Anda di halaman 1dari 26

PERLINDUNGAN

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA K3
PENDIDIK DAN TK SD
DAFTAR ISI BAHAN
TAYANG .......
BAB. I. PEMAHAMAN UMUM K3
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
b. Undang-Undang yang mengatur mengenai K3.
c. Keselamatan dan Kesehataan Kerja itu
diperuntukkan untuk siapa
d. kewajiban dan hak dari tenaga kerja berkaitan
dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
e. Tugas pengurus/pengawas dalam hal keselamatan
dan kesehatan kerja.
f. Perjanjian Kerja Bersama mengatur mengenai K3.
Lanjutan........

g. Pendidikan mengenai K3.


h. Sangsi Pidana.
i. Evaluasi.

BAB. II. PERLINDUNGAN K3 PTKSD


j. TUJUAN
k. RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
l. PIHAK YG WAJIB MEMBERIKAN PERLINDUNGAN
Definisi K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu


kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik
atau tempat kerja tersebut.
Keselamatan dan kesehatan kerja juga
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang
dapat mengakibatkan kecelakaan.
LANJUTAN.......
 Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana
para karyawan terlindungi dari cedera yang
disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
 Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana
para karyawan terbebas dari berbagai penyakit
fisik dan emosional yang disebabkan oleh
pekerjaan. (Mondy, RW: 2008)
Perundangan K3 di Indonesia
UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1)     Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a.   keselamatan dan kesehatan kerja;
b.   moral dan kesusilaan; dan
c.   perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
(2)      Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3)      Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
LANJUTAN................

Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja
Undang-Undang ini mengatur dengan
jelas tentang kewajiban pimpinan tempat
kerja dan pekerja dalam melaksanakan
keselamatan kerja.
LANJUTAN........

 Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Kerja


 Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan
berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat
kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja,
serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga
berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta
mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan. 
 Juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena itu,
kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Peruntukkan Keselamatan dan Kesehataan Kerja .......

 Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu


diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja
di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan
hukum Republik Indonesia.
 Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia
berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan
kerja.
Kewajiban dan hak berkaitan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

 Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan


Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
yang diwajibkan
 Meminta pada Pengurus agas dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.
Tugas pengurus/pengawas dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja................

 Yang perlu diketahui pertama adalah Pengurus/Pengawas


merupakan orang yang mempunyai tugas memimpin langsung
sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
 Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang - Undang No. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus
bertanggung jawab untuk :
 Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan yang diberikan
padanya.
 Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh
Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
Lanjutan................
 Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam
tempat kerjanya
 Semua pengamanan dan alat - alat perlindungan yang diharuskan dalam
semua tempat kerjanya
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
 Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan.
 Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
 Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja
Lanjutan..................

 Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan


pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam
kecelakaan.
 Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
 Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-
undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
kesehatan kerja
Perjanjian Kerja Bersama pengaturan mengenai K3?

 Dalam Perjanjian Kerja Bersama  akan dikaji hal-hal yang


berkaitan dengan pelaksanaan upah, keselamatan dan
Kesejahteraan  karyawan.  Perusahaan dan setiap pekerja harus
sadar sepenuhnya bahwa K3 adalah kewajiban dan tanggung
jawab bersama. 
 PKB biasanya akan mengatur mengenai hak dan kewajiban dari
para karyawan dalam hal K3 sebagai mana PKB juga akan
mengatur mengenai hak dan kewajiban perusahaan. Dalam
Perjanjian Kerja Bersama juga tertulis sanksi-sanksi yang
diberikan apabila salah satu dari kedua belah pihak melanggar
PKB.
Kendala-kendala dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja
Bersama dalam hal penerapan K3?

 Pemahaman karyawan mengenai isi Perjanjian Kerja Bersama.


 Cara mengatasi perlunya pembinaan atau koordinasi dan
sosialisasi antara pengurus Serikat Pekerja dengan para pekerja
melalui musyawarah
 Penanganan keselamatan kerja tidak optimal
 Cara mengatasi adalah apabila terjadi kecelakaan berarti tindakan
pecegahan tidak berhasil, maka pihak manajemen perusahaan
mempunyai kesempatan untuk mempelajari apa yang salah.
 Kebijakan perusahaan yang tidak tegas.
 Cara mengatasi adanya tindakan yang tegas apabila terjadi
ketidakdisiplinan pegawai dalam bekerja
Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja?

 Menurut H. W. Heinrich, penyebab kecelakaan kerja yang sering


ditemui adalah perilaku yang tidak aman sebesar 88%, kondisi
lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau kedua hal
tersebut di atas terjadi secara bersamaan.
 Oleh karena itu, pelaksanaan diklat keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang tidak aman dan
memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.
 Pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja juga berguna agar
tenaga kerja memiliki pengetahuan dan kemampuan mencegah
kecelakaan kerja, mengembangkan konsep dan kebiasaan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, memahami ancaman
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan langkah
pencegahan kecelakaan kerja.
SANGSI PIDANA

- Tidak menyediakan alat keselamatan


kerja atau tidak memeriksakan kesehatan
dan kemampuan fisik pekerja
Kurungan paling lama 1 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000.
(lima belas juta rupiah )
Evaluasi Program Keselamatan
dan Kesehatan

 Keberhasilan sebuah program keselamatan dan


kesehatan bisa dilihat dari beberapa indikator
berikut ini:
 Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang
terkait dengan pekerjaan, baik secara kuantitatif
(frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat-
ringannya cedera/penyakit).
 Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat
terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit yang
disebabkan pekerjaan.
BAB. II. PERLINDUNGAN K3 PTKSD

a. TUJUAN
b. RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN
c. PIHAK YG WAJIB MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN
Tujuan Perlindungan K3 PTK SD

Memberikan pelayanan kepada PTK SD dalam


memberikan perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN

Ruang Lingkup Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja


berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Pasal
41 tentang Guru menyebutkan bahwa, Guru berhak mendapatkan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan pendidikan
dan penyelenggara satuan pendidikan mencakup perlindungan
terhadap rasa aman dalam melaksanakan tugas meliputi :
1. perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja;
2. resiko kecelakaan kerja;
3. resiko kebakaran pada waktu kerja;
4. resiko bencana alam;
5. kesehatan lingkungan kerja;
6. dan/atau resiko lain.
PIHAK YG WAJIB MEMBERIKAN PERLINDUNGAN

1. Pemerintah
1. Pemerintah memberikan jaminan keselamatan kerja dan kesehatan berupa
asuransi yang menjamin PTK SD selama bertugas. meliputi gangguan
kesehatan atau mengalami kecelakaan kerja mulai dari sakit ringan yang
memerlukan bantuan medis hingga meninggal dunia.
2. Pemerintah daerah perlu memberikan jaminan keselamatan kerja yang tidak
diberikan oleh pemerintah pusat, sehingga selama PTK SD menjalankan
tugasnya dijamin keselamatan kerjanya. Dengan demikian seluruh PTK SD
merasa aman dalam menjalankan tugasnya.  
3. Pemerintah kepada PTK SD dalam perlindungan kesehatan dan keselamatan
kerja adalah membantu satuan pendidikan menyediakan sarana dan
lingkungan yang sehat dan aman (secure), sehingga mereka merasa aman
dan nyaman dalam memberikan layanan pendidikan kepada siswanya.
4.  
PIHAK YG WAJIB MEMBERIKAN PERLINDUNGAN

Masyarakat
1. Bantuan perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang
diberikan oleh masyarakat dalam hal ini komite sekolah berupa:
2. melindungi PTK SD dari kemungkinan resiko gangguan
keamanan kerja;
3. melindungi PTK SD dari kemungkinan resiko kecelakaan kerja;
4. melindungi PTK SD dari kemungkinan resiko kebakaran pada
waktu kerja;
5. melindungi PTK SD dari kemungkinan resiko bencana alam;
6. melindungi PTK SD dari resiko akibat buruknya kesehatan
lingkungan kerja;
PIHAK YG WAJIB MEMBERIKAN PERLINDUNGAN

Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja sebagai berikut.
1. Menyediakan sarana prasarana yang lengkap dan representatif dalam rangka
melindungi PTK SD dari kemungkinan resiko gangguan dan keamanan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, serta bencana alam.
2. Menyediakan sarana UKS sebagai sarana pertolongan pertama sebelum
diberikan tindakan lebih lanjut.
3. Melakukan kerja sama dengan puskesmas atau rumah sakit terdekat.
4. Menindaklanjuti pengaduan dari PTK SD jika merasa tidak aman dan tidak
mendapat perlidungan kesehatan.
5. Memfasilitasi pengurusan asuransi kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
1.  
Sumber:

 Indonesia.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Tenaga Kerja.
 Indonesia.Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja.
 Indonesia. Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan
 Indonesia. Peraturan Menteri No. 5 tahun 1996 mengenai
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai