Anda di halaman 1dari 5

1.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat


Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi menurut RTRW Provinsi
Sulawesi Barat menurut pasal 3 adalah penataan ruang wilayah provinsi
adalah untuk mewujudkan tatanan ruang wilayah provinsi yang produktif
dan berwawasan lingkungan, mendukung pemenuhan hak-hak dasar dan
peningkatan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan berbasis pada
perkebunan,

pertambangan,

pertanian,

perikanan,

kelautan,

perdagangan, industri, pariwisata dan pendidikan.


Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat
pada pasal 4 dimana salah satu pengembangan penataan ruang yaitu
penembangan potensi pariwisata. Strategi pengembangan penataan
ruang dengan memperhatikan apa yang dituangkan dalam kebijakan
penataan ruang sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf f, terdiri
atas:
a. mengembangkan jenis usaha budidaya perikanan air tawar;
b. meningkatkan kemampuan dan teknologi perikanan budidaya dan
perikanan tangkap;
c. mengembangkan industri pariwisata kelautan;
d. mempertahankan dan meningkatkan kawasan mangrove ;
e. mengembangkan budidaya rumput laut, perikanan dan kelautan di
sepanjang pantai Sulawesi Barat dan pulau pulau kecil dengan tetap
mempertahankan ekosistim dan biota laut
f. mempertahankan terjaganya kawasan lindung untuk mendukung
pertanian, kelautan dan pariwisata.
Strategi pengembangan penataan ruang dengan memperhatikan apa
yang

dituangkan

dalam

kebijakan

penataan

ruang

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf g, terdiri atas:


a. mengembangkan promosi pariwisata;
b. mengembangkan objek wisata sebagai pendukung daerah tujuan
wisata;
c. meningkatkan jalur perjalanan wisata;
d. mengembangkan jenis wisata alam yang ramah lingkungan; dan
e. mempertahankan kawasan situs budaya sebagai potensi wisata.

Rencana kawasan budidaya provinsi pasal 23, kawasan budidaya


provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) salah satunya
yaitu kawasan pariwisata.
Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah rovinsi yang dimaksud pada pasal
43 adalah Pemanfaatan ruang wilayah

provinsi berpedoman pada

rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Pemanfaatan ruang


wilayah provinsi dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan
program

pemanfaatan

ruang

yang

anggaran

biayanya

akan

diperhitungkan pada rencana yang lebih rinci.


Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Siste Provinsi yaitu Indikasi arahan
peraturan zonasi sistem provinsi digunakan sebagai pedoman bagi
kabupaten/kota dalam menyusun peraturan zonasi. Indikasi arahan
peraturan zonasi sistem provinsi meliputi indikasi

arahan peraturan

zonasi untuk struktur ruang dan pola ruang.


Menurut pasal 62 indikasi arahan peraturan zonasi untuk suaka alam
terdiri dari peraturan zonasi kawasan cagar alam dan kawasan suaka
margasatwa. Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan suaka
margasatwa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat

dimanfaatkan untuk keperluan wisata alam terbatas.


Indikasi arahan peraturan zonasi untuk taman wisata alam dan taman
wisata alam laut disusun dengan memperhatikan:
a. pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa mengubah bentang
alam;
b. ketentuan pelarangan kegiatan selain yang dimaksud pada huruf a;
c. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan
sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan
d. ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud
pada huruf c
Indikasi

arahan

peraturan

zonasi

pariwisata disusun dengan memperhatikan:

untuk

kawasan

peruntukan

a. pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya


dukung dan daya tampung lingkungan;
b. perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;
c. pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan
pariwisata; dan
d. ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang

dimaksud

pada huruf c.
Rincian Pola Ruang Kawasan Pariwisata dengan luas wilayah peruntkan
1,49 km2 dan persentase terhadap luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat
0,01%.
2. Rencana Tata Ruang Wilayah Mamuju Tengah
RTRW

Kabupaten

Mamuju

Tengah

dengan

Tujuannya

yaitu

TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN KABUPATEN MAMUJU TENGAH SECARA


MERATA, TERPADU DAN BERKELANJUTAN DENGAN BERBASIS AGRIBISNIS
YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN MENUJU MASYARAKAT MAJU DAN
SEJAHTERA

menjadi arahan agar terwujud penataan ruang wilayah

internal kecamatan dan atau kota yang sinergis, simbiosis mutualisme,


berdaya guna, berhasil guna, serta bermanfaat bagi masyarakat dalam
kondisi alam yang asri dan lestari. Penataan ruang wilayah Kabupaten
Mamuju Tengah dilakukan dengan menyusun indikasi program utama
yang sinergis dengan RTRW Provinsi Sulawesi Barat dan RTRWN.
Salah

satu

Kawasan

Strategis

Kabupaten

dari

sudut

pandang

kepentingan ekonomi salah satunya terdiri dari Kawasan wisata Pantai


Kombiling dan Polo Pantai terpadu dengankawasan permukiman nelayan
di Kecamatan Pangale.
Rencana pengembangan pola ruang ditujukan untuk mewujudkan pola
penggunaan ruang yang seimbang antara daya dukung kawasan dengan
kapasitas produksi dan rencana kawasan budidaya secara asri dan lestari.
Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Mamuju Tengah meliputi rencana
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung yang baik
adalah yang bersifat: (i) preservasi berupa hutan lindung baik di daerah

ketinggian pedalaman yang merupakan Daerah Hulu (upstream) Daerah


Aliran Sungai (DAS), (ii) konservasi berupa suaka margasatwa. Selain itu
untuk kepentingan pelestarian warisan sejarah dan budaya dapat
ditetapkan suatu kawasan konservasi seperti cagar budaya bangunan
buatan manusia yang ditetapkan sebagai benda purbakala.
Dalam Pengembangan Kawasan Pariwisata memiliki beragam tujuan
maupun obyek wisata dalam berbagai aspek seperti daya tarik keindahan
alam, budaya, sejarah, olahraga, konvensi dan belanja tersebar di wilayah
Kabupaten Mamuju Tengah.Pengembangan sektor pariwisata ini sangat
strategis karena menghasilkan multi dampak baik positif maupun negatif.
Disamping itu, wisata budaya juga berkembang di Kabupaten Mamuju.
Secara umum, kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Mamuju
Tengah, terdiri atas; kawasan peruntukan wisata budaya, kawasan
peruntukan wisata alam, kawasan peruntukan wisata bahari, kawasan
peruntukan wisata agro, kawasan peruntukan wisata minat khusus dan
kawasan peruntukan wisata buatan. Uraian masing-masing peruntukan
wisata tersebut, diuraikan sebagai berikut;
a. Kawasan peruntukan wisata budaya di Kabupaten Mamuju Tengah,
terdiri atas:
Benteng Kayu Mangiwang terletak di Kecamatan Topoyo;
Rumah Adat Topoyo terletak di Kecamatan Topoyo;
Benteng Towani terletak di Kecamatan Karossa;
Kuburan Raja Langga terletak di Kecamatan Karossa;
b. Kawasan peruntukan wisata alam, terdiri atas:Kawasan pasir putih
Dato di Kecamatan Topoyo;
Gua Nenek Pulao terletak di Kecamatan Budong-Budong;
Gua Tambulan terletak di Kecamatan Budong-Budong;
Air Terjun Kire terletak di Kecamatan Budong-Budong;
Air Terjun Kampaja terletak di Kecamatan Karossa;
Air Terjun Batu Parigi terletak di Kecamatan Tobadak;
Perkebunan Kelapa Sawit terletak di Kecamatan Tobadak;
c. Kawasan peruntukan wisata bahari, terdiri atas:
Kawasan wisata Wai Tumbur Batu Karampuang di Pantai Salubiro

dan Pulau Kambunong di Kecamatan Karossa;


Pantai Kambunong terletak di Kecamatan Karossa;

Pantai Kire terletak di Kecamatan Karossa;


Polo Pantai terletak di Kecamatan Pangale;
Pantai Batu Miana terletak di Kecamatan Topoyo;
Tanjung Batu Oge terletak di Kecamatan Karossa;
d. Kawasan peruntukan wisata agro (perkebunan jeruk) terletak di
Kecamatan Pangale dan Kecamatan Topoyo;
e. Kawasan peruntukan wisata buatan, berupa Kolam permandian terletak
di Kecamatan Karossa;

Anda mungkin juga menyukai