Anda di halaman 1dari 2

JUDUL: RENDAHNYA KETERTARIKAN REMAJA TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL

LATAR BELAKANG
(latar belakang ditulis dengan menggunakan pola piramida terbalik yakni pola umum
khusus)

RENDAHNYA KETERTARIKAN REMAJA TERHADAP KESENIAN TRADISIONAL

LATAR BELAKANG

Predikat sekaligus gambaran kekayaan nasional yang luar biasa dapat dicermati dengan semboyan
“Bhineka Tunggal Ika”, berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Perbedaan serta keragaman yang ada
menjadikan Indonesia negara yang kaya, kaya akan keberagaman suku, budaya, kuliner, bahasa hingga
alamnya. Keberadaannya di lintas peradaban masyarakat dua benua yaitu Asia dan Australia merupakan
kekayaan geografis sekaligus geopolitis yang sangat strategis. Kekayaan geografis inilah yang
menjadikan negara ini penuh akan keberagaman kebudayaan serta kesenian yang ada di dalamnya, dari
ujung paling Barat Pulau Sabang hingga ujung paling Timur Merauke, hingga dari Miangas sampai Pulau
Rote. Sebanyak 1.239 karya budaya yang telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak-benda pada 2020
cukup membuktikan betapa kayanya Indonesia akan kebudayaan. Budaya tak-benda ini meliputi seni
pertunjukkan, tradisi dan ekspresi lisan, adat istiadat, pengetahuan alam, kerajinan, dan perayaan.

Kesenian tradisional adalah salah satu jenis budaya tradisional. Kesenian tradisional merupakan
sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Suatu hasil
ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang tradisi atau sistem budaya masyarakat
pemilik kesenian. Dalam karya seni tradisional tersirat pesan dari masyarakatnya berupa pengetahuan,
gagasan, kepercayaan dan nilai norma. Dari pengerteian tersebut kesenian tradisional sangat penting bagi
masyarakat Indonesia, atau bahkan bisa dikatakan kesenian tradisional adalah suatu ciri khas bagi suatu
masyarakat oleh karena itu penting bagi generasi muda untuk tetap melestarikan dan mempelajari
kesenian tradisional yang berda di sekitarnya, Mereka memandang kesenian sebagai salah satu wahana
untuk melegitimasi keberadaan dan mempertahankan identitasnya (Koentjaraningrat, 1994:211- 220).

Namun seiring berkembangnya zaman ketertarikan remaja indonesia terhadap kesenian tradisional
terus dan terus menurun. Minimnya ketertarikan remaja terhadap kesenian tradisional disebabkan oleh
banyak faktor salah satunya akibat globalisasi yang telah masuk di indonesia. Hasil dari kajian penelitian
menunjukkan bahwa arus globalisasi sangat mempengaruhi kehidupan dan pola pikir generasi muda
menjadi lebih modern, pemikiran ini membuat sebagian dari mereka berpikir bahwa sesuatu yang
tradisional seperti kesenian tradisional itu sesuatu yang kuno sehingga ketertarikan dan minat mereka
terhadap kesenian tradisional mulai berkurang dan mulai melupakan kesenian tradisional. Serta faktor lain
yang mengakibatkan rendahnya ketertarikan remaja terhadap kesenian tradisional yaitu generasi muda
sekarang lebih tertarik pada kesenian luar sehingga mereka menganggap kesenian tradisional terkesan
kuno dan ketinggalan zaman.
Kesenian tradisional yang seakan terombang-ambing ditengah globalisasi serta modermisasi
membuatnya seakan tergeser akan berbagai budaya modern yang hadir di tengah para remaja. Apabila
banyak kaum remaja yang enggan untuk mempelajari atau dengan kata lain tidak tertarik dengan kesenian
tradisional, maka akan sangat tidak mengherankan apabila suatu saat akan marak terjadi pengklaiman
budaya atau kesenian asli Indonesia oleh negara lain. Sungguh suatu ironi yang tragis mengingat kesenian
tradisional merupakan aset kekayaan bangsa Indonesia yang telah diturunkan oleh para leluhur. Remaja
sebagai generasi penerus bangsa sudah sepantasnya menjaga dan melestarikan kesenian-kesenian
tradisional yang ada. Oleh karena itu, dirasa perlu adanya kajian lebih lanjut tentang ketertarikan remaja
akan kesenian tradisional Indonesia.

Anggota Kelompok: Mohammad Rizki Ardiansyah (21)

Muhammad Rizky Isnaini Hardiansyah (22)

Anda mungkin juga menyukai