Anda di halaman 1dari 30

LOADING

TUJUAN CAPAIAN PEMEBELAJARAN


MATERI
PESERTA Didik mampu menerapkan K3LH dan
Budaya Kerja Industri , Meliputi :
1. Praktik Kerja yang Aman
2. Bahaya – Bahaya Di tempat kerja
3. Prosedur dalam Keadaan Darurat
4. Penerapan Budaya Kerja Industri (5R)
5. Etika kerja
Definisi/Pengertian
(K3) Menurut Para Ahli
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat
dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.

Menurut Ridley, John


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Mangkunegara
Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3)
SECARA UMUM
adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.

America Society of safety and


Engineering (ASSE)
K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada
kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja
PENGERTIAN K3 SECARA UMUM

Adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,


keselamatan,dan kesejahteraan manusia yang
bekerja disebuah institusi maupun lokasi proyek
dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan
Kerja
suatu usaha untuk menghasilkan lingkungan
kerja yang bebas dari kecelakaan dan aman
bagi para pekerja serta meningkatkan kualitas
hidup tenaga kerja melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja
meliputi pemeriksaan keselamatan,
pengobatan dan pemberian makanan dan
minuman yang bergizi.
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering
ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa
• HAZARD (Sumber Bahaya), suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat
menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan, atau menghambat kemampuan
pekerja yang ada;
• DANGER (Tingkat Bahaya), peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah
ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif;
• RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu;
• INCIDENT, munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak
diinginkan, yang dapat atau telah mengadakan kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas badan/struktur;
• ACCIDENT, kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan/atau
kerugian (manusia/benda)
TUJUAN MENGEMBANGKAN DAN MENGAPLIKASIKAN
K3 DI PERUSAHAAN

1. Meningkatkan keselamatan dan kesehatan


kerja di perusahaan
2. Melindungi pekerja atau karyawan dari
semua gangguan kesehatan
3. Meningkatkan produktifitas perusahaan
Pentingnya Menjalankan Program
Keselamatan Kerja
• Mencegah kerugian fisik dan finansial yang
bisa diderita karyawan.
• Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perusahaan.
• Menghemat biaya premi asuransi.
• Menghindari tuntutan hukum.
Contoh K3
• Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD).
• Penyediaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja.
• Pelatihan keselamatan kerja.
• Asuransi.
• Fasilitas dan Sarana Kesehatan.
Macam-macam kecelakaan kerja
– Terjatuh
– Tertimpa benda
– Tertumbuk atau terkena benda-benda
– Terjepit oleh benda
– Pengaruh suhu tinggi
– Terkena arus listrik
– Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi
– Dan lain sebagainya
KECELAKAAN KERJA DAPAT MENYEBABKAN LIMA
KERUGIAN (5K)

1. KERUSAKAN
2. KEKACAUAN ORGANISASI/PERUSAHAAN
3. KELUHAN DAN KESEDIHAN
4. KELAINAN DAN CACAT
5. KEMATIAN
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA ADA 2 FAKTOR

1.Faktor manusia
A Ketidaktahuan
B Kemampuan yang kurang
C Ketrampilan yang kurang
D Kurangnya konsentrasi
E Bermain-main
F Bekerja tanpa alat keselamatan/pelindung
G Mengmabil resiko yang tidak tepat

