Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah

Selama bekerja banyak risiko yang dihadapi karyawan, yang bahkan


terkadang dapat mengancam keselamatan jiwa dan raganya. Perusahaan wajib
untuk melindungi karyawan selama jam kerja, bahkan karyawan juga harus
dilindungi keselamatannya selama menuju dan pulang dari tempat kerja.
Keselamatan kerja yang dilakoni karyawan biasanya tergantung lingkungan
dimana dia bekerja. Risiko yang dihadapi masing-masing lingkungan kerja juga
bervariasi satu sama lainnya, tergantung dari jenis pekerjaan yangdikerjakan.
Keselamatan kerja yang tidak atau kurang terjamin akan membuat
karyawan kurang bersemangat untuk bekerja. Keselamatan kerja perlu
dibudayakan agar mampu meminimalkan kecelakaan kerja.Banyak faktor yang
menyebabkan kecelakaan kerja dan bukan hanya karena disebabkan perusahaan
kurang memedulikan program keselamatan kerja.Kecelakaan kerja sering kali
terjadi akibat dari karyawan tidak memedulikan atau memerhatikan petunjuk
keselamatan kerja. Kesehatan karyawan juga perlu diperhatikan dengan kondisi
kerja yang ada, jangan sampai lingkungan kerja akan memengaruhi kesehatan
karyawan.
Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu
cara untuk memberikan perlindungan kepada karyawan. Pemberian perlindungan
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dalam
hal ini diperlukan rasa tanggung jawab perusahaan, karena bagaimanapun
karyawan adalah aset perusahaan yang harus dilindungi hak-haknya, terutama
dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja.
B. RumusanMasalah

1. Apa pengertian dari keselamatan dan kesehatankerja?

2. Apa tujuan dari keselamatan dan kesehatankerja?

3. Risiko apa yang akandihadapi?


4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keselamatankerja?

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan kerja?

6. Apa saja ruang lingkup dan syarat keselamatankerja?

7. Apa saja larangan dan kewajiban untukbekerja?

8. Bagaimana cara mengurangi kecelakaankerja?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan dan kesehatankerja.

2. Untuk mengetahui tujuan dari keselamatan dan kesehatankerja.

3. Untuk mengetahui risiko yang akandihadapi.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja.


5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatankerja.

6. Untuk mengetahui ruang lingkup dan syarat keselamatankerja.

7. Untuk mengetahui larangan dan kewajiban untuk bekerja.

8. Untuk mengetahui cara mengurangi kecelakaankerja.


BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Keselamatan dan KesehatanKerja

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.Perlindungan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Keselamatan kerja sendiri merupakan aktivitas perlindungan karyawan
secara menyeluruh.Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai
karyawan mendapat suatu kecelakaan pada saat menjalankan
aktivitasnya.Sedangkan kesehatan kerja adalah upaya untuk menjaga agar
karyawan tetap sehat selama bekerja. Artinya jangan sampai kondisi lingkungan
kerja akan membuat karyawan tidak sehat atau sakit.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja
antara lain:
a)      Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
b)      Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
c)      Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalahkondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan
kondisi pekerja .
d)     Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang

3
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik,
mental dan stabilitas emosi secara umum.
e)      Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
f)       Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
g) Menurut Abdul Hakim keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan
dari kecelakaan ditempat kerja.Sedang yang dimaksud dengan tempat kerja adalah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja tersebut bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
usaha.Sedangkan, kesehatan kerja adalah merujuk pada kebebasan karyawan dari
penyakit baik secara fisik maupun mental.
h) Menurut CoVan (1995) keselamatan kerja dalam konteks yang lebih luas,
mencakup baik aspek keselamatan maupun kesehatan kerja. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh Handley (1977) bahwa keselamatan dan kesehatan merupakan
satu gabungan pengertian. Sehingga sebenarnya penggunaan istilah kecelakaan
kerja adalahmengacukepada masalah-masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.Oleh karena itu, upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja di organisasi industry pada dasarnya adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih
produktif.
Untuk menjaga agar keselamatan kerja karyawan terjaga dan terjamin ada
beberapa komponen yang perlu dilakukan yaitu:
1. Tersedianya peralatan kerja yang memadai

