mengumpulkan
menganalisa mengontrol dan
informasi dan
informasi memonitor
pengetahuan
DAMPAK PARIWISATA
Pariwisata merupakan sektor yang saat ini tengah berkembang dan
bahkan menjadi salah satu fenomena global. Dalam perkembangannya,
sektor pariwisata melibat berbagai sektor, seperti ekononomi, sosial,
kesehatan, dan sebagainya serta melibatkan semakin banyak orang dan
masyarakat. Pariwisata sendiri melibatkan interaksi antar manusia di dalamnya
yang turut membawa budaya masing-masing sehingga ini akan mempengaruhi
pola budaya dan interaksi sosial yang ada serta perkembangannya. Elemen
terakhir adalah lingkungan yang merupakan salah satu daya tarik wisata yang
dimiliki oleh suatu daerah. Tak jarang terjadi eksploitasi yang berlebihan
terhadap lansekap alam untuk kebutuhan pariwisata.
Dalam perkembangannya, muncul istilah overtourism yang mengacu
kepada dampak buruk pariwisata pada suatu destinasi pariwisata atau
bagiannya yang berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat local atau
pengalaman wisatawan yang berkunjung (UNWTO, 2018). Berangkat dari
definisi tersebut, pariwisata tidak hanya berpengaruh baik, namun juga
dapat membawa pengaruh atau dampak yang buruk bagi masyarakat,
namun juga bagi wisatawan yang berkunjung.
(Gambar 1.1)
Perbedaan utama antara dua konsep adalah salah satu skala. Pariwisata
berkelanjutan hanya mengacu pada penerapan konsep kemampuan berkelanjutan
pada tingkat industri pariwisata dan konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi,
sedangkan pembangunan berkelanjutan beroperasi pada skala yang lebih luas
yang menggabungkan semua aspek interaksi manusia dengan lingkungan bumi.
Implikasi dari perbedaan skala analisis tersebut penting karena dapat dipahami,
misalnya, bahwa suatu operasi pariwisata dapat memenuhi kriteria berkelanjutan
meskipun jika ditempatkan dalam konteks komunitas maka fungsi komunitas itu
secara keseluruhan dapat tidak berkelanjutan karena operasi pariwisata, sebagai
akibat dari pilihan pembangunan lainnya tidak dapat dikejar.
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism adalah perhitungan serta
penyesuaian dari segala jenis pariwisata yang berdampak pada lingkungan, sosial
budaya, ekonomi. Yang dimana ini semua mempertimbangkan kebutuhan
wisatawan, pebisnis, masyarakat setempat serta lingkungan dimana wisata
tersebut ada. Tujuan dari pariwisata berkelanjutan ini adalah sebagai bentuk
pengurangan dampak negatif pariwisata serta diharapkan juga dapat membawa
manfaat saling menguntungkan pada beberapa aspek tersebut. Selain itu,
pariwisata berkelanjutan juga berfokus pada keberlangsungan jangka panjang
industri pariwisata.
Strategi merupakan sarana untuk mencapai suatu yang diinginkan akhir,
misalnya tujuan diidentifikasi untuk pengelolaan sumber daya pariwisata. Dalam
kasus perencanaan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan, strategi adalah
penggunaan manajemen pengunjung yang tepat, pemasaran, manajemen dan
praktik perencanaan untuk mencapai tiga tujuan strategis dasar:
1. Menjamin kelestarian nilai sumber daya pariwisata.
2. Meningkatkan pengalaman pengunjung yang berinteraksi dengan sumber
daya pariwisata.
3. Memaksimalkan ekonomi, sosial dan pengembalian lingkungan kepada
pemangku kepentingan di masyarakat tuan rumah.
Sebagai contoh pariwisata berkelanjutan adalah Pulau Serangan terletak di
sebelah tenggara Denpasar, 15 menit berkendara dari Sanur dan Kuta. Pulau ini
terkenal sebagai tempat bertelur penyu hijau dan rumah bagi banyak pura dan
perayaan upacara adat. Di sini, wisatawan berkesempatan untuk
mengunjungi Turtle Conservation And Education Centre (TCEC). TCEC
didirikan untuk merehabilitasi biota laut kura-kura yang terancam penuh. Balai
konservasi ini memberikan kesempatan bagi pengunjung baik wisatawan maupun
kalangan akademis yang ingin mempelajari dan terlibat dalam perlindungan penyu
setempat. Aktivitas yang dapat diikuti mencakup mengadopsi bayi kura-kura dan
kemudian melepaskannya kembali ke laut, menjadi sukarelawan dan memberikan
donasi untuk mendukung upaya pusat konservasi kura-kura.
DAFTAR PUSTAKA