif pada

tahun 2017 (periode 13-24). Penjualan tertinggi terjadi pada periode ke 15 sebesar

1.300 liter. Sebanyak 11 titik periode di sepanjang waktu pengamatan tidak adanya

penjualan (nol). Secara keseluruhan, dalam pola penjualan DKZolExtra tidak

ditemukan unsur musiman dan trend. Hal ini dikarenakan deret waktu untuk

menentukan adanya unsur musiman ataupun trend masih terlalu kecil/pendek.

2. Uji Stasioneritas

Uji Stasioneritas data dilakukan dengan test Augmented Dickey-Fuller

(ADF) melalui perangkat lunak Eviews 9. Pengujian hipotesis statistik dilakukan

dengan membandingkan nilai ADF test statistic dengan test statistic MacKinnon

critical value (taraf nyata) pada taraf signifikansi sebesar 1%, 5%, dan 10%. Jika

ADF test statistic hitung pada setiap variabel lebih kecil secara aktual pada

MacKinnon test critical values, maka H0 ditolak, artinya data tersebut tidak terdapat

99
akar unit atau data variabel tersebut sudah stasioner. Pada pengujian stasioneritas

data dari masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Uji Stasioneritas DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra PT.
Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Produk Test Critical Values


t-statistic Probability
Unggulan 1% 5% 10%
*
DKMetrin -3.752946 -2.998064 -2.638752 -4.189031 0.0037
DKMektin -3.769597 -3.004861 -2.642242* -2.925274 0.0585
DKZolExtra -3.752946 -2.998064* -2.638752 -3.633031 0.0130
Sumber: Lampiran 1 (d,e,f)

Hasil uji stasioneritas pada Tabel 18 menunjukkan bahwa pola data

penjualan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra sudah stasioner pada level.

Masing-masing pola data penjualan produk unggulan memiliki nilai titik kritis yang

berbeda-beda pada taraf nyata terendah sebesar 10% hingga tertinggi sebesar 1%.

Hal ini ditunjukkan bahwa setiap variabel sudah stasioner pada taraf nyata antara

1%, 5%, dan 10%. Hasil uji ADF menghasilkan bahwa nilai statistik penjualan

DKMetrin lebih kecil dari nilai kritis pada taraf 1% yaitu sebesar -4.189031.

Penjualan DKMektin menunjukkan bahwa hasil uji ADF lebih kecil dari nilai kritis

pada taraf 1% yaitu -2.925274. Begitu pun dengan penjualan DKZolExtra yang

memiliki nilai ADF statistik lebih kecil dari nilai kritis pada taraf 5% yaitu sebesar

-3.633031.

5.2.2 Metode Peramalan Pencapaian Volume Penjualan DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra

Hasil identifikasi pola data penjualan DKMetrin, DKMektin, dan

DKZolExtra telah memberikan informasi bahwa pola data ketiga produk tersebut

adalah acak dan stasioner. Berdasarkan hal tersebut, maka metode peramalan time

series yang sesuai untuk ketiga variabel adalah naif, moving average, single

100
exponential smoothing, dan double exponential smoothing. Pemilihan metode

tersebut didasarkan pada pola data yang stasioner jika dilihat dari plot time series

maupun uji akar unit yang telah di lakukan sebelumnya.

Penentuan metode peramalan terbaik dengan melihat nilai kesalahan (error)

terkecil yaitu dengan perhitungan dari MAE, MSE, dan MAPE. Metode peramalan

time series yang terbaik nantinya akan dilihat nilai forecast (ramalan) untuk bulan

Januari, Februari, dan Maret tahun 2018. Berikut merupakan metode peramalan

pencapaian volume penjualan yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Metode Naif

Metode naif merupakan metode paling sederhana karena perhitungannya

hanya melihat dari data satu periode sebelumnya yang dijadikan acuan untuk

peramalan satu periode setelahnya. Hasil perhitungan metode naif dapat dilihat

pada Tabel 23.

Tabel 23. Hasil Perhitungan Metode Naif pada DKMetrin, DKMektin, dan
DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Produk
Error Measure
DKMetrin DKMektin DKZolExtra
MAE 6.911 3.443 374
MSE 78.902.439,13 14.689.800,70 333.913
MAPE 99,3 198,5 33,2
Sumber: Lampiran 3 (d,e,f)

Berdasarkan hasil perhitungan metode naif, diketahui peramalan penjualan

untuk produk DKMetrin periode selanjutnya yaitu sebanyak 8.600 liter, produk

DKMektin sebanyak 1.640 liter, sedangkan produk DKZolExtra tidak ada

penjualan. Hal tersebut merupakan hasil ramalan penjualan untuk satu periode

setelahnya yang diperkirakan hanya untuk Januari 2018. Hasil perhitungan metode

naif dapat dilihat pada Lampiran 3 (d,e,f).

101
2. Metode Moving Average

Metode rata-rata bergerak (moving average) menetapkan bahwa banyaknya

data yang diikutsertakan pada ramalan disebut ordo. Peritungan dilakukan dengan

trial dan error dari penentuan ordo untuk mencari nilai kesalahan terkecil. Hasil

perhitungan moving average dari tiga produk unggulan dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Perbandingan Hasil Perhitungan Moving Average pada DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Error Measure
No. Length Moving Average
MAE MSE MAPE
DKMetrin
1 MA (Ordo 1) 6911 78902439 109
2 MA (Ordo 2) 4874 36450624 79
3 MA (Ordo 3) 4257 27658180 70
4 MA (Ordo 4) 4270 27644558 50
5 MA (Ordo 5) 4433 30919983 49
6 MA (Ordo 6) 4649 32992789 51
DKMektin
1 MA (Ordo 1) 3443 14689801 228
2 MA (Ordo 2) 1851 4513202 134
3 MA (Ordo 3) 1387 2587777 105
4 MA (Ordo 4) 1772 4072007 124
5 MA (Ordo 5) 2066 5384524 146
6 MA (Ordo 6) 1879 4578843 136
DKZolExtra
1 MA (Ordo 1) 374 333913 69
2 MA (Ordo 2) 261 135696 51
3 MA (Ordo 3) 224,2 95909.1 44,9
4 MA (Ordo 4) 276 119507 53
5 MA (Ordo 5) 301 137271 55
Sumber: Lampiran 4 (d,e,f)

Berdasarkan perbandingan error terkecil pada Tabel 24, produk DKMektin

dan DKZolExtra menunjukkan perhitungan peramalan yang memiliki nilai error

terkecil ialah pada ordo 3. Hasil untuk produk DKMetrin menunjukkan nilai MAE

terkecil pada ordo 3, MSE terkecil pada ordo 4, dan MAPE terkecil pada ordo 5.

Hasil perhitungan dengan metode moving average secara rinci dapat dilihat pada

Lampiran 4 (d,e,f).

102
3. Metode Single Exponential Smoothing

Hasil peramalan dengan metode single exponential smoothing tergantung

pada besarnya α. Bila α semakin mendekati 0, berarti ramalan akan semakin

mendekati nilai observasi sebelumnya. Perhitungan metode ini dengan

menggunakan software Minitab versi 16, dimana nilai α ditentukan secara otomatis

berdasarkan konstanta yang optimal. Tabel 25 menyajikan hasil perhitungan error

dari peramlaan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra dengan metode single

exponential smoothing. Hasil perhitungan dengan metode single exponential

smoothing secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 5 (d,e,f).

Tabel 25. Hasil Perhitungan Metode Single Exponential Smoothing DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Produk
Error Measure DKMetrin DKMektin DKZolExtra
(α = 0,09) (α = 0,07) (α = 0,4)
MAE 5606 1948 372
MSE 46011589 4940321 212676
MAPE 84 134 56
Sumber: Lampiran 5 (d,e,f)

4. Metode Double Exponential Smoothing

Metode ini menggunakan dua koefisien pemulusan yaitu α dan β. Koefisien

pemulusan α menunjukkan nilai koefisien terhadap pemulusan model double

exponential smoothing, sedangkan koefisien pemulusan β menunjukkan nilai

koefisien terhadap trend. Perhitungan metode ini dengan menggunakan software

Minitab versi 16, dimana nilai pemulusan α dan β ditentukan secara otomatis

berdasarkan konstanta yang optimal. Tabel 26 menyajikan hasil perhitungan error

dari peramlaan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra dengan metode double

exponential smoothing. Hasil perhitungan dengan metode double exponential

smoothing secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6 (d,e,f).

103
Tabel 26. Hasil Perhitungan Metode Double Exponential Smoothing DKMetrin,
DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken Indonesia Tahun 2016-2017

Produk
Error Measure DKMetrin DKmektin DKZolExtra
(α = 0,5 ; β = 0,06) (α = 0,3 ; β = 0,1) (α = 0,4 ; β = 0,08)
MAE 6241 2130 365
MSE 59635154 5874335 224398
MAPE 90 155 67
Sumber: Lampiran 6 (a,b,c)

5.2.3 Pemilihan Metode Peramalan Terbaik

Dalam perhitungan peramalan penjualan dari keempat metode peramalan

telah didapatkan nilai eror yaitu MAE, MSE, dan MAPE dari masing-masing

metode. Pemilihan metode peramalan terbaik dilihat dari nilai MAE (Mean

Absolute Error) terkecil karena nilai residual besarnya tidak merata sepanjang

pengamatan (Firdaus, 2011:10. Perbandingan keempat metode tersebut

menghasilkan nilai keakuratan yang terkecil dan dapat dilihat pada Tabel 27

berikut.

Tabel 27. Perbandingan Indikator Nilai Kesalahan Metode Peramalan DKMetrin,


DKMektin, dan DKZolExtra

Metode Peramalan
Single
Keterangan Moving Average Double Exponential
Naif Exponential
(MA) Smoothing
Smoothing
DKMetrin (α = 0,09) (α = 0,5 ; β=0,06)
(Length=3)
MAE 6911 5606 6241
4257
(Length=4)
MSE 78902439.13 46011589 59635154
27644558
(Length=5)
MAPE 99,3 84 90
49
DKMektin (Length=3) (α = 0,07) (α = 0,3; β = 0,1)
MAE 3443 1387 1948 2130
MSE 14689800.70 2587777 4940321 5874335
MAPE 198,5 105 134 155
DKZolExtra (Length=3) (α = 0,4) (α = 0,4 ; β = 0,08)
MAE 374 224,2 372 365
MSE 333913 95909.1 212676 224398
MAPE 33,2 44,9 56 67

104
Dilihat dari perbandingan indikator nilai kesalahan ramalan pada Tabel 23,

maka peramalan dengan metode moving average pada ordo 3 memiliki nilai MAE

terkecil untuk ketiga produk. Adapun berdasarkan peramalan dengan metode

moving average, maka estimasi penjualan untuk periode Januari sampai Maret 2018

disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28. Ramalan Penjualan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra PT. Danken
Indonesia Bulan Januari-Maret 2018 dengan Metode MA Ordo 3

Ramalan Penjualan (Liter)


Bulan
DKMetrin DKMektin DKZolExtra
Januari 12.506,7 2.193,3 200
Februari 14.568,9 1.277,7 200
Maret 11.891,9 1.703,7 133.,3
Total 38.967,5 5.174,7 533,3

Dari hasil ramalan diprediksi bahwa penjualan DKMetrin pada tiga bulan

pertama di 2018 berjumlah 38.967,5 liter, jumlah tersebut meningkat sebanyak

17.717,5 liter dari tahun 2017. Penjualan DKMektin pada tiga bulan pertama di

2018 berjumlah 5.174,7 liter, jumlah tersebut menurun sebanyak 4.235,3 liter dari

tahun 2017. Sedangkan penjualan DKZolExtra pada tiga bulan pertama di 2018

berjumlah 533,3 liter, jumlah tersebut menurun sebanyak 1.766,7 liter dari tahun

2017.

5.3 Evaluasi Hasil Ramalan

Ramalan volume penjualan dibandingan hasilnya dengan data aktual

penjualan pada periode Januari-Maret 2018. Evaluasi dilakukan pada data

penjualan ketiga jenis pestisida serta produk unggulan dari masing-masing jenis

pestisida yang terjual.

105
1. Hasil Ramalan dan Data Aktual Tiga Jenis Pestisida

Volume penjualan herbisida, insektisida, dan fungisida antara hasil ramalan

dengan data aktual dari PT. Danken Indonesia bulan Januari-Maret 2018 dapat

dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Hasil Ramalan Penjualan dengan Data Aktual Penjualan Tiga Jenis
Pestisida PT. Danken Indonesia Periode Januari-Maret 2018

Jenis Ramalan Penjualan Penjualan Aktual


Total Total
Pestisida Jan Feb Mar Jan Feb Mar
Herbisida 25.354,2 26.340,6 23.710,8 75.405,6 3.700 18.655 4.500 26.865
Insektisida 7.350 5.290 5.373,3 18.013,3 5.600 3.100 6.300 15.000
Fungisida 983,3 1.061,1 681,5 2.725,9 4.500 0 1.500 6.000

Jumlah total penjualan herbisida antara ramalan dengan data asli sangat

berbeda jauh dengan selisih sebesar 48.540,6 liter, dimana data aktual hanya

mencapai 36% dari ramalan. Jumlah total penjualan insektisida antara ramalan

dengan data asli memiliki selisih sebesar 3.103,3 liter, dimana data aktual mampu

mencapai 83% dari ramalan. Sedangkan jumlah total penjualan aktual fungisida

lebih tinggi 3.274,1 liter dari ramalan penjualan fungisida selama periode Januari-

Maret 2018.

Adanya perbedaan yang jauh antara hasil ramalan dengan volume penjualan

herbisida di duga karena masih banyaknya stok produk yang belum terjual pada

para distributor PT. Danken Indonesia. Sedikitnya pemesanan dari para distributor

ini juga dipengaruhi dari intensitas petani menggunakan produk PT. Danken

Indonesia yang mungkin berkurang. Hal ini bertepatan dengan adanya dua

perusahaan asing meluncurkan produk herbisida baru di awal tahun 2018. Dilansir

dari nusantaranews.co dan jurnalreporter.com (2018), perusahaan tersebut ialah PT.

Bayer Indonesia dengan merk Council Complete dan PT. Sygenta Indonesia dengan

merk Apiro. Pesaing dari dua perusahaan asing ini meluncurkan produk terbarunya

106
secara besar-besaran di wilayah Sulawesi Selatan untuk Council Complete dan

Mojokerto, Jawa Timur untuk Apiro. Dimana, kedua wilayah tersebut merupakan

pasar yang besar dan menguntungkan bagi PT. Danken Indonesia. Selain itu pihak

Bayer dan Sygenta pun aktif memperkenalkan herbisida pintar ini kepada petani di

seluruh Indonesia.

2. Hasil Ramalan dan Data Aktual Produk Unggulan

Volume penjualan DKMetrin, DKMektin, dan DKZolExtra antara hasil

ramalan dengan data aktual dari PT. Danken Indonesia bulan Januari-Maret 2018

dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Hasil Ramalan Penjualan dengan Data Aktual Penjualan Produk
Unggulan PT. Danken Indonesia Periode Januari-Maret 2018

Nama Ramalan Penjualan Penjualan Aktual


Total Total
Produk Jan Feb Mar Jan Feb Mar
Metrin 12.506,7 14.568,9 11.891,9 38.967,5 1.000 12.000 1.500 14.500
Mektin 2.193,3 1.277,7 1.703,7 5.174,7 0 1.500 0 1.500
Zol Extra 200 200 133.,3 533,3 4.500 0 0 4.500

Total penjualan DKMetrin di tahun 2016-2017 sebanyak 225.490 liter yang

mendominasi dari total keseluruhan penjualan produk herbisida lainnya sebesar

491,246.9 liter. Dari hasil ramalan diprediksi bahwa total penjualan DKMetrin pada

tiga bulan pertama di 2018 berjumlah 38.967,5 liter sedangkan data aktual

penjualan berjumlah 14.500 liter. Jumlah total penjualan antara ramalan dengan

data asli berbeda jauh dengan selisih sebesar 24.467,5 liter, dimana data aktual

hanya mencapai 37% dari ramalan

Total penjualan DKMetrin di tahun 2016-2017 sebanyak 67.233,9 liter yang

mendominasi dari total keseluruhan penjualan produk insektisida lainnya sebesar

128.086,9 liter. Dari hasil ramalan diprediksi bahwa total penjualan DKMektin

pada tiga bulan pertama di 2018 berjumlah 5.174,7 liter sedangkan data aktual

107
penjualan berjumlah 1.300 liter. Jumlah total penjualan antara ramalan dengan data

asli memiliki selisih sebesar 3.874 liter, dimana data aktual hanya mencapai 29%

dari ramalan.

Total penjualan DKZolExtra di tahun 2016-2017 sebanyak 9.700 liter yang

mendominasi dari total keseluruhan penjualan produk fungisida lainnya sebesar

21.750 liter. Dari hasil ramalan diprediksi bahwa total penjualan DKZolExtra pada

tiga bulan pertama di 2018 berjumlah 533,3 liter sedangkan data aktual penjualan

berjumlah 4.500 liter. Jumlah total penjualan antara ramalan dengan data asli

memiliki selisih sebesar 3.766,7 liter.

3. Hasil Kesesuaian Data Aktual dan Data Ramalan

Metode peramalan moving average (rata-rata bergerak) pada ordo 3 telah

terpilih untuk dijadikan sebagai metode yang dapat dipertimbangkan oleh

perusahaan dalam meramalkan penjualan produk. Metode ini untuk meramalkan

volume penjualan dari masing-masing jenis pestisida dan satu produk yang

memiliki tingkat penjualan tertinggi dari setiap jenis pestisida. Sebagai bahan

pertimbangan bagi perusahaan akan hasil keakuratan metode moving average,

maka dilakukan uji z beda dua nilai tengah. Jumlah data dalam perhitungan uji z

untuk data aktual penjualan dan data ramalan penjualan masing-masing sebanyak

dua puluh tujuh. Hasil perhitungan uji z secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 7.

1. Herbisida

Hasil data herbisida menunjukkan bahwa nilai z hitung sebesar -0,048. Nilai

Z tabel(α/2) atau dengan kepercayaan 95% sebesar 1,96. Wilayah penolakan Ho

adalah z hitung < -1,96 karena z hitung lebih besar dari z tabel (-0,048 > -1,96)

maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara data

108
aktual penjualan dengan data ramalan penjualan. Sehingga metode peramalan

penjualan dengan teknik rata-rata bergerak bisa dijadikan sebagai tolak ukur oleh

perusahaan dalam meramalkan penjualan herbisida.

2. Insektisida

Hasil data insektisida menunjukkan bahwa nilai z hitung sebesar 0,277.

Nilai Z tabel(α/2) atau dengan kepercayaan 95% sebesar 1,96. Wilayah penolakan

Ho adalah z hitung > 1,96 karena z hitung lebih kecil dari z tabel (0,277 < 1,96)

maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara data

aktual penjualan dengan data ramalan penjualan. Sehingga metode peramalan

penjualan dengan teknik rata-rata bergerak bisa dijadikan tolak ukur oleh

perusahaan dalam meramalkan penjualan insektisida.

3. Fungisida

Hasil data fungisida menunjukkan bahwa nilai z hitung sebesar 0,692. Nilai

Z tabel(α/2) atau dengan kepercayaan 95% sebesar 1,96. Wilayah penolakan Ho

adalah z hitung > 1,96 karena z hitung lebih kecil dari z tabel (0,692 < 1,96) maka

Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara data aktual

penjualan dengan data ramalan penjualan. Sehingga metode peramalan penjualan

dengan teknik rata-rata bergerak bisa dijadikan tolak ukur oleh perusahaan dalam

meramalkan penjualan fungisida.

4. DKMetrin

Hasil data DKMetrin menunjukkan bahwa nilai z hitung sebesar 0,08. Nilai

Z tabel(α/2) atau dengan kepercayaan 95% sebesar 1,96. Wilayah penolakan Ho

adalah z hitung > 1,96 karena z hitung lebih kecil dari z tabel (0,08 < 1,96) maka

Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara data aktual

109
penjualan dengan data ramalan penjualan. Sehingga metode peramalan penjualan

dengan teknik rata-rata bergerak bisa dijadikan tolak ukur oleh perusahaan dalam

meramalkan penjualan DKMetrin.

5. DKMektin

Hasil data DKMektin menunjukkan bahwa nilai z hitung sebesar 0,149.

Nilai Z tabel(α/2) atau dengan kepercayaan 95% sebesar 1,96. Wilayah penolakan

Ho adalah z hitung > 1,96 karena z hitung lebih kecil dari z tabel (0,149 < 1,96)

maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara data

aktual penjualan dengan data ramalan penjualan. Sehingga metode peramalan

penjualan dengan teknik rata-rata bergerak bisa dijadikan tolak ukur oleh

perusahaan dalam meramalkan penjualan DKMektin.

6. DKZolExtra

Hasil data DKZolExtra menunjukkan bahwa nilai z hitung sebesar 0,277.

Nilai Z tabel(α/2) atau dengan kepercayaan 95% sebesar 1,96. Wilayah penolakan

Ho adalah z hitung > 1,96 karena z hitung lebih kecil dari z tabel (1.027 < 1,96)

maka Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara data

aktual penjualan dengan data ramalan penjualan. Sehingga metode peramalan

penjualan dengan teknik rata-rata bergerak bisa dijadikan tolak ukur oleh

perusahaan dalam meramalkan penjualan DKZolExtra.

110
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan terhadap penelitian yang telah dilakukan

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya hubungan yang signifikan terjadi antara penjualan fungisida dan

insektisida. Tetapi, hubungan penjualan herbisida dengan penjualan lainnya

tidak signifikan Hasil IRF untuk dua puluh periode kedepan menunjukkan

guncangan yang dapat membuat penurunan penjualan bagi tiga jenis pestisida

adalah herbisida. Hubungan yang terbentuk dari hasil FEVD untuk dua puluh

periode kedepan menunjukkan bahwa insektisida dan fungisida tidak kuat

pengaruhnya terhadap penjualan herbisida. Sedangkan herbisida lebih kuat

pengaruhnya terhadap penjualan insektisida, dan insektisida lebih kuat

pengaruhnya terhadap penjualan fungisida.

2. Metode peramalan terbaik untuk volume penjualan masing-masing jenis

pestisida dan tiga produk unggulan adalah metode moving average (rata-rata

bergerak) dengan ordo 3.

3. Ramalan volume penjualan untuk periode Januari-Maret 2018 sebagai berikut :

Ramalan Volume Penjualan (liter)


Bulan
Herbisida DKMetrin Insektisida DKMektin Fungisida DKZolExtra
Januari 25.354,2 12.506,7 7.350 2.193,3 983,3 200
Ferbruari 26.340,6 14.568,9 5.290 1.277,7 1.061,1 200
Maret 23.710,8 11.891,9 5.373,3 1.703,7 681,5 133.,3
Total 75.405,6 38.967,5 18.013,3 5.174,7 2.725,9 533,3

4. Hasil evaluasi data aktual penjualan Januari-Maret 2018 untuk herbisida,

insektisida, DKMetrin dan DK Mektin lebih kecil dari hasil ramalan, sedangkan
penjualan fungisida dan DKZolExtra lebih besar dari hasil ramalan. Hasil uji z

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penjualan aktual

dengan ramalan penjualan dengan tingkat kepercayaan 95%.

6.2 Saran

1. PT. Danken Indonesia sebaiknya menerapkan analisis IRF dan FEVD, karena

dengan adanya ramalan ini maka pihak perusahaan dapat melakukan antisipasi

jika penjualan diramalkan akan mengalami penurunan. Selain metode

kuantitatif, sebaiknya PT. Danken Indonesia juga menerapkan peramalan

penjualan dengan metode kualitatif melalui opini eksekutif dan riset pasar.

2. Hasil dari peramalan penjualan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk

dilakukannya penelitian lanjutan mengenai strategi pemasaran di PT. Danken

Indonesia.

112
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Sri. 2011. Peramalan Penjualan Untuk Perencanaan Persediaan Buah Durian di
Rumah Durian Harum Bintaro, Jakarta. [Skripsi]. Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Aritonang, Lebrin R. 2009. Peramalan Bisnis. Ghalia Indonesia. Bogor.

Arsyad, Lincolin. 1994. Peramalan Bisnis. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Badan Litbang Pertanian. 2012. Rekomendasi Mitigasi Dampak Perubahan Iklim pada
Budidaya Cabai Merah. http://www.litbang.pertanian.go.id/berita/one/1676.
Diakses 9 Oktober 2018, pk. 20:18 WIB.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2016. Waspada Serangan Hama Tanaman Padi.
http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/infoteknologi/content/4
04-waspada-serangan-hama-tanaman-padi-di-musim-hujan. Diakses 9
Oktober 2018, pk. 08:39 WIB.

Dieda, Eric. 2018. Sygenta Indonesia Launching Herbisida Padi Terbaru, Apiro di
Mojokerto. https://nusantaranews.co/syngenta-indonesia-launching-herbisida-
padi-terbaru-apiro-di-mojokerto/ . Diakses 29 September 2018, pk 09:18 WIB

Deden. 2017. Efektifitas Pestisida Nabati Terhadap Pengendalian Ulat Grayak


(Spodoptera Sp.) Pada Tanaman Sawi (Brassica Sinensis L.). Jurnal Logika.
Vol. XIX No. 1 April 2017. Hal 7-11.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 2017. Statistik Prasarana dan
Sarana Pertanian Tahun 2012-2016.
http://psp.pertanian.go.id/assets/file/2018. Diakses pada 25 Maret 2018, pk.
17:56 WIB.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2017. Dukungan Perlindungan Perkebunan Pedoman


Teknis Penanganan Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerakan
Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan) Tahun 2018 .
http://perlindungan.ditjenbun.pertanian.go.id. Diakses pada 28 September
2018, pk 13:21 WIB.

Djafaruddin. 1995. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Djojosumarto, Panut. 2008. Panduan Lengkap Pestisida dan Aplikasinya. PT.


Agromedia Pustaka. Jakarta.

Faqih, Achmad. 2010. Manajemen Agribisnis. Dee Publish. Yogyakarta.


Fikriansyah, Iqbal. 2011. Analisis Peramalan Penjualan Menggunakan Metode
Kointegrasi pada Tipe Mobil City Car, Sedan, dan MPV di Auto 2000.
[Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Firdaus, M. 2011. Aplikasi Ekonometrika Untuk Data Panel dan Time Series. IPB
Press. Bogor.

Firmansyah, Amanda Patappari. 2017. Pengantar Perlindungan Tanaman. CV. Inti


Mediatama. Makassar.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Heizer dan Render. 2005. Manajemen Operasi. Karya Salemba Empat. Jakarta.

Indrazakti, Mokhammad. 2011. Analisis Peramalan Penjualan Menggunakan Metode


Kointegrasi Pada Produk Safe 1 dan Cypergard (500 ml dan 100 ml) di PT
Chemigard. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian
Bogor.

Manuke, Jusuf, Berty H. Assa, Aldegonga E. Pelealu. 2017. Rekomendasi Teknologi


Pengendalian Hama Secara Terpadu (PHT) Hama Tanaman Padi Sawah
(Oryza Sativa) di Desa Makalonsow Kecamatan Tondano Timur Kabupaten
Minahasa Salaki, Dumalang. Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi. Vol.
4 No. 1 September 2017. Hal 23-34.

Nurmala, Tati dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Oka, Ida Nyoman. 2005. Pengendalian Hama Terpadu dan Implemetasinya di


Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. CAPS. Yogyakarta.

