Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar belakang Bali merupakan salah satu pulau yang paling banyak memilki daerah untuk berwisata di antara pulau yang lain di indonesia yang mana sekarang pulau bali menjadi tujuan berlibur wisatawan asing maupun domestik untuk menenangkan diri, melihat flora dan fauna dan melihat keunikan-keunikan yang terdapat di pulau bali. Pulau bali yang terdiri dari delapan kabupaten dan satu kota madia memilik daya tarik tersendiri untuk di kunjungi dalam berwisata, selain itu adat dan tradisi masyarakat bali antara desa A dengan desa adat B memilki perbedaan tersendiri namun memilki tujuan yang sama seperti acara pengabenan yang di kenal dengan menggunakan wadah dan lembu namun pada desa tertentu ada desa yang melakukan upacara pengabenan mengunakan sapi hal ini sebagai salah satu keunikan yang di miliki oleh pulau bali yang mayoritas penduduk asli beragama hindu. Selain dari keunikan yang di tawarkan dalam berwisata di pulau dewata ini juga terdapat tempat berwisata alam yaitu wisata alam danau buyan tamblingan yang terletak di kecamatan sukasada kabupaten buleleng. Danau buyan tamblingan merupakan dua danau yang bersebelahan yang sangat indah dan memilki berbagai macam potensi yang belum di kembangkan seperti pengembangan fishing toursm. Danau buyan tamblingan merupakan dua danau yang di miliki oleh salah satu kabupaten di bali yaitu kabupaten buleleng yang mana danau ini memilki keindahan yang cukup untuk di kembangkan dalam dunia agrowisata, fishing toursm karena di dekat danau ini ada desa yaitu desa pancasari yang mana mayoritas penduduk bermata pencarian sebagai petani disamping sebagai buruh ,peternak, nelayan dan PNS. Danau buyan tamblingan memilki luas 1.703 Ha yang berstatus sebagai Taman Wisata Alam Danau Buyan-Danau Tamblingan dan status pengelolaan Unit KSDA Bali dengan keadaan kawasan Topografi. Keadaan topografi kawasan TWA Danau Buyan-Danau Tamblingan bervariasi mulai datar (0-3%), Landai (3-8%), miring (8-15%), agak curam (15-30%), curam (30-45%) dan terjal (>45%) dengan ketinggian 1210 - 1350 m dpl Geologi.

1 Agrowisata fishing Toursim

1.2 Rumusan Masalah Dari penulisan latar belakang diatas ada beberapa masalah yang akan di bahas dalam penulisan laporan ini yaitu : a) Bagaimana keadaan geograpis hutan dan danau buyan tamblingan sebagai taman wisata ?
b) Bagaimana

cara pengembangan fishing toursim pada danau buyan

tamblingan ? c) Bagaimana analisis SWOT dan enam indikator terhadap fishing toursim pada danau buyan tamblingan ? 1.3 Tujuan Dari apa yang telah ditulis pada perumusan masalah maka ada beberapa tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
a) Untuk mengetahui

keadaan geograpis hutan dan danau buyan tamblingan

sebagai taman wisata


b) Untuk mengetahui cara pengembangan fishing toursim pada danau buyan

tamblingan
c) Untuk mengetahui analisis SWOT dan enam indikator terhadap fishing toursim

pada danau buyan tamblingan

2 Agrowisata fishing Toursim

BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1 Pengertian pariwisata Secara umum pariwisata mengandung 4 unsur yaitu kegiatan perjalanan, kegiatan yang di lakukan dengan sukarela, bersipat sementara dan suatu perjalanan yang bertujuan untuk menikmati daya tarik wisata. Sasaran perjalanan wisata meliputi meliputi : a) fauna b) c) Karya manusia yang berwujud, museum, peninggalan purbakala, peninggalan Sasaran wisata minat khusus seperti berburu,mendaki gunung, gua, industri dan Sehingga menurut undang-undang No 9 tahun 1990 pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk perusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait bidang tersebut. Menurut richad shite dalam dalam marpaung dan bahar ( 2000:46-47) pariwisata adalah suatu perjalanan yang di lakukan orang untuk sementara waktu yang di selenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan madsud bukan untuk berusaha pada tempat yang di kunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasian dan rekreasi untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam. Menurut definisi yang lebih luas yang di kemukaan oleh H. Kodhiat (1983: 4) pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersipat sementara yang di lakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam demensi sosial, budaya, alam dan ilmu. 2.2 Pengertian agrowisata dan wisata agro Menurut PROF. DR. IR. NYOMAN SUTJIPTA, MS dalam memberikan kuliah agrowisata merupakan suatu ilmu-ilmu yang mempelajari tentang dunia wisata yang terdapat di suatu daerah. Sedangkan wisata agro merupakan kegiatan berwisata sejarah, seni budaya, wisata agro,(pertanian) tempat rekreasi dan tempat hiburan. kerajinan, dan tempat-tempat ibadah. Ciptaan tuhan yang maha esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan

3 Agrowisata fishing Toursim

dengan melihat pertanian yang unik. Pertanian yang unik disini dapat di contohkan dengan keunikan subak yang terdapat di pulau bali. Agribisnis merupakan Kegiatan usaha ekonomi yang berkaitan dengan usaha tani, meliputi : usaha pengadaan sarana produksi, usaha tani, usaha pengadaan hasil-hasil pertanian dan perdagangan sarana produksi usaha tani, produksi usaha tani dan produksi olahan hasil-hasil pertanian. Agrowisata merupakan Suatu sistem kegiatan terpadu dan terkoordinasi untuk mengembangkan sektor pariwisata sekaligus dengan sektro pertanian untuk memelihara kelestarian lingkungan dan meningkatan kesejahteraan petani. Tindakan agrowisata bertujuan untuk mensejatraankan kehidupan rakyat. Contoh agrowisata yang melibatkan pertanian yaitu : Wisata petik apel , wisata ini akan mampu mengundang wisatawan untuk berkunjung selain melihat keunikan dalam mengembangkan pertanian wisatawan di perbolehkan memetik dan memakan apel tersebut dan tidak boleh mengambil lebih untuk di bawa pulang ( sebagai oleh-oleh) Wisata petik jeruk. 2.3 Pengertian fishing toursim Menurut PROF. DR. IR. NYOMAN SUTJIPTA, MS dalam memberikan kuliah fishing toursim adalah kegiatan berwisata ke daearah danau dengan tujuan menikmati keindahan alam dan sambil memancing. 2.4 Variabel Penentu Kelayakan Pengembangan daerah wisata Pengukuran dalam pengembangan daerah yang dituju untuk daerah wisata merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan sesuatu baik itu berupa barang yang dapat dilihat secara nyata maupun sesuatu yang hanya bisa kita rasakan. Misalnya pengukuran secara nyata yaitu mengukur banyak barang. Pengukuran banyak barang dapat kita lakukan dengan cara menghitungnya. Sedangkan pengukuran sesuatu dengan menggunakan perasaan yaitu seperti keindahan suatu objek pariwisata, kenyamanan yang diberikan. Hal tersebut hanya bisa kita rasakan sendiri karena menyangkut perasaan yang timbul dari dalam diri kita sendiri. Sehingga, penilaian antar orang berbeda beda antara satu hal dengan yang lainnya. Sehingga dalam menentukan kelayakan suatu tempat atau objek pariwisata yang akan di kembangkan kita harus mengukurnya supaya objek pariwisata yang dibuka tersebut dapat dikembangkan dan semua orang dapat menikmatinya secara 4 Agrowisata fishing Toursim

perasaan yang menyenangkan. Dalam dunia pariwisata pengukuran kelayakan tempat yang akan di kembangkan menjadi daerah wisata dapat di bagi menjadi enam variable yaitu: Seperti Variabel Keamanan, Variabel Kesejukan, Variabel Ketertiban, Variabel Pelayanan dan Keramahan, Variabel Keunikan Keindahan dan Menarik, dan Variabel Pengalaman. Berikut merupakan pengukuran yang dilakukan berdasarkan variabel variabel yang ada yaitu: 1. Variabel Keamanan. Pada variabel keamanan ini diukur bagaimana keamanan yang terdapat pada suatu objek pariwisata apakah dapat mendukung dengan baik atau buruk. Subsistem variabel keamanan ini meliputi bagaimana hubungan antara masyarakat dengan pengadaan objek pariwisata yang ada disana apakah mereka mendukung atau tidak. Sehingga dengan adanya dukungan dari masyarakat setempat akan menyebabkan objek pariwisata tersebut dapat dikembangkan lagi. Yang paling penting lagi yaitu bagaimana pengadaan pos keamanan terhadap pencurian, rumah sakit untuk mengantisipasi wisatawan yang tiba-tiba sakit pada waktu berada pada daerah wisata. Apabila pada objek pariwisata terdapat yang terpadu antara keamanan fisik dengan keselamatan kesehatan jiwa pengunjung akan memberikan nilai lebih pada objek pariwisata tersebut. Sehingga, wisatawan akan tertarik untuk berkunjung kesana karena keselamatan mereka terjamin dan jika terjadi apa-apa mereka akan mampu untuk pergi ke rumah sakit dengan cepat karena terdapat fasilitas kesehatan yang mendukung. Selain fasilitas tersebut yang tak kalah pentingnya yaitu fasilitas telekomunikasi yang tersedia. Dengan fasilitas ini akan menambah rasa keyakinan akan keamanan yang diberikan oleh pengelola objek pariwisata tersebut. 2. Variabel Kesejukan. Tempat wisata yang akan di kembangkan harus dapat memberikan suasana yang sejuk dan nyaman, karena orang yang berwisata merupakan orang yang ingin menhilangkan rasa jenuh dalam kehidupan sehari-hari seperti siswa SMA rasa jenuh dalam mengikuti pelajaran selama tiga tahun akhir tahun siswa-siswa tersebut membuat suatu acara dengan semua teman-temanya dengan mengunjungi daerah wisata untuk menghilangkan rasa jenuh. Sehingga ksesejukan sangat dominan dalam daerah wisata.

5 Agrowisata fishing Toursim

Hal-hal yang perlu dilakukan pada variabel kesejukan ini yaitu adanya penataan lingkungan yang nyaman dan rapi seperti taman yang hijau dengan bunga yang berwarna-warni. 3. Variabel Ketertiban. Daerah wisata harus mempunyai aturan yang dapat menertibkan pengunjung maupun pedagang acung yang ikut menggait rejeki dari perkembangan wisata harus terdapat aturan tertentu dimana tempat berjualan dan tidak boleh agar tidak mengganggu wisatawan yang berlibur. Wisatawan akan merasa tenang bila suasa yang sejuk dan tertib bisa di tawarkan oleh pengelola pariwisata dan pengelola pariwisata harus mampu menciptaan lingkunagan yang tertib dan tidak ada kericuhan pada tempat berlibur. 4. Variabel Pelayanan dan Keramahan. Sikap yang ramah harus di tonjola oleh pengelola pariwisata dan pelayanan dalam menikmati keindahan alam harus tetap tersedia untuk menunjang sarana dan prasarana dalam melihat keindahan alam. Karena dari pelayanan yang ramah tersebut daerah wisata akan banyak pengunjung sehingga daerah wisata tersebut layak untuk dikembangkan atau tidak. Pelayanan yang ramah akan membuat wisatawan akan tertarik lagi untuk kembali datang ketempat tersebut dari keramahan pengelola, wisatawan akan mendapat kesan yang menarik dari tempat wisata tesebut. sehingga semakin baik pelayanan dan ramahnya pelayanan yang diberikan maka, semakin banyak pula wisatawan yang berkunjung kesana. 5. Variabel Keunikan, Keindahan, dan Menarik. Daerah wisata selain harus menawarkan kesejukan daerah tersebut harus meilki keunikan yang tidak di miliki oleh daerah lain seperti pulau bali pulau seribu pura dan ribuan desa adat, namun pada pulau bali yang terdiri dari ribuan desa adat mampu menawarkan perbedaaan tradisi anatra desa A denagn desa B sehingga keunikan desa dibali bisa di bilang berbeda dengan dengan desa-desa yang ada di bali. Sehingga semakin unik suatu desa akan banyak pengunjung yang datang seperti desa penglipuran. Hal seperti inilah yang diminati oleh wisatawan untuk berkunjung kesuatu tempat wisata. berkunjung kesana. 6 Agrowisata fishing Toursim Jika tempat tersebut tidak memiliki nilai keunikan, keindahan, dan menarik, akan jarang ada wisatawan untuk datang Dengan adanya hal-hal tersebut akan menjadikan nilai tambah pada suatu objek wisata yang akan di kembangkan

6. Variabel Pengalaman. Pada daerah wisata harus terdapat kesan-kesan yang sulit terlupakan yang dapat menumbuhkan pengalaman baru pada wisatawan yang berkunjung pada daerah wisata tersebut sehingga daerah wisata bisa berkembang secara berkelanjutan karena dengan adanya kesan yang baru dalam daerah wisata tersebut maka akan banyak wisatawan yang berkunjung untuk melihat sesuatu yang di tawarkan oleh daerah wisata tersebut. Variabel-variabel itulah yang menjadi tolak ukur dalam pengembangan suatu daerah untuk menjadi daerah wisata. Jika semua variabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata baik maka tempat tersebut patut untuk dilakukan usaha lebih lanjut dalam pengembangan usaha dalam dunia wisata. 2.Analisis SWOT Selain menentukan dari pada variabel kelayakan tersebut, kita juga harus menentukan permasalahan yang mungkin akan dihadapi ketika membuka suatu tempat sebagai objek pariwisata. Cara menjawab permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. Analisa SWOT adalah suatu bentuk analisa yang digunakan dalam keadaan dan kondisi yang bersifat deskriptif. Dimana dalam analisa SWOT situasi dan kondisi ditempatkan sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Perlu diperhatikan kalau analisa SWOT merupakan suatu bentuk analisa yang hanya ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, bukan sebuah alat analisa yang secara ajaib mampu memberikan jalan keluar yang cepat dan tepat bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi. Sehingga dalam melakukan suatu perencanaan seperti pembukaan objek pariwisata perlu adanya analisis SWOT. Dalam melakukan analisis tersebut perlu adanya pemikiran yang ilmiah untuk membahas permasalahan permasalahan yang mungkin akan dihadapi. Komponen dasar Analisi Swot
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari

organisasi atau program pada saat ini.


2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari

organisasi atau program pada saat ini. 7 Agrowisata fishing Toursim

3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar

organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.


4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang

datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan. Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. 2.4 Jenis-Jenis Analisis SWOT 1. Model Kuantitatif Asumsi dasar dari model ini merupakan sebuah kondisi berpasangan antara S (Strength) dan W (Weakness), serta O (Opportunity) dan T (Threat). Terjadinya hal yang seperti ini karena adanya asumsi jika dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Sehingga, setiap satu rumusan Strength (S), harus memiliki satu rumusan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu rumusan Threath (T). Setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian. 2. Model Kualitatif Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena 8 Agrowisata fishing Toursim

mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah. Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan

BAB III PEMBAHASAN 9 Agrowisata fishing Toursim

3.1 Keadaan geograpis danau buyan tamblingan Status Kawasan Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No.:144/Kpts-II/1996 tgl 4 April 1996, dengan luas 1.336,50 Ha (tidak termasuk Danau Buyan). Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan Propinsi Bali No.: 140/Kwl-5/1997 tanggal 22 Januari 1997, luas TWA Danau Buyan - Danau Tamblingan direvisi menjadi 1.703 Ha, terdiri dari 1.491,16 Ha kawasan hutan dan 301,84 Ha perairan Danau Buyan. Peta Lokasi

Lokasi dan Aksesibilitas TWA Danau Buyan - Tamblingan yang terletak di sebelah utara dan berbatasan dengan Cagar Alam Batukahu, termasuk dalam wilayah enam desa yaitu Desa Candikuning, dan Desa Batunya, masing-masing termasuk wilayah Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. dan Desa Asah Munduk, Kecamatan Banjar, dan Desa 10 Agrowisata fishing Toursim

Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Termasuk dalam Register Tanah Kehutanan (RTK) 4, Kelompok Hutan Batukahu, pada koordinat geografis 8148- 8175 LS dan 1150515 - 1151110 BT. Kelompok Hutan Batukahu seluas 15.153,28 Ha, terdiri dari 14.262,74 Ha hutan alam, dan 890,54 Ha hutan tanaman. Menurut fungsinya Kelompok Hutan Batukahu terdiri dari 11.899,32 Ha Hutan Lindung, 1.762,80 Ha Cagar Alam, dan 1.491,16 Taman Wisata Alam. Batas kawasan TWA Danau Buyan - Danau Tamblingan, adalah :

Di sebelah utara : Desa Wanagiri, Desa Lemukih, Di sebelah selatan : Desa Batunya, Desa Candikuning, Di sebelah timur : Hutan Lindung Batukahu, Dusun Peken-Desa Pancasari, Di sebelah barat : Dusun Tamblingan-Desa Munduk, Desa Gesing.

Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan kendaraan umum (minibus) jurusan Denpasar - Singaraja, dari terminal Ubung Denpasar, kemudian turun di Candikuning/Bedugul. Dengan jarak kurang lebih 58 km, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan. Dapat pula ditempuh dari Singaraja, dengan jarak kurang lebih 36 km dan waktu tempuh kurang lebih 40 menit, dengan menggunakan kendaraan umum (minibus) jurusan Singaraja - Denpasar. Tipe Ekosistem Tipe Hutan di TWA. Danau Buyan Danau Tamblingan termasuk tipe hutan hujan tropis pegunungan (dataran tinggi) yang dicirikan dengan curah hujan yang tinggi, kondisi kawasan selalu basah dengan keragaman jenis tumbuhan yang relatif tinggi. Ada dua tipe ekosistem hutan di kawasan ini yaitu ekosistem hutan hujan tropis dataran tinggi, dengan keragaman jenis tumbuhan yang cukup tinggi, dan ekosistem hutan tanaman . Selain itu terdapat satu tipe ekosistem lahan basah berupa dua danau dataran tinggi, yang merupakan dua dari empat danau dataran tinggi yang penting di Propinsi Bali. Kawasan danau ini merupakan kawasan resapan, kawasan persediaan, dan kawasan pelindung tata air (hidro-orologis), sekaligus kawasan yang disucikan 11 Agrowisata fishing Toursim

bagi masyarakat Bali. Ke dua Danau tersebut adalah Danau Buyan (367 Ha), dan Danau Tamblingan (115 Ha). Ekosistem Hutan Tanaman terdiri dari jenis Damar (Agathis lorantifolia), Rasamala (Altingia exelsa), dan Cempaka (Michellia champaka), yang merupakan hasil reboisasi sejak tahun 1960-an. Topografi dan Iklim Keadaan topografi kawasan ini bervariasi, mulai dari datar, agak curam, sampai dengan sangat curam, dengan ketinggian antara 1.210 - 1.350 m dari permukaan laut (dpl). Iklim pada kawasan ini termasuk kedalam tipe iklim Tipe A, menurut klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson. Rata-rata curah hujan 2.000 - 2.800 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 155,6 hari/tahun. Jumlah bulan basah 4 - 10, dan bulan kering 0 - 5. Suhu udara berkisar antara 11,5 C - 24 C. Potensi Flora Selain flora khas Cemara Pandak dan Cemara Geseng, pada kawasan ini terdapat jenisjenis Lateng (Laportea sp), Bunut (Ficus indica), Kayu Batu (Eugenia jambaloides) , Sambu (Vernonia arbaca). Blantih (Homalanthus giganteus), dan Lempeni (Ardisisa humulis). Pada tingkat semai jenis yang mendominir adalah jenis Lateng, Lempeni dan Udu (Lithea velirtinia), sedangkan untuk tumbuhan bawah terdiri dari jenis pakis, bentek, cabe-cabe, pinang hutan dan lain-lain. Selain hutan alam yang masih utuh, terdapat pula hutan tanaman dengan jenis Damar (Agathis alba), Rasamala (Altingea excelsa) dan Cempaka (Mechelia champaka), dan tanaman reboisasi nangka (Artocarpus sp) tahun 1986/1987 yang terletak di pinggir Danau buyan dan Danau Tamblingan, serta semak belukar yang pada awalnya merupakan kelas reboisasi Murbai. Potensi Fauna Selain beberapa jenis burung endemik Jawa - Bali, dan beberapa jenis yang sudah dilindungi, terdapat jenis-jenis aves seperti Ayam Hutan (Gallus sp), Cerucuk (Pycnonotus goievier), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Elang Laut Perut Putih (Halliaeetus leucogaster), dan dalam perjumpaan tidak langsung melalui kotoran, jejak dan suara, ditemukan jenis Deluk 12 Agrowisata fishing Toursim

(Melogale orientalis), Sri gunting (Dicrurus paradiseus) dan Kepecit (Estrilda amandava). Selain aves ditemukan jenis-jenis fauna seperti Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus vitatus), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Rase (Vivericula malacensis), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix brachyura), Lutung/Budeng (Trachypithecus auratus), Kera Abu (Macaca fascicularis), Bajing Tanah (Lariscus insignis), Musang (Paradoxurus hermaproditus), dan Kalong (Pteropus edulis). Keragaman jenis yang ada di kawasan ini lebih sedikit dibanding kawasan Cagar Alam Batukahu, hal ini antara lain disebabkan oleh keterbatasan sumber makanan yang ada. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Terdapat dua buah danau yang cukup luas yang dikelilingi oleh hutan yang masih utuh dan alami, dan tebing-tebing danau yang curam, menjadikan kawasan ini mempunyai panorama alam yang indah. Perairan danau yang tenang dengan udara pegunungan yang sejuk dan nyaman, memberikan peluang untuk melakukan kegiatan wisata alam di perairan danau. Pada lokasi dengan ketinggian tertentu merupakan lokasi yang strategis untuk menikmati pemandangan danau, sambil beristirahat. Dibeberapa lokasi pinggir danau terdapat beberapa buah Pura (tempat suci umat Hindu) yang dibangun diantara pepohonan yang besar dan lebat sehingga menambah panorama yang tidak hanya indah tapi juga unik dan khas. Daya tarik lain dari kawasan ini adalah obyek wisata Kebun Raya Eka Karya Bedugul. dan Danau Beratan. Kegiatan rekreasi yang dapat dilakukan di kawasan ini adalah wisata tirta, seperti memancing, bersampan; wisata alam seperti berkemah, lintas alam, penjelajahan/ jungle tracking, dan out bound; serta wisata ilmiah/widya wisata, sambil menikmati panorama alam yang indah dan khas serta udara yang sejuk. Sebagai kawasan perlindungan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan kawasan suci bagi masyarakat Bali, penetapan kawasan ini sebagai Taman Wisata Alam memiliki tujuan sebagai berikut:
1.

Melindungi kehidupan ekosistem penting yang dapat menunjang sistem

kehidupan di Provinsi Bali yang berupa hutan hujan tropis dataran tinggi di sekitar Danau Buyan dan Danau Tamblingan dan ekosistem lahan basah berupa kehidupan flora dan fauna bawah air Danau Buyan dan Danau Tamblingan, perlindungan ini 13 Agrowisata fishing Toursim

memiliki fungsi yang tiada lain yaitu sebagai daerah resapan, daerah tangkapan, dan daerah persediaan air serta kawasan pengatur tata air (hidro-orologis) bagi daerah di hilirnya. Sehingga ketika terjadi kemarau, kawasan yang ada dihilirnya tidak mengalami kekeringan yang terlalu tinggi. Dengan demikian, masyarakat dapat terus bertani tanpa takut kekeringan ketika musim kemarau tiba.
2.

Perlindungan dan pengawetan keanekaragaman sumber daya alam hayati yang

penting dan mengalami kelangkaan, berupa flora khas seperti Cemara Pandak (Podocarpus imbricata), dan Cemara Geseng (Casuarina junghuniana), Kepel, Purnajiwa, serta faunanya berupa jenis burung endemik Jawa - Bali, yaitu Walik Kepala Ungu (Ptilinopus porphyreus), Serindit Jawa (Loriculus pusillus), Tepus Pipi Perak (Stachyris melanothorax), Takur Tohtor (Megalaima armillaris), Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Cinenen Jawa (Orthotomus sepium), dan Elang Jawa (Spizaetus bartelsi).
3.

Pelestarian budaya, berupa dua puluh empat (24) buah Pura penting, dan situs

purbakala prasejarah, dua puluh empat pura itu antara lain: Pura Gubug, Pura Penimbangan, Pura Sanghyang Kauh, Pura Dalem Tamblingan, Pura Ulun Danu Tamblingan, Pura Embang, Pura Endek, Pura Tirta Mengening, Pura Pekemitan Kangin, Pura Pekemitan Kauh, Pura Pengukiran, Pura Gunung Raung, Pura Goa Naga Loka, Pura Tajun, Pura Guna Anyar, Pura Ulun Danu Buyan, Pura Pucak Sari, Pura Telaga Aya, Pura Penguskusan, Pura Batu Madeg, Pura Telaga Dekit, Pura Yeh Ketipat, Pura Pucak Mangu, dan Pura Pucak Sangkur. 4. Pemanfaatan secara berkelanjutan terhadap potensi wisata alam berupa panorama keindahan alam danau alami, hawa yang sejuk dan udara bersih segar alami, melalui pengembangan wisata alam (Ecotourism). Keadaan topografi kawasan ini bervariasi, mulai dari datar, agak curam, sampai dengan sangat curam, dengan ketinggian antara 1.210 - 1.350 m dari permukaan laut (dpl). Iklim pada kawasan ini termasuk kedalam tipe iklim Tipe A, menurut klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson. Rata-rata curah hujan 2.000 - 2.800 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 155,6 hari/tahun. Jumlah bulan basah 4 10, dan bulan kering 0 - 5. Suhu udara berkisar antara 11,5 C - 24 C. dengan keadaan topografi dan iklim yang seperti ini menyebabkan variasi flora dan faunanyapun memiliki keragaman yang cukup tinggi. Pada hutan hujan ini selain flora khas Cemara Pandak dan Cemara Geseng, juga terdapat jenis-jenis Lateng (Laportea 14 Agrowisata fishing Toursim

sp), Bunut (Ficus indica), Kayu Batu (Eugenia jambaloides), Sambu (Vernonia arbaca). Blantih (Homalanthus giganteus), dan Lempeni (Ardisisa humulis). Pada tingkat semai jenis yang mendominasi adalah jenis Lateng, Lempeni dan Udu (Lithea velirtinia), sedangkan untuk tumbuhan bawah terdiri dari jenis pakis, bentek, cabecabe, pinang hutan dan lain-lain. Selain hutan alam yang masih utuh, terdapat pula hutan tanaman dengan jenis Damar (Agathis alba), Rasamala (Altingea excelsa) dan Cempaka (Mechelia champaka), dan tanaman reboisasi nangka (Artocarpus sp) tahun 1986/1987 yang terletak di pinggir Danau buyan dan Danau Tamblingan, serta semak belukar yang pada awalnya merupakan kelas reboisasi Murbai. Jenis fauna selain beberapa jenis burung endemik Jawa Bali, dan beberapa jenis yang sudah dilindungi, terdapat jenis-jenis aves (Kelas Unggas) seperti Ayam Hutan (Gallus sp), Cerucuk (Pycnonotus goievier), selain itu juga ditemukan jenis Deluk (Melogale orientalis), Sri gunting (Dicrurus renifer) dan Kepecit (Estrilda amandava). Selain aves ditemukan jenis-jenis fauna seperti Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus vitatus), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Rase (Vivericula malacensis), Trenggiling (Manis javanica), Landak (Hystrix brachyura), Lutung/Budeng (Trachypithecus auratus), Kera Abu (Macaca fascicularis), Bajing Tanah (Lariscus insignis), Musang (Paradoxurus hermaproditus), dan Kalong (Pteropus edulis). Keragaman jenis yang ada di kawasan ini lebih sedikit dibanding kawasan Cagar Alam Batukahu, hal ini antara lain disebabkan oleh keterbatasan sumber makanan yang ada. Dari keadaan tersebut dapat kita lihat bagaimana alam disana menyimpan kekayaan yang begitu besar. 3.2 Pengembangan fishing toursim pada danau buyan tamblingan dan sekitarnya Wisata memancing atau fishing tourrism merupakan wisata yang belum di kembangkan pada daerah wisata yang memilki danau khususnya di danau buyan tamblingan, danau buyan tamblingan merupakan dua danau yang saling berdekatan pada satu kawasan yaitu desa panca sari. Sehingga danau yang indah dan memiliki beranekaragam jenis ikan yang memilki keindahan dan protein tinggi sangat cocok untuk di kembangkan sebagai fishing toursim untuk sarana penarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah wisata danau buyan tamblingan. Dalam pengembangan fishing toursim ini para wisatawan selain menghibur diri dengan memancing para wisatawan juga bisa duduk tenang untuk menghilangkan rasa jenuh sambil melihat keindahan 15 Agrowisata fishing Toursim

danau buyan tamblingan dan hutan hujan tropis yang terletak di sekitar danau buyan tamblingan selain itu para wisatawan juga dapat menikmati fasilitas yang telah saya rencanakan yaitu berupa rumah-rumah sederhana yang menawarkan keunikan seperti rumah yang bahan bakunya dari kayu dengan atap daun alang-alang rumah ini di bangun dengan menyesuaikan dengan tempat di bangunya rumah ini. Dalam pembangunan rumah ini tinggi 3 sampai 4 meter dari tanah atau permukaan danau hal ini untuk menghindari untuk menghindari terjangan ombak bila terjadi ombak dan untuk memunculkan keindahan air karena air akan kelihatan lebih indah bila di lihat dari atas dan ikan-ikan kecil juga akan menhiasi air danau pada permukaan air. Dalam pengembangan fishing toursim para petani juga ikut terlibat yaitu pada pintu masuk menuju fishing toursim para petani bisa membuat suatu kios yang menawarkan berbagai macam hasil pertania seperti aostraberi, terong dan lain sebagainya yang camilan dalam memancing dan setelah selesai memancing para wisatawan bisa memasak hasil tangkapanya yang di pandu oleh pengelola pariwisata dan dalam pengembangan fishing toursim ini juga dilengkapi dapur khusus yang di gumakan para wisatawan untuk memasak ikan hasil tangkapanya jika dia mendapatkan ikan dan ada niat untuk memasaknya dalam proses pemasakan para wisatawan harus membeli bumbu alami dari pihak pengelola pariwisata seperti cabe, bawang, dan bumbu-bumbu yang lainya yang di hasilkan oleh petani pancasari sehingga dalam pengembangan fishing toursim juga akan menguntungkan para petani dan pengusaha sehingga bisa di katakan sebagai agrowisata. Dalam pengembangan fishing toursim ini perencana sudah menentukan ketentuan khusus terkait pengembangan fishing toursim yaitu :
a) Pembangunan dilakukan di pinggir danau dengan tinggi 3 sampai 4 meter dan

luas menyesuaikan dengan lahan yang layak di banguni tempat duduk tenang dalam memancing agar tidak agar tidak merubah kondisi lingkungan alami hal ini sebagai sarana pendukung fishing toursim
b) Dalam pembangunan sarana fishing toursim juga di lengkapi dengan fasilitas

seperti penempatan ikan bila mendapatkan ikan dan tempat-tempat untuk meletakan barang-barang yang akan di perlukan dalam memancing. c) Jarak bangunan penunjang fishing toursim berjarak 15 meter dari bangunan A dengan bangunan B Hal-hal yang perlu di persiakan dalam pengembangan fishing toursim 16 Agrowisata fishing Toursim

Dalam pengembangan fishing toursim ada bebera hal yang dipersiapkan adalah sebagai berikut : a) Pembangunan rumah-rumah tempat duduk santai dalam memacing
b) Kios tempat penyewaan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk

memancing

c) Kios-kios yang menawarkan camilan dari produk pertanian seperti kentang goreng, ostrabery dan buah terong. d) Jalan yang memadai dalam menuju tempat memancing di danau buyan tamblingan e) Pos-pos keamanan di dekat danau 3.3 Analisis Swot dalam pengembangan Fishing toursim Dalam pengembangan danau buyan tamblingan untuk menjadi suatu daerah wisata khususnya fishing toursim perlu diadakan sebuah analisis yaitu analisis SWOT untuk menggambarkan kelebihan, kekurangan, kelemahan serta peluang dari dari pengembangan usaha tersebut Strength (S) atau kekuatan Yang menjadi kekuatan dalam pengembangan fishing toursim ini adalah sebagai berikut :
a)

Keindahan danau buyan tamblingan yang masih alami dan sejuk sehingga pas di gunakan untuk menenangkan diri dengan memancing sambil menikmati keindahan alam danau buyang tamblingan dan hutan hujan tropis yang mengelinginya

b) Di dalam danau terdapat banyak ikan seperti mujair dan lain sebagainya

yang memikli keindahan tersendiri dan sumber protein c) Di dekat taman wisata danau buyan tambling banyak terdapat daerah wisata seperti kebun raya bedugul, pasar candi kuning danau obyek wisata danau beratan hal ini sebagai pendukung wisatan untuk melihat keindahan danau buyan tamblingan.

17 Agrowisata fishing Toursim

d) Terdapat dua buah danau yang saling berdekatan yang memiliki potensi

yang sama dan terdapat banyak ikan dan cocok untuk dikembangkan sebgai wisata fishing toursim Weakness (W), Yang menjadi kelemahan dalam pengembangan fishing toursim ini adalah sebagai berikut :
a)

Penataan lingkungan danau buyang tamblingan yang masih di bawah standar daerah wisata seperti belum terdapat tempat untuk wisatawan untuk duduk tenang di pinggir danau untuk memancing dan menikmati suasana alam yang indah

b) Kesadaran wisata masyarakat setempat masih kurang sehingga pinggir-

pinggir danau di tumbuhi rumput yang mengganggu ketenangan wisatawan


c) Keamanan dari kriminalitas masih kurang karena disana tidak ada pos-

pos keamanan yang mendukung d) Belum terdapat puskesmas terdekat dalam wisata danau buyan tamblingan Opportunity (O), Yang menjadi peluang dalam pengembangan fishing toursim ini adalah sebagai berikut:
a) Pengunjung akan bertambah dengan adanya fishing tourism b) Meningkatnya penghasilan masyarakat dengan membangun kios-kios

dalam dunia wisata yang menawarkan hasil pertanian sperti buah aostrabery, penjualan kentang goreng yang merupakan kentang hasil pertanian setempat yang diolah menjadi kentang goreng dan alat-alat pelengkap untuk memancing
c) Taman wisata danau buyan tamblingan akan mempunyai beragam daya

tarik dalam dunia wisata khususnya wisata alam Threat (T), Yang menjadi ancaman dalam pengembangan fishing toursim ini adalah sebagai berikut:
a) Tercemarnya air danau dari umpan pancing yang dipakai memancing

sehingga air danau menjadi keruh dan tidak indah lagi 18 Agrowisata fishing Toursim

b) Hilangnya kesucian danau akibat kerusakan lingkungan dan pencemaran

air danau dari pembuangan sisa sarana yang dipakai memancing


c) Timbulnya persaingan ekonomi yang sangat tajam dalam perebutan

konsumen penyewaan sarana dan prasarana memancing dan lain sebagainya

BAB IV PENUTUP Kesimpulan : Dari apa yang penulis kembangkan pada taman wisata danau buyan tamblingan dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 19 Agrowisata fishing Toursim

1) Danau buyan tamblingan merupakan taman wisata yang banyak mememiliki

potensi yang cocok di kembangkan seperti fishing toursim 2) Masyarakat desa pancasari yang memiliki dua danau yang indah mayoritas sebagai petani dan kurang menyadari terhadap potensi pariwisata yang terdapat pada danau buyan tamblingan
3)

Luas taman wisata danau buyan tamblingan yaitu 1.703 yang memiliki topograpi yang bervariasi mulai datar (0-3%), Landai (3-8%), miring (8-15%), agak curam (15-30%), curam (30-45%) dan terjal (>45%) dengan ketinggian 1210 - 1350 m dpl dan memilki curah hujan cukup tinggi yaitu 2000,72 mm/tahun.. Bulan basahnya pada bulan Januari, Pebruari, April dan Desember sedangkan bulan keringnya pada bulan Agustus dan September. Jumlah hari hujan rata-rata berkisar antara 155,6 hari/tahun

Saran : 1) Untuk mengembangkan potensi yang ada pada taman wisata danau buyan tambling kesadaran masyarakat harus di tumbuhkan dan pemerintah harus terlibat dalam memberikan pelatihan tentang pengembangan daerah wisata 2) Pengelola daerah wisata di harapkan mampu untuk untuk mempromosika daerah wisata dan pasar-pasar buah buah di kelola kembali di harapkan di dekat daerah wisata atau dekat danau.

DAFTAR PUSTAKA http://wg-pemberdayaan.org/wpcontent/uploads/data/mdk/Bab_IV_Analisis_SWOT.pdf http://www.scribd.com/doc/14564663/Pendekatan-Analisis-Swot20 Agrowisata fishing Toursim

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/analisis-swot-sebagai-analisis-dan.html Blogspot. Com /2008/02 Pengertian pariwisata http://seruyanfishingclub.blogspot.com/2009/04/pengertian-tentang-memancing.

21 Agrowisata fishing Toursim

Anda mungkin juga menyukai