Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF • Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian

DATA KUALITATIF atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.


• Data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud • Peneliti sebagai seorang pengamat tinggal memberikan
pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk tanda cek () pada kolom yang dikehendaki pada format
angka. tersebut.
• Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam
teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis Tahapan O b s e r v a s i
dokumen, catatan lapangan atau observasi yang telah • Tahap I : Pengamatan Deskriptif
dituangkan dalam bentuk teks (transkrip). • Dilaksanakan pada tahap eksplorasi secara
• Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang umum
diperoleh melalui pemotretan maupun sketsa atau • Memperhatikan dan merekam sebanyak
rekaman video. mungkin aspek elemen situasi sosial yang
diamati, sehingga diperoleh gambaran yang
TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF bersifat umum
• Observasi: • Tahap II : Pengamatan Terfokus
-Partisipan • Merupakan kelanjutan dari pengamatan
-Non Partisipan deskriptif
-dsb • Lebih terfokus terhadap detail/rincian-
rincian suatu ranah/domain
• Wawancara: • Untuk menunjang analisis taksonomi
In-depth, • Tahap III: Pengamatan terseleksi
terstruktur, • Untuk mendapatkan data yang diperlukan
semi terstruktur, dalam analisis kompensosial
tidak terstruktur, • Komponen-komponen yang diamati sudah
focused groups, tertentu

• Interprestasi Dokumen Langkah-langkah menyusun lembar observasi


- Catatan Arsip 1. Tentukan terlebih dahulu tujuan observasi secara jelas
- Artefak Fisik dan terperinci.
- Riwayat Hidup 2. Buatlah inventarisasi pola tingkah laku pada butir 1 di
atas secara terperinci mulai dari penampilan tingkah
OBSERVASI (pengamatan) laku yang paling sederhana sampai penampilan tingkah
• Salah satu metode pengumpulan data di mana peneliti laku yang paling kompleks
melihat dan mengamati secara visual sehingga validitas 3. Tuangkanlah invetarisasi pola tingkah laku tsb. Dalam
data sangat tergantung pada kemampuan pengamat. suatu lembar rekaman observasi (recording sheet)
• Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan sekaligus dengan frekuensi, durasi dan keterangan-
dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan keterangan lain
interaksi subjek penelitian (Burns, 1990 : 80) 4. Lembar observasi beserta lembar rekaman tadi sebelum
• Proses pengumpulan data melalui pengamatan pada dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya
obyek yg tidak terbatas pada orang, tapi juga obyek harus dicoba terlebih dahulu melalui suatu trial
alam lainnya. observation.
• Dilakukan berkenaan perilaku manusia, proses kerja, Di dalam observasi percobaan ini usahakan agar baik
gejala alam, dan unit amatan lain yang sampelnya tidak participant, setting maupun gejala tingkah lakunya mendekati atau
terlalu besar sama dengan yang diteliti
5. Setelah dilakukan percobaan lembar observasi dan
MENGAPA O B S E R V A S I ? lembar rekaman bila perlu diadakan perbaikan-
• Merupakan satu-satunya teknik pengumpulan data perbaikan agar lebih sempurna
dimana peneliti ditempatkan sebagai subyek yang 6. Setelah ke lima langkah tersebut dilakukan, sudah siap
terlibat memiliki pengalaman langsung untuk melakukan observasi pada penelitian yang
• Pendekatan induktif (ground up)  menemukan sesungguhnya
hipotesis
• Memungkinkan untuk melihat dan mengamati langsung Kriteria Observasi
dan mencatat perilaku serta kejadian • Sebelum melakukan pengamatan, peneliti telah
• Memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi merencanakan secara sistematik berbagai hal yang akan
rahasia/sensitif diamati yang tertuang dalam pedoman pengamatan.
• Menguji apakah datanya sudah valid/kontekstual atau • Pengamatan harus dilakukan sesuai dengan tujuan
tidak penelitian yang telah ditemukan sebelumnya.
