Anda di halaman 1dari 93

Diklat Teknis Jabatan Dasar I

Bidang Pengembangan Infrastruktur


Wilayah

Mata Diklat :
Pengenalan Pengembangan
Wilayah
BAHAN TAYANG MATA DIKLAT
PENGENALAN PENGEMBANGAN
WILAYAH

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Tujuan Pembelajaran

Rencana
Terpadu
Setelah mengikuti diklat ini, peserta
mampu memahami dan mampu
menjelaskan tentang :

Pembangunan Berbasis wilayah;


Keterkaitan RTR dengan
pengembangan wilayah; dan
Wilayah Pengembangan Strategis.
I. Pembangunan Berbasis Wilayah

1) Pengertian Wilayah
2) Peraturan Terkait Wilayah
3) Pengertian Pembangunan Berbasis
Wilayah
4) Teori-teori terkait Pembangunan Berbasis
Wilayah
5) Ciri/Kriteria Pembangunan Wilayah
1) Pengertian Wilayah
….
Wilayah adalah ruang yang
merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait
yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/atau aspek
fungsional.

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007


tentang Penataan Ruang
Pengertian Wilayah lanjutan….

Wilayah pada dasarnya bukan sekedar areal dengan


batas-batas tertentu, menurutnya wilayah adalah suatu
area yang memiliki arti (meaningful) karena adanya
masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian
rupa, sehingga ahli regional memiliki interest di dalam
menangani permasalahan tersebut, khususnya karena
menyangkut permasalahan sosial-ekonomi.

Isard W, 1975, dalam Ernan Rustiadi 2009 hal 25


1) Pengertian Wilayah ….

Wilayah adalah adalah bentuk istilah teknis klasifikasi


spasial dan merekomendasikan dua tipe wilayah: 1)
Wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang
memiliki kesamaan-kesamaan karakteristik, 2)
Wilayah fungsional atau nodal, merupakan konsep
wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan
antarkomponen atau lokasi/tempat.

Johnston, 1976 dalam Ernan Rustiadi 2009 hal 26


Pengertian Wilayah lanjutan….

Wilayah sebagai suatu area geografis, teritorial atau


tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara,
negara bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan
perdesaan. Tapi suatu wilayah pada umumnya tidak
sekedar merujuk suatu tempat atau area, melainkan
merupakan suatu kesatuan ekonomi, politik, sosial,
administrasi, iklim hingga geografis, sesuai dengan
tujuan pembagunan atau kajian.

Murty, 2000 dalam Ernan Rustiadi 2009 hal 26


2) Peraturan Terkait Wilayah

1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025
4. Dll…
3) Pengertian Pembangunan Berbasis Wilayah

Pembangunan berbasis wilayah adalah


pembangunan yang bertujuan untuk
mengembangkan wilayah.
Infrastruktur yang direncanakan untuk
dibangun adalah karena kebutuhan
pengembangan wilayah tersebut.

Pembangunan berbasis wilayah atau


pembangunan wilayah dikenal sebagai
Regional Development
What is regional development?

Regional development is a broad term but can be


seen as a general effort to reduce regional
disparities by supporting (employment and
wealth-generating) economic activities in regions.
In the past, regional development policy tended to
try to achieve these objectives by means of large-
scale infrastructure development and by
attracting inward investment.
(OECD)
Key words ...
 General effort.
 Reduce disparitas.
 Employment and wealth-
generating.
 Large-scale infrastructure
development.
 Investment.
Mengapa perlu dilakukan
pengembangan wilayah?
1. Kondisi wilayah yang
berbeda- beda (alasan
ekonomi)

2. Potensi setiap daerah yang


berbeda-beda, seperti
potensi SDA
Tujuan pengembangan wilayah adalah:

1. Pendayagunaan SDA secara optimal


2. Mengurangi kesenjangan antarwilayah
3. Sustainable development
4. Mempertahankan dan meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi
5. Mengembangkan daerah-daerah
tertinggal sesuai dengan potensinya
6. Merangsang pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan infrastruktur
Pengembangan wilayah
bertujuan untuk kemakmuran
wilayah dengan
memberdayakan seluruh
potensi yang ada secara
optimal dengan mengupayakan
keserasian dan keseimbangan
pembangunan antardaerah
sehingga dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi
seluruh masyarakat.
4) Teori-teori terkait
Pembangunan Berbasis Wilayah
Dasar Teori Pembangunan Berbasis Wilayah :
1. Teori Lokasi :
Prinsip teori ini adalah menata lokasi seluruh kegiatan
ekonomi dalam suatu ruang agar seluruh ruang dapat
dimanfaatkan secara optimal,

2. Teori Land Rent :


Pada sektor pertanian, dibutuhkan hamparan lahan
yang luas dan memenuhi skala ekonomi. Perhitungan
jarak ke pasar menjadi penting agar pengembangan
wilayah pertanian dapat memberikan hasil yang
optimal bagi konsumen maupun keluarga petani.
Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
(Adam Smith–David Ricardo-Thomas R. Malthus)

Menekankan pada ketergantungan terhadap


mekanisme pasar yang terjadi dalam proses
pengembangan wilayah. Teori ini menganggap
bahwa setiap wilayah selalu memiliki kekuatan
tandingan (potensi yang dimiliki satu wilayah) yang
dapat menanggulangi kesenjangan antarwilayah
kepada keadaan ekuilibrium. Ekuilibrium
dipengaruhi oleh investasi dan tenaga kerja.
Teori Pertumbuhan Neo-Keynes
(Harrod - Domar)

Laju pertumbuhan yang dianggap memadai


oleh para investor tidak sama dengan laju
pertumbuhan yang ditentukan oleh kondisi
dasar berkenaan dengan pertumbuhan
angkatan kerja dan peningkatan produktivitas.
Agar wilayah yang kurang berkembang dapat
berkembang lebih tinggi, pemerintah perlu
mengintervensi melalui investasi.
Teori Pentahapan
(Rostov, Hoover & Fisher)

Suatu wilayah mengalami perkembangan


melalui suatu proses atau tahapan
perkembangan (stages theory).
Tahapan tersebut pada intinya bergerak dari
sektor primer (pertanian) ke sektor
tersier (jasa) .
Teori ini hanya berlaku hingga tahun 1960.
Teori Unbalanced Growth
(Ketimpangan Wilayah)
(Myrdal-Hirschman)

Perkembangan tidak dapat atau sulit


terjadi secara seimbang dalam waktu
bersamaan yang disebabkan karena
potensi dan investasi yang tidak merata.
Sebuah industri yang berkembang, akan
mendorong munculnya prasarana yang
akan mendorong munculnya industri .
Pada teori ini terdapat istilah backwash-effect dan
spread-effect.

Backwash-effect adalah kondisi dimana aliran


penduduk, modal, serta barang dan jasa dari
wilayah maju ke wilayah terbelakang dan
sebaliknya cenderung menguntungkan wilayah
maju dan menekan kegiatan ekonomi di wilayah
terbelakang.
Spread-effect adalah kondisi dimana aliran
penduduk, modal, serta barang dan jasa dari
wilayah maju ke wilayah terbelakang dan
sebaliknya akan memberikan pengaruh positif satu
sama lain sehingga terjadi keseimbangan
pembangunan wilayah. Mekanisme pasar saja
tidak mampu mengurangi kesenjangan
antarwilayah tetapi perlu intervensi dari pemerintah
untuk mengembalikannya pada keadaan
ekuilibrium.
Film Tentang
Pengembangan Wilayah
4). Ciri/Kriteria Pembangunan Wilayah

Pembangunan Berbasis Wilayah =


Pembangunan Ekonomio Regional
1. Berlandaskan pada azas ekonomis,efisien,efektif
dan transparan.
2. berbasis kinerja yang berorientasi outcome,
3. berhorizon pengeluaran jangka menengah,
4. berdimensi wilayah,
5. dilaksanakan dalam kerangka otda,
6. dirancang dengan mengakomodasi pendekatan
politik, top-down dan bottom-up
7. disusun secara teknokratis dan berbasis pada
penataan ruang.
(UU26/2007 ttg PR; UU17/2003 ttg Keuangan negara;UU 25/2004 ttg Keuangan
negara; UU 32 th 2004 ttg PemDa; dan UU 33/2004 ttg perimbangan keuangan ant
pem dan pemda)
Konsep dasar pembangunan
berbasis wilayah
1. Konsep pengembangan wilayah berbasis
karakter sumber daya;
2. Konsep pengembangan wilayah berbasis
penataan ruang;
3. Konsep pengembangan wilayah terpadu;
4. Konsep pengembangan wilayah berdasarkan
klaster.
(bappenas)
1). Konsep Pengembangan wilayah berbasis
karakteristik sumber daya :
(a) Pengembangan wilayah berbasis input namun
surplus sumber daya manusia;
(b) Pengembangan wilayah berbasis input
namun surplus sumber daya alam;
(c) Pengembangan wilayah berbasis sumber
daya modal dan manajemen; dan
(d) Pengembangan wilayah berbasis seni budaya
dan keindahan alam.
2). Konsep pengembangan wilayah berbasis
penataan ruang (spasial) :
• Merupakan konsep pembangunan wilayah dengan
menggunakan pendekataan penataan ruang wilayah.
• Konsep pengembangan wilayah berbasis penataan
ruang, membagi wilayah ke dalam:
(1) pusat pertumbuhan;
(2) integrasi fungsional;
(3) desentralisasi.
3). Konsep Pengembangan Wilayah Terpadu :

• Konsep ini menekankan kerjasama antarsektor


untuk tujuan tertentu.
(secara lebih mendalam dibahas pada mata diklat
perencanaan dan pemrograman)
4). Konsep Pengembangan Wilayah Berbasis Klaster:

• Merupakan salah satu strategi pengembangan


wilayah.

• Klaster diartikan sebagai konsentrasi dari


suatu kelompok kerjasama bisnis atau unit-
unit usaha dan lembaga-lembaga, yang
bersaing, bekerjasama, dan saling tergantung
satu sama lain, terkonsentrasi dalam satu
wilayah tertentu, dalam bidang aspek
unggulan tertentu.
• Pengembangan wilayah berbasis klaster
memberikan fokus pada keterkaitan dan
ketergantungan antara pelaku-pelaku dalam
suatu jaringan kerja produksi, sampai kepada
jasa pelayanan, dan upaya-upaya inovasi
pengembangannya.
• Pada umumnya motor penggerak dalam
pengembangan wilayah berdasarkan klaster
adalah sektor industri
Region dalam kaitan dengan
Pasar Tenaga Kerja

• Dalam terminologi ini dikenal istilah spatially


interdependent atau nodal (Titik Simpul).
• Nodal regions memiliki 2 (dua) karakteristik :
1. Berfungsi mengintegrasikan secara internal dalam
memperbesar tenaga kerja, modal, atau aliran
barang baik inter maupun intra region,
2. Dalam region, kegiatan berorientasi pada setiap
node yang paling dominan diantara nodes
sekitarnya. Hoover dan Giarratani (1985)
Lanjutan…
• Dalam Polycentric Region terdapat beberapa nodal yang
memiliki derajat yang tinggi dalam mengintegrasikan
fungsi2 internal.
(Richardson, 1979)
• Variasi dari pendekatan nodal berdasarkan pada
dominansi dari pusat nodal dan sekitarnya yang memiliki
penguasaan
atas tenaga kerja atau
berdekatan dengan
pusat pekerjaan .
(Fox dan Kumar, 1994)
Regional Development theory :
Conceptual Foundations, Classic
Works, and Recent Developments
Casey J Dawkins
Pengertian :

Regional diartikan sebagai sistim


hirarkis pada suatu lokasi yang
didalamnya terdapat dalam
beberapa kota. Setiap region
memiliki ragam orde kota. Orde
tsb dicirikan dengan berbagai
barang yang ditawarkan oleh
setiap kota, dan pada gilirannya
menjadi pasar (regional) dengan
berbagai macam barang.
Christaller (1933) dan Loch (1954)
Ilustrasi

• Peta Regional • Produk yang


dihasilkan :
• Kota A : Padi dan sayuran
• Kota B : Ikan
• Kota C : Daging
• Kota D : Kapas
• Kota E : Sayuran
• Kota F : Hasil Perkebunan

• Pasar Regional
Dasar-dasar yang mempengaruhi kinerja
pusat pertumbuhan (Parr,1973) :

Konsentrasi prasarana kota pada pusat-pusat


pertumbuhan untuk mendukung tujuan utama
ekonomi dan tujuan sosial.
Prasarana yang berskala luas akan
menciptakan skala externalitas, sehingga kota
menjadi lebih menarik bagi masyarakat dan
masuknya investasi. Investasi dimaksud,
peranan investasi pemerintah lebih besar.
Parr, 1973… lanjutan

Konsentrasi aktifitas perekonomian


(aglomerasi), terutama industri memiliki
kaitan ke belakang dan ke depan.
Kondisi ini dipengaruhi oleh aliran investasi
yang masuk langsung ke pusat pertumbuhan
dan dikaitkan dengan eksploitasi aglomerasi
ekonomi.

Lanjutan
Kota- kota diasumsikan mengimpor barang

dari kota yang lebih besar atau mengexpor
barang ke kota yang lebih kecil dan tidak
ada interaksi antara kota lain yang besarnya
sama.

• Definisi ini berguna bagi struktur


ruang dalam rigional yang
berorientasi pasar (akan berbeda
dengan region yang berorientasi
pada tenaga kerja)
Peran kota ditentukan karakteristik fungsi
kota yang diembannya, yaitu aksesibilitas
yang dipunyai terhadap wilayah
pinggirannya (Rondinelli, 1978)

Merupakan penyedia
lokasi bagi Memberikan bermacam
kepentingan publik barang konsumen,
skala lokal, sehingga perdagangan, pelayanan
meningkatkan perorangan dan perluasan
aksesibilitas antara sektor informal
desa dengan kota
II. Rencana Tata Ruang Sebagai Basis
Pengembangan Wilayah

1) Pengertian, Sasaran dan Fungsi Rencana


Tata Ruang
2) Muatan Rencana Tata Ruang
3) Keterkaitan RTR dengan Infrastruktur
Terpadu
1) Pengertian, Sasaran dan Fungsi Rencana
Tata Ruang
a. Pengertian….

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat,


ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan
wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan
kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidupnya.
(UU No. 26 Tahun2007 tentang Penataan Ruang)
b. Sasaran Rencana Tata Ruang
• Terkendalinya pembangunan wilayah
• Terciptanya keserasian antara kawasan
lindung dan kawasan budidaya
• Tersusunnya arahan pengembangan
sistem pusat-pusat permukiman
perkotaan dan perdesaan
• Tersusunnya arahan pengembangan
sistem prasarana wilayah
• Terkoordinasinya pembangunan
antarwilayah dan antarsektor
c. Fungsi rencana tata ruang
 acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang dan Rencana Pembangunan Jangka
Menenga
 acuan dalam pengembanganwilayah;
 acuan untuk mewuudkan keseimbangan
pembangunan dalam wilayah;
 acuan lokasi investasi dalam
wilayah yang dilakukan
pemerintah, masyarakat dan
swasta;
3) Keterkaitan RTR dengan Infrastruktur Terpadu
Keterkaitan RTRW dengan
Pembangunan Infrastruktur Terpadu
Keterkaitan Rencana Pembangunan dengan RTRW
Prinsip-prinsip Rencana Tata Ruang

Kewilayahan;
Pendekatan yang tidak
sektoral tetapi objeknya
adalah entitas
wilayah/kawasan strategis
yang akan didorong dan
mendorong terciptanya
struktur ruang yang efektif
dan efisien.
Keterpaduan;
Integrasi dalam perencanaan dan
sinkronisasi dalam
pemrograman pembangunan
yang saling terkait untuk
Keberlanjutan; mengisi kekurangan dan
Pendekatan dalam kebutuhan masing-masing.
pemrograman investasi
infrastruktur jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka
panjang dengan
memperhatikan aspek-aspek
ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup.
Koordinasi;
Pendekatan dalam
penyelenggaraan
pembangunan Optimalisasi sumberdaya;
infrastrukturyang melibatkan Pendekatan dalam
seluruh pemangku pemanfaatan sumberdaya
kepentingan, baik yang sesuai dengan
Pemerintah, pemerintah kewenangan dan kapasitas
daerah, maupun pendanaan untuk tujuan
masyarakat/dunia usaha, sesuai pengembangan
dengan tugas dan fungsi kawasan/wilayah melalui
masing-masing. pembangunan infrastruktur
Penjabaran Rencana Tata Ruang
pada
Rencana Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Terpadu

Arahan Pemanfaatan
Ruang

.
Standar2 Sektor yang
akan dikembangkan

Kebutuhan Ruang untuk


Aktifitas sektoral

Kebutuhan infrastruktur
Untuk Sektor yang akan
Dikembangkan 10-20 tahun
Arahan Pemanfaatan Ruang untuk Rencana
Pengembangan Wilayah Terpadu
• Gunakan standar-standar sektor yang akan berdampak
pada pemanfaatan ruang. Misal : Jumlah tenaga kerja
yang akan timbul untuk setiap ha kawasan industri
atau Jumlah bangkitan kendaraan untuk setiap hotel
yang akan dibangun.
• Identifikasi kebutuhan akan ruang sebagai dampak
dari aktifitas sektor terkait Misal : Kawasan industri
membutuhkan 3000 tenaga kerja akan membutuhkan
3000 rumah. Ruang yang dibutuhkan adalah 37,5 ha
(asumsi : 1 ha untuk 80 rumah).
Kebutuhan Infrastruktur

• Dengan ditetapkannya sebuah kawasan sebagai


kawasan industri atau kawasan pariwisata, maka
akan dapat diperkirakan kebutuhan akan
prasarana dan sarana bidang PUPR dan non
PUPR.
• Besaran dan jenis kebutuhan infrastruktur PUPR
maupun non PUPR dapat ditetapkan sebagai
akibat dari aktifitas ekonomi kawasan tersebut
atau sebagai akibat dari berfungsinya kawasan
dimaksud.
III. Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
1) Pengertian, Maksud, Tujuan dan Manfaat
WPS
2) Prinsip Pengembangan Wilayah
3) Pendekatan Perencanaan dan
Pemrograman
4) Esensi WPS
5) Contoh WPS
6) Pusat-pusat Pertumbuhan dalam WPS
7) Keterkaitan Kawasan Perkotaan-
Perdesaan dalam WPS
Pengertian Wilayah Pengembangan Strategis

Suatu kawasan strategis adalah suatu kawasan ekonomi


yang secara potensial memiliki efek ganda (multiplier
effect) yang signifikan secara lintas sektoral, lintas
spasial (lintas wilayah) dan lintas pelaku.
Perkembangan wilayah strategis memiliki efek
sentrifugal karena dapat menggerakkan secara efektif
perkembangan ekonomi sektor-sektor lainnya,
perkembangan wilayah di sekitarnya serta kemampuan
menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas, dalam
arti tidak terbatas ekonomi masyarakat kelas-kelas
tertentu saja.
Prinsip Pengembangan Wilayah

 Competitive (not only job creation) :


mendorongpertumbuhanwilayahyang kompetitif
baik secara nasional terutama global dengan
memacu peningkatan produksi kawasan dan
peningkatan nilai tambah hasil produksinya.

Cluster base :
Memfokuskan pembangunan pada kluster-kluster
potensial dan strategis untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik
perkembangan kawasan disekitarnya.
Build on existing and potential strength(bukan hanya
reducing weakness) :
pembangunan berbasis kekayaan alam yang dimiliki
dengan memperkaya rantai produksi untuk menaikan
nilai tambah.

Membangun overall strategy(bukanhanyadaftaraksi) :


membangun secara menyeluruh diseluruh aspek,
meliputi: sosial, ekonomi, danlingkungan.
Prioritas:
memberikan prioritas dan tahapan penanganan
berdasarkan kapasitas yg tersedia untuk
efektifitas dan efisiensi pembangunan.
Data driven-fact base :
Perencanaan, pemrograman, dan perancangan
berdasarkan data dan fakta yang benar, terkini,
dan akurat.
Konsisten:
pengembangan dilakukan secara konsisten dan
menerus sesuai perencanaan.
Pendekatan Perencanaan dan Pemrograman
1. Pembangunan sejauh ini masih menunjukkan
terjadinya disparitas terutama disebabkan oleh
backwash effect yang senantiasa lebih besar
daripada spread effect yang diberikan oleh kawasan
yang telah berkembang kepada kawasan yang
pinggiran/tertinggal/kawasan timur.
2. Untuk itu, perlu dilakukan intervensi pemerintah
melalui perencanaan dengan pendekatan wilayah.
3. Selanjutnya, wilayah di Indonesia dibagi menjadi
35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS)
WPS sebagai basis
Pulau-Pulau Kecil Terluar
perencanaan dan
Wilayah

35
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
pemrograman infrastruktur
Pertumbuhan PUPR secara terpadu untuk
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang

mengurangi kesenjangan WPS Pusat Pertumbuhan Baru


Strategis (WPS) antar-wilayah dan WPS Perbatasan Negara

meningkatkan daya saing


Muatan Wilayah
Ilustrasi Muatan WPS
Kaw Perdesaaan
Kaw Lindung

Kota/Perkotaan

Kota/Perkotaan
Kaw Industri
Kaw Perdesaaan

Kaw Industri
Pusat Perdesaan

Kaw Perdesaaan Pusat Perdesaan

Ke Pelabuhan
ILUSTRASI : PENYEDIAAN SUB-SISTEM
INFRASTRUKTUR
JAKARTA PADA CLUSTER KAWASAN STRATEGIS DESA-KOTA
Pada WPS Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang

Kota Outlet:
BANDUNG

Batas WPS SEMARANG

Agropolitan:
Ciwidey Cluster kawasan strategis
desa-kota

Desa Pusat
Pertumbuhan (DPP) 3:
Cipelah Desa Hinterland
Fungsi Perdesaan yang
didominasi aktifitas pertanian :
Desa Terbelakang
Kawasan Sentra Produksi
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) 1:
Alamendah Kawasan Sentra Pengolahan
Hasil

Kawasan Pemasaran Akhir


Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) 2: (Outlet)
Indragiri NILAI TAMBAH KOMODITAS
PERDESAAN
Visi, strategy, plan, implementation :
yang berkesinambungan, terstruktur, dan
sistematik, serta masif.

Entrepreunership:
Menciptakan peluang kewirausahaan sektor
formal dan informal dengan mendorong
tumbuhnya inovasi dan kreatifitas.
Maksud dan tujuan WPS
• Untuk mewujudkan sasaran strategis
Kemen PUPR dengan tetap memperhatikan
daya dukung dan daya tampung wilayah,
• Memfokuskan Pembangunan infrastruktur
pada suatu wilayah untuk percepatan
pembangunan kawasan,
• Mengurangi disparitas.
Pusat-pusat pertumbuhan dalam WPS

• Kaw industri • Industri manufaktur


• Industri …

• Kaw perkotaan • Kota Perdagangan


• Kota pendidikan
• Kota ….
• Kaw pelabuhan • Pelabuhan laut
• Pelabuhan Udara
• Dry port
• Kaw lainnya…
12 Pilars Competitiveness
Helsinki Competitiveness
Kawasan Gedebage
Pertumbuhan ekonomi kawasan
perkotaan atau kota ditandai dengan
pertumbuhan sektor industri, perdagangan
dan jasa, dan pariwisata. Pertumbuhan
perkotaan/kota akan membawa
mempengaruhi terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah sekitarnya
Kota atau kawasan perkotaan
menjadi pusat kegiatan
pelayanan terhadap kegiatan
pertumbuhan ekonomi.
Peran kota sangat mempengaruhi
terhadap pertumbuhan kegiatan
sektor ekonomi tersebut.terutama
terhadap kegiatan sektor industri,
perdagangan dan jasa, dan
pariwisata.
Kota membutuhkan
ketersediaan infrastruktur yang
tepat dan terpadu untuk
meningkatkan produktifitas
sektor ekonomi tersebut.
Keterkaitan
Perkotaan dan Perdesaan
Dalam keterkaitan antar perdesaan dan perkotaan, terdapat
beberapa bentuk keterkaitan, antara lain adalah:
• Economic linkage, tukar menukar produk yg sudah
diproses dengan yang belum diproses
• Service linkage, menyiapkan lokasi pusat untuk komersial,
administratif, Transport bagi produk pertanian
• Demographic linkage, migrasi rural menuju urban dan
urban menuju rural,
• Environmental linkage, membentuk keterkaitan permintaan
akan sumber daya alam dan efek polusi pada urban sebagai
hasil dari kegiatan produksi
• Infrastructure linkage, terhubungnya rural dengan urban,
dan jaringan komunikasi dengan jaringan infrastructure
termasuk transport dan listrik.
Prioritas Pembangunan Perdesaan :

1. Pengembangan Agroindustri padat karya;


2. Peningkatan kapasitas SDM;
3. Pengembangan Jaringan infrastruktur penunjang
kegiatan produksi di perdesaan dan kota-kota kecil;
4. Peningkatan akses informasi, pemasaran, lembaga
keuangan, kesempatan kerja, dan teknologi;
5. Pengembangan potensi sosial budaya lokal;
6. Intervensi harga dan kebijakan propertanian.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai