Oleh
MUJAHID ABDURRAHMAN
B1D019185
Oleh
MUJAHID ABDURRAHMAN
B1D019185
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. Syamsul Hidayat Dilaga, MS Dr. Azhary Noersidiq, S.Pt.
NIP. 19600101 198503 1011
NIP. 19930525 202203 1010
Tanggal : Tanggal:
Mengesahkan :
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Program Studi Peternakan
Ketua,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal
penelitian dengan judul “Nilai Organoleptik Pakan Silase Berbasis Sorgum dan
Tebon Jagung.” Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, do’a dan bantuannya dalam penyusunan
proposal penelitian ini terutama kepada :
1. Bapak Prof. Muhammad Ali, S.pt., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Peternakan Universitas Mataram.
2. Bapak Dr. Ir. Wayan Wariata, M.Si., Selaku Ketua Program Studi S1
Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
3. Bapak Ir. Muhammad Amin, M.Si., Selaku Laboratorium Ilmu Nutrisi &
Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Syamsul Hidayat Dilaga, MS., Sekaligus sebagai dosen
pembimbing I yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis.
5. Bapak… …….selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membimbing
dan mengarahkan penulis
6. Kedua orangtua tercinta atas dukungan morol, materi, serta do`a dan
pengorbanan yang tidak ternilaikan untuk di tulis
Penulis
iii
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2.3. Silase...................................................................................................................5
2.4. Sorgum................................................................................................................7
2.6.1. Genetik....................................................................................................8
2.6.2. Umur........................................................................................................9
2.6.3. Lingkungan..............................................................................................9
iv
3.3. Metode Penelitian.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
v
BAB I
PENDAHULUA
7
1.4. Manfaat Penelitian
Data ilmiah yang akan diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan kegunaan sebagai berikut:
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.2. Kambing Kacang
Kambing kacang termasuk salah satu bangsa kambing lokal yang ada
di Indonesia dengan penyebaran yang sangat luas di seluruh wilayah
Indonesia (Doloksaribu et al., 2005). Menurut pendapat Elieser & Destomo
(2017) kambing Kacang adalah kambing asli Indonesia yang mempunyai
bentuk tubuh kecil dan pendek, telinga pendek dan tegak, bulu berwarna
hitam, coklat dengan campuran putih dan pendek. Kambing kacang
mempunyai sifat yang baik dalam beradaptasi pada berbagai kondisi
lingkungan dan memiliki kesuburan dan prolifikasi tinggi.
Kambing Kacang jantan mengalami pertumbuhan bobot badan yang
sangat cepat pada saat umur 8 bulan, karena kambing Kacang jantan pada
umur tersebut belum mengalami dewasa kelamin, sedangkan
pertumbuhannya mengalami perlambatan pada umur 9–42 bulan, karena
ternak sudah dewasa tubuh dan pertumbuhan ternak saat itu tidak hanya
digunakan untuk pertambahan bobot badan saja melainkan juga digunakan
untuk reproduksi juga (Elieser, Destomo, 2017). Hal ini sesuai dengan
Sampurna dan Suatha (2010), bahwa pertumbuhan mempunyai beberapa
tahap yang cepat dan lambat, tahap cepat akan terjadi ketika ternak belum
dewasa kelamin, dan tahap lambat terjadi saat dewasa tubuh tercapai.
(Septian et al., 2015).
Kambing Kacang memiliki keunggulan diantaranya mudah
beradaptasi dengan lingkungan setempat dan reproduksinya cukup baik
sehingga pada umur 15-18 bulan bisa menghasilkan keturunan dengan litter
size 1,57 ekor (Tatang, Lili Adam Yuliandri, 2015).
2.3. Silase
Silase adalah pakan ternak masih memiliki kadar air tinggi sebagai
hasil
pengawetan hijauan makanan ternak atau bahan-bahan melalui proses
fermentasi yang dibantu oleh jasad renik dalam kondisi anaerob (tanpa
oksigen) baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet.
Fermentasi silase dimulai saat kondisi oksigen telah habis digunakan oleh sel
tanaman. Bakteri menggunakan karbohidrat mudah larut untuk mengahasikan
asam laktat dalam menurunkan pH. Tanaman mempunyai pH yang bervariasi
antara 5 dan 6, setelah difermentasi turun 3,6 – 4,5. Penurunan pH yang cepat
10
membatasi pemecahan protein dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme anaerob merugikan seperti enterobakteria dan clostridia
(BPTP, 2012).
12
2.4. Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench), merupakan salah satu tanaman
serealia yang sangat baik digunakan sebagai sumber bahan pangan dan pakan
alternatif yang patut dikembangkan di Indonesia. Sorgum memiliki beberapa
keunggulan seperti dapat tumbuh di lahan kering, resiko kegagalan relatif
kecil, kandungan nutrisi cukup tinggi, relatif lebih tahan hama penyakit serta
pembiayaan usahatani relatif murah. Tanaman sorgum memiliki manfaat yang
cukup banyak, antara lain seperti batang , daun, dan biji dapat dimanfaatkan
baik untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan ternak (Tacoh et al.,
2016).
Kingdom : Plantae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Sorghum
13
2.5. Tebon Jagung
Tebon jagung ( Zea Mays) ialah seluruh tanaman jagung, mulai dari
batang, daun, serta buah jagung muda yang pada umumnya dipanen pada
umur tanaman 45 hari sampai dengan 65 hari atau dalam kondisi buah yang
masih muda (Sahid et al., 2022).
14
2.6.2 Umur
Umur juga berpengaruh terhadap penambahan bobot badan ternak
serta mempengaruhi karakteristik morfometrik terhadap ternak, hal ini
dikarenakan semakin bertambahnya umur akan bertambah bobot badan
dan diikuti dengan pertambahan dan perkembangan otot yang ada didaerah
dada sehingga ukuran lingkar dada semakin besar. Semakin panjang tulang
rusuk maka otot yang melekat pada tulang rusuk semakin banyak,
sehingga lingkar dada semakin besar (Sutiyono, Widyani dan Purbowati,
2006).
15
berupa
16
konsentrat dengan kadar protein berkisar 16%. Jenis pakan dan cara
pemberian pakan harus menyesuaikan umur serta kondisi ternak. Ternak
harus diberikan pakan cukup karbohidrat, protein, vitamin, mineral, mudah
dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, mudah diperoleh dan murah.
Pada dasarnya terdapat 2 jenis makanan ternak yaitu hijauan (jenis rumput-
rumputan) dan makanan tambahan (bungkil kelapa, kacang-kacangan,
tepung ikan, mineral dan vitamin (Susilorini & Sawitri, 2008).
17
Suhu yang tinggi akan mengakibatkan kambing mengalami stress
panas yang akan menunjukkan perubahan fisiologis dan tingkahlaku
seperti penurunan nafsu makan dan metabolisme, peningkatan konsumsi
air minum, peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi, penurunan
konsentrasi hormon metabolis dalam darah, peningkatan suhu tubuh,
frekuensi pernafasan, dan denyut jantung (Badriyah et al., 2019).
c. Kesehatan
18
2.7. Beberapa hasil penelitian tentang manajemen pakan kambing
Desa Golo
50% Hijauan + 50%
Kecamatan Sahu
1. Kacang (12 ekor) 905,26 Silase Kulit Pisang + 0,04 Ishak dkk. (2019)
Kabupaten Halmahera
Konsentrat Barat
Peternakan kambing,
Animal Science
2. Kacang (15 ekor) - Silase Sorgum 0,08 Muang dan San Mu (2020)
Department, Yezin
Agricultural University
Silase Rumput Gajah Desa Sanda Kabupaten
3. Boerka (12 ekor) 4.444 0,06 Ketaren dkk. (2022)
Odot Tabanan Bali
Desa Suka Sari
Silase Biomassa Tanaman
Kecamatan Pegajahan,
Ubi Kayu (Kulit Umbi,
4. PE (30 ekor) 322,79 0,05 Kabupaten Serdang Simanihuruk (2013)
Batang,
Bedagai,
Dan Daun) Provinsi Sumatera Utara
12
BAB III
13
5. Pemberian pakan silase sorgum dan jagung muda sebanyak 7% dari
total 10% bobot badan kambing. Pemberian pakan silase dilakukan 2
kali sehari di sore hari pukul 15.00 WITA sebanyak 2 % , dan malam
hari
21.00 WITA sebanyak 5 % serta pemberian air minum untuk kambing.
6. Membersihkan kandang dan tempat pakan dilakukan setiap pagi dan
sore hari supaya ternak terhindar dari penyakit serta pergantian alas
kandang yang menggunakan serbuk gergaji dua bulan sekali agar
menghindari bau yang tidak nyaman pada kandang.
7. Pengambilan sisa pakan Konsentrat dilakukan setiap hari pada pagi
hari untuk di lakukan penimbangan guna mengetahui jumlah konsumsi
harian pada kambing.
8. Pengambilan sisa pakan silase sorgum dan jagung muda dilakukan
setiap hari pada pagi hari untuk di lakukan penimbangan guna
mengetahui jumlah konsumsi harian pada kambing.
3.4. Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Konsumsi pakan
Pakan yang diberikan pada kambing yang diteliti sebanyak 10%
dari total bobot badannya.
2. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)
Penimbangan kambing dilakukan sebanyak 4 kali pada
penimbangan awal sampai akhir, penimbangan dilakukan 2 minggu sekali
selama 42 hari untuk mengetahui pertambahan bobot badan kambing yang
diberikan pakan Silase sorgum dan jagung muda .
𝐵𝐵 (𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟) − 𝐵𝐵(𝑎𝑤𝑎𝑙)
𝑃𝐵𝐵𝐻 =
𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
3. Efisiensi pakan
Efisiensi pakan merupakan jumlah unit pakan yang dikonsumsi
oleh ternak dibagi dengan unit pertambahan bobot badan per satuan waktu
berdasarkan bahan kering (BK).
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝐾 (𝑘𝑔)
Rumus Konversi = 𝑃𝐵𝐵𝐻(𝑘𝑔)
14
3.5. Analisis Data
Data yang diperoleh dikelompokkan sesuai variable pengamatan
kemudian diolah menggunakan Arithmetic Mean (Mean ± Standar deviasi)
menurut Steel dan Torrie (1993).
15
DAFTAR PUSTAKA
Elieser, S., & Destomo, A.2017. Sebaran Warna Kambing Boerka Hasil
Persilangan Kambing Boer dengan Kacang. 315–321.
https://doi.org/10.14334/pros.semnas.tpv-2017-p.317-323.
Iriany, N.R., Makkulawu, T.A. 2013. Asal Usul dan Taksonomi Tanaman
Sorgum. IAARD Press. ISBN 978-602-1250-47-5. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Ishak, H., Nursjafani, N., & Lestari, S. (2019). Pemanfaatan Silase Kulit Pisang
(Musa pariciae) Untuk Peningkatan Produktivitas Kambing Kacang (Capra
hircus): Studi Kasus di Desa Golo Kecamatan Sahu Kabupaten Halmahera
Barat. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 12(2), 279-283.
Ketaren, M., Doloksaribu, L., & Duarsa, D. Pengaruh Pemberian Silase Rumput
Gajah Odot (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Terhadap Konsumsi Pakan
Kambing Boerka Di Desa Sanda Kabupaten Tabanan Bali.
16
Qisthon, A. dan M. Hartono. 2019. Respon fisiologis dan ketahanan panas
kambing Boerawa dan Peranakan Ettawa pada modifikasi iklim mikro
kandang melalui pengkabutan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 7 (1):
206--211.
Sampurna IP, dan Suatha IK. 2010. Pertumbuhan alometri dimensi panjang dan
lingkar tubuh sapi Bali jantan. Jurnal Veteriner Maret 2010. XI (1) : 46 –51.
Saun, R.J.V. and A.J. Heinrichs. 2008. Troubleshooting silage problems: How to
identify potential problem. Proceddings of the Mid-Atlantic Conference;
Pennsylvania, 26-26 May 2008. Penn State‟s Collage. pp. 2-10.
Simanihuruk, K., Sirait, J., & Syawal, M. (2013). Penggunaan silase biomassa
tanaman ubikayu (kulit umbi, batang dan daun) sebagai pakan kambing
peranakan Etawah (PE). Pastura, 2(2), 79-83.
Sutama, I.K., dan IGM. Budiarsana. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan Domba.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutama, I.K. 2011. Kambing Peranakan Etawah Sumber Daya Ternak Penuh
Berkah. Balai Penelitian Ternak, Ciawi Bogor.
17
Tatang, Lili, dan Adam Yuliandri, O. I. (2015). Pola pertumbuhan bobot badan
Kambing Kacang betina di Kabupaten Grobogan. Animal Agriculture
Journal, 4(1), 93–97.
Victori, A., Purbowati, E., dan Lestari, C. M. S. 2016. Hubungan antara Ukuran-
Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Kambing Peranakan Etawah Jantan di
Kabupaten Klaten. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 26(1), 23–28.
18