Oleh:
SILVESTER PIDI
NIM. 182 389 120
Proposal ini telah Dipertahankan dalam Seminar Penelitian Terapan Pada Hari …,
Tanggal … Juli 2022 dan Disetujui oleh Tim Penelaah untuk melakukan Penelitian
Menyetujui
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Mengesahkan/Mengetahui
Ketua jurusan TPH Ketua Program Studi TIH
i
LEMBAR PENELAAH
DEWAN PENELAAH
ii
PERNYATAAN
Silvester Pidi
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
PERSEMBAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat
dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul
“Respon Frekuensi Pemberian POC Bio-3 Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Petsai”
dengan baik.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan dorongan baik langsung maupun tidak langsung,
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dan secara khusus rasa
terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Suryawati, M.Si, selaku Pembimbing Utama dan Dr. Ir. Zainal Arifin, M. P,
selaku Pembimbing Anggota.
2. ………….., selaku Penelaah Utama dan ………, selaku Penelaah Anggota yang
telah meluangkan waktu untuk mengikuti seminar proposal ini serta memberikan
kritikan, masukan dan saran untuk penyempurnaan proposal penelitian terapan
ini.
3. Jemrifs H. H. Sonbai, S.P., M.Sc, selaku Ketua Jurusan Tanaman Pangan dan
Hortikultura, dan Ir. Eko H. A. Juwaningsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Teknologi Industri Hortikultura.
4. Teman-teman seperjuangan Program Studi Teknologi Industri Hortikultura tahun
ajaran 2018.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini masih banyak
kekurangannya, namun penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Kupang, ….. Juli 2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... i
LEMBAR PENELAAH................................................................................ ii
PERNYATAAN............................................................................................. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 3
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................... 3
1.4 Hipotesis Penelitian......................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 5
2.1 Tanaman Petsai................................................................................ 5
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Petsai...................................................... 6
2.3 Pupuk Organik Cair Bio-3............................................................... 7
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 10
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................... 10
3.2 Alat dan Bahan................................................................................ 10
3.3 Rancangan Penelitian...................................................................... 10
3.4 Pelaksanaan Penelitian.................................................................... 11
3.5 Variabel Pengamatan...................................................................... 13
3.6 Model Matematika dan Analisis Data............................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. 19
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mengakibatkan pencemaran lingkungan. Untuk mengurangi penggunaan pupuk
kimia maka dimanfaatkan pupuk organik (Setiawan, 2002). Penggunaan pupuk
organik untuk mempertahankan tingkat kesuburan tanah merupakan hal yang
penting.
Tanaman petsai memerlukan unsur hara yang cukup dan tersedia bagi
pertumbuhan dan perkembangannya untuk menghasilkan produksi yang maksimal
(Wahyudi, 2010), oleh karena itu pemupukan merupakan faktor penentu
keberhasilan budidaya petsai. Penggunaan pupuk organik akan berdampak pada
berkurangnya biaya produksi tanpa mengurangi volume hasil, sekaligus mengurangi
pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimiawi yang berlebihan
(Zulkarnain, 2009). Penggunaan pupuk organik baik padat maupun cair dapat
menambah unsur hara serta memperbaiki struktur tanah, tekstur tanah, dan
menyimpan air. Selain itu, pemberian pupuk organik juga dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi tanaman dengan tetap menjaga keamanan dan kelestarian
lingkungan (Febrian, dkk., 2018). Sumber bahan baku pupuk organik berupa limbah,
baik limbah rumah tangga, rumah makan, pasar pertanian, peternakan, maupun
limbah organik jenis lain (Nasaruddin dan Rosmawati, 2011). Salah satu sumber
pupuk organik yang kaya akan unsur hara adalah pupuk organic cair Bio-3.
Pupuk organik cair (POC) yang digunakan adalah Bio-3 merupakan buah
karya masyarakat setempat. Pupuk tersebut terbuat dari tumbuh-tumbuhan dataran
tinggi TTS yang difermentasi dan mengandung hara lengkap seperi bakteri pelarut
phosphat (Pseudomonas sp.), bakteri pengurai (Basillus sp.), Rhizhobium sp.,
Azaspirilium sp., Azotobacte sp., dan ZPT (auksin dan giberellin), N = 53,09, C-
Organik = 0,24, P = 1,25, K = 53,16, Na = 32,91, Ca = 4,75, Mg = 7,41, Fe-0,46,
Mn = 0,20, Zn = 0,76, Cu = tr (dalam ppm). POC Bio-3 telah digunakan pada
tanaman petani setempat seperti padi, jagung, mangga, apel, sawi, bawang merah,
kangkung. POC Bio-3 diberikan sebanyak 250 ml/15 liter air setiap minggu yang
diberikan dengan cara penyemprotan pada bagian daun tanaman. Sampai sejauh ini
penelitian khusus tentang POC Bio3 masih terbatas dilakukan, dalam hal ini masih
sebatas penerapan pada tanaman di Kabupaten TTS. Hasil penelitian dari Mali
(2016) menunjukkan bahwa, kombinasi perlakuan dengan rootone-f dan pemberian
2
poc bio-3 dua hari berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati. Perlakuan
Rw8 (dengan Rootone-F dan pemberian POC Bio3 2 hari) memberikan kualitas apel
terbaik dengan presentasi stek tumbuh stek (80,00%), waktu bertunas (6,33 hari),
jumlah tunas (4,17 pucuk ), jumlah daun (28,13 lembar), panjang tunas (13,67 cm),
dan jumlah akar (4,58 akar).
Penelitian mengenai pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman petsai telah banyak dilakukan, namun belum banyak yang khusus
meneliti tentang frekuensi pemberian pupuk organik cari Bio-3 sehingga penelitian
dengan judul “Respon Frekuensi Pemberian Konsentrasi POC Bio-3 terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Petsai” perlu dilakukan.
3
1.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini, antara lain :
1. Frekuensi pemberian pupuk organik cair Bio-3 berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman petsai.
2. Frekuensi pemberian pupuk organik cair Bio-3 tertentu dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman petsai yang optimal.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Tanaman petsai memiliki daun bulat panjang, kasar, berkerut, rapuh serta
berbulu halus dan tajam. Urat (tulang) daun utamanya lebar dan berwarna putih.
Rasa daun petsai masak adalah lunak, sedangkan yang mentah agak pedas. Pola
pertumbuhan daun mirip tanaman kubis. Daun yang muncul terlebih dahulu
menutupi daun yang tumbuh kemudian hingga membentuk krop bulat panjang yang
berwarna putih.
Tanaman petsai memiliki susunan dan warna bunga seperti kubis. Biji petsai
berwarna hitam kecoklatan dengan ukuran lebih kecil dari biji kubis.
6
menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal musim hujan (Oktober) karena
tanaman lebih tahan terhadap hujan. Akan tetapi, perawatan tanaman pada musim
hujan akan lebih berat daripada musim kemarau karena serangan ulat daun
(Margiyanto, 2007).
7
No Parameter Kadar Standar Mutu
1 pH 4–9
2 C-Organik 0,24 Minimal 6%
3 Unsur hara makro dalam ppm
N 53,09 3 – 6%
P2O2 1,25 3 – 6%
K2O 53,36 3 – 6%
4 Unsur hara mikro dalam ppm
Fe tersedia 0,46 5 – 50 ppm
Mn 0,20 250 – 5000
Cu tr 250 – 5000
Zn 0,76 250 – 5000
Na 32,91 -
Ca 4,75 -
Mg 7,41 -
5 Mikroba menguntungkan ٧
Bakteri pelarut phospat (Pseudomonas sp.) ٧
Bakteri pengurai (Basillus sp.) ٧
Rhizhobium sp. ٧
Azaspirilium sp. ٧
Azotobacte sp. ٧
6 ZPT ٧
Auksin ٧
Giberelin ٧
Kriteria peraturan mentri Pertanian No 70 Tahun 2011
Fungsi pupuk organic cair Bio-3 adalah untuk merangsang pertumbuhan
akar, merangsang aktivitas mikroba tanah, merangsang dan mempercepat
pembungaan dan meningkatkan bobot buah atau bulir yang dihasilkan. Keeunggulan
dari POC Bio-3 adalah dapat megurangi pupuk kimia 50 – 70%, mempercepat
pemanenan, meningkatkan produksi, repelant terhadap beberapa hama dan
mengurangi pemakaian air irigasi sampai 40%.
Pupuk organik cair Bio-3 telah digunakan pada tanaman petani setempat
seperti padi, jagung, mangga, apel, sawi, bawang merah, kangkung. Pupuk Bio-3
diberikan sebanyak 250 mi/l5 liter air setiap minggu yang diberikan dengan cara
penyemprotan pada bagian daun tanaman. Sampai sejauh ini penelitian khusus
tentang pupuk organik cair Bio-3 masih terbatas dilakukan, dalam hal ini masih
sebatas penerapan pada tanaman di Kabupaten TIS. Pupuk organik cair Bio-3
diproduksi di JI. Melati No. 9 Kobelete Soe-TTS dan telah dipasarkan di Kota Soe
namun belum dipatenkan.
Hasil penelitian dari Mali (2016) menunjukkan bahwa, kombinasi perlakuan
dengan rootone-f dan pemberian poc bio-3 dua hari berpengaruh nyata terhadap
parameter yang diamati. Perlakuan Rw8 (dengan Rootone-F dan pemberian POC
8
Bio3 2 hari) memberikan kualitas apel terbaik dengan presentasi stek tumbuh stek
(80,00%), waktu bertunas (6,33 hari), jumlah tunas (4,17 pucuk ), jumlah daun
(28,13 lembar), panjang tunas (13,67 cm), dan jumlah akar (4,58 akar).
BAB III
9
METODOLOGI PENELITIAN
10
Peralatan yang akan digunakan disterilkan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi pada tanaman. Alat-alat dibersihkan dan dicuci menggunakan deterjen
kemudian dibilas dan dikeringkan.
3.4.2. Persiapan media tanam
1. Pembersihan lahan
Lahan yang akan digunakan dibersihkan dari gulma maupun kotoran lainnya
dengan menggunakan parang.
2. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan menggunakan cangkul. Pengolahan tanah dilakukan
dengan kedalaman 12-20 cm dari permukaan tanah, hingga tanah menjadi
gembur. Tanah dibiarkan selama 2 hari agar mendapat penyinaran dari sinar
matahari langsung, sehingga mikroorganisme atau jasad renik yang bersifat
merugikan tanah ikut mati.
3. Pembentukan petakan bedengan
Pembentukan bedengan menggunakan sekop dan tali nilon, dengan jumlah
sebanyak 28 bedeng. Bedengan dibentuk dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar
bedeng 1,5 m, tinggi 30 cm, dan lebar draenase 40 cm. Setelah itu, dilakukan
pemupukan dasar pada bedengan tersebut dengan menggunakan pupuk kandang
sapi sebanyak 5 kg/petak.
3.4.3. Pembibitan tanaman petsai
Pembibitan tanaman petsai dilakukan pada Tray. Media semai adalah
bokashi dan sekam bakar dengan perbandingan volume 1:1. Media semai dicampur
merata dan dimasukan ke dalam Tray. Media semai kemudian disiram hingga
lembab dan dilakukan persemaian. pada setiap lubang Tray disemai 1 benih petsai,
setelah itu dilakukan penyiraman dengan menggunakan air bersih setiap pagi dan
sore hari. Setelah berumur 2 minggu setelah semai atau bibit telah berdaun 3-4 helai,
bibit petsai siap dipindahkan ke media tanam.
11
bedengan terlebih dahulu disiram dengan air bersih sampai lembab kemudian
membuat lubang tanam menggunakan tugal dengan jarak tanam 40 x 40 cm. Bibit
petsai dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1 bibit perlubang tanam.
3.4.5. Persiapan pupuk organik cair bio-3
1. Pupuk organik cair bio-3
Pupuk organik cair bio-3 yang digunakan adalah pupuk organic cair yang dibeli
dari pedagang yang memproduksi pupuk bio-3.
2. Aplikasi POC Bio-3 sesuai perlakuan
POC Bio-3 hasil fermentasi diberikan berdasarkan perlakuan frekuensi
perlakuan yang telah ditentukan dalam rancangan penelitian. Penggunaan pupuk
cair tersebut dengan mengencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan,
penggunaan dengan cara penyiraman di sekitar atau di sekeliling tanaman.