2. Faktor Lingkungan
A Tempat kerja yang tidak layak
B Kondisi perlatan yang berbahaya
C Bahan-bahan dan peralatan yang bergerak
D Transportasi
Pencegahan Cedera dan Penyakit yang
Terkait dengan Pekerjaan
• Menyadarkan para karyawan mengenai
bahaya-bahaya yang berhubungan dengan
pekerjaan mereka.
• Memasang alat-alat kontrol produksi.
• Menyusun prosedur-prosedur kerja yang
aman.
• Mendorong penggunaan alat-alat
pengaman/pelindung yang layak.
Fokus Program Keselamatan Kerja
• Program keselamatan kerja difokuskan pada dua aspek:
– Perilaku Kerja:
• Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
• Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
• Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
– Kondisi Kerja:
• Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang
aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat pengaman
UNDANG-UNDANG K3 YANG ADA DI INDONESIA
• Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-Undang ini
mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan pekerja
dalam melaksanakan keselamatan kerja.
• Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Undang- Undang ini
menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan
kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun
yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala
• Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Undang-Undang ini
mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai
dari upah kerja, jam kerja ,hak maternal(cuti ibu hamil), Cuti, sampai keselamatan
dan kesehatan kerja
• Undang –undang Nomor 36 tahun 2009 merupakan peraturan mengenai kesehtan
kerja yang menggantikan undang –undang nomer 23 tahun 1992. dalam undang
undang ini dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungipekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
TANGGUNG JAWAB KARYAWAN TERHADAP K3
( KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA )

Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12


dimana terdapat 5 (lima) kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan
K3 di tempat kerja.
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai
pengawas / keselamatan kerja.
2. Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat
K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam batas yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14
yang mana terdapat 3 (tiga) kewajiban pengusaha (pengurus) terhadap
penerapan K3 antara lain :
1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang dipimpin maupun orang lain yang memasuki tempat kerja disertai
petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
Penerapan k3 di bengkel yang harus perhatikan yaitu :

1. Kondisi lingkungan bengkel mobil


2. Pakaian kerja
3. Kedisiplinan dalam melakukan prosedur pekerjaan
4. Pencegahan kebakaran
1. Kondisi lingkungan bengkel mobil
Kondisi lingkungan bengkel mobil menjadi aspek
terpenting k3 bengkel otomotif. Di bengkel mobil
Anda akan merasakan banyak kondisi yang bisa
mengakibatkan kecelakaan. Misalnya bahan
yang mudah terbakar, mobil yang diangkat
tinggi, alat-alat yang berantakan, mesin-mesin
yang menyala dan lain sebagainya. Ketahui
semua lingkungan ini dan tempatkan diri pada
posisi keselamatan yang telah ditata.
2. Pakaian kerja

Pilihlah pakaian yang benar-benar pas


sehingga tidak mengganggu pekerjaan
Anda. Perusahaan bisa memberi seragam
sesuai dengan bagian masing-masing. Ini
yaitu contoh k3 bengkel otomotif fasilitas
yang perlu dipenuhi oleh pemilik.
3. Kedisiplinan dalam melakukan prosedur
pekerjaan

Jaga agar tempat kerja selalu bersih dan rapi

adalah bagian dari kedisiplinan dalam melakukan

prosedur kerja. Ini adalah bagian dari tanggung

jawab keselamatan kerja di bengkel mobil.


4. Pencegahan kebakaran

Kita harus memahami dimana letak


alat pemadam kebakaran dan cara
memakainya. Lap basah karena oli
mudah sekali terbakar, karenanya
harus langsung dibuang kedalam
tempat sampah yang terbuat dari
logam atau tertutup.
Beberapa jenis kecelakaan kerja yang dapat terjadi di bengkel otomotif adalah
sebagai berikut :

 Terjatuh atau terpeleset, kecelakaan kerja ini merupakan salah satu kecelakaan kerja yang sering
terjadi.
 Cedera otot, kecelakaan kerja ini sering terjadi jika pekerja diharuskan untuk mengangkat beban
yang terlalu berat.
 Tertimpa objek, kecelakaan kerja ini sering terjadi bahkan bukan hanya di bengkel otomotif saja.
Kecelakaan ini bisa juga menyebabkan cedera karena adanya barang yang menimpa pekerja.
 Luka gores, kecelakaan kerja ini sering terjadi lingkungan kerja, tidak terkecuali di bengkel
otomotif. Kecelakaan kerja yang sering terjadi harus disosialisasikan kembali untuk cara
penggunaan yang lebih aman.
 Menghirup gas beracun, kecelakaan kerja ini sering terjadi di bengkel otomotif karena di
bengkel jelas terdapat asap kendaraan yang menganggu kesehatan para pekerja. Hal ini dapat
berakibat pada kesehatan seperti reaksi alergi di kulit atau mata, fibrosis paru, dan berbagai
penyakit lainnya.
 Terpapar suara bising, kecelakaan kerja ini sering terjadi di bengkel otomotif karena kesehatan
telinga menjadi salah satu taruhannya. Pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung telinga
akan mengalami industrial deafness.
Pembahasan
Suatu kecelakaan kerja pasti ada sebab dan akibatnya. Beberapa sebab terjadinya kecelakaan
kerja adalah sebagai berikut.
 Benda atau barang tidak ditempatkan pada posisi atau tempat aslinya. Letak benda atau
barang cenderung diletakkan di sembarang tempat.
 Pekerja bercanda terlalu berlebihan bahkan sampai berlari-larian di lingkungan kerja.
 Alat-alat kerja dianggap kurang layak untuk digunakan. Selain itu, lingkungan kerja juga
dianggap kurang aman dan berbahaya.
 Lingkungan kerja kurang bersih, seperti adanya tumpahan oli yang akan menyebabkan
kecelakaan pada para pekerja.
 Kurangnya perawatan pada alat-alat kerja sehingga tidak memadai untuk digunakan.
 Alat-alat kerja memiliki komponen yang kurang lengkap.
 Kurangnya perhatian atau fokus para pekerja pada lingkungan dan kondisi kerja.
• Model pakaian tidak sesuai dengan SOP atau aturan pekerja.
K3 dalam bengkel otomotif sangat dibutuhkan untuk
menghindari kecelakaan kerja, hal-hal kecil seperti :
1. oli yang berceceran saja dapat membahayakan para
pekerja karena dapat mengakibatkan pekerja
terpeleset,
2. bensin yang berceceran juga sangat berbahaya
karena dapat memicu kebakaran,
3. gas buang yang dibiarkan dibuang keluar tanpa
adanya filterisasi akan mengakibatkan gangguan
kesehatan.
Kecelakaan yang timbul di bengkel otomotif akan
mengakibatkan kerugian baik kesehatan maupun material
yang besar. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) sangat penting untuk pekerjaan dalam bidang
otomotif. Selain itu terdapat macam-macam
keselamatan dan kesehatan kerja di bidang otomotif.
Upaya Pencegahaan yang efektif dalam Bengkel Otomotif :
1.Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja)
untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan
pekerjaan barunya baik secara fisik maupun mental.
2.Pemberian informasi tentang peraturan – peraturan yang
berlaku di tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya.
Tujuannya agar mereka mentaatinya.
3.Mengunakan pakaian pelindung yang di sediakan oleh
perusahaan.
4.Menyediakan alat pendiktesi khusus tabung.
5.Tempatkan tabung gas di ruang jauh dari listrik dan bebas
asap rokok
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa sebagai karyawan harus


benar-benar meperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja, hal ini penting bagi diri karyawan
sendiri maupun perusahaan untuk menunjang
produktivitas perusahaan.
karyawan juga harus mentaati peraturan yang sudah
dibuat oleh perusahaan, jangan melanggar atau
mengabaikan suatu aturan yang sudah dibuat oleh
perusahaan karna hal ini dapat menimbulkan kerugian
banyak pihak.
SARAN

Bagi perusahaan industri yang memiliki potensi ledakan ataupun


yang bisa membahayakan penduduk di sekitarnya seharusnya
perusahaan tersebut didirikan jauh dari pemukiman penduduk
agar efek atau dampaknya tidak di rasakan oleh warga
sekitarnya, apabila didirikan dekat warga akan meresahkan
warga setempat dan akan menimbulkan konflik-konflik yang tidak
di inginkan antara warga dengan perusahaan tersebut.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai