Anda di halaman 1dari 20

PT.

Cipta Progresa Usaha


Cikarang Technopark Building
Gedung A, Lantai 2. Jl Inti C1 No. 17,
Lippo Cikarang 17530
Telepon (021) 50112236

MENGIDENTIFIKASI BAHAYA DALAM


PENGOLAHAN AIR LIMBAH
E.370000.013.01
Melakukan Tindakan Keselamatan danKesehatanKerja (K3)
terhadap Bahaya dalam Pengolahan Air Limbah
- pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam melakukan tindakan K3 terhadap bahaya dalam
pengolahan air limbah.
PENGETAHUAN YANG DIBUTUHKAN
1. PP no. 50/2012 tentang penerapan sistem manajemen K3
2. Kep Menakertrans No. 15 tahun 2008 tentang pertolongan
pertama pada kecelakaan di tempat kerja
3. Kepmen tenaga kerja no.187/ 1999 tentang pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja
4. Prosedur keselamatan dan kesehatan kerja(K3)
5. Prosedur penggunaan alat pelindung diri (APD)
6. Prosedur pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (P3K)
7. Prosedur identifikasi bahaya dalam pengolahan air limbah
8. Prosedur penyimpanan bahan atau barang yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan kerja di area IPAL
9. Prosedur pelaksanaan tanggap darurat di areaipal
10.Prosedur penyusunan dan pengkomunikasian laporan hasil
pelaksanaan tindakan K3 dalam mengolah air limbah
PP NO. 50/2012
TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3

TUJUAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3:


• Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi;
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,
pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
• Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorong produktivitas
PENERAPAN SMK3 DI PERUSAHAAN, Meliputi:
Penetapan kebijakan K3;
Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit
harus:
A. Melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:
• Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
• Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain
yang lebih baik;
• Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
• Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan
• Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
B. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara
terus-menerus; dan
• PERENCANAAN SMK3:
• Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:
• Hasil penelaahan awal;
• Identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;
• Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan
• Sumber daya yang dimiliki

• Pelaksanaan rencana smK3;


• Dalam melaksanakan rencana smk3 , perlu didukung oleh
sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana
• Sumber daya manusia harus memiliki:
• —Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan
• —Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi
dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.
• Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
• —Organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;
KEPmenaker NO.187/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN
KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA
Pengendalian berbahaya kimia berbahaya sebagaimana
dimaksud pasal 2 meliputi :
A. Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDKB) dan label.
B. Penunjukan petugas k3 kimia dan ahli k3 kimia.
 Penyediaan dan penyampaian lembar data keselamatan bahan
dan label
 PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI: bahaya besar
atau menengah
 Kewajiban pengusaha atau pengurus
Penyebab dan Dampak Kecelakaan Kerja

• Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh


perbuatan (80 %) dan kondisi (20%).
• Perbuatan berbahaya biasanya disebabkan:
a. Pengetahuan, ketrampilan dan sikap
b. Keletihan
c. Gangguan psikologis
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja.
• Berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja:
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan, kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan
KECELAKAAN PADA IPAL
• JATUH dari ketinggian
• TERPELESET karena lantai licin atau ada ceceran
minyak/limbah
• Tersandung peralatan/kabel
• Terkena tumpahan
• Terkena bahan kimia berbahaya
• Terhirup gas beracun
• Tersengat listrik
• Terpajan oleh getaran mekanik
• Tertabrak oleh objek yang bergerak
• Terpajan oleh suara keras tiba-tiba
• Terpajan suara yang lama
• Terpajan tekanan yang bervariasi (lebih dari suara)
• Dll
pengaman
Peralatan tanggap darurat
Tanggap darurat ipal
• 1. Sistem keamanan fasilitas
• Untuk memenuhi sistem keamanan fasilitas ini, maka IPAL perlu :
• − memiliki sistem penjagaan 24 jam
• − mempunyai pagar pengaman atau penghalang lain yang memadai
• − mempunyai tanda (sign-sign) yang mudah terlihat dari jarak 10 meter
• − mempunyai penerangan yang memadai disekitar lokasi
• 2. Sistem pencegahan terhadap kebakaran Kebakaran.
• Pada pengoperasian IPAL sering kali terjadi disebabkan oleh
konslet arus listrik akibat pemilihan instalasi yang tidak berkualitas,
kerusakan akibat gigitan tikus, tumpahan bahan bakar dll. Untuk itu,
dalam bangunan IPAL perlu:
• Memasang sistem arde (electronic-spark grounding)
• Memasang tanda peringatan dari jarak 10 meter
• Memasang peralatan pendeteksi bahaya kebakaran outomatis selama 24 jam : • alat deteksi
peka asap (smoke sensing alarm) • alat deteksi peka panas (heat sensing alarm)
Tanggap Darurat Ipal
3. Sistem pencegahan tumpahan bahan kimia: pengoperasian IPAL menggunakan
bahan kimia yang bersifat dapat mudah terbakar, reaktif dan korosif. Untuk itu
terhadap bahan kimia tresebut perlu dilakukan sebagai berikut :
− harus mempunyai rencana, dokumen dan petunjuk teknis operasi (material safety data
sheet) pencegahan tumpahan bahan kimia IPAL seperti kaporit untuk desinfeksi.
− Pengawasan harus dapat mengidentifikasi setiap kelainan yang terjadi, seperti : kerusakan,
kelalaian operator, kebocoran, tumpahan dll
− penggunaan bahan penyerap yang sesuai : • absorben (serbuk gergaji dll) • air bersih untuk
cucian dll.

4. Sistem penanggulangan keadaan darurat. Kejadian darurat dalam


pengoperasian dan pemeliharaan IPAL terjadi secara tiba-tiba. Untuk itu, maka
guna mencegah dan meminimalisir dampak yang terjadi, perlu dilakkan hal-hal sbb
:
− ada petugas (koordinator) penanggulangan keadaan darurat IPAL
− jaringan komunikasi atau pemberitahuan kepada : tim penanggulangan keadaan darurat
(pos satpam), dinas pemadam kebakaran setempat, pelayanan kesehatan darurat (IGD)
− memiliki prosedur evakuasi
− mempunyai peralatan penanggulangan keadaan darurat
Tanggap darurat ipal
• 5. Sistem pengujian peralatan.
• Pengoperasian peralatan mekanikal dan elekrikal
IPAL akan menghadapi gangguan sistem akibat
kerusakan peralatan yang tidak terkontrol
pemeliharaannya. Untuk itu perlu dilakukan upaya sbb :
a) Semua alat pengukur, peralatan operasi pengolahan dan
perlengkapan pendukung operasi harus diuji minimum sekali
dalam setahun.
b) Hasil pengujian harus dituangkan dalam berita acara.
6. Pelatihan karyawan:
a) Reaksi cepat dan tepat perlu diterapkan dalam pengoperasian
IPAL guna untuk mencegah dan mengendalikan dampak akibat
keadaan darurat IPAL. Peran operator dalam kondisi ini akan
menempati posisi strategis. Untuk itu, maka terhadap operator
IPAL perlu dibekali pengetahuana melalui pelatihan dasar,
seperti pengenalan limbah, peralatan pelindung, keadaan
Contoh Pencegahan Kecelakaan Karena Bahan Kimia

Pencegahannya:
1) Material safety data sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimia
yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
2) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk
mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.
3) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung
tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar.
4) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara
mata dan lensa.
5) Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.
JENS PELATIHAN TANGGAP DARURAT
Aspek kritis

• Ketelitian dalam mengidentifikasi dampak dari


kecelakaan kerja saat mengolah air limbah
• Ketepatan dalam menggunakan peralatan tanggap
darurat dalam pengolahan air limbah
• Kecermatan dalam melaksanakan tanggap darurat
di area IPAL
Identifikasi Bahaya dan Tindakan
APD yg Potensi Resiko Pemeriksaan Barang Pemeriksaan
Digunakan Bahaya/Proses Kecelakaan Resiko/Lokasi Berbahaya/Penyi Operator IPAL
mpanan

TANGGAP DARURAT
Potensi Peralatan TD SOP
Bahaya/Prose
s
PT. Cipta Progresa Usaha
Cikarang Technopark Building
Gedung A, Lantai 2. Jl Inti C1 No. 17,
Lippo Cikarang 17530
Telepon (021) 50112236

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai