.id
. go
ps
b.b
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
Badung, 2011
.id
go
.
NERACA SATELIT PARIWISATA DAERAH
ps
.b
(NESPARDA) KABUPATEN BADUNG
b
ka
TAHUN 2010
ng
du
ba
://
tp
ht
NERACA SATELIT PARIWISATA DAERAH
(NESPARDA) KABUPATEN BADUNG
TAHUN 2010
ISBN :-
No. Publikasi : 51035.11.03
Katalog BPS : 8401007.5103
.id
Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm
go
Jumlah Halaman : 87 + v halaman
.
ps
b .b
Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan
ka
Analisis Statistik
ng
du
Analisis Statistik
://
tp
ht
Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung
Jln. Mulawarman No. 11, Telp (0361) 437519, Fax (0361) 411887,
Denpasar 80111
E-mail : bps5103@bps.go.id
“Om, Swastyastu”
.id
wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegera serta biaya
go
promosi dan investasi terhadap perekonomian Kabupaten Badung.
.
Gambaran dampak yang disajikan ini nantinya diharapkan dapat
ps
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan pembangunan,
pengembangan wilayah dan .b
mengantisipasi
b
pembangunan
kepariwisataan kedepan, dalam kerangka strategi dan kebijakan
ka
“Om, Swastyastu”
.id
(Nesparda) merupakan alat untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan
go
oleh kegiatan pariwisata terhadap perekonomian secara keseluruhan.
.
Dengan demikian maka isu yang akan dibahas lebih lanjut dalam
ps
perangkat ini adalah yang berkaitan dengan besarnya dampak yang
.b
ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap output, Nilai Tambah
b
Bruto (NTB), Upah/Gaji, Pajak Tak Langsung dan tenaga kerja.
ka
Penelitian ini hanya mencakup data selama satu titik yaitu tahun 2010,
dimana pada tahun tersebut perangkat data I-O juga tersedia.
Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
dan penerbitan publikasi ini, disampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 2
1.2. Permasalahan ............................................................................ 6
1.3. Tujuan ........................................................................................... 6
.id
1.4. Ruang Lingkup .......................................................................... 7
1.5. Metodologi ................................................................................... 7
. go
BAB II PEMAHAMAN PENYUSUNAN DAN SUMBER DATA
ps
NESPARDA b .b
2.1. Pengertian Umum ................................................................... 10
2.2. Pemahaman Supply dan Demand ..................................... 12
ka
DAFTAR PUSTAKA
TABEL-TABEL LAMPIRAN
.id
. go
ps
b .b
BAB I
PENDAHULUAN
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
.id
dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling
go
pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri teknologi dan
.
ps
informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi prime mover
.b
perekonomian abad 21. Organisasi pariwisata dunia, dalam hal ini
b
UNWTO memperkirakan pada tahun 2020 international tourist
ka
.id
dampak multiplier dari pariwisata sungguh tak terbilang.
go
Terkait perkembangan pariwisata yang ada di Kabupaten
.
ps
Badung melalui upaya promosi, peningkatan pelayanan, dan
.b
membaiknya situasi keamanan, walaupun sempat diterpa krisis
b
ekonomi global yang banyak dialami negara-negara Eropa, statistik
ka
.id
Namun sesungguhnya nilai ekonomi dari kegiatan pariwisata tidak
go
hanya dinikmati oleh suatu sektor tersendiri, tapi juga dinikmati
.
ps
oleh berbagai sektor. Sebagai contoh, seorang wisatawan membeli
.b
sebuah cinderamata, maka yang akan menikmati rantai dari
b
pembelian tersebut adalah penjual, pembuat cinderamata,
ka
.id
dilakukan secara terpisah-pisah, diharapkan pada masa mendatang
go
menjadi kajian yang lebih menyeluruh dan konsisten dengan
.
ps
diterapkannya metode Nesparda yang dilakukan
berkesinambungan.
b .b
Penerapan metode Nesparda ini merupakan kegiatan
ka
dan kegiatan yang terkait pariwisata secara lengkap, baik dari sisi
du
1.2. Permasalahan
Permasalahan pokok dalam menjawab tantangan di atas
adalah bagaimana menyusun dan membentuk sistem dan kerangka
informasi kuantitatif kepariwisataan Kabupaten Badung yang
akurat, handal, konsisten, dan komprehensif, mencakup aspek
.id
mikro dan makro ekonomi, serta akomodatif terhadap
go
rekomendasi Badan-Badan Dunia (UNWTO, WTTC).
.
ps
Dalam perumusan masalah di atas, sub masalah yang
.b
diangkat dalam tahapan kegiatan saat ini, yang merupakan
b
kelanjutan dan melengkapi kegiatan tahun sebelumnya adalah
ka
1.3. Tujuan
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menyusun Nesparda
dan mempertajam data-data pokok yang akan digunakan dalam
menyusun tabel-tabel dalam Nesparda. Nesparda disusun dalam
bentuk set data kuantitatif dan kualitatif yang berfungsi sebagai
kerangka dasar pengembangan subsistem informasi untuk melihat
kegiatan kepariwisataan dalam dimensi sektor ekonomi dan
wilayah. Nesparda disusun dengan tujuan untuk melihat peranan
atau sumbangan pariwisata terhadap perekonomian Badung. Dari
hasil tersebut diharapkan dapat dibuat kebijakan yang tepat dan
terarah.
.id
untuk pariwisata dalam rangka penyusunan Nesparda dan
go
membuat tabel-tabel yang sesuai dengan rekomendasi yang
.
ps
ada, meliputi dua hal; pertama, data tenaga kerja dari
.b
kegiatan dunia usaha yang terkait dengan kegiatan
b
pariwisata, kedua data pengeluaran dunia usaha untuk
ka
pariwisata.
ng
du
1.5. Metodologi
ba
.id
tersebut diklasifikasikan kembali mengikuti klasifikasi
go
sektor I-O dan mengalikannya dengan koefisien
.
ps
multiplier Leontief untuk memperoleh dampaknya.
b .b
B. Metodologi Pengumpulan Data Pengeluaran Dunia Usaha
ka
.id
. go
ps
BAB II b .b
PEMAHAMAN, PENYUSUNAN
ka
ng
NESPARDA
ba
://
tp
ht
.id
neraca dan matriks.
go
Nesparda menggambarkan semua kegiatan dan transaksi
.
ps
ekonomi yang berhubungan dengan barang-barang dan jasa
.b
pariwisata, baik sisi produksi (supply) maupun sisi permintaan
b
(demand). Sebagai suatu sistem data yang komprehensif, cakupan
ka
.id
Hubungan tersebut merupakan interaksi antara pelaku pariwisata
go
dengan produsen pariwisata, dan antar produsen pariwisata itu
.
ps
sendiri. Beberapa analisis akan diturunkan dari perangkat tersebut,
.b
diantaranya analisis tentang nilai tambah yang diturunkan ataupun
b
analisis tentang dampak pariwisata terhadap kegiatan ekonomi di
ka
sektor riil.
ng
.id
disajikan dalam bentuk matriks tersebut juga akan menghitung
go
dampak kegiatan pariwisata terhadap tatanan ekonomi, khususnya
.
ps
yang berkaitan dengan kegiatan di sektor riil (multiplier effect).
.b
Oleh sebab itu untuk lebih memahami pengertian Nesparda,
b
disini difokuskan pada kegiatan produksi pariwisata yang
ka
.id
baik sehingga wisatawan dapat menikmati layanan yang agak
go
berbeda, bahkan jika dilihat dari segi biaya juga bisa lebih murah.
.
ps
Dari sisi penyediaan produk jasa pariwisata, terdapat
.b
berbagai aktivitas seperti hotel, restoran, transportasi, agen
b
perjalanan, rekreasi dan hiburan, objek wisata, serta kegiatan
ka
PARIWISATA
PERMINTAAN PENAWARAN
Investasi dan
Konsumsi Barang dan Jasa
Pengembangan Barang Modal
.id
Pariwisata yang dikonsumsi
Pariwisata
. go
ps
Pengeluaran Hotel dan Industri
Wisman
Pembentukan
Modal
b .b Restoran mesin, alat
transpor dan
ka
peralatan
ng
Bangunan/
kontsruksi
ba
Biro
Perjalanan
://
tp
ht
Rekreasi dan
Hiburan
Souvenir
Kesehatan
dan Jasa
Lainnya
Produk Industri
bukan makanan
Produk
Pertanian
.id
yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan
go
barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu,
.
ps
mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah
.b
satu orang yang bertanggung jawab.
b
Untuk kepentingan analisis, telah disusun Klasifikasi
ka
.id
perjalanan ke luar wilayah.
go
Dengan demikian maka konsep dan definisi wisatawan
.
ps
apabila dilihat dari sisi permintaan adalah sebagai
berikut:
b .b
Wisatawan nusantara
ka
.id
wisatawan mancanegara adalah setiap orang yang
go
mengunjungi suatu negara di luar tempat tinggalnya,
.
ps
didorong oleh satu atau beberapa keperluan tanpa
.b
bermaksud memperoleh penghasilan di tempat yang
b
dikunjungi. Wisman pada dasarnya dibagi dalam dua
ka
golongan:
ng
.id
go
2.3. Penyusunan Pengeluaran Terkait Pariwisata
.
ps
Dalam menyusun Nesparda dibutuhkan berbagai jenis data
.b
baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan sektor
b
pariwisata maupun data makro. Jenis data dalam Nesparda pada
ka
.id
untuk:
go
1) Akomodasi
.
ps
2) Makan dan minum
.b
3) Angkutan, baik angkutan darat, angkutan air, maupun
b
angkutan udara
ka
4) Paket perjalanan
ng
5) Pemandu wisata
du
9) Lain-lain
.id
dengan pendekatan rumahtangga melalui Survei Sosial
go
Ekonomi Daerah (Susenas) dengan metode sampel. Adapun
.
ps
rincian tentang pengeluaran yang ditanyakan mencakup
biaya-biaya untuk:
b .b
1) Akomodasi
ka
angkutan udara
ba
4) Paket perjalanan
://
5) Pemandu wisata
tp
ht
.id
semua WNA yang datang ke Indonesia adalah wisman,
go
karena WNA yang telah tinggal di Indonesia lebih dari 1
.
ps
(satu) tahun sudah tercatat sebagai penduduk Indonesia.
.b
Sehingga apabila mereka ingin pergi ke negara asal mereka
b
kemudian kembali lagi ke Indonesia, mereka tidak dicatat
ka
.id
melalui wisman, tidak hanya jumlah wismannya saja, namun
go
juga diperlukan rata-rata pengeluaran mereka selama di
.
ps
Indonesia. Untuk mendapatkan rata-rata pengeluaran ini
.b
diperoleh dari hasil Passenger Exit Survey (PES) yang
b
dilakukan oleh Kemenbudpar.
ka
.id
keberlangsungan pembangunan ekonomi suatu negara. Dari
go
informasi yang tersedia menunjukkan bahwa tren investasi
.
ps
menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu, sejalan
.b
dengan pembangunan yang dilaksanakan di berbagai bidang.
b
Dari studi empiris yang dilakukan di berbagai negara
ka
.id
(hotel, kantor, tempat hiburan dan sebagainya),
go
pembangunan infrastruktur, pembelian mesin, kendaraan
.
ps
dan barang modal lainnya, termasuk juga perbaikan besar
.b
yang dilakukan guna meningkatkan kapasitas barang modal
b
atau memperpanjang umur pemakaian barang modal
ka
tersebut.
ng
.id
dan sebagainya merupakan jenis barang modal terbesar
go
kedua yang dibentuk oleh swasta Jenis barang modal alat
.
ps
angkutan serta bangunan restoran dan sejenisnya
b .b
menempati urutan ketiga dan keempat. Pemerintah baik
pusat maupun daerah melakukan PMTB terbesar pada jenis
ka
bangunan lainnya.
.id
Pengeluaran pemerintah (current expenditure) dalam
go
promosi dan pembinaan pariwisata adalah cerminan dari
.
ps
pelaksanaan sebagian besar anggaran rutin yang berasal dari
.b
APBN maupun APBD yang dilakukan oleh pemerintah pusat
b
maupun daerah, termasuk di dalamnya kegiatan yang
ka
.id
. go
ps
b .b
BAB III
METODOLOGI
ka
ng
PENGHITUNGAN
du
ba
://
tp
ht
.id
Teori ekonomi makro menyatakan bahwa jika terjadi perubahan
go
permintaan, maka output dan variabel ekonomi lainnya dari setiap sektor
.
ps
penyedia juga akan mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi melalui
.b
pengaruh langsung dan tidak langsung permintaan pada seluruh sektor
b
penyedia. Jadi tambahan permintaan akan menghasilkan tambahan
ka
output yang lebih besar dari jumlah permintaan itu sendiri. Lebih
ng
.id
waktu tertentu. Keterkaitan itu tergambarkan oleh besarnya input
go
yang digunakan dalam proses produksi. Dengan menggunakan
.
ps
Tabel I-O dapat dilihat bagaimana output dari suatu sektor
.b
ekonomi didistribusikan ke sektor-sektor lainnya dan bagaimana
b
pula suatu sektor memperoleh input yang diperlukan dari sektor-
ka
sektor lainnya.
ng
dasar, yaitu:
ht
.id
Tabel 3.1.
go
Tabel Input – Output
Sistem Perekonomian dengan Tiga Sektor Produksi
.
ps
b .b
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
tabel tersebut memiliki makna ganda. Angka dari suatu sel pada
transaksi antara, misalnya x12, jika dilihat menurut baris maka
angka tersebut menunjukkan besarnya output sektor 1 yang
dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara di sektor 2.
Sedangkan jika dilihat menurut kolom, maka x12 menunjukkan
besarnya input yang digunakan oleh sektor 2 yang berasal dari
sektor 1.
Dari gambaran tersebut tampak bahwa penyusunan angka-
angka dalam bentuk matriks memperlihatkan suatu jalinan yang
.id
saling mengait dari berbagai kegiatan antar sektor. Sebagai
go
ilustrasi dapat diamati proses pengalokasian output pada Tabel 3.1.
.
ps
Output sektor 1 pada tabel tersebut adalah sebesar X1 dan
.b
didistribusikan sepanjang baris sebesar x11, x12, dan x13 masing-
b
masing untuk memenuhi permintaan antara sektor 1, 2 dan 3,
ka
berikut:
dimana:
xij = output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j
Fi = permintaan akhir terhadap sektor i
Xi = jumlah output sektor i
.id
go
Atau dalam persamaan umum dapat ditulis sebagai:
.
ps
b .b
ka
dimana:
ng
Catatan :
1) Dalam penyusunan tabel I-O, pada tahap awal harus dilakukan
terlebih dulu klasifikasi sektor atau pengelompokan barang dan
jasa. Tabel I-O dapat dibuat dengan klasifikasi 19 sektor, 66
sektor, 85 sektor, 175 sektor dan sebagainya sesuai kebutuhan
dan ketersediaan data.
2) Tabel I-O dapat disajikan dalam 4 jenis transaksi yaitu transaksi
atas dasar harga pembeli, transaksi atas dasar produsen,
transaksi total (produksi dalam negeri dan impor), dan transaksi
domestik (produksi dalam negeri saja).
.id
backward linkages).
go
Matriks pengganda dihitung dari matriks koefisien input
.
ps
antara (A) yang dapat diturunkan dari tabel transaksi total atau
.b
tabel transaksi domestik. Sebagai contoh akan digunakan tabel
b
transaksi domestik atas dasar harga produsen.
ka
Tabel 3.2.
ng
Koefisien input antara ( aij ) adalah hasil bagi antara masing masing
komponen input antara ( xij ) dengan jumlah output. Sesuai dengan
prinsip tabel I-O, jumlah output sama dengan jumlah inputnya ( Xj )
maka aij = xij / Xj . Koefisien input antara dari tabel di atas adalah :
Tabel 3.3.
Matriks Koefisien Input Domestik (Ad)
.id
go
Tabel 3.4.
.
Matriks Pengganda ( I - Ad )-1
ps
b .b
ka
ng
du
ba
.id
menghitung porsi output yang terbentuk sebagai dampak
go
dari masing-masing komponen permintaan akhir dan
.
ps
memperkirakan output yang terbentuk sebagai dampak
permintaan akhir
b .byang diproyeksikan. Dengan
mempergunakan matriks pengganda di atas, dapat dihitung
ka
.id
Kedua persamaan di atas yang masih bersifat umum
go
tersebut dapat dirinci lagi menjadi beberapa formula sesuai
.
ps
dengan banyaknya komponen permintaan akhir, yaitu
.b
pengeluaran konsumsi rumah tangga (301), pengeluaran
b
konsumsi pemerintah (302), pembentukan modal tetap
ka
Dengan
XFD = X301 + X302 + X303 + X304 + X(305+306)
X301 = Output yang terbentuk akibat dampak
pengeluaran konsumsi rumah tangga (Fd301)
X302 = Output yang terbentuk akibat dampak
pengeluaran konsumsi pemerintah (Fd302)
.id
dengan asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan
go
tabel I-O, maka hubungan antara NTB dengan output bersifat
.
ps
linear. Artinya kenaikan atau penurunan output akan diikuti
.b
secara proporsional oleh kenaikan dan penurunan NTB.
b
Hubungan tersebut dapat dijabarkan dalam persamaan
ka
berikut:
ng
du
Dengan
ba
V = matriks NTB
://
X = atau
Isian sel-sel diagonal adalah NTB sektor yang
bersangkutan dibagi dengan outputnya, sedangkan sel-sel di
luar diagonal adalah 0. Jadi, bentuk matriks adalah:
Dengan
Tabel 3.5.
Matriks Diagonal Koefisien NTB
.id
V1 = 0,8103 x 255 = 194
go
V2 = 0,5176 x 456 = 236
.
V3 = 0,6179 x 498 = 308
ps
b .b
3. Dampak terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja
ka
yang antara lain berupa upah dan gaji, tunjangan dan bonus.
tp
Dengan
li = Koefisien tenaga kerja sektor i
Li = Jumlah tenaga kerja sektor i
Xi = Output sektor i
.id
sektor tersebut. Hubungan antara tenaga kerja dengan
go
output sebenarnya telah digambarkan dalam rumus
.
ps
penghitungan koefisien tenaga kerja pada persamaan di atas.
.b
Dalam persamaan tersebut koefisien tenaga kerja dihitung
b
dengan rumus li = Li/Xi, sehingga dalam hal ini Li = li Xi. Jika
ka
Dengan:
L = kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi
oleh permintaan akhir
= Matriks diagonal koefisien tenaga kerja
.id
Dalam analisis dampak pariwisata terhadap kinerja ekonomi
go
daerah dan nasional, permintaan akhir menjadi faktor eksogen
.
yang mendorong penciptaan nilai produksi barang dan jasa. Dalam
ps
kaitannya dengan dampak pariwisata, faktor pendorong
.b
(exogenous variable) berupa konsumsi wisatawan mancanegara
b
ka
.id
bertambah mengikuti matriks pengganda sebagai koefisien
go
regresinya. Persamaan di atas menghasilkan nilai output
.
ps
barang dan jasa setiap sektor akibat dari konsumsi
.b
pariwisata. Dapat diketahui dampak output akibat masing-
b
masing komponen konsumsi pariwisata terhadap sektor-
ka
pengembangan pariwisata.
tp
ht
.id
dengan outputnya.
go
i = 1) inbond, 2) outbond, 3) wisnus, 4) investasi
.
ps
pariwisata dan 5) lainnya (pemerintah dan nirlaba).
b .b
Persamaan di atas menunjukkan hubungan searah antara
ka
lainnya.
tp
ht
.id
Hubungan antara tenaga kerja dengan output dinyatakan
go
dalam koefisien tenaga kerja dengan rumus li = Li/Xi,
.
ps
sehingga Li = li Xi.
Lj = Kebutuhan
b .b
tenaga kerja akibat konsumsi
kepariwisataan.
ka
sektor-sektor ekonomi.
.id
. go
ps
b .b
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
.id
. go
ps
b .b
BAB IV
DAMPAK PARIWISATA DAERAH
ka
ng
KABUPATEN BADUNG
du
ba
://
tp
ht
.id
wisata, dan lain-lain yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan
go
pendapatan di sektor lainnya sehingga terjadi arus kegiatan ekonomi di
.
ps
sektor-sektor yang menjadi pendukung kegiatan di sektor lainnya begitu
seterusnya.
b .b
Peningkatan pendapatan di berbagai sektor akan meningkatkan
ka
daerah juga akan meningkat. Oleh karena itu semakin banyak wisatawan
://
.id
3 Angkutan Darat 135.672,39 3,64
go
4 Angkutan K.A. 852,81 0,02
5 Angkutan Air 13.547,87 0,36
.
ps
6 Angkutan Udara 1.761.823,99 47,32
7 Bahan Bakar Pelumas .b 123.649,15 3,32
8 Sewa Kendaraan 29.084,26 0,78
b
ka
.id
Tabel 4.2.
go
Struktur Pengeluaran Wisman ke Kabupaten Badung menurut Jenis
Pengeluaran Tahun 2010
.
ps
(juta rupiah)
No. Rincian Pengeluaran
b .b Jumlah Distribusi
1 Akomodasi 5.570.074,41 42,57
ka
dan minuman mencapai Rp. 941,29 milyar atau 7,19 persen. Ini
memberikan ruang untuk menciptakan wisata baru seperti wisata
“kuliner” sehingga penyerapan pengeluaran wisman dapat dioptimalkan
lagi yang pada akhirnya akan menambah diversifikasi pariwisata di
Badung selain wisata alam.
Selain dari pengeluaran wisnus dan wisman tercatat bahwa
pengeluaran untuk kegiatan pariwisata di Kabupaten Badung juga
dihasilkan oleh kegiatan promosi dan investasi baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun pihak swasta. Pada tahun 2010 tercatat bahwa total
.id
kegiatan promosi untuk pariwisata mencapai Rp. 74,46 milyar sedangkan
go
investasi yang dilakukan sebesar Rp. 369,46 milyar. Melihat beberapa
.
ps
sumber pengeluaran untuk kegiatan industri pariwisata maka total
.b
pengeluaran wisata tahun 2010 di Kabupaten Badung mencapai
b
Rp. 17,25 trilyun. Suatu “kue” ekonomi yang cukup potensial untuk terus
ka
ditingkatkan.
ng
sektor maka terlihat bahwa sektor hotel memiliki porsi yang paling besar
://
yaitu mencapai 37,35 persen diikuti oleh sektor angkutan udara sebesar
tp
ht
Tabel 4.3.
Struktur Konsumsi Wisatawan, Promosi dan Investasi Pariwisata di
Kabupaten Badung menurut sektor Tahun 2010
(persen)
.id
Industri Pengolahan 8,85 6,51 4,37 31,12 7,53
go
Listrik dan Air minum - - 0,00 - 0,00
Bangunan - - - 68,88 1,48
.
ps
Perdagangan - - - - -
Restoran, rumah makan, warung
b .b
5,87 6,27 7,09 - 6,05
Hotel 22,53 42,57 45,95 - 37,35
ka
Keuangan, real estate dan jasa perusahaan 2,84 0,34 0,28 - 0,87
://
Tabel 4.4.
.id
Dampak Konsumsi Wisatawan Nusantara
Terhadap Output Ekonomi Kabupaten Badung Tahun 2010
. go
Pengeluaran Nilai
ps
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan
b .b 16.841,70 87.181,44 1,53
Perkebunan 0,00 2.497,98 0,04
ka
berasal dari jasa angkutan penumpang tetapi juga jasa angkutan barang
di dalamnya yang dikonsumsi oleh wisnus. Di samping sektor angkutan
udara, sektor lain yang juga menghasilkan dampak output yang cukup
besar adalah sektor hotel sebesar Rp. 984,20 milyar atau 17,25 persen
yang diikuti oleh sektor restoran, rumah makan, warung sebesar Rp.
669,00 milyar atau 11,72 persen. Ketiga sektor ini merupakan sektor
yang berkenaan langsung dengan pengeluaran wisnus dengan total
dampak sebesar 62,79 persen.
Sedangkan sektor yang tidak langsung terkena dampak konsumsi
.id
wisnus, misalnya sektor industri pengolahan menghasilkan dampak
go
output sebesar Rp. 416,27 milyar atau 7,29 persen, sektor peternakan
.
ps
sebesar Rp. 118,34 milyar atau 2,07 persen dan sektor tanaman bahan
.b
makanan sebesar Rp. 87,18 milyar atau 1,53 persen.
b
ka
Rp. 20,47 trilyun atau 1,56 kali lipat dari pengeluaran wisman yang ada
://
Tabel 4.5.
Dampak Konsumsi Wisatawan Mancanegara
Terhadap Output Ekonomi Kabupaten Badung Tahun 2010
Pengeluaran Nilai
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 988,98 298.844,14 1,46
Perkebunan 0,00 7.918,39 0,04
Peternakan 0,00 517.639,87 2,53
Kehutanan 0,00 16,87 0,00
Perikanan 32.218,38 32.966,46 0,16
Pertambangan 0,00 2.201,93 0,01
.id
Industri Pengolahan 851.788,24 1.176.003,73 5,74
Listrik dan Air minum 0,00 226.766,25 1,11
go
Bangunan 0,00 837.898,06 4,09
.
ps
Perdagangan 0,00 1.890.999,74 9,24
Restoran, rumah makan, warung 819.744,84 2.373.185,04 11,59
Hotel
b .b 5.570.074,41 5.999.777,69 29,30
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 201.607,90 478.185,22 2,34
ka
.id
Dampak Promosi dan Investasi
Terhadap Output Ekonomi Kabupaten Badung Tahun 2010
. go
Promosi Investasi
ps
SEKTOR Pengeluaran Nilai Pengeluaran Nilai
% %
(Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan
Perkebunan
b 0,00
0,00
.b 1.602,31
34,93
1,45
0,03
0,00
0,00
9.117,44
526,08
1,60
0,09
ka
Peternakan 0,00 2.726,35 2,47 0,00 2.220,70 0,39
Kehutanan 0,00 0,08 0,00 0,00 3,08 0,00
ng
Listrik dan Air minum 0,00 1.205,15 1,09 0,00 2.894,30 0,51
Bangunan 0,00 4.521,99 4,10 254.489,51 311.712,19 54,76
ba
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 997,94 2.457,76 2,23 0,00 10.022,90 1,76
Angkutan udara 1.298,61 3.360,84 3,05 0,00 10.168,51 1,79
ht
yaitu mencapai Rp. 1,08 trilyun atau 44,28 persen dari total dampak
pengeluaran wisnus yang ada. Selanjutnya posisi kedua diduduki oleh
sektor hotel sebesar Rp. 428,63 milyar atau 17,59 persen diikuti sektor
industri pengolahan sebesar Rp. 189,97 milyar atau 7,79 persen. Sektor
pertanian secara keseluruhan mendapatkan dampak NTB sebesar Rp.
149,91 milyar atau 6,15 persen dengan sektor tanaman pangan yang
mendapatkan dampak tertinggi yaitu sebesar Rp. 79,72 milyar atau 3,27
persen dari total dampak pengeluaran wisnus yang ada.
Tabel 4.7.
.id
Dampak Konsumsi Wisatawan Nusantara
Terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB) Kabupaten Badung Tahun 2010
. go
Pengeluaran Nilai
ps
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan
b .b 16.841,70 79.724,25 3,27
Perkebunan 0,00 2.109,05 0,09
ka
.id
Pengeluaran Nilai
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
go
Tanaman bahan makanan 988,98 273.282,07 3,14
.
ps
Perkebunan 0,00 6.685,49 0,08
Peternakan 0,00 205.533,24 2,36
Kehutanan
b .b 0,00 16,38 0,00
ka
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 201.607,90 134.583,97 1,55
Angkutan udara 4.515.304,21 2.842.274,95 32,63
Angkutan Lainnya 106.354,50 75.139,57 0,86
Komunikasi, pos, giro 134.115,84 83.192,93 0,96
Keuangan, real estate dan jasa perusahaan 43.934,16 39.666,61 0,46
Jasa Pemerintahan dan Lainnya 807.122,02 772.806,34 8,87
TOTAL PARIWISAWA 13.083.253,47 8.710.014,78 100,00
DAMPAK TOTAL (persen) 66,57
sebesar Rp. 508,43 milyar atau hanya sebesar 5,84 persen dari total
dampak yang diciptakan terhadap NTB Kabupaten Badung.
Untuk kegiatan promosi dan investasi, maka dampak yang
diciptakan terhadap NTB Kabupaten Badung masing-masing sebesar Rp.
54,135 milyar atau 72,70 persen total promosi dan Rp. 369,463 milyar
atau 41,83 total investasi. Sektor jasa pemerintahan dan lainnya
merupakan sektor yang memperoleh dampak NTB tertinggi untuk
kegiatan promosi yang dilakukan yaitu dengan penciptaan NTB sebesar
Rp. 24,64 milyar atau 45,52 persen dari total penciptaan NTB promosi
.id
yang ada. Sedangkan sektor industri pengolahan dan bangunan
go
merupakan sektor yang mendapat penciptaan NTB tertinggi dari
.
ps
kegiatan investasi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak
swasta.
b .b
Tabel 4.9.
ka
Promosi Investasi
SEKTOR Pengeluaran Nilai Pengeluaran Nilai
ba
% %
(Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 0,00 1.465,25 2,71 0,00 8.337,57 5,40
://
dari Nilai Tambah Bruto (NTB) sehingga dampak terhadap NTB otomatis
juga merupakan dampak terhadap upah/gaji. Dampak yang diciptakan
akibat konsumsi wisnus Rp. 3,72 trilyun terhadap upah/gaji adalah
sebesar Rp. 466,69 milyar atau 12,53 persen dari total konsumsi wisnus.
Pekerja sektor industri pengolahan merupakan sektor yang mendapat
dampak penciptaan upah/gaji terbesar yaitu 31,13 persen disusul
pekerja di sektor jasa pemerintahan dan lainnya (15,89 persen) dan
pekerja sektor angkutan udara sebesar 13,99 persen (selengkapnya lihat
Tabel 4.10.).
.id
Tabel 4.10.
go
Dampak Konsumsi Wisatawan Nusantara
Terhadap Nilai Upah/Gaji Kabupaten Badung Tahun 2010
.
ps
Pengeluaran Nilai
SEKTOR
b .b(Juta Rp.) (Juta Rp.)
%
ka
Pengeluaran Nilai
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 988,98 59.281,04 3,14
.id
Perkebunan 0,00 1.359,62 0,07
go
Peternakan 0,00 55.490,30 2,94
Kehutanan 0,00 15,33 0,00
.
ps
Perikanan 32.218,38 4.325,96 0,23
Pertambangan
Industri Pengolahan
b .b 0,00
851.788,24
235,44
410.412,55
0,01
21,77
ka
Tabel 4.12.
Dampak Promosi dan Investasi
Terhadap Nilai Upah/Gaji Kabupaten Badung Tahun 2010
Promosi Investasi
SEKTOR Pengeluaran Nilai Pengeluaran Nilai
% %
(Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 0,00 317,85 1,34 0,00 1.808,61 2,41
Perkebunan 0,00 6,00 0,03 0,00 90,33 0,12
Peternakan 0,00 292,26 1,23 0,00 238,06 0,32
Kehutanan 0,00 0,07 0,00 0,00 2,80 0,00
Perikanan 0,00 0,54 0,00 0,00 0,73 0,00
Pertambangan 0,00 1,24 0,01 0,00 80,27 0,11
Industri Pengolahan 3.256,79 1.694,18 7,15 114.974,26 45.361,51 60,48
Listrik dan Air minum 0,00 98,58 0,42 0,00 236,74 0,32
Bangunan 0,00 298,75 1,26 254.489,51 20.593,82 27,46
.id
Perdagangan 0,00 353,12 1,49 0,00 1.973,65 2,63
Restoran, rumah makan, warung 5.282,82 475,69 2,01 0,00 561,56 0,75
Hotel 34.219,98 2.124,31 8,97 0,00 680,08 0,91
go
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 997,94 61,33 0,26 0,00 250,12 0,33
Angkutan udara 1.298,61 113,66 0,48 0,00 343,88 0,46
.
ps
Angkutan Lainnya 15,27 9,27 0,04 0,00 42,08 0,06
Komunikasi, pos, giro 169,26 23,26 0,10 0,00 70,96 0,09
Keuangan, real estate dan jasa perusahaan
Jasa Pemerintahan dan Lainnya
TOTAL PARIWISAWA
b205,80
29.017,87
74.464,35
.b 58,95
17.754,82
23.683,87
0,25
74,97
100,00
0,00
0,00
369.463,76
214,76
2.448,51
74.998,49
0,29
3,26
100,00
ka
DAMPAK TOTAL (persen) 31,81 20,30
ng
Rp. 4,19 milyar atau 5,41 persen dari total penciptaan pajak tak langsung
dari pengeluaran wisnus.
