Anda di halaman 1dari 22

Bottom up planing

oleh
sri adiningsih

Apa masyarakat mampu ?


Bagaimana menyusun program ?
Bagaimana kendala dana
masyarakat ?
Bottom up planning
Adalh perencanaan yang dibuat bersama-
sama antara pemanfaat (beneficiaries) dan
pengambil kebijakan (policy makers) melalui
prinsip kesetaraan, kebersamaan,
penghargaan terhadap nilai lokal tanpa
didasari oleh rasa ingin menang sendiri.
Pemanfaat diberikan kesempatan seluas-
Iuasnya untuk mengungkapkan masalahnya,
mencari alternatif solusi dan sekaligus
memutuskan program apa yang paling
bermanfaat untuk mengatasi masalah
tersebut.
Hasil perencanaan merupakan karya bersama
yang harus dihargai dan ditindak lanjuti;
pemanfaat diberi kesempatan seluas-Iuasnya
untuk melakukan pemantauan dan valuasi
terhadap segala sesuatu yang berkaitan
dengan program (baik tehnis maupun
finansial).
Dalam perencanaan dari bawah perlu
dibedakan antara technical knowledge, skills
dan wisdom.
Pengetahuan dan ketrampilan tehnis tentang
perencanaan lebih banyak dimiliki oleh kita
sedangkan masyarakat telah memiliki lebih
Hal lain yang menjadi tantangan kita
adalah waktu. Perencanaan dan bawah
membutuhkan waktu lebih lama dan
perencanaan yang bersifat top-down.
Diperlukan kesabaran dan ketekunan yang
tinggi dan kita sehingga tidak hanya
output yang dicapai tetapi output tersebut
dicapai melalui proses yang benar.
Dari mana dan bagaimana kita bisa
memulai perencanaan dari bawah?.
Syarat bottom up
Ide masyarakat
Kemampuan masyarakat
Diterima masyarakat
Dilaksanakan masyarakat
Kelanggengan program
Ide masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Keinginan perubahan
Pengalaman masa lalu
Transformasi norma baru

Kendala
Suara mayoritas dan minoritas
IPTEK
Kemampuan masyarakat
Faktor yang mempengaruhi
Tingkat pendidikan masyarakat
Potensi masyarakat : sarana dan
prasarana

Kendala :
Bukan ekonomi memerlukan waktu
Diterima masyarakat
Refleksi masalah
Refleksi kebutuhan masyarakat

Tersusun prioritas masalah dan


program utama berdasar
kemampuan masyarakat
Dilaksanakan masyarakat
Komitmen masyarakat ditunjukkan
dalam partisipasi masyarakat
melaksanakan program dan evaluasi
program
Kelanggengan program
Masyarakat punya rasa memiliki dan
melakukan dukungan keberhasilan
Mau menerima dan melakukan
koreksi
Mencoba yang baru
TAHAPAN PERENCANAAN PROGRAM
GIZI
MENDEFINISIKAN SITUASI (COMMUNITY DIAGNOSIS)
Identifikasi masalah
Menentukan kriteria prioritas masalah
Menentukan akar penyebab masalah
Mengidentifikasi sumberdaya yang akan dipergunakan untuk
mengatasi masalah
PERENCANAAN PROGRAM (pengambilan keputusan)
proses untuk:
Memutuskan masalah yang mana yang akan diatasi (menurut kriteria)
Menentukan tujuan kwantitatip (dan kwalitatip) untuk menurunican
besarnya masalah
Menyusun alternatif strategi untuk menurunkan besarnya masalah
Memilih Strategi terbaik (menurut kriteria)
Mengalokasikan sumberdaya yang sudah diidentifikasi untuk
mendulcung startegi.
Menentukan jenis kegiatan proyek.
PENGELOLAAN OLEH/DENGAN BERSAMA MASYARAKAT
p roses untuk:
Mempersiapkan pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana
Advokasi
Tujuan : mengadvokasi program top
down menjadi bottom up
Target : perencana program,
pembuat kebijakan, kepala bidang
yang terkait, swasta (produsen
produk mak/min), agency
Metode : lobby, seminar
Pesan : Dampak Masalah Gizi Kurang
Pada Pembangunan SDM kurang
diminati Lebih menarik tentang
Dampak Ekonomi Masalah Gizi
Tahap Pemberdayaan
Masyarakat
1. Tahap Persiapan terdiri dari sosialisasi konsep
model dari tim pokja di kampus, dan jajaran
Pemda Tingkat II sampai kelurahan, serta
masyarakat untuk pemberdayaan.
2. Tahap pengumpulan data masyarakat atau
sensus diri
3. Tahap perencanaan : diawali kegiatan refleksi
hasil yang diseminasi hasil pengumpulan data
masyarakat oleh masyarakat pada pemuka
masyarakat setempat, Pemda dan PT dan
penyusunan proposal
4. Tahap pelaksanaan kegiatan
5. Tahap evaluasi
metaplan
Metaplan adalah sistem pengumpulan ide atau
pendapat dari sekelompok orang yang saling
bekerjasama.
- Metode ini dimulai oleh Eberhard Schnelle di
Hamburg. Moderator yang sangat berpengalaman
mampu mengatasi komplesitas pemecahan
masalah dan inovasi suatu organisasi.
- Banyak pula praktisi yang bekerja pada level
bawah melakukan fasilitasi diskusi memakai
instrumen sederhana untuk awalan sebagai
contoh uraian kejadian
metaplan
- Semua orang dalam grup menulis apa idenya
yang keluar dari pemikiran mereka, ditulis satu
ide pada satu kartu.
- Dalam curah pendapat (brain storming) adalah
penting dimana setiap ide bebas disampaikan
tanpa diadili kebenaran atau kesalahan.
- Kemudian semua kartu dikumpulkan dan ditempel
pada papan tulis yang dialasi oleh kertas coklat.
- Saat itu ide mulai diproses. Kartu disusun sesuai
kategori dan hasilnya menunjukkan temuan baru
yang tidak disadari oleh satu o
Kegiatan metaplan
Kerja kelompok terdiri dari 5 orang : fasilitator, co fasilitator,
2 orang penulis ( 1 pemerhati anak ), 1 orang penanggung
jawab dokumentasi ( foto, mading)
Tugas
1. fasilitator : memimpin diskusi ibu balita sebanyak 8-12 orang
saja, (tanpa ceramah), hanya melakukan resume,
2. co fasi;itator : membantu fasilitator ( mempersiapkan
ruang/tempat, alat tulis, kertas, selotip), juga membantu
menuliskan ibu balita yg buta huruf
3. penulis satu : mencatat kegiatan posyandu selama 3 diskusi, data
balita ( status gizi, N, D, ) jumlah balita , jumlah kader aktif.
4. Penulis ke dua : mencatat kegiatan termasuk tg penjelasan
metaplan untuk laporan metaplan dan membawa untuk walking
seminar
5. Untuk lancarnya kegiatan ini diperlukan Pemerhati anak dari salah
satu penulis: mengajak anak bermain agar ibu balita bisa aktif
diskusi tanpa ada gangguan
6. Bagian Dokumentasi yang bertanggung jawab ppd foto dan
Topik metaplan
gizi masyarakat
Tiga pertanyaan yang diajukan :
1. masalah gizi apa saja yang dirasakan
oleh ibu sekitar posyandu ini ?
2. Penyebab masalah gizi tsb
3. upaya apa saja yang sudah dilakukan
oleh pemerintah untuk menurunkan
masalah tsb?
4. Keluarga ibu sudah melakukan apa saja
untuk menurunkan masalah tsb ?
Bila perlu pemahaman maka tidak
diperbolehkan memberikan ceramah
Kaitan metaplan dan
walking seminar
Semua hasil metaplan ASLI dibawakan
saat walking seminar ( tanpa merubah
hasil dan tulisan)
Dipasang MADING semua proses metaplan
di ruang kelas
Diskusi dilakukan dikelas dengan
membaca hasil tugas masing-masing
kelompok
Resume Hasil walking seminar seKota
surabaya
Testimoni fasilitator atas semua upaya yg
Walking seminar
Seminar yang berlangsung secara
aktif setelah semua peserta membaca
materi bahasan yang tersaji di dinding
ruang seminar (walking).
Seminar ini biasanya merupakan
kelanjutan dari suatu diskusi
kelompok. Dengan demikian diskusi
berjalan dipandu oleh seorang
moderator yang juga baru membaca
sajian materi tersebut.
Indikator Kinerja
Tabel 1. INSTRUMEN EVALUASI METAPLAN
Nilai kelompok : A : bila nilai total skor 10-12
B : bila nilai total skor 5-9
C : bila nilai total skor <5

Skor Nilai

1. FASILITATOR 3. Aktif 2. kurang aktif 1. terlalu aktif


2. Ko-fasilitator 3. Mampu 2. kerjasama hanya 1. tidak ada
bekerjasama dengan saat metaplan kerjasama
fasilitator
3 Aktif menyiapkan 2. aktif menyiapkan 1. tidak aktif
sarana dan peserta sarana atau peserta
saja
3. Penulis 3. ada laporan tentang 2. ada laporan proses 1. tidak ada
proses metaplan dan metaplan tetapi tidak laporan
ada kegiatan untuk mampu membuat
memperlancar meta- kegiatan
plan memperlancar
metaplan

Total nilai
Tabel 2. INSTRUMEN EVALUASI
Walking SEMINAR
Nilai kelas : A : bila nilai total skor 8-15
B : bila nilai total skor 3-7
C : bila nilai total skor < 3

Skor
1. Presentasi 3. Presentasi 2. Presentasi 1. tidak
seluruh semua tugas sebagian melakukan
kelompok fasilitasi tugas presentasi
2. analisis 3. diskusi temuan 2. diskusi 1. tidak
masalah gizi, hanya satu terjadi diskusi
upaya hal temuan
masyarakat,
harapan ke
pemerintah
3. laporan tulis 3. lengkap 2. kurang 1.tidak
(laporan kegiatan, lengkap lengkap
data penujang)
4. Tip sehat 3 tip sesuai 2. tidak 1. tidak ada
dari pedoman sesuai
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai