Dosen Pengampu:
M. Fathurridho Hermanto, S.T., M.T
Dbuat Oleh:
1
DAFTAR ISI
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I PENDAHULUAN
4
Reklamasi pantai dapat berakibat terjadinya perubahan ekosistem di sekitar area yang
direklamasi. Perubahan dapat berupa pola arus, erosi dan sedimentasi serta komposisi dan
kelimpahan biota yang hidup di lingkungan perairan yang direklamasi (Bambang, 2012).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah:
1. Mengetahui status lingkungan yang direklamasi
2. Mengetahui status pemanfaatan sumber daya perikanan sebelum aktivitas reklamasi di
Teluk Jakarta
3. Mengetahui dampak reklamasi terhadap lingkungan dan perikanan di Teluk Jakarta
4. Mengtahui metode untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari proyek reklamasi
di Teluk Jakarta
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
Kegiatan reklamasi pantai dapat memberikan dampak positif dan dampak buruk bagi manusia.
Adapun dampak positif dari kegiatan reklamasi adalah:
1. Terjadinya peningkatan kualitas dan nilai ekonomi kawasan pesisir
2. Mengurangi lahan yang dianggap kurang produktif yang nantinya akan ada penambahan
wilayah.
3. Perlindungan pantai dari erosi
4. Penyerapan tenaga kerja, dll
Adapun dampak negatif dari kegiatan reklamasi adalah:
1. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang public bagi masyarakat itu akan hilang atau
berkurang karena dimanfaatkan oleh golongan tertentu
2. Banyak biota laut yang mati baik flora dan fauna
3. Perubahan alur air yang meyebabkan terjadinya abrasi dan banjir rob
4. Kurangnya pendapatan masyarakat pesisir karena berkurangnya produksi ikan (Aridatu,
2010)
2.2 Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Sebelum Aktivitas Reklamasi
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta (2015), jumlah
nelayan yang tercatat di DKI Jakarta tahun 2012 sekitar 16.855 orang dengan nelayan tetap 10.563
orang dan nelayan pendatang sebanyak 2.292 orang. Kapal yang digunakan adalah kapal
tradisional ukuran kurang dari 10 GT (Jakarta, 2015).
Kawasan perairan pantai utara Jakarta merupakan daerah penangkapan ikan bagi nelayan
tradisional. Mereka menggunakan kapal berukuran kecil (<5GT) untuk penangkapan ikan harian
karena keterbatasan alat tangkap dan dermaga. Sebanyak 2638 unit alat tangkap pasif yang tersebar
di sepanjang pantai utara Jakarta, seperti sero, bagan kerang, bagan tancap, dan bagan apung. Dan
ada alat tangkap aktif seperti jaring rampung, jaring rajungan, jaring arad, bondet, dogol/cantrang,
dan bagan perahu. Besarnya jumlah unit alat tangkap menunjukkan tingginya tingkat aktivitas
perikanan tangkap di Teluk Jakarta
7
Dilihat dari gambar diatas, menunjukkan adanya penuruan tingkat laju tangkap dari peridoe
2006 sampai 2014. Hal itu disebabkan degradasi lingkungan, yang diindikasikan oleh penurunan
laju tangkap dari tiga jenis alat tangkap yaitu tancap, sero dan jaring rampus. Degradasi lingkungan
Teluk Jakarta juga mempengaruhi perubahan komposisi hasil tangkapan. Dan berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan tingkat eksploitasi sumber daya ikan di Teluk Jakarta telah mengarah pada
pemanfaatan yang berlebih (over-exploited).
8
BAB III METODE PENELITIAN
Gambar 3.1 Kualitas Air Teluk Jakarta Pada Tahun 2014 dan 2016
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Gambar Pergeseran Daerah Operasional Penangkapan Ikan di Teluk Jakarta
7. Reklamasi mempercepat laju penurunan kelimpahan ikan yang diindikasikan dengan
terjadinya penurunan laju tangkap untuk alat tangkap sero dan jaring rampus. Alat tangkap
sero merupakan alat tangkap pasif yang daerah penangkapannya terkena dampak langsung
oleh pembangunan reklamasi.
11
diperlukan untuk merancang dan melaksanakan program pengelolaan perikanan dan
biologi.
Alat yang digunakan untuk mengetahui keanekaragaman biota dan perikanan adalah alat
seperti rapala meter, kamera submersible, echosounder, dan multibeam echosounder. Alat
ini dapat membantu mengukut kedalaman, temperature air, dan struktur dasar laus serta
mengindetifikasi komunitas biota dan spesies perikanan.
2. Mempertimbangkan pergeseran fungsi ekologis perairan Teluk Jakarta dan memberikan
ganti rugi ekologis berupa pembentukan ekosistem pantai buatan yang sesuai dengan tipe
ekosistem alaminya. Untuk keseimbangan ekosistem dan menjaga fungsi ekologis
alaminya, perlu juga dilakukan upaya untuk rehabilitasi habitat alami yang mulai rusak di
lokasi reklamasi dan menetapkannya menjadi kawasan konservasi perairan.
Cara yang dilakukan adalah memperbaiki kualitas air, membangun kembali habitat alami,
membatasi jumlah limbah domestic yang masuk ke sungai, mengurangi overfishing
(membatasi hasil tangkapan ikan), mengatur jenis ikan yang boleh ditangkap dan
meningkatkan kesadaran public tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.
3. Memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak reklamasi. Kompensasi
dapat berupa mengganti kerugian mata pencaharian nelayan yang hilang, pembangunan
sarana dan prasarana yang baru, pengembangan pendapatan tambahan bagi masyarakat,
dan relokasi sebagai alternatif terakhir.
12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari laporan ini adalah:
1. Reklamasi Teluk Jakarta memberikan dampak terhadap terjadinya perubahan kondisi
lingkungan perairan yang diindikasikan oleh penurunan nilai kecerahan perairan, salinitas
serta indeks keanekaragaman fitoplankton dan makrozoobenthos.
2. Reklamasi Teluk Jakarta berdampak pada penurunan laju tangkap dan pergeseran daerah
penangkapan ikan. Terdapat potensi penurunan produksi perikanan yang berasal dari
hilangnya daerah penangkapan sero, bagian tancap, dan rakit kerang hijau.
3. Upaya yang pengelolaan yang dapat dilaksanakan adalah melakukan zonasi kawasan Teluk
Jakarta sesuai dengan fungsinya, melakukan rehabilitasi ekosistem mangrove di bagian
timur Teluk Jakarta, dan membentuk ekosistem pantai buatan yang sesuai dengan tipe
ekosistem alaminya pada setiap pulau reklamasi yang dibangun.
13
DAFTAR PUSTAKA
14