Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENDAPATAN PEDAGANG IKAN SEGAR DI PASAR TRADISIONAL


KOTA PALANGKA RAYA

PROPOSAL

FLORENSIA VERIN
CDA 118 043

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2023

1
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG IKAN SEGAR DI PASAR TRADISIONAL
KOTA PALANGKA RAYA

FLORENSIA VERIN
CDA 118 043

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan


Jurusan Perikanan

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Subhan A. Alhidayat, S.Pi., M.Si. Budhi Ardani, S.Pi., M.Si.


NIP. 19691004 199702 1 002 NIP. 19720222 199802 1 001

Mengetahui,

Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan


Dekan, Ketua,

Dr. Ir. Sosilawaty, MP. Dr. Noor Syarifuddin Yusuf, S.Pi., M.Si.
NIP. 19660326 199303 2 008 NIP. 19710703 199802 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini dengan judul Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan Segar di Pasar Tradisional Kota
Palangka Raya dengan baik dalam rangka menyelesaikan studi Strata I untuk
mencapai gelar Sarjana Perikanan.
Penyelesaian penyusunan proposal skripsi ini penulis telah banyak
mendapatkan masukan-masukan maupun arahan-arahan dan bimbingan serta
dorongan dalam penyelesaian dan penyempurnaan proposal skripsi ini. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Subhan A. Alhidayat,
S.Pi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Budhi Ardani, S.Pi., M.Si.,
selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan
dorongan dalam penulisan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan dari pembaca sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan proposal ini.
Pada akhirnya harapan penulis semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya, Amin.

Palangka Raya, April 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pendapatan Pedagang Ikan........................................................ 6
2.2. Pasar.......................................................................................... 11
2.3. Penelitian yang Relevan............................................................ 14
2.4. Hipotesis Penelitian................................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1. Tempat dan Waktu.................................................................... 17
3.2. Metode Dasar Penelitian........................................................... 17
3.3. Kerangka Pikir Penelitian......................................................... 17
3.4. Metode Pengumpulan Data....................................................... 18
3.5. Analisis Data............................................................................. 22
3.6. Jadwal Kegiatan ....................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 26

LAMPIRAN ................................................................................................... 28

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Pengukuran Skala Likert..................................................................... 19
Tabel 2. Indikator Kuesioner............................................................................. 20
Tabel 3. Pedoman Wawancara.......................................................................... 21
Tabel 4. Sampel Penelitia.................................................................................. 22
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................................. 25

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian......................................................... 18

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian................................................................. 28

Lampiran 2. Pedoman Wawancara................................................................ 31

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang
memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam
penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja.
Penyediaan lapangan kerja yang paling banyak terserap adalah sebagai nelayan,
pengusaha ikan, petani/nelayan budidaya ikan, dan pedagang ikan.
Pedagang ikan yang menjual ikan di pasar salah satu merupakan bagian yang
sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap ikan
dialam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya
adalah ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau
secara enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat
penting untuk dikonsumsi oleh manusia (Ramadhi dalam Salsabilah, 2021).
Ikan merupakan sumber pangan hewani yang sudah tidak asing lagi di
masyarakat. Jenis ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang relatif
murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Disamping menyediakan
protein hewani yang relatif tinggi jumlahnya, ikan juga mengandung asam lemak tak
jenuh, berbagai macam vitamin dan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Peningkatan mengkonsumsi ikan segar oleh masyarakat merupakan prospek
pada tahun-tahun selanjutnya sehingga merupakan pangsa pasar usaha yang potensial
di bidang perikanan. Faktor kesadaran masyarakat, faktor lain yaitu pengetahuan yang
berkembang di masyarakat bahwa mengkonsumsi ikan segar sangat bermanfaat bagi
tubuh. Ikan merupakan salah satu sumber protein dan vitamin yang memberikan
energi dalam tubuh. Peningkatan konsumsi ikan diharapkan memotivasi lembaga-
lembaga pemasaran khususnya pedagang ikan yang terlibat dalam penyediaan dan
distribusi ikan untuk mengembangkan usahanya.
Pasar Subuh merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di Kecamatan
Pahandut Kota Palangka Raya yang sampai saat ini masih bertahan. Sebagian besar
pedagang yang berjualan di Pasar Subuh adalah pedagang ikan. Pedagang ikan

1
merupakan salah satu cara pemasaran dalam perdagangan ikan. Ikan yang dibeli pada
pedagang pengumpul akan dipasarkan kembali secara kepada masyarakat konsumen.
Permintaan ikan di Palangka Raya hingga saat ini juga semakin meningkat yang
membuat para pedagang pasar ikan di Pasar tradisional Kota Palangka Raya semakin
meningkat pula dalam penyediaan ikan yang dibutuhkan.
Melihat kondisi pedagang ikan di Pasar tradisional Kota Palangka Raya yang
masih banyak bertahan hingga saat ini, ini menjelaskan bahwa pendapatan para
pedagang tersebut masih cukup besar dan mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga mereka sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi, permasalahan yang dialami oleh para pedagang
ikan di Pasar Subuh yaitu keterbatasan modal yang dimiliki atau kecilnya modal yang
dimiliki oleh pedagang ikan di Pasar Subuh yang menyebabkan usaha tersebut tidak
berkembang dengaan kata lain pedagang ikan tidak bisa menambah barang
dagangannya, banyak dari mereka berjualan dengan keterbatasan jumlah serta
keberagaman jenis ikan yang dimiliki. Sehingga dalam kegiatannya ketika ada
konsumen yang ingin membeli ikan dengan jumlah besar dan jenis ikan yang
diinginkan, pedagang tersebut tidak bisa memenuhi keinginan konsumen sehingga
mereka terpaksa merelakan pendapatan yang seharusnya diterima. Tidak hanya itu
para pedagang ikan juga kesulitan untuk mendapatkan modal tambahan, besar
kecilnya modal tersebut akan mepengaruhi pendapatan yang diterima.
Selain faktor modal, lokasi usaha juga mempengaruhi pendapatan pedagang
ikan di Pasar Subuh, lokasi usaha para pedagang ikan di pasar ini di bagi menjadi
beberapa tempat, ada pedagang yang berjualan di bagian depan atau pinggir jalan,
dekat dengan lahan parkir tentunya mudah dijangkau oleh konsumen sehingga
produsen lebih mudah untuk menjual dan menawarkan dagangannya. Akan tetapi ada
juga pedagang ikan yang berjualan berjualan di belakang pasar, lokasi ini sulit
dijangkau oleh konsumen, karena keadaan tempat yang becek, bau dan sempit atau
terkesan kumuh, membuat para konsumen malas untuk berbelanja di tempat ini
sehingga para pedagang banyak yang mengeluhkan penurunan pendapatan yang
diterimanya. Oleh karena itu perlu adanya pembenahan sarana dan prasarana untuk
menunjang kenyamanan para pengunjung pasar. Tempat yang nyaman dan bersih
akan meningkatkan kualitas transaksi tentunya akan meningkatkan daya beli

2
konsumen. Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan sangat mendukung perkembangan
usaha begitu juga dengan pendapatan yang diterimanya. Semakin strategis lokasi
usaha yang dimiliki, maka pendapatan yang diterima akan semakin tinggi. Akibat
adanya perbedaan lokasi usaha, dan pendapatan yang diterima berbeda sehingga
menimbulkan permasalahan terhadap lokasi usaha, banyak pedagang ikan di Pasar
Subuh yang melanggar peraturan yaitu beberapa pedagang ada yang berjualan tidak
sesuai dengan penataan zoning atau penempatan yang sesuai dengan jenis
dagangannya. Bahkan ada yang nekat berjualan di bahu jalan, serta luas pasar ikan
tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pedagang, sehingga pasar ikan ini tidak
tertata dengan rapih dan setiap hari selalu terjadi kemacetan, karena jalan yang
harusnya dilalui oleh pengendara sepeda motor terhalang oleh para pedagang ikan
yang berjualan di bahu jalan tersebut. Meskipun sudah di lakukan penertiban para
pedagang oleh pengelola pasar akan tetapi banyak pedagang menghiraukan
penertiban tersebut.
Selanjutnya lama usaha juga memiliki pengaruh besar terhadap pendapatan
seorang pedagang, dimana jika seorang pedagang atau penjual sudah memulai usaha
berdagang cukup lama, maka ini memungkinkan pedagang Pasar Subuh tersebut
memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk menjalankan usahanya guna
mendapatkan pelanggan tetap. Pelanggan tetap suatu pedagang sedikit banyak akan
mempengaruhi pendapatan pedagang ikan itu sendiri. Selain modal dan lama usaha,
jam kerja juga dapat mempengaruhi pendapatan seorang pedagang ikan, dimana
semakin lama waktu pedagang ikan berjualan memungkinkan akan semakin banyak
yang membeli. Jika dilihat secara sekilas tampak bahwa keadaan perekonomian
pedagang ikan di Pasar Subuh ini cukup baik, hal ini terlihat dari jumlah pembelian
dan penjualan ikan sehari-hari dipasar ini cukup besar.
“Kesejahteraan pedagang dapat dilihat dari berapa besar pendapatan yang
diperoleh. Semakin besar pendapatan yang diperoleh para pedagang keuntungan yang
didapatkan tinggi yang mengakibatkan kesejahteraan para pedagang semakin hari
semakin meningkat. Sehingga jumlah pedagang yang ada tidak akan berkurang
bahkan semakin hari semakin bertambah karena usaha yang di geluti semakin
berkembang, dalam memulai sebuah usaha terutama usaha dalam dunia perdagangan,
hal yang paling penting dan perlu diperhatikan yaitu tersedianya modal. Pengertian

3
modal sendiri yaitu semua kekayaan yang dimiliki oleh seseorang untuk digunakan
langsung dalam memulai usaha agar mendapatkan keuntungan” (Cantika dalam
Wulandari, 2017).
Berdasarkan hasil observasi tersebut maka dapat diketahui pendapatan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang ikan segar di Pasar
tradisional Kota Palangka Raya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Ikan Segar di Pasar Tradisional Kota Palangka Raya.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, yang menjadi


rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pendapatan pedagang ikan segar di Pasar tradisional Kota Palangka
Raya?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang ikan
segar di Pasar tradisional Kota Palangka Raya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui pendapatan pedagang ikan segar di Pasar tradisional Kota
Palangka Raya.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan
pedagang ikan segar di Pasar tradisional Kota Palangka Raya.

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di atas, adapun


manfaat penelitian ini berupa teoritis dan praktis.

1.4.1. Manfaat Teoritis

4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu dan
memperkarya hasil penelitian yang sudah ada serta menambah referensi bahan kajian
penelitian yang relevan di bidang perikanan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, sebagai sarana penerapan ilmu dari teori yang telah diperoleh
semasa kuliah dan untuk menambah wawasan terutama yang berkaitan dengan
tingkat pendapatan pedagang ikan segar di pasar tradisional Kota Palangka
Raya.
b. Diharapkan penelitian ini memberikan informasi bagi pedagang ikan segar di
pasar tradisional Kota Palangka Raya untuk meningkatkan pendapatan
mereka.
c. Bagi Pembaca, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk
pembaca dan peneliti lainnya yang sedang melaksanakan penelitian untuk
memperkaya pengetahuan serta dapat dikembangkan menjadi topik yang lebih
spesifik untuk penelitian selanjutnya.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendapatan Pedagang Ikan

2.1.1. Pengertian Pendapatan

Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012) bahwa


pendapatan adalah sejumlah uang diterima oleh perorangan, perusahaan, dan
organisasi dalam bentuk upah, gaji, laba, dan lain-lain. Menurut Sukirno (2014:102)
bahwa: Pendapatan dapat dikatakan semua jenis pendapatan yang termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima
oleh suatu negara. Menurut ilmu ekonomi pendapatan adalah nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode. Dengan kata lain pendapatan
adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang yang
diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan suatu
penghasilan yang diperoleh seseorang dalam melakukan sebuah pekerjaan. Gunanya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta keluarganya. Biasanya apabila
pendapatan seseorang tinggi maka biasanya orang tersebut relatif mudah, namun
sebaliknya apabila pendapatan seseorang tersebut rendah, maka orang tersebut relatif
sulit untuk memenuhi kebutuhannya.

2.1.2. Pengertian Pedagang

Menurut Tim Penyusun KBBI (2012) pedagang adalah perantara yang


kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas
inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan konsumen untuk membeli dan

6
menjualnya dalam partai kecil atau per satuan. Sedangkan menurut Purwosutjipto
(2003) pedagang adalah mereka yang melakukan perbuatan perniagaan (perdagangan)
sebagai pekerjaannya sehari-hari. Menurut Al Bara (2016) bahwa pedagang
merupakan pelaku ekonomi yang paling berpengaruh dalam sektor perdagangan
karena kontribusinya adalah sebagai penghubung dari produsen ke konsumen
kesejahteraan seorang pedagang dapat diukur dari penghasilannya, oleh karena itu
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang harus diperhatikan supaya
pendapatan pedagang stabil dan kesejahteraannya meningkat sehingga kegiatan jual-
beli di pasar tetap berjalan lancar, jumlah pedagang yang ada akan tetap bertahan dan
semakin bertambah.
Jadi, yang dinamakan pedagang adalah orang yang memperjualbelikan barang
untuk memperoleh suatu keuntungan.
Adapun jenis-jenis pedagang menurut Huda (2015) terbagi atas daerah
kekuasaan operasinya, diantaranya:
a. Pedagang besar/ distributor/ agen tunggal, yakni pedagang yang membeli atau
mendapatkan produk barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara
langsung. Pedagang besar biasanya diberikan hak wewenang/ daerah tertentu dari
produsen.
b. Pedagang menengah/ agen/ grosir, yakni pedagang yang membeli atau
mendapatkan barang dagangannya dari distributor atau agen tunggal yang
biasanya akan dibeli di daerah kekuasaan penjualan/ perdagangan tertentu yang
lebih kecil dari daerah kekuasaan distributor.
c. Pedagang eceran/ pengecer/ retailer, yakni pedagang yang menjual barang yang
dijualnya langsung ke tangan pemakai akhir atau konsumen dengan jumlah satuan
atau eceran.

2.1.3. Pengertian Ikan

Pengertian ikan menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik


Indonesia Nomor 59 Tahun 2021 bahwa ikan adalah segala jenis organisme yang
seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
Namun apabila jika mengacu kepada undang-undang 31 tahun 2004 tentang
perikanan sebagaimana telah diubah dalam undang-undang 45 tahun 2009, maka

7
definisi ikan yang dimaksud menjadi berbeda dan luas cakupannya. Menurut Pasal 1
Undang-Undang 45 tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau
sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Di dalam bagian
penjelasan dijelaskan bahwa yang termasuk kedalam jenis ikan adalah:
a. ikan bersirip (pisces)
b. udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea);
c. kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca);
d. ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata);
e. tripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata);
f. kodok dan sebangsanya (amphibia);
g. buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (reptilia);
h. paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya (mammalia)
i. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae); dan
j. biota perairan lainnya
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ikan bukan
saja makhluk hidup atau hewan yang memiliki sirip serta ingsang, tetapi juga
makhluk hidup atau biota perairan yang seluruh atau sebagian siklus hidupnya berada
di perairan.

2.1.4. Pengertian Pedagang Ikan

Menurut Tim Penyusun KBBI (2012) pedagang ikan adalah orang atau badan
yang memperjualbelikan hewan atau biota perairan untuk dijual kepada pedagang
ecer dan dikonsumsi oleh pembeli dengan tujuan memperoleh keuntungan dari hasil
penjualan tersebut.
Pedagang ikan yang menjual ikan di pasar salah satu merupakan bagian yang
sangat penting dalam bidang perikanan, karena selain kegiatan menangkap ikan di
alam, membudidaya dan mengolah ikan, komoditi lain perikanan salah satunya adalah
ikan juga perlu dipasarkan baik secara grosir kepada pedagang ikan lain atau secara
enceran kepada konsumen. Selanjutnya ikan juga mempunyai peranan sangat penting
untuk dikonsumsi oleh manusia (Salsabilah, 2021).

2.1.5. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan

8
Menurut Swasta (2000) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan dari kegiatan penjualan antara lain:

a. Modal

Setiap usaha membutuhkan modal untuk operasional usaha yang bertujuan


untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Dalam kegiatan penjualan semakin
banyak produk yang dijual terlibat pada kenaikan keuntungan. Untuk meningkatkan
produk yang dijual suatu usaha harus membeli jumlah barang dagangan dalam jumlah
besar. Untuk itu dibutuhkan tambahan modal untuk membeli barang dagangan atau
membayar biaya operasional agar tujuan pewirausaha meningkatkan keuntungan
dapat tercapai sehingga pendapatan dapat meningkat.

b. Harga Ikan

Harga ikan adalah harga yang di peroleh pada waktu menjual ikan yang
ditentukan dengan uang. Harga ikan ini adalah hasil jumlah yang dibebankan oleh
unit usaha kepada pembeli atas barang yang diperolehnya. Para pedagang ikan telah
memiliki standar harga yang telah disepakati. Hal ini dipengaruhi oleh besaran harga
ikan di tingkat pedagang juga seragam. Secara umum, ikan dijual dengan harga Rp.
10.000 - Rp. 50.000.

c. Lokasi Usaha

Merencanakan suatu usaha perlu memilih letak lokasi usaha yang strategis,
karena letak lokasi usaha akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi,
sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen.
Menurut Tjiptono (2019) lokasi usaha adalah tempat usaha beroperasi atau
tempat usaha melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang
mementingkan segi ekonominya. Lokasi usaha adalah hal utama yang perlu
dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat
menentukan keberhasilan suatu usaha. Dalam memilih lokasi usahanya, pemilik
lokasi usaha harus mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi, karena lokasi
usaha adalah aset jangka panjang dan akan berdampak pada kesuksesan usaha itu
sendiri.

9
Menurut Lupiyoadi (2013) lokasi usaha berhubungan dengan di mana usaha
harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga
jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (usaha): apabila keadaannya seperti ini maka
lokasi menjadi sangat penting. Usaha sebaiknya memilih tempat dekat dengan
konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.
2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,
tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa
dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau
surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara
kedua pihak terlaksana dengan baik
Pemilihan lokasi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
kesuksesan suatu usaha, karena pemilihan lokasi juga berhubungan dengan keputusan
pembelian konsumen. Oleh karena itu lokasi tempat usaha yang tepat merupakan
tuntutan yang mutlak harus dipenuhi oleh setiap usaha Lokasi yang salah, akan
menyebabkan biaya operasi usaha tinggi. Sebagai akibatnya, tidak akan mampu
bersaing, yang sudah barang tentu menyebabkan kerugian.
Menurut Heizer dan Render (2016) lokasi memiliki kekuasaan untuk
membuat strategi bisnis perusahaan sehingga lokasi merupakan pendorong biaya dan
pendapatan pada perusahaan, sehingga lokasi yang tepat akan menguntungkan bagi
perusahaan, sebaliknya lokasi yang kurang tepat dapat menurunkan efektifitas
perusahaan.
Menurut Lupiyoadi (2013) dengan lokasi yang berdekatan dengan pesaing
bisinis, perbisnisan dapat melakukan strategi kompetisi total baik dalam
kepemimpinan harga atau produk lain yang diberikan. Untuk itu, dalam proses
pemilihan lokasi usaha pengusaha harus mempertimbangkan keputusannya dengan
benar agar tidak menimbulkan kerugian dikemudian harinya. Ada dua langkah yang
perlu diperhatikan dalam memilih sebuah lokasi usaha yaitu sebagai berikut:
1) Menentukan masyarakat yang akan dituju atau dilayani
2) Memilih lokasi disekitar masyarakat tersebut.

10
Menurut Utami (2014) melalui pemilihan lokasi yang tepat mempunyai
keuntungan:
1) Merupakan komitmen sumberdaya jangka panjang yang dapat
2) mengurangi fleksibilitas masa depan
3) Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis pada masa yang akan datang.
Area yang dipilih harus mampu tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat
mempertahankan keberlangsungan toko mulai dari saat awal maupun masa yang akan
datang. Hal ini dikarenakan lokasi berkaitan erat dengan investasi jangka panjang
yang sangat besar jumlahnya yang berhadapan dengan kondisi-kondisi yang penuh
ketidakpastian (Utami, 2014). Menurut Handoko (2012) pemilihan lokasi yang tepat
akan meminimumkan beban biaya (investasi dan operasional) jangka pendek maupun
jangka panjang, dan akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemilihan lokasi
berarti menghindari sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan
lokasi dengan paling banyak faktor-faktor positif, salah satu komponen bisnis yang
sangat penting sehingga perlu diperhatikan keuntungan dan kekurangan dari suatu
lokasi agar dapat mencapai tujuan perusahaan.

d. Kondisi Pasar/Kondisi Tempat Berdagang

Pasar sebagai kelompok pembeli barang dan jasa meliputi baik tidaknya
keadaan pasar tersebut, jenis pasar, kolompok tertentu, frekuensi pembeli dan selera
pembeli.

2.2. Pasar

2.2.1. Pengertian Pasar

Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan


transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan
kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan
transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan
membawa uang untuk membayar harganya (Ardra, 2022). Sedangkan menurut Tim
Penyusun KBBI (2012) bahwa definisi dari pasar adalah tempat orang berjual beli,
pasar merupakan sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan
11
telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Oleh sebab itu pasar memiliki
peranan yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi negara dan dunia.
Menurut Lihat (2012) pasar menurut kajian ilmu ekonomi adalah suatu tempat
atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari
suatubarang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan hargakeseimbangan
(harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi yang dimaksud dengan pasar
secara umum adalah tempat terjadinya proses jual beli antara pembeli dan penjual,
dimana diantara kedua belah pihak mendapatkan manfaat dari transaksi yang terjadi
di pasar tadi, sesuai dengan kwalitas dan kwantitas barang yang dijadikan untuk
bartransaksi tersebut.
Menurut Sulistyowati (Mardianto, 2018) “pasar dalam pengertian ekonomi
adalah situasi seseorang atau lebih pembeli (konsumen) dan penjual (produsen
dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata
sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kualitas tertentu
yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual mendapat
manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapat barang yang
diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual
mendapat imbalan pendapatan untuk selanjutnya digunakan untuk membiayai
aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang”.

2.2.2. Jenis-jenis Pasar

Pasar konkret menurut manajemen pengelolaan terdiri dari:


a. Pasar Tradisional. Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya
bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu
secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga,
dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam
arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern.
Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan
rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau
bahkan dipingir jalan. Salah satu ciri khas pasar tradisional beberapa diantaranya
menggunakan tenda-tenda tempat penjual memasarkan dagangannya, serta

12
pembeli yang berjalan hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan
dibelinya.
b. Pasar modern. Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang- barang yang dijual, selain bahan makanan-
makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang
dijual adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah
pasar swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket (Lihat, 2011).

2.2.3. Fungsi Pasar

Menurut Soeratno (2013) pasar berperan sangat penting dalam suatu sistem
ekonomi. Terdapat 5 fungsi utama pasar dan setiap fungsi mengandung pertanyaan
yang harus dijawab oleh sistem ekonomi. Fungsi pasar tersebut adalah:
a. Pasar menentukan harga barang. Pada sistem ekonomi pasar, harga merupakan
ukuran nilai barang. Jika suatu barang permintaannya meningkat, berarti
masyarakat membutuhkan lebih banyak. Dalam jangka yang relatif singkat
perusahaan tidak bisa menambah jumlah barang yang ditawarkan secara seketika.
Akibatnya harga barang tersebut naik. Kenaikan harga suatu barang akan
mendorong produsen memproduksi barang tersebut.
b. Pasar dapat mengorganisasi produksi. Harga barang di pasar menjadi acuan
perusahaan dalam menentukan metode produksi yang paling efisien.
c. Pasar mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
d. Pasar melakukan penjatahan. Konsumsi saat ini dibatasi oleh jumlah barang dan
jasa yang dapat dihasilkan saat ini.
e. Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang. Tabungan dan
investasi yang terjadi di pasar merupakan usaha untuk memelihara sistem dan
memberikan kemajuan aktivitas ekonomi.
Adapun fungsi pasar tradisional menurut Lihat (2011) adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Distribusi

13
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara
konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi,
pasar erperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.

b. Fungsi Pembentukan Harga

Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga


antara penjual dan pembeli.

c. Fungsi Promosi

Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan


promosi dapat dilakukan dengan cara memasang spanduk, membagikan brosur,
membagikan sampel.
Pasar juga berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk pelayanan bagi
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai segi atau bidang, diantaranya:

a. Segi Ekonomi

Merupakan tempat transaksi atara produsen dan konsumen yang merupakan


komoditas untuk mewadahi kebutuhan sebagai demand dan suplai.

b. Segi Sosial Budaya

Merupakan kontrak sosial secara langsung yang menjadi tradisi suatu


masyarakat yang merupakan interaksi antara komunitas pada sektor informal dan
formal.

c. Arsitektur

Menunjukan ciri khas daerah yang menampilkan bentuk-bentuk fisikbangunan


dan artefak yang dimiliki

14
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa ternyata fungsi pasar
tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk mencari keuntungan semata atau hanya
sekedar terjadi tawar-menawar, distribusi barang dan lain-lain, tetapi lebih dari itu
pasar dapat menjadi tempat untuk mempererat keakraban di tengah-tengah perbedaan
yang ada di masyarakat.

2.3. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan terhadap masalah yang menjadi objek


penelitian ini, untuk memperkuat permasalahan yang diteliti. Penelitian terdahulu ini
menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga peneliti dapat
memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari
penelitian terdahulu, peneliti mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian penelitian yang sedang diteliti.
Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan
penelitian yang dilakukan peneliti. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh:
a. Hijri Juliansyah (2018) dengan judul Pengaruh Modal dan Permintaan Terhadap
Pendapatan Pedagang Ikan Tongkol Lisong di Kota Lhokseumawe. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan cara survei dan wawancara dengan menggunakan
kuisioner kepada pedagang ikan tongkol di pasar Kota Lhokseumawe. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang ikan tongkol lisong yang ada di
Pasar Pusong, Pasar Impres, Pasar Cunda, Pasar Punteut dan Pasar Bathupat yaitu
sebesar 60 orang. Pengolahan data dilakukan dengan metode analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian adalah (1) Secara parsial (uji t) variabel modal
berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap pendapatan pedagang
ikan tongkol lisong di Kota Lhokseumawe, dan variabel permintaan berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang ikan tongkol lisong di
Kota Lhokseumawe. Secara simultan (uji F) variabel modal dan permintaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang ikan tongkol
lisong di Kota Lhokseumawe. (2) Nilai R 2 pada penelitian ini sebesar 0.815245.
Nilai tersebut merupakan proporsi semua variabel bebas dalam menjelaskan
pendapatan pedagang ikan tongkol lisong di Kota Lhokseumawe tahun 2018 yaitu

15
sebesar 81.5245 persen. Sedangkan sisanya adalah sebesar 0.184755 atau 18.4755
persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk didalam model
penelitian.
b. Adeline Norawati Hutapea (2016) dengan judul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Harian Pedagang Ikan di Kefamenanu Kabupaten
Timor Tengah Utara. Metode analisis yang digunakan adalah regresi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendapatan harian pedagang ikan di
Kefamenanu bervariatif dan fluktuatif. Harga ikan yang dijual oleh para pedagang
ikan bervariasi tergantung jenis ikan, yaitu antara Rp. 10.000 - Rp.
50.000/kumpul dengan rata-rata pendapatan berkisar antara Rp. 50.000 - Rp.
300.000. Berdasarkan hasil uji hipotesis ternyata modal dan jumlah jam kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan harian pedagang ikan,
sedangkan variabel harga ikan dan biaya operasional tidak berpengaruh secara
nyata terhadap pendapatan harian pedagang ikan.
c. Ngakan Putu Widnyana Putra (2019) dengan judul Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan di Kelurahan Kedonganan. Sampel
penelitian ini sebanyak 140 responden dan menggunakan teknik analisis regresi
linear berganda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa (1) modal, lama usaha,
status migrasi, dan jam kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Kedonganan; (2) modal berpengaruh
secara positif terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Kedonganan; (3)
lama usaha berpengaruh secara positif terhadap pendapatan pedagang ikan di
Kelurahan Kedonganan; (4) status migrasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan Kedonganan; (5) jam kerja
berpengaruh secara positif terhadap pendapatan pedagang ikan di Kelurahan
Kedonganan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang menjadi


objek penelitian dan masih perlu dikaji tingkat kebenarannya dengan menggunakan

16
data empiris. Berdasarkan kajian teoritis diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini, yaitu:
a. Semakin besar modal yang digunakan, maka akan semakin besar pendapatan
pedagang ikan segar di pasar tradisional Kota Palangka Raya.
b. Harga ikan berpengaruh positif secara signifikan terhadap pendapatan pedagang
ikan segar di pasar tradisional Kota Palangka Raya.
c. Lokasi berdagang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pendapatan
pedagang ikan segar di pasar tradisional Kota Palangka Raya.
d. Kondisi tempat berdagang berpengaruh positif secara signifikan terhadap
pendapatan pedagang ikan segar di pasar tradisional Kota Palangka Raya.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan


Tengah yang terdiri dari 3 Pasar Tradisional yaitu Pasar Subuh, Pasar Kahayan, dan
Pasar PU. Alasan memilih lokasi penelitian tersebut karena pasar tradisional tersebut
merupakan pasar induk pasar tradisional yang ada di Kota Palangka Raya setelah
pedagang membeli ikan dari tempat pelelangan ikan. Waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan April sampai dengan Juni 2022.

3.2. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

17
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain (Sugiyono, 2017).

3.3. Kerangka Pikir Penelitian

Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha perdagangan adalah modal.
Modal usaha yang relative besar jumlahnya akan memungkinkan suatu unit penjualan
banyak jenis produk, dengan cara tersebut akan sangat memungkinkan pendapatan
yang akan diraih juga semakin besar. Selain modal faktor yang bisa mempengaruhi
pendapatan yaitu harga. Harga dapat mempengaruhi pendapatan pedagang, semakin
tinggi harga barang maka semakin banyak pula keuntungan yang diperoleh oleh
pedagang. Selain harga faktor lokasi berjualan juga sangat penting dalam melakukan
usaha, lokasi untuk berdagang akan sangat berpengaruh besar terhadap penjualan,
karena lokasi yang strategis untuk berjualan akan dapat dijangkau dengan mudah oleh
para pembeli.
Keadaan tempat untuk berjualan akan berpengaruh terhadap pendapatan para
pedagang, karena jika tempat berjualan tersebut keadaanya tidak layak pembeli pun
akan malas untuk membeli suatu barang atau produk di tempat tersebut karena merasa
tidak nyaman, sehingga akan berdampak pada pendapatan mereka.
Secara sistematik kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Modal
(X1)

Harga Ikan Pedagang


(X2) Ikan
Segar di
Pasar
Lokasi Subuh
Berdagang (Y)
(X3)

Kondisi Tempat
Berdagang (X4)

18
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Keterangan:

Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individu

Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama

3.4. Metode Pengumpulan Data

Berikut adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian


ini :

3.4.1. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data terkait lokasi, kondisi tempat


berdagang, dan pendapatan pedagang ikan Pasar Tradisional Kota Palangka Raya.
Dalam penelitian ini kuesioner akan dibagikan ke pedagang untuk mengungkapkan
data tentang lokasi, kondisi tempat berdagang, dan pendapatan dari para pedagang
yang termasuk dalam sampel penelitian. Kuesioner dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup.
Alasan penulis menggunakan kuesioner dalam penelitian ini karena dapat
memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para
responden dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya. Menurut Arikunto
(2013) keunggulan penggunaan kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah:
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing- masing.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu
menjawab.
e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benar-benar sama. 
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
penelitian, fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang

19
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel
yang akan diukur dijabarkan dengan indikator variabel, kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pertanyaan
atau pernyataan. Skala likert, jawaban yang mendukung pertanyaan diberi skor yang
tinggi sedangkan untuk jawaban yang tidak atau kurang diberi skor rendah dan satu
pilihan dinilai (score) dengan interval 1-5 (Sugiyono, 2017). Penentuan nilai skala
likert dengan menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat dilihat dari tabel
berikut ini:
Tabel 1. Pengukuran Skala Likert

Keterangan (Pilihan) Skor


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2017)
Pada penelitian ini, variabel yang diukur, yaitu Lokasi (X3), dan Kondisi
Tempat Berdagang (X4) sebagai variabel bebas (independent variable), kemudian
Pendapatan Pedagang Ikan Segar (Y) sebagai variabel terikat (dependent variable).
Tabel 2. Indikator Kuesioner
Jumlah
No Variabel Definisi Indikator
Soal
1 Lokasi Tempat pedagang 1. Akses 4
ikan segar untuk 2. Visibilitas
bekerja 3. Lalu lintas
4. Tempat parkir
2 Kondisi Suatu keadaan atau 1. Tingkat persaingan 8
Tempat kondisi tempat atau 2. Letak pasar
Berdagang proses interaksi 3. Keterjangkauan
antara pembeli dan lokasi/tempat
penjual dari suatu berjualan
barang atau jasa 4. Lokasi tidak
bercampur dengan
pedagang jenis lain
5. Kondisi lahan parkir
6. Kondisi jalan
7. Kondisi tempat
berdagang
8. Kondisi kebersihan
20
tempat berdagang
3 Pendapatan Penghasilan usaha 1. Pendapatan yang 4
berupa uang yang diterima perbulan
didapatkan oleh 2. Sumber pendapatan
pedagang ikan segar 3. Meningkatkan taraf
dalam satu hari kerja hidup
4. Beban keluarga yang
di tanggung

3.4.2. Metode Wawancara

Metode pengumpulan data dengan dialog secara langsung kepada pedagang


ikan di Pasar Tradisional tentang modal dan harga ikan yang dilakukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung, baik dengan penjual
maupun pengelola pasar dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang telah disusun
dalam pedoman wawancara.

Tabel 3. Pedoman Wawancara

Jumlah
No Variabel Definisi Indikator
Soal
1 Modal Sesuatu yang 1. Modal usaha untuk 3
digunakan oleh berdagang per bulan
pedagang ikan segar 2. Modal usaha untuk
untuk mendirikan berdagang dengan
atau menjalankan menggunakan modal
suatu usaha sendiri per bulan
3. Modal tambahan
usaha untuk
berdagang per bulan
2 Harga Ikan Harga yang di 1. Harga dagangan yang 2
peroleh pada waktu dikategorikan dengan
menjual harga beli
2. Harga dagangan yang
dikategorikan dengan
harga jual ke
konsumen

3.4.3. Metode Dokumentasi

21
Metode dokumentasi digunakan untuk menggali dan mengumpulkan
informasi dalam kaitannya dengan arsip atau catatan yang akan digunakan untuk
mendapatkan keperluan penelitian. Metode dokumentasi ini digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang jumlah pedagang, modal, harga ikan, lokasi, kondisi
tempat berdagang, dan pendapatan pedagang serta untuk mengetahui informasi atau
hal-hal yang berkaitan dengan pedagang ikan di Pasar Tradisional Kota Palangka
Raya.

3.4.4. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pedagang ikan yang ada di lokasi
penelitian, yaitu sebanyak 160 pedagang ikan yang ada di Pasar Tradisional. Metode
pengambilan sampel pedagang ikan dilakukan dengan pengambilan sampel secara
kelompok atau gugus (cluster random sampling). Menurut Sugiyono (2017) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik
sampling yang digunakan yaitu Cluster Random Sampling, dimana untuk menentukan
sampel bila obyek atau sumber data yang akan diteliti sangat luas.
Menurut data jumlah pedagang ikan 160 pedagang (N= 160). Sampel yang
akan diambil sebesar 25 %, karena menurut Arikunto (2013: 104) jika jumlah
populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara
keseluruhan, tetapi jika populasinya lebih besar dari 100 orang, maka bisa diambil
10%-15% atau 20%-25% dari jumlah populasinya.
Berikut tabel jumlah sampel penelitian.
Tabel 4. Sampel Penelitian

No Nama Pasar Populasi 25%


1 Pasar Subuh 100 25
2 Pasar Kahayan 40 10
3 Pasar PU 20 5
Total (N) 160 40
Sampel 25% 40

3.5. Analisis Data

22
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode regresi
berganda. Analisis regresi berganda adalah suatu teknik statistikal yang dipergunakan
untuk menganalisis pengaruh antar variabel terikat berupa pendapatan pedagang ikan
dan beberapa variabel bebas yaitu modal, harga, lokasi, dan kondisi. Analisis data
yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1. Analisis Regresi

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis menggunakan


analisis regresi. Analisis regresi menjelaskan hubungan antara dua/ lebih dari variabel
sebab akibat. Artinya, variabel yang satu akan mempengaruhi variabel lainnya.
Besarnya pengaruh variabel ini dapat di duga dengan besaran yang ditunjukkan oleh
koefisien regresi. Pada fungsi regresi ini antara Y dan X searah, dimana X akan selalu
mempengaruhi Y dan tidak dapat terjadi hal sebaliknya.
Analisis regresi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hipotesis
pengaruh modal, harga, lokasi, dan kondisi secara parsial dan secara simultan
terhadap pendapatan pedagang ikan segar di Pasar Tradisional Kota Palangka Raya.
Langkah-langkah analisis regresi liniear berganda sebagai berikut:

a. Persamaan Garis Regresi Empat Prediktor

Rumus :
Y = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑏4𝑋4 + e
Keterangan:
Y = Variabel terikat
a = Bilangan konstanta
b1 = Angka arah atau koefisien regresi modal
b2 = Angka arah atau koefisien regresi harga ikan
b3 = Angka arah atau koefisien regresi lokasi berdagang
b4 = Angka arah atau koefisien regresi kondisi tempat berdagang
𝑋1 = Subyek pada variabel modal yang mempunyai nilai tertentu
𝑋2 = Subyek pada variabel harga ikan yang mempunyai nilai tertentu
𝑋3 = Subyek pada variabel lokasi berdagang yang mempunyai nilai tertentu
𝑋4 = Subyek pada variabel kondisi tempat berdagang yang mempunyai nilai tertentu

23
e = Standard Error

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara


bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji F
digunakan untuk menghitung besarnya perubahan nilai variabel terikat yang
dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel bebas. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai signifikasi pada 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 jika nilai sig ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan jika nilai
sig > 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
2
R (n−M −1)
F=
m(1−R2)
Keterangan:
F = Harga F hitung
n = Jumlah data
m = Jumlah variabel bebas
R = Koefisien kolerasi antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono,
2017).

c. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya signifikasi pengaruh variabel


bebas terhadap variabel terikat secara individual (parsial), dengan menganggap
variabel lain bersifat konstanta. Jika nilai sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya
variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, sedangkan jika nilai
sig. > 0,05 maka Ho diterima, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
b
t=
se b
Keterangan:
t = Koefisien Regresi
𝑆𝑒𝑏 = Standart Error b

24
d. Sumbangan Relatif (SR%) dan Sumbangan Efektif (SE%)

Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-


masing variabel terhadap variabel terikat. Adapun rumus untuk mencari SR sebagai
berikut:
SR% = α∑ xy / JKreg (100%)
Keterangan:
SR% = Sumbangan relatif dari suatu prediktor
α = Konstanta
∑xy = Jumlah produk antara x dan y
JKreg = Jumlah kuadrat regresi.
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui prediktor (variabel bebas)
yang memberikan pengaruh lebih besar terhadap kriterium (variabel terikat). Rumus
untuk mencari SE sebagai berikut:
SE%X1 = SR% X1 x (R2)
Keterangan:
SE% = Sumbangan efektif prediktor
SR% = Sumbangan relatif
X = Prediktor
R2 = Koefisien determinan

3.6. Jadwal Kegiatan

Adapun jadwal kegiatan penelitian di Pasar Tradisonal Kota Palangka Raya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan
Kegiatan Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi
Judul
Observasi
Lapangan
Pembuatan
Proposal
Konsultasi
Proposal
Pelaksanaan
Seminar

25
Proposal
Pelaksanaan
Penelitian
Analisis Data
Pembuatan
Draf Laporan
Konsultasi
Draf Laporan
Seminar Draf
Laporan
Ujian

DAFTAR PUSTAKA

Al Bara. (2016). Analisis Pengaruh Perilaku Pedagang Terhadap Inflasi. Journal


Analytica Islamica, 5(2): 242-263.  

Ardra. (2022). Indikator Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara.


(https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-makro/indikator-pertumbuhan-ekonomi-
suatu-negara/)(Verifed 2 September 2022).

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Handoko, T. H. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: BPFE. 

Heizer, J. dan Render, B. (2016). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Huda, N. (2015). Definisi Pedagang.


(http://www.pengertianpengertian.com/2015/06/pengertian-pedagang.html)
(Verifed 1 September 2022).
26
Hutapea, A. N. (2016). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Harian
Pedagang Ikan di Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal
Agribisnis Lahan Kering, 1(1): 13-14.

Juliansyah, H. (2018). Pengaruh Modal dan Permintaan Terhadap Pendapatan


Pedagang Ikan Tongkol Lisong di Kota Lhokseumawe. Jurnal Ekonomi
Pertanian Unimal, 01(01): 1-7.

Lihat, M. N. S. (2011). Kegiatan Ekonomi dalam Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Lihat. B. (2012). Tukar Menukar di Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Jakarta:
Gramedia Pustaka.

Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun


2021 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Hasil Perikanan.
(https://kkp.go.id/djpdspkp/artikel/38732-peraturan-menteri-kelautan-dan-
perikanan-nomor-59-tahun-2021-tentang-peningkatan-nilai-tambah-hasil-
perikanan)(Verifed 6 Oktober 2022).

Purwosutjipto, H. M. N. (2003). Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia:


Hukum Pengangkutan. Jakarta: Djambatan. 

Putra, N. P. W. (2019). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Pedagang Ikan di Kelurahan Kedonganan. E-Jurnal EP Unud, 10(8): 3104 –
3133.

Salsabilah. (2021). Analisis Sosial Ekonomi Pedagang Ikan Segar Pada Masa
Pandemi Covid-19 di TPI Rajawali Kota Makassar. Skripsi. Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Soeratno. (2013). Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu


Ekonomi YKPN.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukirno, S. (2014). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Prada Grafindo.

Swasta, B. I. (2000). Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2012). Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Kemendikbud.

Tjiptono. (2019). Strategi Pemasaran Prinsip & Penerapan. Yogyakarta: Andy. 

27
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
(https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2009_45.pdf)(Verifed 1
September 2022).

Utami, C. W. (2014). Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Ritel. Jakarta:


Salemba Empat. 

Wulandari, C. M. (2017). Analisis Pendapatan Pedagang Pasar Baru Kencong


Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1(2): 215-224.

Lampiran 1.
KUESIONER PENELITIAN

Identitas Responden

1. Nama Responden :
2. Alamat :
3. Usia :
4. Jenis kelamin :
5. Lokasi Pasar :

Petunjuk Pengisian:

Pada pernyataan kuesioner di bawah ini bapak/ibu/saudara/I di mohon untuk


membaca setiap pernyataan dengan teliti dan memberikan jawaban atas pernyataan
dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling sesuai

28
dengan pendapat bapak/ibu/saudara/I, dan di harapkan untuk tidak menjawab lebih
dari satu pilihan jawaban. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:
a. Sangat setuju (SS) =5
b. Setuju (S) =4
c. Ragu-ragu (RR) =3
d. Tidak Setuju (TS) =2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) =1
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Lokasi Berdagang (X3)

No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Akses menuju Pasar tradisional Kota
Palangka Raya mudah dijangkau
2 Pasar tradisional Kota Palangka Raya mudah
terlihat dari tepi jalan
3 Banyak orang yang berlalu lalang di sekitar
Pasar tradisional Kota Palangka Raya
4 Pasar tradisional Kota Palangka Raya
menyediakan tempat parkir yang luas dan
nyaman

Kondisi Tempat Berdagang (X4)

No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Pedagang mengetahui bahwa di dalam pasar
persaingan sesama pedagang di Pasar
tradisional Kota Palangka Raya saat ini masih

29
dalam kondisi yang wajar
2 Letak Pasar tradisional Kota Palangka Raya
ini merupakan pasar yang cocok untuk
membuka usaha yang dijual saat ini
3 Lokasi/tempat berjualan saat ini mudah
dijangkau oleh pembeli/konsumen
4 Lokasi tempat pedagang ikan segar tidak
bercampur dengan pedagang sayur mayur,
daging, ayam, dan barang harian lainnya
5 Kondisi lahan parkir tersusun dengan baik
6 Kondisi jalan ke lokasi pasar bagus, tidak
berkerikil, dan berlubang
7 Kondisi tempat berdagang tidak ada genangan
air dan becek
8 Kondisi tempat berdagang bersih, sampah
tidak berserakan, dan drainase sudah baik

Pendapatan (Y)

No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Pendapatan yang saya terima/bulan sudah
memenuhi kebutuhan sehari-hari
2 Pendapatan yang saya peroleh hanya dari
berdagang di Pasar tradisional Kota Palangka
Raya
3 Pendapatan yang saya peroleh saat ini
membuat taraf hidup saya lebih baik
4 Pendapatan yang saya terima dapat
mengurangi beban ekonomi keluarga

30
Lampiran 2.

PEDOMAN WAWANCARA

Modal (X1)

No Pertanyaan Rp.
1 Berapakah modal usaha untuk berdagang ikan
per bulan?
2 Berapakah modal usaha untuk berdagang ikan
dengan menggunakan modal sendiri per
bulan?
3 Berapakah modal tambahan usaha untuk
berdagang ikan per bulan?

Harga Ikan (X2)

No Pertanyaan Rp.
1 Berapakah harga beli ikan?
2 Berapakah harga jual ikan ke konsumen?

31
32

Anda mungkin juga menyukai