Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERATING PROSEDUR


PUSAT DAUR ULANG (PDU)
SAMPAH

DIREKTORAT PENGELOLAAN SAMPAH


DIRJEN PENGELOLAAN SAMPAH LIMBAH DAN LIMBAH B3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
LATAR BELAKANG
Penanganan Sampah

Target SDGs tujuan 12.5 UU Nomor 18 tahun 2008


UU Nomor 32 Tahun 2009
Perpres No. 97 tahun 2017

Rencana Pembangunan PDU

Penyusunan SOP PDU


IDENTIFIKASI MASALAH

perlu ditangani
• meningkatnya secara serius • pemilahan
pencemaran air, • Daur ulang
tanah dan udara • teknis,
• meningkatkan • operasional dan
potensi banjir • manajemen yang
tepat
Persampahan
Pusat Daur Ulang
merupakan isu
(PDU)
penting
MAKSUD
 Meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat;
 Meningkatkan kebersihan lingkungan;
 Melindungi kualitas air sungai dari penumpukan
sampah dan mengurangi beban pencemaran
badan air (sungai, danau, dan lain-lain);
 Melindungi kualitas udara dari polusi
pembakaran sampah;
 Melindungi kualitas tanah dari pencemaran
akibat aktivitas penimbunan sampah.
 Memperpanjang umur teknis TPA.
 Meningkatkan keterampilan dan pendapatan
masyarakat dengan mengolah sampah.
TUJUAN
 Memberikan acuan bagi instansi pemerintah pusat, daerah
dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan Pusat Daur
Ulang (PDU)
 Memenuhi target pengurangan sampah Nasional, khusus
sampah organik dapat dikelolah hingga 100%
 Untuk melakukan operasional Pusat Daur Ulang (PDU)
dengan penerapan reduce, reuse, dan recycle (3R) sampah
yang mempunyai nilai manfaat baik secara material daur
ulang dan kompos.
 Meningkatkan pengetahuan pengelolaan sampah sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar PDU.
 Menyediakan prasarana dan sarana pengelolaan sampah
yang berkualitas, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya air dan lingkungan;
 Mengurangi beban pengolahan sampah yang masuk ke TPA.
 Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat.
Dasar Hukum
 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
 Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
 UU No 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
 Undang-undang Nomor 1 tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara;
 Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga.
 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata cara Pelaksanaan APBN;
 Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019.
 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
 Peraturan Mentri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan
Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse,
dan Recycle Melalui Bank Sampah
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana
Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sejenis Sampah Rumah Tangga
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 18 Tahun 2015tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup danKehutanan.
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 21 tahun 2006 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.20 Tahun 2007 Teknik Analisis Aspek fisik & Lingkungan, Ekonomi serta
Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum NO.41 Tahun 2007 Tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya
 SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Faktor Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan
Ruang Lingkup
 Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh
Kabupaten/Kota dalam mengajukan permohonan
kepada Direktorat Jenderal Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya
melalui Direktorat Pengelolaan Sampah.
 Persyaratan Lokasi PDU

 Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan PDU


dan persyaratan bangunan
 Cara Kerja dan Hasil Pengolahan Sampah PDU

 Studi kelayakan pembangunan PDU


Prinsip Penyelenggaraan Umum PDU

 Pada prinsipnya, pembangunanPDU diarahkan


pada konsep Recycle (daur ulang), dimana
sampah organik dan sampah anorganik dipilah
di PDU.
 Sampah organik yang telah terpilah akan diolah
menjadi kompos organol dengan menggunakan
teknologi canggih di PDU.
 Sampah anorganik akan di angkut ke Bank
Sampah Induk (BSI), untuk diolah lebih lanjut.
SASARAN

 Sasaran dari penyusunan SOP ini adalah


tersusunnya SOP pembangunan PDU sampah
sehingga PDU sampah diharapkan dapat
terbangun sesuai standarnya di seluruh daerah
yang ada di wilayah ini. Terbangunnya PDU
sampah akan dapat berdampak pada
pengurangan jumlah sampah pada sumbernya
dan jumlah sampah yang akan masuk ke TPA di
Kabupaten/ Kota seluruh Indonesia.
Out Put Pekerjaan

 Hasil pekerjaan yang diharapkan tersusunnya


Standar Operasional Pekerjaan Pusat Daur
Ulang (PDU) sampah.
PERSYARATAN PDU
Ketentuan umum

 PDU harus memenuhi persyaratan lokasi,


bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
keuangan, dan peralatan.
 PDU dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, atau swasta.
 PDU yang didirikan oleh swasta harus berbentuk
badan hukum yang kegiatan usahanya hanya
bergerak di bidang pendaur ulang sampah.
 Pelaksanaan Proses di PDU
 Sampah di timbang, dipilah dan di catat jenis
sampah, kemudian residu di traspormasikan ke
TPS/TPA.
PERSYARATAN LOKASI
PERSYARATAN KABUPATEN/KOTA PENERIMA DANA
BANTUAN
 Kabupaten/Kota yang sudah menyusun Jakstrada, yang telah
ditandatangani oleh Gubernur/ Walikota/ Bupati; Telah membuat neraca
pengelolaan sampah sesuai Permen; Mendapakan Penghargaan Adipura,
baik berupa Piala, Sertifikat maupun Piagam; Penanganan sampah sudah
mencapai 60%; Lahan sudah tersedia yang dibuktikan dengan sertifikat.
 Walikota/Bupati membuat surat permohonan bantuan PDU yang
ditujukan kepada Dirjen PSLB3 dan ditembusankan kepada Direktur
Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
dengan tembusan kepada Kepala Satuan Kerja Dinas Lingkungan Hidup
atau dinas yang berhubungan dengan Pengelolaan SampahProvinsi, yang
dilengkapi dengan:
 Daftar panjang (longlist) usulan lokasi PDU.
 Surat pernyataan yang menyatakan bahwa Pemerintah
Kabupaten/Kota bersedia melakukan pendampingan secara
berkelanjutan terhadap PDU yang sudah terbangun yaitu dengan
menyediakan biaya opersional dan pemeliharaan PDU.
 Memiliki Dinas/OPD yang bertanggung jawab dalam bidang kebersihan
agar dapat melaksanakan pembinaan terhadap PDU yang terbangun.
KRITERIA UTAMA PEMILIHAN LOKASI

 Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan


lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan
kelayakan
 Ketentuan mengenai tata ruang dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi
yang diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
 Kesesuaian Lokasi Rencana Recycle Centre dengan memberikan penilaian pada
setiap parameter penentuan lokasi diantaranya:
a) Kebijakan (RTRW, RDTR, Masterplan Pengelolaan Sampah)
b) Kesesuaian Lahan
 Lahan PDU berada dalam batas administrasi yang sama dengan area pelayanan
PDU;
 Kawasan yang memiliki tingkat kerawanan sampah yang tinggi, sesuai dengan
SSK dan data dari BPS;
 Status kepemilikan lahan milik Pemerintah Kabupaten/Kota, fasilitas
umum/sosial, dan lahan milik desa;
 Ukuran lahan yang disediakan minimal 500 m2;
 Lahan dengan topografi yang datar, kelerengan tidak lebih dari 8%;
 Penempatan lokasi PDU sedekat mungkin dengan daerah pelayanan.
KRITERIA PENDUKUNG

 Berada di dalam wilayah masyarakat


kepeminatan terhadap pengolahan sampah di
daerah perkotaan/semi-perkotaan di kawasan
padat kumuh miskin, bebas banjir, ada akses
jalan masuk dengan melampirkan Peta jalan
(road map) daur ulang sampah di Kota/
Kabupaten, dan sebaiknya tidak terlalu jauh
dengan jalan raya;
 Masyarakat bersedia membayar iuran
pengolahan sampah;
 Sudah memiliki kelompok yang aktif di
masyarakat seperti UMKM, PKK, karang
taruna, atau pengelola kebersihan/sampah.
METODE UNTUK MENGIDENTIFIKASI LOKASI
RECYCLE CENTRE (PDU)

 Pendekatan Participatory
 Analisis Kualitatif
PARAMETER PENENTUAN LOKASI RECYCLE CENTRE
No Parameter Bobot Sub Parameter

1 RTRW Kota/Kabupaten 20% Rencana Pola Ruang Wiayah Kota / Kabupaen

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota / Kabupaten

Rencana Kawasan Strategis Kota/ Kabupaten

2 RDTR 30% Rencana Pola Ruang Wiayah


Rencana Jaringan Prasarana
Penetapan Kawasan yang Diprioritaskan

Peraturan Zonansi
3 Masterplan Persampahan 20% Perkembangan Implementasi Jaksrada dan Upaya Pemerintah
Kota dalam Penanganan Sampah Saat Ini
Kebijakan Sistem Penglolaan Sampah yang ada
Pengembangan Daerah Pelayanan
Pembagian Zona Pelayanan
Penetapan Zona Prioritas
Rencana Operasi Pengolahan
4 Kesesuaian Lahan Recycle 30% Ketinggian <1000 mdpl
Centre Kemiringan lereng <8%
Ketersediaan air baku yang cukup
Adanya sistem pembuangan limbah

Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah


SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PDU

 Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan.


 Ketentuan penggunaan peralatan yang digunakan.
 Ketentuan penggunaan tenaga kerja.
 Metode kerja/prosedur pelaksanaan kegiatan.
 Ketentuan Gambar Kerja.
 Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk
pembayaran.
 Ketentuan pembuatan laporan dan dokumen.
 Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
 Pekerja memakai spattu bot dalam melaukan pekerjaan
 Pekerja memakai sarung tangan
 Pekerja memakai pelindung telinga, mulut dan kepala
 Pekerja memakai pakaian seragam
 Dan lain-lain yang diperlukan
PERSYARATAN BANGUNAN PDU
 persyaratan administratif dan persyaratan
teknis bangunan gedung pada umumnya,sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
 persyaratan teknis bangunan PDU, sesuai
dengan fungsi, kenyamanan dankemudahan
dalam pengelolaan sampah serta perlindungan
dan keselamatan bagisemua pekerja PDU
 Persyaratan untuk memenuhi kebutuhan
pengelolaan sampah:
 berwawasan lingkungan
 pendidikan dan pelatihan,
 penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi pengelolaan sampah.
PERSYARATAN MINIMAL RUANG YANG
HARUS TERSEDIA

 Luas bangun minimal 200 m2


 Kantor dengan luas minimal .....

 Gudang dengan luas minimal .....

 .....

Persyaratan teknis bangunan PDU; bangunan


dapat berupa bangunan permanen atau semi
permanen
PERSYARATAN PRASARANA, SDM, DAN
PERALATAN

Fasilitas dibagi dalam:

 Fasilitas Bangunan: bangunan permanen atau


semi permanen yang dilengkapi dengan sarana
penimbangan, fasilitas pemilahan, fasilitas
pengolah sampah, fasilitas pembuatan kompos,
dan lain-lain.
 Fasiltas Mesin dan Peralatan: PDU minimal
mempunyai alat penimbangan, pemilahan, mesin
konveyor, mesin pencacah sampah organik,
fasilitas pembuatan kompos, mesin press plastik,
dan mesin pembuatan granular.
Alat dan Bahan Yang diperlukan

 Peralatan pemilahan sampah; konveyor dan


alat lainnya
 Peralatan utama (pencacah sampah,
pencacah plastik, timbangan, alat
pengayak,dan lain-lain)
 Peralatan penunjang (mesin jahit, alat
angkut,dan lain-lain)
 Alat angkut sampah sepeda motor roda tiga
dan alat transportasi
 Wadah sampah terpilah/Lory.
Pelaksanan PDU minimal antara lain :

 Manajer Umum: 1 Orang mempunyai keahlian


mengelola dan memasarkan Produk-produk PDU
 Petugas Administrasi: 1 Orang mencatat, dan
mengadminiatrasikan pengelolaan sampah di PDU
 Petugas Operator: 8 Orang mengoperasikan mesin,
menimbang sampah, memilah sampah, packing
dan pembuatan kompos
 Petugas pengambil sampah: 2 Orang menjemput
sampah, memberikan wadah sampah pilah dan
mentranspormasikan ke fasilitas PDU.
Proses Pelaksanaan Seleksi
PROSES PENENTUAN
Proses Seleksi SHORTLIST CALON
Kabupaten/Kota LOKASI
 Penyiapan long list a. Kelayakan teknis calon
berdasarkan SSK. lokasi sebagai lokasi
 Penyiapan Surat Minat dan antara lain:
daftar lokasi (long list)  Kawasan perkotaan
Caranya: yang rawan sampah;
 Menganalisis berdasarkan  Cakupan layanan 20
dokumen Jakstrada ton/hari, 10 ton/hari
 Melakukan verifikasi
dan 5 ton/hari sampah
tentang kawasan organik;
perkotaan, melalui data  Ada lahan kosong
dari BPS; minimal 500m2 yang
 Daftar longlist dapat digunakan PDU;
mencantumkan nama,  Memiliki jalan akses
desa/kelurahan, kecamatan. untuk pengangkutan.
b. Kelayakan sosial antara lain:
 Masyarakat membutuhkan pengelolaan sampah yang
lebih baik.
 Masyarakat bersedia membayar iuran pengelolaan
sampah minimal Rp.10.000,-/KK/bulan (Disesuaikan
dengan hasil perhitungan kalkulator Operasional &
Pemeliharaan)
c. Hasil pengecekan lapangan diisikan kedalam lembar
isian shortlist.
d. Daftar shortlist mencantumkan nama
Desa/kelurahan dan kecamatan, jumlah penduduk
(jiwa) yang akan dilayani, jumlah KK, perkiraan
timbulan sampah, kebiasaan masyarakat membuang
sampah, ketersediaan lahan calon lokasi PDU, akses
jalan masuk dan dilengkapi foto.
e. Lembar isian shortlist dibuat oleh Dinas/OPD
penanggungjawab Kabupaten/Kota disetujui oleh
Bappeda Kabupaten/Kota.
ANALISIS KEUANGAN
Investasi Infrastuktur Sistem pengelolaan sampah
adalah investasi lintas sektor :
 Lingkungan Hidup

 Kesehatan

 Pendidikan

 Sosial budaya

 Pariwisata

 Ekonomi (bisnis, perdagangan, dan industri dan


lainnya)
 Lintas infrastuktur lainnya
 PDU dalam operasionalnya mempunyai
kewajiban untuk dibiayai minimal :
 Biaya Pengangkutan sampah dari warga
penduduk;
 Biaya penggunaan Listrik atau keperluan
Bahan Bakar Minyak Solar
 Biaya Gajih Upah
 Biaya pemeliharaan gedung dan mesin-mesin
 Selain itu PDU dapat menghasilkan produk
antara lain :
 Produk yang dapat di jual berupa : plastik,
kertas dan logam
 Produk olah sampah organik yaitu kompos.
DALAM MEMBUAT SITE PLAN PERLU
DIPERHATIKAN HAL-HAL BERIKUT :

 Membuat gambar tata letak (site plan) yang


memperlihatkan lokasi bangunan PDU, area
pelayanan, akses kendaraan angkutan sampah
dan alur pemindahan sampah dari sumber ke
PDU.
 Lokasi bangunan PDU harus strategis yang
mudah terlihat dan dicapai.
 Membuat gambar tata letak peralatan,
pencurahan dan pemilahan, areal pengomposan,
kantor, gudang, tempat ketersediaan air bersih
dan sanitasi.
PENYUSUNAN NOTA DESAIN
 Data Primer :
a. Jumlah desa/ keurahan yang terlayani
b. Jumlah timbunan sampah setiap pengambilan (hari, minggu dan
bulan)
 Data sekunder :
a. Jenis dan komposisi sampah terlayani (berapa persen organik
dan berapa persen anorganik)
b. Rencana pilihan teknologi pengolahan sampah masyarakat
(pilihan komposter, mesin pencacah, mesin pengayak dan
transportasi)
 Data Perencanaan Pembebanan :
a. Beban akibat konstruksi (Beban hidup karena penggunaan dan
beban mati oleh konstruksi itu sendiri);
b. Beban karena situasi (penyesuaian pembebanan karena situasi
karena daerah rawan gempa, rawan angin puting beliung, pinggir
pantai dan lain-lain).
MINIMAL DESAIN BANGUNAN PDU

1. Area penerimaan/dropping area;


2. Area pemilahan/separasi;
3. Area pencacahan dengan mesin pencacah;
4. Area komposting dengan metode yang dipilih;
5. Area pematangan kompos/angin;
6. Mempunyai gudang kompos dan lapak serta
tempat residu;
7. Mempunyai minimum kantor;
8. Mempunyai sarana air bersih dan sanitasi.
PUSAT DAUR ULANG (PDU) SAMPAH
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA

Terima kasih

Direktorat Pengelolaan Sampah,


Ditjen PSLB3 KLHK
Jl. DI Panjaitan Kav. 24 Kebon Nanas
Jakarta Timur
No. TLP/Fax : 021- 85904934

Anda mungkin juga menyukai