Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH VARIASI JARAK TANAM DAN TINGKAT

DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


HASIL TANAMAN KACANG TANAH
(Arachis hypogaea L.)

USULAN PENELITIAN

ITMAMUL WAFA SIDIQ


NIM : 4442180019

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengaruh Variasi Jarak Tanam dan Tingkat Dosis Pupuk NPK
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah
(Arachis hypogaea L.)
Oleh : Itmamul Wafa Sidiq
NIM : 4442180019

Serang, Januari 2022


Menyetujui dan Mengesahkan:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Ir Kartina AM., M.P. Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P
NIP. 196707042002122001 NIP. 196904072003122001

Ketua Jurusan,

Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P.


NIP. 196904072003122001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun usulan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Variasi Jarak Tanam dan Tingkat Dosis Pupuk NPK terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)”

Penulisan usulan penelitian ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir Kartina AM., M.P. sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P. sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Dr. Rusmana, Ir., M.P. sebagai penelaah.
4. Andi Apriany Fatmawaty, Ir., M.P. sebagai Ketua Jurusan
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
5. Prof. Dr. Nurmayulis, Ir., M.P. sebagai Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Keluarga yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a kepada
penulis.

Usulan penelitian ini akan dijadikan pedoman bagi penulis untuk


melaksanakan penelitian.

Serang, Januari 2022


Penulis,

Itmamul Wafa Sidiq

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................................ 4
1.4. Hipotesis ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
2.1. Kerangka Teoritis .............................................................. 5
2.1.1. Kacang Tanah .......................................................... 5
2.1.2. Sistematika dan Botani Kacang Tanah .................... 5
2.1.3. Syarat Tumbuh Kacang Tanah ................................ 6
2.1.4. Umur Panen Kacang Tanah ..................................... 7
2.1.5. Jarak Tanam............................................................. 7
2.1.6. Pupuk NPK .............................................................. 8
2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................. 10
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 11
3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian ................................... 11
3.2. Alat dan Bahan .................................................................. 11
3.3. Metode Penelitian .............................................................. 11
3.3.1. Rancangan Lingkungan ........................................... 11
3.3.2. Rancangan Perlakuan .............................................. 12
3.3.3. Rancangan Analisis ................................................. 12
3.3.4. Rancangan Respon .................................................. 13
3.3.5. Rancangan Penelitian .............................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Denah Penelitian .................................................................. 18


Lampiran 2. Bagan Plot Penelitian .......................................................... 19
Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Kotoran Hewan .................. 22
Lampiran 4. Perhitungan Kebutuhan Pupuk NPK ................................... 23
Lampiran 5. Bagan Alur Penelitian .......................................................... 25
Lampiran 6. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................. 26
Lampiran 7. Deskripsi Varietas ................................................................ 27

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di Indonesia merupakan komoditas
pertanian yang cukup penting setelah kacang kedelai yang memiliki peran
strategis pangan nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Menurut
(Marzuki, 2009) disebutkan bahwa kacang tanah mengandung, protein 27%,
karbohidrat 18%, lemak 40-50% dan vitamin. Kacang tanah juga banyak
dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi langsung atau campuran makanan seperti
roti, bumbu dapur, bahan baku industri, serta pakan ternak, sehingga kebutuhan
kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk (Balitkabi, 2008).
Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi karena kandungan gizinya terutama protein dan lemak yang tinggi.
Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan,
serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Namun
produksi kacang tanah dalam negeri belum mencukupi kebutuhan Indonesia yang
masih memerlukan subsitusi impor dari luar negeri (Sembiring et al., 2014).
Di Indonesia, saat ini kacang tanah sudah menjadi komoditas penting dan
strategis (Taufiq, A et al., 2015). Berdasarkan data Kementan (2021), produksi
kacang tanah biji kering di Indonesia tahun 2015-2018 berfluktuasi, berturut-turut
sebanyak 605,449 ton, 570,477 ton, 495,477 ton, 512,198, dengan produktivitas
kacang tanah berturut- turut sebesar 13,33 ku/ha, 13,07 ku/ha, 13,23 Ku/ha dan
13,73 hu/ha.
Sementara di Provinsi Banten berdasarkan data yang dihimpun melalui Badan
Pusat Statistik (2009-2019) melalui situs resmi banten.bps.go.id, beberapa tahun
terakhir jumlah produksi kacang tanah terus mengalami penurunan. Tercatat
sepanjang 2009-2019 produksi kacang tanah mengalami beberapa kali penurunan
dan kenaikan. Penurunan paling tinggi terjadi pada tahun 2011 yang mencapai
angka 27,32% dari sebelumnya pada 2010 berada pada angka 138.620 ton

