Anda di halaman 1dari 19

Nama : Sawaludin ( 201710360311134 )

Kelas : Metode Penelitian Sosial C

Faktor Faktor Yang Menyebabkan Pengklaiman Budaya Oleh Malaysia Terhadap


Kekayaan Budaya Indonesia

A. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu Negara yang begitu kaya baik dari segi makanan hasil alam
maupun dari segi keanekaragaman budayanya, hal ini dikarnakan Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa yang dimana masing masing suku bangsa tersebut memiliki perbedaan
dan keunikan tersendiri baik dari segi kepercayaan , adat istiadat , bahasa dan berbagai hal lain
yang semakin memperkaya keanekaragaman dari budaya yang Negara ini miliki.
Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Negara ini tentunya mempunyai banyak
sisi positif. Salah satunya adalah bisa digunakan sebagai daya tarik tersendiri untuk
mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara, disamping itu pula Indonesia bisa
dikenal di dunia Internasional melalui kekayaan dan keanekaragaman budayanya. Karena
selain perlu di perkenalkan kepada generasi penerus yang akan bertanggung jawab
melestarikan kekayaan Budaya indonesia, warisan budaya ini juga perlu diperkenalkan kepada
dunia internasional sebagai bagian dari upaya meningkatkan citra Indonesia dimata masyarakat
internasional1. Akan tetapi di era globalisasi saat ini baik pemerintah maupun masyarakat
kurang peduli dan kurang melestarikan budayanya sehingga budaya budaya yang seharusnya
dilestarikan dan di jaga dengan baik terabaikan begitu saja. Karena sebab inilah yang
menjadikan peluang bagi Negara Negara tetangga dalam hal ini Malaysia untuk merebutnya
karna di era ini bukan hanya wilayah fisik yang mengandung nilai komersial tinggi tapi juga
kekayaan budaya. dalam hal ini misalnya : Nyongkolan ( Lombok ), Batik (Jawa ), Angklung (

1
http://www.jurnaljakarta.com/berita-1088-rumahbudaya-indonesia-2013memasyarakatkan- kebudayaan-indonesia-
kepada-dunia.html.,diakses pada 20 Februari 2016.
Jawa Barat), Lagu Rasa Sayange ( Maluku ), Rendang ( Sumatra Barat), Tari Pendet ( Bali )
dan masih banyak lagi warisan budaya yang terancam keberadaannya2.
Sebagai Negara yang secara geografis berdekatan dan memiliki rumpun budaya yang
tidak jauh berbeda tidak dapat dipungkiri lagi kemungkinan tentang akulturasi budaya antar
masyarakat kedua Negara. Namun dalam konflik yang terjadi dalam hal ini bukanlah mengenai
adanya kemiripan budaya akibat adanya akulturasi tapi lebih kepada klaim atau pengakuan
terhadap budaya dlam konflik ini budaya Indonesia yang di klaim oleh Negara Malaysia.
Permasalahan klaim budaya yang dilakukan oleh Malaysia muncul sejak Malaysia melansir
program promosi pariwisata, Malaysia Truly Asia 2007. Program promosi pariwisata tersebut
menampilkan berbagai kebudayaan yang seluruhnya merupakan milik Indonesia sendiri seperti
Lagu Rasa Sayange, Angklung, Tari Pendet, Reog Ponorogo dan Wayang. Dalam beberapa
tahun terakhir Indonesia sempat digegerkan kembali dengan pengklaiman budaya batik yang di
lakukan oleh Malaysia, karna pengklaiman ini media masa baik cetak maupun elektronik di
indonesia dengan gencar menerbitkan berita berita yang menyudutkan Malaysia dengan
tuduhan bahwa Malaysia telah mencuri dan merebut kekayaan budaya Indonesia. atas
pengklaiman ini juga Indonesia akhirnya melakukan berbagai upaya diplomatik internasional
dengan cara membawa masalah ini ke UNESCO ( United Nations Educational Scientific and
Cultural Organitation ). Badan PBB yang mengatur tentang daftar Representatif Budaya
Warisan Manusia ini akhirnya mengadakan sebuah komite di Abu Dhabi untuk membahas
masalah persengketaan hak atas kepemilikan batik antara Indonesia dan Malaysia. Setelah
melalui proses panjang akhirnya pada tanggal 2 Oktober 2009, batik secara resmi dimasukan
dalam 76 warisan budaya tak benda milik Indonesia oleh UNESCO. Batik Indonesia dinilai
sarat dengan teknik, simbol dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sejak
zaman dahulu.
Sikap masyarakat Indonesia yang memperotes promosi pariwisata tersebut sempat
menimbulkan ketegangan dalam hubungan yang terjalin antar keduanya. Hal ini terbukti ketika
muncul kembali ketegangan antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 2009 ketika Tari Pendet
dijadikan sebagai ikon dalam promosi pariwisata yang dilakukan Malaysia di Discovery
Channel. Saat itu reaksi yang diberikan oleh Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia atas