Aplikasi POC dimulai saat tanaman telah berumur 7 HST hingga 38 HST
(seminggu sebelum panen). Aplikasi POC ke tanaman 3 hari sekali dan
dilakukan pada sore hari. Apabila aplikasi POC dilakukan pada sore hari, maka
penyiraman air dilakukan pada pagi hari. Aplikasi POC Bio-3 disesuaikan
dengan perlakuan, diantaranya :
P0 = Kontrol : Setiap hari tanpa POC Bio-3. Setiap tanaman
diberi 250 ml larutan POC kotoran ayam
P1 = 1 hari sekali POC : POC 25 ml ditambah air 975 ml, kemudian
Bio-3 25 ml/L air diaduk hingga homogen. Setiap tanaman diberi
250 ml larutan POC Bio-3
P2 = 2 hari sekali POC : POC 50 ml ditambah air 950 ml, kemudian
Bio-3 50 ml/L air diaduk hingga homogen. Setiap tanaman diberi
250 ml larutan POC Bio-3
P3 = 3 hari sekali POC : POC 75 ml ditambah air 925 ml, kemudian
Bio-3 75 ml/L air diaduk hingga homogen. Setiap tanaman diberi
250 ml larutan POC Bio-3
P4 = 4 hari sekali POC : POC 100 ml ditambah air 900 ml, kemudian
Bio-3 100 ml/L air diaduk hingga homogen. Setiap tanaman diberi
250 ml larutan POC Bio-3
P5 = 5 hari sekali POC : POC 125 ml ditambah air 875 ml, kemudian
12
Bio-3 125 ml/L air diaduk hingga homogen. Setiap tanaman diberi
250 ml larutan POC Bio-3
P6 = 6 hari sekali POC : POC 150 ml ditambah air 850 ml, kemudian
Bio-3 150 ml/L air diaduk hingga homogen. Setiap tanaman diberi
250 ml larutan POC Bio-3
3.4.5. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi :
1. Penyiraman
Penyiraman tanaman petsai dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan
menggunakan air.
2. Penyulaman.
Tanaman petsai yang layu dan mati dilakukan penyulaman yaitu dengan
mengganti tanaman mati dengan tanaman baru. Penyulaman tanaman petsai
dilakukan pada hari 1 sampai hari ke-7 setelah tanam.
3. Pemupukan
Pemupukan dengan POC bio-3 dilakukan mengikuti prosedur kerja pada poin
aplikasi POC bio-3 sesuai dengan perlakuan.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan jika terdapat adanya gejala hama
dan penyakit yang timbul di lapangan.
3.4.6. Panen
Pemanenan petsai dilakukan pada saat tanaman telah berumur 40-50 HST.
Panen dilakukan dengan cara memotong menggunakan pisau tajam.
13
Suhu udara akan diamati dengan termometer maksimum dan minimum. Suhu
udara yang akan diamati adalah suhu maksimum dan minimum. Pengamatan
akan dilakukan setiap hari pada pukul 07.30 WITA.
2. Kelembaban udara (℅)
Kelembaban udara akan diamati dengan menggunakan termohidro. Pengamatan
akan dilakukan setiap hari pada pukul 07.30 WITA dan sore hari pada pukul
15.00 WITA.
3. Analisis POC bio-3, analisis sifat kimia pupuk, yaitu C-organik, pH, N, P, K, dan
Ca. Sampel diambil sebanyak ± 200 ml setelah penyaringan dan dikirim ke
Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universiatas Nusa Cendana.
4. Analisis sifat kimia tanah awal
Tanah diambil dari beberapa titik secara acak masing-masing sebanyak 250 g
sebagai sampel untuk analisis kandungan haranya. Analisis tanah yang dilakukan
adalah sifat kimia tanah yakni N, P, K,C Organik, KTK dan pH. Sampel tanah
dikemas dan dikirim ke Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Nusa Cendana.
14
klorofil terlarut. Ekstrak disaring dan supernatan ditampung dalam gelas ukur 1
ml, lalu ditambahkan alkohol 95% sampai 9 ml. Diambil supernatan hasil
pengenceran sebanyak 2-3 ml dan dimasukan ke dalam tabung cuvet.
Kandungan klorofil diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang λ 649 dan 665 nm.
3. Bobot segar tanaman (g)
Menghitung jumlah seluruh tanaman yang dijadikan sampel pada saat panen.
Tanaman dicabut beserta akarnya dan dibersihkan dari kotoran (tanah). Masing-
masing tanaman sampel ditimbang dijumlahkan dan dirata-ratakan untuk
memperoleh bobot segar tanaman.
4. Panjang krop (cm)
Pengukuran panjang krop tanaman petsai dilakukan dengan cara mengukur
panjang krop dari pangkal sampai dengan ujung krop tanaman sampel.
Pengukuran panjang krop menggunakan penggaris. Pengukuran panjang krop
saat tanaman sudah dipanen.
5. Diameter krop (cm)
Pengukuran diameter krop petsai dilakukan pada tanaman sempel setelah panen.
Pengukuran diameter krop menggunakan jangka sorong dengan mengambil 3
posisi, yaitu pangkal, tengah, dan ujung krop kemudian dihitung rata-ratanya.
6. Bobot segar krop (g)
Tanaman petsai setelah dipanen dibersihkan dari kotoran yang menempel,
kemudian dipisahkan antara daun dan krop tanaman. Krop petsai yang terbentuk
kemudian ditimbang untuk mendapatkan bobot segar kropnya. Penimbangan
bobot segar krop dilakukan pada tanaman sampel menggunakan timbangan
analitik.
15
8. Bobot kering krop (g)
Krop yang telah ditimbang bobot segarnya, kemudian dipotong kecil-kecil dan
dikeringkan selama 7 hari, selanjutnya dioven selama 3 hari dengan suhu 70oC
hingga memperoleh bobot konstan.
DAFTAR PUSTAKA
16
Badan Pusat Statistik. 2020. Susenas. BPS. Jakarta. http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2017/01/Paparan-BPS-Konsumsi-Buah-dan-Sayur.pdf. (di
akses 26 Maret).
Febrian, M., Prijono. S., dan Kusumarini, N. 2018. Pemanfaatan Pupuk Organik
Cair untuk Meningkatkan Serapan Nitrogen serta Pertumbuhan dan Produksi
Sawi (brassica juncea L.) pada Tanah Berpasir. Jurnal. Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Gaspersz, 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito, Bandung.
Harjono. 2000. Sistem Pertanian Organik. Aneka. Solo
Haryanto, E., T.,Suhartini, E. Rahayu, dan H.H. Sunarjono. 2006. Sawi dan Selada.
Penebar Swadaya. Jakarta. 112 hal.
Maulid, R.R. dan A.N. Laily. 2015. Kadar Total Pigmen Klorofil dan Senyawa
Antosianin Ekstrak Kastuba (Euphorbia pulcherrima) Berdasarkan Umur
Daun. Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam: 225-230.
Rizqiani, F., Erlina, A dan Nasih, W, Y,. 2007. Pengaruh Dosis Dan Frekuensi
Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buncis
(Phaseolus Vulgaris L.) Dataran Rendah. Jurnal Ilmu Tanah Dan
Lingkungan. 7 (1): 43-45
Mali, P.D 2016. Respon Pertumbuhan Potongan Apel Wiwilan akibat Kombinasi
Rootone-F dengan Waktu Aplikasi Pupuk Bio-3. Laporan Penelitian.
Program Studi Teknologi Industri Hortikultura. Jurusan Tanaman Pangan
dan Hortikultura. Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Kupang.
17
Setiawan A.I, 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Cetakan Ketiga Penebar
Swadaya. Jakarta.
Wahyudi. 2010. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Jakarta: Agro Media Pustaka.
DAFTAR LAMPIRAN
18
Lampian 1. Jadwal penelitian
1 Persiapan Penelitian
2 Pelaksanaan Penelitian
3 Pengambilan data
4 Analisis Data
U S
19
B
ULANGAN I ULANGAN II ULANGAN III ULANGAN IV
1,5 m 50 cm
P5 P2 P6 P3
1,5 m
P3 P6 P1 P0
40 cm
P1 P4 P3 P6
P4 P0 P5 P2
P2 P1 P0 P4
P0 P5 P2 P1
P6 P3 P4 P5
Jumlah populasi tanaman adalah sebanyak 392 tanaman, dengan jumlah tanaman
sampel keseluruhan adalah 112 tanaman.
Keterangan : U1, U2, U3 dan U4 adalah ulangan 1, …, Ulangan 4
P0 = Setiap hari tanpa POC Bio-3
20
P6 = 6 hari sekali POC Bio-3 150 ml/L air
NOMOR : 261/Kpts/TP.240/5/2000
TANGGAL : 8 Mei 2000
MENTERI PERTANIAN
ttd
MUHAMMAD PRAKOSA
21