1
akhirnya menjadi permasalahan yang harus disikapi lebih serius. Kasus TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir) sampah Leuwigajah dan Bantar Gebang yang memakan korban jiwa
jangan sampai terjadi lagi di tempat lain.
Permasalahan sampah di Kabupaten Nunukan adalah rendahnya tingkat pelayanan
karena sarana angkutan sampah yang terbatas, lokasi TPA eksisting (open dumping)
walaupun perencanaan TPA adalah Sanitary Landfill, TPA ini cenderung mencemari
lingkungan serta manajemen persampahan yang belum memadai. Berdasarkan UU No.
7/2004 tentang Sumber Daya Air dan PP No. 16/2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum, mensyaratkan ketentuan perlindungan air baku melalui
penyediaan prasarana dan sarana persampahan yang memadai seperti penerapan
metode pembuangan akhir sampah secara controlled landfill.
Dengan telah disahkannya UU Pengelolaan Sampah pada tanggal 9 April 2008,
paling lama setelah 6 tahun tidak diperkenankan lagi praktek TPA open dumping serta
adanya ketentuan penerapan pengurangan dan pemanfaatan sampah melalui program 3
R, untuk itu diperlukan upaya dan komitmen semua pihak agar secara sungguh-sungguh
meningkatkan sistem pengelolaan secara lebih komprehensif. Di samping itu, adanya
tuntutan akan permukiman yang bersih dan sehat mengakibatkan kebutuhan akan
pelayanan persampahan tetap harus diperhatikan. Peningkatan pelayanan persampahan
seringkali dilakukan tanpa suatu kebijakan dan perencanaan sebagai acuan yang jelas
sehingga menyulitkan para pelaksana di lapangan.
Pengelolaan sampah merupakan sistem yang terkait dengan dengan banyak pihak,
mulai dari penghasil sampah (seperti rumah tangga, pasar, institusi, industri, dan lain-
lain), pengelola, pembuat peraturan, sektor informal, maupun masyarakat yang terkena
dampak pengelolaan sampah tersebut sehingga penyelesaiannyapun membutuhkan
pendekatan yang komprehensif dan keterlibatan semua pihak yang terkait. Guna
terselenggaranya pengelolaan prasarana dan sarana persampahan yang baik dan
terencana diperlukan suatu perencana yang sistematis dan integratif, untuk itu Dinas
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara pada Tahun
Anggaran 2018 menyelenggarakan jasa konsultasi “Penyusunan Perencanaan Teknis
Manajemen Persampahan dan DED Optimalisasi TPA Kabupaten Nunukan”. Kegiatan ini
nantinya menjadi pegangan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan suatu
strategi yang tepat untuk pembangunan prasarana dan sarana persampahan sehingga
dapat beroperasi dengan optimum dan bermanfaat bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta dapat mewujudkan suatu pembangunan yang berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan.
2
B.MAKSUD DAN TUJUAN
1.MAKSUD
Maksud dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk membuat suatu arahan yang
terencana bagi segenap pelaku dalam pengelolaan persampahan dengan menerapkan
prinsip-prinsip perencanaan (teknis operasional, kelembagaan, pengaturan dan
pembiayaan serta peran serta masyarakat) untuk meningkatkan kinerja pengelolaan
persampahan dan Studi Optimalisasi DED TPA Kabupaten Nunukan.
2.TUJUAN
3
12 Permen PU No 03 Tahun 2013 Penyelenggaran Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga;
13 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah;
14 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan NOMOR
P.10/MENLHK/SETJEN/PLB.0/4/2018 Tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan
Dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga;
15 PermenLH No 16 Tahun 2011 Tentang Pedoman Materi Muatan Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga;
16 SNI 03-3241-1994 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah;
17 SNI 19-2454-2002 Tata Cara Teknis Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan;
Daerah yang tercakup dalam Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan DED
Optimalisasi TPA di Kabupaten Nunukan.
4
- Data rencana pengembangan kota, meliputi rencana tata guna
lahan, proyeksi perkembangan kota jangka panjang dan proyeksi
pengembangan prasarana dan sarana perkotaan.
b. Sistem dan Manajemen Pengelolaan Persampahan, meliputi :
- Aspek organisasi, meliputi struktur organisasi, personalia (kualitas
dan kuantitas), tata laksana kerja, pendidikan dan latihan, program
peningkatan pegawai.
- Aspek Operasional, meliputi tingkat pelayanan, daerah pelayanan,
pola penanganan sampah dari sumber sampai TPA, pewadahan
dan pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, pembuangan akhir.
Selain itu juga data kegiatan 3 R berbasis masyarakat dan data
pengolahan sampah yang ada (formal dan informal).
- Aspek pembiayaan, meliputi sumber pendanaan, dana operasi dan
pemeliharaan, dana investasi/pembangunan, penarikan retribusi
serta pola/prosedur penarikan retribusi. Data tersebut minimum
dalam 3 (tiga) tahun terakhir.
- Aspek Pengaturan, meliputi peraturan daerah, kelengkapan dan
kemampuan dalam dalam pelaksanaan perda.
- Aspek Peran Serta Masyarakat, meliputi bentuk partisipasi
masyarakat, program penyuluhan bidang kebersihan/penyuluhan,
pelaksanaan penyuluhan, serta promosi program 3 R yang telah
ada.
- Aspek peran serta swasta bidang persampahan yang ada.
c. Data Timbulan dan Karakteristik Sampah, meliputi:
- Data timbulan sampah (lt/orang/hari atau kg/orang/hari).
- Data komposisi dan karakteristik sampah, meliputi prosentase
komposisi fisik (organik, kertas, plastik, logam, kaca, tekstil dll) dan
karakteristik sampah (nilai kalor, kadar air dan kadar abu).
d. Data Kondisi TPA, meliputi :
- Data lokasi (luas, jarak ke daerah pelayanan, jarak ke permukiman
terdekat, jarak ke badan air terdekat, kondisi permeabilitas tanah,
muka air tanah, dll).
- Data fasilitas TPA yang ada dan ketersediaan tanah penutup.
- Kondisi pengoperasian TPA selama ini (jumlah sampah masuk ke
TPA, kondisi penimbunan/pemadatan sampah, penutupan tanah,
kepadatan lalat, kualitas influen/efluen leachate, kebakaran TPA
yang pernah terjadi, komplain masyarakat, dll).
- Permasalahan dan dampak yang timbul akibat pengoperasian TPA
secara open dumping yang selama ini dilakukan.
e. Pengukuran setempat lokasi TPA Kabupaten Nunukan meliputi:
- Melakukan pengukuran topografi dari lokasi yang telah disetujui
agar perancangan sarana tersebut dapat tergambar secara baik.
5
- Pengukuran topografi tersebut dengan perbedaan interval minimum
0,5 m meter dengan informasi yang jelas tentang:
* Batas-batas tanah.
* Slope dan ketinggian.
* Sumber-sumber air yang berbatasan.
* Jalan penghubung dari jalan umum ke lokasi tersebut.
* Tata guna tanah yang ada.
- Hasil pengukuran Topografi (interval 0,5 m) di lokasi terpilih
termasuk informasi wilayah sekitarnya dalam radius 300 m,
termasuk laporan analisis tentang kondisi topografi umum wilayah
dan topografi lokasi site TPA. Pada pengukuran topografi ini wajib
dipasang benchmark (BM) dengan patok beton yang jelas.
- Mengumpulkan informasi hidrogeologis dan geoteknis yang akurat
dan mewakili secara baik seluruh lokasi terpilih tersebut, meliputi:
* Tanah: kedalaman, tekstur, struktur, porositas, permeabilitas,
kelembaban.
* Bedrock: kedalaman, jenis, kehadiran fraktur.
* Kondisi kegempaan.
* Air tanah di daerah lokasi: kedalaman rata-rata, kemiringan
hidrolis, arah aliran, kualitas dan penggunaan.
* Badan air yang berbatasan langsung dengan lokasi: sifat,
pemanfaatan, dan kualitas.
* Data klimatologis: presipitasi, evaporasi, temperatur, dan arah
angin.
Informasi geoteknis yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan
dan analisis data mekanika tanah (termasuk peta titik-titik sondir
dan boring), dan termasuk laporan analisis kondisi mekanika tanah.
Untuk lahan dengan luas 10 ha atau kurang, diwajibkan minimal
diambil 6 titik sondir dan 3 titik boring (handboring ±6 m).
Pengambilan sampel tanah untuk dianalisis di laboratorium tanah
diambil setiap kedalaman 2 m. Parameter yang dianalisis di
laboratorium mencakup seluruh parameter (triaxial, undrain,
consolidation, permeability, perkolasi, dll). Untuk lahan lebih dari 10
ha, jumlah pengambilan titik geolistrik, sondir, maupun boring
berlaku kelipatannya.
- Mengumpulkan data klimatologi, meliputi data harian curah hujan,
suhu, kelembaban, tekanan, cahaya matahari, dsb dalam kurun
waktu minimal 5 tahun terakhir, bisa diperoleh dari data BMG
setempat.
3. Analisis
6
tersebut: dapat dilakukan dengan berbagai metode baik SWOT, deskriptif,
maupun metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis tersebut meliputi:
7
- Pelaksanaan rencana kegiatan perlu dijabarkan dalam jangka pendek,
- jangka Menengah dan jangka panjang berdasarkan prioritas daerah.
- Rencana program jangka pendek dan jangka menengah perlu
dijabarkan.
7. Hasil Penyusunan rancangan rencana berupa :
a. Buku laporan yang berisi rumusan teknis dan manajemen, pokok-
pokok rencana baik dalam bentuk uraian atau diagram.
b. Gambar-gambar rencana meliputi:
- Peta rencana tata guna lahan.
- Peta rencana lingkungan pendidikan, perdagangan dan perumahan.
- Peta rencana area pelayanan pengangkutan sampah, meliputi :
* Peta Problem: minimal menggambarkan kerawanan sampah,
tingkat kesulitan pelayanan, kerapatan timbulan sampah, tata
guna lahan, jumlah penduduk / pengguna, rumah / bangunan.
* Peta Pemecahan masalah: menggambarkan pola yang
digunakan, kapasitas perencanaan (meliputi alat dan personel),
jenis sarana dan prasarana, potensi pendapatan jasa pelayanan
serta rute dan penugasan.
- Peta rencana jaringan transportasi persampahan dari sumber
hingga tempat pemrosesan akhir (TPA).
- Gambar siteplan dan layout TPA.
- Gambar teknis potongan dan detail landfill.
- Gambar teknis IPL.
- Gambar bangunan penunjang TPA.
c. Nota Desain, berisi perhitungan-perhitungan dimensi disertai dengan
asumsi yang diambil
d. Standar Operasional Prosedur dari TPA yang dirancang
e. Dokumen Tender pelaksanaan konstruksi TPA.
8. Membuat rencana final berupa Buku PTMP dan DED TPA kabupaten
Nunukan Mandar dengan umur konstruksi yang direncanakan 10 tahun
sesuai dengan Undang-Undang no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
F.SUMBER PENDANAAN
Kegiatan ini didanai oleh APBD yang dialokasikan pada DIPA Tahun Anggaran 2019 Dinas
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Provinsi Kalimantan Utara. nilai Harga
8
Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp. 1.200.000.000,- (Satu Milyar Dua ratus Juta
Rupiah).
9
Latar belakang pendidikan minimal S1 Hukum dengan pengalaman professional
minimal selama 3 (Tiga) tahun dan berpengalaman dalam menyusun perencanaan
pengelolaan sebuah institusi
6. Ahli Perencanaan Kota/Planologi (1 orang – 4 OB)
Sarjana S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota / Planologi (Sertifikasi Keahlian
Muda), berpengalaman minimum 3 tahun di bidang perencanaan pembangunan
7. Ahli Cost Estimator (1 orang – 4 OB)
Minimal Sarjana S1 dengan latar belakang pendidikan Ekonomi, Mempunyai
Sertifikasi Keahlian Muda yang diregistrasi oleh LPJK dengan pengalaman minimal 3
tahun dalam menyusun Dokumen Tender dan Cost Estimation
8.Ahli Keuangan /Finansial (1 orang – 4 OB)
Sarjana S1 Ekonomi / Manajemen / Akuntansi, berpengalaman minimum 3 tahun di
bidang ekonomi mikro dan investasi.
Beberapa personil asisten tenaga ahli yang diperlukan dalam kegiatan ini, antara lain:
1. Asisten Teknik Lingkungan (1 orang – 8 OB)
2. Asisten Teknik Sipil (1 orang – 4 OB)
3. Asisten Ahli Sosial-Ekonomi-Budaya (1 orang – 4 OB)
Beberapa personil tenaga pendukung yang diperlukan dalam kegiatan ini, antara lain:
1. Surveyor (1 orang – 8 OB)
2. Asisten Surveyor (1 orang – 8 OB)
3. Operator komputer CAD (1 orang – 8 OB)
4. Operator Komputer (1 orang – 8 OB)
5. Sekretaris (1 orang – 8 OB)
I.WAKTU PELAKSANAAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan waktu pelaksanaan maksimum 8 (delapan)
bulan hari kerja terhitung setelah dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
10
J.SISTEMATIKA LAPORAN
Dalam kegiatan ini diwajibkan membuat pelaporan sebagai berikut :
(1) Laporan Pendahuluan (Inception Report)
Laporan Pendahuluan berisi rencana kerja, metodologi pelaksanaan pekerjaan, struktur
organisasi pelaksana proyek dan jadwal penugasan personil. Laporan Pendahuluan
diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah kontrak kerja ditandatangani
sebanyak 5 (lima) eksemplar. Laporan Pendahuluan tersebut selanjutnya dipresentasikan
kepada Pemberi Tugas.
11