Anda di halaman 1dari 13

PERAN SERTA KOMUNITAS DALAM PERLINDUNGAN SENI

BUDAYA TRADISIONAL: Studi Mengenai Kegiatan Inventarisasi dan


Dokumentasi Budaya di Kampung Seni Manglayang Cinunuk – Bandung
dan Kampung Seni Dangiang Dongdo – Subang Jawa Barat

Oleh: Nurmaya Prahatmaja

Pengantar

Indonesia memiliki kekayaan seni dan budaya yang sangat beragam. Dari
Sabang sampai Merauke, dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
Madura, Bali, serta Papua tersebar beraneka ragam seni dan budaya yang
diwariskan secara turun temurun oleh para nenek moyang kita. Keberagaman
seni budaya tersebut bisa jadi dipengaruhi oleh kondisi geografis dan
karakteristik dari masing-masing daerah yang satu sama lain berbeda. Sehingga
tidak mengherankan jika seni tari, musik, pertunjukan tradisional, permainan
tradisional, cerita kerakyatan, serta seni budaya tradisional lainnya akan sangat
berbeda dan bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
Kebudayaan dan kesenian masyarakat dari daerah pegunungan, pantai (dan
pesisir pantai), maupun dari dataran rendah memiliki perbedaan satu sama lain
walaupun sebagian juga memiliki kesamaan dalam beberapa hal.

Ketersebaran dan keragaman ini membuat Indonesia kaya akan seni


budaya tradisional yang adi luhung. Namun di satu sisi hal ini juga menjadi
tantangan berat bagi pemerintah dan masyarakat untuk menginventarisir seni
budaya tradisional tersebut sehingga dapat terdata dan terdokumentasikan
dengan baik dan jelas. Hasil inventarisasi dan dokumentasi tersebut kemudian
dapat digunakan untuk mengklasifikasi dan mengorganisasikan seni budaya
tradisional untuk penyusunan program-program pelestarian seni dan budaya.
Harapan masyarakat, berbagai seni budaya warisan nenek moyang tersebut
dapat terus dinikmati dan dilanjutkan oleh anak cucu kita kelak.

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 1


Secara umum, budaya berarti hasil budi daya manusia yang meliputi
karya seni, music, bahasa, dan lain sebagainya. Budaya secara umum dibagi
menjadi tiga, yakni: budaya lokal, budaya nasional, serta budaya global. Namun
UNESCO hanya menggolongkannya menjadi dua, yakni budaya tradisional dan
budaya digital. Budaya tradisional kemudian dibagi lagi menjadi budaya pusaka
(heritage) dan non-pusaka (non-heritage).
Yang dimaksud dengan budaya pusaka (heritage) yakni setiap warisan
budaya yang adiluhung dan dilindungi dari kepunahan. Lebih lanjut, cultural
heritage dapat dibagi menjadi tangible heritage dan intangible heritage. Budaya
pusaka yang dilihat/tersentuh (tangible) ini diantaranya berupa keris, motif
pakaian (batik), seni ukir (motif pahatan), alat music (gamelan, angklung,
kulintang, dan lainnya), tugu kerajaan, candi, bekas benteng keraton/istana,
bekas benteng pada jaman penjajahan seperti Benteng Vredeburg di Yogyakarta
dan Benteng Vastenburg di Solo, bekas kerajaan/keraton seperti Keraton
Kasepuhan di Cirebon, Keraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, Keraton
Kasunanan Surakarta, dan lain sebagainya. Sedangkan budaya pusaka yang tidak
dapat disentuh (intangible) diantaranya: indigenous knowledge (kearifan local),
lagu tradisional, bahasa ibu, cerita-cerita tradisional (folklore), serta idiom-idiom
dan peribahasa lokal. Warisan budaya juga dapat dilihat sebagai bentuk
pengetahuan tradisional (traditional knowledge) dan ekspresi kebudayaan
tradisional (traditional cultural expression) dari masyarakat lokal Indonesia,
baik dalam bentuk teknologi berbasis tradisi maupun ekspresi kebudayan seperti
seni musik, tari, seni lukis atau seni rupa lainnya, arsitektur, tenun, batik, cerita,
dan legenda.

Seni Budaya Sebagai Aset (Cultural Resources)

Indonesia berkepentingan untuk melestarikan berbagai aset budaya yang


dimilikinya karena sektor pariwisata budaya menjadi salah satu sektor unggulan

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 2


pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih lagi pada
tahun 2009 ini pemerintah telah mencanangkannya sebagai tahun pariwisata
Indonesia (Indonesia’s Year 2009). Manajemen dokumentasi budaya yang tidak
baik di beberapa daerah dan di Indonesia pada umumnya membuat upaya
pewarisan & pengembangan kebudayaan menjadi terhambat dan memunculkan
berbagai permasalahan turunannya seperti: perlindungan atas Hak atas
Kekayaan Intelektual (HaKI), perebutan dan pengakuan (klaim) atas seni budaya
tradisional oleh negara lain, serta menghambat upaya klasifikasi dan organisasi
kebudayaan lokal itu sendiri.

Usaha pelestarian seni budaya baik yang berupa warisan budaya yang
dapat dilihat dan disentuh (tangible heritage) maupun warisan budaya yang
tidak dapat dilihat dan tidak dapat disentuh (intangible heritage) adalah
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab masyarakat. Apalagi masyarakat
Indonesia diwarisi beragam seni budaya adiluhung dari para leluhur kita dan
tidak perlu bersusah-payah untuk menciptakannya. Tanggung jawab yang tidak
terbatas pada generasi tertentu saja namun secara estafet dan simultan harus
berlanjut antar generasi sehingga warisan budaya Indonesia tetap terjaga. Selain
itu, pelestarian warisan budaya juga dapat disinergikan dengan kepentingan
yang lain seperti dengan sektor pariwisata. Warisan budaya adiluhung dapat
dijadikan sebagai salah satu aset budaya dan dapat dikembangkan menjadi
wisata budaya.

Dalam forum internasional, wacana perlindungan pengetahuan tradisional


dan ekspresi kebudayaan dibicarakan dalam pertemuan antar Pemerintah negara-
negara anggota WIPO (WIPO Intergovernmental Committee on Intellectual
Properly Rights and Genetic Resources, Traditional Knowledge and
Folklore/IGC-GRTKF). Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Dr. Timbul Haryono, M.Sc., terdapat
sepuluh butir unsur seni dan budaya asli Indonesia yang patut dilestarikan,
dikembangkan dan dimanfaatkan yaitu wayang, gamelan, tembang, batik,

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 3


teknologi logam, sistem mata uang, pelayaran, astronomi, irigasi dan sistem
birokrasi. Seni harus dianggap sebagai warisan budaya (Cultural Heritage) dan
sumberdaya budaya (Cultural Resources) yang perlu dilestarikan,
dikembangkan, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Perlindungan Seni Budaya Tradisional di Jawa Barat

Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang


memiliki beragam seni budaya terutama seni budaya sunda yang tersebar di
beberapa kabupaten. Misalnya saja terdapat beragam kesenian tari sunda, musik,
tetembangan, pertunjukan tradisional, pencak silat (beladiri), tetabuhan, serta
seni budaya lainnya dengan jenis dan variasi yang berbeda di beberapa daerah.
Ada seni Cianjuran, Cirebonan, dan lain sebagainya. Namun sayangnya, baru
separuh diantaranya yang didaftarkan (Kompas, Jumat, 28 Agustus 2009).

Menurut data dari Dinas Seni, Pariwisata, dan Budaya (Disparbud)


Propinsi Jawa Barat, dari 398 kesenian tradisi yang ada di Jawa Barat (Jabar),
baru setengahnya yang didaftarkan ke Dephukham untuk mendapat
perlindungan hukum. Pada tahun 2010 yang akan datang, diharapkan semua seni
tradisi di Jabar bisa terdaftar di Ditjen HKI. Namun pengajuan dan pendaftaran
seni budaya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI)
maupun lembaga/departemen terkait ini memerlukan data-data yang lengkap.
Untuk itu, pada tahun 2010 rencananya Disparbud akan kembali melakukan
pendataan dan inventarisasi besar-besaran terhadap seni tradisi di Jabar
(Kompas, Jumat, 28 Agustus 2009).
Pendataan, inventarisasi, serta pendokumentasian seni budaya tradisi ini
penting dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat sehingga diperoleh
data-data yang lengkap mengenai seni budaya tradisi yang dimiliki. Selain seni
tradisi, pemerintah seyogyanya juga melakukan inventarisasi dan dokumentasi
karya sastra dan budaya daerah lainnya sehingga hal tersebut juga dapat

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 4


mengurangi risiko punahnya seni budaya tradisional (lokal) serta klaim sepihak
dari Negara lainnya.

Peran Serta Komunitas Masyarakat

Dewasa ini, perkembangan zaman disertai dengan adanya globalisasi serta


pesatnya kemajuan bidang teknologi komunikasi informasi ditengarai sebagai
salah satu faktor penyebab mulai lunturnya nilai-nilai budaya dalam suatu
masyarakat. Warisan budaya adiluhung baik yang berupa budaya lisan, tertulis,
indigenous knowledge (kearifan lokal), maupun tangible/intangible heritage
yang dimiliki oleh suatu masyarakat sedikit demi sedikit terkikis dan mulai
ditinggalkan masyarakat yang kemudian digantikan oleh kebudayaan baru yang
lebih modern. Namun sampai dengan saat ini, masih terdapat beberapa anggota
masyarakat yang masih berupaya mempertahankan, melestarikan, dan
mengembangkan seni budaya tradisional yang mereka miliki dengan harapan
dapat terus dinikmati dan diteruskan oleh anak cucu mereka, generasi
selanjutnya.

Pendokumentasian budaya pada saat ini banyak dilakukan oleh


masyarakat yang memiliki keasadaran untuk menyelematkan budaya dari
kepunahan, baik secara personal maupun kelembagaan. Sebut saja berbagai
upaya yang dilakukan oleh beberapa komunitas pecinta budaya/heritage di
Indonesia. Ada Perpustakaan Batu Api di Jatinangor – Sumedang Jawa Barat
yang concern dalam mendokumentasikan seni pertunjukan di daerah Sumedang
(sunda) dalam bentuk rekaman suara; desa budaya Tembi di Yogyakarta yang
masih melestarikan berbagai kearifan lokal dalam bercocok tanam (bertani)
secara tradisional; Kampung Sunda Dangiang Dongdo di Kabupaten Subang
yang masih melestarikan berbagai seni budaya sunda seperti sisingaan, kearifan
local dalam bercocok tanam, seni tabuh lesung; Kampung Seni Manglayang di
Cibiru - Bandung yang memiliki konsep serupa namun lebih ke nuansa seni adu

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 5


benjang; Kampung Batik Laweyan di Surakarta, serta masih banyak yang
lainnya

Salah satu komponen masyarakat di Propinsi Jawa Barat yang sampai saat
ini masih berupaya untuk melestarikan seni budaya tradisional sunda adalah
komunitas masyarakat pengelola Kampung Seni dan Wisata Manglayang, serta
komunitas masyarakat pengelola Kampung Seni Dangiang Dongdo. Kampung
Seni dan Wisata Manglayang berada di Kawasan Bukit Manglayang, tepatnya di
Kampung Cibolerang, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten
Bandung. Sedangkan Kampung Seni Dangiang Dongdo berada di dekat pusat
kota Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kedua komunitas masyarakat ini dengan
penuh kesadaran mencoba untuk menjaga dan melestarikan beragam seni
budaya Sunda seperti seni tari, musik, serta permainan tradisional dengan
membuat kawasan seni budaya di daerah masing-masing. Walaupun pada
awalnya ide untuk membuat dan mendirikan kampung seni budaya tersebut
berasal dari satu dua orang, namun dalam operasional dan pelaksanaan beragam
kegiatan seni budaya di kedua tempat tersebut selalu melibatkan peran aktif dari
masyarakat sekitar. Sehingga, masyarakat di sekitar kawasan Kampung Seni dan
Wisata Manglayang maupun masyarakat di sekitar kawasan Kampung Seni
Dangiang Dongdo menjadi berdaya guna baik secara ekonomi, sosial, maupun
budaya.

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 6


Foto-foto Dokumentasi Upaya Pelestarian Seni Budaya Sunda

di Kampung Seni dan Wisata Manglayang, Cibolerang, Cinunuk, Bandung

Gambar 1

(Tetabuhan Lesung – Alat Untuk Menumbuk Padi)

Gambar 2

(Alat Musih Tabuh Dari Bambu)

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 7


Gambar 3

(Alat Musik Gendang – Ditabuh Berirama dengan Alat Musik Tabuh dari Bambu)

Gambar 4, 5& 6

(Pementasan Seni Adu Benjang – Beladiri Dibarengi Seni Gamelan di Manglayang)

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 8


Gambar 7

(Pengunjung di Depan Hasil Seni Ukir/Pahat Sunda - Wayang Golek, Topeng)

Gambar 8

(Mencoba Egrang – Permainan Tradisional)

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 9


Foto-foto Dokumentasi Upaya Pelestarian Seni Budaya Sunda

di Kampung Seni Dangiang Dongdo, Kab. Subang

Gambar 9

(Alat Pertanian Tradisional Sunda)

Gambar 10

(Tetabuhan Lesung – Alat Untuk Menumbuk Padi dan Gasing)

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 10


Gambar 11

(Pengunjung di depan Alat Perlengkapan Seni Sisingaan)

Penutup

Indonesia berkepentingan untuk menjaga dan melestarikan beragam seni


budaya tradisional supaya dapat terus dinikmati oleh generasi berikutnya. Untuk
itu diperlukan adanya serangkaian kebijakan yang terencana, komprehensif, dan
terintegrasi dari pemerintah pusat maupun daerah untuk melindungi seni budaya
tradisional ini dari ancaman kepunahan dan klaim sepihak dari negara lain.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pendataan,
inventarisasi, dan pendokumentasian beragam seni budaya yang terdapat di tiap-
tiap daerah seawal mungkin sebelum seni budaya yang masih ada tersebut punah
atau tidak dikenali lagi oleh masyarakatnya. Penerapan negative protection ini
membutuhkan kesiapan perangkat pendukung berupa database yang memadai
dan kebijakan dokumentasi budaya yang baik yang merupakan salah satu bagian
dalam pelaksanaan manajemen aset budaya.

Keterlibatan masyarakat dan komunitas-komunitas yang concern dalam


pelestarian seni budaya mutlak diperlukan. Perlu perubahan cara pandang dalam
upaya pelestarian seni dan budaya. Pemerintah bukan lagi satu-satunya pihak
yang berkepentingan dan berkewajiban untuk melestarikan seni budaya
tradisional. Pemerintah pusat maupun daerah seyogyanya melibatkan dan

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 11


menggandeng masyarakat setempat dalam upaya pelestarian seni budaya dan
pengembangan wisata budaya. Pemerintah seyogyanya memberikan kesempatan
yang sama kepada masyarakat dan komunitas seni budaya setempat untuk
berpartisipasi dalam pengelolaan dan pengembangan wisata budaya. Dengan
demikian masyarakat setempat tidak saja dapat meningkatkan kesejahteraannya,
namun masyarakat secara tidak langsung juga dilibatkan dalam upaya
pelestarian seni budaya.

Salah satu bentuk dukungan dari pemerintah terhadap berbagai komunitas


seni budaya yang tersebar di beberapa daerah dapat dilakukan dengan cara
melibatkan mereka dalam pendataan, inventarisasi, dan pendokumentasian seni
budaya tradisional. Peran serta komunitas dalam kegiatan inventarisasi ini sudah
terbukti dengan upaya yang sudah mereka lakukan selama ini. Pengelolaan
Kampung Seni dan Wisata di Manglayang dan Subang misalnya, secara nyata
sudah menerapkan pendataan, inventarisasi, dan dokumentasi budaya dari
masyarakat setempat dengan lingkup yang terbatas. Namun tidak menutup
kemungkinan apabila melibatkan mereka dalam kegiatan serupa dengan lingkup
yang lebih luas lagi.

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 12


Daftar Pustaka

Ihromi, T.O. [editor]. 1996. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.

-------. 1992. Warisan Dunia: Risalah Pertemuan Diskusi Panel Nasional dan
Pameran Warisan Dunia, Jakarta 13 – 20 April 1992 dan Regional
Wokshop on World Heritage Convention, Jakarta 15 – 16 April 1992,
Yogyakarta 17 April 1992. Jakarta: Kantor Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat bekerjasama dengan UNESCO.

Trimo, Soejono. 1987. Pengantar Ilmu Dokumentasi. Bandung: Remadja


Karya.

Trimo, Soejono. 1987. Dari Dokumentasi ke Sistem Informasi Manajemen.


Bandung: Remadja Karya.

Sumber Lain (cetak dan website):

Oegroseno, Arif Havas. Salah Kaprah Paten Budaya. (Kompas, 8 Oktober


2009 p.6).
Prahatmaja, Nurmaya. Pengembaraan di Manglayang. Artikel di
http://pradhabasu.wordpress.com/2008/06/02/pengembaraan-di-
manglayang/

Purba, Achmad Zen Umar. Tari Pendet dan Pengelolaan Aset. Rubrik
Opini Kompas. (Kompas, Selasa 1September 2009).

Karya Seni: 350 Kesenian Tradisional Akan Dipatenkan. Rubrik Humaniora.


(Kompas, Selasa, 1 September 2009)

Pengembangan Budaya Tergantung Daerah: Belum Ada Langkah


Terintegrasi. Rubrik Humaniora. (Kompas, Rabu, 2 September 2009)

Kampoeng Batik Laweyan: Memandu Wisatawan di Perempatan Jalan.


(Kompas, Senin, 31 Agustus 2009)

Kesenian Daerah: 52 Ragam Kesenian Tradisional Nyaris Punah. (Kompas,


Senin, 31 Agustus 2009)

Baru separuh Didaftarkan: Disparbud Dokumentasikan Seni Tradisi Jabar.


Rubrik Humaniora. (Kompas, Jumat, 28 Agustus 2009).

Seni Budaya NTB: 58 seni Tradisi Belum Dapat Hak Cipta Karena Dana.
(Kompas, Jumat, 8 September 2009 p.12).

SKIM XI, Nopember 2009 – Nurmaya Prahatmaja Page 13

Anda mungkin juga menyukai