Anda di halaman 1dari 14

LAPORA UJIAN AKHIR SEMESTER

KL-4162 METODE KONTRUKSI BANGUNAN LAUT


ANALISIS DAMPAK REKLAMASI TERHADAP LINGKUNGAN DAN PERIKANAN
DI TELUK JAKARTA

Dosen Pengampu:
M. Fathurridho Hermanto, S.T., M.T

Dbuat Oleh:

Irsyad Ahmad 119300037

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
LAMPUNG SELATAN
2022

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2


DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 6
2.1 Pengertian Reklamasi Pantai ........................................................................................ 6
2.2 Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Sebelum Aktivitas Reklamasi ..................... 7
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................... 9
3.1 Lokasi dan Metode Penelitian ....................................................................................... 9
3.2 Kondisi Lingkungan ....................................................................................................... 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 10
4.1 Dampak Yang Ditimbulkan dari Reklamasi Teluk Jakarta .................................... 10
4.2 Upaya yang Dilakukan Untuk Mengurangi Dampak Reklamasi Teluk Jakarta... 11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 13
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Rencana Reklamasi di Pesisir Utara Jakarta................................................. 4


Gambar 2.1 Gambar Laju Alat Tangkap ...................................................................................... 7
Gambar 3.1 Kualitas Air Teluk Jakarta Pada Tahun 2014 dan 2016 ........................................... 9

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teluk Jakarta memiliki peran strategis bagi beberapa sektor industry, pertambangan,
perhubungan, perdagangan, kependudukan, perikanan dan pariwisata. Perikanan tangkap telah
dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai sumber mata pencaharian. Perairan Teluk Jakarta
merupakan tipe ekosistem komplek yang didalamnya terdapat hutan mangrove, terumbu karang,
padang lamun dan estuary. Areal hutan mangrove di Teluk Jakarta kurang lebih sekitar 354 Ha,
yang dihitung berdasarkan kenampakan citra satelit.
Namun, Jakarta sering dilanda banjir rob setiap tahunnya yang dimana itu sangat berdampak
bagi masyarakat disekitar. Untuk menanggulangi bencana banjir rob di pesisir utara Jakarta dan
pemenuhan kebutuhan lahan untuk bisniss dan perkantoran, Pemprov DKI Jakarta berencana
membangun tanggul raksasa (Jakarta Giant Sea Wall/JGSW) di pesisir utara Jakarta yang mana
panjangnya membentang sejauh lebih kurang 60 km dan 8 km kearah laut. Tahapan awal
pembangunan JGSW adalah melakukan reklamasi pantai untuk membuat 18 pulau buatan.

Gambar 1.1 Lokasi Rencana Reklamasi di Pesisir Utara Jakarta

4
Reklamasi pantai dapat berakibat terjadinya perubahan ekosistem di sekitar area yang
direklamasi. Perubahan dapat berupa pola arus, erosi dan sedimentasi serta komposisi dan
kelimpahan biota yang hidup di lingkungan perairan yang direklamasi (Bambang, 2012).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah:
1. Mengetahui status lingkungan yang direklamasi
2. Mengetahui status pemanfaatan sumber daya perikanan sebelum aktivitas reklamasi di
Teluk Jakarta
3. Mengetahui dampak reklamasi terhadap lingkungan dan perikanan di Teluk Jakarta
4. Mengtahui metode untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari proyek reklamasi
di Teluk Jakarta

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Reklamasi Pantai


Reklamasi adalah upaya untuk mencari alternatif yang dimana membuat lahan baru di wilayah
pesisir pantai yang berguna unuk dapat menampung kegiatan perkotaan seperti kegiatan industry,
pemukiman, perkantoran yang dimana untuk meningkatkan daya dukung dan kembang kota.
Reklamasi pantai dilakukan untuk upaya manusia untuk memperluas wilayah daratan dengan
berbagai tujuan yang sah dan dipraktekkan secara luas di dunia.
Perencanaan reklamasi meliputi penentuan lokasi reklamasi yang meliputi lokasi reklamasi
dan lokasi sumber material reklamasi, penyusunan rencana induk, penyusunan studi kelayakan dan
penyusunan rencana detail. Untuk menentukan lokasi reklamasi maka pastikan sesuai dengan
rencana tata ruang dan mempertimbangkan aspek teknis, lingkungan hidup dan sosial ekonomi.
Aspek teknis yang dipetimbangkan untuk menentukan lokasi reklamasi mencakup kondisi
hidro-oseanografi, hidrologi, batimetri, topografi, geomorfologi dan geoteknik. Untuk aspek
lingkungan hidup yang dipertimbangkan adalah komponen lingkngan yang berpotensi terkena
dampak reklamasi. Aspek sosial ekonomi dipertimbangkan dalam menentukan lokasi reklamasi
untuk memastikan komponen sosial ekonomi yang terdampak reklamasi.
Secara umum, reklamasi dapat dilakukan dengan metode pengurugan atau pengeringan.
Reklamasi dengan metode pengurugan dimulai dengan pembangunan tanggul, pemasangan split
screen, penebaran material, perataan lahan dan pematangan lahan dan penimbunan tanah lapisan
akhir. Pembangunan tanggul berfungsi sevagai batas luar lahan reklamasi dan mengedalkikan
kekeruhan. Bahan tanggul dapat berasal dari material tanah, batu dan lapisan luar. Silt screen
berfungsi untuk mengendalikan kekeruhan perairan disekitar lokasi reklamasi yang terjadi akibat
suspense sedimen dan padatan selama pengerukan atau pengisian material. Penebaran material
dapat dilakukan dengan metode hidrolik atau menggunakan pipa untuk mengurangi pencemaran
akibat tumpahan material. Perataan, pematangan lahan dan penimbunan tanah, liquifaksi dan lahan
longsor.
Reklamasi dengan metode pengeringan dilakukan dengan pembangunan tanggul kedap air
terlebih dahulu, kemudian membangun jaringan drainase, memompa air keluar dari lahan
reklamasi, dan memperbaiki kestabilan tanah dasar (Perikanan, 2020).

6
Kegiatan reklamasi pantai dapat memberikan dampak positif dan dampak buruk bagi manusia.
Adapun dampak positif dari kegiatan reklamasi adalah:
1. Terjadinya peningkatan kualitas dan nilai ekonomi kawasan pesisir
2. Mengurangi lahan yang dianggap kurang produktif yang nantinya akan ada penambahan
wilayah.
3. Perlindungan pantai dari erosi
4. Penyerapan tenaga kerja, dll
Adapun dampak negatif dari kegiatan reklamasi adalah:
1. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang public bagi masyarakat itu akan hilang atau
berkurang karena dimanfaatkan oleh golongan tertentu
2. Banyak biota laut yang mati baik flora dan fauna
3. Perubahan alur air yang meyebabkan terjadinya abrasi dan banjir rob
4. Kurangnya pendapatan masyarakat pesisir karena berkurangnya produksi ikan (Aridatu,
2010)
2.2 Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Sebelum Aktivitas Reklamasi
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta (2015), jumlah
nelayan yang tercatat di DKI Jakarta tahun 2012 sekitar 16.855 orang dengan nelayan tetap 10.563
orang dan nelayan pendatang sebanyak 2.292 orang. Kapal yang digunakan adalah kapal
tradisional ukuran kurang dari 10 GT (Jakarta, 2015).
Kawasan perairan pantai utara Jakarta merupakan daerah penangkapan ikan bagi nelayan
tradisional. Mereka menggunakan kapal berukuran kecil (<5GT) untuk penangkapan ikan harian
karena keterbatasan alat tangkap dan dermaga. Sebanyak 2638 unit alat tangkap pasif yang tersebar
di sepanjang pantai utara Jakarta, seperti sero, bagan kerang, bagan tancap, dan bagan apung. Dan
ada alat tangkap aktif seperti jaring rampung, jaring rajungan, jaring arad, bondet, dogol/cantrang,
dan bagan perahu. Besarnya jumlah unit alat tangkap menunjukkan tingginya tingkat aktivitas
perikanan tangkap di Teluk Jakarta

Gambar 2.1 Gambar Laju Alat Tangkap

7
Dilihat dari gambar diatas, menunjukkan adanya penuruan tingkat laju tangkap dari peridoe
2006 sampai 2014. Hal itu disebabkan degradasi lingkungan, yang diindikasikan oleh penurunan
laju tangkap dari tiga jenis alat tangkap yaitu tancap, sero dan jaring rampus. Degradasi lingkungan
Teluk Jakarta juga mempengaruhi perubahan komposisi hasil tangkapan. Dan berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan tingkat eksploitasi sumber daya ikan di Teluk Jakarta telah mengarah pada
pemanfaatan yang berlebih (over-exploited).

8
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Metode Penelitian


Lokasi penelitian berada di Teluk Jakarta, Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian berupa
observasi dan literatur berbagai referensi untuk mendapatkan data kondisi hutan mangrove dan
kondisi lingkungan perairan Teluk Jakarta secara akurat.
3.2 Kondisi Lingkungan
Menurut hasil penelitian Kerjasama UNEP dan LPP-Mangrove, kondisi hutan mangrove di
Teluk Jaakrta rusak berat dan beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman, tambak, dan indsutri.
Apabila permasalahan hutan mangrove tidak diatasi atau direhabilitasi akan mengakibatkan
kerusakan yang mengancam kehidupan masyarakat pesisisr utara Teluk Jakarta.
Kondisi kualitas air Teluk Jakarta pada 2014 dalam keadaan tidak stabil dan tercemar berat
berdasarkan dari nilai-nilai bariabel kimia (salinitas), fisika (kecerahan) dan bilogi (fitoplankton
dan makrozoobenthos) perairan. Namun demikian Teluk Jakarta masih tetap memiliki fungsi
ekologis bagi banyak jenis biota laut, khususnya di lokasi-lokasi yang masih terdapat hutan
mangrove disekitarnya.

Gambar 3.1 Kualitas Air Teluk Jakarta Pada Tahun 2014 dan 2016

9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dampak Yang Ditimbulkan dari Reklamasi Teluk Jakarta


Berikut dampak yang ditimbulkan dari reklamasi Teluk Jakarta terhadap lingkungan perairan
dan perikanan:
1. Reklamasi pantai Teluk Jakarta telah menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
perairan Teluk Jakarta. Yang dimana menujukkan perubahan salinitas dan kecerahan
perairan yang terjadi lokasi reklamas hingga ke perairan laut yang jauh dari lokasi
reklamasi. Peningkatan perairan merupakan dampak proses pada upaya reklamasi yang
diakibatkan oleh pengerukan dan penimbunan. Proses reklamasi meningkatkan
konsesntrasi sedimen tersuspensi di kolom perairan yang menyebabkan kekeruhan perairan
yang tinggi.
2. Dampak lanjutan dari reklamasi adalah terjadi sedimentasi dan pengedapan sedimen ke
dasar perairan dan membahayakan komunitas bentik
3. Peningkatan kekeruhan dapat menghambat penetrasi cahaya matahari yang masuk ke
kolom air, sehingga mengganggu produksi dan keragaman jenis fitoplankton yang hidup
di kolom air. Fitoplankton sangat membutuhkan ligkungan dengan cahaya matahari yang
baik, sehingga apabila cahaya matahari rendah, maka hanya fitoplankton dengan jenis
tertentu yang mampu bertahan hidup.
4. Hilangnya kompleksitas ekosistem pantai yang semula ada, misalnya hilangnya hutan
mangrove dan padang lamun. Upaya reklamasi pantai Teluk Jakarta akan mengurangi nilai
manfaat rata-rata dari hutan mangrove yang ada di sekitar nya.
5. Reklamasi pantai di Teluk Jakarta dapat menggeser daerah operasi alat tangkap pasif yang
ada di sekitar lokasi reklamasi.
6. Reklamasi juga berpotensi mengganggu daerah operasi alat tangkap aktif. Estimasi luasan
daerah penangkapan ikan yang terkena dampak reklamasi adalah 1.527,34 ha. Dampak
potensial reklamasi pantai terhadap operasional alat tangkap aktif adalah bergesernya
daerah penangkapan ikan, jaring rampus dan jaring dogol menunjukkan pergeseran daerah
penangkapan ikan setelah proses reklamasi dimulai. Sebelum reklamasi dimulai (2012 dan
2014) daerah penangkpaan jaring rampus dan dogol berada di dalam teluk, namun pada
2016, daerah penangkapan keudanya bergeser ke Kepulauan Seribu bagian selatan

10
Gambar Pergeseran Daerah Operasional Penangkapan Ikan di Teluk Jakarta
7. Reklamasi mempercepat laju penurunan kelimpahan ikan yang diindikasikan dengan
terjadinya penurunan laju tangkap untuk alat tangkap sero dan jaring rampus. Alat tangkap
sero merupakan alat tangkap pasif yang daerah penangkapannya terkena dampak langsung
oleh pembangunan reklamasi.

Gambar Perbandingan Alat Tangkap Terhadap Laju Tangkap


8. Kondisi ekosistem menjadi sangat memprihatinkan, kondisi air laut tercemar oleh limbah
serta saluran air yang tersumbat membuat air tergenang dan menimbulkan bau. Hubungan
yang saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya terganggu
Perubahan yang terjadi pada kondisi lingkungan perairan dan perikanan di Teluk Jakarta
selama periode 2014-2016 merupakan akumulasi dampak dari berbagai aktivitas antropogenik
yang terjadi selama periode 2 tahun. Reklamasi pantai bukanlah salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut, namun reklamasi pantai ikut berkontribusi terhadap
semakin buruknya kondisi lingkungan di perairan Teluk Jakarta
4.2 Upaya yang Dilakukan Untuk Mengurangi Dampak Reklamasi Teluk Jakarta
Untuk meminimalkan dampak reklamasi terhadap ekosistem perairan di Teluk Jakarta, maka
duperlukan beberapa upaya untuk antisipasi dan meminimalisir dampak yang telah terjadi di lokasi
reklamasi. Beberapa upaya antisipasi dampak yang dapat dilakukan adalah:
1. Melakukan kajian pendahuluan pada sektor perikanan dan biologi lingkungan sebelum
penentuan lokasi reklamasi, untuk mengurangi dampak reklamasi terhadap sektor
perikanan dan lingkungan perairan. Kajian pendahuluan pada sektor perikanan dan biologi
adalah analisis awal yang mengkaji system dan aspek-aspek penting tentang perikanan dan
biologi. Ini termasuk menilai status dan keanekaragaman biologi, kondisi ekologi, aspek
sosial dan ekonomi dari sektor perikanan. Kajian ini akan menyediakan informasi yang

11
diperlukan untuk merancang dan melaksanakan program pengelolaan perikanan dan
biologi.
Alat yang digunakan untuk mengetahui keanekaragaman biota dan perikanan adalah alat
seperti rapala meter, kamera submersible, echosounder, dan multibeam echosounder. Alat
ini dapat membantu mengukut kedalaman, temperature air, dan struktur dasar laus serta
mengindetifikasi komunitas biota dan spesies perikanan.
2. Mempertimbangkan pergeseran fungsi ekologis perairan Teluk Jakarta dan memberikan
ganti rugi ekologis berupa pembentukan ekosistem pantai buatan yang sesuai dengan tipe
ekosistem alaminya. Untuk keseimbangan ekosistem dan menjaga fungsi ekologis
alaminya, perlu juga dilakukan upaya untuk rehabilitasi habitat alami yang mulai rusak di
lokasi reklamasi dan menetapkannya menjadi kawasan konservasi perairan.
Cara yang dilakukan adalah memperbaiki kualitas air, membangun kembali habitat alami,
membatasi jumlah limbah domestic yang masuk ke sungai, mengurangi overfishing
(membatasi hasil tangkapan ikan), mengatur jenis ikan yang boleh ditangkap dan
meningkatkan kesadaran public tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam.
3. Memberikan kompensasi kepada masyarakat yang terkena dampak reklamasi. Kompensasi
dapat berupa mengganti kerugian mata pencaharian nelayan yang hilang, pembangunan
sarana dan prasarana yang baru, pengembangan pendapatan tambahan bagi masyarakat,
dan relokasi sebagai alternatif terakhir.

12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dihasilkan dari laporan ini adalah:
1. Reklamasi Teluk Jakarta memberikan dampak terhadap terjadinya perubahan kondisi
lingkungan perairan yang diindikasikan oleh penurunan nilai kecerahan perairan, salinitas
serta indeks keanekaragaman fitoplankton dan makrozoobenthos.
2. Reklamasi Teluk Jakarta berdampak pada penurunan laju tangkap dan pergeseran daerah
penangkapan ikan. Terdapat potensi penurunan produksi perikanan yang berasal dari
hilangnya daerah penangkapan sero, bagian tancap, dan rakit kerang hijau.
3. Upaya yang pengelolaan yang dapat dilaksanakan adalah melakukan zonasi kawasan Teluk
Jakarta sesuai dengan fungsinya, melakukan rehabilitasi ekosistem mangrove di bagian
timur Teluk Jakarta, dan membentuk ekosistem pantai buatan yang sesuai dengan tipe
ekosistem alaminya pada setiap pulau reklamasi yang dibangun.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prabudi, D. (2009). Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.


Puspasari, R., & Turni, S. (2017). Impact Analysis of Land Reclamation To Environment and
Fisheries in Jakarta Bay. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia, 9(2), 85–94.
Aridatu, H. (2010). Dampak Reklamasi Pantai Di Desa Besole Kecamatan Besuki Kabupaten
Tulungagung.
Bambang. (2012). Dampak Reklamasi di Kawasan Kenjeran Dengan Penekanan Pada Pola Arus
dan Transport Sedimen.
Jakarta, D. K. (2015). Buku Statistik Perikanan.
Perikanan, K. K. (2020). Tata cara reklamasi di wilayah pesisir dan pulau pulau kecil .

14

Anda mungkin juga menyukai