Disusun oleh:
Offering: A23
MEI 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayat-Nya, kami mampu menyelesaikan laporan observasi ini tepat waktu.
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila.Adapun judul laporan ini adalah “PENERAPAN GOTONG
– ROYONG DI DESA WISATA KAMPOENG HERITAGE KAJOETANGAN”.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami berharap makalah ini bisa
berguna khususnya untuk kami pribadi maupun para pembaca pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A Latar Belakang..........................................................................................4
B Rumusan Masalah.....................................................................................4
C Tujuan........................................................................................................5
D Waktu dan 5
E Metode Penelitian………………………………………………………..5
BAB II.....................................................................................................................6
PELAKSANAAN OBSERVASI...........................................................................6
2.1 66
2.2 Latar Belakang Kampung Kayutangan……………………............…….6
2.3 Proses Wawancara dan Observasi di Kampung Kayutangan……........…7
2.4 Hasil Wawancara dan Observasi…………………………………….......7
2.4.1 Daftar Pertanyaan.............................................................................8
2.4.2 Hasil Wawancara..............................................................................8
2.4.3 Kesimpulan Wawancara’...............................................................10
2.5 Dokumentasi…………………………....………………………………10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Namun, diera modern saat ini di tengah derasnya arus globalisasi nilai
gotong – royong dapat dikatakan mulai terancam, hal ini dikarenakan masyarakat
mulai terkena arus globalisasi sehingga cenderung lebih individualis dan tidak
peduli dengan lingkungan sekitar. Dilain sisi masyarakat juga memiliki kebutuhan
serta kepentingan yang berbeda – beda sehingga terkadang tidak memungkinkan
untuk mengikuti kegiatan gotong – royong.
B. Landasan Teori
Pengertian Toleransi
4
Menurut Durkheim, dalam (Syukur, 2018: 58-59) solidaritas sosial adalah
“kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaaan hubungan antara individu
dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama”. Solidaritas
menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.
C. Rumusan Masalah
E. Metode Penelitian
5
BAB II
PELAKSANAAN OBSERVASI
Konsep gotong royong yang kita nilai tinggi ini merupakan suatu konsep
yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat Indonesia sebagai
petani dalam masyarakat agraris. Di berbagai wilayah telah ada praktek dari
gotong royong hanya saja dengan nama dan istilah yang berbeda.
6
masa Kolonial Belanda, Malang menjadi kota penyangga untuk pabrik gula di
daerah sekitarnya. Seiring dengan perkembangan kota, banyak penduduk yang
bermukim di kota dan membangun rumah-rumah modern. Namun, beberapa
keluarga di Kampung Kayu Tangan memilih untuk mempertahankan tradisi dan
menghargai nilai sejarah dengan membangun rumah kayu tradisional yang masih
dapat ditemui hingga saat ini.
Pada hari Minggu 16 April 2023, sekitar pukul 10.00 WIB kami sampai ke
Kampung Kayutangan (Kampung Heritage Kajoetangan) untuk melakukan
observasi setelah sebelumnya melakukan perizinan untuk melakukan observasi ini
di jauh-jauh hari. Pertama yang kami lakukan yakni menemui narasumber terkait,
kami disambut baik olehnya. Kami diberi waktu dan tempat untuk melakukan
observasi yang melebihi kata cukup. Sebelumnya kami diberi informasi mengenai
latar belakang Kampung Kayutangan ini dan penutupan observasi diselesaikan
pada pukul 11.30 WIB.
7
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kehidupan gotong
royong di Kampung Kayutangan (Kampoeng Heritage Kajoetangan)
Usia : 45 tahun
4. Apakah ada warga yang tidak turut serta dalam gotong royong dan
cenderung individualis?
8
Tentu kita bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, disini dimulai
dari kelompok-kelompok kecil dahulu lalu Dinas Pariwisata datang
untuk ikut serta membangun (2019/2020).
2. Apakah anda turut serta dalam gotong royong terbentuknya desa wisata
heritage?
2. Apakah ada warga yang tidak turut serta dalam gotong royong dan
cenderung individualis?
Orientasinya pasti berbeda, tapi ada caranya agar mereka bisa ikut
serta, dan itu butuh pengamatan yang baik (penyesuaian terhadap
warganya). Secara kegiatan yang dilakukan juga masih terlaksana.
Namun, saya tidak bisa mengayomi, karena semua kembali lagi
terhadap leadership itu tadi.
9
yang terjadi pada tahun itu merontokkan ekonomi keluarganya, ia
tidak ikut terjun langsung dalam pengembangan Kampeng Heritage
Kajoetangan (KJT). Dengan dibangunnya desa wisata heritage ini
tentunya memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar.
Walaupun ada sebagian masyarakat yang tidak ikut gotong royong
membangun desa wisata heritage, semua itu masih bisa dibenahi
dengan melakukan pendekatan terhadap warganya dengan baik.
Beliau mengaku sudah tidak bisa mengayomi warganya karena
usianya yang sudah tidak muda. Jadi, beliau mengandalkan para
Karang Taruna untuk melanjutkan dedikasinya terhadap Kampung
Kayutangan Desa Wisata Heritage.
2.5 Dokumentasi
10
BAB III
PENUTUP
3.2 Saran
Diharapkan masyarakat lebih aktif dalam menerapkan gotong royong,
karena gotong royong termasuk salah satu penerapan nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Gotong royong memiliki manfaat untuk
mengikat tali persaudaraan dan meningkatkan produktivitas di Kampoeng
Heritage Kajoetangan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Andanasari, F. D., Yuliatin, & Dahlan. (2021). Peran Tokoh Masyarakat Dalam
Membina Toleransi antar Umat Beragama. Civics and Social Studies, 4.
Dewantara, A. W. (2019). PANCASILA DAN MULTIKULTURALISME
INDONESIA. Studia Philosophica Et Theologica, 7.
Effendi, T. N. (2013). Budaya Gotong-Royong Masyarakat dalam Perubahan
Sosial Saat ini. Pemikiran sosiologi, 2, 5.
Harsa, M. R., Falevi, M. R., Aqna, M. A., Raihan, M., Ramdhan, M., Bunga, N.
F., et al. (2022). AKTUALISASI NILAI-NILAI SILA KE 5 PANCASILA
MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT. Inovasi Penelitian, 3.
Lia Puspita Sari. (2014). Kerukunan Intern Umat Beragama Di Desa Sei Meranti
Darussalam Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Gilir . Doctoral
Dissertation, Universitas Islam Negeri Riau Sultan Syarif Kasim Riau).
12