Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak
laut, dilihat dari kondisi hidrologi ditandai dengan mengalirnya beberapa sungai di
sekitar wilayah kota yaitu sungai Kali Mati, sungai Air Besar, sungai Sekartemin dan
sungai Werba. Sungai-sungai ini telah dimanfaatkan Pemerintah Daerah sebagai
sumber air baku untuk air minum oleh PDAM khususnya untuk sungai Kali Mati, Air
Besar dan Sekartemin yang dikosumsi oleh penduduk di Distrik Fakfak dan
sebagian Distrik Fakfak Tengah. Sedangkan untuk penduduk Distrik Fakfak Tengah
dan Fakfak Barat (Kampung Kiat) dengan membuat saluran pipa yang diambil dari
sumber air di bukit/dataran tinggi yang disalurkan ke rumah-rumah.
Sementara aliran sungai Werba juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik
tenaga air. Hanya saja debit air sungai-sungai tersebut sangat dipengaruhi oleh
itensitas curah hujan, sehingga pelayanan air bersih belum mencakup ke seluruh
wilayah perkotaan Fakfak. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, penduduk
Kawasan Perkotaan Fakfak selain memanfaatkan air dari PDAM ataupun dari
sungai-sungai tersebut, juga menggunakan air hujan yang ditampung.
Di samping sungai, sumberdaya air yang terdapat di kawasan perencanaan
adalah ekosistem perairan yang dalam hal ini adalah ekosistem pesisir dan laut.
Ekosistem pesisir dan laut yang terdapat di Kawasan Perkotaan Fakfak adalah
hutan mangrove, padang lamun dan sebagian kecil terumbu karang. Ketersediaan
sumberdaya pesisir dan laut yang terdapat di Kawasan Perkotaan Fakfak pada saat
ini khusus untuk hutan mangrove sudah mulai berkurang karena kawasannya
digunakan untuk kawasan permukiman nelayan. Hal lain yang mengganggu pada
keseimbangan ekosistem pesisir dan laut di kawasan perencanaan adalah kegiatan
reklamasi yang akan menggangu pada kondisi tata air.
2. Air Tanah
Air tanah sering disebut air tawar karena tidak berasa asin. Berdasarkan
lokasi air, maka air tanah dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu air permukaan
tanah dan air jauh dari permukaan tanah Air permukaan tanah sangat tergantung
pada air hujan. Yang termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa,
danau, waduk (buatan). Air permukaan tanah sering dicemari oleh sampah
keluarga, kotoran hewan, limbah industri dan limbah domestik.
Tata guna sumberdaya air dapat dilihat dari ketersediaan air baik berupa air
tanah maupun air permukaan di kawasan perencanaan. Ketersediaan sumberdaya
air di Kawasan Perkotaan Fakfak sangat banyak, berasal dari beberapa sumber
baik air tanah maupun air permukaan. Hal ini disebabkan karena letak wilayahnya
yang berbukit-bukit dan didominasi oleh Hutan, sehingga ketersediaan air di
kawasan perencanaan sangat banyak. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari akan air bersih, penduduk di kawasan Perkotaan Fakfak menggunakan
air yang bersumber dari air tanah dan air permukaan. Sistem pengambilan air
bersih yang dilakukan di Distrik Fakfak barat (Kampung Kiat) dan Distrik Fakfak
Tengah dilakukan dengan membuat saluran pipa dari sumber air dari bukit di
dataran tinggi yang dialirkan ke rumah-rumah atau sungai dekat perkampungan.
Sedangkan untuk Distrik Fakfak dan sebagian Distrik Fakfak Tengah umumnya
menggunakan air bersih dengan sistem perpipaan PDAM.
Berdasarkan data dari PDAM Kabupaten, bahwa sumber air baku yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah bersumber dari Air
Besar dengan debit 4000 l/dtk, kampung Sungai dengan debit 6 l/dtk dan Kalimati
dengan debit 30 l/dtk. Semua sumber air baku ini belum dimanfaatkan secara
optimal, karena sampai tahun 2006, yang baru dimanfaatkan adalah Kampung
Sungai 50%, Kalimati dimanfaatkan 67% sedangkan dari sumber Air besar baru
dimanfaatkan 0,5%.
Jenis dan bentuk pengembangan sumber daya air dilakukan dengan cara
penanggulangan masalah sumber daya air dapat dengan pola usaha tani yaitu
antara lain: reboisasi, penghijauan, social forestry, aneka usaha kehutanan, hutan
rakyat, agroforestry, pengkayaan tanaman, suksesi alami, reklamasi bekas
tambang.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Fabfab -
Kabupaten Fakfak penghijauan lingkungan, penanaman tanaman pakan,
penanaman tanaman
keindahan
1. Reboisasi merupakan upaya rehabilitasi berupa kegiatan penanaman pohon
yang dilaksanakan di dalam kawasan hutan;
2. Penghijauan merupakan upaya memulihkan ataumemperbaiki kembali
keadaan lahan kritis diluar kawasan hutan agar dapat berfungsi sebagai
media produksi dan mengatur tata air serta tanaman penguat teras;
Bab Analisis Sumber Daya Alam dan Fisik Lingkungan IV - 4
Perkotaan Fakfak
Laporan Antara
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan Zonasi Perkotaan Fakfak – Kabupaten Fakfak
perhatian yang serius bagi yang akan terlibat langsung dalam usaha-usaha
pengelolaan lingkungan, pengelolaan sumberdaya tanah harus dilakukan secara
terpadu. Ini berarti bahwa pengelolaan empat aspek di atas (sumber daya tanah,
hutan, pertanian, dan sumber daya air) tidaklah boleh dilakukan secara parsial oleh
karena keterkaitan yang erat di antaranya.
Faktor-faktor pembentuk tanah diantaranya adalah iklim, iklim adalah rata-
rata cuaca dalam periode yang panjang. Sedangkan unsur-unsur iklim yang
mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu suhu dan curah hujan, suhu akan
berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka
proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan
cepat pula, suhu udara rata-rata di Kawasan Perkotaan Fakfak sama seperti halnya
Kabupaten Fakfak yaitu 28,1oC dengan suhu udara minimal adalah 22,2oC dan
maksimum 29,1oC. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2009 adalah 84,9%
dengan kecepatan angin adalah berkisar antara 04-06 knot. (lihat Tabel 4.1 )
Tabel 4.1. Suhu Udara Maksimum dan Minimum Mutlak ( oC) Kabupaten Fakfak,
Tahun 2006 - 2009
2006 2007 2008 2009
No Bulan
Min Max Min Max Min Max Min Max
1 Januari 22,6 30,1 22,2 22,1 22,1 30,9 22,1 31,3
2 Februari 23,1 30,1 22,3 21,4 21,4 30,4 20,9 30,5
3 Maret 22,8 30,7 22,5 21,7 21,7 29,7 22,2 29,8
4 April 22,9 29,9 22,1 22,4 22,4 30,6 22,7 30,1
5 Mei 22,3 29,4 22,3 22,2 22,2 31,2 22,1 30,0
6 Juni 22,3 28,1 21,9 20,4 20,4 30,2 21,9 29,0
7 Juli 22,2 27,0 22,1 21,6 21,6 30,4 22,3 27,9
8 Agustus 21,2 27,0 22,1 20,0 20,0 31,0 22,2 27,5
9 September 21,9 27,5 20,8 22,3 22,3 32,0 21,3 28,7
10 Oktober 21,0 29,4 22,2 22,4 22,4 31,4 22,4 30,0
11 November 22,0 29,7 21,3 21,6 21,6 30,4 21,7 30,6
Rata-
22,3 29,1 21,7 21,6 21,6 30,7 22,0 29,7
rata
Sumber: Kabupaten Fakfak Dalam Angka, 2010.
Dengan suhu yang dapat dikatakan nisbi seragam, sebaran curah hujan
merupakan patokan utama yang digunakan untuk membuat penggolongan iklim
tropika.
No Bulan Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
1 Januari 21 24 9 16 11
2 Februari 20 17 17 18 18
3 Maret 15 23 16 19 23
4 April 22 19 17 12 16
5 Mei 26 20 25 14 16
6 Juni 24 23 24 22 16
7 Juli 18 26 27 10 16
8 Agustus 9 20 25 10 29
9 September 17 18 17 16 27
10 Oktober 23 11 16 10 12
11 November 19 14 16 13 10
12 Desember 18 13 16 16 16
Jumlah 232 228 225 1.76 210
Sumber: Kabupaten Fakfak Dalam Angka, 2010
Pendekatan dan metode yang digunakan untuk melindungi tanah agar tidak
rusak dapat dilakukan dengan cara:
1. Tidak menggunakan tanah secara berlebihan, menggunakan cara
pengelolaan yang tepat
2. Melindungi tanah dari energi perusak
3. Memperkecil energi perusak
4. Meningkatkan ketahanan tanah terhadap energi perusak
5. Peningkatan produktivitas tanah dengan cara memperbaiki sifat dan
kualitas tanah dan lahan
6. Memberikan bahan organik dsb kedalam tanah guna memperbaiki kondisi
tanah yang sudah rusak
7. Metode yang digunakan dalam konservasi tanah yaitu dengan cara:
8. Menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya
9. Memberikan perlakuan pada tanah dengan cara melindungi permukaan air
tanah, biasanya dilakukan dengan tanaman, atau disebut juga dengan cara
vegetatif
10. Melakukan pekerjaan teknik sipil pada tanah, disebut juga cara mekanisme
11. Memperbaiki masukan bahan untuk memperbaiki sifat tanah, biasanya
Tiga manfaat pokok dari informasi data cuaca dan iklim yakni:
dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. Pemanfaatan ruang kawasan
sekitar mata air di Kawasan Fakfak, memanfaatkan mata air Degen.
4) RTH di Kawasan Perkotaan
Guna memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau (persentase total 30% bagi
Kabupaten dengan penyediaan 20% publik dan 10% privat) perlu dilakukan
upaya dalam hal penyediaan, di kawasan perkotaan Fakfak penyediaan
ruang terbuka diarahkan pada kebutuhan dengan bentuk dan jenis ruang
terbuka yang disesuaikan dengan kebutuhan kawasan perkotaan.
4.7 ANALISIS SUMBER DAYA ALAM DAN FISIK LAINNYA (ZONA BUDIDAYA)
Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk
menjaga kualitas daya dukung lingkungan Kawasan Perkotaan Fakfak,
mengarahkan perkembangan wilayah yang seimbang, memanfatkan lahan yang
kurang produktif, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, penyediaan ruang
kegiatan perekonomian yang sesuai dengan potensinya dan menjadi pendukung
pertumbuhan pusat-pusat sesuai struktur ruang yang dikembangkan.
Sebagaimana terkait dengan tujuan pengembangan diatas, maka kriteria dan
pertimbangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya adalah sebagai berikut
(1) Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan tujuan percepatan
pengembangan perekonomian wilayah dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
(2) Pemanfaatan ruang dengan prioritas /proporsi terbesar yaitu pemanfaatan
ruang bagi kawasan kehutanan, perkebunan, pertanian; selanjutnya
dikembangkan dengan porsi luasan ruang yang tidak dominan yaitu sektor
perikanan, dan pariwisata juga permukiman.
(3) Pengembangan kawasan budidaya memperhatikan penggunaan lahan saat
b) Kawasan permukiman;
c) Perkebunan/ladang;
d) Budidaya perikanan;
e) Kawasan pariwisata.
Secara proporsional direncanakan pengembangan ruang-ruang kawasan
budidaya termasuk sektor kegiatan pertanian, perkebunan, tambak, perkotaan,
selain itu direncanakan ruang bagi penyediaan bandara, dan perkotaan Bomberay.
Kawasan wisata direncanakan sesuai potensi yaitu wisata bahari, dan wisata pantai
dengan ruang yang dibutuhkan di wilayah darat untuk akomodasi relatif tidak terlalu
luas. Disamping itu kawasan hutan produksi tetap dipertahankan dan meliputi
lahan dengan luas yang masih dominan.
4.7.3 Perkebunan/Ladang
Pemanfaatan ruang perkebunan bertujuan untuk mendukung
perekonomian lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian
Wilayah Kawasan Perkotaan Fakfak. Pengembangan kawasan perkebunan
didasarkan pada pertimbangan kondisi eksisting (berupa perkebunan pala, kelapa,
durian, cengkeh, dan berbagai komoditi perkebunan lainnya) dan potensi
wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres No. 57/89 tentang
Pengelolaan Kawasan Budidaya. Pemanfaatan ruang kawasan perkebunan yang
terbentuk berdasarkan pertimbangan tersebut adalah mengelompok dan
merupakan pemisah antara kawasan budidaya permukiman dan kawasan lindung.