Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN DI


DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

DISUSUN OLEH :
(TEORI 3F)

1. ANGGA BAYU ( 19133889 A )


2. MARIA KUSUMAWATI ( 19133890 A )
3. PRASDIAN NC ( 19133891 A )
4. APRILIA SAPUTRI ( 19133892 A)

DOSEN PENGAMPU :

UNIVERSITAS SETIA BUDI


SURAKARTA
2014
UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN DI
DALAM BIDANG SOSIAL BUDAYA

I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Indonesia terkenal sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang
tersebar di pelosok-pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan
melekat mewarnai keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu banyaknya budaya
yang kita miliki, justru membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada
Indonesia. Bahkan kita sendiri pun sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya
daerah kita. Ironis memang, orang Indonesia tetapi tak tahu ciri khas bangsanya sendiri.
Lihat diri kita masing-masing, sebetulnya kita jugalah yang tidak mau tahu akan
keluhuran budaya sendiri. Ketertarikan budaya yang semakin meluntur juga sangat
nampak pada diri generasi muda saat ini. Salah satunya karena globalisasi.
Menyinggung era globalisasi, tentu juga akan berpengaruh pada dinamika
budaya di setiap negara. Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat
menonjol nampaknya. Begitu bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan.
Pribadi yang ramah-tamah juga sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut.
Ditambah lagi generasi muda kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka
anggap kuno. Namun, masuknya budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi
bangsa ini. Misalnya budaya berpakaian, gaya hidup (life style), segi iptek, maupun
adat-istiadat. Kesemua itu berdampak sangat buruk dan dengan mudah dapat menggeser
budaya asli Indonesia.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin
menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin
memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni
penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya
yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan
budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang
semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri,
perlahan semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada dan kita junjung
tinggi justru semakin kita abaikan.
II. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional?
2. Apa yang dimaksud dengan Sosial Budaya?
3. Apa kasus dari penganalisisan Sosial Budaya?

III. PEMBAHASAN
A. Ketahanan Nasional di Bidang Sosial Budaya
Ketahanan dibidang sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamik yang berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional didalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,gangguan, hambatan dan
tantangan baik yang datang dari dalam maupun luar. Yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan Negara RI
yang berdasarkan Pancasila dan UUD1945.

B. Aspek Sosial Budaya


Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang secara relatif mandiri hidup
bersama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang
sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut.
Manusia mengembangkan kebudayaan tidak lain sebagai upaya
mempertahankan kelangsungan hidupnya menghadapi berbagai tantangan yang muncul
dari lingkungannya untuk kemudian mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Karena
itulah dapat dikatakan bahwa kebudayaan merupakan wujud tanggapan aktif manusia
terhadap tantangan yang datang dari lingkungan.
Aspek sosial biasanya mengacu pada masalah struktur sosial dan pola hubungan
sosial yang ada di dalamnya, sedangkan kalau kita bicara aspek budaya, mengacu pada
kondisi kebudayaan yang ada dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar itu,
maka hal tersebut akan dibicarakan dalam bahasan berikut.

C. Struktur Sosial di Indonesia


Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik.
Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan berdasarkan perbedaan suku-
bangsa, agama, adat, serta perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur masyarakat
Indonesia ditandai oleh perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan
bawah yang cukup tajam.
Pluralitas masyarakat Indonesia yang bersifat multi dimensional telah
menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara
horizontal, sementara sratifikasi sosial sebagaimana terwujud pada masyarakat
Indonesia akan memberi bentuk pada integrasi.
Oleh karena itulah maka timbul persoalan yang timbul dari struktur masyarakat
Indonesia yang demikian adalah bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi pada
tingkat nasional sehingga menunjang penciptaan ketahanan nasional yang mantap.

D. Kondisi Budaya di Indonesia


Lapisan sosial yang berbeda membawa perbedaan perilaku kebudayaan yang
diwujudkan dalam keadaan tertentu seperti bahasa yang digunakan, kebiasaan
berpakaian, kebiasaan konsumsi makanan dan sebagainya. Semua itu menambah
keanekaragaman tampilan budaya masyarakat Indonesia.
Kebudayaan baru yang lebih penting daripada kebudayaan-kebudayaan lain
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa adalah kebudayaan nasional atau
kebudayaan Indonesia. Kebudayaan ini tidak sama dengan kebudayaan daerah tertentu
tidak sama artinya dengan penjumlahan budaya-budaya daerah di kepulauan Indonesia.
Apa yang disebutkan kebudayaan bangsa dalam penjelasan UUD 1945
dirumuskan sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah si seluruh Indonesia.
Perkataan puncak-puncak kebudayaan itu artinya adalah kebudayaan yang diterima dan
dijunjung tinggi oleh sebagian besar suku-suku bangsa di Indonesia dan memiliki
persebaran di sebagian besar wilayah Indonesia.
Contoh penerapan
Pengklaiman Malaysia Terhadap Budaya Indonesia
Pada zaman era presiden soekarno, pengklaiman beberapa wilayah indonesia
yaitu Sipadan Ligitan juga Blok Ambalat oleh Malaysia pernah membuat hubungan
antar kedua negara ini menjadi cukup tegang hingga muncul istilah Ganyang
Malaysia. Seiring dengan redanya isu tersebut, muncul kembali kasus yang membuat
negara indonesia terusik dan teganggu dengan pengklaiman berbagai kebudayaan
indonesia oleh negara tetangga Malaysia. Dahulu kasus pengklaiman wilayah indonesia
tak cukup menjadikan kedua negara ini bermasalah dan beritanya hilang seiring
berjalannya waktu.
Namun, beberapa waktu yang lalu kembali terdengar mengenai pengklaiman
beberapa kebudayaan asli indonesia oleh Malaysia diantaranya adalah batik tulis,
wayang kulit, lagu rasa sayange, angklung, reog ponorogo hingga makanan khas
minang dari salah satu wilayah indonesia yaitu rendang di klaim berasal dari Malaysia.
Sungguh mengherankan bukan, dari mulai wilayah hingga menu makanan khas
Indonesia diklaim sebagai kebudayaan Malaysia. Apakah Malaysia tidak memiliki
kebudayaan, sampai-sampai dalam berbagai aspek kebudayaan indonesia diklaim
sebagai miliknya!!
Lalu kasus Reog Ponorogo, yang waktu itu mengakibatkan terjadinya berbagai
demonstrasi di Indonesia. Salah satunya yaitu demonstrasi yang dilakukan di depan
kedubes malaysia oleh para warok dan para budayawan reog ponorogo yang tidak
terima dengan pengklaiman Malaysia atas Reog Ponorogo dengan nama Barongan.
Kasus ini cukup menarik perhatian dari berbagai pihak dan masyarakat, khususnya dari
pemerintah kabupaten Ponorogo yang tidak terima dengan pengklaiman tersebut.
Karena pemerintah kabupaten Ponorogo sebenarnya telah mendaftarkan tarian reog
ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten Ponorogo yang tercatac dengan nomor
026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan disaksikan langsung oleh Menteri Hukum dan
HAM RI.
Konon awal mulanya isu ini, kesenian Reog Ponorogo dibawa oleh TKI yang
bekerja di Malaysia yang sering mengadakan pertunjukan tarian Reog Ponorogo untuk
memperkenalkan kebudayaan Indonesia tetapi polisi Malaysia memberikan syarat jika
reog tetap ingin dimainkan maka namanya harus diubah menjadi Singa Barongan
UMNO.
Kasus lain yang cukup menghebohkan, yaitu diklaimnya Batik Tulis kita sebagai
karya seni yang berasal dari Malaysia. Seni batik ini sudah diwariskan oleh nenek
moyang kita dari mulai kerajaan Majapahit dan hingga di gunakan sebagai pakaian
untuk para Raja di dalam kerajaan. Dan Malaysia pun mungkin iri dan ingin memiliki
batik indonesia untuk diperkenalkan kepada dunia bahwa Batik merupakan karya seni
yang berasal dari Malaysia. Hingga pada akhirnya pemerintah indonesia menetapkan
tanggal 02 oktober sebagai hari Batik Indonesia.

IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai seorang mahasiswa, ada satu cara untuk mempertahankan dan
melestarikan budaya kita. Yaitu memanfaatkan teknologi informasi yang semakin
berkembang pesat. Perkembangan teknologi informasi seperti internet, handphone, radio
maupun televisi, merupakan sarana yang paling efektif dalam upaya pengenalan seluruh
budaya Indonesia pada masyarakat luas khususnya pelajar. Sekaligus sebagai upaya
mempertahankan budaya kita dari ancaman pengakuan budaya oleh negara lain.

B. Saran
Sebagai jiwa muda Indonesia, kita wajib mempertahankan dan melestarikan
Budaya-Budaya milik Indonesia. Jangan sampai Negara-Negara lain mengklaim Budaya
kita. Karena banyak sekali di Indonesia ini Budaya-Budaya yang harus kita ketahui, dan
ada banyak sekali Budaya di Indonesia.

C. Lampiran
- PPT

Anda mungkin juga menyukai