KELOMPOK 7
MOHAMAD FAKHRI MASHAR A451194031
R.ANANTAMA BY A4501201004
M RASYIDUL ILMI A44170071
DOSEN
Dr. Ir. NIZAR NASRULLAH, M.Agr
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 1
Manfaat 1
TINJAUAN PUSTAKA 2
Ruang Terbuka Hijau 2
Fungsi RTH 2
Kriteria RTH 3
METODOLOGI 4
Waktu dan Lokasi Tapak 4
Alat dan Bahan 4
Metode Praktikum 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Kondisi Umum 5
Letak, Luas dan Batas Tapak 5
Fasilitas dan Utilitas 5
Aksesibilitas dan Sirkulasi 6
Vegetasi 6
Jenis Vegetasi Berdasarkan Fungsi 7
Analisis Fungsi Tanaman 8
Analisis Kebutuhan Fasilitas 9
Rekomendasi 9
SIMPULAN DAN SARAN 11
Simpulan 11
Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan perkotaan selain menghasilkan dampak positif ternyata juga
menghasilkan dampak negatif, salah satunya adalah terhadap aspek lingkungan kota.
Masalah lingkungan seperti pencemaran udara oleh material berbahaya yang dihasilkan
oleh asap kendaraan bermotor, asap pabrik, peningkatan suhu udara, dan polusi udara,
adalah dampak negatif yang harus dialami oleh penduduk kota (Tursilowati, 2009).
Perencana kota sudah seharusnya merencanakan ruang terbuka hijau (RTH) yang ideal
bagi warga kota agar dapat memberikan kenyamanan dalam beraktivitas. Hal ini sudah
diinstruksikan dalam bentuk UU RI No. 26 Tahun 2007 bahwa perbandingan luas RTH
dengan ruang terbangun adalah 30% : 70%. Taman kota merupakan bagian dari bentuk
RTH yang membantu meningkatkan kualitas ekologis dan lingkungan di sekitar taman
itu berada. Sebagai bagian dari elemen pembentuk kota, taman kota memiliki banyak
fungsi dalam kaitannya dengan kebutuhan jasmani dan rohani warga kota.
Jakarta Pusat merupakan wilayah kota di Provinsi DKI Jakarta yang banyak
memiliki taman kota. Salah satunya adalah Taman Suropati. Keberadaan taman kota
tersebut memiliki peran penting sebagai penyeimbang lanskap kota dalam bentuk ruang
terbuka hijau. Lokasi taman tersebut berada pada wilayah strategis yang merupakan area
kota taman pertama di Indonesia yaitu Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Oleh karena
itu perlu dilakukan evaluasi RTH pada Taman Suropati sehingga dapat diketahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kenyamanan di taman kota tersebut.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui dan menilai kondisi kenyamanan di
RTH Taman Suropati berdasarkan fungsi vegetasi dan fasilitas.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil praktikum ini adalah dapat diterapkannya
hasil evaluasi RTH agar menambah kenyamanan pengguna di Taman Suropati
2
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi Tapak
Praktikum dilaksanakan selama 4 (empat) minggu secara daring, mulai tanggal 2
Oktober 2020 hingga 21 Oktober 2020. Lokasi tapak yang dipilih adalah Taman Suropati,
Jalan Taman Suropati No.5, RT.5/RW.5 Menteng, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Metode Praktikum
Metode pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Memilih tapak (daerah RTH) yaitu Taman Suropati.
2. Studi Literatur secara daring
3. Menganalisa karakter tapak.
4. Mencatat dan memetakan vegetasi sesuai keadaan tapak.
5. Melakukan penilaian fungsi tanaman lanskap.
5
U
0 20 40 m
sisi barat dan timur ditambahkan planter box yang menyatu dengan bangku taman. Planter
box yang menyatu dengan bangku taman diisi oleh alpinia (Alpinia zerumbet) dan
sambang darah (Excoecaria cochinchinensis Lour.). Hamparan rumput berupa rumput
gajah (Axonopus compressus Beauv.) ditanami pada area nonperkerasan.
Kegiatan yang umum dilakukan di taman ini antara lain duduk-duduk,
berolahraga (jogging), mengamati satwa, dan bermain alat musik. Pada hari-hari tertentu
beberapa komunitas seni budaya rutin berkumpul di taman ini. Rekreasi yang umum
dilakukan antara lain duduk-duduk dan jogging. Kegiatan pendidikan di taman ini yaitu
bermain alat musik dan perkumpulan komunitas seni budaya. Taman ini selalu ramai
dikunjungi dari siang hingga larut malam. Pengunjung mulai ramai pada sore hari sekitar
pukul 17.00. Pada hari Sabtu/Minggu banyak pula pengunjung yang menghabiskan waktu
berkumpul. Sistem keamanan yang baik, lampu penerangan taman yang cukup, serta
bukaan taman yang luas diduga menjadi faktor penting yang menjadikan Taman Suropati
selalu dikunjungi setiap hari.
Vegetasi
Taman Suropati memiliki kondisi pohon yang umurnya relatif tua dengan ciri
kanopi yang relatif rimbun. Taman ini didominasi oleh tanaman Mahoni (Swietenia
mahagoni) sehingga menjadi ciri khas dari taman ini, tetapi tidak hanya tanaman Mahoni
adapun tanaman lain yang ada di taman ini. Berikut tabel macam tanaman yang ada di
taman Suropati ini:
1. Tanaman Peneduh
Tanaman peneduh merupakan jenis tanaman yang berbentuk pohon dengan
percabangan yang tingginya lebih dari 2 meter dan memberikan kenyamanan iklim mikro
pada tapak. Adapun kriteria penilaian pohon peneduh pada tapak adalah
a) Pohon dengan tinggi/sedang > 1,5 m
b) Bentuk spreading, globular, dome, irregular
c) Tajuk bersinanggungan
d) Massa daun rapat
e) Ditanam secara bersinanggungan/teratur
2. Tanaman Hias
Tanaman yang memiliki estetika yang fungsi utamanya adalah sebagai penghias,
menciptakan keindahan serta daya tarik pada suatu obyek karena memiliki bentuk dan
warna yang indah. Adapun kriteria penilaian tanaman hias pada tapak adalah
a) Bentuk tajuk menarik
b) Terdapat variasi warna (batang, daun, bunga, buah)
c) Tekstur tanaman menarik
d) Memiliki aksen/kontras
e) Memiliki pola tertentu
3. Tanaman Pagar
Tanaman berupa pohon atau perdu yang ditanam sebagai pagar hidup secara
berbaris. Adapun kriteria penilaian tanaman pagar pada tapak adalah
a) Tanaman tinggi, perdu atau semak >1,5 m
b) Massa daun rapat
c) Percabangan lentur
d) Ditanam berbaris atau membentuk massa
4. Tanaman Pengarah
Tanaman berupa pohon atau perdu yang ditanam sebagai pagar hidup secara
berbaris. Adapun kriteria penilaian tanaman pagar pada tapak adalah
a) Perdu dengan ketinggian 3->6 m
b) Ditanam secara berbaris
c) Jarak tanam rapat
d) Tajuk saling bersentuhan
e) Berkesan rapi dan menunjukkan orientasi
Vegetasi Kode
Swietenia mahagoni Sm
Terminalia catappa Tc
Cocos nucifera Cn
Manilkara kauki Mk
Scindapsus aureus Sa
Marantha sp. Ms
Alpinia zerumbet Az
Chlorophytum comosum Cc
Excoecaria cochinchinensis Ec
9
Rekomendasi
Hasil analisis fungsi tanaman dan kebutuhan fasilitas menunjukkan perlunya
penambahan beberapa elemen pada tapak baik secara hardscape maupun softscape.
10
Penambahan hardscape ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna tapak agar tetap
bersih, tertata rapi, dan nyaman. Sedangkan penambahan elemen softscape ditujukan
untuk menambah fungsi dari RTH yaitu meningkatkan kenyamanan iklim mikro tapak
bagi pengguna taman.
Simpulan
Kenyamanan dalam taman kota terdiri atas beberapa faktor, yaitu faktor suhu
udara, kelembaban, angin, dan penyinaran matahari. Hasil analisis beberapa faktor
tersebut menunjukkan beberapa fungsi tanaman sebagai pengendali iklim mikro
menyatakan bahwa suhu dan kelembaban Taman Suropati masih berada di luar zona
nyaman dan hal ini dapat ditingkatkan dengan penambahan tutupan vegetasi dan
pengaturan pola penanaman secara teratur. Penambahan beberapa fasilitas juga
dibutuhkan agar menambah kenyamanan pengguna di Taman Suropati
Saran
Dari hasil evaluasi disusun rekomendasi berupa penambahan fasilitas dan
penambahan vegetasi. Penambahan vegetasi dari tambahan persentase tutupan tajuk
pohon selain dapat meningkatkan kapasitas penyerapan polusi udara, diharapkan juga
dapat meningkatkan kualitas iklim mikro dengan menurunkan suhu dan meningkatkan
kelembaban relatif dan menambah kemampuan taman mengurangi kebisingan sehingga
menambah kenyamanan pengguna pada taman.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pertamanan DKI Jakarta. 2009. Katalog Taman Jakarta Pusat. Jakarta: Mediator
Ad Print.
Kaplan, R., & Kaplan, S. (1989). The experience of nature: A psychological perspective.
New York: Cambridge University Press.
[Kementerian PU] Kementerian Pekerjaan Umum. 2008. Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 5/PRT/M/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kementerian Pekerjaan
Umum.
Paquet C., Orschulok T.P., Coffee N.T., Howard N.J., Hugo G., Taylor A.W., Adams R.J.
and Daniel M. 2013. Are Accessibility and Characteristics of Public Open Spaces
Associated with a Better Cardiometabolic Health. Landscape and Urban Planning
118:70–78.
Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang - Undang No 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
[DJPD] Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 72/Hk.105/. DJRD/96 Tentang Pedoman
Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
Tursilowati. 2009. Urban Heat Island dan Kontribusinya pada Perubahan Iklim dan
Hubungannya dengan Perubahan Lahan. Prosiding Seminar Nasional Pemanasan
Global dan Perubahan Global. 89-96.