2
http://redu4nebarkaoi.com/author/redu4nebarkaoi/Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan
Nasional diambil tangggal 14 juni 2010
pengklaiman tersebut lebih besar daripada peristiwa serupa yang terjadi di tahun 2007.
Maraknya isu pengklaiman budaya tersebut mengakibatkan pemerintah mengambil langkah
cepat untuk melindungi kekayaan budaya yang ada di Indonesia dengan cara menginventarisasi
semua budaya yang ada di Indonesia, baik berbentuk makanan, seni, adat istiadat hingga ke
permainan tradisional. Hal ini sangat perlu dilakukan demi menghindari terjadinya
pengklaiman oleh Negara lain terhadapa kekayaan budaya yang Indonesia miliki dikemudian
hari. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri kini sedang menyiapkan komite
penetapan warisan budaya nasional yang akan mencatat seluruh kebudaya yang tersebar di
seluruh pulau pulau yang ada di Indonesia. langkah ini juga dilakukan dengan tujuan yang
sama yaitu untuk mencegah dan mengklarifikasi klaim klaim budaya Indonesia oleh Negara
Negara tetangga. Reaksi reaksi yang dilakukan Indonesia atas konflik tersebut menggambarkan
bahwa Negara Indonesia tidak rela budayanya diambil Negara lain dan merupakan wujud
kecintaan Indonesia terhadap budaya warisan nenek moyang.
Pemerintah baru menyadari akan penting dan perlunya hak paten terhadap kebudayaan
setelah konflik klaim mengklaim yang dilakukan Malaysia terhadap kebudayaan khas
Indonesia. Hak paten atas kebudayaan sangat berperan penting dikarnakan situasi budaya
Indonesia sangat memperihatinkan. Pasalnya, semakin banyaknya kebudayaan Indonesia yang
diklaim oleh Negara tetangga kita sendiri dalm hal ini Malaysia. Seprti batik, reog ponorogo,
lagu rasa sayange dan yang baru akhir akhir ini terjadi yaitu tari pendet. Stabilitasi situasi
budaya di Indonesia dapat terwujud dengan cara mempublikasikan kebudayaan yang kita
miliki kepada dunia internasional. Karna dengan cara ini secara tidak langsung telah menghak
patenkan kebudayaan yang kita miliki.
Di era globalisasi saat ini dan seiring dengan perkembangan zaman banyak dari
kalangan muda tidak begitu mengetahui tentang warisan budaya asli tanah air. Lewat faktor
teknologi yang semakin meningkat banyak dari masyarakat Indonesia menciptakan
nasionalisme baru dengan mencintai budaya asing. Hal ini terlihat jelas dalam kehidupan
bermasyarakat khususnya generasi penerus bangsa yang lebih tertarik terhadap budaya budaya
serapan dari manca Negara yang mudah diakses melalui media sosial. Padahal tidak semua
budaya tersebut sesuai dengan keperibadian bangsa. Melihat kenyataan yang terjadi pada
generasi penerus bangsa yang saat ini lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap
lebih praktis sehingga banyak dari kebudayaan lokal yang mulai luntur karena tidak adanya
generasi penerus yang akan mewarisinya. Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
budaya kepada generasi penerus bangsa yang dimana mempelajari dan melestarikan budaya
merupakan suatu kewajiban bagi setiap lapisan masyarakat, . Dengan mempelajari dan
mengajarkannya ke generasi selanjutnya akan menjadikan budaya yang ada di Negara ini tidak
hilang dimakan zaman dan akan menjadi kekuatan bagi budaya itu untuk tetap ada.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis berkeinginan untuk menyikapi
masalah tentang:
1. Alasan alasan penyebab dari pengklaiman budaya khas Indonesia oleh negara
Serumpun Melayu Malaysia?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian yang dilakukan tidak lain adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai alasan alasan dan faktor faktor dari pengklaiman yang terjadi atas keanekaragaman
budaya yang Indonesia miliki. Dan sebagai pembelajaran agar terciptanya kesadaran para
pemuda penerus bangsa untuk tetap menjaga dan melestarikan kekayaan budaya yang negara
ini miliki serta tidak lupa untuk mempelajari dan mengajarkannya kepada generasi generasi
selanjutnya.

1.4. Penelitian Terdahulu


Peneletian terdahulu ini menjadi salah satu panduan dalam melakukan sebuah
penelitian sehinggga penulis dapat memperkaya atau sedikit memodifikasi teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan, penulis mengangkat beberapa penelitian
sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Penelitian terdahulu
berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian terdahulu
merupakan salah satu aspek penting dalam sebuah penelitian yang berguna untuk membedakan
penelitian sebelumnya dengan salah satu penelitian yang akan diangkat. Selain itu penelitian
terdahulu atau literature review ini menjadi pedoman bagi peneliti untuk menemukan hal-hal
baru yang sekiranya belum diteliti dan bermanfaat secara akademis dan praktis kedepannya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang sekiranya akan
membantu dalam proses penelitian kedepannya, antara lain:
Literature review yang pertama berjudul Pelestarian batik sebagai perwujudan
nasionalisme dan alat berdiplomasi dalam menghadapi komunitas sosial budaya ASEAN
merupakan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Setyasih Harini, Staf pengajar jurusan
Hubungan Internasional3.
Literature review yang kedua berjudul Pemeliharaan dan pelestarian pengetahuan
tradisional dan ekspresi budaya tradisional Indonesia : Perlindungan hak kekayaan intelektual
dan non hak kekayaan intelektual oleh Afifah Kusumadara, Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang4.
Literature review ketiga adalah Malaysia and Indonesia’s claims over cultural heritages
: Sources of conflicts and solutions oleh Rusdi Omar, Abu Bakar Eby Hara dan Muhammad
Afifi Abdul Razak, Mahasiswa Universitas Utara Malaysia5.
Literature review terakhir adalah Menelususri akar konflik warisan budaya antara
Indonesia dengan Malaysia oleh Linda Sunarti, M.Hum Dosen Departemen Sejarah, Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Indonesia6.
Dari beberapa Literature review yang telah disebutkan, pembahasan mereka sejalur
dengan penelitian yang di angkat oleh peneliti saat ini tentang Faktor Faktor Yang
Menyebabkan Pengklaiman Budaya Oleh Malaysia Terhadap Kekayaan Budaya Indonesia.
Adapun gabungan pemahaman dari beberapa Literature review yang telah disebutkan
sebelumnya dengan penelitian yang saat ini peneliti lakukan maka ditemukanlah dua faktor
alasan dibalik pengklaiman budaya tersebut yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

3
Setyasih Harini, Pelestarian batik sebagai perwujudan nasionalisme dan alat berdiplomasi dalam menghadapi
komunitas sosial budaya ASEAN. Staf Pengajar Jurusan Hubungan Internasional
4
Afifah Kusumadara, Pemeliharaan dan pelestarian pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional
Indonesia : Perlindungan hak kekayaan intelektual dan non hak kekayaan intelektual. Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya Malang
5
Rusdi Omar,dkk, Malaysia and Indonesia’s claims over cultural heritages : Sources of conflicts and solutions.
Mahasiswa Universitas Utara Malaysia

6
Linda Sunarti,M.Hum, Menelususri akar konflik warisan budaya antara Indonesia dengan Malaysia. Dosen
Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia
1. Faktor Internal
Klaim budaya Indonesia oleh bangsa lain bukan hanya terjadi satu kali. Tercatat
ada 20 budaya Indonesia yang diklaim oleh bangsa lain. Tidak tanggung-tanggung
pengklaiman yang terjadi, dari naskah kuno sampai motif batik, dari alat musik
angklung sampai tarian pendet. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara
Indonesia sering kali mengundang perhatian dari negara negara lain untuk ingin tahu
lebih dalam tentang keunikan keunikan budaya yang kita miliki. Indonesia terkenal
sebagai bangsa yang luhur. Memiliki keragaman budaya yang tersebar di pelosok
pelosok nusantara. Dari kesenian, adat-istiadat hingga makanan melekat mewarnai
keragaman bangsa ini. Tidak heran jika begitu banyaknya budaya yang kita miliki, justru
membuat kita tidak mengetahui apa saja budaya yang ada Indonesia. Bahkan kita
sendiripun sebagai generasi muda terkadang melupakan budaya daerah kita. Sangat
ironis rasanya, orang Indonesia tetapi tidak mengenal ciri khas bangsanya sendiri.
Ketertarikan budaya yang semakin meluntur juga sangat nampak pada diri generasi
muda saat ini7.
Adapun beberapa faktor internal penyebab terjadinya klaim budaya antara lain :
1) Tidak adanya aturan yang jelas untuk mengatur bagaimana jalannya perlindungan
kebudayaan.
2) Realitas membuktikan bahwa pemuda saat ini telah banyak yang melupakan dan
tdak acuh atas eksistensi budaya Indonesia. Apresiasi yang kurang untuk
melestarikan budaya, malu mempelajari dan anggapan bahwa budaya lokal itu kuno,
ketinggalan zaman dan hanya milik generasi tua saja.
3) Kurangnya peran serta pemerintah untuk melestarikan budaya Indonesia
4) Rendahnya inisiatif pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mendaftarkan dan
mematenkan budaya Indonesia
5) Kurangnya sosialisasi budaya Indonesia dalam media. Padahal peran media sangat
besar dan efektif

7
http://kalimanatan.blogspot.co.id/2012/06/mengapa-budaya-indonesia-sering-di-akui.html
a. Krisis Budaya Di Masyarakat Indonesia
Keanekaragaman budaya menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan
untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi muda. Budaya Indonesia
sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi
serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman menimbulkan
perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat
lebih memilih kebudayaan luar yang mungkin dinilai lebih praktis dibandingkan
dengan kebudayaan lokal. Begitu banyak faktor yang menyebabkan budaya
Indonesia dilupakan dimasa sekarang ini, salah satunya adalah masuknya budaya
asing. Masuknya budaya asing merupakan hal yang wajar dikarenakan suatu
negara tertentu akan membutuhkan input-input berupa budaya asing dengan
syarat budaya itu berjalan dengan budaya asli Indonesia tersendiri.
Masuknya budaya asing ke Indonesia disebabkan salah satunya karena
adanya krisis globalisasi yang meracuni indonesia. Pengaruh tersebut berjalan
sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh
tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan
masyarakat. Adanya penyerapan unsur budaya luar yang di lakukan secara cepat
dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara wujud yang di tampilkan dan nilai-nilai yang
menjadi landasannya atau yang biasa disebut ketimpangan budaya8.
b. Kelemahan Sosial Masyarakat Indonesia
Dilihat dari keadaan Indonesia sekarang, perkembangan masyarakatnya
sungguh cepat karena banyaknya penemuan-penemuan baru, baik itu dalam
bidang teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya dan lainnya. Dalam
pertumbuhan teknologi di dunia, pertumbuhan tersebut sangat berpengaruh pada
perkembangan sosial budaya Indonesia. Sekarang di daerah mana saja, sekalipun
itu adalah daerah pelosok desa, masyarakatnya kini bisa memperoleh dan
bertukar informasi sangat cepat dengan melalui telepon, radio, televisi yang
akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan

8
https://lidamaulida.wordpress.com/2015/11/20/cara-mempertahankan-kebudayaan-indonesia-pada-era-globalisasi-
saat-ini. Diakses 20 April 2016.
daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit dan lain-
lain akan hilang. Mereka akan lebih senang memberi atau menanyakan kabar
melalui telepon karena praktis, mudah dan pesan akan lebih cepat tersampaikan.
Masyarakat Indonesia sekarang juga lebih senang membeli barang import
daripada barang lokal. Alasannya karena sedang trend, kualitasnya yang lebih
bagus atau hanya sekedar untuk gaya-gayaan. Budaya hura-hura atau pesta
bahkan seks bebas membuat mereka terlihat ugal-ugalan. Perayaan valentine,
perayaan halloween, kebiasaan makan makanan barat seperti steak, burger.
Masuknya aliran musik seperti metal, gothic, emo, punk, hip-hop dan sekarang
musik daerah mulai tidak populer lagi dan di anggap kampungan9.

2. Faktor Eksternal
Era globalisasi, tentu akan berpengaruh pada dinamika budaya di setiap negara.
Khususnya di Indonesia, hal ini bisa dirasakan dan sangat menonjol saat ini. Begitu
bebas budaya yang masuk dari berbagai arus kehidupan. Pribadi yang ramah-tamah juga
sangat mendukung masuknya berbagai budaya tersebut. Ditambah lagi generasi muda
kita yang terkesan bosan dengan budaya yang mereka anggap kuno. Namun, masuknya
budaya dari luar justru kerap berimbas buruk bagi bangsa ini. Misalnya budaya
berpakaian, gaya hidup, segi iptek, maupun adat-istiadat yang semua itu dapat
berdampak buruk serta dapat dengan mudah menggeser budaya asli warisan nenek
moyang bangsa ini.
Kita sebenarnya belum siap menerima era globalisasi. Gaya hidup kita semakin
menjurus ke arah barat yang individual dan liberal. Budaya gotong-royong pun semakin
memudar. Dari segi iptek, sebagian besar juga berdampak buruk bagi kita. Yakni
penyalahgunaan teknologi kerap kali terjadi. Kemudian, belum ada filterisasi budaya
yang masuk. Begitu mudah budaya masuk tanpa ada penyaringan kesesuaian dengan
budaya asli kita. Akibatnya kita seperti berjalan mengikuti perkembangan zaman yang
semakin modern. Tetapi sayangnya budaya luhur yang dulu melekat dalam diri, perlahan
semakin menghilang. Parahnya, budaya daerah yang ada justru kita abaikan. Dampak
yang paling buruk terjadi ialah hilangnya budaya-budaya yang menjadi ciri khas di

9
http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/indonesia-masyarakat-dan-warisan.html
beberapa daerah. Bahkan terjadi pengklaiman budaya khas nusantara oleh negara negara
lain baik itu negara negara yang serumpun melayu maupun bukan, seperti halnya batik,
reog ponorogo, masakan rendang dari Sumatra Barat, kuda lumping, lagu rasa sayange,
alat musik angklung, gamelan dari Jawa serta tari piring, dan juga yang baru baru ini
adalah tari pendet dari bali. Ini menjadi pukulan telak bagi kita karena dengannya
menunjukan bahwa kita lemah dalam menjaga jati diri dan mudah kecolongan oleh
negara lain10.
Adapun beberapa faktor eksternal penyebaba terjadinya klaim budaya antara lain:
1) Ada negara yang sedang krisis identitas sehingga mendorong untuk mengklaim
budaya bangsa lain.
2) Kuatnya kapitalisme yang menguasai suatu negara yang mendrong untuk mengklaim
budaya bangsa lain, semata-mata untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-
banyaknya dengan menarik dan mendatangkan pengunjung atau wisatawan.
3) Globalisasi \yang membuat budaya menyebar kemana-mana, sehingga seakan-akan
sangat kabur dimana asal usul budaya tersebut.
4) Kemajuan teknologi transportasi dan informasi, yang mendorong informasi
menyebar tanpa ada batasan dan waktu.
5) Penyebaran penduduk ke negara atau belahan bumi lain yang juga membawa
kebudayaan tempat asal11.
a. Malaysia Mencari Jati Diri
Jati diri bangsa adalah ciri khas atau karakteristik suatu bangsa yang
membedakannya dengan bangsa lain. Jati diri bangsa Indonesia berarti
karakteristik bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lainnya. Jati diri bangsa merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya
yang berkembang dan berasal dari himpunan beberapa suku yang ada di
Indonesia.
Setiap negara pasti mempunyai ciri khasnya masing-masing ciri khas yang
kemudian terbentuk menjadi identitas negara tersebut. Identitas bangsa
terbangun secara bertahap dari tradisi masyarakatnya yang sudah berlangsung

10
Kalimantan.blogspot.id.Mengapa-budaya-kita-sering-diakubangsalain.Diakses 20 Mei 2016.
11
Ingrid Anastasya, “Penyebab Pengklaiman Budaya Indonesia oleh Negara Lain” dalam
http://rannicsssss.blogspot.com diakses 29 Mei 2015.
rtusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Disampng karena faktor keunikan alam,
faktor budayalah yang paling dominan membentuk identitas suatu bangsa. Setiap
negara pasti berusaha untuk melestarikan budayanya. Karena itu merupakan
jatidiri bangsa yang selalu dibangga-banggakan.
Bangsa yang tidak mempunyai akar budaya yang kuat adalah bangsa yang
rapuh, Malaysia menyadari betul akan hal ini. Oleh karena itu, setelah melewati
tahap kesuksesan ekonomi, harus ada tahapan lain yang harus dicapai oleh
Malaysia, yaitu membangun identitas nasionalismenya. Tanpa itu Malaysia
Cuma sekedar rumah mewah tanpa pondasi, kondisi ini pasti membahayakan
eksistensinya dalam jangka panjang, promosi besar-besaran dengan melakukan
klaim produk-produk budaya seperti reog, tarian, nyanyian dan makanan
Indonesia asli sebagai milik Malaysia adalah dalam rangka pencarian identitas
diri.
b. Persaingan Kebudayaan Nasional Di Tengah Arus Globalisasi
Di tengah maraknya arus globalisasi yang masuk ke Indonesia melalui
cara tertentu membuat dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia.
Terutama dalam bidang kebudayaan. Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan
kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, dipelihara
keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Banyak faktor yang
menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, yaitu:
1) Kurangnya Kesadaran Masyarakat Untuk Menjaga Budaya Lokal
sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya
asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini
bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman tetapi
banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya
lokal juga dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan tidak
meninggalkan ciri khas budaya tersebut.
2) Minimnya Komunikasi Budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi
kesalah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya
ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak
turunnya ketahanan budaya bangsa.
3) Kurangnya Pembelajaran Budaya
Pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini. Namun
sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari
budaya lokal, padahal melalui pembelajaran budaya kita dapat mengetahui
pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaimana
cara mengadaptasi budaya lokal ditengah arus globalisasi.

c. Dampak Dari Lunturnya Budaya


Lunturnya budaya bangsa sebagai identitas negara sangat terasa, hingga
banyak terjadi kemelut persoalan akibat kebudayaan yang sering terjadi akhir-
akhir ini. Kemelut yang terjadi di Indonesia disebabkan hilangnya budaya asli
bangsa yang terkontaminasi budaya Barat, sehingga negara ini kehilangan arah
dalam mengimbangi kemajuan zaman. Sangat memprihatin melihat bangsa kita
saat ini, moral masyarakat sudah sangat jauh dari etika ketimuran bangsa kita.
Budaya asli kita yang rapuh dan luntur ini menyebabkan kemelut atau persoalan
bangsa ini semakin kompleks. Sikap saling menghargai mulai sulit kita jumpai,
sikap egois semakin merajalela sopan santun yang muda terhadap yang tua
semakin menjadi barang mewah dikalangan kehidupan. Namun setiap usaha dan
pembenahan demi kelestarian dan terjaganya budaya asli Indonesia pasti
memiliki kekuatan, kelemahan, peluang dan juga tantangan.
1. Kekuatan
a) Keanekaragaman Budaya Lokal Yang Ada Di Indonesia
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat
dijadikan sebagai aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal
negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada
setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah
adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut.
Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan
budaya bangsa dimata Internasional.
b) Kekhasan Budaya Yang Indonesia Miliki
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia
memliki kekuatan tersediri. . Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian,
alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini
sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya warga
asing yang mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suatu
daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan.
Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang
unik.
2. Kelemahan
a) Minimnya Kesadaran Masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih
terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih
praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti
budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, melainkan
budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa.
b) Minimnya Pembelajaran Tentang Kebudayaan
Pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini. Namun
sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari
budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat
mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa
serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengah perkembangan
zaman.

3. Peluang
a) Dipandangnya Indonesia Oleh Dunia Internasional
Karena kekuatan budayanya sehingga dapat menarik para turis asing
untuk mempelajari kebudayaan Indonesia sehingga budaya-budaya
Indonesia mendapatkan pengakuan dimata Internasional. Apabila budaya
lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara
yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
b) Majunya Pariwisata Indonesia
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis
mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan
devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena
banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
4. Tantangan
a) Perkembangan Teknologi Di Zaman Moderen
Meskipun perkembangan teknologi dapat memberikan banyak manfaat
tetapi disatu sisi dampak yang diberikan bagi kebudayaan suatu negara
dalam hal ini Indonesia sangatlah merugikan karena masyarakata
menganggap budaya khas kita sebagai sesuatu yang kuno.
b) Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal
tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai
penyeimbang di tengah perkembangan zaman. Di tengah Maraknya arus
Globalisasi yang masuk ke Indonesia, melalui cara cara tertentu membuat
dampak positif dan dampak negatif nya sendiri bagi Bangsa Indonesia,.
terutama dalam bidang kebudayaan. Seiring dengan kemajuan zaman,
tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di
pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir
punah. Kebudayaan yang berkembang dalam suatu daerah berperan untuk
mengontrol masyarakat, sebagai pedoman masyarakat dalam berperilaku,
untuk menjaga tingkah laku agar tidak menyimpang dan tetap normal serta
mengatur hubungan masyarakatnya agar tetap harmonis dan rukun.
B. Metodologi
1. Jenis penelitian
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari
jawaban terhadap pertanyaan yang ingin diketahui peneliti. Penelitian yang berjudul “Faktor
Faktor Yang Menyebabkan Pengklaiman Budaya Oleh Malaysia Terhadap Kekayaan
Budaya Indonesia” Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Deskriptif
yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, factual dan akurat
mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dalam
metode deskriptif dipelajari masalah masalah yang berlaku dalam masyarakat termasuk
tentang hubungan, keinginan keinginan, sikap sikap dan pengaruh pengaruh dari suatu
fenomena. Dengan metode ini juga dapat di selidiki kedudukan status fenomena atau aktor
dan melihat hubungan antara satu faktor dengan faktor yang lain. Oleh karenanya metode
deskriftif disini diharapkan dapat mencaai tujuan utama penelitian, yaitu menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat 12.
2. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data data yang dibutuhkan, pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti adalah dengan memakai studi dokumentasi dan studi literature, sumber sumber
yang telah di dapatkan di analisisi, ditafsirkan lalu dituangkan kedalam tulisan, teknik ini
dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.
pengumpulan data melalui teks-teks tertulis maupun soft-copy edition, seperti buku,
ebook, artikel-artikel dalam majalah, surat kabar, buletin, jurnal, laporan atau arsip
organisasi, makalah, publikasi pemerintah, dan lain-lain.
3. Analisa Data
Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu
pola, kategori, dan satuan uraian dasar13. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah melalui penusuran dan pemahaman dari beberapa buku dan sumber
lainnya seperti jurnal jurnal, laporan, artikel artikel baik cetak maupun elektronik dan
bersifat kualitatif. Setelah data-data yang diperlukan diperoleh, selanjutnya peneliti

12
http://www.penalaranunm.org/.../penelitian/163-penelitian-deskriptif.html dikutip tanggal 20 april 2010
13
Patton, Qualitative Evaluation Methods, Baverly Hills:Sage Publications.1980,hal 268
melakukan pengolahan data dan analisa data yang menyangkut kegiatan reduksi, penyajian
data dan menarik kesimpulan.
Langkah melakukan reduksi data meliputi kegiatan memilih data yang relevan dengan
tujuan dan tema penelitian, menyederhanakan data dengan tanpa mengurangi maknanya atau
bahkan membuang data yang sekiranya memang tidak dibutuhkan. Data terpilih kemudian
akan dipahami dan kemudian dijelaskan melalui pemahaman intelektual yang logis.
Daftar Pustaka
Liliweri, Alo, 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Galang Press, Yogyakarta.
Andri Hadi. Bahan seminar “Politik Luar Negeri Indonesia: Prospek dan Tantangan dalam
Era Globalisasi”. 2009. Dirjen IDP Departemen Luar Negeri RI.
Dharmayuda, I Made Suasthawa. 2001. Kesatuan Masyarakat Hukum Adat di Propinsi Bali,
Denpasar. Penerbit PT Upada Sastra bekerjasama dengan Yayasan Adi Karya Ikapi da The
Ford Foundation
Supardi, Nunus. 2007. Kongres Kebudayaan (1918-2003), (Edisi Revisi),Pengantar Prof. Dr.
Fuad Hassan, Jakarta.
Sedyawati, Edi.2006. Budaya Indonesia (Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah).
PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sediyawati, Edi. 2007. Buku Budaya Indonesia Kajian Arkelogi, Seni dan Sejarah. Rajawali
Pers.
Dewan Budaya . (Julai 2011) & http://zulkiß i-salleh.blogspot.com/2011/09/diplomasi-
budaya-lawan-perangbudaya.html
Antons, Christoph, Traditional Knowledge, Traditional Cultural Expressions, and Intellectual
Property Law in the Asia-Pacific Region, Kluwer Law International, Netherlands,2009.
Andwika, R. (2014). Kisah batik Indonesia pernah mau diklaim Malaysia. Jakarta: Merdeka.
Setyasih Harini, Pelestarian batik sebagai perwujudan nasionalisme dan alat berdiplomasi
dalam menghadapi komunitas sosial budaya ASEAN. Staf Pengajar Jurusan Hubungan
Internasional.
Afifah Kusumadara, Pemeliharaan dan pelestarian pengetahuan tradisional dan ekspresi
budaya tradisional Indonesia : Perlindungan hak kekayaan intelektual dan non hak kekayaan
intelektual. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang.
Rusdi Omar,dkk, Malaysia and Indonesia’s claims over cultural heritages : Sources of
conflicts and solutions. Mahasiswa Universitas Utara Malaysia.
Linda Sunarti,M.Hum, Menelususri akar konflik warisan budaya antara Indonesia dengan
Malaysia. Dosen Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia
Atiqa Sabardila, 2007. Laporan Penelitian: Keterampilan Membatik Sebagai Model
Pembelajaran Ekstrakurikuler di SMP Muhammadiyah Surakarta, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jurnal Jakarta. 2013. “Rumah Budaya Indonesia: Memasyarakatkan Kebudayaan Indonesia
kepada Dunia” http://www.jurnaljakarta.com/berita-1088.
http://www.artikelsiana.com/2015/ -08/pengertian-kebudayaan menurut-para-ahli.html
http://www.bbc.com/indonesia/forum/2012/06/120618_forum_tortor.shtml
http://www.pusakaindonesia.org/kekayaan-budaya-indonesia-dan-klaim-negara-lain/
Permohonan budaya lokal pembelajaran sastra di sekolah, dalam
http://badanbahasakemdikbud.go.id/lamanbasaartikel
http://www.pengertianahli.com/2014/08/pengertian-kebijakan-menurut-para-ahli.html

Anda mungkin juga menyukai