Anda di halaman 1dari 3

Laporan Akhir

BAB
KESIMPULAN DAN
06 REKOMENDASI

6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dalam Penyusunan Inventarisasi Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Kendal
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tinjuan Wilayah untuk Inventarisasi RTH yaitu Kawasan Perkotaan Ringinarum yang
terdiri dari 3 desa yaitu Desa Ringinarum, Tejorejo, dan Wungurejo. Kawasan Perkotaan
Gemuh yang terdiri dari 3 desa yaitu Desa Gebang, Sedayu, dan Gemuhblanten. Kawasan
Perkotaan Ngampel yang terdiri dari 3 desa yaitu Desa Kebonagung, Ngampel Kulon, dan
Ngampel Wetan. Kawasan Perkotaan Kaliwungu Selatan terdiri dari 4 desa yaitu Desa
Darupono, Plantaran, Protomulyo dan Sukomulyo.
2. Inventarisasi Jenis RTH yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan Ringinarum terdiri dari
2 (tiga) jenis RTH yaitu RTH pekarangan 10,43 Ha, RTH fungsi tertentu 23,24 Ha, Sehingga
total keseluruhan RTH yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan Ringinarum yaitu
33,65Ha.
Di Kawasan Perkotaan Kecamatan Gemuh terdiri dari 3 (tiga) jenis RTH yaitu RTH
Pekarangan 8,35 Ha, RTH taman Kota/ Taman Lingkungan 0,08 Ha dan RTH fungsi tertentu
dengan luas 30,85 Ha. Sehingga total keseluruhan RTH yang ada di Kawasan Perkotaan
Kecamatan Gemuh yaitu 39,15 Ha.
Di Kawasan Perkotaan Kecamatan Ngampel terdiri dari 2 (dua) jenis RTH yaitu RTH
pekarangan 5,97 Ha dan RTH fungsi tertentu 20,29 Ha, sehingga total keseluruhan RTH
yang ada di Kawasan Perkotaan Kecamatan Ngampel yaitu 26,26 Ha.
Di Kawasan Perkotaan Kecamatan kaliwungu Selatan terdiri dari 3 (tiga) jenis RTH yaitu
RTH pekarangan 13,48 Ha, RTH Taman Kota/ Taman Lingkungan 0,07 Ha dan RTH fungsi
tertentu 33,57 Ha, sehingga total keseluruhan RTH yang ada di Kawasan Perkotaan
Kecamatan Kaliwungu Selatan yaitu 47,05 Ha.

Penyusunan Inventarisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Kendal |6-1


Laporan Akhir

3. Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Presentase Wilayah :


Luas RTH Publik Eksisting kawasan perkotaan Kecamatan Ringinarum adalah 23,24 Ha,
sementara idealnya luas RTH publik yang seharusnya disediakan adalah sebesar 131 Ha
maka kebutuhan RTH yang seharusnya disediakan untuk memenuhi kebutuhan 20% RTH
kota adalah 107,76 Ha.
Luas RTH Publik Kawasan Perkotaan di Kecamatan Gemuh adalah 30,85, sementara
idealnya luas RTH publik adalah 90 Ha maka kebutuhan RTH yang seharusnya disediakan
untuk memenuhi kebutuhan 20% RTH kota adalah 59,15 ha.
Luas RTH Publik di Kawasan Perkotaan Ngampel adalah 20,29 Ha, sementara idealnya luas
RTH publik yang harus disediakan 80 Ha maka kebutuhan RTH publik untuk memenuhi
kebutuhan 20% RTH kota adalah 59,71 Ha.
Luas RTH Publik di Kawasan Perkotaan Kaliwungu Selatan adalah 33,57 Ha, sementara
idealnya luas RTH publik yang harus disediakan 719,2 Ha maka kebutuhan RTH publik
untuk memenuhi kebutuhan 20% RTH kota adalah 685,63 Ha.

6.2. Rekomendasi
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan ruang terbuka hijau
30% di Kawasan Perkotaan Kecamatan Ringinarum, Gemuh, Ngampel, dan Kaliwungu Selatan
adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan daerah hijau atau koefisien daerah hijau yang ditetapkan untuk mengendalikan
pembangunan pada kavling pribadi maupun kawasan pengembangan yang dilakukan oleh
developer diperlukan ijin membangun bangunan dengan koefisien 40-50% dari luas
kavling. Arahan untuk ruang terbuka hijau di permukiman sebagai berikut:
a. Pekarangan rumah dengan luasan lahan di atas 500 m 2 harus disarankan ketersediaan
RTH minimal merupakan luasan kavling dikurangi luas dasar bangunan sesuai dengan
peraturan daerah bangunan gedung Kabupaten Kendal dengan jumlah pohon pelindung
yang harus disediakan sebanyak 3 pohon ditambah perdu dan semak serta penutup
tanah atau rumput.
b. Pekarangan rumah sedang, antara 200 m 2 – 500 m2 disarankan ketersediaan RTH
minimal merupakan luasan kavling dikurangi luas dasar bangunan sesuai dengan
peraturan bangunan gedung Kabupaten Kendal dengan jumlah pohon pelindung yang
harus disediakan minimal 2 (dua) pohon pelindung ditambah dengan perdu dan semak
serta penutup tanah dan atau rumput.
c. Pekarangan rumah kecil, dengan luas di bawah 200 m 2 disarankan untuk ketersediaan
RTH minimal dengan luasan kavling dikurangi luas dasar bangunan sesuai dengan
peraturan bangunan gedung Kabupaten Kendal.

Penyusunan Inventarisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Kendal |6-2


Laporan Akhir

2. Rekomendasi pengembangan jalur hijau jalan, mengingat fungsinya untuk menyerap polusi
udara, dan peredam polusi suara. Lebar jalur hijau jalan untuk masing-masing disesuaikan
dengan klasifikasi jalan atau peraturan/ketentuan yang berlaku. Jalur Hijau Pejalan Kaki
(pedestrian walk) merupakan jalur hijau jalan yang digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki
dan dilengkapi fasilitas kenyamanan berjalan kaki (bangku, pohon peneduh, lampu
penerangan, rambu petunjuk). Jalur hijau jalan harus menempatkan vegetasi antara 20% -
30% dalam ruang milik jalan sesuai dengan kelas jalan. Penempatan jalur pohon peneduh
pada ruas jalan diatur minimal 1,5 – 2,5 meter dari tepi median.
3. Kawasan sempadan sungai yang berfungsi untuk menjaga sistem air dihindari penggunaan
lahan untuk bangunan, bahkan sebaiknya tidak ada bangunan (KDB=0). Secara fungsi jalur
hijau sempadan sungai sebagai kawasan lindung. Penentuan lebar jalur hijau tepi sungai
dibedakan untuk sungai besar dan sungai kecil, maupun sungai yang berada di hulu, tengah
dan hilir. Penentuan lebar jalur hijau tepi sungai dengan memperhatikan peraturan
sempadan sungai yang ditetapkan di RTRW Kabupaten Kendal.
4. Peran serta Masyarakat sebagai Mitra RTH dalam Pengelolaan RTH Perkotaan dapat
direkomendasikan sebagai berikut:
 Menjamin tersedianya RTH di wilayah perkotaan secara kuantitatif maupun
kualitatif seperti yang diatur dalam Undang-undang.
 Mengelola RTH bersama instansi pemerintah terkait.
 Membangun, mengawasi dan mengendalikan RTH secara berkelanjutan.
 Memelihara dan merawat Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang telah diwujudkan.
 Menggalang dana pembangunan dan pemeliharaan RTH.
5. Penegakkan implementasi RTH 30% di Kawasan Perkotaan dengan menetapkan kawasan
yang di konservasi dan dilindungi dengan kebijakan bukan dimana boleh membangun,
tetapi ”Dimana Tidak Boleh Membangun” (Where Not to Build Policy).
6. Rekomendasi pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) dengan fungsi tertentu meliputi:
pemakaman, dan lapangan olah raga dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas ruang
terbuka hijau tersebut dengan membatasi area hardscape sebesar 40% sedangkan
softscape sebesar 60%.
7. Pemerintah daerah dalam pemenuhan RTH 20% dapat dilakukan dengan cara pengadaan
tanah/ lahan yang digunakan untuk RTH.

Penyusunan Inventarisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kabupaten Kendal |6-3

Anda mungkin juga menyukai