Anda di halaman 1dari 26

Pengertian

a. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang kerumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui (Per. Menaker No. er.04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja)
b. Penyakit Akibat kerja
Penyakit Yang Disebabkan Oleh Pekerjan Atau Lingkungan Kerja
- Kepres 22 tahun 1993Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
- Permennakertrans No. Per. 01/Men/1981Penyakit Akibat Kerja
c. langkah2 investigasi terhadap kecelakaan kerja
1. Tanggap terhadap keadaan darurat
- Segera menuju tempat kejadian
- Lokalisir tempat kejadian
- Upayakan penyelamatan/bila perlu
2. Kumpulkan keterangan & informasi
3. Analisa sebab yang penting :
- Kenali kerusakan dan cidera
-Temukan faktor penyebab maupun tindakan bahaya
- Tentukan penyebab utama

2. Siapa yg mengawasi pelaksanaan K2 berdasarkan UU Np.1 Thn 1970 yaitu ahli K3 Umum
dan sebutkan mekanisme pengawasan terhdp ditaatinya UU no.170 yg dilakukan oleh ahli K3
umum ditempat kerja.
23. Proses peninjukan ahli K3 umum

❖ Pendidikan Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai bidang keahliannya sekurang-


kurangnya 2 tahun, atau

❖ Pendidikan Sarjana Muda/sederajat dengan pengalaman kerja sesuai bidang


keahliannya sekurang-kurangnya 4 tahun

❖ Berbadan sehat & berkelakuan baik

❖ Bekerja penuh di instansi/perusahaan yang bersangkutan, lulus seleksi dari Tim


Penilai
❖ Penunjukan Ahli K3 ditetapkan berdasarkan permohonan tertulis dari pengurus atau
pimpinan instansi kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk
3. Tugas dan kewajiban ahli K3 umum tugas
• Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional
• Memfollow up rekomendasi atau saran dan perkembangan yang telah disepakati
kedua belah pihak di lini struktural
• Sebagai kepanjangan tangan Pemerintah dalam pelaksanaan pengawasan ditaatinya
UU No. 1 Tahun 1970
4. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kec.kerja
• a. Lingkungan fisik
• b. Lingk. Biologis
• c. Lingk kimia
• d. ergonomis.
KEWAJIBAN AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang bersangkutan
sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Melakukan koordinasi dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan (keselamatan dan
kesehatan kerja) di instansi pengawas K3 setempat.
3. Melaporkan semua kegiatan yang dilaksanakan kepada Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi cq. Dirjen Binawas setiap 3 (tiga) bulan sekali.
4. Melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja.

3. Sebutkan kewajiban pengurus sbgmn UU no.1 1970


1) Pengurus diwajibkan MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, kondisi mental &
kemampuan fisik dari tenaga kerja yg AKAN DITERIMANYA maupun akan dipindahkan
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yg diberikan padanya
2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yg berada dibawah pimpinannya,
SECARA BERKALA pada Dokter yg ditunjuk oleh Pengurus dan dibenarkan oleh Direktur.

Sebutkan hak dan kewajiban Naker sesuai UU no.1 thn 1970 Kewajiban & hak tenaga kerja
:Psl 12
• Memberi keterangan yg benar bila diminta oleh Peg. Pengawas atau ahli keselamata kerja
• Memakai alat perlindungan diri yg diwajibkan
• Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K-3 yg diwajibkan
• Meminta pd pengurus agar dilaksanakan semua syaratsyarat K-3 yg diwajibkan
• Menyatakan keberatan kerja pd pekerjaan dimana syarat K-3 serta alat-alat perlindungan diri
yg diwajibkan diragukan olehnya kecuali dlm hal-hal khusus ditentukan lain oleh
peg.pengawas dlm batas yg masih dpt dipoertanggung jawabkan
3. Faktor2 yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja
 Faktor Fisika
 Faktor Kimia
 Faktor Biologi
 Faktor Ergonomi
 Faktor Psikososial

6.Tugas dan fungsi P2K3 dan dasar hukum Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3
kepada pengusaha/pengurus tempat kerja (diminta maupun tidak) Fungsi
• Menghimpun dan mengolah data K3
• Mendorong peningkatan
- Penyuluhan K3
- Inspeksi K3
- Latihan K3
- Penilitian K3 dalam bidang keselamatan kerja,higiene perusahaan, kesehatan kerja,
ergonomi dan lingkungan kerja
• Membantu pimpinan menyusun kebijakan K3

7. Tujuan dan penerapan SMK3, dasar hukumnya Permenaker no.05/ 1996


• menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan :
▪ Unsur manajemen,
▪ Tenaga kerja,
▪ Kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi,
• dalam rangka :
o Mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK
o Menciptakan tempat kerja yg aman, efisien dan produktif Setiap perusahaan wajib
menerapkan SMK3, apabila :
 Mempekerjakan tenaga kerja 100 orang atau lebih
 Mengandung potensi bahaya kecelakaan
SMK3 wajib dilaksanakan oleh :
 Pengurus
 Pengusaha
 Seluruh tenaga kerja sebagai satu kesatuan

