Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL REVIEW JURNAL

MATA KULIAH TATA GUNA LAHAN


PENGARUH PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN TERHADAP
KARAKTERISTIK HIDROGRAF BANJIR (Studi Kasus DAS
Dengkeng dan DAS Jlantah Bagian Hulu Bengawan Solo Kabupaten
Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah)

DISUSUN OLEH :

JURUSANANINDYA CAHYA A
PERENCANAAN 08211640000107
WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS ARSITEK DESAIN DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2017
A. LATAR BELAKANG
Saya memilih jurnal ini untuk di review karena jurnal penelitian ini berkaitan dengan mata
kuliah Tata Guna Lahan, Tata Guna Lahan merupakan elemen penting dalam perencanaan kota
mulai era primitive sampai dengan saat ini. Hal ini disebabkan meskipun keberadaannya berupa
perencanaan dua dimensional, namun pada tahap selanjutnya bertindak sebagai penentu fungsi dan
perwujudkan kota secara tiga dimensional. Dalam perwujudan tersebut penetapan tata guna lahan
akan berangkai dengan sirkulasi, kepdatan, sistem transportasi serta fungsi suatu area lingkup kota
maupun kaveling individual. Bahkan berkembangnya rencana tata guna lahan muncul dengan
adanya dorongan untuk mencapai kesinambungan antara kebijakan dan rencana penggunaan lahan
melalui penetapan fungsi yang paling tepat pada area tertentu. Tata guna lahan berkaitan erat
dengan kebijakan untuk perbaikan dan mempertahankan keberadaan suatu wilayah, efisiensi
penataan dan keteraturan pengembangan dimasa depan dan pada jurnal penelitian ini menjelaskan
tentang benjir yang tejadi di Bengawan Solo Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26 Desember
2007, pada kejadian banjir tersebut, muncul isu yang mengindikasikan bahwa penyebab banjir
tersebut dikarenakan akibat dari perubahan respon DAS terhadap hujan akibat perubahan tata guna
lahan. Perubahan bentuk dari hidrograf dan perubahan besaran debit puncak dapat
diinterpresentasikan sebagai bentuk dari konsekuensi perubahan tata guna lahan yang akan
dianalisis dengan metode beberapa metode.

B. RESUME (RINGKASAN)
Pada Tinjauan Pustakan terdapat beberapa point yang menjelaskan Kajian Studi Banjir
Terdahulu yaitu Studi Banjir Bengawan Solo 2007 untuk Peningkatan Kinerja Mitogasi Bencana
Banjir melakukan peneliian di sepanjang alur sungai Bengawan Solo, penelitian ini dilaksanakan
untuk melakukan rekontruksi kejadian banjir sungai Bengawan Solo anatara Bendung Colo,
Sukoharjo dan Jurug. Hasil dari penelitian tersebut yaitu banjir disebabkan oleh faktor perubahan
tata guna lahan yang melibatkan campur tangan manusia dan juga disebabkan curah hujan yang
tinggi yang terjadi secara merata di seluruh DAS. kemudian Informasi Banjir Bengawan Solo 2007
yaitu Menurut Nippon Koei CO, LTD (2008) banjir yang terjadi pada tanggal 26 Desember di
Bengawan Solo merupakan banjir terbesar yang menyebabkan tergenangnya rumah penduduk,
pasar, lahan pertanian dan jalanan di kota. Dan yang terakhir penjelasan tentang Perubahan Fungsi
Lahan adalah Perubahan karakter pada salah satu komponen siklus hodrologi dapat mengakibatkan
seluruh keseimbangan berubah dan berakibat pada perubahan karakter informasi secara
keseluruhan. Faktor tata guna lahan pada DAS memberikan pengaruh cukup dominan.
Di dalam jurnal ini tedapa landasan teori yang berisikan tentang hujan rata-rata DAS,
dalam analisis hidrologi, umunya digunakan masukn hujan yang dianggap dapat mewakili seluruh
hujan yang terjadi dalam DAS yang dimaksudkan. Besaran hujan diperoleh dengan merata-ratakan
hujan titik. Selanjunya terdapat definisi dari hujan efektif, yaitu hujan yang tidak terinfiltrasi, tidak
masuk ke tampungan dan tidak tertahan di atas permukaan tanah. Kemudian terdapat abtraksi yaitu
kehilangan air meliputi air yang terintifiltrasi, terintersepsi, tertahan dalam cekungan-cekungan
permukaan tanah dan penguapan. Hidrograf dapat diartikan sebagai hubungan karakteristik antara
satu unsur aliran dengan waktu yang merupakan tanggapan menyeluruh DAS terhadap masukan
Tertentu. Dan yang terakhir adalah hidrogaf satuan yang merupakan hidorgraf limpasan langsung
yang dihasilkan oleh hujan efektif yang terjadi merata diseluruh DAS dengan intesitas tetap dalam
satu satuan waktu yang di tetapkan

