TEORI PERENCANAAN
“Teori Perencanaan dan Teori Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota ”
Dosen :
Dr. Fauzi Asman, S.T., M.T
Disusun Oleh :
Diki Juliyansyah Putra (1810015311029)
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Teori Perencanaan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Perencanaan dan Perencanaan Wilayah dan Kota.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat ........................................................................................................................1
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................................................2
BAB II Pembahasan .........................................................................................................3
2.1. Teori Perencanaan......................................................................................................3
A. Teori Sinoptik..........................................................................................................3
B.Teori Incremental......................................................................................................3
C. Teori Transactive.....................................................................................................3
D. Teori Advocacy.......................................................................................................4
E. Teori Radikal............................................................................................................4
F. Teori SITAR.............................................................................................................4
2.2. Teori Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota.........................................................5
A. Teori Alfred Weber..................................................................................................6
B. Teori Archibugi........................................................................................................9
C. Teori Glasson...........................................................................................................10
D. Teori Gordon...........................................................................................................10
E. Teori Spiro Kostof dan Gallion................................................................................12
F. Teori Shirvani...........................................................................................................13
BAB III Penutup................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................17
Daftar Pustaka...................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teori Perencanaan memiliki keterkaitan dengan perencanaan dari sebuah kota.
Tetapi didalam suatu perkembangan perencanaan tidak dikembangkan
berdasarkan teori perencanaan , tetapi sebaliknya teori perencanaan berkembang
sebagai kelanjutan dari pengalaman mengenai usaha manusia mengatasi keadaan
lingkungan kehidupannya.
Teori perencanaan berguna baik itu untuk perencanaan secara umum maupun
perencanaan wilayah dan kota. Yaitu untuk menentukan metode dan cara dalam
menyusun perencanaan. Untuk mencapai tujuan di masa depan serta menentukan
berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Planologi atau Perencanaan Wilayah dan Kota adalah suatu program studi
yang mempelajari tentang cara merencana suatu wilayah dan kota. Dalam
penyusunan rencana wilayah dan kota tersebut juga dilandasi dengan teori-teori
serta teknik dalam perencanaan nya.
Pelaksanaan perencanaan wilayah dan kota salah satu tujuan nya ialah untuk
tata ruang. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Selain itu,
penataan ruang diharapkan dapat mengefisiensikan pembangunan dan
meminimaliisr resiko terjadinya konflik maupun bencana.
1.2. Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian Teori Perencanaan
B. Untuk mengetahui pengertian Teori Dalam Perencanaan Wilayah dan
Kota
C. Untuk mengetahui apa saja contoh Teori Perencanaan dan Teori Dalam
Perencanaan Wilayah dan Kota
1.3. Manfaat
A. Diketahuinya pengertian Teori Perencanaan
B. Diketahuinya pengertian Teori Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota
1
C. Diketahuinya apa saja contoh Teori Perencanaan dan Teori Dalam
Perencanaan Wilayah dan Kota
BAB I merupakan bab pendahuluan dan merupakan awal dari makalah ini, yang
berisikan latar belakang, tujuan, dan juga sistematika dari penulisan.
BAB II merupakan pembahasan dari makalah ini dan berisi penjelasan dari teori
perencanaan dan teori perencanaan wilayah dan kota.
BAB III merupakan bab akhir dari makalah ini, dan berisi tentang kesimpulan
dari seluruh pembahasan yang ada.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi
kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang
transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara
keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan
individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.
D. Teori Advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan
daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan
secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan
bernilai (advocacy= mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan
teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia
meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan,
perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan
meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini
tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.
E. Teori Radikal
Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi
lokal untuk melakukan perencanaan sendiri, dengan maksud agar dapat
dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.
Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum
dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah
yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga
mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain
teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri
menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri
menangani pendidikannya.
F. Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga
complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan
dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan
4
situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan
diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah
menunjuk huruf awal dari teori situational.
• Lokasi bahan baku ada di tempat tertentu begitu pula dengan situasi
dan ukuran tempat konsumsi, sehingga terdapat suatu persaingan
sempurna
• Ada beberapa tempat pekerja yang bersifat tak mudah bergerak
5
Dalam menyusun konsepnya, Weber melakukan penyederhanaan
dengan membayangkan adanya bentang lahan yang homogen dan datar,
serta mengesampingkan upah buruh dan jangkauan pasaran.
6
didatangkan dari luar serta transportasi hasil produksi yang menuju ke
pasaran.
7
Dengan memperhitungkan berat bahan baku = w (S1) ton yang akan
ditawarkan di pasar M, w (S1) dan w (S2) ton material yang berasal dari
masing- masing S1 dan S2 yang diperlukan, masalahnya berada dalam
mencari lokasi pabrik yang optimal P terletak di masing-masing jarak d
(M), d (S1) dan d (S2). Beberapa metodologi dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah seperti menggambarkan sebuah analogi ke dalam
sistem bobot dan pulleys (Varignon's solusi) atau menggunakan
trigonometri. Cara lain yang biasanya dipilih oleh para ahli geografi
adalah dengan SIG.
Teori Lokasi Weber ini bisa menjelaskan dengan sangat baik mengenai
indutri berat mulai revolusi industri sampai dengan pertengahan abad dua
puluh. Bahwa kegiatan yang lebih banyak menggunakan bahan baku
cenderung untuk mencari lokasi dekat dengan lokasi bahan baku, seperti
pabrik alumunium lokasinya harus dekat lokasi tambang dan dekat
dengan sumber energi (listrik). Kegiatan yang menggunakan bahan baku
yang mudah ditemukan dimana saja seperti air, cenderung dekat dengan
lokasi pasar. Untuk menilai masalah ini, Weber mengembangkan material
index yang diperoleh dari berat input dibagi berat dari produk akhir
(output). Jika material indexnya lebih dari 1 maka lokasi cenderung
kearah dekat dengan bahan baku, jika kurang dari 1 maka penentuan
lokasi industri cenderung mendekati pasar.
8
ikan asin jadi material idexnya lebih dari 1, maka menurut webber untuk
menghemat biaya transportasi dan untuk mendapatkan keuntungan
maksimal maka lokasi industrinya yang tepat adalah yang dekat dengan
bahan baku.
9
B. Teori Archibugi ( Penerapan Komponen Perencanaan Wilayah )
10
Social Planning (Perencanaan Sosial).
11
1979).Keuntungan menggunakan tipe perencanaan strategis yaitu kita
dapat melakukan, antara lain (Gordon, 1993: 3-6):
Evaluasi diri.
Dengan perencanaan strategis, kita semua dapat bekerja
bersama untuk mengevaluasi diri, terutama tentang kekuatan dan
kelemahan yang kita miliki. Kesadaran akan kekuatan dan
kelemahan diri akan membuat kita lebih realistis dalam
merencanakan masa depan kita.
Alokasi sumberdaya.
Perencanaan strategis mengalokasikan sumberdaya dengan
menetapkan prioritas dalam perumusan strategi, terutama
sumberdaya manusia dan prasarana. Alokasi sumberdaya
dilakukan antar bidang layanan perkotaan yang saling
berkompetisi dalam meningkatkan kualitas layanan.
12
Hasil implementasi atau tindakan dibandingkan dengan tolok
banding keberhasilan. Dengan menilai kinerja akan dapat ditarik
"pelajaran" dari pengalaman dan masukan balik diperlukan untuk
meningkatkan kualitas rencana strategis dalam hal proses maupun
produknya.
13
Bank, pelabuhan, kawasan industri sebagai jaringan khusus dalam
tubuh.
Unsur kapital (keuangan dan bangunan) sebagai energi yang
mengalir ke seluruh sistem perkotaan.
Dalam suatu kota organik, terjadi saling ketergantungan antara
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Contohnya : jalan-jalan dan
lorong-lorong menjadi ruang komunal dan ruang publik yang tidak teratur
tetapi menunjukkan adanya kontak sosial dan saling menyesuaikan diri
antara penduduk asli dan pendatang, antara kepentingan individu dan
kepentingan umum. Perubahan demi perubahan fisik dan non fisik
(sosial) terjadi secara sepontan. Apabila salah satu elemnya terganggu
maka seluruh lingkungan akan terganggu juga, sehingga akan mencari
keseimbangan baru. Demikian ini terjadi secara berulang-ulang.
14
guna lahan juga membentuk hubungan antara sirkulasi/parkir dan
kepadatan aktivitas/penggunaan individual.
Terdapat perbedaan kapasitas (besaran) dan pengaturan dalam
penataan ruang kota, termasuk di dalamnya adalah aspek
pencapaian, parkir, sistem transportasi yang ada, dan kebutuhan
untuk penggunaan lahan secara individual. Pada prinsipnya,
pengertian land use (tata guna lahan) adalah pengaturan
penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam
mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga dapat memberikan
gambaran keseluruhan bagaimana daerah- daerah pada suatu
kawasan tersebut seharusnya berfungsi.
15
bangunan, bentuk bangunan, fasad bangunan, dan sebagainya
harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk menjadi teratur,
mempunyai garis langit – horizon (skyline) yang dinamis serta
menghindari adanya lost space (ruang tidak terpakai).
16
yang merupakan suatu usaha yang sukses dalam perancangan
kota.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Teori Perencanaan apat
dimaknai sebagai ide atau gagasan yang menjelaskan tentang upaya untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui sebuah
prosedur yang terangkai secara logis sehingga dapat menjelaskan tahapan yang
harus dilalui hingga tercapainya tujuan
Teori Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota terdapat banyak sekali
dari para ahli, misalnya : Alfred weber, Archibugi, Glasson, Gordon,
Spiro Kostof dan Gallion, Shirvani yang masing-masing nya memiliki
pembahasan yang beragam seperti desain kota, pertumbuhan kota, dan
sebagainy. Yang dapat digunakan untuk merencanakan suatu kota atau
wilayah.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://ais-zakiyudin.blogspot.com/2012/06/teori-perencanaan.html
19