PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penduduk, masyarakat dan kebudayaan merupakan hal-hal yang saling berhubungan.
Penduduk merupakan orang-orang yang tinggal di daerah tertentu dan dimungkinkan
terbentuknya masyarakat di wilayah tersebut. Selain itu, munculnya kebudayaan berasal dari
hasil interaksi masyarakat. Kebudayaan bisa terlahir, tumbuh, dan berkembang dalam suatu
masyarakat, sebaliknya tidak ada suatu masyarakat yang tidak didukung oleh kebudayaan.
Jadi, hubungan antara masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang saling
menentukan.
Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek
kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan
adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahnya sistem pencarian
hidup dari homogen menjadi kompleks.
Berbeda dengan makhluk lain, manusia mempunyai kelebihan dalam kehidupan.
Manusia dapat memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan
pengembangan akal budi telah terungkap pada perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan
yang bersifat rohaniyah, maupun kebudayaan kebendaan.
Akibat dari kebudayaan ini telah mengubah cara berfikir manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sehubungan dengan hal tersebut dalam pokok bahasan ini akan ditelaah
mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan dan timbulnya pranata-
pranata akibat perkembangan kebudayaan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pertambahan penduduk dan Migrasi
1. Penduduk Dunia & Masalahnya
Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah
mencapai 500 juta jiwa jumlahnya (lihat tabel 1). Sejak zaman inilah penduduk dunia terus
meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Termasuk salah satu di antaranya ilmu kedokteran juga berkembang. Berkat
kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha
imunitas menjadi lebih terjam m. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi yang lahir
menjadi lebih rendah, sampai ia tumbuh subur dan akhirnya bersuami/heristeri dan
mempunyai anak dan cucu. Akan tetapi pada galibnya tidak semua negara di dunia
mengalarni pertumbuhan penduduk yang demikian pesat.
Negara-negara Eropa Barat pada abad 20 mi cenderung mengalami kondisi stasioner,
bahkan Jerman Barat cenderung memiliki Iebih sedikit jumlah penduduk berumur muda,
dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa. Dengan begitu negara mi lncrnpunyai
masalah penduduk bukan pertumbuhannya, tetapi, kekurangan penduduk berusia muda
sebagai generasi penerus. Kemungkinan menambah penduduk berusia rnu da sebagai
generasi penerus bagi negara-negara Eropa Barat khususnya, secara legal dilakukan melalui
adopsi anak/bayi. Kita sering mendengar praktek adopsi yang tidak wajar bagi bayi-bayi
Asia, tidak terkecuali bayi-bayi dan Indonesia. Peluang untuk mengadopsi anak-anak/bayi
Asia disalahgunakan oleh sindikat-sindikat gelap, laksana zaman perbudakan, anak-anak/bayi
itu diperjualbelikan.
TABEL I
Sumber: Sensus United States Census Bureau – International Data Base (IDB) pada Juli 2015
1) Pendidikan
Afrika, Asia dan Amerika Latin sebagaian besar tidak rnemperoleh kesempatan
2) Kesehatan
menonjol, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara,
4
seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan, Indonesia dan MalaysiaBeberapa survei
protein total sangat rendah seperti yang dialami penduduk di India, Malaysia, Pakistan,
negara berkembang kekurangan makanan berkadar protein hewani. Salah satu sebab
yang melarang memakan ikan, buah-buahan dan sayur – mayor. Hal semacam itu berlaku
Kenaikan pesat jumlah penduduk dunia, terutama di negara-negara Asia, Afrika dan
penduduk dunia.
Untuk mencapai suatu ekosistem penduduk dunia yang stabil, diperlukan langkah-
1. Penduduk djstabilisasi/diseimhaflgkan
2. Konsumsi sumber alam dan pembangkitan polusi narus dikurangi sampai seperempat
3. Imunisasi
5
5. Penekanan lebih besar diberikan kepada produksi bahan pangan, sehingga akan cukup
Prioritas besar diberikan kepada usaha-usaha penyuburan clan perlindungan tanah untuk
mencegah erosi.
banyak, dan pemecahan masalahnya itu tidak dapat dilakukan dengan cara satu segi dan
secara sesaat dengan cepat. Masalah penduduk timbul sebagai akibat dan perubahan
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tern- pat tinggal dan pindahnya
tidak terlalu dekat, melainkan, melintasi batas administrasi, pindah ke unit administrasi
lain, misalnya kelurahan, kabupaten, kota atau negara. Dengan kata lain, migrasi
merupakan perpindahan penduduk dan satu unit geografis ke unit geografis Iainnya. Unit
geograf is dapat berarti suatu daerah administratif. Ross Steele menyatakan bahwa
migrasi meliputi perpindahan ke rumah sebelah yang jarak beberapa meter dan rumah
lama, tetapi juga mencakup perpindahan ke negara lain yang jaraknya beribu-ribu
kilometer (dalam Sunarto, 1985). Selanjutnya PBI3 menyatakan bahwa migrasi ialah
suatu perpindahan tempat tinggal dan suatu unit administratif he unit administratif lainnya
Biro Pusat Statistik dalam serisus penduduk tahun 1971 dan tahun 1980. Migrasi dalam
6
hal mi diartikan sebagai perpindahan seseorang melewati batas propinsi lain dalam jangka
Teori Migrasi
Terdapat beberapa teoni secara khusus menjelaskan fenomena migrasi. Dua di antaranya
1) Teori Gravitasi
migrasi yang disusun dalam hukum-hukum migrasi yang terkenal sampai sekarang.
Semakin jauh jarak, semakin berkurang volume migran. Teori mi kemudian dikenal
Setiap arus migran yang benar, akan menimbulkan arus balik sebagai gantinya.
Pendapatan Ravenstein yang hampir satu abad yang lalu ternyata sampai sekarang masih
“bapak migrasi”. Dan teori yang dikemukakannya kemudian berkembang berhagai teori
gravitasi lainnya, dan pada dasarnya teori-teori migrasi yang lainnya merupakan
Teori dorong-tanik dikemukakan pertama kali oleh Everett S. Lee pada tahun 1966.
7
a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
c. Faktor-faktor rintangan
d. Faktor pribadi.
Faktor-faktor yang bisa menjadi daya dorong, seperti : kerusakan sumber daya alam
agama). Adapun faktor-faktor yang mempunyai daya tarik ialah penemuan sumber daya,
Selain jenis-jenis migrasi di atas, dikenal pula migrasi internal dan migrasi nternasional.
Migrasi internal terjadi antara dua unit geograf is da.Iani suatu negara. Jeni-jenis migrasi
di atas pada dasarnya termasuk ke dalani migrasi internal. Migrasi nternasional terjadi
antana negara-negara.
Dalani migrasi internasional selanjutnya dikenal konsep emigrasi dan imignasi. Ernigrasi
adalah migrasi internasional dipandang dan negara asal atau penginim; pelakunya disebut
emigran. Imignasi adalah migrasi internasional dipandang dan negara penerima atau
Jelasnya besar kecilnya angka yang disebabkan oleh terjadinya perpindahan penduduk
dan suatu negara/daerah ke negara/daerah lain, tiap senibu penduduk pada setiap tahun.
Rumusnya adalah :
Jumlah penduduk
Contoh:
Misalnya Negara Indonesia tahun 1979, terdapat perpindahan penduduk ke negara Malaysia
8
sebanyak 690.000 orang.
Sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun itu 138.000.000 orang. Maka tingkat
Migrasi adalah :
690.000 X 1000 = 5.
138.000.000
Jenis/Macam Migrasi
Antar negara, disebut emigrasi atau imigrasi. Kalau keluar ke negara lain disebut emigrasi,
tetapi kalau masuk atau datang dan negara lain adalah iinigrasi. Untuk ini dapat dicari migrasi
Nettonya yakni terjadi Emigrasi atau migrasi bagi negara yang bersangkutan.
Antar daerh (dalam satu negara), untuk mi apabila terjadi antar pulau dan akan bertempat
tinggal larna (menetap) disebut : Transmigrasi. Antar daerah (dalam satu pulau dan Desa ke
Hal ini ada kecenderungan akan bertempat tinggal relatif lama. Tetapi apabila perpindahan
tersebut hanya antar daerah kota yang agak berdekatan dan hanya untuk beberapa han karena
suatu sebab seperti berdagang, itu disebut Mobiisasi. Sebab-sebab perpindahan penduduk:
Alasan ekonomi.
Perpindahan suatu bangsa mi disebabkan karena daerah atau negaranya sendiri sudah
tidak memberikan kemungkinan kehidupan yang baik. Oleh karena itu kepergiannya dalam
usaha untuk mencani kehidupan yang lebih baik. Dalani hal mi ada yang bersifat sernentara
dan ada yang bersifat lama (mungkin menetap) yang mi pada umumnya sebagai penyebab
Alasan politik.
Pada suatu negara sering terdapat pergolakan politik kenegaraan. sehingga banyak
9
penduduk yang tak setuju dengan pergolakan politik tersebut, maka mereka melakukan
Misalnya: perpindahan pendud uk (pengungsi) Vietnam pada akhir tahun 1979 – 1980.
Alasan agama
gerakan penduduk ke daerah lain untuk mencari kesesuaian dan ketenteraman hidupnya.
Dalam hal perpindahan penduduk tersebut pada urnumnya menimbulkan masalah baru yaitu
dalam penyesuaian daripada tempat yang baru, baik itu yang bersif at internasional maupun
berikut
P = Pertambahan Penduduk
f = fertilitas
m = mortalitas
e = emigrasi
i = imigrasi.
11
atau dihitung menurut angka eksponensial terdapat pertumbuhan sebesar 2,7 persen per
tahun, melebihi pertumbuhan penduduk untuk kurun waktu yang sama yaitu 23 persen per
tahun.
Tidak tertampungnya angkatan kerja secara penuh dapat terlihat dan besarnya jumlah
pengangguran terbuka pada ma sing-masing tahun serisus tersehut, yaitu 2,2 juta tahun 1971
dan 1,7 juta tahun 1980.
Sumber : Hananto Sigit, Perkembangan Sektoral dan Cr1 Informal Kesempatan Kerja di
Indonesia, Forum Siatistik No. 2 Tahun II Desember 1982, halaman 10 diolah.
Kurangnya kesempatan kerja tersedia tidak lepas dan struktur perekonomian
Indonesia yang untuk sebagian besar masib tergantung pada sektor pertanian. Sektor mi
nyatanya tidak dapat tumbuh dengan cukup pesat untuk dapat menyerap angkatan kerja yang
besar itu. Akibat timbulnya kekurangan kesempatan kerja secara umum, rendahnya
produktivitas serta rendahnya pendapatan masyarakat. Gambaran ml lebih jelas terjadi di
pulau Jawa — Madura.
Gambaran ml lebih jelas terjadi di pulau Jawa — Madura.
Permasalahan kependudukan Indonesia selalu dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi dan penyebarannya tidak merata. Pulau Jawa yang luasnya hampir 7 persen dan
luas seluruh daratan Indonesia, memberikan lebih dan dua pertiga penduduk Indonesia.
Hanya 17 persen penduduk tinggal di Sumatera yang luasnya 25 persen dan Luas Indonesia,
Sedang Kalimantan dengan luas 28 persen hanya didiami 4 per- sen penduduk Indonesia.’
Pada tahun 1971, Jawa saja menampung penduduk sebesar 76 juta jiwa dengan kepadatan
penduduk pedesaan yang lebih dan 500 orang tiap kilo meter per segi. Lebih dan 25 persen
dan seluruh kabupaten di Jawa punya kepadatan pedesaan yang melampaui 700 orang tiap
kilo meter persegi. Di beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, kepadatannya
hahkan lebih dan seribu.2
Angka-angka di atas dapat menjelaskan sempitnva ruang gerak di daerah pedesaan
yang dapat menjamin kelangsungan hidup penghuninya. Tingkat pemilikan tanah tiap
keluarga di pedesaan Jawa sangat rendah, hahkan di beberapa daerah tidak ada sama sekali.
Untuk mempertahankan din agar tetap hidup mereka terlibat sehagai burub tani yang
mengandalkan upah dan basil mengerjakan sawah orang lain. Pendapatan yang diterima dan
usaha seperti mi begitu rendah, tetapi mereka tidak dapat berbuat banyak sebab tidak ada
alternatif lain yang lebih menguntungkan tersedia di pedesaan untuk dapat dimasuki.
Akibat dan kelebihan tenaga kerja di daerah pedesaan dapat menimbulkan 2
12
kemungkinan yaitu :Tetap tinggal di desa, sehingga menyebabkan “disguised
unemployment”, yakni jumlah tenaga kerja lebih banyak dan sumber daya alam dan faktor
produksi, sehingga kebanyakan tenaga kerja pertanian rnenjadi setengah menganggur.
Tenaga kerja itu teiah dihoroskan atau digunal:an dengan tidak rasional. Kemungkinan kedua
mi pendukungnya terhitung hesar juga di mana kelebihan tenaga kerja yang tidak tertampung
di sekitar pertanian mencari usaha lain di daerah perkotaan. Kelompok inilah pelaku proses
urbanisasi, suatu arus lintas perpindahan penduduk dan desa ke kota.
C. Perkembangan Kebudayaan.
Arab); berasal dan perkataan Latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan,
menyuburkan dan mengembangkan, terutarna mengolah tanah atau bertani. Dan segi arti mi
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alarn.”
Ditinjau dan sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dan bahasa Sanskerta “Budhayah”
yakni bentuk jamak dan budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalab hasil budi
Pada umumnya orang mengartikan kebudayaan dengan kesenian, seperti seni tan, seni
suara, seni lukis dan sebagainya. Dalam pandangan sosiologi, kebudayaafl mempunyai arti
yang lebib luas daripada itu. Kebudayaan meliPUti semua basil cipta, karsa, rasa, dan karya
manusia baik yang 1natenal maupun nonmaterial (baik yang bersifat kebendaan maupun yang
bersifat kerohanian).
Kebudayaan material adalah : hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda atau
Kebudayaan material mi sangat berkembang setelah lahir revolusi industni yang melahirka
Kebudayaan nonmatenial adalah : hash cipta, karsa yang berwujud kebiasaafl-kebiaSaafl atau
13
adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuafl, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya.
masyarakat, tetapi di lai pihak anggota masyarakat itu dipengaruhi oleh kehudayaan.
Misalnya : orang Eropa yang beriklim dingin terpaksa hams membuat pakaian tebal. Jadi
jelasnya “kebudayaan” adalah suatu basil cipta daripada hidup bersama yang berlangsung
berabad-abad. Kebudayaan adalah suatU basil, dan basil itu dengan sengaia atau tidak
sesungguhnya ada dalam masyarakat. Jadi pada pokoknya tiap-tiap manusia itu pasti
mempunyai kebudayaafl yaitu gejala—gejala jiwa yang dimiliki oleh manusia, dan yang
Dengan hasil budaya manusia, maka terjadilah pola kehidupan, dan pola kehidupan
inilah yang menyebabkan hidup bersama dan dengan pola kehidupan mi pula dapat
meinpengaruhi cara berpikir dan gerak sosial. Contoh kehidupan umat Islam di Jawa Tengah,
Jawa Barat dan Sumatera berlainlainan bentuknya, sebab pola kehidupan iereka juga lain
Manusia hidupnya selalu di dalam masyarakat. Hal mi bukan hanya sekadar ketentuan
(konstateren) semata-mata, melainkan mempunyal arti yang lebih dalain, yaitu bahwa hidup
bermasyarakat itu adalah perlu bagi rnanusia, agar benarbenar dapat mencapai taraf hidup
Tanpa masyarakat hidup manusia tidak dapat menunjuk. kan sifatsifat kemanusiaan.
Misalnya: Caspar Hauser yang herumur 18 tahun, adalah anak yang ditemukan di
Neurenburg (Jerman) belum pernab hidup bermasyarakat. Ta tidak dapat berjalan dan
berbahasa, setelah dibawa ke dalam kehidupan masyarakat. Demikian pula Kala dan Kamala,
2 orang anak perempuan yang ditemukan dalam sarang serigala di India, juga inempunyai
14
1. Hubungan manusia dan kebudayaan.
Sebagai makhluk biologi, manusia dipelajari dalam ilmu biologi atau anatomi; dan sebagai
menyelidiki eIuruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dengan akal budinya dan
kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata mernberi gambaran kepada kita bahwasanya
hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedang pada hewan tidak memiliki
kernampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja yang memiiki kebudayaan? Hal mi
dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang semuanya itu
Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang
telah tukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mangatur mereka, untuk menuju
kepada tujuan yang sama. Dalam masyarakat tersebut manusia selalu memperoleh kecakapan,
sehat dan selalu bertambah isinya. Memang kebudayaan itu bersifat komulatif, bertimbun.
Dapat diibaratkan, manusia adalah sumber kebudayaan, dan masyarakat adalah satu dunia
besar, ke mana air dan sumber-sumber itu mengalir dan tertampung. Manusia mengangsu
15
(mengambil) air dan danau itu. Malta dapatlah dikatakan manusia itu “mengangsu apikulan
wanih” (ambil air berpikulan air). Sehingga tidaklah habis air dalam danau itu, melainkan
bertambah banyak karena selalu ditambah oleh orang yang mengambil air tadi. Jadi erat
sekali hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan. Kebudayaan tak mungkin timbul
tanpa adanya masyarakat dan eksistensi masyarakat itu hanya dapat dimungkinkan oleh
adanya kebudayaan.
Dengan melihat uraian tersebut di atas, malta ternyata, hahwa manusia, masyanakat
dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam artinya yang
utuh. Karena kepada ketiga unsur inilah kehidupan makhluk sosial berlangsung.
Masyarakat tidak dapat dipisahkan danipada manusia karena hanya manusia saja yang hidup
bermasyarakat. Yaitu hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling memandang
sebagai penanggung kewajiban dan hak. Sebaliknya manusia pun tidak dapat dipisahkan dan
masyarakat. Seorang manusia yang tidak pernah mengalami hidup bermasyarakat, tidak dapat
Dengan adanya kebudayaan di dalam masyarakat itu adalah sebagai bantuan yang besar
sekali pada individu-individu, baik daxi sejak permulaan adanya masyarakat sampai kini, di
dalam melatih dirinya memperoleh dunianya yang baru. Dan setiap generasi manusia, tidak
lagi memulai dan rnenggali yang baru, tetapi menyempurnakan bahan-bahan lama menjadi
yang barü dengan berbagai macam cara. Kemudian sebagai anggota generasi yang baru itu
telah menjadi kewajiban meneruskan ke generasi selanjutnya segala apa yang mereka telah
pelajari dan masa yang lampau dan apa yang mereka sendiri telah tambahkan pada
Setiap kebudayaan adalab sebagai jalan atau arah di dalam bertindak dan berpikir,
16
sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah
Ketiga wujud kebudayaafl di atas, apabila dirinci secara khusuS ke dalam unsur-uflSUrflYa,
3) Sistem pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
Wujud kebudaYaafl di atas mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Kebudayaan yang merupakan hasil karya, nasa dan cipta masyarakat dapat
digunakan untuk ehndungi manusia dan ancamall atau bencana alam. Di samping itu
kebudayaan dapat dipergunakan untuk mengatur hubungan dan sebagai wadah segenap
manusia sebagai anggota masyarakat. Kemudian, tanpa kebudayaan, manusia tidak bisa
“Social Institution” karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk dan
17
sekaligus juga mengandung pengertiaflPengertn yang abstrak perihal adanya normaflOrma
penterjemahafl istilah social institution ke dalam jstjlah Indonesia, pant sanjana belum ada
kata sepakat sehingga ada yang menterjemahkan dengan istilah “pranata sosial” karena
dianggap sebagai pengatur perikelakuan masyarakat. Ada juga yang memberi istilah
dalam masyarakat agar terlaksana sebagaimana yang mereka harapkan. Mula-mula norma-
norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja, namun lama kelamaan norma-norma
tersebut dibentuk secara sadar. Misalnya perihal perjanjian tertulis atau yang menyangkut
pinjam meminjam uang yang dahulu tidak pernah di1aki.kan. Norma- norma yang ada dalam
masyarakat itu mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda, ada norma yang lemah,
yang sedang sampai yang terkuat daya pengikatnya, di mana anggotaanggota masyarakat
Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat daripada norma-norma tersebut maka secara
Cara (usage)
Kebiasaan (folkways)
memberikan petunjuk bakat yang berupa perintah atau larangan yang bersifat mengikat dan
18
Bilamana manusia menciptakan asosiasi, maka mereka juga menciptakan peraturan-
sama lain. Bentuk aturan-atUran inilah yang disebut institusi (lembaga), yang berbeda dengan
perkawinan disebut Institusi. Setiap asosiasi yang sehubungan dengan kepentingan khusus
Keluarga : mempunyal lembaga (institusi) khusus, misalnya perkawinan, warisan dan lain-
lain.
yang berbentuk parlementer atau presindensiaI prosedur perundangundangan dan lain- lain.
Ketiganya termasuk dalam asosiasi, bukan institusi. Jadi kita merupakan bagian
Kadang-kadang memang timbul kekacauanl antara institusi dan asosiasi karena istilah yang
sama dengan itu dapat berarti salah satu dan padanya. Misalnya: kita sukar untuk menentukan
(1) Bila kita memikirkan hospital sebagai suatu gedung untuk orang-orang sakit, sistem
kebutuhankebutuhan sosial tertentu, maka dia adalah suatu institusi. Tetapi dapat juga kita
lihat rumah sakit itu sebagai asosiasi, yaitu kalau kita melihatnya sebagai suatu kumpulan dan
Jadi kalau kita mernandangnya sebagai suatu group yang terorganiSir, maka ia adalah suatu
asosiasi. Dan kalau kita mernandangflya sebagai bentuk prosedur, maka dia adalah institusi.
19
(2) Bila kita memandang sebuah perguruan tinggi sebagai suatu badan yang terdiri dan guru-
guru dan mahasiswanya maka kita melihat aspek asosiasinya. Sedang kalau kita
memandangnya sebagai suatu sistem pendidikan, maka kita melihat sifat kelembagaannya.
Jadi tegasnya : Lembaga lebih banyak dinyatakan oleh adanya tata cara. Sedang
Pada umumnya dalam mempelajari institusi ada 3 macam yang dapat digunakan secara send
waktu/usianya, Atau dengan kata lain : menyelidiki sejarah perkembangan suatu lembaga.
Yaitu analisis yang meliputi penyelidikan institusi dalam masyarakat yang berlainan. Pada
masyarakat.
dan sebagainya.
perhatian yang khusus. Institution mempunyai arti yang berbeda dengan institute.
institute berarti badan orgarlisasi yang bertujuan memenuhi suatu kebutuhan dalam berbagai
20
lapangan kehidupan masyarakat. Demikian rnisalnya penyelidikan sebagai suatu aktivitas
ilmiah disebut: institution, tetapi suatu badan untuk mengorganisasi penyeiidikan ihniah
8 macam Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (kinship) atau
domestic insitutions. Contoh : pelarnaran, perkawiflan, keluarga, pengasuhan anak dan lain-
lain.
Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup
sebagainya. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific
keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions) Misalnya : seni rupa, seni
suara, seni drama dan lain-lain. Pranata yang bertujuan rnemenuhi kebutuhan manusia untuk
berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions). Contoh gereja, masjid, doa,
kenduri dan lain-lain. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusja Untuk mengatur
3. Inslitusionalisasi (Pelembagaan)
Dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan, kita mengenal pranata sosial atau
21
lembaga kemasyarakatan, misalnya : lembaga kekeiuargaan, ekonomi, penclidikan, ilmiah,
memperdulikan apakah masyaràkat tersebut memp nyai taraf kebudayaan sederhana atau
modern.
Lembaga tersebut stabil, sah dan sudah diakui oleh masyarakat. Tapi di pihak lain ada
juga individu atau kelompok yang melakukan aksi-aksi pembaruan yang dipimpin oleh
pejuang-pejuang revolusioner, yang belum sah dan belum diakui masyarakat, tetapi
barangkali akan diakui juga dan mengenal perkembangan institusi (lembaga) di kelak
seperangkat norma, nilaini lai dan peranan tertentu dianggap sangat penting bagi
mematuhinya.
yang teratur dan norma-norma, perananperanan yang ditetapkan dan diterima oleh
unsur dan proses sosial yang ada maka untuk normalah dianggap lebih penting (utama),
di mana unsur norma menjadi bagian dan suatu lembaga. Demikian, bahwa unsur norma
merupakan unsur yang paling dasar dan suatu lembaga. Norma mempunyai hubungan yang
erat dengan unsur sistem sosial lainnya, norma mempengaruhi rangkaian pemilihan tujuan,
22
status-peranan (kedudukan), sanksi dan fasilitas dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya:
kekuasaan pada seseorang diatur oleh norma yang ada; berdasarkan norma itu orang
merniliki unsur-unsur sistem sosial yang sempurna sebagaimana terdapat di dalam institusi
sistem yang teratur dan sistem sosial dan diterima oleh masyarakat.
Suatu perkumpulan baru dinyatakan sebagai institusi (lembaga) bila di dalarnnya ada unsur-
unsur sistem sosial yang teratur, seperti yang telah dikemukakan oleh Loomis (1960) sebagai
benikut
Kepercayaan
Sentimen
Tujuan
Norma
Ranking
Power
Sanksi
Fasilitas.
Adanya komunikasi
Adanya sosialisasi
23
Adanya kontrol social
Suatu kelaziman yang hidup, bisa saja bahwa suatu lembaga menjadi tidak lembaga
lagi, apabila orang-orang yang ada di dalam lembaga itu tidak mematuhi norma atau
peraturan-peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama oleh semua anggota-anggota.
Dernikian, bah wa institusionalisasi pada hakikatnya merupakan proses yang meliputi pula
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat.
4. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang
diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya
dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
5. Budaya yang kuat apabila pemerintah dan seluruh masyarakat merasa memiliki
daerahnya tanpa ada indikasi sebuah perbedaan baik suku, agama dan darimana dia
berasal.
B. Saran
Sebagai seorang pemula, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Karena saran
dan kritik itu akan bermanfaat bagi kami untuk memperbaiki atau memperdalam kajian
ini.
25
DAFTAR PUSTAKA
LP3ES, 1974.
Gramedia, 1978.
26