Anda di halaman 1dari 108

BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM)

KELURAHAN RAPPOCINI
KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR

RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)


KELURAHAN RAPPOCINI KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kawasan perkotaan dan perkembangannya adalah sesuatu yang tidak Berdasarkan isu tersebut, pemerintah Indonesia melalui
terpisahkan satu sama lain. Kawasan perkotaan dengan kompleksitas RPJMN 2015-2019 telah menetapkan target pencapaian 100-
kegiatannya ini akan terus berkembang dari waktu ke waktu dan meliputi 0-100, suatu terjemahan dari target untuk memberikan akses
semua bidang pembangunan. Adanya perkembangan di kawasan perkotaan air minum 100%, mengurangi kawasan kumuh hingga 0%,
ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk berdomisili dan dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk
melakukan aktivitas kesehariannya serta kegiatan perekonomian di dalam masyarakat Indonesia pada akhir tahun 2019 untuk
kawasan perkotaan tersebut. Hal ini mengakibatkan migrasi yang nantinya mewujudkan visi tersebut. Untuk mendukung gerakan 100-0-
akan menambah beban perkotaan baik dari sisi ruang maupun intensitas 100 tersebut, pemerintah menyusun visi untuk mengurangi
aktivitas. kumuh 0 Ha, yaitu “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil
dan Makmur”.
Peningkatnya jumlah penduduk dan intensitas aktivitas pada kawasan
perkotaan ini perlu disikapi dan diantisipasi lebih awal oleh pemerintah
daerah terkait. Hal ini perlu dilakukan mengingat fenomena tersebut dapat
membangkitkan banyak persoalan perkotaan terutama yang terkait dengan
ketersediaan dukungan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang kurang atau
belum mampu mengantisipasi serta mengakomodir perkembangan kawasan
perkotaan akan menimbulkan persoalan antara lain: tidak meratanya
penyediaan infrastruktur perkotaan, tidak tersedianya lingkungan
permukiman yang layak, pembangunan permukiman yang tidak terkendali Kecamatan Rappocini memiliki
pada daerah-daerah non permukiman, dan permukiman kumuh. kepadatan bangunan 100-150 unit/Ha,
60% kondisi permukiman jalan yang
Melalui UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, buruk, 60% jalan tidak dilengkapi
pemerintah mengamanahkan bahwa negara bertanggung jawab melindungi saluran drainase, 60% saluran drainase
segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan tidak berfungsi dengan baik, 50%
Perkembangan
kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta bangunan hunian tidak memiliki jamban
Permukiman Kumuh di
menghuni rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, keluarga dan tangki septic, 60%
Kelurahan Rappocini
aman, harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam masyarakat tidak terlayani air minum,
Berdasarkan SK Walikota
mewujudkan fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas dan 40% kawasan tidak terlayani sistem
mencapai 11,89 Ha
terhadap permukiman kumuh dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupan pengolahan sistem persampahan kota.
dan penghidupan masyarakat penghuni serta menjaga dan meningkatkan Berdasarkan kondisi eksisting di
kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman berdasarkan pada kepastian Kecamatan Rappocini, maka disusun
bermukiman dan menjamin hak bermukim menurut ketentuan. Dokumen Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman (RPLP)

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini I-1


BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 MAKSUD 1.2.2 TUJUAN

a. Melakukan identifikasi, verifikasi, potensi dan permasalahan pada kawasan permukiman


Melalui dokumen Rencana Penataan kumuh Kelurahan Rappocini.
Lingkungan Permukiman (RPLP) b. Melakukan pendampingan terhadap penyusunan Dokumen Rencana Penataan
Kelurahan Rappocini digunakan Lingkungan Permukiman (RPLP) melalui keterpaduan program semua sektor ke-Cipta
sebagai acuan dalam pelaksanaan Karya- an secara menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system).
pencegahan dan peningkatan kualitas c. Merumuskan konsep penanganan melalui konsep partisipatori terhadap penanganan
permukiman kumuh di Kelurahan permukiman kumuh perkotaan.
dalam jangka lima tahun ke depan. d. Menyusun strategi penanganan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini
Hal ini dipertegas untuk mengarahkan e. Menyusun Rencana Kegiatan Aksi.
jalannya pembangunan sejak dini, f. Merumuskan model penanganan (pilot projek) kawasan permukiman kumuh yang
mengendalikan pertumbuhan dan diprioritaskan.
perubahan fisik terkhusus di kawasan g. Merumuskan program investasi pembangunan kawasan permukiman kumuh sebagai
permukiman kumuh, mewujudkan acuan implementasi dari skenario pengembangan kawasan permukiman Kota Makassar.
pemanfaatan ruang secara efektif, h. Detail Engineering Desain
tepat guna dan spesifik setempat.

1.2.3 SASARAN

a. Tersedianya instrument pengembangan Kelurahan yang menitikberatkan pada tindak


pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh.
b. Terwujudnya proses pembinaan pembangunan kawasan permukiman perkotaan yang
terintegrasi dengan kawasan fungsional perkotaan dalam konstelasi pembangunan Kota
Makassar.
c. Tersedianya Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP).
d. Tersedianya strategi penanganan permukiman kumuh.
e. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas.
f. Tersedianya model penanganan (pilot projek) kawasan permukiman kumuh yang
diprioritaskan.
g. Menata/desain kawasan permukiman kumuh untuk mewujudkan pemanfaatan ruang
secara efektif, efisien, dan tepat guna.
h. Tersedianya program investasi pembangunan kawasan permukiman kumuh sebagai
acuan implementasi dari skenario pengembangan kawasan permukiman Kota Makassar.
i. Tersediannya Dokumen Detail Engineering Desain (DED) pembangunan prioritas
permukiman kumuh Kelurahan Rappocini.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini I-2


BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 LINGKUP KEGIATAN

1.3.1 LINGKUP SUBSTANSI

Tahap Persiapan Tahap Pengumpulan Data Tahap Kajian Tahap Perumusan Tahap Penyusunan Detail Desain

• Sosialiasi program • Mengumpulkan data- • Melakukan overview terhadap dokumen- • Tahap perumusan merupakan • Penyusunan peta rinci
penanganan kawasan data primer maupun dokumen perencanaan Kota Makassar kegiatan penyusunan dokumen kawasan/site plan
permukiman kumuh 7 sekunder terkait isu yang terkait, Perencanaan Teknis perencanaan dan menyusun • Rencana rinci pola penanganan
aspek 19 kriteria dengan Sektoral dalam lingkup kegiatan ke-Cipta Rencana Kegiatan Pembangunan kawasan pemukiman kumuh
strategis, potensi, dan
Karya-an, kebijakan daerah dalam berupa: (pemugaran/peremajaan/pemukim
mengacu pada Permen permasalahan mengenai
penanganan permukiman kumuh. • Skenario pembangunan dan an kembali) beserta strategi
PUPR No.2 Tahun 2016 penanganan kawasan
• Melakukan kajian terhadap konsep, pengembangan kawasan keterpaduan program
tentang pencegahan dan permukiman kumuh strategi penanganan permukiman permukiman dalam upaya
peningkatan kualitas melaui survei dan kumuh, serta penetapan sasaran hasil mengurangi luasan kumuh.
permukiman kumuh. observasi lapangan. perencanaan penanganan permukiman • Strategi dan memorandum program
• Penyiapan data profil • Melibatkan partisipasi kumuh. keterpaduan dalam penanganan
kawasan permukiman aktif Kelompok • Melakukan analisis yang melibatkan kawasan pemukiman kumuh.
kumuh dan dokumen Masyarakat dalam partisipasi aktif Kelompok Swadaya • Indikasi program investasi dan
pendukung lainnya yang melakukan Masyarakat dalam merumuskan metode pembiayaan lintas pemangku
mengacu kepada SK survei/pemetaan penanganan kawasan permukiman kepentingan dalam pencapaian
Penetapan kawasan swadaya di kawasan kumuh yang paling tepat dan kumuh 0% hingga 2019.
permukiman kumuh Kota permukiman kumuh. implementatif sesuai dengan kebutuhan • Peta Perencanaan Penanganan
Makassar. sektor keterpaduan pelaksanaan Kawasan Permukiman Kumuh
program, serta dampak yang ditimbulkan skala1:5000 dan 1:1000 untuk
dari dilaksanakannya/indikasi penaganan kawasan permukiman
implementasi program penanganan kumuh tahap I.
permukiman kumuh.

1.3.2 LINGKUP WILAYAH

Cakupan wilayah perencanaan secara makro adalah administrasi Kelurahan


Rappocini dengan luas wilayah 33.03 Ha. Berdasarkan SK Walikota, luas
kawasan prioritas di Kelurahan Rappocini sekitar 10,38 Ha. Batas
administrasi Kelurahan Rappocini, antara lain:
• Sebelah Timur : Kelurahan Banta-Bantaeng
• Sebelah Barat : Kelurahan Balla Parang
• Sebelah Utara : Kelurahan Maricaya & Kelurahan
Maricaya Selatan
• Sebelah Selatan : Kelurahan Buakana

Gambar 1.1. Proses Validasi Data Permukiman Kumuh Kel. Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini I-3


BAB 1. PENDAHULUAN
1.4 METODE PENYUSUNAN RPLP

1.5 OUTPUT/KELUARAN KEGIATAN

Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini guna memenuhi beberapa unsur sebagai berikut:
a. Tertanganinya kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini yang telah ditetapkan melalui SK Walikota Makassar, dilakukan secara komprehensif, tuntas dan
terintegrasi dengan penanganan kawasan Bantaran Kanal Pannampu.
b. Terpadunya program/kegiatan dalam penanganan kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini melalui berbagai pemangku kepentingan (pemerintah, swasta, dan
masyarakat).
c. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam upaya penanganan kawasan permukiman kumuh secara berlanjutan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini I-4


BAB 1. PENDAHULUAN
Gambar 1.2 Peta Orientasi Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini I-5


BAB 2
KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN
BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

2.1 . ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

• Kota Makassar sebagai primer city berjalan sejajar dengan perkembangan permukiman perkotaan.
• Dukungan sumber daya yang memadai, baik yang utama maupun penunjang diperlukan agar pembangunan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
• Pembangunan perumahan dan permukiman secara komprehensif dan terintegrasi.
• Dalam kerangka desentralisasi, penyelenggaraan perumahan dan permukiman tidak dapat terlepas dari agenda pelaksanaan tata pemerintahan yang baik di tingkat lokal.
• Degradasi lingkungan permukiman perkotaan.
• Minimnya ketersediaan ruang terbuka ramah anak di kawasan pemukiman Kota Makassar.
• Peran dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kawasan permukiman belum berjalan optimal.
• Sebagian permukiman belum tertata dengan baik. Ini terutama pada lorong-lorong, kawasan kumuh, pinggiran kota, dan pulaupulau. Kekumuhan ini berdampingan
dengan realitas kemiskinan pada sebagian penghuninya.
• Munculnya kantung-kantung kumuh di kawasan perkotaan.
• Pelayanan infrastruktur jalan pada lingkungan permukiman kumuh perkotaan cenderung belum optimal.
• Sistem pengelolaan persampahan belum berjalan optimal.
• Sarana dan prasarana proteksi belum tersedia.
• Sedimentasi salran drainase dan kondisi saluran buruk.
• Masyarakat miskin perkotaan.
• Pelayanan infrastruktur permukiman belum memenuhi standar pelayanan minimum.
• Keterbatasan SDM khusunya pada kelembagaan masyarakat dalam penanganan permukiman perkotaan belum berjalan optimal.
• Sistem sosial masyarakat perkotaan yang heterogen.

2.2 . KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN


Kebijakan dan strategi perencanaan pembangunan dan penataan ruang Kota Makassar yang tertuang dalam berbagai dokumen yang berlaku di Kota Makassar pada dasarnya
juga mengarahkan pembangunan permukiman dan infrastruktur pendukung permukiman, khususnya penanganan permukiman kumuh sebagai salah satu aspek dalam
pengembangan kota. Seperti halnya dengan pengembangan kota, arah pembangunan permukiman khususnya terkait penanganan permukiman kumuh tersebut diidentifikasi
dari tiap rumusan kebijakan dan strategi yang terkait yang terdapat di tiap dokumen

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-1


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

2.2.1 KAJIAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG (SPASIAL PLAN)

Struktur Ruang Kota Makassar


Pusat pelayanan kota (pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah kota dan/atau
Kelurahan Rappocini
regional) dengan fungsi yang berkembang perdagangan dan jasa serta sebagai pusat kegiatan perumahan kepadatan tinggi,
Kecamatan Rappocini
pusat kegiatan perdagangan dan jasa, dan pusat pelayanan penelitian dan pendidikan tinggi.

Pola Ruang

Kelurahan Rappocini Kecamatan Rappocini dalam arahan pola ruang Kota Makassar ditetapkan untuk pengembangan kawasan budidaya untuk
Kecamatan Rappocini pengembangan fungsi perdagangan dan jasa, peruntukan perumahan kepadatan tinggi.

Strategi dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam RTRW Kota Makassar

• Pengembangan dan peningkatan sarana prasarana kawasan peruntukan permukiman


• Pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi dan rehabilitasi kawasan peruntukan perumahan dengan kepadatan sedang.
• Pengembangan, peningkatan, dan pemantapan fasilitas perumahan kepadatan sedang.
• Pengembangan, peningkatan dan pemantapan Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan Tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) dalam sistem
pengelolaan persampahan.
• Pengembangan, peningkatan, pemantapan, revitalisasi dan rehabilitasi RTH privat dan publik pada kawasan yang telah maupun belum terbangun.
• Pengelolaan sistem drainase, kebakaran, jalan, jembatan, jaringan air bersih dan IPAL.
• Meningkatkan sinergitas sistem transportasi antarkawasan yang menghubungkan Pusat Kota, kawasan permukiman dan sentra-sentra produksi.
• Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan sistem transportasi.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-2


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

2.2.2 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN (DEVELOPMENT PLAN)

Strategi dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam RP3KP


Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam RPJPD Kota Makassar
Kota Makassar
• Perwujudan lingkungan hidup yang bersih dan terkendali dari pencemaran, • Antisipasi ketidakteraturan pembangunan melalui aspek legal (pertanahan) dan
penguatan kerangka legal dan konsistensi penataan ruang, serta penanganan perizinan dan arahan teknis pembangunan (fasade bangunan, GSB, KLB, KDB,
kebersihan dan keindahan kota berbasis ruang terbuka hijau, penataan lorong perpetakan, dll).
serta penanganan sampah secara terpadu. • Penyediaan sarana, prasarana dan utilitas umum sesuai dengan kondisi
• Penanggulanganan kemiskinan dan pe-nanganan PMKS secara terpadu melalui perumahan
penanganan sektor informal perkotaan • Pemanfaatan lahan dalam pembangunan kawasan permukiman baru sesuai arahan
• Peningkatan kapasitas serta jangkauan infrastruktur dan fasilitas kota dengan jenis pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
dan kualitas yang terus berkembang sesuai dinamika global. • Integrasi pembangunan prasarana dan sarana kota dan lingkungan dengan
pembangunan perumahan baru
• Pembangunan rumah vertikal sebagai solusi pemenuhan kebutuhan rumah dan
Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam RPJMD Kota Makassar memperbaiki kualitas lingkungan
• Peningkatan kualitas lingkungan atau pere-majaan permukiman kumuh yang
• Peningkatan kualitas dan kelayakan huni perumahan rakyat
memadukan konsep TRIDAYA dalam pelaksanaannya
• Peningkatan akses air bersih
• Pemberdayaan sosial kemasyarakatan
• Pemenuhan sistem drainase berbasis jaringan dalam penanganan banjir
• Pemberdayaan kegiatan usaha ekonomi yang berbasiskan ekonomi keluarga dan
• Peningkatan luas dan sebaran RTH
kelompok usaha bersama
• Pengendalian pencemaran
• Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat
• Pengembangan sistem, jaringan perpipaan terpadu dalam pelayanan air bersih
• Peningkatan usaha-usaha ekonomi masyarakat
• Peningkatan infrastruktur permukiman yang memadai
• Pendayagunaan prasarana dan sarana lingkungan yang dilakukan yang secara
optimal
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam RPIJM
• Pendekatan bottom-up atau mengedepankan peran masyarakat dalam
Kota Makassar
pelaksanaan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman
• Pengembangan infrastruktur wilayah secara menyeluruh Strategi dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam SSK
• Peningkatan dan penataan prasarana permukiman untuk mendukung aktivitas Kota Makassar
sosial ekonomi masyarakat
• Mengoptimalkan kader lingkungan dengan melibatkan perta serta masyarakat
• Penataan sistem jaringan jalan dan drainase
dalam pengelolaan air limbah domestik
• Penataan daerah aliran sungai dan kawasan pesisir
• Optimalisasi/implementasi program sanitasi dan jaringan air limbah rumah sehat
• Penataan RTH
• Implementasi air limbah terhadap masyarakat yang masih BABS
• Peningkatan kualitas permukiman yang layak huni
• Melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan air limbah
• Melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari sumber
• Melibatkan sektor swasta dalam pengelolaan sampah
• Meningkatkan alokasi pendanaan pembangunan drainase lingkungan yang
melibatkan pada kegiatan yang berbasis masyarakat
• Pengaturan dan pemanfaatan sumber air untuk air minum
• Meningkatkan keterlibatan masyarakat baik dalam pembangunan sanitasi

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-3


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

Strategi dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam SPPIP Strategi dan Kebijakan Dalam Masterplan Drainase Kota Makassar
Kota Makassar • Pemeliharaan jaringan drainase berupa perbaikan saluran yang rusak dan
• Mendukung pembangunan dan pengembangan permukiman secara terpadu dan penggalian endapan lumpur/tanah akibat sedimentasi
bersinergi untuk peningkatan mutu dan kualitas permukiman yang layak huni serta • Pembangunan interkoneksi saluran drainase
berwawasan lingkungan • Normalisasi sungai (pembersihan endapan lumpur, perapihan/pembenahan
• Meningkatkan kualitas SDM yang dapat diandalkan dalam pengembangan dan bantaran yang rusak dan pelebaran sungai)
pengelolaan permukiman • Revitalisasi bantaran sungai (perapihan bantaran sungai, pembuatan taman dan
• Menyediakan permukiman yang layak bagi masyarakat khusnya untuk pembuatan siring), untuk melindungi bantaran sungai agar tidak tergerus oleh
menciptakan kondisi hunian yang layak huni melalui pembangunan permukiman aliran dan membatasi wilayah sungai agar tidak ada bangunan yang masuk ke
yang dapat dijangkau dan diakses oleh masyarakat wilayah sungai
• Mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana, baik fisik maupun non fisik • Pembangunan saluran retensi
yang terencana dengan baik • Pembangunan pintu dan pompa air
• Memperketat ijin mendirikan bangunan (IMB) sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Strategi dan Kebijakan Dalam RISPK Kota Makassar
• Optimalisasi pemanfaatan ruang kawasan permukiman secara efektif, efisien dan
berdaya guna • Pemenuhan kebutuhan akan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia,
peralatan serta pos, sasaran dan jumlah bangunan gedung yang akan kualitas dan
kuantitas Sumber Daya Manusia, peralatan serta pos, sasaran dan jumlah
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan Dalam SIAP
bangunan gedung yang akan diinspeksi.
Kota Makassar
• Pembentukan relawan pemadam kebakaran dan pembinaan teknis
• Mendukung pembangunan dan pengembangan permukiman secara terpadu dan penanggulangan kebakaran secara dini
Rehabilitasi bangunan gedung • Penyediaan hydrant kebakaran pada unit-unit lingkungan permukiman
• Peningkatan kualitas jalan lingkungan • Pembangunan bak-bak penampung air beserta sarana penunjangnya untuk
• Peningkatan jangkauan pelayanan dari unit penyediaan air minum pemadam kebakaran pada lokasi yang jauh dari sumber air
• Peningkatan jangkauan pelayanan dari jaringan drainase
• Peningkatan kapasitas dari unit pengelolaan air limbah
• Peningkatan kapasitas dari unit pengelolaan persampahan, seperti penambahan
komponen pewadahan, pengumpulan
• Peningkatan jangkauan pelayanan sarana proteksi kebakaran seperti lingkup
pelayanan dari alat dan kendaraan pemadam kebakaran
• Peningkatan kapasitas dari luasan ruang hijau hunian berupa taman-taman
hidroponik dan taman hias lainnya

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-4


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

2.3. KEBIJAKAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Aspek Fisik

• Peningkatan infrastruktur permukiman yang memadai


• Pengembangan dan penataan sistem drainase kawasan permukiman terpadu
• Wujudkan Penataan Perumahan dan Permukiman yang lebih baik
• Penataan komprehensif pinggiran kanal secara partisipatif
• Peningkatan luas dan sebaran ruang terbuka hijau
• Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kebersihan lingkungan serta modernisasi penanganan sampah Penyelenggaraan pembangunan kawasan
• Pembangunan perumahan korban bencana, pengembangan rumah layak huni permukiman secara komprehensif,
• Pengembangan sistem dan jaringan perpipaan terpadu dalam pelayanan air bersih terintegrasi, yang berkelanjutan
• Peningkatan kepatuhan dalam penataan ruang dan bangunan terhadap RTRW
• Fasilitasi sertifikasi tanah dan penyelesaian sengketa tanah negara

Aspek Ekonomi
• Pengembangan pendidikan dan pelatihan wirausaha
Penanganan
• Peningkatan produktivitas usaha
Permukiman
• Peningkatan kapasitas SDM
Kumuh
• Keterpaduan pembiayaan sector Cipta Karya dalam pembangunan permukiman dan perumahan perkotaan
Kelurahan
• Penanggulanganan kemiskinan dan pe-nanganan PMKS secara terpadu melalui penanganan sektor informal
Rappocini Kota
perkotaan
Makassar

Aspek Sosial

• Peningkatan peran perempuan dalam pelaksanaan dan pemanfaatan program dan kegiatan penanganan
permukiman
• Peningkatan pengetahuan tentang pola hidup sehat dan bersih Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
• Peningkatan peran masyarakat Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini
• Sosialisasi perencanaan pembangunan partisipatif
• Peningkatan kapasitas pengurus organisasi dan lembaga masyarakat
• Pelibatan masyarakat dalam pembangunan kawasan permukiman
• Penguatan peran kelembagaan dalam penanganan lingkunga permukiman
• Penyediaan ruang publik ramah anak
• Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan permukiman perkotaan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-5


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

2.4. KEDUDUKAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN DI DALAM KONSTALASI KOTA MAKASSAR

Berdasarkan SK Walikota Makassar Nomor 050.05 /1341 /Kep/ IX/ 2014 tanggal 22 September 2014 tentang Penetapan Lokasi Kumuh Kota Makassar Tahun 2014 Kelurahan
Rappocini merupakan yang termasuk dalam kelurahan lokasi permukiman kumuh yang ditetapkan dengan luasan 10,35 Ha mencakup RW III dan V (berdasrkan SK),
sedangkan hasil verifikasi kesepakatan PEMDA berdasarkan baseline Kotaku 2015 mencakup RW I, II, III, dan V dengan luasan 11,89 Ha dengan kategori kumuh berat
tipologi Kumuh di daerah daratan dan merupakan rencana kawasan permukiman kepadatan tinggi serta berada di pusat kota (RTRW Kota Makassar).

Gambar 2.1 Sebaran Kawasan Kumuh di Kota Makassar sesuai SK Walikota Makassar
Sumber : SK Walikota No. 050.05/1341/kep/IX/2014 dan hasil tinjauan TIM SIAP

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-6


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

2.5. KONTALASI KAWASAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI DALAM SKALA KAWASAN SLUM IMPROVEMENT ACTION PLAN
(SIAP) KOTA MAKASSAR
Kecamatan Rappocini dalam dokumen SIAP, antara lain:
1. Keterlibatan masyarakat dalam penataan lingkungan.
2. Penyediaan sarana persampahan 3R.
3. Normalisasi saluran drainase.
4. Penyediaan sarana proteksi kebakaran.
Program penanganan dan kegiatan pembangunan sosial permukiman kumuh di Kecamatan
Rappocini dalam dokumen SIAP, antara lain:
1. Sosialisasi perincian STBM Rumah Sehat Penyehatan Air.
2. Pelatihan SDM kelembagaan pemerintah dan masyarakat.
3. Pelatihan SDM untuk pengelolaan persampahan.
4. Pelatihan tata kelola kawasan permukiman kumuh.
5. Forum lingkungan sehat.
Program penanganan dan kegiatan pembangunan ekonomi permukiman kumuh di
Kecamatan Rappocini dalam dokumen SIAP, antara lain:
1. Peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat MBR.
2. Pengembangan kewirausahaan dan PKMK berkeunggulan kompetitif.
3. Sosialisasi penanggulangan kemiskinan
Program penanganan permukiman kumuh Kelurahan Rppocini harus terintegrasi dengan
penanganan kawasan sekitannya:
1. Pengintegrasian penanganann Kanan Panampu
2. Pengintegrasian penanganan sistem jaringan jalan dan drainase perkotaan
3. Pengintegrasian sistem sirkulasi pergerakan
4. Pengintegrasian sistem pengelolaan dan pelayanan persampahan

Gambar 2.2
Peta Permukiman Kumuh Kel. Rappocini dalam Kontalasi Skala Kawasan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-7


BAB 2. KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERKOTAAN

Gambar 2.2 Skema Kedudukan RPLP dalam Kerangka Pembangunan Kota Makassar

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini II-8


BAB 3
PROFIL PERMUKIMAN KUMUH
BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH KELURAHAN

Secara geografis Kelurahan Rappocini merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kota Makassar, dengan kondisi topografi yang relatif datar. Secara geografis Kelurahan
Rappocini terletak antara 5o09’11,0” Lintang Selatan dan 119o25’ 41,7” Bujur Timur dengan yang berbatasan dengan :
Sebelah Timur : Kelurahan Banta-Bantaeng
Sebelah Barat : Kelurahan Balla Parang
Sebelah Utara : Kelurahan Maricaya & Kelurahan Maricaya Selatan
Sebelah Selatan : Kelurahan Buakana
Jarak ibu kota kecamatan 3-4 Km, jarak ibukota kabupaten 7-8 Km dan jarak ke ibukota propinsi adalah 5-6 Km. Luas wilayah Kelurahan Rappocini adalah 33,03 Ha yang
terbagi menjadi 6 ORW dan 27 RT.

Tabel 3.1. Persentase Luas RW terhadap Luas Kelurahan RUMUSAN VISI, MISI PEMBANGUNAN KELURAHAN
Adapun visi pembangunan Kelurahan Rappocini adalah “Menjadikan Kelurahan
No ORW Jumlah Luas Persentase terhadap
Rappocini yang bersih, nyaman dan masyarakat sejahtera di tahun 2019”.
RT (Ha) Luas Kelurahan (%)
1 RW 01 7 8,75 26.49 Sedangkan, misi yang akan dilaksanakan untuk dapat mewujudkan visi Kelurahan Rappocini
2 RW 02 4 4,8 14.53 adalah sebagai berikut:
3 RW 03 5 4,33 13.11
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan kerja bakti.
4 RW 04 5 8,42 25.49
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mensukseskan Program Kotaku
5 RW 05 3 2,1 6.36
6 RW 06 3 5,24 15.86 3. Meningkatkan kualitas SDM Masyarakat
Jumlah 27 33,03 100 4. Menggugah kesadaran warga akan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan
Sumber : Baseline 100-0-100, 2017
khususnya lingkungan kumuh.
3.1.1. KONDISI FISIK DASAR

a. Topografi dan Geologi


Ketinggian dari permukaan laut Kelurahan Rappocini adalah < 500 M dpl. Secara geologi, Kelurahan Rappocini terbentuk dari endapan alluvial. Alluvial adalah jenis tanah yang
pada umumnya terdapat di sepanjang aliran sungai. Sifat tanah ini sangat dipengaruhi oleh material yang dikandung oleh sungai yang melaluinya.
b. Hidrologi dan Sumber Daya Air
Kondisi hidrologi (kondisi air permukaan dan air tanah) Kelurahan Rappocini dipengaruhi oleh iklim dan curah hujan serta keberadaan sungai yang ada. Pada musim hujan
beberapa sungai mengalir dengan debit cukup besar seperti walaupun pada musim kemarau sungai tersebut tetap mengalir namun debit air berkurang sehingga berpengaruh
pada pemenuhan air bersih bagi masyarakat yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas setiap hari. Kualitas air tanah di Kelurahan Rappocini adalah kualitas air
yang buruk karena memiliki rasa, memiliki bau dan memiliki warna sehingga masyarakat setempat memanfaatkan air PDAM untuk dikonsumsi.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-1


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.1 Peta Administrasi Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-2


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.2 Peta Citra Satelit Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-3


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.1.2. KONDISI KEPENDUDUKAN


Penduduk merupakan obyek sekaligus subyek dalam perencanaan pembangunan. Selaku obyek, data kependudukan menjadi sangat penting untuk menjadi dasar dalam
menentukan kebutuhan perencanaan di masa mendatang. Estimasi kebutuhan sarana dan prasarana dalam suatu kawasan, sangat ditentukan oleh seberapa besar jumlah
penduduk yang akan terlayani sarana dan prasarana tersebut

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kelurahan


Tabel 3.2. Tingkat Kepadatan Penduduk per RW Kelurahan Rappocini
Penduduk Kelurahan Rappocini tahun 2017 tercatat sebanyak 5.975 jiwa
No RW Tingkat Kepadatan (Jiwa/Ha)
berdasarkan data Baseline 100-0-100 Tahun 2017. Penyebaran penduduk Kelurahan 1 RW 01 177
Rappocini dirinci menurut RW, jumlah penduduk terbesar berada di RW 03 yaitu 2 RW 02 163
3 RW 03 270
sebanyak 1.177 Jiwa dan yang yang tersedikit jumlah penduduknya adalah di RW 04
4 RW 04 173
yaitu sebanyak 605 jiwa. 5 RW 05 372
Ditinjau dari kepadatan penduduk Kelurahan Rappocini, RW 03 adalah terpadat 6 RW 06 70
yaitu 1.350 (35,45%) Jiwa/Km², dan terendah tingkat kepadatannya RW 01, yaitu Rata-Rata 204
Sumber : Baseline 100-0-100 P2KKP (2017)
sebesar 243 jiwa/Km² (6,38 %) Sedangkan untuk tingkat kepadatan di masing-
masing RW tersaji pada tabel 3.2.

b. Pola Sebaran Penduduk


Pola sebaran penduduk Kelurahan Rappocini adalah tersebar pada kawasan Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
No ORW Tahun
permukiman yang memiliki pola yang bermacam-macam, ada yang pola linear 1 2016 5.981
mengikuti bentuk jalan ada juga yang polanya cenderung berkumpul dan saling 2 2016 5.975
membelakangi pola seperti inilah yang cenderung mengakibatkan lingkungan yang 3 2015 5.661
4 2014 5.132
terkesan kumuh.Penduduk yang tinggal di kawasan permukiman ini merupakan
5 2013 4.803
penduduk yang bekerja di sektor jasa dan perdagangan. 6 2012 4.431
Masyarakat yang tinggal di jalur jalan kota/propinsi cenderung bekerja di sektor Sumber : Baseline 100-0-100 P2KKP (2017)

perdagangan karena posisi tempat tinggal yang sangat strategis sebagai lokasi atau
tempat berdagang.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-4


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

c Struktur Penduduk Kelurahan 900

800
Struktur penduduk Kelurahan Rappocini berdasarkan data pemuktahiran baseline
700
tahun 2017 tercatat sebanyak 5.981 Jiwa dengan jumlah rumah tangga adalah 1.116
600
dan 1.475 jumlah kepala keluarga. Struktur penduduk Kelurahan Rappocini dirinci
500 LAKI-LAKI
menurut jenis kelamin meliputi 2.887 jiwa penduduk laki-laki dan 3.094 jiwa
400 PEREMPUAN
penduduk perempuan. RASIO JENIS KELAMIN
300

200

100

0
RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06

Gambar 3.3 Struktur Penduduk Kelurahan Rappocini

3.1.3. PENGGUNAAN LAHAN


Lahan yang ada di Kelurahan Rappocini difungsikan berbeda-beda olek penduduk Kelurahan Rappocini, Tabel 3.4.
sebagian besar umumnya didominasi oleh permukiman untuk lebih jelasnya akan diurai di dalam tabulasi dan Pola Penggunaan Lahan di Kelurahan Rappocini
Persentase Luas
grafik di bawah ini. No Jenis Penggunaan
(%)
Berdasarkan tabel pola penggunaan lahan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar luas
1 Lahan Kosong 2
lahan yang ada di Kelurahan Rappocini digunakan untuk lokasi permukiman yaitu 90 %, sisanya sebesar 10 % 2 Tambak 2
digunakan sebagai lokasi tambak, kebun, sungai bahkan masih ada juga yang merupakan lahan kosong.Juga 3 Permukiman 91
terdapat 1 % lokasi Kelurahan Rappocini merupakan wilayah makam. 4 Kebun 2
5 Makam 1
Lahan dan tanah kosong yang di kelurahan berpotensi dijadikan Ruang terbuka hijau atau ruang terbuka
6 Sungai/Kanal 2
public, sesuai dengan salah satu indicator kekumuhan yang ada di program kotaku yaitu tersediaanya ruang
Sumber : Baseline 100-0-100 P2KKP (2017)
terbuka hijau atau ruang public yang dapat berguna sebagai tempat masyarakat saling bersosialisasi antara
satu dengan yang lain sehingga keakraban antar warga dapat terjalin dengan baik.
Selain lain itu di Kelurahan Rappocini juga terdapat lokasi yang menjadi genangan sehingga dibutuhkan
penangan yang lebih lanjut untuk mengatasi masalah genangan tersebut

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-5


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.1.4. KONDISI EKONOMI DAN SOSIAL WILAYAH

a. Kondisi Ekonomi

Tingkat pendapatan masyarakat di Kelurahan Rappocini bervariasi tetapi dapat digolongkan


menjadi 2 jenis, yaitu Masyarakat dengan taraf hidup menengah ke atas dan juga masyarakat dengan
taraf hidup menengah ke bawah atau dengan kata lain dapat disebut MBR (Masyarakat berpenghasilan
rendah). Masyarakat yang tergolong MBR memiliki penghasilan kurang atau sama dengan Rp.
1.500.000,- sebagian masyarakat yang menempati kawasan kumuh itulah yang tergolong di dalam MBR.
Rendahnya tingkatan pendidikan juga mempengaruhi kondisi ekonomi di dalam kawasan prioritas
tersebut (kumuh).
Secara umum mata pencaharian utama masyarakat di Kelurahan Rappocini adalah di bidang
perdagangan/jasa dan juga pegawai pemeritah (hasil pendataan Baseline) . Roda perputaran ekonomi
ditunjang oleh keberadaan pasar-pasar tradisional, took-toko grosiran serta pasar modern atau swalayan Gambar 3.4
sejenis alfamart, indomart dll. Kondisi Perdagangan dan Jasa MBR di Kelurahan Rappocini

b. Kondisi Sosial

Kota Makassar secara umum dan Kelurahan Rappocini secara khusus merupakan wilayah yang multi etnis, Penduduk kelurahan Rappocini kebanyakan dari Suku
Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya.Pengaruh budaya dan adat istiadat terhadap masyarakat di Kelurahan
Rappocini terjadi pada pola pengelompokan sosial, dimana pada umumnya masyarakat yang berasal dari berbagai etnis dengan kebiasaan dan adat istiadat yang hidupnya
berkelompok dan berkumpul pada sebuah lingkungan kecil sehingga terbawa dan teraplikasikan dalam kondisi bermasyarakat saat ini, sehingga memunculkan lingkungan
permukiman yang padat yang tidak jelas batas antar satu rumah dengan rumah lainnya.Hal ini disebabkan karena keinginan meniru anggapan keberhasilan orang-orang
sesama etnis sehingga mereka juga berbondong-bondong juga ikut tinggal di Kota Makassar dengan harapan memperoleh penghidupan yang lebih layak.
Seperti yang disebutkan diatas bahwa unsur pembentuk kebudayaan secara umum di Kota Makassar adalah suku bugis dan makassar, jika adapaun yang berbeda
yakni pada perbedaan dialeg, dan sistem upacara adat dan ritual keagamaan serta bentuk bangunan. Selain itu masyarakat yang berdiam pada umumnya memiliki toleransi
yang sangat tinggi terhadap sesama mereka. Hal ini nampak juga di dalam pembentukan kekumuhan di Kelurahan Rappocini, karena budaya yang toleran sehingga terjadi
pembiaran-pembiaran yang semestinya tidak dilakukan seperti kurangnya kepedulian terhadaplingkungan, sehingga dapat menimbulkan atau semakin berkembangnya
lingkungan atau kawasan kumuh di suatu kelurahan khususnya di Kelurahan Rappocini.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-6


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.5 Peta Topografi Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-7


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.6 Peta Curah Hujan Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-8


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.7 Peta Jenis Tanah Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-9


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.8 Peta Geologi Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-10


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.9 Peta Kemiringan Lereng Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-11


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.10 Peta Kependudukan Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-12


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.11 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-13


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.1.4. KONDISI FASILITAS SOSIAL-KONOMI

a. Fasilitas Kesehatan
Tabel 3.5
Ketersediaan pelayanan kesehatan di wilayah kelurahan saat ini menjadi faktor yang penting Ketesediaan Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Rappocini

dalam menjaga kesehatan masyarakat dan juga akan berimplikasi terhadap kesehatan lingkungan. No Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah (Unit)
1 Puskesmas 0
Apabila ditinjau dari segi fasilitas atau sarana prasarana kesehatan, Kelurahan Rappocini masih 2 Pustu 0
tergolong minim sarana kesehatan, sehingga untuk berobat masyarakat cenderung ke fasilitas yang ada 3 Rumah Sakit 0
di kelurahan lain dalam lingkup Kecamatan Rappocini, misalnya di puskesmas Kassi-Kassi yang memiliki 4 Rumah Sakit Bersalin 0
5 Posyandu 5
fasilitas yang lebih lengkap.
Sumber : Baseline 100-0-100 P2KKP (2017)

b. Fasilitas Pendidikan
Tabel 3.6
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat mewujudkan terciptanya sumberdaya Ketersediaan Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Rappocini
manusia (human resources) yang berkualitas. Mencapai tujuan tersebut maka diperlukan dan Jumlah Fasilitas
No Jenjang Pendidikan
dibutuhkan sarana dan prasarana pendidikan berupa sekolah dengan berbagai tingkatan. Pendidikan (Unit)
1 TK/TPA/TKA 0
juga berpengaruh terhadap perilaku keseharian di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, pola- 2 SD 1
pola hidup bersih dan sehat, menciptakan penghidupan yang layak. 3 SMP/SLTP 0
4 SMU/SMEA 0
Berdasarkan Fakta di lapangan bahwa ketersediaan prasarana dan sarana pendidikan di 5 Perguruan Tinggi (PT) 0
Kelurahan Rappocini masih dikatakan kurang karena keberadaan sekolah yang hanya terdiri dari1 Sumber : Baseline 100-0-100 P2KKP (2017)

sekolah dasar, sehingga untuk bersekolah anak usia sekolah harus bersekolah diwilayah luar kelurahan Jumlah Rumah Tangga
yang memiliki Anggota
bahkan diluar kecamatan. Wajib Belajar 9 tahun
(RT)
Tingginya tingkat anak yang bersekolah disuatu kelurahan dapat dilihat dari akses atau 730
Jumlah Tumah Tangga
ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan di kelurahan tersebut ataupun di kelurahan 4 yang Mengenyam
4
Pendidikan (RT)
atau kecamatan yang berdekatan, dan juga yang menjadi salah satu factor pendukung adalah adanya
734
program pendidikan gratis bagi masarakat atau anak usia wajib belajar 9 tahun. Jumlah Tumah Tangga
yang Tidak Mengenyam
Gambar 3.12. Pendidikan (RT)

Persentasi Akses Masyarakat Terhadap Sarana Pendidikan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-14


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

c. Fasilitas Pedagangan dan Jasa

Sebaran fasilitas ekonomi di Kelurahan Rappocini cenderung berada pada sepanjang jalan utama
wilayah serta pada unit-unit lingkungan permukiman dengan tipe aktifitas ekonomi yang berkembang meliputi
ekonomi formal dan ekonomi non formal.
Perkembangan aktifitas ekonomi dominan berkembang linier sepanjang jalan Rappocini dengan dungsi
dminan yang berkembang adalah sektor komersil dan jasa, serta beberapa pula berkembang PKL.

Gambar 3.13
Kondisi Aktifitas Ekonomi Masyarakat
d. Fasilitas Perumahan dan Permukiman

Pembangunan perumahan yang dilakukan oleh masyarakat/perorangan, masih bersifat alami. Pola
permukiman yang terbentuk cenderung mengelompok (concentrik) pada suatu kawasan, dan berkembang
secara linear mengikuti jaringan jalan. Usaha perumahan dan permukiman yang dilakukan masyarakat,
termasuk yang dibangun oleh pengembang di Kelurahan Rappocini terdiri atas usaha perumahan dan
permukiman kecil, menengah dan besar.
Perumahan yang berkembang di Kelurahan Rappocini terdapat dua klasifikasi yaitu perumahan
swadaya dan perumahan formal yang dikembangkan oleh pengembang. Keberadaan kawasan permukiman di
Kelurahan Rappocini khusunya pada lingkungan perumahan swadaya cenderung kumuh dengan bentuk dan
pola permukiman di Kelurahan Rappocini pada umumnya terdiri dari dua yakni secara linear mengikuti pola
jalan eksisting dan berbentuk cluster, Beberapa rumah tampak menyebar dan ada yang berkumpul dalam
sebuah titik sehingga mengakibatkan kepadatan yang cukup sesak jika dilihat secara visual.
Jarak antar bangunan didefinisikan sebagai jarak antar bangunan (rumah) satu dengan bangunan
lainnya diperlukan sebagai tindak mitigasi bencana jika sewaktu-waktu terjadi, dan sekaligus memberikan
Gambar 3.14
ruang untuk resapan air tanah, sirkulasi udara, pencahayaan serta estetika dalam segi arsitektur dan
Kondisi Permukiman Masyarakat
mencegah tejadinya kepadatan bangunan yang berlebih.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-15


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.2. PROFIL PERMUKIMAN KELURAHAN RAPPOCINI

Profil permukiman pada dasarnya adalah informasi dasar yang diuraiakan berdasarkan keberadaan lokasi dan karakteristik terkait kondisi fisik dan non fisik Kelurahan
Rappocini. Sebaran permukiman Kelurahan Rappocini terbagi menjadi 2 (dua) klasifikasi yaitu permukiman formal dan permukiman non formal yang dibangun secara swadaya
oleh masyarakat sedangkan pola permukiman yang terbentuk cenderung berkembang secara linear mengikuti pola jaringan jalan.

KELURAHAN RAPPOCINI
Gambar 3.15 Peta Karakteristik dan Fungsi Bangunan di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-16


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.2.1 KONDISI BANGUNAN HUNIAN

Hasil pendataan berdasarkan Baseline 100-0-100 pada tahun 2017 menunjukan bentuk dan pola permukiman di Kelurahan Rappocini pada umumnya terdiri dari dua
yakni secara linear mengikuti pola jalan eksisting dan berbentuk cluster, Beberapa rumah tampak menyebar dan ada yang berkumpul dalam sebuah titik sehingga
mengakibatkan kepadatan yang cukup sesak jika dilihat secara visual. Di dalam deliniasi kawasan kumuh (prioritas) juga terdapat beberapa rumah yang tidak menghadap
jalan, Sedangkan jarak rata-rata antar rumah terutama di kawasan permukiman kumuh ± 1-1,5 meter
Kondisi bangunan yang ada di Kelurahan Rappocini dapat dikatakan bervariasi , baik itu dari jenis material yang digunakan (permanen dan tidak permanen), jumlah
lantai (1-3 lantai) hingga pada jenisnya. Dapat dilihat dari segi jenis dan bentuknya cenderung heterogen.Pada daerah sepanjang jalan raya sebahagian besar difungsikan
sebagai ruko atau pertokoan. Tetapi berbeda halnya dengan yang berada di dalam lorong dan cenderung menjadi tempat lingkungan atau kawasan kumuh umumnya rumah-
rumah yang ada berbentuk rumah kayu atau bersifat semi permanen dengan atap seng dan lantai kayu atau semen plur.
60% 841 62% 814 52% 707 312 1349 27.7 Jumlah
841 62% 60% 814 52% 707 312 1349 27.7 Jumlah
57% 91 57% 91 57% 91 33 159 4.9 RW 06
56%
91 57%
127 Tabel 3.7
75%
57%
95
91
38%
57%
64
91
81
33
170
159
2.1
4.9
RW 05
RW 06
127 Kondisi Bangunan Hunian Kelurahan Rappocini
75% 56% 95 38% 64 81 170 2.1 RW 05
83% 275 86% 267 59% 190 46 321 6.9 RW 04
Jumlah Prosentase
275 86% 83% 267 59% 190 46 321 6.9 RW 04
63% 140 77% 114 61% 111 56 182 3.2 RW 03
140 77% 63% Prosentas 114 61% Bangunan
111 Bangunan
56 182 3.2 RW 03
54% 28 Jumlah
19% 78 37% 53 46 144 3.1 RW 02
28 19% 54% e 78 37% hunian
53 hunian
46 144 3.1 RW 02
Jumlah Bangunan
Jumlah Tingkat Persentase Bangunan memiliki memiliki
45% 180 48% 169 53% 198 50 373 7.5 RW 01
Luas Keteratura hunian
180 48% 45% 169 53% 198 50 373 7.5 RW 01
total kepadatan Keteraturan hunian kondisi Atap, kondisi Atap,
teknis teknis
RW permukima n memiliki
teknis teknis
bangunan bangunan Bangunan memiliki Lantai, Lantai,
per orang persyaratan persyaratan
n (Ha)
persyaratan
Bangunan
persyaratan
luas lantai
per orang
per orang
(unit) (unit/Ha) Hunian luas lantai
per orang
Dinding Dinding
< 7,2 m2 sesuai sesuai
sesuai sesuai
Hunian < 7,2 m2
< 7,2 m2
<7,2 m2 Hunian
< 7,2 m2
Hunian 7,2 m2
<Hunian
sesuai sesuai
luas lantai Dinding Dinding (unit) (unit/Ha)
Dinding Dinding
per orang
luas lantai
luas lantai (unit)
n (Ha) (unit/Ha) Hunian
Bangunan
per orang
n (Ha) Bangunan luas lantai
persyaratan persyaratan
memiliki
Lantai,
Lantai,
Lantai,
Lantai, bangunan bangunan Bangunan
memiliki
memiliki RW bangunan bangunan
permukima Bangunan
n
permukima n memiliki RW
Atap,kondisi Atap, teknis teknis
hunianAtap,kondisi
kondisi Atap,
kondisi total kepadatan Keteraturan
hunian
hunian total
Luas kepadatan Keteraturan
Keteratura
Luas Jumlah Keteratura hunian
RW 01 7.5 373 50 198 53% 169 45% 180 48%
Bangunan
memiliki memiliki
memiliki memiliki Tingkat Persentase
Bangunan
Bangunan Jumlah Tingkat Persentase
Jumlah
hunian hunian Jumlah Bangunan
RW 02 3.1 144 46 53 37% 78 54% 28 19%
e
hunian hunian e
Jumlah Jumlah
RW 03 3.2 182 Bangunan Bangunan
Bangunan Bangunan
Prosentas
56 111 61%
Prosentas 114 63% 140 77%
Prosentase Prosentase
Jumlah
RW 04 6.9 321 46 190 59% 267 83% 275 86%
Jumlah

RW 05 2.1 170 81 64 38% 95 56% 127 75%


RW 06 4.9 159 33 91 57% 91 57% 91 57%
Jumlah 27.7 1349 312 707 52% 814 60% 841 62%
Sumber : Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-17


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.16 Peta Kondisi Bangunan Hunian Kelurahan Rappocini

KELURAHAN RAPPOCINI

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-18


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.2.2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


Tabel 3.8
Prasarana jalan merupakan salah satu elemen yang terpenting Tabel Kondisi Prasarana Jalan di Kelurahan Rappocini
dalam semua aspek kehidupan di suatu wilayah karena berfungsi sebagai Total panjang
Persentase Jalan
keseluruhan Jalan
wadah sirkulasi kehidupan perkotaan maupun wilayah, begitu pula di Total Jaringan Lingkungan
Lingkungan yang
RW Jalan Lingkungan Sesuai
Kelurahan Rappocini, secara umum kondisi jaringan jalan dengan berbagai permukaannya
yg ada (meter) Persyaratan
tidak rusak (sesuai
Teknis
fungsi dan kelasnya dapat dikatakan cukup baik. Tetapi masih terdapat persyaratan teknis)

jalanan yang mempunyai permukaan dari tanah, tetapi ada juga yang RW 01 3176 2142 67%
RW 02 1122 275 25%
kondisinya sudah diperkeras baik itu aspal, beton, dan paving blok tetapi RW 03 1262 838 66%
berada dalam kondisi rusak baik itu rusak ringan, sedang maupun rusak RW 04 3323 2031 61%
RW 05 867 487 56%
berat. RW 06 1332 1332 100%
Jumlah 11082 7105 64%
Sumber: Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017

3.2.3 KONDISI DRAINASE PERMUKIMAN

Jaringan Drainase merupakan salah satu prasarana dasar yang Tabel 3.9
Tabel Kondisi Drainase di Kelurahan Rappocini
harus terpenuhi di dalam sebuah sistem permukiman. Keterpaduan sistem
Panjang Kondisi Persentase
prasarana drainase menentukan proses pengaliran air yang dapat jaringan Panjang Kondisi Persentase
Luas Area
drainase pada jaringan drainase Luas Area
menghindarkan permukiman dari genangan air baik yang bersifat jangka Panjang Panjang Persentase permukiman
lokasi pada lokasi permukiman
Drainase drainase Panjang tidak terjadi
waktu genangan yang lama maupun sebentar. Menurut fungsinya drainase RW
Eksisting Ideal drainase
permukiman permukiman
genangan
tidak terjadi
memiliki kualitas memiliki kualitas genangan
yang ada di Kelurahan Rappocini terdiri dari drainase primer,dan tersier. (meter) (meter) Ideal (%) air/banjir
tidak tidak air/banjir
(Ha)
rusak/berfungsi rusak/berfungsi (%)
Berdasarkan Tabel 3.9, maka dapat disimpulkan bahwa masih
baik (meter) baik (%)
terdapat 32 % drainase di wilayah Kelurahan Rappocini merupakan kondisi RW 01 5422 5422 100% 3278 60% 6.3 84%
rusak (tidak berfungsi baik) dan juga masih terdapat 10 % dari luas RW 02 1776 1994 112% 874.6 49% 1.6 51%
RW 03 2441 2441 100% 1572 64% 3.2 100%
wilayah Kelurahan Rappocini masih tergenang apabila hujan turun. Jenis
RW 04 5546 5546 100% 3878 70% 6.9 100%
drainase di Kelurahan Rappocini ada dua yaitu drainase terbuka dan RW 05 1254 1254 100% 788 63% 2.1 100%

drainase tertutup. RW 06 2664 2664 100% 2664 100% 4.9 100%


Jumlah 19103 19321 101% 13054.6 68% 25.0 90%

Sumber: Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-19


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.17 Peta Kondisi Jaringan Jalan Kelurahan Rappocini

KELURAHAN RAPPOCINI

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-20


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.18 Peta Kondisi Jaringan Drainase Kelurahan Rappocini

KELURAHAN RAPPOCINI

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-21


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.2.4 KONDISI AIR MINUM


Tabel 3.10
Secara umum air bersih menjadi sebuah kebutuhan dari penghidupan
Tabel Kondisi Air Minum di Kelurahan Rappocini
yang layak bagi permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan, begitupula
halnya dengan Kelurahan Rappocini dalam pemenuhan kebutuhan air minum Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Jumlah Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat
dan air bersih masyarakat yang bermukim di dalamnya masih belum mencukupi RW Masyarakat yang terlayani terlayani yang terpenuhi yang terpenuhi
dan baik. Akses terhadap pemenuhan kebutuhan dengan air perpipaan meteran (KK) Sarana Air Sarana Air kebutuhan air kebutuhan air
Minum (KK) Minum (%) minum (KK) minum (%)
(PDAM) sudah sangat dirasakan oleh masyarakat tetapi kadang jumlahnya tidak
mencukupi kebutuhan masyarakat hal ini dikarenakan oleh daya dukung atau RW 01 287 270 94% 216 75%
RW 02 88 83 94% 83 94%
kemampuan pelayanan debit air dari PDAM yang kurang memadai apalagi pada
RW 03 203 146 72% 143 70%
saat musim kemarau, selain itu masyarakat Kelurahan Rappocini hanya RW 04 293 265 90% 254 87%
mempunyai pilihan menjadikan air sumur sebagai sumber air minum dan air RW 05 154 151 98% 143 93%
RW 06 91 91 100% 91 100%
bersih yang kualitasnya juga tidak bisa dikatakan layak karena pengaruh
Jumlah 1116 1006 90% 930 83%
pencemaran dari lingkungan sekitar. Berikut di uraikan dalam tabel mengenai
Sumber: Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017
kondisi air minum dan air bersih di Kelurahan Rappocini.

3.2.5 KONDISI AIR LIMBAH PERMUKIMAN


Tabel 3.11
belum memenuhi standar kesehatan, hal ini terlihat dari genangan yang Tabel Kondisi Air Limbah di Kelurahan Rappocini
sebagain besar terjadi karena buangan limbah yang tidak mengalir dan Jumlah
Prasarana Persentase
dan Sarana Prasarana dan
merembes ke permukaan tanah. Sedangkan untuk pemenuhan jamban keluarga Masyarakat Persentase
Pengelolaan Sarana
Jumlah Memiliki Masyarakat
Air Limbah Pengelolaan
umumnya sudah menggunakan kloset leher angsa yang terhubung dengan RW Masyaraka Akses Memiliki Akses
Sesuai Air Limbah
t (KK) Pengelolaan Pengelolaan
dengan Sesuai dengan
septic tank dan memenuhi persyaratan teknis minimum sebagaimana tertuang Air Limbah Air Limbah (%)
Persyaratan Persyaratan
(KK)
dalam tabel 3.10 Teknis (KK) Teknis (%)
RW 01 287 280 97.6% 281 97.9%
Berdasarkan table 3.10 bahwa masih terdapat 2 % masyarakat yang RW 02 88 87 98.9% 88 100.0%
belum memiliki jamban yang sesuai dengan persyaratan teknis dan juga masih RW 03 203 202 99.5% 202 99.5%
RW 04 293 293 100.0% 289 98.6%
terdapat 100 % masyarakat yang pembuangan air limbahnya masih belum layak RW 05 154 152 98.7% 134 87.0%
RW 06 91 91 100.0% 91 100.0%
yaitu masih bercampur atau dibuang ke saluran drainase. Sehingga masih perlu
Jumlah 1116 1105 99.0% 1085 97.2%
penanganan lebih lanjut untuk mengatasi limbah rumah tangga. Sumber: Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-22


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.19 Peta Kondisi Air Minum Kelurahan Rappocini

KELURAHAN RAPPOCINI

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-23


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.20 Peta Kondisi Air Limbah Kelurahan Rappocini

KELURAHAN RAPPOCINI

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-24


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.2.6 KONDISI PERSAMPAHAN

Pengembangan prasarana persampahan diarahkan untuk Tabel 3.12


Tabel Kondisi Persampahan di Kelurahan Rappocini
peningkatan dan perluasan pelayanan pembuangan sampah, sehingga
Prasarana Prasarana Sistem
Sistem Terpeliharanya Terpeliharanya
permasalahan yang dihadapi saat ini dapat diselesaikan sejak dini melalui dan Sarana dan Sarana Pengelolaan
Pengelolaan Sarana dan Sarana dan
Persampahan Persampahan Persampaha
sistem prasarana (jaringan) persampahan secara terpadu. Selain itu Persampahan Prasarana Prasarana
RW Sesuai Sesuai n yang
yang sesuai Pengelolaan Pengelolaan
dengan dengan sesuai
permasalahan mengenai persampahan harus dikombinasikan serta Standar Teknis Persampahan Persampahan
persyaratan persyaratan Standar
(KK) (KK) (%)
diformulasikan dengan budaya mengenai cinta kebersihan lingkungan Teknis (KK) Teknis (%) Teknis (%)
RW 01 0 0.0% 280 97.6% 0 0.0%
untuk penyadaran pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Di
RW 02 0 0.0% 88 100.0% 0 0.0%
Kelurahan Rappocini sendiri pengangkutan sampah dengan motor RW 03 71 35.0% 203 100.0% 71 35.0%
RW 04 0 0.0% 293 100.0% 0 0.0%
sampah rutin dilakukan setiap hari. Namun beberapa lokasi ruang public
RW 05 0 0.0% 140 90.9% 0 0.0%
dimanfaatkan sebagai media pembuangan sampah. RW 06 0 0.0% 91 100.0% 0 0.0%
Jumlah 71 6.4% 1095 98.1% 71 6.4%
Sumber: Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017

3.2.7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Hasil identifikas kondisi Proteksi Kebakaran di Kelurahan Rappocini Tabel 3.13


Tabel Kondisi Proteksi Kebakaran di Kelurahan Rappocini
belum tersedia secara aktif dan pasif disetiap kawasan permukiman.
Ketersediaan Ketersediaan
Penyediaan sarana dan prasarana proteksi kebakaran sebagai salah satu Ketersediaan Ketersediaa
Prasarana Sarana
Prasarana n Sarana
upaya dalam penanganan bahaya akan ancaman bencana kebakaran, Proteksi Proteksi
RW Proteksi Proteksi
Kebakaran Kebakaran
sedangankan pada kondisi permukiman dengan tingkat kerapatan bangunan Kebakaran Kebakaran
(Unit (Unit
(%) (%)
yang cukup tinggi dan hampir tidak mempunyai jarak antar bangunan sangat Bangunan) Bangunan)
RW 01 287 100.0% 0 0.0%
memungkinkan tingginya resiko terhadap ancaman bahaya kebakaran.
RW 02 88 100.0% 0 0.0%
RW 03 203 100.0% 0 0.0%
RW 04 293 100.0% 0 0.0%
RW 05 154 100.0% 0 0.0%
RW 06 91 100.0% 0 0.0%
Jumlah 1116 100.0% 0 0.0%

Sumber: Pemuktahiran Data Baseline Tahun 2017

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-25


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 3.21 Peta Kondisi Sistem Persampahan Kelurahan Rappocini

KELURAHAN RAPPOCINI

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-26


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.2.8 KAJIAN RESIKO BENCANA

Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia atau gabungan dari keduanya yang berakibat pada korban dan kerugian bagi keduanya
pula. Di dalam lingkup administrasi Kelurahan Rappocini sendiri berdasarkan kajian alur sejarah dan interpretasi dari peta resiko bencana diidentifikasi dua jenis bencana
yang sering menimpa yakni.

 Banjir : disebabkan oleh debit air yang melimpah akibat air hujan dan tidak mampunya drainase untuk menampung dan tidak terintegrasi dengan baik sehingga
menyebabkan penumpukan air hujan yang menggenangi wilayah permukiman. Selain itu juga kurangnya daeerah resapan air yang ada di kelurahan.

 Kebakaran : disebabkan oleh kosleting listrik hal ini diakibatkan karena banyaknya sirkulasi listrik yang tidak memadai. Hal yang mengakibatkan lambatnya penanganan
terhadap terjadinya kebakaran adalah kurang memadainya akses jalan (< 3 m) yang akan dilewati oleh mobil pemadam kebakaran untuk sampai ke lokasi bencana

Gambar 3.22 Gambar 3.23


Peta Rawan Banjir di Kelurahan Rappocini Peta Rawan Ancaman Kebakaran di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-27


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Secara garis besar mekanisme penerapan pengamanan sosial dan lingkungan Indikator Masalah Analisis Potensi Solusi
dilaksanakan dengan alur mekanisme diawali dengan sosialisasi upaya pengamanan Kumuh
sosial dan lingkungan di setiap kegiatan pembangunan sarana prasarana kelurahan, Kebakaran  Bangunan  Mengikuti  Adanya  Pemasangan
mulai dari kegiatan perencanaan, pengusulan kegiatan, pelaksanaan konstruksi sampai padat bangunan yang kemauan Hydran
dengan tahapan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana. Prinsip dasar yang  Masih ada sudah ada dan masyarakat kebakaran di
melandasi pengendalian dampak lingkungan adalah meminimumkan efek negative dan
rumah warga tidak mengikuti untuk ikut titik-titik yang
memaksimumkan dampak positif dari setiap kegiatan.
yang terbuat rencana detail tata berpartisipasi strategis.
Dari segi pengamanan dampak sosial dan lingkungan Kelurahan Rappocini dapat dilihat
dari ruang wilayah  Masyarakat siap  Pemenuhan
dalam tabel berikut:
bahan/material  Kondisi ekonomi berswadaya dan listrik secara
Tabel 3.14 Resiko Terjadinya Bencana di Kelurahan Rappocini yang mudah masyarakat. bergotong legal dan untuk
terbakar seperti  Sistem royong dalam tiap rumah
Resiko Permasalahan Arahan
dinding papan pemenuhan listrik melakukan tangga.
Kanal Kanal dengan sedimentasi yang Melakukan pengelolaan dengan baik.
dan atap yang masih perbaikan.
sebagai tinggi dan kualitas air yang sangat
rumbia. menyambung satu
saluran buruk akan menyebabkan
 Pemasangan sama lain.
drainse kerusakan lingkungan terutama
jaringan aliran  Instalasi listrik
primer pada kualitas air tanah.
listrik yang yang kurang
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan kejadian bencana di semberawut. memadai.
Kelurahan Rappocini diukur dengan kondisi fisik dasar, sejarah, dan pola permukiman  Akses jalan  Akses jalan
yang ada. Potensi bencana yang terdapat di Kelurahan Rappocini ialah bencana banjir yang tidak di kurang dari ≤ 1,5
dan kebakaran. Data ini diperoleh dari tingkat kejadian yang pernah terjadi dan tingkat jangakau oleh M
kemungkinan yang akan terjadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel analisis mobil DAMKAR
resiko bencana berikut

Tabel 3.15 Analisis Resiko Bencana di Kelurahan Rappocini Banjir/  Saluran  Kenaikan tanah  Adanya  Normalisasi
N Resiko genangan drainase primer pada dasar kanal kemauan sungai.
Tipologi Daerah Bencana Faktor Pendukung (kanal) tak dan drainase masyarakat  Pembuatan
o Bencana
1. Banjir  Daerah padat permukiman  Pendangkalan drainase mampu lingkungan yang untuk ikut proteksi
yang tidak dilengkapi  Besarnya debit air hujan yang tidak menampung mengalami berpartisipasi dinding sungai.
dengan SPAL yang sesuai dengan volume saluran drainase debit air. pendangkalan,  Masyarakat siap  Penataan
terhubung dengan menyebabkan air bias meluap.  Kanal sehingga pada berswadaya dan sepanjang
dreinase tersier. mengalami musim hujan air bergotong bantaran
 Daerah pinggir sungai pendakalan/Sed biasanya royong dalam sungai
imentasi oleh meluap/sungai melakukan
2. Kebakaran  Permukiman Padat  Bangunan terbuat dari bahan yang
karena erosi. tidak dapat perbaikan.
mudah terbakar (tidak permanen).
menampung debit
 Instalasi listrik yang kurang memadai.
air yang mengalir
 Jarak antar bangunan yang sangat
berdekatan.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-28


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI

Kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Rappocini meliputi RT001-RW001, RT001-RW002, RT002-RW002, RT003-RW002, RT004-RW002, RT001-RW003, RT002-RW003, RT004-RW003, RT005-RW003,
RT001-RW005, RT002-RW005 dengan luas sebesar 10,38 Ha, berdasarkan SK Walikota Kota Makassar Nomor: 050.05/1341/Kep/IX/2014. Karakteristik kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini
merupakan kawasan kumuh daerah dataran, kawasan pusat kota, pusat kegiatan perdagangan dan jasa. Baseline data kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini pada dasarnya adalah informasi dasar
yang telah dihimpun sebelum suatu program penanganan dimulai. Informasi dasar tersebut diuraiakan berdasarkan 7 aspek dan 19 kriteria penilaian permukiman kumuh serta keberadaan lokasi dan tipologi,
karakteristik, identifikasi legalitas lahan, identifikasi kondisi kekumuhan dan pertimbangan lainya.

Gambar 3.24 Peta Deliniasi Kawasan Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-29


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.16 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT01-RW01


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Panjang saluran drainase eksisting 1.424 meter
Kota Makassar Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Kecamatan Rappocini  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Kelurahan Rappocini Tidak terpeliharanya sistem drainase
Lingkungan RT001-RW001  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 1.424 meter
Luas Permukiman 1.39 Ha Kualitas konstruksi sistem drainase
Jumlah Penduduk 610 Jiwa  Panjang saluran drainase rusak 570 meter
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 139 KK Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Jumlah Bangunan 108 Unit Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis 1 KK
Koordinat 119° 25' 36,014"E Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
5° 9' 9,582"S persyaratan teknis
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah teknis

Karakteristik Lokasi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan persampahan teknis
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 139 KK
Identifikasi Legalitas Lahan sesuai standar teknis
Status Lahan Legal Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
RTRW standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Bangunan Hunian  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran -
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 95 unit Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Tingkat kepadatan bangunan 79 unit/ha  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 108 Unit
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan 0,6 Ha Pertimbangan Lainnya
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 72 unit Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Lingkungan  Panjang jalan ideal 845 meter Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan ekonomi
 Panjang jalan eksisting 845 meter Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
Kualitas jalan lingkungan Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 226 meter Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman 2 KK
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum 32 KK
minimalnya
Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0,07 Ha
 Panjang drainase ideal 1.424 meter

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-30


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.17 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT01-RW02


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.57 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 267 meter
Kecamatan Rappocini Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini  Panjang saluran drainase eksisting 267 meter
Lingkungan RT001-RW002 Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Luas Permukiman 0.88 Ha  Panjang saluran akses ke sistem kota 93 meter
Jumlah Penduduk 156 Jiwa
Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 33 KK
 Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 254 meter
Jumlah Bangunan 15 Unit
Kualitas konstruksi sistem drainase
Koordinat 119° 25' 33,389"E
 Panjang saluran drainase rusak 254 meter
5° 9' 10,406"S
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar -
teknis
Karakteristik Lokasi Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 33 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian  Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan standar teknis
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 10 unit  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak -
 Tingkat kepadatan bangunan - terpelihara
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran -
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 10 unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 15 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan
Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 156 meter
Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 156 meter
Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kualitas jalan lingkungan
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 156 meter
Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum
ekonomi
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman -
Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum
Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum -
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-31


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.18 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT02-RW02


Informasi Lokasi dan Tipologi
Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan
lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.55 Ha
Kota Makassar
 Panjang drainase ideal 685 meter
Kecamatan Rappocini
Kelurahan Rappocini Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Lingkungan RT002-RW002  Panjang saluran drainase eksisting 560 meter
Luas Permukiman 1.13 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 228 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota 125 meter
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 52 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 29 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 560 meter
Koordinat 119° 25' 37,21"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 15,168"S  Panjang saluran drainase rusak 320 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar -
teknis
Karakteristik Lokasi
Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota
persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan
 Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa
teknis
Identifikasi Legalitas Lahan
Status Lahan Legal Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW persampahan teknis
RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 52 KK
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit sesuai standar teknis
Bangunan Hunian Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Identifikasi Kondisi Kekumuhan  Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan standar teknis
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 6 unit Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
 Tingkat kepadatan bangunan -  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - terpelihara
ketentuan Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 4 unit
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan 15 unit Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
teknis
 Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 29 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan
Lingkungan
Pertimbangan Lainnya
 Panjang jalan ideal 380 meter
 Panjang jalan eksisting 380 meter Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
Kualitas jalan lingkungan Fungsi permukiman kepadatan tinggi
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 257 meter Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-32


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.19 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT03-RW02

Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.48 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 546 meter
Kecamatan Rappocini Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini  Panjang saluran drainase eksisting 546 meter
Lingkungan RT003-RW002 Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Luas Permukiman 0.68 Ha  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Penduduk 109 Jiwa
Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 27 KK
 Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 546 meter
Jumlah Bangunan 15 Unit
Kualitas konstruksi sistem drainase
Koordinat 119° 25' 35,1"E
5° 9' 16,398"S
 Panjang saluran drainase rusak 300 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar -
teknis
Karakteristik Lokasi Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 27 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian  Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan standar teknis
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 5 unit  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak -
 Tingkat kepadatan bangunan - terpelihara
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 4 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis
Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 11 unit
 Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 15 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan
Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 273 meter
Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 273 meter
Kualitas jalan lingkungan Fungsi permukiman kepadatan tinggi
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 183 meter Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-33


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.20 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT04-RW02


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.71 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 550 meter
Kecamatan Rappocini Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
 Panjang saluran drainase eksisting 496 meter
Lingkungan RT004-RW002
Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Luas Permukiman 1.20 Ha
Jumlah Penduduk 190 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota 54 meter
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 49 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 29 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 496 meter
Koordinat 119° 25' 36,521"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 19,284"S  Panjang saluran drainase rusak 200 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis 1 KK
Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteristik Lokasi persyaratan teknis
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota
 Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan
teknis
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 49 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian  Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan standar teknis
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 14 Unit  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
Tingkat kepadatan bangunan Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai -
kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 5 Unit
ketentuan
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis
Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 24 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 29 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 313 meter Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 313 meter Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kualitas jalan lingkungan Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 170 meter Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum ekonomi
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik
minimalnya

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-34


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.21 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT01-RW03


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.12 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 311 meter
Kecamatan Rappocini
Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
Lingkungan RT001-RW003
 Panjang saluran drainase eksisting 311 meter
Luas Permukiman 1.09 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 269 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 68 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 50 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 99 meter
Koordinat 119° 25' 39,759"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 16,83"S  Panjang saluran drainase rusak -
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah
Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis -
Karakteristik Lokasi
Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 68 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian
 Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
standar teknis
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 12 Unit Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Tingkat kepadatan bangunan  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 6 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 9 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 50 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 253 meter
Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 253 meter
Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kualitas jalan lingkungan
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 253 meter
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-35


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.22 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT02-RW03


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.10 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 464 meter
Kecamatan Rappocini
Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
Lingkungan RT002-RW003  Panjang saluran drainase eksisting 464 meter
Luas Permukiman 0.52 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 182 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 37 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 26 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 370 meter
Koordinat 119° 25' 41,943"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 17,828"S  Panjang saluran drainase rusak -
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota
Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah
Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis -
Karakteristik Lokasi Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 37 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit
Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
 Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan standar teknis
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 4 Unit Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Tingkat kepadatan bangunan  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 20 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 1 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 26 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan
Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 232 meter
 Panjang jalan eksisting 232 meter
Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
Kualitas jalan lingkungan Fungsi permukiman kepadatan tinggi
 Panjang jalan dengan permukaan rusak - Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-36


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.23 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT04-RW03


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.35 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 348 meter
Kecamatan Rappocini
Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
Lingkungan RT004-RW003
 Panjang saluran drainase eksisting 348 meter
Luas Permukiman 0.58 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 282 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 71 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 48 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 318 meter
Koordinat 119° 25' 38,447"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 19,984"S  Panjang saluran drainase rusak 150 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis -
Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteristik Lokasi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota
persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 71 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian  Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
standar teknis
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan
Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 22 Unit
Tingkat kepadatan bangunan  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 13 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 2 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 48 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 174 meter Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 174 meter Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kualitas jalan lingkungan
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
 Panjang jalan dengan permukaan rusak -
Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum
Air Minum
ekonomi
 Jumlah KK tidak terakses air minum aman -
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-37


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.24 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT05-RW03


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.27 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 846 meter
Kecamatan Rappocini
Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
Lingkungan RT005-RW003  Panjang saluran drainase eksisting 846 meter
Luas Permukiman 0.67 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 285 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 68 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 50 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 586 meter
Koordinat 119° 25' 40,862"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 20,146"S  Panjang saluran drainase rusak 132 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah
Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis -
Karakteristik Lokasi Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 68 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian
 Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan
standar teknis
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 14 Unit Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Tingkat kepadatan bangunan  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 12 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 19 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 50 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 437 meter
Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 437 meter
Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kualitas jalan lingkungan
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 234 meter Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-38


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.25 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT01-RW05


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.62 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 404 meter
Kecamatan Rappocini
Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
 Panjang saluran drainase eksisting 404 meter
Lingkungan RT001-RW005
Luas Permukiman 1.27 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 224 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 54 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 50 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 404 meter
Koordinat 119° 25' 35,158"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 9' 3,586"S  Panjang saluran drainase rusak 32 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah
Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis -
Karakteristik Lokasi
Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan -
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 54 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian
 Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan
standar teknis
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 39 Unit Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Tingkat kepadatan bangunan  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 10 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 7 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 50 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan
Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 279 meter
Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 279 meter
Kualitas jalan lingkungan Fungsi permukiman kepadatan tinggi
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 224 meter Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum - Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-39


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 3.26 Data Baseline Kawasan Permukiman Kumuh RT02-RW05


Informasi Lokasi dan Tipologi Kondisi drainase Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan
Provinsi Sulawesi Selatan lingkungan  Luas kawasan yang terkena genangan 0.34 Ha
Kota Makassar  Panjang drainase ideal 350 meter
Kecamatan Rappocini
Ketidaktersediaan drainase lingkungan
Kelurahan Rappocini
Lingkungan RT002-RW005
 Panjang saluran drainase eksisting 350 meter
Luas Permukiman 0.97 Ha Ketidakterhubungan dengan sistem drainase kota
Jumlah Penduduk 288 Jiwa  Panjang saluran akses ke sistem kota -
Jumlah Kepala Keluarga (KK) 80 KK Tidak terpeliharanya sistem drainase
Jumlah Bangunan 45 Unit  Panjang saluran drainase yang tidak dipelihara 350 meter
Koordinat 119° 25' 36,126"E Kualitas konstruksi sistem drainase
5° 8' 56,705"S  Panjang saluran drainase rusak 136 meter
Legalitas Lokasi Tercantum dalam SK Walikota Kondisi Pengelolaan Sistem pengolahan air limbah tidak sesuai dengan standar teknis
Tipologi Lokasi Kumuh Kumuh Dataran Rendah Air Limbah  Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis -
Karakteristik Lokasi
Prasarana dan sarana pengolahan air limbah tidak memenuhi
Karakteritik Kawasan Kawasan Pusat Kota persyaratan teknis
Bersentuhan dengan Kawasan Pendidikan  Jumlah KK dengan sapras air limbah tidak sesuai persyaratan 35 KK
Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa teknis
Identifikasi Legalitas Lahan Kondisi pengolahan Sarana dan prasarana persampahan tidak sesuai dengan standar
Status Lahan Legal persampahan teknis
Kesesuaian dengan Peruntukan Sesuai dengan Peruntukan RTRW  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tidak 80 KK
RTRW sesuai standar teknis
Persyaratan Administrasi Jumlah bangunan hunian yang memiliki IMB - Unit Sistem pengolahan persampahan tidak sesuai persyaratan teknis
Bangunan Hunian
 Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tidak sesuai -
Identifikasi Kondisi Kekumuhan
standar teknis
Kondisi Bangunan Ketidakteraturan bangunan
Gedung  Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 16 Unit
Tidak-terpeliharanya sarana dan prasarana persampahan
Tingkat kepadatan bangunan  Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah tidak terpelihara -
 Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai - Kondisi proteksi Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran
ketentuan kebakaran  Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran 9 Unit
Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis Ketersediaan sarana proteksi kebakaran
 Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 13 Unit  Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran 45 Unit
Kondisi Jalan Cakupan layanan jalan lingkungan Pertimbangan Lainnya
Lingkungan  Panjang jalan ideal 242 meter Nilai Strategi Lokasi Kawasan Pusat Kota
 Panjang jalan eksisting 242 meter
Fungsi permukiman kepadatan tinggi
Kualitas jalan lingkungan
Lokasi memiliki potensi sosial ekonomi untuk dikembangkan
 Panjang jalan dengan permukaan rusak 135 meter
Kondisi Penyediaan Ketersediaan akses aman air minum
Bersentuhan dengan kawasan pendidikan dan pusat kegiatan
Air Minum  Jumlah KK tidak terakses air minum aman - ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum Kondisi Sosial dan Ekonomi Sistem ekonomi masyarakat subsisten dan komersil
 Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum 3 KK Masyarakat Dominan mata pencaharian masyarakat di sektor informal
minimalnya Sistem nilai dan kekerabatan masyarakat masih baik

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-40


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.5. KRITERIA DAN INDIKATOR PENILAIAN PENENTUAN TINGKAT KEKUMUHAN

Kriteria dan indikator merupakan tahapan untuk menilai lokasi permukiman kumuh berdasarkan parameter kekumuhan yang telah ditetapkan di dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 tahun 2016 tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kelurahan
Rappocini meliputi lingkungan RT001-RW001, RT001-RW002, RT002-RW002, RT003-RW002, RT004-RW002, RT001-RW003, RT002-RW003, RT004-RW003, RT005-RW003,
RT001-RW005, RT002-RW005 dengan luas sebesar 10,38 Ha, dilakukan penilaian kriteria dan indikator untuk penentuan tingkat kekumuhan kawasan yang akan ditangani.
untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.27 Tabel Perhitungan Tingkat Kekumuhan Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini
SULAWESI 3 Kondisi Ketersediaan Akses - KK 0,00% 0
Provinsi Luas SK 10.38 Ha -
SELATAN Penyediaan Aman Air Minum
Kab/Kota : MAKASSAR Luas Verifikasi 10.38 Ha Air Minum Tidak terpenuhinya - KK 0,00% 0
-
Kecamatan : RAPPOCINI Jumlah Bangunan 465 Unit Kebutuhan Air Minum
Kawasan : RAPPOCINI Jumlah Penduduk 2,823 Jiwa Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Minum 0.00%
Jumlah KK 678 KK 4 Kondisi Ketidakmampuan 25% - 50% area 2.80 Ha 26.97% 1
Kondisi Awal (Baseline) Drainase Mengalirkan Limpasan Air terjadi genangan
No Aspek Kriteria Parameter
Numerik Satuan Persentase Nilai Lingkungan > 30 cm, > 2 jam
1 Kondisi Ketidakteraturan 25% - 50% 200 Unit 43.01% 1 > 2x setahun
Bangunan Bangunan bangunan pada
Ketidaktersediaan 179 Meter 2.89% 0
Hunian lokasi tidak -
Drainase
memiliki
Ketidakterhubungan dgn
keteraturan - 272 Meter 4.39% 0
Sistem Drainase Kota
Kepadatan Tidak terpeliharanya 76% - 100% area 5619 Meter 90.70% 5
- - Ha 0,00% 0
Bangunan Drainase memiliki drainase
Ketidaksesuaian 25% - 50% lingkungan yang
dengan Persyaratan bangunan pada kotor dan berbau
Teknis Bangunan lokasi tidak
185 Ha 39.78% 1 Kualitas Konstruksi 25% - 50% area 2563 Meter 41.37% 1
memenuhi
Drainase memiliki kualitas
persyaratan
konstruksi
teknis drainase
Rata-rata Kondisi Bangunan Gedung 27.60% lingkungan buruk
2 Kondisi Cakupan Pelayanan
Rata-rata Kondisi Drainase Lingkungan 31.81%
Jalan Jalan Lingkungan - - Meter 0,00% 0 5 Kondisi Sistem Pengelolaan Air 2 KK 0.29% 0
Lingkungan Pengelolaan Limbah Tidak Sesuai -
Kualitas Permukaan 51% - 75% area Air Limbah Standar Teknis
Jalan lingkungan memiliki kualitas Prasarana dan Sarana
permukaan jalan 2008 Meter 52.20% 3 Pengelolaan Air Limbah
- 35 KK 5.16% 0
yang buruk Tidak Sesuai dengan
Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi Jalan Lingkungan 26.10%

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-41


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

Rata-rata Kondisi Penyediaan Air Limbah 0.00%


6 Kondisi Pengelolaan Persampahan Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak 76% - 100% area
Sesuai dengan persyaratan Teknis memiliki sarpras
pengelolaan
678 KK 100.00% 5
persampahan yang
tidak memenuhi
persyaratan teknis
Sistem Pengelolaan Persampahan yang - KK 0,00% 0
-
tidak sesuai Standar Teknis
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana
- - KK 0,00% 0
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi Pengelolaan Persampahan 33.33%
7 Kondisi Proteksi Kebakaran Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
- 88 Unit 18.92% 0
Kebakaran
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi 76% - 100% area
Kebakaran tidak memiliki
465 Unit 100.00% 5
sarana proteksi
kebakaran
Rata-rata Kondisi Proteksi Kebakaran 50,00%
Total Nilai 22
Tingkat Kekumahan Kumuh Ringan
Rata-rata Kekumuhan 24.12%

3.6. SISTEM SIRKULASI PERGERAKAN KAWASAN

Kemudahan arus transportasi juga dipengaruhi oleh kondisi jalan-jalan penghubung di dalam kawasan yang berupa jalan lingkungan. Secara umum arus sirkulasi dari
dalam kawasan menuju pusat kegiatan kelurahan dan kegiatan perkotaan terbilang lancar dan mudah. Akan tetapi terdapat beberapa jaringan jalan dengan kondisi jalan
lingkungan yang masih sempit dan sebagian rusak masih menyulitkan sirkulasi kendaraan jika terjadi bencana khususnya bencana kebakaran.
Kelancaran proses transportasi yang ada wilayah Kelurahan Rappocini cenderung padat khususnya pada jaringan jalan utama kawasan yaitu jalan Rappocini Raya
dengan tingkat pergerakan kendaraan yang cukup tinggi, secara tidak langsung tingginya pergerakan pada jaringan jalan utama kawasan menpengaruhi sirkulasi pada jaringan
jalan lingkungan permukiman. Oleh karena itu, dalam pengembangan dan pingkatan kualitas jarigan tidak hanya dilakukan secara parsial pada unit-unit lingkungan
permukiman melainkan dilakukan integrasi dan konektifitas sistem jaringan infrastruktur permukiman.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-42


BAB 3. PROFIL PERMUKIMAN KUMUH

3.7. PENETAPAN KAWASAN PRIORITAS

RT 1 RW 1 RT 2 RW 3
Berdasarkan hasil perhitungan data numerik baseline 7
TOTAL NILAI 22 TOTAL NILAI 20
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN indikator 19 parameter pada unit lingkungan permukiman kumuh
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 21.73% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 19.68% Kelurahan Rappocini menunjukan dominan permukiman kumuh di
KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00%
Kelurahan Rappocini kategori kumuh ringan. Berdasarkan
RT 1 RW 2 RT 4 RW 3
intepertasi dan fakta dilapangan berdasarkan hasil pemetaan
TOTAL NILAI 36 TOTAL NILAI 20
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN swadaya masyarakat (SKS) dan disepkati bersama bahwa prioritas
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 36.06% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 22.93% penanganan di tahun pertama (2018) ditetapkan di RW 002
KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% dikarenakan unit lingkungan di RW 2 memiliki nilai pembobotan
RT 2 RW 2 RT 5 RW 3 tertinggi di Kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini,
TOTAL NILAI 23 TOTAL NILAI 18
yang merupakan zona 2, sedangkan Zona 2 (RW 003) memiliki
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 24.26% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 20.85% nilai tertendah dan bahkan ada unit lingkungan tidak kumuh
KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% dikarena telah dilakukan penanganan di tahun 2017 melalui dana
RT 3 RW 2 RT 1 RW 5 KOTAKU (APBN), APBD, dan Swadaya Masyarakat. Dan pada zona
TOTAL NILAI 26 TOTAL NILAI 26 3 dan zona pencegahan perkembangan permukiman kumuh
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN
diharapkan keberlanjutan program pencegahan dan peningkatan
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 28.55% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 25.61%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% kualitas permukiman kumuh di Kelurahan Rappocini.

RT 4 RW 2 RT 2 RW 5
TOTAL NILAI 27 TOTAL NILAI 23
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 26.29% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 27.05%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00%

RT 1 RW 3
TOTAL NILAI 20
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH RINGAN
RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 21.90%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0.00%

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini III-43


BAB 4
KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

4.1. PENYEPAKATAN KAWASAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH


Proses penyepakatan kawasan penanganan permukiman kumuh diawali dengan pemetaan swadaya kelompok kelembagaan masyarakat melalui kegiatan SKS (Survei
Kampung Sendiri) yang kemudian disepakati melalui rapat kelembagaan dan ditentukan kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini (RT001-RW001, RT001-RW002,
RT002-RW002, RT003-RW002, RT004-RW002, RT001-RW003, RT002-RW003, RT004-RW003, RT005-RW003, RT001-RW005, RT002-RW005) sebagai kawasan penanganan
permukiman kumuh berdasarkan kriteria dan indikator yang telah ditetapkan.

4.2. KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH


Konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini Kota Makassar diharapkan mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan kualitas
permukiman kumuh melaui penanganan secara menyeluruh yang diadopsi dari kebijakan makro penanganan permukiman kumuh perkotaan Kota Makassar secara
komprehensif dan berkelanjutan dalam konstelasi kota dan Kawasan Bantaran Sungai Panampu dengan mempertimbangkan aspek fisik, sosial, dan ekonomi.

4.2.1 Konsep Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Pola penanganan kawasan kumuh bila mengacu kepada UU. No 1 Tahun 2011 pasal 94-97 terdapat dua pola penanganan, yaitu pencegahan dan peningkatan kualitas
lingkungan permukiman. Pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh guna meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan
masyarakat penghuni dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh baru serta untuk menjaga dan meningkatkan
kualitas dan fungsi perumahan dan permukiman.
Implementasi dari program ataupun kegiatan yang mengarah kepada pencegahan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman itu, adalah sebagai berikut. Pertama,
pencegahan. Kegiatan pencegahan dilaksanakan melalui, dua kegiatan yaitu, pengawasan dan pengendalian: terutama dilakukan oleh pemerintah daerah mencakup
kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan pemberdayaan masyarakat: melakukan kegiatan
pemberdayaan kepada masyakat melalui pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi. Bisa dikatakan Program Kotaku secara umum masuk dalam kategori
penanganan kawasan kumuh ini. Kedua, peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman
kumuh, Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menetapkan kebijakan, secara holistik, penyelenggaraan perumahan dan permukiman harus dilakukan secara multisektoral
karena memerlukan koordinasi dengan berbagai bidang lain yang terkait dengan kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman dan tidak dapat ditangani oleh satu
sektor saja. strategi, serta pola-pola penanganan yang manusiawi, berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis. Pola peningkatan kualitas lingkungan permukiman itu dilaksanakan
melalui tiga kategori:
• Pemugaran, yakni kegiatan perbaikan bangunan gedung, prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum yang dilakukan tanpa perombakan mendasar dan bersifat
parsial,terutama dilakukan kepada kawasan dalam kategori kumuh ringan.
• Peremajaan, yakni kegiatan yang dilaksanakan melalui pembongkaran dan penataan secara menyeluruh terhadap bangunan gedung, prasarana, sarana, dan/atau
utilitas umum. Biasanya dilakukan kepada kawasan yang masuk dalam kategori Kumuh Sedang.
• Permukiman kembali, yaitu dilakukan dengan memindahkan masyarakat terdampak ke lokasi dengan klasifikasi status lahan legal, biasanya dilakukan di kawasan yang
masuk dalam kategori kumuh berat.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-1


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

a. Kondisi Faktual dan Isu Strategis Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini


Kondisi faktual dan isu strategis permukiman kumuh dalam kerangka pencapaian kota bebas kumuh, diuraikan sebagai berikut:
 Perkembangan permukiman kumuh pada pusat kegiatan perkotaan;
 Infrastruktur jalan dan drainase pada kawasan permukiman mengalami penurunan kualitas;
 Degradasi fisik lingkungan;
 Kerapatan bangunan cukup tinggi 0-1 m;
 Sistem fungsi jaringan drainase belum berjalan optimal dan terstruktur terhadap sistem jaringan perkotaan;
 Sistem pengelolahan air limbah belum memenuhi standar teknis pada kawasan permukiman;
 Sistem pelayanan air minum belum terpenuhi secara kuantitas dan kualitas;
 Sistem pengelolaan persampahan belum berjalan optimal
 Tidak terdapat sistem proteksi kebakaran pada kawasan permukiman;
 Perilaku masyarakat terhadap lingkungan relatif rendah;
 Adanya perubahan fungsi lahan dan kurangnya perhatian dari pemerintah dalam mengawasi masyarakat dalam hal pembangunan rumah yang tidak memiliki IMB;
 Dominan masyarakat berpenghasilan rendah;
 Potensi ekonomi masyarakat belum dioptimalkan
 Ketersediaan ruang terbuka hijau belum memenuhi standar lingkungan perkotaan berdasarkan fungsinya.

b. Kajian Overview Kebijakan


 Peningkatan kualitas permukiman yang layak huni
 Penataan kawasan permukiman kumuh
 Pengembangan prasarana kawasan melalui keterpaduan
Hasil kajian pelayanan sistem jaringan jalan lingkungan
overview kebijakan  Penanganan sistem drainase lingkungan melalui pola
terkait dengan Keberlanjutan keterpaduan
penanganan Program  Peningkatan pengelolaan air limbah domestik
kawasan  Peningkatan distibusi pelayanan air minum
Pemberdayaan
Penanganan  Proteksi kebencanaan secara khusus terhadap ancaman
permukiman kumuh Kawasan
Masyarakat, kebakaran
dipeloreh melalui Pengawasan dan Permukiman
hasil kajian  Penataan RTH
Pengendalian Kumuh  Penataan kawasan bantaran sungai
dokomen spasial
plan, devolopment  Peningkatan usaha-usaha ekonomi masyarakat
Peningkatan  Pelatihan kewirausahaan
plan dan dokumen Kualitas
sektoral  Penataan kawasan ekonomi
Lingkungan  Peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat
perencanaan Kota Permukiman
Makassar  Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga
lingkungan
 Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat
 Sosialisasi tentang pola hidup bersih dan sehat

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-2


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

C. Konsep Penanganan Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini


Konsep penanganan kawasan permukiman kumuh dalam kerangka pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman diuraikan sebagai berikut:
1) Pencegahan
2) Peningkatan Kualitas
 Peraturan zonasi
 Peremajaan lingkungan permukiman dan peningkatan kualitas hunian
 Pemberlakuan Insentif dan Disinsentif
masyarakat.
 Implementasi perda bangunan gedung dan izin mendirikan bangunan (IMB)
 Peningkatan kualitas jaringan jalan lingkungan permukiman dan peremajaan
 Pengawasan terhadap permukiman yang berkembang pada Damija /Dawasja.
jaringan jalan
 Pengawasan dan pemeliharaan saluran drainase dan partisipasi masyarakat
 Peningkatan kualitas drainase lingkungan
dalam pemeliharaan drainase
 Peningkatan sarana dan prasarana pengolahan air limbah dan pengelolaan air
 Pengendalian pengelolaan limbah buangan secara terpadu dan peran serta
limbah secara terpusat
masyarakat dalam pengelolaan limbah buangan rumah tangga
 Peningkatan kualitas pelayanan air minum
 Distribusi pelayanan air minum dan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber
 Penyediaan sarana proteksi kebakaran pada kawasan permukiman dan
air baku
penataan bangunan hunian masyarakat
 Sosialisasi ancaman kebakaran perkotaan dan implementasi Perda bangunan
 Penataan dan pembangunan RTH Publik dan Perda tentang RTH Privat
gedung
 Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sistem persampahan
 Penyediaan sarana RTH berdasarkan fungsinya (ekologis, estetika dan sosial)
 Membangun kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan
dan penyediaan RTH privat
hidup
 Pengawasan bangunan
 Pelatihan kewirausahaan
 Pembangunan masyarakat
 Peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan
 Social capital
 Peningkatan produktifitas usaha ekonomi masyarakat
 Pemberdayaan ekonomi
 Peningkatan sistem sosial masyarakat
 Pemberdayaan pemerintah
 Penigkatan kapasitas kelembagaan masyarakat

Konsep penanganan dan pengembangan kawasan permukiman kumuh kelurahan Rappocini

Tema penanganan dan pengembangan kawasan Konsep penanganan dan pengembangan kawasan permukiman kumuh kelurahan Rappocini

Penanganan kawasan permukiman kumuh  Peningkatan kualitas permukiman kumuh.


secara berkelanjutan yang terintegrasi  Pengawasan dan pengendalian
dengan Pengembangan kawasan  Pemberdayaan masyarakat
perdagangan berbasis ekonomi lokal  Penyediaan RTH
 Peremajaan infrastruktur permukiman
 Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat
 Peningkatan SDM
 Pengembangan potensi ekonomi masyarakat
 Perencanaan berbasis partisipatif

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-3


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

4.2.2 Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Perumusan stategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh Kelurahan Rappocini, diawali dengan mengidentifikasi potensi dan permasalahan sebagai
kawasan permukiman kumuh berdasarkan hasil pemetaan permasalahan melaui SKS yang dilakukan masyarakat bersama BKM kemudian dielaborasi dengan strategi
penanganan permukiman kumuh skala perkotaan Kota Makassar melalui dokumen RP2KPKP sebagai berikut.

a. Kajian Potensi b. Kajian Permasalahan


1) Aspek Fisik 1) Aspek Fisik
• Karakteristik lahan yang datar • Infrastruktur jalan dan drainase pada kawasan permukiman mengalami
• Status lahan legal penurunan kualitas;
• Berkedudukan di pusat kota • Kondisi jaringan jalan buruk;
• Bersentuhan langsung dengan pusat kegiatan ekonomi dan lokasi pendidikan • Degradasi fisik lingkungan;
tinggi. • Kerapatan bangunan cukup tinggi 0-1 m;
• Aksesibilitas dan mobilitas kawasan cukup tinggi • Sistem fungsi jaringan drainase belum berjalan optimal dan terstruktur
2) Aspek Ekonomi terhadap sistem jaringan perkotaan;
• Beranekaragan aktifitas ekonomi masyarakat yang berkembang. • Kondisi drainase tidak terpelihara;
• Pengembangan ekonomi lokal. • Sistem pengelolahan air limbah belum memenuhi standar teknis pada
3) Aspek Sosial Budaya kawasan permukiman;
• Peran kelembagaan masyarakat dalam pembangunan • Sistem pelayanan air minum belum terpenuhi secara kuantitas dan
• Hubungan sosial masyarakat masih terjaga. kualitas;
• Sistem pengelolaan persampahan belum optimal;
• Sarana dan prasarana persampahan belum memenuhi standar pelayanan
minimum;
• Tidak terdapat sistem proteksi kebakaran pada kawasan permukiman;
• Ketersediaan ruang terbuka hijau belum memenuhi standar lingkungan
perkotaan berdasarkan fungsinya.
2) Aspek Ekonomi
• Dominan masyarakat berpenghasilan rendah;
• Kemampuan dalam melakukan usaha belum optimal;
• Kualitas SDM masih cenderung rendah;
• Optimalisai kegiatan usaha ekonomi lokal belum berjalan optimal
3) Aspek Sosial Budaya
• Perilaku masyarakat terhadap lingkungan relatif rendah;
• Peran pemuda dalam pembangunan penanganan permukiman kumuh
rendah;
• Peran Kelembagaan belum berjalan optimal;
• Cenderung memanfaatkan lingkungan sebagai media pembuangan
sampah.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-4


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 4.1

Matriks SWOT Strategi Pencegahan dan Peningkatan Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini Aspek Fisik
Internal STRENGTHS (S) (Kekuatan) WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Karakteristik lahan yang datar. 1. Infrastruktur jalan dan drainase pada kawasan permukiman mengalami
2. Status lahan legal. penurunan kualitas.
3. Berkedudukan di pusat kota. 2. Kondisi jaringan jalan buruk.
3. Degradasi fisik lingkungan.
4. Bersentuhan langsung dengan pusat kegiatan ekonomi dan lokasi
4. Kerapatan bangunan cukup tinggi 0-1 m.
pendidikan tinggi. 5. Sistem fungsi jaringan drainase belum berjalan optimal dan terstruktur
5. Aksesibilitas dan mobilitas kawasan cukup tinggi. terhadap sistem jaringan perkotaan.
6. Kondisi drainase tidak terpelihara.
7. Sistem pengelolahan air limbah belum memenuhi standar teknis pada kawasan
permukiman.
8. Sistem pelayanan air minum belum terpenuhi secara kuantitas dan kualitas.
9. Sistem pengelolaan persampahan belum optimal.
Eksternal 10. Sarana dan prasarana persampahan belum memenuhi standar pelayanan
minimum.
11. Tidak terdapat sistem proteksi kebakaran pada kawasan permukiman.
12. Ketersediaan ruang terbuka hijau belum memenuhi standar lingkungan
perkotaan berdasarkan fungsinya.

OPORTUNITY (O) (Peluang) STRATEGI S-O STRATEGI W-O


1. Pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman yang diikuti 1. Peningkatan kualitas permukiman secara berkelanjutan dan komprehensif.
1. Pemenuhan kebutuhan sarana bermukiman melalui kerjasama pemerintah, dengan kerjasama pemerintah, swasta dan masyarakat 2. Peningkatan kualitas jalan pada lingkungan permukiman kumuh
swasta dan masyarakat. 2. Peningkatan sarana permukiman sesuai standar pelayanan minimum 3. Peningkatan kualitas lingkungan secara berkelanjutan
2. Pemenuhan fungsi-fungsi aktivitas sosial-ekonomi sesuai standar dan radius 3. Pengembangan kawasan permukiman yang layak di pusat perkotaan 4. Penanganan hinian masyarakat layak huni dan sesuai standar kesehatan
pelayanan. 4. Peyiapan pembangunan infrastruktur permukiman kumuh secara 5. Peningkatan kualitas dan pembangunan jaringan drainase pada lingkungan
3. Pengembangan kawasan perkotaan melalui pembangunan cluster-cluster intregrasi dan komprehensif serta terintegrasi dengan keberadaan permukiman kumuh
permukiman baru. aktifitas ekonomi dan pendidikan. 6. Pengembangan sistem drainase permukiman yang terintegrasi dengan sistem
4. Peyiapan infrastruktur permukiman kumuh melalui kolaborasi penanganan. 5. Kolaborasi penanganan permukiman perkotaan infrastruktur perkotaan
5. Kedudukan sebagai pusat kota memberikan pengaruh terhadap kolaborasi 7. Peningkatan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu
penanganan kawasan permukiman perkotaan 8. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan air minum
9. Penanganan sistem pengelolaan persampahan secara menyeluruh
10. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sistem persampahan
11. Penyediaan hydrant kebakaran pada unit-unit lingkungan permukiman
12. Penyiapan RTH unit-unit lingkungan permukiman
TREATHS (T) (Ancaman) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Mendorong kerjasama kolaborasi dalam penanganan permukiman kumuh 1. Penerapan aturan dan Ijin Membangun Bangunan (IMB)
1. Kerjasama antara pemerintah, swasta dan masyarakat belum terlaksana Kota Makassar 2. Pemeliharaan jaringan jalan lingkungan
dengan baik. 2. Pengembangan potensi sumber air baku yang diikuti dengan peningkatan 3. Pemeliharaan jaringan drainase lingkungan
2. Kuantitas dan kualitas air baku sangat terbatas. kuantitas dan kualitas air 4. Pengelolaan air limbah berbasis masyarakat
3. Penyiapan lahan untuk pemenuhan kebutuhan aktivitas sosial-ekonomi. 3. Peningkatan kualitas permukiman dalam kerangka mendukung fungsi- 5. Pengelolaan sistem jaringan air minum berbasis masyarakat
4. Pergeseran pemanfaatan ruang perkotaan. fungsi aktivitas sosial-ekonomi 6. Pengelolaan sistem persampahan
5. Alih fungsi guna lahan. 4. Pengawasan dan pengendalian pemerintah dalam pembangunan 7. Penanggulangan bahaya ancaman kebakaran
6. Reproduksi ruang perkotan. kawasan permukiman 8. Pengelolaa sistem persampahan secara terpadu
5. Pemberdayaan pemerintah dalam mengimplementasi kebjakan penataan 9. Optimalisasi fungsi ruang terbuka hijau sebagai fungsi ekologi, sosial dan
ruang estetika
6. Penguatan adaptasi lingkungan baru akibat reproduksi ruang perkotaan.

Sumber : Hasil Analisis

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-5


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 4.2

Matriks SWOT Strategi Pencegahan dan Peningkatan Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini Aspek Ekonomi

Internal STRENGTHS (S) (Kekuatan) WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Keberadaan pusat-pusat ekonomi pada kawasan. 1. Dominan masyarakat berpenghasilan rendah.


2. Beranekaragan aktifitas ekonomi masyarakat yang 2. Kemampuan dalam melakukan usaha belum optimal.
berkembang 3. Kualitas SDM masih cenderung rendah.
3. Pengembangan ekonomi lokal. 4. Optimalisai kegiatan usaha ekonomi lokal belum berjalan optimal.
Esternal

OPORTUNITY (O) (Peluang) STRATEGI S-O STRATEGI W-O


1. Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi melaui 1. Pengembangan SDM melaui pola kolaborasi dalam kerangka
1. Pembangunan infrastruktur ekonomi melalui kerja sama swasta penyediaan infrastruktur permukiman yang memadai. pengendalian angka kemiskinan
akan mendorong akselerasi perkembangan kawasan 2. Pengembangan potensi ekonomi yang menghasilkan produk 2. Peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaan potensi ekonomi
2. Pengembangan potensi ekonomi masyarakat di kawasan berdaya saing tinggi. kawasan
permukiman kumuh 3. Kerjasama stakeholder dalam pengembangan ekonomi 3. Pemberdayaan masyarakat MBR melalui penguatan pelibataan
3. Dukungan pemerintah dalam pembangunan dan pengembangan kerakyatan bebasis potensi lokal kawasan. pemerintah
sektor trasportasi yang terintegrasi dengan fungsi-fungsi 4. Penataan kawasan ekonomi masyarakat yang komprehensif 4. Penataan kawasan ekonomi berbasis potensi lokal kawasan.
kegiatan ekonomi dan berwasan lingkungan.
4. Penataan kawasan kuliner sepanjang kanal Panampu

TREATHS (T) (Ancaman) STRATEGI S-T STRATEGI W-T


1. Pengembangan infrastruktur ekonomi dalam kerangka 1. Peningkatan minat usaha bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
1. Kerterbatasan infrastruktur dalam mengembangkan sektor- peningkatan kesejahteraan masyarakat 2. Pengembangan pengusaha remaja baru melalui kegiatan inovasi
sektor ekonomi kawasan. 2. Optimalisasi kreaktfitas masyarakat dalam mengembangkan dan kreatif.
2. Kemampuan inovasi dan kreaktifitas masyarakat dalam melihat usaha ekonomi produktif 3. Peningkatan akses ruang terhadap kegiatan ekonomi masyarakat
potensi ekonomi kawasan belum berjalan optimal. 3. Peningkatan produktifitas usaha ekonomi kerakyatan lokal.
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan 4. Bantuan modal usaha bagi masyarakat miskin 4. Penyediaan ruang bagi usaha ekonomi lokal.
ekonomi lokal.
4. Kemampuan modal usaha dalam melakukan aktivitas ekonomi
masih cukup rendah.

Sumber : Hasil Analisis

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-6


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 4.3

Matriks SWOT Strategi Pencegahan dan Peningkatan Permukiman Kumuh Kelurahan Rappocini Aspek Sosial

Internal STRENGTHS (S) (Kekuatan) WEAKNESES (W) (Kelemahan)

1. Peran kelembagaan masyarakat dalam pembangunan. 1. Perilaku masyarakat terhadap lingkungan relatif rendah.
2. Hubungan sosial masyarakat masih terjaga. 2. Peran pemuda dalam pembangunan penanganan permukiman
kumuh rendah.
3. Peran Kelembagaan belum berjalan optimal.
4. Cenderung memanfaatkan lingkungan sebagai media pembuangan
sampah.
Eksternal
5. Urban Crime
OPORTUNITY (O) (Peluang) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Keberadaan masyarakat multikultur menjadi motivasi terhadap 1. Mendorong peran aktif kelembagaan terhadap pembangunan 1. Pemberdayaan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan
pembangunan kawasan permukiman kumuh. kawasan permukiman. 2. Peningkatan peran serta pemuda dalam penanganan lingkungan
2. Akulturasi secara harmonis menjadi modal dalam pembangunan 2. Penguatan sistem sosial masyaraakat sebagai motivasi dalam permukiman kumuh.
kawasan permukiman Kumuh. pembangunan kawasan permukiman kumuh. 3. Penigkatan kapasitas kelembagaan masyarakat
3. Stratifikasi sosial dalam masyarakat yang berkesinambungan. 3. Alkulturasi secara positif dalam kerangka mendukung 4. Peningkatan kesedaran masyarakat terhadap infrastruktur
4. Sistem sosial masyarakat terbuka berkonstribusi positif terhadap harmonisasi dalam bermasyarakat. permukiman.
perkembangan aktivitas kawasan perkotaan. 4. Penguatan stratifikasi sosial masyarakat secara 5. Pemanfaatan teknologi secara positif dalm kerangka mengurangi
5. Pemanfaatan teknologi dalam membangun hubungan kerja sama berkesinambungan. tindak kriminalitas perkotaan.
antar masyarakat perkotaan.
TREATHS (T) (Ancaman) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Masyarakat cenderung lebih menyukai budaya luar yang dirasa 1. Optimalisasi peran kelembagaan terhadap pengaruh budaya 1. Pendidikan secara positif dan pengenalan lingkungan bersih dan
lebih modern, praktis, dan gaya. luar dalam kerangka menjaga jati diri dan karakteristik sehat dari usia dini di era globalisasi.
2. Menurunya eksistensi dan kearifan budaya lokal masyarakat lokal. 2. Mendorong kreativitas remaja di lingkungan permukiman tanpa
3. Penajaman stratifikasi sosial secara berlebihan berdampak pada 2. Penguatan sistem nilai dan sistem norma dalam masyarakat menghilangkan nilai kearifan lokal.
kesenjagan pelayanan sosial masyarakat perkotaan dalam mendukung keberlangsungan perkotaan secara 3. Pengendalian disparitas sosial melalui pemerataan pelayanan
4. Pola hidup masyarakat konsumsi harmonis aktivitas sosial masyarakat
5. Ketergantungan teknologi secara berlebihan berpengaruh 3. Penguatan sistem sosial dan prilaku masyarakat yang diikuti 4. Pelibatan masyarakat secara aktif dalam pemeliharaan lingkungan
terhadap prilaku dan gaya hidup masyarakat perkotaan pengendalian pola hidup masyarakat konsumsi permukiman.
4. Pemanfaatan IPTEK dalam pembangunan kawasan 5. Pengembangan masyarakat perkotaan
permukiman

Sumber : Hasil Analisis

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-7


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

4.2.3 Konsep Penanganan Permukiman Kumuh dan Pengembangan Kawasan

Konsep Pencegahan:
Konsep Pencegahan: • Pemberdayaan Masyarakat,
• Pemberdayaan Masyarakat, diharapkan masyarakat lebih
diharapkan masyarakat lebih diberdayakan pada konteks
diberdayakan pada konteks pengembangan ekonomi serta
pengembangan ekonomi serta berperilaku hidup sehat, khususnya
berperilaku hidup sehat, berpartisipasi terhadap pengelolaan
khususnya berpartisipasi terhadap kebersihan lingkungan.
pengelolaan kebersihan • Pemberdayaan Pemerintah, lebih
lingkungan. didorong agar pola integrasi dan
• Pengendalian terhadap koordinasi terhadap penanganan
perkembangan permukiman di permukiman kumuh dapat
sepanjang kanal Panampu dioptimalkan
• Pemberdayaan Pemerintah, lebih
didorong agar pola integrasi dan Konsep Peningkatan:
koordinasi terhadap penanganan • Peningkatan kualitas infrastruktur
permukiman kumuh dapat permukiman
dioptimalkan • Peningkatan kesejahteraan
masyarakat
Konsep Peningkatan: • Pengembangan potensi ekonomi
• Peningkatan kualitas infrastruktur masyarakat berbasis karakteristik
permukiman lokal
• Peningkatan kesejahteraan • Penguatan kapasitas kelembagaan
masyarakat masyarakat
• Pengembangan potensi ekonomi
masyarakat berbasis karakteristik Konsep Pencegahan:
lokal • Pemberdayaan Masyarakat,
mendorong peran masyarakat
Konsep Pengembangan Skala terhadap pemeliharaan infrastruktur
Kawasan: permukiman yang telah dibangun
• Petataan kawasan sepanjang • Pengawasan pemerintah
sempadan Kanal Panampu
• Pengintegrasian sistem Konsep Peningkatan:
infrastruktur permukiman pada • Peningkatan kualitas infrastruktur
kawasan bantaran Kanal permukiman
Panammpu yang terintegrasi • Peningkatan kesejahteraan
dengan sistem perkotaan. masyarakat
• Penguatan kapasitas kelembagaan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-8


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

4.3. ANALISIS DAN KONSEP PENTAGONAL ASET KELURAHAN RAPPOCINI

Tabel 4.4 Kajian dan Analisi Pentagonal Aset Skala Kelurahan Rappocini

PENTAGONAL KAJIAN DAN ANALISIS


NO
ASET JAWABAN TIAP HASIL SUB PENTAGONAL ASET
POTENSI MASALAH KEBUTUHAN KEGIATAN
a b c d e f g
1 Sumber Daya  Pendidikan MBR 4% (13 orang) adalah tidak  Mayoritas MBR  Kurangnya  Penguatan  Pembuatan
Manusia (SDM) sekolah; 5%(19 orang) Sarjana; melek huruf dan pendidikan dan Kapasitas Spanduk brosur,
29%(105orang)SD; 21%(78 orang) SMP; angka ilmu pengetahuan Masyarakat peta luasan
41%(151 orang) SMA  Sebagian besar yang dimiliki MBR  MBR Memerlukan kumuh,buletin,
 Mata Pencaharian 54% (202 org) dibidang telah membuat mereka pengetahuan fotonovela
jasa/buruh; 25%(93 org) Konstruksi/buruh menjalankan tidak bisa dasar tentang  Penyampaian
bangunan; 18%(68 org) perdagangan; 2% usaha membuat mencari penciptaan Informasi melalui
(8org) Pegawai pemerintah/honorer/pensiunan; kue; makanan kesempatan kerja pendapatan yang FGD dengan
1% (5org) Home industri jadi serta jahit dan menciptakan langsung bagi unsur BKM,aparat
 Usaha MBR adalah sebagian besar pedagang kaki menjahit pendapatan dirinya sendiri kelurahan dan
lima yang menjual kue, masakan jadi, snack dan  Kebijakan  Informasi penting yang bisa warga
minuman ringan di rumah meraka pinggir jalan Kota/Kelurahan terkait kegiatan, meningkatkan  Pelatihan
atau titip jual di kedai atau warung terhadap berita dll, tidak tersedianya Kerajinan tangan
 Pendapatan rata-rata MBR Mulai dari 1 jt s/d 2 jt pengembangan cepat sampai ke kesempatan kerja dari daur ulang
 Pengeluaran rata-rata mereka adalah 2jt s/d 3 jt ekonomi MBR di sekitarnya sampah
 Jumlah tanggungan: yang tanggung dirinya masyarakat  Usaha MBR masih  Penyediaan
sendiri 3% (14 org); yang tanggung 2,3org: 21% melalui program berpegang pada media
(84%); yg tanggung 4,5 org : 30% (120 org); poktan rong; pokok warga/Informasi
yang menanggung lebih dari 5 org 46% (183 Bulo; daur ulang menjalankan yang efektif
org) sampah usaha
 Kesehatan : sehat 88% (308 org); sakit ringan  Pengeluaran MBR
3%(11org); sakit berat 3%(10 org); sakit kronis tidak stabil
7% (23 org)
 Cara penobatan ke puskesmas terdekat
 Sumber dana pengobatan adalah 99% (292 org)
menggunakan BPJS/KIS; 3% (3 org)
menggunakan biaya sendiri

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-9


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

PENTAGONAL KAJIAN DAN ANALISIS


NO JAWABAN TIAP HASIL SUB
ASET
PENTAGONAL ASET POTENSI MASALAH KEBUTUHAN KEGIATAN
a b c d e f g
2 Sosial  KSM Dana bergulir di Kel.Rappocini  Usaha MBR lebih  MBR kurang dapat  Kegiatan ekonomi yang  Adanya Kelompok usaha MBR
belum pernah mengadakan banyak pada memanfatkan dana berskala kecil di MBR yang bergerak di sektor usaha
pertemuan rutin walaupun sudah sektor usaha bergulir yang ada di yang bergerak di sektor informal
diadakan sosialisasi; masih ada informal yang LKM, yang bisa informal merupakan  Pengembangan Kapasitas
beberapa KSM yang mempunyai merupakan membantu modal kegiatan usaha yang manajemen kewirausahaan
pinjaman dana bergulir di UPK yang kegiatan ekonomi usaha MBR, karena umum dan sehari-hari pada usaha kecil dan
pencairan terakhirnya tahun 2014 produksi dan kurangnya mereka lakukan menengah
sampai sekarang belum lunas karena distribusi yang kesadaran berkaitan dengan  Adanya bantuan mesin jahit
pengembalian pinjamannya kurang omzetnya relatif pengembalian dana budaya kelompoknya dari UKM/dinas koperasi bagi
lancar disebabkan usaha mereka kecil dan tdk pinjaman sangat cocok dengan MBR yang mempunyai usaha
banyak yang gagal karena modalnya memiliki izin disebabkan kondisi ekonomi MBR kerajinan tangan dan
kurang dan biaya hidup mereka tidak usaha. pengeluaran mereka yang buruk keterampilan
tercukupi  MBR Mulai lebih banyak dari  Sektor informal menjadi  Adanya bantuan berupa
 Kemitraan: KSM LUEEP 'REZKY' mengembangkan pemasukan bagian dari ekonomi peralatan Rumah Tangga
bermitra dengan UKM (Dinas usaha kecil dan  Kurangnya Modal rakyat, yang mampu beserta sembako dari dinas
Koperasi) dan Dinas Ketahanan menengah usaha yang meningkatkan ketahanan pangan bagi MBR
Pangan bersumber dari pendapatan MBR dan yang mempunyai usaha
tabungan sendiri menyerap tenaga kerja Catering dan jual masakan
dan kelompok dalam kondisi ekonomi jadi melalui Kelompok usaha
MBR yang sulit "LUEPP REZKY"
3 Infrastruktur  MBR yang punya usaha tidak • Kelurahan  Teknologi yg di  MBR membutuhkan  Usaha MBR menyebar di
memiliki tempat/keliling ada 38% (30 Rappocini gunakan masih tempat usaha/ tempat keramaian, jalan-jalan
org); MBR yang mempunyai tempat merupakan berisfat tradisional lingkungan khusus, agar utama (Strategis)
usaha di rumah 45% (36 org);yang daerah yang  Tempat usaha di kel. terhindar dari benturan
menjual di pasar 13%(10org); yang padat penduduk, Rappocini berada di tata ruang kota dan
menjual di pasar musiman 5%(4org) dan berada pada jalan utama yang pencemaran lingkungan
 MBR yang mempunyai alat produksi lokasi strategis di seringkali  Perlunya penataan
tradisional 1% (1); yg mempunyai pusat kota, menimbulkan ruang (kavling) usaha
alat produksi modern 9%(7org); perputaran dan kesemrawutan kota buat pedagang kaki
yang mempunyai alat produksi pertumbuhan dan ketidak- lima, serta pengaturan
tradisional dan modern 89% (67 org) ekonominya nyamanan pejalan jam pemakaiannya
berjalan sangat kaki maupun
baik pengemudi
kendaraan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-10


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

PENTAGONAL KAJIAN DAN ANALISIS


NO JAWABAN TIAP HASIL SUB
ASET
PENTAGONAL ASET POTENSI MASALAH KEBUTUHAN KEGIATAN
a b c d e f g
4 Keuangan  Aset usaha MBR yang dimiliki <10 jt  Banyak diantara  Kurangnya  Mereka membutuhkan  Adanya pinjaman dana
ada 82 orang MBR berusaha dan masukan modal unit-unit usaha berskala bergulir yang bisa
 Omzet usaha perbulan <5 juta 79 bahkan berhasil dan pemgelolaan kecil seperti produksi dimanfaatkan MBR sebagai
orang mengatasi pengeluaran dan distribusi barang- bantuan modal usaha kecil
 Keuntungan usaha perbulan <10% hambatan- keuangan yang barang dan jasa yang MBR
82 org hambatan yang ada besar masih dalam suatu  Sosialisasi Program Panca
 Ada 78 orang tidak mempunyai secara perlahan-  Kurangnya proses perubahan Sutra
tenaga kerja dan ada 4 orang yang lahan, usaha MBR pemahaman secara berangsur-
mempunyai tenaga kerja 1 dan 2 masuk kedalam tentang sistem angsur untuk menjelma
orang usaha kecil yang panca sutra yang sebagai usaha kelompok
 Pembukuan: ada 82 orang yang tidak memerlukan modal sering yang sering
mempunyai kas harian besar dan disosialisasikan disosialisasikan dalam
dukungan dari sehingga mereka program panca sutra
pemerintah mampuh
setempat menjalankan usaha
sendiri
5 Sumber Daya  Pola usaha • Usaha MBR lebih  Bungkusan atau  Untuk menunjang usaha  Adanya program poktan rong
Alam (SDA) Tergantung alam dan menggunakan banyak pada sampah yang MBR yang dari kelurahan yg
teknologi 89% (67 org); Modern sektor usaha bahan baku yang menggunakan bahan memanfaatkan median lahan
7%(5orang); tergantung alam 4%(3 informal yang lebih digunakan harus baku maka modal, dan sempit yg berada di dalam
orang) banyak bertahan terpelihara pasokan bahan baku lorong Rappocini berusaha
 Sumber Bahan Baku karena kebersihannya, harus tetap ada membudidayakan cabai yang
Usaha MBR yang menggunakan menggunakan agar tidak menjadi menjanjikan nilai ekonomis
bahan baku lokal >50% ada 87% teknologi sampah di yang tinggi buat MBR
(66orang); usaha MBR yang tidak sederhana, lingkungan yang  Dengan adanya bank sampah
menggunakan bahan baku lokal ada menggunakan menyebabkan di kelurahan MBR bisa
9%(7orang); usaha MBR yang bahan baku kekumuhan memanfatkan barang-barang
menggunakan bahan baku lokal 25% lokal,dan modal buangan dengan mendaur
s.d. 50% ada 4%(3 orang) yang realitif kecil ulang sampah

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-11


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

KELURAHAN RAPPOCINI
Gambar 4.1 Peta Sebaran KSM di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-12


BAB 4. KONSEP DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

KELURAHAN RAPPOCINI
Gambar 4.2 Peta Sebaran Ekonomi di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini IV-13


BAB 5
RENCANA AKSI PROGRAM
PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

5.1. SKENARIO PENTAHAPAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI


Dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kawasan Permukiman yang ASPEK TAHUN PENANGANAN
NAMA KAWASAN LUAS (Ha) KEKUMUHAN/JENIS LOKASI
2018 2019 2020 2021 2022
berada pada Kelurahan Rappocini dibutuhkan suatu rencana investasi dalam memperlancar KEGIATAN

proses pelaksanaan pembangunannya. Baik dalam peningkatan fisik lingkungan maupun Bangunan Hunian

Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab


RW 001/RT 001
kegiatan-kegiatan penguatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, manajemen Rumah Tidak Layak)

Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab


pembangunan serta pembiayaan sangat dibutuhkan dalam melihat keberhasilannya Rumah Tidak Layak)
RW 002/RT 001

Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab


RW 002/RT 002
pembangunan pada kawasan permukiman kumuh yang berjangka ± 5tahun. Rumah Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
RW 002/RT 003
Rumah Tidak Layak)
Perencanaan pembangunan serta rencana investasi merupakan satu kesatuan yang tidak Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
RW 002/RT 004
Rumah Tidak Layak)
dapat dipisahkan, sebab pembangunan tanpa rencana investasi yang baik tidak akan Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
RW 003/RT 001
Rumah Tidak Layak)
menghasilkan pembangunan yang baik pula. Pelaksanaan pembiayaan pembangunan Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
RW 003/RT 002
Rumah Tidak Layak)
dikawasan prioritas ini diharapkan tidak hanya berasal dari dana APBN namun diharapkan Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
RW 003/RT 004
Rumah Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
pemerintah, swasta/investor, dana hibah, masyarakat juga sangat dibutuhkan dan Rumah Tidak Layak)
RW 003/RT 005

Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab


diharapkan dalam rencana ini mampu mempercepat implementasi pembangunan serta tak Rumah Tidak Layak)
RW 005/RT 001

lupa akan partisipasi pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri. Bentuk kerjasama Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab
RW 005/RT 002
Kawasan Rumah Tidak Layak)
Permukiman Kumuh
yang akan dijalin dari masing-masing pihak disesuaikan dengan tawaran program-program Kelurahan 10,38 Jalan Lingkungan
Rappocini (RW 1, 2, Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
Konsep KOTAKU yangitu Kolaborasi pada kawasan prioritas ini. “Indikasi Program 3, dan 5) (Paving Blok)
RW 001/RT 001

Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan


Pelaksanaan Pembangunan Jangka Menengah (5 Tahun)” Untuk mewujudkan kawasan (Paving Blok)
RW 002/RT 001

permukiman kelurahan menjadi kawasan bebas kumuh sampai tahun 2019, maka perlunya Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
(Paving Blok)
RW 002/RT 002

penyusunan kegiatan-kegiatan/program perencanaan jangka menengah (5tahun) yang Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 002/RT 002
(Paving Blok)

dilengkapi oleh estimasi biaya, manfaat, pelaksana, pemanfaat serta sumber dana yang Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 002/RT 003
(Paving Blok)

didapatkan. Hal ini di susun dengan tujuan setiapstakeholdersdapat mempersiapkan dan Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 002/RT 004
(Paving Blok)
mengkondisikan pembiayaannya pada kegiatan yang sesuai dengan harapannya.Tahapan Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 005/RT 001
(Paving Blok)
pembangunan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan kemendesakan, seperti Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 003/RT 005
(Paving Blok)
penanggulangan bencana dan kebutuhan dasar permukiman Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 005/RT 001
(Paving Blok)
Berdasarkan konsep penanganan, strategi dan kebutuhan penanganan yang telah Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan
RW 005/RT 002
(Paving Blok)
dirumuskan maka skenario pentahapan penanganan kawasan permukiman kumuh untuk Pengadaan Lampu Jalan RW 003/RT 004
Pengadaan Lampu Jalan RW 003/RT 005
setiap tahunnya dengan target 0% kumuh di tahun 2019.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-1


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

ASPEK TAHUN PENANGANAN ASPEK TAHUN PENANGANAN


NAMA KAWASAN LUAS (Ha) KEKUMUHAN/JENIS LOKASI NAMA KAWASAN LUAS (Ha) KEKUMUHAN/JENIS LOKASI
KEGIATAN 2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
KEGIATAN

Air Minum Persampahan


RW 2,RW 3,RW
Pengadaan Sambungan PDAM RW 002/RT 003 Pengadaan Motor Sampah
1,dan RW 5
Pengadaan Sambungan PDAM RW 002/RT 004 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 001/RT 001

Pengadaan Sambungan PDAM RW 003/RT 001 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 001/RT 006

Pengadaan Sambungan PDAM RW 003/RT 002 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 001
Pengadaan Sambungan PDAM RW 003/RT 004 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 002
Pembangunan Reservoir RW 001/RT 001 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 003
Pembangunan Reservoir RW 002/RT 004 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 004

Pembangunan Reservoir RW 003/RT 005 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 001
Pembangunan Reservoir RW 005/RT 001 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 002
Drainase Lingkungan Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 004
Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 001/RT 001 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 005
Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 001 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 005/RT 001

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 002 Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 005/RT 002

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 003 Pembangunan TPST RW 003/RT 005

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 004 Pengamanan Kebakaran

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 003/RT 001 Penyediaan hydrant kebakaran RW 002/RT 004
Kawasan Permukiman
Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 005/RT 001 Penyediaan hydrant kebakaran RW 003/RT 001
Kumuh Kelurahan
10,38 Penyediaan hydrant kebakaran RW 003/RT 004
Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 003/RT 004 Rappocini (RW 1, 2, 3,
dan 5)
Kawasan Permukiman Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 003/RT 005 Penyediaan hydrant kebakaran RW 005/RT 001
Kumuh Kelurahan Ruang Terbuka Hijau
10,38 Perkejaan Plat drainase RW 001/RT 001
Rappocini (RW 1, 2, 3,
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 001 Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 001/RT 001
dan 5)
Perkejaan Plat drainase Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 001
RW 002/RT 002
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 002 Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 002

Perkejaan Plat drainase Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 003


RW 002/RT 003
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 004
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 004
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 003/RT 001
Perkejaan Plat drainase RW 003/RT 001
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 003/RT 004
Perkejaan Plat drainase RW 005/RT 001
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 003/RT 005
Perkejaan Plat drainase RW 003/RT 005
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 005/RT 001
Normalisasi Kanal RW 005/RT 001
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 005/RT 002
Normalisasi Kanal RW 005/RT 002
Penataan TPU RW 002/RT 004
Air Limbah
Pengadaan pot dan tanaman hias RW 003/RT 002
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 001
Pengadaan pot dan tanaman hias RW 005/RT 002
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 002
Pembangunan Taman Bantaran Kamal RW 002/RT 001
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 003
Pembangunan Taman Bantaran Kamal RW 005/RT 001
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 004
Pembangunan Taman Bantaran Kamal RW 005/RT 002
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 001
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 002
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 004
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 005
Pembangunan MCK On-Site System RW 005/RT 001
Pembangunan MCK On-Site System RW 005/RT 002

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-2


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

5.2. SKENARIO KOLABORASI PROGRAM

Pemerintah Indonesia dalam memenuhi target RPJMN 2015-2019 dalam perkembangannya Pemerintah Indonesia bersiap untuk menjalankan amanat SDG’s dimana
didalamnya mengangkat isu-isu mengenai kemiskinan, lingkungan hidup, ketahanan pangan, energi serta isu mempromosikan pembangunan pemukiman manusia yang
berkelanjutan. Pencanangan zero kumuh 2019 telah diikuti dengan arah kebijakan dan strategi yang fokus serta alokasi anggaran yang memadai diawali di tahun pertama
implementasi RPJMN 2015-2019. Langkah awal dalam mengejar target zero kumuh 2015 sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Ditjen Cipta Karya semenjak tahun 2014 dengan menyusun road map penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara koordinatif dengan
kementerian/lembaga yang berkaitan serta pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) pendekatan
keterpaduan program penanganan kumuh Rappocini adalah melakukan penyusunan rencana investasi pembangunan yang melibatkan semua sumber pembiayaan dari
pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan swasta.
Keberlanjutan
2018 2019 Program
Penanganan
• Penyediaan bangunan • Keberlanjutan
• Peningkatan
hunian layak bagi program
Kualitas
masyarakat MBR penanganan
Infrastruktur
• Peningkatan fisik lingkungan
Permukiman
kebersihan lingkungan • Keberlanjutan
• Penataan
permukiman program
Sepanjang
• Penataan Sepanjang pengembangan
Sempadan Kanal
Sempadan Kanal ekonomi
Panampu
Panampu masyarakat
• Penyediaan RTH
• Pengawasan dan • Keberlanjutan
• Pengawasan dan
Pengendalinan penanganan
Pengendalinan
• Pemberdayaan sosial
• Pemberdayaan
Masyarakat masyarakat
Masyarakat
• Penguatan Kapasitas
• Penguatan
Kelembagaan
Kapasitas
• Pengembangan
Kelembagaan
ekonomi kerakyatan

Kolaborasi APBN, APBD Prov/Kota/Swasta/Masyarakat

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-3


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

5.3. RENCANA PENCEGAHAN PERKEMBANGAN KUMUH BARU KELURAHAN RAPPOCINI

5.3.1 RENCANA REGULASI PEMBANGUNAN PERMUKIMAN


KRITERIA STANDAR LANDASAN
Dalam rencana pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman dibutuhkan Drainase Berkurangnya genangan • PP No.38 Tahun2011 Tentang
Sungai
regulasi terkait permukiman. Regulasi yang untuk permbangunan di Kota Makassar • Permen PU No. 12 Tahun 2014
tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Tentang Drainase Perkotaan
Air Limbah Air limbah yang • Permen PU No.16 tahun 2008
Wilayah (RTRW) Kota Makassar Tahun 2015-2034. Adapun regulasi yang mengatur memenuhi Tentang KSNP-SPAL
tentang tujuh indikator penilaian kekumuhan, akan dijelaskan pada tabel berikut. standarkualitas, • Kepmen LH No.112 Tahun
keterjangkauandan 2003 Tentang Baku Mutu Air
terputusnyakontak Limbah Domestik
Tabel 5.2 Regulasi Terkait Tujuh Indikator Kumuh
langsungdenganlimbah
KRITERIA STANDAR LANDASAN Pengelolaan Pengelolaan • Permen PU No.21 Tahun 2008
Kondisi - Bangunanyang • Permen PU No. 24, 25 dan 26 Tahun Persampahan Persampahanyang Tentang KSNP-SPP
Bangunan memiliki 2007 tentangIMB, SLF dan TABG mememnuhistandar • PermenPU No.3 Tahun 2013
Standar keselamatan, • Permen PU No. 29 Tahun 2006 Tentang nasionalindonesia dan SNI terkait
Keandalan bangunan, Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Pengamanan StandarPenyediaan • Permen PU No.25 Tahun 2008
Dan memenuhi kriteria Gedung Kebakaran saranapengamanan Tentang Rencana Induk Sistem
Gedung hijau • Permen PU No. 26 Tahun 2008 Tentang kebakaran Proteksi Kebakaran dan SNI
- Standar kualitas Persyaratan Teknis Sistem Proteksi terkait
Pembangunan RTH Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Pola ruang • Peraturan Daerah Kota
Lingkungan Makassar Nomor 4 Tahun 2015
• PerMen PU No 5 Tahun2008 tentang RTH Tentang Rencana Tata Ruang
Aksesibilitas Jalan yang memiliki • PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan Wilayah Kota Makassar Tahun
Jalan standar • PermenPU No.19 Tahun2011 Persyaratan 2015 – 2034
keselamatan, Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Kumuh • Peraturan Menteri Pekerjaan
keamanan, Teknis Jalan Umum Dan Perumahan Rakyat
kelancaran, ekonomis, • SNI 03-1733-2004 Tata Cara Nomor 02 Tahun 2016 Tentang
kenyamanan, danramah Perencanaan Lingkungan Perumahan di Peningkantan Kualitas
lingkungan Perkotaan Terhadap Perumahan Kumuh
LayananAir StandarK4 (Kuantitas, • PP No16 Tahun 2005 tentang Dan Permukiman Kumuh.
Minum Kualitas, Kontinuitas, Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Keterjangkauan) Minum
• PerMenPU No 18 Tahun2007 dan SNI
terkait

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-4


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

Tabel 5.3 Rencana Regulasi Pembangunan Permukiman

LINGKUP MUATAN PENCEGAHAN PELAKU METODE


Kelurahan Perkotaan. Penegakan terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata Pemerintah Daerah Partisipatif-Fasilitatif
 Permukiman kumuh/terindikasi kumuh yang ruang (RTRW)
berada di luar peruntukan permukiman perkotaan
berdasarkan rencana tata ruang kab/kota.
 Permukiman kumuh yang sumber permasalahan
utamanya berada di luar Kelurahan.

Kelurahan Permukiman Perkotaan Penegakan terhadap kesesuaian perizinan, kesesuaian tata Pemerintah Daerah Partisipatif-Fasilitatif
 Permukiman kumuh/terindikasi kumuh yang ruang, SPM, aturan dan standar teknis, serta dokumen
berada di lingkup peruntukan permukiman perencanaan lainnya (SPPIP/RP3KP) yang terkait dengan bidang
perkotaan Cipta Karya

Penyusunan action plan terkait program-program pencegahan Pemerintah Daerah Partisipatif-Fasilitatif,


Kelurahan permukiman kumuh melalui sosialisasi, public Masyarakat Social Mapping
campaign, dan penyuluhan

Pencegahan permukiman kumuh yang sudah ditangani agar Pemerintah Daerah Partisipatif-Fasilitatif,
tidak kembali menjadi kumuh melalui upaya : pengawasan dan Masyarakat pemberdayaan
pengendalian; dan pemberdayaan masyarakat masyarakat

Pada proses perencanaan/pendampingan mulai dilakukan Pemerintah Daerah Partisipatif-Fasilitatif,


sosialisasi/campaign pentingnya terhadap upaya-upaya Masyarakat pemberdayaan
pencegahan dan pelatihan pemeliharaan hasil-hasil masyarakat
pembangunan

Pada pasca pembangunan dilakukan melalui penerapan


pemeliharaan hasil-hasil pembangunan
Pengawasan dan monitoring evaluasi hasil-hasil pembangunan
dalam rangka keberlanjutan program

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-5


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

5.3.2 RENCANA PENINGKATAN PENGAWASAN yang dilakukan setelah dari kegiatan suatu evaluasi ditemukan permasalahan-
Pengawasan Suatu usaha atau kegiatan untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan permasalahan yang mendasar.
ruang dengan fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang sehingga • Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
tidak menimbulkan permukiman kumuh baru yang dilakukan dalam bentuk : pengawasan dan penertiban terhadap implementasi rencana sebagai tindak lanjut
• Pelaporan adalah usaha atau kegiatan memberi informasi secara obyektif dari penyusunan atau adanya rencana, agar pemanfaatan ruang sesuai dengan
mengenai pemanfaatan ruang baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai rencana tata ruang. Dengan kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang, maka dapat
dengan rencana tata ruang. diidentifikasi sekaligus dapat dihindarkan kemungkinan terjadinya penyimpangan
• Pemantauan adalah usaha atau kegiatan mengamati, mengawasi dan memeriksa pemanfaatan ruang.
dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai Adapun arahan pembinaan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang. Pemantauan rutin terhadap perubahan tata ruang dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan sebagai Peraturan Daerah didasarkan
dan lingkungan dilakukan oleh Pemerintah Kelurahan dengan mempergunakan pada bentuk pelanggaran yang dilakukan, sebagai berikut :
semua laporan yang masuk, baik yang berasal dari individu masyarakat, 1. Pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan fungsi ruang
Organisasi kemasyarakatan, aparat RT dan RW. Pemantauan ini menjadi Kegiatan pembinaan yang dilakukan antara lain peringatan, penghentian
kewajiban perangkat Pemerintah Kelurahan sebagai kelanjutan dari temuan kegiatan/pembangunan dan pencabutan sementara izin yang telah diterbitkan dan
pada proses pelaporan yang kemudian ditindak lanjuti bersama-sama pencabutan tetap izin yang diberikan.
berdasarkan proses dan prosedur yang berlaku. 2. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi intensitas pemanfaatan ruang
• Evaluasi adalah usaha atau kegiatan untuk menilai kemajuan kegiatan yang menyimpang
pemanfaatan ruang secara keseluruhan setelah terlebih dahulu dilakukan Penyimpangan intensitas pemanfaatan ruang dan pembangunan mencakup besar
kegiatan pelaporan dan pemantauan dalam mencapai tujuan rencana tata luasan, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau
ruang. Inti evaluasi adalah menilai kemajuan seluruh kegiatan pemanfaatan Koefisien Dasar Hijau (KDH) yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang atau
dalam mencapai tujuan rencana tata ruang. Evaluasi dilakukan secara terus ketentuan lainnya yang berlaku. Dalam kaitan ini, bentuk kegiatan yang dapat
menerus dengan membuat potret tata ruang. Setiap tahunnya hal ini dibedakan diterapkan adalah penghentian kegiatan, atau pembatasan kegiatan pada luasan
dengan kegiatan peninjuan kembali yang diamanatkan UU Penataan Ruang. yang sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Peninjauan kembali adalah usaha untuk menilai kembali kesahihan rencana tata 3. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi tidak sesuai dengan ketentuan
ruang dan keseluruhan kinerja penataan ruang secara berkala, termasuk teknis
mengakomodasi pemuktahiran yang dirasakan perlu akibat paradigma serta Ketentuan teknis yang dimaksud mencakup garis sempadan bangunan (GSB), parker
peraturan atau rujukan baru dalam kegiatan perencanaan tata ruang yang serta prasarana lainnya yang ditetapkan dalam rencana tapak kawasan atau Rencana

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-6


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), atau standar yang telah ditetapkan. pertimbangan dan tujuan untuk melindungi kepentingan umum, menghindari
Kegiatan pembinaan yang dilakukan adalah penghentian kegiatan dan eksternalitas negatif, menjamin pembangunan sesuai dengan rencana, serta
pemenuhan persyaratan teknis. standar dan kualitas minimum yang ditetapkan Pemerintah Kota. Adapun
4. Pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi ruang tetapi bentuk pemanfaatan arahan perizinan pemanfaatan ruang diarahkan dalam bentuk peraturan
ruang menyimpang. rekomendasi tata ruang, meliputi :
Dalam kaitan ini, pembinaan yang dilakukan adalah penghentian kegiatan dan a. Izin lokasi yang menyangkut ruang;
penyesuaian bentuk pemanfaatan ruang. b. Izin ruang yang mencakup koefisien lantai bangunan dan garis sempadan
Dengan demikian, bentuk pembinaan dapat dilaksanakan melalui : bangunan;
a. Koordinasi penyelenggaraan penataan ruang; c. Izin kualitas ruang yang merupakan kondisi ruang yang harus dicapai
b. Sosialisasi peraturan perundang-undangan dan sosialisasi pedoman bidang setelah dimanfaatkan.
penataan ruang;
5.3.3 RENCANA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
c. Memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan penataan
Rencana pemberdayaan masyarakat dalam penyusunan dan penerapan aturan
ruang;
bersama serta pengelolaan pemanfaatan dan Pemeliharaan. Pola yang ingin
d. Pendidikan dan pelatihan;
dibangun adalah dengan pemberdayaan masyarakat melalui pendampingan dan
e. Penelitian dan pengembangan;
pelayanan informasi melalui :
f. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;
a. Memberikan petunjuk atau penjelasan kepada masyarakat terkait pencegahan
g. Penyebarluasan informasi penataan ruang kepada masyarakat; dan
terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman
h. Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat.
kumuh.
Pengendalian pembangunan dapat dilakukan dengan dua cara terutama sekali
b. Menyusun norma dan aturan bersama terkait pencegahan terhadap tumbuh
dalam kaitannya dengan rencana pengembangan kawasan budi daya. Sementara
dan berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
itu, mengenai rencana pemanfaatan ruang di kawasan budi daya pada dasarnya
c. Penguatan kapasitas kelembagaan.
memberikan arahan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan, dalam hal
d. Menjalin kerjasama antara masyarakat, pemerintah dan swasta.
ini prosedur perizinan diperlukan untuk mengarahkan pemanfaatan ruang pada
e. Memberikan Informasi baik melalui media elektronik, cetak, maupun secara
kawasan budi daya.
langsung kepada masyarakat, terkait dengan: (1) rencana tata ruang; (2)
Adapun arahan perizinan dalam pemanfaatan ruang Kelurahan Rappocini adalah
penataan bangunan dan lingkungan; (3) perizinan dan (4) standar perumahan
Setiap kegiatan pemanfaatan ruang wajib memiliki izin dari Pemerintah Kelurahan
dan permukiman.
dan/atau Pemerintah Kota. Pelaksanaan perizinan tersebut didasarkan atas
f. Menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur dan kebudayaan masyarakat.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-7


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

5.4. RENCANA LIVELIHOOD

Tujuan adanya Livelihood Menguatkan kelembagaan, kegiatan usaha dan kesempatan kerja, serta akses KSM terhadap 5 sumber daya (potensi aset) secara mandiri,
berkesinambungan, responsif gender, memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat dan mendukung
terciptanya kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
Sasaran Kegiatan Livelihood
Penguatan kelembagaan KSM
 KSM yang menerapkan prinsip PANCA SUTRA (pertemuan rutin, pembukuan, pinjaman, pengembalian, tabungan)
 Perkembangan KSM : Tunas TumbuhKembang
Penguatan kegiatan usaha KSM
Pendekatan kegiatan usaha adalah melalui pentagonal asset
Dari pentagonal asset, kegiatan usaha digolongkan menjadi 2 yaitu usaha produktif dan usaha non produktif
Kategori perkembangan usaha KSM  potensial 1, potensial 2 dan potensional 3
Kegiatan penghidupan berkelanjutan atau Livelihood yang diusung dalam KOTAKU, yaitu menitik beratkan pada peningkatan akses usaha dan akses lapangan kerja bagi
kelompok miskin/MBR melalui strategi penguatan kelompok, pendekatan berbasis kebutuhan dan inisiatif masyarakat .
Kelompok miskin/MBR dapat dimaksimalkan potensinya asset yang dimiliki melalui cara berkelompok. Ke-lima asset tersebut, atau disebut sebagai Pentagonal Asset, adalah:
Manusia, Sosial, Infrastuktur, Keuangan, Alam.

Kondisi Mata Pencaharian dan MBR Kel. Rappocini

Jumlah MBR Kel. Rappocini


KRT MBR (Jiwa) KRT Non MBR (Jiwa)
Mata Pencaharian KRT Kel. Rappocini
Series1
47%
848 53%

117 145
1 0 0 6
Jumlah KRT KRT MBR KRT Non MBR
Kelurahan
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
Rappocini 1117 591 526

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-8


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

Jumlah dan Kelembagaan KSM Ekonomi Kelurahan Rappocini Jenis Usaha & Potensi Pengembangan Usaha KSM
Pemetaan Anggota KSM
Jumlah KSM Ekonomi Memiliki Usaha Tidak Memiliki Usaha
Series1 Series2

12% 150
Memiliki Usaha 88%
100% Orang

Tidak Memiliki Usaha 12% 20 Orang


68%
88% 170
34 Jumlah 100%
Orang
32% 23
11

KSM Baik KSM Kurang Baik Jumlah KSM


Jenis Usaha Anggota KSM
KSM Baik 11 32%

KSM Kurang Baik 23 68%


Produktif
Jumlah KSM 34 100% 29%

Produktif 29% 50 Orang


Non
Produktif 71% 120 Orang
Non Produktif
71%
Jumlah 100% 170 Orang

KSM Ekonomi adalah KSM yang menerima dana RLF dari Program, Dari 29% usaha produktif, potensi pengembangan usaha anggota KSM adalah
dengan rincian sebagai berikut : sbb:
1. Terdapat 11 KSM (32%) Baik  KSM lancar dalam pengembalian pinjaman < Usaha KSM di Kelurahan Rappocini Kebanyakan Penjual Makanan ( Misalnya:
3 bulan Kue, Songkolo, Nasi Kuning, Catering ) Minuman,Penjual Barang Campuran,
2. Terdapat 23 KSM (68%%) Kurang baik dalam pengembalian pinjaman > 3 Jual Pulsa, Jual Parfum & Bengkel
bulan

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-9


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

Gambar 5.2 Kegiatan Livelihood Kelurahan Rappocini

Gambar 5.1 Jenis Usaha KSM

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-10


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

RENCANA KEGAIATAN LIVELIHOOD

Pengembangan Ekonomi Lokal


• Pengembangan usaha skala Kota melalui BDC/Koperasi Sekunder;
• Pengembangan dan penguatan gerakan dan kegiatan tani lorong/Lorong Garden ;
• Pengembangan usaha kawasan pesisir (kumuh pesisir);

Peningkatan pendapatan MBR


• Penguatan Ekonomi Rumah Tangga;
• Pelatihan KSM untuk kewirausahaan dan peningkatan Usaha;
• Program magang MBR untuk akses pekerjaan;
• Pelatihan daur ulang sampah untuk KSM;
Gambar 5.3 Pembibitan dan Penanaman Cabe di Kelurahan Rappocini
• Penataan PKL;

Pengembangan Dan Penguatan Gerakan Dan Kegiatan Urban Farming


Bank Sampah dan Pelatihan Daur Ulang Sampah Di Kel. Rappocini
• Pemerintah dalam beberapa paket kebijakan ekonomi konsen membenahi sektor riil • Bank Sampah: Tabungan ksm dari bank sampah ini bisa untuk membeli
dengan memberikan program khusus untuk pengembangan usaha, Mikro kecil dan beras raskin & membayar pinjaman dana bergulir.

menengah (UMKM); UMKM ini di tujukan untuk skala ekspor yaitu kredit usaha • Pelatihan Daur Ulang Sampah membuat bosara dari cincin teh botol &
rakyat berorientasi ekspor; Untuk mengembangkan UMKM ini salah satunya yang di membuat sendal dari tanaman enceng gondok

lakukan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis urban farming


• Pengembangan Gang “lorong’ berbasis go-green dengan memanfaatakan peran
partisipasi masyarakat dalam pengembangannya
• Pengembangan Pembinaaan UMKM, di Gang-gang (lorong) terdapat macam-macam
jenis usaha dari kerajinan tangan hingga terakhir dengan program longgar dengan
tanaman yang produktif yang akan membawa mamfaat secara ekonomis bagi
warga di tempat itu
• Untuk menunjang Badan Usaha Lorong (BULO) akan mendapatkan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) jika semua jenis usaha di sekitar 7.500 lorong di Makassar akan
menyatu, maka akan menjadi pergerakan ekonomi berbasis lorong yang akan
menopang pertumbuhan ekonomi warga masyarakat.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-11


BAB 5. RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH

5.5. RENCANA AKSI PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI KECAMATAN RAPPOCINI KOTA
MAKASSAR

Rencana aksi penanganan kumuh perkotaan yang dihasilkan meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun komponen sektor terkait lainnya, dan disusun sampai dengan
tingkat kedalaman yang bersifat operasional (jenis/komponen, volume, kegiatan, lokasi dan sumber pendanaan). Rencana Aksi Program Penanganan Permukiman Kumuh
Perkotaan Merupakan bagian yang Dokumen Rencana Aksi Program Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan (Memorandum Program) berupa Rencana Program dan
Rencana Investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota secara bersama oleh seluruh stakeholders.
Program penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas merupakan program penanganan kawasan permukiman kumuh Kelurahan Rappocini yang dirinci sesuai dengan
permasalahan, kebutuhan penanganan kawasan yang lebih detil, serta konsep penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas. Program penanganan kawasan
permukiman kumuh prioritas meliputi aspek fisik dan aspek non fisik, hal ini mengingat penanganan kawasan permukiman kumuh tidak hanya dilakukan dengan pendekatan
fisik, tapi juga dengan pendekatan non fisik. Adapun program fisik yang diusulkan meliputi pengembangan perumuhan, jaringan jalan lingkungan, jaringan drainase, jaringan
air minum, persampahan, dan air limbah, sistem proteksi kebakaran, serta lainnya. Sedangkan dalam aspek non fisik meliputi pemberdayaan masyarakat, penguatan
kapasitas kelembagaan di kawasan permukiman kumuh. Penjelasan mengenai rencana aksi penanganan kumuh Kelurahan Rappocini Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel
rencana investasi penanganan permukiman kumuh di Kelurahan Rappocini.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini V-12


TABEL RENCANA INVESTASI PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR

ASPEK KEKUMUHAN/JENIS TAHUN PENANGANAN


NO NAMA KAWASAN LUAS (Ha) LOKASI SATUAN VOLUME HARGA SATUAN (Rp) TOTAL BIAYA (Rp) SUMBER PENDANAAN
KEGIATAN 2018 2019 2020 2021 2022
KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI
FISIK/LINGKUNGAN (TOTAL BIAYA INVESTASI KEGIATAN FISIK) 9,412,828,900.00 1,793,475,900.00 1,177,199,000.00 1,851,115,000.00 2,998,354,000.00 1,592,685,000.00
1 Kawasan Permukiman 10,38 Bangunan Hunian 2,775,000,000.00 500,000,000.00 875,000,000.00 770,000,000.00 630,000,000.00
Kumuh Kelurahan Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
Rappocini (RW 1, 2, 3, RW 001/RT 001 Unit 74 15,000,000.00 1,110,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00 110,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
dan 5) Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 002/RT 001 Unit 10 15,000,000.00 150,000,000.00 150,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 002/RT 002 Unit 15 15,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 002/RT 003 Unit 11 15,000,000.00 165,000,000.00 165,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 002/RT 004 Unit 24 15,000,000.00 360,000,000.00 360,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 003/RT 001 Unit 9 15,000,000.00 135,000,000.00 135,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 003/RT 002 Unit 1 15,000,000.00 15,000,000.00 15,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 003/RT 004 Unit 2 15,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 003/RT 005 Unit 19 15,000,000.00 285,000,000.00 285,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 005/RT 001 Unit 7 15,000,000.00 105,000,000.00 105,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian (Rehab Rumah
RW 005/RT 002 Unit 13 15,000,000.00 195,000,000.00 195,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Tidak Layak)
Jalan Lingkungan 554,000,000.00 423,200,000.00 130,800,000.00 - - -
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 001/RT 001 Meter 266 400,000.00 106,400,000.00 106,400,000.00 APBD
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 002/RT 001 Meter 127 400,000.00 50,800,000.00 50,800,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 002/RT 002 Meter 94.5 400,000.00 37,800,000.00 37,800,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 002/RT 002 Meter 144 400,000.00 57,600,000.00 57,600,000.00 APBD
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 002/RT 003 Meter 85 400,000.00 34,000,000.00 34,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 002/RT 004 Meter 170 400,000.00 68,000,000.00 68,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 005/RT 001 Meter 32 400,000.00 12,800,000.00 12,800,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 003/RT 005 Meter 66 400,000.00 26,400,000.00 26,400,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 005/RT 001 Meter 192 400,000.00 76,800,000.00 76,800,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Peningkatan Kualitas Jalan Lingkungan (Paving
RW 005/RT 002 Meter 135 400,000.00 54,000,000.00 54,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Blok)
Pengadaan Lampu Jalan RW 003/RT 004 Unit 2 9,800,000.00 19,600,000.00 19,600,000.00 APBD KOTA MAKASSAR
Pengadaan Lampu Jalan RW 003/RT 005 Unit 1 9,800,000.00 9,800,000.00 9,800,000.00 APBD KOTA MAKASSAR
Air Minum 374,000,000.00 - - 113,500,000.00 250,000,000.00 10,500,000.00
Pengadaan Sambungan PDAM RW 002/RT 003 Unit 2 5,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Pengadaan Sambungan PDAM RW 002/RT 004 Unit 7 5,000,000.00 35,000,000.00 35,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Pengadaan Sambungan PDAM RW 003/RT 001 Unit 41 5,000,000.00 205,000,000.00 205,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Pengadaan Sambungan PDAM RW 003/RT 002 Unit 1 5,000,000.00 5,000,000.00 5,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Pengadaan Sambungan PDAM RW 003/RT 004 Unit 21 5,000,000.00 105,000,000.00 105,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Pembangunan Reservoir RW 001/RT 001 Unit 1 3,500,000.00 3,500,000.00 3,500,000.00 APBN (KOTAKU)
Pembangunan Reservoir RW 002/RT 004 Unit 1 3,500,000.00 3,500,000.00 3,500,000.00 APBN (KOTAKU)
Pembangunan Reservoir RW 003/RT 005 Unit 1 3,500,000.00 3,500,000.00 3,500,000.00 APBN (KOTAKU)
Pembangunan Reservoir RW 005/RT 001 Unit 1 3,500,000.00 3,500,000.00 3,500,000.00 APBN (KOTAKU)
Drainase Lingkungan 2,815,819,900 1,065,870,900.00 116,499,000.00 133,115,000.00 975,450,000.00 524,885,000.00

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 001/RT 001 Meter 260 354,100.00 92,066,000.00 92,066,000.00 APBD

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 001 Meter 254 354,100.00 89,941,400.00 89,941,400.00 APBN (KOTAKU)

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 002 Meter 500 354,100.00 177,050,000.00 60,551,000.00 116,499,000.00 APBN (KOTAKU)

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 003 Meter 211 354,100.00 74,715,100.00 74,715,100.00 APBN (KOTAKU)

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 002/RT 004 Meter 200 354,100.00 70,820,000.00 70,820,000.00 APBN (KOTAKU)

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 003/RT 001 Meter 50 354,100.00 17,705,000.00 17,705,000.00 APBN (KOTAKU)
Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 005/RT 001 Meter 32 354,100.00 11,331,200.00 11,331,200.00 APBN (KOTAKU)

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 003/RT 004 Meter 150 354,100.00 53,115,000.00 53,115,000.00 APBN (KOTAKU)

Perbaikan dan Normalisasi Drainase Lingkungan RW 003/RT 005 Meter 132 354,100.00 46,741,200.00 46,741,200.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 001/RT 001 Meter 160 500,000.00 80,000,000.00 80,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 001 Meter 100 500,000.00 50,000,000.00 50,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 002 Meter 300 500,000.00 150,000,000.00 150,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 002 Meter 190 500,000.00 95,000,000.00 95,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 003 Meter 200 500,000.00 100,000,000.00 100,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 002/RT 004 Meter 200 500,000.00 100,000,000.00 100,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 003/RT 001 Meter 50 500,000.00 25,000,000.00 25,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 005/RT 001 Meter 32 500,000.00 16,000,000.00 16,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Perkejaan Plat drainase RW 003/RT 005 Meter 132 500,000.00 66,000,000.00 66,000,000.00 APBN (KOTAKU)
Normalisasi Kanal RW 005/RT 001 Meter 210 4,645,000.00 975,450,000.00 975,450,000.00 APBD KOTA MAKASSAR
Normalisasi Kanal RW 005/RT 002 Meter 113 4,645,000.00 524,885,000.00 524,885,000.00 APBD KOTA MAKASSAR
Air Limbah 1,232,500,000.00 - - 464,000,000.00 348,000,000.00 420,500,000.00
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 001 Unit 13 14,500,000.00 188,500,000.00 188,500,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 002 Unit 2 14,500,000.00 29,000,000.00 29,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 003 Unit 2 14,500,000.00 29,000,000.00 29,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 002/RT 004 Unit 5 14,500,000.00 72,500,000.00 72,500,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 001 Unit 12 14,500,000.00 174,000,000.00 174,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 002 Unit 5 14,500,000.00 72,500,000.00 72,500,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 004 Unit 4 14,500,000.00 58,000,000.00 58,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 003/RT 005 Unit 13 14,500,000.00 188,500,000.00 188,500,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 005/RT 001 Unit 6 14,500,000.00 87,000,000.00 87,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan MCK On-Site System RW 005/RT 002 Unit 23 14,500,000.00 333,500,000.00 333,500,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Persampahan 552,204,000.00 - 197,400,000.00 33,000,000.00 321,804,000.00 -
Pengadaan Motor Sampah RW 2,RW 3,RW 1,dan RW 5 Unit 6 25,000,000.00 150,000,000.00 150,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 001/RT 001 Unit 36 300,000.00 10,800,000.00 10,800,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 001/RT 006 Unit 8 300,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 001 Unit 13 300,000.00 3,900,000.00 3,900,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 002 Unit 19 300,000.00 5,700,000.00 5,700,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 003 Unit 26 300,000.00 7,800,000.00 7,800,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 002/RT 004 Unit 56 300,000.00 16,800,000.00 16,800,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 001 Unit 12 300,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 002 Unit 8 300,000.00 2,400,000.00 2,400,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 004 Unit 22 300,000.00 6,600,000.00 6,600,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 003/RT 005 Unit 13 300,000.00 3,900,000.00 3,900,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 005/RT 001 Unit 39 300,000.00 11,700,000.00 11,700,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pengadaan Tong Sampah Pilah (sampah 3R) RW 005/RT 002 Unit 16 300,000.00 4,800,000.00 4,800,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR

Pembangunan TPST RW 003/RT 005 Unit 1 321,804,000.00 321,804,000.00 321,804,000.00 APBD Kota Makassar

Pengamanan Kebakaran 6,800,000.00 - - - - 6,800,000.00


Penyediaan hydrant kebakaran RW 002/RT 004 Unit 1 1,700,000.00 1,700,000.00 1,700,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Penyediaan hydrant kebakaran RW 003/RT 001 Unit 1 1,700,000.00 1,700,000.00 1,700,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Penyediaan hydrant kebakaran RW 003/RT 004 Unit 1 1,700,000.00 1,700,000.00 1,700,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Penyediaan hydrant kebakaran RW 005/RT 001 Unit 1 1,700,000.00 1,700,000.00 1,700,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Ruang Terbuka Hijau 1,102,505,000.00 304,405,000.00 232,500,000.00 232,500,000.00 333,100,000.00 -
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 001/RT 001 Meter 338 500,000.00 169,000,000.00 169,000,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 001 Meter 127 500,000.00 63,500,000.00 63,500,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 002 Meter 60 500,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 003 Meter 303 500,000.00 151,500,000.00 151,500,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 002/RT 004 Meter 131 500,000.00 65,500,000.00 65,500,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 003/RT 001 Meter 153 500,000.00 76,500,000.00 76,500,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 003/RT 004 Meter 248 500,000.00 124,000,000.00 124,000,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 003/RT 005 Meter 64 500,000.00 32,000,000.00 32,000,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 005/RT 001 Meter 422 500,000.00 211,000,000.00 211,000,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan Lorong Hijau /Pergola RW 005/RT 002 Meter 222 500,000.00 111,000,000.00 111,000,000.00 APBD Kota Makassar
Penataan TPU RW 002/RT 004 Ls 1 1,100,000.00 1,100,000.00 1,100,000.00 APBD Kota Makassar
Pengadaan pot dan tanaman hias RW 003/RT 002 Unit 30 200,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pengadaan pot dan tanaman hias RW 005/RT 002 Unit 20 200,000.00 4,000,000.00 4,000,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan Taman Bantaran Kamal RW 002/RT 001 Meter 55.7 150,000.00 8,355,000.00 8,355,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan Taman Bantaran Kamal RW 005/RT 001 Meter 192 150,000.00 28,800,000.00 28,800,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
Pembangunan Taman Bantaran Kamal RW 005/RT 002 Meter 135 150,000.00 20,250,000.00 20,250,000.00 APBN/APBD KOTA MAKASSAR
NON FISIK (TOTAL BIAYA INVESTASI KEGIATAN NON FISIK) 3,725,000,000.00 10,000,000.00 940,000,000.00 930,000,000.00 935,000,000.00 910,000,000.00
2 Kawasan Permukiman 10,38
Peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBD Kota Makassar
Kumuh Kelurahan
Rappocini (RW 1, 2, 3, Sosialisasi PHBS Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBD Kota Makassar
dan 5)
Pelatihan pengelolaan persampahan Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBD Kota Makassar

Pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBD Kota Makassar
Kawasan Permukiman
Pelatihan pengembangan program penghijauan Kumuh Kelurahan Rappocini 10,000,000.00 APBD Kota Makassar
Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00
(RW 1, 2, 3, dan 5)
Pelatihan kewirausahaan Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBD Kota Makassar
Bantuan modal usaha bagi MBR KK 364 10,000,000.00 3,640,000,000.00 910,000,000.00 910,000,000.00 910,000,000.00 910,000,000.00 APBN
Sosialisasi peran pemuda dalam penanganan
Ls 1 10,000,000.00 10,000,000.00 10,000,000.00 APBD Kota Makassar
lingkungan permukiman
Penguatan kapasitas kelembagaan dan modal sosial
Ls 1 15,000,000.00 15,000,000.00 15,000,000.00 APBD Kota Makassar
masyarakat
Jumlah Total (Fisik + Non Fisik) 13,137,828,900.00 1,803,475,900.00 2,117,199,000.00 2,781,115,000.00 3,933,354,000.00 2,502,685,000.00
BAB 6
DESAIN TEKNIS KAWASAN
PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS
BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.1. RENCANA TEKNIS KAWASAN PRIORITAS


Rencana Peruntukan Lahan Kawasan Prioritas Secara Makro dibentuk sesuai dengan daya dukung dan kesesuian fungsi lahan. Untuk meminimalkan dampak negatif
seperti alih fungsi lahan dan masalah kebencanaan yang dapat terjadi terhadap lingkungan. Penyusunan rencana ini dibuat untuk mengendalikan pemanfaatan ruang jangka
panjang. Sesuai skenario penetapan kawasan prioritas Kelurahan Rappocini. Untuk rencana teknis penanganannya kawasan prioritas tersebut di bagi menjadi 2 zona, yaitu
zona permukiman dan zona perdagangan dan jasa. Yang mempunyai keterkaitan fungsi utama dalam penataan lingkungan permukiman kawasan.
Zona kawasan prioritas 1 adalah kawasan permukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung bagi
peri kehidupan dan penghidupan. Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi utama, yaitu:
Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial.
Sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga.
Kriteria umum dan norma-norma perencanaan, antara lain:
Pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung tanah setempat dan menyediakan lingkungan yang sehat sehingga memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi
pengembangan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kawasan peruntukan permukiman memiliki prasarana jalan dan terjangkau transportasi umum.
Pemanfaatan dan pengelolaan kawasan didukung oleh ketersediaan fasilitas fisik atau utilitas umum (pasar/pusat perdagangan dan jasa, sarana air bersih, persampahan,
penanganan limbah dan drainase).
Zona kawasan prioritas 2 adalah kawasan perdagangan dan jasa yang diperuntukkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang diharapkan
mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada satu kawasan perkotaan. Adapun kriteria dan batasan teknis, yaitu:
Pembangunan hunian diizinkan hanya jika bangunan komersial telah berada pada persil atau merupakan bagian dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Jauh dari daerah kriminalitas, memiliki akses tinggi ke seluruh penjuru kota, tersedia ruang terbuka yang cukup luas dan persyaratan teknis kemiringan lahan yang
mendukung yaitu 0-15%.
Adapun jenis-jenis bangunan yang diperbolehkan antara lain:
• Bangunan usaha perdagangan (retail atau grosir) : toko, warung, dan pertokoan.
• Bangunan penginapan : guest house, motel dan penginapan.
• Bangunan penyimpanan : gedung tempat parker dan gudang.
• Bangunan tempat pertemuan: aula dan tempat konferensi.
• Bangunan pariwisata (di ruang tertutup): area bermain.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-1


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

SITE PLAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI

Penanganan Sklala Kawasan


Penanganan Sklala Lingkungan
Pengintegrasian sistem
Peningkatan 1
infrastruktur (peningkatan
Kualitas Jaringan
kualitas jaringan jalan
Jalan dan
sepanjang bantaran Kanal
Peningkatan
Panampu serta penataan
Kualitas Jaringan 1 jalur hijau sepanjang Kanal
Drainase 4 Panampu
Lingkungan
Permukiman 1 Normalisasi Kanal
2
Panampu
Peningkatan
2
Kualitas Jaringan Penataan kawasan kuliner
Jalan 3 3
berbasis pengembangan
ekonomi lokal
Penyediaan Jalur
1
Hujau Jalan 1 Pencegahan Permukiman Kumuh
Rehap Rumah
2 • Pengawasan dan
Tidak Layak Huni
pengendalian perkembangan
Penyediaan permukiman kumuh
3
Resevoir Air khusunya pengawasan
terhadap infrastruktur yang
Penyediaan
4 telah dibangun.
Hidrant 4
• Pemberdayaan masyarakat
Kebakaran 2 dari segi ekonomi maupun
3 4 sosial.
2 2 • Penguatan Kapasitas
Kelembagaan Masyarakat

E
4 • Mendorong Kesadaran
Masyarakat terkait
pemeliharaan lingkungan
permukiman.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-2


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.2. RENCANA TEKNIS PENATAAN BANGUNAN


Penataan bangunan secara fisik mampu menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan, antisipasi kepadatan bangunan, serta pemenuhan kebutuhan ruang yang
mewadahi aktivitas untuk kawasan komersial. Penataan bangunan dapat dilakukan dengan penataan letak bangunan yang memiliki orientasi terhadap jalan yang disesuaikan
dengan garis sempadan jalan. Untuk bangunan yang terletak pada jalan lingkungan memiliki letak lebih dari 2 meter. Sedangkan untuk jalan lorong memiliki GSB miimaln 50
cm. Perlu pula dilakukan pengelompokan bangunan yang disesuaikan dengan fungsi masing-masing bangunan dengan memperhatikan layanan publik berada pada wilayah
permukiman yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mudah.
Ketinggian bangunan juga perlu diatur disesuaikan dengan kondisi kawasan seperti faktor bencana atau daya dukung kawasan. Adapun KLB yang ditetapkan pada kawasan
perencanaan ialah dengan jumlah lantai maksimum 2 dan ketinggian bangunan tidak lebih dari 8 meter. Selain itu, hal yang harus diperhatikan adalah aspek dan karakter
bangunan dengan tetap mempertahankan karakter budaya setempat.

Gambar 6.1
Rumah Berorientasi Terhadap Jalan dan Kanal
Gambar 6.2 Rencana Penataan Bangunan di Kawasan Prioritas Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-3


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

SEBELUM

SESUDAH
Gambar 6.4
Rencana Desain Perbaikan Rumah

Gambar 6.3
Rencana Peningkatan Kualitas Bangunan Hunian Tidak Layak Huni di Lokasi Prioritas Terpilih Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-4


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.2. RENCANA JALAN LINGKUNGAN

KELURAHAN RAPPOCINI

Gambar 6.5 Rencana Peningkatan Jalan di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-5


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.3. RENCANA DRAINASE LINGKUNGAN

KELURAHAN RAPPOCINI

Gambar 6.6 Rencana PeningkatanDrainase Lingkungan di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-6


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.4. RENCANA PENINGKATAN PELAYANAN AIR MINUM

KELURAHAN RAPPOCINI

Gambar 6.7 Rencana Peningkatan Pelayanan Air Minum di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-7


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.5. RENCANA PENANGANAN AIR LIMBAH

Gambar 6.9 Rencana Penanganan Air Limbah di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-8


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.6. RENCANA PENANGANAN SISTEM PERSAMPAHAN

Gambar 6.10 Rencana Penanganan Sistem Persmpahan di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-9


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.7. RENCANA PENANGANAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

KELURAHAN RAPPOCINI

Gambar 6.11 Rencana Penanganan Sistem Proteksi Kebakaran di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-10


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.8. RENCANA PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

KELURAHAN RAPPOCINI

Gambar 6.12 Sebaran KSM di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-11


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

KELURAHAN RAPPOCINI

Gambar 6.13 Sebaran Kegiatan Ekonomi di Kelurahan Rappocini

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-12


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

ILUSTRASI 3D PENGEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-13


BAB 6. DESAIN TEKNIS KAWASAN PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH PRIORITAS

6.9. DETAIL DESIGN ENGGINEERING (DED) PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN RAPPOCINI

Detail engineering design pada prinsipnya adalah hasil design yang dibuat dalam bentuk gambar detail yang siap untuk diimplementasikan. DED yang dihasilkan
tersebut merupakan acuan untuk pelaksanaan fisik dilapangan, keluaran DED tersebut berupa:

1. Gambar detail
2. Rencana anggaran biaya (RAB) untuk pelaksanaan fisik
3. Spesifikasi teknis yang akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan fisik dilapangan dan
4. RKS yang akan dijadikan pedoman pada saat pelelangan pekerjaan
Detail Engineering Design (DED) untuk penaganan kawasan permukiman kumuh prioritas Kelurahan Rappocini Kecamatan Rappocini Kota Makassar dapat dilihat
pada dokumen DED.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VI-14


BAB 7
PENUTUP DAN RENCANA TINDAK LANJUT
BAB 7. PENUTUP DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Masalah perumahan dan permukiman merupakan masalah yang kompleks dan perlu mendapatkan perhatian, hal ini disebabkan karena rumah merupakan kebutuhan dasar
manusia yang masih belum dapat dipenuhi oleh seluruh masyarakat. Pembangunan perumahan dan permukiman yang kurang terpadu, terarah, terncana dan kurang
memperhatikan kelengkapan prasarana dan sarana dasar seperti air bersih, sanitasi (MCK), system pengelolaan sampah akan cenderung mengalami degradasi kualitas
lingkungan atau yang kemudian diterminologikan sebagai ‘Kawasan Kumuh’.
Berdasarkan hasil identifikasi, permasalahan yang menjadi penyebab terbentuknya kawasan kumuh di Kelurahan Rappocini, antara lain:
1. Jumlah Kepala Keluarga MBR di Kelurahan Rappocini relative tinggi yaitu 359 KK dari jumlah total 641 KK. Mata pencaharian utama MBR adalah perdagangan dan jasa.
Namun, masyarakat belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk memasarkan hasil produksi sehingga hal inilah yang menyebabkan rendahnya jumlah pendapatan.
Rendahnya jumlah pendapatan berdampak pada kondisi bangunan hunian yang tidak layak huni, masyarakat belum mampu membangun MCK yang sesuai persyaratan
teknis dan msyarakat belum mampu memanfaatkan air yang bersumber dari PDAM.
2. Pengetahuan masyarakat akan pentingnya memelihara lingkungan yang sehat masih rendah.
3. Prasarana jalan lingkungan dan pengaman bahaya kebakaran yang belum memadai.
4. Prasarana drainase lingkungan yang belum memadai sehingga menimbulkan genangan pada musim hujan.
5. Terjadinya sedimentasi pada kanal menyebabkan air meluap pada musim hujan (kanal tidak mampu menampung volume air).
6. Tidak adanya daerah resapan air.
7. Sarana dan prasarana pengolahan sampah belum memadai.
8. Tidak tersedianya RTH publik.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VII-1


BAB 7. PENUTUP DAN RENCANA TINDAK LANJUT

Dari berbagai faktor penyebab serta konsep penataaan lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa penataan kawasan permukiman kumuh harus dilakukan dengan
memadukan dan engkolaborasikan onsep penataan kawasan dengan konsep penataan secara terpadu, dimana terjadi saling keterkaitan antara penataan lingkungan binaan
dan pengendalian lingkungan dengan penegakan aturan. Hal ini dimaksudkan agar terjadi control terhadap berbagai permasalahan permukiman dikemudian hari demi untuk
terwujudnya pembangunan yang membahagiakan dengan lingkungan yang aman, nyaman dan bersih.
 Perlunya dilaksanakan kegiatan sosialisasi dan pendampingan yang menerus kepada masyarakat tentang cara mengelolah lingkungan yang sehat, aman dan tertib.
 Perlunya melakukan studi analisis untuk mengetahui tingkat kemampuan dan keberdayaan masyarakat terkait konsep penataan untuk menangani masalah kepadatan
penduduk dan keterbatasan lahan.
 Dalam melakukan penataan lingkungan, khususnya pada prasarana lingkungan permukiman, pihak pemerintah perlu memperhatikan pendapat dan pelibatan masyarakat
agar perbaikan lingkungan dapat dilaksanakan dan dirasakan merata oleh seluruh masyarakat.
 Penting untuk melihat dan memperluas pemangku kepentingan yang memiliki peran strategis. Pemangku kepentingan yang dilibatkan harus berperan penuh, konsisten,
dan efektif dalam proses membuat keputusan, seperti:
1. Peran swasta atau perusahaan untuk pendanaan;
2. Peran komunitas, gerakan, atau relawan untuk pelaksanaan;
3. Peran masyarakat membangun kepercayaan dan pembelajaran bersama;
4. peran perguruan tinggi dalam kerjasama kajian studi, identifikasi masalah perkotaan, perencanaan pembangunan, atau evaluasi pembangunan.
 Pelibatan stakeholder seharusnya sudah dilakukan pada tahapan awal atau inisiasi program untuk menentukan peran masing-masing dan membuat proses lebih efektif
dan efisien.
 Perlunya memperkuat budaya kreatif dan inovatif pada seluruh tingkatan atau level Pemerintahan dalam melaksanakan manajemen perkotaan di bidang permukiman,
dapat melalui workshop yang konsisten, kerjasama intensif, diskusi memunculkan ide baru, atau gerakan bersama kepada semua pihak untuk terlibat dalam permasalahan
perkotaan.
 Perlunya memperkuat sistem informasi permukiman, melibatkan media massa untuk menginformasikan di bidang permukiman rakyat, hingga meningkatkan penggunaan
sosial media di semua tingkatan SKPD dalam melakukan sosialisasi, persuasi pelibatan, gerakan relawan, dan agenda program kepada masyarakat luas.
 Pelibatan, kemitraan, dan pengorganisasian peran stakeholder seharusnya dilakukan dan difasilitasi oleh pemerintah setempat agar proses pengambilan keputusan dapat
legal, efektif, dan dapat langsung diimplementasikan. Namun, peran pemerintah disini hanya sebagai fasilitator dan konsultasi, bukan sebagai penentu utama pengambilan
keputusan.
 Kebakuan atau kekakuan proses perencanaan harus dihindari, seperti hirarki formal tingkatan pemerintah, birokrasi yang berbelit-belit, atau bahkan minimnya partisipasi
karena dibatasi aspek hukum yang berlaku.

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Kelurahan Rappocini VII-2

Anda mungkin juga menyukai