Menurut Mangkunegara
Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)
SECARA UMUM
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.
1. KERUSAKAN
2. KEKACAUAN ORGANISASI/PERUSAHAAN
3. KELUHAN DAN KESEDIHAN
4. KELAINAN DAN CACAT
5. KEMATIAN
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA ADA 2 FAKTOR
1.Faktor manusia
A Ketidaktahuan
B Kemampuan yang kurang
C Ketrampilan yang kurang
D Kurangnya konsentrasi
E Bermain-main
F Bekerja tanpa alat keselamatan/pelindung
G Mengmabil resiko yang tidak tepat
2. Faktor Lingkungan
A Tempat kerja yang tidak layak
B Kondisi perlatan yang berbahaya
C Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak
D Transportasi
Pencegahan Cedera dan Penyakit yang
Terkait dengan Pekerjaan
• Menyadarkan para karyawan mengenai
bahaya-bahaya yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka.
• Memasang alat-alat kontrol produksi.
• Menyusun prosedur-prosedur kerja yang
aman.
• Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
Fokus Program Keselamatan Kerja
• Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek:
– Perilaku Kerja:
• Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
• Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
• Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
– Kondisi Kerja:
• Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang
aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman
UNDANG-UNDANG K3 YANG ADA DI INDONESIA
• Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang ini
mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja
dalam melaksanakan keselamatan kerja.
• Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Undang- Undang ini
menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun
yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang ini
mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai
dari upah kerja, jam kerja ,hak maternal(cuti ibu hamil), Cuti, sampai keselamatan
dan kesehatan kerja
• Undang –undang Nomor 36 tahun 2009 merupakan peraturan mengenai kesehtan
kerja yang menggantikan undang –undang nomer 23 tahun 1992. dalam undang
undang ini dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungipekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
TANGGUNG JAWAB KARYAWAN TERHADAP K3
( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA )
Terjatuh atau terpeleset, kecelakaan kerja ini merupakan salah satu kecelakaan kerja yang sering
terjadi.
Cedera otot, kecelakaan kerja ini sering terjadi jika pekerja diharuskan untuk mengangkat beban
yang terlalu berat.
Tertimpa objek, kecelakaan kerja ini sering terjadi bahkan bukan hanya di bengkel otomotif saja.
Kecelakaan ini bisa juga menyebabkan cedera karena adanya barang yang menimpa pekerja.
Luka gores, kecelakaan kerja ini sering terjadi lingkungan kerja, tidak terkecuali di bengkel
otomotif. Kecelakaan kerja yang sering terjadi harus disosialisasikan kembali untuk cara
penggunaan yang lebih aman.
Menghirup gas beracun, kecelakaan kerja ini sering terjadi di bengkel otomotif karena di
bengkel jelas terdapat asap kendaraan yang menganggu kesehatan para pekerja. Hal ini dapat
berakibat pada kesehatan seperti reaksi alergi di kulit atau mata, fibrosis paru, dan berbagai
penyakit lainnya.
Terpapar suara bising, kecelakaan kerja ini sering terjadi di bengkel otomotif karena kesehatan
telinga menjadi salah satu taruhannya. Pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung telinga
akan mengalami industrial deafness.
Pembahasan
Suatu kecelakaan kerja pasti ada sebab dan akibatnya. Beberapa sebab terjadinya kecelakaan
kerja adalah sebagai berikut.
Benda atau barang tidak ditempatkan pada posisi atau tempat aslinya. Letak benda atau
barang cenderung diletakkan di sembarang tempat.
Pekerja bercanda terlalu berlebihan bahkan sampai berlari-larian di lingkungan kerja.
Alat-alat kerja dianggap kurang layak untuk digunakan. Selain itu, lingkungan kerja juga
dianggap kurang aman dan berbahaya.
Lingkungan kerja kurang bersih, seperti adanya tumpahan oli yang akan menyebabkan
kecelakaan pada para pekerja.
Kurangnya perawatan pada alat-alat kerja sehingga tidak memadai untuk digunakan.
Alat-alat kerja memiliki komponen yang kurang lengkap.
Kurangnya perhatian atau fokus para pekerja pada lingkungan dan kondisi kerja.
• Model pakaian tidak sesuai dengan SOP atau aturan pekerja.
K3 dalam bengkel otomotif sangat dibutuhkan untuk
menghindari kecelakaan kerja, hal-hal kecil seperti :
1. oli yang berceceran saja dapat membahayakan para
pekerja karena dapat mengakibatkan pekerja
terpeleset,
2. bensin yang berceceran juga sangat berbahaya
karena dapat memicu kebakaran,
3. gas buang yang dibiarkan dibuang keluar tanpa
adanya filterisasi akan mengakibatkan gangguan
kesehatan.
Kecelakaan yang timbul di bengkel otomotif akan
mengakibatkan kerugian baik kesehatan maupun material
yang besar. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) sangat penting untuk pekerjaan dalam bidang
otomotif. Selain itu terdapat macam-macam
keselamatan dan kesehatan kerja di bidang otomotif.
Upaya Pencegahaan yang efektif dalam Bengkel Otomotif :
1.Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja)
untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan
pekerjaan barunya baik secara fisik maupun mental.
2.Pemberian informasi tentang peraturan – peraturan yang
berlaku di tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya.
Tujuannya agar mereka mentaatinya.
3.Mengunakan pakaian pelindung yang di sediakan oleh
perusahaan.
4.Menyediakan alat pendiktesi khusus tabung.
5.Tempatkan tabung gas di ruang jauh dari listrik dan bebas
asap rokok
KESIMPULAN