Oleh:
ALDYANSAH PUTRA
UTAMA
200120200502
USULAN PENELITIAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
ALDYANSAH PUTRA
UTAMA
200120200502
USULAN PENELITIAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan usulan
penelitian dengan judul “Pengaruh Green Tea Dust sebagai Pakan Aditif terhadap
Performa dan Kecernaan Nutrien Domba Lokal Betina yang Diinfeksi Nematoda
Strongylus”.
Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini penulis memperoleh banyak dukungan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ir. Diky Ramdani, S.Pt., M.Anim.St., Ph.D. IPM, selaku dosen pembimbing
utama dan Novi Mayasari, S.Pt., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing
anggota yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
masukan hingga tersusunnya Usulan Penelitian ini.
2. Pembahas yang akan memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan
usulan penelitian.
3. Dr. Agr. Ir. Asep Anang, M.Phil., IPU selaku Ketua Program Studi Magister
Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.
4. Dr. Agr. Ir. Siti Darodjah Rasad, MS selaku Kepala Departemen Produksi
Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
5. Ayahanda Rosa Utama dan Ibunda Yayan Srihernayanti, serta adik-adik tercinta
untuk semua dukungan moral dan materil yang telah diberikan.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan
membalas semua kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyusunan Usulan Penelitian ini. Penulis berharap Usulan Penelitian ini diharapkan
iii
dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan manfaat bagi
penulis dan pihak lain sebagai sumbangan informasi, dan pemikiran dalam dunia
pendidikan subsektor peternakan, amin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Bab Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................ V
I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 23
LAMPIRAN.................................................................................................... 29
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
viii
I
PENDAHULUAN
1
2
nutrien yang dibutuhkan ternak (Setiarto, 2013). Kualitas jerami padi dapat
ditingkatkan dengan teknologi fermentasi dengan bantuan probiotik. Probiotik
Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) mengandung bakteri menguntungkan seperti
bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), Lactobacillus sp, Actinomycetes sp,
ragi/yeast (Saccharmyces cerevisiae) dan Aspergillus sp. Mikroba dapat
menghasilkan enzim selulase yang dapat membantu proses penguraian bahan
organik (Siti dkk., 2017).
Hambatan pengembangan usaha peternakan salah satunya yaitu pakan dan
persoalan penyakit yang merupakan faktor berpengaruh langsung terhadap
kehidupan ternak. Penyakit ternak (hewan) adalah gangguan kesehatan pada hewan
ternak yang disebabkan oleh cacat genetik, proses degeneratif, gangguan
metabolisme, trauma, keracunan, infestasi parasit, prion, dan infeksi mikroorganisme
patogen (Undang- Undang Nomor 41 Tahun 2014). Infeksi parasit merupakan salah
satu penyebab terbesar penyakit dan turunnya produktivitas, sehingga mutlak perlu
dilakukan pengendalian (Purwaningsih dkk., 2017). Penyakit cacingan merupakan
salah satu penyakit yang sering terjadi pada domba dan menurunkan produktivitas
ternak. Pengobatan penyakit cacingan pada domba biasanya menggunakan obat
cacing komersil atau dengan antelmintik alami. Obat cacing yang biasa dipakai
peternak dari pabrikan memberi residu pada manusia dan apabila pemberiannya
secara terus menerus, maka akan menyebabkan resistensi.
Pakan aditif perlu ditambahkan untuk memenuhi kebutuhan nutrien dalam
pakan ternak. Tanaman fitofarmaka lokal seperti daun teh dapat dijadikan pakan
aditif untuk meningkatkan produktivitas dan vitalitas domba lokal (Ramdani dkk.,
2016). Ramdani dkk., (2013) menyimpulkan bahwa teh hijau dan teh hitam
mengandung protein, serat, mineral, dan zat bioaktif yang cukup tinggi, terutama
tanin dan saponin.
3
(1) Adakah pengaruh pemberian green tea dust sebagai pakan aditif terhadap
konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan Harian, Kecernaan Bahan
Kering dan Kecernaan Bahan Organik pada domba lokal betina yang
diinfeksi nematoda strongylus.
4
(2) Pada level berapa pengaruh pemberian green tea dust terbaik sebagai
pakan aditif terhadap konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan Harian,
Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik pada domba lokal
betina yang diinfeksi nematoda strongylus.
(1) Mengkaji pengaruh pemberian green tea dust sebagai pakan aditif terhadap
konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan Harian, Kecernaan Bahan
Kering dan Kecernaan Bahan Organik pada domba lokal betina yang
diinfeksi nematoda strongylus.
(2) Mengkaji pada level berapa pengaruh pemberian green tea dust terbaik
sebagai pakan aditif terhadap konsumsi pakan, Pertambahan Bobot Badan
Harian, Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan Organik pada
domba lokal betina yang diinfeksi nematoda strongylus.
Domba lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar
yang telah dikembangbiakan di Indonesia sampai generasi ke-5 atau lebih yang
beradaptasi pada lingkungan dan atau manajemen setempat (Kementrian
Pertanian, 2006). Domba Priangan menjadi salah satu domba lokal yang banyak
dipelihara di Indonesia. Domba ini sudah ditetapkan sebagai rumpun ternak
lokal Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor
300/Kpts/SR.120/5/2017 tentang penetepan rumpun Domba Priangan.
Ciri khas dari Domba Priangan adalah memiliki kombinasi antara bentuk
kuping yang rubak (panjang lebih dari 8 sentimeter) dengan ekor ngabuntut
beurit atau ngabuntut bagong (Heriyadi, 2011). Rataan bobot badan Domba
Priangan betina umur 6 – 12 bulan adalah sebesar 19,1 ± 2,52 kilogram, untuk
umur lebih dari 12 – 24 bulan adalah sebesar 23,5 ± 3,6 kilogram, sedangkan
untuk umur lebih dari 24 – 48 bulan adalah sebesar 25,5 ± 4,1 kilogram
(Kementerian Pertanian, 2017).
2.1.2 Green Tea dan Green Tea Dust
5
6
dalam mekanisme aktivitas antioksidan pada teh hijau. Kandungan katekin pada
daun teh berkisar antara 20 – 30% bahan kering (Anjarsari, 2016). Tepung daun
teh hijau dapat ditambahkan ke dalam ransum guna meningkatkan kualitas
ransum. Ramdani dkk., (2013) melaporkan bahwa teh hijau mengandung
protein, serat, mineral dan plant secondary metabolites semisal tanin yang
cukup tinggi dan bermanfaat bagi ternak ruminansia. Diantara fungsi tanin pada
ruminansia adalah dapat menurunkan tingkat solubilitas dan degradabilitas
protein pakan di dalam rumen karena kemampuannya mengikat (melindungi)
protein dari degradasi mikroba rumen (Tanuwiria dkk., 2019). Tanin dalam
pakan dapat meningkatkan kesehatan ternak melalui kemampuan tanin sebagai
anti-oksidan dalam mencegah bloat dan mengurangi endoparasit cacing
(Ishihara dkk., 2001 dan Mueller-Harvey, 2006).
Kandungan polifenol pada daun teh hijau lebih tinggi dibanding teh
hitam. Persentase kandungan polifenol pada daun teh hijau sebanyak 30-40 %,
sedangkan persentase kandungan polifenol pada daun teh hitam sebanyak 3-10
% (Zowail dkk., 2009). Pemberian serbuk teh hijau sebanyak 1,5% dalam
konsentrat dengan jerami padi kering sebagai sumber seratnya dapat
meningkatkan pertumbuhan bobot badan tanpa mempunyai efek yang
merugikan terhadap konsumsi pakan dan kecernaan nutrien pada domba lokal
fase penggemukan (Ramdani dkk., 2020).
2.1.3 Jerami Padi
Jerami padi adalah hasil sampingan dari tanaman padi yang dapat
digunakan untuk memenuhi kekurangan hijauan pakan ternak. Produksi jerami
padi di Indonesia mencapai 12-15 ton/ha/panen atau 4-5 ton bahan kering
7
tergantung pada lokasi dan varietas yang digunakan (Yunilas, 2009). Jerami
padi dicirikan dengan rendahnya kandungan protein, mineral dan energi.
Sebagai akibatnya, mempunyai nilai gizi yang rendah untuk pakan ternak
ruminansia (Martawidjaja, 2003). Kandungan protein jerami padi bervariasi
antara 3-5% (Sitorus, 1989). Kandungan phospor dan kalsium yang tersedia
dari jerami padi juga rendah. Selain kandungan protein rendah, jerami padi
juga mempunyai nilai KcBK (34 – 52%) dan KcBO (42 – 59%) yang rendah
(Winugroho dkk., 1983). Rendahnya kecernaan menyebabkan rendahnya
kemampuan konsumsi bahan kering, yaitu hanya 2% dari bobot badan (Utomo
dkk., 1998).
Kualitas jerami padi dapat ditingkatkan dengan teknologi fermentasi
dengan bantuan probiotik. Mikroba di dalam probiotik terdiri dari bakteri
lactobacillus, Rhodopseudomonas sp., kapang dan khamir dapat menghasilkan
enzim selulase yang dapat membantu proses penguraian bahan organik (Siti
dkk., 2017). Hasil penelitian Amin dkk., (2015) menunjukkan bahwa fermentasi
jerami padi yang difermentasi dengan probiotik Bacillus sp. selama 30 jam
mampu meningkatkan kadar PK (9,31%), KcBK (38,40%), dan KcBO
(42,93%), serta menurunkan neutral detergent fiber (NDF, 73,45%), acid
detergent fiber (ADF, 55,45%), selulosa (13,81%), hemiselulosa (18,00%) dan
lignin (16,77%). Perlakuan fermentasi jerami padi menggunakan probion,
jerami padi fermentasi 60% + 40% Konsentrat memberikan respon yang bagus
terhadap pertambahan bobot badan domba lokal jantan dapat mencapai 127,11
g/ekor/hari (Suryani, 2016).
8
Besarnya jumlah zat makanan yang dicerna oleh ternak dapat dilakukan
dengan mengukur kecernaan bahan kering (KcBK) dan kecernaan bahan
organik (KcBO). Kecernaan bahan kering diukur untuk mengetahui jumlah zat
makanan yang diserap tubuh berdasarkan jumlah bahan kering dalam ransum
maupun dalam feses. Nilai kecernaan bahan kering ini diperoleh dari selisih
jumlah bahan kering yang dikonsumsi dan jumlah bahan kering yang
diekskresikan (Ranjhan, 1980).
Bahan kering terdiri atas bahan organik yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, serta bahan anorganik yaitu mineral. Kandungan bahan kering dalam
suatu bahan pakan mempengaruhi nilai gizi. Semakin tinggi kandungan bahan
keringnya, maka nilai gizi bahan pakan tersebut semakin baik (Tillman dkk.,
1998). Faktor-faktor yang memengaruhi kecernaan suatu pakan adalah laju
perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik pakan, dan komposisi ransum
(Anggorodi, 2005). Pengukuran nilai kecernaan pada dasarnya adalah suatu
usaha untuk menentukan jumlah zat yang dapat diserap oleh saluran
pencernaan, dengan mengukur jumlah pakan yang dikonsumsi dan jumlah
pakan yang dikeluarkan melalui feses (Boangmanalu, 2016). Bahan kering
terdiri dari bahan organik yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serta
bahan anorganik yaitu mineral. Bahan kering yang sudah dikurangi abu
merupakan bahan organik.
KcBO dalam saluran pencernaan ternak meliputi kecernaan zat-zat
makanan berupa komponen bahan organik seperti karbohidrat, protein, lemak,
dan vitamin (Tillman dkk., 1998). KcBO berhubungan dengan KcBK. Bahan
pakan yang mempunyai kandungan nutrien yang sama memungkinkan KcBO
mengikuti KcBK, walaupun terkadang sering juga terjadi perbedaan.
10
2.3 Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil hipotesis bahwa pemberian Green Tea
Dust sebanyak 1,5% dalam ransum dapat meningkatkan konsumsi pakan,
Pertambahan Bobot Badan Harian, Kecernaan Bahan Kering dan Kecernaan Bahan
Organik pada domba lokal betina yang diinfeksi nematoda Strongylus.
III
1. Ternak Penelitian
Objek penelitian yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah 18 ekor
15,66 kg dengan nilai koefisien variasi < 13% (Lampiran 1). Masing-masing
307/UN6.KEP/EC/2021.
2. Probiotik
Probiotik yang telah digunakan adalah produk komersil EM4 yang
merupakan mikroorganisme hasil fermentasi dari bahan-bahan organik yang
berwarna coklat kekuning-kuningan berwujud cair. Penggunaan EM4 sesuai
takaran pada kemasan, yaitu sebanyak 1 cc/liter dicampurkan ke dalam
media molasses yang telah diencerkan dengan perbandingan 1 liter molasses
: 9 liter aquadest.
Bahan pakan yang telah digunakan terdiri dari 3 jenis, yaitu serbuk daun teh
10) Cawan alumunium (18 buah) sebagai wadah feses saat proses pengovenan.
11) Seperangkat alat untuk analisis proksimat bahan kering dan bahan organik di
laboratorium.
12) Alat tulis kantor, digunakan untuk mencatat data.
a) Penginfeksian Strongylus.
sebagai berikut :
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝐾 − 𝐵𝐾 𝐹𝑒𝑠𝑒𝑠
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑟𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐵𝐾(%) = 𝑋 100%
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝐾
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝑂 − 𝐵𝑂 𝐹𝑒𝑠𝑒𝑠
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑟𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑂(%) = 𝑋 100%
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝑂
Pada tahap ini proses pengumpulan data didapatkan secara langsung dari
objek penelitian dengan menghitung pengukuran bobot badan dan nilai
konsumsi pakan, KcBK dan KcBO yang didapatkan selama penelitian
berlangsung.
2) Konsumsi Pakan
P1 : Jerami Padi Difermentasi 60% + Konsentrat 40% + serbuk teh hijau 0,75%
P2 : Jerami Padi Difermentasi 60% + Konsentrat 40% + serbuk teh hijau 1,5%
21
Keterangan :
Kaidah keputusan :
Jika Fhitung ≤ Ftabel 0,05 artinya tidak berbeda nyata (non significant), tolak
H1 dan terima H0.
Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya berbeda nyata (significant), terima H1 dan
tolak H0.
22
Apabila hasil analisis ragam berbeda nyata, maka untuk mengetahui perbedaan
atau perlakuan mana yang terbaik dilakukan uji Jarak Berganda Duncan dengan
rumus sebagai berikut.
Keterangan :
Sx = Standard error
r = Ulangan
Amin, M., Hasan, S. D., Yanuarianto, O., and Iqbal, M. 2015. Pengaruh Lama
Fermentasi Terhadap Kualitas Jerami Padi Amoniasi yang Ditambah Probiotik
Bacillus Sp. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia. 1(1) :8 – 13.
Heni, S. G., Zulfikar, S., dan Edhy, M. 2013. Pengaruh Pemberian Jerami Padi
dengan Berbagai Perlakuan (Fisik, Kimia, Biologi dan Kombinasi) Terhadap
Performans Domba Lokal Jantan. Jurnal Peternakan Integratif. 1(2): 155-164.
Heriyadi, D., Husmy, Y., and Dicky, R. 2019. The Effect of Green Tea (Camellia
Sinensis) and Turmeric (Curcuma Longa) as Feed Additives on Performance of
Local Sheep. Earth and Environmental Science 334.
23
24
Julaeha, J., Diky, R., dan Endang, Y. S. 2021. The Effect of Jatropha Multisfida L. as
a Natural Dietary Additive on Anthelmintic Activity and Performance in Lambs
Infected by Trichostrongylus spp. Turkish Journal of Veterinary and Animal
Sciences. 45: 21-27.
Kusumorini, A., Sekarwati, S., dan Risna, O. 2014. Uji Konsumsi Pakan dan
Aktivitas Makan pada Kukang (Nycticebuscoucang) Secara Ex situ. E-Journal
of Sunan Gunung Djati State Islamic University. 8(1): 6.
Manin, F., Ella. H., Yatno., Pudji. R. 2014. Dampak Pemberian Probiotik FM
Terhadap Status Kesehatan Ternak Itik Kelinci. Jurnal Imu Ternak. 7(2): 7-11.
Min, B. R. dan Hart, S. P. 2003. Tannins for suppression of internal parasites. Journal
of Animal Science, 81(14_suppl_2):E102–E109. doi:
/2003.8114_suppl_2E102x.
25
Nisa, M., Sarwar, M. and Khan, M. A., 2004. Nutritive Value of Urea Treated Wheat
Straw Ensiled with or without corn Steep Liqour for Lactating Nili- Ravi
Buffaloes Asian-Aust. Journal of Animal Science. 17(6) : 825-829.
Parakkasi A. 1990. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. 230. UI-Press,
Jakarta.
Purbowati, E., Adiwinarti, R., dan Eko. E. 2005. Pemanfaatan Ampas Tahu Kering
sebagai Pakan Pengganti Konsentrat untuk Domba Garut Jantan yang
Mendapat Pakan Basal Rumput Gadjah. Sains Peternakan. 2(2): 49-54.
Rahmayanti, B., Tri, H. W., dan Sayed, U. 2016. Kecernaan Bahan Kering, Bahan
Organik dan Protein Kasar Ransum yang Mengandung Tepung Limbah Ikan
Gambus Pasir (Butis amboinensis) sebagai Subtitusi Tepung Ikan pada Broiler.
Jurnal Peternakan Integratif. 4(3): 330.
Ramdani, D., Chaudhry, A. S., and Seal, C. J. 2013. Chemical Composition, Plant
Secondary Metabolites, and Minerals of Green and Black Teas and the Effect of
Different Tea- to-Water Ratios during Their Extraction on the Composition of
Their Spent Leaves as Potential Additives for Ruminants. Journal of
Agricultural and Food Chemistry. 61(20): 4961-4967.
Ramdani, D., Hernaman, I., Nurmeidiansyah, A. A., dan Heryadi, D. 2016. Potensi
Nutriens, Fenol, dan Tanin dalam Kulit Pisang Ambon dengan Tingkat
Kematangan Berbeda untuk Pakan Domba. Proseding Seminar Nasional
Peternakan Berkelanjutan 8. 885.
Ramdani, D. Budinuryanto, D.C. and Mayasari, N. 2020. The Effect of Paddy Straw
and Concentrate Containing Serbuk teh hijau on Performance and Nutrient
Digestibility in Feedlot Lambs. Turkish Journal of Veterinary and Animal
Sciences. 44: 668- 674.
Ranjhan, S.K. 1980. Animal Nutrion and Feeding Practice In India. New Delhi.
Vikan Pub. House P.U.T. Ltd.
Rianto, E., Anggalina, D., Dartosukarno, S., dan Purnomoadi, A. 2006. Pengaruh
metode pemberian pakan terhadap produktivitas domba ekor tipis. Prosiding
Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbang Peternakan – Badan
Litbang Pertanian. Bogor.
Rusdiana, S., dan Adiati, U. 2020. Perbanyakan dan Penyebaran Bibit Ternak
Domba Compass Agrinak Mendukung Perekonomian Peternak. Jurnal Sain
Peternakan Indonesia. 15(1): 71.
Sarnklong, C., Cone, J. W., Pellikaan, W., and Hendriks, W. H. 2010. Utilization of
Rice Straw and Different Treatments to Improve Its Feed Value for Ruminants:
A Review. Asian-Australasian Journal of Animal Science. 23(5): 680-692.
Siti, N, W., Witariadi, N. N., Candraasih, K., Puja, N., Sukmawati, N. M. S., dan Roni,
N. G. K. 2017. Biofermentasi Jerami Padi dengan Probiotik Mikro Organisme
Efektif menjadi Pakan Ternak Sapi di Desa Kerta Kecamatan Payangan
Gianyar. Buletin Udayana Mengabdi. 16(1): 20-24.
Sitorus, S.S. 1989. Pemberian jerami padi dengan dan tanpa perlakuan urea pada
kerbau yang diberi suplementasi ampas kecap dan molasse. Pros. Pertemuan
Ilmiah Ruminansia. Jilid 1. Ruminansia Besar. Puslitbangnak, Bogor. hlm.
52−55
Somanjaya, R., Heriyadi, D., dan Hernaman, I. 2015. Performa Domba Lokal Betina
Dewasa Pada Berbagai Variasi Lamanya Penggembalaan Dan Potensi
Hijauan Di Daerah Irigasi Rentang Kabupaten Majalengka. Jurnal Ilmu
Pertanian dan Peternakan. 3(2): 1-11.
Sumantri, C., Einstiana, Salamena, dan Inounu, I. 2007. Keragaan dan Hubungan
Phylogenic antar domba local Indonesia melalui pendekatan analisis
morfologi. Journal Ilmu Ternak Veteriner. 12(1): 42-54.
Syaro, A. A., Jamarun, N., Saladin, R., dan Zain, M. 2005. Pengaruh Fermentasi dan
Defaunasi Tandam Kosong Sawit terhadap Kandungan Gizi, Kecernaan dan
Karakteristik Cairan Rumen (In Vitro). Jurnal Ilmu Peternakan. Vol 11: 140-
141.
Tanuwiria, U. H., dan Hidayat, R. 2019. Efek Level Tanin pada Proteksi Protein
Tepung Keong Mas (Pomaceacanaliculata) terhadap Fermentabilitas dan
Kecernaan in vitro. Jurnal Ilmu Ternak. (2):122-130.
Tillman, D. A., Hartadi, H., Reksohadiprodjo, S., dan Lebdosoekojo, S. 1998. Ilmu
Makanan Ternak. Gadjah Madan University Press, Yogyakarta.
Winugroho, M., Bakri, B., Panggabean, T., dan Yaters, N. G. 1983. Pengaruh
panjang pemotongan dan perlakuan kimia terhadap jumlah konsumsi dan daya
cerna jerami padi. pros. Pertemuan Ilmiah Ruminansia Besar. Puslitbangnak,
Bogor. hlm. 16−20.
Wirawan, I. G. K. O., Aholiab, A., Jois, M.J. 2021. Perbandingan Efektivitas antara
Ekstrak Daun Muda Acacia nilotica dengan Desmanthus virgatus terhadap
Daya Vermisidal Haemonchus contortus secara In-vitro. Jurnal Sain Veteriner.
39(2):175.
Wulandari, S., Agus, A., Soejono, M., Cahyanto, M. N., dan Utomo, R. 2014.
Performa Produksi Domba yang Diberi Complete Feed Fermentasi Berbasis
POD Kakao serta Nilai Nutrien Tercernanya secara In Vivo. Buletin
Peternakan. 38(1): 48.
Yan, Z., Zhong, Y., Duan, Y., Chen, Q., and Li, F. 2020. Antioxidant mechanism of
tea polyphenols and its impact on health benefits. Animal Nutrition. 6: 115 –
123.
Yunilas. 2009. Karya Ilmiah, Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi sebagai
Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Zowail, M., Khater, E.M., and Elasrag, M. 2009. Protective effect of green tea extract
against cytotoxicity induced by enrofloxacin in rat Egypt. Acad. J. biolog. Sci.,
1 (1): 45-64
LAMPIRAN
29
30
72,4
JK =√ = 2,06
S = √n − 17
1
S 2,06
CV (Koefisien Keragaman) × 100% = × 100% = 13%
= Rata − 15,67
rata
31
Chopper