1
Corresponding Author:
Dimas Dwi Pamungkas,
Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara
Universitas Negeri Surabaya
Email: dimas.23103@mhs.unesa.ac.id
1. PENDAHULUAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi atau akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, budaya atau kebudayaan disebut dengan culture yang berasal dari kata Latin
yaitu colere yang artinya mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa Indonesia, kata culture sering
diterjemahkan sebagai “kultur” (Muhaimin, 2001); (Aslan & Yunaldi, 2018).
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari sekumpulan pulau atau disebut negara kepulauan.
Kurangnya akses penghubung antardaerah yang terpisah oleh laut dan kondisi geografis yang beraneka ragam
pada zaman dahulu menyebabkan kurangnya interaksi masyarakat antardaerah. Oleh sebab itu, masyarakat di
setiap daerah tersebut berupaya mengembangkan kebudayaannya sendiri tanpa campur tangan daerah lain
sehingga terciptalah kebudayaan yang beraneka ragam. “Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
Jurnal Ilmiah
2
merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan
Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur
di dalamnya”. (Kong Fu Tse, 1970). Dalam budaya tersebut, tersimpan nilai-nilai norma dan seni yang tinggi
dari hasil cipta, rasa, dan karsa para pendahulu kita. Norma-norma yang ada tersebut memiliki nilai positif
yang ditujukan sebagai pedoman kehidupan masyarakat agar tercipta kehidupan yang teratur.
Pada era saat ini, kebudayaan lokal mulai banyak ditinggalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia,
terlebih bagi generasi muda. Hal ini menyebabkan tergerusnya keberadaan budaya-budaya lokal secara
perlahan-lahan. Terlebih di era globalisasi ini, banyak budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia tanpa
dipilah dan dipilih sesuai kepribadian bangsa. Budaya asing yang masuk tanpa disaring terlebih dahulu, terlebih
yang bersifat negatif, dapat merusak tatanan budaya Indonesia yang telah ditanamkan sejak dulu. Nilai-nilai
budaya bangsa akan tergantikan oleh budaya asing.
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa memiliki peranan dan tanggung jawab bersama dalam
upaya memelihara dan melestarikan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Dalam upaya
tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai cara yang dapat disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
masing-masing.
Dengan demikian, artikel ini membahas tentang rendahnya minat generasi muda terhadap eksistensi
budaya lokal serta upaya untuk mengatasinya.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Kajian literatur dijadikan sebagai dasar dalam
membangun konsep atau teori baru. Data yang digunakan berasal dari data sekunder seperti artikel ilmiah yang
telah dipublikasikan di laman internet yang relevan dengan topik penelitian. Data yang telah dikumpulkan
kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan model Miles dan Huberman. Analisis data melalui empat tahap
meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
3.1. Eksistensi Budaya Lokal bagi Kalangan Generasi Muda Saat Ini
Seni dan budaya merupakan warisan para pendahulu bangsa yang tidak dapat tergantikan. Sayangnya,
minat generasi muda terhadap seni dan budaya semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena
ini sangat mengkhawatirkan karena dapat berdampak negatif terhadap pelestarian dan pengembangan seni
budaya di masa depan.
Salah satu faktor yang memengaruhi menurunnya minat generasi muda terhadap seni dan budaya
adalah dampak modernisasi dan globalisasi. Masuknya budaya Barat ke Indonesia antara lain disebabkan oleh
krisis globalisasi yang meracuni Indonesia. Pengaruh ini sangat cepat dan melibatkan banyak bidang kehidupan
Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah 3
yang berbeda. Tentu saja pengaruh tersebut akan memberikan dampak yang sangat luas terhadap sistem
kebudayaan masyarakat. Budaya dan kesenian yang ada di dalam negeri saat ini didominasi oleh masuknya
budaya asing yang tanpa kita sadari sedikit-demi sedikit menggeser eksistensi budaya lokal. Generasi muda
saat ini lebih banyak terpapar pada budaya populer yang diciptakan oleh industri hiburan masa kini, seperti
bioskop, musik populer, dan media sosial. Budaya populer ini cenderung memusatkan minat pada hal-hal yang
selalu lebih cepat dan seru. Sementara itu, budaya lokal yang sudah ada sejak dahulu dianggap kuno dan
terkesan ketinggalan zaman bagi generasi muda. Hal itu menyebabkan minat generasi muda dalam mempelajari
budaya lokal, bahkan mereka sudah tidak mengenal budayanya sendiri.
