a. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui (Per. Menaker No. er.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja)
b. Penyakit Akibat kerja
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Pekerjan Atau Lingkungan Kerja
- Kepres 22 tahun 1993Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
- Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981Penyakit Akibat Kerja
c. langkah2 investigasi terhadap kecelakaan kerja
1. Tanggap terhadap keadaan darurat
- Segera menuju tempat kejadian
- Lokalisir tempat kejadian
- Upayakan penyelamatan/bila perlu
2. Kumpulkan keterangan & informasi
3. Analisa sebab yang penting :
- Kenali kerusakan dan cidera
-Temukan faktor penyebab maupun tindakan bahaya
- Tentukan penyebab utama
2. Siapa yg mengawasi pelaksanaan K2 berdasarkan UU Np.1 Thn 1970 yaitu ahli K3 Umum
dan sebutkan mekanisme pengawasan terhdp ditaatinya UU no.170 yg dilakukan oleh ahli K3
umum ditempat kerja.
23. Proses peninjukan ahli K3 umum
Sebutkan hak dan kewajiban Naker sesuai UU no.1 thn 1970 Kewajiban & hak tenaga kerja
:Psl 12
• Memberi keterangan yg benar bila diminta oleh Peg. Pengawas atau ahli keselamata kerja
• Memakai alat perlindungan diri yg diwajibkan
• Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K-3 yg diwajibkan
• Meminta pd pengurus agar dilaksanakan semua syaratsyarat K-3 yg diwajibkan
• Menyatakan keberatan kerja pd pekerjaan dimana syarat K-3 serta alat-alat perlindungan diri
yg diwajibkan diragukan olehnya kecuali dlm hal-hal khusus ditentukan lain oleh
peg.pengawas dlm batas yg masih dpt dipoertanggung jawabkan
3. Faktor2 yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
Faktor Fisika
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Faktor Ergonomi
Faktor Psikososial
6.Tugas dan fungsi P2K3 dan dasar hukum Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3
kepada pengusaha/pengurus tempat kerja (diminta maupun tidak) Fungsi
• Menghimpun dan mengolah data K3
• Mendorong peningkatan
- Penyuluhan K3
- Inspeksi K3
- Latihan K3
- Penilitian K3 dalam bidang keselamatan kerja,higiene perusahaan, kesehatan kerja,
ergonomi dan lingkungan kerja
• Membantu pimpinan menyusun kebijakan K3
14. UU landasan hukum pengawas pesawat uap , jelaskan jg nama2 pesawat yg tergolong
pesawat uap psl 2 ayat 2 uu no.1 thn 1970 ,uu pesawat uap thn 1930 ,peratuan uap thn 1930
,pesawat uap;Ketel uap,ketel air panas,ketel Vapor, pemanas air, pengering uap, penguap dan
bejana uap
4. Tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran tinggi mutlak diperlukan adanya unit
khusus yang mengelola masalah kebakaran secara manajerial ( Fire Safety Management )
SMK3 adalah sistem yang dikonsep untuk merencanakan, melaksanakan dan mengukur
penerapan K3 di tempat kerja perusahaan berdasarkan UU KK No.1 Th. 1970 dan peraturan
pelaksanaannya
SMK3; Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi :
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan Kebijakan K3
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif
Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang diperlukan pada jaringan instalasi
PP TTG petir
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya
sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak
langsunglangsung
Pengendali kebakaran:
• Sarana Proteksi Kebakaran Aktif
Alat atau instalasi yang dipersiapkan untuk medeteksi dan memadamkan kebakaran.
Contoh : Sistem deteksi dan alarm, APAR, Hydrant, Springkler, house rell, dll.
• Sarana Proteksi kebakaran Pasif
Alat atau sarana atau metode mengendalikan penyebaran asap panas dan gas berbahaya bila
terjadi kebakaran.
Contoh : sistem kompertamentansi, treatment atau cloathing, fire retardant, sarana
pengendalian asap ( smoke control system ), sarana evakuasi, sistem pengendali asap dan api (
smoke damper, fire damper, fire stopping), alat bantu evakuasi dan rescue dll.
- Kep Menaker No Kep 186/Men/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
ditempat kerja
5. Sebutkan ruang lingkup serta dasar hukumnya tentang limbah bahan kimia
berbahaya!
Jawab :
Limbah bahan kimia berbahaya harus dilakukan pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan
dengan benar agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dilakukan
pengujian Dasar hukum : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187 thn 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja, UU RI No 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
10. Bagaimana mekanisme penerapan SMK3 mulai dari perencanaan sampai evaluasi!
Jawab :
Melaksanakan Audit SMK3 menurut PP No 50 Tahun 2012 tenteng SMK3 pasal 3 ayat 1
menyebutkan bahwa
a. Melakukan penetapan kebijakan K3
b. Membuat perencanaan K3
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
d. Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
3. Perusahaan saudara mempunyai forklift kapasitas 15 ton dan 50 ton. Sebutkan dan
jelaskan pemenuhan norma dan persyaratan K3nya lengkap dengan dasar hukumnya.
Berdasarkan permenaker 8 tahun 2020 tentang Pesawat Angkat angkut pasal 165 poin 6 dan 7.
Operator forklift kelas 1 berwenang mengoperasikan forklift dengan kapasitas lebih dari 15
ton. Sedangkan operator forklift kelas 2 berweang mengoperasikan forklift kapasitas sampai
dengan 15 ton. Jadi untuk forklift perusahaan dengan kapasitas 15 ton maka wajib dioperasikan
oleh operator kelas 2. Dan 50 ton diperasikan oleh operator kelas 1.
8. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) tingkatan Audit SMK3 berdasarkan PP No. 50 Tahun
2012!
a. Kategori Tingkat awal :
Perusahaan yang memenuhi 64 (enam puluh empat) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana
tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2012
b. Kategori Tingkat Transisi:
Perusahaan yang memenuhi 122 (seratus dua puluh dua) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana
tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2012
c. Kategori Tingkat Lanjutan
Perusahaan yang memenuhi 166 (seratus enam puluh enam) kriteria, kriteria tersebut
sebagaimana tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2012
9. Siapa saja yang membantu dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
narkoba di tempat kerja ?
Berdasarkan Permenaker 11 thn 2005 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat
Kerja pada Pasal 2 ayat 3, yaitu Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan melibatkan pekerja/buruh, serikat
pekerja/serikat buruh, pihak ketiga atau ahli di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya kemudian pada pasal 3disebutkan, Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya di tempat kerja, pengusaha, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dapat
berkonsultasi dengan instansi pemerintah yang terkait.
10.Sebutkan dan jelaskan 5 (lima) hirarki pengendalian lingkungan kerja !
a. Eliminasi, eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk menghilangkan atau
menghilangkan suatu bahaya
b. Substitusi, Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian
suatu alat atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang tidak berbahaya.
c. Engineering control. Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan
menangkap suatu alat atau bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya
d. Administrasi. Langkah ini terkait dengan proses non teknis dalam suatu pekerjaan dengan
tujuan menghilangkan bahaya. Proses non teknis ini diantaranya seperti pembuatan prosedur
kerja,
e. APD. Alat pelindung diri. Memberikan proteksi terhadap sumber bahaya. Contoh APD
adalah helm, earmuff, safety gloves dan lainnya
11. Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan k3 terhadap pekerjaan
konstruksi bangunan ?
Berdasarkan Permenaker 01 thn 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan Pasal 2 Setiap pekerjaan konstruksj bangunan yang akan dilakukan wajib
dilaporkan kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya. Jadi yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengawasan K3 terhadap pekerjaan konstruksi bangunan adalah pegawai pengawas
spesialis konstruksi yang akan melakukan pemeriksaan setempat untuk melakukan inspeksi.
Pengawasan dilakuka dengan mengisi formulir wajib lapor Pekerjaan Proyek/Konstruksi
Bangunan yang berisi antaralain : Identitas perencana, penanggung jawab, perkembangan
jamsostek, jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan, jumlah pekerja, pesawat/mesin/alat, bahan
berbahaya, fasilitas K3, unit K3 dan usaha-usaha K3. Dari hasil inspeksi dituangkan dalam
buku AKte Pengawasan yang merupakan bentuk dari pengawasan preventif
KEWAJIBAN (Pasal 9)
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan dan kesehatan kerja sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya
b. Memberikan laporan kepada Menaker atau pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk ahli K3 ditempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali ditentukan
lain
2. Untuk ahli K3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja setiap saat setelah selesai melakukan kegiatannya.
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan / instansi yang
didapat berhubung dengan jabatannya.
KEWENANGAN (Pasal 10)
a. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan
b. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3
di tempat kerja dengan keputusan pemumjukannya.
c. Memonitoring, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3
3. Hak dan Kewajiban tenaga kerja UU No. 1 Tahun 1970 (Pasal 12)
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja
b. Memakai alat-alat perlinfungan diri yang diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajiban
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan bekerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta APD yang diwajibakan diragukan olehnya, kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai-pegawai pengawas dalam batas batas yang masih
dapat dipertanggung jawabkan.
10. Berapa kebutuhan Ahli K3 Konstruksi bersarkan jumlah pekerja dan lama
pekerjaan proyeknya? Sebutkan landasan hukumnya!
2. Penyakit Akibat Kerja : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau Lingkungan
Kerja (Permenaker No. 1/1981)
Kecelakan Kerja : suatu kejadian tidak diduga yang mengakibatkan kacaunya
proses pekerjaan / Produksi yang direncanakan sebelumnnya
3. Sebutkan tugas dan Fungsi P2K3! Dan sebutkan Landasan Hukumnya!
Tugas : membuat pertimbangan, baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau
pengurus mengenai masalah K3
Tujuan: Supaya tidak ada saling lempar tanggung jawab
Dasar Hukumnya: KepmenNakertrans No. 155 Tahun 1984
10. Sebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh listrik! Berdasarkan Kepdirjen No. 48
Tahun 2015:
a. Gagal kerja jantung
b. Gangguan pernafasan
c. Kerusakan sel
d. Terbakar