1
2

menjadi 100.750 ton, sementara kenaikan tertinggi terjadi pada 2010 yang hanya
mencapai 6,87% dari total produksi 129.710 ton pada tahun 2009 menjadi
138.620 ton pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2019 juga mengalami
penurunan produksi sebesar 18,55% dari sebelumnya pada tahun 2018 mencapai
angka 417.410 ton, mengalami penurunan menjadi 340.000 ton pada 2019.
Fluktuasi produksi kacang tanah yang didominasi penurunan tersebut dapat
terjadi karena banyak hal, diantaranya adalah pemeliharaan dan pengolahan tanah
yang belum optimal, serangan penyakit dan hama tanaman, penggunaan varietas
yang berproduksi rendah, dan dapat juga disebabkan oleh kekeringan. Faktor-
faktor pembatas tersebut merupakan hal yang penting untuk diselesaikan agar
produksi kacang tanah dapat ditingkatkan kembali.
Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi kacang
tanah adalah dengan pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam untuk
tanaman sangat diperlukan agar setiap individu tanaman dapat memanfaatkan
semua faktor lingkungan tumbuhnya dengan optimal, sehingga didapatkan
tanaman yang tumbuh dengan subur dan seragam yang akhirnya produksi dapat
dicapai secara optimal. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman, efisiensi
penggunaan cahaya, perkembangan hama penyakit dan kompetisi antara tanaman
dalam penggunaan air dan unsur hara. Penentuan jarak tanam kacang tanah
dipengaruhi oleh: (a) jenis/varietas kacang tanah yang ditanam, (b) pola tanam, (c)
kesuburan tanah, dan (d) bagian tanaman yang akan dipakai sebagai pendekatan
ekonomi. Jarak tanam yang tidak teratur akan mengakibatkan terjadinya kompetisi
baik terhadap cahaya matahari, air, maupun unsur hara, jarak tanam yang rapat
mengakibatkan proses penyerapan unsur hara menjadi kurang efesien, karena
kondisi perakaran di dalam tanah yang saling bertaut sehingga kompetisi antar
tanaman dalam mendapatkan unsur hara menjadi lebih besar.
Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian merupakan salah
satu cara yang berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai. Makin rapat jarak
tanam menyebabkan lebih banyak tanaman yang tidak berbuah. Harjadi (2002),
menuliskan bahwa jarak tanam juga mempengaruhi persaingan antar tanaman
dalam mendapatkan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi hasil.
3

Penentuan jarak tanam tergantung pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah,
musim dan varietas yang ditanam. Benih dapat ditanam pada jarak tanam yang
lebih rapat apabila daya tumbuh benih agak rendah, pada tanah yang tandus,
varietas yang batangnya tidak panjang dan penanaman pada musim kemarau,
sedangkan benih dapat ditanam pada jarak tanam yang lebih renggang apabila
ditanam pada tanah yang subur dan varietas yang banyak bercabang (Murinnie,
2007).
Menurut Suprapto (2004), pada tanah yang subur, benih kacang tanah
ditanam dalam larikan dengan jarak tanam (40 x 15) cm atau (30 x 20) cm. Pada
tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat (40 x 10) cm atau (20 x 20)
cm. Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan cara ditugal. Setiap lubang tanam
dimasukkan satu biji kacang tanah lalu ditutup dengan tanah halus.
Hasil penelitian Kadekoh (2007), makin lebar jarak tanam dalam baris kacang
tanah, jumlah polong isi per tanaman makin banyak. Jumlah polong isi terbanyak
dicapai pada jarak tanam 40 cm x 30 cm.
Selain jarak tanam, faktor lain yang dapat diupayakan untuk meningkatkan
hasil produksi adalah pengaturan dosis terbaik dalam pemberian pupuk. Kerangka
ini didasarkan bahwa adanya kelangkaan dan kenaikan harga pupuk serta
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk berlebihan. Pupuk yang
dimaksud adalah pupuk kimia. Faktor ini juga merupakan hal yang penting dan
perlu diperhatikan karena menyangkut ketersediaan unsur hara sebagai penopang
utama pertumbuhan tanaman pada media tanamnya. Namun realitas lapangan
yang terjadi, selama ini kebiasaan petani dalam memberikan pupuk kimia
dilakukan secara terus menerus dan cenderung meningkat sehingga menyebabkan
menurunnya kualitas tanah (Leiwakabessy FM, dan Sutandi A. 2004). Sementara
berdasarkan penelitian Muhlis et al. (2015) ditemukan bahwa pemberian dosis
pupuk NPK 250 kg/ha memberikan hasil terbaik dalam pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang tanah, khususnya berpengaruh nyata berat basah polong.
Penggunaan pupuk NPK untuk tanaman kacang tanah sendiri sudah sering
dilakukan, akan tetapi belum diketahui seberapa jauh pengaruhnya jika
dikombinasikan dengan pengaturan jarak tanam dan dosis pupuk tertentu terhadap
hasil pertumbuhan dan produksinya. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan
4

penelitian berjudul “Pengaruh Variasi Jarak Tanam dan Tingkat Dosis Pupuk
NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah:
1. Pada variasi jarak tanam berapa yang memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terbaik?
2. Pada dosis pupuk NPK berapa yang memberikan pertumbuhan dan hasil
tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terbaik?
3. Apakah terdapat interaksi antara perlakuan variasi jarak tanam dan tingkat
dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.)?

1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jarak tanam dan
tingkat dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.).

1.4. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
1. Variasi jarak tanam 40 cm x 30 cm memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
2. Dosis pupuk NPK 250 kg/ha memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
3. Terdapat interaksi antara perlakuan variasi jarak tanam dan dosis pupuk
NPK terhadap pertumbuhan dan hasil dari tanaman kacang tanah (Arachis
hypogaea L.).
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis


2.1.1 Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman legum
terpenting setelah kedelai yang memiliki peran strategis dalam pangan
nasional sebagai sumber protein dan minyak nabati. Sebagai bahan pangan
dan makanan yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak 40 – 50%,
protein 27%, karbohidrat dan vitamin (Suprapto, 2004).
Kegunaan kacang tanah ini sangat beragam, baik untuk bahan pangan
maupun bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, masyarakat
mengkonsumsi kacang tanah sebagai sambal, ataupun diolah menjadi
makanan ringan seperti kacang telur, kacang garing, kacang rebus, kacang
atom, dan lain sebagainya. Sedangkan sebagai bahan baku industri, kacang
tanah ini dapat diolah menjadi minyak goreng, bahan industri batik dan
pembuatan sabun. Selain itu bungkil kacang tanah dapat dimanfaatkan
sebagai makanan ternak seperti sapi dan kerbau, karena daunnya juga
mengadung protein dan zat kapur, maka daun ini juga dapat diolah menjadi
“Hay” untuk makanan ternak (Balitkabi, 2008).
Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai
bahan pangan dan industri. Sebagai bahan pangan kacang tanah dapat
dikonsumsi dalam berbagai bentuk, antara lain sebagai sayur, saus dan
digoreng atau direbus. Kacang tanah mengandung lemak 40-50%, protein
27%, karbohidrat 18%, serta vitamin (A, B, C, D dan K) (Marzuki, 2009).
Sebagai bahan industri, kacang tanah dapat dibuat keju, mentega, sabun, dan
minyak. Daun kacang tanah dapat juga digunakan untuk pakan ternak dan
pupuk. Hasil sampingan dari pembuatan minyak, berupa bungkil, dapat
dijadikan oncom dengan bantuan fermentasi jamur (Soedjono, 2006).

5
6

2.1.2 Sistematika dan Botani Kacang Tanah


Menurut Adisarwanto (2007), sistematika tanaman kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea
Akar tanaman kacang tanah memiliki akar tunggang, dan akar-akar ini
memiliki akar-akar cabang yang lurus yang bersifat sementara dan berfungsi
sebagai alat pengisap unsur hara. Pada varietas tipe menjalar yang mana
masing-masing cabang yang buku-bukunya menyentuh tanah, akan tumbuh
akar lar yang juga berfungsi sebagai alat pengisap (Sumarno, 2003).
Daun tanaman kacang tanah mempunyai daun majemuk bersirip
genap. Setiap helai terdiri dari empat helai anak daun. Permukaan daun
sedikit berbulu, berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat
semprotan. Pada daun terjadi gerakan Nyctitropic yang merupakan aktivitas
daun sebagai persiapan diri untuk menyerap cahaya matahari sebanyak-
banyaknya (Pitojo, 2005).
Tanaman kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 4-6
minggu setelah tanam. Rangkaian yang berwarna kuning orange muncul pada
setiap ketiak daun. Setiap bunga Posisi bunga biasa menggantung. Warna
mahkota bunga putih dan memiliki 5-6 kelopak bunga. Panjang bunga 1-1,5
cm, dan lebarnya 0,5 cm dan panjang tangkai bunga 1-2 cm. tangkai berwarna
putih, Mahkota kacang tanah berwarna kuning dan standar mahkota bunga
pada bagian pangkal bergaris merah atau merah tua. Sedangkan benang sari,
bakal buah kacang tanah terletak di dalam tepat pada pangkal tabung kelopak
bunga di ketiak daun (Pitojo, 2005).
7

Buah kacang tanah berbentuk polong terdapat dalam tanah, berisi 1-4
biji, umumnya 2-3 biji per polong. Bentuk polong ada yang berujung tumpul
ada yang runcing. Polong tua ditandai oleh lapisan warna hitam pada kulit
polong bagian dalam (Sumarno, 2003).

2.1.3 Syarat Tumbuh Kacang Tanah


2.1.3.1 Syarat Tanah
Kacang tanah memerlukan iklim yang lebih panas dibandingkan
tanaman kedelai dan jagung. Suhu harian antara 25 hingga 35oC tanaman
kacang tanah tumbuh lambat, umurnya lebih lama. Kelembaban udara
yang tinggi (lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan
kacang tanah, karena akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi
pertumbuhan penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang terlalu lembab
disamping menghambat pertumbuhan tanaman, juga mendorong
pertumbuhan cendawan pembusuk akar. Tanaman yang memerlukan sinar
matahari penuh (100%). Adanya naungan yang menghalangi sinar
matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil (Pitojo, 2005).
2.1.3.2 Syarat Iklim
Tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang strukturnya ringan,
berdrainase baik dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro. Tanah
yang berstekstur lempung berpasir, pasir berlempung sangat cocok untuk
kacang tanah (Pitojo, 2005).
Tingkat kemasaman tanah yang optimal untuk pertumbuhan kacang
tanah adalah anatara pH = 6 - 6,5. Kacang tanah termasuk tanaman yang
paling toleran terhadap tanah masam dibandingkan tanaman yang lainnya
yang termasuk polong-polongan. Kacang tanah mempunyai daerah
adaptasi yang cukup luas, karena ia mampu hidup pada tanah yang kurang
subur, sedikit masam, dan juga agak kering (Soedjono, 2006).

2.1.4 Umur Panen Kacang Tanah


Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu
umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Cara pemungutan
8

hasil yang lazim dilakukan di Indonesia adalah mencabut tanaman satu


persatu. Untuk mengatasi kemungkinan terbuangnya hasil panen akibat
pencabutan yang sulit disebabkan kondisi tanah yang keras maka, sebelum
dilakukan pencabutan sebaiknya dilakukan pengairan terlebih dahulu agar
tanah menjadi lunak (Sumarno, 2003).

2.1.5 Jarak Tanam


Menurut Sumarno (2003) jenis kacang tanah tipe menjalar
membutuhkan jarak tanam yang lebih luas dari pada kacang tanah tipe tegak.
Disamping jenis kacang tanah berbagai cara bertanam kacang juga
mempengaruhi penentuan jarak tanam, banyaknya benih untuk lahan tertentu,
dan perkiraan hasil panen. Cara bertanam kacang disuatu daerah tertentu
berbeda. Oleh sebab itu sebaiknya jarak tanam lebih diperpendek sedikit,
sebab tanah bisa tertutup oleh tanaman kacang tanah dan rumput-rumput yang
tumbuh tidak banyak, dan pemeliharaan tanamanpun lebih ringan. Jumlah
tanaman akan lebih banyak dan dengan meningkat produksi tanaman kacang
tanah.
Pengaturan jarak tanam pada semua jenis tanaman yang
dibudidayakan. Penentuan jarak tanam atau jumlah populasi tanaman yang
optimum dalam suatu area perlu dicari untuk dapat menentukan sasaran
agronomi yaitu produksi maksimum (Jumin, 2008).
Kerapatan tanaman penting untuk diketahui guna mengantisipasi agar
tidak terjadi persaingan antar tanaman dan juga persaingan antara gulma
dalam memperebutkan unsur hara, ruang hidup, dan sinar matahari serta
efisiensi pemanfaatan lahan dapat berakibat menurunnya hasil dan kualitas
produksi tanaman. Jarak tanam yang terlalu rapat, selain berpengaruh
terhadap daun tanaman di bagian bawah, gulma yang tumbuh di bawah
pertanaman juga akan mendapat pengaruh negatif karena tidak mendapat
cahaya, sehingga terjadi pergeseran komposisi gulma akibat dari mikroklimat
yang berbeda dengan hasil biji maupun berat kering tanaman (Jumin, 2008).
9

2.1.6 Pupuk NPK


Pupuk NPK merupakan pupuk anorganik yang termasuk jenis pupuk
majemuk karena mengandung unsur hara berupa nitrogen (N), fosfor (P). dan
kalium (K). Kandungan unsur nitrogen dalam pupuk NPK adalah sebesar
15%. Nilai nitrogen sudah mewakili kadar nitrogen yang terkandung dalam
pupuk sehingga angkanya tidak perlu dikonversi kembali (Harjadi, 2002).
N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi
tanaman karena berfungsi sebagai proses metabolism dan biokimia sel
tanaman. Nitrogen digunakan sebagai pembangun asam nukleat, protein,
bioenzim, dan klorofil. Fosfor digunakan sebagai pembangun asam nukleat,
fosforlipid, bioenzim, protein, senyawa metabolic yang merupakan bagian
dari ATP penting dalam transfer energy. Kalium digunakan sebagai pengatur
keseimbangan ion-ion sel yang berfungsi dalam mengatur berbagai
mekanisme metabolik seperti fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis
pupuk N, P dan K akan memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman (Firmansyah et al., 2017).
Hara N, P, dan K merupakan hara esensial untuk tanaman dan sebagai
faktor batas bagi pertumbuhan tanaman. Peningkatan dosis pemupukan N di
dalam tanah secara langsung dapat meningkatkan kadar protein (N) dan
produksi tanaman, namun pemenuhan unsur N saja tanpa P dan K akan
menyebabkan tanaman mudah rebah, peka terhadap serangan hama penyakit
dan menurunnya kualitas produksi usahatani (Tuherkih dan Sipahutar, 2008).

2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya


Penelitian yang dilakukan ini tidak lepas dari penelitian-penelitian yang
terdahulu dimana penelitian yang dahulu sebagai sumber informasi serta sebagai
sumber pemahaman dalam menganalisis penelitian. Berikut beberpa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
2.2.1 Jarak Tanam
Dalimunte (2020) menganalisis bahwa perlakuan jarak tanam
berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah polong, jumlah biji, jumlah
bintil akar dan berat polong basah. Hal ini disebabkan karena adanya
10

penyebaran unsur hara yang merata pada jarak tanam tertentu, karena
semakin rapat jarak tanam yang digunakan, semakin tinggi juga tingkat
persaingan unsur hara.
Sanjaya et al. (2019) juga mendapatkan hasil yang sama, jarak tanam
yang digunakan pada percobaan kacang tanah menunjukan hasil adanya
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Kesimpulan
argumentasinya juga hampir serupa, bahwa jarak tanam yang terlalu sempit
akan menyebabkan persaingan atau kompetisi dalam penyerapan unsur hara,
cahaya dan air sedangkan jarak tanam yang renggang menyebabkan tidak
efisiennya penggunaan lahan. Maka penentuan jarak tanam akan
mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya, persaingan
diantara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara sehingga akan
mempengaruhi produksi tanaman.
2.2.2 Jarak Tanam
Selanjutnya, Muhlis et al. (2015) pada penelitiannya mendapatkan
hasil terbaik berat polong tanaman kacang tanah dengan tingkat dosis pupuk
250 kg/ha. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa jumlah NPK yang
diberikan merupakan kebutuhan yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Menurut Suyamto (1993) untuk mencapai hasil
maksimal, kebutuhan hara kacang tanah harus tercukupi secara optimal,
karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh laju
fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air.
11

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian


Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen, bertempat di Lahan
Percobaan Fakultas Pertanian Karang Kitri Kecamatan Curug Kota Serang
Provinsi Banten yang akan dilaksanakan pada bulan Januari 2023 sampai April
2023. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang akan digunakan adalah pisau/cutter, parang, gembor, tugal,
cangkul, penggaris, sekop, timbangan analitik, timbangan, jangka sorong, gelas
ukur, hand sprayer, kamera dan alat tulis. Bahan-bahan yang akan digunakan
adalah benih kancang tanah varietas gajah, pupuk NPK Phonska (15-15-15), air,
pupuk kotoran sapi, tali rapia, paku.

3.3. Metode Penelitian


3.3.1. Rancangan Lingkungan
Rancangan lingkungan yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, dengan 2 faktor
yaitu faktor pertama variasi jarak tanam (J) dan faktor kedua yaitu tingkat
dosis pupuk NPK (P), masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak
3 kali.

3.3.2 Rancangan Perlakuan


Rancangan perlakuan ini terdiri 2 faktor yaitu faktor jarak tanam dan
faktor pemberian dosis pupuk NPK.
Faktor jarak tanam terdiri dari 3 taraf, yaitu:
j1 = 40 cm x 20 cm.
j2 = 40 cm x 30 cm.
j3 = 40 cm x 40 cm.

11
12

Faktor kedua yaitu tingkat dosis Pupuk NPK dengan 3 taraf, yaitu :
p1 = 200 kg/ha atau 38,4 g/petak
p2 = 250 kg/ha atau 48 g/petak
p3 = 300 kg/ha atau 57,6 g/petak
Penelitian ini terdiri dari 9 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi diulang
sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Setiap satuan
percobaan berupa petak dengan luas 1,6 m x 1,2 m (Denah penelitian dapat
dilihat pada Lampiran.2) yang memiliki jumlah tanaman yang berbeda,
karena disesuaikan dengan taraf jarak tanam, yaitu j1 = 20 tanaman tiap petak,
j2 = 16 tanaman tiap petak, dan j3 = 12 tanaman tiap petak. Total tanaman
sebanyak 432 tanaman dan setiap satuan percobaan berisi 5 sampel tanaman
dengan total sampel sebanyak 135 sampel tanaman. Kombinasi perlakuan
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan


Dosis NPK
Jarak Tanam
(P)
(J)
p1 p2 p3
j1 j1p1 j1p2 j1p3
j2 j2p1 j2p2 j2p3
j3 j3p1 j3p2 j3p3

3.3.3 Rancangan Analisis


Model Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:

Yijk= + αi + j+ (αβ)ij +ɵk+ijk

Keterangan:
Nilai Pengamatan pada perlakuan variasi jarak tanam ke-i,
Yijk =
pemberian tingkat dosis pupuk NPK ke-j, dan ulangan ke-k
 = Rataan nilai tengah populasi
αi = Pengaruh variasi jarak tanam ke-i (i = 1,2,3)
βj = Pengaruh tingkat dosis pupuk NPK ke-j (j = 1,2,3)
13

Interaksi antara variasi jarak tanam ke-i dan tingkat dosis


(αβ)ij =
pupuk ke-j
ɵk = Pengaruh pengelompokan
Nilai galat pada perlakuan variasi jarak tanam ke-i, pemberian
ijk =
tingkat dosis pupuk NPK ke-j, dan ulangan ke-k.
i = Jarak tanam
j = Tingkat dosis pupuk NPK
k = ulangan 1,2,3

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan ini dianalisis dengan sidik


ragam pada taraf 5 %. Apabila sidik ragam menunjukan berpengaruh nyata
atau sangat nyata, maka dilakukan uji lanjut. Dalam penelitian ini akan
digunakan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %.

3.3.4 Rancangan Respons


Untuk pengamatan dilakukan terhadap seluruh sampel yang berjumlah
5 yang sudah ditentukan pada setiap satuan percobaan.
Respons yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada umur 1, 2, 3, 4 dan 5
minggu setelah tanam (MST). Pengukuran dilakukan dengan cara
menggunakan alat bantu berupa penggaris yang diukur dari pangkal
batang hingga ujung titik tumbuh tanaman kacang tanah. Pengukuran
dilakukan menggunakan meteran tali atau tali rapia, setelah itu tali
rapia tersebut diukur menggunakan meteran/penggaris.
2. Jumlah Daun per tanaman (helai)
Perhitungan jumlah daun dilakukan dengan cara manual, yaitu
dihitung satu per satu tangkai daun di setiap sampel tanaman dan
dimulai pada umur 2, 3, 4 dan 5 minggu setelah tanam (MST).
3. Jumlah Polong berisi per tanaman (Polong)
Jumlah polong berisi (buah) dilakukan dengan cara menghitung
jumlah polong berisi pada semua tanaman sampel per petak.
14

4. Berat basah polong berisi per tanaman (g)


Perhitungan berat basah polong berisi dilakukan dengan cara
menimbang polong berisi pada seluruh tanaman sampel per petak
pada saat setelah panen.
5. Berat kering polong berisi per tanaman (g)
Perhitungan berat kering polong berisi dilakukan dengan cara
menimbang polong berisi pada seluruh tanaman sampel tiap petak
saat setelah panen dan dikeringkan. Pengeringan dilakukan
menggunakan oven dengan suhu 110o C selama 7 jam (Siswanto dan
Wanito, 2014).
6. Berat polong kering per hektar (ton/ha)
Perhitungan ini dilakukan dengan menimbang hasil panen yang
sudah dikeringkan per petak, kemudian dikonversi ke hektar.

3.3.5. Pelaksanaan Penelitian


Adapun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut:
a. Persiapan dan pembersihan lahan
Dilakukan dengan cara mencangkul tanah untuk membersihkan gulma
sekaligus untuk menggemburkan tanah.
b. Pengolahan tanah dan pembuatan bedengan
Lahan yang sudah dibersihkan kemudian dilakukan pengolahan tanah
yaitu dengan cara mencangkul tanah sedalam 30 cm, lalu dibuat bedengan
dengan ukuran 160 cm x 120 cm, hal ini dilakukan secara bersamaan
dengan pemberian pemupukan dasar kotoran sapi dengan dosis 20 ton/ha
(Rozak, 2020). Total bedengan sebanyak 27 dengan jarak antar bedengan
50 cm.
c. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara menanam langsung ke dalam tanah
dengan cara ditugal sedalam 3 cm kemudian ditanam dengan jarak tanam
40 cm x 20 cm (j1), 40 cm x 30 cm (j2), 40 cm x 40 cm (j3).
15

d. Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan saat pengolahan tanah yang
akan diolah. Sedangkan pemberian pupuk NPK dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu ½ bagian pada saat tanam dan ½ bagian lainnya diberikan saat
tanaman berumur 4 MST. Jenis pupuk NPK yang digunakan adalah NPK
Phonska 15:15:15. Pupuk diberikan dengan cara dibenamkan pada larikan
dalam baris.
e. Pemeliharaan
1. Penyiangan dan pembumbunan
Penyiangan dilakukan tergantung pada keadaan populasi gulma yang
tumbuh, penyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan
secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang
kemungkinan dijadikan inang gulma.
Kemudian dilakukan pembumbunan dilakukan setelah penyiangan
gulma, dengan cara menggemburkan tanah di sekitar tanaman untuk
ditimbunkan ke bagian pangkal tanaman. Hal ini dimaksudkan untuk
menjaga media tanam tidak terlalu padat dan drainase serta aerasinya
menjadi baik serta memudahkan bakal buah menembus permukaan tanah
sehingga pertumbuhannya optimal, pembumbunan juga dapat
memperkuat tanaman. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu
dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan.
2. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat keadaan lingkungan sekitar,
apabila terjadi hujan maka tidak dilakukan penyiraman, sebaliknya jika
tidak terjadi hujan maka dilakukan penyiraman secara rutin sebanyak dua
kali sehari yaitu di pagi dan sore hari.
f. Panen
Pemanenan tanaman kacang tanah pada umur 95 HST dengan ciri-ciri
daun sudah mengering, berwarna coklat kehitam-hitaman, kulit polong
telah mengeras dan nampak ada urat-uratnya serta biji berisi penuh.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman secara hati-
hati agar polongnya tidak tertinggal di dalam tanah.
16

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto,T. 2007. Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman Pangan
di Provinsi Banten, 2005-2019.
https://banten.bps.go.id/subject/53/tanaman-pangan.html#subjekViewTab3.
Diakses pada tanggal 14 April 2022.

Balitkabi [Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian]. 2008.


Teknologi Produksi Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Kacang-
kacangan dan Umbi-umbian. Malang: Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Dalimunte, MH. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis
hypogea. L) dengan Pemberian Berbagai Perlakuan Jarak Tanam dan Dosis
Fosfor yang Berbeda di Lahan Gambut. Skripsi. Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau. Riau. 53 hal.

Firmansyah, I. Muhammad S dan Liferdi L. 2017. Pengaruh Kombinasi Dosis


Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung
(Solanum melongena L.). J. Hort. Vol. 27 No. 1: 69-78.

Harjadi, S.S.M.M.2002. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Jumin HB. 2008. Dasar-dasar Agronomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kadekoh, I. 2007. Komponen Hasil dan Hasil Kacang Tanah Berbeda Jarak
Tanam dalam Sistem Tumpangsari dengan Jagung yang Didefoliasi pada
Musim Kemarau dan Musim Hujan. Jurnal Agroland. 14 (1): 11-17.

Kementan. 2021. Data Lima Tahun Terakhir Produksi Kacang Tanah Menurut
Provinsi 2014-2018. https://www.pertanian.go.id. Diakses Tanggal 14 April
2022.

Leiwakabessy FM, Sutandi A. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Tanah.


Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Marzuki, A. R. 2009. Bertanam Kacang Tanah.Jakarta: Penebar Swadaya.

Muhlis., Ratnawati., If’all. 2015. Respon Hasil Tanaman Kacang Tanah pada
Berbagai Waktu Perundukan dan Dosis Pupuk NPK. Jurnal Agrotech 05
(02). Hal 1.

Murinnie, E.D. 2007. Analisis Pertumbuhan Kacang Tanah dan Pergeseran


Komposisi Gulma pada Frekuensi Penyiangan dan Jarak Tanam Yang

16
17

Berbeda. Laporan Penelitian. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas


Muria Kudus.

Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Rozak Ahmad. 2020. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea) di
Lahan Salin. Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 16: 74-82.

Sanjaya Mey, Safrudin dan Purba DW. 2019. Pengaruh Jarak Tanam dan
Pemberian Dosis Limbah Cair Tahu terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.). BERNAS: Agricultural
Research Journal Vol 15 (1): 1.

Sembiring, M., R. Sipayung, dan F. E. Sitepu. 2014. Pertumbuhan dan Produksi


Kacang Tanah dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit
Pada Frekuensi Pembumbunan yang Berbeda. J. Online Agroekoteknologi
2(2): 598- 607.

Siswanto Nugroho, dan Wanito Yeyen Prastyaningsih. 2014. Pengaruh Cara


Pengeringan dan Proses Pengepresan terhadap Mutu Tepung Kacang Tanah.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta: 475.

Soedjono. 2006. Kacang-kacangan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sumarno. 2003. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Algesindo.

Suprapto. 2004. Bertanam kacang tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suyamto, H., 1993. Hara Mineral dan Pengelolaan Air pada Tanaman Kacang
Tanah. Departemen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bali
Penelitian Tanaman Pangan, Malang.

Taufiq, A., A. Kristiono dan D. Harnowo. 2015. Respon varietas unggul kacang
tanah terhadap cekaman salinitas. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman
Pangan 34(2):153-163.

Tuherkih, E., dan Sipahutar, I. A. 2008. Pengaruh Pupuk NPK Majemuk


(16:16:15) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) di Tanah
Inceptisols. Balai Penelitian Tanah, 77–90.
18

Lampiran 1. Denah Penelitian


K1 K2 K3
j3p2 j2p2 j3p3

j3p1 j1p3 j1p3

j1p3 j3p3 j2p2

j2p3 j1p1 j3p2

j2p1 j2p3 j2p1

j1p1 j1p2 j3p1

j1p2 j3p2 j1p2

j2p2 j2p1 j1p3

j3p3 j3p1 j1p1

Keterangan:
K : Kelompok
j1 : Jarak Tanam 40 cm x 20 cm
j2 : Jarak Tanam 40 cm x 30 cm
j3 : Jarak Tanam 40 cm x 40 cm
p1 : Dosis Pupuk NPK 200 kg/ha
p2 : Dosis Pupuk NPK 250 kg/ha
p3 : Dosis Pupuk NPK 300 kg/ha
Jarak antar kelompok : 100 cm
Jarak antar petak : 50 cm
Luas lahan : 15,8 m x 7,8 m = 123,24 m2
Luas petak : 1,6 m x 1,2 m = 1,92 m2
19

Lampiran 2. Bagan Plot Penelitian

1. Tata letak tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm

Populasi Tanaman Jarak Tanam 40 cm x 20 cm


Diketahui:
a. j1 = 40 cm x 20 cm
b. Dalam satu ulangan terdapat 3 satuan percobaan j1 (j1p1, j1p2, j1p3)
c. Dalam satu satuan percobaan j1 terdapat 20 tanaman
Maka (20 tanaman x 3 petak satuan percobaan) x 3 ulangan
= 180 populasi tanaman pada jarak tanam j1
20

2. Tata letak tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 30 cm

Populasi Tanaman Jarak Tanam 40 cm x 20 cm


Diketahui:
a. j2 = 40 cm x 30 cm
b. Dalam satu ulangan terdapat 3 satuan percobaan j2 (j2p1, j2p2, j2p3)
c. Dalam satu satuan percobaan j2 terdapat 16 tanaman
Maka (16 tanaman x 3 petak satuan percobaan) x 3 ulangan
= 144 populasi tanaman pada jarak tanam j2
21

3. Tata letak tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm

Populasi Tanaman Jarak Tanam 40 cm x 30 cm


Diketahui:
a. j3 = 40 cm x 40 cm
b. Dalam satu ulangan terdapat 3 satuan percobaan j3 (j3p1, j3p2, j3p3)
c. Dalam satu satuan percobaan j3 terdapat 12 tanaman
Maka (12 tanaman x 3 petak satuan percobaan) x 3 ulangan
= 108 populasi tanaman pada jarak tanam j1
22

Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Kotoran Hewan


Diketahui:
a. Rekomendasi Pupuk Kotoran Hewan = 20 ton/ha atau 20.000 kg/ha
b. Luas Petakan = 1,2 x 1,6 = 1,92 m2
c. 1 hektar = 10.000 m2
Luas Petakan
= Luas Lahan 1 x Dosis Pupuk/ha
ha

1,92
= x 20.000 kg/ha
10.000

= 3,84 kg/petak

Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (3,84 kg/petak x 27)
10,36 kg.
23

Lampiran 4. Perhitungan Kebutuhan Pupuk NPK


1) Kebutuhan Pupuk NPK Tingkat Dosis 200 kg/ha (P1)
Diketahui:
a. Kebutuhan Pupuk NPK = 200 kg/ha
b. Luas Petakan = 1,2 x 1,6 = 1,92 m2
c. 1 hektar = 10.000 m2
Luas Petakan
= x Dosis Pupuk/ha
Luas Lahan 1 ha

1,92
= x 200 kg/ha
10.000

= 0,0384 kg/petak
= 38,4 g/petak

Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (38,4 g/petak x 27)
1.036 g.

2) Kebutuhan Pupuk NPK Tingkat Dosis 250 kg/ha (P2)


Diketahui:
a. Kebutuhan Pupuk NPK = 250 kg/ha
b. Luas Petakan = 1,2 x 1,6 = 1,92 m2
c. 1 hektar = 10.000 m2
Luas Petakan
= x Dosis Pupuk/ha
Luas Lahan 1 ha

1,92
= x 250 kg/ha
10.000

= 0,048 kg/petak
= 48 g/petak

Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (48 kg/petak x 27)
1.296 g.
24

3) Kebutuhan Pupuk NPK Tingkat Dosis 300 kg/ha (P3)


Diketahui:
a. Kebutuhan Pupuk NPK = 300 kg/ha
b. Luas Petakan = 1,2 x 1,6 = 1,92 m2
c. 1 hektar = 10.000 m2
Luas Petakan
= x Dosis Pupuk/ha
Luas Lahan 1 ha

1,92
= x 300 kg/ha
10.000

= 0,0576 kg/petak
= 57,6 g/petak

Maka untuk 27 satuan percobaan dibutuhkan pupuk sebanyak (57,6 kg/petak x 27)
1.555 g.
25

Lampiran 5. Bagan Alur Penelitian

Pembersihan Lahan
Persiapan Lahan

Pembuatan Petakan

Pemupukan Dasar

Penanaman Bibit Kacang Tanah

Perlakuan Pemupukan NPK

Pengamatan

Pemeliharaan

Panen

Olah Data
26

Lampiran 6. Jadwal Kegiatan Penelitian


2023
No Kegiatan Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Lahan
Pemupukan
2 Dasar
3 Penanaman
Perlakuan
4 Pemupukan
NPK
5 Pemeliharaan
6 Panen
27

Lampiran 7. Deskripsi Varietas


Nama Varietas : Gajah’
Tahun : 1950
Tetua : Seleksi Keturunan Persilangan Schwarz-21
Spanish 18-38
Nomer Induk : 61
Potensi Hasil : 1,8 ton/ha
Mulai Berbunga : 30 hari
Umur Polong Tua : 100 hari
Bentuk Tanaman : Tegak
Warna Batang : Hijau
Warna Daun : Hijau
Warna Ginofora : Ungu
Warna Kulit Biji : Merah Muda
Berat 100 biji : 53 gram
Kadar Lemak : 48%
Kadar Protein : 29%
Rendemen biji dari polong : 60-70%
Ketahanan : -Tahan terhadap penyakit layu
- Peka terhadap penyakit karat dan becak daun
Sumber Informasi : Laman Resmi Badan Litbang Kementrian
Pertanian
www.litbang.pertanian.go.id/varietas/320/

Anda mungkin juga menyukai