Selain itu, perubahan pemikiran dan gaya hidup juga berdampak pada menurunnya minat generasi
muda terhadap seni dan budaya. Semakin sibuk dan dikaitkan dengan tuntutan kehidupan modern, masyarakat
seringkali mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dianggap lebih praktis dan layak secara finansial.
Akibatnya, minat terhadap pengetahuan dan apresiasi terhadap seni dan budaya tradisional semakin menurun.
Kurangnya pendidikan dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya seni dan budaya menjadi penyebab lain
menurunnya minat generasi muda. Dalam program pendidikan formal, seni dan budaya seringkali kurang
penting dibandingkan mata pelajaran sains dan teknologi. Faktor penting adalah dominasi jejaring sosial dan
hiburan modern. Generasi muda dihadapkan pada informasi dan konten yang cepat, langsung, dan menghibur
melalui platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Mereka menghabiskan lebih banyak
waktu untuk menonton konten viral dan populer dibandingkan terlibat dalam seni dan budaya arus utama.
3.2. Upaya Melestarikan Budaya Lokal Demi Terwujudnya Indonesia Emas 2045
Setiap daerah di Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri. Peran generasi muda sebagai penyambung
dan pengisi kemerdekaan sangat penting untuk Indonesia emas di tahun 2045. Pada tahun tersebut diharapkan
Indonesia dapat mencapai cita-citanya dan mendapatkan masa emas pada peringatan 100 tahun
kemerdekaannya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mempersiapkan generasi muda agar tidak meninggalkan
kearifan lokal yang mempunyai nilai luhur pada setiap budaya bangsa yang kita miliki. Upaya pemberdayaan
generasi milenial dalam melestarikan budaya lokal antara lain:
a. Mempelajari budaya lokal.
Cara melestarikan budaya lokal adalah dengan memahami budaya itu sendiri. Berbagai jenis
informasi yang berkaitan dengan kebudayaan perlu kita ketahui dari berbagai sumber, mulai dari
ensiklopedia, buku bahkan surat kabar. Dengan demikian kita akan bisa mengetahui budaya apa saja
yang harus dilestarikan di era globalisasi agar tidak hilang.
b. Berpartisipasi dalam kegiatan budaya.
Setelah mengetahui berbagai informasi dan ciri-ciri budaya lokal, langkah selanjutnya adalah
mengikuti kegiatan budaya tersebut. Kita dapat berpartisipasi dalam kegiatan budaya bahkan
mengadakan acara, seperti lomba tari tradisional atau festival yang memperkenalkan berbagai
hidangan khas dari berbagai daerah. Mengikuti kegiatan budaya dapat semakin meningkatkan
kecintaan Anda terhadap budaya Indonesia.
c. Memakai produk lokal Indonesia.
Kita bisa melestarikan budaya dengan menampilkan berbagai bentuk seni dan budaya melalui
media sosial, hanya dengan memposting foto di media sosial. Hal ini dapat memperkenalkan budaya
lokal ke kancah internasional. Contohnya adalah penggunaan produk budaya lokal. Kalau ke luar
negeri sebaiknya kita juga memilih produk Indonesia dibandingkan produk impor.
Jika kita bangga dengan budaya kita, maka budaya tersebut tidak akan hilang dan tergantikan oleh
budaya asing akibat pengaruh globalisasi. Mulailah dari hal kecil seperti menggunakan bahasa daerah masing-
masing dan menjaga sopan santun seperti yang selalu diajarkan kepada kita.
Sejauh mana upaya ini berhasil terhadap generasi Milenial akan ditentukan oleh sikap dan kesadaran
generasi Milenial itu sendiri. Sejauh mana mereka mau berpartisipasi dalam upaya pelestarian budaya?
Faktanya adalah budaya tidak pernah berakhir, selalu ada sesuatu yang baru. Selalu ada bentuk seni baru, gerak
tari, lagu, lukisan baru. Kebudayaan adalah cerita yang tidak pernah berakhir (Maisie Junardy, Pembela
Manusia). Namun terlepas dari itu, budaya asli bangsa merupakan hal yang mutlak harus dilestarikan karena
membentuk jati diri bangsa. Tanpa kebudayaan aslinya, suatu negara tidak dapat lagi dikenali.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Generasi Y untuk terlibat upaya melestarikan sosial budaya lokal
di Indonesia. Generasi milenial ini tentunya menampilkan berbagai inovasi dalam mengembangkan dan
menampilkan sosial budaya kita ke kancah internasional sebagai identitas bangsa dan pemberdayaan tradisi
untuk menarik wisatawan, berwisata hingga bisnis pariwisata dan menjaga sosial budaya yang ada.
4. KESIMPULAN
Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Upaya Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal bagi Generasi Muda
4
Dari hasil studi kepustakaan, dapat ditarik beberapa simpulan yang meliputi: (1) kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya; (2) minat
generasi muda terhadap seni dan budaya semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir; (3) salah satu faktor
yang memengaruhi menurunnya minat generasi muda terhadap seni dan budaya adalah dampak modernisasi
dan globalisasi; dan (4) perlu dilakukan upaya untuk mempersiapkan generasi muda agar tidak meninggalkan
kearifan lokal, seperti mempelajari budaya lokal, berpartisipasi dalam kegiatan budaya, dan memakai produk
lokal Indonesia.
Penulis
REFERENSI
[1] Bintang Panduraja Siburian, Lanny Nurhasanah, Jihan Alfira Fitriana, “Pengaruh Globalisasi Terhadap Minat
Generasi Mudadalam Melestarikan Kesenian Tradisional Indonesia,” 2021.
https://www.academia.edu/70245990/Pengaruh_Globalisasi_Terhadap_Minat_Generasi_Muda_Dalam_Melestarika
n_Kesenian_Tradisional_Indonesia (accessed Sept. 16, 2023)
[2] Nur Afia Awaliya, M. Yusuf K., Muhammad Agung, “Garudaku: Inovasi Pelestarian Budaya Nusantara Berbasis
Cultural Maps Menuju Indonesia Emas 2045,” 2018.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/pena/article/view/1764/1940 (accessed Sept. 16, 2023)
[3] Selvi, “Melestarikan Sosial Budaya Lokal Bagi Generasi Milenial,” 2021.
file:///C:/Users/Lenovo/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/T1PWU9ZA/Peran_dan_Inovasi_Gener
asi_Milenial_dalam_Mewujudkan_Indonesia_Emas_2045[1].pdf (accessed Sept. 16, 2023)
BIOGRAFI PENULIS
Dimas Dwi Pamungkas lahir pada 17 Maret 2004 di Kota Madiun, Jawa Timur. Ia
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Merupakan mahasiswa Universitas Negeri
Surabaya Program Studi S1 Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2023. Memiliki hobi
menari dan menyanyi.
Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah 5
Joy Divo Siahaan lahir pada 6 Agustus 2004 di Kota Batam, Kepulauan Riau. Ia
merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Merupakan mahasiswa Universitas Negeri
Surabaya Program Studi S1 Ilmu Hukum Angkatan 2023. Memiliki hobi bermain
bulutangkis.
Mewujudkan Indonesia Emas 2045: Upaya Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal bagi Generasi Muda