Anda di halaman 1dari 38

I.

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu daerah yang banyak memiliki
potensi baik itu potensi peternakan, perikanan, perkebunan, dan keindahan alam. Selain
itu juga Kabupaten Kayong Utara memiliki keberagaman budaya, agama yang berbeda
sehingga perlu dijaga keberagaman yang ada berjalan dengan baik. Kabupaten Kayong
Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Barat,
dengan luas 4.568,26 Km2.
Kabupaten Kayong Utara memiliki banyak sekali potensi wisata alam yang indah
dan terjaga keasliannya, dan salah satunya itu ada di Dusun Mentubang Kecamatan
Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Wisata alam yang terdapat di daerah ini berupa
Pantai dan perkebunan perkebunan buah seperti buah pisang dan durian. Sumberdaya
alam hayati keindahan alam pantai dan lingkungan sekitarnya yang memilki daya tarik
estetika, keunikan dan nilai-nilai sejarah yang dapat menarik minat wisatawan untuk
berkunjung ke Kabupaten Kayong Utara. Beberapa wilayah di Kabupaten Kayong utara
memilki potensi yang sangat besar di jadikan objek wisata berbasis sumber daya alam
hayati dan bahari, seperti keindahan pantai, keunikan tradisi adat istiadat, ke khasan
flora dan fauna, dan fenomena-fenomena keindahan alam lainnya.
Menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1990 pasal 1 tentang kepariwisataan,
pariwisata adalah segala sesuatu yang berhunumgan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bdang
tersebut. Kepariwisataan adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
memberikan hiburan rohani dan jasmani, setelah beberapa waktu bekerja serta
mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (wisata nusantara) atau negara negara
lain (wisatawan Mancanegara). Sedangkan pariwisata menurut Wardiyanto (2011)
mengemukakan bahwa kata “pariwisata” diidentikan dengan kata “travel” dalam
bahasa inggris yang berarti sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu
tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini
pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang direncanakan seseorang atau
sekelompok orang dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan
kepuasan dan kesenangan.

1
Banyak sekali pengertian dari kata pariwisata sehingga dapat diartikan sebagai
perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat
lain, yang dalam bahasa inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian
jamaknya kepariwisataan dapat menggunakan kata “tourism”. Dari pengertian-
pengertian diatas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa pariwisata adalah suatu
perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali untuk sementara waktu dari suatu tempat
ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat
yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan.
Daya tarik wisata alam yang ada di Kabupaten Kayong Utara merupakan salah satu
dari kekayaan alam yang patut kita jaga dan kita banggakan, seperti wisata pantai, riam,
air terjun, kuliner dan religius. Daya tarik merupakan salah satu faktor yang membuat
orang memilki keinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu
tempat yang menarik. Unsur-unsur yang menjadi daya tarik diantaranya, keindahan
alam, banyaknya sumberdaya yang menonjol, keunikan sumberdaya alam, pilihan
kegiatan wisata, keanekaragaman dan kenyamanan lokasi ekowisata (Nurhasanah, Dkk.
2018). Setiap daerah Indonesia memilki keunikan baik dari segi keindahan maupun adat
istiadat yang berada di daerah tersebut sehingga menarik minat wisatawan untuk
mengunjunginya. Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian yang telah menjadi
andalan dan prioritas pengembangan untuk sejumlah negara, terlebih lagi bagi negara
berkembang seperti Indonesia yang memilki potensi wilayah yang luas adanya daya
tarik cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya dan
kehidupan masyarakat.
Pada umumnya proses perkembangan daya tarik wisata berlangsung secara spontan
dan alamiah tanpa melalui perencanaan yang matang, melalui beberapa tahap yakni
tahap discovery, local response, dan institutionalized. Tahap discovery merupakan tahap
yang secara kebetulan menemukan suatu tempat yang berpotensi sebagai daya tarik
wisata oleh orang-orang yang memilki kegemaran berpetualang seperti penjelajah atau
pencinta alam. Tahap local response adalah tahap adanya tanggapan atau inisiataif local
yang merupakan kelanjutan dari tahap penemuan. Tahap institutionalized merupakan
kelanjutan dari tahap local response yang dimana pada tahap ini jumlah kunjungan
wisatawan semakin meningkat sehingga keberadaan fasilitas juga di tingkatkan baik
kualitas, kuantitas dan keanekaragamannya sehingga mencapai tingkat kemapanan dan

2
pengelolaan daya tarik wisata mulai diorganisasi dalam wadah kelembagaan. Jadi pada
tahap ini perkembangan suatu daya tarik wisata akan mencapai perkembangan yang
optimal (Pujaastawa,2013).
Dalam meningkat peran kewisataan sangat terkait antara barang berupa objek
wisata yang dapat di jual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait
dalam industri pariwisata. Tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap keberadaan suatu tujuan daerah wisata, Kabupaten Kayong Utara
banyak sekali memiliki daya tarik wisata alam salah satunya adalah Pantai Batu Teritip
di Dusun Mentubang Kecamatan Sukadana. Pantai Batu Teritip Dusun Mentubang
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara merupakan Pantai Tua dengan status
kawasan Taman Nasional Gunung Palung masuk dalam zona pemanfaatan yang
merupakan kawasan peruntukan wisata alam. Keindahan Pantai Batu Teritip meliputi
bebatuan dan keindahan perbukitan di sekitar Pantai Batu teritip, serta beragam flora
dan fauna yang masih ada disekitar pantai tersebut.
Pantai Batu Teritip dapat di capai dengan menempuh perjalanan dari Pontianak
Menuju Kabupaten Kayong Utara melalui jalur air. Untuk perjalanan melalui air
menggunakan kapal selama ± 9 jam. Kemudian dari Pelabuhan Teluk Batang menuju
Pantai Batu Teritip bisa menggunakan kendaraan roda 4 sekitar 2 jam, dan
menggunakan roda 2 sekitar 1,5 jam.
Kurangnya informasi mengenai potensi wisata alam yang ada di areal tersebut
secara detail, pengelolaan dan manfaat potensi belum maksimal, serta kurangnya
dukungan mengenai keberadaan objek wisata alam Pantai Batu Teritip maka dapat
menjadi masalah pengembangannya, oleh karena itu perlu diketahui potensi dan atraksi
apa saja yang bisa dijadikan daya tarik Pantai Batu Teritip tersebut. Hasil dari
identifikasi ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan pada
kawasan tersebut serta untuk mempromosikan kepada masyarakat, pemerintah atau
pihak terkait lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang Identifikasi
Potensi Daya Tarik Ekowisata Pantai Batu Teritip Dusun Mentubang Kecamatan
Sukadana Kabupaten Kayong Utara.

3
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah. Maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi potensi dan atraksi wisata yang menjadi daya tarik Pantai Batu Teritip
sebagai tempat wisata. Manfaat penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi
mengenai potensi dan atraksi wisata yang ada di sekitar Pantai Batu Teritip di Dusun
Mentubang Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Identifikasi Potensi Wisata
Identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda.
Identifikasi merupakan proses penting sebagai upaya yang dilakukan dalam
pengembangan objek-objek wisata. Dalam kepariwisataan, potensi ekowisata
merupakan suatu unsur pengadaan (supply) yang perlu ditawarkan kepada konsumen
(Arifiana, 2016).
Identifikasi potensi wisata alam merupakan suatu kegiatan mencatat atau
mendaftarkan semua yang menjadi potensi atau menjadikan tempat tersebut menarik
untuk dikunjungi oleh wisatawan. Pada daerah wisata, seluruh potensi yang ada disuatu
Kawasan wisata alam perlu diidentifikasikan misalnya adanya bebatuan, air yang jernih,
flora seperti tumbuhan dan satwa lainnya yang perlu dipublikasikan ke media sosial
agar calon pengunjung dapat mengetahui potensi apa saja yang menjadi daya tarik pada
wisata alam tersebut.
Fungsi dan tujuan adanya identifikasi ini untuk mengetahui berbagai masalah atau
kebutuhan program yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui berbagai sumber
yang bisa dimanfaatkan sebagai pendukung pelaksanaan program dan mempermudah
dalam menyusun rencana program yang akan dilaksanakan.
2.2. Objek Wisata Alam
Objek wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (Ridwan, 2012). Berdasarkan definisi
diatas maka objek wisata adalah tempat yang dikunjungi dengan berbagai keindahan
yang didapatkan, tempat untuk melakukan kegiatan pariwisata, tempat untuk bersenang-
senang dengan aktu yang cukup lama demi mendapatkan kepuasan, pelayanan yang
baik, serta kenangan yang indah di tempat wisata.
Wisata alam merupakan salah satu obyek yang berkaitan dengan rekreasi dan
pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya baik dalam
bentuk asli (alami) maupun perpaduan dengan buatan manusia. Akibatnya tempat-
tempat rekreasi dialam terbuka yang sifatnya masih alami dan dapat memberikan
kenyamanan sehingga semakin banyak dikunjungi orang atau wisatawan dalam dunia
pariwisata istilah obyek wisata mempunyai pengertian sebagai sesuatu yang menjadi

5
daya tarik bagi seseorang wisatawan untuk berkunjung kesutu daerah tujuan wisata,
bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam
baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya sehingga memungkinkan
wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah mendapatkan pengetahuan
dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam. (Priasmara,
2013).
Objek wisata alam merupakan objek wisata yang bukan buatan manusia tetapi
memang terbentuk dari alam atau dengan kata lain objek wisata natural (alami) dan
bukan man made (buatan manusia).
Menurut Joniarto (2012). beberapa faktor batasan suatu wisata yaitu :
1. Lingkungan, ekowisata yang bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang belum
terencana.
2. Masyarakat, ekowisata bermanfaat sebagai ekologi, social, dan ekonomi pada
masyarakat.
3. Pendidikan dan pengalaman, ekowisata harus dapat meningkatkan pemahaman akan
lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang dimilki.
4. Berkelanjutan, ekowisata dapat memberikan sumbangan positif berkelanjutan
ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
5. Manajemen, ekowisata harus dikelola secara baik dan menjamin sustainability
lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sekarang
maupun generasi yang akan datang.
Berdasarkan faktor diatas maka dapat disimpulkan bahwa wisata merupakan suatu
perjalanan yang dilakukan sementara waktu pada suatu tempat ke tempat lainnya,
dengan maksud bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi. Tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan guna bertamasya dan
rekreasi atau untuk mengetahui keinginan yang beranekaragaman.
2.3. Potensi Daya Tarik Wisata
Penjabaran tentang jenis-jenis daya tarik wisata tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, sebagai berikut :
Daya Tarik dapat di bedakan menjadi tiga yaitu daya tarik wisata alam, daya tarik
wisata budaya, dan daya tarik wisata buatan.

6
1. Daya Tarik Wisata Alam
Daya tarik wisata alam dapat di bedakan menjadi :
a. Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di perairan laut seperti (a)bentang pesisir, (b)bentang laut,
(c)kolam air dan dasar laut.
b. Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan
lingkungan alam di daratan seperti (a)pegunungan,dan taman nasional, (b)perairan
sungai dan danau, (c)perkebunan dan pertanian, (d)bentang alam.
2. Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta, rasa dan
karsa manusia sebagai makhluk budaya.
3. Daya tarik wisata hasil buatan manusia di golongkan sebagai daya tarik wisata
khusus yang merupakan kreasi artifisial dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di
luar ranah wisata alam dan wisata budaya. Daya tarik wisata buatan manusia dapat
dapat di bedakan menjadi : (a) fasilitas rekreasi dan hiburan, (b)fasilitas
peristirahatan terpadu, (c)fasilitas rekreasi dan olahraga.
Menurut Damanik dan Weber, 2006 Elemen penawaran wisata terdiri atas :
a). Atraksi dibedakan menjadi dua yaitu atraksi tangible dan atraksi intangible dapat
memberikan kenikmatan kepada wisatawan baik berupa kekayaan alam ataupun
budaya.
b). Aksesbilitas cakupan dari keseluruhan sarana dan prasarana transportasi yang
melayani wisatawan menuju lokasi wisata.
c). Amenitas merupakan pemenuhan akan kebutuhan wisatawan sehingga tidak
berhubungan langsung dengan bidang pariwisata.
2.4. Kawasan Pantai
Bagian kawasan pesisir yang paling produktif adalah wilayah muka pesisir atau
pantai. Karakteristik wilayah pantai sangat beragam, dengan struktur penyusun yang
beragam pula. Pantai merupakan salah satu obyek dan sebuah bentuk geografis yang
terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara
daratan dan perairan laut. Didasarkan pada struktur penyusunnya, karakteristik perairan
pantai terbagi menjadi pantai berpasir, pantai berbatu dan pantai berlumpur.
a. Pantai berpasir
Umumnya pantai berpasir terdapat di seluruh dunia dan lebih dikenal pada pantai
berbatu. Pantai berpasir merupakan lingkungan yang sangat dinamis, dimana struktur

7
fisik habitatnya digambarkan dengan adanya interaksi antara pasir, gelombang, dan
pasang surut air laut. Pantai berpasir merupakan salah satu jenis pantai yang dinamis
karena kemampuannya untuk menyerap energi gelombang. Energi gelombang ini
dikeluarkan melalui pergerakan airnya yang membawa pasir pantai keluar wilayah
pantai pada saat gelomang besar dan membawanya kembali ke wilayah pantai pada
saat gelombang dalam keadaan tenang. Pantai berpasir digambarkan dengan
perpindahan pasir melalui pergerakan gelombang dan perpindahan angin. Pasir yang
menyusun pantai berpasir berasal dari erosi lahan dan dipindahkan menuju lautan
melalui sungai. Pantai juga menerima kiriman pasir dari berbagai sumber biogenic di
laut seperti tulang hewan dan erosi palung. Dua kelompok terbesar dari jenis pantai
berpasir adalah pantai berpasir yang tersusun atas pasir silica dan pantai berpasir
yang terdiri dari pasir karbonat.
b. Pantai berbatu
Pantai berbatu merupakan pantai dengan topografi yang berbatu-batu dengan
kombinasi substrat keras untuk penempelan, frekuensi gelombang dan arus yang
tinggi serta perairan yang jernih menyediakan habitat yang menguntungkan bagi
berbagai jenis biota laut. Tidak demikian dengan pantai berpasir, yang tidak
menyediakan substrat yang cukup bagi organisme untuk melekat dan hidup, karena
hempasan gelombag yang terus-menerus menggerakkan partikel substratnya.
c. Pantai berlumpur
Pantai berlumpur merupakan pantai yang memiliki substrat yang sangat halus
dengan diameter kurang dari 0.002 mm. Pantai berlumpur dicirikan oleh ukuran
butiran sedimen sangat halus dan memiliki tingkat bahan organic yang tinggi, pantai
ini pula banyak dipengaruhi oleh pasang surut yang mengaduk sedimen secara
periodik. Interaksi organisme dengan sedimen dan pengaruh evaporasi perairan
sangat tinggi dilingkungannya. Perbedaan utama dengan wilayah pesisir dengan
substrat berpasir adalah pantai berlumpur tidak dapat berkembang dengan hadirnya
gerakan gelombang. Oleh karena itu, daerah pesisir dengan pantai berlumpur hanya
terbatas pada daerah intertidal yang benar-benar terlindung dari aktivitas gelombang
laut terbuka. Pantai berlumpur dapat berkembang dengan baik juga ada suatu sumber
partikel sedimen yang berbutiran halus.
Pantai merupakan objek wisata yang banyak dikunjungi orang-orang dalam
mengisi liburannya. Setelah iklim, pantai dan laut adalah sumbergeografi yang paling
penting dalam pariwisata. Pantai merupakan salah satu asset penting dalam pariwisata.
Wisata pantai mempunyai daya tarik sebagai tempat wisata baik faktor fisik, atraksi,
fasilitas, dan lainnya (devina, 2011).

8
2.5. Ekowisata atau Ecotourism
Ekowisata adalah salah satu bentuk pemanfaatan jasa budaya yang diberikan oleh
ekosistem khususnya ekosistem pesisir sebagai daerah wisata dengan mengeksplorasi
keindahan yang diberikan oleh ekosistem pesisir untuk mendatangkan keuntungan
ekonomi bagi pengelola ekowisata ataupun masyarakat pesisir yang memanfaatkan
daerah pesisir sebagai mata pencaharian, yang diikuti dengan upaya perlindungan,
perawatan, maupun pemulihan ekosistem pesisir yang dilakukan oleh pengelola ataupun
masyarakat penerima manfaat langsung dari ekosistem pesisir. (Apriana et al., 2013).
Wisata alam atau lebih sering disebut juga sebagai ekowisata atau ecoturism
merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan
dan budaya dengan tujuan untuk menjamin kelestarian alam, social dan budaya. Ada
tiga hal utama dalam ekowisata yaitu keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan
manfaat ekonomi dan secara psikologi bisa diterima dalam kehidupan masyarakat.
Kegiatan yang berhubungan langsung dengan ekowisata dapat memberi akses kepada
semua orang untuk mengetahui, melihat dan menikmati pengalaman yang berhubungan
dengan alam dan budaya yang ada di masyarakat. Ekowisata seringkali di hadapkan
dengan tantangan-tantangan dalam berpetualang diantaranya :
a. Pertualangan resiko tinggi yang harus memilki kesiapan dan keterampilan
khusus atau keberanian yang tinggi. Wisata ini biasa disebut wisata mint khusus
karena tidak semua orang dapat menikmatinya dengan bebas seperti panjat
tebing, menyelusuri gua dan menyelam.
b. Pertualangan resiko rendah pertualangan ini bisa dinikmati semua orang seperti
mengunjungi taman nasional, memancing, berkemah dan menikmati sejuknya
udara segar di hutan.
Rasa kagum terhadap keindahan alam sekitar, dapat menumbuhkan kesadaran
cinta pada lingkungan dan para pecinta wisata alam sangat menyukai kelestarian alam
dan lingkungan yang asri.
Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip
konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat digunakan dalam mempertahankan
keutuhan dan keaslian ekosistem diareal yang masih alami. menurut Rahupaty (2012)
ekoturisme adalah hal menciptakan dan memuaskan suatu keinginan akan alam, tentang
mengeksploitasi potensi wisata untuk konservasi, pembangunan dan mencegah dampak
negatif terhadap ekologi, kebudayaan dan keindahan. Ekowisata dalam
penyelenggaraannya dilakukan dengan kesederhanaan, memelihara keaslian alam

9
maupun lingkungan, memelihara keaslian seni dan budaya, adat-istiadat, kebiasaan
hidup (the way of life), menciptakan ketenangan, memelihara flora dan fauna dan
terpeliharanya lingkungan hidup sehingga terciptanya keseimbangan antara kehidupan
manusia dan alam sekitarnya.
Ekowisata tidak melakukan eksploitasi alam namun hanya menggunakan jasa alam
dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan fisik dan psikologi wisatawan.
Ekowisata bukan menjual destinasi tetapi menjual filosofi sehingga ekowisata tidak
mengenal kejenuhan pasar pariwisata. Pengertian ekowisata mengalami perkembangan
dari waktu ke waktu namun tujuan sebenarnya dari ekowisata suatu bentuk wisata yang
bertanggung jawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara
ekonomi dan mempertahankan keutuhan budidaya bagi masyarakat setempat.
pariwisata dapat di bedakan menjadi beberapa jenis (Ismayanti, 2010) yaitu :
1. Wisata pantai, merupakan kegiatan wisata yang di tunjang oleh sarana dan
prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air lainnya,
termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
2. Wisata etnik, merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan
dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.
3. Wisata cagar alam, adalah wisat yang banyak dikaitkan dengan kegemaran akan
keindahan alam, kesegaran hawa di pegunungan, keajaiban hidup binatang
(margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang ada di tempat
lain.
4. Wisata buru, adalah wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang memang
memilki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah.
5. Wisata olahraga, wisat ini memadukan kegiatan olahraga dengan kegiatan
wisata. Kegiatan ini berupa kegiatan olahraga aktif yang mengharuskan
wisatawan melakukan gerak olah tubuh secara langsung. Kegiatan yang lain
berupa olahraga pasif yang dimana isatawan tidak melakukan gerak olah tubuh
tetapi hanya jadi penikmat dan pecinta olahraga saja.
6. Wisata kuliner, wisata ini tidak semata-mata hanya untuk mengenyangkan dan
memanjakan perut dengan aneka ragam masakan khas dari daerah tujuan wisata,
pengalaman yang menarik juga menjadi motivasi dan pengalaman makan dan
memasak dari aneka ragam makanan khas tiap daerah membuat pengalaman
yang di dapat menjadi lebih istimewa.
7. Wisata religius, wisata yang dilakukan untuk kegiatan yang bersifat religi,
keagamaan dan ketuhanan.

10
8. Wisata agro, merupakan wisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek
wisata dengan tujuan untuk memperluas engetahuan, pengalaman, dan rekreasi.
Usaha agro yang biasa dimanfaatkan dapat berupa usaha di bidang pertanian,
peternakan, perkebunan, perhutanan dan lain-lain.
9. Wisata gua, adalah kegiatan melakukan eksplorasi ke dalam gua dan menikmati
pemandangan yang ada di dalam gua.
10. Wisata belanja, ini menjadikan belanja sebagai daya tarik utamanya.
11. Wisata ekologi, merupakan bentuk wisata yang menarik wisataw an untuk
peduli kepada ekologi alam dan sosial.
2.6. Atraksi Wisata
Atraksi wisata adalah suatu kegiatan yang dapat menghibur seseorang ketika
menyaksikan kegiatan tersebut. Atraksi wisata ini berupa pertunjukan tari-tarian, musik,
dan upacara adat yang sesuai dengan kebudayaan setempat. Pertunjukan ini dapat secara
tradisional maupun modern (Gunardi,G. 2010).
Menurut Suwena dan Widyatmaja (2010:88) atraksi merupakan komponen yang
signifikan dalam menarik wisatawan, atraksi merupakan modal utama (tourism
resources) atau sumber dari kepariwisataan. Dapat di simpulkan bahwa atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keindahan, yang bernilai, baik yang berupa suatu
keanekaragaman, yang memilki keunikan, baik dalam kekayaan budaya maupun hasil
buatan manusia ( man made) yang menjadi factor daya Tarik dan menjadi salah satu
tujuan wisatawan untuk berkunjung, dan dijadikan motivasi wisatawan untuk
melakukan wisata ke obyek wisata tersebut.
Atraksi tangible adalah suatu atraksi yang bersifat berwujud dan intangible suatu
atraksi atau daya tarik yang bersifat tak berwujud. Atraksi ini memberikan kenikmatan
kepada wisatawan baik yang berupa kekayaan alam dan budaya. Atraksi wisata adalah
suatu daya tarik wisata yang dapat lihat melalui pertunjukan dan membutuhkan
persiapan untuk menikmatinya (Zaenuri,2012). Dari pengertian diatas maka dapat
diartikan bahwa atraksi wisata merupakan suatu seni, budaya, sejarah, tradisi, kekayaan
alam atau hiburan yang merupakan daya tarik untuk menarik wisatawan untuk
berkunjung ke daerah wisata.

11
2.7. Konsep Pembangunan Ekowisata
Menurut Priyono (2012) secara konseptual ekowisata menekan pada prinsip dasar
sebagai berikut:
1. Memiliki kepedulian rasa tanggung jawab yang besar dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan.
2. Pengembangan ekowisata harus didasarkan dan di musyawarahkan dalam masyarakat
serta atas persetujuan masyarakat dan dapat menghormati nilai-nilai sosial dan
agama yang dianut sekitar masyarakat setempat dalam memegang nilai dan norma
yang tinggi.
3. Pengembangan ekowisata juga harus memiliki nilai ekonomi didasarkan untuk
masyarakat setempat, antara lain kebutuhan lingkungan dan kepentingan semua
pihak yang ada didalamnya secara seimbang agar nantinya bisa membantu dalam
mengembangkan nilai ekonomi masyarakat setempat.
4. Pengembangan ekowisata juga harus memiliki unsur Pendidikan sehingga dapat
memberikan rasa tanggung jawab dan rasa kepedulian terhadap lingkungan
sekitarnya yang dapat memberi nilai tambah dan informasi bagi pengunjung dan
pihak terkait lainnya.
5. Pengembangan ekowisata harus memiliki kepuasan tersendiri bagi pengunjung
sehingga memiliki nilai ekowisata yang berkelanjutan.
Dalam prinsip ini ekowisata juga mengandung unsur upaya konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya, unsur Pendidikan, unsur ekonomi dan unsur rekreasi,
agar kita bisa melindungi tempat wisata tersebut tetap lestari.
2.8. Pengelolaan
Pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam melakukan pekerjaan dalam mencapai tujuan
tertentu. pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berdasarkan perencanaan,
pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan
sebelumnya. Jadi pengelolaan dalam penelitian ini adalah suatu kesatuan rencana yang
komprehensif dan terpadu untuk mencapai keunggulan bersaing dalam mencapai tujuan
yang diwujudkan dalam bentuk program-program pengelolaan.

12
2.9. Diagram Alir Penelitian
Alir penelitian Identifikasi Potensi Daya Tarik Ekowisata Pantai Batu Teritip
Dusun Mentubang Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan
Barat dapat dilihat pada diagram alir berikut ini :

13
Identifikasi Potensi Daya Tarik Ekowisata
Pantai Batu Teritip Dusun Mentubang
Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara

LATAR BELAKANG

Masalah Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kurangnya informasi mengenai potensi yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dan
menjadi Daya Tarik Ekowisata Pantai Batu atraksi wisata yang menjadi daya Tarik Pantai Batu Teritip sebagai
Teritip Dusun Mentubang Kecamatan tempat wisata.
Sukadana Kabupaten Kayong Utara.
Manfaat dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai potensi dan atraksi wisata yang ada disekitar Pantai Batu
Teritip Dusun Mentubang Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong
Utara

Metode Penelitian

Metode observasi lapangan, purposive sampling


dengan wawancara, kepustakaan, dokumentasi, dan
analisis data dengan deskriptif kualitatif

Data Primer

a. Data potensi ekowisata pada Kawasan Pantai Batu Teritip melalui Data Sekunder
observasi lapangan di lokasi penelitian.
Data sosial ekonomi masyarakat wisata Pantai Batu
b. Data wawancara dengan responden yaitu stakeholder dari Taman Teritip
Nasional Gunung Palung, Kepala Desa, Kepala Dusun, Tokoh
Masyarakat Ketua RT/RW dan Masyarakat sekitar Pantai Batu
Teritip.

Pengumpulan Data Metode pengumpulan Analisis Data


data dan sumber data
Purposive Sampling Deskriptif Kualitatif

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Gambar 1. Diagram alir penelitian

14
III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan pantai batu teritip di Dusun Mentubang


Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara selama ± 4 minggu waktu efektif
dilapangan.

3.2. Alat dan Objek Penelitian

3.2.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat tulis untuk mencatat data yang diperoleh

2. Kamera untuk mendokumentasi penelitian

3. GPS untuk observasi lapangan

4. Kuisioner untuk panduan wawancara

5.Peta lokasi penelitian

6. Alat perekam suara

7. Masker

3.2.2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kawasan pantai batu teritip. Bahan yang di
gunakan pada penelitian ini yaitu masyarakat sekitar pantai dan stakeholder.

3.3. Prosedur Penelitian

penelitian dilakukan dengan metode observasi dan wawancara terhadap


masyarakat sekitar dan stakeholder. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data
primer dan data sekunder. Penentuan responden berdasarkan tekhnik purposive
sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu, menetapkan sifat-sifat dan karakter yang digunakan dalam penelitian
(Sugiyono,2011).

15
3.3.1. Jenis Data Yang Dikumpulkan

Dalam pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan data sekunder.

1. Data Primer yang dikumpulkan adalah data potensi ekowisata pada kawasan
pantai batu teritip jenis flora dan fauna dan data atraksi-atraksi keindahan alam yang
terlihat disekitar pantai batu teritip itu sendiri di desa mentubang.

Pengumpulan data primer untuk komponen atau kriteria daya tarik dilakukan
dengan mengisi daftar pertanyaan. Menurut arikunto, S. (2013), jika subjek yang
diamati kuran dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian
tersebut merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari
100 orang, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan untuk


mendapatkan data-data yang diperlukan dan melakukan wawancara langsung dengan
57 responden. Responden yang dipilih terutama masyarakat yang beradadi sekitar
pantai batu teritip dusun mentubang di lokasi penelitian dan stakeholder dari taman
nasional gunung palung, kepala desa, kepala dusun, dan tokoh masyarakat seperti
ketua RT/RW sekitar pantai batu teritip.

Adapun responden tersebut adalah :

a. 51 responden dari masyarakat di sekitar kawasan


b. 3 responden dari tokoh masayarakat
c. 3 responden dari instansi terkait

Pengambilan contoh responden dilakukan secara sengaja (purposive) dengan kriteria


sebagai berikut :

1. berakal sehat dan mampu berkomunikasi dengan baik.


2. Berusia 17 tahun ke atas.
3. Berdomisili di sekitar pantai batu teritip.
4. Mengetahui kondisi pantai batu teritip.

16
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi atau Lembaga terkait
yang relevan dengan penelitian ini yaitu :

a. Keadaan umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah, letak dan luas wilayah, status
pengelolaan, kondisi fisik (hidrologi, tanah, dan iklim).

b. Data sosial ekonomi masyarakat wisata pantai batu teritip yaitu jumlah penduduk,
mata pencarian, tingkat Pendidikan, agama, dan budaya masyarakat.

3.3.2. Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode antara lain :

1. Observasi Lapangan
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi atau pengamatan secara
langsung dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang gejala atau fenomena fisik
yang bersifat kasat mata, seperti gambaran mengenai karakteristik dari berbagai jenis
potensi daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan yang bersifat kasat mata yang
dapat diamati secara langsung di lapangan. Untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh dan mendalam tentang berbagai gejala di atas.
2. Wawancara
Teknik wawancara mendalam digunakan untuk memperoleh informasi-informasi
yang tidak dapat diperoleh melalui teknik observasi. Informasi-informasi yang
dimaksud misalnya informasi yang terkait dengan peristiwa sejarah pada pada masa
lalu dan interpretasi tentang struktur, fungsi, dan makna dari berbagai fenomena yang
tidak mungkin diperoleh melalui teknik observasi. Wawancara mendalam kepada
responden yang sudah dipilih dengan menggunakan Teknik purposive sampling.
Proses pengumpulan data dengan teknik wawancara diakhiri apabila informasi-
informasi yang diberikan oleh para responden sudah menunjukkan kejenuhan atau
tidak ditemukan variasi jawaban yang signifikan. Untuk mempermudah dan
memperlancar proses dan mekanisme wawancara, maka peneliti juga menggunakan
alat bantu berupa alat perekam suara seperti handphone.
Metode wawancara akan dilakukan kepada responden yaitu : stakeholder dari taman
nasional gunung palung, kepala desa, kepala dusun, tokoh masyarakat seperti ketua

17
RT/RW dan masyarakat sekitar pantai batu teritip sebagai responden yang berusia 17
tahun keatas dan berdomisili di sekitar pantai batu teritip.
Penentuan jumlah sampel dengan teknik purposive sampling menggunakan rumus
sebagai berikut (Patarianto,2015)
¿
ni¿ 1+ ¿ ( e ) ²

keterangan :
ni : Ukuran sampel atau jumlah responden
Ni :Ukuran sampel
I : 1,2,3,dan seterusnya
e : Derajat kebebasan 5% (0,05)
Tabel 1. Data RT, jumlah KK dan jumlah Responden

No RT Jumlah KK Responden
1 RT 11 25 15
2 RT 12 26 16
3 RT 15 33 20
Jumlah 84 51

3. Pemeriksaan dokumen
Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang tersimpan dalam
bentuk dokumen-dokumen Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata dokumen seperti
peta-peta geografis, naskah–naskah atau catatan-catatan serta gambar mengenai
berbagai hal yang berkaitan dengan keberadaan potensi daya tarik wisata alam,
budaya, dan buatan setempat, serta arsip-arsip yang memuat berbagai informasi yang
dianggap relevan. Pemeriksaan bahan-bahan dokumenter dilakukan di lembaga atau
instansi terkait. Di samping itu, pemeriksaan bahan-bahan dokumenter juga
dilakukan terhadap pihak-pihak lainnya yang memiliki informasi-informasi yang
relevan.
4. Studi pustaka
Metode kepustakaan yaitu mengumpulkan data dengan metode studi kepustakaan.
Studi pustaka ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang berasal dari
sumber-sumber tertulis, mengetahui kondisi lokasi penelitian sosial ekonomi
masyarakat dan membantu mengumpulkan data-data awal dengan mempelajari dan
menelaah pustaka yang menunjang penelitian. Pustaka yang ditelaah diantaranya
buku, majalah ilmiah, dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

18
5. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
mendokumentasikan sumber-sumber dilapangan yang berkaitan dengan permasalahn
yang sedang diteliti.
Tabel 2. Metode Pengumpulan Data dan Sumber Data.

No Jenis Data Metode Pengumpulan Sumber Data


1. Letak /lokasi Observasi lapangan Objek wisata
2. Status kawasan -Wawancara Responden
-Pemeriksaan dokumen
3. Peta kawasan Pemeriksaan dokumen -Balai TNGP
-Dinas
kehutanan
4. Akses menuju lokasi Observasi lapangan Objek wisata
5. Jenis dan kualitas pasir pantai Observasi lapangan Objek wisata
6. Kualitas air laut -Observasi lapangan Responden
-Wawancara
7. Tingkat abrasi -Observasi lapangan Responden
-Wawancara
8. Karakter gelombang dan arus laut -Observasi lapangan Responden
-Wawancara
9. Panorama sunrise atau sunset Observasi lapangan Objek wisata
10. Jenis jenis biota pantai yang berpotensi -Observasi lapangan Responden
sebagai daya tarik wisata -Wawancara
-Kepustakaan

11. Jenis tumbuhan mangrove -Observasi lapangan Responden


-Wawancara
12. Jenis-jenis kegiatan wisata pantai -Observasi lapangan Responden
-Wawancara
13. Jenis-jenis daya tarik budaya --Observasi lapangan Responden
-Wawancara
14. Jenis-jenis daya tarik buatan -Observasi lapangan Responden
-Wawancara
15. Potensi daya tarik pantai -Observasi lapangan Responden
-Wawancara
16. Pengembangan pantai sebagai destinasi Wawancara Responden
wisata
17. Jenis-jenis fasilitas akomodasi yang Observasi lapangan Objek wisata

19
tersedia
18. Arti dan fungsi Pantai bagi kehidupan -Observasi lapangan Responden
masyarakat setempat -Wawancara
19. Bentuk kebijakan pemerintah terkait -Wawancara Responden
keberadaan pantai sebagai destinasi -Pemeriksaan dokumen
wisata -Kepustakaan
20. Bentuk tantangan dan ancaman bagi -Wawancara Responden
pengembangan pantai sebagai destinasi -Observasi lapangan
wisata
Sumber : Buku Pedoman Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata
3.4. Analisis Data
Setelah semua data primer dan data sekunder terkumpul, selanjutnya dilakukan
pengolahan data dan analisis data di lakukan dengan metode deskriptif.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak dan batas lokasi penelitian

Kabupaten kayong utara adalah salah satu kabupaten di provinsi kalimantan


barat yang merupakan pecahan dari kabupaten pontianak. Letak astronomis kabupaten
kayong utara 0°45'-0°18'LS dan 108°45'-110°15' BT. Luas kabupaten kayong utara
sebesar 4.568,26 KM2.Desa harapan mulia berbatasan langsung dengan laut hal ini

20
membuat letak geografis adalah berupa dataran rendah yang biasanya disaat hujan pada
saat pasang surut air laut sering tergenang air.

4.2. kondisi pantai

Pantai batu teritip di dusun mentubang kecamatan sukadana kabupaten kayong


utara merupakan pantai yang masih alami dan merupakan kawasan taman nasional
gunung palung. Peranan penting secara fisik berfungsi sebagai tempat destinasi wisata,
mencegah pemukiman penduduk terkena air laut ketika pasang,sumber mata
pencaharian masyarakat sekitar. Di pantai ini juga di tumbuhi mangrove yang juga
mempunyai peranan penting sebagai penyerap karbon, penahan abrasi, penahan angin,
sebagai tempat berkembang biaknya biota maupun tempat hidup berbagai satwa.

4.3. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat


Sebagaian besar penduduk dusun mentubang adalah penduduk asli melayu dan
rata-rata bermata pencaharian sebagai petani,pekebun, dan nelayan. Sedangkan data
penduduk sekitar pantai batu teritip adalah :
Tabel 3. Data masyarakat yang berada di sekitar pantai batu teritip.

No RT KK
1 RT 11 25
2 RT 12 26
3 RT 15 33
Jumlah 84

4.4. kawasan pantai batu teritip


Kawasan pantai batu teritip terdiri dari kawasan perbukitan dan dataran rendah dimana
kawasan tersebut terletak di dusun mentubang jarak antara dusun dengan lokasi pantai
batu teritip ± 15 menit

4.4.1. kawasan perbukitan

Pada kawasan perbukitan merupakan kawasan taman nasional gunung palung


yang merupakan tempat mata pencaharian masyarakat dengan berkebun.

4.4.2. kawasan dataran

21
Kawasan dataran pantai batu teritip banyak terdapat tanaman mangrove yang
mendominasi disekitar pantai batu teritip.

4.4.3. hutan tropis


Di kawasan pantai batu teritip terdapat suatu kawasan yang cukup terjaga
walaupun tidak begitu besar. Hutan tropis merupakan hutan yang selalu basah dan
lembab dan masih terjaga dengan kelestariannya yang merupakan rumah untuk flora
dan fauna.dikawasan hutan ini juga masih dapat di temui hewan hewan seperti monyet
ekor panjang, tupai, dan beberapa jenis burung.

4.5. geologi dan Tanah


Jenis tanah yang terdapat di kawasan pantai batu teritip yaitu jenis Alluvial
podsolik merah kuning (PMK) dan pasir.
4.6. Jenis flora dan fauna
Hasil penelitian menunjukkan jenis flora dan fauna yang terdapat di pantai batu
teritip dusun mentubang kecamatan sukadana kabupaten kayong utara. Ditunjukkan
pada tabel berikut :
Tabel 4. Jenis flora yang terdapat di pantai batu teritip dusun mentubang kecamatan
sukadana kabupaten kayong utara

Nama lokal Nama ilmiah


Durian Durio Zibethinus
Pisang Musa Paradisiaca
Bakau Rhizophora
Nipah Nypa Fruticans
Waru Hibiscus tiliaceus
Nyirih Xylocarpus moluccensis
Api-api Avicennia
Buta-buta Excoecaria agallocha
Kedabu Sonneratia ovata
Beringin Ficus benjamina L
Bambu Bambusoideae
Mangga Mangifera indica

Tabel 5. Jenis fauna yang terdapat di pantai batu teritip dusun mentubang kecamatan
sukadana kabupaten kayong utara

Nama lokal Nama ilmiah


Monyet ekor panjang Macaca fascicularis

22
Lutung Trachypithecus
Burung Aves
Siput Gastropoda
Belangkas Limulidae
Tembakul Oxudercinae
Berang-Berang Lutrinae

4.7. Aksesibilitas
Akses menuju lokasi penelitian dari pontianak menuju pelabuhan rasau jaya
menggunakan sepeda motor ± 1 jam. Dari pelabuhan rasau jaya ke pelabuhan teluk
batang menggunakan kapal air ± 10 jam. Dari pelabuhan menuju lokasi penelitian
menggunakan sepeda motor ± 2 jam.

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Potensi Hayati


a. Pohon
Pepohonan yang ada di sekitar pantai batu teritip menambah keindahan
karena banyak pohon berupa mangrove yang mendominasi di daerah pantai
ini dan ada beberapa tanaman yang ada di sekitar pantai batu teritip seperti
durian, pisang, bambu, mangga dan beringin.

23
Gambar 2. Salah satu pohon yang ada di pantai batu teritip (Beringin)
b. Udang
Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, dan
danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua genangan air yang
berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah
permukaan. Udang yang ada di pantai batu teritip yaitu salah satunya udang
ebi.
c. Ikan
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik yang hidup di air dan bernafas
dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beranekaragam. Berbagai macam ikan yang ada di pantai batu teritip di
antaranya ikan bilis, ikan gelama,ikan selar dan ikan-ikan lainnya

d. Belangkas
Belangkas adalah sejenis hewan air yang berbentuk unik. Tubuhnya lebar
pipih dan berekor panjang seperti ikan pari tapi mereka bukan ikan.
Keunikan dari belangkas ini adalah bentuknya seperti helm dan berkaki
banyak. Belangkas ini bisa di jadikan umpan saat memancing ikan.

24
Gambar 3. Belangkas (Limulidae)
e. Berang-berang
Berang-berang adalah mamalia akuatik yang aktifitas hidupnya berhubungan
erat dengan air dan lahan basah. pemakan ikan. Berang-berang mampu
beraktifitas di dalam air yang di dukung oleh tubuh yang di tutupi rambut
yang kedap air dan jari yang memiliki selaput renang, memilki tubuh yang
panjang dan ramping, kaki depan lebih pendek dari kaki belakang, ekor
tertutup rambut. Berang-berang berenang ke dasar pantai untuk mencari
ikan.
f. Primata
Primata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi primates, di
dalam ordo ini termasuk tarsius, lemur, monyet, kera, dan juga manusia.
Jenis primata yang ada di pantai abtu teritip tidak begitu banyak karena
primata di kalimantan barat itu sudah cukup banyak yang punah seperti
orang utan. Jenis yang ada di pantaibatu teritip yaitu monyet ekor panjang
(macaca fascicularis) dan lutung (Trachypithecus).

5.2. Potensi Non Hayati


1. Fisik
a. Pantai batu teritip

25
Pantai batu teritip merupakan salah satu pantai yang ada di dusun mentubang
kecamatan sukadana kabupaten kayong utara. Pantai batu teritip memiliki
pandangan lepas untuk menikmati keindahan alam, suasana yang nyaman,udara
yang sejuk dan suara gemuruh air yang di timbulkan sehingga membuat orang
yang mengunjunginya tidak merasa bosan.

Gambar 4. Suasana pantai abtu teritip


b. Lubuk air gemuruh
Lubuk adalah bagian terdalam dari sungai, dapat pula berarti cekungan (dalam)
didasar sungai. Aliran air di lubuk lubuk ini merupakan tempat untuk
masyarakat mandi.

Gambar 5. Lubuk air gemuruh

c. Menikmati keindahan alam


Kegiatan menikmati keindahan sangat cocok yang dilakukan di pantai batu
teritip dengan panorama alam yang begitu indah serta beranekaragam jenis-jenis

26
tumbuhan yang masih asli. Keindahan alam dapat dilakukan dengan menikmati
pandangan lepas dalam objek, pandangan lepas menuju objek, serta variasi
pandangan dalam objek yaitu pemandangan pengunjung serta pemandangan
alam yang indah di tepi pantai.
Hamparan bebatuan yang indah nampak dari pantai batu teritip, bukit
yang terlihat merupakan bukit yang di tumbuhi pepohonan yang sangat ribun
dan memilki kerapatan yang masih alami, karena pantai batu teritip masuk
dalam kawasan konservasi.

Gambar 6. Pemandangan yang ada di pantai batu teritip


d. Geologi
Kawasan pantai batu teritip banyak memilki batuan besar dan cukup menonjol.
Selain itu batuan tersebut dapat dilihat secara jelas oleh orang yang akan
berkunjung, maka dari itu batuan merupakan sumber daya alam yang menonjol
di kawasan tersebut.

27
Gambar 7. Salah satu geologi yang ada di pantai batu teritip
e. Air
Air merupakan sumber daya alam yang menonjol di lokasi pantai batu teritip,
namun air di pantai batu teritip agak kurang bersih dan tidak bisa di konsumsi
oleh masyarakat setempat. Masyarakat setempat melakukan kegiatan di pantai
batu teritip untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dengan cara menangkap ikan
dan memancing.

Gambar 8. Salah satu fenomena alam yang menonjol (Air)


5.3. Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan di miliki bersama oleh
sebuah kelompok orang, dan di wariskan dari generasi ke generasi. Budaya

28
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, adat istiadat,
dan bahasa. Budaya yang ada di pemukiman pantai batu teritip.
5.3.1. Robo-robo
Robo-robo adalah acara tahunan pada masyarakat setempat dimana mereka
membuat makanan dan menyiapkan air yang akan di do’akan. Setelah berdo’a
masyarakat memakan makanan yang tersedia bersama-sama. Setelah mereka mandi
di air guruh tempat mereka melaksanakan acara robo-robo.

5.3.2. upacara adat


Upacara adat yang biasanya di selenggarakan setiap tahun adalah upacara
selamatan kampung. Dimana para penduduk sekitar pantai batu teritip menurunkan
perahu yag berisi makanan ke laut.

5.3.3. Hadrah

Hadrah merupakan kesenian yang bernilai religi yang dimana hadrah di mainkan
oleh masyarakat batu teritip pada saat hari-hari tertentu. Hadrah di mainkan pada
saat acara pernikahan.

5.4. Hasil Potensi di Pantai Batu Teritip

Di pantai batu teritip ini memiliki beberapa potensi diantaranya hasil kerajinan
tangan masyarakat berupa anyaman dari bambu, Rotan, dan Pandan. Dari instansi taman
nasional gunung palung juga memiliki binaan tentang anyaman kepada masyarakat
pantai batu teritip sehingga masyarakat sekitar pantai bisa belajar dan memanfaatkan
hasil dari hutan. Anyaman ini berupa Bakul, Niru, Penakin, dan Tikar.

