MIMI MAYZURA
I011 18 1374
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Ilham Rasyid, M.Si, IPM, ASEAN Eng Ilham Syarif, S.Pt., M.Si
NIP. 19660412 199103 1 005 NIP. 19921224 202005 3 001
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Peternakan Telah Disetujui Oleh:
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Panitia Seminar Usulan Penelitian
Dr. Ir. Muh. Ridwan, S.Pt., M.Si., Dr. Ir. Siti Nurlaelah, S.Pt., M.Si.,
IPU NIP. 19760616 200003 1 001 IPM NIP. 19691003 199903 2 001
i
KATA PENGANTAR
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan”. Shalawat serta salam juga tak lupa kami
Limpahkan rasa hormat, kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara
kepada Ayah Syahril Lasimpala dan Ibu Rohana Madilao yang telah
melahirkan, mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang
yang begitu tulus. Saudara kandung penulis yaitu kakak Agustinawati dan Siti
keberhasilan penulis.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
ibu Dr. Ir. Ilham Rasyid, M.Si, IPM, ASEAN Eng selaku pembimbing utama
dan bapak Ilham Syarif, S.Pt., M.Si selaku pembimbing anggota yang telah
Penelitian ini. Penyelesaian Makalah Usulan Penelitian ini tidak terlepas pula dari
berbagai bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Olehnya itu penulis banyak
i
1. Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, Dekan Prof.
Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc, Wakil Dekan dan seluruh Bapak Ibu
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik serta saran
pembaca sangat diharapkan .Semoga makalah usulan penelitian ini dapat memberi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL........................................................................... i
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
v
DAFTAR TABEL
No. Halaman
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia. Hal ini juga didukung dengan jumlah penduduk Indonesia yang
perkembangan zaman, sehingga timbul berbagai macam usaha atau bisnis yang
produk dengan kualitas yang baik agar ada kenaikan dari tingkat pembelian
memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Menurut data yang ada, rata
rata konsumsi per kapita daging ayam ras dari masyarakat Indonesia tahun 2017-
2021 diperkirakan sebesar 5,68 kg per kapita per tahun, sedikit dibawah sapi yang
7,5 kg per kapita/ tahun (Anonim, 2021). Proyeksi konsumsi daging ayam ras luar
rumah tangga nasional per horeka per industri tahun 2017 sebesar 410,45 ribu ton
dan pada tahun 2021 angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1,23 juta ton
kaitannya dengan pemenuhan protein hewani karena selain mengandung gizi yang
lengkap juga mengandung sejumlah unsur yang dibutuhkan manusia yaitu protein,
1
karbohidrat, lemak, air, mineral dan vitamin serta memiliki rasa dan aroma yang
enak (Bonnyet al., 2017; Bonny et al., 2018). Ayam broiler, saat ini, merupakan
salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak, lebih besar dari sapi,
dan merupakan komoditas unggulan hingga saat ini. Industri ayam broiler telah
berkembang pesat, baik di Indonesia maupun negara lainnya, karena daging ayam
menjadi sumber utama menu konsumen yang sangat mudah diperoleh baik di
karena periode pemeliharaannya yang singkat, dengan harga komoditi yang relatif
lebih murah dibanding produk daging lainnya, serta peternak juga dapat
2
menerapkan sistem atau pola kemitraan inti-plasma yang lebih menguntungkan
dibanding dengan sistem mandiri (Ariesta, 2016). Kontribusi usaha ayam ras
lapangan kerja. (Riwukore, dkk., 2020). Menurut Badan Pusat Statistik, produksi
daging ayam di Indonesia mencapai 3.495.090,53 Ton pada 2019, pada tahun
2020 mencapai 3.219.117,00 Ton dan pada tahun 2021 mencapai 3.426.042,00.
Berdasarkan hasil Survei Konsumsi Bahan Pokok (VKBP) tahun 2017 dan Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2019 yang dilaksanakan BPS RI,
mendukung. Disisi lain permintaan akan ayam broiler juga merupakan faktor
yang menjadi salah satu potensinya. Dibuktikan dengan produksi daging ayam
broiler yang mengalami peningkatan tiap tahunnya dimana produksi daging ayam
pada Tahun 2019 mencapai 8. 171,13 Ton, pada 2020 mencapai 87.053,01 Ton
3
Kabupaten Maros merupakan salah satu sentra pengembangan komoditas
ayam ras pedaging (broiler). Letaknya yang sangat strategis dengan Kota
Makassar menjadikan daerah ini berperan sebagai daerah penyangga Ibu Kota
Provinsi dalam hal memenuhi kebutuhan protein hewani yang berasal dari daging
ayam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia total sebaran populasi
ayam broiler di Kabupaten Maros pada tahun 2019 yaitu 26.965.512 ekor, dapat
Tabel 1. Sebaran Populasi Ternak Ayam Broiler di Kabupaten Maros Tahun 2019
No. Kecamatan Populasi (Ekor)
1. Mandai 1.362.884
2. Moncongloe 1.359.970
3. Maros Baru 37.634
4. Marusu 1.366.446
5. Turikale 1.101.900
6. Lau 19.818
7. Bontoa 165.139
8. Bantimurung 4.250.881
9. Simbang 4.200.368
10. Tanralili 7.797.309
11. Tompobulu 3.073.532
12. Camba 942.265
13. Cenrana 573.130
14. Mallawa 395.039
Jumlah 26.965.512
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2019.
kecamatan dengan Jumlah Sampel ayam broiler terbesar dari kecamatan lainnya
yang berada di Kabupaten Maros yaitu populasi ternak ayam broiler sebanyak
7.797.309 ekor dengan persentase 28,9% dari populasi ternak ayam broiler yang
4
Usaha peternakan ayam broiler memberikan dampak positif maupun
ternak, memperbaiki ekonomi keluarga yang tinggal di dekat usaha ternak ayam
peternakan ayam broiler ada beberapa hal yang harus di perhatikan, yaitu lokasi
OT.140/2/2014 yang menyatakan bahwa kandang harus cukup jauh jaraknya dari
bangunan lainnya ditata agar aliran air, saluran pembuangan limbah, udara dan
baik penilaian bersifat positif atau negatif, senang atau tidak senang, dan
sebagainya.
terganggu dikarenakan bau menyengat dari limbah yang dihasilkan ketika datang
5
angin dan turunnya hujan, sedangkan persepsi masyarakat terhadap manfaat dari
keberadaan usaha peternakan ayam broiler ini berada dalam kategori cukup
ayam pedaging adalah setuju merasakan dampak negatif dari peternakan ayam
pedaging yang berada di dekat pemukiman, dan tidak setuju merasakan dampak
ayam broiler harus memperhatikan prosedur sesuai aturan. Hal inilah yang
Rumusan Masalah
Sulawesi Selatan”.
6
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
7
TINJAUAN PUSTAKA
Ayam broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya
cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif
muda, serta menghasilkan kuantitas daging berserat lunak. Ayam broiler dapat
yang mengalami pertumbuhan pada saat umur 1-5 minggu. Pada umumnya di
Indonesia ayam broiler sudah dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan berat 1.3
– 1.6 kg. walaupun laju pertumbuhannya belum maksimum karena ayam broiler
(Astiti, 2018).
Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama ayam
broiler adalah merupakan jenis ras unggul hasil dari persilangan (perkawinan)
antara ayam jantan ras white cornish dari inggris dengan ayam betina dari ras
plymouth rock 12 dari Amerika. Hasil dari persilangan ras tersebut menghasilkan
anak-anak ayam yang memiliki pertumbuhan badan cepat dan memiliki daya alih
(konversi) pakan menjadi produk daging yang tinggi, artinya dengan jumlah
pakan yang dikonsumsi sedikit mampu bertumbuh dengan sangat cepat (Samadi,
2010).
Ayam broiler atau sering juga disebut ayam ras pedaging adalah
istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki
8
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai
cepat dalam waktu yang relatif pendek, konversi pakan kecil, siap dipotong pada
yang pesat dari ayam ras pedaging ini juga merupakan upaya penanganan untuk
daging yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan ternak potong lainnya
Usaha agribisnis peternakan ayam ras pedaging atau sering dikenal dengan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2021), populasi ayam ras pedaging
mulai tahun 2019 hingga 2021 mengalami penurunan yaitu dari 3.169.805.127
ekor menjadi 3.107.183.054 ekor. Ayam ras pedaging atau ayam broiler
merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang
ayam. Usaha agribisnis peternakan ayam ras pedaging merupakan usaha yang
(Ariesta, 2016).
9
Tinjauan Umum Persepsi
2013), persepsi mengacu pada kajian proses sentral yang memberikan koherensi
yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehingga dapat mengenal sesuatu
objek dengan jalan asosiasi pada sesuatu ingatan tertentu, baik secara indera
disadari.
informasi sensoris, atau kemampuan intelek untuk mencari makna dari data yang
diterima oleh berbagai indra. Menurut Slameto (2003) persepsi adalah proses
di otaksehingga timbul untuk mengamati pada obyek tersebut (Suwarto dan Fajri,
2018).
1
Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu
yang akan membuat respon bagaimana, dengan apa seseorang akan bertindak.
Persepsi seseorang proses aktif yang memegang peran, bukan hanya stimulus
yang mengenalnya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-
Persepsi adalah proses internal yang mana telah diakui oleh individu ketika
menyeleksi dan mengatur stimuli yang berasal dari luar. Stimuli ini ditangkap
oleh indera, kemudian secara spontan perasaan dan pikiran individu akan
memberikan makna dari stimuli yang ada tersebut. Secara sederhana, dapat
dikatakan jika persepsi adalah proses individu dalam memahami hubungan atau
a. Perhatian, biasanya tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita
sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja.
Perbedaan fokus perhatian antara satu dengan orang lain akan menyebabkan
perbedaan persepsi.
d. Sistem nilai, yaitu sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga
e. Tipe kepribadian, yaitu dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh individu
1
proses terbebtuknya persepsi dipengaruhi oleh diri seseorang persepsi antara
satu orang dengan yang lain itu berbeda atau juga antara satu kelompok dengan
kelompok lain.
a. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dri luar,
arti bagi seseorang. Dalam fase ini, rangsangan yang diterima selanjutnya
faktor yakni pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi,
c. Reaksi, yaitu tingkah laku setelah berlangsung proses seleksi dan interpretasi.
Persepsi termasuk aspek psikologi yang merespon berbagai aspek dan gejala
suatu kejadian atau benda yang dialami seseorang. Stimulus yang diperoleh
suatu objek. Persepsi dari seseorang dapat berbeda dengan orang lain, tergantung
dari proses yang dilalui serta kondisi dan pengalaman apa yang pernah dilalui.
terhadap suatu objek berupa kejadian atau benda pada masa yang akan datang,
1
apakah akan menjadi tertarik lalu berusaha menggali lebih dalam mengenai suatu
limbah meliputi limbah cair, padat dan gas. Limbah cair adalah limbah hasil dari
pencucian kandang setelah panen. Berupa sisa kotoran yang dibersihkan dengan
air dan sabun. Limbah padat adalah limbah dari kotoran ternak dan limbah gas
adalah bau atau aroma amonia yang muncul dari kegiatan budidaya ayam
pedaging ini. Limbah gas ini kadang-kacang bisa tercium sampai ke pemukiman
Dampak sosial dari keberadaan dari usaha peternakan ayam ras pedaging
terhadap masyarakat ada yang bersifat positif yaitu berupa adanya peluang dan
(Syahputra, 2017). Dampak sosial yang bersifat negatif tergantung pada pemilik
usaha peternakan ayam ras pedaging tersebut. Hubungan sosial akan bersifat
sebaiknya pemilik usaha harus menyesuaikan diri dengan orang lain maupun
lingkungan yang ada sehingga menjadi pribadi yang baik dan bisa hidup
adalah adanya dampak positif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu
penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar peternakan ayam ras pedaging.
1
ayam (Wulandari, dkk., 2018). Pengaruh keberadaan peternakan ayam yang
maupun negatif. Dampak positifnya yaitu karena daging ayam broiler merupakan
2014). Dampak negatif dari peternakan ayam broiler yaitu jika kurangnya
kebersihan kandang dapat menimbulkan banyak lalat dan penyebaran virus Avian
Influenza (AI). Hal ini disebabkan penanganan lalat tidak tidak menjadi prioritas
utama bagi peternak ayam. Banyaknya lalat berkembang biak dan tidak ditangani
dengan baik menyebabkan lalat masuk kedalam rumah warga yang sangat dekat
dengan peternakan dan membawa berbagai macam penyakit. Selain itu, juga
1
METODE PENELITIAN
Ayam Broiler dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2022. Penelitian ini
Sulawesi Selatan.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif, yaitu jenis penelitian yang
metode yang digunakan yaitu metode survey, yaitu dengan melakukan pendekatan
a. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk, tanggapan, serta persepsi masyarakat
1
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Data primer merupakan data yang bersumber dari hasil wawancara langsung
dengan menggunakan kuisioner, yang terdiri atas nama, umur, jenis kelamin.
b. Data sekunder merupakan data yang bersumber dari hasil telaah dokumen, buku
wilayah penelitian.
Kabupaten Maros yang bermukim disekitar 250 meter dari peternakan ayam
broiler tersebut. Menurut Purnawati (2020) jarak peternakan ayam broiler dengan
1
Berdasarkan observasi awal, di Desa Lekopancing terdapat 21 lokasi
peternakan ayam broiler. Namun, yang masuk kategori jarak 250 meter dari
Adapun Jumlah populasi atau jumlah rumah tangga yang tinggal berdekatan
dan masuk zona 250 meter dari 2 lokasi peternakan ayam broiler yaitu sebanyak
80 orang yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa dari total 34 rumah tangga.
penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang
Menurut Arikunto (2012), jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka
Analisis Data
Analisa data yang digunakan pada penelitian ini statistik deskriptif dengan
Menurut Sugiyono (2014) Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk
sebuah peristiwa atau fenomena social. Terdapat dua bentuk pertanyaan dalam
skala likert, yaitu bentuk pertanyaan positif untuk mengukur skala positif, dan
bentuk pertanyaan negatif untuk mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi
dan 5.
1
Sangat Setuju 3
Setuju 2
Tidak Setuju 1
Variabel Penelitian
Adapun variabel dan indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
c. Limbah 1. Ditumpuk
2. Kebersihan kandang
3. Munculnya lalat sebagai sumber
penyakit
Aspek Ekonomi
Aspek Sosial
1
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Aspek Lingkungan
Broiler berdasarkan aspek lingkungan digunakan asumsi dasar interval kelas dan
= 3 x 68 x 7
=1.428
= 1 x 68 x 7
= 476
= 317
Ayam Broiler berdasarkan aspek ekonomi digunakan asumsi dasar interval kelas
1
= 3 x 68 x 4
= 816
= 1 x 68 x 4
= 272
= 816 - 272
3
= 181
Broiler berdasarkan aspek sosial digunakan asumsi dasar interval kelas dan
= 3 x 68 x 4
= 816
= 1 x 68 x 4
= 272
2
Interval Kelas = Bobot Tertinggi - Bobot Terendah
Jumlah Skor
= 816 - 272
3
= 181
= 3 x 68 x 15
= 3.060
= 1 x 68 x 15
= 1.020
= 3.060 – 1.020
3
= 680
2
Setuju : 1.699 – 2.379
Konsep Oprasional
Kabupaten Maros.
2
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, H. 2015. Dampak Sosial Ekonomi Akibat Adanya Usaha Ternak Ayam
Broiler (Studi Kasus Di Desa Wadas Kecamatan Kandangan Kabupaten
Temanggung). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Badan Pusat Statistik. 2019. Kabupaten Maros Dalam Angka 2019. Maros :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros
2
Pranatawijaya, V., Widiatry, R. Priskia dan P. Putra. 2018. Pengembangan
Aplikasi Kuesioner Survey Berbasis Web Menggunakan Skala Likert
dan Guttman. Jurnal Sains dan Informatika. 5 (2) : 128 – 137.
Riwukore, J., Y. Susanto dan F. Habaora. 2020. Faktor Penentu dan Dampak
Keberadaan Perusahaan Ayam Ras Pedaging di Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis. 10 (2) : 141 –
152.
Saade, A., Idris dan D. Ashari. 2021. Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak
Lingkungan Usaha Peternakan Broiler Di Lingkungan Pekanglakbu,
Kelurahan Tetebatu, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa. Jurnal
Agrisistem: Seri Sosek dan Penyuluhan. 17 (2) : 60 – 69.
Samadi B. 2010. Sukses beternak ayam ras petelur dan pedaging. Jakarta : Pustaka
Mina.
2
Wulandari, A., Suherman dan Nurhapsa. 2018. Persepsi Masyarakat Terhadap
Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Peternakan Ayam Ras Petelur Di
Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidenreng Rappang. Mahatani. 1
(1) : 26 – 34.