8. mengapa seorng operator harus punya SIO

9. Potensi bahaya sumber petir dan pengendaliannya


-PERLINDUNGAN SAMBARAN LANGSUNG
Dengan memasang instalasi penyalur petir pada bangunan Jenis instalasi :
- Sistem Franklin
- Sistem Sangkar Faraday
- Sistem Elektro statik
 PERLINDUNGAN SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
Dengan melengkapi peralatan penyama tegangan pada jaringan instalasi listrik (Arrester)

10. Dasar hukum dan ruang lingkup pengendalian Mekanik


 Obyek Pengawasan
Peralatan Teknik
Badan Usaha Bidang Tertentu
Tenaga Profesi Khusus
 Tahapan Penanganan Pengawasan
Perencanaan
Pembuatan
Perakitan/pemasangan/peredaran
Pemakaian
Reparasi/modifikasi
11. Kewajiban petugas K3 Kimia berdasarakn Permenaker 187/M/1999
 Membantu Mengawasi Pelaksanaan Peraturan Perundangan K3 Kimia
 Memberikan Laporan kpd Menteri atau Pejabat yg Ditunjuk ttg Hasil
Pelaksanaan Tugas
 Merahasiakan Segala Keterangan yg Berkaitan dgn Rahasia Perusahaan
 Menyusun Program Kerja Pengendalian Bahaya
 Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
 Mengusulkan Pembuatan Prosedur Kerja Aman dan Penanggulangan Keadaan
Darurat kpd Pengusaha atau Pengurus

12. Latar belakang UU no. 1Thn 1970


1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No. 406) sudah tidak sesuai lagi
2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri/ pabrik
3. Perkembangan teknologi/ IPTEK serta kondisi dan situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah tidak sesuai lagi

13. Ruang lingkup Pengawasan K3 Listrik Perancangan, Pemasangan, pemeriksaan, pengujian,


pelayanan, pemeliharaan dan pengawasannya instalasi listrik Teg > 25 V dan dayanya > 100
W

14. UU landasan hukum pengawas pesawat uap , jelaskan jg nama2 pesawat yg tergolong
pesawat uap psl 2 ayat 2 uu no.1 thn 1970 ,uu pesawat uap thn 1930 ,peratuan uap thn 1930
,pesawat uap;Ketel uap,ketel air panas,ketel Vapor, pemanas air, pengering uap, penguap dan
bejana uap

16. Ruang lingkup pengawas Kes kerja di bid.konstruksi bangunan


SETIAP TAHAPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI GEDUNG BANGUNAN
TINGGI,SARANA MEKANIKAL & ELECTRICAL :
- Masa konstruksi DIKERJAKAN :
 Pembangunan.
 Perbaikan.
 Perawatan.
 Pembersihan, pembongkaran rumah, gedung, bangunan pengairan,bangunan lainnya,
saluran atau terowongan di bawah tanah
- Serah terima konstruksi pekerjaa
-PERAWATAN/PEMELIHARAAN BANGUNAN
17. Ruang ligkup Pengawas kesehatan kerja dan lingkungan
1. Pemeriksaan Lingkungan Kerja
2. Penanganan bahan kimia berbahaya.
3. Pemeriksaan penggunaan pestisida
4. Pemeriksaan Hygine Industri
5. Pemeriksaan limbah industri di tempat kerja
6. Pemeriksaan alat pelindung diri

19. Sumber2 bahaya di bid mekanik pesawat uap n bejanan tekan


a. Bahaya terhdp kebakaran
b. bahaya thdp keracunan
c. Bahaya thdp pernapasan tercekik/ aspisia
d. Bhy terhdp peledakan
e. Bahaya thp cairan yg sangat dingin/cryogenic

20. Bgamn cr menanggulngi kebakaran baik teoritis maupun praltek


1. Konsep Penanggulangan Kebakaran
▪ Berdasarkan pendekatan teknik dengan mendermati fenomena kebakaran, adalah
mencakup semua aktifitas dari prakondisi sampai dengan pasca kejadian ( Setiap terjadi
kebakaran baik besar maupun kecil, termasuk hampir terbakar harus dilakukan langkah
:
-> INVESTIGASI -> ANALISIS -> REKOMENDASI -> REHABILITASI)
RUJUKAN
- UU No 1 Tahun 1970
- Peraturan Meneker No per 04/Men/1987 tentang P2K3
- Peraturan Menaker No Per05/Men/1996 tentang SMK3
- Kep Menaker No Kep 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran ditempat
kerja

3. Untuk menangani masalah K3 penanggulangan kebakaran diperlukan adanya petugas, atau


unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap usaha pencegahan kebakaran, pemeliharaan
sistem proteksi kebakaran dan melakukan usaha pemadaman, pertolongan korban dan
penyelamatan harta berada apabila terjadi kebakaran

4. Tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran tinggi mutlak diperlukan adanya unit
khusus yang mengelola masalah kebakaran secara manajerial ( Fire Safety Management )
SMK3 adalah sistem yang dikonsep untuk merencanakan, melaksanakan dan mengukur
penerapan K3 di tempat kerja perusahaan berdasarkan UU KK No.1 Th. 1970 dan peraturan
pelaksanaannya

SMK3; Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi :
 pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan Kebijakan K3
 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
 guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif

5 prinsip dasar dalam penerapan SMK3


1. KOMITMEN & KEBIJAKAN K3
2. PERENCANAAN PENERAPAN K3 : KEBIJAKAN, TUJUAN DAN SASARAN K3
3. PENERAPAN K3
4. PENGUKURAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3
5. TINJAUAN ULANG DAN PERBAIKAN TERUS MENERUS

Ruang Lingkup K3 Konstruksi Bangunan :


 Pekerjaan penggalian
 Pekerjaan pondasi
 Pekerjaan konstruksi beton
 Pekerjaan konstruksi baja
 Pekerjaan pembongkaran
Ruang Lingkup K3 Sarana Bangunan :
 Perancah bangunan
 Plambing
 Penanganan bahan
 Peralatan bangunan

Undang-undang Dasar 1945


Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Permenaker No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
Undang-undang Perlindungan Konsumen
Undang-undang Tentang Jasa Konstruksi No. 18/1999
SKB Menaker & Menteri PU No.174/Men/1986 dan No. 104/Kpts/1986 tentang
kegiatan Konstruksi terdiri dari 8 pasal, pedoman pelaksanaan tentang K3 ditempat
kegiatan konstruksi
Permenaker No. 5/1996 – SMK3
Sentuhan langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal bertegangan
Sentuhan tidak langsung
adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara normal tidak bertegangan,
menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi
Prinsip proteksi bahaya listrik
1. Mencegah mengalirnya arus listrik
melalui tubuh manusia
2. Membatasi nilai arus listrik dibawah arus kejut listrik
3. Memutuskan suplai secara otomatik pada saat terjadi gangguan

Instalasi listrik adalah bangunan mulai dari pembangkit tenaga sampai titik penggunaan akhir
Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai listrik
Perlengkapan listrik adalah komponen-komponen yang diperlukan pada jaringan instalasi

PP TTG petir
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No Per 02/Men/1989
tentang instalasi penyalur petir Berlaku untuk sistem proteksi eksternal / proteksi bahaya
sambaran langsung
2. SNI 04- 0225 2000 (PUIL 2000)
Sebagai rujukan untuk sistem proteksi internal / proteksi bahaya sambaran tidak
langsunglangsung

Pengendali kebakaran:
• Sarana Proteksi Kebakaran Aktif
Alat atau instalasi yang dipersiapkan untuk medeteksi dan memadamkan kebakaran.
Contoh : Sistem deteksi dan alarm, APAR, Hydrant, Springkler, house rell, dll.
• Sarana Proteksi kebakaran Pasif
Alat atau sarana atau metode mengendalikan penyebaran asap panas dan gas berbahaya bila
terjadi kebakaran.
Contoh : sistem kompertamentansi, treatment atau cloathing, fire retardant, sarana
pengendalian asap ( smoke control system ), sarana evakuasi, sistem pengendali asap dan api (
smoke damper, fire damper, fire stopping), alat bantu evakuasi dan rescue dll.
- Kep Menaker No Kep 186/Men/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran
ditempat kerja

1. Sebutkan dan jelaskan syarat pembentukan P2K3 !


Jawab :
Pembentukan P2K3 didasarkan pada Permenaker RI No 04 Tahun 1987 dimana dikatakan pada
Pasal 2 bahwa tempat kerja dimana pengusaha/pengurus yang mempekerjakan 100 orang atau
lebih , serta tempat kerja yang mempekerjakan kurang dari 100 orang tenaga kerja namun
menggunakan bahan, proses isntalasi yang memiliki resiko besar akan kecelakaan kerja maka
pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3.
Pada pasal 3 di sebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari pengusaha dan pekerja
yang terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota.

2. Berikan contoh jenis-jenis pekerjaan pada proyek konstruksi bangunan yang


memerlukan izin kerja!
Jawab :
Pekerjaan bangunan di atas ketinggian yang lebih dari 2 meter, pekerjaan pengelasan,
pekerjaan kelistrikan, pekerjaan scaffolding, pekerjaan ruangterbatas

3. Sebutkan dan jelaskan syarat penerapan SMK3 di perusahaan!


Jawab :
Berdasarkan PP No 50 Tahun 2012 pada Pasal 3 dikatakan bahwa Penerapan SMK3 dilakukan
berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3. Hal ini dijadikan pedoman bagi perusahaan
dalam menerapkan SMK3. Serta pada Pasal 5 juga dikatakan bahwa setiap perusahaan wajib
menerapkan SMK3 di perusahaan, kebijakan itu berlaku pada perusahaan yang
mempekerjakan pekerja paling sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat bahaya tinggi.
4. Sebutkan dan jelaskan rasio jumlah Petugas P3K di tempat kerja!
Jawab :
Berdasarkan Permenaker 15 Tahun 2008 tentang P3K di tempat kerja pada Pasal 5 bahwa
Petugas P3K ditentukan berdasarkan jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
Dimana rasionya sebagai berikut :
a. Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah 25- 150 pekerja/buruh memiliki 1 orang Petugas
P3K dan > 150 pekerja/buruh memiliki 1 untuk setiap 150 orang atau kurang.
b. Tempat kerja dengan potensi bahaya tinggi kurang lebih 100 pekerja/buruh memiliki 1 orang
dan > 100 memiliki 1 untuk 100 orang atau kurang.

5. Sebutkan ruang lingkup serta dasar hukumnya tentang limbah bahan kimia
berbahaya!
Jawab :
Limbah bahan kimia berbahaya harus dilakukan pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan
dengan benar agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dilakukan
pengujian Dasar hukum : Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.187 thn 1999 Tentang
Pengendalian Bahan Berbahaya di Tempat Kerja, UU RI No 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

6. Sebutkan ruang lingkup K3 konstruksi bangunan dan dasar hukumnya!


Jawab :
K3 Kontruksi Bagunan mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata
lingkungan. Tahap pekerjaan ini menghimpun bahan bangunan, instalasi, proses kerja dan
tenaga kerja, melakukan pengawasan terkait jenis unsur serta strategi penerapan K3 di
lingkungan Kerja
Dasar hukumnya : UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Permenaker No 1 Tahun
1980 Tentang K3 Struktur Bagunan dan SKB Menaker PU No 174 Tahun 1986 dan No 104
Tahun 1986.

7. Sebutkan syarat K3 Pesawat Angkat dan Angkut!


Jawab :
Syarat K3 PAA yaitu Permenaker No 8 Tahun 2020
a. Perencanaan dan pembuatan pesawat angkat dan angkut
b. Pemasangan dan perakitan
c. Pemakaian atau pengoprasian ( pengujian, pemeriksaan penyediaan prosedur)
d. Pemeliharaan dan perawatan
e. Perbaikan, perubahan atau modifikasi Permenaker No 5 tahun 1985 a. Membuat SOP
b. Memiliki surat keterangan memenuhi syarat dari disnaker provinsi setempat
c. Memiliki lisensi

8. Sebutkan syarat K3 Penanggulangan Kebakaran!


Jawab :
Syarat K3 penanggulangan kebakaran
a. Memasang alat kebakaran ( APAR, HIDRAN, Dll)
b. Melakukan pengendalian penyebaran panas, asap dan gas
c. Identifikasi
d. Evaluasi lokasi kerja yang berpotensi
e. Lakukan penilaian resiko dang penagnggulangannya

9. Sebutkan syarat K3 Lingkungan Kerja!


Jawab :
a. Penegndalian factor fisika dan kimia agar berada di bawah NBA
b. Pengendalian factor biologi, argonomi dan pisikologi kerja yang memenuhi standar
c. Penyediaan fasilitas kebersihan di tempat kerja yang bersih dan sehat

10. Bagaimana mekanisme penerapan SMK3 mulai dari perencanaan sampai evaluasi!
Jawab :
Melaksanakan Audit SMK3 menurut PP No 50 Tahun 2012 tenteng SMK3 pasal 3 ayat 1
menyebutkan bahwa
a. Melakukan penetapan kebijakan K3
b. Membuat perencanaan K3
c. Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3
d. Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

11.Sebutkan dan jelaskan pembentukan PJK3!


Jawab :
Menurut Permenaker No 4 Tahun 1995 pasal 7 yaitu
a. Harus berbadan hukum
b. Memiliki ijin usaha
c. Memiliki nomor pokok wajib pajak
d. Memiliki bukti wajib lapor ketenagakerjaan
e. Memiliki peralatan yang memadai
f. Memiliki ahli K3 yang sesuai dengan jenis jasanya
g. Memiliki tenaga teknis sesuai usaha jasanya

12.Sebutkan kewenangan Ahli K3 Umum dan dasar hukumnya!


Jawab :
Kewenangan ahli K3 berdasarkan Permenaker No 2 Tahun 1992 tentang tata cara penunjukan,
kewajibabn dan wewenang ahli K3 yang menyatakan bahwa
a. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan peninjukan
b. Meminta keterangan dan informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3 di tempat kerja
sesuai engan keputusan penunjukan
c. Memonitoring, memeriksa, menguji, meganalisa, mengevaluasi dan memberikan
persyaratan dan pembinaan K3 di lokasi kerja

Kisi-Kisi Essay Kemnaker RI


1. Berapa kebutuhan ahli k3 konstruksi berdasarkan jumlah pekerja dan lama pekerjaan
proyeknya ? sebutkan landasan hukumnya
Menurut Kepdirjen PHI dan Wasnaker No. 20 Tahun 2004 Tentang Sertifikasi Kompetensi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Konstruksi Bangunan, Direktur Jendral Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan menetapkan:
a. Pertama : Setiap proyek konstruksi bangunan yang memperkerjakan tenaga kerja lebih 100
orang atau penyelenggara proyek diatas 6 (enam) bulan, harus memiliki sekurangkurangnya 1
(satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi, 1 (satu) orang Ahli Madya K3 Konstruksi dan 2 (dua)
orang Ahli Muda K3 Konstruksi.
b. Kedua : Setiap proyek konstruksi bangunan yang memperkerjakan tenaga kerja kurang 100
orang atau penyelenggara proyek dibawah 6 (enam) bulan, harus memiliki sekurang-kurangnya
1 (satu) orang Ahli Madya K3 Konstruksi dan 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi.
c. Ketiga : Setiap proyek konstruksi bangunan yang memperkerjakan tenaga kerja kurang 25
orang atau penyelenggara proyek dibawah 3 (tiga) bulan, harus memiliki sekurangkurangnya
1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi.
2. Apakah yang menjadi dasar hukum pelaksanaan pengawasan bidang k3 konstruksi
bangunan ?
a. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b. Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan.
d. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. 174 thn 1986
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
e. Keputusan Dirjen PHI dan Wasnaker No. 20 thn 2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3
Bidang Konstruksi Bangunan
f. Kepdirjen Binwasnaker No. 74 thn 2013 tentang Lisensi K3 Bidang Supervisi Perancah
g. Kepdirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No. 20 Tahun 2004 Tentang Sertifikasi
Kompetensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan

3. Perusahaan saudara mempunyai forklift kapasitas 15 ton dan 50 ton. Sebutkan dan
jelaskan pemenuhan norma dan persyaratan K3nya lengkap dengan dasar hukumnya.
Berdasarkan permenaker 8 tahun 2020 tentang Pesawat Angkat angkut pasal 165 poin 6 dan 7.
Operator forklift kelas 1 berwenang mengoperasikan forklift dengan kapasitas lebih dari 15
ton. Sedangkan operator forklift kelas 2 berweang mengoperasikan forklift kapasitas sampai
dengan 15 ton. Jadi untuk forklift perusahaan dengan kapasitas 15 ton maka wajib dioperasikan
oleh operator kelas 2. Dan 50 ton diperasikan oleh operator kelas 1.

4. Perusahaan saudara mempunyai overhead crane kapasitas 100 ton.


Sebutkan dan jelaskan pemenuhan norma dan persyaratan K3nya lengkap dengan dasar
hukumnya.Overhead crane adalah keran angkat. Berdasarkan permenaker 8 tahun 2020 tentang
Pesawat Angkat angkut pasal 165 poin 4 bagian a yaitu operator keran angkat kelas II
mengoperasikan keran angkat sesuai jenisnya dengan kapasitas lebih dari 25 (dua puluh lima)
ton sampai dengan 100 (seratus) ton atau tinggi menara sampai dengan 60 m (enam puluh
meter).

5. Apa kewajiban pengurus untuk mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran


di tempat kerja ?
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEP.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, Pasal 2 ayat 1 yaitu : Pengurus atau perusahaan
wajib mencegah , mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja. Kemudian ayat 2
yakni : Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja
sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 meliputi:
a. Pengendalian setiap bentuk energi
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
e. Penyenggalaran latihan dan gladi penanggulangan kebakaran di tempat kerja
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang berpotensi
bahaya kebakaran sedang dan berat

6. Sebutkan dan jelaskan pemeriksaan dan pengujian untuk elevatorMenurut Peraturan


Menteri Ketenagakerjaan RI No.6 tahun 2017 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Elevator dan Eskalator, pada pasal 70-76 dengan garis besar yakni pemeriksaan
dan pengujian meliputi :
a. Pertama :
a) Perencanaan,
b) Pembuatan,
c) Sebelum penyerahan kepada pemilik, meliputi : kesesuaian gambar rencana dengan
terpasang , gambar terpasang, mesin, tali/sabuk penggantung, teromol, bangunan ruang
luncur ruang atas dan lekuk dasar, kereta, governor dan rem pengaman kereta, Bobot
imbang rel pemandu dan peredam, instalasi listrik, saklar pengaman, buffer,
perlengkapan pengaman beban lebih, perlengkapan pengaman lintas batas, alat
komunikasi, catu daya pengganti listrik otomatis, fungsi lift penanggulangan
kebakaran, sensor gempa bumi, perlengkapan pengaman lainnya.
d) Setelah dilakukan perbaikan dengan pergantian bagian atau komponen
utama,meliputi pemeriksaan atau pengujian terhadap bagian atau komponen elevator
yang dilakukan perbaikan atau pergantian.
b. Berkala. Pemeriksan berkala dilakukan paling sedikit 1 tahun sekali. Pemeriksaan paling
sedikit meliputi mesin, tali/sabuk penggantung, teromol, bangunan ruang luncur ruang atas dan
lekuk dasar, kereta, governor dan rem pengaman kereta, Bobot imbang rel pemandu dan
peredam, instalasi listrik, saklar pengaman, buffer, perlengkapan pengaman beban lebih,
perlengkapan pengaman lintas batas, alat komunikasi, catu daya pengganti listrik otomatis,
fungsi lift penanggulangan kebakaran, sensor gempa bumi, perlengkapan pengaman lainnya.
c. Khusus . Pemeriksaan dan atau pengujian dilakukan setelah terjadinya kecelakaan kerja, dan
dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
d. Ulang. Pemeriksaan ulang dilakukan apabila hasil pemeriksaan sebelumnya terdapat
keraguan.

7. Sebutkan kewajiban operator pesawat angkat-angkut berdasarkan permenaker no 8


tahun 2020
Berdasarkan Permenaker nomor 8 tahun 2020 tentang pesawat angkat-angkut pasal 169
Operator Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut berkewajiban:
a. Mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan di bidang K3;
b. Melaksanakan standar prosedur kerja aman;
c. Tidak meninggalkan tempat/ruang kerja pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
selama tenaga penggerak bekerja;
d. Mengoordinasikan Operator kelas II dan Operator kelas III bagi Operator kelas I, dan
Operator kelas II mengawasi dan mengoordinasikan Operatorkelas III;
e. Mengisi buku kerja dan membuat laporan harian selama mengoperasikan Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut; dan
f. Segera melaporkan kepada atasan jika Alat Pengaman atau perlengkapan Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut tidak berfungsi dengan baik atau rusak.

8. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) tingkatan Audit SMK3 berdasarkan PP No. 50 Tahun
2012!
a. Kategori Tingkat awal :
Perusahaan yang memenuhi 64 (enam puluh empat) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana
tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2012
b. Kategori Tingkat Transisi:
Perusahaan yang memenuhi 122 (seratus dua puluh dua) kriteria, kriteria tersebut sebagaimana
tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2012
c. Kategori Tingkat Lanjutan
Perusahaan yang memenuhi 166 (seratus enam puluh enam) kriteria, kriteria tersebut
sebagaimana tercantum dalam PP No. 50 Tahun 2012

9. Siapa saja yang membantu dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
narkoba di tempat kerja ?
Berdasarkan Permenaker 11 thn 2005 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya di Tempat
Kerja pada Pasal 2 ayat 3, yaitu Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan melibatkan pekerja/buruh, serikat
pekerja/serikat buruh, pihak ketiga atau ahli di bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya kemudian pada pasal 3disebutkan, Dalam melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya di tempat kerja, pengusaha, pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh dapat
berkonsultasi dengan instansi pemerintah yang terkait.
10.Sebutkan dan jelaskan 5 (lima) hirarki pengendalian lingkungan kerja !
a. Eliminasi, eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk menghilangkan atau
menghilangkan suatu bahaya
b. Substitusi, Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian
suatu alat atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang tidak berbahaya.
c. Engineering control. Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan
menangkap suatu alat atau bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya
d. Administrasi. Langkah ini terkait dengan proses non teknis dalam suatu pekerjaan dengan
tujuan menghilangkan bahaya. Proses non teknis ini diantaranya seperti pembuatan prosedur
kerja,
e. APD. Alat pelindung diri. Memberikan proteksi terhadap sumber bahaya. Contoh APD
adalah helm, earmuff, safety gloves dan lainnya

11. Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan k3 terhadap pekerjaan
konstruksi bangunan ?
Berdasarkan Permenaker 01 thn 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan Pasal 2 Setiap pekerjaan konstruksj bangunan yang akan dilakukan wajib
dilaporkan kepada Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya. Jadi yang bertanggung jawab untuk
melakukan pengawasan K3 terhadap pekerjaan konstruksi bangunan adalah pegawai pengawas
spesialis konstruksi yang akan melakukan pemeriksaan setempat untuk melakukan inspeksi.
Pengawasan dilakuka dengan mengisi formulir wajib lapor Pekerjaan Proyek/Konstruksi
Bangunan yang berisi antaralain : Identitas perencana, penanggung jawab, perkembangan
jamsostek, jenis pekerjaan, waktu pelaksanaan, jumlah pekerja, pesawat/mesin/alat, bahan
berbahaya, fasilitas K3, unit K3 dan usaha-usaha K3. Dari hasil inspeksi dituangkan dalam
buku AKte Pengawasan yang merupakan bentuk dari pengawasan preventif

1. TugasKewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum (Permen 02 Tahun 1992)


TUGAS
Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada pengusaha/pengurus
tempat kerja (diminta maupun tidak)

KEWAJIBAN (Pasal 9)
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan dan kesehatan kerja sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya
b. Memberikan laporan kepada Menaker atau pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk ahli K3 ditempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali ditentukan
lain
2. Untuk ahli K3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja setiap saat setelah selesai melakukan kegiatannya.
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan / instansi yang
didapat berhubung dengan jabatannya.
KEWENANGAN (Pasal 10)
a. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan
b. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3
di tempat kerja dengan keputusan pemumjukannya.
c. Memonitoring, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3

2. 5 langkah penerapan SMK3 beserta landasannya:


PP RI No 50 Tahun 2012:
1. Penetapan kebijakan K3 (Pasal 7)
a. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:
1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian da pengendalian resiko
2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang
lebih baik
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahagiakan
4. Kompensasi dan gangguan serta hasik penilaian sebelumnya yang
membahayakan dengan keselamatan
b. Memperhatikan peningkatan kerja atau buruh maupun serikat pekerja
2. Perencanaan K3 (Pasal 9)
Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh pegusaha dengan mengacu kepada
kebijakan K3 yang telah ditetapkan
3. Pelaksanaan Rencana K3 (Pasal 10)
Pengusaha dalam pelasanaan rencana K3 didukung oleh SDM di bidang K3,
sarana dan prasarana, anggaran yang memadai
4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 (Pasal 14)
Pengusaha wajib meakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Hasil pemantauan dliaporkan
kepada pengusaha. Hasil pemantauab dan evaluasi kinerja K3 digunakan untuk melakukan
tindakan perbaikan
5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 (Pasal 15)
Untuk menjamin keseuaian dan efektivitas penerapan SMK3, pengusaha wajib
melakukan pengujian

3. Hak dan Kewajiban tenaga kerja UU No. 1 Tahun 1970 (Pasal 12)
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja
b. Memakai alat-alat perlinfungan diri yang diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajiban
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan bekerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta APD yang diwajibakan diragukan olehnya, kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai-pegawai pengawas dalam batas batas yang masih
dapat dipertanggung jawabkan.

4. Kewajiban Pengurus perusahaan untuk mencegah, mengurangi dan


memadamkan kebakaran di tempat kerja: (Kepmenaker 186 Tahun 1999:
a. Pengendalian setiap bentuk energi
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
e. Penyelanggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat
kerja yang memperkerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan
atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat

5. Ruang lingkup Permenaker No. 5 /1985:


a. Peraturan ini berlaku untuk perncanaan pembuatan, pemasangan, peredaran,
pemakaian perubahan dan atau perbaikan teknis serta pemeliharaan pesawat
angkat angkut
b. Pesawat angkat angkut Ayat (1)
- Peralatan angkat
- Pita transport
- Pesawat angkutan di atas landasan dan dia atas permukaan
- Alat angkuta jalan rel
Ruang Lingkup Permenaker No.4 /1985, pesawat tenaga yang dimaksud adalah :
a. Penggerak mula
b. Perlengkapan transmisi tenaga mekanik
c. Perkakas kerja
d. Mesin Produksi
e. Dapur
Ruang lingkup Permenaker No.2 Tahun 2015 :
1. Pelaksanaan K3 listrik meliputi :
a. Perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan, dan pemeliharaan
b. Pemeriksaan dan pengujian
2. Persyaratan dilaksanakan pada:
a. Pembangkitan Listrik
b. Transmisi listrik
c. Distribusi listrik
d. Pemanfaatan lisrik yang berpotensi dengan tegangan > 50 Volt, arus bolak
balik atau 120 volt arus searah
6. Penyelenggaran pelayanan kesehatan ditempat kerja sesuai dengan
Permenakertrans-03-1982
Pasal 2; Tugas pokok:
a. Pemeriksaan kesehatan sebeum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus;
b. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
c. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
Pasal 4
a. Diselaenggarakan sendiri oleh pengurus
b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau
pelayanan kesehatan lain
c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama menyelenggarakan
suatu Pelayanan Kesehatan Kerja

7. Kewajiban pengurus dalam penerapan progem P3K di tempat kerja


Permenakaer 15 Tahun 2008: Pasal 2;
a. Wajib menyediakan petugas P3k dan fasilitas P3K di tempat kerja
b. Wajib melaksanakan P3K di tempat kerja
c. Wajib mengatur tersedianya Petugas P3K (pasal4)
d. Wajib memasang pemberitahuan tentang nama dan lokasi petugas P3K di
tempat kerja pada tempat yang mudah dilihat (pasal 7)

8. Ruang Lingkup K3 Konstruksi (Permenakaer 01/1980):


Usaha pencegahan terhadap : kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit Akibat
Kerja, pertolongan pertama pada kecelakaan dan usaha penyelamatan:
a. tempat kerja dan alat-alat kerja
b. perancah
c. tangga
d. alat-alat angkat
e. kabel baja, tambang, rantai dan peralatan bantu
f. mesin-mesin
g. peralatan konstruksi bangunan
h. konstruksi di bawah tanah
i. penggalian
j. pekerjaan memancang
k. pekerjaan beton
l. pekerjaan lainnya
m. pembongkaran
n. penggunaan perlengkapan penyelamat dan perlindungan diri
9. Untuk Tabel; Pa ungkapanmu:
No. Jenis bahan Jumlah NAK
1 Ammonia 60 Ton 100 Ton
2 Chlorine 10,1 Ton 10 Ton
3 Elpigi 5 Ton 50 Ton
4 Solar 500.000 Ton 200 Ton

Lakukanlah penetapan potensi bahaya perusahaan tersebut, apakah termasuk


perushaan potensi bahaya besar atau menengah, dan sebutkan kewajiban
perusahaan tersebut setelah disebutkan potensi bahaya.

10. Berapa kebutuhan Ahli K3 Konstruksi bersarkan jumlah pekerja dan lama
pekerjaan proyeknya? Sebutkan landasan hukumnya!