Gambar 9. Salah satu bentuk kerajinan tangan

29
5.5. Pilihan Kegiatan Rekreasi

Jenis kegiatan wisata alam merupakan kegiatan yang biasa dilakukakan oleh
masyarakat saat berada di kawasan pantai batu teritip.

a. Kegiatan memancing
Kegiatan memancing dapat dilakukan oleh masyarakat yang berada di pantai
batu teritip.kondisi air dan tempat yang strategis merupakan spot memancing
dengan beberapa jenis ikan maupun biota air lainnya dapatmenjadi nilai tambah
bagi para pemancing. Pemancing juga bisa menikmati pemandangan yang indah
pada saat berada di pantai batu teritip.
b. Tracking (perjalanan wisata)
Jalur tracking di sekitar pantai batu teritip kurang memadai. Hal ini dapat dilihat
dari kondisi jalannya belum baik, sempit dan licin pada saat hujan. Untuk
sampai ke lokasi pantai batu teritip pengunjung akan menaiki dan menuruni
bukit yang banyak kerikil dan licin.
c. Kegiatan berenang
Kegiatan berenang sangat menyenangkan untuk dilakukan masyarakat dan
pengunjung biasanya melakukan kegiatan berenang di pantai batu teritip semata-
mata hanya untuk kesenangan sendiri.
d. Berkemah
Kegiatan berkemah cukup bagus dilakukan dikawasan pantai batu teritip apalagi
yang melakukan perjalanan ke pantai batu teritip. Lokasi yang biasa digunakan
untuk berkemah di pantai batu teritip kini sudah banyak di tumbuhi tanaman
dan rumput karena sudah lama sekali tidak ada yang berkemah di pantai batu
teritip di karenakan adanya pandemi covid
e. Kegiatan pendidikan
Lokasi pantai batu teritip dapat menjadi tempat untuk menambah pengetahuan
alam yang dimana bisa dilakukan pelajar secara langsung berinteraksi dengan
alam. Lokasi ini juga pernah dijadikan tempat penambahan ilmu bagi pecinta
alam dan instansi berupa balai taman nasional gunung palung.

30
5.6. Kebersihan Udara dan Lokasi

Kebersihan udara dan lokasi di kawasan pantai batu teritip merupakan salah satu
faktor yang dapat menarik minat para pengunjung untuk datang mengunjungi lokasi
tersebut. Apabila lokasinya tidak bersih dan udaranya tercemar maka akan mengurangi
keinginan pengunjung untuk datang berkunjung.

a. Pemukiman penduduk
Jarak pemukiman dengan lokasi pantai batu teritip sangat dekat dari pemukiman
Gambar 10. Pemukiman

b. Sampah
Kawasan pantai batu teritip tidak ada sampah yang mengganggu, karena
masyarakat di pantai batu teritip sangat menjaga kebersihan pantai. Ada
beberapa sampah plastik yang terdampar di tepi pantai yang dibawa oleh pasang
surut air laut, tetapi sampah ini tidak mengganggu pemandangan para
pengunjung saat menikmati panorama alam sekitar pantai batu teritip.

31
Gambar 11. Keadaan sampah

a. Binatang
Keberadaan binatang di kawasan pantai batu teritip tidak menggangu kebersihan
udara dan lingkungan. Pengunjung juga tidak terganggu saat bersantai dan
menikmati pemandangan disekitar kawasan tersebut.
b. Jalan ramai
Lokasi pantai batu teritip bebas dari jalan ramai karena lokasinya agak masuk
kedalam jadi tidak mengganggu kebersihan udara dan lingkungan disekitarnya.

Gambar 12. Keadaan jalan ramai


c. Coret-coretan
Kawasan pantai batu teritip tidak terdapat coret-coretan yang bisa mengganggu
pengunjung, sehingga tidak merusak pemandangan yang ada di sekitar pantai.
d. Industri
Kawasan pantai batu teritip bebas dari kegiatan industri, sehingga tidak
mengganggu kebersihan udara dan lingkungan sekitar pantai.

32
5.7. Keamanan
Keamanan merupakan factor yang paling penting bagi para pengunjung yang dating.
Jika tidak ada rasa aman yang tercipta, maka akan mengganggu orang-orang yang mau
berkunjung ke pantai batu teritip, dan tidak menikmati waktunya di lokasi tersebut.
5.8. Kenyamanan
Adanya rasa nyaman di lokasi wisata dapat menambah minat pengunjung untuk
berkunjung ke lokasi tersebut. Pantai batu teritip merupakan tempat yang nyaman untuk
bersantai-santai. Untuk pelayanan terhadap pantai batu teritip ini tidak ada karena belum
adanya struktur pengelolaan di Kawasan pantai batu teritip.
5.9. Data Wawancara

Tabel 6. Data Responden dan Stakeholder

No Nama Jenis Umur Pekerjaan


Kelamin
1. Jamakyah Perempuan 60 Ibu Rumah tangga
2. Ramlan Laki-Laki 51 Nelayan
3. Diman Laki-Laki 32 Ketua RT 11
4. Lahe Laki-Laki 30 Nelayan
5. Sri Laki-Laki 43 Nelayan
6. Jaliani Laki-Laki 37 Nelayan
7. Roni Laki-Laki 63 Nelayan
8. Mat Yasin Laki-Laki 63 Nelayan
9. Sleman Laki-Laki 50 Nelayan
10. Amat Laki-Laki 60 Nelayan
11. Yut Perempuan 50 Ibu Rumah Tangga
12. Misah Perempuan 38 Ibu Rumah Tangga
13. Jimi Laki-Laki 28 Nelayan
14. Megi Saputra Laki-Laki 19 Nelayan
15. Mainah Perempuan 43 Ibu Rumah Tangga
16. Sunardi Laki-Laki 25 Nelayan
17. Matlahe Laki-Laki 52 Ketua RT 12
18. Hasan Laki-Laki 40 Nelayan
19. Noni Lestari Perempuan 18 Pelajar
20. Hamdani Laki-Laki 29 Nelayan
21. Sopiah Perempuan 38 Ibu Rumah Tangga
22. Sinta Dania Perempuan 24 Ibu Rumah Tangga
23. Alon Perempuan 30 Ibu Rumah Tangga
24. Rina Perempuan 42 Ibu Rumah Tangga
25. Rahma Perempuan 18 Pelajar
26. Jumakyah Perempuan 30 Ibu Rumah Tangga
27. Jum Perempuan 43 Ibu Rumah Tangga
28. Mia Perempuan 30 Ibu Rumah Tangga

33
29. Indah Utami Perempuan 19 Ibu Rumah Tangga
30. Surianti Perempuan 29 Ibu Rumah Tangga
31. Erna Perempuan 29 Ibu Rumah Tangga
32. Susanti Perempuan 27 Ibu Rumah Tangga
33. Nuribah Perempuan 70 Ibu Rumah Tangga
34. Halian Perempuan 60 Ibu Rumah Tangga
35. Haminah Perempuan 34 Ibu Rumah Tangga
36. Mustapa Laki-Laki 38 Nelayan
37. Misnawati Perempuan 45 Ibu Rumah Tangga
38. Ani Perempuan 36 Ibu Rumah Tangga
39. Mashudi Laki-Laki 26 Pekebun
40. Nurhadi Laki-Laki 53 Ketua RT 15
41. Wiwin Perempuan 28 Ibu Rumah Tangga
42. Martono Laki-Laki 46 Swasta
43. Nia Perempuan 27 Ibu Rumah Tangga
44. Islamiah Perempuan 26 Ibu Rumah Tangga
45. Mahayati Perempuan 40 Ibu Rumah Tangga
46. Mulia Perempuan 39 Ibu Rumah Tangga
47. Sudi Laki-Laki 27 Nelayan
48. Suri Perempuan 42 Ibu Rumah Tangga
49. Aisyah Perempuan 27 Ibu Rumah Tangga
50. Jurina Perempuan 40 Ibu Rumah Tangga
51. Megawati Perempuan 25 Ibu Rumah Tangga
52. Juliana Perempuan 23 Ibu Rumah Tangga
53. Haminah Perempuan 50 Ibu Rumah Tangga
54. Jidun La ki-Laki 40 Swasta
55. Erkandi Laki-Laki 34 Kepala Dusun Mentubang
56. Zainal Arifin Laki-Laki 44 Kepala Desa
57. Sapuri Laki-Laki 56 PNS

Menurut hasil wawancara yang didapat status kawasan Pantai Batu


Teririp merupakan kawasan konservasi yang termasuk di kawasan Taman
Nasional Gunung palung. Tingkat abrasi di kawasan pantai batu teritip terbilang
bervariasi tergantung pada bulan atau waktu gelombang pasang surut air laut
biasanya untuk waktu gelombang besar terjadi pada bulan 12, sedangkan
tingkata abrasi pada pantai batu teritip terbilang rentan akan abrasi, dan untuk
kualitas air pada pantai agak gelap di karenakan bercampur dengan lumpur yang
ada di sekitar pantai tersebut. Jenis biota pantai yang bisa di jadikan daya tarik
yaitu udang getah yang keunikannya lucu, bentuknya indah tidak seperti udang
biasanya,Belangkas yang memiliki keunikan seperti helm,dan berkaki
banyak.berang-berang keunikan dari berang-berang ini adalah mereka berenang
di pantai untuk mencari ikan. Sedangkan tanaman yang ada di sekitar pantai di

34
dominasi oleh tanaman mangrove seperti tanaman bakau, api-api, nyirih,buta-
buta,waru,gedabu,dan nipah dan tanaman lainnya seperti durian,mangga dan
pisang. Kegiatan yang biasa dilakukan di pantai batu teritip adalah memancing,
berenang, berkemah, dan tempat spot foto. Budaya yang ada di pantai batu
teririp ini adalah budaya upacara adat dan hadrah. Potensi yang bisa dijadikan
daya Tarik di pantai batu teritip berupa batu-batuan keunikan batu yang ada di
pantai batu teritip ini ialah di tempeli jenis teritip yang hidup di bebatuan
tersebut dan buah-buahan . Pantai batu teritip lebih dikembangkan menjadi
hutan mangrove, sebagai tempat pemancingan, distrik sepeda, dibangunnya
dermaga, dan mengembangkan kearah perekonomian masyarakat setempat.
Belum ada fasilitas akomodasi yang tersedia. Pantai batu teritip ini sangat berarti
bagi masyarakat setempat untuk pengembangan ekonomi masyarakat dan
merupakan tempat untuk masyarakat mencari nafkah.untuk saat ini belum ada
kebijakan dari instansi, dari pihak desa meminta bantuan ke instansi taman
nasional gunung palung untuk pembangunan jalan dan dan di bangunnya
dermaga. jika pantai batu teritip ini di kembangkan menjadi tempat wisata maka
tidak ada gangguan atau ancaman bagi masyarakat setempat.

35
VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian identifikasi potensi daya Tarik ekowisata pantai


batu teritip maka dapat disimpulkan antara lain :

1. potensi hayati yang ada di pantai batu teritip adalah berbagai macam flora yang
di dominasi oleh mangrove seperti Bakau, Nipah,Waru, Nyirih, Api-api, Butak-
Butak, Gedabu, jenis tumbuhan lainnya seperti Durian,Pisang, Beringin, Bambu
dan Mangga. Ada beberapa macam jenis fauna seperti udang, ikan, tembakul,
belangkas, berang-berang, burung dan beberapa jenis primata seperti monyet
ekor panjang, lutung dan beberapa mikrofauna tanah seperti ular dan lainnya.
2. Potensi non hayati yang ada di pantai batu teritip meliputi fisik, seperti pantai
batu teritip, kolam air guruh, keindahan alam, geologi, kebersihan air, dan
budaya yang ada di sekitaran pantai batu teritip.
3. Kegiatan yang bisa di lakukan di pantai batu teritip antara lain menikmati
pemandangan yang indah, Memancing, Tracking, Berkemah,, Pendidikan
maupun Penelitian yang di dapat di pantai batu teritip ini.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kawasan pantai batu teritip memilki
potensi daya tarik yang bisa dikembangkan sebagai tempat wisata, namun masih
banyak yang harus di benahi seperti aksesibilitas diperbaiki dan di permudah,

36
akomodasi seperti penginapan harus tersedia, sarana dan prasarana lainnya. Dan
adanya kerjasama yang interaktif antara pemerintah. Instansi terkait dan
masyarakat.
6.2. Saran
1. Upaya yang harus dilakukan agar pantai batu teritip dapat dikembangkan
menjadi daerah wisata perlu adanya kebijakan dari instansi terkait.
2. Perlu peningkatan sarana dan prasarana penunjang sehingga pengembangan
pariwisata pantai batu teritip akan menjadi lebih baik lagi.
3. Perlu adanya dukungan masyarakat dan pemerintah setempat dalam upaya
perbaikan dan pengembangan ekowisata pantai batu teritip.

DAFTAR PUSTAKA
Adethiya L, Erianto dan Prayogo H. 2019. Identifikasi Potensi Daya Tarik Ekowisata
Air Terjun Sebuak Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari (2019) Vol.7 (2) :668-681.
Apriana D.S. Milla D. 2013. Potensi Pemanfaatan Ekosistem Pesisir Pantai Labuhan
Haji Lombok Timur Sebagai Daerah Ekowisata. Jurnal Biologi Tropis. Vol 17 (1).
Arifiana RS. 2016. Analisis Potensi dan Pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai di
Kota Semarang. Skripsi. Surakarta: Fakultas Geografi UMS.
Damanik J dan Weber HF, 2006. Perencanaan Ekowisata. Dari teori ke aplikasi.
Penerbit andi. Yogyakarta.
Devina. 2011. Tingkat daya Tarik Objek Wisata Pantai di Wilayah karst. Kabupaten
Gunung Kidul. Skripsi. FMIPA-UI
Gunardi G. 2010. Identifikasi Potensi Kawasan Wisata Kali Pasir Kota Tangerang.
Jurnal Planesa (2010).Vol.1.
Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nurhasanah, Erianto, Kartikawati SM. 2018. Pengembangan Potensi Ekowisata
Berbasis Masyarakat Di Hutan Mangrove Desa Malikian Kabupaten Mempawah.
Jurnal Hutan Lestari (2018).Vol. 6 (4) :826-836.
Patarianto P. 2015. Analisa Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Nasabah di PT.
BANK Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Sidoarjo Gedangan. Jurnal Maksipreneur
4 (2): 28-37
Priasmara S. 2013 Dasar program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A)
Perancangan Hutan Pinus Batealit Sebagai Kawasan Wiasata Alam Edukasi di

37
Jepara pendekatan Pada Green Architecture. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Priyono Y. 2012. Pengembangan Kawasan Ekowisata Bukit Tangkiling Berbasis
Masyarakat. Jurnal prespektif arsitektur. 7(1) :51-67.
Pujaastawa I.B.G dan Ariana I. N. 2015. Pedoman Identifikasi Daya Tarik Wisata.
Pustaka Larasan.Universitas Udayana. Denpasar.
Ridwan dan Mohamad. 2012. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. PT
SOFMEDIA: Medan.
Suwena, I Ketut, dan Widyatmaja I Gst Ngr. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Bali : Udayana University Press.
Undang-Undang Nomor. 9 Tahun 1990. Tentang Kepariwisataan
.http://www.Dephut.go.id/Halaman/Standarisasi dan Lingkungan-
Kehutanan/SNI?Isstilah-Wisata.htm.
Wardiyanto dan Baiquni. 2011. Perencanaan Pembangunan Pariwisata. Bandung :
Lubuk Agung.
Zaenuri M. 2012. Perencanaan Strategis Kepariwisataan Daerah : Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta: e-Gov publishing.

38

Anda mungkin juga menyukai