Disusun Oleh:
Menanga Puteri Hatami
242015065
2.3 Gentrifikasi
Pada sub bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pengertian, ciri, dan
dampak gentrifikasi. Teori-teori tersebut didapatkan dari hasil mengkaji berbagai
literatur. Berikut uraian dari pendapat beberapa ahli:
2.3.1 Pengertian Gentrifikasi
Terdapat berbagai definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli terkait
fenomena gentrifikasi. Berikut akan diuraikan definisi-definisi tersebut agar dapat
diketahui perbedaan pendapat dari berbagai sudut pandang pada Tabel 2.1:
Tabel 2.2
Hatami (2019)
Gejala dan Dampak Gentrifikasi di Posisi Penelitian Penulis
Kawasan Pendidikan Jatinangor
Gambar 2.2
Posisi Penelitian
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Gambar 3.3
Kerangka Pemikiran
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan salah satu rangkaian penelitian yang berperan
penting dalam keberhasilan suatu penelitian. Secara umum terdapat dua cara dalam
mengumpulkan data yaitu dilakukan secara primer dan sekunder. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu primer dan sekunder. Perolehan
informasi dalam teknik pengumpulan data primer yaitu bersumber dari tangan
pertama atau narasumber yang dapat dilakukan melalui observasi, kuesioner, dan
wawancara [ CITATION Sug151 \l 1033 ]. Namun berbeda dengan perolehan data
sekunder, di mana informasi diperoleh tidak secara langsung dari narasumber, tetapi
dari pihak ketiga (Wardiyanta, 2010 dalam Sugiarto, 2015).
Masing-masing teknik tersebut akan efektif digunakan apabila tepat
penggunaannya sesuai dengan metode pengolahan datanya. Apabila metode
pengolahan secara kualitatif, maka teknik yang sesuai yaitu observasi, wawancara,
dan dokumen sedangkan metode pengolahan secara kuantitatif lebih efektif
menggunakan kuesioner (Firdaus & Zamzam, 2018; Sedarmayanti & Hidayat, 2011).
Penjelasan lebih lanjut terkait teknik pengumpulan data penelitian yang akan
dilakukan dapat dilihat di bawah ini:
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang dibagikan kepada responden
untuk diisi dengan sebenarnya, kemudian dikembalikan kepada peneliti (Juanda,
2009 dalam Firdaus & Zamzam, 2018). Dalam penelitian ini, survei primer akan
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat setempat.
Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mengetahui adanya gejala gentrifikasi
yang dilihat dari aspek sosial dan ekonomi. Daftar pertanyaan yang akan dimuat
dalam kuesioner dapat dilihat pada Lampiran I
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab secara langsung antara peneliti dengan responden (Juanda, 2009 dalam
Firdaus & Zamzam, 2018). Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti
bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai harga lahan, nilai lahan, dan
harga pajak di Kecamatan Jatinangor. Adapun yang berperan sebagai
narasumbernya yaitu berasal dari instansi Kanwil BPN Kabupaten Sumedang
dan kantor desa setempat. Daftar pertanyaan untuk melakukan wawancara dapat
dilihat pada Lampiran II
3. Dokumen
Dokumen merupakan catatan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga
untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau terkait akunting yang berguna
untuk dijadikan sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sulit diperoleh,
dan membuka kesempatan untuk memperluas pengetahuan terhadap objek
penelitian (Maleong, 1997 dan Parsudi, 1994 dalam Sedarmayanti & Hidayat,
2011). Perolehan informasi yang bersumber dari dokumen merupakan bagian
survei sekunder. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu survei instansi dan
menelaah dokumen dari instansi terkait seperti Bappeda Kabupaten Sumedang
dan BPS Kabupaten Sumedang. Data yang dibutuhkan berupa data statistik
kependudukan dan kondisi jalan, peta guna lahan, serta kebijakan terkait
kawasan pendidikan Jatinangor.
Kebutuhan Data
Metode Pengumpulan
No Sasaran Data Sumber Data Metode Analisis Output
Data
Bappeda
Peta guna lahan Kecamatan Jatinangor Sekunder Analisis Spasial
Kabupaten
tahun 1980 Survei instansi Overlay
Sumedang
Jumlah sarana pendidikan
Jumlah sarana kesehatan Sekunder BPS Kabupaten
SNI
Jumlah sarana perdagangan dan jasa Survei Instansi Sumedang
Jumlah sarana ruang terbuka
NJOP Kanwil BPN
Primer
Harga lahan pasaran Kabupaten
Wawancara
Harga sewa bangunan Sumedang Deskriptif
Panjang jalan Sekunder
Kondisi jalan Telaah dokumen BPS Kabupaten Ada atau tidaknya
Jumlah penduduk lokal dan pendatang Sekunder Sumedang gejala gentrifikasi di
Jumlah migrasi masuk dan keluar Survei instansi kawasan pendidikan
Teridentifikasinya gejala gentrifikasi
Kedekatan antar penduduk Jatinangor dari
1 dari aspek fisik, sosial, ekonomi, dan
Bentuk kegiatan sosial aspek fisik, sosial,
tata ruang
Bentuk sanksi sosial ekonomi, dan tata
Frekuensi bertemu antar penduduk ruang
Tingkat pendidikan terakhir yang
ditamatkan Diskriminan
Primer
Jumlah lembaga pendidikan yang tersedia Hasil Kuesioner
Kuesioner
Jenis pekerjaan penduduk
Tingkat pendapatan penduduk per bulan
Tingkat pengeluaran penduduk per bulan
Ketersediaan lapangan pekerjaan
Jenis kegiatan perdagangan
Jenis kegiatan jasa
Rencana pola ruang Kabupaten Bappeda
Sekunder
Sumedang Kabupaten Deskriptif
Telaah dokumen
Rencana pembangunan strategis Sumedang
Peta guna lahan Kecamatan Jatinangor Sekunder Bappeda Kawasan yang telah
Teridentifikasinya sebaran Analisis Spasial
Survei instansi Kabupaten dan berpotensi
2 gentrifikasi di kawasan pendidikan Overlay
Sumedang mengalami
Jatinangor
Hasil output dari sasaran ke 1 Primer gentrifikasi
Metode Pengumpulan
No Sasaran Data Sumber Data Metode Analisis Output
Data
Teridentifikasinya dampak Hasil output dari sasaran ke 1 Primer Dampak gentrifikasi
3 gentrifikasi di kawasan pendidikan Deskriptif terhadap lingkungan
Jatinangor dan penduduk
Sumber: Hasil Analisis, 2018
3.3 Metode Analisis
Analisis data merupakan proses menyusun data secara sistematis yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data berupa wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat lebih mudah diinformasikan kepada orang lain
(Sugiyono, 2013 dalam Sugiarto, 2015). Penjelasan lebih lanjut untuk metode
analisis penelitian Gejala dan Dampak Gentrifikasi di Kawasan Pendidikan
Jatinangor dapat dilihat dari tahapan analisis dan alat analisis sebagai berikut:
A. Analisis Gejala Gentrifikasi dari Aspek Fisik, Sosial, Ekonomi, dan Tata Ruang
Dalam melakukan analisis gejala gentrifikasi terdiri dari berbagai macam
analisis karena setiap aspek akan menggunakan analisis yang berbeda. Aspek
analisisnya sendiri terdiri dari aspek fisik, sosial, ekonomi, dan tata ruang. Penjelasan
lebih lanjut terkait alat analisis yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut:
1) Aspek Fisik
Analisis yang digunakan dalam mengolah data aspek fisik ini yaitu analisis
spasial dengan cara overlay. Data yang diolah berupa peta guna lahan wilayah studi
tahun 2013-2018. Analisis spasial merupakan suatu alat analisis yang melibatkan
sejumlah hitungan dan evaluasi logika yang dilakukan untuk menemukan potensi
hubungan yang terdapat di antara unsur-unsur geografis [ CITATION Adi17 \l 1033 ].
Umumnya penggunaan analisis spasial ini didukung oleh perangkat lunak bernama
Sistem Informasi Geografis (SIG). Overlay merupakan cara pemrosesan data spasial
dalam teknik geoprocessing dengan memadukan dua layer data spasial yang tersedia
[ CITATION Adi17 \l 1033 ]. Dalam menganalisis aspek fisik melalui cara overlay
diharapkan mampu memberikan gambaran bagaimana perubahan guna lahan selama
kurun waktu lima tahun. Setelah diketahui hasilnya, maka dapat diketahui ciri
gentrifikasi apakah terjadi perubahan lahan non terbangun menjadi terbangun.
Selain menggunakan analisis spasial yang mengolah peta guna lahan, terdapat
analisis lainnya yaitu analisis kebutuhan sarana menurut SNI dan analisis deskriptif.
Analisis kebutuhan sarana menurut SNI digunakan untuk menjawab variabel fasilitas
publik dengan melihat ketersediaan sarana eksisting dan jumlah standar minimal
sarana yang dibutuhkan. Analisis lainnya untuk melihat variabel aksesbilitas dan
permintaan lahan akan menggunakan analisis deskriptif dengan menjelaskan hasil
perolehan data yang didapatkan.
2) Aspek Sosial dan Ekonomi
Analisis yang digunakan dalam mengolah data aspek sosial dan ekonomi yaitu
analisis diskriminan. Alat analisis diskriminan digunakan untuk melihat fenomena
gentrifikasi terhadap objek penelitian di wilayah studi sehingga dapat diketahui ada
atau tidaknya gejala gentrifikasi. Data yang akan diolah diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner terkait variabel sosial dan ekonomi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Analisis diskriminan merupakan analisis multivariat yang termasuk golongan
dependence technique karena memiliki variabel dependen dan independen
[ CITATION San06 \l 1033 ]. Adapun Santoso (2006) menyebutkan bahwa tujuan dari
analisis diskriminan ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang jelas antar
kelompok pada variabel dependen. Secara umum data yang digunakan dalam analisis
diskriminan berupa variabel dependen dan independen, dimana jenis data pada
variabel dependen terdiri dari data nominal sedangkan pada variabel independennya
terdiri dari data interval dan rasio (Santoso, 2008 dalam Prayoga, 2011). Selain itu,
Dillon (1984 dalam Prayoga, 2011) menambahkan bahwa data yang bersifat angka
akan lebih mudah diolah dalam analisis diskriminan, tetapi jika terdapat data
kualitatif maka perlu dikonversi terlebih dahulu menjadi data kuantitatif (angka).
Asumsi dari analisis ini yaitu data harus berdistribusi normal secara multivariat agar
hasil uji signifikansinya valid (Ghozali, 2016).
Tujuan analisis diskriminan pada dasarnya terdiri dari tiga hal yaitu
mengidentifikasi variabel-variabel yang mampu membedakan antara kedua
kelompok, menggunakan variabel-variabel yang telah teridentifikasi untuk menyusun
persamaan atau fungsi untuk menghitung variabel baru yang dapat menjelaskan
perbedaan antara kedua kelompok, serta menggunakan variabel yang telah
teridentifikasi untuk mengembangkan aturan atau cara mengelompokkan observasi di
masa datang ke dalam satu dari kedua kelompok [ CITATION Gho16 \l 1033 ].
Terdapat langkah-langkah dalam melakukan analisis diskriminan menurut
Ghozali (2016) yaitu sebagai berikut:
1. Lakukan uji statistik untuk melihat perbedaan antar kelompok
2. Mengidentifikasi axis baru dengan persamaan Zp=w1 variabel 1 + w2
variabel2
3. Memilih variabel diskriminator (pembeda) melalui uji statistik
4. Menentukan fungsi diskriminan dan klasifikasi
3) Aspek Tata Ruang
Analisis yang digunakan dalam mengolah data terkait aspek tata ruang yaitu
analisis deskriptif karena data yang diperoleh berupa rencana pola ruang dan rencana
pembangunan strategis. Analisis deskriptif ini dilakukan untuk menginterpretasikan
data yang diperoleh melalui survei sekunder dan menjelaskan lebih lanjut temuan
dari pengolahan data hasil survei primer. Analisis deskriptif merupakan metode
dalam meneliti status kelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran,
ataupun kelas peristiwa di masa sekarang yang bertujuan untuk menggambarkan
suatu objek penelitian secara sistematis, faktual, dan akurat (Nazir, 2005 dalam
Ingguoe, 2015).