Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM WIRAUSAHA PENGOLAHAN MAKANAN KHAS

DAERAH YANG DIMODIFIKASI DARI BAHAN PANGAN NABATI DAN HEWANI

“Yummy Temstu”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang
diampu oleh Bapak Dede Iman, S. Pd

Disusun oleh:
Kelompok 4 Kelas XII IPS 2
Ketua : Wulan Aulia Fatimah
Sekretaris : Nurul Amelia
Anggota : Giopani
Muhammad Wizar
Raynan Sataji
Shafira Solehatunisa

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SMA NEGERI 13 GARUT
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt, senantiasa kita ucapkan. Atas karunia-Nya berupa nikmat
iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah bertema “Makanan
khas daerah yang dimodifikasi ". Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda
Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Adapun penulisan makalah bertema makanan khas daerah ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas mata pelajaran PKWU. Kesulitan dan hambatan yang penulis alami
selamamenyusun makalah ini dapat dilewati berkat adanya dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu , dengan tulus penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dede Iman, S.Pd. selaku guru pengampu mata pelajaran PKWU kelas XII IPS
2.
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberi semangat.
3. Teman dan rekan kelompok.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.

Limbangan, 8 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan................................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan ..............................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................4


A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
dimodifikasi......................................................................................................4
B. Sistem Pengolahan Maknanan Khas Daerah yang
dimodifikasi ......................................................................................................5
C. Evaluasi Kegiatan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
dimodifikasi ......................................................................................................6
D. Media Promosi Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
dimodifikasi ......................................................................................................7
E. Sistem Konsinyasi Produk Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
dimodifikasi ......................................................................................................8

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................................9


A. Perencanaan Kegiatan .......................................................................................9
B. Proses Pelaksanaan Kegiatan ..........................................................................10
C. Laporan Keuangan ..........................................................................................11

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................12


A. Kesimpulan .....................................................................................................13
B. Saran ...............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................14


LAMPIRAN – LAMPIRAN ..........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata
wirausaha merupakan gabungan dari dua kata yang masing-masing memiliki arti, wira
dapat diartikan sebagai pahlawan atau laki-laki, sedangkan kata usaha merupakan
sebuah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu
maksud. Maka kata wirausaha, dapat diartikan sebagai seorang yang melakukan
sesuatu dengan segala kemampuannya untuk mencapai maksud tertentu.
Pada perjalanannya, kegiatan wirausaha berkembang menjadi
kewirausahaan, istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari entrepreneurship
dalam bahasa Inggris. Sebelum dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris, kata
entrepreneurship sendiri berasal dari kata berbahasa Perancis, yaitu entreprende yang
memiliki arti petualang, pencipta, dan pengelola usaha.
Sementara itu, pengertian kewirausahaan adalah suatu usaha untuk
menentukan, mengembangkan, kemudian menggabungkan inovasi, kesempatan, dan
cara yang lebih baik agar memiliki nilai yang lebih dalam kehidupan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah suatu proses menciptakan
sesuatu agar bernilai tambah dalam ekonomi. Untuk memulai kewirausahaan tentu
kita perlu menciptakan inovasi terlebih dahulu, inovasi tersebut dapat di bidang
apapun, contohnya di bidang kerajinan atau bidang makanan.
Di antara kedua bidang tersebut prospek dan peluang usaha dalam bidang
makanan lebih tinggi. Kenapa bisa begitu ? Sebagai kebutuhan dasar, makanan sudah
pasti tidak akan pernah ada habisnya. Apalagi, ketika berbicara tentang seputar bisnis
makanan, kamu pasti akan selalu berfikir apakah bisnis makanan akan ada habisnya?
Tentu saja, untuk menjalankan bisnis kuliner kamu perlu mengetahui peluang pasar
bisnis kuliner itu sendiri apalagi di Indonesia.
Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam daerah serta budaya.
Indonesia juga membawa banyak variasi dalam pilihan makanan yang bisa kamu pilih.
Yang pasti, makanan lokal nusantara juga seringkali menjadi peluang pasar bisnis
kuliner Indonesia. Adanya peluang bisnis kuliner di Indonesia tentunya ada karena
gaya hidup masyarakat secara mayoritas di Indonesia. Faktor utama gaya hidup
masyarakat seperti konsumtif adalah salah satu hal yang menjadi alasan untuk adanya
peluang bisnis kuliner di x
Indonesia yang begitu besar. Hal ini memicu bagaimana konsumsi dari pembelian
produk kuliner di Indonesia.

Saat ini bisnis kuliner sudah sangat berkembang. Salah satunya dalam kemasan
ataupun cara mengkonsumsinya. Semakin hari, kamu pasti bisa menemukan bagaimana
setiap orang bisa mendapatkan penyajian yang praktis dalam mengkonsumsi makanan
ataupun minuman. Selain itu, perkembangan dari bisnis makanan ini juga sudah sampai
ke cara penjualannya.

1
Platform penjualan dari bisnis kuliner yang ada sudah menggunakan berbagai
media. Mungkin awalnya kita mengingat bagaimana bisnis kuliner memperjualkan
produknya pada tempatnya langsung. Tetapi pada perkembangan jaman dan teknologi
ini, banyak media yang bisa membantu bisnis kuliner ini untuk menjualkan
makanannya dari jarak jauh.
Indonesia meruakan Negara kepulauan yang tersebar luas dari Sabang hingga
Merauke, berbagai macam suku bangsa dan budaya terdapat di dalamnya. Tidaklah
lupa Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis dimana tanahnya yang subur
yang menjadikan berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah tumbuh
melimpah ruah di sepanjang wilayahnya. Hal ini juga yang menyebabkan berbagai
macam daerah di Indonesia mempunyai makanan daerah yang bermacam-macam.
Sebagai warga Negara yang baik, sudah sepatutnya kita melestarikan budaya yang
tertanam di Indonesia ini. Maka dari itu kami melakukan Praktikum Kewirausahaan
Memodifikasi Makanan Khas Daerah. Tentunya dengan tidak menghilangkan unsur
atau ciri khas dari masakan daerah tersebut.
Dalam praktikum ini kami memutuskan untuk memodifikasi makanan khas daerah
yang berasal dari Bandung yakni Tempe Mendoan. Mengapa memilih Tempe
Mendoan? Seperti yang sudah dijelaskan di atas alasannya adalah melestarikan budaya
melalui pelestarian makanan khas daerah, selain daripada itu alasan kami memodifikasi
Tempe Mendoan adalah agar makanan tersebut dapat dikenal diberbagai macam
kalangan juga agar makanan tersebut mempunyai nilai jual dan tidak terseret dengan
makanan yang berasal dari luar.
Dalam pemodifikasiannya, kami memulainya dengan melakukan brain storming
agar makanan khas daerah ini memiliki nilai jual. Maka dari itu kami memutuskan
untuk memodifikasi makanan khas daerah ini dipadukan dengan makanan yang popular
di pasar Internasional. Kami melakukan pemodifikasian makanan khas daerah Tempe
Mendoan, di padukan dengan makanan popular Katsu, tentunya dengan tidak
menghilangkan ciri khas dan rasa khas yang terkandung dalam makanan khas daerah
Tempe Mendoan. Selain itu, kami juga menambahkan Chili Oil dan Saus sebagai
teman makannnya, mengingat makanan pedas sangat banyak digemari para remaja dan
itu yang menjadi peluang terbesar produk Tempe Katsu ini.

B. Tujuan Kegiatan
Selain Untuk memenuhi tugas praktikum PKWU, tujuan kami mengikuti praktikum ini
ialah untuk :
 Memperoleh keuntungan
 Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam berwirausaha
 Melatih kreativitas siswa
 Melatih diri dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan constumer
 Melatih dalam melayani constumer dengan pelayanan terbaik
 Melestarikan makanan khas daerah dengan tampilan yang lebih menarik.

C. Manfaat Kegiatan

2
Selain dari pada untuk mendapatkan nilai dari praktikum ini manfaat yang kami peroleh
ialah:
 Mengetahui cara membuat makanan khas daerah Nasi Daun Jeruk
 Menumbuhkan kemampuan dalam berkerja sama yang baik
 Memahami dan menguasai dalam pembuatan makanan khas daerah
 Menumbuhkan sikap bertanggung jawab
 Menjalin hubungan yang baik dengan para constumer
 Menumbuhkan sikap seorang wirausahawan

3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
A. Pengertian Modifikasi
Modifikasi makanan khas daerah adalah cara merubah bentuk dan rasa makanan
khas daerah dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa
menghilangkan bentuk dan rasa aslinya, serta menampilkan bentuk yang lebih
bagus dari aslinya.
Tujuan Modifikasi Makanan Khas Daerah
1) Memberikan variasi bentuk
Bentuk makanan dapat dimodifikasi dengan cara membuat bentuk makanan
yang berbeda.
2) Memberikan variasi rasa,
Variasi rasa dapat dimodifikasi dengan berbagai cara, misalnya dengan
membuat rasa yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
3) Memperpanjang usia produk agar lebih awet.

B. Ide dan Peluang Usaha


1. Ide dan Peluang
Ciri-ciri peluang usaha yang potensial, antara lain:
 Mempunyai nilai jual tinggi
 Bukan hanya sekedar ambisi tetapi harus bersifat nyata
 Bisa bertahan lama atau berkelanjutan di pasar
 Skala usaha itu dapat diperbesaratau ditingkatkan
 Tidak terlalu banyak modal yang digunakan, investasinya tidak terlalu
besar tetapi sangat berpotensi menguntungkan dan lain sebagainya.
2. Riset Pasar
Menurut American Marketing Association, riset pemasaran merupakan fungsi
yang dapat menghubungkan antara konsumen dan publik dengan pemasaran
melalu adanya informasi dalam mengidentifikasi peluang maupun masalah
pemasaran.
Riset atau riset pemasaran dilakukan untuk mengetahui:
1. Desain produk, kemasan dan lain-lain
2. Pengumpulan data
3. Analisis
4. Pelaporan yang sistematisatas data dan segala penemuan yang relevan
dengan situasi pemasaran.
3. Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah Analisa terhadap lingkungan internal dan eksternal
wirausaha.
a. Strength (kekuatan)
- Memiliki harga yang terjangkau
- Komposisi bahan yang aman bagi kesehatan

4
- Tanpa pewarna bahan buatan
- Tanpa bahan pengawet
b. Weakness (kelemahan)
- Minimnya modal usaha
- Sulitnya mendapat pasar
c. Opportunity (peluang)
- Peluang yang besar
- Kompetitor usaha sejenis masih sedikit
- Jumlah permintaan pasar yang besar
d. Threat (ancaman)
- Kreatifitas produk-produk harus terus baru, baik dari cita rasa maupun
penampilan produknya.
- Persaingan yang kuat dengan kompetitor makanan lain.

C. Sumber Daya, Administrasi dan Pemasaran


A. Sumber Daya
Sumber daya yang dibutuhkan dalam perencanaan usaha pengolahan makanan
khas daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan nabati dan hewani antara
lain:
1. Money (Uang) dibutuhkan untuk biaya operasional dari produksi
memodifikasi makanan khas daerah.
2. Man (Manusia) orang yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-
masing atau terdidik dan terlatih.
Machine (Mesin) dengan adanya bantuan mesin, pekerjaan yang sulit
dapat dikerjakan dengan lebih mudah dan menghemat waktu produksi.
3. Material (Bahan Baku) untuk membuat modifikasi makanan khas daerah
tentunya membutuhkan bahan baku yang berkualitas untuk menghasilkan
produk yang berkualitas.
4. Market (Pemasaran) persaingan yang semakin ketat memaksa usaha harus
mempunyai strategi pemasaran yang tepat demi mempertahankan
segmentasi pasar.
5. Methods (Cara Kerja) penggunaan metode manajemen yang tepat
membuat proses produksi berjalan dengan efisien.
B. Administrasi
Menurut George R. Terry, pengertian administrasi adalah kegiatan
perencanaan, pengendalian, dan perorganisasian pekerjaan perkantoran, serta
penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang
ditetapkan.
C. Pemasaran
Pemasaran produk usaha pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi
dari bahan pangan nabati dan hewani harus lebih ekstra dikarenakan tidak
semua konsumen membutuhkan ataupun menginginkan produk usaha
pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi dari bahan pangan nabati
dan hewani. Oleh karena itu pemasaran produk dapat ditinjau berikut ini:
1. Daya serap pasar dan prospeknya
2. Kondisi pemasaran dan prospeknya.

5
D. Komponen Penyususan Perencanaan Usaha
a. Tujuan Perencanaan
1. Menentukan suatu standar tertentu yang harus dipakai dalam
melaksanakan semua pekerjaan sehingga akan memudahkan dalam
pengawasan.
2. Menghindari atau meminimalkan terjadinya tumpang tindih dan juga
Pemborosan dalam melaksanakan berbagai pekerjaan.
3. Memberikan suatu arahan kepada para administrator atau non-
administrator supaya bisa bekerja sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan.
4. Mengantisipasi dan juga beradaptasi dari semua perubahan yang
mungkin akan terjadi.
b. Syarat Perencanaan yang Baik
1. Dilandasi Partisipasi.
2. Rencana Harus Luwes atau Fleksibel.
3. Berdasarkan Pada Alternatif.
4. Harus Realistis.
5. Perencanaan Harus Ekonomis.
c. Jenis –Jenis Perencanaan
1. Perencanaan Berdasarkan Jangka Waktu.
2. Perencanaan jangka panjang (short range planning).
3. Perencanaan jangka menengah (medium range planning).
4. Perencanaan jangka panjang (long range planning).
d. Perencanaan Berdasarkan Ruang Lingkup
1. Perencanaan terintegrasi (integrated planning).
2. Perencanaan taktis (tactical planning).
1. Perencanaan strategis (strategic planning).
e. Perencanaan Berdasarkan Tingkatan
1. Perencanaan harian (day to day planning).
2. Perencanaan operasional (operational planning).
3. Perencanaan induk (master planning).
f. Tahap – Tahap Penyusunan Perencanaan
1. Merumuskan dan Menetapkan Tujuan atau Permasalahan yang Akan
Dipecahkan..
2. Melakukan Analisis Kesempatan.
3. Melakukan Analisis Sumber Daya.
4. Identifikasi dan Pengembangan Alternatif.
5. Implementasi Strategi.
6. Pelaksanaan Keputusan.

B. Sistem Pengolahan Maknanan Khas Daerah yang dimodifikasi.

6
1. Bahan untuk modifikasi dan Macam-macam Bentuk Modifikasi Makanan
Khas Daerah.
Bahan untuk modifikasi makanan khas daerah meliputi bahan baku atau
bahan utama, bumbu, dan bahan tambahan pangan (BTP). Bahan tambahan
pangan adalah bahan yang berfungsi untuk memperbaiki mutu produk yang
diolah. Untuk memilih bahan baku dan bumbu sebaiknya kalian sesuaikan
dengan bahan yang mudah kalian dapatkan di lingkungan sekitar kalian dan
bahan tersebut tersedia dalam jumlah yang banyak. Modifikasi makanan khas
daerah beragam macamnya. Beberapa macam bentuk modifikasi makanan khas
daerah adalah modifikasi dengan memberikan variasi rasa, bentuk, cara
pengolahan, serta cara pengemasannya. Modifikasi makanan khas daerah ada
kalanya juga dilakukan untuk memperpanjang masa simpan makanan khas
daerah karena banyak jenis makanan khas daerah yang mudah basi.

2. Pengolahan Modifikasi Makanan Khas Daerah dari Bahan Nabati dan


Hewani.
Makanan khas daerah di Indonesia mempunyai jenis dan karakteristik yang
sangat beragam. Saat ini banyak bentuk modifikasi makanan khas daerah yang
telah dikembangkan masyarakat. Proses modifikasi pada makanan khas daerah
tentunya didasarkan pada alasan tertentu. Cara pengolahan modifikasi makanan
khas daerah juga sangat bervariasi. Oleh karena proses modifikasi merupakan
suatu kegiatan pengembangan, maka modifikasi makanan khas daerah dapat
menjadi sangat beragam cara jenisnya, tergantung dari daya inovasi dan kreasi
pembuatnya. Seperti pada pengolahan makanan lainnya, pengolahan modifikasi
makanan khas daerah tentunya juga harus memperhatikan prinsip K3.

7
C. Evaluasi Kegiatan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
Dimodifikasi.

1. Biaya Produksi, Harga Jual, dan Penghitungan Laba Rugi.


Untuk menentukan harga jual produk, ada beberapa komponen biaya, yaitu:
1. Biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya yang tidak bergantung pada volume
produksi. Biaya Tetap di antaranya meliputi: tenaga kerja, listrik/air, gas,
serta penyusutan Alat.
2. Biaya tidak tetap/ variabel (variable cost) merupakan biaya yang Jumlahnya
tergantung dari volume produksi. Biaya variabel atau biaya tidak tetap
contohnya adalah bahan baku dan kemasan produk.
3. Harga pokok produksi merupakan semua biaya yang muncul dalam rangka
menghasilkan suatu produk hingga produk tersebut siap dijual. Agar suatu
usaha tidak mengalami kerugian, maka dalam menentukan harga jual tidak
boleh di bawah harga pokok produksi.

Harga Pokok Produksi = FC + VC


TS
Keterangan: FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variable Cost (Biaya tidak tetap/biaya
variabel)
TS = Total Sales ( Total Penjualan)

Komponen lain yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan harga jual


adalah pelanggan atau customer, pesaing usaha sejenis, serta saluran
distribusi.
4. Perhitungan Laba Rugi
Pendapatan bersih atau biaya disebut sebagi laba merupakan jumlah
penerimaan uang yang didapatkan setelah dikurangi total biaya. Jika jumlah
penerimaan uang hasil penjualan lebih kecil dari total biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi produk, maka akan mengalami kerugian (rugi).

Pendapatan bersih = Penerimaan kotor – Total biaya


Jika hasil Pengurangan (+) maka diperoleh laba
Jika hasil Pengurangan (-) maka akan diperoleh rugi

2. Rencana Pengembangan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah dari


Bahan Nabati dan Hewani
Pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses memperbaiki pekerjaan
yang sekarana maupun yang akan datang dengan meningkatkan peluasan usaha
tenaga untuk mencapai tujuan tertentu. Tahapan untuk pengembangan usaha

8
diantaranya adalah pemilihan ide, penyaringan ide, pengembangan rencana
usaha, inplentasi rencana usaha.

D. Media Promosi Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi

1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Promosi


Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar
mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
tersebut. Promosi dapat juga diartikan bagian dan proses strategi pemasaran
sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan
komposisi bauran promosi (promotional mix).
Tujuan promosi antara lain menyebarkan informasi produk kepada target pasar
potensial, untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit/laba, untuk
mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, untuk menjaga
kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar.
Fungsi promosi antara lain memberikan informasi, membujuk dan
mempengaruhi, serta menciptakan kesan (image). Promosi merupakan suatu alat
mencapai tujuan.

2. Bauran Promosi
a. Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi yang lain,
yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
b. Tujuan utama periklanan adalah meningkatkan permintaan atas produk yang
ditawarkan.
c. Manfaat periklanan adalah :
1. Memungkinkan penjual untuk berkomunikasi dengan banyak orang
sekaligus.
2. Memungkinkan penjual untuk menyebarkan informasi tentang produk
dan perusahaan.
3. Memungkinkan penjual untuk mendramatisir perusahaan dan produknya
melalui penguunaan cetakan, suara dan warna yang menarik perhatian.
d. Variabel dari promosi personal selling memungkinkan penjual untuk :
e. Mengadakan hubungan langsung dengan calon pembeli sehingga penjual
lebih dapat mengamati karakteristik beserta kebutuhan pembeli.
f. Memperoleh tanggapan dari calon pembeli.

3. Publisitas memiliki beberapa kebaikan antara lain :


a. Lebih dapat dipercaya, sebab berupa suatu berita bukan iklan.
b. Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan.
c. Jauh lebih murah, karena tanpa biaya.
d. Dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada
posisi yang menjolok.

9
4. Beberapa contoh metode promosi penjualan :
a. Pemberian contoh barang secara Cuma-Cuma, ini merupakan salah satu alat
promosi penjualan yang dianggap paling mahal tapi juga paling efektif.
b. Kupon berhadiah, cara ini sangat efektif karena membuat orang mudah
tertarik.
c. Rabat, merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli.
d. Potongan harga langsung.
e. Peragaan, memamerkan barang-barang pada waktu tertentu, tempat dan
Situasi tertentu.

5. Strategi Promosi Produk Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi dari


Bahan Nabati dan Hewani
Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam merencanakan promosi sebagai
berikut :
1. Tentukan tujuan promosi.
2. Tentukan target pasar.
3. Tentukan pesan.
4. Membuat anggaran promosi.
5. Pilih media promosi.
6. Pengukuran efektivitas promosi.

E. Sistem Konsinyasi Produk Pengolahan Makanan Khas Daerah yang


Dimodifikasi.

1. Pengertian dan Sistem Penjualan Konsinyasi


Konsinyasi adalah sistem penjualan dengan cara titip jual dari pemilik produk
sebagai supplier, kepada penjual atau pemilik toko dengan beberapa syarat dan
ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Sistem penjualan konsinyasi adalah salah satu sistem transaksi penjualan
dimana terdapat suatu perjanjian antara kedua belah pihak yang berisi
penyerahan barang (produk) dari pihak pertama (pemilik barang) kepada pihak
kedua (pemilik toko) untuk menjualkan kembali kepada konsumen dengan harga
dan syarat yang sudah diatur di dalam perjanjian.
Pihak yang menyerahkan barang/produk (pemilik barang) disebut consignor,
sementara pihak yang dititipi barang disebut consignee. Dan untuk barang
(produk) yang dititipkan disebut barang konsinyasi.

2. Mengidentifikasi Karakteristik Pelaku Konsinyusi


1) Kekurangan sistem konsinyasi dibagi berdasarkan pihak:
a. Pemilik Produk atau Consignor
b. Penjual atau Consignee

2) Kelebihan sistem konsinyasi dibagi berdasarkan pihak:


a. Pemilik Barang (Consignor)

10
b. Pihak Pemilik Toko (Consignee)

3. Komponen Pemasaran dan Perancangan Pemasaran Produk Usaha dengan


Sistem akonsinyasi
a. Bauran pemasaran meliputi harga, tempat, promosi, produk.
b. Pemasaran adalah seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang
akan terlibat dalam pertukaran nilai (value).
c. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasi oleh pemasar sebagai
orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran.

A.

11
BAB III
A. Perencanaan Kegiatan

1) Ide pemilihan Produk dan Rencana Modifikasi


Tempe adalah sumber protein, tempe juga mengandung lemak yang lebih sedikit,
karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, tiamin, riboflavin, niacin, asam
pantotenat, piridoksin, biotin, vitamin B12, dan retinol yang jauh lebih banyak
dibandingkan dengan daging. Di Indonesia tempe selalu menjadi menu favorit
karena bisa dimakan dari kalangan anak kecil hingga dewasa.
Modifikasi yang dilakukan untuk menambah citra produk Tempe Katsu yaitu
dengan mengubahnya menjadi katsu seperti makanan yang sangat populer di
kalangan remaja hingga dewasa. Dengan menambah chili oil dan saus pastinya
akan lebih menarik minat para konsumen.
2) Analisis Sumber Daya 6M
Man : - Giopani
- Muhammad Wizar W
- Nurul Amelia
- Raynan Sataji
- Shafira Solehatunisa
- Wulan Aulia Fatimah A
Money : Modal yang dikeluarkan untuk memproduksi tempe katsu yaitu
sebesar Rp. 90.000. Modal berasal dari pengumpulan uang perorang
dengan mengeluarkan sebesar Rp. 15.000.
Material : Bahan yang diperlukan dalam pembuatan tempe katsu yaitu, tempe,
tepung roti, telur, tepung terigu, cabe kering, merica, penyedap rasa,
bawang putih, kaldu ayam, dan garam.
Machine : Alat-alat yang diperlukan untuk mengolah produk tersebut
diantaranya:
1) Kompor dan wajan, digunakan untuk memasak tempe dan bumbu-
bumbu yang disediakan.
2) Pisau, talenan, dan mutu, digunakan untuk memotong bawang dan
menggeprek tempe
3) Blender, digunakan untuk menghaluskan cabe kering.
4) Mangkok/wadah dan sendok, digunakan untuk membuat adonan
dan tempat mencampurkan tepung roti.
5) Pengukus, digunakan untuk mengukus tempe.

Method : Metode yang digunakan untuk membuat tempe katsu , yaitu dengan
cara dikukus, digoreng dan dipanir.

Market : Metode pemasaran untuk produk Yummy Temstu dilakukanya itu


dengan cara personal selling dan memasarkan produk melalui media

12
sosial. Setelah produk tersebut siap untuk dipasarkan atau dijual, setiap
anggota membawa produk tersebut ke kampungnya masing-masing
untuk dijual secara personal selling. Kemudian pemasaran melalui
media sosial kami melakukan promosi menggunakan poster dengan
menambahkan gambar produk Yummy Temstu yang menarik untuk
dipajang di media sosial.

3) Pembagian Tugas Anggota Kelompok


- Direktur: Wulan, mengarahkan semua anggota kelompoknya untuk menjalankan
kegiatan produksi. Membantu dalam kegiatan produksi dan secara aktif membantu
untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan.
-Sekretaris : Nurul, membantu direktur dalam melaksanakan rumusan rencana
kegiatan, mengkoordinasikan urusan administrasi umum, keuangan, serta
evaluasi.
- Keuangan : Giopani, merencanakan dan mengendalikan pemanfaatan sumber
daya keuangan.
- Produksi : Shafira, bertanggung jawab dan mengawasi jalannya proses produksi,
mulai dari bahan baku hingga menjadi barang jadi.
- Pemasaran : Wizar dan Raynan, bertanggung jawab dalam memasarkan produk,
secara daring maupun langsung. Membujuk konsumen dengan memperkenalkan
produk nasi daun jeruk Uniqwe Food kepada masyarakat dimana penjualan
dilakukan.
- SDM : Nurul, mendesain struktur dan tugas karyawan, menilai kerja karyawan,
memberikan apresiasi kepada karyawan dan mengatur sumber daya.

B. Proses Pelaksanaan Kegiatan


1) Waktu Pelaksanaan Produksi
Praktik kewirausahaan produk Tempe Katsu dilaksanakan pada hari Minggu, 18
September 2022 bertempat di rumah salah satu anggota kami tepatnya di Cicurug,
Kec. Blubur Limbangan.

2) Tahapan Proses Produksi


a. Menyiapkan semua bahan dan alat yang dibutuhkan.
b. Memotong tempe dengan ketebalan medium.
c. Tempe yang sudah dipotong lalu dikukus dengan api kecil kurang lebih
selama 15 menit.
d. Sambil menunggu tempe dikukus, buat adonan yang berisi terigu, telur lalu
beri air secukupnya dan tambahkan penyedap rasa dan merica secukupnya.
e. Setelah 15 menit, angkat dan tiriskan tempe lalu tempe di geprek tapi jangan
terlalu tipis.
f. Masukkan tempe yang sudah di geprek ke dalam adonan yang tadi telah
dibuat, lalu baluri dengan tepung roti.

13
g. Lakukan hingga semua tempe habis.
h. Setelah selesai, masukan tempe ke dalam freezer selama 15 menit supaya
adonan tempe tersebut menempel dengan padat.
i. Setelah 15 menit, keluarkan tempe dan nyalakan api kecil dengan minyak
jangan terlalu banyak.
j. Goreng tempe dengan api kecil sampai kering, namun jangan terlalu lama.
k. Angkat dan tiriskan tempe yang sudah digoreng, lalu sajikan dengan chili oil
dan saus.
l. Tempe siap di hidangkan.

3) Kegiatan Promosi
Kegiatan promosi dari produk Tempe Katsu, yaitu dengan memanfaatkan
merk/brand yang kami miliki untuk membantu memudahkan dalam proses
promosi. Membuat sebuah poster yang kemudian dipajang di media social adalah
cara dalam memperkenalkan produk yang kami luncurkan.
4) Kegiatan Penjualan
Produk yang siap dipasarkan dijual secara personal selling. Kami mengadakan
system pre-order di sosial media bagi siswa di lingkungan sekolah yang ingin
membeli produk yang kami jual.

C. Laporan Keuangan
1) Perhitungan Biaya Produksi
Tabel Akumulasi Penyusutan Peralatan Produksi Tempe Katsu
No Jenis Alat Jumlah Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 Panci 1 50.000 50.000
2 Talenan 1 10.000 10.000
3 Kompor 1 200.000 200.000
4 Gas 1 25.000 25.000
5 Spatula 1 5.000 5.000
6 Pisau 2 5.000 10.000
7 Wajan 1 25.000 25.000
8 Mangkok 2 3.000 6.000
9 Sendok 2 2.000 4.000
Jumlah Rp. 335.000,00

Biaya penyusutan :
 Asumsi = 4 tahun = 48 bulan
Rp . 335.000
 Biaya penyusutan alat = = Rp. 7.000
48

Tabel Biaya Variabel Produksi Tempe Katsu


14
No Bahan Baku Jumlah Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp)
1 Tempe 6 3.000 18.000
2 Tepung Roti ½kg 15.000 15.000
3 Telur 2 butir 2.000 4.000
4 Tepung Terigu ½ kg 6.000 6.000
5 Merica 1 bks 500 500
6 Garam 1 bks 2.000 2.000
7 Minyak ¼ kg 4.000 4.000
8 Kaldu Ayam 6 bks 6.000 6.000
9 Bawang Putih ¼ ons 1.500 1.500
10 Saus 1 pack 6.000 6.000
11 Cabe Kering ½ ons 5.000 5.000
12 Kemasan 30 230 8.500
13 Sticker (logo) 1 lembar 7.000 7.000
Jumlah Biaya Tidak Tetap dalam 1 kali produksi 71.000

*Satu kali produksi dihasilkan 30 kemasan dengan biaya Rp. 71.000,00.

2) Perhitungan Harga Pokok Produksi

Biaya Tetap+ Biaya Tidak Tetap


Harga Pokok Produksi =
Jumlah Penjualan
Rp . 7.000+ Rp .71.000
=
30 pcs
Rp . 78.000
=
30 pcs
= Rp. 2.600

3) Penentuan Harga Jual

92
 Keuntungan 92% = × HPP
100
92
= × Rp. 2.600
100
= Rp. 2.392

 Harga Jual = HPP + Keuntungan

= Rp. 2.600 + Rp. 2.392


= Rp. 4.992 / 5.000

4) Pendapatan Kotor = Jumlah Penjualan × Harga Jual


= 30 pcs × Rp. 5.000

15
= Rp. 150.000

5) Laba Usaha = Pendapatan Kotor – Total Biaya


= Rp. 150.000 –Rp. 78.000
= Rp. 72.000

16
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kewirausahaan yang telah kami lakukan adalah kegiatan
berwirausaha memerlukan sikap dan mental yang kuat serta keberanian untuk menawarkan
produk yang kita miliki pada orang lain ataupun mengambil resiko. Dalam usaha produk
tempe katsu makanan khas daerah Bandung yang dimodifikasi ini diasumsikan dalam satu
hari totalnya penerimaan yang didapat dari penjumlahan tempe katsu adalah sebanyak 30
bungkus dengan harga Rp. 5000/bungkus adalah Rp. 150.000 memperoleh keuntungan
senilai Rp. 72.000 artinya produksi tempe katsu yang kami lakukan terbilang memperoleh
keuntungan.

B. Saran
Kami berharap untuk kedepannya mata pelajaran ini terus diadakan dan dikembangkan
dalam proses pembelajarannya. Praktek kewirausahaan ini sangat penting bagi siswa yang
ingin mengembangkan jiwa wirausaha, sehingga mata pelajaran ini dapat menjadi poin
tersendiri bagi SMAN 13 Garut. 

17
DAFTAR PUSTAKA

Anggalia, Rosa Vini. 2020. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang
Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani. Jakarta: Kemendikbud Direktorat SMA,
Direktorat Jendral PAUD, DIKNAS dan DIKMEN

Anggalia, Rosa Vini. 2020. Media Promosi Produk Usaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah yang Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani. Jakarta: Kemendikbud
Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKNAS dan DIKMEN

Anggalia, Rosa Vini. 2020. Sistem Konsinyasi Produk Usaha Pengolahan Makanan Khas
Daerah yang Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani. Jakarta: Kemendikbud
Direktorat SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKNAS dan DIKMEN

Latifah, Fauziah Asri. 2020. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
dari Bahan Nabati dan Hewani. Jakarta: Kemendikbud Direktorat SMA, Direktorat
Jendral PAUD, DIKNAS dan DIKMEN

Latifah, Fauziah Asri. 2020. Evaluasi Kegiatan Usaha Pengolahan Makanan Khas Daerah
yang Dimodifikasi dari Bahan Nabati dan Hewani. Jakarta: Kemendikbud Direktorat
SMA, Direktorat Jendral PAUD, DIKNAS dan DIKMEN

Werdhaningsih, Hendriana dkk. 2018. Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XII. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

18
ANALISIS SWOT USAHA PENGOLAHAN MAKANAN KHAS DAERAH DARI
BAHAN PANGAN NABATI DAN HEWANI YANG DIMODIFIKASI

Nama Produk : Yummy Temstu

Anggota Kelompok : Giopani, Muhammad Wizar, Nurul Amelia, Raynan Sataji,


Shafira Solehatunisa

Strength (Kekuatan): Weakness (Kelemahan):


Tempe Katsu termasuk makanan bergizi, Tempe Katsu tidak tahan lama dan jika di
apalagi dimodifikasi menjadi katsu sehingga diamkan lebih lama bentuknya bisa saja
diminati banyak orang apalagi di kalangan rusak.
remaja apalagi dengan tambahan chili oil.

Hal yang perlu dilakukan:


Kami akan membuat Tempe dengan rasa Hal yang perlu dilakukan:
yang spesial dibanding tempe goreng pada Hal yang perlu dilakukan:
umumnya. Membatasi jumlah produksi, membuat
varian frozen food, dan kami akan
menggunakan kemasan yang aman dan
kedap udara.

Opportunities (Peluang): Threath (Ancaman):


Bahan baku pembuatan Tempe Katsu banyak Banyak produk pesaing baik dari penjual
tersedia dan mudah didapatkan, dengan makanan sejenis maupun produk makanan
tambahan chili oil yang pedas membuat para lain yang lebih menarik.
remaja tertarik karena menyukai makanan
pedas.

Hal yang perlu dilakukan: Hal yang perlu dilakukan:


Kami akan memilih bahan baku yang Kami akan memodifikasi Tempe Katsu
berkualitas. menjadi lebih menarik dan dengan tambahan
chili oil untuk menarik minat konsumen.

19
LAMPIRAN

20
MATRIX SWOT ANALYSIS

STRENGTH (KEKUATAN): WEAKNESS (KELEMAHAN):

Tempe Katsu termasuk makanan bergizi, Tempe Katsu tidak tahan lama dan jika di
INTERNAL
apalagi dimodifikasi menjadi katsu sehingga diamkan lebih lama bentuknya bisa saja rusak.
diminati banyak orang apalagi di kalangan
remaja apalagi dengan tambahan chili oil.
EKS TERNAL

OPPORTUNITIES (PELUANG): STRATEGI SO: STRATEGI WO:

Bahan baku pembuatan Tempe Katsu banyak  Meningkatkan volume penjualan.  Membatasi jumlah produksi harian.
tersedia dan mudah didapatkan, dengan  Menambah inovasi baru.  Menyediakan makanan frozen food.
tambahan chili oil yang pedas membuat para  Menjaga dan meningkatkan kualitas produk.
remaja tertarik karena menyukai makanan
pedas.

THREAT (ANCAMAN): STRATEGI ST: STRATEGI WT :

Banyak produk pesaing baik dari penjual Kami akan memodifikasi dengan cara Kami mempromosikan makanan kami dengan
makanan sejenis maupun produk makanan mengubah tempe mendoan menjadi tempe cara personal selling dan iklan di sosial media.
lain yang lebih menarik. katsu supaya menarik minat konsumen.

21

Anda mungkin juga menyukai