Rahyuningsih, Edia. 2009. Analisis Kuantitatif Perilaku Pestisida di Tanah. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. 2008. Business Plan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sadewo, Vincent Dean, Wibowo Nugroho Jati, dan Felicia Zahida. 2015. Uji Potensi
Ekstrak Daun Sukun Artocarpus altilis Sebagai Pestisida Nabati Terhadap
Hama Lalat Buah Bactrocera spp. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Salaki, Christina dan Sherlij Dumalang. 2017. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
pada Tanaman Sayuran di Kota Tomohon Sulawesi Utara. Indonesian Journal
of Community Engagement. Vol. 2 No. 2 Maret 2017. Hal 246-255.

Septiany, Indri Dwi. 2009. Analisis Peramalan Penjualan Bunga Adenium PT Godong
Ijo Asri Dalam Rangka Perencanaan Strategi Pemasaran. [Skripsi]. Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

114
Singgih, Santoso. 2009. Business Forecasting Metode Peramalan Bisnis Masa Kini
dengan Minitab dan SPSS. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Subagyo, P. 1994. Forcasting: Konsep dan Aplikasi. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.

Sumardiyono, Christanti. 2013. Pengantar Toksiologi Fungisida. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

Supranto, J. 2000. Metode Ramalan Kuantitatif Untuk Perencanaan Ekonomi dan


Bisnis. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutawidjaya, Achmad. H. dan Rosalendro Eddy Nugroho. 2016. Strategi Operasi dan
Proses Manajemen. Lembaga Pengkajian Dan Pengembangan Sumber Daya.
Bengkulu.

Susanti, Erni dkk. 2014. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) Serta Strategi Antisipasi dan Adaptasi.
http://balitklimat.litbang.pertanian.go.id/index.php?view=article&catid=51:j
urnal&id=168:dampak-perubahan-iklim-terhadap-serangan-organisme-
pengganggu-tanaman&format=pdf&option=com_content. 9 hal. Diakses 10
April 2018, pk 12:13 WIB.

Suwardiwijaya, Edi dkk. 2009. Metode Evaluasi Model Peramalan Organisme


Pengganggu Tumbuhan. https://edisw.files.wordpress.com/2009/06/evaluasi-
model-peramalan.pdf. 4 hal. Diakses 9 Oktober 2018, pk. 23:00 WIB.

Tim Penyusun PT. Danken Indonesia. 2018. Laporan Penjualan Tahunan. PT. Danken
Indonesia. Tangerang.

Tim Redaksi. 2018. Bayer Luncurkan Herbisida Council Complete, Efektif


Kendalikan Gulma Pra Tumbuh Atau Purna Tumbuh.
http://jurnalreporter.com/bayer-luncurkan-herbisda-council-complete-
eefektif-kendalikan-gulma-pra-tumbuh-atau-purna-tumbuh/. Diakses 29
September 2018, pk 09:23 WIB.

Trisyono, Y. Andi. 2014. Insektisida Pengganggu Pertumbuhan dan Perkembangan


Serangga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

US. Environmental Protection Agency. 2018. https://www.epa.gov/ingredients-used-


pesticide-products/basic-information-about-pesticideingredients.What is a
pesticide?. 1 hal. Diakses 3 Februari 2018, pk 17:26 WIB.

Walpole, R. E. 1995. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wudianto, Rini. 2001. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.

115
LAMPIRAN
Lampiran 1. Uji Stasioner Penjualan
a. Uji stasioner herbicides pada level

Null Hypothesis: HERBICIDES has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.967190 0.0532


Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

b. Uji stasioner insecticides pada level

Null Hypothesis: INSECTICIDES has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.032734 0.0053


Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

c. Uji stasioner fungicides pada level

Null Hypothesis: HERBICIDES has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=5)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.967190 0.0532


Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

117
d. Uji stasioner DKMetrin pada level

Null Hypothesis: DKMETRIN has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=5)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.189031 0.0037


Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

e. Uji stasioner DKMektin pada level (insektisida)

Null Hypothesis: DKMEKTIN has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=5)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.925274 0.0585


Test critical values: 1% level -3.769597
5% level -3.004861
10% level -2.642242

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

f. Uji stasioner DKZol Extra pada level (fungisida)

Null Hypothesis: DKZOLEXTRA has a unit root


Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=5)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.633031 0.0130


Test critical values: 1% level -3.752946
5% level -2.998064
10% level -2.638752

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

118
Lampiran 2. Estimasi VAR

Vector Autoregression Estimates


Date: 02/08/18 Time: 15:48
Sample (adjusted): 2016M02 2017M12
Included observations: 23 after adjustments
Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

FUNGICIDES HERBICIDES INSECTICIDES

FUNGICIDES(-1) 0.193627 -0.681784 1.617674


(0.19840) (3.08169) (0.80885)
[ 0.97593] [-0.22124] [ 1.99997]

HERBICIDES(-1) -0.023517 0.379502 -0.060438


(0.01391) (0.21605) (0.05671)
[-1.69070] [ 1.75655] [-1.06580]

INSECTICIDES(-1) 0.124242 0.420637 0.074133


(0.05318) (0.82595) (0.21679)
[ 2.33644] [ 0.50927] [ 0.34196]

C 528.3760 11111.25 4582.176


(411.706) (6394.85) (1678.45)
[ 1.28338] [ 1.73753] [ 2.73000]

R-squared 0.331087 0.179091 0.234196


Adj. R-squared 0.225469 0.049474 0.113280
Sum sq. resids 16303550 3.93E+09 2.71E+08
S.E. equation 926.3269 14388.21 3776.470
F-statistic 3.134761 1.381695 1.936843
Log likelihood -187.5567 -250.6442 -219.8790
Akaike AIC 16.65710 22.14298 19.46774
Schwarz SC 16.85458 22.34045 19.66522
Mean dependent 902.1739 20530.30 5273.778
S.D. dependent 1052.555 14757.91 4010.446

Determinant resid covariance (dof adj.) 2.02E+21


Determinant resid covariance 1.14E+21
Log likelihood -655.4532
Akaike information criterion 58.03940
Schwarz criterion 58.63184

119
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Metode Naif
a. Herbisida
Nilai Aktual Absolute
Penjualan Ramalan Squared Error Absolut Presentage
Periode Tahun Error
Herbisida (NR) (e2) Error [e] Error
(Liter) (NA) [[e]/NA](100)
1 2016 19050.00
2 2016 32167.50 19050.00 13117.50 172068806.25 13117.50 40.78
3 2016 9413.00 32167.50 -22754.50 517767270.25 22754.50 241.73
4 2016 43893.26 9413.00 34480.26 1188888329.67 34480.26 78.55
5 2016 49812.13 43893.26 5918.87 35033022.08 5918.87 11.88
6 2016 14322.88 49812.13 -35489.25 1259486865.56 35489.25 247.78
7 2016 5754.00 14322.88 -8568.88 73425704.45 8568.88 148.92
8 2016 0.00 5754.00 -5754.00 33108516.00 5754.00 0.00
9 2016 29675.00 0.00 29675.00 880605625.00 29675.00 100.00
10 2016 35202.63 29675.00 5527.63 30554693.42 5527.63 15.70
11 2016 40930.00 35202.63 5727.37 32802767.12 5727.37 13.99
12 2016 39014.00 40930.00 -1916.00 3671056.00 1916.00 4.91
13 2017 14450.00 39014.00 -24564.00 603390096.00 24564.00 169.99
14 2017 11412.50 14450.00 -3037.50 9226406.25 3037.50 26.62
15 2017 5950.00 11412.50 -5462.50 29838906.25 5462.50 91.81
16 2017 5380.00 5950.00 -570.00 324900.00 570.00 10.59
17 2017 7057.50 5380.00 1677.50 2814006.25 1677.50 23.77
18 2017 350.00 7057.50 -6707.50 44990556.25 6707.50 1916.43
19 2017 17045.00 350.00 16695.00 278723025.00 16695.00 97.95
20 2017 19970.00 17045.00 2925.00 8555625.00 2925.00 14.65
21 2017 14335.00 19970.00 -5635.00 31753225.00 5635.00 39.31
22 2017 22395.00 14335.00 8060.00 64963600.00 8060.00 35.99
23 2017 34230.00 22395.00 11835.00 140067225.00 11835.00 34.57
24 2017 19437.50 34230.00 -14792.50 218818056.25 14792.50 76.10
25 19437.50
Total
387.50 5660878283.05 270890.76 3442.04
error
MAE 11777.86
MSE 246125142.74
MAPE 149.65