Dari hasil analisis dan pemabahasan dari perubahan tata guna lahan adalah perubahan tata
guna lahan pada suatu DAS akan mempengaruhi besarnya limpasan permukaan dan debit banjir
sungai. Kemudian debit banjir rancangan, dari hasil perhitungan analisis frekuensi adalah metode
Long Pearson Tipe III yang memenuhi syarat. Dalam analisis perhitungan debit banjir rancangan
terlihat bahwa pola hidrograf yang terbentuk dari masing-masing kala ulang dan tentu dipengaruhi
oleh hujan efektif. Debit puncak dalam perhitungan analisis hidrograf banjir yang terjadi pada saat
kejadian tanggal 26 Desember 2007 di Das Dengkleng sebesar 893,64 m3/s. sedangkan di Das
Jlantah debit puncaknya adalah 375,34 m3/s. berdasarkan hitungan hidrograf banjir rancangan
diatas maka debit banjr yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2007 di DAS Dengkleng dan Das
Jlantah merupakan banjir rancangan dengan kala ulang di aas 50 tahun. Dan yang terakhir adalah
simulasi model dalam aspek tata guna lahan, menurut BPDAS sungai solo, salah satu upaya pokok
dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah berupa pengaturan penggunaan lahan dan
usaha rehabilitas hutan dan konservasi tanah.

Peta Wilayah Studi.


C. PEMBAHASAN (Ide dan pendapat)
Setelah saya membaca, mereview dan memahami jurnal ini, saya mendapatkan kelebihan
dan kekurangan pada jurnal penelitian ini, kelebihan dari jurnal ini yaitu data data yang ditampilkan
sudah cukup jelas untuk dipahami, karena pada tinjauan pustaka menjelaskan apa itu kajian studi
banjir terdahulu, memberikan informasi banjir Bengawan Solo dan perubahan fungsi tata guna
lahannya tersebut. selain itu pada landasan teorinya juga menjelaskan tentang hujan rata-rata DAS
yang dijelaskan tidak hanya dengan teori saja tetapi dijelaskan bagaimana metode cara
menghitung/mendapakan nilai curah hujan rata-rata dengan metode ini adalah membuat polygon
yang memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Selain
menjelaskna metode, juga dilengkapi dengan teori teori lainnya yaitu apa itu hujan efektif, apa itu
abstraksi, apa itu hidrograf dan hidrograf satuan. Pada intinya isi dari jurnal ini mudah dipahami
dan bahasanya tida berbelit-belit.
Dari hal diatas yang menjadikan jurnal ini memiliki informasi lengkap, pasti jurnal ini
memiliki kekurangan yang perlu untuk diperhatikan agar dapat diperbaiki kedepannya, kekurangan
dari jurnal ini yaitu. sebaik pada hasil analisis dan pembahasan juga tidak hanya diberi tabel dan
diagram tetapi juga diberikan peta hasil perubahan tata guna lahan tersebut. Gambar lokasi yang
ditampilkan kurang jelas dan kurang besar, dan pada petanya tidak di tulis lokasi mana saja yang
terjadi banjir. Karena setau saya pembaca lebih senang memahami dan memperhatikan pada sebuah
gambar. Melakukan penelitian lanjut mengenai pengaruh perubahan tata guna lahan terdhadap
hidrograf satuan agar hidrograf banjir menjadi lebih akurat.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan pada analisis yang dilakukan da;am penelitian, pengendalian banjir dengan konsep
pengaturan tata guna lahan di DAS Dengkreng dan DAS Jlantah di hulu Bengawan Solo dapat
disimpulkan bahwa tata guna lahan di DAS Dengkreng dan DAS Jlantah tahun 2003, 2006 dan
2009 tidak mengalami perubahan fungsi lahan yang signifikan, salah satu penyebab banjir pada tgl
26 Desember di Bengawan Solo karena faktor alam yaitu curah hujan yang tinggi, ditandai dengan
hasil hitungan hujan harian selama 20 tahun terakhir dari tahun 1990 -2009. Upaya pengendalian
banjir dengan adanya rehabilitasi hutan dan lahan.
E. LESSON LEARNED
Yang dapat saya pelajari dari jurnal ini adalah, memahami berbagai macam metode hidrologi
hidrograf , hitungan banjir rancangan yang dilakukan pada beberapa kondisi tata guna lahan yang
berbeda. Perlu dilakukannya pengedalian tata guna lahan agar tidak terjadi adanya banjir,
menimbulkan kerugian yang menyebabkan puluhan ribu orang menderita karena rumah-rumah
penduduk yang tergenang. Kita juga dapat mengetahui bahwa upaya pengedelaian tata guna lahan
dengan menggunakan rehabilitasi hutan dan lahan sesuai dengan rencana BPDAS. Mampu
mempengaruhi nila CN (Curve Number).

Anda mungkin juga menyukai