11. Keselamatan Kerja


a. Secara etimologis adalah Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar
tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan
sehat dan agar setiap sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara
aman dan efisien
b. Secara fislosofi Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan
budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera dan budaya dalam
upaya mencapai masyarakat adil makmur dan sejahtera
c. Secara keilmuan : Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja

1. SEBUTKAN TUGAS, KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN AHI K3 UMUM!


TUGAS
Memberikan saran dan pertimbangan di bidang K3 kepada pengusaha/pengurus
tempat kerja (diminta maupun tidak)
KEWAJIBAN (Pasal 9)
c. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan dan kesehatan kerja sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya
d. Memberikan laporan kepada Menaker atau pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk ahli K3 ditempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali ditentukan
lain
2. Untuk ahli K3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja setiap saat setelah selesai melakukan kegiatannya.
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan / instansi yang
didapat berhubung dengan jabatannya.
KEWENANGAN (Pasal 10)
d. Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan
e. Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3
di tempat kerja dengan keputusan pemumjukannya.
f. Memonitoring, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3

2. Penyakit Akibat Kerja : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau Lingkungan
Kerja (Permenaker No. 1/1981)
Kecelakan Kerja : suatu kejadian tidak diduga yang mengakibatkan kacaunya
proses pekerjaan / Produksi yang direncanakan sebelumnnya
3. Sebutkan tugas dan Fungsi P2K3! Dan sebutkan Landasan Hukumnya!
Tugas : membuat pertimbangan, baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau
pengurus mengenai masalah K3
Tujuan: Supaya tidak ada saling lempar tanggung jawab
Dasar Hukumnya: KepmenNakertrans No. 155 Tahun 1984

4. Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja Menurut UU No.1 Tahun 1970


a. Kewajiban : Memntaati aturan perusahaan; Memberi Keterangan yang Benar;
Memakai APD
b. Hak:
1. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan
2. Menyatakan keberatan bekerja bila syarat dan K3 dan APD tidak memenuhi
syarat-syarat

5. Tujuan penerapan SMK3 pada perusahaan:


Berdasarkan PP no.50 Tahun 2012 pasal 2:
a. Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang terencana, terukur, terstruktur
dan terintegrasi
b. Menegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen dan syarikat pekerja
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk mendorong
produktivitas

6. Lima Prinsip Dasar SMK3 dan Dasar Hukum


Berdasrkan Permen No. 50 Tahun 2012;
1. Penetapan Kebijakan K3;
2. Perencanaan K3;
3. Pelaksanaan Perencanaan K3;
4. Pemantauan dan evaluasi Kinerja K3;
5. Peninjauan dan Peningkatan Kerja

7. Bagaimana cara mendeteksi PAK:


Berdasarkan Permen 01 Tahun 1981:
Untuk mendeteksi dan mendiagnosa PAK perlu dilakukan 2 hal:
1. Monitoring kesehatan tenaga kerja melallui pemeriksaan kesehatan dan
pemantauan
2. Monitoring pemantauan lingkungan kerja terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan kerja

8. Apa peran saudara sebagai Ahli K3 dalam program pencegahan dan


Penanggulangan HIV AIDS
Berdasarkan Kepmen No 68 Tahun 204 Pasal 2 Ayat 2
Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS di tempat
kerja, pengusaha wajib:
1. Mengembangkan kewajiban tentang upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV AIDS
2. Mengkomunikasikan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) dengan
cara menyebarluaskan informasi dan menyelenggrakan pendidikan dan pelatihan
3. Memberikan perlindungan kepada para pekerja dan buruh dengan HIV/AIDS dari
tindakan diskriminatif
4. Menerakan prosedur K3 khusu untu pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan dan Standar yang berlaku

9. Sebutkan dan jelaskan kewajiban pengurus/pengusaha ditempat kerja dalam


mengurangi kebakaran! Sesuai dengan Kepmen 186 Tahun 1999 Pasal 2
a. Pengendalian setiap bentuk energi
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm dan pemadam kebakaran dan sarana
evakuasi
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja
e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat
kerja yang mempunyai karyawan melebihi 50 orang tenaga kerja atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat

10. Sebutkan bahaya yang ditimbulkan oleh listrik! Berdasarkan Kepdirjen No. 48
Tahun 2015:
a. Gagal kerja jantung
b. Gangguan pernafasan
c. Kerusakan sel
d. Terbakar

11. Jelaskan Ruang Lingkup Pengawasan K3 di bidang Konstruksi bangunan dan


sebutkan Peraturan dan Perundangan Terkait!
Berdasarkan Permen No.1 Tahun 1980 Pasal 3 Ayat (3)
Melakukan usaha pencegahan meliputi kecelakaan, kebakaran, peledakan, PAK,
Pertolongan Pertama pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan.

12. Jelaskan kewajiban pengusaha dalam mengendalian bahan kimia berbahaya di


tempat kerja berdasarkan Permenakertrans No. 187 Tahun 1999:
a. Memperkerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila diperkerjakan
dengan sistem kerja Non Shift sekurang-kurangnya 2 orang apabila
diperkerjakan dengan system kerja shift seurang-kurangnya 5 orang
b. Memperkerjakan ahli K3 kimia sekurang-kurangnya 1 Orang
c. Membuat dokumen pengendalian dengan potensi bahaya besar
d. Melaporkan setiap perubahan nama kimia dan kuantitas bahan kimia, proses dan
modifikasi instalasi yang digunakan
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 6 bulan sekali
f. Melakuka pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 2 tahun sekali
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan kerja sekurang-kurangnya 1 Tahun sekali

Anda mungkin juga menyukai