PRINSIP ZONING
Dosen Pengampu
Mirtha Firmansyah S.T, M.T
Disusun Oleh:
Emelia zain 171910501013
Indy farha elya hardiyanti 171910501015
Nugroho chandra wijaya 171910501003
Peraturan zonasi pada dasarnya adalah suatu alat untuk pengendalian yang mengatur
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendalian yang disusun untuk disetiap
zona keperuntukan (UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang), dimana zona peruntukan
menjadi acuan ditetapkan melalui rencana rinci tata ruang, rencana tersebut berfungsi sebagai alat
kendali dalam pelaksanaan pembangunan kota.
Penataan ruang di Indonesia pada dasarnya berakar pada bagaimana pelaksanaan
pembangunan dilakukan. Dalam Pelaksanaannya suatu pengembangan kawasan seringkali tidak
sejalan dengan tata ruang yang telah disusun, rencana tata ruang yang telah disusun akan tetap
menjadi suatu dokumen sedangkan pelaksanaan pembangunan tetap berjalan berdasarkan
permintaan di pasar. Ketidaksesuaian ini membutuhkan pengendalian agar rencana tata ruang tetap
berjalan sesuai dengan rencana tata ruang. Bedasarkan rencana rinci tata ruang, seperti yang
tercantum dalam Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, pasal 20 ayat 1 huruf f berbunyi :
Rencana Tata Ruang Nasional memuat (huruf f) – arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sitim nasional, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi ; pasal 26 pasal 1 huruf f
yang bunyinya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten memuat (langsung ke huruf f) –
ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi, pasal 36 ayat
2. Berbunyi : peraturan zonasi disusun bedasarkan rencana rinci tata ruang untuk disetiap
zona pemanfaatan ruang.
Rencana tata ruang dijelaskan bahwa pengendalian merupakan bagian dari proses
penyelenggaraan penataan ruang yang berupaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Dalam
pelaksanaannya peraturan perundang-undangan seringkali Kawasan yang seharusnya menjadi
kawasan yang seharusnya menjadi Kawasan pengembangan dan disalahgunakan oleh masyarakat.
Oleh karena itu zonasi Kawasan telah ditetapkan oleh pemerintah untuk alat penggunaan
pengembangan pada kota.
Menurut pengertiannya, zoning adalah pembagian Kawasan kedalam beberapa zona sesuai dengan
fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain, sedangkan
zoning regulation dapat didefinisikan sebagai ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi, notasi
dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan penggunaan, peraturan pembangunan dan berbagai
prosedur pelaksanaan pembangunan. Dalam pembangunan kota harus mempunyai 2 instrumen
penting, terdiri dari:
1. development plan adalah rencana tata ruang kota yang umumnya memiliki 3 jenjang
rencana yaitu sebagai berikut:
a) rencana makro adalah rencana yang bersifat umum, stretegik dan konsepsional, lebih
banyak berisi uraian yang sifatnya deskriptip dan retorik, memuat tentang visi, misi,
tujuan , sasaran , kebijakan pembangunan kota , arahan pembangunan kota yang
bersifat diagramatis dan pengembangan zona-zona utama.
b) rencana meso adalah rencana yang bersifat sudah lebih teknis, tidak terlalu banyak lagi
uraian yang bersifat deskriptip dan tidak lagi bersifat diagramatis seperti dalam rencana
makro, tetapi sudah betul-betul mengikuti kondisi geografis yang nyata, memberikan
gambaran yang lebih jelas tentang pengembangan infrastruktur dan pengembangan
zona-zona yang lebih spesifik. Inilah sesungguhnya rencana yang umumnya dikenal
dengan istilah zoning plan dan merupakan jembatan dalam penyusunan
c) rencana mikro adalah rencana rinci yang sudah menggambarkan tentang paket- paket
penggunaan, dimensi-dimensi teknis perpetakan, right of way, sempadan bangunan,
koeffisien dasar bangunan, koeffisien lantai bangunan, koeffisien dasar hijau dlsbnya.
Rencana ini dikenal juga yang dengan istilah land use plan dan menjadi dasar dalam
penerbitan berbagai macam izin yang menyangkut pembangunan kota.
2. development regulation atau peraturan zonasi adalah suatu perangkat peraturan yang
dipakai sebagai landasan dalam menyusun rencana tata ruang dimulai dari rencana yang
paling tinggi (rencana makro) sampai kerencana yang sifatnya operasional (rencana
mikro).
Kedua instrument pembangunan tersebut merupakan dokumen yang terpisah. Bedasarkan rencana
rinci tata ruang, seperti yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, pasal 20
ayat 1 huruf f berbunyi :
Rencana Tata Ruang Nasional memuat (huruf f) – arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sitim nasional, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi ; pasal 26 pasal 1 huruf f
yang bunyinya Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten memuat (langsung ke huruf f) –
ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi, pasal 36 ayat
2. Berbunyi : peraturan zonasi disusun bedasarkan rencana rinci tata ruang untuk disetiap
zona pemanfaatan ruang
Tanpa kedua instrument tersebut pembangunan kota tidak dapat berjalan. rencana tersebut
berfungsi sebagai alat kendali dalam pelaksanaan pembangunan kota.
Tujuan penyusunan peraturan zonasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan, mengatur keseimbangan dan
keserasian peruntukan tanah dan menentukan tindak atas suatu satuan ruang.
2. Melindungi kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Mencegah kesemrawutan, menyediakan pelayanan umum yang memadai serta meningkatkan
kualitas hidup.
4. Meminimumkan dampak pembangunan yang merugikan.
5. Memudahkan pengambilan keputusan secara tidak memihak dan berhasil guna serta
mendorong peran serta masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmayadi, D. 2010. “ Jenis Dan Jenjang Rencana Kota”.
http://penataankota.blogspot.co.id/2010/07/bab-iii3.html, diakses hari kamis, 05 april 2018.
Radar Planologi. “ Apa itu Zona, Zoning dan Zoning Regulation”.
http://www.radarplanologi.com/2015/09/apa-itu-zona-zoning-dan-zoning-regulation.html,
diakses hari kamis, 05 april 2018.
Alfian, B. 2013. “ PWK Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makasar 2012 Peraturan Zonasi”. http://bayualfian.blogspot.co.id/2012/10/makalah-peraturan-
zonasi.html, diakses hari kamis, 05 april 2018.
BAB I
PENDAHULUAN