Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI

“PENERAPAN GOTONG – ROYONG DI DESA WISATA KAMPOENG


HERITAGE KAJOETANGAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Dr. Zulkarnain, M.Pd, M.Si

Disusun oleh:

1. Dimas Kusuma Putra (220111610728)


2. Husein Aljufri (220231611290)
3. Jaisyu Rohman Haqqoni (220516604532)
4. Ken Nando Syahputra Ramadhan (220131609139)
5. Marchiariestha Angelina Rahma Chantiquea Hidayat (220252604658)
6. Ramadhanisa Arnetta Maura Tania (220221609930)
7. Syahdam Habib Akbari (220523604532)

Offering: A23

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

MEI 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayat-Nya, kami mampu menyelesaikan laporan observasi ini tepat waktu.
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila.Adapun judul laporan ini adalah “PENERAPAN GOTONG
– ROYONG DI DESA WISATA KAMPOENG HERITAGE KAJOETANGAN”.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Zulkarnain,


M.Pd, M.Si selaku dosen pengampu yang sudah membimbing kami untuk
mempelajari materi kali ini dan mas Haidar serta rekan-rekan seperjuangan yang
selalu mendukung kami.

Disamping itu kami menyadari akan segala kekurangan dan


ketidaksempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh
karena itu, kami dengan senang hati menerima kritik dan saran demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Kami berharap makalah ini bisa
berguna khususnya untuk kami pribadi maupun para pembaca pada umumnya.

Malang, 4 Mei 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A Latar Belakang..........................................................................................4
B Rumusan Masalah.....................................................................................4
C Tujuan........................................................................................................5
D Waktu dan 5
E Metode Penelitian………………………………………………………..5
BAB II.....................................................................................................................6
PELAKSANAAN OBSERVASI...........................................................................6
2.1 66
2.2 Latar Belakang Kampung Kayutangan……………………............…….6
2.3 Proses Wawancara dan Observasi di Kampung Kayutangan……........…7
2.4 Hasil Wawancara dan Observasi…………………………………….......7
2.4.1 Daftar Pertanyaan.............................................................................8
2.4.2 Hasil Wawancara..............................................................................8
2.4.3 Kesimpulan Wawancara’...............................................................10
2.5 Dokumentasi…………………………....………………………………10
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu karakteristik yang menonjol dari Bangsa Indonesia adalah


eratnya nilai gotong – royong. Gotong – royong merupakan suatu aktivitas sosial
yang dilakukan secara bersama – sama yang dilakukan secara kolektif untuk
mencapai suatu tujuan yang bermanfaat bagi banyak orang dan masyarakat umum.

Gotong – royong dapat membangkitkan semangat sosial tiap – tiap


individu yang berpartisipasi di dalamnya serta dapat mempererat solidaritas dalam
suatu masyarakat.

Namun, diera modern saat ini di tengah derasnya arus globalisasi nilai
gotong – royong dapat dikatakan mulai terancam, hal ini dikarenakan masyarakat
mulai terkena arus globalisasi sehingga cenderung lebih individualis dan tidak
peduli dengan lingkungan sekitar. Dilain sisi masyarakat juga memiliki kebutuhan
serta kepentingan yang berbeda – beda sehingga terkadang tidak memungkinkan
untuk mengikuti kegiatan gotong – royong.

Berdasarkan dari kenyataan tersebut, penyusun ingin melakukan observasi


dan meneliti lebih lanjut mengenai keadaan bagaimana penerapan gotong –
royong secara nyata yang terjadi di desa wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan
yang terletak di Desa Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur.

B. Landasan Teori
Pengertian Toleransi

Pengertian toleransi menurut Nurcholish Madjid, toleransi merupakan


persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran itu. Untuk menjaga dan
memelihara toleransi diperlukan sikap menghargai orang lain sebagai masyarakat
dalam menghargai hak asasi manusia sebagai umat beragama.

Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim

4
Menurut Durkheim, dalam (Syukur, 2018: 58-59) solidaritas sosial adalah
“kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaaan hubungan antara individu
dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang
dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama”. Solidaritas
menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan nilai gotong – royong di desa wisata Kampoeng


Heritage Kajoetangan?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam penerapan gotong – royong di desa
wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan?
D. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana gotong – royong diterapkan di desa wisata


Kampoeng Heritage Kajoetangan.
2. Mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan gotong –
royong di desa wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan.
E. Waktu dan Lokasi

Waktu : Minggu, 16 April 2023


Lokasi : Kampoeng Heritage Kajoetangan, Kauman, Klojen, Malang.

E. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan observasi dan wawancara yang dilakukan


secara tatap muka dengan responden adalah warga setempat yang sudah
tinggal lama di kampung Kayutangan, Kota Malang. Teknik wawancara yang
digunakan adalah wawancara terstruktur dengan beberapa pertanyaan. Durasi
wawancara adalah 30 menit, dan instrumen yang digunakan adalah rekaman
audio dan catatan lapangan.

5
BAB II

PELAKSANAAN OBSERVASI

2.1 Pengertian Gotong Royong

Dalam mendefinisikan Gotong Royong, para ahli memiliki perbedaan


pengertian. Namun, memiliki kesamaan arti yaitu saling bekerja sama demi suatu
tujuan bersama pula. Berikut ini adalah pengertian Gotong Royong menurut
beberapa ahli:

Menurut Koentjaningrat (1974:60), gotong royong didefinisikan sebagai


pengerahan tenaga manusia tanpa bayaran untuk suatu proyek atau pekerjaan yang
bermanfaat bagi umum atau yang berguna bagi pembangunan.

Menurut Kusnaedi (2006:16), gotong royong merupakan sikap positive


yang mendukung dalam perkembangan desa dan juga perlu diperhatikan sebagai
perwujudan kebiasaan melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama.

Menurut KBBI, gotong royong memiliki arti bekerja bersama-sama.


Seperti tolong menolong, maupun bantu membantu diantara anggota dalam suatu
komunitas.

Konsep gotong royong yang kita nilai tinggi ini merupakan suatu konsep
yang erat sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat Indonesia sebagai
petani dalam masyarakat agraris. Di berbagai wilayah telah ada praktek dari
gotong royong hanya saja dengan nama dan istilah yang berbeda.

2.2 Latar Belakang Kampung Kayutangan

Kampung Kayu Tangan adalah sebuah kampung yang terletak di Kota


Malang, Jawa Timur, Indonesia. Kampung ini terkenal dengan arsitektur
tradisional kayu khas Jawa Timur yang masih dipertahankan oleh penduduk
setempat.

Latar belakang terbentuknya Kampung Kayu Tangan Malang berasal dari


sejarah perkembangan Kota Malang sebagai kota penting di Jawa Timur. Pada

6
masa Kolonial Belanda, Malang menjadi kota penyangga untuk pabrik gula di
daerah sekitarnya. Seiring dengan perkembangan kota, banyak penduduk yang
bermukim di kota dan membangun rumah-rumah modern. Namun, beberapa
keluarga di Kampung Kayu Tangan memilih untuk mempertahankan tradisi dan
menghargai nilai sejarah dengan membangun rumah kayu tradisional yang masih
dapat ditemui hingga saat ini.

Kampung Kayu Tangan sendiri awalnya merupakan kawasan yang berada


di pinggir sungai dan dijadikan tempat bercocok tanam oleh penduduk sekitar.
Kemudian, pada tahun 1930-an, Kampung Kayu Tangan mulai dibangun dan
dihuni oleh warga Malang. Seiring dengan waktu, banyak keluarga yang
memilih untuk pindah ke tempat yang lebih modern dan meninggalkan kampung
kayu ini. Namun, beberapa keluarga tetap mempertahankan tradisi dan
membangun rumah kayu tradisional yang masih dapat ditemui hingga saat ini.

Kampung Kayu Tangan kemudian menjadi tempat wisata yang populer di


Kota Malang, terutama bagi wisatawan yang ingin melihat arsitektur tradisional
kayu yang langka di kota-kota besar di Indonesia. Kampung ini juga terkenal
sebagai tempat pembuatan kerajinan tangan dari kayu, seperti ukiran kayu,
souvenir, dan furniture kayu.

2.3 Proses Wawancara dan Observasi di Kampung Kayutangan

Pada hari Minggu 16 April 2023, sekitar pukul 10.00 WIB kami sampai ke
Kampung Kayutangan (Kampung Heritage Kajoetangan) untuk melakukan
observasi setelah sebelumnya melakukan perizinan untuk melakukan observasi ini
di jauh-jauh hari. Pertama yang kami lakukan yakni menemui narasumber terkait,
kami disambut baik olehnya. Kami diberi waktu dan tempat untuk melakukan
observasi yang melebihi kata cukup. Sebelumnya kami diberi informasi mengenai
latar belakang Kampung Kayutangan ini dan penutupan observasi diselesaikan
pada pukul 11.30 WIB.

2. 4 Hasil Wawancara dan Observasi

Topik : Gotong Royong

7
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kehidupan gotong
royong di Kampung Kayutangan (Kampoeng Heritage Kajoetangan)

Narasumber : Bapak Rizal Fahmi (mantan ketua KJT)

Usia : 45 tahun

Hari, tanggal : Minggu, 16 april 2023

Lokasi : Kampoeng Heritage Kajoetangan (KJT), Kauman, Klojen,


Malang.

Anggota (KJT) : RW 01, RW 02, RW 09, RW 10

Ketua (KJT) : Ibu Mila (RW 09)

2.4.1 Daftar Pertanyaan

1. Terwujudnya kampung wisata heritage ini apakah merupakan kerja


sama antara Dinas Pariwisata dengan warga sekitar?

2. Apakah anda turut serta dalam gotong royong terbentuknya desa


wisata heritage?

3. Apakah hal tersebut memberi dampak positif?

4. Apakah ada warga yang tidak turut serta dalam gotong royong dan
cenderung individualis?

5. Apakah desa wisata menunjang taraf hidup warga sekitar?

2.4.2 Hasil Wawancara

1. Terwujudnya kampung wisata heritage ini apakah


merupakan kerja sama antara dinas pariwisata dengan warga
sekitar?

