SAMBUTAN
MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA
aya
selaku
Menteri
Kebudayaan & Pariwisata
Republik Indonesia mendukung
& menyambut baik inisiatif
UNESCO & Program Vokasi
Pariwisata Universitas Indonesia
yang telah menerbitan buklet
berjudul: Pariwisata Pusaka, Masa
Depan bagi kita, Alam, dan Warisan Budaya Bersama.
Pemilihan tema pariwisata pusaka di Provinsi Nusa
Tenggara Timur yang ditampilkan dalam buklet
ini sudah sejalan dengan kebijakan Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata untuk mempromosikan
pariwisata Indonesia.
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu
destinasi unggulan berdasarkan Peraturan Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.37/UM.001/
MKP/07 tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi
Pariwisata Unggulan. Kriteria destinasi wisata unggulan
yang dimaksud oleh PerMen tersebut adalah:
a. Ketersediaan sumber daya dan daya tarik
wisata;
b. Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum;
c. Aksesibilitas;
d. Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat;
e. Potensi pasar; dan
f. Posisi strategis pariwisata dalam
pembangunan daerah;
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
DAFTAR ISI
Pendahuluan
12
17
19
24
Rujukan
26
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Pendahuluan
ariwisata adalah industri yang paling besar di dunia saat ini bila dilihat
dari jumlah orang yang terlibat maupun uang yang beredar di dalamnya.
Bersama-sama dengan sektor pertanian dan industri manufaktur, pariwisata
adalah ujung tombak perekonomian dunia.
Industri pariwisata terbentuk dari 7 unsur yaitu:
1.
Informasi wisata
2.
Biro Perjalanan
3.
Transportasi
4.
Aksesibilitas
5.
Destinasi Wisata
6.
Atraksi Wisata
7.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Pariwisata Pusaka atau heritage tourism biasanya disebut juga dengan pariwisata
pusaka budaya (cultural and heritage tourism atau cultural heritage tourism) atau
lebih spesik disebut dengan pariwisata pusaka budaya dan alam.
Pusaka adalah segala sesuatu (baik yang bersifat materi maupun non materi)
yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang ingin kita
jaga keberadaan dan keberlangsungannya. Dalam undang-undang negara kita,
pusaka yang bersifat material disebut sebagai Benda Cagar Budaya.
Pada pasal 1 UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya
mendenisikan Benda Cagar Budaya sebagai :
1.
2.
Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan.
Jadi yang dimaksud dengan pusaka bisa berupa hasil kebudayaan manusia
maupun alam beserta isinya.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Mengapa
Pariwisata Pusaka?
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Namun sayangnya, sebagian besar daerah tujuan wisata saat ini berkembang
ke arah yang membuat satu sama lain semakin mirip. Atraksi-atraksi yang
ditawarkan, bentuk pelayanan yang seragam, pengalaman yang diperoleh dan
bahkan cindera mata yang dibawa pulang hampir tidak bisa dibedakan lagi.
Kondisi semacam ini dianggap membosankan oleh sebagian besar wisatawan
yang menghendaki pengalaman yang berbeda, spesik dan otentik/asli dari
berbagai tujuan wisata yang didatanginya. Dengan kata lain, tren wisata dunia
berkembang dari pariwisata yang bersifat massal/umum ke pariwisata yang
bersifat alternatif/khusus.
Di sisi lain, masyarakat di berbagai tempat mulai resah dengan kondisi
memudarnya berbagai praktek budaya lokal (adat istiadat hingga berbagai
kesenian dan kerajinan lokal) serta semakin rusaknya kondisi alam. Hal ini
disebabkan oleh adanya persinggungan dengan budaya luar dan anggapan bahwa
budaya sendiri sudah kuno dan tidak menarik. Pemanfaatan sumberdaya alam
kian meningkat untuk memenuhi kebutuhan manusia juga telah menyebabkan
lingkungan alam menjadi semakin rusak. Di tengah kondisi semacam inilah
diperlukan sebuah alternatif usaha yang bisa memberikan keuntungan ekonomi
sekaligus menjaga martabat dan keberadaan budaya lokal serta melindungi
lingkungan alam.
Pariwisata pusaka merupakan bentuk pariwisata yang menyatukan kegiatan
pendidikan, wisata, pelestarian budaya maupun alam dan aktitas ekonomi.
Karena budaya lokal dalam konteks aslinya adalah atraksi utama, maka keresahan
akan pudarnya budaya lokal bisa diatasi. Demikian pula dengan kelestarian
lingkungan alam. Alam tidak perlu lagi dieksploitasi untuk menghasilkan
uang akan tetapi justru akan menghasilkan uang dengan cara dipertahankan
kelestariannya.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Internasional
Menurut Departemen Perdagangan Amerika, pada tahun 2004, terdapat lebih dari 10,6 juta wisatawan yang melakukan
kunjungan antar negara dan berpartisipasi dalam kegiatan wisata pusaka selama mereka berada di negara tujuan wisata.
Lima negara yang wisatawannya paling banyak melakukan kegiatan wisata jenis ini adalah Inggris, Jepang, Jerman, Perancis
dan Australia.
Wisatawan pusaka-budaya mancanegara yang berkunjung ke suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) rata-rata
menghabiskan lebih dari 19 hari (sementara rata-rata lama berkunjung wistawan mancanegara adalah 16 hari)
Lebih dari 72% berkunjung untuk tujuan bersenang-senang/berlibur (sementara hanya 62% wistawan
mancanegara melakukannya untuk tujuan yang sama)
41% wisatawan jenis ini menyatakan keinginan mereka untuk mengunjungi lebih dari satu negara
(hanya 30% pada wisatawan mancanegara lainnya).
(Sumber: Departemen Perdagangan Amerika, 2005)
Di Amerika Serikat
81% dari total 146,4 juta orang dewasa yang melakukan perjalanan wisata di Amerika adalah mereka yang melakukan
kegiatan pariwisata pusaka. Jika dibandingkan dengan tipe wisatawan umum, wisatawan tipe ini:
(Sumber: Asosiasi Industri Perjalanan Amerika dan Majalah Smithsonian The Historic/Cultural Traveler,edisi tahun 2003)
Di Indonesia
Meski data wisatawan yang berhubungan dengan pariwisata pusaka di Indonesia tidak tersedia, akan tetapi jumlah
pengunjung lokasi-lokasi wisata yang menawarkan warisan budaya kita seperti, Istana Tampak Siring di Bali, Istana Yogyakarta
serta bangunan candi seperti Borobudur dan Prambanan terus mengalami peningkatan. Tahun 2006 jumlah wisatawan
yang berkunjung ke lokasi-lokasi tersebut hanya 1.923.073, sementara tahun 2007 (hingga bulan Mei saja) telah mencapai
2.051.736. Taman Nasional Komodo (sebagai salah satu warisan alam yang penting), jumlah pengunjungnya hampir mencapai
30.000 orang setiap tahunnya.
Meskipun tidak ada data statistik yang mendukung akan tetapi, jumlah kunjungan wisatawan (nusantara maupun mancanegara)
ke daerah-daerah di Indonesia yang menawarkan keanekaragaman budaya dan bentang alam dipercaya terus mengalami
peningkatan.
(Sumber: Buku Saku Statistik Kebudayaan dan Pariwisata, 2007)
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
(Walker, 1996):
1. Ekonomi
Tersedianya kesempatan kerja;
Keragaman lapangan pekerjaan;
Peningkatan pendapatan penduduk maupun daerah;
2. Fisik
Mempertahankan bangunan bersejarah dan pusaka budaya/alam;
Peningkatan infrastruktur;
Meningkatnya upaya-upaya konservasi ora/fauna dan ekosistemnya;
3. Sosial
Semakin dikenalnya masyarakat di daerah tujuan wisata;
Meningkatnya upaya-upaya menjaga nilai-nilai budaya setempat;
Meningkatnya kebanggaan warga; meningkatnya kesempatan akan
pendidikan yang lebih tinggi;
Membantu warga untuk lebih memahami diri sendiri (siapa mereka,
di mana mereka berada serta apa keunikan mereka);
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Bagaimana Mengembangkan
Pariwisata Pusaka
elajar dari hal-hal yang dilakukan oleh beberapa negara maju di Eropa
dan Amerika, terdapat beberapa kondisi yang harus dipersiapkan jika ingin
memastikan keberhasilan pariwisata pusaka yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Komitmen untuk memberikan pengalaman yang asli/otentik melalui interaksi dan keterlibatan langsung warga masyarakat.
7.
8.
9.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
TAHAPAN-TAHAPAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA PUSAKA
Secara umum, Erickson (2001) menyatakan bahwa terdapat 6 tahapan
pengembangan program. Tahapan ini dilakukan untuk destinasi yang belum
teridentikasi obyek dan daya tarik wisatanya. Langkah-langkah tersebut
adalah:
1.
Identikasi sumberdaya;
2.
3.
4.
Pengembangan produk;
5.
6.
Penelitian;
10
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Keindahan pemandangan yang dapat dilihat saat trekking di hutan lindung Todo, Kabupaten Manggarai
(Foto: UNESCO/National Geographic Indonesia-Dwi Oblo)
12
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
1.
2.
3.
4.
5.
Sebagai tahap permulaan kita bisa memulai kegiatan dengan mengacu pada
apa yang telah dibuat oleh Walker & Brooks (1999). Buku manual yang dibuat
oleh keduanya telah dilengkapi dengan berbagai daftar pertanyaan yang
akan membantu kita menemukan apa yang harus kita lakukan pada berbagai
tahapan kegiatan. Namun demikian, manual tersebut harus diikuti secara hatihati karena konteks pembuatannya sangat tergantung pada kondisi daerah dan
masyarakat kita.
Namun demikian, terdapat pra-kondisi yang harus disiapkan sebelum
melakukan berbagai tahapan di atas, yaitu timbulnya kesadaran bahwa kegiatan
pariwisata hanya dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak dengan
posisi yang setara.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
15
Apa yang telah dilakukan daerah lain terkait pariwisata pusaka alam dan/atau
budaya?
16
1.
Lembaga Pariwisata Tangkahan di Taman Nasional Gunung Leuser. Lembaga Pariwisata Tangkahan
(LPT) didirikan dengan inisiatif dari sekelompok orang yang semula menebang kayu secara
tidak sah di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Sumatera Utara. Kelompok masyarakat
ini menyadari perbuatan mereka dan kemudian membentuk kelompok (LPT) untuk mengatur
kegiatan pariwisata di wilayah mereka. LPT memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat,
pemerintah setempat dan pengelola TNGL dengan membawa bendera pelestarian lingkungan.
Kelompok ini mengembangkan paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan. Paket wisata
tersebut berupa trekking di hutan, berperahu karet di sungai, menjelajah goa, patroli dengan
gajah di hutan dan memandikan gajah. Paket wisata ini termasuk menginap, jasa pemanduan,
dan makan.
2.
Wisata kota tua di Jakarta. Komunitas Peduli Sejarah dan Budaya Indonesia mengadakan kegiatan
Wisata Kota Tua yang dilakukan pada akhir pekan. Peserta berkumpul di depan Museum Bank
Mandiri yang memanfaatkan gedung tua. Wisata kota tua tersebut terdiri dari berjalan-jalan
mengunjungi tempat-tempat yang menjadi bagian sejarah Kota Jakarta yaitu Museum Bank
Mandiri, Museum Bank Indonesia, Chartered Bank, Toko Merah, Jembatan Kota Intan, Cafe
Galangan, Gudang Kayu VOC, Museum Bahari, Pelabuhan Sunda Kalapa, Menara Syahbandar,
Jalan Tongkol, Cipta Niaga, Dasaad Musin Concern, Taman Fatahillah, PT Pos Indonesia,
Museum Sejarah Jakarta, serta Escompto Bank. Seorang pemandu wisata menemani peserta
untuk menerangkan cerita dibalik tempat-tempat tersebut.
3.
Revitalisasi budaya di Nias Selatan melalui pariwisata. Yayasan Ragi Buana, sebuah lembaga
swadaya masyarakat bekerja sama dengan kelompok ibu-ibu, para pemuda, dan kelompok
adat di Kampung Onohondro dan Hilinawalo Fau di Nias Selatan, Sumatra Utara untuk
menghidupkan kembali kebudayaan mereka. Kegiatan dilakukan melalui membentuk paket
wisata budaya dan alam di Nias Selatan. Bersama kelompok ibu-ibu yang mengatur makanan
untuk wisatawan yang berkunjung, pemandu yang merupakan para pemuda dari kampung
tersebut, membentuk paket wisata yang terdiri dari kunjungan ke dua kampung tersebut untuk
melihat rumah adat, serta arsitektur asli Nias Selatan yang masih bertahan hingga saat ini,
menyaksikan lompat batu, pertunjukan budaya seperti tari perang, proses pembuatan kerajinan
dan trekking di sepanjang aliran sungai yang menghubungkan kedua kampung tersebut.Yayasan
ini juga menggagas kerjasama dengan para ibu dan pemuda kampung untuk membuat baju dan
aksesoris pelengkap pertunjukan budaya secara swadaya.
4.
Menjelajahi keindahan hutan Todo dan Kampung Waerebo. Untuk menuju Kampung Waerebo,
Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur perjalanan harus ditempuh dengan berjalan
kaki melintasi hutan lindung Todo yang sangat indah. Para pemuda di Waerebo akhirnya
bersepakat agar perjalanan para tamu yang datang dari berbagai negara di dunia ke kampung
mereka dapat difasilitasi dengan baik. Penduduk kampung menyambut tamu dengan acara
adat, para ibu memasak untuk setiap tamu yang datang, para lelaki di kampung tersebut juga
melakukan pertunjukan seni tanpa diminta dan mengharapkan imbalan. Penduduk Kampung
Waerebo juga secara swadaya bekerja memperbaiki jalan menuju kampung mereka agar aman
bagi pengunjung.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
17
Kopi Flores terkenal akan cita rasanya yang khas dan nikmat, salah satu hasil bumi masyarakat Flores yang
disuguhkan pada tamu, seperti di Waerebo, Kabupaten Manggarai.
(Foto: UNESCO/National Geographic Indonesia-Dwi Oblo)
24
18
WISATA
PUSAKA:MASA
MASA DEPAN
DEPAN BAGI
KITA,
ALAMALAM
DAN WARISAN
BUDAYA BERSAMA
PARIWISATA
PUSAKA:
BAGI
KITA,
DAN WARISAN
BUDAYA BERSAMA
rovinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi pusaka budaya dan
alam yang banyak dan unik. Seluruh dunia telah mengenal Pulau Komodo
yang masuk ke dalam Natural World Heritage. Selain itu, ada juga danau tiga
warna (Kelimutu) yang bisa berubah-ubah warna. Keanekaragaman budaya baik
yang bersifat sik (tangible) maupun non-sik (non-tangible) yang hingga kini
masih ada dan terus dipraktekkan oleh penduduk merupakan potensi atraksi
wisata yang menarik. Jumlah yang banyak serta sifatnya yang unik jika telah
didata dan kategorikan berdasarkan satuan-satuan geogra dimasa yang akan
datang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan masyarakat dan daerah.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
19
Hutan Mbeliling
Foto: UNESCO/National Geographic Indonesia-Dwi Oblo
20
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
4. Caci
Caci
Foto: UNESCO/National Geographic Indonesia-Dwi Oblo
6. Lodokh (sawah
jaring laba-laba)
berbentuk
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
21
Danau Kelimutu
Foto: Meutia Farida Hatta Swasono
Kuburan Raja
Foto: Meutia Farida Hatta Swasono
22
7. Danau Kelimutu
Danau Kelimutu yang terkenal sebagai
Danau Tiga Warna merupakan salah satu
keajaiban alam yang terletak sekitar 66 km
dari Kota Ende. Terletak di kawasan Taman
Nasional Kelimutu dengan ketinggian
berkisar antara 1.500 - 1.731 m dpl. Danau
ini memiliki tiga warna yang selalu berubahubah. Warna danau ini adalah merah, biru
dan putih dengan perbandingan beberapa
macam warna antara lain hijau, hijau muda
dan hitam. Perubahan warna ini diakibatkan
garam besi dan sulfur serta mineral yang
terkandung di dalamnya yang menyebabkan
kawah danau itu berubah setiap waktu,
adanya aktivitas gas vulkanik dan pancaran
sinar matahari.
8. Kuburan Raja
Terletak di daerah Sumba Timur, di
beberapa kampung seperti Prailiu, PauDesa Watu Hadang, Praiyawang &
Rambangaru. Kuburan ini terbuat dari batu
megalitik yang ditutup dengan batu persegi
empat dengan empat tiang yang tingginya
sekitar 1,5 m. Kuburan ini biasanya terletak
di depan rumah raja.
9. Rumah Adat di Sumba Timur
Bentuk atapnya tinggi lancip, didalamnya
tersimpan benda-benda pusaka. Rumah
adat ini terbagi dalam 2 bagian, bagian lakilaki dan bagian perempuan. Sekeliling rumah
adat ini terdapat kuburan megalitik yang
menarik. Rumah adat ini dapat dilihat di
Kampung Wunga-Kecamatan Haharu dari
kota Waingapu yang merupakan Kampung
Pertama dan Tertua di Sumba Timur.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Kondisi alam NTT bersifat unik secara ekologi dan biogeogra karena terdiri
dari gugusan pulau-pulau beraneka ukuran, sehingga rentan terhadap perubahan
lingkungan. Di sisi lain, dengan kondisi alam tersebut justru melahirkan
keanekaragaman budaya lokal yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Dengan
keunikan alam dan keanekaragaman budaya lokal di NTT tersebut, pengembangan
pariwisata pusaka merupakan salah satu cara untuk mencapai target Tujuan
Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs). Terutama tujuan
1 dan 7 yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, serta; memastikan
kelestarian lingkungan hidup.
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
23
2. Fisik
a.
b.
c.
3. Sosial
a.
b.
c.
d.
24
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
Komodo sang fosil hidup yang menjadikan NTT terkenal di seluruh dunia
(Foto: UNESCO Ofce, Jakarta)
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
25
RUJUKAN
U.S. Department of Commerce and the Presidents Committee on the Arts
and the Humanities
2005
A Position Paper on: CULTURAL & Heritage Tourism in The United States.
Position paper was developed by the U.S. Department of Commerce and
the Presidents Committee on the Arts and the Humanities for the 2005
U.S. Cultural & Heritage Tourism Summit.
Hargrove, Cheryl M.
2002
Erickson, Valerie A.
2001
1999
NWHO
McManus, Ruth
1997
26
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
RUJUKAN
McKercher, Bob and Pamela S.Y. Ho
2006
2001
NN
Silver, Christopher
2007
Issues Paper, National Tourism and Heritage Taskforce for the Environment
Protection and Heritage Council
Going Places. Developing natural and cultural heritage tourism in Australia.
2008
Kompas
PARIWISATA PUSAKA: MASA DEPAN BAGI KITA, ALAM DAN WARISAN BUDAYA BERSAMA
27