Oleh:
RESKI
NIM. D1A1 17 210
Proposal
diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Jurusan/Program Studi Agribisnis
Oleh:
RESKI
NIM. D1A1 17 210
Menyetujui;
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Anas Nikoyan, M.Si Dr. La Ode Alwi, S.P., M.P.
NIP. 19640330 199303 1 001 NIP. 19760520 200604 1 001
Mengetahui,
Tanggal Disetujui:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya jualah maka penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Analisis Kelembagaan Sistem Bagi Hasil Pemilik Lahan dengan Petani
Penggarap dalam Usahatani Padi Sawah di Kelurahan Watumotobbe Kecamatan
Kapontori Kabupaten Buton”.
Dalam penulisan proposal ini, penulis banyak bantuan dari pihak lain, untuk
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua tersayang Bapak La Ode Amilu dan Ibunda Wa Ode Samsia
yang telah mendidik dan memberikan semangat berupa dukungan, perhatian,
doa dan materi kepada penulis serta para keluarga tercinta.
2. Bapak Dr. Ir. Anas Nikoyan, M.Si sebagai Pembimbing I dan Dr. La Ode
Alwi, S.P., M.P. sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan
pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
3. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua serta Sekretaris Jurusan/Program
Studi Agribisnis, Universitas Halu Oleo (UHO) yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di UHO.
4. Bapak Dr. Muhammad Aswar Limi, S. Pi., M.Si., Bapak Samsul Alam Fyka,
S.P., M.Si., dan Bapak La Ode Kasno Arif, S.P., M.Si. sebagai dosen Penguji
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan perbaikan
pada proposal ini.
5. Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis khususnya, dan
Fakultas Pertanian umumnya yang telah membimbing dan memberikan ilmu
kepada penulis selama mengikuti pendidikan.
6. Pegawai administrasi jurusan/program studi dan fakultas atas urusan
adminstrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan.
7. Pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
iv
Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian selanjutnya untuk mencari data
dan sumber informasi dimudahkan oleh Allah SWT, sehingga proposal penelitian
secara utuh ini nantinya berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan. Penulis juga menyadari masih banyak kelemahan dalam proposal
ini sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan proposal ini di masa mendatang.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
KATA PENGANTAR........................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... ix
I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah.................................................................. 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan............................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7
2.1. Usahatani Padi Sawah............................................................... 7
2.2. Klasifikasi Petani...................................................................... 8
2.3. Konsep Kelembagaan................................................................ 9
2.4. Sistem Bagi Hasil...................................................................... 11
2.5. Pendapatan dan Penerimaan Usahatani..................................... 15
2.6. Penelitian Terdahulu................................................................. 16
2.7. Kerangka Pikir Penelitian......................................................... 18
III. METODE PENELITIAN............................................................... 22
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 22
3.2. Populasi dan Sampel................................................................. 22
3.3. Jenis dan Sumber Data.............................................................. 23
3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 24
3.5. Variabel Penelitian.................................................................... 24
3.6. Konsep Operasional Penelitian................................................. 25
3.7. Analisis Data............................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 32
LAMPIRAN........................................................................................... 35
1. Peta Lokasi Penelitian.................................................................. 35
2. Kuesioner Penelitian.................................................................... 36
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
I. PENDAHULUAN
dari hasil pertanian, oleh karena itu titik sentral pembangunan ekonomi
hasil antara pemilik modal dan penggarap pertanian yang lebih dikenal
2017).
Komoditas padi sawah adalah salah satu tanaman pangan yang sangat
pangan pokok yaitu berupa beras. Beras berkaitan erat dengan kebutuhan
rakyat yang banyak dan dapat dijadikan sebagai alat politik. Jumlah
menurun dan kondisi kesejahteraan petani itu sendiri juga terus mengalami
(bagi hasil) dan gadai. Status hak milik adalah lahan yang dikuasai dan
pengalihan hak garap dari pemilik lahan kepada orang lain sehingga akan
terjalin suatu kelembagaan kepada petani itu sendiri secara tidak langsung.
ini dapat berupa kumpulan aturan, baik formal maupun informal, tertulis
dalam suatu perjanjian yang telah ditetapkan mengenai sistem bagi hasil
Sistem bagi hasil merupakan salah satu sistem atau sarana tolong
sehingga pihak pemilik lahan dapat menikmati dari hasil lahannya, dan
petani yang sebelumnya tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam juga
hasil produksi petani yang berpengaruh pada tingkat harga yang akan
penduduk menjadi petani sebagai salah satu mata pencaharian utama untuk
dalam bentuk sistem bagi hasil (survei awal kepada Bapak La Ode
Sarman).
4
(petani pemilik), dan petani yang menggarap lahan orang lain dengan
Selain itu, tingkat pendapatan pada usahatani mereka juga akan berbeda,
yang bukan miliknya sendiri dengan risiko yang harus mereka tanggung
sendiri sesuai dengan aturan dalam kelembagaan sistem bagi hasil. Lahan
lahan dengan ketersediaan air yang terbatas terutama pada saat musim
petani tersebut.
Isi perjanjian dalam kelembagaan sistem bagi hasil atau aturan main
(rules of the game) yang meliputi hak dan kewajiban masing-masing pihak
5
juga ditentukan oleh mereka sendiri yang telah disepakati oleh petani
penggarap dan petani pemilik lahan nantinya hasil akan dibagi sesuai
Buton”.
beberapa hal yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini anatara
lain:
1. Bagaimana sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan petani penggarap
antara pemilik lahan dan petani penggarap dalam usahatani padi sawah di
1. Untuk mengetahui sistem bagi hasil antara pemilik lahan dengan petani
Kabupaten Buton.
petani penggarap dalam usahatani padi sawah, serta penelitian ini diharapkan
2. Kegunaan praktis/operasional:
7
lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman padi diusahakan pada dua jenis lahan yaitu lahan basah (sawah)
dan lahan kering. Padi yang diusahakan pada lahan basah dikenal sebagai padi
sawah sedangkan padi yang dibudidayakan pada lahan kering dikenal sebagai padi
ladang. Tanaman padi memerlukan curah hujan yang tinggi kurang lebih
Ada juga yang diolah dengan menggunakan cangkul oleh manusia. Dalam
tanaman sehingga penggunaannya lebih efektif. Sedangkan pada lahan kering atau
sawah tadah hujan, kebutuhan tanaman akan air semata-mata sangat diharapkan
pengendalian hama penyakit. Penyiangan dilakukan satu sampai dua kali yaitu
saat padi berumur 15 dan 35 hari setelah tanam atau tergantung dari kecepatan
atau paling lambat dua minggu karena penyulaman yang lebih lama akan
menggunakan pupuk buatan (anorganik) dan pupuk alam (organik). Pupuk alam
(kalium) dan pupuk fosfor (TSP). Pengendalian hama dan penyakit dlakukan
1. Petani Pemilik
ditentukan oleh orang lain. Golongan petani yang agak berbeda statusnya
orang lain (part owner operator). Keadaan semacam ini timbul karena
2. Petani Penggarap
orang lain dengan sistem bagi hasil. Dalam sistem bagi hasil, risiko
hasil tidak sama untuk tiap daerah. Biasanya bagi hasil ini ditentukan oleh
3. Petani Penyewa
orang lain dengan jalan menyewa karena tidak memiliki tanah sendiri.
Besarnya sewa dapat berbentuk produksi fisik atau sejumlah uang yang
waktu dapat terjadi satu musim, satu tahun, dua tahun atau jangka waktu
yang lebih lama. Dalam sistem sewa, risiko usahatani hanya ditanggung
(Uphoff, 1986).
hubungan kepemilikan.
di atas.
pemilik, objek nilai bagi pemilik dan orang lain, serta orang dan pihak lain
2009).
antara dua pihak yaitu pemilik lahan dengan penggarap yang bersepakat
untuk melakukan pembagian hasil secara natura. Bagi hasil dalam bahasa
tanah di dunia yang bahkan telah ditemukan pada lebih kurang 2.300 SM.
dimana pembagian hasil terhadap dua unsur produksi, modal dan tenaga
diambil atau diberikan dari hasil pertanian yang diusahakan, setelah selesai
panen atau sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ketika pertama
kali mengadakan transaksi. Besarnya bagi hasil adalah besarnya upah yang
bagi hasil perlu diadakan agar pembagian hasil tanah antara pemilik dan
penggarap dilakukan atas dasar yang adil dan agar terjamin pula
1. Semua perjanjian bagi hasil harus dibuat oleh pemilik dan penggarap sendiri
secara tertulis dihadapkan Kepala dari Desa atau daerah yang setingkat
3. Pada tiap kerapatan desa Kepala Desa mengumumkan semua perjanjian bagi
tanaman dan varietas yang akan ditanam dan penggunaan teknologi lainnya
yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi pertanaman yang diusahakan,
secara adil.
melakukan transaksi bagi hasil sesuai pedoman bagi hasil yang telah
ditetapkan, dan menanggung biaya sarana produksi dan biaya wajib lainnya
melakukan transaksi bagi hasil sesuai pedoman bagi hasil yang telah
ditetapkan, dan menanggung biaya selama proses produksi dan sarana dalam
sehingga hal ini menjadi suatu masalah yang dapat merugikan pihak-pihak
yaitu:
dalam surat perjanjian tersebut pada pasal 3 maka baik Camat maupun Kepala
Desa atas pengaduan salah satu pihak ataupun karena jabatannya, berwenang
tersebut pada ayat 1 di atas, maka soalnya diajukan kepada Camat untuk
Pada saat ini ditemukan ada tiga bentuk hubungan kerjasama dari
pelaksanaan sistem bagi hasil antara petani penggarap dan pemilik tanah
(bibit, pupuk, dan pestisida). Hasil produksi yang diperoleh dibagi dengan
perbandingan 1:1 atau bagi dua bagian sama rata. Kedua, sistem mawah
tipe dua dimana pemilik tanah hanya menyediakan tanah sedangkan tenaga
kerja dan saprodi lainnya diusahakan petani penggarap. Pada sistem ini,
17
hasil produksi yang diperoleh dibagi tiga bagian, satu bagian untuk
pemilik tanah dan dua bagian untuk petani penggarap atau 1:2. Ketiga,
pilihan harus menyewa tanah dengan harga tertentu kepada pemilik tanah.
Sewa ini terpaksa diambil karena faktor kelangkaan tanah dan tidak
adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan
sedangkan total biaya adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam suatu
usahatani.
pendapatan dari tanaman yang diusahakan oleh petani, sedangkan dari luar
I = TR – TC
Keterangan:
I = Income (pendapatan);
TR = Total revenue (penerimaan); dan
TC = Total cost (total biaya).
18
Lebih lanjut, menurut Soekartawi (1995) dalam Noer dan Rauf (2013)
total dalam jangka waktu tertentu baik yang dipasarkan maupun tidak.
Penerimaan juga dapat didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari
penjualan.
meliputi nilai jual hasil, penambahan jumlah inventaris, nilai produk yang
antara produksi yang diperoleh dengan harga jual produk. Pernyataan ini
dapat dituliskan sebagai berikut Soekartawi (1995) dalam (Noer dan Rauf,
2013):
TR = Y . Py
Keterangan:
TR = Total revenue (penerimaan usahatani);
Y = Output (produksi yang diperoleh); dan
Py = Price (harga output).
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian dari Juraemi (2004) dengan
perbedaan yang signifikan dari peneltian ini yaitu terletak pada waktu,
tempat, metode penelitian serta analisis data yang digunakan. Selain itu,
keunggulan dari penelitian ini adalah tujuan yang ingin dicapai bahwa
Salah satu sub sektor pertanian yang merupakan salah satu komoditi
banyak diusahakan oleh petani karena padi dapat menghasilkan beras yang
kerja sama atau aturan main (rules of the game) antara pemilik lahan
atau diberikan dari hasil pertanian yang diusahakan, setelah selesai panen
atau sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ketika pertama kali
aturan main (kelembagaan) dari sistem bagi hasil itu sendiri. Aturan main
dari sistem bagi hasil yang diangkat dalam penelitian ini adalah: (1) Hak
dan kewajiban yang akan dilakukan oleh petani padi sawah khususnya
pestisida). Kemudian, sistem mawah tipe dua dimana pemilik tanah hanya
dari sistem bagi hasil tersebut akan berdampak pada pendapatan yang akan
jasa dapat terpenuhi dengan adanya pendapatan, baik dalam bentuk uang
sebagai nilai dari jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat
berusahatani padi juga dapat dilihat dari besar kecilnya produksi padi
oleh petani padi sawah difokuskan pada jumlah produksi, harga jual, dan
hasil produksi petani penggarap maka semakin besar pula hasil yang akan
pemilik lahan maupun petani penggarap dengan melalui sistem bagi hasil,
kelembagaan yang telah disepakati bersama serta disetujui oleh pihak yang
Kelembagaan
Petani Pemilik dan Petani Penggrap
23
dengan petani penggarap yaitu melalui kelembagaan dari sistem bagi hasil.
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif.
Data kualitatif pada penelitian ini berupa data yang berasal dari hasil
kelembagaan sistem bagi hasil atau aturan main yang dilakukan di daerah
pendapatan dari petani pemilik dan petani penggarap padi sawah, serta
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat dari sumber utama baik individu
ataupun perseorangan atau data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian oleh peneliti (Umar, 2005). Data primer dalam penelitian ini
2. Data Sekunder
buku-buku, brosur, dan artikel yang didapat dari website yang berkaitan
bersumber dari buku, kajian karya ilmiah atau jurnal, situs internet
26
yang sudah ada yang berasal dari catatan atau dokumen tertulis yang
2005). Observasi dalam penelitian ini adalah sistem bagi hasil ataupun
daerah penelitian.
2. Kelembagaan sistem bagi hasil dari penelitian ini berupa aturan main berupa
hak dan kewajiban yang ditetapkan oleh petani pemilik dan petani penggarap
padi sawah dengan implementation yaitu sistem mawah tipe satu, sistem
mawah tipe dua, dan sistem kontrak (contract), serta keterkaitan antara
3. Pendapatan petani padi sawah dalam penelitian ini berupa jumlah produksi,
harga jual, dan biaya seperti biaya variabel dan biaya tetap.
yaitu:
1. Responden adalah petani padi sawah yang terdiri dari petani pemilik lahan
dan petani penggarap (orang). Petani pemilik lahan adalah orang yang
tidak memiliki lahan tetapi melakukan usahataninya pada lahan orang lain
penelitian (tahun).
dalam satu rumah maupun di tempat lain yang secara langsung menjadi
sosialnya.
6. Sistem bagi hasil adalah suatu perjanjian yang telah ditetapkan dalam
kelembagaan sistem bagi hasil (rules of the game) antara pemilik lahan
dengan petani penggarap yang dijalankan sesuai hak dan kewajiban dalam
7. Sistem mawah tipe satu yaitu petani penggarap menyediakan tenaga kerja
pemilik tanah berkontribusi terhadap tanah dan sarana produksi (bibit, pupuk,
dan pestisida).
8. Sistem mawah tipe dua dimana pemilik tanah hanya menyediakan tanah
11. Pendapatan usahatani (konsep non rill) adalah selisih antara penerimaan dan
biaya usahatani padi sawah baik yang benar-benar dikeluarkan petani (biaya
pupuk, pestisida, tenaga kerja luar keluarga, pajak) maupun biaya yang tidak
satu kali musim tanam dikalikan dengan harga yang dinyatakan dalam
12. Produksi adalah jumlah produk yang dihasilkan dari kegiatan usahatani. Hasil
produksi dari usahatani petani dalam penelitian ini adalah gabah atau padi
(Kg/Mt).
13. Harga jual merupakan besarnya harga yang akan dibebankan kepada
konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya
14. Biaya merupakan Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani, baik petani
(Rp/Mt).
30
15. Biaya tetap (fixid cost) merupakan pengeluaran yang jumlahnya tidak akan
16. Biaya variabel adalah biaya yang bisa berubah secara proposional tergantung
(Rp/Mt).
dengan fokus penelitian. Adapun data kualitatif pada penelitian ini berupa
dengan pendapatan.
data seperti yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley. Miles dan
pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.
Secara umum teknik analisis data yang dilakukan untuk mendapatkan data
mengenai sistem bagi hasil sehingga peneliti dapat mengetahui aturan main
yang ditetapkan petani pemilik dan petani penggarap berupa hak dan
pelaksanaan dari usahatani padi sawah tersebut seperti sistem mawah tipe
satu, sistem mawan tipe dua, dan sistem contract dari data yang didapatkan.
lapangan maka data yang didapatkan akan semakin banyak, untuk itu
diperlukan reduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok
ini meninjau lebih dalam terhadap data reduction mengenai sistem bagi hasil
tersebut.
data yang sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif sehingga akan
dilakukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
32
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
2. Analisis Pendapatan
dianalisa dengan formula dasar analisis kuantitatif yang terdiri dari analisa
dapat dituliskan sebagai berikut Soekartawi (1995) dalam (Noer dan Rauf,
2014):
I = TR – TC................................................................................ (2)
TR = Y . Py.................................................................................... (3)
Keterangan:
I = Income (pendapatan);
TR = Total revenue (total penerimaan);
TC = Total cost (total biaya);
FC = Fixet cost (biaya tetap);
VC= Variabel cost (biaya variabel);
Y = Output (produksi yang diperoleh); dan
Py = Price (harga output).
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r=
√¿¿ ¿
Keterangan:
r = Koefisien korelasi antara kelembagaan sistem bagi hasil dengan pendapatan;
X = Kelembagaan sistem bagi hasil;
Y = Pendapatan;
n = Jumlah sampel.
digunakan dengan rumus uji t Rianse dan Abdi (2009) sebagai berikut:
√r n−2
t=
√1−r 2
Keterangan:
t = Nilai t hitung;
r = Koefisien korelasi antara kelembagaan sistem bagi hasil dengan pendapatan;
n = Jumlah sampel;
r 2 = Koefisien determinasi dari kelembagaan sistem bagi hasil dengan pendapatan.