8
Tentu kita bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, disini dimulai
dari kelompok-kelompok kecil dahulu lalu Dinas Pariwisata datang
untuk ikut serta membangun (2019/2020).

2. Apakah anda turut serta dalam gotong royong terbentuknya desa wisata
heritage?

Dulu saya ikut serta membangun, sekarang tidak, karena pandemi


merontokkan ekonomi keluarga saya, jadi saya tidak ikut terjun
langsung (mengembangkan Kampung Kayutangan)

2. Apakah hal tersebut memberi dampak positif?

Tentu positif, namun semuanya berdasarkan leadership yang


bagus.

2. Apakah ada warga yang tidak turut serta dalam gotong royong dan
cenderung individualis?

Orientasinya pasti berbeda, tapi ada caranya agar mereka bisa ikut
serta, dan itu butuh pengamatan yang baik (penyesuaian terhadap
warganya). Secara kegiatan yang dilakukan juga masih terlaksana.
Namun, saya tidak bisa mengayomi, karena semua kembali lagi
terhadap leadership itu tadi.

5. Apakah desa wisata menunjang taraf hidup warga sekitar?

2.4.3 Kesimpulan Wawancara

Kampoeng Heritage Kajoetangan (KJT) adalah kampung yang


terkenal dengan arsitektur tradisional kayu khas Jawa Timur yang
masih dipertahankan oleh penduduk setempat. Kampung ini bekerja
sama dengan Dinas Pariwisata untuk membangun Desa Wisata
Heritage ini pada sekitar tahun 2019 dan 2020. Bapak Rizal Fahmi
(mantan ketua KJT) mengaku dulu sempat ikut serta gotong royong
dalam membangun kampung wisata ini. Namun, karena pandemi

9
yang terjadi pada tahun itu merontokkan ekonomi keluarganya, ia
tidak ikut terjun langsung dalam pengembangan Kampeng Heritage
Kajoetangan (KJT). Dengan dibangunnya desa wisata heritage ini
tentunya memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar.
Walaupun ada sebagian masyarakat yang tidak ikut gotong royong
membangun desa wisata heritage, semua itu masih bisa dibenahi
dengan melakukan pendekatan terhadap warganya dengan baik.
Beliau mengaku sudah tidak bisa mengayomi warganya karena
usianya yang sudah tidak muda. Jadi, beliau mengandalkan para
Karang Taruna untuk melanjutkan dedikasinya terhadap Kampung
Kayutangan Desa Wisata Heritage.

2.5 Dokumentasi

10
BAB III

PENUTUP

3.1 3.1 Kesimpulan

Gotong royong adalah pengerahan tenaga manusia tanpa bayaran


untuk suatu proyek atau pekerjaan yang bermanfaat bagi umum atau yang
berguna bagi pembangunan. Para ahli memiliki perbedaan pengertian,
namun memiliki kesamaan arti yaitu saling bekerja sama demi suatu
tujuan bersama. Konsep gotong royong merupakan suatu konsep yang erat
sangkut pautnya dengan kehidupan masyarakat Indonesia sebagai petani
dalam masyarakat agraris.

Kampung Kayu Tangan adalah sebuah kampung yang terletak di


Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia, terkenal dengan arsitektur
tradisional kayu khas Jawa Timur yang masih dipertahankan oleh
penduduk setempat. Kampung ini merupakan contoh dari nilai gotong
royong yang masih dijaga dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat
setempat.

3.2 Saran
Diharapkan masyarakat lebih aktif dalam menerapkan gotong royong,
karena gotong royong termasuk salah satu penerapan nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Gotong royong memiliki manfaat untuk
mengikat tali persaudaraan dan meningkatkan produktivitas di Kampoeng
Heritage Kajoetangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Andanasari, F. D., Yuliatin, & Dahlan. (2021). Peran Tokoh Masyarakat Dalam
Membina Toleransi antar Umat Beragama. Civics and Social Studies, 4.
Dewantara, A. W. (2019). PANCASILA DAN MULTIKULTURALISME
INDONESIA. Studia Philosophica Et Theologica, 7.
Effendi, T. N. (2013). Budaya Gotong-Royong Masyarakat dalam Perubahan
Sosial Saat ini. Pemikiran sosiologi, 2, 5.
Harsa, M. R., Falevi, M. R., Aqna, M. A., Raihan, M., Ramdhan, M., Bunga, N.
F., et al. (2022). AKTUALISASI NILAI-NILAI SILA KE 5 PANCASILA
MELALUI KEGIATAN GOTONG ROYONG DI LINGKUNGAN
MASYARAKAT. Inovasi Penelitian, 3.
Lia Puspita Sari. (2014). Kerukunan Intern Umat Beragama Di Desa Sei Meranti
Darussalam Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Gilir . Doctoral
Dissertation, Universitas Islam Negeri Riau Sultan Syarif Kasim Riau).

12

Anda mungkin juga menyukai