Latar Belakang
Pengertian kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak terduga dari semula dan
tidak dikehendaki yang mengganggu suatu proses dari aktifitas yang telah ditentukan
dari semula dan dapat mengakibatkan kerugian baik korban manusia maupun harta
benda.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala daya upaya atau
pemikiran yang di tunjukan untuk menjamin keutuhan dan kesempatan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya untuk meningkatkan kesejahterahan tenaga kerja menuju
masyarakat adil dan makmur.
Norma adalah kaidah-kaidah yang memuat aturan dan berlaku serta ditaati
masyarakat baik tertulis dan tidak. Dengan demikian pengertian Norma Keselamatan
dan Kesehatan Kerja adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang ditunjukan untuk melindungin teman kerja dari resiko kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Kerugian akibat kecelakaan dalam bentuk material dapat berupa uang, kerusakan
harta benda maupun kehilangan waktu kerja. Dilihat dari sisi perusahaan hal tersebut
merupakan pemborosan ekonomi perusahaan. Oleh karena itu pencegahan kecelakaan di
tempat kerja adalah merupakan tugas yang penting, baik dilihat dari segi ekonomi
maupun dari segi kemanusian.
Desawa ini bermacam-macam usaha telah dilakukan melalui :
1. Peraturan-peraturan, yaitu peraturan perundang-undangan yang bertalian
dengan syarat-syarat kerja, perencanaan, konstruksi, perawatan, pengawasan,
pengujian dan pemakaian peralatan industry, kewajiban pemhusaha dan para
pekerja, pelatihan pengawasan keselamatan dan kesehaatan, pertolongan
pertama pada kecelakaan dan pemeriksaan kesehatab tenaga kerja.
1
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
2
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
1. Faktor Biologis :
Tempat kerja adalah tempat dilakukannya pekerjaan bagi suatu usaha dimana
terdapat tenaga kerja yang bekerja, dan kemungkinan adanya bahaya kerja tempat
itu. Tempat kerja tersebut mencakup semua kegiatan bersifat ekonomis maupun
sosial seperti :
a. Bengkel tempat untuk pelajaran praktek.
b. Tempat rekreasi.
c. Rumah Sakit.
d. Tempat Ibadah.
e. Tempat berbelanja.
f. Pusat hiburan.
Tenaga kerja yang bekerja disana, diartikan sebagai pekerja maupun tidak tetap atau
yang bekerja pada waktu-waktu tertentu, misalnya : rumah pompa, gardu transformator
dan sebagainya yang tenaga kerjanya memasuki ruangan tersebut hanya sementara
untuk mengadakan pengendalian, mengoperasikan instalasi, menyetel dan lain
sebagainya maupun yang bekerja secara terus.
3
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Bahaya kerja adalah sumber bahaya yang ditetapkan secara teperinci dalam BAB II
pasal 2 ayat (2) yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Perincian sumber bahaya
dikaitkan dengan :
a. Keadaan perlengkapan dan peralatan.
b. Lingkungan hidup.
c. Sifat pekerjaan.
d. Cara kerja.
e. Proses produksi.
Materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diatur dalam lingkup UU No. 1 Tahun
1970 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang bertalian dengan mesin, peralatan,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara mencegah terjadinya kecelakaan
dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan kepada sumber-sumber produksi
sehingga meningkatkan efisien dan produktifitas.
Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatur mulai dari tahap perencanaan,
pembuatan dan pemakaian terhadap barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan syarat-syarat kecelakaan.
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk :
4
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Pengawasan
Drektorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah unit organisasi
pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan pasal 10 UU No. 14
Tahun 1969 dan pasal 5 ayat (a) UU No. 1 Tahun 1970. Secara operasional dilakukan
oleh pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang berfungsi :
Fungsi pengawasan yang harus dijalankan oleh Direktur, para Pegawai Pngawas dan
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus dapat dijalankan sebaik-bauknya. Untuk
itu diperlukan tenaga pengawasan yang cukup besar jumlahnya dan bermutu dalam arti
5
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
mempunyai keahlian dan penguasaan teoritis dalam bidang spesialisasi yang beraneka
ragam dan berpengalaman di bidangnya. Untuk mendapatkan tenaga yang demikian
tidaklah mudah dan sangat sulit apabila hanya mengandalkan dari Departemen Tenaga
Kerja sendiri. Karena fungsi pengawasan tidak memungkinkan untuk dipenuhi oleh
pegawai teknis dari Departemen Tenaga Kerja sendiri. Maka Menteri Tenaga kerja
dapat mengangkat tenaga-tenaga ahli dari luar Departemen Tenaga Kerja maupun
swasta sebagai ahli K3 seperti dimaksud dalam pasal 1 ayat (6) UU No. 1 Tahun 1970.
Dengan sistem ini maka terdapat desentralisasi pelaksanaan pengawasan Kesehatan dan
menjadi tanggung jawab Menteri Tenaga Kerja guna menjamin pelaksaan Undang-
undang Keselamatan Kerja dapat berjalan secara serasi dan merata di seluruh wilayah
hukum Indonesia.
Dalam pasal 6 diatur tentang cara banding yang dapat ditempuh apabila terdapat pihak-
pihak yang merasa dirugikan atau tidak menerima putusan Direktur dalam hal
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Panitia banding adalah panitia teknis yang
anggotanya terdiri dali ahli-ahli dalam bidang yang diperlukan. Tata cara, susunan
anggota, tugas dan lai-lain ditentukan oleh Menteri Tenaga Kerja & Tansmigrasi RI.
Untuk pengawasan yang lain ditentukan oleh petugas Departemen Tenaga Kerja dalam
hal ini Pengawas Ketenagakerjaan maka pengusaha harus membayar retribusi seperti
yang diatur dalam pasal 7.
Agar setiap tenaga kerja mendapatkan jaminan terhadap kesehatannya yang mungkin
dapat diakibatkan oleh pengaruh lingkungan kerja yang bertalian dengan jabatannya dan
untu menjaga efisiensi dan produktifitas kerja, maka diwajibkan untuk dilakukan
pemeriksaan kesehatan terhadap setiap tenaga kerja baik secara awal maupun berkala.
1. Memeriksa kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
kerja yang akan diterimanya maupun yang akan dipindahkan sesuai dengan sifat-
sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
6
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
2. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya secara berkala
pada dokter yang ditunjuk oleh perusahaan dan disetujui oleh Direktur.
3. Menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerjanya.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa
tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut diatas.
5. Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan kebakaran serta peningkatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan juga dalam pemberian Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan.
6. Memenuhi dan metaati semua syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha tempat
kerja yang dijalankannya.
7. Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di Tempat Kerja yang dipimpinannya pada
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, sesuai dengan tata cara pelaporan
dan pemeriksaan kecelakaan yang telah ditentukan.
8. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinannya, semua syarat
Keselamatan Kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang kerja bersangkutan,
pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau Ahli Kesehatan Kerja.
9. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua gambar Kesehatan Kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang
mudah dilihat terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Keselamatan kerja.
10. Menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya. Dan menyediakan setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut pengawas atau keselamatan kerja.
7
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Sanksi
Ancaman hukuman dari para pelanggaran UU No. 1 Tahun 1970 merupakan ancaman
pidana dengan hukuman selama-lamanya 3 bulan atau denda setingi-tingginya Rp.
100.000,-.
Peraturan Pelaksanaan
Dasar Hukum
8
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Listrik lift maupun petir adalah merupakan bentuk dari sumber bahaya yang perlu
dikendalikan sebagaimana dalam UU No. 1 Tahun 1970.
9
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
mengikat secara hokum. Biasanya standar digunakan sebagai rujukan suatu kontrak
kerja, antara kontraktor/instalator dengan pemberi kerja.
Oleh karena PUIL telah ditetapkan diberlakukan secara utuh dengan Peraturan dan
Keputusan Menteri, maka semua persyaratan teknis maupun administrative bersifat
wajib.
Dalam PUIL juga memuat persyaratan khusus instalasi listrik untuk pesawat lift dan
persyaratan instalasi proteksi bahaya sambaran petir. Ketentuan secara lebih teknis
lift dan proteksi bahaya sambaran petir masing-masing diatur dalam peraturan
tersendiri yaitu :
Ruang lingkup obyek pengawasan lift adalah yang dipasang di setiap tempat kerja.
Sedangkan jenis yang diatur dalam Permen. 03199 adalah lift untuk mengangkut
orang dan barang.
10
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
11
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
RANGKUMAN
o Sifat : Repressive
Dasar Hukum
1. UUD 1945
2. UU No. 13 Tahun 2003 (UU No. 14 Tahun 1965)
3. UU No. 1 Tahun 1970
12
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
o Pasal 86
TUJUAN
Jenis-jenis usaha (tempat kerja) yang diwajibkan melaksanakan syarat K3, tempat kerja
yang mempunyai sumber bahaya, yang berkaitan dengan :
Keadaan mesin, pesawat, alat kerja, peralatan dan bahan
Sifat pekerjaan
Cara bekerja
Lingkungan
Proses produksi
13
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Jatuh : 26%
Terbentur : 12%
Tertimpa : 9%
Mesin : 8%
Alat tangan : 7%
Transport : 7%
Lain-lian : 6%
Ref. ILO
14
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Depnakertrans
Kimpraswil
Ketentuan Umum
Pelaksanaan Teknis K3
15
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Nomor : 03/SE/M/2005
Angka (3) huruf (d) :
Sertifikat Manajemen K-3
OHSAS 18001
Sertifikat Manajemen Mutu ISO
Angka 6 :
Pengguna jasa dan penyedia jasa dalam kegiatan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi ketentuan K3 yang berlaku termasuk SKB Menaker dan Menteri PU No.
KEP. 174/MEN/86 dan 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
16
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
Aspek K3 Konstruksi
17
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
- Kondisi umum
- Tempat dan lingkungan kerja
- Alat, mesin, instalasi
- Perancah
- Tangga
- Alat angkat
- Alat konstruksi/alat berat
- Konstruksi bawah tanah
- Penggalian
- Pemancangan
- Pekerjaan beton
- Pekerjaan peledakan
- Pekerjaan penunjang/finishing
SERTIFIKASI
Alat
- Persyaratan administratif
- Pemeriksaan visual
- Pengujian beban
- Rekomendasi/ijin
Kompetensi Personel
- Persyaratan peserta
18
UNDANG-UNDANG, STANDAR & PERATURAN K3
- Pelatihan
- Evaluasi
- Sertifikasi
- Lisensi
- Penunjuk
SERTIFIKASI KOMPETENSI
PERSONEL K3 Pada Kegiatan Konst Bangunan
Kep. Dirjen PKK No. Kep 20/DJPKK/2004
19