• Memungkinkan peneliti untuk memahami sesuatu yang • Pada waktu melakukan pengamatan, peneliti melakukan
sulit pencatatan dalam bentuk catatan lapangan.
• Dalam kasus-kasus tertentu observasi merupakan satu- • Pada waktu melakukan pengamatan, peneliti juga
satunya teknik memperoleh data  mengamati bayi melakukan kontrol terhadap hasil pengamatan, sehingga
menangis diperoleh validitas dan reliabilitasnya.
• Dapat melihat hal-hal yang kurang/tidak diamati orang
lain khususnya karena hal tsb dianggap ‘biasa’ di Apa yang diobservasi
lingkungan itu Menemukan hal-hal diluar persepsi • Setting
responden • Aktor
• Peristiwa
Observasi yang efektif\ • Proses
• Melengkapinya dengan pedoman observasi/pedoman
pengamatan seperti format atau blangko pengamatan. Jenis Observasi
• Observasi Berperan serta • Dapat mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan
• Observasi Non partisipan sebagainya pada waktu kejadian itu berlangsung atau
(berdasarkan keterlibatan observer) sewaktu perilaku itu terjadi.
• Observasi Terstruktur/Sistematik • Dapat memperoleh data dari subjek secara langsung,
• Observasi tidak Terstruktur baik yang dapat berkomunikasi secara verbal ataupun
(berdasarkan proses observasi) tidak.
• Observasi Terbuka Kelemahan Observasi
• Observasi Tertutup • Diperlukan waktu yang lama untuk memperoleh hasil
(berdasarkan ada tidaknya tujuan observasi) dari suatu kejadian,
• Pengamatan terhadap suatu fenomena yang berlangsung
Jenis Observasi lama, tidak dapat dilakukan secara langsung.
1. Observasi Berperan Serta • Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati,
• Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber Interpretasi dokumen
data penelitian. Definisi Dokumen
• Peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh • Dokumen : setiap bahan tertulis ataupun film, lain
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. dari record yang tidak dipersiapkan
• record adalah setiap pernyataan tertulis yang
2. Observasi Nonpartisipasipan disusun oleh seseorang atau lembaga untuk
• Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat keperluan pengujian suatu peristiwa atau
independen. menyajikan akunting, Guba dan Lincoln (1981 :
• Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini 228)
tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak
sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai Manfaat Dokumen dan Record
dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan yang 1. Dokumen dan record digunakan karena merupakan
tertulis. sumber yang stabil, kaya, dan mendorong.
2. Berguna sebagai “bukti” untuk pengujian.
3. Observasi Terstruktur 3. Keduanya berguna dan sesuai dengan penelitian
• Pengamatan yang dilakukan secara sistematik, kualitatif karena sifatnya yang ilmiah, sesuai
• Peneliti telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.
relevan dengan masalah serta tujuan penelitian. 4. Record relatif murah dan tidak sukar diperoleh,
• Peneliti mempersiapkan pedoman pengamatan secara tetapi dokumen harus dicari dan ditemukan.
detail sekaligus menyediakan tabel cek list yang bisa 5. Keduanya tidak reaktif sehingga tidak sukar
digunakan sebagai pedoman pengamatan. ditemukan dengan teknik kajian isi.
• Dalam desain noneksperimental, meskipun peneliti 6. Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan
tidak mempunyai kontrol terhadap variabel, akan tetapi untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan
peneliti masih dapat secara lebih awal menentukan terhadap sesuatu yang diselidiki.
secara umum perilaku apa saja yang diamati agar
masalah yang dipilih dapat dipecahkan. Jenis Dokumen
• Pada desain eksperimental peneliti dapat mengadakan • Catatan resmi (official of formal record) misalnya :
pengaturan terhadap beberapa perlakuan dan jumlah pemilikan tanah dari Badan Pertahanan
mengadakan kontrol yang sesuai dengan keperluan Nasional, nilai siswa dari suatu sekolah, dan
menguji hipotesis dan memecahkan masalah penelitian sebagainya.
(Nazir, 1984 : 219-220). • Dokumen-dokumen ekspresif (expressive documents)
misalnya biografi, autobiografi, surat-surat pribadi,
4. Observasi Tidak Terstruktur dan buku harian.
• Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis • Laporan media massa (mass media report)
tentang apa yang akan diobservasi.
• Peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang Keunggulan
diamati. • Lebih hemat tenaga, waktu dan biaya, karena
• Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak biasanya sudah tersusun dengan baik.
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya • Peneliti mengambil data dari peristiwa yang lalu.
berupa rambu-rambu pengamatan. • Tidak ada kesangsian masalah lupa (kecuali
dokumen hilang).
5. Observasi Terbuka • Lebih mudah mengadakan pengecekan.
• Dimulai dengan suatu kepala kosong tanpa teori,
• pengamat harus berimprovisasi dalam merekam
“tonggak-tonggak penting” dalam pegelaran proses Teknik sampling
sosial yang terjadi. Kenapa harus sampel ?
• Tujuan : agar pengamat mampu menggambarkan secara Tujuan
utuh atau mampu merekonstruksi proses yang terjadi. Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak
memungkinkan dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi.
6. Observasi Tertutup /terfokus • Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.
• merupakan salah satu jenis pengamatan yang secara • Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam
cukup spesifik mempunyai rujukan pada rumusan sehingga bisa diwakili oleh sampel.
masalah penelitian. Tahapan
• Mendefinisikan populasi yang akan diamati
Kelebihan & Kelemahan • Menentukan kerangka sampel dan kumpulan semua
Kelebihan Observasi peristiwa yang mungkin
• Menentukan teknik atau metode sampling yang tepat
• Melakukan pengambilan sampel (pengumpulan data) anggota populasi diasumsikan memiliki kesempatan yang sama
• Melakukan pemeriksaan ulang pada proses sampling untuk terpilih menjadi sampel penelitian

Apa itu Populasi ? PROBABILITY SAMPLING


Setelah menentukan unit analisis, definisikan populasi yang mau SIMPLE RANDOM SAMPLING
diteliti Þ deskripsi dari sekumpulan unit yang membentuk SISTEMATIC RANDOM SAMPLING
populasi. STRATIFIED RANDOM SAMPLING
Top-down, tentukan populasi dulu kemudian turun ke sampel. Hal CLUSTER SAMPLING
yang tidak jarang terjadi: memilih sampel yang gampang dulu TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ACAK BERTINGKAT
kemudian mengasumsikan sampel tersebut representatif terhadap (MULTI STAGE SAMPLING)
populasi (bottom-up) Þ belum tentu!
Pendefinisian populasi: SIMPLE RANDOM SAMPLING
1. Mengidentifikasi populasi target. Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random
2. Menentukan sampling frame. Sampling. teknik penarikan sampel menggunakan cara ini
Idealnya sampel yang didapat Þ representatif. memberikan kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi
Misalnya: populasi = mahasiswa program S1 Fasilkom berarti untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilan sampel paling
sampel ada mahasiswa dari tiap-angkatan-yang-ada-di-populasi mudah menggunakan nomor undian.
dengan proporsi yang sama, jumlah pria dan wanita yang Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat
proporsinya sama, yang kos, di rumah, lainnya, dan seterusnya mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya
sesuai karakteristik populasi. Sangat susah. yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-
benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Ukuran Sampel Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
 Ukuran sampel dapat pula ditentukan dengan Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi
menggunakan rumus slovin (1960): penelitian berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat
N undian untuk mendapatkan sampel pertama.
n= Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih
1 + N e2 dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas
responden berikutnya tetap sama dengan responden pertama.
n = ukuran sampel Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel
N = ukuran populasi memenuhi kebutuhan penelitian.
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena  Kelebihan: kemampuan generalisasi hasil penenmuan
kesalahan pengambilan sampel yang tinggi
masih dapat  Kelemahan: Tidak seefisien stratified sampling
ditolerir atau diinginkan, misalnya 2%  Setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan
sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya :
Ukuran Sampel  Susun “sampling frame”
 Dalam menentukan ukuran/jumlah sampel juga perlu  Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
memperhatikan pedoman kasar yang dikemukakan oleh  Tentukan alat pemilihan sampel
Roscoe dalam Sekaran (2000), yaitu:  Pilih sampel sampai dengan jumlah
 Jumlah sampel yang paling sesuai untuk hampir semua terpenuhi
penelitian adalah 30 < n < 500
 Apabila sampel dibagi ke dalam beberapa SISTEMATIC RANDOM SAMPLING
kategori/subsampel jumlah sampel minimum untuk Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval
tiap kategori adalah 30 dalam memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian
 Dalam penelitian multivariate(multiple regression membutuhkan 10 sampel dari 100 orang, maka jumlah kelompok
analysis) jumlah sampel harus beberapa kali (sekitar 10 intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam
kali atau lebih) lipat dari jumlah variabel dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
penelitian. Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel
 Untuk penelitian eksperimen yang sederhana dengan pada setiap orang ke-10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap
pengendalian ekperimental yang ketat, penelitian yang orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah
baik dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang dijadikan sampel penelitian.
sekitar 10 sampai 20. Setiap elemen ke n dari populasi dipilih, mulai dari anggota
tertentu dalam kerangka populasi
Ukuran Sampel Kelebihan: Mudah dilakukan bila kerangka populasinya tersedia
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan Kelemahan: Dimungkinkan terjadinya bias sistematik
desain/metode penelitian yang digunakan menurut Gay (1976):
 Deskriptif, minimal 10 % dari populasi. Untuk STRATIFIED RANDOM SAMPLING
populasi yang relatif kecil minimal minimal 20%. Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel
 Desain deskriptif-korelasional, minimal 30 subjek berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi
 Metode eksperimental, minimal 15 subyek kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah dan
Penggunaan kaidah di atas sebaiknya disesuaikan dengan kondisi manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-
populasi dan keadaan lain yang berkaitan masing kelompok tersebut.
 Populasi dibagi ke dalam kelompok tertentu kemudian
Jenis metode sampling? subyek diambil:
Probability Sampling (Random Sample)  dalam proporsi jumlah yang sebenarnya dan
Non- Probability Sampling (Non-Random Sample). perbandingannya (proporsionate)
 berdasarkan criteria selain jumlah populasi
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara sebenarnya (disproporsionate)
random atau acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh  Kelebihan: Paling efisien di antara semua desain
probabilitas semua kelompok terwakili jumlahnya
 Kelemahan: meneliti kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan
 Stratified harus memiliki arti tertentu tentang kebersihan Kota Bandung pada warga Bandung yang dia
 lebih memakan waktu dibandingkan dengan temui saat itu.
simple random sampling
 kerangka populasi untuk tiap QUOTA SAMPLING
kelompok/strata diperlukan. Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling.
Tehnik sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah
CLUSTER SAMPLING yang telah ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu
Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. praktis karena sampel penelitian sudah diketahui sebelumnya,
Pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup tinggi jika
tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain menggunakan metode ini.
untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda
di dalam suatu instansi. SNOWBALL
 Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel
pengambilan sampel berdasarkan gugus. berdasarkan wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta
 Dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan sampel
unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh
heterogen. kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
 Kelebihan: Dalam cluster geografis , biaya
pengumpulan datanya rendah SAMPEL JENUH
 Kelemahan: Paling kurang dapat diandalkan & kurang Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang
efisien diantara desain probabilitas lainnya karena sub- menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel.
sub dari kelompok lebih cenderung homogen daripada dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.
heterogen.
DELPHI METHOD
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ACAK BERTINGKAT WHAT IS DELPHI METHOD?
(MULTI STAGE SAMPLING) • Delphi merupakan salah satu bentuk survey kepada ahli
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. (wawancara) dengan menggunakan dua atau lebih putaran. •
Baik itu bertingkat dua, tiga atau lebih. Metode/teknik Delphi adalah prosedur peramalan pendapat untuk
Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT memperoleh, menukar, dan membuat opini tentang peristiwa di
masa depan (Dunn, 2000) • Mulai dari putaran kedua, feedback
NON - PROBABILITY SAMPLING diberikan dengan mempertimbangkan putaran sebelumnya. • The
PURPOSIVE SAMPLING same experts assess the same matters once more - influenced by
ACCIDENTAL SAMPLING the opinions of the other experts • important: anonymity
QUOTA SAMPLING
SNOWBALL SEJARAH PENGGUNA AN DELPHI
SAMPEL JENUH • Aplikasi penggunaan method Delphi telah dimulai sejak tahun
600 oleh Yunani untuk meramalkan sesuatu • Nama Delphi
PURPOSIVE SAMPLING diambil dari kuil Apollo di Delphi, di mana ada dukun Yunani
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering yang bersumpah untuk melihat masa depan. • Sejak tahun 1950
digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih metode Delphi mulai digunakan secara ilmiah dan sejak tahun
oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel 1964 mulai dikembangkan sebagai salah satu metode survey
terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti DELPHI METHOD
berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi • Teknik Delphi dikembangkan sejak tahun 1948 oleh peneliti –
merupakan kriteria khusus yang menyebabkan calon responden peneliti di road corporation dan sejak itu telah digunakan dalam
yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari kelompok ratusan usaha peramalan di sector publik maupun sector swasta.
penelitian. Misalnya, calon responden mengalami penyakit Pada awalnya teknik ini diterapkan untuk masalah – masalah
penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil strategi militer, tetapi secara bertahap dapat diterapkan untuk
penelitian. konteks yang lain: pendidikan, teknologi, pemasaran, transportasi,
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien media massa, obat, proses informasi, penelitian dan
diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka pengembangan, eksplorasi luar angkasa, perumahan, anggaran dan
kriteria inklusi yang dipakai antara lain: kualitas hidup(Sackman, 1975)
Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada
tungkai kaki) BENTUK PENGGUNAAN DELPHI
Usia 18-59 tahun KONSENSUS
Bisa membaca dan menulis EVALUATION
Kriteria eksklusi: FORESIGHT (TINJAUAN MASA DEPAN
Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta THEME EXPLORATION
lainnya seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain
sebagainya. APLIKASI PENGGUNAAN DELPHI
Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.  Gathering current and historical data not accurately
known or available
ACCIDENTAL SAMPLING  Examining the significance of historical events
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini,  Evaluating possible budget allocations
peneliti mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat  Exploring urban and regional planning options
itu. Penelitian ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka  Developing causal relationships in complex economic
yang sampelnya sulit didapatkan. or social phenomena
Tehnik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk  Distinguishing and clarifying real and perceived human
penelitian yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin motivations
 Exposing priorities of personal values, social goals EXPERT/PANEL GROUP
ITERATION
JENIS – JENIS DELPHI
Delphi Konvensional STEP 1- PERSIAPAN (DEFINE RESEARCH FIELD) •What is
• Suatu metode untuk memperoleh pengetahuan grup pakar dengan my objective? •How many resources (manpower, money...) do I
menggunakan wawancara grup yang terpisah dengan melakukan have? •Is Delphi the right choice? •How can I formulate the
iterasi – iterasi tertentu statements? •What are my questions?
Delphi Kebijakan
• Delphi kebijakan adalah suatu tanggapan yang konstruktif STEP 2 – FORMULASI ISU • Formulate Delphi statements and
terhadap keterbatasan Delphi konvensional dan merupakan usaha write them down. • can be funny and creative • Kriteria: • harus
untuk menciptakan prosedur baru yang sesuai dengan rumitnya realistis • time horizon: at least 5 years, up to 30 years • harus jelas
masalah –masalah kebijakan dan tidak ambigu (mengandung makna ganda) • jika
Real Time Delphi memungkinkan menggunakan kata – kata yang baku
• (RTD) is an advanced form of the Delphi method. The advanced
method “is a consultative process that uses computer technology” STEP 3 -WHO IS AN EXPERT? • Broad definition versus high
to increase efficiency of the Delphi process expertise Define how broad your expert definition is ➢ ask them
in the questionnaire about their expertise (SCREENER) ➢ laymen
PERBANDINGAN JENIS – JENIS DELPHI for crosschecking? Define where your experts are from ➢ which
 Aspek
sectors ➢ branches ➢ thematic fields or disciplines... Define how
-Anonimitas
Delphi Konvensional many experts you need ➢ sample must be large enough for the
Semua pakar memberikan tanggapan secara terpisah dan tanpa analyses planned (10 – 30 person) ➢ the more you need, the more
nama atau tidak saling mengenal di antara mereka. Hal ini untuk expensive it will be
menghindari Dominasi terhadap kelompok oleh satu orang atau
beberapa orang, tekanan untuk mengikuti opini kelompok inti, STEP 4 -WHAT DOES YOUR QUESTIONNAIRE LOOK LIKE?
perbedaan personalitas dan konflik intrapersonal dan kesulitan • New possibilities: printed questionnaire postal delivery fax...
menentang orang yang berwenang secara terbuka. design: quality electronic questionnaire online: Internet offline:
-Delphi Kebijakan dan real time delphi (RDT) word questionnaire, e-mail...
Selektif; partisipan dalam suatu delphi kebijakan dan RTD tetap
anonim hanya selama putaran awal dari upaya peramalan itu. STEP 5 – ANALYSIS
Setelah argumen- argumen tandingan tentang alternatif kebijakan 1. analis berusaha menentukan posisi awal advokat (pro – kontra
bermunculan, partisipan diminta untuk memperdebatkan terhadap suatu isu)
pandangan mereka secara terbuka. 2. mengkalkulasi dan mempresentasikan ukuran – ukuran secara
 Panel Group (Expert) statistik (seperti ukuran gejala pusat, dispersi dan polarisasi)
-Delphi Konvensional sebaiknya ditampilkan dalam bentuk grafik
Seringkali adalah orang yang dianggap ahli (tanpa seleksi kriteria) 3. menganalisis adanya perbedaan pendapat dan inkonsistensi yang
- Delphi Kebijakan dapat digunakan untuk membuat kuesioner berikutnya
Orang yang diseleksi dengan kriteria lebih berorientasi pada 4. membuat kuesioner selanjutnya dengan meminta para
wawasan atau ide yang bersangkutan responden/advokat memberikan alasan, asumsi dan argumentasi
- Real Time Delphi (RTD) terhadap jawaban mereka.
Bebas (dengan kriteria ataupun tidak
 Iterasi STEP 6 – ITERASI 1. Iterasi 1 → penggalian dan brainstorming
-Delphi Konvensional dan Delphi Kebijakan isu di antara para expert mengenai isu yang telah dispesifikasi oleh
Berkali – kali sebanyak yang dibutuhkan biasanya 2-3 kali fasilitator/peneliti. Biasanya menggunakan open ended
- Real Time Delphi (RTD) questionnaire dan di analisis menggunakan konten analisis untuk
Tanpa iterasi mengembangkan kuesioner putaran kedua 2. Iterasi 2 →
 Analisis menganalisis/ mencari consensus/mencari polarisasi dari sudut
-Delphi Konvensional pandag para expert yang diterjemahkan dalam skala likert, skala
Pola analisis yang diterapkan adalah mencari persamaannya kepentingan, dll. Biasanya dianalisis dengan menggunakan alat
(konsensus) antar pakar bantu statistic. 3. Iterasi 3→ penajamanan iterasi dua dan penyaria
- Delphi Kebijakan hasil – hasil dan temuan.
Pola analisis yang diterapkan adalah mencari sebab – sebab
perbedaan pendapat (polarisasi), namun tidak menutup CONTOH APLIKASI DELPHI
kemungkinan untuk mencari bentuk konsensusnya CONTOH 1 DELPHI KONVENSIONAL – TOPIK
- Real Time Delphi (RTD) PARIWISATA PENINGGALAN BERSEJARAH ❑ Penelitian
 Alat Bantu Statistik delphi ini merupakan penelitian lanjutan dari studi berdasarkan
-Delphi Konvensional, Kebijakan dan Real Time Delphi (RTD) survey pada 300 orang manajer yang bergerak dalam pariwisata
perlu urban heritage ❑ Metode delphi dalam penelitian ini digunakan
 Jenis Alat Bantu Statistik mengeksplor isu-isu urban heritage tourism lebih dalam dan lebih
-Delphi Konvensional luas ❑ Dari 300 orang tersebut diajukan pertanyaan apakah
Ukuran tendensi sentral (biasanya median), dispersi (interkuartil) bersedia mengikuti studi lebih lanjut ❑ Panelist/advokat/responden
dan distribusi frekuensi (histogram dan poligon frekuensi), diambil dari mereka yang bersedia ❑ 3 isu yang diambil adalah : •
Delphi Kebijakan dan Real Time Delphi (RTD) What should be the major priorities in the mission of heritage
Polarisasi, ukuran tendensi sentral (biasanya median), dispersi attractions? (Prioritas untuk menarik pengunjung) • What factors
(interkuartil) dan distribusi frekuensi (histogram dan poligon are most likely to influence your admission pricing policy over the
frekuensi), next decade (faktor apa yg dikemudian hari mempengaruhi
kebijakan mengenai harga) • What should be the funding priorities
KOMPONEN DELPHI of major heritage organisations such as the National Trust and
FASILITATOR English Heritage? (prioritas alokasi pendanaan)
QUESTIONNAIRE
PENENTUAN PANELIST/EXPERT • Heritage management
consultant 2 orang • (konsultan manajemen peninggalan
bersejarah) • Local authority officer 2 orang • (pemerintah lokal) •
Heritage organisation officer 2 orang • (pengurus organisasi
peninggalan bersejarah) • Historic property manager 6 orang •
(pengelola properti peninggalan bersejarah) • Academic 3 orang •
(orang dalam keahlian peninggalan bersejarah) • Museum officer 2
orang • (petugas museum)

PROSES DAN HASIL TEMUAN ❑ada 3 putaran dengan


menggunakan teknik delphi, yang pertama berfokus pada
penentuan tema, kedua penentuan tema dan rangking dan yang
ketiga menentukan rangking dan merangking kembali bila ada
perubahan, untuk contoh kuesioner dapat dilihat pada contoh
sebelumnya. ❑Hasil pada putaran pertama diketahui bahwa
rangking 1-8 secara urut dalam isu ini adalah : diskusi,
aksesibilitas, keuangan, pendidikan, kualitas, relevansi, rekreasi
dan komunitas lokal ❑Hasil pada putaran terakhir ternyata ada
perubahan bahwa masalah pendidikan lebih memiliki prioritas
dibandingkan masalah keuangan berdasarkan konsensus pakar.
❑Jumlah panelist dapat berubah seperti yang terlihat pada Gambar
2

KRITIKTERHADAP DELPHI
1. Teknik delphi ini dapat sangat sensitif terhadap : a. Keahlian
pakar b. Komposisi responden/advokat c. Kejelasan pertanyaan
yang diajukan d. Cara analis melaporkan hasilnya e. Administrasi
kuesioner
2. mengasumsikan bahwa seorang ahli dapat merubah argumennya
hanya karena opini orang lain
3. Panel ahli dapat terpengaruh oleh beberapa hal yaitu: a.
Kebosanan akan suatu kasus tertentu b. Tidak tertarik pada subyek
penelitian c. Ketidaktersediaan waktu untuk mengisi kuesioner
4. Terkadang ada analis yang menggunakan uang untuk membayar
ahli hal ini dapat menimbulkan bias dalam penelitian
5. Ada resiko konsensus yang dicapai disebabkan karena anggota
panel menganggap bahwa ini adalah pandangan grup sedangkan
pandangannya sendiri tetap berbeda 6. Tidak hemat waktu

Anda mungkin juga menyukai