Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK PARIWISATA DAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Moh. Zidan Al Muzaqqi (215030807111051)


Reynaldy Allent Ramadhan (215030807111053)
Mata Kuliah Perencanaan Pariwisata
Progam Studi Pariwisita
Universitas Brawijaya

Pariwisata sekarang menjadi bidang utama akademik,pemerintah, industri


dan perhatian publik. Meskipun sekarang menjadi kebenaran yang sering dikutip
bahwa pariwisata adalah industri terbesar di dunia, pariwisata penting bukan
hanya karena ukurannya dalam hal jumlah orang yang bepergian, berapa banyak
orang yang dipekerjakannya, atau berapa banyak uang yang dihasilkannya. tujuan.
Pariwisata juga penting karena dampaknya yang sangat besar terhadap kehidupan
masyarakat dan tempat tinggal mereka, dan karena cara pariwisata itu sendiri
secara substansial dipengaruhi oleh dubia di sekitarnya
Perencanaan adalah semacam pengambilan keputusan dan pembuatan
kebijakan; namun, ini berurusan dengan serangkaian keputusan yang saling
tergantung dan terkait secara sistematis daripada keputusan individu. Oleh karena
itu, perencanaan hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses 'perencanaan-
keputusan-tindakan
perencanaan pariwisata merupakan suatu proses penting dalam
pengembangan pariwisata sebagai suatu industri agar perkembangan industri
pariwisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil mencapai
sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi ekonomi, sosial budaya, dan
lingkungan.
menentukan
bisnis/usaha apa menentukan mendistribusikan
yang akan strategi sumberdaya
dimasuki

menentukan tujuan mengimplementasi


menentukan tujuan
khusus kan rencana

mengumpulkan
menganalisa mengontrol dan
informasi dan
informasi memonitor
pengetahuan

Pada umumnya perencanaan dalam pariwisata terdiri dari beberapa


tahapan, yaitu sebagai berikut:
1) menentukan bisnis/usaha apa yang akan di masuki yang biasanya dicirikan
oleh misi instansi yang tergantung pada jenis usaha yang di masuki
2) menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai
3) meneumpulkan informasi dan pengetahuan
4) menganalisa informasi
5) menentukan tujuan khusus yang menentukan aktivitas yang diperlukan
dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi secara keseluruhan;
6) menentukan strategi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditentukan
7) menditribusikan sumberdaya ke masing-masing program aksi untuk
memberikan dampak pada strategi yang diambil
8) mengimplementasikan rencana
9) mengontrol dan memonitor hasil dan membuat perbaikan jika diperlukan

DAMPAK PARIWISATA
Pariwisata merupakan sektor yang saat ini tengah berkembang dan
bahkan menjadi salah satu fenomena global. Dalam perkembangannya,
sektor pariwisata melibat berbagai sektor, seperti ekononomi, sosial,
kesehatan, dan sebagainya serta melibatkan semakin banyak orang dan
masyarakat. Pariwisata sendiri melibatkan interaksi antar manusia di dalamnya
yang turut membawa budaya masing-masing sehingga ini akan mempengaruhi
pola budaya dan interaksi sosial yang ada serta perkembangannya. Elemen
terakhir adalah lingkungan yang merupakan salah satu daya tarik wisata yang
dimiliki oleh suatu daerah. Tak jarang terjadi eksploitasi yang berlebihan
terhadap lansekap alam untuk kebutuhan pariwisata.
Dalam perkembangannya, muncul istilah overtourism yang mengacu
kepada dampak buruk pariwisata pada suatu destinasi pariwisata atau
bagiannya yang berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat local atau
pengalaman wisatawan yang berkunjung (UNWTO, 2018). Berangkat dari
definisi tersebut, pariwisata tidak hanya berpengaruh baik, namun juga
dapat membawa pengaruh atau dampak yang buruk bagi masyarakat,
namun juga bagi wisatawan yang berkunjung.

Dampak Pariwisata Terhadap Sektor Ekonomi


Dampak Positif
a. Membangkitkan perekonomian local atau daerah
Kunjungan wisatawan merupakan suatu rangsangan terhadap bangkitnya
perekonomian daerah. Dalam suatu destinasi wisata terjadi perputaran
uang yang begitu besar sehingga dapat menjadi stimulus bagi
perekonomian daerah.
b. Terbukanya lapangan kerja baru
Dunia pariwisata membuka berbagai lapangan kerja baru bagi
masyarakat. Secara tidak langsung ini juga dapat meningkatkan
perekonomian daerah.
c. Meningkatkan praktik kewirausahaan
Kebutuhan wisatawan akan akomodasi, transportasi, makanan, dan
hal-hal lain selama berkunjungung menjadi pemacu munculnya jiwa dan
praktik kewirausahaan di suatu daerah
Dampak Negatif
a. merupakan industri yang berubah-ubah dan dinamis serta bersifat
musiman (tergantung pada trend)
b. Sifat kebutuhan wisatawan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal,
seperti politik, cuaca, musim, dan yang lainnya.
Dampak Pariwisata Terhadap Sektor Kehidupan Sosial dan Budaya
Dampak Positif
a. Dapat memperkenalkan budaya daerah kepada wisatawan
b. Dapat mengajarkan cara-cara hidup tradisional
c. Peningkatan partisipasi local dalam kegiatan dan acara destinasi
Dampak Negatif
a. Mendorong terjadinya urbanisasi dimana masyarakat yang tinggal di
pinggiran kota atau daerah yang tidak berkembang pariwisatanya
memilih untuk berpindah atau melakukan migrasi ke daerah
urban dimana sektor pariwisata berkembang pesat. Urbanisasi ini
terjadi karena tinggi tingkat pendapatan dari sektor pariwisata.
b. Meningkatkan tingkat kriminalitas, khususnya ketika perhelatan
besar diadakan.
c. Potensi punahnya bahasa daerah semakin terbuka lebar
mengingat adanya kebutuhan komunikasi dalam bahasa internasional.
Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan
Dampak Positif
a. Peningkatan usaha konservasi terhadap lingkungan alam, marga satwa,
dan lingkungan pertanian
b. Meningkatkan restorasi terhadap situs dan bangunan bersejarah
c. Perbaikan manajemen lingkungan daerah pariwisata
d. Meningkatkan perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap usaha
kebersihan lingkungan
Dampak Negatif
a. Menimbulkan polusi air, udara, suara dan tanah
b. Meningkatkan erosi seperti abrasi pantai dan tanah longsor
c. Terjadinya penumpukan sampah dan limbah yang merusak ekosistem di
sekitarnya.
PARIWISATA BERKELANJUTAN
Pariwisata sangat terikat erat oleh isu isu pembangunan berkelanjutan.
Pariwisata kini terus bekembang pesat sekaligus faktor pemecahan masalah
perubahan iklim global, penggundulan hutan, hilangnya keanekaragaman hayati
dan keanekaragaman budaya, kemiskinan dan restrukturisasi ekonomi. Ekowisata,
misalnya, telah dikemukakan sebagai sarana untuk melestarikan keanekaragaman
ekologi melalui penawaran nilai ekonomi yang lebih tinggi untuk melestarikan
spesies tumbuhan dan hewan yang mungkin dapat dieksploitasi dengan cara lain.
Namun demikian, pariwisata juga berkontribusi terhadap hilangnya spesies dan
habitat melalui akomodasi, daya tarik, dan pembangunan infrastruktur, seperti di
banyak daerah pesisir di mana lapangan golf, marina, dan pantai berpasir
dianggap memiliki nilai lebih besar daripada hutan manusia dan lahan basah.
Selain itu, salah satu masalah paling mendesak yang dihadapi pariwisata adalah
bahwa meskipun kegiatan pariwisata di suatu destinasi mungkin ramah secara
sosial, ekonomi dan lingkungan, dampak lingkungan terbesarnya mungkin
sebenarnya adalah perjalanan ke destinasi tersebut. Paradoks-paradoks dan
masalah-masalah pengembangan pariwisata ini dan harapan mereka dapat
diselesaikan yang menciptakan pengaturan untuk perencanaan pariwisata.
Keberlanjutan adalah perhatian semua orang. Definisi Brundtland yang
terkenal, bahwa 'pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri'. Namun demikian,
pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan adalah konsep penting, yang
interpretasi dan operasionalisasinya telah diperjuangkan dengan keras dalam
keputusan kebijakan dan perencanaan di seluruh dunia. Itu bukan hanya ide
akademis yang abstrak, itu adalah konsep yang menetes ke bawah dan
memengaruhi kehidupan sehari-hari setiap orang di planet ini, bahkan jika orang
tidak pernah menyadarinya. Seperti yang dicatat oleh Perdana Menteri Inggris saat
itu, John Major, dalam Kata Pengantarnya untuk Pembangunan Berkelanjutan:
Strategi Inggris: 'Pembangunan berkelanjutan sulit untuk didefinisikan. Tetapi
tujuan pembangunan berkelanjutan dapat memandu strategi masa depan' (HMSO
1994: 3).
Laporan Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED
1987), umumnya dikenal sebagai Laporan Brundtland, memberikan dorongan
yang kuat terhadap konsep dan praktik pembangunan berkelanjutan. Lima prinsip
dasar keberlanjutan diidentifikasi dalam laporan tersebut:
1. gagasan perencanaan dan strategi holistik membuat yang menghubungkan
masalah ekonomi, lingkunngan dan sosial.
2. Pentingnya melestariakan esensisal dan proses ekologis.
3. Kebutuhan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan warisan
manusia.
4. Perlunya pemabngunan terjadi sedemikian rupa sehingga produktivitas
dapat dipertahankan dalam jangka panjang untuk generasi mendatang
(konsep keadilan antar generasi)
5. Tujuan untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik, keadilan dan
kesempatan antar Negara.
Salah satu prasyarat mendasar untuk tercapainya pembangunan
berkelanjutan adalah partisipasi masyarakat luas dalam pengambilan keputusan.
Lebih jauh lagi, dalam konteks lingkungan dan pembangunan yang lebih
spesifik. . Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan menekankan bahwa
pembangunan ekonomi bergantung pada kelangsungan kesejahteraan masyarakat.
Pariwisata berkelanjutan adalah bagian dari pariwisata dan pembangunan
berkelanjutan (Gambar 1.1). Pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak sama
dengan pembangunan berkelanjutan meskipun prinsip-prinsip yang terakhir,
seperti diuraikan di atas, jelas menginformasikan pariwisata berkelanjutan.

(Gambar 1.1)
Perbedaan utama antara dua konsep adalah salah satu skala. Pariwisata
berkelanjutan hanya mengacu pada penerapan konsep kemampuan berkelanjutan
pada tingkat industri pariwisata dan konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi,
sedangkan pembangunan berkelanjutan beroperasi pada skala yang lebih luas
yang menggabungkan semua aspek interaksi manusia dengan lingkungan bumi.
Implikasi dari perbedaan skala analisis tersebut penting karena dapat dipahami,
misalnya, bahwa suatu operasi pariwisata dapat memenuhi kriteria berkelanjutan
meskipun jika ditempatkan dalam konteks komunitas maka fungsi komunitas itu
secara keseluruhan dapat tidak berkelanjutan karena operasi pariwisata, sebagai
akibat dari pilihan pembangunan lainnya tidak dapat dikejar.
Pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism adalah perhitungan serta
penyesuaian dari segala jenis pariwisata yang berdampak pada lingkungan, sosial
budaya, ekonomi. Yang dimana ini semua mempertimbangkan kebutuhan
wisatawan, pebisnis, masyarakat setempat serta lingkungan dimana wisata
tersebut ada. Tujuan dari pariwisata berkelanjutan ini adalah sebagai bentuk
pengurangan dampak negatif pariwisata serta diharapkan juga dapat membawa
manfaat saling menguntungkan pada beberapa aspek tersebut. Selain itu,
pariwisata berkelanjutan juga berfokus pada keberlangsungan jangka panjang
industri pariwisata.
Strategi merupakan sarana untuk mencapai suatu yang diinginkan akhir,
misalnya tujuan diidentifikasi untuk pengelolaan sumber daya pariwisata. Dalam
kasus perencanaan dan pengembangan pariwisata berkelanjutan, strategi adalah
penggunaan manajemen pengunjung yang tepat, pemasaran, manajemen dan
praktik perencanaan untuk mencapai tiga tujuan strategis dasar:
1. Menjamin kelestarian nilai sumber daya pariwisata.
2. Meningkatkan pengalaman pengunjung yang berinteraksi dengan sumber
daya pariwisata.
3. Memaksimalkan ekonomi, sosial dan pengembalian lingkungan kepada
pemangku kepentingan di masyarakat tuan rumah.
Sebagai contoh pariwisata berkelanjutan adalah Pulau Serangan terletak di
sebelah tenggara Denpasar, 15 menit berkendara dari Sanur dan Kuta. Pulau ini
terkenal sebagai tempat bertelur penyu hijau dan rumah bagi banyak pura dan
perayaan upacara adat. Di sini, wisatawan berkesempatan untuk
mengunjungi Turtle Conservation And Education Centre (TCEC). TCEC
didirikan untuk merehabilitasi biota laut kura-kura yang terancam penuh. Balai
konservasi ini memberikan kesempatan bagi pengunjung baik wisatawan maupun
kalangan akademis yang ingin mempelajari dan terlibat dalam perlindungan penyu
setempat. Aktivitas yang dapat diikuti mencakup mengadopsi bayi kura-kura dan
kemudian melepaskannya kembali ke laut, menjadi sukarelawan dan memberikan
donasi untuk mendukung upaya pusat konservasi kura-kura.
DAFTAR PUSTAKA

Hall, C. M., 2008. Tourism Planning Policies, Processes and


Relationships. Second Edition ed. England: Pearson Education.
I Gede putra Nugraha, M. D. P. A., 2021. Strategi Pengelolaan Desa
Wisata Serangan Dalam Mewujudkan Destinasi Wisata Yang Berkualitas. III(2),
pp. 181-183.
Mulia, V.B., 2021. MEMAHAMI DAN MENGELOLA DAMPAK
PARIWISATA. Jurnal Kepariwisataan.
Zulfiandi Kurniawan, A. J. A. g. M. M., 2017. Perencanaan Pembangunn
Pariwista Dalam rangka Meningkatkan Daya Tarik Wisata Di Kabupatn Kutai
Kartanegara. Jurnal Administrasi Publik, 15(2), p. 43.

Anda mungkin juga menyukai