Tabel 4.13.
Dampak Konsumsi Wisatawan Nusantara
Terhadap Pajak Tak Langsung Kabupaten Badung Tahun 2010
Pengeluaran Nilai
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 16.841,70 756,35 0,98
Perkebunan 0,00 15,37 0,02
Peternakan 0,00 361,81 0,47
.id
Kehutanan 0,00 0,00 0,00
Perikanan 30.164,90 143,50 0,19
go
Pertambangan 0,00 8,33 0,01
.
Industri Pengolahan 329.457,18 4.188,62 5,41
ps
Listrik dan Air minum 0,00 325,84 0,42
Bangunan
b .b 0,00 465,71 0,60
Perdagangan 0,00 1.017,35 1,31
ka
Tabel 4.14.
Dampak Konsumsi Wisatawan Mancanegara
Terhadap Pajak Tak Langsung Kabupaten Badung Tahun 2010
Pengeluaran Nilai
SEKTOR %
(Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 988,98 2.592,64 0,76
Perkebunan 0,00 48,71 0,01
Peternakan 0,00 1.582,58 0,46
Kehutanan 0,00 0,01 0,00
Perikanan 32.218,38 155,99 0,05
Pertambangan 0,00 27,49 0,01
.id
Industri Pengolahan 851.788,24 11.833,40 3,46
Listrik dan Air minum 0,00 1.375,14 0,40
go
Bangunan 0,00 1.572,90 0,46
.
ps
Perdagangan 0,00 4.384,20 1,28
Restoran, rumah makan, warung 819.744,84 36.948,92 10,81
Hotel
b .b 5.570.074,41 217.156,09 63,53
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 201.607,90 5.041,07 1,47
ka
Tabel 4.15.
Dampak Promosi dan Investasi
Terhadap Pajak Tak Langsung Kabupaten Badung Tahun 2010
Promosi Investasi
SEKTOR Pengeluaran Nilai Pengeluaran Nilai
% %
(Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.)
Tanaman bahan makanan 0,00 13,90 0,75 0,00 79,10 2,61
Perkebunan 0,00 0,21 0,01 0,00 3,24 0,11
Peternakan 0,00 8,34 0,45 0,00 6,79 0,22
Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Perikanan 0,00 0,02 0,00 0,00 0,03 0,00
Pertambangan 0,00 0,14 0,01 0,00 9,37 0,31
Industri Pengolahan 3.256,79 48,85 2,64 114.974,26 1.307,91 43,19
Listrik dan Air minum 0,00 7,31 0,39 0,00 17,55 0,58
Bangunan 0,00 8,49 0,46 254.489,51 585,15 19,32
.id
Perdagangan 0,00 23,63 1,28 0,00 132,05 4,36
Restoran, rumah makan, warung 5.282,82 166,24 8,98 0,00 196,24 6,48
Hotel 34.219,98 1.343,82 72,62 0,00 430,21 14,21
go
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 997,94 25,91 1,40 0,00 105,66 3,49
Angkutan udara 1.298,61 33,44 1,81 0,00 101,17 3,34
.
ps
Angkutan Lainnya 15,27 2,40 0,13 0,00 10,92 0,36
Komunikasi, pos, giro 169,26 4,60 0,25 0,00 14,02 0,46
Keuangan, real estate dan jasa perusahaan
Jasa Pemerintahan dan Lainnya
TOTAL PARIWISAWA
b205,80
29.017,87
74.464,35
.b 1,87
161,24
1.850,40
0,10
8,71
100,00
0,00
0,00
369.463,76
6,83
22,24
3.028,47
0,23
0,73
100,00
ka
DAMPAK TOTAL (persen) 2,48 0,82
ng
berdampak pada output, NTB, upah/gaji dan pajak tetapi juga berdampak
://
sektor hotel sebanyak 4,11 ribu orang (10,78 persen), sektor tanaman
pangan sebanyak 2,98 ribu orang (7,61 persen) dan sektor jasa
pemerintahan dan lainnya sebanyak 2,94 ribu orang atau 7,50 persen.
Tabel 4.16.
Dampak Konsumsi Wisatawan Nusantara
Terhadap Tenaga Kerja Kabupaten Badung Tahun 2010
.id
Perkebunan 0,00 0,27 0,70
go
Peternakan 0,00 1,85 4,72
Kehutanan 0,00 0,00 0,01
.
ps
Perikanan 30.164,90 1,03 2,62
Pertambangan
Industri Pengolahan
b .b 0,00
329.457,18
0,02
13,19
0,04
33,67
ka
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 101.409,30 0,40 1,03
://
dan sektor tanaman bahan makanan sebanyak 10,22 ribu orang atau
6,98 persen.
Tabel 4.17.
Dampak Konsumsi Wisatawan Mancanegara
Terhadap Tenaga Kerja Kabupaten Badung Tahun 2010
.id
Kehutanan 0,00 0,01 0,01
go
Perikanan 32.218,38 1,12 0,76
Pertambangan 0,00 0,05 0,04
.
ps
Industri Pengolahan 851.788,24 37,26 25,45
Listrik dan Air minum
Bangunan
b .b 0,00
0,00
0,62
5,04
0,42
3,44
ka
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 201.607,90 1,13 0,77
Angkutan udara 4.515.304,21 4,59 3,13
ba
Tabel 4.18.
Dampak Promosi dan Investasi
Terhadap Tenaga Kerja Kabupaten Badung Tahun 2010
Promosi Investasi
SEKTOR Pengeluaran Tenaga Keja Pengeluaran Tenaga Keja
% %
(Juta Rp.) (rb. orang) (Juta Rp.) (rb. orang)
Tanaman bahan makanan 0,00 0,05 4,21 0,00 0,31 4,31
Perkebunan 0,00 0,00 0,30 0,00 0,06 0,80
Peternakan 0,00 0,04 3,27 0,00 0,03 0,48
Kehutanan 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,04
Perikanan 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Pertambangan 0,00 0,00 0,02 0,00 0,02 0,26
Industri Pengolahan 3.256,79 0,15 11,82 114.974,26 4,12 56,97
Listrik dan Air minum 0,00 0,00 0,25 0,00 0,01 0,11
Bangunan 0,00 0,03 2,09 254.489,51 1,88 25,96
Perdagangan 0,00 0,10 7,42 0,00 0,54 7,46
.id
Restoran, rumah makan, warung 5.282,82 0,04 3,38 0,00 0,05 0,72
Hotel 34.219,98 0,15 11,90 0,00 0,05 0,69
go
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 997,94 0,01 0,45 0,00 0,02 0,33
Angkutan udara 1.298,61 0,00 0,23 0,00 0,01 0,13
.
ps
Angkutan Lainnya 15,27 0,00 0,12 0,00 0,01 0,10
Komunikasi, pos, giro 169,26 0,00 0,16 0,00 0,01 0,09
Keuangan, real estate dan jasa perusahaan 205,80 0,00 0,33 0,00 0,02 0,21
Jasa Pemerintahan dan Lainnya
TOTAL PARIWISAWA
29.017,87
b
74.464,35
.b 0,70
1,30
54,04
100,00
0,00
369.463,76
0,10
7,23
1,34
100,00
ka
ng
Tabel 4.19.
Dampak Total Pengeluaran Pariwisata
Terhadap Output, NTB, Upah/Gaji, Pajak Tak Langsung dan Tenaga Kerja
Kabupaten Badung Tahun 2010
Dampak
Total Dampak Terhadap (juta rp.)
SEKTOR thd TK
Pengeluaran
Output NTB Upah/Gaji PTL (rb. orang)
Tanaman bahan makanan 17.830,68 396.745,33 362.809,14 78.701,47 3.441,98 13.564
Perkebunan 0,00 10.977,39 9.268,20 1.884,87 67,53 1.207
Peternakan 0,00 640.930,42 254.486,79 68.706,89 1.959,51 10.018
Kehutanan 0,00 25,41 24,68 23,09 0,01 22
Perikanan 62.383,28 63.303,82 43.996,48 8.306,91 299,54 2.145
Pertambangan 0,00 3.631,42 3.269,16 388,28 45,33 91
.id
Industri Pengolahan 1.299.476,46 1.727.103,62 788.187,82 602.740,44 17.378,78 54.719
Listrik dan Air minum 0,00 284.598,29 174.842,11 23.279,07 1.725,84 780
go
Bangunan 254.489,51 1.402.220,44 248.324,83 92.640,19 2.632,24 8.441
Perdagangan 0,00 2.396.954,99 226.415,32 83.056,75 5.557,24 22.704
.
Restoran, rumah makan, warung 1.043.480,15 3.065.470,11 821.467,50 136.574,28 47.727,34 12.640
ps
Hotel 6.443.028,37 7.032.997,60 3.062.957,73 402.396,86 254.552,47 29.343
Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya
Angkutan udara
Angkutan Lainnya
304.015,14
6.278.426,82
b
237.328,93
.b661.668,66
7.027.254,00
423.534,62
186.224,91
3.928.946,75
130.720,57
16.512,03
237.649,81
11.590,62
6.975,37
69.916,61
3.006,85
1.566
6.345
2.008
ka
Jasa Pemerintahan dan Lainnya 926.022,29 1.088.092,87 903.773,82 651.152,14 5.913,39 25.796
TOTAL PARIWISAWA 17.250.539,91 26.860.913,08 11.355.843,83 2.450.904,03 424.086,46 194.128
du
.id
Besarnya dampak pengeluaran pariwisata terhadap beberapa
go
indikator ekonomi menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi memiliki
.
ps
peranan sangat penting dalam menunjang perekonomian Kabupaten
.b
Badung. Oleh karena itu, kegiatan pariwisata Kabupaten Badung tidak
b
hanya sebagai sumber devisa tetapi juga merupakan “penyangga” bagi
ka
Diagram 4.1.
Dampak Ekonomi Pariwisata di Kabupaten Badung Tahun 2010
.id
. go
ps
b .b
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
.id
. go
ps
b .b
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
5.1. Simpulan
1) Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar
dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan
paling pesat di dunia saat ini.
2) Neraca Satelit Pariwisata Daerah Kabupaten Badung atau yang
disingkat dengan Nesparda Kabupaten Badung adalah suatu
sistem neraca terpadu sektor pariwisata yang mampu
menjawab permasalahan yang terkait dengan sektor
pariwisata di Kabupaten Badung.
.id
3) Nesparda menggambarkan semua kegiatan dan transaksi
go
ekonomi yang berhubungan dengan barang-barang dan jasa
.
ps
pariwisata, baik sisi produksi (supply) maupun sisi permintaan
.b
(demand). Sebagai suatu sistem data yang komprehensif,
b
cakupan Nesparda meliputi: (1) struktur ekonomi dari sektor
ka
.id
ribu orang.
go
8) Penciptaan promosi untuk output sebesar 148,02 persen, NTB
.
ps
(72,70 persen), upah/gaji (31,81 persen), pajak tak langsung
.b
(2,48 persen) dan tenaga kerja sebesar 1,30 ribu orang.
b
9) Penciptaan investasi untuk output sebesar 154,06 persen, NTB
ka
67,56 persen.
5.2. Saran
1) Hasil Neraca Satelit Pariwisata Daerah (Nesparda) diharapkan
lebih memperkaya Kabupaten Badung dalam mengoptimalkan
industri pariwisata yang merupakan industri terbesar dalam
menunjang perekonomian.
2) Sektor pariwisata merupakan sektor masa depan yang mampu
menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat seharusnya
harus terus dikembangkan serta diversifikasi pariwisata harus
terus diupayakan.
.id
pengolahan khususnya industri yang berbasis UMKM karena
go
dampak pengeluaran pariwisata memberikan dampak positif
.
ps
bagi penciptaan lapangan kerja di sektor industri pengolahan
ini.
b .b
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
.id
United Nations and World Tourism Organization, Recommendations on
go
Tourism Statistics, New York, 1994
.
ps
UN-Statistics Divison, Central Product Classification (CPC), Version 1.0,
series M, No. 77, Ver. 1.0, New York 1998
b .b
---------------, System of National Accounts 1993. Prepared by ISWGNA
ka
1993.
du
.id
. go
ps
b .b
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
Jumlah
No. Rincian Pengeluaran Distribusi
(juta rupiah)
1 Akomodasi 838.733,99 22,53
2 Makanan & Minuman 259.080,14 6,96
3 Angkutan Darat 135.672,39 3,64
4 Angkutan K.A. 852,81 0,02
5 Angkutan Air 13.547,87 0,36
6 Angkutan Udara 1.761.823,99 47,32
7 Bahan Bakar Pelumas 123.649,15 3,32
8 Sewa Kendaraan 29.084,26 0,78
.id
9 Jasa Perbaikan Kendaraan 7.323,31 0,20
go
10 Paket Perjalanan 222.177,22 5,97
11 Pramuwisata 1.040,01 0,03
.
ps
12 Pertujukan Seni 402,70 0,01
13 Museum & jasa Kebudayaan
b .b 8.969,30 0,24
14 Jasa Hiburan Rekreasi 46.989,90 1,26
ka
3.723.358,32 100,00
ba
://
tp
ht
Jumlah
No. Rincian Pengeluaran Distribusi
(juta rupiah)
1 Akomodasi 5.570.074,41 42,57
2 makanan dan minuman 941.291,55 7,19
3 penerbangan domestik 4.515.304,21 34,51
4 transport lokal 166.872,95 1,28
5 belanja 619.297,25 4,73
6 hiburan 212.144,61 1,62
7 kesehatan dan kecantikan 138.146,99 1,06
8 pendidikan 14.392,28 0,11
.id
9 paket wisata lokal 61.043,62 0,47
go
10 tamasya 97.066,05 0,74
.
11 pramuwisata 41.909,85 0,32
ps
12 souvenir 475.480,78 3,63
13 lainnya
b .b 230.228,91 1,76
Total 13.083.253,47 100,00
ka
ng
du
ba
://
tp
ht
.id
10 Perdagangan - - - - -
11 Restoran, rumah makan, warung 218.452,49 819.744,84 5.282,82 - 1.043.480,15
go
12 Hotel 838.733,99 5.570.074,41 34.219,98 - 6.443.028,37
13 Angkutan umum darat dan angkutan darat lainnya 101.409,30 201.607,90 997,94 - 304.015,14
.
ps
14 Angkutan udara 1.761.823,99 4.515.304,21 1.298,61 - 6.278.426,82
15 Angkutan Lainnya 130.959,17 106.354,50 15,27 - 237.328,93
16 Komunikasi, pos, giro
b .b
99.848,91 134.115,84 169,26 - 234.134,01
17 Keuangan, real estate dan jasa perusahaan 105.784,30 43.934,16 205,80 - 149.924,26
ka
(jutaan rupiah)
sektor 1 2 3 4
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n 8.148,39 - 3.109,39 -
5 Peri ka na n - - - -
.id
9 Ba nguna n 3.018,34 514,64 7.234,67 1,05
go
10 Perda ga nga n 11.299,67 273,71 208.779,20 0,19
.
ps
12 Hotel - - - -
14 Angkuta n uda ra
b .b 4.850,02
1.839,72
97,51
44,56
18.787,13
33.991,78
0,29
0,03
ka
205 Subs i di - - - -
(jutaan rupiah)
sektor 5 6 7 8
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n 16,50 - 61.697,03 -
2 Perkebuna n - - 3.749,66 -
4 Kehuta na n - - 7,10 -
.id
9 Ba nguna n 1.899,74 722,11 3.424,46 1.755,86
go
10 Perda ga nga n 2.244,19 26,01 101.664,68 157,62
.
ps
12 Hotel - - 28.463,32 9.977,25
14 Angkuta n uda ra
b .b 178,52
365,38
22,59
4,23
28.042,30
18.585,29
286,75
2.697,14
ka
201 Upa h da n ga ji
tp
205 Subs i di - - - -
(jutaan rupiah)
sektor 9 10 11 12
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n - 103,02 90.207,83 202.764,76
.id
9 Ba nguna n 641.810,16 1.048.326,53 131.368,28 191.057,80
go
11 Res tora n, ruma h ma ka n, wa rung 21.194,42 557.809,41 141.003,44 625.256,44
.
ps
12 Hotel 33.879,71 471.348,64 8.240,01 108.186,95
14 Angkuta n uda ra
b .b 80.862,14 45.310,30 168.383,41 191.708,29
ka
15 Angkuta n La i nnya 9.786,14 10.411,83 15.320,60 24.458,49
205 Subs i di - - - -
(jutaan rupiah)
sektor 13 14 15 16
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n - - - -
2 Perkebuna n - - - -
3 Peterna ka n - - - -
4 Kehuta na n - - - -
5 Peri ka na n - - - -
.id
9 Ba nguna n 26.102,20 54.436,74 121.146,15 112.527,03
go
10 Perda ga nga n 5.531,86 14.198,28 7.809,92 1.899,02
.
ps
12 Hotel 10.898,47 45.787,31 135.473,64 36.689,41
14 Angkuta n uda ra
b .b 1.019,10 346.545,08 11.954,38 17.394,43
ka
15 Angkuta n La i nnya 11.673,00 132.683,25 11.909,80 81,46
205 Subs i di - - - -
(jutaan rupiah)
sektor 17 18 180
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n - 1.323,71 367.374,64
.id
9 Ba nguna n 135.418,80 37.492,55 2.518.293,10
go
10 Perda ga nga n 3.684,16 12.338,94 3.207.839,56
.
11 Res tora n, ruma h ma ka n, wa rung 19.137,91 17.857,11 2.603.425,70
ps
12 Hotel 167.490,95 90.449,38 1.146.933,04
b .b
13 Angkuta n umum da ra t da n a ngkuta n da ra t l a i nnya 2.245,19 1.944,57 580.238,79
(jutaan rupiah)
sektor 301 302 303 304
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n 488.318,64 - 5.669,92 (211.983,23)
.id
9 Ba nguna n - - 1.916.883,34 -
go
11 Res tora n, ruma h ma ka n, wa rung 401.234,33 - - -
.
ps
12 Hotel 15.369,00 - - -
14 Angkutan uda ra
b .b266.790,27 - 181.823,88 -
ka
15 Angkutan La i nnya 187.642,66 - 4.122,75 -
Keterangan:
301 : pengeluaran rumah tangga
://
(jutaan rupiah)
sektor 305 309 310 409
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n 36.679,19 318.685,52 686.060,16 -
.id
9 Ba nguna n - 1.916.892,34 4.435.185,43 -
go
11 Res tora n, ruma h ma ka n, wa rung 865.355,93 1.266.601,26 3.870.026,96 -
.
12 Hotel 6.396.933,77 6.412.314,77 7.559.247,81 -
ps
13 Angkutan umum da ra t da n a ngkutan da ra t l a i nnya 174.223,10 213.640,42 793.879,21 -
14 Angkutan uda ra
15 Angkutan La i nnya
b .b6.399.485,29
257.582,04
6.848.113,44
449.362,44
7.788.181,36
673.506,42
-
-
ka
Keterangan:
305 : ekspor barang dan jasa
309 : permintaan akhir
://
310 : permintaan
tp
(jutaan rupiah)
sektor 509 600 700
1 Ta na ma n ba ha n ma ka na n - 686.060,16 686.061,16
.id
8 Li s tri k da n Ai r mi num - 509.355,38 509.363,38
go
9 Ba nguna n - 4.435.185,43 4.435.194,43
.
ps
11 Res tora n, ruma h ma ka n, wa rung - 3.870.026,96 3.870.037,96
12 Hotel
b .b - 7.559.247,81 7.559.259,81