34
dan (b) H 1=¿ ada hubungan antara KSBH dengan pendapatan. (2)
derajat kebebasan n-2. (3) Perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel
dengan ketentuan; (a) jika H 0 diterima maka t hitung< t tabel dan (b) jika H 0
DAFTAR PUSTAKA
Syahyuti. 2010. Lembaga dan Organisasi Petani dalam Pengaruh Negara dan
Pasar. Majalah Forum Agro Ekonomi. Vol (28)1.
Umar. 2005. Metode Penelitian Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.
Umpul L., Baruwadi M., dan Murtisari A. 2016. Sistem Bagi Hasil Usahatani
Jagung Petani Penggarap di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.
Jurnal Ilmiah Agribisnis. 1(1): 8.
Uphoff. 1986. Local Institution Development: An Analitytical Sourcebook with
Case. West Hardford Connecticut. Cumarian Press.
Utama. 2015. Budidaya Padi Lahan Marjinal Kiat Meningkatkan Produksi Padi.
Yogyakarta. Andi Press.
Utomo, dan Nazarudin. 2003. Bertanam Padi Sawah tanpa Olah Tanah. Jakarta.
Penebar swadaya.
Walpole R. 1992. Pengantar Statistika [Introduction of Statistical]. Jakarta. PT
Gramedia Pustaka Utama.
37
LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
3. Jenis Kelamin :
1) Laki-laki
2) Perempuan
4. Tingkat Pendidikan Formal :
5. Tahun dimulainya Usahatani Padi :
6. Pengalaman dalam Usahatani Padi : Tahun
7. Pekerjaan Pokok :
39
8. Pekerjaan Sampingan :
9. Jumlah Tanggungan Anggota Keluarga :
No. Nama Umur Pendidikan Hubungan
(Tahun) Keluarga
1.
2.
3.
4.
10. Status Kepemilikan Lahan, apakah milik sendiri atau lahan garapan?(Ha)
11. Jika garap apakah bapak/ibu memiliki hubungan saudara dengan pemilik
lahan? (ya/tidak)
12. Jika ya, saudara yang bagaimana?
13. Jika tidak, apakah pemilik lahan tinggal di desa ini ? (ya/tidak)
14. Jika tidak, dimana tempat tinggalnya?
15. Apa alasannya menyakapkan sawahnya?
2 Pengolahan Lahan
3 Penanaman
4 Penyulaman
5 Penyiangan
6 Pemupukan
7 Penyemprotan
8 Pemanenan
Lanjutan Lampiran 2.
3. Biaya Penysustan Alat
No Jenis Alat Jumlah Unit Harga Awal Umur Ekonomis Harga Akhir
(Rp) (Thn) (Rp)
1
2
3
4
5
6
Lanjutan Lampiran 2.
2. Kuesioner Kewajiban-kewajiban Petani Pemilik dan Petani Penggarap dalam
Kelambagaan Sistem Bagi Hasil (KSBH)
Kewajiban Petani Pemilik dalam KSBH
No. Kewajiban Petani Pemilik dalam KSBH Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
1. Apakah bapak/ibu, saudara telah beritikad
baik dalam melakukan transaksi terhadap
petani penggarap?
2. Apakah bapak/ibu, saudara telah
melakukan transaksi bagi hasil sesuai
pedoman bagi hasil yang telah ditetapkan
dalam ushatani padi sawah?
3. Apakah bapak/ibu, saudara telah
melakukan dengan adil dan konsisten
dalam menanggung biaya sarana produksi
dan biaya wajib lainnya yang digunakan
selama dalam proses produksi yang
dilakukan oleh petani penggarap?
Lanjutan Lampiran 2.
Kuesioner Pernyataan tentang Pendapatan
Berikan tanda silang (x) pada jawaban Anda.
Keterangan:
SS = Sangat setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju.
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
1 Produksi yang diperoleh oleh petani
sangat menguntungkan.
2 Ada kecurangan yang dilakukan oleh
petani terhadap gabah yang diperoleh.
3 Harga yang ditetapkan oleh petani
terhadap padi tersebut telah sesuai dengan
pengeluaran dan menguntungkan bagi
petani tersebut.
4 Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
petani sesuai dengan perjanjian yang
ditetapkan.
5 Biaya tetap dan variabel dibebankan
kepada petani pemilik.
6 Biaya tetap dan variabel dibebankan
kepada petani penggarap.
7 Biaya tetap dan variabel dibebankan
kepada kedua petani.