120
b. Insektisida
Nilai Aktual Absolute
Penjualan Ramalan Squared Absolut Presentage
Periode Tahun Error
Insektisida (NR) Error (e2) Error [e] Error
(Liter) (NA) [[e]/NA](100)
1 2016 6790.00
2 2016 3400.00 6790 -3390 11492100 3390 99.71
3 2016 1689.90 3400 -1710.1 2924442.01 1710.1 101.20
4 2016 1700.00 1689.9 10.1 102.01 10.1 0.59
5 2016 5130.00 1700 3430 11764900 3430 66.86
6 2016 450.00 5130 -4680 21902400 4680 1040.00
7 2016 2800.00 450 2350 5522500 2350 83.93
8 2016 1600.00 2800 -1200 1440000 1200 75.00
9 2016 13440.00 1600 11840 140185600 11840 88.10
10 2016 3250.00 13440 -10190 103836100 10190 313.54
11 2016 7520.00 3250 4270 18232900 4270 56.78
12 2016 7989.00 7520 469 219961 469 5.87
13 2017 4810.00 7989 -3179 10106041 3179 66.09
14 2017 5610.00 4810 800 640000 800 14.26
15 2017 1100.00 5610 -4510 20340100 4510 410.00
16 2017 2800.00 1100 1700 2890000 1700 60.71
17 2017 2000.00 2800 -800 640000 800 40.00
18 2017 5250.00 2000 3250 10562500 3250 61.90
19 2017 9898.00 5250 4648 21603904 4648 46.96
20 2017 13710.00 9898 3812 14531344 3812 27.80
21 2017 5100.00 13710 -8610 74132100 8610 168.82
22 2017 13530.00 5100 8430 71064900 8430 62.31
23 2017 5040.00 13530 -8490 72080100 8490 168.45
24 2017 3480.00 5040 -1560 2433600 1560 44.83
25 3480
Total
-3310 618545594 93328.2 3103.72
error
MAE 4057.75
MSE 26893286.7
MAPE 134.94

121
c. Fungisida
Nilai Aktual Absolute
Penjualan Ramalan Squared Absolut Presentage
Periode Tahun Error
Fungisida (NR) Error (e2) Error [e] Error
(Liter) (NA) [[e]/NA](100)
1 2016 1000
2 2016 1000 1000 0 0 0 0.00
3 2016 1000 1000 0 0 0 0.00
4 2016 1250 1000 250 62500 250 20.00
5 2016 350 1250 -900 810000 900 257.14
6 2016 550 350 200 40000 200 36.36
7 2016 0 550 -550 302500 550 0.00
8 2016 0 0 0 0 0 0.00
9 2016 0 0 0 0 0 0.00
10 2016 0 0 0 0 0 0.00
11 2016 0 0 0 0 0 0.00
12 2016 1000 0 1000 1000000 1000 100.00
13 2017 1000 1000 0 0 0 0.00
14 2017 0 1000 -1000 1000000 1000 0.00
15 2017 1300 0 1300 1690000 1300 100.00
16 2017 0 1300 -1300 1690000 1300 0.00
17 2017 650 0 650 422500 650 100.00
18 2017 820 650 170 28900 170 20.73
19 2017 4280 820 3460 11971600 3460 80.84
20 2017 2200 4280 -2080 4326400 2080 94.55
21 2017 2400 2200 200 40000 200 8.33
22 2017 750 2400 -1650 2722500 1650 220.00
23 2017 2200 750 1450 2102500 1450 65.91
24 2017 0 2200 -2200 4840000 2200 0.00
25 0

Total
-1000 33049400 18360 1103.87
error
MAE 798.26
MSE 1436930.435
MAPE 47.99

122
d. DKMetrin
Nilai Aktual Absolute
Penjualan Ramalan Squared Absolut Presentage
Periode Tahun Error
DKMetrin (NR) Error (e2) Error [e] Error
(Liter) (NA) [[e]/NA](100)
1 2016 13550
2 2016 16050 13550 2500 6250000 2500 15.58
3 2016 2150 16050 -13900 193210000 13900 646.51
4 2016 12450 2150 10300 106090000 10300 82.73
5 2016 19420 12450 6970 48580900 6970 35.89
6 2016 3530 19420 -15890 252492100 15890 450.14
7 2016 4450 3530 920 846400 920 20.67
8 2016 0 4450 -4450 19802500 4450 0.00
9 2016 17550 0 17550 308002500 17550 100.00
10 2016 7900 17550 -9650 93122500 9650 122.15
11 2016 19540 7900 11640 135489600 11640 59.57
12 2016 18950 19540 -590 348100 590 3.11
13 2017 11000 18950 -7950 63202500 7950 72.27
14 2017 4300 11000 -6700 44890000 6700 155.81
15 2017 5950 4300 1650 2722500 1650 27.73
16 2017 5380 5950 -570 324900 570 10.59
17 2017 2950 5380 -2430 5904900 2430 82.37
18 2017 0 2950 -2950 8702500 2950 0.00
19 2017 7420 0 7420 55056400 7420 100.00
20 2017 6830 7420 -590 348100 590 8.64
21 2017 8600 6830 1770 3132900 1770 20.58
22 2017 6320 8600 -2280 5198400 2280 36.08
23 2017 22600 6320 16280 265038400 16280 72.04
24 2017 8600 22600 -14000 196000000 14000 162.79
25 8600

Total
-4950 1814756100 158950 2285.27
error
MAE 6910.87
MSE 78902439.13
MAPE 99.36

123
e. DKMektin
Nilai Aktual Absolute
Penjualan Ramalan Squared Absolut Presentage
Periode Tahun Error
DKMektin (NR) Error (e2) Error [e] Error
(Liter) (NA) [[e]/NA](100)
1 2016 5640
2 2016 2700 5640 -2940 8643600 2940 108.89
3 2016 639.9 2700 -2060.1 4244012.01 2060.1 321.94
4 2016 1700 639.9 1060.1 1123812.01 1060.1 62.36
5 2016 4330 1700 2630 6916900 2630 60.74
6 2016 450 4330 -3880 15054400 3880 862.22
7 2016 6864 450 6414 41139396 6414 93.44
8 2016 950 6864 -5914 34975396 5914 622.53
9 2016 5640 950 4690 21996100 4690 83.16
10 2016 1800 5640 -3840 14745600 3840 213.33
11 2016 3620 1800 1820 3312400 1820 50.28
12 2016 4040 3620 420 176400 420 10.40
13 2017 3200 4040 -840 705600 840 26.25
14 2017 5610 3200 2410 5808100 2410 42.96
15 2017 600 5610 -5010 25100100 5010 835.00
16 2017 2800 600 2200 4840000 2200 78.57
17 2017 350 2800 -2450 6002500 2450 700.00
18 2017 5270 350 4920 24206400 4920 93.36
19 2017 0 5270 -5270 27772900 5270 0.00
20 2017 4450 0 4450 19802500 4450 100.00
21 2017 0 4450 -4450 19802500 4450 0.00
22 2017 4940 0 4940 24403600 4940 100.00
23 2017 0 4940 -4940 24403600 4940 0.00
24 2017 1640 0 1640 2689600 1640 100.00
25 1640

Total
-4000 337865416 79188.2 4565.42
error
MAE 3442.97
MSE 14689800.70
MAPE 198.50

124
f. DKZolExtra
Nilai Aktual Absolute
Penjualan Ramalan Squared Absolut Presentage
Periode Tahun Error
DKZolExtra (NR) Error (e2) Error [e] Error
(Liter) (NA) [[e]/NA](100)
1 2016 1000
2 2016 1000 1000 0 0 0 0
3 2016 1000 1000 0 0 0 0
4 2016 1250 1000 250 62500 250 20
5 2016 350 1250 -900 810000 900 257.14
6 2016 550 350 200 40000 200 36.36
7 2016 0 550 -550 302500 550 0
8 2016 0 0 0 0 0 0
9 2016 0 0 0 0 0 0
10 2016 0 0 0 0 0 0
11 2016 0 0 0 0 0 0
12 2016 1000 0 1000 1000000 1000 100
13 2017 1000 1000 0 0 0 0
14 2017 0 1000 -1000 1000000 1000 0
15 2017 1300 0 1300 1690000 1300 100
16 2017 0 1300 -1300 1690000 1300 0
17 2017 650 0 650 422500 650 100
18 2017 0 650 -650 422500 650 0
19 2017 0 0 0 0 0 0
20 2017 0 0 0 0 0 0
21 2017 0 0 0 0 0 0
22 2017 200 0 200 40000 200 100
23 2017 400 200 200 40000 200 50
24 2017 0 400 -400 160000 400 0
25 0

Total
-1000 7680000 8600 763.51
error
MAE 373.91
MSE 333913.04
MAPE 33.20

125
Lampiran 4. Hasil Perhitungan Metode Moving Average Ordo 3

a. Herbisida

Moving Average Plot for Herbisida


Variable
50000
A ctual
Fits
Forecasts
40000 95.0% PI

Mov ing A v erage


Length 3
30000
Herbisida

A ccuracy Measures
MA PE 114
MA D 9245
20000 MSD 122264901

10000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Moving Average for Herbisida

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data Herbisida
Length 24
NMissing 0

Moving Average

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 114
MAD 9245
MSD 122264901

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 25354.2 3682.17 47026.2
26 25354.2 3682.17 47026.2
27 25354.2 3682.17 47026.2

126
b. Insektisida

Moving Average Plot for Insektisida


14000 Variable
A ctual
Fits
12000 Forecasts
95.0% PI

10000 Mov ing A v erage


Length 3
Insektisida

8000 Accuracy Measures


MAPE 69
MAD 2250
6000 MSD 8292617

4000

2000

0
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Moving Average for Insektisida

Data Insektisida
Length 24
NMissing 0

Moving Average

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 69
MAD 2250
MSD 8292617

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 7350 1705.91 12994.1
26 7350 1705.91 12994.1
27 7350 1705.91 12994.1

127
c. Fungisida

Moving Average Plot for Fungisida


Variable
A ctual
4000 Fits
Forecasts
95.0% PI

3000 Mov ing A v erage


Length 3
Fungisida

A ccuracy Measures
2000 MA PE 44
MA D 449
MSD 463134

1000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Moving Average for Fungisida

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data Fungisida
Length 24
NMissing 0

Moving Average

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 44
MAD 449
MSD 463134

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 983.333 -350.500 2317.17
26 983.333 -350.500 2317.17
27 983.333 -350.500 2317.17

128
d. DKMetrin

Moving Average Plot for DKMetrin


25000 Variable
A ctual
Fits
Forecasts
20000
95.0% PI

Mov ing A v erage


Length 3
15000
DKMetrin

Accuracy Measures
MA PE 70
MA D 4257
10000 MSD 27658180

5000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Moving Average for DKMetrin

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKMetrin
Length 24
NMissing 0

Moving Average

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 70
MAD 4257
MSD 27658180

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 12506.7 2199.01 22814.3
26 12506.7 2199.01 22814.3
27 12506.7 2199.01 22814.3

129
e. DKMektin

Moving Average Plot for DKMektin


7000 Variable
A ctual
Fits
6000
Forecasts
95.0% PI
5000
Mov ing A v erage
Length 3
4000
DKMektin

Accuracy Measures
3000 MAPE 105
MAD 1387
MSD 2587777
2000

1000

-1000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Moving Average for DKMektin

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKMektin
Length 24
NMissing 0

Moving Average

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 105
MAD 1387
MSD 2587777

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 2193.33 -959.576 5346.24
26 2193.33 -959.576 5346.24
27 2193.33 -959.576 5346.24

130
f. DKZolExtra

Moving Average Plot for DKZolExtra


1500 Variable
A ctual
Fits
Forecasts
95.0% PI
1000
Mov ing A v erage
Length 3
DKZolExtra

Accuracy Measures
MAPE 44.9
500
MAD 224.2
MSD 95909.1

-500
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Moving Average for DKZolExtra

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKZolExtra
Length 24
NMissing 0

Moving Average

Length 3

Accuracy Measures

MAPE 44.9
MAD 224.2
MSD 95909.1

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 200 -406.985 806.985
26 200 -406.985 806.985
27 200 -406.985 806.985

131
Lampiran 5. Hasil Perhitungan Metode Single Exponential Smoothing

a. Herbisida

Smoothing Plot for Herbisida


Single Exponential Method
60000 Variable
Actual
50000 Fits
Forecasts
95.0% PI
40000
Smoothing Constant
Alpha 0.457386
30000
Herbisida

A ccuracy Measures
MA PE 187
20000 MA D 13291
MSD 223523577
10000

-10000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Single Exponential Smoothing for Herbisida

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data Herbisida
Length 24

Smoothing Constant

Alpha 0.457386

Accuracy Measures

MAPE 187
MAD 13291
MSD 223523577

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 22728.9 -9832.37 55290.1
26 22728.9 -9832.37 55290.1
27 22728.9 -9832.37 55290.1

132
b. Insektisida

Smoothing Plot for Insecticides


Single Exponential Method
15000 Variable
Actual
Fits
12500
Forecasts
95.0% PI
10000 Smoothing Constant
Alpha 0.1
Insecticides

7500 A ccuracy Measures


MA PE 87
MA D 2901
5000 MSD 15953654

2500

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Single Exponential Smoothing for Insecticides

Data Insecticides
Length 24

Smoothing Constant

Alpha 0.1

Accuracy Measures

MAPE 87
MAD 2901
MSD 15953654

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 5945.45 -1161.62 13052.5
26 5945.45 -1161.62 13052.5
27 5945.45 -1161.62 13052.5

133
c. Fungisida

Smoothing Plot for Fungisida


Single Exponential Method
Variable
Actual
4000
Fits
Forecasts
95.0% PI
3000 Smoothing Constant
Alpha 0.309880
Fungisida

A ccuracy Measures
2000 MAPE 57
MAD 667
MSD 990547
1000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Single Exponential Smoothing for Fungisida

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data Fungisida
Length 24

Smoothing Constant

Alpha 0.309880

Accuracy Measures

MAPE 57
MAD 667
MSD 990547

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 1254.43 -379.767 2888.63
26 1254.43 -379.767 2888.63
27 1254.43 -379.767 2888.63

134
d. DKMetrin

Smoothing Plot for DKMetrin


Single Exponential Method
25000 Variable
Actual
Fits
20000 Forecasts
95.0% PI

15000 Smoothing Constant


A lpha 0.0936851
DKMetrin

A ccuracy Measures
10000 MA PE 84
MA D 5606
MSD 46011589
5000

-5000
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Single Exponential Smoothing for DKMetrin

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKMetrin
Length 24

Smoothing Constant

Alpha 0.0936851

Accuracy Measures

MAPE 84
MAD 5606
MSD 46011589

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 9368.34 -4365.73 23102.4
26 9368.34 -4365.73 23102.4
27 9368.34 -4365.73 23102.4

135
e. DKMektin

Smoothing Plot for DKMektin


Single Exponential Method
Variable
7000 Actual
Fits
6000 Forecasts
95.0% PI
5000
Smoothing Constant
4000 A lpha 0.0731937
DKMektin

3000 A ccuracy Measures


MA PE 134
2000 MA D 1948
MSD 4940321
1000
0
-1000
-2000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Single Exponential Smoothing for DKMektin

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKMektin
Length 24

Smoothing Constant

Alpha 0.0731937

Accuracy Measures

MAPE 134
MAD 1948
MSD 4940321

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 2541.01 -2232.63 7314.65
26 2541.01 -2232.63 7314.65
27 2541.01 -2232.63 7314.65

136
f. DKZolExtra

Smoothing Plot for DKZolExtra


Single Exponential Method
1500 Variable
Actual
Fits
Forecasts
1000
95.0% PI

Smoothing Constant
Alpha 0.378987
500
DKZolExtra

A ccuracy Measures
MAPE 56
MAD 372
0 MSD 212676

-500

-1000
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Single Exponential Smoothing for DKZolExtra

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKZolExtra
Length 24

Smoothing Constant

Alpha 0.378987

Accuracy Measures

MAPE 56
MAD 372
MSD 212676

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 142.306 -768.924 1053.54
26 142.306 -768.924 1053.54
27 142.306 -768.924 1053.54

137
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Metode Double Exponential Smoothing

a. Herbisida

Smoothing Plot for Herbisida


Double Exponential Method
Variable
80000
Actual
Fits
60000 Forecasts
95.0% PI

Smoothing Constants
40000 A lpha (level) 0.832820
Herbisida

Gamma (trend) 0.052778

20000 A ccuracy Measures


MA PE 167
MA D 12904
0 MSD 266170017

-20000

-40000
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Double Exponential Smoothing for Herbisida

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data Herbisida
Length 24

Smoothing Constants

Alpha (level) 0.832820


Gamma (trend) 0.052778

Accuracy Measures

MAPE 167
MAD 12904
MSD 266170017

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 22691.4 -8922.3 54305.2
26 23556.4 -19743.7 66856.6
27 24421.4 -31390.1 80232.9

138
b. Insektisida

Smoothing Plot for Insektisida


Double Exponential Method
20000 Variable
Actual
Fits
15000 Forecasts
95.0% PI

Smoothing Constants
10000 A lpha (level) 0.498334
Insektisida

Gamma (trend) 0.121485

A ccuracy Measures
5000 MAPE 120
MAD 3503
MSD 19300532

-5000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Double Exponential Smoothing for Insektisida

Data Insektisida
Length 24

Smoothing Constants

Alpha (level) 0.498334


Gamma (trend) 0.121485

Accuracy Measures

MAPE 120
MAD 3503
MSD 19300532

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 6016.56 -2565.76 14598.9
26 5969.69 -3754.04 15693.4
27 5922.81 -5061.35 16907.0

139
c. Fungisida

Smoothing Plot for Fungisida


Double Exponential Method
5000 Variable
Actual
4000 Fits
Forecasts
95.0% PI
3000
Smoothing Constants
A lpha (level) 0.550826
Fungisida

2000 Gamma (trend) 0.113992

A ccuracy Measures
1000 MA PE 66
MA D 715
MSD 1136014
0

-1000

-2000
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Double Exponential Smoothing for Fungisida

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data Fungisida
Length 24

Smoothing Constants

Alpha (level) 0.550826


Gamma (trend) 0.113992

Accuracy Measures

MAPE 66
MAD 715
MSD 1136014

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 861.596 -888.91 2612.10
26 809.179 -1226.13 2844.49
27 756.762 -1592.20 3105.73

140
d. DKMetrin

Smoothing Plot for DKMetrin


Double Exponential Method
Variable
30000 Actual
Fits
Forecasts
95.0% PI
20000 Smoothing Constants
A lpha (level) 0.554602
DKMetrin

Gamma (trend) 0.059967

10000 A ccuracy Measures


MAPE 90
MAD 6241
MSD 59635154

-10000
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Double Exponential Smoothing for DKMetrin

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKMetrin
Length 24

Smoothing Constants

Alpha (level) 0.554602


Gamma (trend) 0.059967

Accuracy Measures

MAPE 90
MAD 6241
MSD 59635154

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 11505.7 -3783.67 26795.1
26 11412.1 -6399.17 29223.4
27 11318.5 -9269.51 31906.5

141
e. DKMektin

Smoothing Plot for DKMektin


Double Exponential Method
7500 Variable
Actual
Fits
Forecasts
5000
95.0% PI

Smoothing Constants
A lpha (level) 0.305333
2500
DKMektin

Gamma (trend) 0.133672

A ccuracy Measures
MA PE 155
0 MA D 2103
MSD 5874335

-2500

-5000
3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Double Exponential Smoothing for DKMektin

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKMektin
Length 24

Smoothing Constants

Alpha (level) 0.305333


Gamma (trend) 0.133672

Accuracy Measures

MAPE 155
MAD 2103
MSD 5874335

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 1591.63 -3560.39 6743.65
26 1465.78 -3940.00 6871.55
27 1339.93 -4344.30 7024.16

142
f. DKZolExtra

Smoothing Plot for DKZolExtra


Double Exponential Method
1500 Variable
Actual
Fits
1000 Forecasts
95.0% PI

Smoothing Constants
500 A lpha (level) 0.419380
DKZolExtra

Gamma (trend) 0.081558

A ccuracy Measures
0 MA PE 67
MA D 365
MSD 224398

-500

-1000

3 6 9 12 15 18 21 24 27
Index

Double Exponential Smoothing for DKZolExtra

* NOTE * Zero values of Yt exist; MAPE calculated only for non-zero Yt.

Data DKZolExtra
Length 24

Smoothing Constants

Alpha (level) 0.419380


Gamma (trend) 0.081558

Accuracy Measures

MAPE 67
MAD 365
MSD 224398

Forecasts

Period Forecast Lower Upper


25 69.2254 -824.46 962.91
26 42.0015 -935.54 1019.54
27 14.7776 -1055.46 1085.02

143
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Uji Z
a. Herbisida
Penjualan Ramalan 2
2 (X2 -
Herbisida (X1) (X1 - x ) (X1 - x ) Herbisida (X1) x) (X2 - x)
19050 19.1 0.0 0 0.00 0.0 -19.2 369.41
32167.5 32.2 13.1 172.0688 0.00 0.0 -19.2 369.41
9413 9.4 -9.6 92.87177 20210.17 20.2 1.0 0.98
43893.26 43.9 24.8 617.1876 28491.25 28.5 9.3 85.96
49812.13 49.8 30.8 946.3086 34372.80 34.4 15.2 229.61
14322.88 14.3 -4.7 22.34566 36009.42 36.0 16.8 281.88
5754 5.8 -13.3 176.7836 23296.34 23.3 4.1 16.62
0 0.0 -19.1 362.9025 6692.29 6.7 -12.5 156.94
29675 29.7 10.6 112.8906 11809.67 11.8 -7.4 54.91
35202.63 35.2 16.2 260.9075 21625.88 21.6 2.4 5.79
40930 40.9 21.9 478.7344 35269.21 35.3 16.0 257.58
39014 39.0 20.0 398.5613 38382.21 38.4 19.2 367.19
14450 14.5 -4.6 21.16 31464.67 31.5 12.2 149.93
11412.5 11.4 -7.6 58.33141 21625.50 21.6 2.4 5.79
5950 6.0 -13.1 171.61 10604.17 10.6 -8.6 74.23
5380 5.4 -13.7 186.8689 7580.83 7.6 -11.6 135.47
7057.5 7.1 -12.0 143.8201 6129.17 6.1 -13.1 171.37
350 0.4 -18.7 349.69 4262.50 4.3 -15.0 223.73
17045 17.0 -2.0 4.020025 8150.83 8.2 -11.1 122.53
19970 20.0 0.9 0.8464 12455.00 12.5 -6.8 45.77
14335 14.3 -4.7 22.23123 17116.67 17.1 -2.1 4.42
22395 22.4 3.3 11.18903 18900.00 18.9 -0.3 0.10
34230 34.2 15.2 230.4324 23653.33 23.7 4.4 19.65
19437.5 19.4 0.4 0.150156 25354.17 25.4 6.1 37.63
3710 3.7 -15.3 235.3156 25354.17 25.4 6.1 37.63
15000 15.0 -4.1 16.4025 26340.60 26.3 7.1 50.70
4500 4.5 -14.6 211.7025 23710.80 23.7 4.5 20.17
Total 514.5 5305.333 Total 518.9 3295.39
Rata-rata 19.05 Rata-rata 19.22

𝜎1 2 = ∑ (x1 - x )2 x1 − x2
N Z hit = σ1 2 σ2 2
√( )+( )
𝑛1 n2
2
𝜎1 = 5305,3 / 27
= 196,49 = - 0,16 / √11,79

𝜎2 2 = 3295,39 / 27 = - 0,16 / 3,433

= 122,05 = - 0,048

144
b. Insektisida
Penjualan Ramalan
(X1) (X2) (X2 - 2
Insektisida (X1 - x ) (X1 - x )2 Insektisida (X2 - x) x)
6790 6.79 1.49 2.22 0.00 0.00 -5.05 25.50
3400 3.40 -1.90 3.61 0.00 0.00 -5.05 25.50
1689.9 1.69 -3.61 13.03 3959.97 3.96 -1.09 1.19
1700 1.70 -3.60 12.96 2263.30 2.26 -2.79 7.77
5130 5.13 -0.17 0.03 2839.97 2.84 -2.21 4.88
450 0.45 -4.85 23.52 2426.67 2.43 -2.62 6.88
2800 2.80 -2.50 6.25 2793.33 2.79 -2.26 5.09
1600 1.60 -3.70 13.69 1616.67 1.62 -3.43 11.79
13440 13.44 8.14 66.26 5946.67 5.95 0.90 0.80
3250 3.25 -2.05 4.20 6096.67 6.10 1.05 1.10
7520 7.52 2.22 4.93 8070.00 8.07 3.02 9.12
7989 7.99 2.69 7.23 6253.00 6.25 1.20 1.45
4810 4.81 -0.49 0.24 6773.00 6.77 1.72 2.97
5610 5.61 0.31 0.10 6136.33 6.14 1.09 1.18
1100 1.10 -4.20 17.64 3840.00 3.84 -1.21 1.46
2800 2.80 -2.50 6.25 3170.00 3.17 -1.88 3.53
2000 2.00 -3.30 10.89 1966.67 1.97 -3.08 9.51
5250 5.25 -0.05 0.00 3350.00 3.35 -1.70 2.89
9898 9.90 4.60 21.14 5716.00 5.72 0.67 0.44
13710 13.71 8.41 70.73 9619.33 9.62 4.57 20.88
5100 5.10 -0.20 0.04 9569.33 9.57 4.52 20.42
13530 13.53 8.23 67.73 10780.00 10.78 5.73 32.83
5040 5.04 -0.26 0.07 7890.00 7.89 2.84 8.07
3480 3.48 -1.82 3.31 7350.00 7.35 2.30 5.29
5600 5.60 0.30 0.09 7350.00 7.35 2.30 5.29
3100 3.10 -2.20 4.84 5290.00 5.29 0.24 0.06
6300 6.30 1.00 1.00 5373.30 5.37 0.32 0.10
Total 143.1 362.01 Total 136.44 216.00
Rata-rata 5.30 Rata-rata 5.05

𝜎i 2 = ∑ (xi - x )2 x1 − x2
N Z hit = σ1 2 σ2 2
√( )+( )
𝑛1 n2
𝜎1 2 = 362,01 / 27
= 13,41 = 0,25 / √0,793

𝜎2 2 = 216 / 27 = 0,25 / 0,89

=8 = 0,277

145
c. Fungisida
Penjualan Ramalan
(X1) (X2) (X2 - 2
Fungisida (X1 - x ) (X1 - x )2 Fungisida (X2 - x) x)
1000 1.00 -0.03 0.00 0.0 0.00 -0.84 0.71
1000 1.00 -0.03 0.00 0.0 0.00 -0.84 0.71
1000 1.00 -0.03 0.00 1000.0 1.00 0.16 0.03
1250 1.25 0.22 0.05 1083.3 1.08 0.24 0.06
350 0.35 -0.68 0.46 866.7 0.87 0.03 0.00
550 0.55 -0.48 0.23 716.7 0.72 -0.12 0.02
0 0.00 -1.03 1.06 300.0 0.30 -0.54 0.29
0 0.00 -1.03 1.06 183.3 0.18 -0.66 0.43
0 0.00 -1.03 1.06 0.0 0.00 -0.84 0.71
0 0.00 -1.03 1.06 0.0 0.00 -0.84 0.71
0 0.00 -1.03 1.06 0.0 0.00 -0.84 0.71
1000 1.00 -0.03 0.00 333.3 0.33 -0.51 0.26
1000 1.00 -0.03 0.00 666.7 0.67 -0.17 0.03
0 0.00 -1.03 1.06 666.7 0.67 -0.17 0.03
1300 1.30 0.27 0.07 766.7 0.77 -0.07 0.01
0 0.00 -1.03 1.06 433.3 0.43 -0.41 0.17
650 0.65 -0.38 0.14 650.0 0.65 -0.19 0.04
820 0.82 -0.21 0.04 490.0 0.49 -0.35 0.12
4280 4.28 3.25 10.56 1916.7 1.92 1.08 1.16
2200 2.20 1.17 1.37 2433.3 2.43 1.59 2.54
2400 2.40 1.37 1.88 2960.0 2.96 2.12 4.49
750 0.75 -0.28 0.08 1783.3 1.78 0.94 0.89
2200 2.20 1.17 1.37 1783.3 1.78 0.94 0.89
0 0.00 -1.03 1.06 983.3 0.98 0.14 0.02
4500 4.50 3.47 12.04 983.3 0.98 0.14 0.02
1000 1.00 -0.03 0.00 1061.1 1.06 0.22 0.05
500 0.50 -0.53 0.28 681.5 0.68 -0.16 0.03
Total 27.75 37.07 Total 22.74 15.08
Rata-rata 1.03 Rata-rata 0.84

𝜎i 2 = ∑ (xi - x )2
x1 − x2
N Z hit = σ1 2 σ2 2
√( )+( )
𝑛1 n2
𝜎1 2 = 37,07 / 27
= 0,05 = 0,19 / √0,072

𝜎2 2 = 15,08 / 27 = 0,19 / 0,268

= 0,56 = 0,692

146
d. DKMetrin
Penjualan (X1 - Ramalan
(X2) 2
Metrin
(X1) (X1 - x )2 Metrin (X2 - x ) (X2 - x )
x) 0.0 0.00 -8.77 76.91
13550.00 13.55 4.66 21.72
0.0 0.00 -8.77 76.91
16050.00 16.05 7.16 51.27
10583.3 10.58 1.81 3.29
2150.00 2.15 -6.74 45.43
10216.7 10.22 1.45 2.09
12450.00 12.45 3.56 12.67
11340.0 11.34 2.57 6.60
19420.00 19.42 10.53 110.88
11800.0 11.80 3.03 9.18
3530.00 3.53 -5.36 28.73
9133.3 9.13 0.36 0.13
4450.00 4.45 -4.44 19.71
2660.0 2.66 -6.11 37.33
0.00 0.00 -8.89 79.03
7333.3 7.33 -1.44 2.06
17550.00 17.55 8.66 75.00
8483.3 8.48 -0.29 0.08
7900.00 7.90 -0.99 0.98
14996.7 15.00 6.23 38.77
19540.00 19.54 10.65 113.42
15463.3 15.46 6.69 44.80
18950.00 18.95 10.06 101.20
16496.7 16.50 7.73 59.70
11000.00 11.00 2.11 4.45
4300.00 4.30 -4.59 21.07 11416.7 11.42 2.65 7.00

5950.00 5.95 -2.94 8.64 7083.3 7.08 -1.69 2.84

5380.00 5.38 -3.51 12.32 5210.0 5.21 -3.56 12.67

2950.00 2.95 -5.94 35.28 4760.0 4.76 -4.01 16.08

0.00 0.00 -8.89 79.03 2776.7 2.78 -5.99 35.92


7420.00 7.42 -1.47 2.16 3456.7 3.46 -5.31 28.23
6830.00 6.83 -2.06 4.24 4750.0 4.75 -4.02 16.16
8600.00 8.60 -0.29 0.08 7616.7 7.62 -1.15 1.33
6320.00 6.32 -2.57 6.60 7250.0 7.25 -1.52 2.31
22600.00 22.60 13.71 187.96 12506.7 12.51 3.74 13.96
8600.00 8.60 -0.29 0.08 12506.7 12.51 3.74 13.96
1000.00 1.00 -7.89 62.25 12506.7 12.51 3.74 13.96
12000.00 12.00 3.11 9.67 14568.9 14.57 5.80 33.63
1500.00 1.50 -7.39 54.61 11891.9 11.89 3.12 9.75
Total 239.99 1148.52 Total 236.81 565.69
Rata-rata 8.89 Rata-rata 8.77

𝜎i 2 = ∑ (xi - x )2
x1 − x2
N Z hit = σ1 2 σ2 2
√( )+( )
𝑛1 n2
𝜎1 2 = 1148,52 / 27
= 42,54 = 0,12 / √2,351

𝜎2 2 = 565.69 / 27 = 0,19 / 1,533

= 0,78 = 0,08

147
e. DKMektin
Penjualan Ramalan
(X1) 2 (X2) 2
Mektin (X1 - x ) (X1 - x ) Mektin (X2 - x ) (X2 - x )
5640 5.64 3.10 9.61 0.0 0.00 -2.47 6.10
2700 2.70 0.16 0.03 0.0 0.00 -2.47 6.10
639.9 0.64 -1.90 3.61 2993.3 2.99 0.52 0.27
1700 1.70 -0.84 0.71 1680.0 1.68 -0.79 0.62
4330 4.33 1.79 3.20 2223.3 2.22 -0.25 0.06
450 0.45 -2.09 4.37 2160.0 2.16 -0.31 0.10
6864 6.86 4.32 18.70 3881.3 3.88 1.41 1.99
950 0.95 -1.59 2.53 2754.7 2.75 0.28 0.08
5640 5.64 3.10 9.61 4484.7 4.48 2.01 4.06
1800 1.80 -0.74 0.55 2796.7 2.80 0.33 0.11
3620 3.62 1.08 1.17 3686.7 3.69 1.22 1.48
4040 4.04 1.50 2.25 3153.3 3.15 0.68 0.47
3200 3.20 0.66 0.44 3620.0 3.62 1.15 1.32
5610 5.61 3.07 9.42 4283.3 4.28 1.81 3.29
600 0.60 -1.94 3.76 3136.7 3.14 0.67 0.44
2800 2.80 0.26 0.07 3003.3 3.00 0.53 0.28
350 0.35 -2.19 4.80 1250.0 1.25 -1.22 1.49
5270 5.27 2.73 7.45 2806.7 2.81 0.34 0.11
0 0.00 -2.54 6.45 1873.3 1.87 -0.60 0.36
4450 4.45 1.91 3.65 3240.0 3.24 0.77 0.59
0 0.00 -2.54 6.45 1483.3 1.48 -0.99 0.97
4940 4.94 2.40 5.76 3130.0 3.13 0.66 0.44
0 0.00 -2.54 6.45 1646.7 1.65 -0.82 0.68
1640 1.64 -0.90 0.81 2193.3 2.19 -0.28 0.08
0 0.00 -2.54 6.45 2193.3 2.19 -0.28 0.08
1300 1.30 -1.24 1.54 1277.7 1.28 -1.19 1.42
0 0.00 -2.54 6.45 1703.7 1.70 -0.77 0.59
Total 68.53 126.28 Total 66.66 33.58
Rata-rata 2.54 Rata-rata 2.47

𝜎i 2 = ∑ (xi - x )2
x1 − x2
N Z hit = σ1 2 σ2 2
√( )+( )
𝑛1 n2
2
𝜎1 = 126,28 / 27
= 1,24 = 0,07 / √0,219

𝜎2 2 = 33,58 / 27 = 0,19 / 0,467

= 0,05 = 0,149

148
f. DKZolExtra
Penjualan Ramalan
(X1) (X2) 2
ZolEXtra (X1 - x) (X1 - x )2 ZolExtra (X2 - x) (X2 - x)
1000 1.00 0.47 0.22 0 0.00 -0.34 0.12
1000 1.00 0.47 0.22 0 0.00 -0.34 0.12
1000 1.00 0.47 0.22 1000.0 1.00 0.66 0.44
1250 1.25 0.72 0.52 1083.3 1.08 0.74 0.55
350 0.35 -0.18 0.03 866.7 0.87 0.53 0.28
550 0.55 0.02 0.00 716.7 0.72 0.38 0.14
0 0.00 -0.53 0.28 300.0 0.30 -0.04 0.00
0 0.00 -0.53 0.28 183.3 0.18 -0.16 0.02
0 0.00 -0.53 0.28 0.0 0.00 -0.34 0.12
0 0.00 -0.53 0.28 0.0 0.00 -0.34 0.12
0 0.00 -0.53 0.28 0.0 0.00 -0.34 0.12
1000 1.00 0.47 0.22 333.3 0.33 -0.01 0.00
1000 1.00 0.47 0.22 666.7 0.67 0.33 0.11
0 0.00 -0.53 0.28 666.7 0.67 0.33 0.11
1300 1.30 0.77 0.59 766.7 0.77 0.43 0.18
0 0.00 -0.53 0.28 433.3 0.43 0.09 0.01
650 0.65 0.12 0.01 650.0 0.65 0.31 0.10
0 0.00 -0.53 0.28 216.7 0.22 -0.12 0.02
0 0.00 -0.53 0.28 216.7 0.22 -0.12 0.02
0 0.00 -0.53 0.28 0.0 0.00 -0.34 0.12
0 0.00 -0.53 0.28 0.0 0.00 -0.34 0.12
200 0.20 -0.33 0.11 66.7 0.07 -0.27 0.07
400 0.40 -0.13 0.02 200.0 0.20 -0.14 0.02
0 0.00 -0.53 0.28 200.0 0.20 -0.14 0.02
4500 4.50 3.97 15.76 200 0.20 -0.14 0.02
0 0.00 -0.53 0.28 200 0.20 -0.14 0.02
0 0.00 -0.53 0.28 133.3 0.13 -0.21 0.04
Total 14.20 22.08 Total 9.10 2.97
Rata-rata 0.53 Rata-rata 0.34

𝜎i 2 = ∑ (xi - x )2
x1 − x2
N Z hit = σ1 2 σ2 2
√( )+( )
𝑛1 n2
2
𝜎1 = 22,08 / 27
= 0,82 = 0,19 / √0,034

𝜎2 2 = 2,97 / 27 = 0,19 / 0,184

= 0,11 = 1,027

149

Anda mungkin juga menyukai