Anda di halaman 1dari 33

KETERPADUAN PENANGANAN

ASPEK AIR MINUM DAN SANITASI


Tujuan
Peserta mampu membangun strategi mensinergikan
perencanaan mikro/kelurahan dengan perencanaan
makro/sistem kota dan perencanaan sektoral di
bidang watsan

Agenda dan Kegiatan Pelatihan


• Content Analysis (Analisis Isi),
• Desk Study,
Konten Modul • Overlay Perpetaan,
• Presentasi peserta dan Diskusi

Durasi
• 2 JPL (90 menit)

Referensi Utama
• Pedoman Pelaksaan KOTAKU Sumber: SE no 40/SE/DC/2016. Sumber:
http://kotaku.pu.go.id/view/6900/surat-edaran-djck-no-40-se-dc-2016-
tentang-pedoman-umum-program-kotaku
• Panduan Penyusunan RP2KPKP. Sumber:
http://kotaku.pu.go.id/view/6878/panduan-penyusunan-rp2kpkp
Daftar Isi
A. Kebijakan Perumahan dan Kawasan Permukiman
B. Praktik Baik Penerapan Air Minum dan Sanitasi
C. Perencanaan Sektoral Tingkat Kota/Kabupaten sebagai bagian
dari strategi perencanaan komprehensif
D. Rencana Aksi dan Memorandum Program Perencanaan untuk
kegiatan air minum dan sanitasi (limbah, drainase dan
persampahan)

1. Sumber data: https://www.watyutink.com/topik/humaniora/Komersialisasi-Air-pada-Warga-Miskin-Muara-Angke


2. Sumber data: https://www.beritasatu.com/megapolitan/302004/program-1000100-jadikan-kawasan-kumuh-tak-kumuh-lagi
KEBIJAKAN PERUMAHAN &
KAWASAN PERMUKIMAN
Sumber data : Panduan Penyusunan RP2KPKPK. dari http://sim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/SE-DJCK-
30-2020_RP2KPKPK.pdf.pdf

Latar Belakang Kebijakan


Perumahan dan Kawasan Permukiman
▪ Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan bahwa perumahan dan kawasan
permukiman diselenggarakan salah satunya untuk menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

▪ Penanganan permukiman kumuh dilaksanakan denganmengikuti berkembangnya isu strategis, diantaranya;


a. Sustainable Development Goal’s / SDGs pada tujuan 11 sustainable cities and communities beserta dengan target dan indikatornya. Dalam
target dan indikator, terdapat keterkaitan dengan semangat inklusifitas kota.

b. New Urban Agenda/NUA yang merupakan komitmen global sesuai dengan kesepakatan untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang
berkelanjutan (sustainable urbanization). NUA memiliki prinsip pelaksanaan antara lain tidak menelantarkan siapapun (no one left
behind), pembangunan ekonomi perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan dan memastikan keberlanjutan lingkungan hidup serta
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

▪ Penanganan kumuh telah diamanatkan untuk dilaksanakan Pemerintah melalui penetapan target nasional melalui Peraturan Presiden Nomor
18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 Amanat tersebut
diterjemahkan dalam Rencana Strategis Kementerian PUPR tahun 2020 – 2024 yaitu:
a. pemenuhan akses 90% air minum layak;

b. pemenuhan akses 80% sanitasi dan persampahan layak; dan

c. penanganan 10.000 ha permukiman kumuh dan peremajaan pada 10 kawasan permukiman kumuh 5
Peraturan Perundang-undangan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Pengembangan Kawasan Permukiman melalui pembangunan infrastruktur dilakukan berbasis
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
pada rencana tata ruang

UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan permukiman dikembangkan sesuai dengan fungsinya sebagai lingkungan hunian dan
Kawasan Permukiman tempat beraktivitas yang mendukung perikehidupan dan penghidupan

PP No. 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman dilakukan untuk menyediakan tempat
Perumahan dan Kawasan Permukiman tinggal yang layak dan memenuhi standar serta terintegrasi dengan infrastruktur yang sesuai
dengan hirarkinya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Permen PUPR No. 14/PRT/M/2018 tentang Penanganan Kawasan permukiman untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya Perumahan
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Kumuh dan Permukiman Kumuh baru serta meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh masyarakat melalui Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman yang sehat, aman,
serasi, dan teratur.

Permen PUPR No. 12 Tahun 2020 tentang Peran Memberikan aturan untuk peran masyarakat dalam penyusunan rencana pembangunan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Perumahan Perumahan dan Kawasan Permukiman dilakukan dengan memberi masukan terhadap:
dan Kawasan Permukiman a. perencanaan perumahan; dan/atau
b. perencanaan kawasan permukiman.

SE No. 30/SE/DC/2020 tentang Panduan Panduan kepada pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagai acuan teknis bagi seluruh
Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan pemangku kepentingan dalam penanganan permukiman kumuh agar tepat sasaran dan efisien
6
Permukiman Kumuh serta mampu mendorong kolaborasi multisektor yang sinergis dan akuntabel
Konsep Pengelolaan PENGOLAHAN
AKHIR

Air Limbah

Tangki Septik
Sistem Setempat Individual/Bersama Instalasi Pengolahan
PENGANGKUTAN Lumpur Tinja (IPLT)
(On-Site)

PENAMPUNGAN

Skala Komunal
Sistem Terpusat
(Off-Site)

Skala Kawasan
SR

Skala
Kegiatan yang dapat dibiayai dengan APBN Regional/Kota 7
Konsep Pengelolaan PENGOLAHAN
AKHIR

Persampahan
PENAMPUNGAN

PENGANGKUTAN

Kertas dll

Gelas dll
TPS
TPS3R
Organik SPA

Bahan
Beracun
Berbahaya

RESIDU
TPA
RUMAH
TANGGA
Konsep Pengelolaan
Drainase Sungai
Drainase Tersier Drainase Sekunder

Genangan
Drainase Tersier Drainase Sekunder
Ecodrain
Kondisi 1

LAUT
outlet ke drainase sekunder

Kolam
Retensi

Tingkat PEMDA
Genangan
Kondisi 2
outlet langsung menuju ke laut

Drainase Tersier

Drainase Tersier
Ecodrain

* ecodrain: sumur resapan, kolam retensi, rain water harvesting, reservoir, d.l.l 9
KETERKAITAN SANITASI DENGAN KAWASAN KUMUH

Permukiman Kumuh adalah permukiman yang tidak layak


huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat
kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan
serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat
(UU No 1/2011)

Kondisi Sanitasi di Kawasan Kumuh :


1. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat
2. Minimnya/tidak tersedianya fasilitas air limbah yang
layak
3. Terjadinya genangan setiap hujan
4. Sampah tidak terkelola dengan baik

10
PRAKTEK BAIK
PENERAPAN AIR MINUM
DAN SANITASI
MEMBANGUN KEDAULATAN DESA

PERENCANAAN DESA ADALAH


SUATU PROSES UNTUK
MENENTUKAN TINDAKAN MASA
DEPAN DESA BERSAMA
MASYARAKAT. TANPA
PERENCANAAN,PROGRAM
PEMBANGUNAN DESA MENJADI
DAFTAR KEGIATAN TANPA ARAH
TUJUAN.

12
▪ Dalam melaksanakan pembangunan
Isu-isu Strategis desa, pemerintah melakukan
pembangunan melalui dua arah (ganda)

Perencanaan Tingkat Desa yaitu : Pertama, dengan perencanaan


partisipatif dalam kerangka
pembangunan dari, oleh dan untuk desa
yang disebut “desa membangun”; Kedua,
perencanaan teknokratik yang
melibatkan kekuatan supra desa seperti
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi
dan pemerintah pusat dalam kerangka
pembangunan kawasan pedesaan yang
disebut “ membangun desa”.

▪ Dalam pengembangan wilayah, kawasan


perdesaan harus dipandang sebagai
bagian yang tak terpisahkan dengan
kawasan perkotaan. Pemahaman yang
menyeluruh dan tidak dikotomis ini
menjadi penting dan mendasar dalam
penyusunan peraturan atau aturan main
yang berkaitan dengan perdesaan
maupun perkotaan, agar terjadi sinergi
dan keseimbangan perlakuan wilayah.
Sumber data: https://www.antaranews.com/berita/1189964/bappenas-tekankan-pentingnya-pembangunan-sanitasi 13
Sumber data: https://www.antaranews.com/berita/1189964/bappenas-tekankan-pentingnya-pembangunan-sanitasi 14
▪ Desa Sidokumpul, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak,

Contoh Baik Jawa Tengah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
yang mengelola jaringan air bersih untuk masyarakatnya.

Pengelolaan Air Minum ▪ Kepala Desa Sidokumpul, Junaedi menjelaskan unit usaha
pengelolaan air bersih yang diberi nama Abdes (air bersih
desa) ini telah berjalan selama dua tahun, terhitung sejak
7 Februari 2015 lalu.

▪ “Omzetnya sudah mencapai Rp. 302.842.950 dalam dua


tahun. Dan setelah bagi hasil, pendapatan BUMDes masuk
ke PADes (pendapatan asli desa) dan dapat dimanfaatkan
untuk pembangunan desa,” terangnya, beberapa waktu
lalu.

▪ Dia menambahkan, pengembangan sarana untuk Abdes


akan tetap menjadi prioritas pada tahun ini. Sebab,
kebutuhan air warga Desa Sidokumpul semakin
meningkat. Dengan demikian, akan semakin banyak warga
desa yang merasakan manfaat keberadaan Abdes.

▪ Di sisi lain, Junaedi mengatakan bahwa tantangan


terbesar dalam menjalankan BUMDes adalah
pemberdayaan SDM yang bertanggungjawab, serta taat
terhadap aturan yang berlaku.

▪ Meski begitu, dia bersyukur, sejauh ini permasalahan itu


tidak terjadi dalam BUMDes-nya. “Saya sangat apresiasi
dengan anggota organisasi yang menjalankan tugas
sesuai dengan tupoksinya, karena memang
tanggungjawab besar ada di tangan mereka,” pungkas
Junaedi..
Sumber data: https://www.desapedia.id/kelola-air-bersih-omzet-bumdes-sidokumpul-capai-ratusan-juta/ 15
▪ Desa Cepokosawit, Boyolali, menggelar kegiatan pilah sampah, Minggu
(25/10/2020). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan bulanan untuk menangani

Contoh Baik ▪
persoalan sampah di lokasi tersebut.

Kegiatan pilah sampah merupakan kegiatan pengumpulan sampah dari rumah

Persampahan warga. Ada sekitar 27 keluarga yang terlibat dalam pengumpulan sampah.
Sampah-sampah dari warga itu setiap bulannya dikumpulkan menjadi satu di
bank sampah. Kemudian dipilah untuk dijual. Ketua pengurus bank sampah,
Heru Prasaja, mengatakan bank sampah tersebut sudah terbentuk sejak
September 2018 lalu. "Awalnya dulu ada orogram STBM [Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat] dari pemerintah, salah satu pilarnya adalah pengelolaan
sampah," jelas dia kepada Solopos.com, Minggu (25/10/2020).

▪ Menurutnya, persoalan sampah selalu muncul di tengah masyarakat. Bukan


hanya di perkotaan, masalah sampah juga kerap muncul di desa. Melalui
kegiatan bank sampah, diharapkan bisa menyelesaikan persoalan sampah itu.

▪ "Di tempat kami, sampah dari rumah rumah warga sudah diarahkan untuk
dikumpulkan. Sudah dikasih karung, sehingga warga sudah bisa memilah
sampah dari rumahnya. Sampah plastik sendiri, kertas sendiri, sampah dapur
sendiri," kata dia. Setelah terkumpul sebulan, disetorkan di pengurus bank
sampah.

▪ Setelah terkumpul, sampah yang masih dapat dimanfaatkan dijual. Hasil


penjualan kemudian masuk sebagai uang kas. Dari uang kas tersebut saat ini
juga sudah dimanfaatkan untuk program lain, di antaranya adalah program
kebun sayur dan program penyewaan alat rumah tangga untuk hajatan.

▪ Sedangkan untuk sampah organik, dipilah sendiri secara berkala melalui


program komposter. "Untuk komposter juga dikelola bank sampah. Ada tiga
titik komposter di RT kami. Hasil komposter sementara masih dimanfaatkan
warga sendiri. Bentuk produknya berupa pupuk cair," lanjut dia.

Sumber data: https://www.solopos.com/desa-cepokosawit-boyolali-manfaatkan-sampah-untuk-kegiatan-warga-1088328/ 16


PERENCANAAN AIR
MINUM DAN SANITASI
YANG KOMPREHENSIF
Tujuan Penyusunan Strategi Perencanaan dalam
Dokumen Perencanaan Sektoral
❑ Mendapatkan hasil kajian terhadap kebijakan dan strategi pembangunan dalam dokumen perencanaan
sektoral Pemda (SSK, Masterplan Drainase, Masterplan Persampahan, RISPAM, RP2KPKP, Kebencanaan)
terkait khususnya dengan penanganan air minum dan sanitasi;
❑ Mendapatkan sinkronisasi kebijakan dan strategi pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi tingkat
kota dengan penanganan kebutuhan air minum dan sanitasi pada lokasi pendampingan;
❑ Tersusunnya rencana aksi dan memorandum program yang menjadi bagian dari proses sinergisitas
Perencanaan Kelurahan/Desa yang disepakati Pemda, Pemkel/Pemdes dan BKM/LKM sebagai tindak lanjut
usulan penanganan dalam Program DFAT.
❑ Tujuan sinergitas perencanaan masyarakat dengan perencanaan kota diarahkan untuk memperdalam
substansinya dengan tidak merubah kerangka dokumen RP2KPKP/RP2KPKPK, referensi penajaman
kedalaman substansi dapat mengikuti dokumen RP2KPKP/RP2KPKPK dan memperkuat pada aspek
Universal Akses, Inovasi, Kebencanaan dan Keberlanjutan.

18
Penyusunan Rencana Aksi
Sektoral Air Minum dan Sanitasi
No Tahapan Kegiatan Output
a. Konsolidasi Rencana Kegiatan dan Tim Pokja Rencana Kerja Pelaksanaan Reviu dan
1 Persiapan
PKP Penyusunan Hasil Pembahasan
b. Menyiapkan dokumen perencanaan kota yang
relevan dengan penanganan air minum dan
sanitasi yaitu: SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten),
Dokumen yang dibutuhkan sudah
BPS (Buku Putih Sanitasi), Masterplan Drainase,
tersedia
Masterplan Persampahan, RISPAM (Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum), RP2KPKP
dan RDTRK.
c. Menyiapkan dokumen RPJM Kel, RPLP dan Dokumen yang dibutuhkan sudah
Baseline terupdate. tersedia
d. Menyiapkan Peta Dasar Kelurahan dan Kawasan
Dokumen yang dibutuhkan sudah
Prioritas yang akan ditangani dengan program
tersedia
DFAT

19
Penyusunan Rencana Aksi
Sektoral Air Minum dan Sanitasi
No Tahapan Kegiatan Output
Inventarisasi kebijakan perencanaan pembangunan Rumusan invetarisasi kebijakan dan
Reviu dan Kajian
2 di tingkat kabupaten/kota, khususnya yang terkait dasar perencanaan pada aspek air
Dokumen
kegiatan air minum dan sanitasi minum dan sanitasi di tingkat kota/kab
Roadmap penanganan air minum dan
Melakukan pemetaan terhadap arahan kebijakan dan
sanitasi tingkat kota yang akan
strategi pembangunan kota/kab terkait penanganan
dilaksanakan di kelurahan/masyarakat
air minum dan sanitasi pada kelurahan prioritas
(Format Reviu dan Kajian terlampir)
Melakukan kajian terhadap keselarasan antar
Rumusan rencana yang disepakati
kebijakan dan strategi pembangunan yang terkait air
Bersama sesuai dengan rencana
minum dan sanitasi tingkat kota dengan kebijakan
pembangunan kota maupun kelurahan
dan strategi di tingkat kelurahan
Melakukan superimpose/overlay peta permukiman Tersedianya peta-peta tematik sesuai
eksisting dengan peta rencana sektoral maupun arah kebijakan penanganan air minum
spasial dan sanitasi

20
Penyusunan Rencana Aksi
Sektoral Air Minum dan Sanitasi
No Tahapan Kegiatan Output
Penyusunan Penyepakatan bersama antara Pemda
Rumusan Rencana Pembahasan Hasil Reviu dan Draft Memorandum dan Kelurahan/BKM untuk kegiatan air
3 Aksi dan Program Penanganan Air Minum dan Sanitasi minum dan sanitasi
Memorandum dengan Pemda yang melibatkan OPD terkait. (Format Rencana Aksi dan
Program Memorandum Program terlampir)
Masyarakat memahami rencana
Uji Publik tingkat Kota dan Kelurahan/Desa penanganan air minum dan sanitasi di
Kawasan prioritas
(Format Memorandum Program
Finalisasi Memorandum Program RP2KPKPK
terlampir)
Rencana Aksi dan Memorandum
Pengesahan Rencana Aksi dan Memorandum
Program disahkan dan menjadi bagian
4 Pengesahan Program Air Minum dan Sanitasi oleh
penajaman pada dokumen RPLP di
Bupati/Walikota
tingkat kelurahan

21
PENYUSUNAN
RENCANA AKSI DAN
MEMORANDUM
Kajian Dokumen Sektoral
Hal-hal yang akan dikaji meliputi pada aspek:
❑ Penyediaan Air Minum;
❑ Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga;
❑ Pengelolaan Persampahan;
❑ Drainase;
❑ Aksesibilitas Universal;
❑ Kebencanaan.

23
Overview Kebijakan Tata
Ruang Kota Banda Aceh
2009 – 2019 (Revisi 2017)

Kebijakan Struktur Kota


Overview Kebijakan Tata
Ruang Kota Banda Aceh
2009 – 2019 (Revisi 2017)

Kebijakan Pola Ruang dan


Kawasan Strategis
No ASPEK ISU STRATEGIS KEBIJAKAN/PROGRAM PEMKO

KAJIAN KEBIJAKAN TERKAIT ASPEK KUMUH


1 Permukiman • Terpusatnya perkembangan pada kawasan- • Penataan dan penegakkan di sepadan sungai
kawasan tertentu, sehingga mempersulit dalam • Penegakkan regulasi di tingkat basis
pemerataan pembangunan. • Permen PUPR no. 05 th 2016 tentang Izin mendirikan
bangunan gedung.
• Terbatasnya lahan yang tersedia dan makin Qanun Kota Banda Aceh No.10 Tahun 2004 Tentang Bangunan
mahalnya nilai lahan di perkotaan untuk Gedung
perumahan dan permukiman • Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan
administrasi yg meliputi:
• Alih fungsi lahan pertanian (di kawasan
1. Status hak atas tanah, izin pemanfaatan dari pemegang hak
permukiman perkotaan) menjadi kegiatan lain,
atas tanah
yang pada akhirnya akan mengancam
2. Status kepemilikan bangunan gedung
produktivitas hasil pertanian secara
3. Izin mendirikan bangunan
keseluruhan. Alih fungsi lahan yang ada belum
Qanun Kota Banda Aceh No.11 Tahun 2004 Tentang Retribusi Izin
terkelola dengan baik dan sulit untuk
Mendirikan Bangunan
dikendalikan.

2 Jalan • Pusat perkotaan telah terlayani oleh jaringan RTRW


jalan yang memadai • Konsep dasar prasarana jaringan jalan akan mengarah pada pola jaringan
radial konsentrik dengan 2 pusat kota yang akan dilayani, yaitu di
• Jalan antar gampong masih memerlukan Peunayong dan Lamdom/Batoh sebagai pusat baru yang dikombinasikan
dengan pola cross-town route
pengembangan mengingat kondisi permukiman
yang terus menyebar

3 Drainase • Beberapa ruas jalan tidak dilengkapi oleh SSK


jaringan drainase baik sekunder maupun tersier • Mengembangkan perencanaan sistem drainase/gorong-gorong yang
terintegrasi dan komprehensif sesuai prediksi pertumbuhan kota ke depan.

• Drainase sebagian besar mengalami


penyumbatan atau pendangkalan
• Sebagian wilayahnya mengalami rob dan banjir
di permukiman dekat laut bagian pantai dan
permukiman tengah Kota
No ASPEK ISU STRATEGIS KEBIJAKAN/PROGRAM PEMKO

KAJIAN KEBIJAKAN TERKAIT ASPEK KUMUH


4 Sanitasi • Kondisi topografi Kota Banda Aceh yang relatif datar, RTRW
memberikan kendala dalam penyaluran air limbah karena • Sistem alternatif pengelolaan air limbah yang digunakan adalah on site
kemampuan penyaluran air limbah hanya dapat dalam system, yaitu sistem septic tank dan rembesan.
jarak pendek SSK
• Membangun fasilitas IPAL Kawasan dan system SANIMAS pada kawasan
• Proses pembangunan IPAL dan jaringan air limbah Kota
prioritas
Banda Aceh dari Gampong Peuniti ke Gampong Jawa
• Melakukan operasional dan pemeliharaan IPLT sesuai SOP

5 Air Minum • Kebutuhan air minum Kota Banda Aceh diperkirakan RTRW
akan meningkat dari 44.889 m³/hari pada tahun 2009 • Menjaga kualitas air baku
menjadi 78.756 m³/hari pada tahun 2029. • Menindak tegas semua industri dan atau lainnya yang membuang limbah
• Pelayanan air minum terhadap penduduk di Kota Banda cairnya ke badan air
Aceh yang dilakukan oleh PDAM Tirta Daroy telah • Melakukan pengamanan terhadap kawasan daerah pengaliran sungai
mencapai 90% (RTRW 2009-2029) RISPAM
• Peningkatan kapasitas produksi
• Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan air minum
• Pembatasan penggunaan sumur artesis oleh baik untuk keperluan rumah
tangga.

6 Persampahan • Jumlah objek pelayanan pengangkutan persampahan RTRW


adalah sekitar 50.000 rumah/toko/kantor/dll dengan • Pengembangan teknologi komposing sampah rumah tangga
frekuensi pelayanan sebagai berikut: Jalan Utama: 2 – 4 • Menyediakan fasilitas pemilahan sampah
kali/hari, Desa yg membayar retribusi: 1 – 2 hari sekali, • Melakukan sosialisasi mengenai pengolahan sampah 3R (reduce, reuse,
Desa yg tdk membayar retribusi: 1 – 7 hari sekali dan recycle)
• Rencana lokasi TPA baru ditahun 2029 di Desa Data Makmur, Kecamatan
• persampahan Kota Banda Aceh memiliki kapasitas rata-
Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, seluas 200 Ha.
rata ± 180 Ton Perhari
SSK
TPA Gampong Jawa akan dirubah menjadi transfer station atau Tempat
Pengolahan Sementara Terpadu (TPST).

7 Proteksi Kebakaran • Sarana proteksi kebakaran sudah tersedia untuk skala • Program Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)
pelayanan tingkat kota namun belum seluruhnya
terpenuhi untuk skala Gampong dan Dusun
KAJIAN KEBIJAKAN TERKAIT KAWASAN SEUTUI
Sumber data : Panduan Penyusunan RP2KPKPK. dari http://sim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/SE-DJCK-
30-2020_RP2KPKPK.pdf.pdf

29
Sumber data : Panduan Penyusunan RP2KPKPK. dari http://sim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/SE-DJCK-
30-2020_RP2KPKPK.pdf.pdf

Format Rencana Aksi Program Kawasan Prioritas

30
Sumber data : Panduan Penyusunan RP2KPKPK. dari http://sim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/SE-DJCK-
30-2020_RP2KPKPK.pdf.pdf

Format Memorandum Program

31
Output
Untuk menjaga kualitas produk perencanaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Pertama, tuntutan untuk semakin melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan adanya
keterbukaan dalam proses pengelolaan pembangunan.
• Kedua, perencanaan tahunan dan perencanaan jangka menengah perlu terintegrasi dalam perencanaan jangka panjang.
Pentingnya perspektif jangka panjang juga ditekankan dengan perlunya menampung kecenderungan global jangka panjang
dalam perencanaan jangka menengah. Pentingnya kecenderungan jangka panjang di dunia, khususnya perkembangan
ekonomi dan teknologi, perlu dikaji implikasinya terhadap pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah.
• Ketiga, perlunya memperhatikan kualitas data dan informasi yang akurat dan terkini sebagai basis pengambilan keputusan
dan penyusunan dokumen perencanaan.

Dokumen RP2KPKP/RP2KPKPK yang telah disusun oleh Pemda dapat menjadi payung pelaksanaan kegiatan perumahan dan
kawasan permukiman dengan memperhatikan pada kebutuhan dasar seperti perumahan, air minum, sanitasi dan
persampahan.

Sumber data: https://sites.google.com/a/ipdn.ac.id/perencanaan/kajian-perencanaan/kajian-


perencanaan/sistemperencanaanpembangunannasionalsppn?tmpl=%2Fsystem%2Fapp%2Ftemplates%2Fprint%2F&showPrintDialog=1 32
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai