PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keselamatan dan KesehatanKerja
3
terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik,
mental dan stabilitas emosi secara umum.
e) Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam
pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
f) Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja
yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
g) Menurut Abdul Hakim keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan
dari kecelakaan ditempat kerja.Sedang yang dimaksud dengan tempat kerja adalah
tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja tersebut bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan
usaha.Sedangkan, kesehatan kerja adalah merujuk pada kebebasan karyawan dari
penyakit baik secara fisik maupun mental.
h) Menurut CoVan (1995) keselamatan kerja dalam konteks yang lebih luas,
mencakup baik aspek keselamatan maupun kesehatan kerja. Pendapat yang sama
dikemukakan oleh Handley (1977) bahwa keselamatan dan kesehatan merupakan
satu gabungan pengertian. Sehingga sebenarnya penggunaan istilah kecelakaan
kerja adalahmengacukepada masalah-masalah keselamatan dan kesehatan
kerja.Oleh karena itu, upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip keselamatan dan
kesehatan kerja di organisasi industry pada dasarnya adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena
kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja
secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih
nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih
produktif.
Untuk menjaga agar keselamatan kerja karyawan terjaga dan terjamin ada
beberapa komponen yang perlu dilakukan yaitu:
1. Tersedianya peralatan kerja yang memadai
4
Perusahaan harus menyediakan peralatan kerja yang disesuaikan dengan jenis
pekerjaan.
2. Perawatan peralatan secara terus menerus
Peralatan kerja harus selalu digunakan pada saatnya bekerja atau berada di
ruangan tertentu.Peralatan kerja ini harus selalu dipelihara agar dapat digunakan
setiap saat.Jangan sampai pada saat hendak digunakan terjadi kemacetan,
sehingga membahayakan karyawan.
3. Kepatuhan karyawan
Setiap karyawan atau yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung
dengan pekerjaan atau di sekitar lokasi kerja wajib mematuhi aturan tentang
keselamatan kerja yang telah ditetapkan.
4. Prosedur kerja
Sedangkan dalam hal kesehatan kerja, komponen yang perlu dilakukan adalah:
1. Kondisi udara diruangan
Adanya alat untuk menjaga sirkulasi udara dalam suatu ruangan. Ruangan
yang tidak memiliki ventilasi udara akan menyebabkan sumpek dan menimbulkan
5
berbagai penyakit.
3. Kebisingan
Untuk ruangan tertentu yang menggunakan mesin yang memiliki suara yang
keras dan menyebabkan kebisingan maka diperlukan alat peredam suara yang
mengatasinya. Kebisingan akan mengakibatkan telinga atau pendengaran
karyawan menjadi terganggu.
4. Penerangan atau cahaya
Dalam praktiknya berikut ini tujuan dari program keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu:
1. Membuat karyawan merasa nyaman
Dengan dimilikinya prosedur kerja dan adanya peralatan kerja yang memadai
maka akan membuat karyawan merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja.
Membuat karyawan merasa nyaman akan dapat meningkatkan produktivitas
6
kerjakaryawan.
2. Memperlancar proseskerja
Karyawan dalam hal ini setiap melakukan pekerjaannya sudah dengan paham
dan mengerti akan aturan kerja yang telah ditetapkan, sehingga karyawan akan
lebih waspada dan berhati-hati dalam melakukan aktivitasnya.
4. Mematuhi aturan dan rambu-rambukerja
Perusahaan akan memasang ramubu-rambu kerja yang telah ada dan di pasang
di berbagai tempat sebagai tanda dan peringatan. Penempatan rambu-rambu kerja
harus mudah dilihat dan jelas tanpa ada hambatan atau halangan.
5. Tidak mengganggu proseskerja
6. Menekanbiaya
7
8. Menghindari tuntutan pihak-pihaktertentu
Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja ini maka tuntutan
karyawan akan keselamatan dan kesehatan kerja dapat diminimalkan, karena
karyawan sudah menyetujui terhadap aturan yang berlaku di perusahaan tersebut,
sehingga sudah tahu resiko yang akandihadapinya.
C. Resiko yangDihadapi
Kerjadian yang menimpa karyawan pada saat bekerja dilakukan secara tidak
sengaja.Akibat dari kecelakaan kerja baik yang disengaja maupun tidak disengaja,
maka akan menimbulkan berbagai risiko. Secara umum risiko- risiko yang terjadi
seperti:
1. Cacat fisik
Karyawan mengalami kerusakan atau cacat pada bagian atau seluruh anggota
tubuhnya, seperti patah tangan, patah kaki, pendengaran rusak atau mata rusak,
kelumpuhan atau cacat fisik lainnya.
2. Cacat mental
Karyawan tersebut mentalnya atau jiwanya yang rusak seperti, stres atau gila
akibat tekanan daripekerjaan.
3. Cacat seumur hidup
8
tidak dapat lagi melakukan aktivitas kerja.
4. Meninggal dunia
9
terjamin.Penggunaan perlengkapan kerja sebaiknya dilakukan pengawasan untuk
menghindari, lupa dan kelalaiankaryawan.
4. Ketegasanpemimpin
Dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka
akan memberikan semangat kerja yang tinggi. Demikian pula sebaliknya jika
peralatan keselamatan kerja tidaklengkap, tidak baik dan tidak sempurna maka
semangat kerja karyawan juga akan turun.
6. Motivasikerja
Motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat jika peralatan keselamatan
kerja yang lengkap, baik dan sempurna.
7. Pengawasan
Jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna, maka akan
memengaruhi keamanan kerja, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalkan.
10
2. Motivasikerja
Dengan adanya program keselamatan kerja yang baik tentu akan memotivasi
karyawan untuk bekerja lebih baik.
3. Kinerja
Dengan adanya program keselamatan kerja yang baik, akan ikut mendongkrak
semangat kerja karyawan.
5. Dan faktorlainnya
Untuk menjaga agar program keselamatan kerja terus berjalan dengan baik,
maka perusahaan juga harus memelihara faktor-faktor baik yang memengaruhi
maupun dipengaruhi oleh keselamatan kerja.
11
ruangan sangat memengaruhi kesehatan karyawan seperti panas atau
berdebu.Solusi yang perlu diberikan kepada karyawan adalah misalnya penutup
mulut untuk kondisi udara yang berdebu.Demikian pula untuk udara yang terlalu
panas harus diberikan pendingin yang cukup. Dengan kualitas udara yang baik
maka karyawan akan selalu sehat, demikian pula sebaliknya jika kualitas udara
kurang baik akan mengakibatkan kesehatan karyawan menjaditerganggu.
2. Cahaya
Artinya suara yang ada didalam suatu ruangan atau lokasi bekerja. Ruangan
yang terlalu berisik atau bising tentu akan memengaruhi kualitas pendengaran.
Untuk itu perlu dibuatkan ruangan yang kedap suara, atau disediakan penutup
telinga sehingga pendengaran karyawan tidak terganggu.
4. Aromaberbau
Maksudnya untuk ruangan yang memiliki aroma yang kurang sedap maka
kesehatan akan sangat terganggu. Aroma yang dikeluarkan dari zat-zat tertentu
yang membahayakan, misalnya zat kimia, akan memengaruhi kesehatan
karyawan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan masker agar terhindar dari bau
yang kurang sedap atau membahayakan tersebut.
5. Layoutruangan
12
aktivitasnya. Berikut ini pengaruh dari kesehatan karyawan terhadap:
1. Kemampuankerja
Artinya karyawan yang sehat tentu akan sanggup dan mampu untuk bekerja.
Karyawan yang sehat secara fisik dan jiwanya, maka
dipastikanakanmampuuntukbekerjadengansebaik-baiknya.Demikian pula
sebaliknya jika karyawan tidak sehat maka pasti tidak akan mampu menjalankan
kegiatannya.
2. Semangatkerja
Artinya karyawan yang sehat akan bersemangat untuk bekerja, baik berangkat
kerja maupun melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Setiap pekerjaan
yang diberikan akan dikerjakan dengan penuh semangat. Demikian pula
sebaliknya dengan karyawan tidak sehat tentu tidak akan semangat untuk bekerja.
3. Motivasibekerja
Artinya karyawan yang sehat akan terdorong kuat untuk melakukan aktivitas
kerjanya. Demikian pula sebaliknya jika karyawan tidak sehat tentu tidak akan
termotivasi untuk melakukan pekerjaannya atau motivasinya menjadi lemah. Jadi
motivasi kerja karyawan perlu terus dipupuk dan ditumbuhkan melalui
peningkatan kesehatan secara terus-menerus.
4. Kinerja
13
F. Ruang Lingkup dan Syarat KeselamatanKerja
14
11. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan,
terkena pelanting benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atauterpelanting.
12. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur ataulubang.
13. Terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angina, cuaca, sinar atau radiasi, suara ataugetaran.
14. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah ataulimbah.
15
atau kejadian-kejadian lain yangberbahaya.
5. Memberi pertolongan padakecelakaan.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proseskerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang tanaman
ataubarang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenisbangunan.
16
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahayakecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu
kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup
bidang kontruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan, perlengkapan dan alat-alat
perlindungan, pengujiandan pengesahan, pengepakan atau pembungkusan,
pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk teknis dan aparat
produk guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan
tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatanumum.
Dengan peraturan perundangan dapat diubah perincian seperti tersebut diatas
dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan
mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
17
adiktif lainnya, danatau;
4. Semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau
moralanak.
Disamping larangan diatas, ada larangan lainnya yang tidak boleh dilanggar
menurut undang-undang, yaitu :
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18(delapan belas) tahun
dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai dengan
pukul07.00.Kemudian bagi pengusaha yang memperkerjakan pekerja/ buruh
perempuan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00 wajib untuk:
1. Memberikan makanan untuk dan minumanbergizi.
18
2. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1
(satu)minggu.
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib
membayar upah kerjalembur.
Disamping itu, pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada
pekerja/buruh. Adapun waktu istirahat dan cuti meliputi:
1. Istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja
selama 4 (empat) jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk
jamkerja.
2. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
3. Cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah
pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara
terus-menerus,dan
4. Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada
tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh
yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus- menerus pada perusahaan
yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat
tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap
kelipatan masa kerja 6 (enam)tahun.
19
memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau dengan sesuai surat
keterangan dokter kandungan ataubidan.
5. Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi
kesempatan sepatutnya menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama
waktubekerja.
6. Setiap buruh/pekerja yang menggunakan hak waktu istirahat berhak mendapat
upahpenuh.
7. Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-hari liburresmi.
sehingga terlepas dari sanksi. Sebaliknya bagi perusahaan yang melanggar tentu
Kecelakaan sering kali terjadi sekalipun telah disediakan program kerja yang
baik.Penyebabnya seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah adanya unsur
20
sengaja dan tidak sengaja. Oleh karena itu, kecelakaan kerja harus dapat
diminimalkan dengan cara mengurangi kecelakaan kerja itu sendiri.
Banyak cara yang dilakukan agar kecelakaan kerja dapat dikurangi. Berikut
ini cara-cara untuk mengurangi kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Buat aturan tentangkeselamatan
21
Artinya karyawan yang menggunakan peralatan keselamatan kerja harus
diawasi secara ketat.Mengapa demikian?Karena kebanyakan karyawan lupa atau
lalai tidak menggunakan peralatan kerja atau tidak menggunakan secara
benar.Bahkan terkadang ada unsur kesengajaan untuk tidak menggunakan dengan
berbagai alasan, misalnya dengan alasan merepotkan.
6. Memberikan sanksi bagi yangmelanggar
Artinya ada semacam sanksi atau tindakan bagi mereka yang tidak
menggunakan peralatan bekerja selama bekerja.Sanksi ini bertujuan agar yang
bersangkutan selalu ingat untuk menggunakan peralatan kerja. Lebih dari itu
sanksi juga dapat memberikan efek pelajaran bagi karyawan bila melakukan hal
yang sama.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
melakukan pengawasan secara ketat, serta memberikan sanksi bagi
yangmelanggar.
B. Saran
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Karena saran dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk
memperbaiki atau memperdalam kajian ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Abdul.Dinamika Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
(Pendekatan Konvensional dan Nilai-Nilai Islami). Semarang: EF Press
Digimedia, 2014.
Kasmir.Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Depok: PT
Rajawali Pers, 2018.
Winarsunu, Tulus. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UUM Press, 2008.
Ardisukma . 2013.Makalah Keselamatan dan kesehatan Kerja
dihttp://ardisukma.blogspot.com/2013/07/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html(di akses 24 November 2019)
Ardimoviz. 2012. Makalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/makalah-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja.html ( di akses 24 November 2019)
25