SKRIPSI
Oleh :
ARIJAL WAHID MUKLIS NUR HASAN
1112092000013
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana `Pertanian Pada
Program Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi
Data Diri
Agama : Islam
Email : arizalwahid@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1. 2012 – 2017 : Program Studi Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi (FST)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. 2009 – 2012 : SMK Satya Karya Karanganyar
3. 2006 – 2009 : SMPN 2 Pamulang
4. 2000 – 2006 : SDN Kampung Bulak
Pengalaman Organisasi
Pengalaman Kerja
Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum, Wr, Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyusun dan
Heterotrigona Itama di Rumah Kompos UIN Jakarta”. Skripsi ini merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata-1 di Fakultas Sains dan Teknologi
Penulis banyak mendapatkan bantuan baik berupa materil dan moral yang
sangat berarti dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu pada
1. Kedua orang tua tercinta Alm Ayahanda Sunarto dan Ibunda Sumiyem yang
selalu memberikan kasih sayang, doa, nasihat, motivasi, saran serta dukungan,
dan dorongan moril maupun materil. Semoga saya dapat membahagiakan kedua
Setyowati Indah Lestari yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasihat,
saran serta dukungan dan dorongan moril maupun materil sehingga sampai
3. Sahabat tercinta dr.Annisa Dian Zulianti, Ibnu Dwi Saputra S.Ds, dr.Fitria Dewi
Nur, dr. Rahma Dewi, Cahya Junanda, Ivan Suaily, Alan Budi Kusuma S.E
yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasihat, saran serta dukungan dan
4. Tetangga tercinta Bude Febri , Ibu Guru, Uztad Abdul Karim, Aa ucup, Bapak
Toro yang telah memberikan kasih sayang, doa, nasihat, saran serta dukungan
dan dorongan moril maupun materil sehingga sampai tercapainya skripsi ini.
5. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Jakarta.
7. Bapak Dr. Ir. Iwan Aminudin, M.Si selaku sekertaris program studi Sosial
8. Ibu, Dr. Ir. Elpawati, MP selaku dosen pembimbing pertama saya yang telah
9. Bapak Achmad Tjachja Nugraha, SP, MP, selaku dosen pembimbing kedua
saya yang telah memperlancar dan mensupport saya pada saat penyusunan
skripsi ini.
10. Ibu Dewi Rohma Wati, SP, M.Si yang telah sabar membantu dan memperlancar
11. Sahabat 3 ceria Rizky Aprianto, Agus Herlambang, Alivia Anissa, Shannaz
Amadea, Novi Yulianti yang telah mensupport saya pada saat penyusunan
skripsi ini.
12. Riski, Barry, Fachrul, Madon, Dewo, Ihsan, Fandi, Anik, Aziz, Tyas, Tiara,
Mega, dan Isti yang telah mensupport saya pada saat penyusunan skripsi ini.
13. Sahabat Agribisnis 2012, KKN DERMA, TIM Riset Rumah Kompos, Sahabat
RK, Kopma UIN Jakarta, dan Guild Jakarta Seal Online yang telah
mengajarkan arti hidup, mendampingi saya dengan tulus ikhlas, dam sabar.
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN ....................................................................................................... 53
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi prioritas
adalah madu. Madu merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah lama
suplemen kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan
baku dalam industri makanan dan minuman. Dengan luas hutan yang
Lebah sebagai serangga penghasil madu, telah dikenal manusia sejak zaman
wahyu yang tercatat dalam kitab-kitab samawi antara lain Alqur’an dari Tuhan
Pencipta Alam Semesta. Dalam surat An-Nahl (ayat 68), dinyatakan bahwa
ayat 69 kitab tersebut, ditunjukkan-Nya kepada manusia bahwa, dari dalam perut
lebah itu dihasilkan madu yang mengandung obat dan menyembuhkan berbagai
penyakit yang diderita manusia. Disaat itulah madu diyakini bukan hanya bahan
ini bukanlah sejenis hewan biasa, akan tetapi sangat khusus. Bahkan di beberapa
pajak dengan madu di zaman itu. Dengan keistimewaan seperti ini, tidak heran
apabila keingin untuk mengembangkan usaha tani hewan yang satu ini, dalam
dengan tingkat konsumsi madu perkapita masih rendah, yaitu sekitar 10 s/d
15 gram/orang/th atau hanya setara dengan satu sendok makan per orang
seperti Jepang dan Australia telah mencapai kisaran 1.200 s/d 1.500
Berikut data hasil produksi madu secara nasional yang diperoleh dari
Kementerian Kehutanan.
madu, juga menghasilkan malam atau lilin tawon, propolis atau perekat lebah,
susu madu atau royal jelly dan manna (honeydew) yang berguna untuk berbagai
memaknai sebagai bahan makanan dari Surga karena cita rasanya yang spesial
(Sihombing, 1997).
madu anggota Famili Meliponidae (tidak memiliki sengat), berukuran kecil dan
merupakan salah satu serangga pollinator penting (Nagamitsu dan Inoue, 1998;
Batista et al., 2003; Francoy et al., 2009). Lebah jenis ini masih kurang populer
dibanding dengan Famili Apidae, se-perti Apis mellifera dan A. cerana. Lebah
te’uweul (Sunda). Kelompok lebah ini membela diri dengan cara menggigit jika
terganggu. Lebah ini banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis seperti di
Amerika Selatan, Aus-tralia dan Asia Tenggara (Michener, 2007; Sakagami et al.,
Sampai saat ini produksi sarang Heterotrigona itama diperoleh dari mencari
berkembang, selain itu produksi madunya tergolong sedikit (1-2 kg atau sekitar 2
liter per koloni per tahun). Hal ini membuat harga madunya jauh lebih mahal dari
madu lebah lain. Keunggulan lebah Heterotrigona itama ini adalah produksi
propolisnya yang tinggi (3kg per koloni per tahun) dibandingkan dengan lebah
Apis yang hanya menghasilkan 20-30 g propolis per koloni per tahun.
log. Setiap log terdapat 1 koloni, dan penelitian lebah Heterotrigona itama ini di
Rumusan masalah dan penelitian ini adalah faktor – faktor apakah yang
memberikan daya tarik bagi mereka untuk menanamkan modal pada usaha
3. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi pembaca sebagai sarana informasi
TINJAUAN PUSTAKA
Lebah genus Heterotrigona itama berasal dari Asia, lebah ini memiliki
warna hitam dengan ukuran tubuh relatif lebih kecil dibandingkan dengan lebah
dari genus Apis. Kebanyakan spesies lebah ini hidup berkoloni atau sosial, namun
beberapa ditemukan hidup soliter. Besar kecilnya koloni lebah dapat dipengaruhi
oleh spesies, umur koloni, besar-kecilnya sarang serta faktor lingkungan seperti
itama adalah lebah yang tidak memiliki sengat sebagai alat pertahanan, namun
ini memiliki tiga pasang kaki yang beruas-ruas. Sepasang kaki belakang memiliki
duri-duri yang berfungsi sebagai alat memegang polen yang dikoleksi dari
tumbuhan.
Di bagian kepala terdapat mata facet yang besar, memiliki sepasang antena,
dengan bagian mulut yang termodifikasi menjadi alat hisap, serta memiliki
sepasang sayap. Pasangan sayap depan lebih besar dibandingkan dengan pasangan
sayap belakang (Mace, 1984). Lebah Heterotrigona itama termasuk lebah sosial
sejati (eusocial) yang terdiri dari 374 (Pranck et al., 2004) spesies yang telah
teridentifikasi dan terdistribusi atau tersebar di daerah tropik (Dollin etal., 1997).
Lebah Heterotrigona itama termasuk dalam kelas Insekta, dengan tatanan takson
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Hymenoptera
Superfamily : Apoidea
Family : Apidae
Subfamily : Apinae
Tribe : Meliponini
sosial, dimana di dalam satu koloni atau sarang terdapat lebah ratu (quin), lebah
pejantan (drone) dan lebah pekerja (worker) yang merupakan lebah betina dengan
berukuran lebih besar (3-4 kali) dibandingkan betina pekerja, dengan ukuran perut
atau abdomen secara proporsional lebih besar terhadap tubuhnya, memiliki sayap
dengan ukuran yang relatif pendek terhadap ukuran tubuh. Ratu lebah melepaskan
ratu, sehingga lebah ratu dapat memproduksi telur setelah dibuahi oleh lebah
terdapat pada satu koloni lebah. Jumlahnya diperkirakan sepertiga dari jumlah
lebah betina. Selain untuk membuahi lebah ratu, lebah jantan juga berfungsi
menjaga sarang dari gangguan. Lebah pejantan tidak bekerja mencari madu dan
polen untuk makanan yang akan disimpan di dalam koloninya (Abdilah, 2008).
Lebah pekerja (workers) adalah lebah betina dengan organ reproduksi yang tidak
Lebah ini berwarna hitam dengan panjang tubuh 3-4 mm, panjang sayap
sekitar 8 mm, kaki belakang berkembang menjadi alat pembawa polen, tubuh
berbulu dan tungkai berkait (Mace, 1984). Lebah pekerja ini mampu mengubah
bahan-bahan yang dikoleksi dari tumbuhan, seperti resin, menjadi bahan untuk
membangun sarang (wax dan propolis). Selain mencari makan, lebah pekerja ini
Menurut Baconawa (1999), masa kerja lebah pekerja sekitar 60 hari. Pada
dilahirkan saat menjadi larva. Pada usia 2-3 minggu lebah pekerja mulai bekerja
untuk menghasilkan royal jelly. Pada usia 4 minggu lebah muda mulai mengikuti
lebah dewasa untuk mencari makan diluar sarang. Memasuki usia 5 minggu lebah
pekerja sering disebut dengan lebah pangan yang sudah dapat mencari jejak,
karena lebah pekerja ini sudah mampu membaca arah sinar ultraviolet dari
matahari untuk mencari jejak arah sumber makanannya. Usia 6-7 minggu lebah
pekerja akan bekerja menjaga keamanan koloni. Lebah pekerja akan mati pada
usia 7 minggu.
dari lebah. Serbuk sari dan nektar merupakan bahan makanan yang penting untuk
lebah (Carlos et al., 1995). Nektar memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk
gula, sedangkan polen memiliki kandungan protein, lemak, vitamin dan mineral
(Crane, 1980; Sanford, 2001). Kelebihan makanan yang dikoleksi dari lingkungan
akan disimpan di dalam sarangnya dalam bentuk madu dan royal jelly. Bahan-bahan
ini akan digunakan dalam pemeliharaan larva dan ratu serta digunakan pada saat
lebah pekerja tidak dapat keluar untuk mencari makan atau sumber makanan di luar
Oleh karena itu segala usaha yang diarahkan untuk menghasilkan sumber-
sumber pakan lebah yang dapat tersedia terus menerus sepanjang tahun menjadi
suatu usaha yang sangat penting. Lebah madu sangat membutuhkan pakan yang
macam log yang digunakan antaranya bambu, rambutan, kelapa. Ukuran log
Heterotrigona itama sp tidak sama, berbeda-beda sesuai jenis log yang digunakan.
lebah dalam mencari pakan (Mani, 1972). Aktivitas pencarian nektar, tepung sari
dan air tergantung cuaca dan kebutuhan koloni. Lebah madu aktif mencari nektar
Suhu ideal untuk lebah terbang adalah antara 16 °C dan 26 °C. Namun suhu
bukanya salah satu faktor yang menguntungkan untuk terbang karena ada faktor
et al., 2003). Aktivitas pembuangan sampah lebih banyak dilakukan pada pagi
hari dan sore hari. Dan aktivitas lebih tinggi ketika pada musim panas daripada di
Heterotrigona itama bisa bertahan pada suhu 34 - 36ºC karena itu Heterotrigona
itama lebih kuat pada suhu panas ketimbang Apis. Lebah Heterotrigona itama
2004).
mampu menempatkan lebah di lokasi yang memiliki curah hujan kecil dan paling
banyak sumber nektarnya, terutama sumber tepung sari bunga. Suhu udara yang
terlalu panas atau terlalu dingin tidak cocok untuk kehidupan lebah, demikian pula
lokasi yang memiliki curah hujan terlalu tinggi tidak cocok untuk budidaya lebah
madu, karena lebah-lebah pekerja tidak bisa mencari makanan. Namun, jika hujan
turun pada siang hari, lebah masih mempunyai kesempatan mencari makanan
1. Nektar
Nektar adalah suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar
nectarifer tanaman dalam bentuk larutan gula dan konsentrasi yang bervariasi.
Komponen utama pada nektar adalah sukrosa, fruktosa dan glukosa disamping
turunankarbohidrat lain. Selain dari zat gula, nektar juga mengandung protein,
tiga perempat dari beratnya harus dikeluarkan atau dibuang sampai menjadi madu.
Hal ini dilakukan dengan cara mengangkut setiap tetes nektar dari satu ruang
keruang lainnya sehingga sebagian air teruapkan, yaitu dengan cara pengisapan
oleh sayap-sayap lebah yang dapat mengatur ventilasi sehingga kadar air turun
Sebagian besar energi yang diperlukan oleh lebah madu berasal dari nektar
yaitu semacam cairan yang dihasilkan oleh kelenjar nektar tumbuhan. Nektar kaya
akan berbagai bentuk karbohidrat (3-87%) seperti fruktosa, sukrosa, dan glukosa.
Polen adalah tepung sari bunga yang merupakan bahan halus seperti bubuk
dengan warna kekuning-kuningan dan terdapat dari ujung sari bunga. Bahan ini
dengan kakilebah lalu disimpan dalam keranjang khusus. Di dalam sarang, tepung
mengandung zatprotein yaitu zat nutrisi yang diperlukan untuk membentuk otot
lebah dan jugamempengaruhi tingkat pembiakan dan masa hidup lebah (Sarwono,
2007).
Polen atau tepung sari bunga adalah bagian dari anther bunga yang
berbentuk butiran atau serbuk halus. Lebah madu mempunyai alat dan cara khas
untuk mengumpulkan dan membawa polen dalam bentuk pellet yaitu polen13
disimpan dalam keranjang polen yang terletak di kaki belakang lebah pekerja
terutama sebagai sumber protein dan lemak, dan sedikit karbohidrat dan
berserat halus. Hingga saat ini belum ada ukuran standard dari stup Heterotrigona
15 X 17 cm. Stup lebah Heterotrigona itama bisa digantung ataupun disusun pada
rak dan diletakkan di tempat teduh / tidak terkena matahari langsung. Struktur
stup lebah Heterotrigona itama berbeda dengan stup lebah lainnya. Ruangan
Heterotrigona itama menempatkan telur, madu, propolis dan polen secara terpisah.
2. Pemindahan Koloni
Pemindahan koloni dari alam ke dalam stup atau dari satu stup ke stup
lainnya merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan dan dilakukan
secara hati-hati pada malam hari setelah semua koloni kembali ke sarang atau
dinihari ketika koloni belum mencari pakan. Secara teknik, pemindahan koloni
lebih mudah dengan cara memindahkan ratunya terlebih dahulu, ketika ratunya
sudah dipindahkan secara otomatis angota koloni akan mengikuti ratu berpindah
tempat. Setelah semua koloni berpindah, stup yang baru didiamkan 1-2 bulan agar
koloni dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Setiap koloni terdiri dari
ratu, lebah pekerja dan lebah jantan. Lebah ratu merupakan satu-satunya lebah
petelur seumur hidup dalam satu koloni. Lebah pekerja adalah lebah betina yang
tepung sari.
Masa kerja lebah pekerja selama 60 hari, sejak usia 1 minggu lebah pekerja
mulai bekerja membersihkan lubang sel bekas huniannya tatkala ia masih menjadi
larva. Usia 2 minggu lebah pekerja membuat royal jelly. Usia 3 minggu, membuat
sel-sel dalam sarang. Usia 4 minggu mengikuti lebah pekerja dewasa mencari
makan di luar sarang. Usia 5 minggu lebah pekerja mencari makan untuk
memenuhi kebutuhan hidup koloni. Stup tersusun atas beberapa bagian. Setiap
bagian digunakan untuk menyimpan madu, tepung sari, tempat bertelur dan
3. Pemeliharaan
pembersihan dari sarang semut/ laba-laba, pengecekan kondisi stup agar terkena
air hujan. Stup juga harus dihindarkan dari hama pengganggu (cecak, tokek, larva
4. Pemanenan
kondisi lingkungan, pakan, besar kecilnya stup dan kesehatan koloni. Pemanenan
Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakan dimangkuk untuk dilakukan
penirisan. Penirisan madu dilakukan agar madu tetap steril dengan tidak terlalu
lainnya. Madu lebah Heterotrigona itama terbuat dari nektar yang diambil dari
manis, yang dihasilkan pada kelenjar nektari dari bunga. Nektar dari tumbuhan
Heterotrigona itama adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), (B3), asam askorbat
(C), (B5), piridoksin (B6), niasin, asam pantotenat, biotin, asamfolat dan vitamin
Magnesium (Mg), Alumunium (A1), besi (Fe), Fosfor , Kalium (K), Potassium,
Sodium klorida dan Sulfur. Enzim-enzim yang terdapat pada madu lebah
iodium (I) dan seng (Zn). Kandungan mineral, vitamin dan enzim-enzim tersebut
hilang akibat dari aktifitas sehari-hari, karena madu sebagai sumber energi yang
yang memiliki resin berwarna kecoklatan dan digunakan sebagai perekat sarang
(Anilakumar etal., 2011). Propolis dikumpulkan dari bunga, kulit kayu dan bagian
tumbuhan lain (Gojmerac, 1983). Propolis merupakan bahan yang sangat berharga
yang diketahui berfungsi untuk membunuh bakteri, virus, jamur, ataupun protozoa
karena hewan ini terlalu berat untuk dapat dibuang dari sarangnya, Prosesnya
rentan terhadap infeksi dari virus dan bakteri (Chinthapally et al., 1993).
Kumpulan propolis yang terkumpul dicampur dengan cairan lilin pada sarang,
Manfaat propolis bagi manusia adalah sebagai pemacu sistem imun dan
ini juga digunakan sebagai bahan kosmetik, obat, dan teknologi pangan (Krell,
1996).
yang dijadikan sumber pakan oleh lebah, serta iklim dan waktu propolis diperoleh
(Hill, 1981; Chen, 1993). Oleh karena itu propolis merupakan senyawa kompleks
yang kaya akan senyawa terpena, asam benzoat, asam kafeat, asam sinamat dan
asam fenolat. Propolis juga mengandung senyawa flavonoid yang tinggi
Menurut Nas (1978) bahwa serangga dapat dikatan hama apabila serangga
tersebut mengurangi kualitas dan kuantitas bahan makanan, pakan ternak, tanaman
serat, hasil pertanian atau panen, pengolahan dan dalam penggunaanya serta dapat
bertindak sebagai vektor penyakit pada tanaman, binatang dan manusia, dapat
merusak tanaman hias, bunga serta merusak bahan bangunan dan milik pribadi lainya.
1. Burung, Kadal, Katak sebagai hewan yang juga pemakan serangga menjadikan
2. Semut dan Laba-laba membangun sarang dalam stup dan merampas makanan lebah
3. Kupu-Kupu, telur kupu-kupu yang menetas dalam propolis dapat menjadi ulat dan
menyerang propolis.
4. Tikus merampas madu dan juga merusak propolis yang ada di dilam dan luar stup.
input, dan jumlah produksi disebut output. Menurut Joesron dan Fathorrozi,
(2003) produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan
pada sektor pertanian adalah adanya kapital, tenaga kerja dan teknologi.
tambahan manfaatnya atau penciptaan faedah baru. Faedah atau manfaat ini dapat
terdiri dari beberapa macam, misalnya faedah bentuk, faedah waktu, faedah
tempat, serta kombinasi dari beberapa faedah tersebut di atas. Dengan demikian
produksi tidak terbatas pada pembuatan, tetapi sampai pada distribusi. Namun
komoditi bukan hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut
Salvatore (2001) produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input
atau sumber daya menjadi output beberapa barang atau jasa. komoditi bukan
hanya dalam bentuk output barang, tetapi juga jasa. Menurut Salvatore (2001)
produksi adalah merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumber daya
menjadi output beberapa barang atau jasa. Hubungan antara jumlah output (Q)
dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi (X1, X2, X3,…Xn)
Keterangan:
antara input dengan output, dan juga akan dapat diketahui hubungan antar input
itu sendiri.Apabila input yang dipergunakan dalam proses produksi hanya terdiri
atas modal (K) dan tenaga kerja (L) maka fungsi produksi yang dimaksud dapat
diformulasikan menjadi:
Q = f (K, L)
Keterangan:
Q = jumlah produksi
diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif dari modal (K) dan tenaga
kerja (L).
Variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi bisa menjadi acuan untuk
pangan bagi lebah madu (Kasno, 2001). Semua jenis tanaman berbunga (tanaman
tanaman liar) yang megandung unsur nektar sebagai bahan madu, polen, dan resin
sebagai bahan propolis dapat dimanfaatkan sebagi sumber pakan lebah (Sarwono,
2001).
Log lebah Heterotrigona itama sangat beragam mulai dari bambu, kelapa,
rambutan, mangga dan lain-lain. Ukuran log berbeda-beda sesuai dengan log yang
di tinggali oleh lebah Heterotrigona itama, mulai dari batang bambu yang kecil
propolis (Anilakumar etal., 2011). Propolis dikumpulkan dari getah, kulit kayu
dan bagian tumbuhan lain (Gojmerac, 1983). Propolis berguna sebagai kantong
dari madu dan berfungsi untuk membunuh bakteri, virus, jamur, ataupun protozoa
karena hewan ini terlalu berat untuk dapat dibuang dari sarangnya, Prosesnya
Heterotrigona itama bisa bertahan pada suhu 34o - 36º Celcius. Lebah
lebah Heterotrigona itama karena hama ini ada yang merusak sarang, mengambil
madu atau polen sehingga dapat membunuh koloni yang ada di dalam log, hama
yang sering mengganggu lebah Heterotrigona itama antara lain, semut, cecak,
penelitian ini.
sarang, berat sarang madu dan berat madu. Penelitian ini dilakukan dengan
Kampar. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer
sarang, sarang madu dan madu lebah, sedangkan data sekunder diperoleh
dari kantor Desa Kuapan. Peubah yang di ukur dalam penelitian ini
adalah; 1) berat sisiran sarang, 2) berat sarang madu dan 3) berat madu.
Hasil analisis data yaitu produksi sisiran sarang lebah madu (Apis cerana)
yang dipelihara pada sarang moderen lebih tinggi dari yang dipelihara
pada sarang tradisional. Rata-rata produksi lebah madu (Apis cerana) yang
dipelihara pada sarang moderen adalah 1,7 kg berat sisiran sarang, 0,7 kg
berat sarang madu dan 0,6 kg berat madu. Rata-rata produksi lebah madu
(Apis cerana) yang dipelihara pada sarang tradisional adalah 1,2 kg berat
sisiran sarang, 0,5 kg berat sarang madu dan 0,4 kg berat madu.
posisi stup terhadap berat sarang lebah Heterotrigona itama dan jumlah
produk lebah Heterotrigona itama (madu, propolis, pollen dan sel telur)
dari perlakuan stup yang berbeda yaitu Horizontal dan Vertikal. Penelitian
berupa madu, propolis, pollen dan sel telur melalui pengaruh perlakuan posisi
stup yaitu horizontal dan vertikal yang paling tinggi diperoleh perlakuan
posisi stup vertikal dengan rata-rata produk madu 216,67 g, propolis 216,67 g,
pollen 475,00 g dan sel telur 166,67 g sedangkan perlakuan posisi stup
pollen 330,00 g dan sel telur 151,67 g. Hal ini diduga berkaitan dengan sifat
pohon.
lebah madu. Hal ini dibuktikan oleh nilai F-hitung yang lebih besar
nilai F-hitung (27.800) > F-tabel (3.849). Secara parsial variabel jumlah
lebah madu. Hal ini, ditunjukkan oleh nilai t-hitung yang lebih tinggi
tabel.
Faktor-faktor berpengaruh :
1. Tanaman Nektar (X1)
2. Ukuran Log (X2)
3. Tanaman Resin (X3)
4. Suhu (X4)
5. Hama (X5)
Alur pemikiran dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
berjalan lancar, faktor tersebut berupa tanaman yang menghasilkan nektar, ukuran
log, tanaman yang menghasilkan resin, suhu dan hama yang ada di sekitar Rumah
METODOLOGI PENELITIAN
Ciputat, Cemp Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2017. Lokasi penelitian ini dipilih karena
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder yang digunakan diperoleh dari Dinas Pertanian, BMKG dan dari
berbagai literatur baik buku, skripsi, jurnal dan artikel-artikel dari internet.
permasalahan yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari
buku-buku, Dinas Pertanian, BMKG, BPS dan departemen terkait,
madu lebah yaitu analisis kuantitatif melalui model persamaan regresi linear
faktor yang berhubungan nyata dan tidak berhubungan nyata terhadap produksi
madu lebah trigona itama di Rumah Kompos UIN Syarifhidayatullah Jakarta. Alat
atau instrument perhitungan yang digunakan dalam penelitiaan ini yaitu cara
lebih dari satu variable independen terhadap variable dependen. Persamaan umum
Y= a0 + bX + bX + bX + bX + bnXn + e
keputusan untuk menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai uji statistik yang
Dimana:
3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df = n-k dan α yang tertentu
bersama-sama.
Dimana:
R² = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
termasuk intersep.
determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu. Semakin mendekati nol
dependen (Algifari,2000).
1. Produksi adalah total produksi yang dihasilkan dalam 1 kali panen satunya
Liter.
3. Ukuran Log adalah besar kecilnya ukuran log yang di gunakan sebagai tempat
5. Suhu adalah besaran suhu derajat Celcius yang terdapat di dalam log.
Jalan Asrama Putra Komplek Perumahan Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta”. Selama ini produk Rumah Kompos telah banyak dimanfaatkan baik
untuk penanaman pohon di kampus dan masyarakat sekitar kampus UIN Jakarta.
masyarakat dalam bentuk penelitian mengenai kompos yang dilakukan oleh para
mesin dan manual serta pembuatan kompos hingga ke pemasaran. Setelah mereka
dengan bimbingan dosen-dosen yang selama ini terlibat dalam produksi kompos.
yang dilaksanakan oleh Dr. Ir. Elpawati, MM dan Prof. Dr. Manshur Guru Besar
pengembangan budidaya lebah tanpa sengat (Trigona sp) di sekitar area pinggir
kota Jakarta, sehingga dapat mengetahui prospek kedepannya mulai dari teknik
budidaya yang dilakukan, risiko atau kendala yang terjadi di area budidaya seperti
hama atau penyakit lebah Trigona, kecocokan iklim, suhu dan kelembaban di
sekitar area budidaya, pakan yang disukai oleh lebah Trigona, serta mengetahui
jumlah produksi yang dihasilkan pada budidaya lebah Trigona di sekitar area
pinggir kota Jakarta.UIN Jakarta. Penelitian ini berkerjasama dengan salah satu
Jakarta sebagai tempat riset dan pengembangan usaha pupuk kompos, EM10 dan
budidaya lebah Heterotrigona itama yang terletak di jalan Ibnu Taima Komplek
Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 15419. Luas lahan Rumah Kompos UIN
Jakarta bekisar 500 m2 yang terdiri dari green house, gudang, lahan budidaya,
Pembangunan
Luas lahan Rumah Kompos yaitu 500m2. Luas dari bangunan yang ada yaitu
Penasehat
Ketua
Sekertaris Bendahara
Yelvi Erida
Titik
UIN Jakarta.
3. Sekertaris, bertugas untuk mencatatpembukuan di Rumah Kompos, mengecek
4. Bendahara, mengatur dan mencatat arus kas baik yang masuk dan keluar.
1. Pembuatan stup
Pembuatan stup di rumah kompos uin terbuat dari kayu dengan ukuran
40x30x5cm. Di bagian tengah stup di beri lubang kecil dengan diameter 2cm.
Stup kayu ini di tutup dengan mika bening dengan ketebalan 0,1cm. Setelah
ditutup mika ditutup lagi dengan dengan papan triplek dengan ukuran yang sama
dengan stup, yaitu 40x30cm. Terakhir di tutup lagi dengan pelindung yang
berfungsi melindungi stup dari panas dan hujan dengan ukuran 1mx1m. Pelindung
ini di buat menggunakan kerangka yang terbuat dari bambu dan juga terbuat dari
2. Pemotongan log untuk pemindahan koloni dan menemukan sel telur (brute cell)
Di dalam log lebah heterotrigona terdapat tiga tingkat yaitu sel telur,
polen, madu. Sebelum memasang stup pada log harus kita potong terlebih dahulu
dulu log sampai kepada bagian sel telur, atau bagian sel telur ini terlihat. Bisa di
lihat di gambar 1 bagian-bagian yang terdapat pada log lebah madu Heterotrigona
itama. Log harus di potong sampai sel telur agar lebah Heterotrigona itama dapat
memproduksi madu dan polen nya di stup agar memudahkan saat melakukan
pemanenan.
Stup yang sudah di buat tadi di pasang pada log setelah log menemukan
sel telur. Stup di pasang diatas log, lalu dipaku dan ditutup mika atasnya. Mika ini
di beri solatip agar tidak terlepas dan rapat supaya semut tidak masuk
kedalamnya. Lalu untuk bagian bawah log di beri beton ukuran 30cm agar tidak
langsung terkena tanah dan terhindar dari rayap bila hujan terjadi. Dibagian atas
stup di tutup dengan pelindung agar log tidak terkena sinar hujan dan panas yang
dapat merusak log. Lalu lubang-lubang yang ada didalam log di tutup dengan
4. Pemeliharaan
pembersihan dari sarang semut/ laba-laba, pengecekan kondisi stup agar terkena
air hujan. Stup juga harus dihindarkan dari hama pengganggu (cecak, tokek, laba-
laba dan lain-lain). Lalu perawatan bunga-bunga dan juga tanaman di rumah
5. Pemanenan
kondisi lingkungan, pakan, besar kecilnya stup dan kesehatan koloni. Pemanenan
juga alat penyedot madu. Madu dan propolis yang sudah dipanen diletakan
dimangkuk untuk dilakukan penirisan. Penirisan madu dilakukan agar madu tetap
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus di penuhi pada
dan multikolinearitas. Penelitian ini sudah memenuhi syarat uji asumsi klasik.
Dari hasil menunjukan bahwa residual terdistribusi secara normal, tidak terdapat
data yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki persebaran atau distribusi data yang normal. Cara yang termudah untuk
melihat normalitas residual adalah dengan melihat normal probability plot yang
titiknya menyebar pada sumbu diagonal. p-plot sehingga dapat dikatakan data
satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat Normal
normalitas.
lain. Cara termudah untuk melakukan uji heterokedastisitas adalah dengan melihat
grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan
menyebar secara acak, serta tidak tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada
pada model regresi yang digunakan. Santoso (2014) dalam Namira (2015)
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian residual dari satu
jika varian berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi dapat dilihat apakah
terjadi heterokedastisitas dari scatterplot yang dihasilkan. Cara lain untuk menguji
heterokedastisitas adalah dengan cara uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan
dengan absolut residual lebih dari 0,1 maka tidak terjadi masalah
heterokedastisitas, untuk hasil uji glejser dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel dibawah.
Dalam tabel 4 menunjukan bahwa variabel jumlah pohon, ukuran log dan
jumlah bunga memiliki nilai signifikan 0,212, 0,290, 0,530, 0,165 dan 0,263 yang
semuanya bernilai lebih besar dari 0,1. artinya bahwa tidak terdapat masalah
heterokedastisitas dalam model regresi ini, dengan kata lain semua variabel
independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebaran varian yang
homogen.
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik
dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas yaitu
nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Hasil uji multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel Independen
Tolerance VIF
Tanaman menghasilkan nektar .606 1.649
Ukuran log .739 1.353
Tanaman menghasilkan resin .740 1.351
Suhu .860 1.162
Hama .925 1.081
Sumber : Data primer (diolah)
Tabel 5 menunjukan bahwa nilai VIF untuk variabel Tanaman nektar,
ukuran log, Tanaman Resin, suhu, dan hama dapat disimpulkan bahwa dalam
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya gejala
yang baik adalah dengan melihat nilai Tollerance dan Variation Inflation Faktor
Besarnya Pengaruh yang di timbulkan oleh faktor tanaman nektar, ukuran log,
itama UIN Jakarta. Adapun persamaan matematis tersebut adalah sebagai berikut :
ukuran log, tanaman menghasilkan resin, suhu, hama maka produksi madu Lebah
Heterotrigona itama yang dihasilkan sebesar 130,167 ml. Persamaan diatas juga
menghasilkan nektar nektar (X1) bernilai positif sebesar 0,649. Angka ini
menunjukan hubungan searah antara jumlah bunga (X1) terhadap produksi (Y).
(X2) bernilai positif sebesar 0.099 Angka ini menunjukan hubungan searah antara
jumlah ukuran log (X2) terhadap produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap
menghasilkan resin (X3) bernilai positif sebesar 0,406. Angka ini menunjukan
produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 10 tanaman yang
bernilai positif sebesar 0,617. Angka ini menunjukan hubungan searah antara suhu
(X4) terhadap produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap peningkatan suhu
bernilai negatif sebesar -0,677. Angka ini menunjukan berlawanan antara jumlah
hama (X5) terhadap produksi (Y). Hal ini menyatakan bahwa setiap 10 tahama
yang datang akan mengurangi produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah
produksi madu lebah Heterotrigona itama UIN Jakarta. Uji ini dilakukan dengan
jika thitung>ttabel) atau dari probabilitasnya ( sig < α), yaitu serta masing-masing
yang terdapat pada proses produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan
hasil perhitungan SPSS 23 pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi
0,013 dalam tabel nilai thitung untuk jumlah tanaman menghasilkan nektar adalah
sebesar 2650 > ttabel = 1,305 atau tingkat signifikasinya lebih besar dari α,yaitu
0,013 < 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa terima Ho (thitung <
ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa jumlah tanaman menghasilkan nektar
Ukuran log merupakan salah satu faktor penting yang terdapat pada
SPSS 23 pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi 0,076 dalam tabel
nilai thitung untuk ukuran log adalah sebesar 1,835 > ttabel = 1,305 atau tingkat
signifikasinya lebih besar dari α,yaitu 0,076 < 0,1 dengan demikian dapat
disimpulkan , bahwa ditolak Ho (thitung < ttabel ; Sig < α), yang berarti bahwa
jumlah ukuran log mempunyai pengaruh nyata atau signifikasi secara stastitik
yang terdapat pada proses produksi madu lebah Heterotigona itama. Berdasarkan
hasil perhitungan SPSS 23 pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi
0,493 dalam tabel. nilai thitung untuk suhu adalah sebesar 0,693 < ttabel = 1,305 atau
tingkat signifikasinya lebih besar dari α,yaitu 0,493 > 0,1 dengan demikian dapat
disimpulkan , bahwa terima Ho (thitung < ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa
secara stastitik terhadap produksi madu Heterotigona itama Rumah Kompos UIN
Jakarta.
Suhu merupakan salah satu faktor penting yang terdapat pada proses
pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi 0,675 dalam tabel. nilai
thitung untuk suhu adalah sebesar 0,424 < ttabel = 1,305 atau tingkat signifikasinya
lebih besar dari α,yaitu 0,675 > 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa
terima Ho (thitung < ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa suhu tidak mempunyai
Hama merupakan salah satu faktor penting yang terdapat pada proses
pada tingkat kepercayaan 90% dengan nilai signifikasi 0,057 dalam tabel. nilai
thitung untuk hama adalah sebesar -1,981 < ttabel = 1,305 atau tingkat signifikasinya
lebih kecil dari α,yaitu -0,057 > 0,1 dengan demikian dapat disimpulkan , bahwa
terima Ho (thitung < ttabel ; Sig > α), yang berarti bahwa hama mempunyai pengaruh
nyata atau signifikasi secara stastitik terhadap produksi madu Heterotigona itama
untuk menunjukan apakah semua variabel bebas (Tanaman nektar, ukuran log,
tanaman resin, suhu, hama) yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat (produksi). Uji ini dapat dilakukan
Dengan ketentuan :
H0 : ditolak, jika Fhitung > Ftabel, derajat bebas tertentu atau sig <
Sig > α
kepercayaan 90 persen diperoleh nilai Fhitung sebesar 3,76 dan Ftabel sebesar 2,01
dengan nilai signifikasi 0,009. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa terima H1 (Fhitung > Ftabel ; Sig < α), artinya Tanaman
nektar, ukuran log, tanaman resin, suhu, hama secara bersama – sama
Tanaman nektar, ukuran log, tanaman resin, suhu, hama menjelaskan produksi
madu lebah heteregona itama Rumah Kompos UIN Jakarta. Nilai koefisien
(R2) sebesar 0,378. Artinya 37,8 persen dari produksi madu lebah Heterotrigona
itama Rumah Kompos UIN Jakarta mampu dijelaskan oleh faktor –faktor untuk
Tanaman nektar, ukuran log, tanaman resin, suhu, hama. Sedangkan sisanya 62,2
persen dapat dijelaskan oleh faktor –faktor lain terkait produksi madu lebah
Heterotrigona itama seperti tenaga kerja, kelembaban, pasca panen, curah hujan
dan lain-lain.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
bulan maka dapat disimpulkan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi dalam
proses produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta
menghasilkan resin, suhu, hama. Dari ketiga faktor yang dianalisis uji t faktor
yang paling berpengaruh adalah ukuran tanaman menghasilkan nektar, log dan
hama, sementara melalui uji F diketahui bahwa kelima faktor yang digunakan
Rumah Kompos UIN Jakarta. Uji koefisien determinasi sebesar 37,8 % dari
produksi madu lebah Heterotrigona itama Rumah Kompos UIN Jakarta mampu
6.2 Saran
Rumah Kompos UIN Jakarta agar lebih berkembang dan produksi maksimal,
yaitu :
1. Mempertahankan ukuran log dan penaganan pemberantasan hama dalam
dan tanaman menghasilkan resin yang menghasilkan getah dan juga menjaga
suhu dalam log agar dalam proses produksi madu lebah Heterotrigona itama
Heterotrigona itama seperti tenaga kerja , kelembaban, jumlah lebah yang ada
Budi, R. dan Hidayat, RC. 2014. Identifikasi Macam Sumber Pakan Lebah
Trigona sp (Hymenoptera: Apidae) di Kabupaten Gunungkidul, ISSN :
2302 - 1306 (electronic/Portal e-Journal).
Finstrom, M.S., Maria, S. 2010. Prolpolis and Bee Healt: The Natural History
and Signinfincance of Resin Use by Honey Bee. Apidologie 41 (2010)
295-311. 10.1051/apido/2010016
Gujarati, D. dan Sumarno, Z. 1999. Ekonometrika Dasar, Jakarta: , Erlangga.
Erlangga.
Gupta, R.K. et al. 2014. Beekeeping for Poverty Alleviation and Livelihood
Security. Springer Science+Business Media Dordrecht. DOI 10.1007/978-
94-017-9199-1_21
Lains Alfian. 2003. Ekonometrika Teori Dan Aplikasi Jilid 1. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Lains Alfian. 2006. Ekonometrika Teori Dan Aplikasi Jilid 2. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Rospita Dan Hasanudin. 2014. Panduan Manual Budidaya Lebah Madu, DIPA
Balai Penelitian Kehutanan Aek Naluni.
http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/61654/3/BAB%20II%20Tinj
http://www.google.co.id/m?&q=lebah+genus+trigona+berasal+dari+asia Di akses
1 135 26 17 22 29 22
2 132 11 22 24 27 17
3 142 20 22 24 28 18
4 126 9 13 23 27 20
5 144 29 26 28 29 21
6 153 27 23 22 28 23
7 126 11 24 24 27 25
8 147 23 62 26 28 16
9 138 30 86 29 29 19
10 154 31 60 25 29 10
11 129 25 22 30 28 17
12 155 28 40 28 30 12
13 163 28 117 22 26 17
14 148 17 153 28 28 18
15 164 23 31 28 29 21
16 136 12 10 23 28 16
17 149 27 28 23 28 18
18 130 10 39 23 29 23
19 141 23 44 27 28 15
20 148 19 81 25 29 11
21 137 27 34 30 29 21
22 152 16 12 28 28 14
23 163 22 65 27 28 24
24 147 29 48 31 30 19
25 148 32 27 23 28 12
26 139 18 43 24 25 23
27 142 16 55 28 28 11
28 134 12 30 22 28 13
29 142 23 40 22 29 23
30 127 18 34 24 29 21
31 136 26 23 25 27 26
32 159 14 18 23 30 10
1
33 131 15 17 24 29 19
34 143 28 46 31 27 19
35 136 23 31 26 30 23
36 147 31 42 30 28 19
37 151 26 48 28 28 13
2
Lampiran Hasil Pengolahan Data Madu Lebah Heterotrigona itama
Descriptive Statistics
Correlations
Tanaman Tanaman
Produksi Nektar Ukuran Log Resin Suhu Hama
Tanaman Nektar 37 37 37 37 37 37
Ukuran Log 37 37 37 37 37 37
Tanaman Resin 37 37 37 37 37 37
Suhu 37 37 37 37 37 37
Hama 37 37 37 37 37 37
3
Lampiran.2 Lanjutan
Standardized 90.0% Confidence
Unstandardized Coefficients Coefficients Interval for B
Lower Upper
Model B Std. Error Beta t Sig. Bound Bound
Tanaman
.532 .276 .344 1.927 .063 .064 1.001
Nektar
Tanaman
.006 .298 .003 .019 .985 -.499 .510
Resin
a
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Hama,
Tanaman
Resin, Suhu,
. Enter
Ukuran Log,
Tanaman
b
Nektar
Model Summary
Change Statistics
a. Predictors: (Constant), Hama, Tanaman Resin, Suhu, Ukuran Log, Tanaman Nektar
4
Lampiran.2 Lanjutan
a
ANOVA
Total 4006.757 36