4
Perusahaan harus menyediakan peralatan kerja yang disesuaikan dengan jenis
pekerjaan.
2. Perawatan peralatan secara terus menerus

Peralatan kerja harus selalu digunakan pada saatnya bekerja atau berada di
ruangan tertentu.Peralatan kerja ini harus selalu dipelihara agar dapat digunakan
setiap saat.Jangan sampai pada saat hendak digunakan terjadi kemacetan,
sehingga membahayakan karyawan.
3. Kepatuhan karyawan

Setiap karyawan atau yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung
dengan pekerjaan atau di sekitar lokasi kerja wajib mematuhi aturan tentang
keselamatan kerja yang telah ditetapkan.
4. Prosedur kerja

Karyawan harus mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan. Pelanggaran


terhadap prosedur kerja akan berakibat kepada kemungkinan terjadi kecelakaan
kerja.
5. Petunjuk kerja di setiap lokasi kerja

Perusahaan harus membuat petunjuk atau rambu-rambu kerja di setiap lokasi


tertentu.Penepatan petunjuk atau rambu kerja harus di tempat atau lokasi yang
strategis, serta mudah dilihat.

Sedangkan dalam hal kesehatan kerja, komponen yang perlu dilakukan adalah:
1. Kondisi udara diruangan

Kondisi udara di dalam ruangan haruslah disesuaikan dengan kondisi yang


seharusnya.Hal ini penting guna menjaga kesehatan karyawan, baik suhu badan,
hidung, mata ataupun lainnya. Kondisi udara ruangan yang tidak sesuai akan
mengakibatkan karyawan jatuh sakit.
2. Ventilasi ruangan

Adanya alat untuk menjaga sirkulasi udara dalam suatu ruangan. Ruangan
yang tidak memiliki ventilasi udara akan menyebabkan sumpek dan menimbulkan

5
berbagai penyakit.
3. Kebisingan

Untuk ruangan tertentu yang menggunakan mesin yang memiliki suara yang
keras dan menyebabkan kebisingan maka diperlukan alat peredam suara yang
mengatasinya. Kebisingan akan mengakibatkan telinga atau pendengaran
karyawan menjadi terganggu.
4. Penerangan atau cahaya

Setiap ruangan harus memiliki penerangan yang cukup sehingga tidak


mengganggu pekerjaan. Kekurangan penerangan atau cahaya akan mengganggu
kesehatan karyawan.
5. Tersedianya pembuangan kotoran limbah

Perusahaan harus menyediakan pembuangan baik air, atau udara sehingga


tidak mengganggu kesehatan karyawan, termasuk kesehatan warga.Dalam hal ini
perusahaan harus menyediakan peralatan pengolahan limbah, terutama limbah
yang berbahaya bagi kesehatan.
Oleh karena itu, perlu kesiapan terhadap komponen-komponen yang
memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan dengan sebaik-
baiknya.Termasuk faktor kelalaian karyawan yang dapat mengakibatkan
keselamatan kerjanya tidak terjamin.Jadi, dalam hal ini faktor kepatuhan
karyawan untuk mematuhi segala aturan yangtelahdibuat, serta sanksi yang perlu
diberikan agar karyawan tetap patuh kepada perintah dan aturan perusahaan.

B. Tujuan dari Keselamatan dan KesehatanKerja

Dalam praktiknya berikut ini tujuan dari program keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu:
1. Membuat karyawan merasa nyaman

Dengan dimilikinya prosedur kerja dan adanya peralatan kerja yang memadai
maka akan membuat karyawan merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja.
Membuat karyawan merasa nyaman akan dapat meningkatkan produktivitas

6
kerjakaryawan.
2. Memperlancar proseskerja

Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka kecelakaan


kerja dapat diminimalkan.Kemudian dengan kesehatan kerja karyawan yang
terjamin baik secara fisik maupun mental, maka karyawan dapat beraktivitas
secara normal.
3. Agar karyawan berhati-hati dalambekerja

Karyawan dalam hal ini setiap melakukan pekerjaannya sudah dengan paham
dan mengerti akan aturan kerja yang telah ditetapkan, sehingga karyawan akan
lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya.
4. Mematuhi aturan dan rambu-rambukerja

Perusahaan akan memasang ramubu-rambu kerja yang telah ada dan di pasang
di berbagai tempat sebagai tanda dan peringatan. Penempatan rambu-rambu kerja
harus mudah dilihat dan jelas tanpa ada hambatan atau halangan.
5. Tidak mengganggu proseskerja

Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tindakan


karyawan tidak akan mengganggu aktivitas karyawannya.

6. Menekanbiaya

Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka kecelakaan


kerja dapat diminimalkan.Oleh karena itu, karyawan harus menggunakan
peralatan dan keamanan kerja.Imbasnya biaya kecelakaan kerja, menjadi relatif
kecil dan dapat diminimalkan, sehingga karyawan mengurangi biaya pengobatan
dan kesempatan kerja karyawan yang hilang.
7. Menghindari kecelakaankerja

Kepatuhan karyawan kepada aturan kerja termasuk memerhatikan rambu-


rambu kerja yang telah dipasang.Kemudian karyawan harus menggunakan
peralatan kerja dengan sebaik-baiknya sesuai aturan yang telah ditetapkan,
sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalkan.

7
8. Menghindari tuntutan pihak-pihaktertentu

Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja ini maka tuntutan
karyawan akan keselamatan dan kesehatan kerja dapat diminimalkan, karena
karyawan sudah menyetujui terhadap aturan yang berlaku di perusahaan tersebut,
sehingga sudah tahu resiko yang akandihadapinya.

C. Resiko yangDihadapi

Dalam praktiknya risiko yang dihadapi pekerja beraneka ragam. Dalam


praktiknya paling tidak terdapat dua hal penyebab risiko kecelakaan kerjayaitu:
1. Unsur sengaja

Artinya karyawan sengaja melakukan kesalahan pada saat bekerja. Unsur


sengaja ini memang agak sulit untuk dibuktikan, akan tetapi perusahaan perlu
mencegah dengan cara melihat gejala-gejala yang ada di setiap perusahaan sedini
mungkin, sehingga dapatdicegah.
2. Unsur tidak sengaja

Kerjadian yang menimpa karyawan pada saat bekerja dilakukan secara tidak
sengaja.Akibat dari kecelakaan kerja baik yang disengaja maupun tidak disengaja,
maka akan menimbulkan berbagai risiko. Secara umum risiko- risiko yang terjadi
seperti:
1. Cacat fisik

Karyawan mengalami kerusakan atau cacat pada bagian atau seluruh anggota
tubuhnya, seperti patah tangan, patah kaki, pendengaran rusak atau mata rusak,
kelumpuhan atau cacat fisik lainnya.
2. Cacat mental

Karyawan tersebut mentalnya atau jiwanya yang rusak seperti, stres atau gila
akibat tekanan daripekerjaan.
3. Cacat seumur hidup

Akibat dari pekerjaan menyebabkan karyawan cacat seumur hidup, sehingga

8
tidak dapat lagi melakukan aktivitas kerja.
4. Meninggal dunia

Akibat dari kecelakaan yang parah, baik disengaja ataupun tidak


disengaja.Untuk karyawan yang meninggal dunia juga mendapat santunan dan
uang pension atau uang penghargaan atas jasa-jasanya.
Oleh karena itu, sedapat mungkin segala risiko tersebut dapat dihindari atau
diminimalkan.Dalam hal ini perusahaan juga harus menyediakan fasilitas kerja
yang memadai serta memberikan jaminan atas terjadinya kecelakaan karyawan.
Dengan jaminan tersebut akan membuat karyawan merasa aman dan nyaman
dalam bekerja. Karyawan juga merasa dilindungi baik jiwa dan raganya, sehingga
tidak ada keragu-raguan dalam bekerja.Dengan demikian, keuntungan yang
diperoleh adalah meningkatnya kinerja karyawan.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselamatan Kerja

Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang memengaruhi keselamatan kerja


karyawan, yaitu:
1. Kelengkapan peralatankerja

Peralatan keselamatan kerja yang lengkap sangat diperlukan.Artinya makin


lengkap peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja makin
baik.
2. Kualitas peralatankerja

Di samping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan


kualitas dari perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan
kerja akan memengaruhi keselamatan kerja itu sendiri. Guna meningkatkan
kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan perlengkapan secara
terus-menerus.
3. Kedisiplinankaryawan

Hal yang berkaitan dengan perilaku karyawan dalam menggunakan peralatan


keselamatan kerja.Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan
perlengkapan keselematan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak

9
terjamin.Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan pengawasan untuk
menghindari, lupa dan kelalaiankaryawan.
4. Ketegasanpemimpin

Dalam hal ini ketegasan pimpinan dalam menerapkan aturan penggunaan


peralatan keselamatan kerja. Di mana pimpinan yang tegas akan memengaruhi
karyawan untuk menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, demikian pula
sebaliknya jika pimpinannya tidak tegas, maka karyawan banyak yang bertindak
masa bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya menjadi tidakterjamin.
5. Semangatkerja

Dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka
akan memberikan semangat kerja yang tinggi. Demikian pula sebaliknya jika
peralatan keselamatan kerja tidaklengkap, tidak baik dan tidak sempurna maka
semangat kerja karyawan juga akan turun.
6. Motivasikerja

Motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan
kerja yang lengkap, baik dan sempurna.
7. Pengawasan

Setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamatan


kerja.Pengawasan dapat dilakukan oleh pimpinan atau menggunakan peralatan
seperti CCTV di tempat-tempat tertentu.
8. Umur alatkerja

Umur dari peralatan kerja juga akan memengaruhi keselamatan kerja


karyawan. Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan
membahayakan keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi program keselamatan kerja adalah
sebagai berikut:
1. Keamanankerja

Jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna, maka akan
memengaruhi keamanan kerja, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalkan.

10
2. Motivasikerja

Dengan adanya program keselamatan kerja yang baik tentu akan memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik.
3. Kinerja

Keselamatan kerja akan memengaruhi peningkatan ataupun penurunan kinerja


karyawan.
4. Semangatkerja

Dengan adanya program keselamatan kerja yang baik, akan ikut mendongkrak
semangat kerja karyawan.

5. Dan faktorlainnya

Untuk menjaga agar program keselamatan kerja terus berjalan dengan baik,
maka perusahaan juga harus memelihara faktor-faktor baik yang memengaruhi
maupun dipengaruhi oleh keselamatan kerja.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi KesehatanKerja

Karyawan yang selalu sehat merupakan idaman seluruh karyawan. Demikian


juga perusahaan akan merasa senang jika perusahaannya sehat semua, karena
akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.Kesehatan kerja karyawan dapat dipengaruhi berbagai
faktor.Perusahaan juga harus mengelola faktor-faktor penyebab tersebut, sehingga
kesehatan karyawan tetapterjaga.
Berikut ini faktor-faktor yang sering mempengaruhi kesehatan kerja
karyawan,yaitu:
1. Udara

Maksudnya adalah kondisi udara di ruangan tempat bekerja harus membuat


karyawan tenang dan nyaman.Misalnya didalam ruangan tertutup tentu perlu
diberikan pendingin ruangan yang cukup.Demikian pula di ruangan yang terbuka
seperti pabrik juga kualitas udara harus dikelola secara baik.Kualitas udara di

11
ruangan sangat memengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau
berdebu.Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup
mulut untuk kondisi udara yang berdebu.Demikian pula untuk udara yang terlalu
panas harus diberikan pendingin yang cukup. Dengan kualitas udara yang baik
maka karyawan akan selalu sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara
kurang baik akan mengakibatkan kesehatan karyawan menjaditerganggu.
2. Cahaya

Kualitas cahaya di ruangan juga akan sangat memengaruhi kesehatan


karyawan. Pada ruangan yang terlalu gelap atau cahayanyakurang tentu akan
merusak kesehatan karyawan, terutama kesehatan mata. Demikian pula jika
terlalu banyak cahaya (membuat silau) yang membahayakan kesehatan harus
segera diatasi.Oleh karena faktor pencahayaan perlu diperhatikan agar kesehatan
karyawan juga terjamin, terutama mata.
3. Kebisingan

Artinya suara yang ada didalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan
yang terlalu berisik atau bising tentu akan memengaruhi kualitas pendengaran.
Untuk itu perlu dibuatkan ruangan yang kedap suara, atau disediakan penutup
telinga sehingga pendengaran karyawan tidak terganggu.
4. Aromaberbau

Maksudnya untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka
kesehatan akan sangat terganggu. Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu
yang membahayakan, misalnya zat kimia, akan memengaruhi kesehatan
karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker agar terhindar dari bau
yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.
5. Layoutruangan

Tata letak ruangan sangat memengaruhi kesehatan karyawan, misalnya tata


letak kursi, meja serta peralatan lainnya.Oleh karena itu, agar karyawan tetap
sehat faktor layoutruangan perlu diperhatikan, misalnya penempatan tempat
pembuangan limbah atau sampah.
Sebaliknya kesehatan karyawan memengaruhi karyawan dalam menjalankan

12
aktivitasnya. Berikut ini pengaruh dari kesehatan karyawan terhadap:
1. Kemampuankerja

Artinya karyawan yang sehat tentu akan sanggup dan mampu untuk bekerja.
Karyawan yang sehat secara fisik dan jiwanya, maka
dipastikanakanmampuuntukbekerjadengansebaik-baiknya.Demikian pula
sebaliknya jika karyawan tidak sehat maka pasti tidak akan mampu menjalankan
kegiatannya.
2. Semangatkerja

Artinya karyawan yang sehat akan bersemangat untuk bekerja, baik berangkat
kerja maupun melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Setiap pekerjaan
yang diberikan akan dikerjakan dengan penuh semangat. Demikian pula
sebaliknya dengan karyawan tidak sehat tentu tidak akan semangat untuk bekerja.
3. Motivasibekerja

Artinya karyawan yang sehat akan terdorong kuat untuk melakukan aktivitas
kerjanya. Demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak sehat tentu tidak akan
termotivasi untuk melakukan pekerjaannya atau motivasinya menjadi lemah. Jadi
motivasi kerja karyawan perlu terus dipupuk dan ditumbuhkan melalui
peningkatan kesehatan secara terus-menerus.
4. Kinerja

Kesehatan pada akhirnya akan memengaruhi kinerja seseorang. Karyawan


yang sehat tentu secara tidak langsung akan memengaruhi kinerjanya. Dengan
tubuh yang sehat tentu karyawan akan mampu melakukan pekerjaannya. Atau
karyawan akan bersemangat serta termotivasi untuk bekerja. Pada akhirnya
kesehatan kerja akan memengaruhi kinerja. Demikian pula sebaliknya bagi
mereka yang tidak sehat atau kurang sehat sudah barang tentu kinerjanya akan
ikut turun.Dengan begitu banyak faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan
karyawan, maka perusahaan sudah seharusnya memperhatikan kesehatan kerja
karyawan.Perusahaan harus menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan
sehingga mampu menjamin kesehatan kerja seluruh karyawannya.

13
F. Ruang Lingkup dan Syarat KeselamatanKerja

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 ruang lingkup keselamatan


kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air,
didalam air maupun di udara, yang berada dalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
Ketentuan-ketentuan menurut undang-undang ini berlaku dalam tempat kerja
dimana :
1. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan
ataupeledakan.
2. Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar , menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhutinggi.
3. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan dibawah tanah dan sebagaiannya atau dimana
dilakukan pekerjaanpersiapan.
4. Dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu, atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan, dan
lapangankesehatan.
5. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak, logam, atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik
dipermukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan.
6. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik di darat,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun diudara.
7. Dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun ataugudang.
8. Dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalamair.

9. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan.


10. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara tau suhu yang tinggi atau rendah.

14
11. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelanting benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atauterpelanting.
12. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataulubang.

13. Terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angina, cuaca, sinar atau radiasi, suara ataugetaran.
14. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah ataulimbah.

15. Dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi,


atautelepon.
16. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan, atau riset
(penelitian) yang menggunakan alatteknis.
17. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak, atauair.
18. Diputar film, pertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik ataumekanik.
Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruang-
ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan
atau kesehatan yang bekerja atau yang berada di ruangan atau lapangan itu dan
dapat diubah perincian tersebut.
Kemudian hal lain juga diatur yang berkaitan dengan syarat-syarat keselamatan
kerja. Dalam praktiknya keselamatan kerja yang ditetapkan oleh setiap perusahaan
adalah mencegah, atau memberi pertolongan, keselamatan kerja yang dimiliki
harus memiliki syarat-syarat seperti yang telah ditetapkan pemerintah melalui
undang-undang.

Adapun syarat-syarat keselamatan kerja menurut Undang-Undang Nomor 1


Tahun 1970 adalah untuk :
1. Mencegah dan mengurangikecelakaan.

2. Mencegah, mengurangi dan memdamkankebakaran.

3. Mencegah dan mengurangi bahanpeledakan.

4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

15
atau kejadian-kejadian lain yangberbahaya.
5. Memberi pertolongan padakecelakaan.

6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada parapekerja.

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,


kelembapan, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angina, cuaca, sinar radiasi,
suara dangetaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psychis, peracunan, infeksi danpenularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dansesuai.

10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

11. Menyelenggarakan penyegaran udara yangcukup.

12. Memelihara kebersihan, kesehatan danketertiban.

13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proseskerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang tanaman
ataubarang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenisbangunan.

16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan


penyimpanbarang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yangberbahaya.

18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang


bahaya kecelakaannya menjadi bertambahtinggi.

Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti diatas sesuai


dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi serta pendapatan-
pendapatan baru dikemudian hari.
1. Dengan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpan bahan, barang, produk

16
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahayakecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup
bidang kontruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan dan alat-alat
perlindungan, pengujiandan pengesahan, pengepakan atau pembungkusan,
pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat
produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan
tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatanumum.
Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut diatas
dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan
mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.

G. Larangan dan Kewajiban untukBekerja

Demi menjalankan keselamatan kerja secara bersamaan, dalam praktiknya


terdapat beberapa jenis tipe karyawan dan kondisi-kondisi kerja yang mendapat
larangan atau perlakuan khusus untuk bekerja.Kalaupun tetap dipekerjakan, maka
ada kewajiban untuk melindunginya.Misalnya anak-anak dibawah umur,
penyandang cacat, perempuan dengan kondisi tertentu misalnya hamil, haid, dan
waktu bekerja.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka menurut
undang-undang, siapa pun dilarang memperkerjakan dan melibatkan anak pada
pekerjaan-pekerjaan yang terburuk.

Adapun pekerjaan-pekerjaan yang terburuk yang dimaksud meliputi:

1. Segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atausejenisnya.

2. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan anak


untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukkan porno, atau perjudian.
3. Segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau melibatkan anak
untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat

17
adiktif lainnya, danatau;
4. Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau
moralanak.
Disamping larangan diatas, ada larangan lainnya yang tidak boleh dilanggar
menurut undang-undang, yaitu :
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18(delapan belas) tahun
dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul07.00.Kemudian bagi pengusaha yang memperkerjakan pekerja/ buruh
perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib untuk:
1. Memberikan makanan untuk dan minumanbergizi.

2. Menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempatkerja.

Selanjutnya menurut undang-undang pengusaha harus melindungi karyawan


dalam kategori sebagai berikut :
1. Pengusaha yang memperkerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib
memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.
2. Pengusaha wajib menyediakan angkutan umum antar jemput bagi pekerja/
buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul05.00.

3. Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja yang meliputi :


a. Tujuh (7) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6
(enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu,atau;
b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk
5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)minggu.
Begitu pula bagi pengusaha yang mempekerjakan pekerja/ buruh melebihi
waktu kerja harus memenuhi syarat :
1. Ada persetujuan pekerja/buruh yang bersangkutandan;

18
2. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1
(satu)minggu.
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib
membayar upah kerjalembur.
Disamping itu, pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada
pekerja/buruh. Adapun waktu istirahat dan cuti meliputi:
1. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jamkerja.
2. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
3. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara
terus-menerus,dan
4. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada
tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh
yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus- menerus pada perusahaan
yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat
tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6 (enam)tahun.

Masalah lainnya yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan adalah :


1. Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada
pekerja/buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya.
2. Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan
memberitahu kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua
pada waktuhaid.
3. Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu
setengah) bulan sebelumnya saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah)
bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan ataubidan.
4. Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak

19
memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau dengan sesuai surat
keterangan dokter kandungan ataubidan.
5. Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi
kesempatan sepatutnya menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama
waktubekerja.
6. Setiap buruh/pekerja yang menggunakan hak waktu istirahat berhak mendapat
upahpenuh.
7. Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari liburresmi.

8. Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja/buruh untuk bekerja pada hari-hari


libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau
dijalankan secara terus menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan
antara pekerja/buruh denganpengusaha.
9. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh yang melakukan pekerjaan
pada hari libur resmi wajib membayar upah kerjalembur.
Semua aturan atau kewajiban yang tertera dalam undnag-undang tersebut harus
dipenuhi sepenuhnya oleh perusahaan. Artinya wajib bagi perusahaan untuk
mematuhi dan melaksanakan, sehingga akan memberikan keuntungan
bagiperusahaan.

Bagi karyawan yang terkena sesuai dengan bunyi undang-undang tersebut


adalah merupakan hak mereka untuk menerima dan harus diambil serta dan
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Dengan melaksanakan bunyi undang-undang tentang larangan tersebut berarti

perusahaan sudah memenuhi kewajibannya dan memenuhi hak karyawan,

sehingga terlepas dari sanksi. Sebaliknya bagi perusahaan yang melanggar tentu

akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

H. Cara Mengurangi KecelakaanKerja

Kecelakaan sering kali terjadi sekalipun telah disediakan program kerja yang
baik.Penyebabnya seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah adanya unsur

20
sengaja dan tidak sengaja. Oleh karena itu, kecelakaan kerja harus dapat
diminimalkan dengan cara mengurangi kecelakaan kerja itu sendiri.
Banyak cara yang dilakukan agar kecelakaan kerja dapat dikurangi. Berikut
ini cara-cara untuk mengurangi kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buat aturan tentangkeselamatan

Artinya perusahaan harus membuat suatu peraturan tentang keselamatan


kerja.Biasanya dalam bentuk buku uang diberi judul pedoman keselamatan kerja,
baik kondisi untuk didarat, air, maupun di udara.Pedoman ini disosialisasikan dan
dibagikan kepada seluruh karyawan untuk dilaksanakan.
2. Buatkan rambu-rambu yang mudahdibaca

Artinya setelah adanya pedoman keselamatan kerja, pihak perusahaan juga


harus memasang rambu-rambu disetiap sudut yang dianggap penting. Tujuannya
agar karyawan dapat mengetahui, sekaligus mengingatkan mereka akan
keselamatan kerja. Letak rambu- rambu tersebut selain strategis juga harus
mencolok, sehingga mudah dilihat dan dibaca.

3. Sediakan alat pengaman kerja

Artinya dalam bekerja sudah disediakan berbagai alat pengamanan tergantung


dimana lokasi bekerja.Misalnya penutup kepala berupa helm, atau masker untuk
penutup mulut, penutup telinga, kacamata, sepatu khusus kerja atau baju
kerja.Peralatan keselamatan kerja ini harus digunakan pada tempat dimana
karyawan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Selalu melakukan pemeliharaan alat secaraterus-menerus

Artinya peralatan keselamatan kerja harus suatu waktu secara terus-menerus


harus dijaga dan dipelihara.Tujuan agar fungsi dari peralatan tersebut tetap terjaga
kualitasnya.Apabila fungsi alat-alat peralatan kecelakaan kerja sudah dianggap
tidak layak, maka sebaliknya jangan digunakan lagi dan digantikan dengan
peralatan yangbaru.
5. Melakukan pengawasan secara ketat

21
Artinya karyawan yang menggunakan peralatan keselamatan kerja harus
diawasi secara ketat.Mengapa demikian?Karena kebanyakan karyawan lupa atau
lalai tidak menggunakan peralatan kerja atau tidak menggunakan secara
benar.Bahkan terkadang ada unsur kesengajaan untuk tidak menggunakan dengan
berbagai alasan, misalnya dengan alasan merepotkan.
6. Memberikan sanksi bagi yangmelanggar

Artinya ada semacam sanksi atau tindakan bagi mereka yang tidak
menggunakan peralatan bekerja selama bekerja.Sanksi ini bertujuan agar yang
bersangkutan selalu ingat untuk menggunakan peralatan kerja. Lebih dari itu
sanksi juga dapat memberikan efek pelajaran bagi karyawan bila melakukan hal
yang sama.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatas, sehingga


kiranya diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Keselamatan kerja merupakan aktivitas perlindungan karyawan secara
menyeluruh. Sedangkan kesehatan kerja adalah upaya untuk menjaga agar
karyawan tetap sehat selama berkerja.
2. Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja antara lain; membuat karyawan
merasa aman, memperlancar proses kerja, agar karyawan berhati-hati dalam
bekerja, mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja, tidak mengganggu proses kerja,
menekan biaya, menghindari kecelakaan kerja, serta menghindari tuntutan pihak-
pihaktertentu.
3. Risiko yang dihadapi antara lain; cacat fisik, cacat mental, cacat seumur
hidup, dan meninggaldunia.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan kerja antara lain; kelengkapan
dan kualitas peralatan kerja, kedisiplinan karyawan, ketegasan pimpinan,
semangat dan motivasi kerja, pengawasan, serta umur alatkerja.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan kerja antara lain; udara, cahaya,
kebisingan, aroma berbau, dan layoutruangan.
6. Ruang lingkupnya meliputi ketentuan-ketentuan menurut UU No.13 Tahun
2013 sedangkan syarat-syarat keselamatan kerja ada pada UU No. 1 Tahun1970.
7. Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka menurut
undang-undang, siapa pun dilarang memperkerjakan dan melibatkan anak pada
pekerjaan-pekerjaan yang terburuk serta berkewajiban mematuhi dan
melaksanakan apa yang tertera dalam undang-undangtersebut.

8. Cara mengurangi kecelakaan kerja diantaranya, membuat peraturan tentang


keselamatan, membuat rambu-rambu yang mudah dibaca, menyediakan alat
pengaman kerja, selalu melakukan pemeliharaan alat secara terus-menerus,

23
melakukan pengawasan secara ketat, serta memberikan sanksi bagi
yangmelanggar.

B. Saran

Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk
memperbaiki atau memperdalam kajian ini.

24
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Abdul.Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
(Pendekatan Konvensional dan Nilai-Nilai Islami). Semarang: EF Press
Digimedia, 2014.
Kasmir.Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT
Rajawali Pers, 2018.
Winarsunu, Tulus. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UUM Press, 2008.
Ardisukma . 2013.Makalah Keselamatan dan kesehatan Kerja
dihttp://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html(di akses 24 November 2019)
Ardimoviz. 2012. Makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja.html ( di akses 24 November 2019)

25

Anda mungkin juga menyukai