Anda di halaman 1dari 40

TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

RUANG adalah :
Wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara termasuk ruang di dalam bumi sebagai kesatuan
wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup melakukan
kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya

LINGKUNGAN HIDUP adalah :


Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam , kelangsungan perikehidupan, dan
kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lain
OUTLINE
1. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
2. PENATAAN RUANG
1. PENGERTIAN TATA RUANG
a. Berdasarkan teori
b. Berdasarkan peraturan perundangan
2. PERENCANAAN TATA RUANG
a. Teori Penyusunan Rencana Tata Ruang
b. Penyusunan Rencana Tata Ruang Berdasarkan Peraturan
Perundangan
3. PEMANFAATAN RUANG
4. PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

4 4
PEMBANGUNAN
DEFINISI PEMBANGUNAN

Pembangunan: Seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk


menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia.

Sehingga,,
Tujuan pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup secara bertahap
dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki secara bijaksana

Dan,,
Pembangunan memerlukan berbagai modal, yang berupa semua sumberdaya
yang dimiliki dan digunakan dalam proses pembangunan.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Ciri-Ciri PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEFINISI PEMBANGUNAN

- Menjamin pemerataan dan keadilan

- Menghargai keanekaragaman hayati

- Menggunakan pendekatan integratif

- Menggunakan pandangan jangka panjang


Ciri-Ciri PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
DEFINISI PEMBANGUNAN
- Menjamin pemerataan dan keadilan; strategi pembangunan yang
Menjamin pemerataan
berwawasan lingkungan danpemerataan
dilandasi oleh keadilan distribusi lahan dan
faktor produksi, lebih meratanya kesempatan perempuan dan
pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan
- Menghargai keanekaragaman hayati; keanekaragaman hayati merupakan
Menghargai keanekaragaman
dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaanhayati
keanekaragaman hayati
memiliki kepastian bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara
berkelanjutan untuk masa kini dan masa yad
- Menggunakan pendekatan integratif; dengan menggunakan pendekatan
integratif, maka keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan
Menggunakan pendekatan
lingkungan dapat dimungkinkan integratif
untuk masa kini dan yang akan datang
- Menggunakan pandangan jangka panjang; untuk merencanakan
Menggunakan pandangan jangka panjang
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung
pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan
secara optimal
Hal-hal penting dalam upaya mencapai pembangunan
berkelanjutan
❑ Kemitraan nasional
❑ Menggali strategi Pembangunan Berkelanjutan dengan kondisi masing-
masing negara
❑ Biaya lingkungan dimasukkan dalam biaya jasa dan barang
❑ Penanganan kemiskinan integratif dengan kesehatan, kependudukan,
hak perempuan dan pengelolaan sda oleh masyarakat lokal
❑ Keterpaduan dalam pengelolaan lingkungan
❑ Pembangunan pertanian berkelanjutan
❑ Penekanan terhadap pendidikan, penyadaran masyarakat dan
pelatihan
❑ Isu keanekaragaman hayati
❑ Isu kesehatan masyarakat
❑ Pengaturan institusi yang diperlukan
Arah Kebijakan dan Tujuan Pembangunan
Basis Pembangunan Nasional : Mainstreaming
Pembangunan Berkelanjutan

Kebijakan Pembangunan Wilayah harus sejalan dengan


Pembangunan Lingkungan Hidup

OUTPUT:
Peningkatan Kesejahteraan
• Pro growth
• Pro-poor
• Sustainability
Lingkungan Hidup dan Ruang
Lingkungan Hidup Ruang
Definisi Definisi
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, laut dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta manusia dan mahluk hidup lain, melakukan
mahluk hidup lainnya (UU no. 32 Tahun 2009 kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan (UU no. 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang,
Hidup, pasal 1) Bab 1 , Pasal 1)

Kesamaan Lingkungan Hidup dan Ruang


• Konsep dasar → operasionalisasi konsep
• Satu kesatuan interaktif dan bersifat sistemik didalam fenomena LH maupun ruang
• Dimensi batas entitas bersifat fungsional bukan administratif-formal
• Cakupan kajian

Lingkungan Hidup identik dengan fenomena Ruang


Tempat Tinggal

Kegiatan Sosial
Ekonomi

Kegiatan Olahraga dan


Rekreasi
SIKLUS PENATAAN RUANG DI INDONESIA
(UU 26/2007 TENTANG PENATAAN RUANG)
Ruang meliputi daratan, udara, dan lautan
Penataan Ruang adalah suatu sistem
proses
(1) perencanaan tata ruang, (2)
pemanfaatan ruang, dan (3)
Pengendalian pemanfaatan
Siklus Penataan Ruang ruang.

AMAN

NYAMAN

PRODUKTIF

BERKELANJUTAN

16
KOMPLEKSITAS PROSES PENATAAN RUANG

Penataan
Ruang

Sistem Sistem
Masyarakat Politik

Sistem
Manajemen
Kota

“Penataan Ruang bukan hanya tentang Proses Perencanaan Teknis, tetapi


banyak aspek lain yang menjadi pertimbangan didalamnya..”
PENDEKATAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG

PEMERINTAH

TOP-DOWN BOTTOM-UP
PLANNING PLANNING

MASYARAKAT
Sumber : Materi Kasubdit Jakstra
Perkotaan
Sumber : Materi Kasubdit Jakstra
Perkotaan
Sumber : Materi Kasubdit Jakstra
Perkotaan
Sumber : Materi Kasubdit Jakstra
Perkotaan
Sumber : Materi Kasubdit Jakstra
Perkotaan
HIRARKI RENCANA TATA RUANG DI INDONESIA
RENCANA RINCI TATA RUANG
RENCANA UMUM
(Sebagai operasionalisasi
TATA RUANG
Rencana Umum Tata Ruang)

Rencana Tata Ruang Pulau


Rencana Tata Ruang
Nasional Wilayah Nasional
Rencana Rinci Kawasan
(PP Nomor 26/2008)
Strategis Nasional

Rencana Tata Ruang Rencana Rinci Kawasan


Provinsi Wilayah Provinsi Strategis Provinsi

Rencana Tata Ruang Rencana Rinci Kawasan


Wilayah Strategis Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Rencana Detail Tata Ruang
MUATAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH
Perencanaan : Proses siklus berkelanjutan yang dilakukan dalam waktu tertentu dengan
mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu

Visi Penataan Ruang

Kebijakan dan Strategi

Hak,
Struktur Kawasan Arahan Arahan Kewajiban,
Pola
Ruang Pemanfaatan Pengendalian Peran Serta
Ruang Strategis Masyarakat
Ruang Pemanfaatan
o Rencana Pusat o Kelembagaan dalam
o Kawasan Ruang
Pelayanan Penataan Ruang Penataan
Lindung o Arahan Peraturan
o Rencana o Indikasi Program
o Kawasan
Prioritas Zonasi Ruang
Sistem
Budidaya o Pedoman
Jaringan Pembangunan ,
Prasarana Mekanisme Pengendalian
Pembiayaan Pemanfaatan
Ruang
MEKANISME PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG
PROSEDUR UMUM PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG
PERUMUSAN VISI Analisis Perencanaan PERUMUSAN
Pengumpulan Pengolahan dan Strategis
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN
Data Primer dan Analisis Data WILAYAH
(Faktor Internal Dan
Eksternal) STRATEGI
Data Sekunder

Analisis Daya Dukung Daya


Analisis Sistem Pusat Tampung Ruang Analisis kebijakan visi
pembangunan jangka Pembobotan
Kegiatan prioritas dan Analisis Kebijakan
panjang
Kondisi dan Kebutuhan Proyeksi Kebutuhan Ruang pembiayaan Teknis Pengendalian
Pemanfaatan
infrastruktur dan sarana Analisa Pembobotan
program
Ruang
prasarana Proyeksi alihfungsi lahan pembangunan
Kawasan Strategis

Rencana Rencana Rencana Indikasi Pengendalian


Struktur Ruang Pola Ruang Kawasan Program Pemanfaatan
Sistem Pusat Kegiatan Kawasan Lindung Strategis Ruang
Rencana Jaringan sarana Kawasan Budidaya
Prasarana
CONTOH MODEL PERENCANAAN
MODEL GEDDESIAN

Model Geddesian – Patrick Geddes (1925), merupakah salah satu model proses
perencanaan yang paling sederhana. Model ini memiliki tiga tahapan utama
yakni: INPUT (Survey) – PROCESS (Analisa) – OUTPUT (Rencana)

INPUT OUTPUT

PROCESS
BENTUK PENGEMBANGAN KOTA

KOTA BERBENTUK PITA


Perluasan kota mengikuti pola jaringan
infrastruktur yang memanjang dan
dibatasi oleh kendala tertentu di sekitar
infrastruktur tersebut, misalnya lahan
pertanian.
KOTA TERBELAH
Perluasan kota dipengaruhi oleh pemisah
yang jelas, dapat berupa jalan tol, atau
sungai besar.

KOTA BERBENTUK GURITA


Perluasan kota mengikuti pola jaringan
infrastruktur (khusunya transportasi) ke
segala arah.
MODEL PEMBANGUNAN WILAYAH [1]

GROWTH POLE MODEL (Model Kutub Pertumbuhan) – Francois Perroux (1950)


“ ….Pertumbuhan tidak terjadi di sebarang tempat dan juga tidak terjadi secara serentak, tetapi pertumbuhan
terjadi pada titik-titik atau kutub-kutub pertumbuhan dengan intensitas yang berubah-ubah, lalu pertumbuhan
itu menyebar sepanjang saluran yang beraneka ragam dan dengan pengaruh yang dinamis terhadap
perekonomian wilayah”

DECENTRALIZED TERRITORIAL MODEL (Strategi Agropolitan)


Muncul sebagai respon kegagalan development from above, seperti kutub pertumbuhan. Menurut strategi ini
pengertian pembangunan tidak hanya kemajuan ekonomi yang sentralistik, tetapi memberikan kesempatan bagi
individu - individu, kelompok - kelompok sosial dan organisasi masyarakat untuk “memobilisasi” kemampuan dan
sumberdaya lokal bagi kemajuannya.
MODEL PEMBANGUNAN WILAYAH [2]

FUNCTIONAL SPATIAL INTEGRATION MODEL (INTEGRASI SPASIAL)


Strategi integrasi spasial merupakan jalan tengah antara pendekatan sentralisasi yang menekankan pertumbuhan
pada wilayah perkotaan (metropolitan) dan desentralisasi yang menekankan penyebaran investasi dan
sumberdaya pembangunan pada kota - kota kecil dan pedesaan. Hal ini dilakukan dengan menciptakan suatu
jaringan produksi, distribusi dan pertukaran yang mantap mulai dari desa - kota kecil - kota menengah - kota
besar (metropolitan).

MODEL PENGEMBANGAN KOTA-KOTA KECIL (DEKONSENTRASI PLANOLOGIS)


Strategi ini didasarkan anggapan bahwa di negara berkembang pengembangan dari atas, yang menitik beratkan
pembangunan industri di kota besar (metropolitan), tidak akan dapat dijalarkan ke seluruh wilayah. Kota - kota
ukuran sedang atau menengah tidak mampu menciptakan eksternal ekonomi yang dibutuhkan untuk
menjalarkan pertumbuhan dari kota - kota besar (Hansen, 1981 : 318).
Pengembangan kota - kota kecil dan kota sekunder adalah salah satu upaya dekonsentrasi planologis, yaitu
mengembangkan pusat - pusat baru di dalam suatu wilayah kota besar atau metropolitan, dengan tujuan untuk
meratakan perkembangan di dalam wilayah tersebut. Selanjutnya strategi ini tidak hanya berorientasi kepada
pembangunan perdesaan saja tetapi juga menjalarkan inovasi dan pelayanan bagi aliran produksi pertanian dan
industri ringan dari perdesaan ke kota kecil dan kota yang lebih besar, sehingga perluasan sistem kota - kota
dikaitkan langsung dengan peningkatan kesejahteraan penduduk perdesaan sejak awal proses pembangunan.
ANALISIS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG
ANALISIS DAYA DUKUNG DAN ANALISIS DAYA TAMPUNG
Analisis daya dukung dilakukan dengan melihat kemampuan lahan (ruang) dalam
menampung suatu kegiatan ditinjau dari aspek kesesuaian lahan (fisik) dan sosial
budaya masyarakat setempat. Menurut PPLKPL-KLH/FPIK IPB (2002), konsep daya
dukung didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum
untuk mendukung suatu pertumbuhan organisme.

Analisis daya tampung digunakan untuk mengetahui kemampuan optimal lingkungan


untuk memberikan kehidupan yang baik dan memenuhi syarat kehidupan terhadap
penduduk yang mendiami lingkungan tersebut.
Atau yang
Bagaimana
ini ???
dengan ini ???
ANALISIS DALAM PERENCANAAN TATA RUANG
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN

Analisis Kesesuaian lahan bertujuan untuk mencari lokasi


yang paling sesuai untuk jenis penggunaan lahan
tertentu yang bersifat spesifik.

Analisis ini dilakukan secara spasial (GIS), dengan


menggunakan metode analisis tumpang susun (overlay).

Variabel umum yang digunakan untuk melakukan analisis


kesesuaian lahan antara lain: fisik dasar (kelerengan,
kontur, kebencanaan, dll); infrastruktur (jalan, lokasi
pusat kegiatan, dll); penggunaan lahan eksisting, dan
variabel lainnya (kebijakan, peraturan, dll).
PEMINTAKATAN WILAYAH RAWAN BENCANA LONGSOR DI KAWASAN
GUNUNG BROMO PASURUAN
KONDISI KAWASAN RAWAN TANAH HAZARD VULNERABILITY Risiko =  H  x V 
LONGSOR Ket :  H  = Hazard ( Bahaya)
V  = Vu ln erability ( Keren tan an)
X

Kawasan Perkebunan
Kawasan
DIPERLUKAN Permukiman
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG
MATRIKS ZONING REGULATION

35 35
SINKRONISASI PENETAPAN CAGAR BUDAYA TROWULAN DENGAN
PEMANFAATAN RUANG
Adanya deviasi antara perlunya perlindungan terhadap kawasan
cagar budaya dengan kepentingan pertumbuhan kawasan
terbangun dalam rangka mendukung perekonomian lokal

Diakukan Proses Pemintakatan kawasan cagar budaya untuk


melindungi dan menjaga eksistensi kawasan cagar budaya
Pemanfaatan Sumber Daya Alam –
Kawasan Pertambangan yang tumpang
tindih dengan Peruntukan Lainnya

Kurangnya Koordinasi Pelaksanaan Izin Pemanfaatan Ruang Antara


Kabupaten/Kota, Provinsi dengan Pemerintah Pusat

Belum Maksimalnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Perairan


Pesisir dan Daratan

Belum Optimalnya Pelaksanaan Perizinan dan Pemanfaatan Ruang pada


kawasan yang memiliki nilai strategis dalam konstelasi wilayah Jawa Timur,
terutama di kawasan Industri, Kehutanan dan Kawasan Pertambangan
Kawasan pengendalian ketat (High Control Zone) merupakan kawasan yang memerlukan
pengawasan secara khusus dan dibatasi pemanfaatannya untuk mempertahankan daya dukung,
mencegah dampak negatif, menjamin proses pembangunan yang berkelanjutan
Pemanfaatan ruang di Sekitar Kawasan harus sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota serta peraturan teknis terkait
Kawasan Perdagangan Regional Kawasan Rawan Bencana
Kawasan Kaki Jembatan Suramadu di Kota
Surabaya dan Kabupaten Bangkalan yang meliputi Kawasan Lindung Prioritas Dan
kawasan tertentu/fair ground, interchange jalan Pertambangan Skala Regional
akses dan/atau rencana reklamasi pantai Kawasan Konservasi Alami, Budaya,
Wilayah Aliran Sungai, Sumber Air Dan Stren Kali Dan Yang Bersifat Unik Dan Khas
Dengan Sempadannya
Kawasan untuk kegiatan yang
Kawasan Yang Berhubungan Dengan Aspek
menggunakan bahan baku dan/atau
Pelestarian Lingkungan Hidup Meliputi Kawasan
mempunyai pengaruh antarwilayah
Resapan Air Atau Sumber Daya Air, Kawasan
di Jawa Timur
Konservasi Hutan Bakau/Mangrove
Transportasi Terkait Kawasan Jaringan Jalan, Kawasan untuk kegiatan yang
Perkeretaapian, Area/Lingkup Kepentingan mengubah rona wilayah dan
Pelabuhan, Kawasan Sekitar Bandara administratif Jawa Timur
kawasan lainnya yang
Prasarana Wilayah Dalam Skala Regional Lainnya
dianggap memenuhi kriteria
Seperti Area Di Sekitar Jaringan Pipa Gas, Jaringan
kawasan pengendalian ketat
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
PERATURAN ZONASI DAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)

Permen PU No. 13 Tahun 2009 tentang PPNS


Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) adalah
Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang
diberi wewenang khusus oleh undang -
undang untuk melakukan penyidikan tindak
pidana Penataan Ruang

RDTR
Perkotaan
(1:5000)

40 40

Anda mungkin juga menyukai